skripsi - universitas muhammadiyah makassarsesuai dengan standar operasional prosedur (sop) dilihat...

77
SKRIPSI RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS II B ENREKANG Oleh: FITRIANI Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11008 16 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 01-May-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

i

SKRIPSI

RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN

NEGARA KELAS II B ENREKANG

Oleh:

FITRIANI

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11008 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

i

SKRIPSI

RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN

NEGARA KELAS II B ENREKANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

FITRIANI

Nomor Stambuk: 10561 11008 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

ii

Page 4: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

iii

Page 5: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Fitriani

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11008 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan

aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 03 April 2020

Yang Menyatakan,

Fitriani

Page 6: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

v

ABSTRAK

Fitriani, Abdul Mahsyar dan Rasdiana. Responsivitas Pelayanan Publik Di

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian pelayanan sudah

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan

merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan, ketepatan, serta

ketepatan waktu dalam pemberian pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif untuk mendeskripsikan Responsivitas Pelayanan Publik khusus tentang

pembinaan. Sampel sebanyak 10% orang pegawai yang dipilih secara simple random

sampling dari 20% anggota populasi. Data penelitian dikumpul dengan menggunakan

instrument berupa kuesioner, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan pembinaan di Rumah

Tahanan Negara Kecamatan Enrekang Kab.Enrekang sudah baik hal ini berdasarkan

hasil deskriptif persentase 85% bahwa pelaksanaan pelayanan narapidana telah sesuai

dengan Stadar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditentukan. Namun dari hasil

wawancara dari petugas pelayanan bahwa narapidana terlambat memahami setiap

informasi-informasi yang diberikan terutama dalam pemberian pelayanan pembinaan

masih sangat rendah karena terbatasnya aparat/ petugas dibandin dengan jumlah

tahanan atau narapidana.

Kata kunci: Responsivitas, Rutan Kelas II B Enrekang.

Page 7: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

vi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikanskripsiyang berjudul “Responsivitas Pelayanan Publik Di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Enrekang”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Abdul Mahsyar, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Rasdiana,

S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Para dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan bimbingan saran, petunjuk, dan motivasi

selama kurang empat tahun perkuliahan.

5. Teristimewa buat Ayahanda tercinta Nusu serta my beloved great Mother,

Ibunda tercinta Enceng. Terimah kasih banyak atas Doa, kasih dan sayang

serta bimbinganmu dan dukungan morilmu selama ini. Kau sosok Ayah dan

Ibu yang hebat untukku, penulis sungguh merasa bersyukur memilikimu

sebagai Ayah dan Ibu.

6. Seluruh pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang beserta

Narapidana khususnya Narasumber yang telah responsive membantu penulis

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Kakak-kakak tersayang, yang senantiasa menyalurkan bantuan, semangat dan

kasih saying yang tiada henti kepada penulis.

8. Adikku dan ponakan-ponakan yang selalu memberikan semangat dan

Page 8: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

vii

dukungan kepada penulis.

9. Kepada Bapak Abd. Latif yang selalu bersedia untuk meluangkan waktunya

membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

10. For my best friends, untuk sohib kampusku yang solid, Fatimah, Kiki, Tilla,

Tati, Nita, Cinta, Yemmi, Diana, Umi, Sri, Azrianti. Thanks so much atas

dukungan, semangat, kebersamaan, kekonyolan, canda dan tawa kalian selama

ini. Kalian menjadi salah satu catatan sejarah dalam perjalanan hidupku.

11. Teman-teman seperjuanganku Wana, Yuyu, Vala, Fitrisila, Mala yang saling

membantu, saling berbagi dan saling menolong satu sama lain demi

keberhasilan bersama.

12. Teman-teman KKP Angkatan XIX Kab. Pangkep Khususnya Kec. Pangkajene

Hafis, Kiki, Indah, Fia. Terimah kasih atas kebersamaan dan pengalaman serta

pelajaran yang sangat berarti dalam proses pengabdian diri di Kec. Pangkajene

selama kurang lebih 2 bulan.

13. Kepada teman-teman kelasku Ilmu Administarasi Negara A 2016, yang tidak

dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, terimah kasih telah membantu

penulis selama proses perkuliahan, memberikan masukan, dan menemani

penulis dalam menghadapi masalah-masalah yang ada selama proses

perkuliahan, dan suskes untuk saudara ku semua.

14. Teman-teman Pejuang Senyum Sospol yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu per satu, terimah kasih telah berbagi pengalaman, semangat,

tawa dan canda selama proses perkuliahan

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 26 Juli 2020

Fitriani

Page 9: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ........................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9

B. Konsep Responsivitas ................................................................................. 10

a. Pengertian Responsivitas ................................................................ 10

b. Indicator Responsivitas .................................................................. 12

c. Responsivitas Pelayanan Publik ...................................................... 13

d. Prinsip Hakekat Responsivitas Dalam Pelayanan Publik ..................... 16

C. Rumah Tahanan Negara .............................................................................. 17

a. Pengertian Rumah Tahanan ........................................................... 17

b. Fungsi Rumah Tahanan ....................................................................... 17

D. Kerangka Pikir............................................................................................ 19

E. Defenisi Operasional .................................................................................. 21

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 23

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 23

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 23

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 24

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25

E. Teknik Pengabsahan Data .......................................................................... 26

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 26

Page 10: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

ix

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 27

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 27

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................... 37

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 51

A. Kesimpulan ................................................................................................ 51

B. Saran ........................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54

LAMPIRAN KUESIONER ...................................................................... 56

Page 11: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Dalam Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Enrekang ....................................................................................... 33

Tabel 4.2 Data Jenis Tindak Pidana Tahanan dan Narapidana di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Enrekang Tahun 2020 ...................... 35

Tabel 4.3 Data Tingkat Pendidikan Penghuni di Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Enrekang Tahun 2020 .................................................. 36

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Merespon dan

Menaggapi Keluhan ...................................................................... 38

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan SOP Layanan

Pengaduan ..................................................................................... 40

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan Dalam Melayani .... 42

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Kecermatan Dalam Melayani .. 43

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Dalam Melayani ..... 44

Tabel 4.9 Tanggapan Aparat / Petugas Terhadap Kecepatan, Kecermatan, dan

Ketepatan Melayani Dalam Pelayanan ......................................... 45

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Waktu Dalam

Melayani ........................................................................................ 47

Tabel 4.11 Tanggapan Aparat / Petugas Terhadap Ketepatan Dalam Melayani

....................................................................................................... 48

Page 12: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian............................................................. 20

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang

....................................................................................................... 29

Page 13: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pelayanan publik pada umumnya menyatu pada aspek kehidupan yang

sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah dapat memegang

fungsi memberikan beragam pelayanan publik yang dibutuhkan oleh

masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun

pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam berbagai tindakan reformasi publik (public refom) yang di alami

Negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh tindasan

masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik yang

diberikan oleh pemerintah.

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik bahwa kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

memberikan penegasan bahwa pemerintah berkewajiban memberikan

pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagai penerima

layanan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Pasal 1). Pelayanan publik

sering disebut sebagai pelayanan konstitusional. Pernyataan ini dapat

disebabkan oleh klausal-klausal konstitusi, semua Negara yang menyebutkan

bahwa Negara ini harus memberikan beragam fasilitas kepada warga Negara

(Nurmandi, 2010:34).

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefenisikan sebagai

segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa

Page 14: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

2

publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh

instansi pemerintah di pusat,di daerah,dan di lingkungan badan usaha milik

negara atau badan usaha milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarkat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan. (Ratminto dan Winarsih, 2005:5)

Seluruh kepentingan publik harus dilaksanakan oleh pemerintah

sebagai penyelenggara Negara yaitu dalam berbagai sector pelayanan, terutama

menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat,

dengan kata lain selurh kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang

banyak itu harus atau perlu adanya suatu pelayanan

Responsivitas atau daya tanggap merupakan kemampuan atau

organisasi suatu organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,

menyusun prioritas kebutuhan dan mengembangkannya ke dalam berbagai

program pelayanan. Responsivitas mengukur daya tanggap organisasi terhadap

harapan, keinginan dan aspirasi warga pengguna layanan. (Dwiyanto, 2014:

148).

Levina dalam Dwiyanto (2014:144), menjelaskan bahwa dalam

menilai kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari setidaknya tiga indicator,

yaitu:

1. Responsiveness atau responsivitas adalah mengukur daya tanggap

provides terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi, maupun tuntutan

pengguna layanan.

Page 15: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

3

2. Responsibillity atau responsibillitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu

dilakukan sesuai dengan prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi

dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan.

3. Accountability atau akuntabillitas adalah suatu ukuran yang

menumjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan

sesuai dengan kepentingan stakeholders dan norma-norma yang

berkembang dalam masyarakat.

Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indicator kinerja

karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi

publik dalam menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat (Tangkilisan, 2005: 177).

Dalam instansi pemerintah seperti rumah tahanan Negara (RUTAN)

sebagai pelayanan publik yang melayani para pelanggar hukum, peran

pemerintah dalam memberikan responsivitas pelayanan terhadap narapidana

sangatlah penting, salah satu fungsi utama pemerintah adalah

menyelenggarakan kegiatan pembangunan dan pelayanan sebagai bentuk dari

tugas umum pemerintah untuk mewujudkan kesejateraan masyarakat.

Birokrasi merupakan instrument pemerintah untuk mewujudkan

pelayanan publik yang efisien, efektif, transparan. Dan akuntabel. Hal ini

berarti mampu untuk melaksanakan fungsi pemerintahan dengan baik maka

organisasi birokrasi harus professional, aspiratif dan memiliki daya tanggap

atau responsivitas yang tinggi terhadap tuntutan masyarkat yang dilayani agar

Page 16: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

4

masyarakat pengguna jasa merasa puas terhadap pelayanan yang diterimanya.

Begitu pula terhadap narapidana, sebab seorang narapidana juga merupakan

warga Negara yang memiliki hak seperti warga Negara lainnya. Patut untuk

diketahui bersama, bahwa seorang narapidana sewaktu menjalani pidana di

rumah tahanan Negara/lembaga permayarakatan, dalam beberapa hal kurang

mendapat perhatian khususnya masalah perlindungan hak-hak asasinya sebagai

warga Negara. Dengan pidana yang dijalani narapidana itu, bukan berarti hak-

haknya dicabut. Pemindaan pada hakekatnya mengasingkan dari lingkungan

masyarakat serta sebagai pembebasan rasa bersalah, serta penghukuman bukan

bertujuan mancabut hak-hak asasi yang melekat pada dirinnya sebagai

manusia.

Indonesia sebgai Negara hukum, hak-hak narapidana itu dilindungi

dan diakui oleh penegak hukum khususnya para staf di lembaga

permasyarakatan. Narapidana sebagai penerima hak juga harus diayomi hak-

haknya walaupun telah melanggar hukum, untuk itu dalam Undang-undang

No. 12 Tahun 1995 (14) secara tegas menyatakan narapidana berhak:

1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayannya

2. Mendapatkan perawatan baik rohani maupun jasmani

3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran

4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makan yang layak

5. Menyampaikan keluhan

6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa

lainnya yang tidak dilarang

Page 17: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

5

7. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan

8. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atu orang

tertentu lainnya

9. Mendapatkan pengurangan masa pidana(remis)

10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi

keluarga

11. Mendapatkan pembebasan bersyarat

12. Mendapatkan cuti bersama

Permasyarakatan sebagai tujuan pidana diartikan sebagai pemulihan

kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan yang hakiki, yang

terjadi antara individu pelanggar hukum dengan masyarakat serta

lingkungannya. Sistem permasyarakatan di samping bertujuan untuk

mengembalikan Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) sebagai warga yang

baik, juga bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan

diulanginya tindak pidana oleh Warga Binaaan Permasyarakatan, serta

merupakan penerapan dan bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai yang

terkandung dalam pancasila. (Jurnal Abdul Mahsyar 2016)

Lembaga permasyarakatan adalah instansi terakhir dalam proses

peradilan pidana sebagai wadah bagi pelaku tindak pidana yang sudah

mendapat keputusan dari hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap untuk

menjalani pemidanaan, disamping itu juga diberikan pembinan dan

pembimbingan agar kembali menjadi orang baik. Pembinaan adalah usaha,

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk

Page 18: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

6

memperoleh hasil yang lebih baik.

Berdasarkan teori dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

sebagaimana yang telah dipaparkan pada pembahasan tersebut diatas, maka

sesuai kenyataan didalam pelaksanaannya pada Rutan Kelas II B Enrekang

belum terjalin sepenuhnya diakibatkan adanya berbagai masalah-masalah yang

dihadapi sehingga didadalam pemberian pelayanan belum berjalan secara

maksimal. Hal tersebut oleh penulis perlu dilakukan penelitian agar dapat

diketahui bagaimana pelaksanaannya dan apa yang menjadi kendala yang

dihadapi.

Oleh karena itu perlu adanya tindakan pemerintah dalam hal

memberikan pengawasan dan pengamatan tahanan khususnya terhadap

pelayanan pembinaan yang diberikan narapidana, agar sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang sudah di tentukan. Selain itu, juga di

harapkan dapat memberi masukan dan saran terkait proses yang baik bagi

warga binaan dan juga bisa memberikan solusi bagi WBP, termasuk dalam

proses pelayanan maupun penjatuhan vonis hukuman dalam proses peradilan

bagi narapidana sesuai dengan KHUP. Rumah tahanan (RUTAN) kelas II B

Enrekang melauncing program inovasi „lekas keluar‟ (program yang

memberikan layanan kesehatan dan mengajak hidup sehat warga Rutan) di

Aula Rutan Kelas Enrekang dan program ini bekerja sama dengan Puskesmas

Kota Enrekang. Demi membangun zona integritas menuju WBK dan WBBM

terhadap pelayanan publik untuk meningkatkan pelayanan pemeriksaan

penyuluhan warga binaan, juga mengantisipasi dan menjaga kesehatan bagi

Page 19: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

7

warga binaan dan bisa konsultasi mengenai kesehatannya dan petugas jajaran

lingkungan RUTAN Enrekang dengan peraturan pemerintah Indonesia nomor

32 tahun 1999, tentang syarat dan tata cara pelakasanaan hak warga binaan

permasyarakatan. (https://makassar.tribunnews.com)

Melihat permasalahan tersebut maka dari itu penulis mengambil

salah satu studi kasus yang berpusat pada proses pelayanan pembinaan yang

diberikan narapidana, agar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Di Rutan Kelas II B Enrekang. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Responsivitas

Pelayanan Publik Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasrkan latar belakang masalah, maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan

pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang?

2. Bagaimana kecepatan, kecermatan dan ketepatan melayani dalam

pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang?

3. Bagaimana ketepatan waktu melayani dalam proses pelayanan

publik di Rutan Kelas II B Enrekang?

Page 20: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan, maka tujuan yang

ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan merespon dan menanggapi keluhan

pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang.

2. Untuk mengetahui kecepatan, kecermatan dan ketepatan melayani

dalam pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang.

3. Untuk mengetahui ketepatan waktu melayani dalam proses

pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

Di harapkan dapat memberikan informasi bagi civitas akademik dan dapat

dijadikan referensi dalam pengkajian masalah responsivitas pelayanan

publik bagi peneliti lainnya.

b. Secara Praktis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan

masukan bagi berbagai pihak khusunya kepada penyelenggara pelayanan

narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II Enrekang dapat dijadikan

referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Tahanan Negara

sesuai dengan harapan masyarakat terkhusus di Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Enrekang.

Page 21: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Nama peneliti dan Judul

Penelitian

Novelty

Teori Metoden dan Hasil

Abdul Mahsyar (2014).

Konstruksi Model Perilaku

Pelayanan Street-Level

Birokrasi Pada Puskesmas

Di Kota Makassr

Menurut Ivancevish

Donnely 1996 Bentuk

Perilaku dalam

penyelenggara

pelayanan publik

yaitu:

1. Perilaku

memodifikasi

pekerjaan sesuai

dengan

kemampuan.

2. Perilaku

pemanfaatan

sumber daya

secara maksimal.

3. Perilaku

mengurangi atau

tidak

melaksanakan

beberapa program

kegiatan.

4. Perilaku

menyederhanakan

kegiatan.

5. Perilaku

memaksakan

kepatuhan

pelanggan

6.

Menggunakan Metode

Kualitatif. Hasil penelitian

menunjukka bahwa efek

yang ditimbulkan dari

perilaku birokrasi ada yang

positif dan negative

tergantung pada situasi

pelaksanaan program yang

dilaksanakan sedangkan

respon warga yang

memperoleh pelayanan

terhadap perilaku birokrasi

pelayanan pada umumnya

positif asalkan mereka

dapat terlayani sesuai

dengan kebutuhannya, hal

ini disebabkan karena pada

umumnya warga yang

dilayani minim informasi

dan kurang memahami

hak-haknya dan berbagai

macam pelayanan yang

harus diberikan oleh

petugas puskesmas.

Abdi (2017). Penerapan

Sistem Manajemen Mutu

Iso 9001:2008 Dalam

Pelayanan Publik Di PT.

Pln Rayon Mattoangin

Menurut ISO Sistem

Manajemen Mutu ISO

9001:2008 dibangun

atas delapan prinsip

yaitu:

Menggunakan Metode

Kuantitatif. Hasil

penelitian menunjukan

bahwa penerapan prinsip-

prinsip SMM ISO

9001:2008. Dalam

Page 22: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

10

1. Focus pada

pelanggan.

2. Kepemimpinan.

3. Keterlibatan

Karyawan.

4. Pendekatan Proses.

5. Pendekatan Pada

Sistem

Manajemen.

6. Perbaikan terus

Menerus.

7. Pendekatan

Faktual pada

Pengambilan

Keputusan.

8. Hubungan Yang

Saling

Menguntungkan

Dengan Pemasok.

Pelayana Publik PT PLN

(Persero) Area Makassar

Selatan Rayon Mattoangin

secara umum di

kategorikan sangat tinggi.

Joko Susanto (2019).

Kualitas Pelayanan Publik

Pada Kantor Camat Tabir

Ulu Kabupaten Merangin

Menurut (Zeithaml

dkk. dalam

hardiansyah, 2011)

Kualitas pelayanan

publik dapat di ukur

dari 5 dimensi yaitu:

1. Tangibel

(Berwujud).

2. Realibility

(Kehandalan).

3. Responsiveness

(Tanggapan).

4. Assurance

(Jaminan).

5. Emphty (Empati).

Menggunakan Metode

Kualitatif. Hasil penelitian

menunjukka bahwa

kualitas pelayanan publik

pada Kantor Camat Tabir

Ulu belum terlaksana

dengan baik secara

keseluruhan,

B. Konsep Responsivitas

1. Pengertian Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan provider untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta

mengembangkan program- program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan

Page 23: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

11

aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsifitas ini

mengukur daya tangkap provider terhadap harapan, keinginan dan aspirasi

serta tuntutan costomers. (Ratminto dan Atik Septi Winarsi, 2013:180-181).

(Agus Dwiyanto 2014:148) mendefinisikan responsifitas sebagai

berikut: responsifitas atau daya tanggap adalah kemampuan organisasi untuk

mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, menyusun prioritas kebutuhan, dan

mengembangkannya dalam berbagai program pelayanan. Responsifitas

mengukur daya tanggap organisasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi,

serta tunttan warga pengguna layanan.

Menurut (Albrecht dan Zemke dalam Jurnal Abdul Mahsyar, 1990)

kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yaitu

sistem pelayanan, sumber daya manusia pemberi pelayanan, starategi, dan

pelanggan. Sementara Mohammad (2003) menyebutkan bahwa pelayanan yang

berkualitas sangat tergantung pada aspek-aspek seperti bagaimana pola

penyelenggarannya, dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan yang

mengelola. Responsivitas adalah kesadaran atau keinginan untuk membantu

konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat.

Menurut (Siagian dalam Suprayogi Sugiandi, 2011:124). Dalam

pembahasannya mengenai teori pembangunan organisasi mengindikasikan

bahwa responsivitas menyangkut kemampuan aparatur dalam menghadapi dan

mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan baru, tuntutan baru, dan

pengetahuan baru birokrasi harus merespon secara cepat agar tidak tertinggal

dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Page 24: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

12

Menurut (Santosa dalam jurnal Yulinda Mawarni, 2014) mengatakan

bahwa responsifitas merupakan kemampuan lembaga publik dalam merespon

kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan basic needs (kebuthan

dasar) dan HAM (hak sipil, hak poltik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak

budaya).

Dari beberapa pendapat mengenai responsivitas dapat disimpulkan

bahwa responsivitas merupakan bentuk tanggapan dan kerelaan penyedia

layanan dalam membantu memberikan pertolongan kepada masyarakat dalam

bentuk pelayanan. Birokrasi dalam mendekatkan layanan terhadap masyarkat

perlu upaya untuk mengenal apa saja kebutuhan masyarkat. Kemudian

pengenalan kebutuhan masyrakat tersebut menjadi agenda penting bagi

pemerintah untuk mengembangkan pembenaran layanan, sehingga masyarakat

dapat merasa puas.

2. Indicator responsivitas

Menurut (Ziethaml, dalam Hardiyansyah, 2011: 46)

menegemukakan responsivitas dijabarkan menjadi beberapa indicator, seperti

meliputi:

a. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan

pelayanan indicator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik

dari para penyedia layanan.

b. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat, pelayanan

dengan cepat ini berkaitan dengan kesigapan dan ketulusan penyedia

Page 25: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

13

layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan

pelanggan.

c. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat yaitu tidak

terjadi kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan yang diberikan

sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa

dirugikan atas pelayanan yang didapatnya.

d. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, berarti

penyedia layanan harus selalu focus dan sungguh-sungguh dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

e. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat,

waktu yang tepat berarti pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat,

dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sehingga

dapat memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat.

f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas bahwa setiap

penyedia layanan harus menyediakan akses kepada masyarakat

untuk dapat menyampaikan keluhannya dan dapat dicarikan solusi

yang terbaik.

3. Responsivitas Pelayanan Publik

Menurut (Dwiyanto dalam jurnal Suci Setyawan. 2013)

Responsivitas pelayanan publik mampu diwujudukan dalam bentuk sebagai

berikut: keramahan sikap dan tindakan aparat birokrasi pelayanan publik dalam

merespons setiap keluhan atau pertanyaan dari pengguna jasa hingga mampu

memberikan kepuasan bagi mereka (pelanggan). Memanfaatkan keluhan dari

Page 26: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

14

pengguna jasa sebagai referensi atau bahan koreksi bagi instansi pelayanan

publik dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Selanjutnya,

kemampuan aparat birokrasi dalam menempatkan pengguna jasa pada

pelayanan yang berlaku.

Responsivitas merupakan pertanggung jawaban dari sisi yang

menerima pelayanan atau masyarakat. Seberapa jauh masyarakat melihat

penylenggara pelayanan bersikap tanggap terhadap permasalahan, kebuthan,

dan harapan masyarakat. Responsivitas merupakan kemampuan organisasi

untuk menegnali kebutuhan masyarakat, menyususn agenda dan prioritas

pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai

dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan,

keinginan dan aspirasi, serta tuntutan masyarakat (Tangklisan, 2005:177).

Reresponsivitas pelayanan publik sangat diperlukan, karena sebagai

bukti kemampuan organisasi publik untuk menyediakan apa yang menjadi

tuntutan seluruh rakyat disuatu Negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan

cara yang efesiensi dalam mengatur urusan baik ditingkat pusat maupun tingkat

daerah atau local dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karenanya

baik pemerintah pusat maupun daerah dikatakan responsive terhadap

kebutuhan masyarakat apabila kebutuhan masyarakat tadi diindentifikasi oleh

para pembuat kebijakan dengan pengetahuan yang dimiliki, secara tepat dan

dapat menjawab apa yang menjadi kepentingan public (widodo, 2007:272).

Menurut Agus Dwiyanto (2005:149-154) untuk meningkatkan

Page 27: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

15

responsivitas organisasi terhadap kebutuhan pelanggan, terdapat dua strategi

yang dapat digunakan, yaitu:

a. Menerapkan Strategi KYC (Know Your Costmuers)

Merupakan sebua prinsip kehati-hatian, yang dapat

digunakan untk mengenali kebutuhan dan kepentingan pelanggan

sebelum memutuskan jenis pelayanan yang akan diberikan. Namun

dalam konteks penyelenggaraan pelayanan publik, prinsip KYC

dapat digunakan oleh birokrasi publik untuk mengenali kebutuhan

dan kepentingan pelanggan sebelum memutuskan jenis pelayanan

yang akan diberikan.

b. Menerapka Model citizen’s Charter

Agar birokrasi lebih responsive terhadap pelanggan atau

pengguna layanan, Osborne dan plastrik (1997) mengenalkan ide

citizen’s charter (kontrak pelayanan), yaitu standar pelayanan yang

ditetapkan berdasarkan aspirasi dari pelanggan, dan birokrasi

berjanji untuk memenuhinya. Citizen’s charter adalah suatu

pendekatan dalam menyelenggarakan layanan publik yang

menempatkan pengguna layanan atau pelanggan sebagai pusat

perhatian.

Citizen’s Charter pada dasarnya merupakan kontak sosial

antara birokrasi dan pelanggan untuk menjamin kualitas pelayanan

publik. Melalui kontrak pelayanan, hak dan kewajiban pengguna

maupun penyedia layanan disepakati, didefenisikan, dan diatur

Page 28: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

16

secara jelas. Prosedur, biaya, dan waktu pelayanan juga harus

didefenisikan dan disepakati bersama, tentunya dengan mengkaji

peraturan yang ada secara kritis

4. Prinsip hakekat responsivitas dalam pelayanan publik

Menurut (Potter dalam Acmad Numandi 2010:49-50)

menyampaikan lima tentang hakekat responsivitas di dalam pelayanan publik

yaitu:

a. Access: warga Negara berhak mengetahui apa kriteria-kriteria

perwakilan politik yang harus diterapkan dan alasannya.

b. Choise: sistem quasi market yang diterapkan di dalam pelayanan

pendidikan dan kesehatan akan memperluaskan “choise” pada orang

tua dan pasien. Potter juga mengusulkan sistem tambahan seperti

sistem complain yang mudah, pengawasan independent pihak

eksternal, publikasi indicator kinerja yang diketahui publik sejauh

mana unit pelayanan memenuhi kebutuhan pengguna; perlindunga

klien

c. Information: pengguna pelayanan memerlukan informasi tentang

1) Eksistensi pelayanan

2) Tujuan pelayanan

3) Standar atau kualitas pelayanan yang ditawarkan

4) Cara pelayanan dan pengambilan keputusan diorganisir

5) Keputusan-keputusan khusus yang diambil

6) Alasan-alasan membuat keputusan tersebut

Page 29: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

17

d. Redress: keberadaan publisitas dan menanggapi complain

e. Respensentation: konsumen seharusnya terlibat didalam semua

tahapan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut

kepentingannya.

C. Rumah Tahanan Negara

1. Pengertian Rumah Tahanan

Rumah Tahanan (RUTAN) / lembaga pemasyarakatan (LAPAS)

adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik

Pemasyarakatan. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang

Pemasyarakatan). Sebelum dikenai istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut di

sebut dengan istilah penjara. Rutan / Lembaga Pemasyarakatan merupakan

Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Dahulu Departemen Kehakiman).

Rumah Tahanan Negara adalah unit pelaksana teknis tempat tersangka atau

terdakwa menjalani penahannya selama proses penyidikan, penuntutan atau

pemeriksaan disidang pengadilan.

2. Fungsi Rumah Tahanan

Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang

Pemasyarakatan, pada Pasal 3 disebutkan bahwa fungsi sistem pemasyarakatan

adalah “menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar dapat berintegrasi

secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai

anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab”. Berdasarkan pasal

tersebut, secara jelas mengenai gambaran keluaran (output) yang ingin

Page 30: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

18

dihasilkan dalam proses pembinaan di LAPAS.

Pada dasarnya Rutan / Lembaga Pemasyarakatan mempunyai

beberapa fungsi antara lain:

a. Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana

mereka harus betingkah laku atau bersikap didalam menghadapi

masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut

kebutuhan-kebutuhan.

b. Menjaga kebutuhan masyarakat. Memberikan pegangan kepada

masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social

control). Artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah

laku anggota-anggotanya.

Terkait dengan hal tersebut, selanjutnya dalam Pasal 5 dinyatakan

bahwa sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas:

a. Pengayoman,

b. Persamaan, perlakuan dan pelayanan,

c. Pendidikan,

d. Pembimbingan,

e. Penghormatan harkat dan martabat manusia,

f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan, dan

g. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan

orang-orang tertentu.

Selain itu, sistem pemasyarakatan juga mengakui pentingnya peran

serta masyarakat. (Jurnal Rakei Yunardhani 2013)

Page 31: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

19

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori

yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah penting (Sugiono, 2013:65).

Untuk mengukur responsivitas pelayanan publik di rumah tahanan

Negara kelas II B Enrekang, maka penulis menggunakan enam indicator yang

di kemukakan oleh Ziethaml, dkk dalam (Hardiansyah, 2011:46) sebagai

berikut:

a. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan

Indicator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para

penyedia layanan.

b. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat

Pelayanan dengan cepat ini berkaitan dengan kesigapan dan

ketulusan penyedia layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi

permintaan pelanggan.

c. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat

Yaitu tidak terjadi kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan

yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada

yang merasa dirugikan atas pelayanan yang didapatnya.

d. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat

Berarti penyedia layanan harus selalu focus dan sungguh-sungguh

dalam memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik kepada

Page 32: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

20

masyarakat.

e. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat

Waktu yang tepat berarti pelaksanaan pelayanan kepada

masyarakat dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan

sehingga dapat memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat.

f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas

Bahwa setiap penyedia layanan harus menyediakan akses kepada

masyarakat untuk dapat menyampaikan keluhannya dan menanggapi

setiap keluhan dan mencarikan solusinya

Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskanlah kerangka pikir dari

penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

Pelayanan Rumah Tahanan Negara

kelas II B Enrekang

Responsivitas pelayanan menurut Zeithaml, dkk

dalam Hardiansyah (2011:46):

1. Kemampuan merespon dan menanggapi

keluhan

2. kecepatan, kecermatan dan ketepatan

melayani

3. kecepatan waktu melayani

Pelayanan berdasarkan SOP

Sistem dan

prosedur

pelayanan

Page 33: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

21

Keterangan:

Pada penelitian ini penulis menggunakan 6 inidikator Responsivitas

yang dikemukakan oleh Zeithaml, dkk (Dalam Hardiansyah, 2016:46).

Selanjutnya digabungkan menjadi 3 indikator.

E. Defenisi Operasional

Adapun sub-sub hipotesis dari hipotesis penelitian Responsivitas

Pelayanan Publik di rumah tahanan Negara kelas II B Enrekang adalah:

1. Kemampuan merespon pelanggan

Setiap petugas/aparatur harus merespon setiap pelanggan/pemohon

yang ingin mendapatkan pelayanan, indicator ini mencakup:

a. Sikap yang baik yang dimaksud seperti keramahan,

kesopanan dan keadilan dari para penyedia layanan.

b. Komunikasi yang ditunjukkan harus bersikap sopan,

ramah dan murah senyum dari para penyedia layanan.

2. Kecepatan melayani

Setiap petugas/aparatur harus melakukan pelayanan dengan cepat,

indicator ini mencakup:

a. Kesigapan dalam menjawab pertanyaan serta mampu

memenuhi permintaan pelanggan

b. Ketulusan dalam menjawab pertanyaan serta mampu

memenuhi permintaan pelanggan

3. Ketepatan melayani

Setiap petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat,indicator

Page 34: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

22

ini menjelaskan tidak terjadinya kesalahan dalam melayani,artinya

pelayanan yang di berikan harus sesuai dengan keinganan

masyarakat sehingga tidak ada yang merasa di rugikan atas

pelayanan yang mereka dapat.

4. Kecermatan melayani

Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat,indicator ini

mencakup bahwa mereka tidak ceroboh dalam melayani pelanggan

dan serta cepat dalam memberikan pelayanan kepada setiap

masyarakat.

5. Ketepatan waktu melayani

Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang

tepat,indicator ini mencakup waktu yang tepat berarti pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat dapat di selesaikan dalam waktu yang

telah ditentukan,sehingga dapat memberikan kepastian pelayanan

pada masyarakat.

6. Kemampuan menanggapi

Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas/aparatur,indicator ini

mencakup

a. Penyedia layanan harus menyediakan akses kepada

masyarakat agar mereka dapat menyampaikan keluhannya.

b. Penyedia layanan dapat mencarikan solusi yang terbaik

atas keluhan masyarakat.

Page 35: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Yang menjadi lokus dalam penelitian ini adalah Rutan Kelas II B

Enrekang dengan alasan bahwa pada Rutan Kelas II B Enrekang mempunyai

tugas pokok dan fungsi adalah pemberian pelayanan secara prima baik kepada

para tahanan dan narapidana maupun masyarakat secara umum sebagai

pengunjung sehingga para petugas / aparat dituntut bekerja secara professional

namun perlu diketahui didalam pemberian pelayanan masih mengalami

berbagai hambatan dan kendala, sehingga penulis ingin mengetahui secara

lebih jelas sebagaimana responsive pemberian pelayanan yang ada.

Sedangkan didalam melakukan penelitian dalam kondisi situasi

pandemi COVID-19 penulis terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan

pihak Rutan Kelas II B Enrekang serta mematuhi dan mengikuti segala

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pihak Rutan yang berkaitan dengan

prosedur pelaksana COVID-19, Penelitian ini dilakukan ± dua bulan lebih

setelah seminar pra. Dengan demikian peneliti akan mudah dalam

mengumpulkan data sesuai permasalahan dalam penelitian ini.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data yang digunakan

untuk meneliti suatu populasi serta sampel yakni data primer yang diperoleh

dari hasi kuesinoner. Peneliti ini memakai tipe penelitian deskriptif. Alasan

peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena dalam penelitian ini tidak

23

Page 36: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

24

melakukan manipulasi variable. Dimana pengumpulan datanya menggunakan

pengamatan langsung (observasi), kuesioner (angket) dan lain-lain yang

memiliki sebuah tujuan untuk menggambarkan secara sistematis Responsivitas

Pelayanan Publik di Rutan Kelas II B Enrekang.

Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian data sekunder, yaitu

data yang diperoleh melalui survey lapangan dengan penelitian pustaka yaitu

mengambil data-data yang telah ada pada Rutan Kelas II B Enrekang sebagai

bahan perbandingan dalam menganalisis permasalahan yang di teliti.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Didalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah responden yang

dianggap dapat memberikan responsivitas terhadap permasalahan-

permasalahan yang menjadi focus utama di dalam penelitian yaitu para

pegawai sebanyak 36 orang dan narapida atau tahanan 116 orang.

2. Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

simple random sampling yaitu dimana semua populasi masing-masing

mempunyai kesempatan untuk menjadi responden ini. Penulis lakukan

mengingat keterbatasan waktu yang digunakan penulis untuk melakukan

penelitian terhadap semua populasi yang ada sehingga penulis hanya memilih

populasi narapidan dan tahanan sebanyak 20% yaitu 35 orang dari 116

populasi yang ada dan para pegawai sebanyak 10% yaitu 13 orang dari 36

populasi yang ada, penulis anggap bahwa populasi yang yang dipilih sebagai

Page 37: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

25

responden telah mampu mewakili seluruh populasi yang ada untuk

memberikan informasi atau data-data yang diperlukan didalam penelitian .

D. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Tahap awal dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang diteliti.

2. Wawancara

Didalam penelitian ini penulis menggunakan data dengan melakukan

wawancara terhadap responden yang dianggap dapat memberikan informasi

atau data-data yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan di dalam

penelitian ini.

3. Kuesioner (angket)

Cara untuk mendapatkan data dengan cara mengajukan pertanyaan dalam

bentuk kertas (angket). Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi

mengenai tanggapan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Pengumpulan data dengan dengan memberikan pernyataan yang meliputi

Responsivitas Pelayanan Publik di Rutan Kelas II B Enrekang.

Penggunaaan kuisioner bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan serta mendukung penelitian.Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini adalah memberikan daftar pertanyaan terhadap responden

Page 38: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

26

yang mudah dipahami dan dari data yang diperoleh melalui kuesioner

tersebut di analisis secara deskriptif persentase dan distribusi frekuensi.

E. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah uji realibilitas

merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator

dari variable atau konstruk dengan melakukan tabulasi data setiap pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan didalam kuesioner. Suatu kuesioner disebut reliable

atau handal bila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu.

F. Teknik Analisis Data

Didalam menganalisis data, penulis menganalisis secara deskriptif

persentase tanggapan responden terhadap kemampuan merespon dan

menanggapi keluhan, kecepatan, kecermatan dan ketepatan melayani dan

kecepatan waktu melayani dalam proses pelayanan publik di Rutan Kelas II B

Enrekang melalui pembagian kuesioner stelah itu dikumpulakn dan dianalisis

setiap jawaban yang diberikan dengan menggunakan tabulasi data sehingga

diperoleh frekuensi setiap jawaban yang ada melalui persentase setiap variabel-

variabel yang ditanyakan.

Page 39: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II B Enrekang

Rutan kelas II B Enrekang yang ada sekarang ini adalah bangunan

yang telah di renovasi dari Rutan yang telah lama yang ada di Kab.Enrekang,

namun pada tahun 1996 dilakukan pembangunan baru dan dibangun di atas

tanah seluas 10.000 m² yang didesain sedemikian rupa dengan tetap

mempertimbangkan segi keamanan dan pembinaan yang terletak di Jln.

Jenderal Sudirman No.505, RT 01, RW 01, Kelurahan Leoran, Kecamatan

Enrekang, Kabupaten Enrekang, yang berjarak ± 250 km dari ibu kota provinsi

Sulawesi Selatan dan sejak itu Rutan Kab.Enrekang statusnya sudah menjadi

Rutan Kelas II B Enrekang.

2. Visi, Misi, Tata Nilai, dan Motto

a. Visi

“Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”

b. Misi

1.) Mewujudkan peraturan perundang- undangan yang berkualitas;

2.) Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;

3.) Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;

4.) Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan Hak

Asasi Manusia;

5.) Mewujudkan layanan manajemen administrasi kementrian Hukum

Page 40: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

28

dan Hak Asasi Manusia; dan

6.) Mewujudkan aparatur kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

yang professional dan berintegrasi.

c. Tata Nilai

Kementrian Hukum dan HAM menjunjung tinggi tata nilai “P-A-S-T-I”

1.) Profesional: Aparatur kementrian Hukum dan HAM adalah aparat

yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui

penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan

ntegrasi profesi;

2.) Akuntabel: Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat

sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku;

3.) Sinergi: Komitemen untuk membangun dan memastikanhubungan

kerja sama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan

para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan

solusi terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;

4.) Tranfaran: Kementrian Hukum dan HAM menjamin akses atau

kebebsan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan,

proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang

dicapai;

5.) Inovatif: Kementrian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas

dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan

Page 41: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

29

pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

d. Motto

Rutan Kelas II B Enrekang memiliki Motto “Tiada Hari Tanpa

Berbuat Kebaikan”

3. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi

a. Struktur Organisasi

Didalam melaksanakan kegiatan maka Rutan Kelas II B

Enrekang adalah merupakan suatu organisasi atau unit kerja yang berdiri

sendri dengan mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 4.2: Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Enrekang

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA RUMAH TAHANAN

NEGARA KELAS II B ENREKANG

KEPALA SUBSI

PELAYANAN

TAHANAN

KEPALA SUBSI

PENGELOLAAN

KEPALA

KESATUAN

PENGAMANAN

PETUGAS

KEAMANAN

Page 42: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

30

b. Tugas Pokok dan Fungsi

1.) Kepala Rumah Tahanan

Kepala Rumah Tahanan Kelas II B mempunyai tugas

pokok melakukan mengkoordinasikan, memimpin dan mengawasi

proses penerimaan, penempatan, perawatan, keamanan dan tata

tertib tahanan serta bidang fasilitatif RUTAN sesuai peraturan

perundang undangan yang berlaku untuk kepentingan

penyedikian penuntutan dan pemeriksaan di siding pengadilan.

Uraian Tugas

a) Mengantisipasi tingkat pelarian tahanan

b) Merencanakan dan menyusun rencana kerja tahanan

c) melakukan pengelolaan subsi pengelolaan kepegawaian,

keuangan, dan perlengkapan rumah tangga dilingkungan Rutan

d) Melakukan pengelolaan subsi pelayanan tahanan bidang

registrasi, pelayanan hukum, perawatan bagi WBP dalam hal

kesehatan dan kebutuhannya

e) mengelola subsi keamanan, baik administrasi maupun

pemeliharan ketertiban dan keamanan di lingkungan Rutan

f) Melakukan koordinasi dengan pihak luar untuk kepentingan

kedinasan

g) Melaksanakan bantuan/penyuluhan hukum

h) Melakukan koordinasi dengan pihak luar untuk kepentingan

kedinasan

Page 43: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

31

i) Melaksanakan penanggulangan halinar dan melakukan

pengawasan di lingkunga Rutan

2.) Kepala Kesatuan Pengamanan

Mengkordinasikan tugas pengamanan dan ketertiban

dengan melakukan pengaturan jadwal penjagaan, penggunaan

peralatan pengamanan dan pembagian petugas jaga agar tercipta

suasana aman dan tertib dalam lingkungan RUTAN.

Uraian Tugas

a) Melakukan kegiatan penggeledehan keberadaan

HALINARDIONO (Hp, Pungli, Narkoba, Judi, dan

Pornografi)

b) Tertib administrasi dan penyimpanan senpi

c) Melaksanakan tertib administrasi keamanan dan ketertiban

d) Pengangan gangguan keamanan dan ketertiban

e) Peningkatan pengawasan keamanan dan ketertiban Rutan

f) Melaksanakan tugas dan perintah dari pimpinan sesuai dengan

aturan yang berlaku.

3.) Kepala Subsi Pengelolaan

Mengkoordinasikan pengurusan keuangan, perlengkapan,

rumah tangga dan kepegawaian berdasarkan peraturan yang

berlaku guna memberikan pelayanan di bidang keuangan,

perlengkapan, kepegawaian dan kerumah tanggaan dalam

lingkungan RUTAN.

Page 44: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

32

Uraian Tugas

a) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan administrasi

peneglolaan keuangan

b) Menyelenggarakan urusan perlengkapan

c) Mengkoordinir pengurusan rumah tangga

d) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengelolaan

kepegawaian

e) Melaksanakan tugas dan perintah dari pimpinan sesuai

dengan aturan yang berlaku.

4.) Kepala Subsi Pelayanan Tahanan

Mengkoordinasikan administrasi perawatan, pemberian

bantuan hukum, penyuluhan serta bimbingan kegiatan bagi tahanan

berdasarkan peraturan yang berlaku untuk memberikan pelayanan

kepada tahanan.

Uraian Tugas

a) Mengkoordinir pelaksanaan admnistrasi/registrasi pelayanan

b) Mengawasi/ memeriksa pengelolaan SDP

c) Melaksanakan Program kesehatan dan perawatan tahanan

d) Melaksanakan pemenuhan hak tahanan yang tepat waku

e) Melaksanakan pemberdayaan tahanan

f) Melaksanakan tugas dan perintah dari pimpinan sesuai

dengan aturan yang berlaku.

Page 45: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

33

4. Jumlah Pegawai dan Tahanan

Didalam melaksanakan tugas organisasi Rutan Kelas II B Enrekang

harus didukung aparat pengelola yang professional berhubung tugas pokok

dan fungsi berhubungan langsung dengan pembinaan tahanan dan

narapidana yang mempunyai karakter yang berbeda sehingga dibutuhkan

personil yang cukup untuk melaksanakan tugas sebagai petugas lembaga.

Adapun jumlah pegawai yang ada di Rutan Kelas II B Enrekang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang

NO. NAMA JABATAN PANGKAT

1. Tubagus M. Chaidir,

A.Md.IP.SH.MH

Kepala Rutan Kelas II B

Enrekang

Pembina (IV/a)

2. Muhammad Sain,

S.Sos.M.Si

Kepala Satuan Pengamanan Penata Tk.I (III/d)

3. Faridah.SH Kepala Sub Seksi Pengelolaan Penata (III/c)

4. Hasbih.SH Kepala Sub Seksi Pelayanan Penata Tk.I (III/d)

5. Gunawan Darsa Staf Pengamanan Pengatur Tk.I

(II/d)

6. Abbas Koro Staf Pengamanan Pengatur Muda

(II/a/)

7. Youdarma Irianto Noor Staf Pengamanan Pengatur Muda

(II/a/)

8. Agus Antoni Staf Pengamanan Pengatur Muda

(II/a/)

9. Nur Ramdaniah Staf Pengamanan Pengatur Muda

(II/a/)

10. Abd. Muis Staf Pengelolaan Penata Muda Tk.I

(III/b)

11. Renil Darsa, Shi Staf Pengelolaan Pengatur Muda

(III/a/)

12. Muhammad Irzan Malik Staf Pengelolaan Pengatur Muda

(II/a/)

Page 46: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

34

13. Andi Muhammad Saleh Staf Pengelolaan Pengatur Muda

(II/a/)

14. Riska Emiyanti Staf Pengelolaan Pengatur Muda

(II/a/)

15. Nurhidayat Mappatoba Staf Pengelolaan Pengatur Muda

(II/a/)

16. Sutomo Staf Pelayanan Penata Muda Tk.I

(III/b)

17. Ikramullah Staf Pelayanan Pengatur Muda

Tk.I (II/b)

18. Muhammad Nasri Staf Pelayanan Pengatur Muda

(II/a)

19. Muh. Ihsan Staf Pelayanan Pengatur Muda

(II/a)

20. Winda Lestari Staf Pelayanan Pengatur (II/c)

21. Sukmawaty, A.Md. Kep Staf Pelayanan Pengatur Tk. I

(II/d)

22. Syamsu Rizal Komandan Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

23. Mursen Komandan Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

24. Mursalim, SH Komandan Jaga Penata (III/c)

25. Zaenal Abidin, SH Komandan Jaga Penata (III/c)

26. Awaluddin Petugas/Anggota Jaga Pengatur (II/b)

27. Rudy Lolo Pallimbong Petugas/Anggota Jaga Pengatur (II/c)

28. Iswahyoedy, SH Petugas/Anggota Jaga Penata Muda

(III/a)

29. Abidin Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

30. Abidin Abdullah Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

31. Naim Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

32. Rasman Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

33. Tasman Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

34. Mishairun Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I

(III/b)

Page 47: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

35

35. Kasman, SH Petugas/Anggota Jaga Penata (III/c)

36. Sudirman, SH Petugas/Anggota Jaga Penata Tk. I

(III/d)

Sumber: Kantor Rutan Kelas II B Enrekang 2020.

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa jumlah pegawai yang ada

pada Rutan Kelas II B Enrekang adalah sebanyak 36 orang yang pada

umumnya mempunyai golongan III sebanyak 19 orang sedangkan yang

mempunyai golongan II sebanyak 16 orang sedangkan yang mempunyai

golangan IV 1 orang yaitu Kepala Rutan.

Selain keadaan pegawai tersebut diatas juga dapat dilihat kondisi

dan keadaan tahanan dan narapidana yang sekarang ini berada di Rutan Kelas

II B Enrekang baik dari jenis tindak pidana maupun tingkat pendidikan

masing-masing tahanan dan narapidana dan lebih jelasnya dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Data Jenis Tindak Pidana Tahanan dan Narapidana Di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Enrekang tahun 2020

NO. NAMA KASUS JUMLAH

1. Perlindungan Anak 29

2. Narkoba/Narkotika 51

3. Penipuan 6

4. Pencurian 15

5. Ilegal Loging 4

6. Pembunuhan 1

7. Penganiayaan 5

8. Korupsi 3

Page 48: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

36

Sumber: Staf Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Enrekang PerTanggal

13 Juni 2020, data diolah.

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa tindak pidana para tahanan

dan narapidana yang ada pada Rutan Kelas II B Enrekang pada umumnya

tindak pidana narkoba / narkotika yaitu sebanyak 51 orang kemudian tindak

pidana perlindungan anak yaitu sebanyak 29 orang, tindak pidana pencurian

yaitu sebanyak 15 orang, tindak pidana penipuan yaitu sebanyak 6 orang,

tindak pidana penganiayaan yaitu sebanyak 5 orang, tindak pidana illegal

loging yaitu sebanyak 4 orang, tindak pidana korupsi yaitu 3 orang, tindak

pidana pemerkosaan yaitu 2 orang dan tindak pidana pembunuhan yaitu 1

orang.

Tabel 4.3

Data Tingkat Pendidikan Penghuni Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Enrekang Tahun 2020

NO.

PENDIDIKAN

STATUS

JENIS

KELA

MIN

JUMLAH

TAHANAN NARAPIDAN

A

L P

1. Tidak Sekolah 3 8 11 - 11

2. Tidak Lulus

SD

- 6 6 - 6

3. SD 2 22 24 - 24

4. SMP 3 20 22 1 23

5. SMA 11 34 43 2 45

6. S1 - 6 6 - 6

7. S2 - 1 1 - 1

Jumlah 19 97 116

Sumber: Sumber: Staf Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Enrekang

PerTanggal 13 Juni 2020, data diolah.

9. Pemerkosaan 2

Page 49: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

37

Dari data pada tabel tersebut diatas terlihat bahwa julah tahanan dan

narapidana menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki sangat

berpariasi yaitu mulai dari yang tidak sekolah sampai dengan pendidikan S2

dengan uraian sebagai berikut yaitu yang tidak sekolah 11 orang. tidak lulus

SD 6 orang, SD 24 orang, SMP 22 orang, SMA 43 orang S1 6 orang dan S2 1

orang sehingga terlihat bahwa pada umumnya narapidana dan tahanan yang

ada pada Rutan Kelas II B Enrekang berpendidikan SMA 43 orang.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam pelaksanaan penelitian penulis melaksanakan mulai tanggal

08 Juni-08 Juli 2020, dimana penulis melakukan penelitian dengan observasi

langsung dilapangan, melihat bagaimana kondisi yang menjadi objek penelitian

yaitu Rutan Kelas II B Enrekang. Dalam pengumpulan data baik data sekunder

maupun data primer penulis melakukan observasi langsung dengan para aparat

Rutan dengan pengambilan data-data baik melalui dokumen-dokumen yang

ada maupun data kondisi aparat maupun narapidana, dimana berdasarkan teori

yang ada mengenai responsive atau daya tanggap merupakan kemampan atau

organisasi suatu orrganisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,

menyusun prioritas kebutuhan dan mengembangkannya ke dalam berbagai

program pelayanan. Selain teori tersebut juga menjadi acuan dalam pemberian

pada Rutan Kelas II B Enrekang ada beberapa produk hukum yang menjadi

acuan dalam pemberian pelayanan antara lain; PP No.57 Tahun 1999 tentang

Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan WPB, Permen

No.3 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti

Page 50: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

38

Mengunjungi Keluarga, PB, CMB dan CB, Kepdirjen PAS Tahun 2014 tentang

Standar Pelayanan PAS.

Selain hal tersebut diatas juga dalam pengumpulan data penulis

membagikan kuesioner terhadap responden yang telah ditentukan yaitu aparat

Rutan Kelas II B Enrekang dan para tahanan dalam rangka mendukung data-

data yang diperoleh melalui kuesioner juga penulis melakukan wawancara

langsung terhadap para aparat Rutan dan Narapidana.

Adapun hasil dan data-data yang diperoleh melalui kuesioner dan

wawancara dapat dilihat pada uraian berikut ini:

1. Kemampuan Merespon Dan Menanggapi Keluhan

Didalam penelitian tentang permasalahan bagaimana kemampuan

merespon dan menanggapi keluhan baik dari tahannan maupun para

pengunjung maka sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan oleh Rutan Kelas

II B Enrekang, maka hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian dengan

pengumpulan data melalui pembagian kuesioner terhadap responden dapat

dilihat hasilnya pada tabel berikut:

Page 51: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

39

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Merespon dan

Menanggapi Keluhan

No. Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Cepat 3 8.57

2. Cepat 31 88.57

3. Cukup Cepat 1 2.86

4. Kurang Cepat - 0

Jumlah 35 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Dalam pemberian pelayanan publik pada Rutan Kelas II B Enrekang

para aparat/ petugas dituntut bekerja secara professional sehingga mampu

memberikan pelayanan yang baik terhadap narapidana atau tahanan maupun

para pengunjung, salah satunya bagaimana merespon dan menanggapi keluhan

yaitu seperti tanggap dan cepat merespon layanan terhadap setiap aduan yang

diberikan oleh aduan masyarakat, kemudian pegawai yang dapat memberikan

pelayanan yang baik serta pegawai yang mampu tanggap secara secara cepat

merespon setiap aduan yang ada seperti pada tanggapan responden pada tabel

tersebut diatas. Dari tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang dalam merespon dan

menanggapi setiap keluhan dapat disimpulkan bahwa sudah cepat merespon

dan menanggapi keluhan setiap yang ada. Dimana dari 35 responden yang

menyatakan cepat 31 orang (88.57), yang menyatakan sangat cepat 3 orang

(8.57) dan yang menyatakan kurang cepat 1 orang (2.86).

Page 52: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

40

Selain data tersebut diatas juga diperoleh informasi melalui

wawancara penulis dengan kepala Rutan Kelas II B Enrekang bapak Tubgs

yang mengatakan bahwa:

“Dalam merespon dan menanggapi keluhan para aparat/ petugas telah

dilaksanakan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan dan juga setiap

aparat/ petugas telah melaksanakan tugasnya sehingga setiap keluhan

cepat direspon sesuai kebutuhan yang diinginkan. Walaupun pada

Rutan Kelas II B Enrekang dalam pemberian pelayanan petugas/

aparat yang ada kami masih kekurangan”

(Hasil wawancara pada tanggal 12 Juni 2020)

Selain tanggapan responden tersebut diatas juga diperoleh data

tentang bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan dengan

kesiapan dan kemampuan aparat Rutan terhadap setiap keluhan yang masuk

sesuai SOP seperti halnya masyarakat langsung melaporkan pada aplikasi

aduan, dan pegawai yang dapat memberikan pelayanan yang baik serta

pegawai yang mampu tanggap dan cepat, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Tanggapan Aparat/ Petugas Terhadap pelaksanaan SOP layanan pengaduan

No. Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Lancar 2 15.38

2. Lancar 11 84.62

3. Cukup Lancar - 0

4. Kurang Lancar - 0

Jumlah 13 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Page 53: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

41

Selanjutnya dalam merespon dan menanggapi keluhan yang

diperoleh informasi atau data-data dari aparat/ petugas seperti yang terlihat

pada tabel 4.5 yaitu dalam merespon dan menanggapi keluhan yang ada sesuai

dengan data dimana dari 13 responden yang ada yang menyatakan lancer 11

orang (84.62), yang menyatakan sangat lancer 2 orang (15.38). Ini dapat

disimpulkan bahwa dalam merespon dan menanggapi keluhan telah berjalan

secara lancer sebab pihak Rutan Kelas II B Enrekang menyediakan kotak saran

dan aplikasi SDP (Sistem Database Permasyarakatan) yang mempunyai

petugas yang dapat memberikan petunjuk bagi setiap orang yang mengajukan

pengaduan.

Seperti halnya juga sesuai pernyataan yang diberikan oleh Kp Satuan

Pengamanan Rutan bapak M.sn yang mengatakan bahwa:

“Setiap petugas/ aparat selalu siap menerima aduan yang ada dengan

membagi tgas sehingga terjalin hubungan yang baik antara petugas

dan narapidana dalam suasana kekeluargaan, hal ini dimaksudkan

agar pemberian pelayanan bisa berjalan dengan lancer dan

mempermudah atau mempercepat menerima setiap keluhan yang ada”

(Hasil Wawancara pada tanggal 23 Juni 2020)

Sehubungan pernyataan responden dan hasil wawancara terhadap

aparat/ petugas, maka sesuai dengan pengamatan penulis dapat disimpulkan

bahwa Rutan Kelas II B Enrekang dalam pemberian pelayanan publik telah

dapat dikatakan berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan terutama dalam

kemampuan merespon dan menanggapi setiap keluhan yang ada, dimana pada

umumnya telah mengatakan telah cepat merespon dan menanggapi serta telah

mampu mengaplikasikan setiap sistem yang ada. Walaupun demikian didalam

pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi tetapi tidak

Page 54: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

42

menjadi hambatan yang berarti seperti halnya terbatasanya aparat/ petugas

yang ada karena pihak Rutan Kelas II B Enrekang melakukan penjadwalan dan

memaksimalkan setiap petugas yang ada.

2. Kecepatan, Kecermatan, dan Ketepatan Melayani

Dalam rangka melaksanakan responsivitas pelayanan publik pada

Rutan kelas II B Enrekang, maka di perlukan aparat atau negeri sipil yang

mempunyai kemampun dan memahami tugas pokok dan fungsinya sehingga

secara profesional melaksanakan tugasnya seperti kecepatan, kecermatan, dan

ketepatan dalam melayani tahanan dan narapidana serta para pengunjung

sebagaimana yang telah di atur didalam SOP yang telah di tetapkan. Namun

dalam pelaksanaannya sesuai yang penulis amati di lapangan maka dapat di

peroleh gambaran umum atau data-data yang di berikan oleh responden yang

telah di tentukan yaitu pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan dalam melayani

No

.....

Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Cepat 9 25.71

2. Cepat 21 60

3. Cukup Cepat 5 14.29

4. Kurang Cepat - 0

Jumlah 35 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Berkaitan hal tersebut diatas sebagaimana pada hasil penelitian terlihat

Page 55: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

43

bahwa kemampuan aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang dalam

merespon setiap permasalahan yang ada seperti halnya dalam kecepatan

pemberian pelayanan dapat dilihat pada tabel tersebut diatas yaitu dari 35

responden yang ada 21 orang (60) yang menyatakan cepat kemudian 9 orang

(25.71) yang menyatakan sangat cepat serta 5 orang (14.29) yang menyatakan

cukup cepat. Dari tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa

dalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah cepat dalam

melaksanakan tugas.

Selain tanggapan responden tersebut diatas juga diperoleh data-data

tentang kecermatan aparat dalam melayani pada Rutan Kelas II B Enrekang

sebagai berikut:

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Terhadap Kecermatan Dalam Melayani

No. Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Cermat 7 20

2. Cermat 26 74.29

3. Cukup Cermat 2 5.71

4. Kurang Cermat - 0

Jumlah 35 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Selain tanggapan responden diatas jga diperoleh data atau informasi

tentang aparat/ petugas dalam kecermatan melaksanakan tugas seperti dilihat

pada tabel 4.7 yaitu dimana dari 35 responden yang ada yang menyatakan

Page 56: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

44

cermat 26 orang (74.29) dan yang menyatakan sangat cermat 7 orang (20)

serta yang menyatakan cukup cermat 2 orang (5.71).

Selanjutnya dalam merespon ketepatan melayani maka dibutuhkan

petugas/ aparat yang mempunyai kemampuan melaksanakan tugasnya dengan

baik sehingga tidak salah dalam melaksanakannya dan pihak yang dilayani

merasa puas. Namun kenyataannya sesuai data yang diperoleh melalui hasil

penelitian dapat dilihat pada tanggapan responden berikut ini:

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadapa Ketepatan Dalam Melayani

No Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Cepat 7 20

2. Cepat 23 65.71

3. Cukup Cepat 4 11.42

4. Kurang Cepat 1 2.87

Jumlah 35 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Sedangkan ketepatan petugas/ aparat dalam melaksanakan tugas

khususnya ketepatan terhadap melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan

sehingga dilayani merasa puas dan tidak merasa dirugikan, namun untuk lebih

jelasnya bagaimana ketepatan aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang

dalam melaksanakan pelayanan dilihat pada tabel 4.8 yaitu dimana dari 35

responden yang ada 23 orang (65.71) yang menyatakan tepat, kemudian yang

menyatakan sangat tepat 7 orang (20) dan yang menyatakan cukup tepat 4

Page 57: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

45

orang (11.42) serta yang meyatakan kurang tepat 1 orang (2.87) sehingga dapat

disimpulkan bahwa pelayanan yang ada pada Rutan Kelas II B Enrekang telah

berjalan tepat sesuai ketentuan yang ada melalui SOP (Standar Operasional

Prosedur) yang telah ditetapkan.Namun dari tanggapan responden tersebut juga

ada pernyataan responden yang menyatakan cukup tepat (11.42) dan yang

menyatakan kurang tepat (2.87) ini diakibatkan karena terbatasnya aparat/

petugas yang ada pada Rutan Kelas II B Enrekang dibanding dengan jumlah

tahanan dan narapidana yang ada.

Selain data tersebut diatas juga diperoleh informasi melalui

wawancara penulis dengan Staf Pelayanan Ibu Wnd yang mengatakan bahwa:

“Kalo masalah dalam pemberian pelayanan terutama dalam

pembinaan sumber daya manusi para tahanan dan narapidana

sebagian sangat rendah sehingga mengalami kendala dan terlambat

memahami setiap informasi-informasi yang diberikan”.

(Hasil Wawancara pada tanggal 23 Juni 2020)

Selain tanggapan responden tersebut diatas juga diproleh data-data

yang diberikan oleh petugas/ aparat sebagai pihak yang memberikan pelayanan

mengenai kecepatan, kecermatan, dan ketepatan dalam memberikan pelayanan,

ini dilakukan karena aparat/ petugas dianggap bisa memberikan informasi yang

akurat karena mereka melaksanakannya setiap hari seperti tanggapan

responden sebagai berikut:

Page 58: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

46

Tabel 4.9

Tanggapan Aparat/ Petugas Terhadap Kecepatan, Kecermatan, dan Ketepatan

Melayani Dalam Melaksanakan Pelayanan

No. Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Baik 5 38.46

2. Baik 7 53.85

3. Cukup Baik 1 7.69

4. Kurang Baik - 0

Jumlah 13 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Disamping pernyataan responden diatas, juga diperoleh informasi

atau data-data dari aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang tentang

bagaimana merespon kecepatan, kecermatan dan ketepatan melaksanakan tugas

yang terlihat pada tabel 4.9 dimana dari 13 responden yang ada yang

menyatakan baik 7 orang (53.85) kemudian yang menyatakan sangat baik 5

orang (38.46) serta yang menyatakan cukup baik 1 orang (7.69) maka dari data

tersebut dapat disimpulkana bahwa aparat dalam melaksanakan tugasnya telah

berjalan dengan baik.

Berdasarkan data dan informasi baik yang diperoleh melalui

pernyataan responden maupun wawancara terhadap Staf pelayanan Rutan

Kelas II B Enrekang serta sesuai pengamatan penulis dilapangan maka

diperoleh informasi atau data bahwa dalam responsive pemberian pelayanan

pada Rutan Kelas II B Enrekang mengenai kecepatan, kecermatan dan

Page 59: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

47

ketepatan telah sebagaian besar berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan walaupun demikian didalam pemberian pelayanan khususnya

pembinaan terhadap para narapidana dan tahanan ada kendala yang dihadapi

yaitu adanya sebagian narapidana dan tahanan yang lambat memahami

informasi yang diberikn diakibatkan karena rendahnya pendidikan yang

dimiliki.

3. Ketapatan Waktu Dalam Melayani

Rutan Kelas II B Enrekang dalam mengimplementasikan visi

misinya, sebagaimana yang telah diatur berdasarkan undang-undang dan

ditindak lanjuti dengan penyusununan SOP (Standar Operasional Prosedur)

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebgai institusi

pemberian pelayanan baik kepada tahanan dan narapidana maupun masyarakat

secara keseluruhan untuk mencapai tujuan sebagaiman yang dituangkan di

dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) Rutan Kelas II B Enrekang maka

para aparat/ petugas dituntut bekerja secara professional seperti halnya aparat/

petugas harus mampu mengaplikasikan segala perangkat yang ada kemudian

pegawai harus mempunyai pengetahuan dan keahlian dibidangnya.Ini

dimaksudkan agar pelayanan yang diberikan dapat lebih baik dan tepat waktu

yang telah ditentukan agar pelayanan yang diberikan dapat lebih prima.

Selain itu untuk memberikan responsivitas pelayanan publik

dibutuhkan aparat/ petugas yang mempunyai kapabilitas yang tinggi yang

mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga dapat memberikan pelayanan

prima terhadap setiap narapidana dan tahanan serta para pengunjung, dimana

Page 60: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

48

dalam memberikan pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah ditentukan

jadwal-jadwal dalam pemberian pelayanan agar bisa dipantau, diawasi, apakah

benar-benar telah sesuai waktu pelayanan yang diberikan. Namun kenyataanya

pada pelaksanaannya sesuai pengamatan penulis dilapangan dapat dilihat pada

tanggapan responden sebagai berikut:

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Waktu Pelayanan

No. Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Tepat Waktu 3 8.57

2. Tepat Wakt 24 68.57

3. Cukup Tepat Waktu 7 20

4. Kurang Tepat Waktu 1 2.86

Jumlah 35 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Berkaitan hal tersebut diatas sebagaiamana pada hasil penelitian

terlihat bahw bagaimana pemberian pelayanan yang diberikan oleh aparat/

petugas Rutan Kelas II B Enrekang apakah telah tepat waktu sesuai yang telah

diatur berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dapat dilihat pada

tabel tersebut diatas yaitu dari 35 responden yang menyatakan bahwa

pelayanan yang diberikan telah tepat waktu sebanyak 24 orang (68.57), yang

menyatakan cukup tepat waktu 7 orang (20) dan yang menyatakan sangat tepat

waktu 3 orang (8.57) serta yang menyatakan kurang tepat waktu 1 orang

(2.86).

Page 61: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

49

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana ketepatan waktu yang

diberikan oleh aparat/ petugas juga dapat diperoleh informasi dari petugas itu

sendiri, sebab mereka dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang

dihadapi dalam pemberian pelayanan sebagaimana terlihat pada tanggapan

responden sebagai berikut:

Tabel 4.11

Tanggapan Aparat/ Petugas Terhadap Ketepatan Waktu Pelayanan

No. Tanggapan Responden Jumlah %

1. Sangat Tepat Waktu 4 30.77

2. Tepat Waktu 6 46.16

3. Cukup Tepat Waktu 2 15.38

4. Kurang Tepat Waktu 1 7.69

Jumlah 13 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020

Selain data tersebut juga diperoleh informasi bagaimana ketepatan

waktu melayani pada Rutan Kelas II B Enrekang diperoleh dari data aparat/

petugas sebagai unsur pemberian pelayanan sebagaimana terlihat pada tabel

4.11 yaitu dari 13 responden yang menyatakan tepat waktu 6 orang (46.16),

yang menyatakan sangat tepat waktu 4 orang (30.77) dan yang menyatakan

cukup tepat waktu 2 orang (15.38) serta yang menyatakan kurang tepat waktu 1

orang (7.69).

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian

pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah tepat waktu sesuai

Page 62: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

50

jadwalyang telah ditentukan, ini terlihat baik pernyataan yang diberikan

narapidana atau tahanan yang menyatakan telah tepat waktu sebanyak (68.57)

dari 35 responden sedangkan dari 13 responden aparat/ petugas yang

menyatakan telah tepat waktu (46.16). Namun ada beberapa responden yang

menyatakan cukup tepat waktu dan kurang tepat waktu ini diakibatkan karena

terbatasnya aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang dibanding dengan unsur

yang dilayani baik narapidana atau tahanan maupun masyarakat secara umum

serta juga dalam pemberian pelayanan khusunya terhadap tahanan atau

narapidana mengalami hambatan berhubung sebagian besar mempunyai

sumber daya manusia yang rendah.

Sejalan dengan pernyataan respoden tersebut diatas maka sesuai

dengan pernyataan Sub Seksi Pengelolaan Ibu Frd mengatakan bahwa:

“Didalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang

diupayakan agar setiap pemberian pelayanan sesuai dengan waktu

yang ditentukan walaupun didalam pelaksanaannya kami biasa

mengalami kendala berhubung ada kegiatan-kegiatan lain yang

dilaksanakan sehingga pemberian pelayanan biasa terlambat, ini

diakibatkan karena keterbatasan aparat yang dimiliki dibanding

dengan pihak yang yang dilayani walaupun demikian pihak Rutan

Kelas II B Enrekang berupaya semaksimal mungkin agar pelayanan

yang ada tetap berjalan dengan baik”.

(Hasil Wawancara pada tanggal 23 Juni 2020)

Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui tanggapan responden

maupun hasil wawancara, maka sesuai pengamatan penulis mengenai

ketepatan waktu pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang pada umumnya

telah tepat waktu walaupun demikian biasa terjadi keterlambatan pemberian

pelayanan itu diakibatkan karena keterbatasan aparat yang dimiliki tetapi pihak

Rutan Kelas II B Enrekang selalu mengupayakan agar pemberian pelayanan

Page 63: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

51

tetap berjalan dengan baik dengan memberikan jadwal-jadwal terhadap setiap

aparat/ petugas yang ada agar apabila terjadi kegiatan-kegiatan lain yang

dilaksanakan maka aparat/ petugas dapat bergantian atau bergiliran.

Page 64: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

Responsivitas Pelayanan Publik Dirumah Tahanan Negara Kelas II B

Enrekang. Sehinga untuk mengukur responsive pelyananan yang diberikan

oleh aparat/ petugas berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan Merespon dan Menanggapi Keluhan

Dari tanggapan responden dalam pemberian pelayanan pada Rutan

Kelas II B Enrekang dalam merespon dan menanggapi keluhan para aparat/

petugas telah memberikan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan

dan petugas telah melaksanakan tugasnya sehingga setiap keluhan cepat

direspon sesuai kebutuhan yang diinginkan.

2. Kecepatan, Kecermatan dan Ketepatan Melayani

Dari tanggapan responden dalalam pemberian pelayanan pada Rutan

Kelas II B Enrekang telah cepat dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian

mengenai indicator kecermatan melayani, pihak Rumah Tahanan telah

memberikan pelayanan dengan baik dan cermat sedangkan untuk ketepatan

melayani, pelayanan yang diberikan pihak rumah tahanan telah berjalan tepat

sesuai ketentuan yang ada melalui SOP yang telah ditetapkan.

Page 65: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

53

3. Ketepatan Waktu Melayani

Dalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah

tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan atau tidak mengulur-ngulur

waktu dalam melayani.

Walaupun kenyataannya dalam pelaksanaan pelayanaan pada Rutan

Kelas II B Enrekang telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan seperti halnya dalam kecepatan merespon setiap aduan kemudian

aparat/ petugas telah cermat, cepat, dan tepat dalam melaksanakan tugas serta

telah tepat waktu dalam pemberian pelayanan. Namun demikian masih ada

beberapa kendala yang dihadapi dalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas

II B Enrekang yaitu terbatasnya aparat/ petugas dibanding dengan unsur yang

dilayani serta sebagian besar narapidana atau tahanan mempunyai pendidikan

yang rendah sehingga dalam pemberian pelayanan khusunya dalam pembinaan

sangat lambat diterima. Namun demikian pihak Rutan Kelas II B Enrekang

mengupayakan dan menciptakan suasana secara kekeluargaan agar aparat/

petugas saling berkomunikasi dengan baik.

B. Saran-Saran

Dalam responsive pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B

Enrekang telah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala yang

dihadapi untuk itu disarankan:

1. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu kendala dalam memberikan

pelayanan terhadap narapidana atau tahanan terutama dalam

pembinaan masih sangat rendah karena kurangnya aparat/ petugas

Rutan Kelas II B Enrekang, maka dari itu diharapkan untuk

Page 66: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

54

memaksimalkan atau merekrutmen jumlah pegawai sesuai dengan

kebutuhan.

2. Dengan adanya kendala yang dihadapi dalam pemberian pelayanan

khusus rendahnya pendidikan yang dimiliki para tahanan atau

narapidana, maka disarankan kepada pihak Rutan kelas II B

Enrekang agar memberikan pembinaan khusus dan pemberian

pendidikan dan Latihan kepada narapidan atau tahanan yang

mempunyai pendidikan rendah sehingga diharapkan mereka dapat

lebih cepat menerima informasi-informasi yang diberikan.

Page 67: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

55

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Dwiyanto, Agus. (2006). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press.

Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator dan

Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.

Nurmandi, Ahmad. (2010). Manajemen Pelayanan Publlik. Yogyakarta: PT.

Sinergi Visi Utama.

Ratminto, & Winarsih, Atik septi. (2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suprayogi sugiandi, yogi 2011, “Administrasi Publik: Konsep Dan Perkembangan

Ilmu Di Indonesia”. Bandung: graham ilmu.

Tangkilisian, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta. Gramedia

Widiasarana Indonesi.

Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.

PERATURAN UU

UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

UU No. 12 Tahun 1995 tentang Permasyarakatan

JURNAL

Mahsyar, A. (2011). Konstruksi Model Perilaku Pelayanan Street-Level Birokrasi

pada Puskesmas Di Kota Makassar. PROSIDDING, 197.

Mawarni y. (2014). Responsivitas Pelayanan Publik Di Puskesmas Berstandar Iso

9001:2008 (Studi Pada Puskesmas Jeruk Kecamatan Lakarsantri, Kota

Surabaya. Jurnal Publika Voll. 2. 3

Ramadhani, M., Mahsyar, A., & Usman, J. (2016). Pelaksanaan Program

Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Permasyarakatan Wanita

Klas Iia Sungguminasa. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 2(3),

337-350.

Page 68: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

56

Rusman, R. B., Mahsyar, A., & Abdi, A. (2017). Penerapan Sistem Manajemen

Mutu Iso 9001: 2008 Dalam Pelayanan Publik Di Pt. Pln Rayon

Mattoangin. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 3(1), 79-94.

Setyawan S (2013). Penanganan Pengaduan (Complaint Handling) Dalam

Pelayanan Publik (Studi Tentang Transparansi, Responsivitas, Dan

Akuntabilitas Dalam Penanganan Pengaduan Di Kantor Pertahanan

Kota Surabaya ii. Vol. 1. 6

Yunardhani Rakei (2013). Efektifitas Lembaga Permasyarakatan Di Indonesia.

Jurnal sosiologi. Vol 15. 2

Susanto, J., & Angraini, Z. (2019). KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA

KANTOR CAMAT TABIR ULU KABUPATEN MERANGIN.

Jurnal Administrasi Negara, 25(2), 105-122.

WEB

(Https://makassar.tribunnews.com/2019/22/22/pantau-pelayanan-pembinaan-

tahanan-hakim-wasmat-pn-enrekang-sambangi-rutan-

enrekang?page=3

Page 69: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

57

KUESIONER PENELITIAN

“RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN

NEGARA KELAS II B ENREKANG”

Terimah kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden untuk

mengisi kuesioner ini. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar. Kuesioner

ini merupakan salah satu instrument penelitian yang dilakukan.

Peneliti : Fitriani

Nim : 105611100816

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

B. PETUNJUK PENGESAHAN KUESIONER

2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesedian Bapak

Saudara (i) untk menjawab seluruh pertanyaan yang ada

dalam kuesioner ini.

3. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan yang sesuai

dengan pendapat anda.

Page 70: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

58

PERTANYAAN:

A. NARAPIDANA

1. Apakah aparat Rutan cepat merespon setiap usulan keluhan yang

diberikan?

a. Sangat Cepat

b. Cepat

c. Cukup Cepat

d. Kurang Cepat

2. Apakah pelayanan yang diberikan aparat Rutan cepat dan tepat melayani

dalam setiap permasalahan yang ada?

a. Sangat Cepat

b. Cepat

c. Cukup Cepat

d. Kurang Cepat

3. Bagaimana aparat Rutan cermat dalam melaksanakan tugas?

a. Sangat Cermat

b. Cermat

c. Cukup Cermat

d. Kurang Cermat

4. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh aparat tepat waktu sesuai

dengan SOP yang telah ditentukan?

a. Sangat Tepat Waktu

b. Tepat Waktu

Page 71: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

59

c. Cukup Tepat Waktu

d. Kurang Tepat Waktu

5. Bagaimana hubungan antar sesama tahanan?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

B. PEGAWAI

1. Bagaimana tingkat kesadaran tahanan yang ada?

a. Sangat sadar

b. Sadar

c. Cukup sadar

d. Kurang sadar

2. Apakah Dana pembinaan yang ada selama ini sudah mencukupi?

a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Cukup memadai

d. Kurang memadai

3. Bagaimana penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam

melaksanakan tugas?

a. Sangat lancer

b. Lancar

c. Cukup lancer

Page 72: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

60

d. Kurang lancar

4. Apakah sumber daya manusia (SDM) aparat yang ada selama ini sudah

memadai?

a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Cukup memadai

d. Kurang memadai

5. Bagaimana sikap para pengunjung tahanan didalam mematuhi ketentuan

yang telah ditetapkan?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

Page 73: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

61

DOKUMENTASI

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Rutan Kelas II B Enrekang

Gambar 5.2 Pemberian Petunjuk Mengenai Aplikasi Sdp (Sistem Database

Pemasyarakatan) Pada Narapidana.

Page 74: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

62

Gambar 5.3 Wawancara Kepada Pegawai Rutan Kelas II B Enrekang

Gambar 5.4 Bersama Kepala Rutan Kelas II B Enrekang dan Para Pegawai

Page 75: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

63

Page 76: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

64

Page 77: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan,

65

RIWAYAT HIDUP

FITRIANI, Lahir di Tontonan pada tanggal 06 April

1998, Anak keempat dari lima bersaudara dan merupakan

buah kasih sayang dari pasangan Nusu dan Enceng.

Penulis menempuh pendidikannya di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal, Kelurahan Tanete, Kec. Anggeraja,

Kabupaten Enrekang selama 2 tahun, kemudian pada

tahun 2004 melanjutkan pendidikan di SD Mis Guppi Cendana dan Tamat pada

tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan di MTS Satap Nurul Huda pada

tahun 2010 dan tamat pada Tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan jenjang

pendidikan di SMA Negri 1 Anggeraja pada tahun 2013 dengan mengambil

jurusan IPS. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negri 1 Anggeraja pada

tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2016

dan mengambil Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan selesai pada

tahun 2020 dengan gelar sarjana (S.Sos). Penulis sangat bersyukur, karena telah

diberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahun yang nantinya dapat

diamalkan dan memberikan manfaat.