skripsi inna bab i selesai
DESCRIPTION
mikrobioTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati, yang
dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Masyarakatnya telah lama mengenal
serta menggunakan obat-obatan alami atau yang lebih dikenal dengan obat
tradisional. Obat tradisional lebih mudah diterima oleh masyarakat karena selain
akrab dengan masyarakat, obat ini lebih murah dan mudah didapat1. Terdapat
berbagai macam obat tradisional yang berasal dari tumbuhan yang telah banyak
diteliti kandungan kimia dan khasiat yang berada didalam ataupun dari tumbuhan
yang secara liar yang belum diketahui kandungannya sehingga perlu diteliti lebih
lanjut.
Salah satu dari tumbuhan liar yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai obat tradisional adalah baroko (Celosia argentea Linn.), dimana
penggunaannya di masyarakat sebagai obat keputihan. Cara penggunaannya yaitu
bunga baroko 60 gram direbus, kemudian ditambah 60 gram daging sapi, direbus
semuanya, diminum air dan dagingnya dimakan2.
Kandungan kimia daun baroko yaitu flavonoid dan polifenol yang diduga
memiliki khasiat sebagai antimikroba2, terhadap Staphylococcus aureus dan
Candida albicans. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tenny
Maharani, ekstrak air dan etanol daun boroko memiliki kandungan kimia
flavonoid dan polifenol.
Senyawa flavonoid pada umumnya mudah larut dalam air, terutama
bentuk glikosidanya. Senyawa tersebut dapat diekstraksi menggunakan pelarut air.
Senyawa yang sedikit larut dalam air bersifat semi polar dapat diekstraksi dengan
pelarut metanol 80%, aseton, dan etanol3. Flavonoid berfungsi sebagai
antimikroba dan diduga dapat bersifat toksik pada kadar tertentu4.
1
2
Penelitian pendahuluan, ekstrak daun ini memiliki aktivitas antimikroba
terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Bakteri Staphylococcus
aureus merupakan bakteri kokus gram positif(+) juga bersifat mikroflora normal
tubuh (opportunistik) dan banyak ditemukan pada kulit dan selaput mukosa.
Adanya pertumbuhan yang berlebihan dari mikroorganisme menyebabkan
masalah di permukaan kulit. Sama halnya dengan bakteri Staphylococcus aureus,
khamir Candida albicans adalah suatu jamur uniseluler yang merupakan
mikroflora normal rongga mulut, usus besar dan vagina. Dalam kondisi tertentu,
C.albicans dapat tumbuh berlebih dan melakukan invasi sehingga menyebabpada
penderita yang lemah atau kekebalannya tertekan5,6. C.albicans dapat
menyebabkan keputihan, sariawan, infeksi kulit, infeksi kuku, infeksi paru-paru
dan organ lain serta kandidiasis mukokutan menahun5,7.
Berdasarkan pemanfaatan secara tradisional serta penelitian terdahulu,
maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap fraksinasi dari ekstrak
etanol daun baroko untuk mengetahui senyawa aktif yang lebih potensial untuk
aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
1.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini dimaksukan untuk :
a. Fraksi apa yang lebih berpotensi pada aktivitas antimikroba?
b. Senyawa apakah yang terkandung dalam fraksi tersebut?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui satu fraksi yang lebih
poten untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida
albicans yang ditunjukkan dengan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM).
Dan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi tersebut.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi, sehingga dapat dijadikan
acuan untuk penelitian lebih lanjut.
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratotium Mikrobiologi dan Fitokimia
Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Lama waktu yang
diperlukan 4 bulan.