skripsi pelaksanaan al-bay’ beras di desa lembang … · menghasilkan data deskriptif, yang...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PELAKSANAAN AL-BAY’ BERAS DI DESA LEMBANG LOHE
KECEMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI MENURUT HUKUM ISLAM
LUKMAN
105740005015
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
iii
PELAKSANAAN AL-BAY’ BERAS DI DESA LEMBANG LOHE KECEMATAN
TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI MENURUT HUKUM ISLAM
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun dan diajukan oleh :
LUKMAN
105740005015
Kepada :
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO HIDUP:
“ Kunci kesuksesan itu kejujuran melangkahlah dengan kejujuran hiduplah dengan kejujuran
jangan rugikan hidup tanpa kejujuran”
“ Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap. Maka berlomba-lombalah
kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan
kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Q.S
Al-Baqarah : 148 )”
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan almarhumah Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan mengorbankan
segalanya untuk keberhasilanku.
2. Untuk saudara-saudara dan keluarga tercinta.
3. Kepada dosen pembimbing skripsi ini.
4. Para sahabat Agus Ashari, Rizal Ikbal, Ahmad Syahril dan teman-teman yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi.
5. Dan untuk Almamater Universitas Muhammadiyah Makassar.
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “
Pelaksanaan Al-Bay’ beras di Desa Lembang Lohe kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai
Menurut Hukum Islam” Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang
tua saya Ayah Main dan almarhuma ibu Bulan yang senantiasa memberi harapan,semangat,
perhatian,kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga
besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah mereka berikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah merekan berikan kepada
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima
kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE,M.,ACC selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Agussalim Harrang, SE., M.M selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi
dapat di selesaikan.
5. Ibu Sri Wahyuni, SE., M.E selaku pembimbing II yang telah berkenang membantu
selama dalam penyusunan skripsi sehingga ujian skripsi
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tak kenal lelah
banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staff karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
8. Rekan-rekan Mahasisswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Islam
angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan
dorongan dalam aktivitas studi penulis
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang
telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga
penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempuraan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
x
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, Januari 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
LUKMAN, 2020 Pelaksanaan Al-Bay’ Beras di Desa Lembang Lohe Kabupaten Sinjai Menurut
Hukum Islam, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Dr. Agussalim Harrang dan Pembimbing II Ibu Sri Wahyuni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Al-Bay’ Beras di desa Lembang Lohe Kecematan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Menurut Hukum Islam. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa pengamatan lapangan dan lisan dari penjual dan pembeli di Desa Lembang Lohe. Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, pengamatan dan dokumentas. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa, Pelaksanaan Al-Bay’ Beras di Desa Lembang Lohe dalam bisnis pertanian telah menerapkan konsep etika bisnis Islam yang berdasarkan sifat Nabi Muhammad SAW yaitu Shiddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh.
Kata Kunci: Pelaksanaan, Jual Beli, Etika Bisnis Islam
xii
ABSTRACT
LUKMAN, 2020 The Implementatioan of Al-Bay’ rice in the Lembang Lohe village, Sinjai district according to Islamic economics study program, faculty of economics and business, Muhammadiyah University, Makassar. Guided by supervisor I Dr. Agussalim Harrang and supervisor II, Mrs. Sri Wahyuni.
This study aims to find out how the implementation of Al-bay’ rice in Lembang Lohe village, the Tellulimpoe district, Sinjai district according to Islamic law. The type of research that produces descriptive data, in the form of field and verbal observation form sellers and buyers Lembang Lohe village. While the data collection techniques used in this study were interviews, observation and documentation. Based on the result of the research it can be concluded that the implementers of Al-bay’ rice in the village of Lembang Lohe in the agricultural business ethics based on the prophet Muhammad SAW namely Shiddiq, Amanah, fathanah dan Tabligh.
Keywords: Implementing, Buying and Selling, Islamic business ethics
Kata Kunci: Pelaksanaan, Jual Beli, Etika Bisnis Islam
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
A. Tinjauan Teori ................................................................................... 5
B. Tinjauan Empiris ............................................................................... 21
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 28
A. Jenis dan Lokasi Penelitian .............................................................. 28
B. Pendekatan peneltian ........................................................................ 29
xiv
C. Fokus Penelitian ............................................................................... 29
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 30
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 32
G. Metode Analisis ................................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 35
A. Profil Kabupaten Sinjai ..................................................................... 35
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 50
C. Pembahasan ...................................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62
A. Kesimpulan ....................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Data Pertanyaan Responden 31
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten sinjai 37
Menurut Jenis Kelamin 2018
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama 38
di Kabupaten Sinjai Tahun 2018
Tabel 4.3 Perkembangan PDRB (harga berlaku) 40
Kabupaten Sinjai
Tabel 4.4 Penggunaan di Lahan di tahun 2018 48
Tabel 4.5 Klasifikasi Beras yang ada di Desa 52
Lembang Lohe
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka konseptual 29
Gambar 3.1 Model ananlisis Intraktif Miles 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara liungistik, al bai’ (jual beli) bererti pertukaran sesuatu dengan
sesuatu. Secara istilah, menurut madzhab Hanafiyah, jual beli adalah pertukaran
harta (mal) dengan harta dengan menggunakan cara tertentu. Islam sebagai
agama rahmatlil‘ alamin tidak hanya memberikan perhatian kepada masalah
‘ubudiyah, tetapi juga memberikan perhatian yang tinggi terhadap masalah
muamalat. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan, bahkan memberikan nilai
yang sangat tinggi dan positif secara hukum terhadap bidang tersebut,
khususnya yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Hal ini dikarenakan hasil
aktivitas ekonomi di pandang dalam ajaran islam mempunyai kaitan erat dengan
rahmat Alllah SWT yang di limpahkan kepada umat manusia.
Islam adalah sebuah sistem yang menyeluruh dan mencakup semua
sendi kehidupan.Hal ini tidak hanya disimpulkan dari hukum-hukum Islam saja,
tetapi sumber-sumber Islam itu sendiri menekankannya. Islam merumuskan
suatu sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem-sistem lainnya. Hal ini
diantaranya Nampak pada sistem Islam yang memiliki akar dari syariah yang
menjadi sumber dan panduan bagi setiap muslim dalam pelaksanaan kegiatan
ekonomi. Islam juga memiliki tujuan-tujuan syariah (maqasyid as-Syari’ah) serta
petunjuk operasional untuk mencapai tujuan tersebut. Syari’ah itu sendiri
mengacup ada
2
kepentingan manusia untuk mencapai kesejahteraaan dan kehidupan yang lebih
baik, juga memiliki nilai yang sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan
sosio-ekonomi, serta menuntut kepuasan yang seimbang kepuasan materi dan
kepuasan rohani Allah telah menjadikan harta sebagai salah satu sebab
tegaknya kemaslahatan manusia di dunia .Allah SWT juga telah menyebutkan
bahwa perdagangan merupakan salah satu cara untuk menwujudkan
kemaslahatan tersebut.
Menurut hukum Islam, transaksi jual beli terjadi karena adanya kehendak
antara dua pihak atau lebih untuk memindahkan suatu harta atau benda dengan
cara tukar menukar, yaitu menyerahkan barang yang diperjual beli kandan
menerima harga sebagai imbalan dari penyerahan barang tersebut dengan
syarat dan rukun yang ditentukan oleh hukum Islam. Hukum jual beli dalam Islam
mengajarkan manusia untuk melakukan transaksi jual beli dengan cara yang
sehat. Jual beli tidak boleh mengandung unsur paksaan penipuan atau
kecurangan lainnya, baik yang berasal dari penjual ataupun pembeli. Keduanya
mesti harus mengedepankan nilai-nilai kejujuran.
Dalam tatanan perekonomian, pasar menjadi tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli, individu dan kelompok berusaha memaksimalkan
keuntungan dan manfaat. Pengertian pasar ini sesuai dengan aktivitas yang
terjadi di pasar. Di mana pembentukan harga dari suatu barang terjadi melalui
mekanisme tertentu. Mekanisme pasar terjadi apabila penawaran dan
permintaan saling berintraksi secara otomatis tanpa adanya intervensi dan
distorasi dari pihak manapun.
3
Pada mekanisme pasar, pasar dapat memberikan informasi yang lebih
tepat dengan memberikan keterangan tentang harga-harga serta berapa
besarnya permintaan kepada jenis-jenis barang. Pasar juga dapat memberikan
rangsangan kepada pengusaha untuk mengembangkan kegiatan merekan,
sebab keadaan pasar terus menerus berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan jumlah penduduk yang akan mempengaruhi
perubahan pasar. Sistem ini juga akan memberikan kebebasan yang lebih tinggi
kepada masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Sehingga bila di lihat dari
para pelaku usaha dengan adanya kemajuan itu akan berakibat juga dalam
strategi yang ditempuh dalam menjalankan usahanya untuk mengeruk
keuntungan seperti yang di harapkan.
Strategi mencari keuntungan atau laba merupakan prioritas bagi
kebanyakan para pelaku usaha, termasuk usaha jual beli di bidang beras yang di
lakukan di pasar atau toko beras. Transaksi jual beli yang di lakukan di desa
lembang lohe, yaitu pembeli melihat dahulu sampel beras, yang kemudian
pembeli memilih beras mana yang akan di belinya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba meneliti bagaimana
pelaksanaan Al-Bay’ beras di desa lembang lohe dengan judul “PELAKSANAAN
AL-BAY’ BERAS DI DESA LEMBANG LOHE KECAMATAN TELLULIMPOE
KABUPATEN SINJAI’
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di sajikan di atas, maka yang jadi
permasalahan penelitian ini adalah.
4
1. Bagaimana pelaksanaan jual beli beras di Desa Lembang Lohe
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?
2. Apakah sudah sesuai dengan prinsip syari’at?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian yaitu;
1. Mengetahui pelaksanaan jual beli di Desa Lembang Lohe Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?
2. Mengetahui apakah sudah sesuai dengan prinsip syar’at?
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah agar supaya kita bisa mengetahui pentingnya
ilmu jual beli menurut hukum islam.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Al-Bai’
Al-Bay secara artinya memindahkan hak milik terhadap benda
dengan akad saling mengganti, dikatakan ba’a asy-syaia jika ia
mengeluarkannya dari hak miliknya dan ba’ahu jika dia membelinya dan
memasukannya kedalam hak miliknya dan ini masuk dalam kategori nama
nama yang memiliki lawan kata jika di sebut ia mengandung makna dan
lawannya seperti al-qur yang berarti haid dan suci. Perkataan syara artinya
mengambil dan syara berarti menjual. Ibnu Qutaibah berkata dikatakan bi’tu
asy-syaia artinya saya menjualnya atau membelinya dan barang yang
menjualnya dinamakan mabi’. Jual beli mempunyai tiga sebutan : sebutan
untuk tamlik dan akad dan juga untuk menukar satu benda dengan benda
yang lain secara mutlak dan yang terakhir istilah syira yang merupakan
tamalluk (menjadi hak milik).
a. Syarat Bai’
1. Syarat In’iqad merupakan syarat yang harus terpenuhi masing-
masing akad jual beli
2. Syarat Nafadz atau syarat pelaksanaan akad dalam syarat ini ada
dua bagian, Pertama kepemilikan yaitu objek akad adalah benar-
benar milik orang yang melakukan akad. Kedua yaitu, objek akad
harus terbebas dari hak-hak pihak ketiga.
6
3. Syarat Syah adalah syarat yang di tetapkan oleh syarat yang
berkenaan ada atau tidaknya akibat hukum yang di timbulkan oleh
akad apabila tidak terpenuhi maka, akadnya menjadi rusak.
4. Syarat Luzum merupakn syarat yang di tetapkan oleh syara, yang
berkenaan dengan kepastian akad.
b. Rukun Bai’
Mayoritas ulama’ (jumhur), rukun yang terdapat dalam akad jual beli
terdiri dari:
1. ‘akid (penjual dan pembeli)
2. Ma’qud ‘alaih (harga dan objek)
3. Sighat (ijab qabul)
2. Akad Bai’ Murabahah
a. Pengertian Akad Ba’i Murabahah
Ba’i Al Murabahah adalah jual beli barang pada harga
asaldengantambahan keuntungan yang disepakati.Dalam Ba’i
murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Ba’i Murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara
pemesanan dan bisa disebut sebagai murabahah kepada pemesan
pembelian. Dalam kitab al-Umm, imam Syafi’i menamai transaksi
sejenis ini dengan istilah al-aamir bisy-syira.Landasan Hukum
8
1. Al-Quran
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya,”
9
2. Hadist
Hadist Dari suhaib ar-Rumi ra. Bahwa Rasulullah saw
bersabda “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan :jual
beli secara tangguh, muqaradhah, dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”. (HR.
Ibnu Majjah).Syarat Ba’i Murabahah
a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan
c. Kontrak harus bebas dari riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat
atas barang setelah pembelian
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara
utang.
Secara prinsip, jika syarat (a), (d), atau (e) tidak terpenuhi,
pembeli memiliki pilihan:
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya
b. .Kembali kepada penjual dan menyatakan tidaksetuju atas
barang yang dijual
c. Membatalkan kontrak.
10
3. Manfaat Ba’i Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (Tijarah), transaksi ba’i murabahah
memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus
diantisipasi.
Ba’i Murabahah memberi banyak manfaat kepada Bank Syariah,
salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih
harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu,
sistem ba’i murabahah juga sangat sederhana.
Diantara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain
sebagai berikut:
a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar
angsuran
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang di
pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank
tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut
c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh
nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya.
d. Dijual, karena ba’i murabahah bersifat jual beli dengan utang,
maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik
nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset
miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika demikian,
resiko untuk default akan besar.
11
4. Ba’i Salam
Pengertian Ba’i Salam adalah pembelian barang yang diserahkan
dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.
Ulama Syafi’iyah menjelaskan, salam adalah akad atas barang
pesanan dengan spesifikasi tertentu yang di tangguhkan penyerahanya
pada waktu tertentu dimana pembayaran dilakukan secara tunai di
majlis akad. Salam biasanya diaplikasikan pada pembiayaan petani
(agribisnis) dengan jangka waktu yang relatif pendek, yaitu sekitar 2-6
bulan.Salam juga dapat diaplikasikan pada pembiayaan barang
manufaktur, seperti garmen, dimana ukuran barang itu sudah ditentukan
spesifikasinya.Dalam hal ini pihak bank bertindak sebagai pembeli,
sedangkan petani/pemilik garmen adalah sebagai penjual landasan
syariah.
Bai’ salam merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hal ini
berlandaskan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an, Hadits
maupun ijma ulama. Dalil yang memperbolehkan praktik jual beli salam
yaitu: Qs. Al-Baqarah : 282
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.”
Al-Hadist Ibnu abbas meriwayatkan bahwa rasullulah saw. Datang
ke madinah di mana penduduknya melakukan salaf (Salam) dalam
buah-buahan (untuk jangka waktu) satu, dua dan tiga tahun. Beliau
berkata :
12
“Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan
dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka
waktu yang diketahui.”
a. Rukun bai’ as-Salam.
1. Muslim (atau pembeli)
2. Muslam alaih (atau penjual)
3. Modal atau uang
4. Muslam fiihi (atau barang)
5. Sighat (ucapan)
b. Syarat Bai’ as-Salam
1. Modal harus Diketahui
2. Penerimaan pembayaran salam harus tunai
c. Manfaat Bai’ Salam
Manfaatnya adalah selisih harga yang di dapat dari nasabah dengan
harga jual kepada pembeli.
5. Bai’ Istishna’
Ba’i Istishna’ adalah membeli sesuatu dengan pesanan, jual beli ini telah
dikenal sebelum islam.
Jual beli semacam ini boleh dilakukan dalam semua yang biasa
diproduksi sesuai dengan pesanan.Rukunnya adalah ijab dan
Qabul.Hukumnya adalah tetapnya kepemilikan atas penukar dan barang.Dan
syarat syahnya adalah penjelasan tentang jenis barang yang dipesan, tipenya,
ciri-cirinya dan kadarnya dengan penjelasan yang dapat menghilangkan
ketidaktahuan dan menghindari perselisihan.
13
Transksi bai’istishna’ merupkan kontrak penjualan antara pembeli dan
pembat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari
pembeli. Kedua belah pihak bersepakat atas hargaserta sistem pembayaran,
apakah pemayaran dilakukan di muka,melalui cicilan, atau ditangguhkn
sampai suatu waktu pada masa yan akan datanglandasan Bai’ Istishna’.
Menurut Hanafiyah, bai’ iatishna’ diperbolehkan dengan alasan istihsanan,
demi kebaikan kehidupan manusia dan telah menjadi kebiasaan (‘urf) dalam
beberapa masa tanpa ada ulama yang mengingkarinya. Akad istishna’
diperbolehk karena ada ijma’ ulama. Menurut ulama’ Malikiyah, Syafi’iyyah ,
dan Hanabalah, akad istishna’ sah dengan landasan diperbolehkanya akad
salam, dan telah menjadi kebiasaan umat manusia dalam bertransaksi (‘urf).
Dengan catatan, terpenuhinya syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam
akad salam.Rukun dan Syarat Bai’ Istishna’ dalam jual beli istishna’ , terdapat
rukun yang harus dipenuhi, yakni pemesan (mustashni’), penjual/pembuat
(shani’), barang/objek (mashnu’) dan sighat (ijab qabul). Syarat yang diajukan
ulama untuk diperbolehkan transaksi jual beli istishna’ adalah:
a. Adanya kejelasan jenis, macam, ukuran dan sifat barang, karena ia
merupakan objek transaksi yang harus diketahui spesifikasinya.
b. Merupakan barang yang biasa ditransaksikan/berlaku dakam hubungan
antar manusia.
c. Tidak boleh adanya penentuan jangka waktu, jika jangka waktu
penyerahan barang ditetapkan, maka kontak ini akan berubah menjadi
akad salam.
6. Etika jual beli dalam islam
a. Jujur / Terbuka / Transparan
14
Dalam sebuah bisnis islam customer adalah raja, dan
sebagaimana mestinya seorang raja harus diperlakukan secara khusus.
Hal ini menyangkut bagaimana pelayanan kita kepada mereka, para
customer akan merasa lebih nyaman jika kita dapat memberikan service
yang memuaskan. Bahkan terkadang mereka tidak akan memperdulikan
perbedaan harga melainkan service yang kita berikan. Dalam sebuah
perdagangan, kejujuran adalah hal yang sangat penting.
Kejujuran harus menjadi sebuah prinsip dagang bagi seorang
pengusaha muslim. Namun seorang pedagang atau pengusaha
biasanya merasa kesulitan dalam melakukan hal ini.Jadilah pengusaha
yang menjaga kejujuran pada setiap customer, ikutilah cara berdagang
yang telah dicontohkan oleh Rasul kita. Menjadi seorang pedagang
yang seperti Rasulullah contoh kan bukanlah hal yang mudah, terutama
di zaman yang penuh dengan fitnah ini. Segala macam cara menjadi
halal digunakan semata-mata hanya demi keuntungan satu pihak.
Jangankan seorang pedagang, pejabat pun sanggup untuk melakukan
penghianatan korupsi demi menuruti nafsu duniawi.
Islam mengajarkan kepada kita ilmu berdagang yang baik, etika
atau adab berdagang yang benar. Seharusnya kita sebagai orang islam
menjunjung tinggi bagaimana etika yang di ajarkan islam dalam urusan
jual beli atau berdagang. Jujur memang hal yang terlihat sepele dan
gampang untuk dilakukan, tapi jangan salah justru iman seseorang akan
di ujia melalui kejujurannya saat berdagang. Contohlah apa yang
Rasulullah lakukan ketika beredagang, beliau selalu mengutamakan
kejujuran. Seperti misalnya ketika beliau memberikan penjelasan
15
tentang kualitas atau spesifikasi suatu barang, menghitung timbangan
dan lain sebagainya. Allah
”Sempurnakanlah takaran jangan kamu termasuk orang-orang
yang merugi, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”
b. Menjual barang yang halal
Allah telah mengingatkan dengan tegas tentang prinsip halal dan
haramnya sesuatu dalam perdagangan.Allah telah menetapkan prinsip
halal dan haram dalam Qur’an. Oleh sebab itu sebagai umat muslim
yang melakukan perdagangan kita wajib mengetahui asal muasal dari
apa yang kita perjual belikan. Selain itu sebagai kehalalan hasil yang
kita dapatkan juga harus terhindar dari Macam-MacamRiba. Oleh sebab
itu kita harus tahu apaPengertian Riba dalam islam dan apa saja
Bahaya Riba bagi pelakunya. Hal ini sudah ditetapkan sejak Rasulullah
menerima wahyu surah Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi.
16
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya,”
c. Menjual Barang Dengan Kualitas Yang Baik
Sebagai seorang pedagang kita harus tetap jujur dan
memperhatikan kehalalan dari barang yang kita jual.Selain itu kita
juga memperhatikan bagaimana kualitas barang yang kita jual,
apakah mutunya sudah baik ataukah kurang layak untuk kita jual
kepada customers.Kualitas suatu barang yang kita jual menjadi
tanggung jawab kita sebagai pedagang.Oleh sebab itu kita harus
memberikan penjelasan tentang bagaimana kualitas suatu barang
yang kita jual dan berapa kuantitas barang yang kita jual pada
customers.
Memberikan keterangan kualitas barang merupakan hal yang
wajib kita lakukan dalam perdagangan. Karena jika kita tidak jujur
dengan kualitas barang yang kita jual, maka hal ini akan berdampak
17
negative bagi diri kita sendiri sebagai pedagang. Seperti misalnya
barang yang kita jual memiliki kualitas yang rendah, namun kita
katakan pada customers jika barang tersebut memiliki barang yang
luar biasa. Ketika customer mau membeli dagangan tersebut karena
jaminan yang kita berikan, otomatis ketika si customer menggunakan
barang tersebut merasa rugi dan kecewa dengan kita sebagai
pedagang. Hal ini dapat di katakan cacat etis atau cacat moral karena
apa yang sudah pedagang katakana tidak sesuai dengan kualitas
barang yang ia jual.
Jika anda termasuk orang yang demikian sebaiknya segera
merubah konsep dagang anda untuk lebih baik dan lebih jujur.Ketika
seorang pedagang melakukan kecurangan demi mendapatkan
keuntungan semata, maka mereka termasuk dalam golongan orang-
orang yang dzalim. Sebagaimana Allah yang telah mengingatkan kita
pada kalamnya dalam surat Al-Qashash 28:37
Musa menjawab: “Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut)
membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat
kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan
mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”.
18
d. Tidak Menyembunyikan Cacat Pada Barang
Sebagai seorang pedagang sudah seharusnya kita menerangkan
tentang bagaimana kualitas suatu barang.Tapi tidak hanya itu karena
jika barang yang kita jual memiliki cacat, maka tugas kita sebagai
penjual harus mampu memberi tahu pada customer tentang cacat
barang tersebut.
Ibnu Majah menuturkan Watsilah bin Al-Asqa ra, dia mengatakan
‘Aku pernah mendengar Nabi saw berkata, “Barang siapa yang
menjual suatu barang yang mempunyai cacat yang tidak
diterangkannya, niscaya dirinya berada dalam murka Allah dan para
malaikat pun mengutuknya.”
e. Tidak Memberikan Janji Atau Sumpah Palsu
Jika kita pergi kesuatu pasar atau katakanlah kaki lima. Sering kali
kita mendengarkan seorang pedagang mengucapkan janji atau
sumpah tentang kualitas barang yang ia jual. Seperti misalnya “
barang dijamin tidak mudah rusak “ / “ sumpah paling murah neng “
kata-kata yang seperti itu termasuk dalam janji atau sumpah yang
akan menjadi tanggung jawab kita bahkan hingga di akhirat kelak,
oleh sebab itu Rasulullah bersabda:
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah
menceritakan kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab
berkata, Ibnu Al Musayyab bahwa Abu Hurairah radliallahu ‘anhu
berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
19
bersabda: “Sumpah itu melariskan dagangan jual beli namun
menghilangkan barakah”
f. Murah Hati Pada Customer
Melayani customer dengan murah hati akan membuat mereka
merasa dihargai dan merasa puas dengan pelayanan kita. Cukup
dengan senyum dan memperlakukan mereka seolah seperti raja
membuat mereka lebih senang dibandingkan dengan memberikan
mereka potongan harga. Seperti yang telah tertulis dalam Al-Qur’an
surah Al A’raf ayat 56
“….Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik”
g. Tidak Melalaikan Sholat Saat Berdagang
Allah memerintahkan kita untuk tidak melalaikan sholat apalagi
meninggalkannya. Seorang muslim yang baik pasti akan melakukan
apa saja demi memenuhi kewajibannya pada Allah. Begitu juga
dalam berdagang kita harus memperhatikan kewajiban sholat setiap
waktu.Mengutamakan akhirat daripada dunia adalah hal yang baik
20
dan harus kita lakukan setiap waktu.Utamakan kewajiban sholat mu
dari pada harus berkonsentrasi dalam berdagang. Seperti misalnya
kota Madina, Saudi Arabia yang ketikaadzan berkumandang seluruh
pedagang akan meinggalkan dagangannya begitu saja tanpa ada
rasa khawatir.
Oleh sebab itu 10 menit sebelum adzan sebaiknya kita bersiap-
siap untuk melakukan sholat fardhu. Melaksanakan kewajiban dalam
islam adalah keutama hidup di dunia ini, seperti yang tertulis dalam Al
Qur’an surat Annur ayat 37 :
Artinya: “laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan
shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.”
Menjaga etika jual beli dalam islam merupakan keutamaan
dalam sebuah bisnis atau perdagangan. Dengan menaati prinsip
atau Fiqih Muammalah Jual Beli membuat kehidupan seorang
pedagang lebih tentram. Selain itu rezeki yang akan di dapatkan juga
lebih berkah dan halal. Menjalankan sebuah usaha sesuai dengan
tuntunan Dasar Hukum Islam yang baik dan benar, selain itu seorang
pedagang juga harus mengetahui etika jual beli berikut ini :
21
1) Tidak saling menjatuhkan harga dengan pedagang lain
2) Menepati janji yang dikatakan atau perjanjian yang sudah di buat.
3) Mengeluarkan hak orang lain atau zakat.
4) Amanah kepada customer.
5) Mencatat piutang,
6) Sabar pada customer.
7) Tidak sombong pada customer.
8) Adil dalam berdagang
B. Tinjauan Empiris
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti telah melihat
beberapa hasil penelitian yang berupa jurnal dan skripsi yang mendukung
terhadap penelitian ini, yaitu:
Penelitian yang di lakukan oleh Moh.Adif Rohman dan
Homaidi,S.Ag.,M.Ag. (2014), yang berjudul Implementasi jual beli padi
dengan sistem tebasan menurut fiqh.Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa masyarakat menjual hasil panen padi mengunakan sistem tebasan
dengan kondisi padi yang masih hijau dan ada yang sudah kuning (siap
panen).Sedangkan mayoritas masyarakat desa kranji menjual hasil panen
padi dengan sistem tebasan ketika padi masih hijau yang berumur 3
bulan.Praktek jual beli padi denagan sistem tebasan tersebut merupakan
kebiasaan yang terjadi sejak dulu.Menurut ketentuan Fikih jual beli padi
yang sudah kuning sah menurut Fikih sedangkan padi yang di perjual
belikan tersebut padi yang masih hijau tidak sah menurut Fikih karena
masih dapat terjadinya gagal panen dan termasuk jual beli garar
(ketidakjelasan).
22
Penelitian ini di lakukan oleh Shobirin (2015), yang berjudul jual
beli dalam pandangan islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
secara jelas bagaimanakah umat islam yang melakukan bisnis dan selalu
berpegang teguh pada norma-norma hukum islam, akan mendapatkan
berbagai hikmah di antaranya; (a) bahwa jual beli (bisnis) dalam islam
dapat bernilai sosial atau tolong menolong terhadap sesama, akan
menumbuhkan berbagai pahala, (b) bisnis dalam islam merupakan salah
satu cara untuk menjaga kebersihan dan halalnya barang yang di makan
untuk dirinya dan keluarganya, (c) bisnis dalam islam merupakan cara
untuk memberantas kemalasan, pengangguran dan pemerasan kepada
orang lain, (d) berbisnis dengan jujur, sabar, ramah, memberikan
pelayanan yang memuaskan sebagaimana di ajarkan dalam islam akan
selalu menjalin persahabatan kepada sesama manusia.
Penelitian ini di lakukan oleh Ari Budi Rahayu P. (2018), yang
berjudul pentingnya membangun pendidikan karakter dalam jual beli
online yang sesuai dengan sains islam. Hasil penelitian in menjelaskan
bahwa jual beli online sama seperti jual beli offline. Ada yang halal ada
yang haram, ada yang legal ada yang ilegal.Jual beli online harus
memenuhi rukun dan syarat sah jual beli rukun jual beli.Rukun jual beli
diantaranya adalah penjual dan pembeli yang keduanya harus berakal
sehat, atas kemauan sendiri, dewasa/baligh dan tidak mubadzir alias
tidak sedang boros.
Penelitian ini di lakukan oleh Miftahul Jannahdan Thamrin
Logawali (2016), yang berjudul jual beli tanah sawah milik bersama
(A’balu taung) dalam pandangan ekonomi islam di desa manimbahoi
23
kecematan parigi kab. Gowa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jual
beli tanah sawah milik bersama (A’balu taung) seperti ini dianggap tidak
sah, karena melihat dari beberapa rukun dan syarat jual beli yang tidak
terpenuhi., namun dalam hal hukum adat yang berlaku di daerah tersebut
dan telah menjadi tradisi yang menurun bagi masyarakat desa
manimbahoi jual beli tanah sawah di anggap sah saja selama kedua bela
pihak salin ridho dan sepanjang tidak melangar norma-norma adat
istiadat yang ada.
Penelitian ini di lakukan oleh Eka Nuraini Rachmawati dan Ab
Mumin bin Ab Ghani (2015), yang berjudul akad jual beli dalam perspektif
fikih dan praktiknya di pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa dalam dunia bisnis, akad memiliki peranan sangat
penting karena keberlangsungan kegiatan bisnis ke depan akan
tergantung seberapa baik dan rinci akad yang di buat untuk menjaga dan
mengatur hak dan kewajiban kedua bela pihak yang melakukan akad.
Akad merupakan perjanjian yang mengikat hubungan kedua bela pihak
itu sekarang dan yang akan datang. Pemilihan akad akan mencerminkan
seberapa besar risiko dan keuntungan bagi kedua pihak, terutama bagi
pihak pemodal maupun yang mengelola bisnis atau antara pembeli dan
penjual. Ilmu fikih menawarkan berbagai rincian dan penetapan dasar-
dasar perjanjian bisnis sehingga dapat merealisasikan tujuan dan
kepentingan yang berakad.
Penelitian ini di lakukan oleh I Made Prasada Ary Wirawan (2017),
yang berjudul persepsi petani terhadap pilihan menjual padi kepada
penebas atau perpadi (kasus subak benel, desa kaliakah, kecematan
24
Negara, kabupaten Jembrana. Hasil penelitian ini di jelaskan bahwa
persepsi petani terhadap pilihan menjual padi kepada perpadi lebih
besar/baik jika di bandingkan dengan menjual padi kepada penebas di
lihat dari aspek manajemen, aspek ekonomi,dan aspek sosial. Perbedaan
persepsi petani terhadap pilihan menjual pad kepada perpadi atau
penebas terbukti secara statistik yang terlihat dari percapaian Sig.2-tailed
0,004 lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada perbedaan yang nyata antara
perpadi dan penebas.
Penelitian ini di lakukan oleh Siswadi,S.Ag.,M.Pd.I (2013), yang
berjudul jual beli dalam perspektif islam. Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa jual beli adalah pertukaran harta dengan harta dengan
menggunakan cara tertentu dan pada dasarnya merupakan akad yang
diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al-
Qur’an, Hadits dan Ijma’ Ulama. Rukun jual beli meliputi tiga hal, yaitu:
akid (orang yang melakukan akad), ma’qud alaihi (barang yang di
akadkan) dan shighat, yang terdiri atas ijab (penawaran) qabul
(penerima). Dan adapun jual beli batil adalah akad yang salah satu rukun
dan syaratnya tidak terpenuhi dengan sempurna, seperti penjual yang
bukan berkompeten, barang yang tidak bisa diserahterimakan dan
sebagainya.
Penelitian ini di lakukan oleh Nurul Istiqomah (2018), yang
berjudul analisis hukum islam terhadap praktik jual beli ikan dipelabuhan
perikanan nusantara pekalongan. Hasil penelitian ini menunjukan pihak
penjual dan pembeli sama sama hadir dalam pelelangan. Dalam
praktiknya jual beli lelang ikan di TPI (tempat pelelangan ikan) Pelabuhan
25
Perikanan Nusantara Pekalongan perlu adanya pengawasan ekstern dan
intern.
Penelitian ini di lakukan oleh Zaenal Arifin dan Thamrin Logowali
(2013), yang berjudul sistem jual beli bensin eceran menurut pandangan
ekonomi islam terhadap tinjauan unadang-undang nomor 8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen (studi kasus di kelurahan paropo kota
Makassar). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penjual bensin eceran
yang berlokasi di kelurahan paropo kota Makassar masih belum selesai
dengan syarat-syarat ekonomi islam, sehingga implentasi yang terjadi di
lapangan masih banyak pelaku-pelaku penjual bensin eceran dalam
mengurangi takaran dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang
sebanyak-banyaknya padahal cara seperti itu sangat di larang oleh
agama dan termasuk perbuatan yang bathil.
Penelitian ini di lakukan oleh Rahma Amir (2018), yang berjudul
jual beli lelang dan pelaksanaan di kantor pelayanan kekayaan Negara
dan lelang kota palopo (studi komparatif hukum islam). Hasil penelitian ini
yang menunjukkan bahwa pandangan islam mengenai jual beli lelang di
kantor pelayanan kekayaan Negara dan lelang palopo. Prosedur
pelaksanaan lelang di KPKNL palopo sudah selesai dengan syariat islam
karena lelang ini tidak bercampur dengan trik-trik yang memang di larang
serta terpenuhinya rukun, syarat, dan ketentuan umum jual beli dalam
islam. Prosedur pelaksanaan lelang sesuai dengan prosedur dalam
peraturan menteri keuangan nomor 150/PMK.06/2017 40/PMK.07/2006
tentang petunjuk pelaksanaan lelang. Implikasi dari penelitian ini kepada
kantor pelayanan kekayaan Negara dan lelang kota palopo selaku
26
pelaksana lelang hendaklah meningkatkan kegiatan penggalian potensi
lelang dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang proses
lelang agar seluruh masyarakat mendapatkan informasi dan pengetahuan
mengingat kurangnya peminat yang mengikuti lelang.
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan pemikiran yang berfokus tujuan
penelitian yang di gunakan sebagai pedoman dalam proses penelitian.
Dengan adanya kerangka piker ini, peneliti lebih mudah untuk
mendapatkan data dan informasi guna memmecahkan masalah di
paparkan sebelumnya.
Kabupaten Sinjai adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia.
Jual beli adalah transaksi antara satu orang dengan orang yang
lain yang berupa tukar-menukar suatu barang dengan barang yang lain
berdasarkan tata cara atau akad tertentu.
Dalam melakukan transaksi jual beli, harus memperhatikan rukun
dan syarat jual beli.Hal ini dilakukan agar transaksi yang dilakukan dapat
dianggap sah dan sesuai dengan syariat Islam. Rukun jual beli terdiri dari:
penjual, pembeli, barang yang diperjual-belikan, harga dan ijab-qabul.
27
PELAKSANAAN
JUAL BELI SYAR’I
DESA
LEMBANG LOHE
SYARAT
JUAL BELI
RUKUN
JUAL BELI
AKAD
JUAL BELI
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan lokasi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu
proses penelitian dan,pemahaman yang berdasarkan pada metode
yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia,
landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga
bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.Sifat
penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu bentuk metode penelitian
yang mengikuti proses pengumpulan data, penulisan dan penjelasan
atas data dan setelah itu dilakukan analisis.Deskriptif kualitatif yaitu
menganalisa data yang bersifat penjelasan atau penguraian data dan
informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori dan konsep-konsep
yang mendukung pembahasan yang relevan dimana penjelasan ini
menggunakan metode kualitatif kemudian diperoleh kesimpulan dari
permasalahan penelitian ini.
29
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lembang Lohe, Kecamatan
Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan sosiologis
karena peneliti melakukan interaksi lingkungan sesuai dengan unit sosial,
individu, kelompok,lembaga atau masyarkat.
C. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menfokuskan pelaksanaan Al-Bay’ beras
yang secara islami di desa lembang lohe dalam penelitian ini adalah para
penjual dan pembeli.
D. Jenis dan sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yang dilakukan dengan pengambilan informasi secara
langsung.
2. Sumber Data
a. Data Primer, Sumber utama yang dijadikan bahan penelitian
adalah Primer yaitu data yang diperoleh dari para petani padi di
Desa Lembang Lohe, Kecamatan Tellulimpoe ,Kabupaten
Sinjai melalui pengamatan wawancara.
b. Data Sekunder, yaitu yang diperoleh dari buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, penulis melakukan:
30
1. Survei Pustaka
Yaitu memperoleh data yang ada hubungannya dengan
permasalahan penelitian baik yang didapat dari buku-buku teori yang
membahas tentang pelaksanaan jual beli beras dalam perspektif
ekonomi Islam, hasil-hasil seminar, skripsi-skripsi yang mempunyai
korelasi terhadap penelitian ini.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung pada objek yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran secara langsung tentang eksistensi jual beli
padi di Desa Lembang Lohe Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten
Sinjai.
3. Wawancara
Yaitu suatu cara untuk mengumpulakan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada responden dalam hal ini
kepada para petani padi di Desa Lembang Lohe Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.
31
Tabel 3.1
No Responden Pertanyaan
1
Penjual 1. Apakah beras yang ibu/bapak perjual belikan ini
dari hasil panen padi sendiri atau bagaiman?
2. Apakah beras yang ibu/bapak perjual belikan
hanya di jual di rumah (toko) atau dipasar?
3. Apakah ibu/bapak sudah menjual beras secara
jujur kepada pembeli mengenai harga
(takaran)?
4. Jika terjadi kerusakan pada beras anda, apakah
tetap diperjual belikan dengan harga murah?
2 Pembeli 1. Apakah ibu/bapak puas dengan kualitas beras
yang biasa dibeli?
2. Apakah ibu/bapak pernah mengalami
kecurangan di saat membeli beras misalnya,
harga lebih mahal atau takaran yang tidak
sesuai?
3. Biasanya ibu/bapak beli beras dipasar atau
hanya dirumah (toko)yang ada di Desa
Lembang Lohe?
4. Apabila ibu/bapak mendapatkan kerusakan
32
pada beras pada saat transaksi, apakah
ibu/bapak tetap beli beras itu dengan harga
yang lebih murah?
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu unsur yang amat penting
dalam suatu penelitian, karena fungsinya sebagai sarana pengumpul data
yang banyak menetukan keberhasilan suatu penelitian yang dituju.Oleh
karena itu, instrumen penelitian yang digunakan harus sesuaikan dalam
dengan situasi dan kondisi dari penelitian itu sendiri.Adapun alat-alat
penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian sebagai
berikut:
1. Handphone sebagai alat perekam
Alat perekam digunakan sebagai alat bantu agar tidak ada
informasi yang terlewatkan dan selama wawancara peneliti dapat
berkonsentrasi pada apa yang ditanyakan tanpa harus mencatat. Alat
perekam ini juga memudahkan peneliti mengulang kembali hasil
wawancara agar dapat diperoleh data yang utuh, sesuai dengan apa
yang disampaikan responden dalam wawancara. Hal ini berguna
untuk meminimalkan kesalahan biasa yang sering terjadi karena
keterbatasan dan subjektivitas peneliti. Alat perekam ini digunakan
dengan seizin responden. Selain alat perekam peneliti juga
menggunakan catatan sebagi alat bantú untuk menggambarkan
situasi dan keadaan saat berlangsungnya proses wawancara dan
semua respon non verbal yang ditunjukkan oleh informan.
33
2. kamera
Kamera digunakan sebagai alat bantu pada saat penelitian.
Kamera ini berguna sebagai alat dokumentasi berupa foto.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti
mengenai aspek aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau
belum ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan
memudahkan peneliti membuat kategorisasi dalam melakukan
analisis data. Pedoman wawancara yang didasari oleh kerangka teori
yang ada, guna menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian
yang dilakukan.
G. Metode Analisa
Dalam rangka menjawab rumusan masalah yang ditetapkan penulis
maka analisis data yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacup ada
beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (1984)
Gambar 3.1.: Model AnalisisInteraktif Miles danHuberman
1. Pengumpulan data baik melalui observasi langsung di lapangan
kemudian wawancara mendalam terhadap informan yang compatible
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
34
terhadap penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar
memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan. Ataupun dengan
menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.
2. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari
pengumpulan data.
3. Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam
bentuk teks naratif atau grafik jaringan yang bertujuan mempertajam
pemahaman. Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan penelitian terhadap informasi
yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian penjelasan.
4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi
berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan data yang didapatkan.
Dimana dalam Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
análisis deskriftif kualitatif yaitu menganalisa data yang bersifat
penjelasan atau penguraian data dan informasi
Yang kemudian dikaitkan dengan teori dan konsep-konsep yang
mendukung pembahasan yang relevan kemudian diperoleh
kesimpulan dari permasalahan penelitian ini.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kabupaten Sinjai
1. Keadaan geografis
Kabupaten Sinjai terletak di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi
Sulawesi Selatan dengan Ibukotanya Sinjai. Berada pada posisi 50 19'
30" sampai 50 36' 47" Lintang Selatan dan 1190 48' 30" sampai 1200 0'
0" Bujur Timur.
Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah
Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan Kabupaten
Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa. Wilayah
administratif terbagi atas 8 Kecamatan, 13 kelurahan, 55 desa, dan 259
lingkungan/dusun dengan luas wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari
luas wilayah daratan Propinsi Sulawesi Selatan. Dari 8 Kecamatan itu,
terdiri dari :68 desa/Kelurahan Desa:
1. Di Kecamatan Sinjai Barat, 8 Desa /Kelurahan ,
2. Di Kecamatan Sinjai Borong, 7 Desa/Kelurahan,
3. Kecamatan Sinjai Selatan, 10 Desa/kelurahan,
4. Di Kecamatan Sinjai Timur , 10 Desa /kelurahan,
5. Di Kecamatan Sinjai Tengah,10 Desa/kelurahan,
6. Di Kecamatan Sinjai Utara, 7 kelurahan,
7. Di Kecamatan Bulupoddo, 6 Desa,
8. Di Kecamatan Tellulimpoe, .10 Desa
36
Berdasarkan situasi Geografis, daerah Kabupaten Sinjai beriklim Sub
Tropis. Curah hujan rata-rata 2.772 sampai 4.847 milimeter dengan 120
Deep rain pertahun. Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan musim panas
mulai Agusutus s/d Oktober serta kelembaban mulai November s/d Januari.
Sinjai berada pada ketinggian antara 25 sampai 1.000 meter diatas
permukaan laut.
Luas daerah 8.1996 Ha, dengan 4,62 persen berada pada ketinggian 25
m diatas permukaan laut, 9,74 persen berada pada ketinggian 100 m diatas
permukaan laut, 55,35 persen berada pada ketinggian 100 – 500 m dari
permukaan laut, 21,18 persen berada pada ketinggian 500 – 1000 m dari
permukaan laut dan 21,18 persen berada pada ketinggian diatas 1000 m dari
permukaan laut
2. Keadaan demografis
Jumlah penduduk Kabupaten Sinjai, pada tahun 2009 sebesar 236.234
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,59 persen, yang terdiri dari
114.867 jiwa penduduk lakil-laki dan 121.367 jiwa penduduk perempuan.
Sex ratio sebesar 92 persen artinya setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 92 penduduk laki-laki.
Kepadatan penduduk Kabupaten Sinjai sebesar 265 jiwa per km2
dengan Kecamatan Sinjai utara merupakan daerah yang memiliki kepadatan
terbesar yaitu 1.279 per km2 dan Kecamatan Sinjai Barat dengan
kepadatan terendah yakni 167 km2.
37
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Sinjai
Menurut Jenis Kelamin 2018
No Kecamatan Laki-laki Perempuan jumlah
1 Sinjai Barat 12.039 12.204 24.243
2 Sinjai Borong 7.989 8.144 16.133
3 Sinjai Selatan 18.793 20.183 38.976
4 Tellu Limpoe 15.904 17.375 33.279
5 Sinjai Timur 14.516 16.256 30.772
6 Sinjai Tengah 13.384 13.753 27.137
7 Sinjai Utara 22.664 24.427 47.091
8 Bulupoddo 7.760 8.223 15.983
9 Pulau Simbilan 3.717 3.877 7.594
Jumlah 116.766
124.442
241.208
Sumber Data : Kantor BPS Kab.Sinjai Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa keseluruhan jumlah
penduduk di Kabupaten Sinjai sebanyak 241.208 jiwa sedangkan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 116.766 jiwa dan penduduk perempuan
124.442 jiwa. Penduduk wilayah di Kabupaten Sinjai berasal dari suku
Bugis.
3. Keadaan Sosial Budaya
Agama merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
pembangunan di suatu daerah termasuk di Kabupaten Sinjai, Kehidupan
38
beragama juga sangat mempengaruhi kehidupan suatu masyarakat,
dimana salah satu pembangunan manusia adalah mental dan spiritual.
Pendudk di wilayah Kabupaten Ekonomi keseluruhan memeluk Agama
Islam hal ini, dapat kita lihat pada tabel berikut
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Sinjai
Tahun 2018
No Agama Jumlah(Jiwa) Persentase (%)
1 ISLAM 240.915 99,9%
2 KRISTEN PROTESTAN 90 0,03%
3 KRISTEN KATOLIK 203 0,08%
JUMLAH 241.208 100%
Sumber Data : Kantor BPS Kabupaten Sinjai 2019
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa penduduk di wilayah
Kabupaten Sinjai mayoritas memeluk Agama Islam dan ada sebagian dari
penduduk yang ada di Kabupaten Sinjai memeluk agama lain baik itu
pribumi maupun pendatang. Dalam kehidupan sehari-hari kerukunan
hidup beragama dan bermasyarakat di wilayah Kabupaten Sinjai saling
menghormati walau diantara mereka berbeda keyakinan dan
kepercayaan yaitu Agama Islam dan Agama-agama lain tetap
mengindahkan asa toleransi dan saling menghormati terhadap sesama
manusia yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda.
39
4. Keadaan Pertumbuhan Ekonomi Kab.Sinjai
Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Sinjai merilis laju
pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
kabupaten Sinjai yang dinilai sedikit melambat ditahun 2016.
Hal ini disampaikan Kepala BPS Sinjai, DR. Patahillah Asba disela-
sela kegiatan ramah tamah Hari Statistik Nasional (HSN), Selasa (26/09)
lalu. “Kalau melihat profil Sinjai kondisi sekarang ini, pertumbuhan
ekonomi kita ada sedikit perlambatan pada angka nol koma sekian
dikarenakan tahun kemarin ada musim kemarau panjang sehingga
berdampak pada sektor pertanian, serta PDRB kita sedikit melambat
tahun 2016 disebabkan oleh faktor dana rutin yang masuk di APBD kita,”
ungkapnya.
Kemudian dikatakan dengan kondisi ini tentunya berdampak pada
ekonomi makro Sinjai, karena ekonomi Sinjai berada dikuasai oleh kelas
menengah keatas. “Tentu ini sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi
kita yang memang dikuasai oleh kalangan menengah keatas,”
tambahnya. Olehnya itu Patahillah berharap, ada regulasi dari pemerintah
daerah Sinjai bagaimana menyusun rencana kerja kedepan sehingga,
potensi ekonomi ini bisa tersentuh langsung oleh masyarakat kita. Berikut
ini adalah perkembangan PDRB Kabupaten Sinjai:
40
Tabel 4.3
Perkembangan PDRB (harga berlaku) Kabupaten Sinjai
No Jenis Pengeluaran 2016
(%)
2017
(%)
2018
(%)
1 Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga 6 5.82 6.38
2 Pengeluaran Konsumsi
LNPRT 4.36 5.69 12.79
3 Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah 1.23 1.61 5.42
4 Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto 8.13 7.37 6.36
5. Perdagangan Beras di Kabupaten Sinjai
Sektor perdagangan merupakan secktor yang sangat penting dalam
perputaran roda perekonomian di suatu wilayah. Sektor ini sangat di
pengaruhi oleh tingkat penawaran dan permintaan. Perkembangan sektor
perdagangan dapat tercermin dari salah satu indikator.
Kabupaten Sinjai adalah Kabupaten dengan jumlah perdagangan
Beras di kabupaten Sinjai sangat menonjol dengan hasil pertanian dan
perkebunan sehingga sebagian besar masyarakat Kabupaten Sinjai mata
pencarihannya adalah petani.
41
6. Aturan-aturan Jual Beli
Setelah melakukan pengamatan dan wawancara, adapun yang biasa
di lakukan masyarakat desa Lembang Lohe dalam menjalankan aturan
aturan jual beli sesuai dengan KUHPerdata mengenai jual beli, telah
dijalankan dengan baik berdasarkan pengertian jual beli menurut
KUHPerdata pasal 1457 (ketentuan umum tentang jual beli) yaitu suatu
perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu benda dan pihak lain membayar harga yang telah di
janjikan.
Dalam Pasal 1458 KUHPerdata ( ketentuan umum tentang jual beli)
jual beli itu dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika
setelahnya orang orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan
tersebut dan harganya meskipun kebendaan itu belum diserahkan,
maupun harganya belum di bayar.
Pasal 1458 KUHPerdata ditemukan pengertian bahwa jual beli
adalah suatu perjanjian konsensuil dimana secara sederhana dapat
dikatakan bahwa pada dasarnya setiap penerimaan yang diwujudkan
dalam bentuk pernyataan penerimaan, baik yang dilakukan secara lisan
maupun yang dibuat dalam bentuk tertulis menunjukkan saat lahirnya
perjanjian.
Tujuan di adakan nya suatu proses jual beli adalah untuk
mengalihkan hak milik atas kebendaan yang dijual.
Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen dijelaskan bahwa :
a. Pasal 1513 KHUPerdata ( Tentang Kewajiban si Pembeli )
Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian,
42
pada waktu dan di tempat sebagaimana ditetapkan menurut
perjanjian.
b. Pasal 1514 KUHPerdata ( Tentang Kewajiban si Pembeli )
Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang
itu, si pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu
dimana penyerahan harus dilakukan.
c. Pasal 1516 KUHPerdata ( Tentang Kewajiban si Pembeli )
Jika si pembeli, dalam penguasaannya, diganggu oleh suatu
tuntutan hukum yang berdasarkan hipotik atau suatu tuntutan
untuk meminta kembali barangnnya, atau jika si pembeli
mempunyai suatu alasan yang patut untuk berkhawatir bahwa
ia akan di ganggu dalam penguasaannya, maka ia dapat
menangguhkaan pembayaran harga pembelian, hingga si
penjual telah menghentikan gangguan tersebut, kecuali jika si
penjual memilih memberikan jaminan, atau jika telah
diperjanjikan bahwa si pembeli diwajibkan membayar biarpun
segala gangguan.
d. Pasal 1491 KUHPerdata ( Tentang Kewajiban – Kewajiban si
Penjual ) Penanggungan yang menjadi kewajiban si penjual
terhadap si pembeli, adalah untuk menjamin dua hal, yaitu
pertama penguasa benda yang dijual secara aman dan
tenteram, kedua terhadap adanya cacat – cacat barang
tersebut yang tersembunyi, atau yang demikian rupa hingga
menerbitkan alasan untuk pembatalan pembelian.
43
e. Pasal 1492 KUHPerdata ( Tentang Kewajiban – Kewajiban si
Penjual ) Meskipun pada waktu penjualan dilakukan tiada
dibuat janji tentang penganggungan, namun si penjual adalah
demi hukum diwajibkan menanggung si pembeli terhadap
suatu penghukuman untuk menyerahkan seluruh atau
sebagian benda yang dijual kepada seseorang pihak ke tiga,
atau terhadap benda-benda yang menurut keterangan
seorang pihak ke tiga dimilikinya atas benda tersebut dan
yang tidak diberitahukan sewaktu pembelian dilakukan.
f. Pasal 1519 KUHPerdata ( Tentang hak membeli kembali )
Kekuasaan untuk membeli kembali barang yang telah dijual
diterbitkan dari suatu janji. Dimana si penjual diberikan hak
untuk mengambil kembali barang yang dijualnya, dengan
mengembalikan harga pembelian asal, dengan desertai
penggantian yang di sebutkan dalam pasal 1532.
g. Pasal 1532 KUHPerdata ( Tentang hak membeli kembali ) Si
penjual yang menggunakan janji membeli kembali tidak saja
diwajibkan mengambalikan seluruh harga pembelian asal,
tetapi juga diwajibkan mengganti semua biaya menurut hukum
yang telah dikeluarkan untuk menyelenggarakan pembelian
serta penyerahannya, begitu pula biaya yang perlu untuk
pembetulan-pembetulan, dan biaya yang menyebabkan
barangnya yang dijual bertambah harganya, sejumlah
tambahnya ini.
44
7. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Sejarah Singkat Desa Lembang Lohe
Tertulis / terdengar cerita dari orang tua (yang sekarang masih masih
hidup) yang mengetahui tentang sejarah berdirinya Desa Lembang Lohe
dan kenapa Desa ini di sebut Desa Lembang Lohe, Desa Lembang Lohe
dulunya hanya sebuah Dusun dari Desa Mannanti yang mulai memisahkan
diri dari Desa Induk (Desa Mannanti) pada tahun1986 dari hasil
musyawarah pemangku adat disepakati nama Lembang Lohe, menurut
cerita para orang tua sebagaimana yang disebutkan diatas nama Lembang
Lohe diambil menjadi sebuah nama Desa dengan melihat kondisi, letak
wilayah dan mata pencaharian masyarakat di desa lembang lohe yang
dimana kondisi geografisnya banyak lembah sebagai tempat
pemukimandan tempat untuk peningkatan mata pencaharian.
Pada akhirnya pada tahun 1989 Desa Lembang Lohe menjadi Desa
Definitif yang dipimpin oleh H.IBRAHIM.BM yang memang sebagai sebagai
Tokoh penggagas dan pendiri Desa Lembang Lohe, sesuai dengan Perda
Tahun 1986. Desa ini di pimpin selama 21 tahun tepatnya berakhir tahun
2007, kemudian pada tahun 2008 Desa Lembang Lohe di pimpin DRS.
Mappiare, M hingga bulan Februari 2014 dan memasuki proses pergantian
kepemimpinan pada bulan Februari Desa Lembang Lohe di pimpin oleh
Alimuddin, S.Sos sebagai pejabat pelaksana tugas Kepala Desa, dan pada
tahun 2015 di adakan pemilihan Kepala Desa dan kembali Bapak DRS.
Mappiare, M terpilih sebagai Kepala Desa Lembang Lohe hingga hari ini.
45
Desa Lembang Lohe adalah Desa yang berada di wilayah
Kecamatan Tellulimpoe yang membawahi 4 (Empat) Dusun.
a. Dusun Erebulu
b. Dusun Tippulue
c. Dusun Bonto Heru
d. Dusun Bonto Mangape
Keempat kampun tersebut diatas masing-masing dipimpin oleh
seorang kepala dusun, kemudian pada 2013 Dusun Tippulue dimekarkan
menjadi 2 Dusun Namanya menjadi Dusun Tippulue1 dan Dusun Toboe
dan menjadi 5 Dusun yakni:
a. Dusun Erebulu
b. Dusun Tippulue
c. Dusun Bonto Heru
d. Dusun Bonto Mangape
e. Dusun Toboe
Namun demekian sampai saat ini Dusun Toboe belum di Definitifkan.
Adapun Kepala Desa yang pernah memimpin / memerintah di Desa
Lembang Lohe adalah :
a. H. Ibrahim BM tahun 1986-2007
b. DRS. Mappiare, M tahun 2008-2014
c. Alimuddin S, Sos, tahun 2014-2015
d. DRS. Mappiare, tahun 2015-sekarang
Tepatnya tanggal 28 Februari 2014, DRS. Mappiare, M berakhir
masa jabatannya kemudian dijabat oleh Alimuddin S.Sos, pada tanggal
29 Februari 2014 sampai tahun 2015.
46
2. Visi dan Misi
a. Visi
Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKP Desa
harus selaras dengan RPJM Desa, maka RKP Desa Lembang Lohe
tahun 2019 disusun dengan memperhatikan visi dan misi desa lembang
lohe yang tertuang dalam RPJM Desa Lembang Lohe tahun 2016,
sebagai dasar pelaksanaan pembangunan Desa Lembang Lohe, yaitu:
“ Terwujudnya Desa Lembang Lohe sebagai desa mandiri berbasis
pertanian dan perkebunan untuk mencapai masyarakat yang sehat,
cerdas, sejahtera, berkeadilan dan demokratis ”
b. Misi
1) Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung laju
perekonomian desa seperti jalanan, jembatan irigasi dan
infrastruktur lainnya yang aksesible.
2) Meningkatkan pelayanan pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat baik disektor kesehatan dan Pendidikan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan Pendidikan agar memiliki
daya saing dan derajat harapan hidup meningkat.
3) Pembangunan infrastruktur dasar.
4) Peningkatan keamanan dan kenyamanan.
5) Meningkatkan pembangunan di bidang Pendidikan untuk
mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia baik
sebagai tenaga Pendidikan atau sebagai anak didik.
6) Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong
peningkatan sumber daya manusia agar pelaku ekonomi dapat
47
berinovasi dan kreatif dalam proses produksi, pengelolaan dan
distribusi hasil pertanian dan perkebunan.
7) Mendorong sumber daya manusia agar seluruh struktur
kelembagaan guna untuk meningkatkan kualitas SDM pengurus
dan anggota kelembagaan yang ada di Desa Lembang Lohe.
8) Menciptakan tata kelola pemerintah yang baik (good
Governance) berdasarkan nilai demokrasi, transparansi,
akuntabel, berkeadilan dan berkesetaraan gender, guna
menciptakan pelayanan yang berkualitas.
9) Mendorong pengololaan dan pelestarian sumber daya alam
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pemerintah
pembangunan yang berkelanjutan guna untuk meningkatkan
perekonomian seluruh lapisan masyarakat.
10) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.
3. Sumber Daya Alam
Desa Lembang Leho merupakan salah satu desa di Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki luas
1.882,7900 Ha. Secara geografis Desa Lembang Lohe berbatasan
dengan wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Biroro kec. Sinjai
Timur;
b. Sebelah Timur perbatasan dengan Desa Sukamaju kec.
Telulimpoe
c. Sebelah Selatan berbatasam dengan kel. Mannanti
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Saotengah
48
Secara Administratif, wialayah Desa Lembang Lohe terdiri dari 4
Dusun, 8 Rukun Warga, dan 16 Rukun Tetangga. Secara umum
Tipologi Desa Lembang Lohe terdiri dari persawahan, Perladangan,
Perkebunan, Peternakan dan kerajinan industri kecil. Topografis
Desa Lembang Lohe secara umum termasuk daerah berbukit
bergelombang dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa Lembang
Lohe berada pada 500 M diatas permukaan laut Desa Lembang Lohe
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4
Penggunaan di Lahan di Tahun 2018
No Penggunaan Lahan Satuan Luas
1 Lahan banguan Ha 15,27
2 Bantaran Sungai Ha 1,17
3 Jalan Ha 52,90
4 Jaringan Irigasi Ha 0,76
5 Kawasan Olaharaga Ha 1,00
6 Kawasan Pendidikan Ha 3,00
7 Kawasan Peribadatan Ha 0,51
8 Kawasan Pemukiman Ha 46,00
9 Kebun Campuran Ha 529,58
10 Kebun Sejenis Ha 462,00
49
11 Lahan Terbuka Ha 4,13
12 Sawah Ha 150,34
13 Semak Belukar Ha 52,77
14 Sungai Ha 2,35
15 Tegalan/Ladang Ha 185,00
16 Tebuh Air Ha 0,34
Jumlah Luas Wiayah Berdasarkan Luas Lahan 1.507.12 Ha
Tipografis Desa Lembang Lohe secara umum termasuk daerah
berbukit, bergelombang dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa
Lembang Lohe berada pada 500 M diatas permukaan lau Desa
Lembang Lohe. Berdasarkan penggunaan lahan dapat dilihat dari
lahan bangunan sudah cukkup memadai dengan lahan bangunan
yang di miliki oleh masyarakat lembang lohe, tinggal masyarakat
bagaimana caranya supaya lahan yang ada bias di kelola dengan
baik agar sapat membantu pertumbuhan kehidupan mereka.
Bantaran sungai desa adalah desa yang di kelilingi oleh beberapa
sungai yang sampai saat ini mayoritas masyarakat memanfaatkan
sungai tersebut selain di jadikan sebagai tempat memancing juga
sebagai tempat alternatif satu-satunya ketika musim kemarau.
Jalan yang ada sudah sedikit membantu masyarakat kesemua
akses yang mereka butuhkan. Kawasan olahraga kita lihat masih
belum cukup dan belum merata dimana hanya terdapat 1 lapangan
50
sepak bola dan beberapa olahraga lainnya belum ada tempat
khususnya seperti sepak takraw, bulu tangkis dan lain sebagainya.
4. Komoditas utama di Desa Lembang Lohe Kabupaten Sinjai
Desa Lembang Lohe merupakan desa yang termasuk dalam
wilayah kecamatan Tellulimpoe dan merupakan desa persawahan
terbesar ketiga di kabupaten Sinjai. Mata pencaharian rata – rata
masyarakat desa Lembang Lohe adalah petani yang menggarap
persawahan ataupun perkebunan.
Kegiatan sehari-hari masyarakat desa Lembang Lohe kebanyakan
mereka habiskan di perkebunanan ataupun sawah dimana yang
menjadi komoditas dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya
salah satunya yaitu dari hasil panen perkebunan buah-bauhan itu pun
tergantung di musimnya saja, misal (Durian, Rambutan, dan berbagai
buah-buahan lainnya). Komoditas utama dari masyarakat desa
Lembang Lohe adalah padi/beras karena hasil panen padi/beras dalam
satu tahun itu bisa dilaksanakan dua kali panen dan estimasi waktu
yang dibutuhkan dalam panen padi tersebut adalah pertiga bulan.
B. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Al-bay’ beras di Desa Lembang Lohe
Pelaksanaan jual beli beras di desa lembang lohe merupakan hal
yang sudah biasa terjadi dalam masyarakat, karena sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai petani.
51
Sebagai desa pertanian dengan bentang wilayah yang terdiri atas
persawahan yang cukup luas, biasanya pada musim hujan area
persawahan akan di tanami padi, kemudian tiga bulan padi akan di
panen. Pada saat panen biasanya padi akan di timbun untuk
kebutuhan makan pokok untuk warga sendiri, namun ada pula dijual di
tempat penggilingan padi karena beberapa alasan. Ada yang karena
hasil padinya banyak, ada yang karena hasil padi kurang memuaskan
di sebabkan air persawahan yang kurang dan imbasnya hasil padi
kurang bagus dan mempengaruhi rasa pada padi setelah digiling, ada
juga yang karena untuk kebutuhan lain.
Petani desa lembang lohe menjual hasil padinya di tempat
penggilingan padi tersebut tidak hanya membeli hasil padi dari petani,
namun di tempat tersebut juga menjual beras dan padinya dari
membeli hasil padi petani. Walaupun mayoritas warga bermata
pencaharian sebagai petani, namun ada pula warga yang membeli
beras untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini di sebabkan oleh beberapa
sebab, diantaranya karena tidak mempunyai lahan persawahan,
sehingga untuk mencukupi kebutuhan pokok mereka harus membeli
beras. Selain itu ada yang mempunyai lahan persawahan namun di
sewakan pada orang lain untuk di tanami. Sehingga mereka juga harus
membeli beras untuk mencukupi kebutuhan pokok mereka.
Bagi warga Desa Lembang Lohe yang ingin membeli beras,
biasanya mereka akan mendatangi toko-toko yang menjual beras, ada
pula yang mendatangi penggilingan padi. Di toko-toko biasanya
mereka membeli dari pasar dan harganya lebih mahal dari harga beras
52
ditempat penggilingan padi. Jadi warga lebih banyak yang memilih
membeli beras di tempat penggilingan dari pada ditoko beras.
Ditempat penggilingan padi harus diproses terlebih dahulu
sebelum menjadi beras. Tahap pertama padi akan dimasukan ke
dalam mesin, mesin ini berfungsi untuk memisahkan antara isi dan
kulit, kemudian setelah dipisah tahap terakhir yaitu memisahkan antara
beras dengan katul.
Setelah beras selesai melalui beberapa tahap, beras akan
dimasukan ke dalam karung untuk selanjutnya dijual. Harga setiap
beras berbeda-beda, tergantung pada kualitas beras. Hal ini terjadi
karena kadar air di persawahan Desa Lembang Lohe Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai berbeda-beda. Adapun harga beras yang
ada di Desa Lembang Lohe padat dilihat dari Tabel sebagai berkut:
Tabel 4.5
Klasifikasi Beras yang ada di Desa Lembang Lohe
No Nama barang Harga Beras/Kg Kualitas
1 Beras Permata Rp. 11 ribu Baik
2 Beras Anggur Rp 8 ribu Sedang
3 Beras Hajatan Rp 6 ribu Jelek
4 Beras Raskin Rp 6 ribu Jelek
a. Beras petani atau beras permata yaitu beras asli daerah
Lembang Lohe. Padi dari petani dijual kepada pemilik
penggiling padi, kemudian diproses menjadi beras dan dijual
lagi kepada warga.
53
b. Beras anggur yaitu beras dari petani yang sudah lama tidak
terjual, kemudian beras yang tadinya berkualitas jelek.
c. Beras orang hajatan yaitu beras yang berasal dari orang yang
punya hajat seperti pernikahan, sunatan dan sebagainya
dijadikan satu kemudian dijual kepada tengkulak beras. Beras
ini hanya ada pada saat musim hajatan saja.
d. Beras raskin yaitu beras yang berasal dari pemerintah untuk
masyarakat miskin.
Adapun hasil wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku
penjual menyatakan bahwa.
“Pelaksanaan jual beli beras yang ada di Desa Lembang
Lohe terdapat berbagai kualitas beras yang berbeda-beda
dengan harga yang berbeda pula dan bisa di katakan beras
yang ibu jual ini sudah sesuai dengan prinsip syariat karena
ibu sudah jujur ke pembeli mengenai kulitas beras yang ibu
perjual belikan”
Sejalan dengan wawancara berikutnya yaitu ibu murni
selaku pembeli mengatakan bahwa.
“Pelaksanaan jual beli beras yang ada di lembeng lohe
sudah sesuai dengan prinsip syariat karena saya selaku
pembeli tdak pernah mengalami yang namanya kecurangan
itupun kalau ada beras yang kualitasnya kurang bagus maka
penjual akan mengurangi harga”
Berdasarkan wawancara dari dua informan penulis dapat
menyimpulkan bahwa pelaksanaa jual beli Beras yang ada di
54
Desa Lembang Lohe betul-betul telah menjual berasnya yang
sesuai dengan prinsip syariat dan juga sesuai dengan fakta
lapangan yang di dapat oleh peneliti.
2. Hukum syari’at terhadap jual beli beras di Desa Lembang
Lohe Kecamatan Tellulimpoe Kebupaten Sinjai
Setiap muamalah dan transkaksi pada dasarnya boleh, seperti
jual beli, sewa menyewa,gadai, kerja sama (mudharabah dan
musyarakah), perwalian, dan lain-lain. Kecuali yang
mengakibatkan kemudharatan, tipuan, judi, dan riba, Jual beli di
syariatkan berdasarkan Al-Qur’an yakni:
Artinya “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu,
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-
Nisa’ : 29)
Jual beli adalah bertemunya penjual dan pembeli yang
saling tukar menukar barang dengan barang atau barang dengan
uang dan saling menentukan harga atas dasar suka sama suka,
sehingga keduanya dapat memperoleh kebutuhannya secara sah.
55
Jual beli merupakan perbuatan yang paling sering di lakukan oleh
setiap orang, baik itu jual beli dalam skala kecil atau skala besar.
Namun, tidak semua transaksi jual beli ini di lakukan secara
benar.
Untuk menjaga jangan sampai terjadi perselisihan antara
pembeli dengan penjual, maka syari’at Islam memberikan hak
khiyar, yaitu memilih untuk melangsungkan atau tidak jual beli
tersebut, karena ada suatu hal bagi kedua belah pihak. Jika di
kaitkan dengan khiyar maka pernasalahan yang diangkat peneliti
termasuk khiyar ‘ aib yaitu dalam praktenya telah terjadi. Adapun
khiyar ‘aib adalah si pembeli boleh mengembalikan beras yang di
belinya, apabila ternyata ada beras yang di belinya, apabila
ternyata ada beras yang di belinya itu terdapat suatu kerusakan
atau tidak bersih pada beras tersebut itu dapat mengurangkan
nilai/ harganya.
Seorang muslim tidak boleh menyembunyikan ‘aib yang ada
pada beras yang akan dijualnya. Pihak pembeli pun harus cermat
memilih beras akan di belinya. Sebab pada zaman sekarang pada
umumnya para penjual biasa melakukan kecurangan. Hal ini
dilakukan agar penjual mendapat keuntungan yang lebih besar.
Jual beli beras yang di laksanakan di Desa Lembang Lohe
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai sudah jelas dan baik
karena beras yang di perjual belikan di Desa Lembang Lohe
sudah jujur/terang-terangan dengan kualitas beras yang di perjual
belikan, apabila beras yang dijual itu bagus atau bersih maka
56
harganya juga lebih tinggi dari beras yang kurang bagus dan
apabila ada beras yang kurang bagus tetap di perjual belikan
dengan mengurangkan/ harga.
Hal ini di lakukan penjual kepada pembeli karena takut
merugikan salah satu pihak yaitu pembeli. Jika ada jenis beras
yang rusak maka penjual harus memberitahukan pembeli.
3. Alat timbang dan alat ukur
Alat timbang merupakan instrument pendukung dalam
transksi jual beli. Alat-alat ini memiliki perang penting untuk
mengetahuijumlah, berat, dan ukuran barang yang di perjual
belikan. Para pedagang hendaknya benar-benar memperhatiakan
agar tidak merugikan para pegang maupun pembeli.
Pelaksanaan Al-Bay’ Beras di Desa Lembang Lohe
menerapkan kejujuran dalam menimbang mengukur dan
menghitung. Saya perhatikan para penjual melakukan transparan
ke pada para pembeli agar pelanggan percaya. Sebagian penjual
di Desa Lembang Lohe lebih memilih jujur saat menimbang demi
menjaga kepercayaan pembelinya. Dalam berdagang aktivitas
etika bisnis Islam terbagi menjadi empat yaitu:
Shiddiq adalah berkata benar, jujur terhadap diri sendiri,
pelaksanaan jual beli beras di Desa Lembang Lohe sebagian
besar sudah menerapkan kejujuran dalam menjual.
Amanah merupakan sifat tanggung jawab atas amanah yang
telah diberikan kepada penjual untuk kelancaran pelaksanaan jual
57
beli beras di Desa Lembang Lohe yang apabila terjadi kerusakan
pada barang yang diperjualbelikan maka penjual akan
bertanggung jawab dengan menurunkan harga beras yang sesuai
dengan kualitas beras tersebut.
Tabligh artinya menyampaikan atau komunitatif. Komunikasi
yang dilakukan penjual terhadap pembeli yaitu dengan tutur kata
yang sopan bijaksana, tepat sasaran kepada pembeli dan
keramahan kepada pembeli sehingga pelaksanaan Al-Bay’ Beras
di Desa Lembang Lohe dapat berjalan dengan baik.
Fatanah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan, karena memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung
jawab saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secara
professional. Sifat kecerdasan begitu penting dalam berdagang,
sehingga pedagang yang ada di Desa lembang Lohe sudah tau
bagaimana barang yang harus di perjualbelikan ini dapat
keuntungan yang cukup karena pedagang yang ada di Desa
Lembang Lohe sudah berpegalaman dalam melakukan
perdagagan jual beli.
4. Praktek Bisnis Islam Yang Diterapkan
Setelah melakukan pengamatan dan wawancara, adapun
yang bias di lakukan dalam rangka pelaksanaan Al-Bay’ Beras di
Desa Lembang Lohe diantaranya:
a. Menghidari Riba dan Gharar
58
1) Kualitas, yaitu gharar yang terjadi dalam penjualan
tanaman atau buah-buahan yang belum jelas hasilnya
seperti jual beli ijon (sistem bebas)
2) Kualitas yaitu gharar berupa penjualan hasil pertanian
yang belum di panen.
3) Harga, yaitu gharar yang terjadi pada harga barang
4) Waktu penyerahan, yaitu gharar yang terjadi jika Si “A”
menjual barang yang belum jelas keberadaanya atau
barang yang masih dalam proses pencarian (hilang).
Kepada Si “B” dan setuju oleh Si “B” barang tersebut
akan di serahkan jika sudah di temukan. Yang
pmenyebabkan adalah kedua belah pihak tidak tau
kapan barang tersebut dapat diserah terimahkan.
(Iqhom Muqhikom. 2014).
b. Jujur,
Kejujuran merupakan prinsip yang sangat ditekankan
dalam Islam. Kejujuran dalam perdagangan akan
meningkatkan kepercayaan konsumen yang akhirnya
berdampak baik pada penghasilan yang didapatkan.
Rasulullah SAW dalam aktivitasnya termasuk berdagang,
beliu senantiasa menetapkan prilaku jujur sehingga beliau
di juluki al-amin dalam perkataan maupun perbuatannya.
Kejujuran merupakan prinsip yang di jaga oleh pedagang.
Selalu memberikan informasi yang jelas terkait barang
59
yang akan di salurkan ke para pembeli kesetiap daerah
tanpa menutup aib barang.
c. Menjunjung tinggi persaingan yang sehat, saling
bekerja sama dalam menentukan harga jual suatu barang
yang telah ditetapkan pemerintah daerah yang sesuai
dengan kualitas barang.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan Al-bay’ beras di Desa
Lembang Lohe Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai menurut Hukum
Islam. Islam adalah agam yang mengatur tatanan hidup manusia dengan
sempurna, kehidupan individu dan masyarakat, baik aspek rasio, materi
maupun spiritual yang didampingi oleh ekonomi, sosial dan politik.
Ekonomi adalah bagian dari tatanan Islam yang perspektif.
Pengusaha Islam adalah yang bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan
hidupnya melalui usaha penrdagangan, dan selanjutnya memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui usaha perdagangan tersebut.
Aspek penting tentang aktivitas pengusaha dalam masyarakat Islam
bertumpu pada tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang memuaskan,
melayani masyarakat dan mengamalkan sikap kerja. Manusia dalam
perspektif Islam adalah sebagai “Ummatan-Waahidatan”, kelompok yang
bersatu pada dalam kesatuan atau entitas yang utuh.
Ide mengenai etika bisnis bagi banyak pihak termasuk ahli Ekonomi
merupakan hal yang problematika. Problematikanya terletak ada
kesangsian apakah moral atau akhlak mempunyai tempat dalam kegiatan
bisnis dan ekonomi pada umumnya. Dari kalangan yang menyaksiakn
60
kemudian muncul istilah “mitos bisnis amoral”. Menurut Ricard T.DE
(2015).
Dengan adanya transaksi jual beli beras di Desa Lembang Lohe ini
terjadi peningkatan pendapatan hasil pertanian dan mendorong
kemandirian ekonomi ekonomi masyarakat dalam berbisnis baik individu
maupun masyarakat dengan melakukan produktif. Pelaksanaan Al-Bay’
beras di Desa Lembang Lohe mengupayakan untuk terus menerapkan
prinsip bebas ribadan aktivitas bisnis Islam yaitu Shidiq, amanah, tabligh
dan fatah, yang berdasar tauhid, adil, bebas, tanggungjawab dan
kebijakan sesuai dengan landansan Al-Qur’an dan Hadist dalam setiap
bentuk bisnis yang di lakukan. Dalam berdagang kepercayaan
merupakan hal paling penting Rasulullah SAW selalu memberikan
informasi yang jelas mengenai produk yang dijual tanpa menutup aib
yang ada.
Perbandingan hasil penelitian terdahulu, peneliti mengambil dua
sampel penelitian terdahulu untuk membandingkan peneliti saat ini dan
peneliti terdahulu yang pertama Moh.Adif Rohman, Fakultas Agama
Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2014). Dengan
melakukan metode penelitian Wawancara,Observasi, dan dokumentasi
secara langsung terhadap responden kemudian diolah dan dianalisis
secara kualitatif dengan hasil penelitian ini menunjukan bahwa
masyarakat menjual hasil panen padi menggunakan system tebasan
dengan kondisi padi yang masih hijau dan ada yang sudah kuning (siap
panen). Jual beli dalam perspektif Islam. Jenis penelitian kualitatif.
61
Berdasarkan hasil penelitian ini menggunakan cara tertentu dan pada
dasarnya akad yang diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas dalil-dalil
yang terdapat dalam Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ Ulama.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka penulis menarik keimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan jaul beli beras di Desa Lembang Lohe telah terlaksana
dengan baik karena lebih mengutamakan kejujuran.pada saat transaksi
jual beli.
2. Jual beli beras di Desa Lembang Lohe dilakukan di toko-toko beras
dan biasa juga mereka datang langsung di tempat penggilingan padi
karena harga yang lebih murah ketimbang di toko-toko. Di toko
biasanya mereka beli di pasar dan harganya lebih mahal
3. Praktek jual beli Beras di Desa Lembang Lohe sudah mendekati
kesempuraan karena penjual ada di daerah tersebut sudah jujur
dengan kualitas beras yang di perjual belikan, apabila terdapat beras
yang kurang bagus maka penjual mengurangkan/ harga. Hal ini
dilakukan kepada pembeli karena takut merugikan salah satu pihak.
B. Saran
Adapun saran:
1. Pemerintah Kabupaten Sinjai diharapkan dapat sosialisasikan betapa
pentingnya hukum islam dalam jual beli.
2. Kepada Dinas Pertanian yang ada di Kabupaten Sinjai di harapkan
dapat mensosialisasikan betapa pentingnya hukum islam dalam
pelaksanaan jual beli agar setiap pedagang dapat mengetahui yang
mana sesuai dengan syariat dan tidak.
63
3. Kepada peneliti selanjutnya di harapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut sehingga dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak lain
yang berkepentingan dan khususnya dapat memberikan masukan bagi
bisnis yang di jalankan dan dapat mengembangkan dan menerapkan
ilmu pengetahuan mengenai etika jual beli dalam islam.
LAMPIRAN
Lampiran I
Pedoman Wawancara
Penjual
1. Sudah berapa lama ibu/bapak menjual?
2. Berapakah pendapatan ibu/bapak dalam satu tahun?
3. Apakah beras yang ibu/bapak perjual belikan ini dari hasil panen padi
sendiri?
4. Apakah beras yang ibu/bapak perjual belikan hanya di jual dirumah (toko)
atau di pasar?
5. Apa ibu/bapak sudah menjual beras secara jujur kepada pembeli mengenai
harga (takaran)
6. Jika terjadi kerusakan pada beras anda apakah tetap diperjual belikan
dengan harga murah?
Pembeli
1. Apakah ibu/bapak puas dengan kualitas beras yang biasa dibeli?
2. Apakah ibu/bapak pernah mengalami kecurangan disaat membeli beras?
3. Biasanya ibu/bapak beli beras dipasar atau hanya di toko yang ada di Desa
Lembang Lohe
4. Apabila ibu/bapak mendapatkan kerusakan pada beras pada saat
transaksi?
Daftar Jawaban Informan Penjual dan Pembeli di Desa Lembang Lohe
No Nama Informan Status Informan
Pertanyaan Jawaban
1 Ibu Nurhayati Penjual 1. Apakah yang ibu/bapak jual ini dari hasil panen panen padi sendiri atau bagaimana?
2. Apakah beras yang ibu/bapak perjual belikan hanya di jual di rumah (toko)?
3. Apakah ibu/bapak sudah menjual beras secara jujur kepada pembeli mengenai
Beras yang ibu perjual belikan ini dari hasil panen padi sendiri biasa juga dari hasil penggilingan padi karena kebetulan saya punya penggilingan padi sendiri dalam satu karung padi saya ambil beberapa liter beras sebagai bonus. Kalau saya hanya perjual belikan beras saya di rumah saja dan di tempat penggilingan padi saja karena banyak yang datang langsung kerumah untuk beli beras. Alhamduliah selama saya menjual beras selalu jujur ke pembeli mengenai beras yang saya jual dan apabila ada
harga (takaran)?
4. Jika terjadi kerusakan pada beras anda, apakah tetap di perjual belikan dengan harga murah?
beras yang saya jual kurang bagus maka saya akan jual dengan harga yang lebih murah karena tidak mau merugikan satu sama lain. Tergantung dari pembeli apabila dia mendapatkan beras yang kurang bagus kulitasnya saya serahkan ke pembeli kalau mau beli saya kurangi harganya.
2 Ibu Murni Pembeli 1. Apakah ibu/bapak puas dengan kulitas beras yang biasa dibeli?
2. Apakah ibu/bapak pernah mengalami kecurangan di saat membeli beras misalnya, harga lebih mahal atau takaran yang tidak sesuai?
Menurut saya, kualitas beras yang sering saya beli sudah cukup baik dan apabila ada beras yang kurang baik kualitasnya maka penjual akan jujur dengan kualitas beras yang mereka perjual belikan dengan menjual beras harga lebih murah. Selama saya membeli beras, saya tidak pernah mengalami kecurangan di saat membeli beras karena penjual beras yang ada di Desa Lembang Lohe mengutamakan kejujuran.
3. Biasanya
ibu/bapak beli beras dipasar atau hanya dirumah (toko)yang ada di Desa Lembang Lohe?
4. Apabila ibu/bapak mendapatkan kerusakan pada beras pada saat transaksi, apakah ibu/bapak tetap beli beras itu dengan harga yang lebih murah?
Kalau saya hanya beli beras di rumah (toko) atau di penggilingan padi yang ada di Desa Lembang Lohe saja karena kualitas beras yang cukup bagus dan bisa menjamin berasnya, kenapa harus ke pasar yang belum tentu beras yang mereka perjual belikan bagus dan jujur tentang kualitas beras yang mereka jual. Saya tetap membeli beras dengan harga yang lebih murah dari beras yang kualitas yang bagus dan penjual juga yang ada di Desa Lembang Lohe menyetujuinya jika beras yang di jual itu kurang bagus maka mereka juga jual berasnya dengan harga yang lebih murah.
1 Ibu Hasna Penjual 1. Apakah yang ibu/bapak jual ini dari hasil panen panen padi sendiri atau bagaiman?
Beras yang ibu perjual belikan ini dari hasil panen padi sendiri biasa juga dari hasil penggilingan padi karena kebetulan saya punya penggilingan padi
2. Apakah beras yang ibu/bapak perjual belikan hanya di jual di rumah (toko)?
3. Apakah ibu/bapak sudah menjual beras secara jujur kepada pembeli mengenai harga (takaran)?
4. Jika terjadi kerusakan pada beras anda, apakah tetap di perjual belikan dengan harga murah?
sendiri dalam satu karung padi saya ambil beberapa liter beras sebagai bonus. Kalau saya hanya perjual belikan beras saya di rumah saja dan di tempat penggilingan padi saja karena banyak yang datang langsung kerumah untuk beli beras. Alhamduliah selama saya menjual beras selalu jujur ke pembeli mengenai beras yang saya jual dan apabila ada beras yang saya jual kurang bagus maka saya akan jual dengan harga yang lebih murah karena tidak mau merugikan satu sama lain. Tergantung dari pembeli apabila dia mendapatkan beras yang kurang bagus kulitasnya saya serahkan ke pembeli kalau mau beli saya kurangi harganya
2 Ibu Nurfaizah Pembeli 1. Apakah ibu/bapak puas dengan kulitas beras yang biasa dibeli?
2. Apakah ibu/bapak pernah mengalami kecurangan di saat membeli beras misalnya, harga lebih mahal atau takaran yang tidak sesuai?
3. Biasanya ibu/bapak beli beras dipasar atau hanya dirumah (toko)yang ada di Desa Lembang Lohe?
Menurut saya, kualitas beras yang sering saya beli sudah cukup baik dan apabila ada beras yang kurang baik kualitasnya maka penjual akan jujur dengan kualitas beras yang mereka perjual belikan dengan menjual beras harga lebih murah. Selama saya membeli beras, saya tidak pernah mengalami kecurangan di saat membeli beras karena penjual beras yang ada di Desa Lembang Lohe mengutamakan kejujuran. Kalau saya hanya beli beras di rumah (toko) atau di penggilingan padi yang ada di Desa Lembang Lohe saja karena kualitas beras yang cukup bagus dan bisa menjamin berasnya, kenapa harus ke pasar yang belum tentu beras yang mereka perjual belikan bagus dan
4. Apabila ibu/bapak mendapatkan kerusakan pada beras pada saat transaksi, apakah ibu/bapak tetap beli beras itu dengan harga yang lebih murah?
jujur tentang kualitas beras yang mereka jual. Saya tetap membeli beras dengan harga yang lebih murah dari beras yang kualitas yang bagus dan penjual juga yang ada di Desa Lembang Lohe menyetujuinya jika beras yang di jual itu kurang bagus maka mereka juga jual berasnya dengan harga yang lebih murah.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Ibu Nurhayati (penjual) pada tgl 11 oktober 2019
Wawancara dengan Ibu Murni (pembeli) pada tgl 11 oktober 2019
Wawancara dengan Ibu Hasnah (penjual) pada tgl 15 oktober 2019
Wawancara dengan Ibu Nur faizah (pembeli) pada tgl 15 oktober 2019
64
DAFTAR PUSTAKA
Pa prakoso, Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam ( Jakarta: Amazah 2015)
Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam WaAdillatuhujilid 5, (Jakarta: GemaInsani, 2011),
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
Chairuman Pasaribu, et.. al., Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, cet. Ke-2, 1996)
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 4, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006),
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000),
Az-Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam 5 WaAdillatuhu. Jakarta: GemaInsani.
Dewi, Gemaladkk. 2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group.
Ghufron A. Masadi, FiqhMu‟amalah Kontekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Imam Abu Husein Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (Terjemah Oleh Adib Bisri Mustofa), Jilid III, (Semarang: CV. Assyifa‟, 1993),
Asy-Syaukani Rohimahulloh, Nailul Authar, Jilid IV. Penerjemah Mu‟ammal Hamidy, Imron AM, dkk. (Surabaya: PT. BinaIlmu, 1993),
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Cet. 17,( Jakarta: Attahiriyah, 1976),
Imam Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Hadits Shohih Nomor 2237, (Lidwah Pustaka-Kitab Sembilan Imam).
Moh.Adif Rohman dan Homaidi,S.Ag.,M.Ag. Implementasi jual beli padi dengan sistem tebasan menurut fiqh Jakarta: Raja Grafindo Persada, (2015)
Jurnal perspektif ekonomi Darussalam, Volume 2 nomor 2, September 2016)
Johan Arifin, 2016. Etika Bisnis Islam, Semarang: Walingsong Press,
65
Arijanto Agus, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015
Naqv Syed Nawab Haider (2018). Pemikiran Ekonomi Islam
Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung, (2016), Manajemen Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani Press.
JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017)
Aziz Abdul, Etika Bisnis Perspektif islam,
BIODATA PENELITI
Lukman, panggilan Luke lahir di Sinjai pada tanggal 11
Oktober 1998 dari pasangan suami istri bapak Petta Main dan
Almarhumah ibu Bulan. Peneliti adalah anak ketiga dari tiga
bersaudara. Selama menempuh Pendidikan Strata Satu
Peneliti bertempat tinggal di Samata (Perumahan Samata
Permai) kelurahan Samata kecamatan Somba Opu. Jenjang pendidikan yang
ditempuh oleh peneliti yaitu SD 170 Bontoheru lulus pada tahun 2009, SMP Negeri
4 Sinjai Selatan lulus pada tahun 2012, SMA Negeri 1 Tellulimpoe lulus pada tahun
2015 dan Mulai pada Tahun 2015 mengikuti program S1 Ekonomi Islam di
Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan Tahun 2020. Sampai
dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai Mahasiswa Program
S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.