skripsi_shirli_2012_hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran ips di...

269

Click here to load reader

Upload: shirli-gumilang

Post on 29-Jul-2015

1.134 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

SKRIPSI

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

MUH. SHIRLI GUMILANG

NIM 0804719

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2012

Page 2: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Halaman Pengesahan Skripsi

MUH. SHIRLI GUMILANGNIM 0804719

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd.NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II,

Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd.NIP 19530706 197403 2 001

MengetahuiKetua Program Studi PGSDUPI Kampus Tasikmalaya,

Drs. Rustono W.S., M.Pd.NIP 19520628 198103 1 001

i

Page 3: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MUH. SHIRLI GUMILANG

NIM : 0804719

Tempat / tanggal lahir : Cirebon, 21 Oktober 1990

Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah benar-benar karya saya sendiri dan

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Tasikmalaya, Juni 2012Yang membuat pernyataan,

Muh. Shirli GumilangNIM 0804719

ii

Page 4: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Hiduplah mengalir seperti air(senantiasa bermuara di lautan keberhasilan)

Tegar seperti karang(komitmen kuat menahan ujian kehidupan)

Rendah hati seperti ilmu padi(menyadari bahwa keberhasilan bukan atas ijin sendiri)

Terimakasih ya Allah... atas ijin-Mu aku mampu menahan ujian

sehingga aku berada di lautan keberhasilan.

♥♥♥

Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini ku

persembahkan kepada :

¤ Ayahanda (Abdul Rajak) dan Ibunda (Eha Haehati) serta

kedua adikku (Muh. Ginanjar Shidiq dan Muh. Ghufron

Singgih) yang dalam do’aku memohon semoga mereka

lebih baik dariku.

¤ MureDoke sebuah cita dan asa menuju kebahagiaan.

iii

Page 5: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

¤ Sahabat-sahabat terbaikku di kosan “Brigief” (Asep, Rian,

Kuslani, Yan, Firman) tidak lupa juga Angga, Usep, Lutfi,

dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per-satu.

Mereka adalah sahabat yang saling memberikan

kekuatan untuk mencapai keberhasilan.

¤ Sahabat-sahabat ku se-organisasi yang mengajarkan arti

dari kekeluargaan.

¤ Sahabat-sahabat angkatan 2008.

iv

Page 6: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa

pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya. Tidak lupa shalawat beserta salam atas Nabi pemberi petunjuk

dan kerahmatan yaitu junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. juga atas semua

keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang

sifatnya membangun.

Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis,

dan umumnya bagi semua pembaca. Selanjutnya penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu dalam

penyusunan skripsi kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. selaku Direktur Universitas

Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan izin dalam

penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. selaku Sekretaris Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan

pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.

v

Page 7: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

vi

3. Bapak Drs. Rustono WS., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah

membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I

yang telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam

membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti

serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam

membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti

serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh Staf Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Tasikmalaya yang telah memberikan bimbingan, masukan, kritik dan

dukungan bagi penulis.

7. Seluruh Staf Teknik Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang

telah membantu dalam proses perizinan penelitian sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

8. Bapak Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang telah

memberikan pengarahan, masukan selama pelaksanaan penelitian.

Page 8: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

vii

9. Ibu Nuni Tri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas V.a yang telah

memberikan ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.

10. Ibu Didah Wahidah, S.Pd. selaku guru kelas V.b yang telah memberikan

ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.

11. Ayahanda dan ibunda yang telah banyak memberikan cinta dan kasih

sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak memberikan semangat danbantuan moril maupun materil sehingga

penulis mampu menyelasaikan skripsi ini.

Semoga amal baik, dukungan moril dan materil yang telah diberikan

mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis

berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan penulis dan

umumnya untuk semua pihak yang membutuhkannya.

Tasikmalaya, Juni 2012

Muh. Shirli GumilangNIM 0804719

Page 9: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

Muh. Shirli Gumilang0804719

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaksanaan apersepsi yang dilakukan guru pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan kecenderungan tidak dilaksanakan. Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS, 2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS, 3) Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Lokasi penelitian adalah SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh atau sensus yaitu kelas V.a sebagai kelas eksperimen dan Kelas V.b sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (quasi eksperimental) dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan tes tertulis, lembar observasi, dan studi pustaka. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diolah dan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar dengan menggunakan Pearson Product Moment.

Hasil dari pengolahan dan analisis data, antara lain: 1) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas eksperimen yang diperoleh dari skor pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen, dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif. 2) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas kontrol yang diperoleh dari skor pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas kontrol, tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain 0,24 menunjukan tidak efektif. 3) Setelah dilakukan uji hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,359 bernilai positif dan Sig. (2-tailed) adalah 0,071, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. Hal tersebut menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, hasil tersebut menunjukan tingkat hubungan rendah. Adapun kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar adalah 12,87% dan sisanya adalah 87,11% yang memberi kontribusi lain terhadap hasil belajar siswa adalah faktor lain selain apersepsi.

Kata Kunci : Apersepsi, hasil belajar siswa

viii

Page 10: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii

PERSEMBAHAN........................................................................................... iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

ABSTRAK....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Penelitian................................................................... 1B.Identifikasi dan Perumusan Masalah.................................................... 7C.Tujuan Penelitian.................................................................................. 9D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9E.Struktur Organisasi Skripsi................................................................... 10

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIANA. Kajian Pustaka.................................................................................... 12

1. Apersepsi Pembelajaran................................................................. 122. Hasil Belajar.................................................................................. 203. Hakikat Pembelajaran IPS............................................................. 35

B.Kerangka Pemikiran............................................................................. 40C.Hipotesis Penelitian.............................................................................. 41

III. METODE PENELITIANA. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 43B. Desain Penelitian................................................................................ 45C. Definisi Operasional.......................................................................... 47D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 49E. Proses Pengembangan Instrumen....................................................... 50F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 53G. Analisis Data...................................................................................... 55

ix

Page 11: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

x

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian.................................................................................. 60

1. Keterlaksanaan Pembelajaran........................................................ 602. Analisis Deskriptif......................................................................... 613. Analisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................. 664. Uji Inferensial................................................................................ 815. Uji Hipotesis.................................................................................. 85

B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. 88

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan........................................................................................ 91B. Saran................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 94

LAMPIRAN.................................................................................................... 97

RIWAYAT HIDUP......................................................................................... 161

Page 12: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 2.1. Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar

Menurut Taxonomi Bloom............................................................ 31Tabel 3.1. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2

Tahun Ajaran 2011/2012............................................................... 43Tabel 3.2. Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2................................... 44Tabel 3.3. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental). . . 47Tabel 3.4. Jenis Data dan Instrumen Penelitian............................................. 49Tabel 3.5. Interpretasi Validitas..................................................................... 51Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS............................... 60Tabel. 4.2. Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS..... 63Tabel 4.3. Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan

Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.4. Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan

Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.5. Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol................................................................................ 65Tabel 4.6. Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)................................. 67Tabel 4.7. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

di Kelas Kontrol............................................................................ 67Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol............ 68Tabel 4.9. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 69Tabel 4.10. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 71Tabel 4.11. Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal

dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)........... 71Tabel 4.12. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes

Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol............................................ 73Tabel 4.13. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

di Kelas Eksperimen..................................................................... 74Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen..... 75Tabel 4.15. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 76Tabel 4.16. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 78Tabel 4.17. Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar Tiap

Soal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)... 77Tabel 4.18. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes

Berdasarkan KD pada Kelas Eksperimen..................................... 80Tabel 4.19. Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol................................................................................ 81Tabel 4.20. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen........................................ 82Tabel 4.21. Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol............................................... 83Tabel 4.22. Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 85Tabel 4.23. Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen..... 86Tabel 4.24. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................... 86

xi

Page 13: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 2.1. Proses Masuknya Informasi sampai Reaksi.................................. 19Gambar 2.2. Gelombang Delta Ketika Manusia Tidur Tanpa Mimpi............... 22Gambar 2.3. Gelombang Teta Ketika Manusia Tidur dan Bermimpi............... 23Gambar 2.4. Gelombang Alfa Ketika Manusia Dapat Berpikir Kreatif............ 24Gambar 2.5. Gelombang Beta Ketika Manusia Dalam Kondisi Marah, Stres,

Bingung, dan Pusing..................................................................... 25Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Apersepsi dengan

Hasil Belajar.................................................................................. 41Gambar 3.1. Hubungan Antara Apersepsi dengan Hasil Belajar...................... 46Gambar 4.1. Interval Kategori Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol................................................................................ 64Gambar 4.2. Interval Kategori Hasil Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol................................................................................ 65Gambar 4.3. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol......................... 69Gambar 4.4. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen.................. 76Gambar 4.5. Histogram Gain Kelas Eksperimen Data Berdistribusi Normal. . . 83Gambar 4.6. Histogram Gain Kelas Kontrol Data Berdistribusi Normal.......... 84

xii

Page 14: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)......................................... 98Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi................................................................... 99Lampiran 3. Revisi Soal.................................................................................... 104Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi..................................................................... 106Lampiran 5. Kunci Jawaban.............................................................................. 111Lampiran 6. Format Instrumen Lembar Observasi........................................... 112Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal............................................................... 115Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)................................... 117Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)......................................... 118Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)................................ 119Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi.............................................. 125Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0.............................. 126Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1...................................... 130Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2...................................... 136Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1............................................. 142Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2............................................. 148Lampiran 17. Administrasi Penelitian................................................................. 154

xiii

Page 15: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, sebab

kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.

Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang

berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang

berharga tentang perilaku, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju

kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan secara luas diartikan sebagai bentuk pengalaman yang berlangsung

sepanjang hayat serta berpengaruh bagi perkembangan diri seseorang ke arah

yang lebih baik. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun serta dimana

pun. Sedangkan dalam arti sempit menurut Syaripudin (2007:22) “pendidikan

diidentikkan dalam bentuk pengajaran yang berlangsung bagi mereka yang

mengenyam bangku pendidikan formal.” Sedangkan pengertian pendidikan

menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal (1) bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Mudyoharjo, 2007:135)

Berdasarkan pandangan tersebut, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan

dengan suatu pengelolaan yang efektif, baik dari segi perencanaan maupun dari

1

Page 16: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

2

pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri.”Pendidikan

bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat hidup di masyarakat”

(Mudyahordjo, 2007:23). Adapun tentang Tujuan Pendidikan Nasional menurut

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal (3) bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Disebutkan pula bahwa fungsi pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan perspektif agama Islam, menuntut ilmu atau melaksanakan

pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu,

sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdulbari bahwa

“menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun

perempuan.” (UNISBA, 2007:11).

Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah

selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan,

seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga

pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini terus dilakukan

Page 17: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

3

agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan

dapat dilaksanan dengan baik dan benar.

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan

siswa sebagai peserta didik dapat diwujudkan dengan adanya pembelajaran.

Dalam pembelajaran yang berperan secara aktif adalah siswa, sedangkan guru

berperan sebagai fasilitator. Peranan siswa dalam pembelajaran adalah berusaha

secara aktif terlibat langsung dalam proses belajar dibawah bimbingan guru.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

mengajarkan pada siswa agar mereka dapat mengenal fenomena alam dan

fenomena sosial mulai dari lingkungan lokal sampai pada lingkungan global.

Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan

yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti

sekarang ini, Indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai

perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu

dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul rasa

persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja Negara Indonesia sejajar

dengan negara dan bangsa lain.

Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu

mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara

Page 18: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

4

Indonesia (WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga

dunia yang cinta damai .

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

berkaitan.

Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS memiliki tujuan agar

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut..

1. Mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya bertujuan mengembangkan

ingatan para peserta didik, melainkan untuk membina dan mengembangkan

mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya.” (Isjoni, 2007:25). Sedangkan

Hennings dan Skeet (Isjoni, 2007:23) Mengemukakan bahwa:

Page 19: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

5

IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yaitu membentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran, baik secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalam memecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang ilmu, IPS membekali intelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yang komplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi mandiri. peran aktif siswa dalam memecahkan masalah sangat menunjang dalam menentukan keputusan hidup bermasyarakat.

Salah satu faktor penyebab permasalahan pembelajaran IPS adalah bagaimana

pembelajaran yang dilakukan guru. Mengingat fungsi utama guru adalah mulai

dari sebelum masuk kelas, di dalam kelas hingga ke luar kelas, yaitu

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan

ujung tombak dari semua konsep, gagasan, kebijakan, dan ketercapaian tujuan

pendidikan nasional.

Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan bermakna jika apa yang

dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya.

Untuk itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendesain metode

pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat

menghubungkan pengetahuan awalnya dengan bahan pelajran yang akan guru

berikan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami

materi ajar atau bahan pelajaran yang diberikan guru.

Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan

materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran

baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan

terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang

telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari

Page 20: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

6

pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk

menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah

yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk

pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)

yang menjelaskan bahwa:

Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.

Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang

telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang

dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk

menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh

untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses

perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada

faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:

Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu

Page 21: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

7

udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada

tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan

kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya

ketika siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam pembelajaran.

Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses

menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu

apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, peneliti termotivasi untuk

melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah

ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu

hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di

kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:68) bahwa “Perumusan masalah

merupakan dasar pembuatan desain penelitian serta menjelaskan judul penelitian.”

Perumusan masalah harus diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Langkah yang

harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah terlebih

dahulu, kemudian membuat rumusan masalah tentang variabel dan subjek

penelitian dalam bentuk pertanyaan.

Page 22: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

8

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:

a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan

keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup

pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus

memiliki kompetensi dalam melaksanakan apersepsi.

b. Kompetensi guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan

apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalam

menunjang aktivitas pembelajaran.

d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderungan

guru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata

lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya?

Page 23: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang pelaksanaan apersepsi

pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalaya.

3. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hubungan antara

apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini tidak hanya dirasakan secara teoritis saja tetapi

dapat dirasakan pula secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dalam bidang pembelajaran IPS serta memberi gambaran mengenai

hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di SD. Sebagaimana

menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa “apersepsi bertujuan untuk

membentuk pemahaman.”

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

menambah wawasan siswa tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.

Page 24: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

10

b. Bagi Guru

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

bahan masukan positif bagi guru pada pembelajaran IPS di SD.

c. Bagi Kepala Sekolah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

bahan kajian bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam

pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.

d. Bagi Kelembagaan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah

kepada lembaga penyelenggara Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pelaksanaan apersepsi pada

pembelajaran IPS di SD.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya

“struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan

penelitian ini” (UPI, 2011:21) yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk

menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi dan perumusan

masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan

tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat

penelitian bisa dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik.

Page 25: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

11

Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Kajian pustaka berfungsi

sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis.

Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan

hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian. Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian.

Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen

dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian

berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut

dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari tiap

variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik

pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk

menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan

yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi

tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada pra pembuat

kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan

dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam

penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.

Page 26: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

“Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun hipotesis

penelitian” (UPI, 2011:21). Landasan teori yang dimaksud adalah teori dasar yang

menjelaskan secara rinci setiap variabel penelitian. Adapun landasan teori dari

penelitian ini yaitu berkaitan tentang korelasi antara apersepsi pembelajaran

dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

1. Apersepsi Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang

telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang

dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk

menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh

untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)

Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan

dibahas adalah dengan membuat kaitan atau apersepsi pembelajaran. Siswa akan

tertarik dengan materi yang akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan atau

hubungan dengan pengalaman mereka atau sesuai minat dan kebutuhan mereka.

12

Page 27: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

13

Teori Apersepsi atau Teori Herbartisme pertama kali di perkenalkan oleh

seorang psikolog berkebangsaan Jerman yaitu Jhon Friedrich Herbart (1776-

1841). Pengaruh Herbart dalam abad dua puluh sangat besar. Buah pikirannya

mendominasi pendidikan guru dan pendidikan umumnya di Amerika Serikat.

Apersepsi ialah proses asosiasi antara ide yang baru dengan yang lama yang

tersimpan dalam bawah sadar individu. Setiap ada masuk persepsi baru maka ia

disambut oleh yang lama. Ide yang lama berlomba kekuatan untuk memasuki

alam sadar untuk menyambut ide baru. Persepsi atau pengamatan diperoleh dari

lingkungan melalui alat indera. Melalui asosiasi diperoleh ide yang sederhana,

yang menjadi lebih kompleks melalui asosiasi selanjutnya.

Sebelumnya, John Locke (1632-1704) telah mengemukakan teori tabularasa

yang mengatakan bahwa otak atau pikiran manusia pada waktu lahir masih

kosong seperti papan tulis bersih. Akan tetapi rangsangan, pengalaman dari luar,

mengisi pemikiran itu. Apa saja yang diketahui manusia datangnya dari luar diri

orang itu. Dalam otak itu terjadi hubungan atau asosiasi antara ide-ide.

Menurut Locke ide-ide itu pasif. Herbart sebaliknya, berpendapat bahwa ide-

ide itu aktif, dinamis, mempunyai kekuatan untuk bergabung, jadi berlomba untuk

bergabung dengan ide baru yang masuk. Akan tetapi manusia itu sendiri pasif, dan

hanya merupakan wadah tempat asosiasi itu berlangsung.

Semua persepsi pada hakikatnya apersepsi, setiap persepsi cenderung akan

bergabung dengan bahan yang telah ada. Tanpa pengalaman yang ada, suatu

pengamatan atau ide tak ada artinya dan tak akan diperdulikan. Sebaliknya ide

yang telah tersimpan, akan tetapi tak mempunyai kesempatan berasosiasi maka

Page 28: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

14

cepat atau lambat akan menghilang dengan sendirinya. Herbart percaya, bahwa

ide yang baik akan menghasilkan kemauan yang baik dan perbuatan yang baik.

Jadi kemauan bergantung pada pikiran. Tugas guru ialah memberikan buah

pikiran yang baik agar siswa berbuat yang baik. Tujuan pendidikan, menurut

Herbart ialah mendidik anak menjadi manusia yang bermoral baik. Seni mengajar

ialah menyajikan buah pikiran yang dapat digunakan siswa sepanjang hidupnya.

Guru dapat dipandang sebagai arsitek dan pembangunan pemikiran dan demikian

pula karakter siswa. Pelajaran harus dibuat menarik dan ini akan tercapai dengan

metode mengajar yang baik, didukung oleh bahan apersepsi yang baik pula.

Landasan filosofis apersepsi yang dikemukakan oleh Herbart terbagi menjadi

tiga tahap pembelajaran, yaitu:

1. Penerimaan rangsangan, yang lebih menitikberatkan pada kualitas informasi dan stimulus khusus yang harus ada pada pembelajaran.

2. Ingatan, yang menghasilkan kembali apa yang diketahui sebagai bahan pembentuk konsep-konsep pembelajaran.

3. Pemahaman, yaitu hasil pemikiran konsep dan generalisasi dari informasi yang sudah diterima otak. (Chatib, 2011:86).

a Pengertian Apersepsi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “apersepsi adalah pengamatan

secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri

yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru.”

Menurut Kartono (1981:34) bahwa “apperception (apersepsi); 1. Persepsi

(penglihatan, penghayatan, tanggapan, daya memahami atau menangkap) yang

jelas disertai pengenalan. 2. Pengenalan relasi-relasi antara objek yang disajikan

dengan massa aperseftif atau benda pengenalan yang ada.”

Page 29: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

15

Menurut Chatib (2011:87) bahwa “kerangka pengajaran Quantum Teaching

untuk tiga bagian awal (Tumbuhkan, Alami, dan Namai) adalah bagian dari

apersepsi.” Kerangka rancangan pengajaran Quantum Teaching yang dimaksud

adalah lebih dikenal dengan nama TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Tiga bagian awal yang dimaksud memiliki

pengertian sebagai berikut.

a. Tumbuhkan adalah aktivitas yang melibatkan siswa. Guru ikut serta dalam jalinan proses belajar untuk saling memahami dan memuaskan siswa.

b. Alami adalah aktivitas memberikan pengalaman kepada siswa dengan memanfaatkan hasil alami otak untuk menjelajah. Saat mempelajari sesuatu dalam kehidupan nyata, kita sudah punya pengalaman awal, yang berhubungan dengan suatu konsep. Dengan adanya pengalaman, informasi yang abstrak akan menjadi konkret.

c. Namai adalah aktivitas penanaman yang memuaskan hasrat alamiah otak memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. (Chatib, 2011:87)

Apersepsi berasal dari kata apperception berarti menyatupadukan dan

mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki.

Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah

dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Menurut

Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa:

Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.

Apersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada

siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya

dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan siswa mengusai

materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Salah satu muatan yang

Page 30: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

16

disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali siswa terhadap materi

ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada

keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga

akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Sajidin (2007) bahwa:

Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan apersepsi.

Sedangkan menurut William James sebagai seorang psikolog, beliau pernah

membahas mengenai apersepsi dalam tulisannya. Berikut ini adalah kutipan dari

tulisannya tersebut.

Many teachers are inquiring, “what is the meaning of apperception in educational psychology?” That most important idea in educational psychology is apperception. The idea of apperception is making a revolotion in educational methods in Germany. Now apperception is axtremely useful word in pedagogics, and offers of convenient name for a process to which every teacher must frequently refer. But verily maens nothing more than the act of taking a thing into the mind. It corresponds to nothing peculiar or elementary in psichology, being only one of the innumerable result of the psichological process of association of ideas; and psichology itself can easly dispanse with the word, useful as it may be in pedagogics. (Chatib, 2011:80)

Secara garis besar william james menyatakan bahwa pemahaman apersepsi

masih sangat kurang dikuasai oleh guru. Banyak guru juga beranggapan bahwa

penguasaan apersepsi hanya kecil pengaruhnya terhadap kebarhasilan

pembelajaran. Apersepsi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan

kemampuan pedagogis seorang guru.

Page 31: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

17

1). Sifat Dasar Manusia

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa

yang terjadi sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit dijelaskan secara

sederhana. Hal ini yang menjadi salah satu faktor dalam kegiatan pembelajaran

yang bermuara pada kegagalan belajar siswa. Filosofi mendasar pandangan

herbart mengatakan bahwa manusia adalah makhluk pembelajar.

Menurut Chatib (2011:81) bahwa “sifat dasar manusia adalah manusia adalah

makhluk pembelajar; manusia untuk memerintah dirinya sendiri; dan Manusia

bereaksi terhadap instruksi lingkungannya, jika ia dibekali oleh stimulus khusus.”

a) Manusia Adalah Makhluk Pembelajar

Setiap manusia adalah makhluk pembelajar dalam setiap konteks

perkembangan budaya tertentu. Apabila semua guru memahami konsep pertama

ini akan muncul sebuah paradigma yang menyatakan bahwa para siswa di dalam

kelas adalah para makhluk yang sebenarnya siap untuk belajar. Selanjutnya

menurut Bobbi DePoter dalam bukunya Quantum Teaching mengatakan bahwa

“pada saat mulai masuk kelas dan mengajar, mereka harus menganggap semua

siswanya serdas dan punya kemampuan tinggi.” (Chatib, 2011:83)

b) Manusia Adalah untuk Memerintah Dirinya Sendiri

Secara alamiah, manusia punya kemampuan untuk memerintah kepada dirinya

sendiri untuk melakukan sesuatu, yang berasal dari rangsangan dan kualitas

informasi yang masuk ke dalam otaknya. Hal tersebut merupakan konsekuensi

fungsi mendasar organ manusia itu sendiri, yang dinamakan otak. Selanjutnya

Taufiq Pasiak dalam bukunya berjudul Revolusi IQ/EQ/SQ menjelaskan bahwa

Page 32: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

18

“kulit otak manusia–terdiri atas paling banyak enam lapisan, yang menyelubungi

otak besar–mempunyai tiga fungsi. 1. Fungsi Sensorik (masukan informasi); 2.

Fungsi Motorik (gerak tubuh); 3. Fungsi Asosiasi.” (Chatib, 2011:84)

Dalam melakukan reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus, otak

manusia dapat merespon dan mengasosiasi masukan informasi dan kemudian otak

melakukan instruksi. Ketiga fungsi otak tersebut satu dengan yang lainnya

memiliki keterkaitan dalam melakukan tugas, setiap informasi yang baru di terima

otak (fungsi sensorik) kemudian di asosiasikan dengan informasi yang sudah ada

di dalam ingatan (fungsi asosiasi), dan tahap selanjutnya adalah otak memberikan

instruksi kepada organ lain untuk merespon informasi yang baru (fungsi motorik)

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chatib (2011:84) bahwa:

Ketiga fungsi tersebut saling terkait. Misalnya ketika telinga menerima rangsangan berupa suara, suara tersebut akan dibawa oleh syaraf pendengaran ke pusatnya, di daerah Wernicke yang terletak di bagian samping kepala. Kemudian masukan informasi yang belum dipahami dikirim ke daerah asosiasi untuk dicocokan makna katanya, lalu dikirim ke daerah Borca di bagian depan kepala. Melalui daerah Borca inilah otak memerintahkan lidah atau tangan untuk bertindak sebagai reaksinya. Proses inilah yang membentuk kegiatan bahasa manusia, dapat terjadi karena kata yang masuk itu sudah tersimpan dalam gudang ingatan di kepala. Demikian pula, perintah gerak bagi lidah dan tangan.

Artinya, rangkaian kerja otak dari menerima informasi sampai munculnya

reaksi sangat terkait erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, wajarlah jika

seorang siswa menentukan dirinya sendiri untuk mau atau tidak mengikuti

pembelajaran yang sedang berlangsung.

Sayangnya, guru memiliki pandangan yang lain terhadap hal ini. Siswa yang

tidak mau mennuruti instruksi guru dianggap nakal atau punya hambatan belajar.

Padahal, kualitas informasi itulah yang menjadikan siswa mau atau tidak

Page 33: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Kualitas Informasi

Proses

Reaksi

Melakukan Tidak Melakukan

19

melakukan instruksi sebagai reaksinya. Berikut ini adalah bagan alur yang

menunjukan proses dari masuknya informasi atau kualitas informasi sampai reaksi

untuk melakukan atau tidak melakukan reaksi dari informasi tersebut.

Gambar 2.1. Proses masuknya informasi sampai reaksi.

Gambar tersebut menunjukan bahwa sifat dasar manusia adalah memerintah

dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan. Guru yang tidak

melakukan apersepsi akan menemui siswa yang menolak instruksi darinya, dan

sebaliknya siswa akan mengikuti instruksi guru yang melakukan apersepsi.

Sebenarnya, siswa melakukan apa yang guru instruksikan adalah karena

“menganggap bahwa instruksi itu berasal dari rasa ingin tahu yang ada di dalam

dirinya sendiri.” (Chatib, 2011:85)

c) Manusia Bereaksi, jika Ada Stimulus Khusus

Manusia akan melakukan reaksi jika diberikan stimulus khusus. Tanpa adanya

stimulus khusus manusia kecenderungan tidak akan melakukan reaksi terhadap

informasi atau instruksi yang masuk ke dalam otaknya.

Page 34: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

20

Guru yang langsung memberikan informasi atau instruksi dalam pembelajaran

di kelas akan mengalami kondisi kelas yang tidak kondusif. Sebaliknya guru yang

memberikan stimulus khusus dalam pembelajaran di kelas akan mengalami kelas

yang aktif, kreatif dan kondusif untuk belajar. Sebagai contoh, ada dua guru yang

melakukan pembelajaran di kelas yang sama dengan materi yang sama dan

menggunakan strategi belajar yang sama. Tetapi, keduanya mendapatkan hasil

mengajar yang berbeda. Guru pertama mendapat antusiasme yang tinggi dari

siswa sedangkan guru kedua hanya mendapatkan sikap acuh tak acuh para

siswanya, yang malas melakukan instruksi pembelajaran. Hal ini terjadi karena

stimulus khusus yang dilakukan oleh guru pertama yaitu dengan memberikan

reward atau pun penghargaan kepada siswa, sedangkan guru kedua tidak

memberikan stimulus khusus kepada siswa.

b Tujuan Apersepsi Pembelajaran

Secara khusus apersepsi yang dibangun oleh guru dalam tahap awal

pembelajaran memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:

a. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh mana materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengan cara guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum materi pelajaran terdahulu.

b. Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini dilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang akan dikuasai.

c. Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan karena materi yang akan dipelajari sama sekali materi baru. (Sujadi, 2011)

Artinya, guru harus membangun terlebih dahulu pengetahuan awal yang

dimiliki siswa sebelum memberikan pelajaran atau materi inti. Apersepsi begitu

Page 35: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

21

penting dalam pembelajaran karena materi yang akan diajarkan merupakan materi

baru bagi siswa. Apersepsi yang dilakukan guru akan mempermudah siswa dalam

memahami pelajaran yang baru bagi siswa.

Secara umum apersepsi yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan

kondisi belajar yang kondusif. Adapun tujuan dari apersepsi pembelajaran secara

luas menurut pendapat Sujadi (2011) adalah sebagai berikut:

a. Mencoba menarik siswa ke dunia yang guru ciptakan, perlu dipahami bahwa tidak semua siswa mengerti terhadap apa yang akan kita ajarkan. Tidak semua juga yang menyadari bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa kembali bermanfaat di pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran terkadang merupakan suatu kesatuan yang terangkai antara satu materi dengan materi lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akan menyadarkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansi dengan materi yang telah dipelajari.

b. Mencoba menyatukan dua dunia, walaupun dapat dikatakan materi satu dengan yang lainnya memiiki perbedaan, namun ada materi-materi tertentu yang memiliki relevansi dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranya sangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan antara kedua materi tersebut.

c. Menciptakan atmosfir, suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuk sedemikian rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi bagi siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentuk armosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana psikologis yang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajari materi baru.

c Sumber-sumber Apersepsi Pembelajaran

Menurut Chatib (2011:87) “saya membagi pembelajaran dalam dua tahap

besar, yaitu apersepsi dan strategi.” Apersepsi yang dimaksud dalam pembahasan

kali ini sangat kompleks. Apersepsi bukan haya sebatas guru memberikan

pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah pernah dipelajarai. Hal tersebut

merupakan bagian kecil dari apersepsi. Menurut Teori Herbart terdapat empat

sumber apersepsi atau empat pilar pembentuk apersepsi.

1). Zona Alfa

Page 36: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

22

Zona alfa (Alpha Zone) adalah salah satu gelombang otak. Selama ini

neurologi baru mampu mendefinisikan empat gelombang otak yang merekam

aktivitas manusia sepanjang hari. Richard Caton seorang dokter berkebangsaan

Inggris, menyatakan adanya muatan listrik dalam kulit otak. Pada tahun 1924

seorang ahli saraf dari Jerman, Hans Berger berhasil mencetak gelombang otak di

atas selembar kertas. Dia menggunakan perlengkapan radio untuk memperkuat

impuls (rangsangan) listrik otak lebih dari sejuta kali. Alat inilah merupakan cikal

bakal dibuatnya alat Electro Encephalo Graph (EEG). Penemuan gelombang otak

ini terus berkembang dan manfaatnya mulai digunakan untuk mendiagnosis

gangguan otak, seperti deteksi perdarahan otak, infeksi otak, gangguan jiwa, dan

penyakit ayan, sampai pada manfaat menerima informasi dalam proses belajar.

Gelombang otak terdiri dari empat tingkatan, setiap gelombang memiliki ciri-ciri.

Gelombang delta (0, 5 – 3, 5 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia

dalam keadaan tertidur tanpa mimpi. Dalam kondisi delta, otak manusia bukan

total beristirahat, melainkan masih bekerja. Bahkan, kondisi ini dikatakan sebagai

kondisi yang prima untuk penyembuhan penyakit. Namun, kondisi ini paling tidak

tepat untuk proses belajar sebab tidak mungkin guru memberikan materi kepada

siswa yang sedang nyaman tidur.

Gambar 2.2. Gelombang delta ketika manusia tidur tanpa mimpi.

Page 37: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

23

Gelombang teta (3, 5 – 7 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam

keadaan tidur dan bermimpi. Menurut Taufiq Paisak bahwa “mimpi itu adalah

pintu, jalan, atau sarana bagi otak seseorang untuk mewartakan diri, apabila dia

kesulitan melakukannya di alam sadar.” (Chatib, 2011:89). Dalam kondisi ini,

otak bekerja dengan baik, jernih, dan bening untuk proses merekam kenangan-

kenangan yang punya unsur keselamatan hidup (survive), punya makna emosional

(emotional), punya hubungan dengan kehidupan sehari-hari (relevance), dan

informasi yang selalu diulang-ulang (rehearseal) ke dalam memori jangka

panjang (long-term memories).

Gambar 2.3. Gelombang teta ketika manusia tidur dan bermimpi.

Efektivitas dongeng sebelum tidur adalah efek dari gelombang teta ini. Betapa

banyak manfaat dongeng sebelum tidur yang membuat anak kita mampu merekam

dongeng tersebut sampai mereka tua, bahkan kemudian diturunkan kepada anak

cucunya. Dongeng sebelum tidur yang menarik adalah kenangan pertama yang

mendapat kesempatan diunduh oleh anak kita sewaktu tidur.

Meditasi adalah cara agar kita masuk ke kondisi zona teta. Di zona teta,

seseorang dapat mengeluarkan ide-ide kreatif atau mendapatkan jawaban dari

sesuatu yang sulit diperoleh sebelumnya. Dalam dunia kedokteran, konon, kondisi

teta ini iuga dapat menyembuhkan penyakit.

Page 38: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

24

Namun, kondisi teta dianggap sebagai kondisi yang kurang baik dalam

pembelajaran. Dalam kondisi teta, seseorang cenderung mengeluarkan sesuatu,

sedangkan belaiar adalah kondisi saat seseorang memasukkan informasi dan

mengeluarkan informasi. Dengan demikian, sekarang kita mengetahui bahwa jika

kita mengajar, belum tentu siswa kita belajar. Terkadang, mereka tengah masuk

dalam kondisi teta, yaitu melamun, membayangkan film yang semalam dia

tonton, mengantuh dan akhirnya tertidur di pojok bangkunya.

Gelombang alfa (7 – 13 Hz) Kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi

(cemerlang) proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi

paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu

harmoni (keseimbangan); yaitu ketika sel-sel saraf seseorang melakukan

tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga beristirahat secara bersamaan

sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang.

Pada saat ini, seseorang disebut juga berada dalam kondisi peralihan antara sadar

dan tidak. Hal ini menimbulkan adanya efisiensi pada jalur saraf sehingga kondisi

tersebut sangat tepat untuk melakukan sugesti, di antaranya pembelajaran.

Gambar 2.4. Gelombang alfa ketika manusia dapat berpikir kreatif.

Seseorang yang sedang masuk dalam kondisi alfa akan mengalami kondisi

yang relaks tapi waspada; seperti sedang melamun, tetapi sebenarnya sedang

berpikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks. Contohnya, ketika kita

Page 39: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

25

mendengarkan pembelajaran dari guru, membaca, menulis, melihat, atau

memikirkan jalan keluar dari suatu masalah. Kondisi alfa merupakan kondisi yang

tepat untuk belaiar. Para guru semestinya mengetahui dengan baik zona kondisi

alfa ini karena terkait dengan masuknya arus informasi ke dalam otak siswa.

Betapapun bagusnya strategi yang disusun oleh guru, jika siswa keluar dari zona

alfa, maka percayalah, informasi itu tidak akan pernah masuk ke dalam memori

siswa.

Gelombang beta (13 -25 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam

kondisi marah, stres, bingung, dan pusing. Di kelas, kondisi beta ditandai oleh

para siswa yang asyik mengobrol sendiri, tidak memberikan perhatian kepada

guru; siswa yang sedang berkelahi atau menunjukkan mimik sedang marah, tidak

enak hati sebab baru dimarahi oleh seseorang. Jika di kelas siswa dalam kondisi

memasuki gelombang beta, maka optimis pembelajaran yang guru berikan tidak

akan diterima oleh siswa.

Gambar 2.5. Gelombang beta ketika manusia dalam kondisi marah, stres,

bingung, dan pusing.

(a) Cara Masuk ke Dalam Zona Alfa

Dari penjelasan tentang gelombang otak, zona alfa adalah kondisi terbaik

untuk belajar siswa. Jika guru sedang mengajar, kemudian menjumpai siswa

sedang marah, stres, mengobrol, atau sedang fokus mengerjakan sesuatu yang

Page 40: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

26

lain, sebaiknya guru jangan meneruskan proses mengajar. Percuma saja sebab

mereka masih berada dalam kondisi beta. Jika siswa melamun, lalu mengantuk,

apalagi tertidur, hentikan proses mengajar sebab percuma juga karena siswa

sedang dalam kondisi teta atau bahkan delta. Guru harus sekuat tenaga

mengembalikan mereka ke zona alfa dengan cara memberikan stimulus khusus.

Stimulus khusus pada awal belaiar yang bertujuan meraih perhatian dari para

siswa adalah apersepsi. Artinya, zona alfa merupakan kondisi sangat ampuh untuk

melakukan apersepsi dalam pembelajaran. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks

dan menyenangkan. Jadi, tanda-tanda siswa sudah masuk ke zona alfa adalah jika

hati mereka senang, yang ditandai dengan rona wajah yang ceria, tersenyum,

bahkan tertawa. Zona alfa tidak saja berlaku pada awal pembelajaran, juga berlaku

pada saat sebuah proses belaiar berlangsung hingga guru melihat banyak siswanya

sudah keluar dari zona alfa tersebut. Guru harus dapat menggunakan aktivitas-

aktivitas zona alfa untuk meraih perhatian siswa kembali. Menurut Chatib

(2011:92) “ada empat cara yang dapat membawa siswa kita kondisi zona

gelombang alfa, yaitu ice breaking, fun story, musik dan brain gym.”

Ice breaking atau pemecah kebekuan agar suasana menjadi cair “dapat berupa

cerita konyol, teka-teki, berbicara yang diplesetkan, intonasi suara dan mimik

muka yang lucu, suara yang mengagetkan” Ashari (2007:38). Guru harus berhati-

hati dalam melakukan ice breaking, artinya bahwa tidak hilang kewibawaan guru

ketika melakukan ice breaking. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asmani

(2011:208) bahwa “dalam melakukan ice breaking harus memperhatikan

tujuannya dan waktu yang tepat.”

Page 41: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

27

Syarat-syarat ice breaking di dalam kelas yang berfungsi mengembalikan

siswa kembali ke zona alfa adalah.

a) Ice breaking dilakukan dalam waktu singkat.b) Ice breaking diikuti oleh seluruh siswa.c) Guru menjelaskan maksud dari ice breaking.d) Segera kembali ke materi pelajaran. (Chatib, 2011:100)

fun story atau kisah menarik menurut Chatib (2011:93) “dapat berupa cerita

lucu, gambar lucu, atau teka-teki.” Hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman

pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, buku-buku humor, internet dan lain-

lain. Dalam melakukan fun story diusahakan berkaitan dengan materi yang akan

di pelajari siswa dalam pembelajaran.

brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Brain

gym dapat merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas), merelaksasi

bagian belakang dan bagian depan otak (dimensi kerja untuk fokus perhatian),

serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional yakni otak

tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).

Cara memasuki zona alfa yang selanjutnya adalah mengan melalui musik.

Musik dapat diyakini dapat mengembalikan gelombang otak kembali ke zona alfa.

Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan pengaruh musik terhadap

kekuatan otak. Menurut Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya yang berjudul

Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa ‘irama musik punya pengaruh

meningkatkan produksi serotonin dalam otak –membantu memunculkan perasaan

gembira.’ (Chatib, 2011:101). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siegel

menjelaskan bahwa ‘musik dapat mengaktifkan holistic-brain atau kombinasi

antara otak bagian kanan dan otak bagian kiri.’ (Chatib, 2011:101). Selain itu

Page 42: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

28

musik juga dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan kognitif dan

kecerdasan emosi anak. (Luthfi, 2008)

2). Warmer

Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang kedua adalah warmer. Warmer

atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru.

Warmer biasanyabaik dilakukan pada pertemuan keduasebuah materi. Selain

warmer, juga sering digunakan istilah review, feedback, atau tinjau ulang. Intinya,

hal tersebut adalah apabila pada awal pembelajaran guru mencoba melakukan

tinjau ulang terlebih dahulu terhadap materi yang lalu, sebelum materi yang akan

diajarkan merupakan hal yang penting. Pengulangan atau rehearseal adalah

aktivitas yang membuat informasi masuk dalam memori jangka panjang.

Dalam melakukan warmer, guru yang memiliki keterampilan dasar bertanya

baik akan dengan mudah melakukannya.”Warmer pada apersepsi dapat berupa

games pertanyaan dan penilaian diri–Games pertanyaan dapat berupa pertanyaan

berantai, mencocokan pertanyaan dan jawaban dan berbaur.” (Chatib, 2011:109).

Games pertanyaan adalah pengulangan kembali materi yang lalu dengan cara

pemberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang menyenangkan.

Tujuannya adalah agar siswa mengingat kembali memori-memori pembelajaran

sebelumnya. Memori pembelajaran yang sudah terbentuk ini sangat penting

sebagai pengalaman belajar yang membekali siswa untuk siap menerima materi

selanjutnya. Pengalaman belajar tersebut sangat membantu siswa untuk kembali

ke dalam zona alfa. Sedangkan penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan

oleh siswa terkait pemahaman siswa pada materi sebelumnya, apa yang belum

Page 43: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

29

dipahami, dan cara apa yang harus dilakukan agar siswa tersebut paham. Dalam

penilaian diri, siswa diminta mengisi sebuah form yang sudah disediakan.

3). Pre-Teach

Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah pre-teach.

Biasanya pre-teach ini sering dilupakan oleh guru. Tidak heran jika dalam kelas

kondisinya kusut, ramai dan siswa tak terkondisi. Pre-teach ini memberi

informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan. Pre-teach adalah

aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran.

Berikut ini adalah contoh pre-teach, yaitu; penjelasan awal tentang tata cara menggunakan peralatan di labolatorium sains, penjelasan awal tentang alur diskusi, memilih moderator, notulen, jumlah kelompok, dan lama waktu diskusi. Dan penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan siswa ketika berkunjung ke sebuah tempat atau environment learning. (Chatib, 2011:115)

4). Scene Setting

Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah “scene setting,

kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula disebut sebagai hook

atau pengait menuju mata pelajaran inti” (Astuti, 2011). Model scene setting,

seperti yang dipaparkan oleh Bobbi DePorter dalam bukunya Quantum Teaching,

adalah AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagiku. Scene setting adalah aktivitas yang

dilakukan guru untuk membangun konsep awal pembelajaran.

Adapun fungsi Scene setting yang dijelaskan Chatib (2011:116-117) di dalam

bukunya–gurunya manusia– adalah sebagai berikut:

Pertama, Membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan artinya membangun kembali bekal pengetahuan awal dalam sebuah pengalaman belajar menuju materi inti pembelajaran. Kedua, Pemberian pengalaman belajar sebelum masuk materi inti, artinya memberikan makna belajar yang mendalam ketika siswa memasuki materi inti. Ketiga, Sebagai pereduksi instruksi guru artinya

Page 44: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

30

instruksi dari guru dikerjakan oleh siswa dengan rela dan berasal dari keinginan siswa itu sendiri secara internal. Keempat, Sebagai pembangkit minat dan penasaran siswa, artinya menumbuhkan rasa penasaran siswa untuk mengikuti materi yang akan diberikan oleh guru.

2. Hasil Belajar

Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu diadakan penilaian

untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai sehingga dapat

diketahui apakah tujuan kegiatan tersebut telah tercapai atau belum.

a Pengertian Hasil Belajar

Hasil dapat diartikan sebagai sasuatu yang telah didapatkan dalam suatu karya

atau usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar juga merupakan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang

lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan olehguru.

Menurut Hamalik (2002:155) “hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur perubahan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.” Perubahan diartikan terjadinya

peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) menjelaskan bahwa “dampak

pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka

dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan.” Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam pembelajaran.

Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk

bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dikuasai oleh siswa, misalnya

Page 45: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

31

ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama

pelajaran berlangsung, dan tes akhir semester. Hasil belajar merupakan

pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar.

Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartrikan dengan

penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor)

oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya

ditunjukkan dengan perolehan nilai tes yang diberikan oleh guru. Nilai tes ini

diperoleh siswa setelah mereka melaksanakan evaluasi pembelajaran.

Perubahan dari hasil belajar dalam Taksonomi Bloom dikelompokkan ke

dalam tiga ranah (domain), yakni; (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir,

(2) domain afektif atau sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan

(Wahidmurni, 2010:18).

Tabel 2.1.Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomi Bloom

Tingkatan

Cognitif Domain Affective Domain Psychomotor Domain

1 Knowledge (C1) Receiving (A1) Perception (P1)

2Comprehension (C2)

Responding (A2) Set (P2)

3 Application (C3) Valuing (A3) Guided response (P3)

4 Analysis (C4) Organization (A4) Mechanism (P4)

5 Syntesis (C5)Characterization (A5)

Complex overt response (P5)

6 Evaluation (C6) Adaption (P6)

7 Origination (P7)

Sumber; Wahidmurni, 2010:19

Page 46: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

32

Masing-masing tingkatan dalam setiap ranah atau domain menuntut

kemampuan atau kecakapan yang berbeda-beda dari setiap siswa untuk

memberikan respon terhadapnya. Semakin tinggi tingkatan yang dituntut semakin

tinggi pula tingkat kekomplekan jawaban atau respon yang dikehendaki.

Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan

menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator

untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka

dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah

ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, tanpa adanya

aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya

hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.

b Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menurut

Purwanto (2007:107) mengemukakan bahwa “faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar.”

1). Faktor dari Dalam (Faktor Intern)

Faktor intern yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari dua

macam, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

(a) Faktor fisiologis disebut juga faktor fisik. Pada proses dan hasil belajar,

yang termasuk faktor fisiologis adalah keadaan fisik dan keadaan panca

indera. Hal tersebut besar pengaruhnya, karena keadaan fisik dan keadaan

Page 47: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

33

panca indera seseorang merupakan media atau alat yang digunakan dalam

melaksanakan proses belajar untuk memperoleh hasil belajar yang

diharapkan.

(b) Faktor psikologis atau sering disebut faktor tentang tingkah laku manusia.

Pada proses dan hasil belajar ini, faktor psikologi terdiri dari; bakat, minat,

kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.

(1).Bakat atau aptitude menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) adalah ‘the

capacity to learn.’ Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan

itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar.

(2).Minat menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) bahwa ‘minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan.‘

(3).Kecerdasan menurut Ridwan (Nugraha, 2011:21) bahwa ‘Kecerdasan

adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri

dengan keadaan yang dihadapinya.‘ Kecerdasan merupakan salah satu

aspek yang penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar.

(4).Motivasi menurut Sardiman (Nugraha, 2011:22) adalah sebagai

‘keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar.‘ Dalam kegiatan pembelajaran seorang siswa akan

berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang ada

dalam diri siswa, maupun motivasi yang muncul karena faktor dari luar.

Dengan adanya motivasi, siswa akan memiliki semangat belajar,

sehingga senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil maksimal.

Page 48: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

34

(5).Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam

menerima pengetahuan. Kemampuan kognitif sangat penting dalam

mencapai hasil belajar yang diharapkan.

2). Faktor dari Luar (Faktor Ekstern)

Menurut pendapat Nugraha (2011:22) menjelaskan bahwa ‘faktor ekstern

terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.‘

(a) Faktor Lingkungan. Lingkungan siswa yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan

tersebut merupakan tempat berinteraksi siswa untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuannya dalam proses belajar guna mencapai hasil

belajar yang memuaskan.

(b) Faktor Instrumental. Faktor Instrumental pada faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari kurikulum; guru atau

tenaga pendidik; sarana dan fasilitas; administrasi atau manajemen.

(1).Kurikulum. Menurut Sobry Sutikno bahwa ‘Kurikulum adalah sejumlah

mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk

memperoleh sejumlah pengetahuan’ (Nugraha, 2011:23). Kurikulum

yang baik adalah kurikulum yang isinya tidak terlalu padat dan sesuai

dengan kebutuhan.

(2).Guru atau tenaga pendidik.”Pendidik adalah orang dewasa yang

bertanggungjawab membimbing anak untuk mencapai tujuan, yaitu

kedewasaan” (Sadulloh, dkk, 2007:87). Guru harus mempunyai

hubungan baik dengan siswanya, sehingga siswa berkeinginan belajar.

Page 49: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

35

(3).Sarana dan fasilitas ini berupa keadaan gedung dan alat pelajaran.

Gedung dapat dicontohkan seperti; kelas, perpustakaan, dan

laboratorium, sedangkan dan alat-alat pelajaran, contohnya papan tulis,

buku sebagai sumber belajar, alat-alat percobaan, dan peralatan lain

yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Sarana dan fasilitas

yang memadai akan memudahkan siswa menerima pelajaran.

(4).Administrasi atau manajemen sekolah yang baik akan menunjang bagi

kelancaran pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan

akan mudah dikuasai .

Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila pada

pembelajaran didukung oleh pelaksanaan kurikulum yang efektif, guru yang

profesional, fasilitas belajar yang memadai, dan administrasi yang baik, maka

siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.

3. Hakikat Pembelajaran IPS

Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu

mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Bahan ajarnya dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara.’ Nasution (Isjoni, 2007:21).

Page 50: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

36

Bahan ajar yang digunakan untuk sekolah dasar ada dua macam yaitu

pengetahuan sosial dan sejarah. Hal tersebut sesuai dengan GBPP Tahun 1999,

menjelaskan bahwa IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan

kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan

sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan

kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia.

Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007:22) bahwa ‘pendidikan IPS dapat

diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi; teori, cara

berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.’ Pendidikan IPS

merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial,

pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti

sosiologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Wisley (Isjoni, 2007:23) bahwa Pendidikan IPS

merupakan, ‘those portion or aspects of the social sciences that have been

selected awludopte use in the school or other instructional situations.’

Berdasarkan Kurikulum SD Tahun 2004 menjelaskan bahwa “pengetahuan

sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.”

IPS bukan disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa

konsep ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah kenakalan remaja dapat dikaji

dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan lain-lain.

Page 51: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

37

a Karakteristik Pembelajaran IPS

Kakteristik IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial

lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan lain-lain ) adalah sebagai berikut.

1). IPS berusaha mempertautkan teori ilmu denagn fakta atau sebaliknya

menelaah fakta dari segi ilmu. Pembahasan tentang IPS tidak hanya dari

satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komperehensif (meluas

dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu

secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah suatu masalah.

2). Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuiri agar siswa mampu

mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analis. Program pembelajaran

disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan berbagai disiplin ilmu

sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,

permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan

dimasa depan baik dari lingkungan sekitarmaupun lingkungan global.

3). IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil

(mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya

proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa

memilki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan

kehidupan nyata pada masyarakatnya.

4). IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia

dan bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan

pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. Berusaha untuk

memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun

Page 52: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

38

pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-

masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

5). Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan

prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan ciri

IPS itu sendiri. Jadi menurut pakar tersebut IPS merupakan gabungan dari

beberapa unsur dan berusaha mempertautkan teori ilmu dan fakta,

sehingga terjadi adanya singkronisasi pengetahuan yang dimiliki siswa

dengan fakta-fakta di dalam kehidupan bermasyarakat.

b Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut penjelasan dari Kurikulum SD Tahun 2004 bahwa IPS di Sekolah

Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan

keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Pengetahuan yang dimaksud adalah siswa diharapkan dapat mengembangkan

sejumlah informasi, fakta maupun data. Nilai yang dimaksud adalah siswa dapat

mengembangkan sejumlah nilai atau norma yang berlaku ditengah masyarakat.

Mengembangkan sikap yang dimaksud adalah siswa dapat memilki sikap-sikap

positif terhadap informasi, peristiwa dan fakta. Adapun fungsi pembelajaran IPS

menurut Kurikulum SD Tahun 2004 sebagai berikut :

1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, , sejarah, dan kewarganegaraan melalui penekatan pedagogis dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir teoritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Menciptakan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.

Page 53: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

39

Tujuan umum pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah agar siswa mampu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya

dalam kehidupan sehari-hari.

kesimpulannya siswa mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, yang berkembang

dimasyarakat sehingga ia mampu beradaptasi dan berbaur dengan lingkungannya.

c Peranan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Peran pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa dalam mengembangkan

berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Siswa dapat menjadi warga negara di

massa akan datang yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan

terampil mengatasi segala masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dimana siswa

diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan

warga dunia yang efektif. Sedangkan menurut Isjoni (2007:47) bahwa

pembelajaran IPS memiliki peranan sebagai berikut.

1) Sosialisasi, membantu siswa menjadi warga masyarakat yang berguna. 2) Pengambilan keputusan, membantu siswa dalam mengembangkan

keterampilan berfikir secara rasional dan intelektualitas yang tinggi serta berwawasan yang luas dalam keterampilan akademis.

3) Sikap dan nilai, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan menilai diri sendiri dalam berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya.

4) Kewarganegaraan, membantu siswa menjadi warga negara yang baik (good citizenship) yang mengetahui hak dan kewajiban.

5) Pengetahuan, tanggap, dan peka terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi dan dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat.

Page 54: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

40

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

mengajarkan pada siswa SD/MI agar mereka kelak mengenal fenomena alam dan

fenomena sosial mulai dari lingkungan yang dekat sampai pada lingkungan yang

lebih jauh (dunia). Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan

dan perjuangan yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara

kesatuan seperti sekarang ini, indonesia memilki populasi yang sangat besar

dengan berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua

itu perlu dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul

rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja negara Indonesia sejajar

dengan negara dan bangsa lain.

B. Kerangka Pemikiran

Uma Sekaran (Sugiyono, 2010: 91) mengemukakan bahwa “kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi.” Dalam penelitian ini, kerangka

berpikirnya diuraikan dalam beberapa kalimat berikut ini. Hasil belajar adalah

kemampuan, kecakapan yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian

pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti sampai kepada kegiatan akhir yang

berupa evaluasi pembelajaran. Pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan

kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Artinya

bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil

belajar siswa. Aktivitas siswa mempunyai peranan penting dalam pembelajaran,

tanpa adanya aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik,

akibatnya hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.

Page 55: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

XApersepsi

YHasil Belajar

41

Apersepsi merupakan bagian dari pembelajaran yang mempengaruhi hasil

belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu tes yang diberikan oleh guru kepada

siswa setelah melakukan serangkaian pembelajaran. Tes untuk mendapatkan nilai

hasil belajar bisa dengan tes tulis, tanya jawab langsung, maupun saat

pembelajaran berlangsung.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel

bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar

siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.6. Kerangka pemikiran hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar.

C. Hipotesis Penelitian

Tahap awal pembelajaran adalah waktu yang paling penting, karena sangat

menentukan keseluruhan pembelajaran. Peranan guru pada awal pembalajaran

adalah untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dan kondusif. Untuk

menciptakan kondisi tersebut guru dapat melakukannya dengan cara membangun

apersepsi. Artinya, guru mencoba mengaitkan apa yang telah diketahui atau di

alami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk

mengikuti pembelajaran.

Keterangan: = Garis hubungan

Page 56: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

42

Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada umumnya

dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan

fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa

dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan pembelajaran. Ketidakbisaan

siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep

ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang

akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai.

Riduwan (2010:37) menyatakan bahwa “hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh

peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori yang masih harus

diuji kebenarannya.” Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan

antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Page 57: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2 yang berada di Jalan

Nusa Indah Perumnas Cisalak Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 tahun ajaran 2011/2012

adalah 251 yang terdiri dari siswa kelas 1 berjumlah 40, siswa kelas 2 berjumlah

34, siswa kelas 3 berjumlah 42, siswa kelas 4a berjumlah 28, siswa kelas 4b

berjumlah 29, siswa kelas 5a berjumlah 26, siswa kelas 5b berjumlah 26, dan

siswa kelas 6 berjumlah 37. Untuk lebih jelasnya data tentang jumlah siswa dapat

ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.1.Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2 Tahun Ajaran 2011/2012

No. Kelas Jumlah Siswa Rombel

1. I 39 1

2. II 34 1

3. III 42 2

4. IV 57 2

5. V 52 1

6. VI 37 1

Jumlah 251 8

Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012

43

Page 58: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

44

Tenaga pendidik atau staf kependidikan di SD Negeri Perumnas 2 berjumlah

13 orang. Adapun data lengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2.Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2

No Nama / NIP Jabatan Gol. Pendidikan

1. Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah IV/a S22. Yani Setiani Guru Kelas 2 IV/a SPG3. Mamat Suryamat Guru Kelas 1 IV/a D24. Imas Walimah, S.Pd Guru Kelas 6 IV/a S15. Hj. Euis Nursyamsiah, S.Pd.I Guru PAI IV/a S16. Leli Susilawati, S.Pd Guru Olahraga IV/a S17. Neti Rohayati, S.Pd Guru Kelas 4.b II/c S18. Didah Wahidah, S.Pd Guru Kelas 5.b II/c S19. Evi Erawati,S.Pd.I Guru Kelas 3 - S110. Dwi Arie Megawati Guru B.Inggris - S111. Nuni Tri Wahyuni, S.Pd Guru Kelas 5.a - S112. Tarko Susanto Guru Kelas 4.a - SMK14. Dani Supriatna Guru Kesenian - SMK13. Citra Resmi Nurul Fadillah Tata Usaha - SMK

Sumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012

2. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2010:173) menyebutkan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian.” Adapun populasi dari penelitian ini adalah siswa

kelas V SD Negeri Perumnas 2 yang terbagi menjadi dua rombel.

3. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Menurut

Sugiyono (2010:124) bahwa “sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Pedoman penggunaan

sampel jenuh berdasarkan pendapat Sugiyono, (2009: 85) yang menyatakan

bahwa “...bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau membuat

generalisasi dengan kesalahan relatif kecil maka digunakan sampel jenuh.”

Page 59: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

45

Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Perumnas 2

yang berjumlah 52 siswa terdiri dari kelas V.a berjumlah 26 siswa sebagai kelas

eksperimen dan kelas V.b berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol. Untuk lebih

jelasnya data lengkap dari sampel penelitian dapat ditunjukan pada lampiran 10.

B. Desain Penelitian

Menurut Abdurahman, dkk. (2011:13) bahwa “penelitian dapat diartikan

sebagai upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban yang sebenar-

benarnya.” Sedangkan desain penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah

yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam memperoleh dan menganalisa data.

Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:105) menjelaskan bahwa “desain

penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya adalah strategi untuk

memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesis.” Pemilihan desain

penelitian yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian hipotesis

secara tepat pula.

Metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam melaksanakan

penelitian. Berdasarkan tingkat permasalahan, menurut Riduwan (2006:164) jenis

penelitian kuantitatif terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Permasalahan yang bersifat deskriptif, yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain, hanya menggambarkan satu variabel saja.

2. Permasalahan komparatif, yaitu permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.

3. Permasalahan assosiatif, yaitu permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif. Hasil yang

didapatkan dari penelitian akan disajikan dalam bentuk statistik atau angka.

Page 60: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Keterangan: = Garis hubungan

XApersepsi

YHasil Belajar

46

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu

dengan menggunakan penelitian yang bersifat assosiatif atau korelasional.

Penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang diteliti bersifat assosiatif yaitu meneliti

ada tidaknya hubungan dua variabel antara kegiatan apersepsi yang dilakukan

guru dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di SD.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel

bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar

siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1. Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar.

Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:106) berdasarkan timbulnya variabel

metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang tidak ada perlakuan dari peneliti. Penelitian non eksperimental terdiri dari penelitian deskriftif, penelitian historis, dan penelitian filsafat.

2. Penelitian ekperimental, yaitu penelitian yang memerlukan perlakuan terhadap variabel. Penelitian eksperimental terdiri dari penelitian pra eksperimental, penelitian eksperimental semu (quasi exsperimental study), penelitian eksperimental sungguhan, penelitian klinik (clinical trial), dan riset operasi (operations research).

Justifikasi atau penentuan metode dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimental semu atau kuasi eksperimen (quasi eksperimental).

Page 61: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

47

penelitian kuasi eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi buatan,

kemudian kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Penelitian

eksperimental semu dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis,

dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Danim (Anggraeni, 2002:46) bahwa:

Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.

Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:126) bahwa desain penelitian

eksperimental semu (quasi exsperimental) dapat ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.3.Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental)

KELOMPOK PERLAKUAN POSTTESTKE X1 Q1

KK X2 Q2

Keterangan :KE = Kelas Eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas V.a.

KK = Kelas Kontrol dalam penelitian ini adalah kelas V.b.

X1 = Pembelajaran melakukan perlakuan berupa apersepsi.

X2 = Pembelajaran tanpa melakukan perlakuan berupa apersepsi.

Q1 = Peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen.

Q2 = Peningkatan hasil belajar di kelas kontrol.

C. Definisi Operasional

Pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya, Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi

Page 62: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

48

sebagai variabel bebas (independent variable) menurut Arikunto (2010:169)

bahwa “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel

penyebab” dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (dependent variable)

menurut Arikunto (2010:169) bahwa “variabel terikat (dependent variable) adalah

akibat atau variabel yang dipengaruhi.”

Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan

materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran

baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan

terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang

telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari

pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk

menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah

yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk

pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)

yang menjelaskan bahwa

Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses

perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada

faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:

Page 63: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

49

Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:148) bahwa pada prinsipnya “meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.” Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Untuk

memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa

instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4.Jenis Data dan Instrumen Penelitian

No Jenis Data Instrumen1. Data apersepsi pembelajaran Observasi2. Data hasil belajar siswa Tes tertulis

Untuk mengetahui apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri

Perumnas 2, digunakan instrumen penelitian berupa observasi secara langsung

terhadap pelaksanaan pembelajaran. Menurut Riduwan (2010:76) “observasi yaitu

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat

kegiatan yang dilakukan.” Adapun format observasi dalam penelitian ini dapat

ditunjukan pada lampiran 6. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di kelas V SD Perumnas 2 menggunakan instrumen berupa tes

Page 64: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

50

tertulis berisi pertanyaan objektif tipe pilihan ganda sebanyak 40 Soal. Untuk

lebih jelasnya instrumen penelitian untuk mengetahui data hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS dapat ditunjukan pada lampiran 4.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Pengujian instrumen dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar yang subjeknya

berbeda dengan subjek penelitian, tetapi kualitas sekolahnya sama. Pada

penelitian ini, pengujian tes soal dilakukan di kelas V SD Negeri Perumnas 1

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, dengan jumlah siswa 36 orang. Pengujian

instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang

digunakan dalam penelitian.

Menurut pendapat Arikunto (2006:168) menjelaskan bahwa “validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrumen.” Adapun reliabilitas diartikan bahwa “sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik” (Arikunto, 2006:168).

1. Uji Validitas

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen

sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes yang

digunakan adalah uji validitas konstruksi (construct validity). Sedangkan untuk

mengetahui validitas empiris digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi

Pearson Product Moment, yaitu:

r xy=N ∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

√[ N∑ x2−(∑ x )2 ][ N∑ y2−(∑ y )2 ]

Page 65: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

51

Keterangan:rxy = koefisien korelasix = skor tiap butir soal.y = skor total tiap butir soal.N = jumlah siswa. (Arikunto, 2006: 274)

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh digunakan

tabel nilai r product moment.

Tabel 3.5.Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi0,60 < rxy ≤ 1,00 Tinggi0,40 < rxy ≤ 1,00 Cukup0,20 < rxy ≤ 1,00 Rendah0,00 < rxy ≤ 1,00 Sangat rendah

Sumber: Arikunto, 2006 :276

Pada penelitian ini analisis butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor

butir dengan skor total. Pengujian analisis menggunakan teknik korelasi Pearson

Product Moment dengan penghitungan dibantu dengan program komputer SPSS

16.0. Kriteria pengujiannya dengan membandingkan antara koefisien korelasi

(rhitung) dengan nilai tabel korelasi Product Moment (rtabel). Kriterianya: “jika rhitung >

rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak

valid.” (Riduwan, 2009:98).

Sedangkan kriteria pengujian reliabilitas yaitu ‘bila ada butir atau item pada

kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai

Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan

atau direvisi’ Stanislaus S dan Uyanto. (Anggraeni, 2010:42). Adapun hasil

pengujian validitas ditunjukkan pada lampiran 9.

Page 66: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

52

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 178) “reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Uji reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil-genap karena

instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Pada waktu membelah dua

dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas sebagian tes. Untuk

mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus:

r11=[ kk−1 ] [1−∑ σb

2

σ12 ]

Keterangan:r11=reliabilitas instrumen.k=banyak butir pertanyaan k

∑ σb2=Jumlah varian butir pertanyaan

σ 12=varian total (Arikunto, 2006: 180)

Hasil uji reliabilitas instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V

pada pembelajaran IPS dapat ditunjukan pada lampiran 9. Sedangkan untuk

menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen diperoleh digunakan tabel

seperti berikut:

Tabel 3.6.Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi0,41 < r ≤ 0,60 Cukup0,21 < r ≤ 0,40 Rendah0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber: Arikunto, 2006 :276

Page 67: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

53

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan April 2012 di Kelas V.a dan

kelas V.b SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya sebagai

obyek yang akan diteliti. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan

data ini adalah melakukan penelitian secara langsung ke obyeknya melalui teknik

observasi untuk mendapatkan informasi data mengenai pelaksanaan apersepsi

pada pembelajaran IPS di kelas V. Selain itu, teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian ini adalah teknik tes tertulis dengan instrumen

berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda.

Langkah pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab dan

memecahkan masalah penelitian.Teknik yang digunakan untuk memperoleh data

yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui

alat pengumpul data berupa tes tertulis dengan instrumen berupa soal tes objektif

tipe pilihan ganda, dan observasi untuk mengetahui pelaksanaan apersepsi.

1. Tes Tertulis

Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada ranah

kognitif. Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek hapalan

(knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application) dan terdiri dari

berbagai soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta

disesuaikan dengan indikator soal. Materi yang diujikan mencakup standar

kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang digunakan.

Page 68: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

54

Adapun kisi-kisi instrumen soal, soal tes tertulis sebelum direvisi, butir soal revisi

dan soal tes tertulis setelah direvisi dapat ditunjukan pada lampiran 1, 2, 3 dan 4.

2. Lembar observasi

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengambil data tentang

pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2.

Observasi tidak hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk

menghayati, mencermati, memaknai, dan akhirnya mencatat setiap kejadian atau

peristiwa pada saat melaksanakan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (Sandjaja dan Heriyanto, 2006) bahwa ‘observasi sebagai perbuatan

jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk manyadari adanya rangsangan.’

Menurut pelaksanaannya observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

observasi non sistematis dan observasi sistematis. Pada penelitian ini observasi

yang digunakan adalah observasi sistematis. Menurut Sandjaja dan Heriyanto

(2006:142) bahwa “observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh

pengamat yang menggunakan pedoman observasi.” Adapun pedoman atau kisi-

kisi observasi dan instrumen observasi dapat ditunjukan pada lampiran 5 dan 6.

Pada observasi sistematis, format yang digunakan adalah rating scale sebagai

alat bantu observasi. Format yang dimaksud mengandung topik yang diamati

berikut skala nilainya. Pengamat atau observer hanya memberikan tanda check list

(√) pada kolom yang sesuai dengan panduan observasi. Observasi yang telah

disusun tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan dengan pembimbing dan

dikoordinasikan dengan guru kelas sebagai rekan penelitian agar tidak terjadi

kesalahpahaman terhadap format observasi.

Penelitian ini bersifat kolaboratif, artinya memerlukan rekan dalam

mempermudah pengambilan data. Guru kelas berperan sebagai rekan pelaksana

Page 69: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

55

atau rekan yang memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen.

Sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat atau observer yang mengamati dan

mencatat setiap kejadian atau peristiwa sesuai dengan pedoman observasi.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan fakta, mencari pola

atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Setelah data terkumpul

dari hasil pengumpulan data penelitian, maka pada proses selanjutnya adalah

menganalisis data penelitian tersebut. Secara garis besar, proses analisis data

meliputi langkah-langkah antara lain: memberikan skor terhadap item-item

pernyataan dan memberikan kode baik untuk setiap variabel, serta mentabulasikan

setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel. Pada penelitian ini analisis

yang digunakan adalah uji statistik Pearson Product Moment . Analisis Pearson

Product Moment digunakan untuk memprediksi hubungan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Dalam analisis ini, langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-

masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini

adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program

Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Proses pengolahan data menggunakan

Microsoft Excel 2010 merupakan proses pengolahan data untuk mengetahui

gambaran umum setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan proses

pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 yaitu untuk mengetahui data

deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.

Page 70: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

56

Untuk interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data

menggunakan Microsoft Excel 2007 adalah interval kategori dengan ketentuan

sebagai berikut:

Tabel 3.7.Interval Kategori

NoInterval Kategori

1. X ≥ X ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. X ideal + 0,5 Sideal ≤ X < X ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3. X ideal - 0,5 Sideal ≤ X < X ideal + 0,5 Sideal Sedang

4. X ideal - 1,5 Sideal ≤ X < X ideal - 0,5 Sideal Rendah

5. X < X ideal - 1,5 Sideal Sangat RendahSumber: Nugraha, 2011: 43

Keterangan:

X ideal=Jumlah Item instrumen x Skor maksimal tiap item¿40 x 1¿40

X ideal=12

. X ideal

¿ 12

x 40

¿20

sideal=13

. X ideal

¿ 13

x20

¿6,67

2. Uji Inferensial

a). Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh

peneliti berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal,

Page 71: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

57

maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data

yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non

parametrik. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu

dengan menggunakan uji kertas peluang normal, uji lilliefors, dan uji chi kuadrat.

Adapun pada uji normalitas data yang peneliti gunakan adalah uji lilliefors

(Kolmogorov-smirnov) dengan cara penghitungan melalui program komputer

SPSS 16.0. Jika hasil perhitungan lebih besar (p-value) > α = 0,05 berarti

berdistribusi normal.

b).Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan

yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai

prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16

dengan menggunakan Test For Linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa

jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka

hubunganya tidak linear.

3. Uji Hipotesis

a). Uji Korelasi

Setelah dilakukan uji normalitas data dan uji homoginitas data dan uji

linieritas, langkah selanjutnya adalah uji korelasi. Pada penelitian ini, uji korelasi

digunakan untuk menguji hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya.

Untuk analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan komputer program

SPSS 16.0 dengan ketentuan: “jika signifikan < 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha

Page 72: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

58

diterima. Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak” (Hartono,

2008:58). Sedangkan untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai

koefisien korelasi dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi,

sebagai berikut:

Tabel 3.8.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,80 - 1,000 Sangat tinggi0,60 – 0,799 Tinggi0,40 – 0,599 Cukup0,20 – 0,399 Rendah0,00 – 0,199 Sangat rendah

Sumber: Riduwan, 2010: 138

b).Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians

variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata lain

seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumusnya adalah:

KP=r2 ×100 %

Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinasi.

r = Nilai koefisien korelasi. Sumber: Riduwan, 2010: 139

c). Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ditetapkan kaidah pengambilan

keputusannya sebagai berikut:

Page 73: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

59

Hipotesis nol (H0) : Tidak ada hubungan antara apersepsi dengan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya.

Hipotesis alternatif (Ha) : Ada hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

µ1 adalah hasil belajar siswa dalam kelas eksperimen,

µ2 adalah hasil belajar siswa dalam kelas kontrol,

jika µ1 = µ2 , maka H0 diterima,

jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan dari kedua kelas tersebut, maka

dapat disimpulkan mengenai ada atau tidaknya hubungan antara apersepsi dengan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Page 74: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran, analisis

deskriptif, analisis kelas kontrol dan kelas eksperimen, uji inferensial serta uji

hipotesis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran IPS di kelas eksperimen telah dilaksanakan pada sampel

penelitian sebanyak dua kali pertemuan. Begitupun dengan pembelajaran IPS di

kelas kontrol dilakukan pembelajaran IPS sebanya dua kali pertemuan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat pembelajaran

menunjukan bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran IPS di kelas

eksperimen adalah 91,3% terlaksana sesuai indikator dan di kelas kontrol adalah

30% terlaksana sesuai indikator. Adapun persentase keterlaksanaan pembelajaran

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4.1.Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS

Variabel Apersepsi Indikator

Rata- rata Pembelajaran

(di Kelas)Eksperimen Kontrol

(a) (b) (c) (d)

Menciptakan zona alfa

1. Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan

4 1,5

2. Menarik perhatian siswa 5 23. Melakukan interaksi dua arah 5 24. Memotivasi siswa 5 2

60

Page 75: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

61

Tabel 4.1.(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d)

Warmer

5. Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan

4 2

6. Mengingat pelajaran lalu 5 2

7. Tanya-jawab pelajaran yang lalu

5 2

8. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa

4 1

9. Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan

3,5 2

Pre-teach

10. Mengecek kehadiran siswa 5 1

11. Mengkondisikan siswa 5 2

12. Menjelaskan aturan 3,5 1

Scence Setting

13. Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan

4,5 1,5

14. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

5 2

15. Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya

5 1

Jumlah 68,40 22,50

Rata-Rata 4,57 1,50

Persentase 91,3% 30%

2. Analisis Deskriptif

Berdasarkan 40 pernyataan yang berupa tes tertulis dan setiap penyataan

memiliki skor maksimal 1, diperoleh data untuk menentukan X ideal, X ideal dan Sideal

sebagai berikut:

Page 76: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

62

X ideal=Jumlah Item instrumen x Skor maksimal tiap item

¿40 x 1¿40

X ideal=12

. X ideal

¿ 12

x 40

¿20

sideal=13

. X ideal

¿ 13

x20

¿6,67

Dengan berpedoman pada hasil perhitungan Xideal, X ideal dan Sideal, diperoleh data

perhitungan untuk menentukan interval kategori sebagai berikut:

1) Sangat Tinggi = X ≥ X ideal + 1,5 Sideal

= X ≥ 20 + (1,5 x 6,67)= X ≥ 20 + 10,005= X ≥ 30,005

2) Tinggi = X ideal + 0,5 Sideal ≤ X <X ideal + 1,5 Sideal

= 20 + (0,5 x 6,67) ≤ X < 20 + (1,5 x 6,67)= 20 + 3,335 ≤ X < 20 + 10,005= 23,335 ≤ X < 30,005

3) Sedang = X ideal - 0,5 Sideal ≤ X <X ideal + 0,5 Sideal

= 20 – (0,5 x 6,67) ≤ X < 20 + (0,5 x 6,67)= 20 – 3,335 ≤ X < 20 + 3,335= 16,665 ≤ X < 23,335

4) Rendah = X ideal - 1,5 Sideal ≤ X <X ideal - 0,5 Sideal

= 20 – (1,5 x 6,67) ≤ X < 20 – (0,5 x 6,67)= 20 – 10,005 ≤ X < 20 – 3,335= 9,995 ≤ X < 16,665

5) Sangat Rendah = X <X ideal - 1,5 Sideal

= X < 20 – (1,5 x 6,67)= X < 20 – 10,005= X < 9,995

Page 77: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

63

Dari perhitungan tersebut disimpulkan bahwa interval kategori dapat

ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel. 4.2.Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS

No. Interval Kategori

1. X ≥ 30,005 Sangat Tinggi2. 23,335 ≤ X < 30,005 Tinggi3. 16,665 ≤ X < 23,335 Sedang4. 9,995 ≤ X < 16,665 Rendah5. X < 9,995 Sangat Rendah

Penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan dengan

waktu pertemuan yang sama yaitu 2 kali pertemuan dan tiap pertemuan

dilaksanakan selama 2 kali jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Penelitian untuk kelas

eksperimen dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 27 April 2012 pukul 08.05-

09.15 WIB dan hari sabtu tanggal 28 April 2012 pukul 08.05-09.15 WIB.

Penelitian untuk kelas kontrol dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 04 Mei 2012

pukul 08.05-0915 WIB dan hari sabtu tanggal 05 Mei 2012 pukul 08.05-09.15

WIB. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa, skor pretes dan postes

yang telah diperoleh kemudian dianalisis.

Tes awal (pretes) diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

pelaksanan pembelajaran. Pretes tersebut berupa tes hasil belajar yang berbentuk

tes pilihan ganda yang berisi butir-butir soal yang bertujuan untuk mengukur hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS. Adapun perbandingan interval pretes di

kelas eksperimen dan di kelas kontrol dapat ditunjukan pada tabel berikut:

Page 78: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

64

Tabel 4.3.Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f )

Kategori IntervalEksperimen Kontrolf % f %

Sangat Tinggi X ≥ 30,005 2 7,69% 1 3,85%

Tinggi 23,335 ≤ X < 30,005 11 42,31%11 42,31%

Sedang 16,665 ≤ X < 23,335 8 30,77% 9 34,61%Rendah 9,995 ≤ X < 16,665 5 19,23% 5 19,23%Sangat Rendah

X < 9,995 0 0% 0 0%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Persen

tase

Gambar 4.1. Interval kategori hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tes akhir (postes) diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

perlakuan (treatment) atau pelaksanaan pembelajaran. Perangkat tes yang

diberikan pada kedua kelas sama dengan perangkat tes pada saat tes awal (pretes).

Adapun perbandingan interval postes di kelas eksperimen dan di kelas kontrol

dapat ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4.4.Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan Frekuensi Siswa ( f )

Kategori IntervalEksperimen Kontrolf % f %

Sangat Tinggi X ≥ 30,005 20 76,92%10

38,46%

Tinggi 23,335 ≤ X < 30,005 5 19,23% 6 23,08%

Page 79: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

65

Sedang 16,665 ≤ X < 23,335 1 3,85% 8 30,77%Rendah 9,995 ≤ X < 16,665 0 0% 2 7,69%Sangat Rendah

X < 9,995 0 0% 0 0%

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Persen

tase

Gambar 4.2. Interval kategori hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah skor pretes dan skor postes diperoleh, kemudian dapat dicari skor gain

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun skor gain dari kelas eksperimen

adalah selisih dari skor pretes kelas eksperimen dan skor postes kelas eksperimen.

Sedangkan skor gain dari kelas kontrol adalah selisih dari skor pretes kelas

kontrol dan skor postes kelas kontrol.

Setelah skor gain diperoleh, kemudian data tersebut diolah dengan

menggunakan program SPSS 16.0. Untuk mengetahui deskriptif data statistik

hasil belajara siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan data

hasil belajar siswa di kelas eksperimen, sebagai berikut:

Tabel 4.5.Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskriptif DataKelas

Eksperimen KontrolN (Valid) 26 26Mean 10,23 3,81Median 9,50 4,00Mode 7 4

Page 80: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

66

Minimum 3 0Maximum 20 8Sum 266 99

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan N adalah jumlah data yang valid

di proses. Data yang valid di proses untuk kelas eksperimen adalah 26 dan kelas

kontrol adalah 26. Besarnya mean atau rata-rata pada variabel hasil belajar siswa

untuk kelas eksperimen adalah 10,23 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 3,81.

Besarnya median atau nilai rata-rata pertengahan pada variabel motivasi belajar

siswa untuk kelas eksperimen adalah 9,50 sedangkan untuk kelas kontrol adalah

4,00. Besarnya mode atau nilai yang paling banyak muncul pada variabel motivasi

belajar siswa di kelas eksperimen adalah 7 sedangkan kelas kontrol adalah 4. Nilai

minimum pada variabel motivasi belajar siswa di kelas eksperimen adalah 3

sedangkan kelas kontrol adalah 0. Nilai maksimum pada variabel motivasi belajar

siswa di kelas eksperimen adalah 20 sedangkan di kelas kontrol adalah 8. Sum

merupakan total nilai motivasi belajar yang diperoleh di kelas eksperimen adalah

266 dan kelas kontrol adalah 99.

3. Analisis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Setelah dilakukan analisis data secara umum terhadap hasil belajar siswa di

kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah menganalisis data

secara khusus dari setiap butir soal. Untuk keperluan analisis kualitas peningkatan

hasil belajar dilakukan perhitungan normal gain terhadap perbedaan antara skor

postes dan skor pretes. Rumus Normal Gain (NGain) dan Interpretasi efektivitas dari

NGain diadaptasi dari klasifikasi dari Arikunto (1999:22), yaitu:

Page 81: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

67

Normal Gain ( NGain)= Skor Postes−Skor PretesSkor Ideal ( X Ideal )−Skor Pretes

Tabel 4.6.Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)

Normal Gain (NGain) Kualitas Peningkatan Normal Gain (NGain)

< 0,40 Tidak efektif

0,40 – 0,55 Kurang efektif

0,56 – 0,75 Cukup efektif

> 0,76 Efektif

a). Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol

Setelah dilakukan analisis terhadap data skor pretes dan postes siswa,

diperoleh skor NGain dan kualitas peningkatan. Rekapitulasi data dapat ditunjukan

pada tebel berikut:

Tabel 4.7.Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol

KodeSiswa

Pretes PostesNGain

Kualitas PeningkatanSkor Kategori Skor Kategori

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

K-1 29 Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,27 Tidak Efektif

K-2 24 Tinggi 27 Tinggi 0,19 Tidak Efektif

K-3 17 Sedang 21 Tinggi 0,17 Tidak Efektif

K-4 23 Sedang 29 Tinggi 0,35 Tidak Efektif

K-5 13 Rendah 16 Rendah 0,11 Tidak Efektif

K-6 18 Sedang 21 Sedang 0,14 Tidak Efektif

K-7 28 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,58 Cukup Efektif

K-8 15 Rendah 15 Rendah 0,00 Tidak Efektif

K-9 29 Tinggi 33 Sangat Tinggi 0,36 Tidak Efektif

K-10 25 Tinggi 29 Tinggi 0,27 Tidak Efektif

Page 82: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

68

K-11 21 Sedang 23 Sedang 0,11 Tidak Efektif

K-12 18 Sedang 19 Sedang 0,05 Tidak Efektif

K-13 18 Sedang 20 Sedang 0,09 Tidak Efektif

Tabel 4.7.(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)K-14 22 Sedang 24 Tinggi 0,11 Tidak Efektif

K-15 29 Tinggi 33 Sangat Tinggi 0,36 Tidak Efektif

K-16 32 Sangat Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,00 Tidak Efektif

K-17 28 Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,33 Tidak Efektif

K-18 29 Tinggi 31 Sangat Tinggi 0,18 Tidak Efektif

K-19 26 Tinggi 32 Sangat Tinggi 0,43 Kurang Efektif

K-20 12 Rendah 18 Sedang 0,21 Tidak Efektif

K-21 26 Tinggi 30 Tinggi 0,29 Tidak Efektif

K-22 15 Rendah 21 Sedang 0,24 Tidak Efektif

K-23 14 Rendah 20 Sedang 0,23 Tidak Efektif

K-24 29 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,55 Kurang Efektif

K-25 19 Sedang 24 Tinggi 0,24 Tidak Efektif

K-26 23 Sedang 31 Sangat Tinggi 0,47 Tidak EfektifRata-Rata

22,38

Tinggi26,2

7Tinggi 0,24 Tidak Efektif

Dari tabel tersebut didapat statistik deskriptif skor pretes dan postes siswa

kelas kontrol meliputi skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, dan deviasi

standar. Hasil perhitungan statistik deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.8.Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol

Page 83: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

69

Parameter Pretes Postes

N (Valid) 26 26

Rata-Rata 22,38 26,27

Nilai Tengah 23,00 28,00

Modus 29 32

Deviasi Standar 5,954 6,277

Skor Terendah 12 15

Skor Tertinggi 32 35

Jumlah 582 683Sedangkan grafik frekuensi pencapaian skor pretes dan skor postes pada kelas

kontrol adalah sebagai berikut:

K-1

K-2

K-3

K-4

K-5

K-6

K-7

K-8

K-9

K-10

K-11

K-12

K-13

K-14

K-15

K-16

K-17

K-18

K-19

K-20

K-21

K-22

K-23

K-24

K-25

K-26

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pretes Postes

Kode Siswa

Sk

or

Gambar 4.3. Histogram skor pretes dan postes kelas kontrol.

Sedangkan rekapitulasi frekuensi tingkat hasil belajar siswa pada kelas kontrol

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.9.Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol

KategoriFrekuensi Siswa

Pretes Postes

Sangat Tinggi 1 10

Page 84: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

70

Tinggi 11 7

Sedang 9 7

Rendah 5 2

Sangat Rendah 0 0

Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa frekuensi siswa di kelas kontrol

sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki data frekuensi dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 9 siswa, kategori tinggi

sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 1 siswa. Skor terendah hasil belajar

siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran adalah 12 pada kategori yang

rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi

yaitu 32, Rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran berada pada kategori

tinggi 22,38. Setelah mengikuti pembelajaran di kelas kontrol mengalami

peningkatan tetapi tidak efektif. Skor pretes frekuensi siswa di kelas kontrol

setelah pembelajaran (skor postes) memiliki data frekuensi dengan kategori

rendah sebanyak 2 siswa, kategori sedang sebanyak 7 siswa, kategori tinggi

sebanyak 7 siswa dan kategori sangat tinggi 10 siswa. Skor terendah hasil belajar

siswa pada kelas kontrol setelah pembelajaran adalah 15 pada kategori yang

rendah. Sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori sangat

tinggi yaitu 35, dan rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran berada pada

kategori sangat tinggi yaitu 26,27.

Sebelum pembelajaran siswa yang memiliki tingkat hasil belajar dengan

kategori sangat tinggi hanya 1 siswa. Setelah pembelajaran terdapat 10 siswa

dengan tingkat hasil belajar siswa dengan kategori sangat tinggi. Hal tersebut

menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di

Page 85: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

71

kelas kontrol, tetatpi tingkat efektivitas untuk kelas kontrol dengan rata-rata NGain

0,24 menunjukan peningkatan tidak efektif.

Dengan menganalisis hasil belajar siswa pada setiap butir soal pretes dan

postes dapat diketahui kemampuan hasil belajar kelas kontrol. Kemampuan ini

ditentukan oleh banyak sedikitnya siswa yang menjawab benar pada setiap butir

soal. Berdasarkan rambu-rambu penghitungan interval kategori pada tabel 3.12.

maka diperoleh interval kategori jumlah siswa dalam menjawab soal dengan

benar. Jumlah siswa pada kelas kontrol adalah 26, sehingga dapat diketahui

interval kategori jumlah siswa sebagai berikut.

Tabel 4.10.Interval Kategori Jumlah Siswa

No. Interval Jumlah Siswa Kategori Jumlah Siswa

1. X ≥ 19 Sangat Tinggi2. 14≤ X < 19 Tinggi3. 12≤ X < 14 Sedang4. 7 ≤ X < 12 Rendah5. X < 7 Sangat Rendah

Berdasarkan interval kategori tersebut, maka diperoleh gambaran kemampuan

umum dalam pembelajaran IPS dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.11Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal

dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)

KDNo. Soal

Pretest Nilai Rata-rata

Postes Nilai Rata-rataJlh.

Kemampuan Umum Kelas

Jlh.Kemampuan Umum Kelas

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)2.2 1 11 Sedang 1 4 14 Tinggi 1 6

Page 86: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

72

,47

(Tin

ggi)

,33

(Tin

ggi)

2 14 Tinggi 14 Tinggi

3 17 Tinggi 20 Sangat Tinggi

4 14 Tinggi 18 Tinggi

5 18 Tinggi 19 Sangat Tinggi

6 9 Rendah 10 Rendah

7 9 Rendah 14 Tinggi

8 11 Rendah 11 Rendah

9 13 Sedang 16 Tinggi

10 11 Rendah 11 Rendah

Tabel 4.11(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

11 15 Tinggi 18 Tinggi

12 19 Sangat Tinggi 20 Sangat Tinggi

13 20 Sangat Tinggi 21 Sangat Tinggi

14 18 Tinggi 19 Sangat Tinggi

15 18 Tinggi 20 Sangat Tinggi

2.3

16 13 Sedang

15,4

0 (T

ingg

i)

15 Tinggi18

,50

(Tin

ggi)

17 20 Sangat Tinggi 23 Sangat Tinggi

18 6 Sangat Rendah 11 Rendah

19 7 Rendah 13 Sedang

20 19 Sangat Tinggi 21 Sangat Tinggi

21 17 Tinggi 17 Tinggi

22 19 Sangat Tinggi 20 Sangat Tinggi

23 21 Sangat Tinggi 24 Sangat Tinggi

24 19 Sangat Tinggi 23 Sangat Tinggi

25 13 Sedang 18 Tinggi

2.4 26 13 Sedang

14,0

7 (T

ingg

i)

16 Tinggi

16,8

7 (T

ingg

i)27 12 Sedang 16 Tinggi

28 15 Tinggi 19 Sangat Tinggi

29 10 Rendah 11 Rendah

30 12 Sedang 16 Tinggi

31 11 Rendah 15 Tinggi

Page 87: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

73

32 9 Rendah 12 Sedang

33 15 Tinggi 15 Tinggi

34 18 Tinggi 21 Sangat Tinggi

35 16 Tinggi 17 Tinggi

36 20 Sangat Tinggi 21 Sangat Tinggi

37 17 Tinggi 20 Sangat Tinggi

38 20 Sangat Tinggi 24 Sangat Tinggi

39 14 Tinggi 17 Tinggi

40 9 Rendah 13 Sedang

Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebelum pembelajaran hasil belajar siswa

(pretes) pada kelas kontrol untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3 dengan

kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran (postes) pada kelas kontrol untuk KD 2.2 dengan kategori

tinggi, KD 2.3 dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori tinggi.. Hal

tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas kontrol pembelajaran tidak

mengalami peningkatan.

Rekapitulasi intensitas siswa dalam memahami setiap butir soal pada saat

mengikuti pretes dan postes di kelas kontrol ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.12Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes

Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol

Kemampuan Kelas

KD 2.2. KD 2.3. KD 2.4. Total

Pretes Postes Pretes Postes Pretes Poste

sPretes Postes

Sangat Tinggi 2 6 5 5 2 5 9 16

Tinggi 7 6 1 3 6 7 14 16

Sedang 2 0 2 1 3 2 7 3

Rendah 4 3 1 1 4 1 9 5

Sangat Rendah 0 0 1 0 0 0 1 0

Jumlah Soal 40 40

Page 88: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

74

Tabel tersebut menunjukan bahwa dari 40 butir soal pretes pada kelas kontrol

terdapat 9 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 14

butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 7 butir soal dengan

kemampuan kelas pada kategori sedang, 9 butir soal dengan kemampuan kelas

pada kategori rendah, dan 1 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori

sangat rendah. Sedangkan dari 40 butir soal postes pada kelas kontrol terdapat 16

butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 16 butir soal

dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 3 butir soal dengan kemampuan

kelas pada kategori sedang, 5 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori

rendah, dan tidak ada soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat rendah.

b). Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen

Tabel 4.13.Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen

KodeSiswa

Pretes PostesNGain

Kualitas PeningkatanSkor Kategori Skor Kategori

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

E-1 16 Rendah 36 Sangat Tinggi 0,83 Efektif

E-2 28 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,58 Cukup Efektif

E-3 29 Tinggi 35 Sangat Tinggi 0,55 Kurang Efektif

E-4 18 Sedang 33 Sangat Tinggi 0,68 Cukup Efektif

E-5 31 Sangat Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,56 Cukup Efektif

E-6 27 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,69 Cukup Efektif

E-7 24 Tinggi 37 Sangat Tinggi 0,81 Efektif

E-8 28 Tinggi 31 Sangat Tinggi 0,25 Tidak Efektif

E-9 25 Tinggi 38 Sangat Tinggi 0,87 Efektif

E-10 28 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,67 Cukup Efektif

E-11 24 Tinggi 30 Sedang 0,38 Tidak Efektif

Page 89: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

75

E-12 29 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,64 Cukup Efektif

E-13 32 Sangat Tinggi 38 Sangat Tinggi 0,75 Cukup Efektif

E-14 22 Sedang 35 Sangat Tinggi 0,72 Cukup Efektif

E-15 22 Sedang 38 Sangat Tinggi 0,89 Efektif

E-16 27 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,69 Cukup Efektif

E-17 29 Tinggi 36 Sangat Tinggi 0,64 Cukup Efektif

E-18 14 Rendah 29 Tinggi 0,58 Cukup Efektif

E-19 22 Sedang 32 Sangat Tinggi 0,56 Cukup Efektif

E-20 19 Sedang 26 Tinggi 0,33 Tidak Efektif

Tabel 4.13.(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

E-21 15 Rendah 27 Tinggi 0,48 Kurang Efektif

E-22 17 Sedang 32 Sangat Tinggi 0,65 Cukup Efektif

E-23 20 Sedang 31 Sangat Tinggi 0,55 Kurang Efektif

E-24 18 Sedang 31 Sangat Tinggi 0,59 Cukup Efektif

E-25 14 Rendah 22 Sedang 0,31 Tidak Efektif

E-26 16 Sedang 28 Tinggi 0,50 Kurang Efektif

Rata-Rata

22,85

Sedang 33,08 Sangat Tinggi 0,60 Cukup Efektif

Dari tabel tersebut didapat statistik deskriptif skor pretes dan postes siswa

kelas eksperimen meliputi skor terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, dan deviasi

standar. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. hasil perhitungan

statistik deskriptif sebagai berikut.

Tabel 4.14.Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

Page 90: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

76

Parameter Pretes Postes

N (Valid) 26 26

Rata-Rata 22,85 33,08

Nilai Tengah 23,00 35,00

Modus 22,00a 36,00

Standar Deviasi 5,67 4,18

Skor Terendah 14 22

Skor Tertinggi 32 38

Jumlah 594 860

Sedangkan grafik frekuensi pencapaian skor pretes dan skor postes pada kelas

eksperimen adalah sebagai berikut.

E-1

E-2

E-3

E-4

E-5

E-6

E-7

E-8

E-9

E-10

E-11

E-12

E-13

E-14

E-15

E-16

E-17

E-18

E-19

E-20

E-21

E-22

E-23

E-24

E-25

E-26

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pretes Postes

Kode Siswa

Sk

or

Gambar 4.4. Histogram skor pretes dan postes kelas eksperimen.

Sedangkan rekapitulasi frekuensi tingkat hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.15Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol

KategoriFrekuensi Siswa

Pretes Postes

Sangat Tinggi 2 20

Page 91: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

77

Tinggi 11 5

Sedang 8 1

Rendah 5 0

Sangat Rendah 0 0

Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa frekuensi siswa di kelas

eksperimen sebelum pembelajaran (skor pretes ) memiliki data frekuensi dengan

kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang sebanyak 8 siswa, kategori

tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 2 siswa. Skor terendah hasil

belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran adalah 14 pada

kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada

kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran

berada pada kategori tinggi 22,85. Setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan apersepsi, skor postes siswa secara umum mengalami peningkatan

dari sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan apersepsi atau skor pretes.

Frekuensi siswa di kelas eksperimen setelah pembelajaran (skor postes) memiliki

data frekuensi dengan kategori sedang sebanyak 1 siswa, kategori tinggi sebanyak

5 siswa dan kategori sangat tinggi 20 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen setelah pembelajaran adalah 22 pada kategori yang tinggi

sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi

yaitu 38, dan rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran berada pada

kategori sangat tinggi yaitu 33,08.

Sebelum pembelajaran siswa yang memiliki tingkat hasil belajar dengan

kategori sangat tinggi hanya 2 siswa. Setelah pembelajaran terdapat 20 siswa

dengan tingkat hasil belajar siswa dengan kategori tinggi. Hal tersebut

Page 92: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

78

menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang cukup efektif

pada pembelajaran di kelas eksperimen dengan rata-rata Ngain 0,60.

Dengan menganalisis skor setiap butir soal pretes dan postes dapat diketahui

kemampuan hasil belajar kelas eksperimen. Kemampuan ini ditentukan oleh

banyak sedikitnya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal. Berdasarkan

rambu-rambu penghitungan interval kategori pada tabel 3.12. maka diperoleh

interval kategori jumlah siswa dalam menjawab soal dengan benar. Jumlah siswa

pada kelas eksperimen adalah 26, sehingga dapat diketahui interval kategori

jumlah siswa sebagai berikut:

Tabel 4.16Interval Kategori Jumlah Siswa

No. Interval Jumlah Siswa Kategori Jumlah Siswa

1. X ≥ 19 Sangat Tinggi

2. 14≤ X < 19 Tinggi

3. 12≤ X < 14 Sedang

4. 7 ≤ X < 12 Rendah5. X < 7 Sangat Rendah

Berdasarkan interval kategori tersebut, maka diperoleh gambaran

kemampuan umum dalam pembelajaran IPS dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.17Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar Tiap Soal

dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)

KDNo.

Soal

Pre Test Nilai

Rata-

rata

Postes Nilai Rata-rataJlh.

Kemampuan

Umum KelasJlh.

Kemampuan

Umum Kelas

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

2.2 1 14 Tinggi

14,1 3

20 Sangat Tinggi

21,2 0

2 14 Tinggi 20 Sangat Tinggi

Page 93: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

79

(Tin

ggi)

(San

gat T

ingg

i)

3 18 Tinggi 25 Sangat Tinggi

4 14 Tinggi 21 Sangat Tinggi

5 17 Tinggi 23 Sangat Tinggi

6 9 Rendah 20 Sangat Tinggi

7 6 Sangat Rendah 16 Sedang

8 11 Rendah 17 Tinggi

9 10 Rendah 22 Sangat Tinggi

10 16 Tinggi 21 Sangat Tinggi

11 16 Tinggi 23 Sangat Tinggi

12 18 Tinggi 21 Sangat Tinggi

13 18 Tinggi 24 Sangat Tinggi

14 17 Tinggi 23 Sangat Tinggi

15 14 Tinggi 22 Sangat Tinggi

Tabel 4.17(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

2.3

16 14 Tinggi

15,7

0 (T

ingg

i)

22 Sangat Tinggi

21,4

0 (s

anga

t tin

ggi)

17 19 Sangat Tinggi 25 Sangat Tinggi

18 7 Rendah 14 Tinggi

19 6 Sangat Rendah 15 Tinggi

20 18 Tinggi 25 Sangat Tinggi

21 18 Tinggi 23 Sangat Tinggi

22 19 Tinggi 24 Sangat Tinggi

23 21 Sangat Tinggi 25 Sangat Tinggi

24 20 Sangat Tinggi 22 Sangat Tinggi

25 15 Tinggi 19 Sangat Tinggi

2.4 26 18 Tinggi

15 (

Sed

ang)

23 Sangat Tinggi

21,8

7 (S

anga

t Tin

ggi)

27 16 Tinggi 20 Sangat Tinggi

28 13 Sedang 23 Sangat Tinggi

29 9 Rendah 15 Tinggi

30 13 Sedang 24 Sangat Tinggi

Page 94: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

80

31 16 Tinggi 25 Sangat Tinggi

32 11 Rendah 24 Sangat Tinggi

33 14 Tinggi 21 Sangat Tinggi

34 17 Tinggi 24 Sangat Tinggi

35 18 Tinggi 24 Sangat Tinggi

36 19 Tinggi 24 Sangat Tinggi

37 16 Tinggi 22 Sangat Tinggi

38 19 Tinggi 21 Sangat Tinggi

39 16 Tinggi 22 Sangat Tinggi

40 10 Rendah 16 Tinggi

Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebelum pembelajaran hasil belajar siswa

(pretes) pada kelas eksperimen untuk KD 2.2 dengan kategori tinggi, KD 2.3

dengan kategori tinggi, dan KD 2.4 dengan kategori sedang. Sedangkan hasil

belajar siswa setelah pembelajaran (postes) pada kelas eksperimen adalah dengan

kategori sangat tinggi untuk setiap KD. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa

pada kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami

peningkatan.

Rekapitulasi intensitas siswa dalam memahami setiap butir soal pada saat

mengikuti pretes dan postes di kelas eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.18Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes

Berdasarkan KD pada Kelas Eksperimen

Kemampuan Kelas

KD 2.2. KD 2.3. KD 2.4. Total

Pretes Postes Pretes PostesPrete

s Postes

Pretes

Postes

Sangat Tinggi 0 13 3 8 0 13 3 34

Page 95: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

81

Tinggi 11 1 5 2 10 2 26 5

Sedang 0 1 0 0 2 0 2 1

Rendah 3 0 1 0 3 0 7 0

Sangat Rendah 1 0 1 0 0 0 2 0

Jumlah Soal 40 40

Tabel tersebut menunjukan bahwa dari 40 butir soal pretes pada kelas

eksperimen terdapat 3 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat

tinggi, 26 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tinggi, 2 butir soal

dengan kemampuan kelas pada kategori sedang, 7 butir soal dengan kemampuan

kelas pada kategori rendah, dan 2 butir soal dengan kemampuan kelas pada

kategori sangat rendah. Sedangkan dari 40 butir soal postes pada kelas eksperimen

terdapat 34 butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori sangat tinggi, 5

butir soal dengan kemampuan kelas pada kategori tingg, 1 butir soal dengan

kemampuan kelas pada kategori sedang, dan tidak ada soal dengan kemampuan

kelas pada kategori rendah dan sangat rendah.

4. Uji Inferensial

Setelah analisis dilakukan terhadap data pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, langkah selanjutnya adalah uji inferensial asumsi yang meliputi uji

normalitas, uji linieritas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Untuk selanjutnya data yang berdistribusi normal

dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian data parametrik, Sedangkan data

Page 96: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

82

yang berdistribusi tidak normal dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian

data non parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov yang ada dalam program SPSS 16.0. Langkah pertama

untuk uji normalitas adalah menentukan gain dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Tabel 4.19Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas KontrolKode Siswa Pretes Postes Gain Kode Siswa Pretes Postes Gain

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)E-1 16 36 20 K-1 29 32 3E-2 28 35 7 K-2 24 27 3E-3 29 35 6 K-3 17 21 4E-4 18 33 15 K-4 23 29 6

Tabel 4.19(Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)E-5 31 36 5 K-5 13 16 3E-6 27 36 9 K-6 18 21 3E-7 24 37 13 K-7 28 35 7E-8 28 31 3 K-8 15 15 0E-9 25 38 13 K-9 29 33 4E-10 28 36 8 K-10 25 29 4E-11 24 30 6 K-11 21 23 2E-12 29 36 7 K-12 18 19 1E-13 32 38 6 K-13 18 20 2E-14 22 35 13 K-14 22 24 2E-15 22 38 16 K-15 29 33 4E-16 27 36 9 K-16 32 32 0E-17 29 36 7 K-17 28 32 4E-18 14 29 15 K-18 29 31 2E-19 22 32 10 K-19 26 32 6E-20 19 26 7 K-20 12 18 6E-21 15 27 12 K-21 26 30 4E-22 17 32 15 K-22 15 21 6E-23 20 31 11 K-23 14 20 6E-24 18 31 13 K-24 29 35 6E-25 14 22 8 K-25 19 24 5

Page 97: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

83

E-26 16 28 12 K-26 23 31 8

Hasil pengolahan data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan program komputer SPSS 16.0. sebagai berikut:

1) Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen

Tabel 4.20.Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen

KelasUji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Statistic df Sig.

Gain Kelas Eksperimen 0,130 26 0,200*

(a) H0 adalah data yang diambil dari data yang berdistribusi normal. Ha adalah

data yang diambil dari data yang tidak berdistribusi nomal.

(b) Signifikan α = 5% (0,05)

(c) H0 ditolak jika p value (Sig) < 5%

(d) p value berdasarkan hasil pengolahan data kelas eksperimen adalah 0,200

Karena p value (Sig) > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah data berdistribusi normal.

Untuk mempermudah melihat data berdistribusi normal, disajikan model visual

dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Page 98: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

84

Gambar 4.5. Histogram gain kelas eksperimen data berdistribusi normal.

2) Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol

Tabel 4.21.Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol

KelasUji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Statistic df Sig.

Gain Kelas Eksperimen 0,130 26 0,135*

(a) H0 adalah data yang diambil dari data yang berdistribusi normal. Ha adalah

data yang diambil dari data yang tidak berdistribusi nomal.

(b) Signifikan α = 5% (0,05)

(c) H0 ditolak jika p value (Sig) < 5%

(d) p value berdasarkan hasil pengolahan data kelas kontrol adalah 0,135

Karena p value (Sig) > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa di kelas kontrol adalah data berdistribusi normal. Untuk

mempermudah melihat data berdistribusi normal, disajikan model visual dalam

bentuk histogram sebagai berikut.

Page 99: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

85

Gambar 4.6. Histogram gain kelas kontrol data berdistribusi normal.

b) Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan

yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai

prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16

dengan menggunakan test for linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa

jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka

hubunganya tidak linear.

Tabel 4.22.Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji LinieritasSum of Squares

dfMean

SquareF Sig.

Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Between Groups

(Combined) 8,233 16 0,515 3,778 0,001

Linearity 6,440 1 6,440 47,289 0,000

Deviation from Linearity

1,793 15 0,120 0,878 0,593

Within Groups 4,767 35 0,136

Total 13,000 51

Page 100: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

86

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa hasil uji linieritas gain kelas

eksperimen dan gain kelas kontrol adalah Sig. 0,00. Sesuai dengan ketentuan, hal

tersebut menunjukan bahwa skor gain kelas eksperimen dan skor gain kelas

kontrol adalah data linier.

5. Uji Hipotesis

Setelah analisis dilakukan terhadap data pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol serta dilakukan uji inferensial, tahap selanjutnya adalah analisis data untuk

uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.

d).Uji Korelasi

Pada penelitian ini, uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara

apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Untuk analisis korelasi

dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 16.0. Adapun ketentuan

untuk menggunakan uji korelasi adalah “bila nilai probabilitas lebih besar dari

0,05 berarti tidak ada korelasi yang signifikan (H0 diterima) dan bila nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada korelasi yang signifikan (H0 ditolak)”

(Anggraeni, 2010:97). Hasil dari uji korelasi menggunakan program komputer

SPSS 16.0. adalah sebagai berikut:

Tabel 4.23.Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen

Page 101: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

87

Variabel Keterangan Gain Kelas Kontrol

Gain Kelas Eksperimen

Gain Kelas Kontrol Pearson Correlation

1 0,359

Sig. (2-tailed) 0,071

N 26 26

Gain Kelas Eksperimen Pearson Correlation

0,359 1

Sig. (2-tailed) 0,071

N 26 26

Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui koefisien korelasi gain

kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,359 dan sig. (2-tailed) adalah 0,071.

Data tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pada tahap selanjutnya untuk

mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai koefisien korelasi dikonsultasikan

dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.24.Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 - 1,000 Sangat tinggi

0,60 – 0,799 Tinggi

0,40 – 0,599 Cukup

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendahSumber: Riduwan, 2010: 138

Berdasarkan tabel interpretasi koefisien nilai r tersebut, maka nilai koefisien

korelasi antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V

SD Negeri Perumnas 2 sebesar 0,359 berada pada tingkat hubungan yang rendah.

Page 102: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

88

Koefisien korelasi antara gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol sebesar

0,359 bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan arah korelasi positif dan

mengandung pengertian semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin

tinggi pula hasil belajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran,

maka semakin rendah pula hasil belajar siswa.

e). Uji Koefisien Determinasi

Tahap selanjutnya adalah analisis koefisien determinasi menjelaskan besarnya

persentase hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besar koefisien

determinasi dapat ditentukan dengan rumus:

KP=r2 ×100 %

Perhitungan:

KP = r2 x 100%

KP = 0,359² x 100%

KP = 0,1289 x 100%

KP = 12,89%

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sumbangan atau kontribusi

apersepsi terhadap hasil belajar siswa adalah 12,89%. Jadi 87,11 % yang memberi

sumbangan atau kontribusi lain terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 adalah faktor lain selain apersepsi.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa apersepsi yang

dilakukan guru pada pembelajaran IPS di kelas V.a (kelas eksperimen) SD Negeri

Page 103: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

89

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya dinilai sudah sangat baik.

Secara keseluruhan aspek variabel apersepsi yang diperoleh dari hasil observasi

adalah 91,30% sesuai dengan indikator. Sedangkan hasil observasi keterlaksanaan

apersepsi di kelas V.b (kelas kontrol) SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya adalah 30% sesuai indikator.

Frekuensi siswa di kelas kontrol sebelum pembelajaran (skor pretes) memiliki

data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori sedang

sebanyak 9 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat tinggi 1

siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran

adalah 12 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil belajar siswa

berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa sebelum

pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,38. Sebelum pembelajaran hasil

belajar siswa (pada skor pretes) di kelas kontrol untuk KD 2.2 memiliki kategori

dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori dengan

kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori dengan

kemampuan kelas yang kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa setelah

pembelajaran (pada skor postes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki

kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori

dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori

dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas kontrol,

Page 104: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

90

tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain

0,24 menunjukan tidak efektif.

Frekuensi siswa di kelas eksperimen sebelum pembelajaran (skor pretes)

memiliki data frekuensi dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa, kategori

sedang sebanyak 8 siswa, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dan kategori sangat

tinggi 2 siswa. Skor terendah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum

pembelajaran adalah 14 pada kategori yang rendah sedangkan skor tertinggi hasil

belajar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 32, dan rata-rata hasil belajar siswa

sebelum pembelajaran berada pada kategori tinggi 22,85. Sebelum pembelajaran

hasil belajar siswa (pada skor pretes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2 memiliki

kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3 memiliki kategori

dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4 memiliki kategori

dengan kemampuan kelas yang kategori sedang. Sedangkan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran (pada skor postes) di kelas eksperimen untuk KD 2.2

memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, KD 2.3

memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi, dan KD 2.4

memiliki kategori dengan kemampuan kelas yang kategori tinggi. Hal tersebut

dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen pembelajaran dengan

menggunakan apersepsi mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukan bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen,

dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif.

Dengan diterimanya hipotesis nol (H0) yang menunjukan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada

Page 105: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

91

pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Koefisien korelasi antara

gain kelas eksperimen dan gain kelas kontrol sebesar 0,359 bertanda positif. Hal

tersebut menunjukkan arah korelasi positif dan mengandung pengertian semakin

tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa,

sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakin rendah pula

hasil belajar siswa.

Adapun sumbangan atau kontribusi apersepsi terhadap hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di kelas V SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya adalah sebesar 12,89%. Hal tersebut menunjukan bahwa 87,11%

adalah faktor lain yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa seperti faktor

fisiologis, faktor psikologis, faktor lingkungan, dan faktor instrumental

Page 106: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

F. Kesimpulan

Pada skor pretes, postes dan gain kelas kontrol menunjukan terdapat

peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori tidak efektif. Adapun rincian

peningkatan untuk rata-rata KD 2.2 adalah sebesar 14,47 dengan kategori

kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 16,33

dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi.Rata-rata KD 2.3 adalah sebesar

15,40 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan

rata-rata menjadi 18,50 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi. Rata-rata

KD 2.4 adalah sebesar 14,07 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi

mengalami peningkatan rata-rata menjadi 16,87 dengan kategori kemampuan

umum kelas tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pada kelas eksperimen

pembelajaran dengan menggunakan apersepsi mengalami peningkatan, tetatpi

melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol dengan rata-rata Ngain 0,24

menunjukan tidak efektif.

Pada skor pretes, postes dan gain kelas eksperimen menunjukan terdapat

peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori cukup efektif. Adapun rincian

peningkatan untuk rata-rata KD 2.2 adalah sebesar 14,13 dengan kategori

kemampuan umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 21,20

dengan kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi.Rata-rata KD 2.3 adalah

sebesar 15,70 dengan kategori kemampuan umum kelas tinggi mengalam

92

Page 107: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

93

peningkatan rata-rata menjadi 21,40 dengan kategori kemampuan umum kelas

sangat tinggi. Rata-rata KD 2.4 adalah sebesar 15,00 dengan kategori kemampuan

umum kelas tinggi mengalami peningkatan rata-rata menjadi 21,87 dengan

kategori kemampuan umum kelas sangat tinggi. Hal tersebut dapat menunjukan

bahwa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dan tingkat efektivitas

menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan

penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara apersepsi dan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2. Setelah

menggunakan apersepsi pembelajaran tidak mengalami peningkatan penguasaan

konsep antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini terbukti

dengan diujikannya hipotesis, ternyata hipotesis nol (H0) yang diterima dan

hipotesis alternatif (H1) ditolak.

G. Saran

Setelah melaksanakan penelitian di SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalay, peneliti memperoleh informasi berhubungan dengan

variabel apersepsi dan variabel hasil bejalar siswa. Dari informasi yang diperoleh

tersebut peneliti memiliki beberapa saran. Adapun saran dari peneliti ini

diantaranya:

1. Dalam hal pembuatan instrumen harus memperhatikan kesesuaian instrumen

dengan indikator pembelajaran, tempat pengujian instrumen harus dapat

menggambarkan keadaan sampel peneltian dan dalam pembuatan instrumen

sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa.

Page 108: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

94

2. Tersedianya lembar kerja siswa yang mudah dimengerti oleh siswa SD,

sehingga dapat mempermudah siswa dalam melakukan penyelidikan sehingga

dapat membangun konsep pengetahuan awal siswa.

3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi atau baik

pelasksanaan apersepsi yang dilakukan oleh guru, semakin tinggi atau baik

pula hasil belajar yang siswa dapatkan. Sebaiknya guru disarankan untuk

melaksanakan kegiatan apersepsi dengan sebaik mungkin.

4. Guru disarankan untuk lebih memahami tentang sumber-sumber apersepsi

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat menciptakan kondisi

belajar yang menyenangkan bagi siswa dan siswa dapat antusias dalam

mengikuti setiap tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

5. Guru harus dapat memahami mengenai hal yang berhubungan dengan

pembelajaran IPS diarahkan pada pembelajaran langsung, penyesuaian urutan

pemberian materi, pemberian tugas, penilaian perkembangan belajar siswa.

6. Sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, khususnya

yang dapat mendukung proses belajar mengajar IPA. Melalui sarana dan

prasarana tersebut, guru akan dengan mudah mengaplikasikan kompetensinya

khususnya dalam pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS.

7. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, sebaiknya peneliti menindaklanjuti

hasil penelitian tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi untuk

peningkatan mutu pendidikan khususnya di SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya khususnya mengenai pelaksanaan

apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V.

Page 109: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman., Muhidin dan Somantri. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Anggraeni, Lengga. (2010). Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalang 1 Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Ashari, Hasyim. (2007). Siapa Bilang Jadi Guru Hidupnya Susah. Yogyakarta: Pinus.

Asmani, Jamal Ma”mur. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: DIVA Press.

Astuti, Puji. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://poojetz.wordpress.com/2011/01/13/analisis-tentang-membangun-pengetahuan-awal-atau-apersepsi-siswa-dalam-kegiatan-pembelajaran/ (30 Maret 2012)

Chatib, Munif. (2011). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Learning.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

____. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan Dasar. Bandung: Falah Production.

Kartono, Kartini. (1981). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada J.P. CHAPLIN

Luthfi. (2008). Pengaruh Musik terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi. [Online]. Tersedia:

95

Page 110: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

96

http://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan -kognitif-dan-kecerdasan-emosi/ (18 April 2012)

Mudyoharjo, R. (2007). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Nugraha, Wendi. (2011). Pengaruh Bimbingan Belajar Nonformal terhadap Hasil Belajarsiswa pada Pembelajaranipa Di Kelas V Sekolah Dasar Gugus 3 UPTD Pendidikan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Purwanto, M. Ngalim. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remadja Karya.

Riduwan.(2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: ALFABETA.

____.(2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA.

Rochaeti, Eti. Dkk.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPPS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sadulloh, Uyoh, dkk. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

Sajidin, Ahmad. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ahmadsajidin84.blogspot.com/analisis-tentang-membangun-pengetahuan.html. (12 Januari 2012).

Sandjaja., Herianto, Albertus. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

____. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta.

Sujadi Bintana, Eko. (2011). Apersepsi, Motivasi, Need Assesment, 3 Langkah Guru Dalam Mengajar Dan Analisa Strategi Pembelajaran Yang Menyenangkan. [Online]. Tersedia: http://bk-uinsuska.blogspot.com/apersepsi-motivasi-need-assesment-3.html. (12 Januari 2012).

Syaripudin, T. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

UNISBA. (2007). Buku Panduan Kegiatan Mentoring Reguler PAI Universitas Islam Bandung. Bandung: Departemen Tutorial, UISBA.

Page 111: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

97

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI press.

Wahidmurni, dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera.

Zahra. (2011). Pentingnya Membangun Apersepsi Bagi Pengajar. [Online]. Tersedia: http://zahrathelittledesert.blog.uns.ac.id/2011/07/19/pentingnya-membangun-apersepsi-bagi-pengajar/ (12 Januari 2012).

Page 112: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

98

Page 113: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)

Tabel Kisi-kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Siswa

No

.Kompetensi Dasar Indikator No. Butir Soal

(a) (c) (d) (e)1 2.2. Menghargai

jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan

1, 2, 4, 12

2.2.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan

6, 7, 13, 14

2.2.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

3, 5, 8, 11,

2.2.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

9, 10, 15

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

16, 17, 21, 22, 23

2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

18, 19, 20, 24,

25

2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan kemerdekaan

26, 29, 30, 31,

2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

32, 33, 34, 35, 36, 39

2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

27, 28, 37, 38,

40

99

Page 114: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi

INSTRUMEN SOAL PENELITIANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

Jalan Dadaha No. 18 Telp. (0265) 331860 Tasikmalaya 46115

I. Tujuan dan Petunjuk1. Soal ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam

rangka studi kesarjanaan (S1) di Pendidikan Guru Sekolah Dasar.2. Mulailah dengan membaca “Bismillahirohmanirrohim”!3. Baca setiap soal dengan cermat, tanyakan kepada guru jika ada maksud

soal kurang jelas!4. Jawablah soal dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d

yang merupakan jawaban benar!5. Atas segala perhatian dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih.

II. Biodata SiswaMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Alokasi waktu : 60 menit

Nama siswa : __________________________________________

No. Absen : __________________________________________

III. Soal

1. Kemerdekaan Indonesia sudah dipersiapkan sejak ...a. pasukan Jepang terdesak

oleh pasukan Sekutub. Jepang masuk Indonesiac. Inggris menduduki Indonesiad. Jauh sebelum kemerdekaan

Indonesia

2. Tujuan Perdana Menteri Koiso mengumumkan Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari adalah ...a. agar rakyat Indonesia

bahagia

b. agar tentara Sekutu tidak disambut sebagai pembebas tetapi penyerbu

c. agar para tokoh mempersiapkan diri dalam pencalonan presiden

d. agar rakyat berterimakasih pada Jepang

3. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...a. Kumakici Haradab. Ichibangasec. Soekarno d. Radjiman Wedyodiningrat

100

Page 115: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

4. Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah ...a. bangsa Indonesia mandirib. tercapai kemenangan akhir

dalam perang Asia Timur Raya

c. bangsa Indonesia membantu melawan Sekutu

d. BPUPKI selesai melakukan tugasnya

5. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...a. Soekarnob. Drs. Mohammad Hattac. Ahmad Subarjo d. Radjiman Wedyodiningrat

6. Pernyataan tentang PPKI berikut ini yang benar adalah ...a. PPKI diterima secara total

oleh rakyat Indonesiab. PPKI dibentuk sebelum

BPUPKIc. PPKI berjasa dalam

menyiapkan UUD bagi negara Indonesia

d. PPKI tidak berhasil mengesahkan UUD

7. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ...a. enam provinsib. enam negara bagianc. delapan provinsid. delapan negara bagian

8. Berikut ini tokoh yang mengusulkan dasar-dasar negara adalah ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Mohammad Hattad. Wachid Hasyim

9. Berikut adalah cara mengenang jasa para pahlawan, kecuali...a. Mengikuti upacara benderab. Menamai jalan dengan nama

pahlawanc. Berziarah ketaman makam

pahlawan d. Melakukan latihan militer

10. Mengheningkan cipta pada saat upacara bendera merupakan cara untuk...a. Menghormati pembina

upacarab. Mengikuti peraturanc. Mengenang jasa para

pahlawand. Menghormati presiden

11. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Soekarnod. Supomo

12. Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ...a. Soekarno-Hattab. Soekarno-Ahmad Subarjoc. Supomo-Yamind. Supomo-Hatta

101

Lampiran 2. (Lanjutan)

Page 116: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

13. Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan terbentuknya tiga Badan/Lembaga Negara, yaitu...a. PPKI, BPUPKI, dan PKIb. KNI, PKI, dan PPKIc. KNI, PNI, dan BKRd. BKR, PKI, dan PNI

14. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...a. Pancasilab. liberalismec. komunismed. Sosialisme

15. Sifat baik yang harus kita teladani dari para pahlawan adalah ...a. Rela berkorbanb. Berani melawan guruc. Merusak lingkungand. Berbohong kepada orang tua

16. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... .a. 6 Agustus 1945b. 9 Agustus 1945c. 17 Agustus 1945d. 14 Agustus 1945

17. Menjelang Indonesia merdeka, yang menjadi panglima tentara Jepang di Asia Tenggara adalah ... .a. Jenderal Terauchib. Laksamana Maedac. Mayor Jenderal Nishimurad. Shigetada Nishijima

18. Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada Sekutu dan mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...a. Chaerul Salehb. Ahmad Soebardjoc. Sutan Sjahrird. Wikana

19. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... .a. Ir. Soekarnob. Drs. Moh Hattac. Laksamana Maedad. Ahmad Subarjo

20. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...a. Mohammad Hattab. Sayuti Melikc. B. M. Diahd. S. Suhud

21. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ...a. S. Suhud dan Latifb. Wikana dan Darwisc. Sayuti Melik dan Latifd. Chaerul Saleh dan Margono

22. Dua kota di Jepang yang di bom atom oleh sekutu adalah...a. Fuji dan Orochib. Nagasaki dan fujic. Hiroshima dan Orochid. Hiroshima dan Nagasaki

102

Lampiran 2. (Lanjutan)

Page 117: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

23. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ...a. Rengasdengklokb. Bukitinggic. Tasikmalayad. Surabaya

24. Selain Soekaro dan Hatta, siapa tokoh yang ikut serta dalam merumuskan proklamasi ...a. Fatmawatib. Ahmad Soebarjoc. Laksamana Maedad. Agus Salim

25. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... .a. Ibu Fatmawatib. Sayuti Melikc. Ibu Inggitd. Cudanco Latif

26. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... .a. Kolonel Huiyerb. Brigjen Bethelc. Brigjen Mallabyd. Brigjen T. E. D. Kelly

27. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ...a. Pahlawanb. Infantri

c. Kebangkitan Nasionald. Sumpah Pemuda

28. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... .a. Ir. Soekarnob. Bung Tomoc. Jenderal Sudirmand. Mohammad Toha

29. Komandan Resimen Banyumas yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa adalah ... .a. Letkol M. Sarbinib. Kol Sudirmanc. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo

30. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ...a. Achmad Tahirb. Kol A. H. Nasutionc. Mr. Amir Syarifudind. Teuku Mohammad Hasan

31. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...a. Letkol M. Sarbinib. I Gusti Ketut Jelantikc. Letkol I Gusti Ngurah Raid. Robert Wolter Mongisidi

32. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...a. Sutan Syahrir b. Soekarnoc. Mohammad Hattad. Amir Syarifudin

103

Lampiran 2. (Lanjutan)

Page 118: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

33. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... .a. Australia, Belgia, dan

Swediab. Austria, Belgia, dan Amerika

Serikatc. Amerika Serikat, Swedia,

dan Belgiad. Australia, Belgia, dan

Amerika Serikat

34. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ...a. Bukitinggib. Jakartac. Medand. Yogyakarta

35. Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, adalah ...a. Sultan Hamid IIb. Sutan Syahrirc. Sultan Hamengku Buwono

IXd. Mohammad Hatta

36. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ...a. 17 Agustus 1945b. 27 Desember 1949c. 18 Agustus 1945d. 17 Desember 1949

37. Tentara Sekutu yang datang ke Indonesia diberi tugas untuk melucuti tentara ...a. Jepangb. Indonesiac. Belanda d. Amerika

38. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...a. Bandung Membarab. Halo-halo Bandungc. Bandung Terbakar d. Bandung Lautan Api

39. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ...a. Belandab. Bangkac. Diguld. Bengkulu

40. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ...a. Amir Syarifuddinb. Sutan Syahrirc. Mohammad Rumd. Mohammad Hatta

~~~Selamat Mengerjakan~~~

104

Lampiran 2. (Lanjutan)

Page 119: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 3. Revisi Soal

TabelRevisi instrumen hasil belajar siswa

No. Item

Item Soal Sebelum Direvisi Item Soal Setelah Direvisi

3 Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...a Kumakici Haradab Ichibangasec Soekarnod Radjiman Wedyodiningrat

Berikut adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), kecuali...

a Itibangase Yosiob Radjiman Wedyodiningratc Soekarnod Sutan Syahrir

10 Mengheningkan cipta pada saat upacara bendera merupakan cara untuk...

Mengikuti upacara bendera adalah salah satu cara untuk ...

11 Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...a Ahmad Subarjob Muhammad Yaminc Soekarnod Supomo

Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar adalah ...

a Ahmad Subarjob Muhammad Yaminc Radjiman Wedyodiningratd Supomo

12 Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ...a Soekarno-Hattab Soekarno-Ahmad Subarjoc Supomo-Yamind Supomo-Hatta

Sidang pertama dilaksanakan PPKI adalah tanggal ...a 18 Agustus 1945b 19 Agustus 1945c 20 Agustus 1945d 21 Agustus 1945

14 Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...a Pancasilab liberalismec komunismed Sosialisme

Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 adalah ...a Piagam Jakartab Pembukaan UUDc Lembaga Negarad Pembagian Provinsi

15 Sifat baik yang harus kita teladani dari para pahlawan adalah ...a Rela berkorbanb Berani melawan guruc Merusak lingkungand Berbohong kepada orang tua

Sifat yang perlu kita teladani dari para pahlawan adalah ...a Menghargai keputusanb Berani melakukan kesalahanc Menolong pencurid Rela disalahkan

105

Page 120: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 3. (Lanjutan)

(a) (b) (c)

18 Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada Sekutu dan mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...

Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...

22 Dua kota di Jepang yang di bom atom oleh sekutu adalah...a Fuji dan Orochib Nagasaki dan fujic Hiroshima dan Orochid Hiroshima dan Nagasaki

Kota di jepang yang dibom atom oleh sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah ...

a Fujib Nagasakic Orochid Hiroshima

24 Selain Soekaro dan Hatta, siapa tokoh yang ikut serta dalam merumuskan proklamasi ...a Fatmawatib Ahmad Soebarjoc Laksamana Maedad Agus Salim

Berikut adalah tokoh yang merumuskan proklamasi adalah, kecuali ...

a Ahmad Soebarjob Sayuti Melikc Ir. Soekarnod Muh. Hatta

33 b Austria, Belgia, dan Amerika Serikat

b Rusia, Belgia, dan Amerika Serikat

35 Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, adalah ...a Sultan Hamid IIb Sutan Syahrirc Sultan Hamengku Buwono

IXd Mohammad Hatta

Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ...

a Sultan Hamid IIb Sutan Syahrirc Sultan Hamengku Buwono IXd Mohammad Hatta

106

Page 121: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi

INSTRUMEN SOAL PENELITIANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

Jalan Dadaha No. 18 Telp. (0265) 331860 Tasikmalaya 46115

IV. Tujuan dan Petunjuk1. Soal ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam

rangka studi kesarjanaan (S1) di Pendidikan Guru Sekolah Dasar.2. Mulailah dengan membaca “Bismillahirohmanirrohim”!3. Baca setiap soal dengan cermat, tanyakan kepada guru jika ada maksud

soal kurang jelas!4. Jawablah soal dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d

yang merupakan jawaban benar!5. Atas segala perhatian dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih.

V. Biodata SiswaMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Alokasi waktu : 60 menit

Nama siswa : __________________________________________

No. Absen : __________________________________________

VI. Soal1. Kemerdekaan Indonesia sudah

dipersiapkan sejak ...a. pasukan Jepang terdesak

oleh pasukan Sekutub. Jepang masuk Indonesiac. Inggris menduduki Indonesiad. Jauh sebelum kemerdekaan

Indonesia

2. Tujuan Perdana Menteri Koiso mengumumkan Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari adalah ...a. agar rakyat Indonesia

bahagia

b. agar tentara Sekutu tidak disambut sebagai pembebas tetapi penyerbu

c. agar para tokoh mempersiapkan diri dalam pencalonan presiden

d. agar rakyat berterimakasih pada Jepang

3. Berikut adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), kecuali...a. Itibangase Yosiob. Radjiman Wedyodiningratc. Soekarnod. Sutan Syahrir

107

Page 122: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

4. Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah ...a. bangsa Indonesia mandirib. tercapai kemenangan akhir

dalam perang Asia Timur Raya

c. bangsa Indonesia membantu melawan Sekutu

d. BPUPKI selesai melakukan tugasnya

5. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...a. Soekarnob. Drs. Mohammad Hattac. Ahmad Subarjo d. Radjiman Wedyodiningrat

6. Pernyataan tentang PPKI berikut ini yang benar adalah ...a. PPKI diterima secara total

oleh rakyat Indonesiab. PPKI dibentuk sebelum

BPUPKIc. PPKI berjasa dalam

menyiapkan UUD bagi negara Indonesia

d. PPKI tidak berhasil mengesahkan UUD

7. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi menjadi ...a. enam provinsib. enam negara bagianc. delapan provinsid. delapan negara bagian

8. Berikut ini tokoh yang mengusulkan dasar-dasar negara adalah ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Mohammad Hattad. Wachid Hasyim

9. Berikut adalah cara mengenang jasa para pahlawan, kecuali...a. Mengikuti upacara benderab. Menamai jalan dengan nama

pahlawanc. Berziarah ketaman makam

pahlawan d. Melakukan latihan militer

10. Mengikuti upacara bendera adalah salah satu cara untuk ...a. Menghormati pembina

upacarab. Mengikuti peraturanc. Mengenang jasa para

pahlawand. Menghormati presiden

11. Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar adalah ...a. Ahmad Subarjob. Muhammad Yaminc. Radjiman Wedyodiningratd. Supomo

12. Sidang pertama dilaksanakan PPKI adalah tanggal ...a. 18 Agustus 1945b. 19 Agustus 1945c. 20 Agustus 1945d. 21 Agustus 1945

108

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 123: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

13. Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan terbentuknya tiga Badan/Lembaga Negara, yaitu...a. PPKI, BPUPKI, dan PKIb. KNI, PKI, dan PPKIc. KNI, PNI, dan BKRd. BKR, PKI, dan PNI

14. Hasil kerja Panitia Sembilan BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 adalah ...a. Piagam Jakartab. Pembukaan UUDc. Lembaga Negarad. Pembagian Provinsi

15. Sifat yang perlu kita teladani dari para pahlawan adalah ...a. Menghargai keputusanb. Berani melakukan kesalahanc. Menolong pencurid. Rela disalahkan

16. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... .a. 6 Agustus 1945b. 9 Agustus 1945c. 17 Agustus 1945d. 14 Agustus 1945

17. Menjelang Indonesia merdeka, yang menjadi panglima tentara Jepang di Asia Tenggara adalah ... .a. Jenderal Terauchib. Laksamana Maedac. Mayor Jenderal Nishimurad. Shigetada Nishijima

18. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah ...a. Chaerul Salehb. Ahmad Soebardjoc. Sutan Sjahrird. Wikana

19. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... .a. Ir. Soekarnob. Drs. Moh Hattac. Laksamana Maedad. Ahmad Subarjo

20. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...a. Mohammad Hattab. Sayuti Melikc. B. M. Diahd. S. Suhud

21. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ...a. S. Suhud dan Latifb. Wikana dan Darwisc. Sayuti Melik dan Latifd. Chaerul Saleh dan Margono

22. Kota di jepang yang dibom atom oleh sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945 adalah ... a. Fujib. Nagasakic. Orochid. Hiroshima

109

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 124: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

23. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh golongan muda di ...a. Rengasdengklokb. Bukitinggic. Tasikmalayad. Surabaya

24. Berikut adalah tokoh yang merumuskan proklamasi adalah, kecuali ...a. Ahmad Soebarjob. Sayuti Melikc. Ir. Soekarnod. Muh. Hatta

25. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ... .a. Ibu Fatmawatib. Sayuti Melikc. Ibu Inggitd. Cudanco Latif

26. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya, adalah ... .a. Kolonel Huiyerb. Brigjen Bethelc. Brigjen Mallabyd. Brigjen T. E. D. Kelly

27. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari ...a. Pahlawanb. Infantri

c. Kebangkitan Nasionald. Sumpah Pemuda

28. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-pidatonya adalah ... .a. Ir. Soekarnob. Bung Tomoc. Jenderal Sudirmand. Mohammad Toha

29. Komandan Resimen Banyumas yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa adalah ... .a. Letkol M. Sarbinib. Kol Sudirmanc. Letkol Isdiman d. Sastrodiharjo

30. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ...a. Achmad Tahirb. Kol A. H. Nasutionc. Mr. Amir Syarifudind. Teuku Mohammad Hasan

31. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...a. Letkol M. Sarbinib. I Gusti Ketut Jelantikc. Letkol I Gusti Ngurah Raid. Robert Wolter Mongisidi

32. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...a. Sutan Syahrir b. Soekarnoc. Mohammad Hattad. Amir Syarifudin

110

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 125: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

33. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... .a. Australia, Belgia, dan

Swediab. Rusia, Belgia, dan Amerika

Serikatc. Amerika Serikat, Swedia,

dan Belgiad. Australia, Belgia, dan

Amerika Serikat

34. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dengan ibu kota ...a. Bukitinggib. Jakartac. Medand. Yogyakarta

35. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di ketuai oleh ...a. Sultan Hamid IIb. Sutan Syahrirc. Sultan Hamengku Buwono

IXd. Mohammad Hatta

36. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ...a. 17 Agustus 1945b. 27 Desember 1949c. 18 Agustus 1945d. 17 Desember 1949

37. Tentara Sekutu yang datang ke Indonesia diberi tugas untuk melucuti tentara ...a. Jepangb. Indonesiac. Belanda d. Amerika

38. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...a. Bandung Membarab. Halo-halo Bandungc. Bandung Terbakar d. Bandung Lautan Api

39. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ...a. Belandab. Bangkac. Diguld. Bengkulu

40. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ...a. Amir Syarifuddinb. Sutan Syahrirc. Mohammad Rumd. Mohammad Hatta

~~~Selamat Mengerjakan~~~

111

Lampiran 4. (Lanjutan)

Page 126: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 5. Kunci Jawaban

Kunci Jawaban

1. A 11. D 21. A 31. C

2. B 12. A 22. D 32. A

3. D 13. C 23. A 33. D

4. B 14. A 24. B 34. A

5. A 15. A 25. A 35. D

6. A 16. D 26. C 36. B

7. C 17. A 27. A 37. A

8. B 18. C 28. B 38. D

9. D 19. C 29. C 39. B

10. C 20. B 30. A 40. A

112

Page 127: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 6. Format Instrumen Lembar ObservasiLEMBAR OBSERVASI

PELAKSANAAN APERSEPSI

Nama Peneliti : ____________________________ Hari/ Tanggal : _____________________________

Mata Pelajaran : ____________________________ Sekolah : _____________________________

Pokok Bahasan : ____________________________ Kelas :______________________________

NoVariabel Apersepsi

IndikatorPenilaian

KomentarSangat kurang

kurang sedang baikSangat

baik

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

1Menciptakan

Zona Alpa

Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan

Menarik perhatian siswa

Melakukan interaksi dua arah

Memotivasi siswa

113

Page 128: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 6. (Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

2 Warmer

Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan

Mengingat pelajaran lalu

Tanya-jawab pelajaran yang lalu

Memberikan komentar terhadap jawaban siswa

Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan

3 Pre-Teach

Mengecek kehadiran siswa

Mengkondisikan siswa

Menjelaskan aturan

114

Page 129: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 6. (Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

4 Scane Setting

Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan

Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya

Keterangan: Indikator dikembangkan berdasarkan pendapat penulis yang dikembangkan dari sumber-sumber apersepsi menurut Chatib (2012: 87-117).

Bobot Penilaian:Sangat baik = 5Baik = 4Sedang = 3kurang = 2Sangat kurang = 1

Tasikmalaya,____________________2012

Observer,

(______________________________)

115

Page 130: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal

TabelHasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal

No. Item

Hasil Perhitungan Uji Validitas Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

rhitung rtabel Uji Validitas KeteranganNilai Alpha Cronbach

Nilai Alpha if Item Deleted

Keterangan

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

1 0,855 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,857 Reliabel

2 0,848 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,857 Reliabel

3 0,048 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,874 Tidak Reliabel

4 0,807 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,858 Reliabel

5 0,457 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel

6 0,513 0,329 Valid Cukup 0,871 0,866 Reliabel

7 0,454 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel

8 0,452 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel

9 0,421 0,329 Valid Cukup 0,871 0,868 Reliabel

10 0,207 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,872 Tidak Reliabel

11 0,126 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,874 Tidak Reliabel

12 0,193 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,871 Reliabel

116

Page 131: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

13 0,337 0,329 Valid Cukup 0,871 0,870 Reliabel

14 0,246 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,871 Reliabel

15 0,206 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,872 Tidak Reliabel

16 0,825 0,329 Valid Sangat tinggi 0,871 0,858 Reliabel

17 0,332 0,329 Valid Rendah 0,871 0,870 Reliabel

18 0,258 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,871 Reliabel

19 0.459 0,329 Valid Cukup 0,871 0,885 Tidak Reliabel

Lampiran 7. (Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

20 0,577 0,329 Valid Cukup 0,871 0,865 Reliabel

21 0,340 0,329 Valid Cukup 0,871 0,869 Reliabel

22 0,154 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,872 Tidak Reliabel

23 0,751 0,329 Valid Tinggi 0,871 0,861 Reliabel

24 0,219 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,871 Reliabel

25 0,346 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel

26 0,506 0,329 Valid Cukup 0,871 0,866 Reliabel117

Page 132: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

27 0,319 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel

28 0,615 0,329 Valid Tinggi 0,871 0,863 Reliabel

29 0,480 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel

30 0,579 0,329 Valid Cukup 0,871 0,864 Reliabel

31 0,381 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel

32 0,415 0,329 Valid Cukup 0,871 0,868 Reliabel

33 0,287 0,329 Tidak Valid Rendah 0,871 0,870 Reliabel

34 0,673 0,329 Valid Tinggi 0,871 0,862 Reliabel

35 0,048 0,329 Tidak Valid Sangat rendah 0,871 0,877 Tidak Reliabel

36 0,414 0,329 Valid Cukup 0,871 0,868 Reliabel

37 0,332 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel

38 0,372 0,329 Valid Rendah 0,871 0,869 Reliabel

39 0,585 0,329 Valid Sangat rendah 0,871 0,864 Reliabel

40 0,450 0,329 Valid Cukup 0,871 0,867 Reliabel

118

Page 133: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)

Tabel Data siswa kelas V.a SD Negeri Perumnas 2

(Kelas Eksperimen)

No Absen Kode Siswa Nama Siswa Jenis Kelamin

1 E-1 Rahma Putri Sukma Perempuan

2 E-2 Adisti Ramadhani Perempuan

3 E-3 Aksami Anggana K Laki-laki

4 E-4 Alma Hafitri Dinanti Perempuan

5 E-5 Alvi Syahrani Perempuan

6 E-6 Anisa Sabila Perempuan

7 E-7 Azmi Fahmasari Perempuan

8 E-8 Bambang Ahadiat Laki-laki

9 E-9 Dian Darmana Laki-laki

10 E-10 Elwan Naoval Hapid Laki-laki

11 E-11 Evi Sofiany Perempuan

12 E-12 Fahri Syamsi n Laki-laki

13 E-13 Farhan Randana Laki-laki

14 E-14 Fitria Tri Ramadhani Perempuan

15 E-15 Gina Sonia Perempuan

16 E-16 Giri Santo Kurniawan Laki-laki

17 E-17 Ilham Akbar Saefulloh Laki-laki

18 E-18 Irma Pujianti Perempuan

19 E-19 Irsalina Putri lukito Perempuan

20 E-20 Larkin Baharudin Syach Laki-laki

21 E-21 Alisa Putri Dierayani Perempuan

22 E-22 Galih Ervianto Laki-laki

23 E-23 Wildan Laki-laki

24 E-24 Ahmadin Laki-laki

25 E-25 Muh. Ridwan Laki-laki

26 E-26 Fahri Husen Laki-lakiSumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012

119

Page 134: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)

Tabel Data siswa kelas V.b SD Negeri Perumnas 2

(Kelas Kontrol)

No Absen Kode Siswa Nama Siswa Jenis Kelamin

1 K-1 Linda Nur Fauzi Perempuan

2 K-2 Muhamad Alif Arkhan Laki-laki

3 K-3 M. Rizki Fauzi Laki-laki

4 K-4 Nindi Herlani Perempuan

5 K-5 Nisa Ardila Solli Putri Perempuan

6 K-6 Nurul Asri Aeni Perempuan

7 K-7 Raisa Yuliana Perempuan

8 K-8 Rajah Arohman Laki-laki

9 K-9 Ramdani Tahrim Fajar Laki-laki

10 K-10 Rega Restiyan Perempuan

11 K-11 Reza Muhammad a Laki-laki

12 K-12 Riyadh Hazza Muntaha Laki-laki

13 K-13 Selma Rahmadia Rahayu Perempuan

14 K-14 Sheila Afianti Perempuan

15 K-15 Silvya Nur Septiani Perempuan

16 K-16 Tasya Sudjiawati Perempuan

17 K-17 Tasya Syahwa Maurizki Perempuan

18 K-18 Tomi Tirta Subagja Laki-laki

19 K-19 Wina Amalia Perempuan

20 K-20 Windi Ramdani Perempuan

21 K-21 Yanuar Bangun N. C. Laki-laki

22 K-22 Yudha Putra Prawira Laki-laki

23 K-23 Zenal Mutaqin Laki-laki

24 K-24 Andrianto Laki-laki

25 K-25 Azmi Avzan Qasmal Laki-laki

26 K-26 Salma Rahmawati PerempuanSumber : Dokumen SD Negeri Perumnas 2 bulan April 2012

120

Page 135: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)

PRETES KELAS EKSPERIMEN

KODE SISWA

NOMOR SOAL

Jumlah01

02 0304

0506

0708

0910

11 1213

1415

1617

1819

20 2122

2324

2526

2728

29 3031

3233

3435

3637

38 3940

E-1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 16

E-2 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 28

E-3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 29

E-4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 18

E-5 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 31

E-6 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 27

E-7 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 24

E-8 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 28

E-9 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 25

E-10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28

E-11 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 24

E-12 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

E-13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 32

E-14 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 22

E-15 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 22

E-16 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 27

E-17 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 29

E-18 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 14

E-19 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 22

E-20 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 19

E-21 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 15

E-22 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 17

E-23 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 20

E-24 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 18

E-25 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 14

E-26 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 16

121

Page 136: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 10. (Lanjutan)

POSTES KELAS EKSPERIMEN

KODE SISW

A

NOMOR SOALJumla

h01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

E-1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 36

E-2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35

E-3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35

E-4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

E-5 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36

E-6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 36

E-7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37

E-8 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 31

E-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 38

E-10 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36

E-11 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 30

E-12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36

E-13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 38

E-14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 35

E-15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38

E-16 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 36

E-17 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36

E-18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 29

E-19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 32

E-20 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26

E-21 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 27

E-22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 32

E-23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 31

E-24 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31

E-25 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 22

E-26 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28

122

Page 137: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 10. (Lanjutan)

PRETES KELAS KONTROL

KODE SISWA

NOMOR SOAL

Jumlah01

0203

0405

0607

0809

1011

1213

1415

1617

1819

2021

22 2324

2526

2728

2930

3132

3334

3536

3738

3940

K-1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 29

K-2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24

K-3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 17

K-4 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 23

K-5 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13

K-6 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 18

K-7 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 28

K-8 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15

K-9 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 29

K-10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 25

K-11 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 21

K-12 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 18

K-13 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 18

K-14 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

K-15 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

K-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 32

K-17 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 28

K-18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 29

K-19 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26

K-20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 12

K-21 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 26

K-22 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15

K-23 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 14

K-24 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 29

K-25 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 19

K-26 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 23

123

Page 138: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 10. (Lanjutan)

POSTES KELAS KONTROL

KODE SISWA

NOMOR SOALJumla

h01

0203

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

K-1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 32

K-2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27

K-3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 21

K-4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 29

K-5 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 16

K-6 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21

K-7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35

K-8 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15

K-9 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

K-10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29

K-11 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 23

K-12 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 19

K-13 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 20

K-14 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 24

K-15 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

K-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 32

K-17 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32

K-18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 31

K-19 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32

K-20 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 18

K-21 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 30

K-22 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21

K-23 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 20

K-24 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 35

K-25 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 24

K-26 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31

124

Page 139: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 10. (Lanjutan)

TabelRekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kode Siswa Pretes Postes Gain Kode Siswa Pretes Postes Gain

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

E-1 16 36 20 K-1 29 32 3

E-2 28 35 7 K-2 24 27 3

E-3 29 35 6 K-3 17 21 4

E-4 18 33 15 K-4 23 29 6

E-5 31 36 5 K-5 13 16 3

E-6 27 36 9 K-6 18 21 3

E-7 24 37 13 K-7 28 35 7

E-8 28 31 3 K-8 15 15 0

E-9 25 38 13 K-9 29 33 4

E-10 28 36 8 K-10 25 29 4

E-11 24 30 6 K-11 21 23 2

E-12 29 36 7 K-12 18 19 1

125

Page 140: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 10. (Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

E-13 32 38 6 K-13 18 20 2

E-14 22 35 13 K-14 22 24 2

E-15 22 38 16 K-15 29 33 4

E-16 27 36 9 K-16 32 32 0

E-17 29 36 7 K-17 28 32 4

E-18 14 29 15 K-18 29 31 2

E-19 22 32 10 K-19 26 32 6

E-20 19 26 7 K-20 12 18 6

E-21 15 27 12 K-21 26 30 4

E-22 17 32 15 K-22 15 21 6

E-23 20 31 11 K-23 14 20 6

E-24 18 31 13 K-24 29 35 6

E-25 14 22 8 K-25 19 24 5

E-26 16 28 12 K-26 23 31 8

126

Page 141: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi

No

Variabel Apersepsi

Indikator

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pertemuan Ke-Rata-rata

Pertemuan Ke-Rata-rata

1 2 1 2

1Menciptakan

Zona Alpa

1. Menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan 4 4 4 2 1 1,5

2. Menarik perhatian siswa 5 5 5 2 2 2

3. Melakukan interaksi dua arah 5 5 5 2 1 2

4. Memotivasi siswa 5 5 5 2 2 2

2 Warmer

5. Menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan 3 5 4 2 1 26. Mengingat pelajaran lalu 5 5 5 2 1 27. Tanya-jawab pelajaran yang lalu 5 5 5 2 1 28. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa 4 4 4 1 1 19. Menjelaskan sedikit pelajaran yang sudah diajarkan 3 4 3,5 2 2 2

3 Pre-Teach10. Mengecek kehadiran siswa 5 5 5 1 1 111. Mengkondisikan siswa 5 5 5 2 2 212. Menjelaskan aturan 3 4 3,5 1 1 1

4 Scane Setting13. Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran yang akan diajarkan 5 4 4,5 1 2 1,514. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 5 5 5 2 1 215. Merangsang siswa untuk melibatkan sebanyak mungkin inderanya 5 5 5 1 1 1

Jumlah 67 70 68,5 25 20 22,5

Rata-Rata 4,47 4,67 4,57 1,67 1,33 1,50

Persentase89,33

%93,33% 91,33% 33,33% 26,67% 30,00%

127

Page 142: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0

1. Uji Normalitas

Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Descriptive Statistics -

Eksplore - Pada kotak dialog Plots, tandai (√) pada bagian Normality plots

with tests - Continue - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:

Tests of Normality

Gain

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Belajar Kelas

Eksperimen.130 26 .200* .960 26 .389

Kelas Kontrol .150 26 .135 .958 26 .350

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sedangkan untuk melihat histogram data berdistribusi normal langkahnya

adalah sebagai berikut : Analyze - Descriptive Statistics - Frequencies -

kotak dialog Chart tandai (√) pada bagian Histogram With Normal Curve -

Continue - Ok. Sehingga muncul output sebagai berikut:

Frequencies

Statistics

Gain Kelas

Eksperimen

Gain Kelas

Kontrol

N Valid 26 26

Missing 0 0

128

Page 143: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Gain Kelas Eksperimen

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 3 1 3.8 3.8 3.8

5 1 3.8 3.8 7.7

6 3 11.5 11.5 19.2

7 4 15.4 15.4 34.6

8 2 7.7 7.7 42.3

9 2 7.7 7.7 50.0

10 1 3.8 3.8 53.8

11 1 3.8 3.8 57.7

12 2 7.7 7.7 65.4

13 4 15.4 15.4 80.8

15 3 11.5 11.5 92.3

16 1 3.8 3.8 96.2

20 1 3.8 3.8 100.0

Total 26 100.0 100.0

Gain Kelas Kontrol

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 0 2 7.7 7.7 7.7

1 1 3.8 3.8 11.5

2 4 15.4 15.4 26.9

3 4 15.4 15.4 42.3

4 6 23.1 23.1 65.4

5 1 3.8 3.8 69.2

6 6 23.1 23.1 92.3

7 1 3.8 3.8 96.2

8 1 3.8 3.8 100.0

Total 26 100.0 100.0

129

Page 144: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

130

Page 145: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

2. Uji Linieritas

Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Compare Means - Means -

Pada kotak dialog Options tandai (√) bagian test for linierity - Continue - Ok.

Sehingga muncul output sebagai berikut:

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Gain * Kelas

Eksperimen

dan Kelas

Kontrol

Between

Groups

(Combined) 8.233 16 .515 3.778 .001

Linearity 6.440 1 6.440 47.289 .000

Deviation from

Linearity1.793 15 .120 .878 .593

Within Groups 4.767 35 .136

Total 13.000 51

3. Uji Korelasi

Langkahnya adalah sebagai berikut : Analyze - Correlate - Bivariate - Ok.

Sehingga muncul output sebagai berikut:

Correlations

Gain Kelas Eksperimen Gain Kelas Kontrol

Gain Kelas Eksperimen Pearson Correlation 1 .359

Sig. (2-tailed) .071

N 26 26

Gain Kelas Kontrol Pearson Correlation .359 1

Sig. (2-tailed) .071

N 26 26

131

Page 146: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.a/2Hari/tanggal : Jum’at/27 April 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi Dasar2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia.

C. Indikator2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan

kemerdekaan.2.2.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.2.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.2.2.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan.

D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan

kemerdekaan.

Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Jujur2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Percaya diri

E. Materi Pokok (terlampir)Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas

132

Page 147: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)

- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).- Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan Brain Gym berupa “senam

otak” yaitu serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana (percaya diri).

- Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

- Guru menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan (disiplin).- Guru menjelaskan dan memberikan komentar terhadap jawaban siswa.- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang Perjuangan

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).- Guru menunjukan gambar tokoh-tokoh yang berperan dalam

perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyebutkan nama dari gambar

tokoh yang guru tunjukan, dan siswa menjelaskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan (percaya diri).

Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang

beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab

pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar

setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan

mendapatkan reward (percaya diri).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan

konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa

atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari

pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)

- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).

- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).

133

Lampiran 13. (Lanjutan)

Page 148: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran

Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih

Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176

2. Media pembelajaranGambar Tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)

Tasikmalaya, 27 April 2012

Peneliti,

Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719

Guru Kelas V.a,(Observer)

Nuni Tri Wahyuni, S.Pd.

134

Lampiran 13. (Lanjutan)

Page 149: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Materi Pokok

PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah negara baru berdiri. Tugas berat ini diemban oleh pemimpin-pemimpin bangsa yang duduk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI bertugas mempelajari dan meneyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T Rajiman Wedyodiningrat.

BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi. Selama masa ini, dengan sungguh-sungguh memikirkan bentuk negara yang akan segera berdiri. BPUPKI akhirnya menghasilkan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno. Lembaga ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru. PPKI melakukan beberap kali persidangan. Hasil persidangan PPKI, antara lain: mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, membentuk 12 departemen, dan menetapkan pembagian wilayah negara RI menjadi 8 provinsi.

Bentuk negara dan dasar negara dibahas secara sungguh-sungguh oleh anggota BPUPKI dan PPKI. Banyak tokoh yang mengusulkan bentuk negara. Selain itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Nama “Pancasila” untuk dasar negara diusulkan oleh Ir. Sukarno. Rumusan dasar negara, Pancasila, terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Rumusan itu bukan rumusan dasar negara yang diusulkan Mohammad Yamin, Supomo, maupun Sukarno. Rumusan dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan Indonesia.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

135

Lampiran 13. (Lanjutan)

Page 150: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Kelompok : __________________________________

Ketua : __________________________________

Anggota : __________________________________

__________________________________

__________________________________

__________________________________

__________________________________

136

Lampiran 13. (Lanjutan)

Page 151: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

SOAL

Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________

1. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...

2. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...3. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi

menjadi ...4. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...5. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...

137

Lampiran 13. (Lanjutan)

Page 152: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.a/2Hari/tanggal : Sabtu/28 April 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi Dasar2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

C. Indikator2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan

mempertahankan kemerdekaan2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan3. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan

kemerdekaan4. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam

rangka mempertahankan kemerdekaan5. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan

Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Percaya diri2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Rasa hormat

138

Page 153: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

E. Materi Pokok (terlampir)Proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas

G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)

- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).- Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan Ice Breaking berupa

“kekuatan keyakinan” yaitu melatih diri untuk memiliki keyakinan dalam menghadapi ujian dengan cara mematahkan sebatang pensil (percaya diri).

- Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

- Guru menilai tugas pelajaran yang sudah diajarkan (disiplin).- Guru menjelaskan dan memberikan komentar terhadap jawaban siswa.- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang proklamasi

kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).

- Guru menunjukan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk membacakan teks proklamasi di

depan kelas (percaya diri).Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang

beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab

pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar

setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan

mendapatkan reward (percaya diri).- Kelompok lain memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada

kelompok unggul (rasa hormat).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan

konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).

139

Lampiran 14. (Lanjutan)

Page 154: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa

atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari

pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)

- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).

- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).

H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran

Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih

Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176

2. Media pembelajaranGambar teks proklamasi

I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)

Tasikmalaya, 28 April 2012

Peneliti,

Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719

Guru Kelas V.a,(Observer)

Nuni Tri Wahyuni, S.Pd.

140

Lampiran 14. (Lanjutan)

Page 155: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Materi Pokok

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

141

Lampiran 14. (Lanjutan)

Page 156: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Kelompok : __________________________________Ketua : __________________________________Anggota : __________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________

142

Lampiran 14. (Lanjutan)

Page 157: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

SOAL

Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________

1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... 2. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan

kemerdekaan adalah ...3. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di

rumah ... 4. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...5. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh

golongan muda di ...6. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan

Indonesia dijahit oleh ... 7. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di

Surabaya, adalah ... 8. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November

diperingati sebagai hari ...9. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat

pidato-pidatonya adalah ... 10. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...11. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...12. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda,

PBB membentuk KTN yang terdiri atas ... 13. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat

Republik Indonesia dengan ibu kota ...14. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar)

di ketuai oleh ...15. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para

pejuang. Peristiwa ini dikenal dengan nama ...

143

Lampiran 14. (Lanjutan)

Page 158: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.b/2Hari/tanggal : Jum’at/04 Mei 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi Dasar2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia.

C. Indikator2.3.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan

kemerdekaan.2.3.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.3.3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.2.3.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan.

D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan.2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 3. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.4. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan

kemerdekaan.

Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Jujur2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Percaya diri

E. Materi Pokok (terlampir)Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas

144

Page 159: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)

- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).

2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang Perjuangan

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).- Guru menunjukan gambar tokoh-tokoh yang berperan dalam

perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyebutkan nama dari gambar

tokoh yang guru tunjukan, dan siswa menjelaskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan (percaya diri).

Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang

beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab

pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar

setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan

mendapatkan reward (percaya diri).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan

konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa

atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari

pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)

- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).

- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).

H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran

Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih

Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176

145

Lampiran 15. (Lanjutan)

Page 160: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

2. Media pembelajaranGambar Tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)

Tasikmalaya, 04 Mei 2012

Peneliti,

Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719

Guru Kelas V(Observer)

Didah Wahidah, S.Pd.NIP 19700911 200501 2 004

146

Lampiran 15. (Lanjutan)

Page 161: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Materi Pokok

PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika sebuah negara baru berdiri. Tugas berat ini diemban oleh pemimpin-pemimpin bangsa yang duduk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI bertugas mempelajari dan meneyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T Rajiman Wedyodiningrat.

BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi. Selama masa ini, dengan sungguh-sungguh memikirkan bentuk negara yang akan segera berdiri. BPUPKI akhirnya menghasilkan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno. Lembaga ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru. PPKI melakukan beberap kali persidangan. Hasil persidangan PPKI, antara lain: mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, membentuk 12 departemen, dan menetapkan pembagian wilayah negara RI menjadi 8 provinsi.

Bentuk negara dan dasar negara dibahas secara sungguh-sungguh oleh anggota BPUPKI dan PPKI. Banyak tokoh yang mengusulkan bentuk negara. Selain itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mohammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Nama “Pancasila” untuk dasar negara diusulkan oleh Ir. Sukarno. Rumusan dasar negara, Pancasila, terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Rumusan itu bukan rumusan dasar negara yang diusulkan Mohammad Yamin, Supomo, maupun Sukarno. Rumusan dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan Indonesia.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

147

Lampiran 15. (Lanjutan)

Page 162: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Kelompok : __________________________________

Ketua : __________________________________

Anggota : __________________________________

__________________________________

__________________________________

__________________________________

__________________________________

148

Lampiran 15. (Lanjutan)

Page 163: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

SOAL

Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________

1. Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah ...

2. Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ...3. Sidang PPKI 19 Agustus 1945 memutuskan wilayah Indonesia dibagi

menjadi ...4. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar diketuai oleh ...5. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ...

149

Lampiran 15. (Lanjutan)

Page 164: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Perumnas 2Mata pelajaran : IPSKelas/semester : V.b/2Hari/tanggal : Sabtu/05 Mei 2012Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi Dasar2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

C. Indikator2.3.1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan2.3.2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan2.4.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan

mempertahankan kemerdekaan2.4.2. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan2.4.3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan diskusi peserta didik dapat:1. Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan2. Mencari jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan3. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka perjuangan mempertahankan

kemerdekaan4. Menjelaskan beberapa usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan dalam

rangka mempertahankan kemerdekaan5. Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan

Karakter yang dikembangkan1. Religius 4 Percaya diri2. Disiplin 5 Tanggung jawab3. Rasa hormat

150

Page 165: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

E. Materi Pokok (terlampir)Proklamasi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

F. Metode Pembelajaran1. Diskusi2. Ceramah3. Pemberian Tugas

G. Langkah-Langkah Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (± 20 Menit)

- Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas (disiplin).- Siswa beserta guru melakukan do’a bersama sebelum belajar (religius).- Guru mengabsen kehadiran siswa (disiplin).- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)Eksplorasi - Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab berkaita tentang proklamasi

kemerdekaan Indonesia dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia (percaya diri).

- Guru menunjukan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.- Siswa dibimbing oleh guru untuk membacakan teks proklamasi di

depan kelas (percaya diri).Elaborasi- Siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kelompok yang

beranggotakan 5/6 siswa (disiplin dan tanggung jawab).- Setiap kelompok mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). - Siswa melakukan diskusi dalam tiap kelompok untuk menjawab

pertanyaan yang tersedia di LKPD (disiplin).- Kelompok yang pertama mengumpulkan LKPD dan menjawab benar

setiap pertanyaan mendapatkan ”cap prestasi” (percaya diri dan jujur)- Kelompok yang mendapatkan “cap prestasi” paling banyak akan

mendapatkan reward (percaya diri).- Kelompok lain memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada

kelompok unggul (rasa hormat).Konfirmasi- Siswa beserta guru melakukan tanya-jawab untuk memberikan

konfirmasi/meluruskan kesalahan ketika diskusi (percaya diri).- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (percaya diri).- Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif kepada siswa

atas aktivitas selama pembelajaran (percaya diri).- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi dari

pembelajaran yang sudah dilaksanakan (disiplin dan percaya diri).3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)

- Guru memberikan penugasan kepada siswa berupa PR (Pekerjaan Rumah) (disiplin).

- Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan “Hamdallah” (religius).

151

Lampiran 16. (Lanjutan)

Page 166: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

H. Alat, media, dan Sumber Pembelajaran1. Sumber pembelajaran

Buku : Ilmu Pengetahuan SosialKarangan : Endang Susilaningsih

Linda S. LimbongPenerbit : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan NasionalTahun : 2008Halaman : 157-176

2. Media pembelajaranGambar teks proklamasi

I. Evaluasi Teknik : Tes TertulisBentuk : UraianInstrumen : Soal (Terlampir)

Tasikmalaya, 05 Mei 2012

Peneliti,

Muh. Shirli Gumilang NIM 0804719

Guru Kelas V(Observer)

Didah Wahidah, S.Pd.NIP 19700911 200501 2 004

152

Lampiran 16. (Lanjutan)

Page 167: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Materi Pokok

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

153

Lampiran 16. (Lanjutan)

Page 168: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Kelompok : __________________________________Ketua : __________________________________Anggota : __________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________

154

Lampiran 16. (Lanjutan)

Page 169: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

SOAL

Nama : _________________No. Absen : _________________Kelas : _________

1. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal ... 2. Tokoh yang mendesak Soekarno - Hatta segera memproklamasikan

kemerdekaan adalah ...3. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah ... 4. Teks proklamasi yang telah disetujui diketik oleh ...5. Untuk menghindari pengaruh Jepang, Soekarno - Hatta diamankan oleh

golongan muda di ...6. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan

Indonesia dijahit oleh ... 7. Pemimpin pasukan Sekutu yang tewas dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di

Surabaya, adalah ... 8. Untuk mengenang petempuran di Surabaya, pada tanggal 10 November

diperingati sebagai hari ...9. Tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya lewat

pidato-pidatonya adalah ... 10. Pertempuran Margarana di Bali dipimpin oleh ...11. Dalam perundingan Linggajati, wakil Indonesia dipimpin oleh ...12. Untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, PBB

membentuk KTN yang terdiri atas ... 13. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno membentuk Pemerintah Darurat

Republik Indonesia dengan ibu kota ...14. Delegasi Indonesia yang ikut serta dalam KMB (Konferensi Meja Bundar) di

ketuai oleh ...15. Sebelum dikosongkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang.

Peristiwa ini dikenal dengan nama ...

155

Lampiran 16. (Lanjutan)

Page 170: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Lampiran 17. Administrasi Penelitian

1. Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya

2. Surat Ijin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya

3. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Kota Tasikmalaya

4. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintahan Kota Tasikmalaya

5. Surat Ijin Penelitian dari UPTD Pendidikan Kecamatan Cipedes

6. Surat Keterangan dari SD Negeri Perumnas 2

Page 171: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

157

Page 172: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

158

Page 173: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

159

Page 174: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

160

Page 175: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

161

Page 176: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

162

Page 177: SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Muh. Shirli Gumilang lahir di Cirebon pada tanggal 21 Oktober 1990. Penulis

merupakan anak pertama dari pasangan Ayahanda Abdul Rajak dan Ibunda Eha

Haehati. Mempunyai dua orang Adik yang bernama Muh. Ginanjar Shidiq dan

Muh. Guffron Singgih.

Pendidikan yang telah ditempuh yaitu SD Negeri 1 Karangmalang Kabupaten

Cirebon lulus tahun 2002, SMP Negeri 1 Karangsembung Kabupaten Cirebon

lulus tahun 2005, SMA Negeri 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon lulus tahun

2008. Selanjutnya penulis menempuh studi Sarjana Pendidikan di Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya melalui jalur UM tahun 2008 sampai

dengan sekarang.

163