apersepsi dengan hasil belajar ips

Upload: aura-net

Post on 14-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    1/193

    HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

    PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

    KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

    Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh

    MUH. SHIRLI GUMILANG

    NIM 0804719

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    KAMPUS TASIKMALAYA

    2012

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    2/193

    Halaman Pengesahan Skripsi

    MUH. SHIRLI GUMILANG

    NIM 0804719

    HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

    PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

    KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

    DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING :

    Pembimbing I,

    Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd.

    NIP 19510503 197603 1 003

    Pembimbing II,

    Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd.

    NIP 19530706 197403 2 001

    MengetahuiKetua Program Studi PGSDUPI Kampus Tasikmalaya,

    Drs. Rustono W.S., M.Pd.

    NIP 19520628 198103 1 001

    i

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    3/193

    HALAMAN PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : MUH. SHIRLI GUMILANG

    NIM : 0804719

    Tempat / tanggal lahir : Cirebon, 21 Oktober 1990

    Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

    Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan

    Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2

    Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah benar-benar karya saya sendiri dan

    tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

    dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

    Tasikmalaya, Juni 2012Yang membuat pernyataan,

    Muh. Shirli Gumilang

    NIM 0804719

    ii

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    4/193

    iii

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    5/193

    Hiduplah mengalir seperti air

    (senantiasa bermuara di lautan keberhasilan)

    Tegar seperti karang(komitmen kuat menahan ujian kehidupan)

    Rendah hati seperti ilmu padi

    (menyadari bahwa keberhasilan bukan atas ijin sendiri)

    Terimakasih ya Allah... atas ijin-Mu aku mampu

    menahan ujian

    sehingga aku berada di lautan keberhasilan.

    Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini ku

    persembahkan kepada :

    Ayahanda (Abdul Rajak) dan Ibunda (Eha Haehati) serta

    kedua adikku (Muh. Ginanjar Shidiq dan Muh. Ghufron

    Singgih) yang dalam doaku memohon semoga mereka

    lebih baik dariku.

    MureDoke sebuah cita dan asa menuju kebahagiaan.

    Sahabat-sahabat terbaikku di kosan Brigief (Asep,

    Rian, Kuslani, Yan, Firman) tidak lupa juga Angga, Usep,

    iv

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    6/193

    Lutfi, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per-

    satu. Mereka adalah sahabat yang saling memberikankekuatan untuk mencapai keberhasilan.

    Sahabat-sahabat ku se-organisasi yang mengajarkan arti

    dari kekeluargaan.

    Sahabat-sahabat angkatan 2008.

    v

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    7/193

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa

    pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

    Kota Tasikmalaya. Tidak lupa shalawat beserta salam atas Nabi pemberi petunjuk

    dan kerahmatan yaitu junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. juga atas semua

    keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

    Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

    sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

    penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang

    sifatnya membangun.

    Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis,

    dan umumnya bagi semua pembaca. Selanjutnya penulis mengucapkan

    terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu dalam

    penyusunan skripsi kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. selaku Direktur UniversitasPendidikan Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan izin dalam

    penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.

    2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. selaku Sekretaris Universitas

    Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan

    pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.

    vi

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    8/193

    vii

    3. Bapak Drs. Rustono WS., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

    Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah

    membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

    4. Bapak Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I

    yang telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam

    membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti

    serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga

    terselesaikannya skripsi ini.

    5. Bapak Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang

    telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam

    membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti

    serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga

    terselesaikannya skripsi ini.

    6. Seluruh Staf Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

    Tasikmalaya yang telah memberikan bimbingan, masukan, kritik dan

    dukungan bagi penulis.

    7. Seluruh Staf Teknik Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang

    telah membantu dalam proses perizinan penelitian sehinggaterselesaikannya skripsi ini.

    8. Bapak Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri

    Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang telah

    memberikan pengarahan, masukan selama pelaksanaan penelitian.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    9/193

    viii

    9. Ibu Nuni Tri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas V.a yang telah

    memberikan ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.

    10. Ibu Didah Wahidah, S.Pd. selaku guru kelas V.b yang telah memberikan

    ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.

    11. Ayahanda dan ibunda yang telah banyak memberikan cinta dan kasih

    sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

    12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

    banyak memberikan semangat danbantuan moril maupun materil sehingga

    penulis mampu menyelasaikan skripsi ini.

    Semoga amal baik, dukungan moril dan materil yang telah diberikan

    mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis

    berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan penulis dan

    umumnya untuk semua pihak yang membutuhkannya.

    Tasikmalaya, Juni 2012

    Muh. Shirli Gumilang

    NIM 0804719

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    10/193

    ix

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    11/193

    Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS diKelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

    Muh. Shirli Gumilang

    0804719

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaksanaan apersepsi yangdilakukan guru pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yangkecil, dan kecenderungan tidak dilaksanakan. Ketidakbisaan siswa dalammenyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep dipengaruhi olehketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itutidak tercapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan

    apersepsi pada pembelajaran IPS, 2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS,3) Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPSdi kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

    Lokasi penelitian adalah SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes KotaTasikmalaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik sampling

    jenuh atau sensus yaitu kelas V.a sebagai kelas eksperimen dan Kelas V.b sebagaikelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen (quasi eksperimental) dengan pendekatan kuantitatif. Untukmengumpulkan data penelitian menggunakan tes tertulis, lembar observasi, danstudi pustaka. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diolah dan dianalisissecara kuantitatif untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara apersepsidengan hasil belajar dengan menggunakanPearson Product Moment.

    Hasil dari pengolahan dan analisis data, antara lain: 1) Hasil belajar padapembelajaran IPS di kelas eksperimen yang diperoleh dari skor pretes dan postesterdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen,dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif.2) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas kontrol yang diperoleh dari skor

    pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran dikelas kontrol, tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol denganrata-rata Ngain 0,24 menunjukan tidak efektif. 3) Setelah dilakukan uji hipotesisdiperoleh nilai koefisien korelasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah0,359 bernilai positif dan Sig. (2-tailed) adalah 0,071, hal tersebut menunjukan

    bahwa semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasilbelajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakinrendah pula hasil belajar siswa. Hal tersebut menunjukan tidak terdapat hubunganyang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dikelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, hasiltersebut menunjukan tingkat hubungan rendah. Adapun kontribusi apersepsiterhadap hasil belajar adalah 12,87% dan sisanya adalah 87,11% yang memberikontribusi lain terhadap hasil belajar siswa adalah faktor lain selain apersepsi.

    Kata Kunci : Apersepsi, hasil belajar siswa

    x

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    12/193

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i

    HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii

    PERSEMBAHAN........................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

    ABSTRAK....................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL........................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian................................................................... 1B.Identifikasi dan Perumusan Masalah.................................................... 7C.Tujuan Penelitian.................................................................................. 9

    D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9E.Struktur Organisasi Skripsi................................................................... 10

    II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

    HIPOTESIS PENELITIAN

    A. Kajian Pustaka.................................................................................... 121. Apersepsi Pembelajaran................................................................. 122. Hasil Belajar.................................................................................. 203. Hakikat Pembelajaran IPS............................................................. 35

    B.Kerangka Pemikiran............................................................................. 40C.Hipotesis Penelitian.............................................................................. 41

    III. METODE PENELITIAN

    A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 43B. Desain Penelitian................................................................................ 45C. Definisi Operasional.......................................................................... 47D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 49E. Proses Pengembangan Instrumen....................................................... 50F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 53

    G. Analisis Data...................................................................................... 55xi

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    13/193

    xii

    IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian.................................................................................. 60

    1. Keterlaksanaan Pembelajaran........................................................ 602. Analisis Deskriptif......................................................................... 613. Analisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................. 664. Uji Inferensial................................................................................ 815. Uji Hipotesis.................................................................................. 85

    B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. 88

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan........................................................................................ 91

    B. Saran................................................................................................... 92DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 94

    LAMPIRAN.................................................................................................... 97

    RIWAYAT HIDUP......................................................................................... 161

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    14/193

    xiii

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    15/193

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1. Tingkatan Ranah atau Domain Hasil BelajarMenurut Taxonomi Bloom............................................................ 31

    Tabel 3.1. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2Tahun Ajaran 2011/2012............................................................... 43

    Tabel 3.2. Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2................................... 44Tabel 3.3. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental).. . 47Tabel 3.4. Jenis Data dan Instrumen Penelitian............................................. 49Tabel 3.5. Interpretasi Validitas..................................................................... 51Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS............................... 60

    Tabel. 4.2. Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS..... 63Tabel 4.3. Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan

    Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.4. Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan

    Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.5. Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan

    Kelas Kontrol................................................................................ 65Tabel 4.6. Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)................................. 67Tabel 4.7. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

    di Kelas Kontrol............................................................................ 67Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol............ 68Tabel 4.9. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 69Tabel 4.10. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 71Tabel 4.11. Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal

    dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)........... 71Tabel 4.12. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes

    Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol............................................ 73Tabel 4.13. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

    di Kelas Eksperimen..................................................................... 74Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen..... 75Tabel 4.15. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 76

    Tabel 4.16. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 78Tabel 4.17. Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar TiapSoal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD).. . 77

    Tabel 4.18. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan PostesBerdasarkan KD pada Kelas Eksperimen..................................... 80

    Tabel 4.19. Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen danKelas Kontrol................................................................................ 81

    Tabel 4.20. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen........................................ 82Tabel 4.21. Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol............................................... 83Tabel 4.22. Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 85Tabel 4.23. Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen..... 86

    Tabel 4.24. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................... 86xiv

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    16/193

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1. Proses Masuknya Informasi sampai Reaksi.................................. 19Gambar 2.2. Gelombang Delta Ketika Manusia Tidur Tanpa Mimpi............... 22Gambar 2.3. Gelombang Teta Ketika Manusia Tidur dan Bermimpi............... 23Gambar 2.4. Gelombang Alfa Ketika Manusia Dapat Berpikir Kreatif............ 24Gambar 2.5. Gelombang Beta Ketika Manusia Dalam Kondisi Marah, Stres,

    Bingung, dan Pusing..................................................................... 25Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Apersepsi dengan

    Hasil Belajar.................................................................................. 41

    Gambar 3.1. Hubungan Antara Apersepsi dengan Hasil Belajar...................... 46Gambar 4.1. Interval Kategori Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan

    Kelas Kontrol................................................................................ 64Gambar 4.2. Interval Kategori Hasil Postes Kelas Eksperimen dan

    Kelas Kontrol................................................................................ 65Gambar 4.3. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol......................... 69Gambar 4.4. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen.................. 76Gambar 4.5. Histogram Gain Kelas Eksperimen Data Berdistribusi Normal.. . 83Gambar 4.6. Histogram Gain Kelas Kontrol Data Berdistribusi Normal.......... 84

    xv

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    17/193

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)......................................... 98Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi................................................................... 99Lampiran 3. Revisi Soal.................................................................................... 104Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi..................................................................... 106Lampiran 5. Kunci Jawaban.............................................................................. 111Lampiran 6. Format Instrumen Lembar Observasi........................................... 112

    Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal............................................................... 115Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)................................... 117Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)......................................... 118Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)................................ 119Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi.............................................. 125Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0.............................. 126Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1...................................... 130Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2...................................... 136Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1............................................. 142Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2............................................. 148

    Lampiran 17. Administrasi Penelitian................................................................. 154

    xvi

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    18/193

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, sebab

    kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.

    Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang

    berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang

    berharga tentang perilaku, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju

    kehidupan yang lebih baik.

    Pendidikan secara luas diartikan sebagai bentuk pengalaman yang berlangsung

    sepanjang hayat serta berpengaruh bagi perkembangan diri seseorang ke arah

    yang lebih baik. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun serta dimana

    pun. Sedangkan dalam arti sempit menurut Syaripudin (2007:22) pendidikan

    diidentikkan dalam bentuk pengajaran yang berlangsung bagi mereka yang

    mengenyam bangku pendidikan formal. Sedangkan pengertian pendidikan

    menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional Bab I Pasal (1) bahwa:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Mudyoharjo, 2007:135)

    Berdasarkan pandangan tersebut, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan

    dengan suatu pengelolaan yang efektif, baik dari segi perencanaan maupun dari1

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    19/193

    2

    pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri.Pendidikan

    bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat hidup di masyarakat

    (Mudyahordjo, 2007:23). Adapun tentang Tujuan Pendidikan Nasional menurut

    Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    Bab II Pasal (3) bahwa:

    Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkanmanusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwaterhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

    pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yangmantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.

    Disebutkan pula bahwa fungsi pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20

    tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa:

    Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi wargaNegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

    Berdasarkan perspektif agama Islam, menuntut ilmu atau melaksanakan

    pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu,

    sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdulbari bahwa

    menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupunperempuan. (UNISBA, 2007:11).

    Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah

    selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan,

    seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga

    pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini terus dilakukan

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    20/193

    3

    agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan

    dapat dilaksanan dengan baik dan benar.

    Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan

    siswa sebagai peserta didik dapat diwujudkan dengan adanya pembelajaran.

    Dalam pembelajaran yang berperan secara aktif adalah siswa, sedangkan guru

    berperan sebagai fasilitator. Peranan siswa dalam pembelajaran adalah berusaha

    secara aktif terlibat langsung dalam proses belajar dibawah bimbingan guru.

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

    mengajarkan pada siswa agar mereka dapat mengenal fenomena alam dan

    fenomena sosial mulai dari lingkungan lokal sampai pada lingkungan global.

    Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan

    yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti

    sekarang ini, Indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai

    perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu

    dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul rasa

    persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja Negara Indonesia sejajar

    dengan negara dan bangsa lain.

    Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satumata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

    SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

    generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

    IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

    pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    21/193

    4

    Indonesia (WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga

    dunia yang cinta damai .

    Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

    karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

    Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

    pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

    masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

    Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

    dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

    masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan

    memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

    berkaitan.

    Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS memiliki tujuan agar

    siswa memiliki kemampuan sebagai berikut..

    1. Mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat danlingkungannya

    2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

    3. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalammasyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

    4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dankemanusiaan

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya bertujuan mengembangkan

    ingatan para peserta didik, melainkan untuk membina dan mengembangkan

    mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya. (Isjoni, 2007:25). Sedangkan

    Hennings dan Skeet (Isjoni, 2007:23) Mengemukakan bahwa:

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    22/193

    5

    IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yaitumembentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di

    tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran,baik secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalammemecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang ilmu, IPS membekaliintelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yangkomplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi mandiri. peranaktif siswa dalam memecahkan masalah sangat menunjang dalam menentukankeputusan hidup bermasyarakat.

    Salah satu faktor penyebab permasalahan pembelajaran IPS adalah bagaimana

    pembelajaran yang dilakukan guru. Mengingat fungsi utama guru adalah mulai

    dari sebelum masuk kelas, di dalam kelas hingga ke luar kelas, yaitu

    merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan

    ujung tombak dari semua konsep, gagasan, kebijakan, dan ketercapaian tujuan

    pendidikan nasional.

    Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan bermakna jika apa yang

    dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya.

    Untuk itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendesain metode

    pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat

    menghubungkan pengetahuan awalnya dengan bahan pelajran yang akan guru

    berikan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami

    materi ajar atau bahan pelajaran yang diberikan guru.

    Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan

    materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran

    baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan

    terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang

    telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    23/193

    6

    pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk

    menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah

    yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk

    pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)

    yang menjelaskan bahwa:

    Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip didalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akanmengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu

    dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannyadengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah

    pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.

    Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang

    telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang

    dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk

    menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh

    untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

    Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untukmenyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan

    perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yangakan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anakdengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)

    Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, prosesperubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada

    faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

    Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:

    Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yaknipertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua

    antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    24/193

    7

    atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhuudara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu

    faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologismeliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktorpsikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.

    Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2

    Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada

    tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan

    kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya

    ketika siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam pembelajaran.

    Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses

    menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu

    apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai.

    Sehubungan dengan pernyataan tersebut, peneliti termotivasi untuk

    melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah

    ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu

    hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di

    kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

    B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

    Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:68) bahwa Perumusan masalah

    merupakan dasar pembuatan desain penelitian serta menjelaskan judul penelitian.

    Perumusan masalah harus diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Langkah yang

    harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah terlebih

    dahulu, kemudian membuat rumusan masalah tentang variabel dan subjek

    penelitian dalam bentuk pertanyaan.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    25/193

    8

    1. Identifikasi dan Analisis Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat

    mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:

    a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan

    keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup

    pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus

    memiliki kompetensi dalam melaksanakan apersepsi.

    b. Kompetensi guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan

    apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

    c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalam

    menunjang aktivitas pembelajaran.

    d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderungan

    guru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata

    lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

    2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

    Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

    Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

    c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada

    pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

    Kota Tasikmalaya?

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    26/193

    9

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah :

    1. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang pelaksanaan apersepsi

    pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

    Cipedes Kota Tasikmalaya.

    2. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hasil belajar siswa

    pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

    Cipedes Kota Tasikmalaya.

    3. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hubungan antara

    apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

    Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini tidak hanya dirasakan secara teoritis saja tetapi

    dapat dirasakan pula secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu

    pengetahuan dalam bidang pembelajaran IPS serta memberi gambaran mengenai

    hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di SD. Sebagaimana

    menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa apersepsi bertujuan untuk

    membentuk pemahaman.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

    menambah wawasan siswa tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.

    b. Bagi Guru

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    27/193

    10

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

    bahan masukan positif bagi guru pada pembelajaran IPS di SD.

    c. Bagi Kepala Sekolah

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

    bahan kajian bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam

    pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.

    d. Bagi Kelembagaan

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah

    kepada lembaga penyelenggara Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

    untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pelaksanaan apersepsi pada

    pembelajaran IPS di SD.

    E. Struktur Organisasi Skripsi

    Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya

    struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan

    penelitian ini (UPI, 2011:21) yaitu sebagai berikut:

    Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian,

    identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

    struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk

    menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi dan perumusan

    masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan

    tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat

    penelitian bisa dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    28/193

    11

    Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

    Kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Kajian pustaka berfungsi

    sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis.

    Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan

    hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian. Hipotesis

    merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian.

    Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen

    dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian

    berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut

    dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari tiap

    variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik

    pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

    Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk

    menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan

    yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

    Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang

    penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

    Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapitidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada pra pembuat

    kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.

    Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan

    dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam

    penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    29/193

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    PENELITIAN

    A. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun hipotesis

    penelitian (UPI, 2011:21). Landasan teori yang dimaksud adalah teori dasar yang

    menjelaskan secara rinci setiap variabel penelitian. Adapun landasan teori dari

    penelitian ini yaitu berkaitan tentang korelasi antara apersepsi pembelajaran

    dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

    1. Apersepsi Pembelajaran

    Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang

    telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang

    dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk

    menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh

    untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

    Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untukmenyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

    Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi danperhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yangakan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anakdengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)

    Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan

    dibahas adalah dengan membuat kaitan atau apersepsi pembelajaran. Siswa akan

    tertarik dengan materi yang akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan atau

    hubungan dengan pengalaman mereka atau sesuai minat dan kebutuhan mereka.12

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    30/193

    13

    Teori Apersepsi atau Teori Herbartisme pertama kali di perkenalkan oleh

    seorang psikolog berkebangsaan Jerman yaitu Jhon Friedrich Herbart (1776-

    1841). Pengaruh Herbart dalam abad dua puluh sangat besar. Buah pikirannya

    mendominasi pendidikan guru dan pendidikan umumnya di Amerika Serikat.

    Apersepsi ialah proses asosiasi antara ide yang baru dengan yang lama yang

    tersimpan dalam bawah sadar individu. Setiap ada masuk persepsi baru maka ia

    disambut oleh yang lama. Ide yang lama berlomba kekuatan untuk memasuki

    alam sadar untuk menyambut ide baru. Persepsi atau pengamatan diperoleh dari

    lingkungan melalui alat indera. Melalui asosiasi diperoleh ide yang sederhana,

    yang menjadi lebih kompleks melalui asosiasi selanjutnya.

    Sebelumnya, John Locke (1632-1704) telah mengemukakan teori tabularasa

    yang mengatakan bahwa otak atau pikiran manusia pada waktu lahir masih

    kosong seperti papan tulis bersih. Akan tetapi rangsangan, pengalaman dari luar,

    mengisi pemikiran itu. Apa saja yang diketahui manusia datangnya dari luar diri

    orang itu. Dalam otak itu terjadi hubungan atau asosiasi antara ide-ide.

    Menurut Locke ide-ide itu pasif. Herbart sebaliknya, berpendapat bahwa ide-

    ide itu aktif, dinamis, mempunyai kekuatan untuk bergabung, jadi berlomba untuk

    bergabung dengan ide baru yang masuk. Akan tetapi manusia itu sendiri pasif, danhanya merupakan wadah tempat asosiasi itu berlangsung.

    Semua persepsi pada hakikatnya apersepsi, setiap persepsi cenderung akan

    bergabung dengan bahan yang telah ada. Tanpa pengalaman yang ada, suatu

    pengamatan atau ide tak ada artinya dan tak akan diperdulikan. Sebaliknya ide

    yang telah tersimpan, akan tetapi tak mempunyai kesempatan berasosiasi maka

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    31/193

    14

    cepat atau lambat akan menghilang dengan sendirinya. Herbart percaya, bahwa

    ide yang baik akan menghasilkan kemauan yang baik dan perbuatan yang baik.

    Jadi kemauan bergantung pada pikiran. Tugas guru ialah memberikan buah

    pikiran yang baik agar siswa berbuat yang baik. Tujuan pendidikan, menurut

    Herbart ialah mendidik anak menjadi manusia yang bermoral baik. Seni mengajar

    ialah menyajikan buah pikiran yang dapat digunakan siswa sepanjang hidupnya.

    Guru dapat dipandang sebagai arsitek dan pembangunan pemikiran dan demikian

    pula karakter siswa. Pelajaran harus dibuat menarik dan ini akan tercapai dengan

    metode mengajar yang baik, didukung oleh bahan apersepsi yang baik pula.

    Landasan filosofis apersepsi yang dikemukakan oleh Herbart terbagi menjadi

    tiga tahap pembelajaran, yaitu:

    1. Penerimaan rangsangan, yang lebih menitikberatkan pada kualitas informasidan stimulus khusus yang harus ada pada pembelajaran.

    2. Ingatan, yang menghasilkan kembali apa yang diketahui sebagai bahanpembentuk konsep-konsep pembelajaran.

    3. Pemahaman, yaitu hasil pemikiran konsep dan generalisasi dari informasiyang sudah diterima otak. (Chatib, 2011:86).

    a Pengertian Apersepsi Pembelajaran

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa apersepsi adalah pengamatan

    secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri

    yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru.

    Menurut Kartono (1981:34) bahwa apperception (apersepsi); 1. Persepsi

    (penglihatan, penghayatan, tanggapan, daya memahami atau menangkap) yang

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    32/193

    15

    jelas disertai pengenalan. 2. Pengenalan relasi-relasi antara objek yang disajikan

    dengan massa aperseftif atau benda pengenalan yang ada.

    Menurut Chatib (2011:87) bahwa kerangka pengajaran Quantum Teaching

    untuk tiga bagian awal (Tumbuhkan, Alami, dan Namai) adalah bagian dari

    apersepsi. Kerangka rancangan pengajaran Quantum Teaching yang dimaksud

    adalah lebih dikenal dengan nama TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,

    Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Tiga bagian awal yang dimaksud memiliki

    pengertian sebagai berikut.

    a. Tumbuhkan adalah aktivitas yang melibatkan siswa. Guru ikut serta dalamjalinan proses belajar untuk saling memahami dan memuaskan siswa.

    b. Alami adalah aktivitas memberikan pengalaman kepada siswa denganmemanfaatkan hasil alami otak untuk menjelajah. Saat mempelajari sesuatudalam kehidupan nyata, kita sudah punya pengalaman awal, yang

    berhubungan dengan suatu konsep. Dengan adanya pengalaman, informasiyang abstrak akan menjadi konkret.

    c. Namai adalah aktivitas penanaman yang memuaskan hasrat alamiah otakmemberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. (Chatib, 2011:87)

    Apersepsi berasal dari kata apperception berarti menyatupadukan dan

    mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki.

    Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah

    dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Menurut

    Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa:Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di

    dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akanmengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perludihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannyadengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah

    pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.

    Apersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada

    siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    33/193

    16

    dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan siswa mengusai

    materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Salah satu muatan yang

    disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali siswa terhadap materi

    ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada

    keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga

    akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan

    pendapat Sajidin (2007) bahwa:

    Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama denganpelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai pelajaranlama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akanmengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami

    bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda,agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaansiswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan denganapersepsi.

    Sedangkan menurut William James sebagai seorang psikolog, beliau pernah

    membahas mengenai apersepsi dalam tulisannya. Berikut ini adalah kutipan dari

    tulisannya tersebut.

    Many teachers are inquiring, what is the meaning of apperception in

    educational psychology? That most important idea in educational psychology

    is apperception. The idea of apperception is making a revolotion in

    educational methods in Germany. Now apperception is axtremely useful word

    in pedagogics, and offers of convenient name for a process to which every

    teacher must frequently refer. But verily maens nothing more than the act oftaking a thing into the mind. It corresponds to nothing peculiar or elementary

    in psichology, being only one of the innumerable result of the psichological

    process of association of ideas; and psichology itself can easly dispanse with

    the word, useful as it may be in pedagogics. (Chatib, 2011:80)

    Secara garis besar william james menyatakan bahwa pemahaman apersepsi

    masih sangat kurang dikuasai oleh guru. Banyak guru juga beranggapan bahwa

    penguasaan apersepsi hanya kecil pengaruhnya terhadap kebarhasilan

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    34/193

    17

    pembelajaran. Apersepsi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan

    kemampuan pedagogis seorang guru.

    1). Sifat Dasar Manusia

    Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa

    yang terjadi sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit dijelaskan secara

    sederhana. Hal ini yang menjadi salah satu faktor dalam kegiatan pembelajaran

    yang bermuara pada kegagalan belajar siswa. Filosofi mendasar pandangan

    herbart mengatakan bahwa manusia adalah makhluk pembelajar.

    Menurut Chatib (2011:81) bahwa sifat dasar manusia adalah manusia adalah

    makhluk pembelajar; manusia untuk memerintah dirinya sendiri; dan Manusia

    bereaksi terhadap instruksi lingkungannya, jika ia dibekali oleh stimulus khusus.

    a) Manusia Adalah Makhluk Pembelajar

    Setiap manusia adalah makhluk pembelajar dalam setiap konteks

    perkembangan budaya tertentu. Apabila semua guru memahami konsep pertama

    ini akan muncul sebuah paradigma yang menyatakan bahwa para siswa di dalam

    kelas adalah para makhluk yang sebenarnya siap untuk belajar. Selanjutnya

    menurut Bobbi DePoter dalam bukunya Quantum Teaching mengatakan bahwapada saat mulai masuk kelas dan mengajar, mereka harus menganggap semua

    siswanya serdas dan punya kemampuan tinggi. (Chatib, 2011:83)

    b) Manusia Adalah untuk Memerintah Dirinya Sendiri

    Secara alamiah, manusia punya kemampuan untuk memerintah kepada dirinya

    sendiri untuk melakukan sesuatu, yang berasal dari rangsangan dan kualitas

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    35/193

    18

    informasi yang masuk ke dalam otaknya. Hal tersebut merupakan konsekuensi

    fungsi mendasar organ manusia itu sendiri, yang dinamakan otak. Selanjutnya

    Taufiq Pasiak dalam bukunya berjudul Revolusi IQ/EQ/SQ menjelaskan bahwa

    kulit otak manusiaterdiri atas paling banyak enam lapisan, yang menyelubungi

    otak besarmempunyai tiga fungsi. 1. Fungsi Sensorik (masukan informasi); 2.

    Fungsi Motorik (gerak tubuh); 3. Fungsi Asosiasi. (Chatib, 2011:84)

    Dalam melakukan reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus, otak

    manusia dapat merespon dan mengasosiasi masukan informasi dan kemudian otak

    melakukan instruksi. Ketiga fungsi otak tersebut satu dengan yang lainnya

    memiliki keterkaitan dalam melakukan tugas, setiap informasi yang baru di terima

    otak (fungsi sensorik) kemudian di asosiasikan dengan informasi yang sudah ada

    di dalam ingatan (fungsi asosiasi), dan tahap selanjutnya adalah otak memberikan

    instruksi kepada organ lain untuk merespon informasi yang baru (fungsi motorik)

    Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chatib (2011:84) bahwa:

    Ketiga fungsi tersebut saling terkait. Misalnya ketika telinga menerimarangsangan berupa suara, suara tersebut akan dibawa oleh syaraf pendengaranke pusatnya, di daerah Wernicke yang terletak di bagian samping kepala.Kemudian masukan informasi yang belum dipahami dikirim ke daerah asosiasiuntuk dicocokan makna katanya, lalu dikirim ke daerah Borca di bagian depankepala. Melalui daerah Borca inilah otak memerintahkan lidah atau tangan

    untuk bertindak sebagai reaksinya. Proses inilah yang membentuk kegiatanbahasa manusia, dapat terjadi karena kata yang masuk itu sudah tersimpandalam gudang ingatan di kepala. Demikian pula, perintah gerak bagi lidah dantangan.

    Artinya, rangkaian kerja otak dari menerima informasi sampai munculnya

    reaksi sangat terkait erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, wajarlah jika

    seorang siswa menentukan dirinya sendiri untuk mau atau tidak mengikuti

    pembelajaran yang sedang berlangsung.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    36/193

    19

    Sayangnya, guru memiliki pandangan yang lain terhadap hal ini. Siswa yang

    tidak mau mennuruti instruksi guru dianggap nakal atau punya hambatan belajar.

    Padahal, kualitas informasi itulah yang menjadikan siswa mau atau tidak

    melakukan instruksi sebagai reaksinya. Berikut ini adalah bagan alur yang

    menunjukan proses dari masuknya informasi atau kualitas informasi sampai reaksi

    untuk melakukan atau tidak melakukan reaksi dari informasi tersebut.

    Gambar 2.1. Proses masuknya informasi sampai reaksi.

    Gambar tersebut menunjukan bahwa sifat dasar manusia adalah memerintah

    dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan. Guru yang tidak

    melakukan apersepsi akan menemui siswa yang menolak instruksi darinya, dan

    sebaliknya siswa akan mengikuti instruksi guru yang melakukan apersepsi.

    Sebenarnya, siswa melakukan apa yang guru instruksikan adalah karena

    menganggap bahwa instruksi itu berasal dari rasa ingin tahu yang ada di dalam

    dirinya sendiri. (Chatib, 2011:85)

    c) Manusia Bereaksi, jika Ada Stimulus Khusus

    KualitasInformasi

    Proses

    Reaksi

    Melakukan Tidak Melakukan

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    37/193

    20

    Manusia akan melakukan reaksi jika diberikan stimulus khusus. Tanpa adanya

    stimulus khusus manusia kecenderungan tidak akan melakukan reaksi terhadap

    informasi atau instruksi yang masuk ke dalam otaknya.

    Guru yang langsung memberikan informasi atau instruksi dalam pembelajaran

    di kelas akan mengalami kondisi kelas yang tidak kondusif. Sebaliknya guru yang

    memberikan stimulus khusus dalam pembelajaran di kelas akan mengalami kelas

    yang aktif, kreatif dan kondusif untuk belajar. Sebagai contoh, ada dua guru yang

    melakukan pembelajaran di kelas yang sama dengan materi yang sama dan

    menggunakan strategi belajar yang sama. Tetapi, keduanya mendapatkan hasil

    mengajar yang berbeda. Guru pertama mendapat antusiasme yang tinggi dari

    siswa sedangkan guru kedua hanya mendapatkan sikap acuh tak acuh para

    siswanya, yang malas melakukan instruksi pembelajaran. Hal ini terjadi karena

    stimulus khusus yang dilakukan oleh guru pertama yaitu dengan memberikan

    reward atau pun penghargaan kepada siswa, sedangkan guru kedua tidak

    memberikan stimulus khusus kepada siswa.

    b Tujuan Apersepsi Pembelajaran

    Secara khusus apersepsi yang dibangun oleh guru dalam tahap awal

    pembelajaran memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:

    a. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh manamateri yang sudah dipelajari sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengancara guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkummateri pelajaran terdahulu.

    b. Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal inidilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang akandikuasai.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    38/193

    21

    c. Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan diajarkan.Hal ini perlu dilakukan karena materi yang akan dipelajari sama sekali

    materi baru. (Sujadi, 2011)

    Artinya, guru harus membangun terlebih dahulu pengetahuan awal yang

    dimiliki siswa sebelum memberikan pelajaran atau materi inti. Apersepsi begitu

    penting dalam pembelajaran karena materi yang akan diajarkan merupakan materi

    baru bagi siswa. Apersepsi yang dilakukan guru akan mempermudah siswa dalam

    memahami pelajaran yang baru bagi siswa.

    Secara umum apersepsi yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan

    kondisi belajar yang kondusif. Adapun tujuan dari apersepsi pembelajaran secara

    luas menurut pendapat Sujadi (2011) adalah sebagai berikut:

    a. Mencoba menarik siswa ke dunia yang guru ciptakan, perlu dipahami bahwatidak semua siswa mengerti terhadap apa yang akan kita ajarkan. Tidaksemua juga yang menyadari bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa

    kembali bermanfaat di pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaranterkadang merupakan suatu kesatuan yang terangkai antara satu materidengan materi lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akanmenyadarkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansidengan materi yang telah dipelajari.

    b. Mencoba menyatukan dua dunia, walaupun dapat dikatakan materi satudengan yang lainnya memiiki perbedaan, namun ada materi-materi tertentuyang memiliki relevansi dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranyasangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan antara kedua

    materi tersebut.

    c. Menciptakan atmosfir, suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuksedemikian rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi

    bagi siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentukarmosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana psikologisyang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajarimateri baru.

    c Sumber-sumber Apersepsi Pembelajaran

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    39/193

    22

    Menurut Chatib (2011:87) saya membagi pembelajaran dalam dua tahap

    besar, yaitu apersepsi dan strategi. Apersepsi yang dimaksud dalam pembahasan

    kali ini sangat kompleks. Apersepsi bukan haya sebatas guru memberikan

    pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah pernah dipelajarai. Hal tersebut

    merupakan bagian kecil dari apersepsi. Menurut Teori Herbart terdapat empat

    sumber apersepsi atau empat pilar pembentuk apersepsi.

    1). Zona Alfa

    Zona alfa (Alpha Zone) adalah salah satu gelombang otak. Selama ini

    neurologi baru mampu mendefinisikan empat gelombang otak yang merekam

    aktivitas manusia sepanjang hari. Richard Caton seorang dokter berkebangsaan

    Inggris, menyatakan adanya muatan listrik dalam kulit otak. Pada tahun 1924

    seorang ahli saraf dari Jerman, Hans Berger berhasil mencetak gelombang otak di

    atas selembar kertas. Dia menggunakan perlengkapan radio untuk memperkuat

    impuls (rangsangan) listrik otak lebih dari sejuta kali. Alat inilah merupakan cikal

    bakal dibuatnya alatElectro Encephalo Graph (EEG). Penemuan gelombang otak

    ini terus berkembang dan manfaatnya mulai digunakan untuk mendiagnosis

    gangguan otak, seperti deteksi perdarahan otak, infeksi otak, gangguan jiwa, dan

    penyakit ayan, sampai pada manfaat menerima informasi dalam proses belajar.

    Gelombang otak terdiri dari empat tingkatan, setiap gelombang memiliki ciri-ciri.

    Gelombang delta (0, 5 3, 5 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia

    dalam keadaan tertidur tanpa mimpi. Dalam kondisi delta, otak manusia bukan

    total beristirahat, melainkan masih bekerja. Bahkan, kondisi ini dikatakan sebagai

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    40/193

    23

    kondisi yang prima untuk penyembuhan penyakit. Namun, kondisi ini paling tidak

    tepat untuk proses belajar sebab tidak mungkin guru memberikan materi kepada

    siswa yang sedang nyaman tidur.

    Gambar 2.2. Gelombang delta ketika manusia tidur tanpa mimpi.

    Gelombang teta (3, 5 7 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam

    keadaan tidur dan bermimpi. Menurut Taufiq Paisak bahwa mimpi itu adalah

    pintu, jalan, atau sarana bagi otak seseorang untuk mewartakan diri, apabila dia

    kesulitan melakukannya di alam sadar. (Chatib, 2011:89). Dalam kondisi ini,

    otak bekerja dengan baik, jernih, dan bening untuk proses merekam kenangan-

    kenangan yang punya unsur keselamatan hidup (survive),punya maknaemosional

    (emotional), punya hubungan dengan kehidupan sehari-hari (relevance), dan

    informasi yang selalu diulang-ulang (rehearseal) ke dalam memori jangka

    panjang (long-term memories).

    Gambar 2.3. Gelombang teta ketika manusia tidur dan bermimpi.

    Efektivitas dongeng sebelum tidur adalah efek dari gelombang teta ini. Betapa

    banyak manfaat dongeng sebelum tidur yang membuat anak kita mampu merekam

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    41/193

    24

    dongeng tersebut sampai mereka tua, bahkan kemudian diturunkan kepada anak

    cucunya. Dongeng sebelum tidur yang menarik adalah kenangan pertama yang

    mendapat kesempatan diunduh oleh anak kita sewaktu tidur.

    Meditasi adalah cara agar kita masuk ke kondisi zona teta. Di zona teta,

    seseorang dapat mengeluarkan ide-ide kreatif atau mendapatkan jawaban dari

    sesuatu yang sulit diperoleh sebelumnya. Dalam dunia kedokteran, konon, kondisi

    teta ini iuga dapat menyembuhkan penyakit.

    Namun, kondisi teta dianggap sebagai kondisi yang kurang baik dalam

    pembelajaran. Dalam kondisi teta, seseorang cenderung mengeluarkan sesuatu,

    sedangkan belaiar adalah kondisi saat seseorang memasukkan informasi dan

    mengeluarkan informasi. Dengan demikian, sekarang kita mengetahui bahwa jika

    kita mengajar, belum tentu siswa kita belajar. Terkadang, mereka tengah masuk

    dalam kondisi teta, yaitu melamun, membayangkan film yang semalam dia

    tonton, mengantuh dan akhirnya tertidur di pojok bangkunya.

    Gelombang alfa (7 13 Hz) Kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi

    (cemerlang) proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi

    paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu

    harmoni (keseimbangan); yaitu ketika sel-sel saraf seseorang melakukantembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga beristirahat secara bersamaan

    sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang.

    Pada saat ini, seseorang disebut juga berada dalam kondisi peralihan antara sadar

    dan tidak. Hal ini menimbulkan adanya efisiensi pada jalur saraf sehingga kondisi

    tersebut sangat tepat untuk melakukan sugesti, di antaranya pembelajaran.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    42/193

    25

    Gambar 2.4. Gelombang alfa ketika manusia dapat berpikir kreatif.

    Seseorang yang sedang masuk dalam kondisi alfa akan mengalami kondisi

    yang relaks tapi waspada; seperti sedang melamun, tetapi sebenarnya sedang

    berpikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks. Contohnya, ketika kita

    mendengarkan pembelajaran dari guru, membaca, menulis, melihat, atau

    memikirkan jalan keluar dari suatu masalah. Kondisi alfa merupakan kondisi yang

    tepat untuk belaiar. Para guru semestinya mengetahui dengan baik zona kondisi

    alfa ini karena terkait dengan masuknya arus informasi ke dalam otak siswa.

    Betapapun bagusnya strategi yang disusun oleh guru, jika siswa keluar dari zona

    alfa, maka percayalah, informasi itu tidak akan pernah masuk ke dalam memori

    siswa.

    Gelombang beta (13 -25 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam

    kondisi marah, stres, bingung, dan pusing. Di kelas, kondisi beta ditandai oleh

    para siswa yang asyik mengobrol sendiri, tidak memberikan perhatian kepada

    guru; siswa yang sedang berkelahi atau menunjukkan mimik sedang marah, tidak

    enak hati sebab baru dimarahi oleh seseorang. Jika di kelas siswa dalam kondisi

    memasuki gelombang beta, maka optimis pembelajaran yang guru berikan tidak

    akan diterima oleh siswa.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    43/193

    26

    Gambar 2.5. Gelombang beta ketika manusia dalam kondisi marah, stres,

    bingung, dan pusing.

    (a) Cara Masuk ke Dalam Zona Alfa

    Dari penjelasan tentang gelombang otak, zona alfa adalah kondisi terbaik

    untuk belajar siswa. Jika guru sedang mengajar, kemudian menjumpai siswa

    sedang marah, stres, mengobrol, atau sedang fokus mengerjakan sesuatu yang

    lain, sebaiknya guru jangan meneruskan proses mengajar. Percuma saja sebab

    mereka masih berada dalam kondisi beta. Jika siswa melamun, lalu mengantuk,

    apalagi tertidur, hentikan proses mengajar sebab percuma juga karena siswasedang dalam kondisi teta atau bahkan delta. Guru harus sekuat tenaga

    mengembalikan mereka ke zona alfa dengan cara memberikan stimulus khusus.

    Stimulus khusus pada awal belaiar yang bertujuan meraih perhatian dari para

    siswa adalah apersepsi. Artinya, zona alfa merupakan kondisi sangat ampuh untuk

    melakukan apersepsi dalam pembelajaran. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks

    dan menyenangkan. Jadi, tanda-tanda siswa sudah masuk ke zona alfa adalah jika

    hati mereka senang, yang ditandai dengan rona wajah yang ceria, tersenyum,

    bahkan tertawa. Zona alfa tidak saja berlaku pada awal pembelajaran, juga berlaku

    pada saat sebuah proses belaiar berlangsung hingga guru melihat banyak siswanya

    sudah keluar dari zona alfa tersebut. Guru harus dapat menggunakan aktivitas-

    aktivitas zona alfa untuk meraih perhatian siswa kembali. Menurut Chatib

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    44/193

    27

    (2011:92) ada empat cara yang dapat membawa siswa kita kondisi zona

    gelombang alfa, yaitu ice breaking,fun story, musik dan brain gym.

    Ice breakingatau pemecah kebekuan agar suasana menjadi cair dapat berupa

    cerita konyol, teka-teki, berbicara yang diplesetkan, intonasi suara dan mimik

    muka yang lucu, suara yang mengagetkan Ashari (2007:38). Guru harus berhati-

    hati dalam melakukan ice breaking, artinya bahwa tidak hilang kewibawaan guru

    ketika melakukan ice breaking. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asmani

    (2011:208) bahwa dalam melakukan ice breaking harus memperhatikan

    tujuannya dan waktu yang tepat.

    Syarat-syarat ice breaking di dalam kelas yang berfungsi mengembalikan

    siswa kembali ke zona alfa adalah.

    a) Ice breakingdilakukan dalam waktu singkat.b) Ice breakingdiikuti oleh seluruh siswa.c) Guru menjelaskan maksud dari ice breaking.d) Segera kembali ke materi pelajaran. (Chatib, 2011:100)

    fun story atau kisah menarik menurut Chatib (2011:93) dapat berupa cerita

    lucu, gambar lucu, atau teka-teki. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman

    pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, buku-buku humor, internet dan lain-

    lain. Dalam melakukan fun story diusahakan berkaitan dengan materi yang akan

    di pelajari siswa dalam pembelajaran.

    brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.Brain

    gym dapat merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas), merelaksasi

    bagian belakang dan bagian depan otak (dimensi kerja untuk fokus perhatian),

    serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional yakni otak

    tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    45/193

    28

    Cara memasuki zona alfa yang selanjutnya adalah mengan melalui musik.

    Musik dapat diyakini dapat mengembalikan gelombang otak kembali ke zona alfa.

    Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan pengaruh musik terhadap

    kekuatan otak. Menurut Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya yang berjudul

    Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa irama musik punya pengaruh

    meningkatkan produksi serotonin dalam otak membantu memunculkan perasaan

    gembira. (Chatib, 2011:101). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siegel

    menjelaskan bahwa musik dapat mengaktifkan holistic-brain atau kombinasi

    antara otak bagian kanan dan otak bagian kiri. (Chatib, 2011:101). Selain itu

    musik juga dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan kognitif dan

    kecerdasan emosi anak. (Luthfi, 2008)

    2). Warmer

    Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang kedua adalah warmer.

    Warmer atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya diajarkan

    oleh guru. Warmerbiasanyabaik dilakukan pada pertemuan keduasebuah materi.

    Selain warmer, juga sering digunakan istilah review, feedback, atau tinjau ulang.

    Intinya, hal tersebut adalah apabila pada awal pembelajaran guru mencoba

    melakukan tinjau ulang terlebih dahulu terhadap materi yang lalu, sebelum materi

    yang akan diajarkan merupakan hal yang penting. Pengulangan atau rehearseal

    adalah aktivitas yang membuat informasi masuk dalam memori jangka panjang.

    Dalam melakukan warmer, guru yang memiliki keterampilan dasar bertanya

    baik akan dengan mudah melakukannya.Warmer pada apersepsi dapat berupa

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    46/193

    29

    gamespertanyaan dan penilaian diriGamespertanyaan dapat berupa pertanyaan

    berantai, mencocokan pertanyaan dan jawaban dan berbaur. (Chatib, 2011:109).

    Games pertanyaan adalah pengulangan kembali materi yang lalu dengan cara

    pemberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang menyenangkan.

    Tujuannya adalah agar siswa mengingat kembali memori-memori pembelajaran

    sebelumnya. Memori pembelajaran yang sudah terbentuk ini sangat penting

    sebagai pengalaman belajar yang membekali siswa untuk siap menerima materi

    selanjutnya. Pengalaman belajar tersebut sangat membantu siswa untuk kembali

    ke dalam zona alfa. Sedangkan penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan

    oleh siswa terkait pemahaman siswa pada materi sebelumnya, apa yang belum

    dipahami, dan cara apa yang harus dilakukan agar siswa tersebut paham. Dalam

    penilaian diri, siswa diminta mengisi sebuah form yang sudah disediakan.

    3). Pre-Teach

    Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah pre-teach.

    Biasanyapre-teach ini sering dilupakan oleh guru. Tidak heran jika dalam kelas

    kondisinya kusut, ramai dan siswa tak terkondisi. Pre-teach ini memberi

    informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan. Pre-teach adalah

    aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran.

    Berikut ini adalah contoh pre-teach, yaitu; penjelasan awal tentang tata caramenggunakan peralatan di labolatorium sains, penjelasan awal tentang alurdiskusi, memilih moderator, notulen, jumlah kelompok, dan lama waktu diskusi.Dan penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan siswa ketika berkunjung kesebuah tempat atau environment learning. (Chatib, 2011:115)

    4). Scene Setting

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    47/193

    30

    Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah scene setting,

    kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula disebut sebagai hook

    atau pengait menuju mata pelajaran inti (Astuti, 2011). Model scene setting,

    seperti yang dipaparkan oleh Bobbi DePorter dalam bukunya Quantum Teaching,

    adalah AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagiku. Scene settingadalah aktivitas yang

    dilakukan guru untuk membangun konsep awal pembelajaran.

    Adapun fungsi Scene settingyang dijelaskan Chatib (2011:116-117) di dalam

    bukunyagurunya manusia adalah sebagai berikut:

    Pertama, Membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan artinyamembangun kembali bekal pengetahuan awal dalam sebuah pengalaman belajarmenuju materi inti pembelajaran. Kedua, Pemberian pengalaman belajar sebelummasuk materi inti, artinya memberikan makna belajar yang mendalam ketikasiswa memasuki materi inti. Ketiga, Sebagai pereduksi instruksi guru artinyainstruksi dari guru dikerjakan oleh siswa dengan rela dan berasal dari keinginansiswa itu sendiri secara internal. Keempat, Sebagai pembangkit minat dan

    penasaran siswa, artinya menumbuhkan rasa penasaran siswa untuk mengikutimateri yang akan diberikan oleh guru.

    2. Hasil Belajar

    Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu diadakan penilaian

    untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai sehingga dapat

    diketahui apakah tujuan kegiatan tersebut telah tercapai atau belum.

    a Pengertian Hasil Belajar

    Hasil dapat diartikan sebagai sasuatu yang telah didapatkan dalam suatu karya

    atau usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar juga merupakan penguasaan

    pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang

    lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan olehguru.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    48/193

    31

    Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya

    perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur perubahan

    pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan diartikan terjadinya

    peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,

    misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan.

    Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) menjelaskan bahwa dampak

    pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka

    dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Hasil belajar adalah

    kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam pembelajaran.

    Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk

    bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dikuasai oleh siswa, misalnya

    ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama

    pelajaran berlangsung, dan tes akhir semester. Hasil belajar merupakan

    pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar.

    Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartrikan dengan

    penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor)

    oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya

    ditunjukkan dengan perolehan nilai tes yang diberikan oleh guru. Nilai tes ini

    diperoleh siswa setelah mereka melaksanakan evaluasi pembelajaran.

    Perubahan dari hasil belajar dalam Taksonomi Bloom dikelompokkan ke

    dalam tiga ranah (domain), yakni; (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir,

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    49/193

    32

    (2) domain afektif atau sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan

    (Wahidmurni, 2010:18).

    Tabel 2.1.Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomi Bloom

    Tingkatan Cognitif Domain Affective Domain Psychomotor Domain

    1 Knowledge (C1) Receiving (A1) Perception (P1)

    2Comprehension

    (C2)

    Responding (A2) Set (P2)

    3 Application (C3) Valuing (A3) Guided response (P3)

    4 Analysis (C4) Organization (A4) Mechanism (P4)

    5 Syntesis (C5)Characterization

    (A5)

    Complex overt response

    (P5)

    6 Evaluation (C6) Adaption (P6)

    7 Origination (P7)

    Sumber; Wahidmurni, 2010:19

    Masing-masing tingkatan dalam setiap ranah atau domain menuntut

    kemampuan atau kecakapan yang berbeda-beda dari setiap siswa untuk

    memberikan respon terhadapnya. Semakin tinggi tingkatan yang dituntut semakin

    tinggi pula tingkat kekomplekan jawaban atau respon yang dikehendaki.

    Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akanmenghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan

    keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator

    untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka

    dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah

    ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    50/193

    33

    mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, tanpa adanya

    aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya

    hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.

    b Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

    Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menurut

    Purwanto (2007:107) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi proses

    dan hasil belajar terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar.

    1). Faktor dari Dalam (Faktor Intern)

    Faktor intern yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari dua

    macam, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

    (a) Faktor fisiologis disebut juga faktor fisik. Pada proses dan hasil belajar,

    yang termasuk faktor fisiologis adalah keadaan fisik dan keadaan panca

    indera. Hal tersebut besar pengaruhnya, karena keadaan fisik dan keadaan

    panca indera seseorang merupakan media atau alat yang digunakan dalam

    melaksanakan proses belajar untuk memperoleh hasil belajar yang

    diharapkan.

    (b) Faktor psikologis atau sering disebut faktor tentang tingkah laku manusia.

    Pada proses dan hasil belajar ini, faktor psikologi terdiri dari; bakat, minat,

    kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.

    (1).Bakat atau aptitude menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) adalah the

    capacity to learn.Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan

    itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    51/193

    34

    (2).Minat menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) bahwa minat adalah

    kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

    beberapa kegiatan.

    (3).Kecerdasan menurut Ridwan (Nugraha, 2011:21) bahwa Kecerdasan

    adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri

    dengan keadaan yang dihadapinya. Kecerdasan merupakan salah satu

    aspek yang penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar.

    (4).Motivasi menurut Sardiman (Nugraha, 2011:22) adalah sebagai

    keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

    kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran seorang siswa akan

    berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang ada

    dalam diri siswa, maupun motivasi yang muncul karena faktor dari luar.

    Dengan adanya motivasi, siswa akan memiliki semangat belajar,

    sehingga senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil maksimal.

    (5).Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam

    menerima pengetahuan. Kemampuan kognitif sangat penting dalam

    mencapai hasil belajar yang diharapkan.

    2). Faktor dari Luar (Faktor Ekstern)

    Menurut pendapat Nugraha (2011:22) menjelaskan bahwa faktor ekstern

    terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.

    (a) Faktor Lingkungan. Lingkungan siswa yang mempengaruhi proses dan hasil

    belajar terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    52/193

    35

    tersebut merupakan tempat berinteraksi siswa untuk memperoleh dan

    mengembangkan pengetahuannya dalam proses belajar guna mencapai hasil

    belajar yang memuaskan.

    (b) Faktor Instrumental. Faktor Instrumental pada faktor-faktor yang

    mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari kurikulum; guru atau

    tenaga pendidik; sarana dan fasilitas; administrasi atau manajemen.

    (1).Kurikulum. Menurut Sobry Sutikno bahwa Kurikulum adalah sejumlah

    mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk

    memperoleh sejumlah pengetahuan (Nugraha, 2011:23). Kurikulum

    yang baik adalah kurikulum yang isinya tidak terlalu padat dan sesuai

    dengan kebutuhan.

    (2).Guru atau tenaga pendidik.Pendidik adalah orang dewasa yang

    bertanggungjawab membimbing anak untuk mencapai tujuan, yaitu

    kedewasaan (Sadulloh, dkk, 2007:87). Guru harus mempunyai

    hubungan baik dengan siswanya, sehingga siswa berkeinginan belajar.

    (3).Sarana dan fasilitas ini berupa keadaan gedung dan alat pelajaran.

    Gedung dapat dicontohkan seperti; kelas, perpustakaan, dan

    laboratorium, sedangkan dan alat-alat pelajaran, contohnya papan tulis,

    buku sebagai sumber belajar, alat-alat percobaan, dan peralatan lain

    yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Sarana dan fasilitas

    yang memadai akan memudahkan siswa menerima pelajaran.

    (4).Administrasi atau manajemen sekolah yang baik akan menunjang bagi

    kelancaran pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan

    akan mudah dikuasai .

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    53/193

    36

    Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila pada

    pembelajaran didukung oleh pelaksanaan kurikulum yang efektif, guru yang

    profesional, fasilitas belajar yang memadai, dan administrasi yang baik, maka

    siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.

    3. Hakikat Pembelajaran IPS

    Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu

    mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampaiSMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

    generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

    IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

    pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

    demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

    IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yangpada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupunlingkungan sosialnya. Bahan ajarnya dari berbagai ilmu sosial seperti geografi,sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara. Nasution (Isjoni,2007:21).

    Bahan ajar yang digunakan untuk sekolah dasar ada dua macam yaitu

    pengetahuan sosial dan sejarah. Hal tersebut sesuai dengan GBPP Tahun 1999,

    menjelaskan bahwa IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan

    kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan

    sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan

    kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia.

    Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007:22) bahwa pendidikan IPS dapat

    diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi; teori, cara

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    54/193

    37

    berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pendidikan IPS

    merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial,

    pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti

    sosiologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis. Hal

    tersebut sesuai dengan pendapat Wisley (Isjoni, 2007:23) bahwa Pendidikan IPS

    merupakan, those portion or aspects of the social sciences that have been

    selected awludopte use in the school or other instructional situations.

    Berdasarkan Kurikulum SD Tahun 2004 menjelaskan bahwa pengetahuan

    sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

    konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

    IPS bukan disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa

    konsep ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami

    dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah kenakalan remaja dapat dikaji

    dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan lain-lain.

    a Karakteristik Pembelajaran IPS

    Kakteristik IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial

    lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan lain-lain ) adalah sebagai berikut.

    1). IPS berusaha mempertautkan teori ilmu denagn fakta atau sebaliknya

    menelaah fakta dari segi ilmu. Pembahasan tentang IPS tidak hanya dari

    satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komperehensif (meluas

    dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu

    secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah suatu masalah.

  • 7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS

    55/193

    38

    2). Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuiri agar siswa mampu

    mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analis. Program pembelajaran

    disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan berbagai disiplin ilmu

    sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,

    permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan

    dimasa depan baik dari lingkungan sekitarmaupun lingkungan global.

    3). IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil

    (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya

    proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa

    memilki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan

    kehidupan nyata pada masyarakatnya.

    4). IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia

    dan bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan

    pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. Berusaha untuk

    memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun

    pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-

    masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

    5). Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakanprinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan ciri

    IPS itu sendiri. Jadi menurut pakar tersebut IPS merupakan gabungan dari

    beberapa unsur dan berusaha mempertautkan teori ilmu