Download - Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
1/193
HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2
KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
MUH. SHIRLI GUMILANG
NIM 0804719
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2012
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
2/193
Halaman Pengesahan Skripsi
MUH. SHIRLI GUMILANG
NIM 0804719
HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2
KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING :
Pembimbing I,
Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd.
NIP 19510503 197603 1 003
Pembimbing II,
Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd.
NIP 19530706 197403 2 001
MengetahuiKetua Program Studi PGSDUPI Kampus Tasikmalaya,
Drs. Rustono W.S., M.Pd.
NIP 19520628 198103 1 001
i
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
3/193
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MUH. SHIRLI GUMILANG
NIM : 0804719
Tempat / tanggal lahir : Cirebon, 21 Oktober 1990
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Tasikmalaya, Juni 2012Yang membuat pernyataan,
Muh. Shirli Gumilang
NIM 0804719
ii
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
4/193
iii
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
5/193
Hiduplah mengalir seperti air
(senantiasa bermuara di lautan keberhasilan)
Tegar seperti karang(komitmen kuat menahan ujian kehidupan)
Rendah hati seperti ilmu padi
(menyadari bahwa keberhasilan bukan atas ijin sendiri)
Terimakasih ya Allah... atas ijin-Mu aku mampu
menahan ujian
sehingga aku berada di lautan keberhasilan.
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini ku
persembahkan kepada :
Ayahanda (Abdul Rajak) dan Ibunda (Eha Haehati) serta
kedua adikku (Muh. Ginanjar Shidiq dan Muh. Ghufron
Singgih) yang dalam doaku memohon semoga mereka
lebih baik dariku.
MureDoke sebuah cita dan asa menuju kebahagiaan.
Sahabat-sahabat terbaikku di kosan Brigief (Asep,
Rian, Kuslani, Yan, Firman) tidak lupa juga Angga, Usep,
iv
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
6/193
Lutfi, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per-
satu. Mereka adalah sahabat yang saling memberikankekuatan untuk mencapai keberhasilan.
Sahabat-sahabat ku se-organisasi yang mengajarkan arti
dari kekeluargaan.
Sahabat-sahabat angkatan 2008.
v
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
7/193
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya. Tidak lupa shalawat beserta salam atas Nabi pemberi petunjuk
dan kerahmatan yaitu junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. juga atas semua
keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
sifatnya membangun.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis,
dan umumnya bagi semua pembaca. Selanjutnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu dalam
penyusunan skripsi kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. selaku Direktur UniversitasPendidikan Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan izin dalam
penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. selaku Sekretaris Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan
pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.
vi
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
8/193
vii
3. Bapak Drs. Rustono WS., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah
membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I
yang telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam
membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti
serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam
membimbing, memberikan petunjuk dan pengarahan yang sangat berarti
serta memberikan dorongan dan semangat pada penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
6. Seluruh Staf Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Tasikmalaya yang telah memberikan bimbingan, masukan, kritik dan
dukungan bagi penulis.
7. Seluruh Staf Teknik Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya yang
telah membantu dalam proses perizinan penelitian sehinggaterselesaikannya skripsi ini.
8. Bapak Asep Supriadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri
Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang telah
memberikan pengarahan, masukan selama pelaksanaan penelitian.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
9/193
viii
9. Ibu Nuni Tri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas V.a yang telah
memberikan ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.
10. Ibu Didah Wahidah, S.Pd. selaku guru kelas V.b yang telah memberikan
ijin untuk uji coba alat ukur penelitian dan subjek penelitian.
11. Ayahanda dan ibunda yang telah banyak memberikan cinta dan kasih
sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak memberikan semangat danbantuan moril maupun materil sehingga
penulis mampu menyelasaikan skripsi ini.
Semoga amal baik, dukungan moril dan materil yang telah diberikan
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis
berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan penulis dan
umumnya untuk semua pihak yang membutuhkannya.
Tasikmalaya, Juni 2012
Muh. Shirli Gumilang
NIM 0804719
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
10/193
ix
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
11/193
Hubungan antara Apersepsi dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS diKelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
Muh. Shirli Gumilang
0804719
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaksanaan apersepsi yangdilakukan guru pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yangkecil, dan kecenderungan tidak dilaksanakan. Ketidakbisaan siswa dalammenyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep dipengaruhi olehketidakmatangan sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itutidak tercapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan
apersepsi pada pembelajaran IPS, 2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS,3) Hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPSdi kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
Lokasi penelitian adalah SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes KotaTasikmalaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik sampling
jenuh atau sensus yaitu kelas V.a sebagai kelas eksperimen dan Kelas V.b sebagaikelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen (quasi eksperimental) dengan pendekatan kuantitatif. Untukmengumpulkan data penelitian menggunakan tes tertulis, lembar observasi, danstudi pustaka. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diolah dan dianalisissecara kuantitatif untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara apersepsidengan hasil belajar dengan menggunakanPearson Product Moment.
Hasil dari pengolahan dan analisis data, antara lain: 1) Hasil belajar padapembelajaran IPS di kelas eksperimen yang diperoleh dari skor pretes dan postesterdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen,dan tingkat efektivitas menunjukan rata-rata Ngain 0,60 menunjukan cukup efektif.2) Hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas kontrol yang diperoleh dari skor
pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran dikelas kontrol, tetatpi melihat tingkat efektivitasnya untuk kelas kontrol denganrata-rata Ngain 0,24 menunjukan tidak efektif. 3) Setelah dilakukan uji hipotesisdiperoleh nilai koefisien korelasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah0,359 bernilai positif dan Sig. (2-tailed) adalah 0,071, hal tersebut menunjukan
bahwa semakin tinggi apersepsi pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasilbelajar siswa, sebaliknya semakin rendah apersepsi pembelajaran, maka semakinrendah pula hasil belajar siswa. Hal tersebut menunjukan tidak terdapat hubunganyang signifikan antara apersepsi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dikelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, hasiltersebut menunjukan tingkat hubungan rendah. Adapun kontribusi apersepsiterhadap hasil belajar adalah 12,87% dan sisanya adalah 87,11% yang memberikontribusi lain terhadap hasil belajar siswa adalah faktor lain selain apersepsi.
Kata Kunci : Apersepsi, hasil belajar siswa
x
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
12/193
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
PERSEMBAHAN........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian................................................................... 1B.Identifikasi dan Perumusan Masalah.................................................... 7C.Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9E.Struktur Organisasi Skripsi................................................................... 10
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka.................................................................................... 121. Apersepsi Pembelajaran................................................................. 122. Hasil Belajar.................................................................................. 203. Hakikat Pembelajaran IPS............................................................. 35
B.Kerangka Pemikiran............................................................................. 40C.Hipotesis Penelitian.............................................................................. 41
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 43B. Desain Penelitian................................................................................ 45C. Definisi Operasional.......................................................................... 47D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 49E. Proses Pengembangan Instrumen....................................................... 50F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 53
G. Analisis Data...................................................................................... 55xi
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
13/193
xii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................................. 60
1. Keterlaksanaan Pembelajaran........................................................ 602. Analisis Deskriptif......................................................................... 613. Analisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................. 664. Uji Inferensial................................................................................ 815. Uji Hipotesis.................................................................................. 85
B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. 88
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................ 91
B. Saran................................................................................................... 92DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 94
LAMPIRAN.................................................................................................... 97
RIWAYAT HIDUP......................................................................................... 161
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
14/193
xiii
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
15/193
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tingkatan Ranah atau Domain Hasil BelajarMenurut Taxonomi Bloom............................................................ 31
Tabel 3.1. Jumlah siswa di SD Negeri Perumnas 2Tahun Ajaran 2011/2012............................................................... 43
Tabel 3.2. Staf Kependidikan SD Negeri Perumnas 2................................... 44Tabel 3.3. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Exsperimental).. . 47Tabel 3.4. Jenis Data dan Instrumen Penelitian............................................. 49Tabel 3.5. Interpretasi Validitas..................................................................... 51Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPS............................... 60
Tabel. 4.2. Interval Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS..... 63Tabel 4.3. Interval Kategori Tes Awal (Pretes) Berdasarkan
Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.4. Interval Kategori Tes Akhir (Postes) Berdasarkan
Frekuensi Siswa ( f )..................................................................... 64Tabel 4.5. Analisis Deskriptif Skor Gain Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 65Tabel 4.6. Kategori Interpretasi Normal Gain (NGain)................................. 67Tabel 4.7. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
di Kelas Kontrol............................................................................ 67Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol............ 68Tabel 4.9. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 69Tabel 4.10. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 71Tabel 4.11. Kemampuan Umum Kelas Kontrol Menjawab Benar Tiap Soal
dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)........... 71Tabel 4.12. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan Postes
Berdasarkan KD pada Kelas Kontrol............................................ 73Tabel 4.13. Rekapitulasi dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
di Kelas Eksperimen..................................................................... 74Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen..... 75Tabel 4.15. Rekapitulasi Tingkat Penguasan Konsep Kelas Kontrol.............. 76
Tabel 4.16. Interval Kategori Jumlah Siswa ................................................... 78Tabel 4.17. Kemampuan Umum Kelas Eksperimen Menjawab Benar TiapSoal dan Nilai Rata-rata Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD).. . 77
Tabel 4.18. Intensitas Kemampuan Kelas Menjawab Pretes dan PostesBerdasarkan KD pada Kelas Eksperimen..................................... 80
Tabel 4.19. Rekapitulasi Skor Gain pada Kelas Eksperimen danKelas Kontrol................................................................................ 81
Tabel 4.20. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen........................................ 82Tabel 4.21. Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol............................................... 83Tabel 4.22. Uji Linieritas Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 85Tabel 4.23. Uji Korelasi Gain Kelas Kontrol dan Gain Kelas Eksperimen..... 86
Tabel 4.24. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................... 86xiv
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
16/193
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Proses Masuknya Informasi sampai Reaksi.................................. 19Gambar 2.2. Gelombang Delta Ketika Manusia Tidur Tanpa Mimpi............... 22Gambar 2.3. Gelombang Teta Ketika Manusia Tidur dan Bermimpi............... 23Gambar 2.4. Gelombang Alfa Ketika Manusia Dapat Berpikir Kreatif............ 24Gambar 2.5. Gelombang Beta Ketika Manusia Dalam Kondisi Marah, Stres,
Bingung, dan Pusing..................................................................... 25Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Apersepsi dengan
Hasil Belajar.................................................................................. 41
Gambar 3.1. Hubungan Antara Apersepsi dengan Hasil Belajar...................... 46Gambar 4.1. Interval Kategori Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 64Gambar 4.2. Interval Kategori Hasil Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol................................................................................ 65Gambar 4.3. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol......................... 69Gambar 4.4. Histogram Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen.................. 76Gambar 4.5. Histogram Gain Kelas Eksperimen Data Berdistribusi Normal.. . 83Gambar 4.6. Histogram Gain Kelas Kontrol Data Berdistribusi Normal.......... 84
xv
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
17/193
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Tertulis (Soal)......................................... 98Lampiran 2. Soal Sebelum Direvisi................................................................... 99Lampiran 3. Revisi Soal.................................................................................... 104Lampiran 4. Soal Setelah Direvisi..................................................................... 106Lampiran 5. Kunci Jawaban.............................................................................. 111Lampiran 6. Format Instrumen Lembar Observasi........................................... 112
Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Soal............................................................... 115Lampiran 8. Data Siswa Kelas V.a (Kelas Eksperimen)................................... 117Lampiran 9. Data Siswa Kelas V.b (Kelas Kontrol)......................................... 118Lampiran 10. Tabulasi Data Instrumen Tes Tertulis (Soal)................................ 119Lampiran 11. Tabulasi Data Instrumen Observasi.............................................. 125Lampiran 12. Hasil Analisis Data menggunakan SPSS 16.0.............................. 126Lampiran 13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-1...................................... 130Lampiran 14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-2...................................... 136Lampiran 15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1............................................. 142Lampiran 16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2............................................. 148
Lampiran 17. Administrasi Penelitian................................................................. 154
xvi
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
18/193
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, sebab
kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.
Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang
berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang
berharga tentang perilaku, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju
kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan secara luas diartikan sebagai bentuk pengalaman yang berlangsung
sepanjang hayat serta berpengaruh bagi perkembangan diri seseorang ke arah
yang lebih baik. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun serta dimana
pun. Sedangkan dalam arti sempit menurut Syaripudin (2007:22) pendidikan
diidentikkan dalam bentuk pengajaran yang berlangsung bagi mereka yang
mengenyam bangku pendidikan formal. Sedangkan pengertian pendidikan
menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal (1) bahwa:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Mudyoharjo, 2007:135)
Berdasarkan pandangan tersebut, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan
dengan suatu pengelolaan yang efektif, baik dari segi perencanaan maupun dari1
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
19/193
2
pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri.Pendidikan
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat hidup di masyarakat
(Mudyahordjo, 2007:23). Adapun tentang Tujuan Pendidikan Nasional menurut
Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal (3) bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkanmanusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwaterhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yangmantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.
Disebutkan pula bahwa fungsi pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi wargaNegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan perspektif agama Islam, menuntut ilmu atau melaksanakan
pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu,
sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdulbari bahwa
menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupunperempuan. (UNISBA, 2007:11).
Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah
selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan,
seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga
pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini terus dilakukan
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
20/193
3
agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan
dapat dilaksanan dengan baik dan benar.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik dapat diwujudkan dengan adanya pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang berperan secara aktif adalah siswa, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator. Peranan siswa dalam pembelajaran adalah berusaha
secara aktif terlibat langsung dalam proses belajar dibawah bimbingan guru.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajarkan pada siswa agar mereka dapat mengenal fenomena alam dan
fenomena sosial mulai dari lingkungan lokal sampai pada lingkungan global.
Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan
yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti
sekarang ini, Indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai
perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu
dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul rasa
persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja Negara Indonesia sejajar
dengan negara dan bangsa lain.
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satumata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
21/193
4
Indonesia (WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga
dunia yang cinta damai .
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan.
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS memiliki tujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut..
1. Mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat danlingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalammasyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dankemanusiaan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya bertujuan mengembangkan
ingatan para peserta didik, melainkan untuk membina dan mengembangkan
mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya. (Isjoni, 2007:25). Sedangkan
Hennings dan Skeet (Isjoni, 2007:23) Mengemukakan bahwa:
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
22/193
5
IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yaitumembentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di
tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran,baik secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalammemecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang ilmu, IPS membekaliintelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yangkomplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi mandiri. peranaktif siswa dalam memecahkan masalah sangat menunjang dalam menentukankeputusan hidup bermasyarakat.
Salah satu faktor penyebab permasalahan pembelajaran IPS adalah bagaimana
pembelajaran yang dilakukan guru. Mengingat fungsi utama guru adalah mulai
dari sebelum masuk kelas, di dalam kelas hingga ke luar kelas, yaitu
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan
ujung tombak dari semua konsep, gagasan, kebijakan, dan ketercapaian tujuan
pendidikan nasional.
Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan bermakna jika apa yang
dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya.
Untuk itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendesain metode
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat
menghubungkan pengetahuan awalnya dengan bahan pelajran yang akan guru
berikan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami
materi ajar atau bahan pelajaran yang diberikan guru.
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan
materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran
baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan
terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang
telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
23/193
6
pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk
menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah
yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk
pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)
yang menjelaskan bahwa:
Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip didalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akanmengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu
dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannyadengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah
pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.
Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang
telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang
dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untukmenyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yangakan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anakdengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, prosesperubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada
faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:
Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yaknipertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua
antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
24/193
7
atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhuudara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu
faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologismeliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktorpsikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada
tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan
kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya
ketika siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam pembelajaran.
Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses
menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu
apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, peneliti termotivasi untuk
melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu
hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di
kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:68) bahwa Perumusan masalah
merupakan dasar pembuatan desain penelitian serta menjelaskan judul penelitian.
Perumusan masalah harus diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Langkah yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah terlebih
dahulu, kemudian membuat rumusan masalah tentang variabel dan subjek
penelitian dalam bentuk pertanyaan.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
25/193
8
1. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:
a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan
keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup
pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus
memiliki kompetensi dalam melaksanakan apersepsi.
b. Kompetensi guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan
apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalam
menunjang aktivitas pembelajaran.
d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderungan
guru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata
lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya?
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
26/193
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang pelaksanaan apersepsi
pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya.
2. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya.
3. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hubungan antara
apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini tidak hanya dirasakan secara teoritis saja tetapi
dapat dirasakan pula secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam bidang pembelajaran IPS serta memberi gambaran mengenai
hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di SD. Sebagaimana
menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa apersepsi bertujuan untuk
membentuk pemahaman.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
menambah wawasan siswa tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.
b. Bagi Guru
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
27/193
10
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
bahan masukan positif bagi guru pada pembelajaran IPS di SD.
c. Bagi Kepala Sekolah
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
bahan kajian bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam
pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.
d. Bagi Kelembagaan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
kepada lembaga penyelenggara Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pelaksanaan apersepsi pada
pembelajaran IPS di SD.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya
struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan
penelitian ini (UPI, 2011:21) yaitu sebagai berikut:
Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi dan perumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan
tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat
penelitian bisa dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
28/193
11
Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Kajian pustaka berfungsi
sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis.
Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan
hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian.
Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen
dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian
berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut
dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari tiap
variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik
pengumpulan data, serta analisis data penelitian.
Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk
menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan
yang dikaitkan dengan kajian pustaka.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapitidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada pra pembuat
kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan
dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
29/193
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun hipotesis
penelitian (UPI, 2011:21). Landasan teori yang dimaksud adalah teori dasar yang
menjelaskan secara rinci setiap variabel penelitian. Adapun landasan teori dari
penelitian ini yaitu berkaitan tentang korelasi antara apersepsi pembelajaran
dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
1. Apersepsi Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang
telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang
dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untukmenyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi danperhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yangakan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anakdengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)
Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan
dibahas adalah dengan membuat kaitan atau apersepsi pembelajaran. Siswa akan
tertarik dengan materi yang akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan atau
hubungan dengan pengalaman mereka atau sesuai minat dan kebutuhan mereka.12
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
30/193
13
Teori Apersepsi atau Teori Herbartisme pertama kali di perkenalkan oleh
seorang psikolog berkebangsaan Jerman yaitu Jhon Friedrich Herbart (1776-
1841). Pengaruh Herbart dalam abad dua puluh sangat besar. Buah pikirannya
mendominasi pendidikan guru dan pendidikan umumnya di Amerika Serikat.
Apersepsi ialah proses asosiasi antara ide yang baru dengan yang lama yang
tersimpan dalam bawah sadar individu. Setiap ada masuk persepsi baru maka ia
disambut oleh yang lama. Ide yang lama berlomba kekuatan untuk memasuki
alam sadar untuk menyambut ide baru. Persepsi atau pengamatan diperoleh dari
lingkungan melalui alat indera. Melalui asosiasi diperoleh ide yang sederhana,
yang menjadi lebih kompleks melalui asosiasi selanjutnya.
Sebelumnya, John Locke (1632-1704) telah mengemukakan teori tabularasa
yang mengatakan bahwa otak atau pikiran manusia pada waktu lahir masih
kosong seperti papan tulis bersih. Akan tetapi rangsangan, pengalaman dari luar,
mengisi pemikiran itu. Apa saja yang diketahui manusia datangnya dari luar diri
orang itu. Dalam otak itu terjadi hubungan atau asosiasi antara ide-ide.
Menurut Locke ide-ide itu pasif. Herbart sebaliknya, berpendapat bahwa ide-
ide itu aktif, dinamis, mempunyai kekuatan untuk bergabung, jadi berlomba untuk
bergabung dengan ide baru yang masuk. Akan tetapi manusia itu sendiri pasif, danhanya merupakan wadah tempat asosiasi itu berlangsung.
Semua persepsi pada hakikatnya apersepsi, setiap persepsi cenderung akan
bergabung dengan bahan yang telah ada. Tanpa pengalaman yang ada, suatu
pengamatan atau ide tak ada artinya dan tak akan diperdulikan. Sebaliknya ide
yang telah tersimpan, akan tetapi tak mempunyai kesempatan berasosiasi maka
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
31/193
14
cepat atau lambat akan menghilang dengan sendirinya. Herbart percaya, bahwa
ide yang baik akan menghasilkan kemauan yang baik dan perbuatan yang baik.
Jadi kemauan bergantung pada pikiran. Tugas guru ialah memberikan buah
pikiran yang baik agar siswa berbuat yang baik. Tujuan pendidikan, menurut
Herbart ialah mendidik anak menjadi manusia yang bermoral baik. Seni mengajar
ialah menyajikan buah pikiran yang dapat digunakan siswa sepanjang hidupnya.
Guru dapat dipandang sebagai arsitek dan pembangunan pemikiran dan demikian
pula karakter siswa. Pelajaran harus dibuat menarik dan ini akan tercapai dengan
metode mengajar yang baik, didukung oleh bahan apersepsi yang baik pula.
Landasan filosofis apersepsi yang dikemukakan oleh Herbart terbagi menjadi
tiga tahap pembelajaran, yaitu:
1. Penerimaan rangsangan, yang lebih menitikberatkan pada kualitas informasidan stimulus khusus yang harus ada pada pembelajaran.
2. Ingatan, yang menghasilkan kembali apa yang diketahui sebagai bahanpembentuk konsep-konsep pembelajaran.
3. Pemahaman, yaitu hasil pemikiran konsep dan generalisasi dari informasiyang sudah diterima otak. (Chatib, 2011:86).
a Pengertian Apersepsi Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa apersepsi adalah pengamatan
secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri
yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru.
Menurut Kartono (1981:34) bahwa apperception (apersepsi); 1. Persepsi
(penglihatan, penghayatan, tanggapan, daya memahami atau menangkap) yang
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
32/193
15
jelas disertai pengenalan. 2. Pengenalan relasi-relasi antara objek yang disajikan
dengan massa aperseftif atau benda pengenalan yang ada.
Menurut Chatib (2011:87) bahwa kerangka pengajaran Quantum Teaching
untuk tiga bagian awal (Tumbuhkan, Alami, dan Namai) adalah bagian dari
apersepsi. Kerangka rancangan pengajaran Quantum Teaching yang dimaksud
adalah lebih dikenal dengan nama TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Tiga bagian awal yang dimaksud memiliki
pengertian sebagai berikut.
a. Tumbuhkan adalah aktivitas yang melibatkan siswa. Guru ikut serta dalamjalinan proses belajar untuk saling memahami dan memuaskan siswa.
b. Alami adalah aktivitas memberikan pengalaman kepada siswa denganmemanfaatkan hasil alami otak untuk menjelajah. Saat mempelajari sesuatudalam kehidupan nyata, kita sudah punya pengalaman awal, yang
berhubungan dengan suatu konsep. Dengan adanya pengalaman, informasiyang abstrak akan menjadi konkret.
c. Namai adalah aktivitas penanaman yang memuaskan hasrat alamiah otakmemberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. (Chatib, 2011:87)
Apersepsi berasal dari kata apperception berarti menyatupadukan dan
mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki.
Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah
dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Menurut
Nurhasnawati (Zahra, 2011) bahwa:Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di
dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akanmengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perludihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannyadengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah
pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.
Apersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada
siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
33/193
16
dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan siswa mengusai
materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Salah satu muatan yang
disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali siswa terhadap materi
ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada
keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga
akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sajidin (2007) bahwa:
Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama denganpelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai pelajaranlama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akanmengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami
bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda,agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaansiswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan denganapersepsi.
Sedangkan menurut William James sebagai seorang psikolog, beliau pernah
membahas mengenai apersepsi dalam tulisannya. Berikut ini adalah kutipan dari
tulisannya tersebut.
Many teachers are inquiring, what is the meaning of apperception in
educational psychology? That most important idea in educational psychology
is apperception. The idea of apperception is making a revolotion in
educational methods in Germany. Now apperception is axtremely useful word
in pedagogics, and offers of convenient name for a process to which every
teacher must frequently refer. But verily maens nothing more than the act oftaking a thing into the mind. It corresponds to nothing peculiar or elementary
in psichology, being only one of the innumerable result of the psichological
process of association of ideas; and psichology itself can easly dispanse with
the word, useful as it may be in pedagogics. (Chatib, 2011:80)
Secara garis besar william james menyatakan bahwa pemahaman apersepsi
masih sangat kurang dikuasai oleh guru. Banyak guru juga beranggapan bahwa
penguasaan apersepsi hanya kecil pengaruhnya terhadap kebarhasilan
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
34/193
17
pembelajaran. Apersepsi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan
kemampuan pedagogis seorang guru.
1). Sifat Dasar Manusia
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa
yang terjadi sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit dijelaskan secara
sederhana. Hal ini yang menjadi salah satu faktor dalam kegiatan pembelajaran
yang bermuara pada kegagalan belajar siswa. Filosofi mendasar pandangan
herbart mengatakan bahwa manusia adalah makhluk pembelajar.
Menurut Chatib (2011:81) bahwa sifat dasar manusia adalah manusia adalah
makhluk pembelajar; manusia untuk memerintah dirinya sendiri; dan Manusia
bereaksi terhadap instruksi lingkungannya, jika ia dibekali oleh stimulus khusus.
a) Manusia Adalah Makhluk Pembelajar
Setiap manusia adalah makhluk pembelajar dalam setiap konteks
perkembangan budaya tertentu. Apabila semua guru memahami konsep pertama
ini akan muncul sebuah paradigma yang menyatakan bahwa para siswa di dalam
kelas adalah para makhluk yang sebenarnya siap untuk belajar. Selanjutnya
menurut Bobbi DePoter dalam bukunya Quantum Teaching mengatakan bahwapada saat mulai masuk kelas dan mengajar, mereka harus menganggap semua
siswanya serdas dan punya kemampuan tinggi. (Chatib, 2011:83)
b) Manusia Adalah untuk Memerintah Dirinya Sendiri
Secara alamiah, manusia punya kemampuan untuk memerintah kepada dirinya
sendiri untuk melakukan sesuatu, yang berasal dari rangsangan dan kualitas
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
35/193
18
informasi yang masuk ke dalam otaknya. Hal tersebut merupakan konsekuensi
fungsi mendasar organ manusia itu sendiri, yang dinamakan otak. Selanjutnya
Taufiq Pasiak dalam bukunya berjudul Revolusi IQ/EQ/SQ menjelaskan bahwa
kulit otak manusiaterdiri atas paling banyak enam lapisan, yang menyelubungi
otak besarmempunyai tiga fungsi. 1. Fungsi Sensorik (masukan informasi); 2.
Fungsi Motorik (gerak tubuh); 3. Fungsi Asosiasi. (Chatib, 2011:84)
Dalam melakukan reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus, otak
manusia dapat merespon dan mengasosiasi masukan informasi dan kemudian otak
melakukan instruksi. Ketiga fungsi otak tersebut satu dengan yang lainnya
memiliki keterkaitan dalam melakukan tugas, setiap informasi yang baru di terima
otak (fungsi sensorik) kemudian di asosiasikan dengan informasi yang sudah ada
di dalam ingatan (fungsi asosiasi), dan tahap selanjutnya adalah otak memberikan
instruksi kepada organ lain untuk merespon informasi yang baru (fungsi motorik)
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chatib (2011:84) bahwa:
Ketiga fungsi tersebut saling terkait. Misalnya ketika telinga menerimarangsangan berupa suara, suara tersebut akan dibawa oleh syaraf pendengaranke pusatnya, di daerah Wernicke yang terletak di bagian samping kepala.Kemudian masukan informasi yang belum dipahami dikirim ke daerah asosiasiuntuk dicocokan makna katanya, lalu dikirim ke daerah Borca di bagian depankepala. Melalui daerah Borca inilah otak memerintahkan lidah atau tangan
untuk bertindak sebagai reaksinya. Proses inilah yang membentuk kegiatanbahasa manusia, dapat terjadi karena kata yang masuk itu sudah tersimpandalam gudang ingatan di kepala. Demikian pula, perintah gerak bagi lidah dantangan.
Artinya, rangkaian kerja otak dari menerima informasi sampai munculnya
reaksi sangat terkait erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, wajarlah jika
seorang siswa menentukan dirinya sendiri untuk mau atau tidak mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
36/193
19
Sayangnya, guru memiliki pandangan yang lain terhadap hal ini. Siswa yang
tidak mau mennuruti instruksi guru dianggap nakal atau punya hambatan belajar.
Padahal, kualitas informasi itulah yang menjadikan siswa mau atau tidak
melakukan instruksi sebagai reaksinya. Berikut ini adalah bagan alur yang
menunjukan proses dari masuknya informasi atau kualitas informasi sampai reaksi
untuk melakukan atau tidak melakukan reaksi dari informasi tersebut.
Gambar 2.1. Proses masuknya informasi sampai reaksi.
Gambar tersebut menunjukan bahwa sifat dasar manusia adalah memerintah
dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan. Guru yang tidak
melakukan apersepsi akan menemui siswa yang menolak instruksi darinya, dan
sebaliknya siswa akan mengikuti instruksi guru yang melakukan apersepsi.
Sebenarnya, siswa melakukan apa yang guru instruksikan adalah karena
menganggap bahwa instruksi itu berasal dari rasa ingin tahu yang ada di dalam
dirinya sendiri. (Chatib, 2011:85)
c) Manusia Bereaksi, jika Ada Stimulus Khusus
KualitasInformasi
Proses
Reaksi
Melakukan Tidak Melakukan
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
37/193
20
Manusia akan melakukan reaksi jika diberikan stimulus khusus. Tanpa adanya
stimulus khusus manusia kecenderungan tidak akan melakukan reaksi terhadap
informasi atau instruksi yang masuk ke dalam otaknya.
Guru yang langsung memberikan informasi atau instruksi dalam pembelajaran
di kelas akan mengalami kondisi kelas yang tidak kondusif. Sebaliknya guru yang
memberikan stimulus khusus dalam pembelajaran di kelas akan mengalami kelas
yang aktif, kreatif dan kondusif untuk belajar. Sebagai contoh, ada dua guru yang
melakukan pembelajaran di kelas yang sama dengan materi yang sama dan
menggunakan strategi belajar yang sama. Tetapi, keduanya mendapatkan hasil
mengajar yang berbeda. Guru pertama mendapat antusiasme yang tinggi dari
siswa sedangkan guru kedua hanya mendapatkan sikap acuh tak acuh para
siswanya, yang malas melakukan instruksi pembelajaran. Hal ini terjadi karena
stimulus khusus yang dilakukan oleh guru pertama yaitu dengan memberikan
reward atau pun penghargaan kepada siswa, sedangkan guru kedua tidak
memberikan stimulus khusus kepada siswa.
b Tujuan Apersepsi Pembelajaran
Secara khusus apersepsi yang dibangun oleh guru dalam tahap awal
pembelajaran memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:
a. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh manamateri yang sudah dipelajari sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengancara guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkummateri pelajaran terdahulu.
b. Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal inidilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang akandikuasai.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
38/193
21
c. Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang akan diajarkan.Hal ini perlu dilakukan karena materi yang akan dipelajari sama sekali
materi baru. (Sujadi, 2011)
Artinya, guru harus membangun terlebih dahulu pengetahuan awal yang
dimiliki siswa sebelum memberikan pelajaran atau materi inti. Apersepsi begitu
penting dalam pembelajaran karena materi yang akan diajarkan merupakan materi
baru bagi siswa. Apersepsi yang dilakukan guru akan mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran yang baru bagi siswa.
Secara umum apersepsi yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan
kondisi belajar yang kondusif. Adapun tujuan dari apersepsi pembelajaran secara
luas menurut pendapat Sujadi (2011) adalah sebagai berikut:
a. Mencoba menarik siswa ke dunia yang guru ciptakan, perlu dipahami bahwatidak semua siswa mengerti terhadap apa yang akan kita ajarkan. Tidaksemua juga yang menyadari bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa
kembali bermanfaat di pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaranterkadang merupakan suatu kesatuan yang terangkai antara satu materidengan materi lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akanmenyadarkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansidengan materi yang telah dipelajari.
b. Mencoba menyatukan dua dunia, walaupun dapat dikatakan materi satudengan yang lainnya memiiki perbedaan, namun ada materi-materi tertentuyang memiliki relevansi dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranyasangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan antara kedua
materi tersebut.
c. Menciptakan atmosfir, suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuksedemikian rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi
bagi siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentukarmosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana psikologisyang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu untuk mempelajarimateri baru.
c Sumber-sumber Apersepsi Pembelajaran
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
39/193
22
Menurut Chatib (2011:87) saya membagi pembelajaran dalam dua tahap
besar, yaitu apersepsi dan strategi. Apersepsi yang dimaksud dalam pembahasan
kali ini sangat kompleks. Apersepsi bukan haya sebatas guru memberikan
pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah pernah dipelajarai. Hal tersebut
merupakan bagian kecil dari apersepsi. Menurut Teori Herbart terdapat empat
sumber apersepsi atau empat pilar pembentuk apersepsi.
1). Zona Alfa
Zona alfa (Alpha Zone) adalah salah satu gelombang otak. Selama ini
neurologi baru mampu mendefinisikan empat gelombang otak yang merekam
aktivitas manusia sepanjang hari. Richard Caton seorang dokter berkebangsaan
Inggris, menyatakan adanya muatan listrik dalam kulit otak. Pada tahun 1924
seorang ahli saraf dari Jerman, Hans Berger berhasil mencetak gelombang otak di
atas selembar kertas. Dia menggunakan perlengkapan radio untuk memperkuat
impuls (rangsangan) listrik otak lebih dari sejuta kali. Alat inilah merupakan cikal
bakal dibuatnya alatElectro Encephalo Graph (EEG). Penemuan gelombang otak
ini terus berkembang dan manfaatnya mulai digunakan untuk mendiagnosis
gangguan otak, seperti deteksi perdarahan otak, infeksi otak, gangguan jiwa, dan
penyakit ayan, sampai pada manfaat menerima informasi dalam proses belajar.
Gelombang otak terdiri dari empat tingkatan, setiap gelombang memiliki ciri-ciri.
Gelombang delta (0, 5 3, 5 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia
dalam keadaan tertidur tanpa mimpi. Dalam kondisi delta, otak manusia bukan
total beristirahat, melainkan masih bekerja. Bahkan, kondisi ini dikatakan sebagai
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
40/193
23
kondisi yang prima untuk penyembuhan penyakit. Namun, kondisi ini paling tidak
tepat untuk proses belajar sebab tidak mungkin guru memberikan materi kepada
siswa yang sedang nyaman tidur.
Gambar 2.2. Gelombang delta ketika manusia tidur tanpa mimpi.
Gelombang teta (3, 5 7 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam
keadaan tidur dan bermimpi. Menurut Taufiq Paisak bahwa mimpi itu adalah
pintu, jalan, atau sarana bagi otak seseorang untuk mewartakan diri, apabila dia
kesulitan melakukannya di alam sadar. (Chatib, 2011:89). Dalam kondisi ini,
otak bekerja dengan baik, jernih, dan bening untuk proses merekam kenangan-
kenangan yang punya unsur keselamatan hidup (survive),punya maknaemosional
(emotional), punya hubungan dengan kehidupan sehari-hari (relevance), dan
informasi yang selalu diulang-ulang (rehearseal) ke dalam memori jangka
panjang (long-term memories).
Gambar 2.3. Gelombang teta ketika manusia tidur dan bermimpi.
Efektivitas dongeng sebelum tidur adalah efek dari gelombang teta ini. Betapa
banyak manfaat dongeng sebelum tidur yang membuat anak kita mampu merekam
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
41/193
24
dongeng tersebut sampai mereka tua, bahkan kemudian diturunkan kepada anak
cucunya. Dongeng sebelum tidur yang menarik adalah kenangan pertama yang
mendapat kesempatan diunduh oleh anak kita sewaktu tidur.
Meditasi adalah cara agar kita masuk ke kondisi zona teta. Di zona teta,
seseorang dapat mengeluarkan ide-ide kreatif atau mendapatkan jawaban dari
sesuatu yang sulit diperoleh sebelumnya. Dalam dunia kedokteran, konon, kondisi
teta ini iuga dapat menyembuhkan penyakit.
Namun, kondisi teta dianggap sebagai kondisi yang kurang baik dalam
pembelajaran. Dalam kondisi teta, seseorang cenderung mengeluarkan sesuatu,
sedangkan belaiar adalah kondisi saat seseorang memasukkan informasi dan
mengeluarkan informasi. Dengan demikian, sekarang kita mengetahui bahwa jika
kita mengajar, belum tentu siswa kita belajar. Terkadang, mereka tengah masuk
dalam kondisi teta, yaitu melamun, membayangkan film yang semalam dia
tonton, mengantuh dan akhirnya tertidur di pojok bangkunya.
Gelombang alfa (7 13 Hz) Kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi
(cemerlang) proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi
paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu
harmoni (keseimbangan); yaitu ketika sel-sel saraf seseorang melakukantembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga beristirahat secara bersamaan
sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang.
Pada saat ini, seseorang disebut juga berada dalam kondisi peralihan antara sadar
dan tidak. Hal ini menimbulkan adanya efisiensi pada jalur saraf sehingga kondisi
tersebut sangat tepat untuk melakukan sugesti, di antaranya pembelajaran.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
42/193
25
Gambar 2.4. Gelombang alfa ketika manusia dapat berpikir kreatif.
Seseorang yang sedang masuk dalam kondisi alfa akan mengalami kondisi
yang relaks tapi waspada; seperti sedang melamun, tetapi sebenarnya sedang
berpikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks. Contohnya, ketika kita
mendengarkan pembelajaran dari guru, membaca, menulis, melihat, atau
memikirkan jalan keluar dari suatu masalah. Kondisi alfa merupakan kondisi yang
tepat untuk belaiar. Para guru semestinya mengetahui dengan baik zona kondisi
alfa ini karena terkait dengan masuknya arus informasi ke dalam otak siswa.
Betapapun bagusnya strategi yang disusun oleh guru, jika siswa keluar dari zona
alfa, maka percayalah, informasi itu tidak akan pernah masuk ke dalam memori
siswa.
Gelombang beta (13 -25 Hz) adalah gelombang otak ketika manusia dalam
kondisi marah, stres, bingung, dan pusing. Di kelas, kondisi beta ditandai oleh
para siswa yang asyik mengobrol sendiri, tidak memberikan perhatian kepada
guru; siswa yang sedang berkelahi atau menunjukkan mimik sedang marah, tidak
enak hati sebab baru dimarahi oleh seseorang. Jika di kelas siswa dalam kondisi
memasuki gelombang beta, maka optimis pembelajaran yang guru berikan tidak
akan diterima oleh siswa.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
43/193
26
Gambar 2.5. Gelombang beta ketika manusia dalam kondisi marah, stres,
bingung, dan pusing.
(a) Cara Masuk ke Dalam Zona Alfa
Dari penjelasan tentang gelombang otak, zona alfa adalah kondisi terbaik
untuk belajar siswa. Jika guru sedang mengajar, kemudian menjumpai siswa
sedang marah, stres, mengobrol, atau sedang fokus mengerjakan sesuatu yang
lain, sebaiknya guru jangan meneruskan proses mengajar. Percuma saja sebab
mereka masih berada dalam kondisi beta. Jika siswa melamun, lalu mengantuk,
apalagi tertidur, hentikan proses mengajar sebab percuma juga karena siswasedang dalam kondisi teta atau bahkan delta. Guru harus sekuat tenaga
mengembalikan mereka ke zona alfa dengan cara memberikan stimulus khusus.
Stimulus khusus pada awal belaiar yang bertujuan meraih perhatian dari para
siswa adalah apersepsi. Artinya, zona alfa merupakan kondisi sangat ampuh untuk
melakukan apersepsi dalam pembelajaran. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks
dan menyenangkan. Jadi, tanda-tanda siswa sudah masuk ke zona alfa adalah jika
hati mereka senang, yang ditandai dengan rona wajah yang ceria, tersenyum,
bahkan tertawa. Zona alfa tidak saja berlaku pada awal pembelajaran, juga berlaku
pada saat sebuah proses belaiar berlangsung hingga guru melihat banyak siswanya
sudah keluar dari zona alfa tersebut. Guru harus dapat menggunakan aktivitas-
aktivitas zona alfa untuk meraih perhatian siswa kembali. Menurut Chatib
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
44/193
27
(2011:92) ada empat cara yang dapat membawa siswa kita kondisi zona
gelombang alfa, yaitu ice breaking,fun story, musik dan brain gym.
Ice breakingatau pemecah kebekuan agar suasana menjadi cair dapat berupa
cerita konyol, teka-teki, berbicara yang diplesetkan, intonasi suara dan mimik
muka yang lucu, suara yang mengagetkan Ashari (2007:38). Guru harus berhati-
hati dalam melakukan ice breaking, artinya bahwa tidak hilang kewibawaan guru
ketika melakukan ice breaking. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asmani
(2011:208) bahwa dalam melakukan ice breaking harus memperhatikan
tujuannya dan waktu yang tepat.
Syarat-syarat ice breaking di dalam kelas yang berfungsi mengembalikan
siswa kembali ke zona alfa adalah.
a) Ice breakingdilakukan dalam waktu singkat.b) Ice breakingdiikuti oleh seluruh siswa.c) Guru menjelaskan maksud dari ice breaking.d) Segera kembali ke materi pelajaran. (Chatib, 2011:100)
fun story atau kisah menarik menurut Chatib (2011:93) dapat berupa cerita
lucu, gambar lucu, atau teka-teki. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, buku-buku humor, internet dan lain-
lain. Dalam melakukan fun story diusahakan berkaitan dengan materi yang akan
di pelajari siswa dalam pembelajaran.
brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.Brain
gym dapat merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas), merelaksasi
bagian belakang dan bagian depan otak (dimensi kerja untuk fokus perhatian),
serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional yakni otak
tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
45/193
28
Cara memasuki zona alfa yang selanjutnya adalah mengan melalui musik.
Musik dapat diyakini dapat mengembalikan gelombang otak kembali ke zona alfa.
Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan pengaruh musik terhadap
kekuatan otak. Menurut Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya yang berjudul
Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa irama musik punya pengaruh
meningkatkan produksi serotonin dalam otak membantu memunculkan perasaan
gembira. (Chatib, 2011:101). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siegel
menjelaskan bahwa musik dapat mengaktifkan holistic-brain atau kombinasi
antara otak bagian kanan dan otak bagian kiri. (Chatib, 2011:101). Selain itu
musik juga dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan kognitif dan
kecerdasan emosi anak. (Luthfi, 2008)
2). Warmer
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang kedua adalah warmer.
Warmer atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya diajarkan
oleh guru. Warmerbiasanyabaik dilakukan pada pertemuan keduasebuah materi.
Selain warmer, juga sering digunakan istilah review, feedback, atau tinjau ulang.
Intinya, hal tersebut adalah apabila pada awal pembelajaran guru mencoba
melakukan tinjau ulang terlebih dahulu terhadap materi yang lalu, sebelum materi
yang akan diajarkan merupakan hal yang penting. Pengulangan atau rehearseal
adalah aktivitas yang membuat informasi masuk dalam memori jangka panjang.
Dalam melakukan warmer, guru yang memiliki keterampilan dasar bertanya
baik akan dengan mudah melakukannya.Warmer pada apersepsi dapat berupa
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
46/193
29
gamespertanyaan dan penilaian diriGamespertanyaan dapat berupa pertanyaan
berantai, mencocokan pertanyaan dan jawaban dan berbaur. (Chatib, 2011:109).
Games pertanyaan adalah pengulangan kembali materi yang lalu dengan cara
pemberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang menyenangkan.
Tujuannya adalah agar siswa mengingat kembali memori-memori pembelajaran
sebelumnya. Memori pembelajaran yang sudah terbentuk ini sangat penting
sebagai pengalaman belajar yang membekali siswa untuk siap menerima materi
selanjutnya. Pengalaman belajar tersebut sangat membantu siswa untuk kembali
ke dalam zona alfa. Sedangkan penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan
oleh siswa terkait pemahaman siswa pada materi sebelumnya, apa yang belum
dipahami, dan cara apa yang harus dilakukan agar siswa tersebut paham. Dalam
penilaian diri, siswa diminta mengisi sebuah form yang sudah disediakan.
3). Pre-Teach
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah pre-teach.
Biasanyapre-teach ini sering dilupakan oleh guru. Tidak heran jika dalam kelas
kondisinya kusut, ramai dan siswa tak terkondisi. Pre-teach ini memberi
informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan. Pre-teach adalah
aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran.
Berikut ini adalah contoh pre-teach, yaitu; penjelasan awal tentang tata caramenggunakan peralatan di labolatorium sains, penjelasan awal tentang alurdiskusi, memilih moderator, notulen, jumlah kelompok, dan lama waktu diskusi.Dan penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan siswa ketika berkunjung kesebuah tempat atau environment learning. (Chatib, 2011:115)
4). Scene Setting
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
47/193
30
Sumber atau pilar pembentukan apersepsi yang ketiga adalah scene setting,
kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula disebut sebagai hook
atau pengait menuju mata pelajaran inti (Astuti, 2011). Model scene setting,
seperti yang dipaparkan oleh Bobbi DePorter dalam bukunya Quantum Teaching,
adalah AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagiku. Scene settingadalah aktivitas yang
dilakukan guru untuk membangun konsep awal pembelajaran.
Adapun fungsi Scene settingyang dijelaskan Chatib (2011:116-117) di dalam
bukunyagurunya manusia adalah sebagai berikut:
Pertama, Membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan artinyamembangun kembali bekal pengetahuan awal dalam sebuah pengalaman belajarmenuju materi inti pembelajaran. Kedua, Pemberian pengalaman belajar sebelummasuk materi inti, artinya memberikan makna belajar yang mendalam ketikasiswa memasuki materi inti. Ketiga, Sebagai pereduksi instruksi guru artinyainstruksi dari guru dikerjakan oleh siswa dengan rela dan berasal dari keinginansiswa itu sendiri secara internal. Keempat, Sebagai pembangkit minat dan
penasaran siswa, artinya menumbuhkan rasa penasaran siswa untuk mengikutimateri yang akan diberikan oleh guru.
2. Hasil Belajar
Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu diadakan penilaian
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai sehingga dapat
diketahui apakah tujuan kegiatan tersebut telah tercapai atau belum.
a Pengertian Hasil Belajar
Hasil dapat diartikan sebagai sasuatu yang telah didapatkan dalam suatu karya
atau usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar juga merupakan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang
lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan olehguru.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
48/193
31
Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) menjelaskan bahwa dampak
pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka
dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam pembelajaran.
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk
bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dikuasai oleh siswa, misalnya
ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama
pelajaran berlangsung, dan tes akhir semester. Hasil belajar merupakan
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar.
Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartrikan dengan
penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor)
oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya
ditunjukkan dengan perolehan nilai tes yang diberikan oleh guru. Nilai tes ini
diperoleh siswa setelah mereka melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Perubahan dari hasil belajar dalam Taksonomi Bloom dikelompokkan ke
dalam tiga ranah (domain), yakni; (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir,
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
49/193
32
(2) domain afektif atau sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan
(Wahidmurni, 2010:18).
Tabel 2.1.Tingkatan Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomi Bloom
Tingkatan Cognitif Domain Affective Domain Psychomotor Domain
1 Knowledge (C1) Receiving (A1) Perception (P1)
2Comprehension
(C2)
Responding (A2) Set (P2)
3 Application (C3) Valuing (A3) Guided response (P3)
4 Analysis (C4) Organization (A4) Mechanism (P4)
5 Syntesis (C5)Characterization
(A5)
Complex overt response
(P5)
6 Evaluation (C6) Adaption (P6)
7 Origination (P7)
Sumber; Wahidmurni, 2010:19
Masing-masing tingkatan dalam setiap ranah atau domain menuntut
kemampuan atau kecakapan yang berbeda-beda dari setiap siswa untuk
memberikan respon terhadapnya. Semakin tinggi tingkatan yang dituntut semakin
tinggi pula tingkat kekomplekan jawaban atau respon yang dikehendaki.
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akanmenghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
50/193
33
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, tanpa adanya
aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya
hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.
b Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menurut
Purwanto (2007:107) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar.
1). Faktor dari Dalam (Faktor Intern)
Faktor intern yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari dua
macam, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
(a) Faktor fisiologis disebut juga faktor fisik. Pada proses dan hasil belajar,
yang termasuk faktor fisiologis adalah keadaan fisik dan keadaan panca
indera. Hal tersebut besar pengaruhnya, karena keadaan fisik dan keadaan
panca indera seseorang merupakan media atau alat yang digunakan dalam
melaksanakan proses belajar untuk memperoleh hasil belajar yang
diharapkan.
(b) Faktor psikologis atau sering disebut faktor tentang tingkah laku manusia.
Pada proses dan hasil belajar ini, faktor psikologi terdiri dari; bakat, minat,
kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
(1).Bakat atau aptitude menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) adalah the
capacity to learn.Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
51/193
34
(2).Minat menurut Hilgard (Nugraha, 2011:21) bahwa minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.
(3).Kecerdasan menurut Ridwan (Nugraha, 2011:21) bahwa Kecerdasan
adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan yang dihadapinya. Kecerdasan merupakan salah satu
aspek yang penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar.
(4).Motivasi menurut Sardiman (Nugraha, 2011:22) adalah sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran seorang siswa akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang ada
dalam diri siswa, maupun motivasi yang muncul karena faktor dari luar.
Dengan adanya motivasi, siswa akan memiliki semangat belajar,
sehingga senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil maksimal.
(5).Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam
menerima pengetahuan. Kemampuan kognitif sangat penting dalam
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
2). Faktor dari Luar (Faktor Ekstern)
Menurut pendapat Nugraha (2011:22) menjelaskan bahwa faktor ekstern
terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.
(a) Faktor Lingkungan. Lingkungan siswa yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
52/193
35
tersebut merupakan tempat berinteraksi siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuannya dalam proses belajar guna mencapai hasil
belajar yang memuaskan.
(b) Faktor Instrumental. Faktor Instrumental pada faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari kurikulum; guru atau
tenaga pendidik; sarana dan fasilitas; administrasi atau manajemen.
(1).Kurikulum. Menurut Sobry Sutikno bahwa Kurikulum adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan (Nugraha, 2011:23). Kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang isinya tidak terlalu padat dan sesuai
dengan kebutuhan.
(2).Guru atau tenaga pendidik.Pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggungjawab membimbing anak untuk mencapai tujuan, yaitu
kedewasaan (Sadulloh, dkk, 2007:87). Guru harus mempunyai
hubungan baik dengan siswanya, sehingga siswa berkeinginan belajar.
(3).Sarana dan fasilitas ini berupa keadaan gedung dan alat pelajaran.
Gedung dapat dicontohkan seperti; kelas, perpustakaan, dan
laboratorium, sedangkan dan alat-alat pelajaran, contohnya papan tulis,
buku sebagai sumber belajar, alat-alat percobaan, dan peralatan lain
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Sarana dan fasilitas
yang memadai akan memudahkan siswa menerima pelajaran.
(4).Administrasi atau manajemen sekolah yang baik akan menunjang bagi
kelancaran pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan
akan mudah dikuasai .
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
53/193
36
Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Apabila pada
pembelajaran didukung oleh pelaksanaan kurikulum yang efektif, guru yang
profesional, fasilitas belajar yang memadai, dan administrasi yang baik, maka
siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.
3. Hakikat Pembelajaran IPS
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampaiSMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yangpada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupunlingkungan sosialnya. Bahan ajarnya dari berbagai ilmu sosial seperti geografi,sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara. Nasution (Isjoni,2007:21).
Bahan ajar yang digunakan untuk sekolah dasar ada dua macam yaitu
pengetahuan sosial dan sejarah. Hal tersebut sesuai dengan GBPP Tahun 1999,
menjelaskan bahwa IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan
kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan
sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan
kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia.
Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007:22) bahwa pendidikan IPS dapat
diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi; teori, cara
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
54/193
37
berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pendidikan IPS
merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial,
pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti
sosiologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Wisley (Isjoni, 2007:23) bahwa Pendidikan IPS
merupakan, those portion or aspects of the social sciences that have been
selected awludopte use in the school or other instructional situations.
Berdasarkan Kurikulum SD Tahun 2004 menjelaskan bahwa pengetahuan
sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
IPS bukan disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa
konsep ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah kenakalan remaja dapat dikaji
dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan lain-lain.
a Karakteristik Pembelajaran IPS
Kakteristik IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial
lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan lain-lain ) adalah sebagai berikut.
1). IPS berusaha mempertautkan teori ilmu denagn fakta atau sebaliknya
menelaah fakta dari segi ilmu. Pembahasan tentang IPS tidak hanya dari
satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komperehensif (meluas
dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu
secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah suatu masalah.
-
7/30/2019 Apersepsi Dengan Hasil Belajar IPS
55/193
38
2). Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuiri agar siswa mampu
mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analis. Program pembelajaran
disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan berbagai disiplin ilmu
sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,
permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan
dimasa depan baik dari lingkungan sekitarmaupun lingkungan global.
3). IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil
(mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya
proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa
memilki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan
kehidupan nyata pada masyarakatnya.
4). IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia
dan bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan
pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. Berusaha untuk
memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun
pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-
masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
5). Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakanprinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan ciri
IPS itu sendiri. Jadi menurut pakar tersebut IPS merupakan gabungan dari
beberapa unsur dan berusaha mempertautkan teori ilmu