proposal skipsi_shirli_2012_hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran...

35
HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SD PERUMNAS 2 KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA PROPOSAL SKRIPSI Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi dalam rangka penyelesaian studi Program S1 PGSD Diajukan oleh: MUH. SHIRLI GUMILANG NIM: 0804719 Kepada Tim Pembimbing Penulisan Skripsi Program Studi S1 PGSD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA JANUARI, 2012

Upload: angga-siregar

Post on 29-Jul-2015

1.134 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SD PERUMNAS 2

KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi

dalam rangka penyelesaian studi Program S1 PGSD

Diajukan oleh:

MUH. SHIRLI GUMILANG

NIM: 0804719

Kepada

Tim Pembimbing Penulisan Skripsi

Program Studi S1 PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

JANUARI, 2012

Page 2: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

i

Lembar Pengesahan Proposal Skripsi

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

Proposal Skripsi

Diajukan oleh:

MUH. SHIRLI GUMILANG

NIM: 0804719

Disetujui oleh:

Pembimbing I,

Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd.

NIP. 19510503 197603 1 003

Pembimbing II,

Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd.

NIP. 19530706 197403 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD

UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd.

NIP. 19520628 198103 1 001

Page 3: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Muh. Shirli Gumilang, NIM. 0804719,

Tempat / tanggal lahir Cirebon, 21 Oktober 1990, Fakultas: Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Apersepsi dengan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SD Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah benar-benar karya saya sendiri dan

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Tasikmalaya, Januari 2012

Yang membuat pernyataan,

Muh. Shirli Gumilang

NIM. 0804719

Page 4: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

iii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ....................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

E. Kerangka Berfikir ................................................................................. 5

F. Anggapan Dasar .................................................................................... 6

G. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 6

II. LANDASAN TEORI

A. Apersepsi Pembelajaran ........................................................................ 7

B. Hasil Belajar.......................................................................................... 14

C. Hakikat Pembelajaran IPS .................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................. 21

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ........................................ 22

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 23

D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 24

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 25

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 26

G. Agenda Kegiatan .................................................................................. 29

IV. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI ............................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

Page 5: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum

yaitu membentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di

tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran, baik

secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalam

memecahkan masalah sosial (Hennings, 1989). Sebagai suatu bidang ilmu, IPS

membekali intelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah

masyarakat yang komplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi

yang mandiri. Partisipasi dan peran aktif siswa memecahkan masalah sangat

menunjang dalam menentukan keputusan hidup bermasyarakat (Skeet, 1995)

IPS sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja lebih dari itu

membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat

sehingga mereka dapat mengetahui lingkungan, masyarakat dan bangsa dengan

berbagai karakteristiknya. Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata pelajaran di

sekolah dasar seharusnya berlandas kepada kondisi nyata di lingkungan

masyarakat dengan tujuan untuk memanusiakan manusia. Sehingga siswa tidak

merasakan terasingkan di lingkangan masyarakatnya sendiri.

Mempelajari IPS pada dasarnya berfungsi mengembangkan pengetahuan,

nilai dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan

sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta

terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa

kini. Sedangkan tujuannya adalah agar siswa mampu mengembangkan

pengetahuan nilai dan sikap serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya,

mengembangkan pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia sejak

masa lampau hingga kini sehingga siswa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Salah satu faktor yang menyebabkan permasalahan terjadi pada

pembelajaran IPS adalah bagaimana proses bembelajaran yang dilakukan guru.

Mengingat fungsi utama guru adalah mulai dari sebelum masuk kelas, di dalam

Page 6: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

2

kelas hingga ke luar kelas, yaitu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi

proses pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak dari semua konsep,

gagassan, kebijakan, tujuan pendidikan nasional.

Masa usia sekolah dasar berlangsung dari usia 6-12 tahun, dalam

pendidikan formalnya dibagi menjadi dua, yaitu masa kelas rendah dan kelas

tinggi dengan karakter yang berbeda pada tiap kelasnya. Untuk itu, penyajian

pembelajaran IPS hendaknya bervariasi baik dari segi materi, metoda maupun

pendekatannya yang sesuai dengan karakteristik perkembangan masing-masing

siswa. Selain itu pembelajaran di sekolah dasar hendaknya memperhatikan prinsip

latar siswa, yakni belajar sambil bekerja, belajar sambil bermain, dan keterpaduan.

Sebagai salah satu institusi pendidikan formal yang bertujuan untuk

mengembangkan dan melatih potensi anak, sekolah dasar perlu melakukan

pengorganisasian pendidikan. Termasuk dalam proses pembelajaran hendaknya

dipersiapkan secara baik agar mampu melahirkan siswa yang memiliki karakter-

karakter positif. Proses pembelajaran harus mampu mengarahkan siswa sebagai

subjek yang berperan aktif dalam kehidupannya. Siswa perlu mendapatkan

bimbingan, motivasi, dan peluang untuk belajar serta mempelajari hal-hal yang

akan diperlukan dalam kehidupannya.

Bagi siswa sekolah dasar, belajar akan lebih bermakna jika apa yang

dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya.

Untuk itu, guru harus kreatif dalam mendesain metode pembelajaran yang

disenangi dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menghubungkan

pengetahuan awalnya dengan materi yang akan dipelajarinya. Dengan demikian,

diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.

Proses pembelajarn tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa

dengan materi yang akan diajarkan, maka sebelum memulai pelajaran yang baru

sebagai batu loncatan, guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu

bahan pelajaran yang akan disampaikan dengan bahan pelajaran yang telah

dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari pelajaran

Page 7: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

3

yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Inilah yang dimaksud dengan

apersepsi. Jadi dengan kata lain apersepsi adalah suatu gejala jiwa yang dialami

apabila kesan baru masuk ke dalam kesadaran seseorang dan berkaitan dengan

kesan-kesan lama yang sudah dimiliki disertai proses pengolahan sehingga

menjadi kesan yang lebih luas.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep,

proses perubahan ini tidak terjadi sekaligus terapi terjadi secara bertahap

tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa.

Faktor ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor

intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang

menunjang pembelajaran seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik

pancaindra dan skema berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang

berasal dari luar diri siswa yang menkondisikannya dalam pembelajaran seperti

pengalaman, lingkungan sosial, metode pembelajaran, strategi pembelajaran,

fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilan siswa mencapai suatu tahap hasil

belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap

selanjutnya. Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada

umumnya dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian

berdasarkan fakta di lapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya

tatkala siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam proses pembelajaran.

Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses

menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu

apersepsi, yang akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai atau

tidak sesuai dengan harapan.

Berdasarkan pada peristiwa dan pengalaman empirik tersebut, maka

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian kuantitatif. Penelitian ini

dimaksudkan untuk meneliti hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di Kelas IV SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya.

Page 8: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

4

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:

1. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan

keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup

pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru

harus memiliki kompetensi dalam memberikan apersepsi.

2. Keterampilan guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan

apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

3. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Guru tidak

memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata lain

guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

Setelah diidentifikasi masalah, peneliti dapat merumuskan masalah yaitu

dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Berikut adalah rumusan masalah pada

penelitian ini:

1. Bagaimana apersepsi dalam pembelajaran IPS di Kelas IV SD

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana hasil belajar siswa di Kelas IV SD Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalaya?

3. Adakah hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di Kelas

IV SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apersepsi pembelajaraan pada pembelajaran IPS di

Kelas IV SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas

IV SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Page 9: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

5

3. Untuk mengetahui hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPS di Kelas IV SD Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan di Kelas IV SD Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, antara lain:

1. Bagi peneliti sebagai calon guru, hasil penelitian ini dapat menambah

wawasan tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas IV.

2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

informasi untuk menambah wawasan tentang apersepsi pada

pembelajaran IPS di Kelas IV.

3. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

informasi dan sebagai bahan masukan yang positif, sehingga pendidik

senantiasa dapat mengarahkan dan mengembangkan kegiatan apersepsi

pada pembelajaran IPS di Kelas IV.

E. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai

variabel bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan "X" dan hasil

belajar siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan

dengan "Y". Untuk indikator-indikator apersepsi dilambangkan dengan X1, X2,

X3 dan X4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:

S K E M A:

X3 Y

X4

X2

X1 Keterangan:

X = Apersepsi Pembelajaran

Y = Hasil belajar siswa

X1 = Memberikan pertanyaan

X2 = Mengulang materi sebelumnya

X3 = Menciptakan kondisi belajar

X4 = Memberikan motivasi

Page 10: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

6

F. Anggapan Dasar

Menurut Arikunto (2006:65) “anggapan dasar merupakan titik tolak yang

kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Adapun yang menjadi anggapan dasar

pada penelitian mengenai hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di

Kelas IV SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, adalah:

Tahap awal pembelajaran adalah waktu yang paling penting, karena sangat

menentukan keseluruhan proses pembelajaran. Peranan guru pada awal

pembalajaran adalah untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dan

kondusif. Untuk menciptakan kondisi tersebut guru dapat melakukannya dengan

cara membangun apersepsi. Artinya, guru mencoba mengaitkan apa yang telah

diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada umumnya

dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan

fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa

dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan belajar mengajar.

Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses

menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu

apersepsi, yang akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai atau

tidak sesuai dengan harapan.

G. Hipotesis Penelitian

Nasution (dalam Ety Rochaety dkk, 2000:31) menyatakan bahwa hipotesis

adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya harus

diuji secara empiris. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah “tingginya

kompetensi guru dalam memberikan apersepsi berpengaruh terhadap tingginya

hasil belajar siswa di Kelas IV SD Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya”.

Page 11: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

7

II. RINGKASAN KAJIAN TEORI

A. Apersepsi Pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir

pembelajaran yang telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal

pembelajaran yang dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran

adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap

secara penuh untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan

perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan

dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi

yang akan dipelajari.

Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan

dibahas adalah dengan membuat kaitan. Siswa akan tertarik dengan materi yang

akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan/hubungan dengan pengalaman

mereka sebelumnya atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Ajukan

pertanyaan tentang bahan pelajaran yang mempunyai kaitan dan sudah dipelajari

sebelumnya. Bimbing siswa agar mengemukakan pengalaman yang berkaitan

dengan materi yang akan dibahas jika memang ada. Ceritakan tentang manfaat

yang diperoleh dari materi yang akan dipelajari.

1. Pengertian Apersepsi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud apersepsi

adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu

dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta

landasan untuk menerima ide-ide baru.

Apersepsi berasal dari kata ”Apperception” berarti

menyatupadukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan

pengalaman yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk

Page 12: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

8

berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi

dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan yang lama

itu disebut bahan apersepsi.

Menurut Nurhasnawati, apersepsi bertujuan untuk membentuk

pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi

Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran

yang baru perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa

atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa terdahulu serta sesuai

dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman.

Apersepsi adalah getaran-getaran tanda yang diterima oleh seorang

individu atas suatu obyek tertentu. Obyek tersebut bisa berupa suatu

benda, gejala alam atau sosial, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

seseorang. Apersepsi atau getaran-getaran tersebut diterima melalui panca

indra yang kita miliki. Proses penerimaan apersepsi inilah yang kita sebut

sebagai persepsi.

Apersepsi berarti penghayatan tentang segala sesuatu yang menjadi

dasar untuk menerima ide-ide baru. Secara umum fungsi apersepsi dalam

kegiatan pembelajaran adalah untuk membawa dunia mereka ke dunia kita.

Artinya, mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami dengan apa

yang akan dipelajari.

Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama

dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai

pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat

kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya

memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan

yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman,

sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu

kiranya kita kaitkan dengan apersepsi.

Page 13: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

9

2. Tujuan Apersepsi Pembelajaran

Secara khusus apersepsi yang dibangun oleh guru dalam tahap

awal pembelajaran memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:

a) Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai

sejauh mana materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat

dipahami oleh siswa dengan cara guru mengajukan pertanyaan

pada siswa, tetapi dapat pula merangkum materi pelajaran

terdahulu.

b) Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan

disajikan. Hal ini dilakukan apabila materi baru itu erat

kaitannya dengan materi yang akan dikuasai.

c) Guru menjelaskan konsep atau pengertian dari materi yang

akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan karena materi yang

akan dipelajari sama sekali materi baru.

Adapun tujuan dari apersepsi pembelajaran secara lebih luasnya

adalah sebagai berikut:

a) Mencoba menarik siswa ke dunia yang guru ciptakan

Perlu dipahami bahwa tidak semua siswa mengerti terhadap

apa yang akan kita ajarkan. Tidak semua juga yang menyadari

bahwa pemahaman akan pelajaran lama bisa kembali bermanfaat di

pelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran terkadang merupakan

suatu kesatuan yang terangkai antara satu materi dengan materi

lainnya dan dengan melakukan apersepsi maka akan menyadarkan

siswa bahwa materi yang akan dipelajari memiliki relevansi

dengan materi yang telah dipelajari.

b) Mencoba menyatukan dua dunia

Walaupun dapat dikatakan materi satu dengan yang lainnya

memiiki perbedaan, namun ada materi-materi tertentu yang

memiliki relevansi dengan materi sebelumnya. Sehingga kiranya

Page 14: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

10

sangat perlu bagi guru untuk menyatukan dan menghubungkan

antara kedua materi tersebut.

c) Menciptakan atmosfir

Suasana harus tetap selalu dijaga dan dibentuk sedemikian

rupa agar tetap terus terpelihara suasana yang kondusif bagi bagi

siswa untuk belajar. Selain itu apersepsi bukan hanya membentuk

armosfir fisik yang baik, namun juga dapat membentuk suasana

psikologis yang baik sehingga menimbulkan perasaan mampu

untuk mempelajari materi baru.

3. Pembentukan Apersepsi Pembelajaran

Guru sebelum melakukan apersepsi pembelajaran terlebih dahulu

harus mengetahui empat pilar pembentuk apersepsi pembelajaran.

a) Pilar pertama adalah menciptakan alfa zone.

Setelah bertatap muka dengan siswa, mulailah menuju kondisi

awal yang menyenangkan. Kesiapan paling untuk memasukkan fakta

dan informasi. Dalam keadaan ini, pergerakan dendrite otak sudah

harmonis.

Menciptakan alfa zone didapat melalui kegiatan games, cerita

lucu, tebak-tebakan, musik, brain gym, dan serangkaian ice breaking

lainnya yang tak harus ada hubungannya dengan materi yang akan

diajarkan. Tak perlu semua ada. Salah satu saja. Mengingat pentingnya

pengkondisian alfa yang diibaratkan seperti peluru, buatlah katalog ice

breaking. Targetnya adalah siswa bisa tertarik.

b) Pilar ke-dua warmer

Menghangatkan ingatan yang sudah lalu. Jika pertemuan itu

bukan yang pertama, warmer dimaksukan sebagai pembentuk

pengetahuan konstruktivisme, yakni membangun makna baru berdasar

pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.

Page 15: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

11

c) Pilar ke-tiga pre teach.

Ini yang sering dilupakan oleh Guru. Tidak heran kalau kondisi

kelas kusut masai dan siswa tak terkondisi. Pre teach ini memberi

informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan.

d) Pilar ke-empat adalah scene setting.

Kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula

disebut sebagai hook atau pengait menuju mata pelajaran inti.

4. Menciptakan Kondisi Belajar yang Menyenangkan

Dalam menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan tentunya

setiap guru mempunyai trik dan teknik tersendiri. Dengan bertujuan yang

sama yakni, bagaimana materi pelajaran bisa disampaikan dan siswa dapat

menyerap dengan mudah, berbekas dan bisa mengaplikasikannya, atau

paling tidak siswa cepat mengerti dengan baik. Semua itu bisa dilihat

ketika pelaksanaan evaluasi.

Salah satu usaha guru dalam menciptakan kondisi belajar yang

menyenangkan adalah melalui motivasi. Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu

tujuan dengan menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa itu

mau melakukan apa yang dilakukan. Ini merupakan usaha yang disadari

oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang

menunjang kegiatan ke arah tujuan–tujuan belajar.

Motivasi merupakan faktor yang berarti dalam pencapaian prestasi

belajar. Dua pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah

keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri. Setiap siswa memiliki

rasa ingin tahu dan guru perlu menyalurkannya dengan berbagai macam

cara. Begitu pula Keyakinan akan kemampuan diri perlu mendapat

penguatan dari guru sehingga akan menumbuhkan rasa kepercayaan yang

Page 16: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

12

pada gilirannya menciptakan situasi perasaan yang lebih yakin akan

kemampuan dirinya. Terdapat 12 prinsip dalam motivasi belajar, yaitu:

a) Kebermaknaan dalam belajar.

Siswa akan termotivasi giat belajar jika hal yang dipelajari

dirasakan bermakna bagi dirinya. Kebermaknaan lazimnya terkait dengan

bakat, minat, pengetahuan dan pengalaman hidupnya.

b) Pengetahuan dan keterampilan siap

Siswa akan dapat belajar dengan baik jika telah siap baik berupa

pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu siswa akan

menggunakan pengetahuan awalnya untuk menapsirkan dan

menginformasikan pengalamannya. Penafsiran ini akan membangun

pemahaman yang dipengaruhi oleh pengetahuan awal itu. Dengan

demikian guru perlu memahami pengetahuan awal siswa untuk dikaitkan

dengan bahan yang akan dipelajarinya sehingga membuat belajar menjadi

lebih mudah dan bermakna.

c) Model panutan

Siswa akan menguasai keterampilan baru dengan baik, jika guru

memberi contoh dan model yang patut ditiru.

d) Komunikasi terbuka

Siswa akan termotivasi untuk belajar jika penyampaiannya

dilakukan secara terstruktur sesuai dengan tingkat perkembangan

kognitifnya, sehingga kesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.

e) Kewajaran dan tugas yang menantang

Siswa akan termotivasi untuk belajar jika mereka diberi materi

kegiatan baru atau gagasan yang wajar, asli dan berbeda. Gagasan baru

dan asli akan menambah konsentrasi siswa pada pelajaran. Hal ini

berpengaruh pada pencapaian hasil belajar. Konsentrasi juga dapat

bertambah bila siswa menghadapi tugas yang menantang dan sedikit

melebihi kemampuannya. Sebaliknya bila tugas terlalu jauh dari

Page 17: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

13

kemampuannya akan terjadi kecemasan. Dan bila tugas kurang dari

kemampuannya akan terjadi kebosanan.

f) Latihan yang tepat dan aktif

Siswa akan dapat menguasai materi pembelajaran dengan efektif

jika kegiatan belajar mengajar memberikan kegiatan latihan sesuai

kemampuan siswa dan siswa dapat berperan aktif untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan. Latihan yang dilakukan secara terus-menerus

dan bertahap akan membuat hasil yang maksimal dalam meningkatkan

kemampuan siswa

g) Penilaian yang berkesinambungan

Siswa akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika

penilaian dilakukan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama dengan

frekuensi pengulangan yang tinggi.

h) Kondisi dan hasil yang menyenangkan

Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran

dibuat menyenangkan, nyaman, dan jauh dari perilaku yang menyakitkan

perasannya, serta sering merasakan keberhasilannya.

i) Keragaman pendekatan belajar

Siswa akan belajar jika diberi kesempatan untuk memilih dan

menggunakan berbagai pendekatan belajar. Pengalaman belajar tidak

hanya berorientasi pada buku teks, tetapi juga dapat dikemas dalam

berbagai kegiatan praktis seperti proyek, simulasi, drama, dan/atau

penelitian/pengujian.

j) Mengembangkan beragam kemampuan

Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang

disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan, seperti

kemampuan logis, matematis, bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan

inter maupun antar personal.

Page 18: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

14

k) Melibatkan sebanyak mungkin indra

Siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal, jika

menggunakan semua alat indra dalam belajar.

l) Keseimbangan pengaturan pengalaman belajar

Siswa akan lebih menguasai materi pelajaran jika pengalaman

belajar diatur sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai kesempatan

untuk menghayati, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang terjadi.

Memikirkan kembali apa yang telah dialami dan yang sedang dikerjakan

merupakan kegiatan penting dalam memantapkan pemahaman.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan, kecakapan yang di peroleh siswa setelah

melakukan serangkaian proses pembelajaran yang diukur dengan angka dandiukur

dengan menggunakan tes hasil belajar.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima

jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,

koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Page 19: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

15

Batasan mengenai hasil belajar yang telah dikemukakan di atas sesuai

dengan hasil belajar IPS yang diharapkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar

yang meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan positif dalam diri

siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena

perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas:

1. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau

praktek yang dilakukan secara langsung dan disadari. Pada ciri ini siswa

menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

2. Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi

kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang

baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan

tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

3. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan

manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya

perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila

dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan

perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang

positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Page 20: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

16

C. Hakikat Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang

mempelajarai kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi,

ekonomi,sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah. IPS adalah istilah

yang digunakan untuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas

dalam berbagai lapangan yang meliputi perilaku dan interaksi manusia dimasa

kini dan masa lalu. IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara

mendalam melainkan memberi tinjauan yang luas terhadap masyarakat.

(Wikipedia Bahasa Indonesia, 2009).

“pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan

isu sosial dan kewarganegaraan “ (Kurikulum SD, 2004). Ternyata IPS bukan

disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa konsep

ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah “kenakalan remaja” dapat

dikaji dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan

lain-lain.

1. Karakteristik Pembelajaran IPS

Siti J, (Djahiri dalam sapriya dkk, 2006:8) mengemukakan bahwa

kakteristik IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial

lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan lain-lain ) adalah sebagai

berikut :

a) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu denagn fakta atau

sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu). Penelaahan dan

pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja,

melainkan bersifat komperehensif (meluas dari berbagai ilmu

sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara

terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah suatu

masalah/tema/topic. Pendekatan seperti ini disebut sebagai

Page 21: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

17

pendekatan integreted, juga menggunakan pendekatan broad field,

dan multiple resources (banyak sumber ).

b) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuiri agar siswa

mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analis.

Program pem,belajaran disusun dengan meningkatkan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial

dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,

permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada

kehidupan dimasa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun

budayanya.

c) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat

labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah

terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri

siswa agar siswa memilki kebiasaan dan kemahiran untuk

menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.

d) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar

manusia dan bersifat manusiawi. Pembelajaran tidak hanya

mengutamakan pengetahuab semata, juga nilai dan

keterampilannya. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang

berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti

memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan

yang dekat dengan kehidupannya.

e) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa

melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan

pendekatan-pendekatan ciri IPS itu sendiri.

Jadi menurut pakar tersebut IPS merupakan gabungan dari beberapa

unsur dan berusaha mempertautkan teori ilmu dan fakta atau sebaliknya.

Page 22: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

18

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS

“IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,

nilai,sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara

Indonesia “(Kurikulum, 2004)

Pengetahuan dimaksudkan siswa diharapkan dapat mengembangkan

sejumlah informasi, fakta maupun data untuk kepentingan masyarakat.

Nilai dimaksudkan bahwa siswa diharapkan dapat mengembangkan

sejumlah nilai atau norma yang berlaku ditengah masyarakat dimana

mereka berada. Mengembangkan sikap dimaksud siswa telah belajar IPS

dapat memilki sikap-sikap positif terhadap informasi, peristiwa dan fakta

yang ada dimasyarakat sekitarnya, dan keterampilan-keterampilan tertentu

yang harus dimilki siswa sebagai anggota masyarakat dan negara

Indonesia. Fungsi-fungsi tersebut diatas akan dpat terwujud bila guru dapat

melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan contoh-

contoh dan alat pelajaran yang relevan dengan tingkat perkembangan

siswa di Sekolah Dasar.

IPS atau pengetahuan sosial bertujuan sebagai berikut :

a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,,

sejarah, dan kewarganegaraan melalui penekatan pedagogis dan

psikologis.

b) Mengembangkan kemampuan berpikir teoritis dan kreatif, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

d) Menciptakan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global

(kurikulum SD,2004).

Siti J, (Nu’man dalam sapriya, 2006:13) “The Social Science

Education Frame Work for California School” mengemukakan tujuan

pokok pembelajaran IPS :

Page 23: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

19

a) Membina siswa agar mampu mengembangkan

pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta

konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat

interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

b) Membina siswa agar mampu mengembangkan dan mempraktekan

keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya

secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial.

c) Membina dan mendorong siswa untuk memehami, menghargai

dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan cultural

maupun individuall. Membina siswa kearah turut mempengaruhi

nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat

mengembangkan/menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada

dirinya.

d) Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kemasyarakatan baik secara individu maupun sebagai warga

negara.

kesimpulannya siswa mengetahui dan memahami konsep dasar dan

mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial,

yang berkembang dimasyarakat.

3. Pentingnya Pengajaran IPS di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang mengajarkan pada siswa SD/MI agar mereka kelak mengenal

fenomena alam dan fenomena sosial mulai dari lingkungan yang dekat

sampai pada lingkungan yang lebih jauh (dunia).Negara Indonesia

diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan yang luar

biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti

sekarang ini, indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan

berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua

Page 24: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

20

itu perlu dipelajari, dipahami dan disadari melalui proses pembelajaran

sehingga timbul rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja

negara Indonesia sejajar dengan negara dan bangsa lain.

Ilmu sosial merupakan suatu pendekatan terhadap hal-hal yang

berkenaan dengan manusia dan masyarakat serta lingkungannya. Ilmu

sosial mempelajari aspek-aspek sosial, spiritual, emosional dan intelektual,

rasional dan global denagn memadukan konsep serta bahan kajian

tradisional dengan bahan kajian yang baru.

Melalui mata pelajaran Pengetahuan Sosial yang merupakan salah satu

mata pelajaran dalam kurikulum SD 2004, siswa diarahkan, dibimbing,

dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang

efektif. Pengetahuan Sosial juga dirancang untuk membangun dan

merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan masyarakat yang selalu

berubah dan berkembang secara terus menerus.

Page 25: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

21

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan

penelitian. Berdasarkan tingkat permasalahan, menurut Ridwan (2006:164)

metode penelitian kuantitatif terbagi menjadi 3, diantaranya sebagai berikut:

1. Permasalahan yang bersifat deskriftif, yaitu permasalahan yang

tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain,

hanya studi literature saja.

2. Permasalahan komparatif, yaitu permasalahan yang

menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau

lebih.

3. Permasalahan assosiatif, yaitu permasalahan yang menghubungkan

atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Penelitian yang digunakan ini adalah penelitian kuantitatif. Pada

penelitian ini, hasil yang didapatkan dari penelitian akan disajikan dalam

bentuk angka. Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu

dengan menggunakan metode assosiatif atau korelasional. Korelasi diberi

pengertian sebagai hubungan antar dua variabel atau lebih (Sudijono, Anas,

2005: 179). Metode assosiatif atau korelasioanal yang digunakan dalam

penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang diteliti bersifat assosiatif yaitu

meneliti ada tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu apersepsi

pembelajaran dan hasil belajar siswa

Karena termasuk kategori penelitian kuantitatif korelasi, maka variabel

yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variabel dependent

merupakan variabel yang dipengaruhi, dan variabel independent yaitu variabel

bebas ( Sudijono, Anas, 2005: 179-180). Dalam penelitian ini yang termasuk

variabel dependent (Y) adalah hasil belajar, sedangkan yang termasuk variabel

independent (X) yaitu apersepsi, artinya variabel X berkorelasi dengan

variabel Y.

Page 26: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

22

Menurut Ruswandi Hermawan dkk (2010:43) menyatakan bahwa

paradigma penelitian terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Hal

ini dapat digambarkan :

Pada Penelitian tentang hubungan komunikasi belajar siswa dan

prestasi belajar ini menggunakan metode kuantitatif korelasi. Menurut

Ruswandi Hermawan dkk (2010:43) menyatakan bahwa paradigma penelitian

terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Hal ini dapat

digambarkan:

])(][)([

))((

2222 yyNxxN

yxxyNrxy

Keterangan : x = jumlah nilai-nilai x

2x = jumlah kuadrat nilai-nilai x

y = jumlah nilai-nilai y

2y = jumlah kuadrat nilai-nilai y (Riduwan, 2004:222)

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannyaa (Sugiyono, 2009:61).

Variabel X Variabel Y r

Variabel X

Variabel X

bel X

Variabel Y

rxy

Page 27: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

23

Berdasarkan landasn teori yang ada serta rumusan hipotesis

penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas : Apersepsi pembelajaran

b. Variabel terikat : Hasil belajar

2. Definisi operasional variabel

Untuk menghindari terjadi perbedaan dalam menginterpretasikan

variabel yang diteliti maka variabel yang dikemukakan di atas dijelaskan

sebagai berikut :

a. Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama

dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana

siswa mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah

menyerap pelajaran baru.

b. Hasil belajar adalah kemampuan, kecakapan yang di peroleh

siswa setelah melakukan serangkaian proses pembelajaran

yang diukur dengan angka dandiukur dengan menggunakan

tes hasil belajar.

c. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah suatu program

pendidikanyang merupakan suatu keseluruhan yang pada

pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik

maupun lingkungan sosialnya. Bahan ajarnya diambil dari

berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi,

sosiologi, antropologi dan tata negara.

C. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi penelitian

Pada penelitian yang berjudul Hubungan Antara Apersepsi

dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SD

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ini, peneliti

Page 28: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

24

mengambil lokasi penelitian di SD Perumnas 2 yang beralamat di Jalan

Raya Nusa Indah Perum Cisalak Kota Tasikmalaya

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling

nonprobability sampling, Menurut Sugiyono (2007:124) teknik sampling

noprobability yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesemapatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel.

Adapun pengambilan sampling yang digunakan peneliti adalah

sampling jenuh karena semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu

banyaknya seluruh siswa 27 orang semuanya dijadikan sampel.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009;148) bahwa pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alm maupun

sosial yang di amati. Secara spesifik semua fenomena ini di sebut variabel

penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket

atau kuisioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi (data) tentang apersepsi pembelajaran. Penyusunan

angket apersepsi pembelajaran terdiri atas empat dimensi yaitu (1) memberi

pertanyaan, (2) mengulang materi sebelumnya, (3) menciptakan kondisi belajar,

dan (4) memberikan motivasi.

Pemberian skor menggunakan skala Likert (Sugiono, 2001: 73) yang

terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-

ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (ST). Pemberian skor

untuk tiap item adalah sebagai berikut; untuk pernyataan positif SS=5, S=4,

Page 29: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

25

R=3, TS=2 dan ST=1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif SS=1, S=2, R=3,

TS=4 dan ST=5.

Sedangkan tes hasil belajar IPS yang digunakan adalah pilihan ganda

dengan empat option. Penyusunan tes hasil belajar IPS ini diawali dengan

menyusun kisi-kisi yang memuat pokok bahasan dan sub pokok bahasan pada

semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Waktu yang digunakan untuk

menyelesaikan tes tersebut adalah 45 menit. Sebelum instrumen tersebut

digunakan untuk penelitian terlebih dahulu instrumen diuji coba untuk

memperoleh validitas (empirik) setiap butir dan reliabilitas instrumen.

E. Teknik Pengumpulan Data

Langkah pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab

dan memecahkan masalah penelitian.Teknik yang digunakan untuk

memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam

penelitian ini adalah melalui alat pengumpul data primer berupa tes

penguasaan konsep dalam bentuk tes objektif, lembar observasi untuk

mengetahui keterlaksanaan model dan angket untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

1. Tes Penguasaan konsep

Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa

pada ranah kognitif.Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek

hapalan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) dan terdiri dari berbagai

soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta disesuaikan

dengan indikator soal. Tes yang digunakan untuk pretest dan posttest

merupakan tes yang sama.

2. Lembar observasi

Observasi kelas dilakukan terhadap guru pengajar. Observasi terhadap

guru yang dilakukan oleh observer bertujuan untuk menilai kesesuaian antara

rencana pembelajaran dengan pelaksanaan di kelas dan observasi

keterlaksanaan model pembelajaran.Instrumen ini berbentuk rating scale,

Page 30: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

26

dimana observer hanya memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai

dengan aktivitas yang observasi. Observasi yang telah disusun tidak

diujicobakan, tetapi di koordinasikan kepada guru dan observer yang akan

mengikuti dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman

terhadap format observasi tersebut.

3. Angket

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket

atau kuisioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi (data) tentang apersepsi pembelajaran. Penyusunan

angket apersepsi pembelajaran terdiri atas empat dimensi yaitu (1) memberi

pertanyaan, (2) mengulang materi sebelumnya, (3) menciptakan kondisi

belajar, dan (4) memberikan motivasi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis dan menginterpretasi data yang diperoleh, analisis

statistik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah statistik inferensial

parametrik. Oleh karena itu ada beberapa syarat atau asumsiyang harus di

penuhi yaitu:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang

diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut

berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan

statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi

normal, maka menggunakan statistik non parametrik.

Data yang perlu diuji normalitas pada penelitian ini adalah dua

kelompok yaitu: kelompok data (X) untuk variabel apersepsi

pembelajaran dan data (Y) untuk variabel hasil belajar siswa.

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Korelasi

Setelah dilakukan uji normalitas data, kemudian dilakukan uji

hipotesis dengan mengkorelasikan antara dua variabel yang berbeda

Page 31: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

27

yaitu hubungan antara apersepsi pembelajaran (X) dengan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS (Y). Tujuannya adalah untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara apersepsi pembelajaran

(X) dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas IV

Sekolah Dasar Perumnas 2 Tasikmalaya. Analisis korelasi yang akan

digunakan penelitia adalah Korelasi Person Product Moment (r).

dengan rumus sebagai berikut:

r hitung =

}2222 )(}{(){(

))((.

YYnXXn

YXxyn

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan

ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r =

-1 artinya korelasinya negatife sempurna; r = 0 artinya tidak ada

korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti

harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai

berikut:

Tabel 1

Interpretasi Koefisien Kerelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1.000

0.60 – 0.799

0.40 – 0.599

0.20 – 0.399

0.00 – 0.199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi, yaitu untuk mencari

makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson

Product Moment tersebut diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus:

Page 32: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

28

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑟 𝑛−2

𝑛−𝑟2

Dimana:

t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

b. Koefisien Determinan

Uji koefisien determinan digunakan untuk menyatakan besar

kecilnya sumbangan variabel X (variable bebas) terhadap Y (variabel

terikat) yang ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Dengan

kata lain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variable X

(apersepsi pembelajaran) mempunyai kontribusi atau ikut

menentukan variable Y (hasil belajar siswa). Derajat koefisien

determinan dicari dengan menggunakan rumus :

KP = r2 X 100%

Dimana :

KP = Nilai Koefisien Determinan

r = Nilai Koefisien Korelasi

Riduwan, 2004:224

c. Hipotesis Statistik

Hipotesis dalam pnelitian ini adalah:

Ho : ρ = 0 (berarti tidak ada hubungan)

Ha : ρ ≠ 0 (berarti ada hubungan)

Page 33: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

29

Keterangan:

ρ = Koefisien korelasi antara apersepsi pembelajaran dengan hasil

belajar siswa.

Sugiyono, 2009: 104

G. Agenda Kegiatan

Keseluruhan rencana pelaksanaan penelitian dijadwalkan sebagai berikut.

Tabel 3

N

o Kegiatan

Januari

Minggu

ke

Pebruari

Minggu

ke

Maret

Minggu

ke

April

Minggu

ke

Mei

Minggu

ke

Juni

Minggu

ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi lapangan x x

2 Studi

Pustaka/kurikul

um/Penelitian

lain

x x x x

3 Pembuatan

Proposal

(terbimbing)

x x x x

4 Pembuatan

Instrumen

(terbimbing)

x x

5 Uji Instrumen x x

6

Pelaksanaan

Penelitian

x x x x

7 Penyusunan

Draft Skripsi

(terbimbing)

x x x x

8 Penyelesaian

Penulisan

skripsi

x x x x

Page 34: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

30

IV. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu

diberikan sistematika penulisan yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan

laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka berfikir,

anggapan dasar dan hipotesis penelitian.

Bab II berisi ringkasan kajian teori, yang terdiri dari pengertian

komunikasi belajar dan prestasi belajar, bentuk komunikasi belajar siswa,

hubungan komunikasi belajar dan prestasi belajar siswa , Signifikasi komunikasi

belajar dan prestasi belajar siswa.

Bab III berisi metode penelitian, yang terdiri dari desain penelitian,

variabel dan definisi operasional variabel, Lokasi; populasi; sampel/ subjek

penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

peralatan dana bahan, dan agenda kegiatan.

Bab IV berisi sistematika penulisan, terdiri dari keterangan isi dari tiap

bab.

Daftar Pustaka berisi tentang kajian pustaka yang relevan dengan

penelitian yang akan diteliti

Lampiran berisi tentang segala hal yang tidak dimuat dalam bab I, bab II,

bab III dan bab IV misala instrumen, surat izin, dokumentasi nilai raport dll.

Page 35: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

31

DAFTAR PUSTAKA

Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan

Dasar. Bandung: Falah Production.

KBBI (Kamus Besar Najasa Indonesia) tahun 2005 (hal 250)

Syaripudin, Tatang. Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung :

Percikan Ilmu.

Sandjadja. Herianto, Albertus (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi

Pustaka

Tim Dosen Pengelolaan Kelas. (2011). Pengelolaan Kelas. Tasikmalaya: UPI

Kampus Tasikmalaya.

Candera. 2008. Hukum Apersepsi.

Sujadi Bintana, Eko. (2011). Apersepsi, Motivasi, Need Assesment, 3 Langkah

Guru Dalam Mengajar Dan Analisa Strategi Pembelajaran Yang

Menyenangkan. [Online]. Tersedia: http://bk-

uinsuska.blogspot.com/apersepsi-motivasi-need-assesment-3.html. (12

Januari 2012).

Ahmad Sajidin. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau

Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://ahmadsajidin84.blogspot.com/analisis-tentang-membangun-

pengetahuan.html. (12 Januari 2012).