pengaruh keahlian , etika, komitmen, kepatuhan, dan ...repository.umrah.ac.id/1845/1/puri...
TRANSCRIPT
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 1
PENGARUH KEAHLIAN , ETIKA, KOMITMEN, KEPATUHAN,
DAN KECERMATAN PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS
PEMERIKSA KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau Dan Inspektorat Kota
Tanjungpinang)
Puri Sahara, Myrna Sofia, SE,. MSi, Lia Suprihartini, SE,.M.Si
Program Studi Akuntansi
Fakutas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ai Haji 2018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Keahlian, Etika, Komitmen,
Kepatuhan dan Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan pada
Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Auditor pada Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang, dengan tekhnik purposive
sampling diperoleh sebanyak 35 Auditor sebagai sampel. Tekhnik analisis yang
digunakan adalah tekhnik analisis regresi berganda. Hasil penelitian secara parsial
menunujukkan bahwa Variabel Etika, Komitmen, dan Kecermatan Profesional
berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan, sedangkan variabel Keahlian dan
Kepatuhan tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan. Sementara hasil
penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variable Keahlian, Etika, Komitmen,
Kepatuhan dan Kecermatan Profesional Kualitas Pemeriksa Keuangan berpengaruh
terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan. Besarnya kemampuan variable independen
(Keahlian, Etika, Komitmen, Kepatuhan dan Kecermatan Profesional) dalam
menjelaskan variable dependen (Kualitas Pemeriksa Keuangan) adalah 93,1%
sedangkan sisanya 6,9% dijelaskan oleh factor lain yang tidak termasuk dalam model
penelitian ini.
Kata Kunci : Keahlian, Etika, Komitmen, Kepatuhan dan Kecermatan Profesional.
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Clean governance atau pemerintahan yang bersih sangat diharapkan oleh
masyarakat Indonesia untuk bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Aparat
Inspektorat merupakan aparat pengawas intern pemerintah yang akan membantu
dalam terbentuk good governance ini, karena aparat Inspektorat bekerja dalam
mengawasi dan memeriksa atau mengaudit keuangan pemerintah.
Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur
dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2007. dalam pasal
tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan
pemerintahan, Inspektorat provinsi, kabupaten/kota mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Perencanaan program pengawasan.
2. Perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan.
3. Pemeriksaan pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.
Inspektorat Daerah yang merupakan salah satu auditor mempunyai tanggung
jawab untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, bebas Korupsi,
Kolusi, Nepotisme (KKN) mengingat saat ini masih ada daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahannya belum sesuai dengan tata kelola pemerintahan
yang baik. Banyak terjadi kasus disejumlah daerah yang berkaitan dengan masalah
korupsi, ketidakberesan, penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran dan
lain sebagainya.
Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan pertimbangan penting
auditor Inspektorat dan pimpinan fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan
daerah. Untuk mencapai keinginan dan harapan tersebut, setiap pekerjaan audit
yang dilakukan harus terkoordinasi dengan baik antara fungsi pengawasan dengan
berbagai fungsi, aktivitas, kegiatan, ataupun program yang dijalankan Pemerintah
Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya, Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) N0 No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum
kedua menegaskan bahwa standar Audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan
bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandate (kewenangan)
audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat
melakukan pemeriksaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Dinata Lubis (2014)
Pengaruh Keahlian, Etika, Komitmen, Kecermatan Profesional terhadap Kualitas
Pemeriksa Keuangan, Haslinda Lubis (2009) Pengaruh Keahlian, Independensi,
Kecermatan Profesi, dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas auditor.
Terdapat beberapa kesamaan, diantaranya penelitian ini menggunakan variabel
yang sama pada peneliti sebelumnya yaitu variabel Keahlian, Etika, Komitmen,
Kepatuhan, dan Kecermatan Profesional.
Survei penelitian ini dilakukan pada kantor Inspektorat Provinsi Kepulauan
Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang. Atas dasar latar belakang diatas, peneliti
mengangkat judul “PENGARUH KEAHLIAN, ETIKA, KOMITMEN,
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 3
KEPATUHAN DAN KECERMATAN PROFESIONAL TERHADAP
KUALITAS PEMERIKSA KEUANGAN (Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat
Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang).
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Keahlian berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa keuangan?
2. Apakah Etika berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan?
3. Apakah Komitmen berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan?
4. Apakah Kepatuhan berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan?
5. Apakah Kecermatan Profesional berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa
Keuangan?
6. Apakah Keahlian, etika, komitmen, kepatuhan, kecermatan profesional
berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh Keahlian terhadap Kualitas Pemeriksa
Keuangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Etika terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen terhadap Kualitas Pemeriksa
Keuangan.
4. Untuk mengetahui pengaruh Kepatuhan terhadap Kualitas Pemeriksa
Keuangan.
5. Untuk mengetahui pengaruh Kecermatan Profesional terhadap Kualitas
Pemeriksa Keuangan.
6. Untuk mengetahui pengaruh Keahlian, Etika, Komitmen, Kepatuhan,
Kecermatan Profesional terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan.
KAJIAN PUSTAKA,
KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
Kualitas Pemeriksa Keuangan
Dalam Standar Umum Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
disebutkan bahwa kompetensi mensyaratkan keahlian/ kemampuan pemeriksa.
Keahlian/ kemampuan ditentukan oleh latar belakang pendidikan, kecakapan
profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi. Penelitian Batubara (2008)
dalam peneliti Novi E.S (2015) menggabungkan ketiga kemampuan ini sebagai proksi
untuk mengukur kompetensi. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 4
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara
umum.
Adapun Indikator-indikator untuk mengukur Kualitas Pemeriksa Keuangan
menurut Haslinda Lubis (2009):
1. Melakukan Tupoksi dengan Efektif.
2. Mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan (KKP).
3. Melaksanakan koordinasi audit.
4. Melaksanakan perencanaan audit.
5. Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil audit dan konsistensi
penyajian laporan hasil audit.
Keahlian (Kompetensi)
Definisi dari ahli menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, orang yang
mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian). Lastanti (2005:88) dalam peneliti
Anita sari (2014) mengartikan “keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam
pengalaman audit”. Adapun indikator-indikator untuk mengukur keahlian menurut
Haslinda Lubis (2009) dalam Dinata Lubis (2014) sebagai berikut :
1. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1).
2. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sktor publik
dan keuangan daerah.
3. Memiliki keahlian di bidang auditing.
4. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan dan lain-lain.
5. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum.
6. Memiliki ketrampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu
berkomunikasi secara efektif dengan audit.
Etika
Definisi Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Mautz
dan Sharaf (1961:205) dalam Anita Sari (2014) mengatakan bahwa etika profesional
adalah aplikasi khusus dari etika umum. Lebih lanjut Mautz dan Sharaf mengatakan,
etika umum menekankan bahwa ada pedoman tertentu yang menjadi dasar bagi
seseorang untuk berperilaku.
Adapun indikator-indikator untuk mengukur Etika menurut Ruslan ashari (2011)
dalam Irfan dinata Lubis (2014), sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugas mentaati Peraturan Perundang-undangan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
2. Bersikap dan berprilaku sesuai dengan etika terhadap masyarakat.
3. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditan/ obrik.
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 5
4. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern.
Komitmen
Menurut Dinata Lubis (2015) dengan komitmen yang kuat memungkinkan
seseorang bisa mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan spritual tambahan yang
dapat diperoleh. Masalah ini dilihat dari rasa memiliki, kebanggaan, dan pengabdiannya
serta bagaimana tanggung jawab seseorang bila organisasi menghadapi masalah.
Dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang-orang sebagai anggota
kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dan dorongan yang berasal dari
lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk perilaku adalah merupakan
suatu motivasi. Masalah ini menguji sampai dimana kemauan seseorang untuk dapat
meningkatkan kinerja.
Adapun indikator-indikator untuk mengukur Komitmen menurut (Dalmy, 2009)
sebagai berikut:
1. Setiap masalah yang dihadapi Inspektorat merupakan masalah saya juga.
2. Sebagai auditor dan pegawai yang menjalankan proses pemeriksaan saya.
merasa senang menghabiskan waktu karier saya di Inspektorat.
3. Secara Emosional saya bangga terhadap pekerjaan saya sebagai auditor dan
pegawai yang menjalankan proses pemeriksaan pada Inspektorat.
Kepatuhan
Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan
kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah auditor dengan rekan sekerjanya,
auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksaannya, dan auditor dengan
masyarakat. Oleh karena itu organisasi auditor berkepentingan untuk mempunyai kode
etik yang dibuat sebagai prinsip moral atau aturan perilaku yang mengatur hubungan
antara auditor dengan auditan, antara auditor dengan auditor dan antara auditor dengan
masyarakat.
Adapun indikator-indikator untuk mengukur kepatuhan menurut Haslinda Lubis
(2009) sebagai berikut :
1. Auditor dengan rekan sekerjanya.
2. Auditor dengan atasannya.
3. Auditor dengan objek pemeriksanya.
4. Auditor dengan masyarakat.
Kecermatan Profesional
Menurut PSA No. 24 SPAP (2001), Kecermatan dan Kesesamaan menuntut
auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang
berpikir kristis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi terhadap bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 6
dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung
jawab. Kecermatan mengharuskan auditor untuk waspada terhadap resiko yang
signifikan yang dapat mempengharui objektifitas dengan kompetensi dan ketekunan,
kecermatan meliputi keteguhan, kesungguhan serta sikap energik dalam menerapkan
dan mengupayakan pelaksanaan jasa-jasa profesional. Penggunaan sikap cermat dan
sesama menekankan tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi
auditor.
Adapun indikator-indikator untuk mengukur kecermatan profesional menurut
(Haslinda Lubis, 2009 ), sebagai berikut:
1. Formasi tujuan audit.
2. Penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit.
3. Pemilihan pengujian dan hasilnya.
4. Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan
audit.
5. Penetuan signifikan tidaknya. Risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek /
dampaknya.
6. Pengumpulan bukti data.
7. Penentuan kompetensi, integritas, dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang
berkaitan dengan penugasan audit.
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5 H6
Hipotesis
Berdasarkan beberapa penelitian yang dipaparkan sebeumnya, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
H1 = Keahlian berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa pada Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau.
KEAHLIAN ( X1 )
ETIKA ( X2 )
KOMITMEN ( X3 )
KEPATUHAN ( X4 )
KECERMATAN PROFESIONAL ( X5 )
KUALITAS
PEMERIKSA
KEUANGAN
(X6)
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 7
H2 = Etika berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa pada Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau.
H3 = Komitmen berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa pada Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau.
H4 = Kepatuhan berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa pada Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau.
H5 = Kecermatan Profesional berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa pada Inspektorat
Provinsi Kepulauan Riau.
H6 = Keahlian, Etika, Komitmen, Kepatuhan, dan Kecermatan Profesional berpengaruh
terhadap kualitas pemeriksa pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau.
METODE PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Kualitas Pemeriksa Keuangan, Keahlian,
Etika, Komitmen, Kepatuhan, dan Kecermatan Profesional. Penelitian dilakukan di
Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh Inspektorat dikoordinasikan oleh Kepala
Inspektorat. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ( Permendagri) No. 23 Tahun
2007. Kepala Inspektorat, baik ditingkat provinsi dengan Inspektur Provinsi, dan
Inspektur Kabupaten/ Kota.
Kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat adalah kegiatan pemeriksaan
(audit),yang meliputi :
1. Pemeriksaan secara berkala dan Komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai
daerah, keuangan daerah, dan urusan pemerintahaan.
2. Pemeriksaan dana dekonsentrasi.
3. Pemeriksaan tugas pembantuan
4. Pemeriksaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri.
Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan
(kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang, Pengukuran variabel-variabel
menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan tertutup, serta diukur menggunakan
skala likert 1 sampai 5.
Populasi dan Sampel
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 8
Populasi merupakan batas dari suatu obyek penelitian dan sekaligus merupakan
batas bagi proses induksi (generalisasi) dari hasil penelitian yang bersangkutan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja
pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang sebagai
Auditor.
Sampel adalah bagian dari populasi (elemen) yang memenuhi syarat untuk
dijadikan obyek penelitian, penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu metode penetapan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Sampel dalam penelitian ini adalah Para Auditor yang ada di Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 35 sampel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Uji Statistik T
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t ( pengaruh secara
Individual). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikan dari pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Pengujian nilai t
dilakukan dengan dua sisi yang digunakan untuk menguji hipotesis, hasil pengujian
diperoleh dari test signifikan dengan program SPSS 21. Hasil pengujian t dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.816 2.979 2.288 .030
Keahlian -.032 .076 -.027 -.422 .676
Etika .356 .064 .608 5.599 .000
Komitmen .883 .310 .169 2.848 .008
Kepatuhan .007 .102 .003 .065 .948
Kecermatan .528 .153 .313 3.443 .002
a. Dependent Variable: Kualitas Pemeriksa
Hasil uji t dapat menunjukan bahwa variabel Keahlian memiliki nilai thitung = -
0,422 Dengan P= 0,676, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat
kebebasan) n-k = 35-5 = 30 adalah 2,042 Dikarenakan thitung > ttabel ( -0,422 < 2,042)
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 9
dengan P 0,676 > α 0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima artinya Keahlian secara
statistic tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa keuangan.
Hasil uji t dapat menunjukan bahwa variabel Etika memiliki nilai thitung = 5,599
Dengan P= 0,000, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan)
n-k = 35-5 = 30 adalah 2,042Dikarenakan thitung > ttabel ( 5,599 > 2,042) dengan P < α
0,05, maka H2 diterima dan Ho ditolak artinya Etika secara statistic berpengaruh
terhadap kualitas pemeriksa keuangan.
Hasil uji t dapat menunjukan bahwa variabel Komitmen memiliki nilai thitung =
2,848 Dengan P= 0,008, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat
kebebasan) n-k = 35-5 = 30 adalah 2,042. Dikarenakan thitung > ttabel ( 2,848 > 2,042)
dengan P < 0,05, maka H3 diterima dan Ho ditolak artinya komitmen secara statistic
berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa keuangan.
Hasil uji t dapat menunjukan bahwa variabel Kepatuhan memiliki nilai thitung =
0,065 Dengan P= 0,948, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat
kebebasan) n-k = 35-5 = 30 adalah 2,042. Dikarenakan thitung > ttabel ( 0,065 < 2,042)
dengan P > α 0,05, maka H4 ditolak dan Ho diterima artinya kepatuhan secara statistic
tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa keuangan.
Hasil uji t dapat menunjukan bahwa variabel Kecermataan Professional
memiliki nilai thitung = 3,443 Dengan P= 0,002, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi
5% dan df (derajat kebebasan) n-k = 35-5 = 30 adalah 2,042. Dikarenakan thitung > ttabel
(3,443 > 2,042) dengan P < α 0,05, maka H5 diterima dan Ho ditolak artinya
Kecermatan Profesional secara statistic berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa
Keuangan.
Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas secara bersama-sama
terhadap variable tergantung dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf
signifikansi α = 5%. Penyelesaian uji F dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for
window, adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
ANOVA
Model Sum of
Squares
Df Mean
Squares
F Sig.
1 Regression 618.309 5 123.662 92.756 .000b
Residual 38.663 29 1.333
Total 656.971 34
a. Dependent Variable: Kualitas Pemeriksa
Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung = 92,756 dan Ftabel pada taraf
signifikansi 5% dengan df ( 5:29 ) adalah sebesar 2,531 karena Fhitung > Ftabel (92,756 >
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 10
2,531), artinya Keahlian, etika, komitmen, kepatuhan dan kecermatan professional
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa keuangan.
Dari pengujian yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien determinasi
R2 sebesar 0,931 ( dapat dilihat pada tabel 4.21), sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
pengujian yang dilakukan memberikan pengaruh sebesar 93,1% dan sisa 6,9 % di
pengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian.
Pembahasan
Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan
Hasil Pengujian statistic menunjukan nilai Thitung -0,422 lebih kecil jika
dibandingkan dengan Ttabel (-0,422 < 2,042 ). Hasil ini didukung oleh tingkat
signifikansi dengan nilai 0,676 > 0,05, dengan demikian hipotesis pertama ditolak dan
Keahlian tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan. Karena dilihat dari
hasil tabulasi data terdapat temuan bahwa ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju dan tidak setuju pada butiran- butiran pertanyaan. Dimana pertanyaan kesatu
yang menjawab tidak setuju sebanyak 29 (dua puluh sembilan) responden dan sangat
tidak setuju sebanyak 6 (enam) responden, pertanyaan kedua yang menjawab tidak
setuju sebanyak 28 (dua puluh delapan) responden dan sangat tidak setuju sebanyak 7
(tujuh) responden, pertanyaan ketiga yang menjawab tidak setuju sebanyak 27 (dua
puluh tujuh) responden dan sangat tidak setuju sebanyak 7 (tujuh) responden,
pertanyaan keempat yang menjawab tidak setuju sebanyak 25 (dua puluh lima)
responden dan sangat tidak setuju sebanyak 7 (tujuh) responden, pertanyaan kelima
yang menjawab tidak setuju sebanyak 26 (dua puluh enam) responden dan sangat tidak
setuju sebanyak 7 (tujuh) responden, pertanyaan keenam yang menjawab tidak setuju
sebanyak 27 (dua puluh tujuh) responden dan sangat tidak setuju sebanyak 7 (tujuh)
responden, pertanyaan ketujuh yang menjawab tidak setuju sebanyak 26 (dua puluh
enam) responden dan sangat tidak setuju sebanyak 4 (empat) responden, pertanyaan
kedelapan yang menjawab tidak setuju sebanyak 26 (dua puluh enam) responden dan
sangat tidak setuju sebanyak 3 (tiga) responden, pertanyaan kesembilan yang menjawab
tidak setuju sebanyak 26 (dua puluh enam) responden dan sangat tidak setuju sebanyak
5 (lima) responden.
Dalam hasil penelitian Dinata Lubis (2014) menunjukan pengaruh Keahlian
terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif
menunjukan bahwa pengaruh keahlian adalah searah dengan kualitas pemeriksa
keuangan atau dengan kata lain keahlian yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap
kualitas pemeriksa keuangan yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila keahlian
rendah/ buruk maka kualitas pemeriksa keuangan akan rendah/buruk. Pengaruh
signifikan menunjukan bahwa keahlian mempunyai peranan yang penting dalam
meningkatkan kualitas pemeriksa keuangan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dinata Lubis (2014) dan Ashari (2011) yang menunjukan pengaruh keahlian terhadap
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 11
kualitas pemeriksa keuangan adalah positif dan signifikan. Namun sebaliknya penelitian
ini sejalan dengan penelitian Irawati (2011) dimana Keahlian tidak berpengaruh
terhadap Kualitas Pemeriksa.
Pengaruh Etika Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan
Hasil Pengujian statistic menunjukan nilai Thitung 5,599 lebih besar jika
dibandingkan dengan Ttabel (5,599 > 2,042 ). Hasil ini didukung oleh tingkat signifikansi
dengan nilai 0,000 < 0,05, dengan demikian hipotesis kedua diterima dan Etika
berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan.
Dalam hasil penelitian Dinata Lubis (2014) menunjukan pengaruh Etika
terhadap kualitas pemeriksa keuangan adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif
menunjukan bahwa pengaruh etika adalah searah dengan kualitas pemeriksa keuangan
atau dengan kata lain etika yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas
pemeriksa keuangan yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila etika rendah/ buruk
maka kualitas pemeriksa keuangan akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukan
bahwa etika mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas pemeriksa
keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dinata Lubis
(2014) dan Ashari (2011) yang menunjukan pengaruh Etika terhadap Kualitas
Pemeriksa Keuangan adalah positif dan signifikan.
Pengaruh Komitmen Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan
Hasil Pengujian statistic menunjukan nilai Thitung 2,844 lebih besar jika
dibandingkan dengan Ttabel (2,844 > 2,042 ). Hasil ini didukung oleh tingkat signifikansi
dengan nilai 0,008 < 0,05, dengan demikian hipotesis ketiga diterima dan Komitmen
berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan.
Dalam hasil penelitian Dinata Lubis (2014) menunjukan berpengaruh komitmen
terhadap kualitas pemeriksa keuangan adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif
menunjukan bahwa pengaruh komitmen adalah searah dengan kualitas pemeriksa
keuangan atau dengan kata lain komitmen yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap
kualitas pemeriksa keuangan yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila komitmen
rendah/ buruk maka kualitas pemeriksa keuangan akan rendah/buruk. Pengaruh
signifikan menunjukan bahwa komitmen mempunyai peranan yang penting dalam
meningkatkan kualitas pemeriksa keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dinata Lubis
(2014) yang menunjukan pengaruh Komitmen terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan
adalah positif dan signifikan.
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 12
Pengaruh Kepatuhan Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan
Hasil Pengujian statistic menunjukan nilai Thitung 0,065 lebih kecil jika
dibandingkan dengan Ttabel (0,065 < 2,042 ). Hasil ini didukung oleh tingkat signifikansi
dengan nilai 0,948 > 0,05, dengan demikian hipotesis keempat ditolak dan Kepatuhan
tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan. Karena dilihat dari hasil
tabulasi data terdapat temuan bahwa ada responden yang menjawab sangat tidak setuju
dan tidak setuju pada butiran - butiran pertanyaan. Dimana pertanyaan kesatu yang
menjawab tidak setuju sebanyak 26 (dua puluh enam) responden dan sangat tidak setuju
sebanyak 6 (enam) responden, pertanyaan kedua yang menjawab tidak setuju sebanyak
22 (dua puluh dua) responden dan sangat tidak setuju sebanyak 8 (delapan) responden,
pertanyaan ketiga yang menjawab tidak setuju sebanyak 13 (tiga belas) responden dan
sangat tidak setuju sebanyak 5 (lima) responden, pertanyaan keempat yang menjawab
tidak setuju sebanyak 18 (delapan belas) responden dan sangat tidak setuju sebanyak 4
(empat) responden.
Dalam hasil penelitian Haslinda Lubis (2009) menunjukan pengaruh kepatuhan
kode etik terhadap kualitas audit adalah positif dan signifikan. Pengaruh positif
menunjukan bahwa pengaruh kepatuhan kode etik adalah searah dengan kualitas audit
atau dengan kata lain kepatuhan kode etik yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap
kualitas audit yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila kepatuhan kode etik rendah/
buruk maka kualitas audit akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukan bahwa
kepatuhan kode etik mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas
audit.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Haslinda Lubis (2009) yang menunjukan pengaruh kepatuhan kode etik terhadap
kualitas pemeriksa keuangan adalah positif dan signifikan.
Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan
Hasil Pengujian statistic menunjukan nilai Thitung 2,130 lebih besar jika
dibandingkan dengan Ttabel (2,130 < 2,042 ). Hasil ini didukung oleh tingkat signifikansi
dengan nilai 0,047 > 0,05, dengan demikian hipotesis kelima diterima dan Kepatuhan
berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan.
Dalam hasil penelitian Dinata Lubis (2014) menunjukan pengaruh Kecermatan
Profesional terhadap kualitas pemeriksa keuangan adalah positif dan signifikan.
Pengaruh positif menunjukan bahwa pengaruh Kecermatan Profesional adalah searah
dengan kualitas pemeriksa keuangan atau dengan kata lain Kecermatan Profesional
yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas pemeriksa keuangan yang
baik/tinggi, demikian sebaliknya bila Kecermatan Profesional rendah/ buruk maka
kualitas pemeriksa keuangan akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukan
bahwa Kecermatan Profesional mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan
kualitas pemeriksa keuangan.
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 13
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dinata Lubis
(2014) dan Haslinda Lubis (2009) yang menunjukan pengaruh Kecermatan Profesional
terhadap kualitas pemeriksa keuangan adalah positif dan signifikan.
Pengaruh Keahlian, Etika,Komitmen, Kepatuhan dan Kecermatan Profesional
Terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan.
Dari hasil uji secara bersamaan atau simultan, diketahui bahwa kelima variabel
independen yakini Keahlian, Etika, Komitmen, Kepatuhan, dan Kecermatan Profesional
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pemeriksa Keuangan Inspektorat Provinsi
Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang. Hasil tersebut diperkuat oleh
nilai koefisien determinasi sebesar 93,1%. Artinya kualitas pemeriksa keuangan 93,1%
dipengaruhi kelima factor tersebut. Dengan demikian Keahlian, Etika, Komitmen,
Kepatuhan, dan Kecermatan Profesional dapat dijadikan pertimbangan oleh pihak-pihak
Pemeriksa Keuangan Inspektorat khususnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian terhadap data pada Kantor Inspektorat
Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Keahlian (X1) secara persial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pemeriksa pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota
Tanjungpinang.
2. Etika (X2) secara persial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pemeriksa
pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang.
3. Komitmen (X3) secara persial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pemeriksa
pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang.
4. Kepatuhan (X4) secara persial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pemeriksa pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota
Tanjungpinang.
5. Kecermatan Professional (X5) secara persial berpengaruh signifikan terhadap
kualitas pemeriksa pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat
Kota Tanjungpinang.
6. Secara simultan Keahlian, Etika, Komitmen, Kepatuhan dan Kecermatan
Profesional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksa
Keuangan pada Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota
Tanjungpinang.
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 14
Saran
1. Penelitian ini hanya melibatkan dua institusi dipemerintahan Provinsi Kepulauan
Riau, yaitu Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota
Tanjungpinang, kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada
Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Kota Tanjungpinang dan
tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat se Indonesia. Disarankan peneliti
berikutnya untuk menambah lingkup wilayah penelitian.
2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga masih ada
kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang tidak
cermat, tidak serius dan responden yang menjawab tidak jujur karena responden
menilai kemampuan diri sendiri. Serta pertanyaan yang kurang lengkap atau
kurang dipahami oleh responden.
3. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap kualitas
pemeriksa keuangan pada penelitian ini hanya sebatas pengaruh keahlian, etika,
komitmen, kepatuhan, dan kecermatan profesional sebagaimana yang terdapat di
dalam Peraturan Menteri Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret
2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
sehingga masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas Pemeriksa
Keuangan. Disarankan untuk peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel
lain yang dianggap mempengaruhi atau berhubungan dengan penilaian Kualitas
Auditor.