pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan … · 2013-11-19 · •berfungsi untuk mengukur...
TRANSCRIPT
PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS GOOGLE MAPS GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GMGIS) UNTUK PEMETAAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
(STUDI KASUS: KABUPATEN JEMBER)
OLEH:
BUNGA FADHILA (5209100105)
Outline
• Latar Belakang
• Rumusan masalah
• Batasan
• Tujuan
• Tinjauan pustaka
• Metodologi
• Desain & Implementasi
• Uji Coba & Analisis
• Kesimpulan & Saran
Latar Belakang (1)
Kabupaten Jember memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas di Provinsi Jawa Timur
• (BPS, 2011)
Adanya potensi yang besar di bidang pertanian untuk menyukseskan program One Village One Product
Terdapat keragaman jenis tanaman dan jumlah produksi yang tersebar di tiap kecamatan
Latar Belakang (2)
Belum adanya visualisasi dalam memetakan atribut komoditas pertanian untuk tiap- tiap kecamatan
Adanya GIS sebagai salah satu terapan IT untuk pengambilan keputusan
Pemanfaatan metode skor komposit dalam penentuan komoditas unggulan
Rumusan Masalah
Bagaimana menghasilkan basis data yang terintegrasi antara data spasial dan data atribut?
Bagaimana menentukan produk dgn potensi komoditas unggulan?
Bagaimana menampilkan pemetaan dari potensi tersebut?
Rumusan Masalah
Manakah wilayah kecamatan yang berpotensi untuk menjadi sentra komoditas unggulan?
Apakah dapat terbentuk kluster dari pemetaan kecamatan yang berpotensi tersebut?
Bagaimana konsistensi daerah yang menjadi komoditas unggulan dalam kurun waktu 2006- 2010?
Batasan Pengerjaan Tugas Akhir
Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Google Maps sebagai tools visualisasi peta, dan Google Fusion Table sebagai tools kelola data
Data yang digunakan sebagai masukan aplikasi GIS ini adalah data hasil pertanian dan perkebunan Kabupaten Jember selama tahun 2006 hingga 2010.
Batasan wilayah yang menjadi cakupan pengerjaan tugas akhir ini adalah meliputi tiga puluh satu kecamatan di Kabupaten Jember
Batasan Pengerjaan Tugas Akhir
Jenis tanaman yang menjadi masukan aplikasi adalah tanaman pertanian dan perkebunan yang berjumlah lima puluh tiga jenis
Aplikasi GIS berbasis web ini bersifat dinamis, seingga pengguna dapat melakukan update data hasil pertanian setiap setahun sekali
Penghitungan nilai location quotient (LQ) dan bobot komposit dilakukan dengan menggunakan bantuan Ms. Excel
Tujuan (1)
Menghasilkan basis data
yang terintegrasi antara data spasial dan data atribut
Melakukan analisis
penilaian komposit untuk
mengetahui produk
pertanian dan perkebunan
yang menjadi komoditas unggulan
Menghasilkan aplikasi
geographic information system (GIS)
berbasis website untuk
menampilkan pemetaan
pertanian dan perkebunan
Tujuan (2)
Memberikan rekomendasi kecamatan
yang berpotensi
untuk menjadi sentra
komoditas unggulan
Memberikan rekomendasi kluster yang
terbentuk dari pemetaan
kecamatan yang menjadi
komoditas unggulan
Menganalisis konsistensi
daerah yang menjadi
komoditas unggulan dalam
kurun waktu 2006- 2010
Tinjauan Pustaka (1)
• Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian (Aronaff, 1989). GIS merupakan tools dan teknologi yang dapat menangani database spasial dengan jumlah yang sangat banyak.
• Google Maps merupakan salah satu layanan berbasis web gratis yang disediakan oleh Google. Teknologi ini menyediakan fasilitas untuk mencari suatu lokasi atau tempat tertentu dan menampilkannya dalam bentuk peta digital. Dengan Google Maps, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan lokasi yang dicari secara detail
Tinjauan Pustaka (2.1)
• Data Spasial & Data Atribut Data spasial berupa peta analog maupun digital (KML). Data atribut, merupakan informasi numerik dan ditampilkan dalam bentuk table yang terdiri dari baris dan kolom.
• Location Quotient (LQ) merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan.
• pi produksi komoditas i pada tingkat wilayah
• pt = total produksi subsektor komoditas i pada tingkat wilayah
• Pi = produksi komoditas i pada tingkat nasional
• Pt = total produksi subsektor komoditas i pada tingkat nasional.
Tinjauan Pustaka (2.2)
• Location Quotient (LQ) Jika nilai LQ > 1, artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Jika LQ = 1, komoditas itu tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Dan jika LQ < 1, komoditas ini juga termasuk non basis.
Tinjauan Pustaka (3)
• Membangun basis data (ERD)
• Komoditas Unggulan meliputi komoditas pertanian:
Pangan: Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang ijo, ubi kayu, ubi jalar
Hortikultura: Kacang panjang, cabe, terung, mentimun
Dan perkebunan: Kelapa sawit, karet, gambir, kelapa, kakao
Tinjauan Pustaka (4)
Fusion table merupakan suatu layanan berbasis web yang disediakan oleh Google untuk mengelola data. Data yang dimiliki akan diinputkan ke dalam tabel, yang berjumlah satu atau bisa lebih dari satu. Layanan ini merupakan bentuk visualisasi data dalam bentuk aplikasi berbasis website, yang menggabungkan, memvisualisasikan, dan membagikan sejumlah data dalam jumlah yang besar. Fusion table memiliki teknologi yang dapat mengintegrasikan peta yang dibuat dengan menggunakan Google Maps, sekumpulan data dari Google Docs, sehingga menghasilkan suatu visualisasi berbasis web yang bersifat informatif..
Tinjauan Pustaka (5)
Penelitian Terkait
• dilakukan oleh Wang Zhi Qiang dan Chen Zhi-Chao
• Dengan judul A web-Base Agricultural Decision Support System on Crop Growth Monitoring and Security Strategies
• Dengan metode ADSS
• Kekurangan: keterbatasan data statistik mengenai pertanian, data monitoring harus diinterpretasikan secara manual, serta skalabilitas dari model.
Tinjauan Pustaka (6)
Karakteristik agroekologi wilayah
• Penyusunan kebijakan zona akroekologi ini dirakit dengan komponen: (1) ordo tanah, (2) rejim kebasahan, dan (3) rejim suhu, dan untuk sub zona agroekologi ditambah dengan komponen- komponen: (4) fisiografi, dan (5) tipe penggunaan lahan.
Tinjauan Pustaka (6)
User Experience Design (UED)
• Faktor yang diperhatikan dalam UED ini adalah usability (kegunaan), design (desain), accessibility (aksesibilitas), marketing (pemasaran), system performance (performa sistem), ergonomics (membuat pekerjaan menjadi lebih mudah), human computer interaction (interaksi manusia & komputer), serta utility (kegunaan)
Tinjauan Pustaka (7)
Skor Komposit
• Penilaian (skoring) dengan metode komposit merupakan penilaian yang didapat dengan menjumlahkan dua atau lebih nilai (Ley, 2007).
Validasi oleh Pakar
• Validasi oleh pakar merupakan sekumpulan data yang diberikan oleh seorang pakar sebagai bentuk respon dari permasalahan teknis yang dihadapi oleh orang lain (Meyer M. A., 1991)
Tinjauan Pustaka (8)
Uji Coba Blackbox
• Uji aplikasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu black box dan white box. untuk pengerjaan tugas akhir ini, uji coba aplikasi yang digunakan adalah metode black box. Metode black box merupakan metode uji aplikasi yang memfokuskan pada keperluan fungsional dari software (Ayuliana, 2009).
1. Spesifikasi Sistem
• Spesifikasi Aplikasi - Informasi persebaran tanaman pertanian dan perkebunan
di Kabupaten Jember dalam bentuk visualisasi peta
- Menampilkan informasi terkait hasil panen secara spesifik untuk setiap jenis tanaman di setiap kecamatan
- Melakukan fungsi filtering terhadap beberapa kriteria terkait penentuan komoditas unggulan
- Memiliki kemampuan navigasi peta seperti zoom in dan zoom out.
1. Spesifikasi Sistem (2)
• Spesifikasi Pengguna - Aplikasi ini ditujukan untuk secara khusus digunakan
oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jember agar dapat mengetahui potensi tanaman yang menjadi komoditas unggulan, sebagai bahan perencanaan jangka menengah beberapa tahun ke depan. Secara umum, aplikasi ini dapat dibagikan dan digunakan oleh akademisi di bidang pertanian, maupun masyarakat Kabupaten Jember yang ingin mengetahui potensi lahan yang ada.
1. Spesifikasi Sistem (3)
• Spesifikasi Lingkungan Operasi - Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, maka
lingkungan operasi yang dibutuhkan sistem operasi XP, Vista, Windows 7, Linux, dan sebagainya dan dikukung dengan adanya web browser seperti Mozilla Firefox dan Google Chrome.
4. Menghitung skor komposit (1)
• Mencari rata- rata produktivitas dan LQ tiap tanaman
• Mencari skor produktivitas dan skor LQ
• Pemberian bobot dan penghitungan skor komposit
[Skor komposit = (60%*skor_produktivitas) + (40%*skor_LQ)]
6. Merancang ERD
Tanaman Sektor Sub-
sektor
kecamatan Hasil
panen
Tanaman - - m:1 - 1:m
Sektor - 1:m - -
Sub-sektor - - -
Kecamatan - 1:m
Hasil
panen
1:m -
Uji Coba Aplikasi Blackbox
• Klik disini
Validasi Pakar
• berfungsi untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan pengukuran suatu sistem dalam melakukan fungsinya.
• Metode: Kuisioner
• Target: 3 orang pakar
No Nama Pakar Jabatan Pengalaaman
(tahun)
1 Ir. M. Joko Wibowo, MT Kepala Pusat
Penelitian dan
Pengabdian
kepada
Masayarakat
Kab. Jember
21
2 Ir. Suwardi, MP Kepala jurusan
produksi
tanaman
Politeknik
Negeri Jember
20
3 Ir. Cholyubi Yusuf, MM Kepala
Perhimpunan
Petani dan
Nelayan
Sejahtera
Indonesia Kab.
Jember
7
Hasil validasi pakar
Pernyataan
∑S ∑TS A. Usability & Utility (Kegunaan)
1.
Adanya relevansi antara atribut yang
dipilih melalui filter dengan informasi
yang ditampilkan oleh aplikasi
3 0
2.
Skor komposit tepat digunakan sebagai
pengambilan keputusan terkait komoditas
unggulan tanaman, sesuai dengan ilmu dan
studi yang ada.
3 0
3.
Pemetaan seluruh kecamatan yang
ditampilkan oleh aplikasi telah sesuai
dengan kondisi nyata yang ada.
3 0
4.
Data yang ditampilkan terkait hasil panen
setiap tanaman telah sesuai dengan data
pertanian yang dikeluarkan oleh Dinas
Pertanian Kabupaten Jember.
3 0
5.
Penggunaan variabel produktivitas dan
location quotient dapat digunakan sebagai
penentu bobot komposit yang menjadi
representasi komoditas unggulan.
3 0
6.
Penggunaan warna merah telah sesuai
untuk menggambarkan kecamatan yang
tidak berpotensi untuk menjadi komoditas
unggulan.
3 0
7.
Penggunaan warna hijau telah sesuai
digunakan untuk menggambarkan
kecamatan yang berpotensi untuk menjadi
komoditas unggulan.
3 0
8.
Aplikasi ini berguna dalam membantu
pengambilan keputusan terkait komoditas
unggulan di Kabupaten Jember.
3 0
B. Accessibility (Aksesibilitas)
1. Anda dapat dengan mudah mendapatkan
informasi mengenai peta persebaran 3 0
Hasil validasi pakar B. Accessibility (Aksesibilitas)
1.
Anda dapat dengan mudah mendapatkan
informasi mengenai peta persebaran
tanaman di berbagai kecamatan dengan
menggunakan fungsi filter.
3 0
2.
Anda dapat dengan mudah mendapatkan
informasi mengenai daerah yang memiliki
nilai bobot komposit tertinggi dan terendah
melalui gradasi warna yang diberikan.
3 0
3.
Waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan informasi mengenai
persebaran tanaman di berbagai kecamatan
tidaklah lama (< 2 menit)
3 0
4.
Waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan informasi mengenai daerah
yang memiliki nilai bobot komposit
tertinggi dan terendah melalui gradasi
warna yang diberikan tidaklah lama (< 2
menit)
3 0
5. Aplikasi ini memiliki kemudahan
penggunaan untuk pengguna pemula 3 0
6. Secara umum, waktu awal yang diperlukan
dalam memuat aplikasi ini tidak lama (< 2
menit)
3 0
Hasil validasi pakar
C. System Performance (Kinerja Sistem)
1.
Aplikasi memberikan kebebasan
pengguna untuk melakukan kontrol
terhadap proses pencarian informasi pada
aplikasi (dengan adanya fungsi filter).
3 0
2. Aplikasi selalu dapat diakses melalui
internet dan setiap tab menunya dapat
dijalankan.
3 0
3.
Jika pengguna menggunakan fungsi
perbesar dan perkecil (zoom in/ out) maka
resolusi peta akan menyesuaikan secara
otomatis.
3 0
D. Ergonomics (Ergonomis)
1.
SIG yang menampilkan persebaran hasil
tanam memudahkan pengguna jika
dibandingkan dengan melihat data melalui
tabel.
3 0
2. Konten import data memudahkan
pengguna dalam melakukan update data
terbaru
3 0
3.
Gradasi warna yang digunakan
memudahkan dalam menentukan daerah
yang berpotensi untuk menjadi komoditas
unggulan suatu produk
3 0
4. Menu filter memudahkan pengguna dalam
memilih spesifikasi penyaringan informasi
yang diinginkan.
3 0
5.
Hasil yang ditampilkan dalam aplikasi ini
dapat memudahkan pengguna dalam
menentukan komoditas unggulan di suatu
kecamatan.
3 0
Hasil validasi pakar
E. Design (Desain)
1. Tampilan aplikasi ini sederhana, tidak
berlebihan, dan sesuai dengan kebutuhan
yang ada.
3 0
2. Kata- kata yang digunakan dalam aplikasi
ini mudah dipahami oleh responden. 3 0
3. Tata letak dan urutan elemen di aplikasi
selalu konsisten (tidak berubah- ubah
setiap dilakukan muat ulang).
3 0
4. Warna, ukuran, dan jenis font (huruf) yang
digunakan nyaman untuk dilihat. 3 0
5. Pemilihan gradasi warna dalam pemetaan
telah sesuai untuk menggambarkan gradasi
nilai data bobot komposit yang ada.
3 0
Analisis Hasil Sistem (1)
Analisis trend persebaran tanaman yang berpotensi menjadi komoditas unggulan dari waktu ke waktu (klik disini)
• Adanya tren kecamatan di tiap tahun
• Kecamatan yang konsisten muncul setiap tahun dapat dikembangkan di tahun 2011
Analisis Hasil Sistem (2)
Analisis daerah pengembangan komoditas unggulan dengan melihat pola clustering area tanam di kecamatan yang berdekatan (lihat disini).
• Dengan adanya pengklasteran daerah tanam, akan lebih memudahkan pemerintah dan petani dalam memfokuskan jenis tanaman yang akan ditanam pada area klaster tersebut. Hal ini dilakukan sehingga dapat mengefektifkan biaya, mempermudah jalur distribusi terkait proses panen, dsb
Kaitan dengan zona agroekologi
Dari hasil pengurutan nilai komposit terbesar hingga terkecil untuk tanaman jagung, didapat tabel seperti di bawah ini.
Kaitan dengan zona agroekologi
Tampak bahwa nilai skor komposit tertinggi dengan
nilai 1.67 berada di kecamatan Ambulu. Berdasarkan zona agroekologi Ept.3.1, tanaman serealia jagung cocok untuk dikembangkan salah satunya di kecamatan Ambulu. Ranking kedua dan ketiga yaitu kecamatan Umbulsari dan Tempurejo, juga berada pada zona yang sama, oleh karena itu, ketiga area ini cocok untuk ditanami jagung. Selain itu, zona ini memiliki jenis tanah Aluvial dengan mineralogy campuran, sehingga cocok untuk ditanami jagung.
Analisis Hasil Sistem
Analisis konsistensi kecamatan yang menjadi komoditas unggulan tahun 2006- 2010 (klik disini)
Kesimpulan
• Telah dibuat sebuah basis data yang terintegrasi antara data spasial Kabupaten Jember dengan data atribut hasil pertanian dan perkebunan dengan menggunakan metode rancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
• Metode skor komposit digunakan untuk menghasilkan nilai akhir dari penggabungan dua komponen pendukung komoditas unggulan, yaitu skor produktivitas dan skor location quotient (LQ). Hasil penghitungan dari skor komposit ini telah divalidasi kebenarannya oleh pakar melalui kuisioner yang dibagikan kepada 3 orang pakar yang telah ahli di bidangnya.
Kesimpulan
• Sistem Informasi Geografis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Jember ini mampu menampilkan pemetaan dari potensi komoditas unggulan pertanian dan perkebunan melalui peta interaktif dengan gradasi warna sebagai representasinya.
• Pemetaan potensi komoditas unggulan yang ditampilkan melalui aplikasi GIS berbasis web ini telah diuji coba dengan menggunakan metode black box dan validasi pakar.
Kesimpulan
• Rekomendasi wilayah kecamatan yang berpotensi untuk menjadi sentra komoditas unggulan untuk tahun berikutnya didapat dengan menganalisis kecamatan yang secara
konsisten muncul selama lima tahun berturut- turut (lampiran E)
Kesimpulan
• Klaster yang terbentuk dari pemetaan kecamatan yang berpotensi menjadi komoditas unggulan didapat dengan menganalisis area kecamatan yang berdekatan (berbatasan langsung) satu sama lain. Selama tahun
2006- 2010, sebanyak 74% jenis tanaman, yaitu padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, bayam, kangkung, kacang panjang, tomat, ketimun, cabe rawit, sawi, labu siam, kembang kol, semangka, alpukat, belimbing, duku, durian, jambu air, jeruk siam, manggis,
nangka, lada, cengkeh, kopi, kapuk, dan panili, cocok dikembangkan menjadi komoditas unggulan pada klaster yang telah terbentuk.
Kesimpulan
• Konsistensi daerah yang menjadi komoditas unggulan dalam kurun waktu 2006- 2010 didapat dengan menganalisis prosentase konsistensi kecamatan yang terus muncul selama lima tahun, dibandingkan dengan jumlah seluruh kecamatan yang pernah muncul selama lima tahun. Sebanyak 17% dari jenis tanaman memiliki konsistensi area tanam lebih dari 50%, yaitu untuk tanaman cengkeh, kopi, kapuk, kacang tanah, labu siam, kembang kol, kelapa, lada, dan jambu mete. Dengan adanya konsistensi lebih dari 50% ini, tanaman dapat secara optimis dikembangkan sebagai komoditas unggulan pada area kecamatan- kecamatan tersebut.
Saran
• Menambah data hasil pertanian untuk periode 2011 dan 2012 sebagai masukan data terbaru, karena semakin baru data yang ditambahkan, maka aplikasi GIS ini akan semakin dapat diandalkan.
• Sistem dapat dikembangkan dengan menambah atribut lain yang berengaruh terhadap parameter komoditas unggulan selain LQ dan produktivitas berdasarkan ilmu pertanian, sehingga nilai akhir yang didapat lebih maksimal.
Saran
• Sistem dikembangkan tidak hanyak di Kabupaten Jember, namun juga bisa dipeluas menjad Provinsi
Daftar Pustaka
Geofisika, B. M. (2012). Perkiraan Cuaca Provinsi. Retrieved September 1, 2012, from Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika: http://meteo.bmkg.go.id
Google. (2012, September). Google. Retrieved September 15, 2012, from Google Maps: https://maps.google.co.id/
Hartono. (2007). Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya.
Lange, R. D., & Plass, C. (2008). WebGIS With Google Maps. Mall, R. (2009). Fundamentals of Software Engineering, 3rd
ed. New Delhi: Rajkamal Electric Press. Norasma. (2008). Web-Based GIS Decision Support System for
Paddy Precision Farming. GIS Development , 3. Statistik, B. P. (2011). Kabupaten Jember dalam Angka 2010. Svennerberg, G. (2010). Beginning Google Maps API 3. New
York: Apress. Tarigan, R. (2007). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Turban, E. (1995). Decision Support and Expert System. USA:
Prentice Hall.