skripsi - iain salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/abdul... · bapak m. gufron,...

124
PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT K.H. HASYIM ASY’ARI DALAM KITAB ADAB AL-ALIM WA-AL MUTA’ALLIM SKRIPSI DiajukanuntukMemperolehGelar SarjanaPendidikan Islam Oleh : ABDUL MAJID NIM 11111074 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 12-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT K.H. HASYIM

ASY’ARI DALAM KITAB ADAB AL-ALIM WA-AL

MUTA’ALLIM

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan Islam

Oleh :

ABDUL MAJID

NIM 11111074

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

ii

Page 3: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

iii

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT K.H. HASYIM

ASY’ARI DALAM KITAB ADAB AL-ALIM WA-AL

MUTA’ALLIM

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan Islam

Oleh :

ABDUL MAJID

NIM 11111074

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 4: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

iv

Page 5: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

v

Page 6: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

vi

Page 7: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

vii

MOTTO

متوت ةحظىم خلقت ه ة ةكمل ةلمؤمى

“Kaum mukminin yang paling sempurna imannya, adalah orang yang paling baik

akhlaknya.”

(HR. At- Tirmidzi, No. 1082)

Page 8: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayah dan ibu tercinta, serta adik saya Zaidatul Ulya, yang telah memberikan

motivasi, mendoakan, dan mengorbankan jiwa, raga maupun material dalam

jenjang pendidikan yang telah saya tempuh.

2. Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti

Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga.

Page 9: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Segala puji bagi Allah yang merajai semesta alam, atas rahmat, taufiq

serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam selalu tercurahkan kepada kekasih Allah, Muhammad bin Abdullah,

sanak saudara dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan yang benar dengan

perantaraan Islam. Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam.

Penulis perlu sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, serta penghargaan setinggi-

tingginya penulis sampaikan kepada :

3. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK pada Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

5. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kajur PAI pada FTIK Institut Agama Islam

Negeri Salatiga

6. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M. Ag selaku dosen pembimbing yang dengan

penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

7. Guru-guru yang memberikan pengetahuannya kepada saya, semoga Allah

membalasnya dengan menempatkan kalian ditempat yang layak dan dibalas

dengan penuh kasih sayang-Nya.

Page 10: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

x

8. Teman-teman PAI B yang mengajak untuk sesegera mungkin menyelesaikan

program S1 ini.

9. Selvi Alviana Rafida yang selalu memberikan motivasi, mendoakan dan juga

mendampingi dalam segala hal.

10. Adik-adik Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga yang selalu

memberikan pembelajaran meskipun secara tidak langsung.

Dalam penulisan skripsi ini apabila banyak kekeliruan, kekurangan dan

kesalahan, itu semua karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu pula

kritik dan saran yang konstruktif akan penulis terima dengan senang hati.

Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga skripsi ini memberikan

manfaat khususnya kepada diri saya pribadi dan kepada semua pelajar pada

umumnya.

Salatiga, 5 Maret 2016

Penulis

Abdul Majid

NIM: 11111074

Page 11: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

xi

ABSTRAK

Abdul Majid, 2016. Pendidikan Karakter Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam

Kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. H. Miftahuddin, M. Ag

Kata Kunci : Pendidikan Karakter, dan Kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana biografi

intelektual K.H. Hasyim Asy‟ari?; (2) bagaimana pemikiran K.H. Hasyim

Asy‟ari yang berkaitan dengan pendidikan karakter?; dan (3) bagaimana relevansi

pemikiran pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari terhadap dunia

pendidikan di Indonesia?

Penelitian ini merupakan penelitian literatur atau naskah dengan

mengambil naskah tokoh K.H. Hasyim Asy‟ari, yakni Kitab Adab al-„Alim wa-al

Muta‟allim. Metode yang digunakan adalah analisis isi (content analisys), dengan

pendekatan historis, hermeneutika, dan fenomenologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) K.H. Hasyim Asy‟ari

merupakan salah satu pemikir pendidikan karakter dalam perspektif Islam

sekaligus praktisi pendidikan karakter yang K.H. Hasyim Asy‟ari terapkan di

pondok pesantren Tebuireng Jombang; (2) Pemikiran pendidikan karakter yang

ditekankan K.H. Hasyim Asy‟ari dapat diklasikasikan menjadi dua hal, yakni :

pertama menjaga ketakwaan kepada Allah swt dan selalu cinta kepada Nabi, dan

kedua adab atau akhlak kepada pendidik, anak didik, teman sebaya dan juga

terhadap kitab atau buku pelajaran; dan(3) Relevansi pemikiran pendidikan

karakter K.H. Hasyim Asy‟ari relevan diterapkan untuk konteks Indonesia,

terutama di dunia pendidikan dalam mengoptimalkan adab pendidik dan peserta

didik. Pemikiran pendidikan karakter yang K.H. Hasyim Asy‟ari sampaikan dapat

dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan di Indonsesia dewasa ini yang

mulai memudar pendidikan karakternya.

Page 12: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN KELULUSAN

DEKLARASI

MOTTO

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN.……………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………..4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………...5

D. Manfaat Hasil Penelitian…………………………………………………5

E. Kajian Pustaka…………………………………………………………...6

F. Metode Penelitian………………………………………………………..7

G. Penegasan Istilah………………………………………………………...12

H. Sistematika Penulisan……………………………………………………21

BAB II : BIOGRAFI INTELEKTUAL K.H. HASYIM ASY‟ARI

A. Keluarga K.H. Hasyim Asy‟ari…………………………………………23

1. Kelahiran K.H. Hasyim Asy‟ari………………………………...23

2. Silsilah Keluarga………………………………………………...26

3. Masa Kecil K.H. Hasyim Asy‟ari……………………………….28

4. Pengabdian dalam Masyarakat dan Negara……………………..30

B. Riwayat Pendidikan ……..……………………………………………..39

C. Karya-karya K.H. Hasyim Asy‟ari………………………………………43

BAB III : GARIS BESAR KITAB ADAB AL-ALIM WA-AL MUTA‟ALLIM DAN

NILAI KARAKTER YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA

A. Garis Besar Isi Kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim………………….47

Page 13: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

xiii

B. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kitab Adab al-„Alim wa-al

Muta‟allim………………………………………………………………62

BAB IV : ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB ADAB AL-

ALIM WA-AL MUTA‟ALLIM

A. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kitab Adab al-„Alim wa-al

Muta‟allim………………………………………………………………70

1. Menghargai Nilai Normatif……………………………………..72

2. Koherensi atau Membangun Rasa Percaya Diri………………...78

3. Otonomi………….……………………………………………...81

4. Keteguhan dan Kesetiaan.……………………………………….86

B. Relevansi Pemikiran Pendidikan Karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari

dalam Dunia Pendidikan di Indonesia ………………………………… 91

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………..101

B. Saran……………………………………………………………………103

C. Penutup…………………………………………………………………104

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter telah dicanangkan sudah sejak lama sebelum datangnya

kemerdekaan Indonesia, bahkan beberapa tokoh sebelum kemerdekaan telah

mengeluarkan pendapatnya mengenai pendidikan karakter. Pendidikan

karakter memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi,

karena dengan pendidikan karakter dapat menghasilkan manusia yang

berkualitas, kreatif, dan bertanggungjawab. Pendidikan karakter dalam

perspektif Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang sangat menarik,

bukan karena memiliki kekhasan tersendiri, namun juga karena kaya akan

konsep-konsep yang tidak kalah pentingnya dengan pendidikan yang lainnya.

Dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam, ditemukan tokoh-tokoh besar

dengan ide-idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan

member kontribusi yang besar bagi dinamika pendidikan karakter di

Indonesia.

Salah satu peran ulama sebagai tokoh Islam yang patut dicatat adalah

posisi mereka sebagai kelompok terpelajar yang membawa pencerahan

kepada masyarakat sekitarnya. Berbagai lembaga pendidikan telah dilahirkan

oleh mereka baik dalam bentuk sekolah maupun pondok pesantren. Semua itu

adalah lembaga pendidikan yang juga mengajarkan tentang pendidikan

karakter dan ikut mengantarkan bangsa yang maju dan berpendidikan.

Page 15: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

2

Mereka telah berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan, khususnya Islam

lewat karya-karya yang telah ditulis atau melalui jalur dakwah mereka.

Sebelum kemerdekaan Indonesia, pendidikan karakter lebih diajarkan

didalam pondok pesantren yang berlangsung cukup lama sampai pada

akhirnya timbul pendidikan karakter yang diajarkan di lembaga pendidikan

formal. Akan tetapi lembaga-lembaga formal pada waktu itu tidak bisa secara

bebas mengajarkan baik pendidikan formal maupun pendidikan karakter ,

karena adanya peraturan dari Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia,

sehingga lembaga pendidikan formal pada waktu itu hanya menghasilkan

tenaga kantor tingkat rendah dan juga dengan gaji yang jauh lebih murah.

Meskipun pondok pesantren lebih banyak mengajarkan pendidikan

karakter, bukan berarti pendidikan karakter di pondok pesantren tidak

mempunyai kekurangan. Kebanyakan pondok pesantren masih juga

mengajarkan karakter dengan cara menghafal dan juga pengenalan pada nilai-

nilai pendidikan karakter akan tetapi belum sampai pada tingkat penghayatan

nilai-nilai daripada pendidikan karakter tersebut. Jauh daripada harapan para

tokoh-tokoh pendidikan karena masih belum bisa mencapai tingkat

penghayatan apalagi sampai pada tingkat menjadikan nilai-nilai pendidikan

tersebut sebagai komitmen pribadi dalam kehidupan sehari-hari bersama

masyarakat. Jadi masih banyak kekurangan pada saat pelaksaan pendidikan

karakter, sehingga diperlukan kajian lebih mendalam tentang pendidikan

karakter dari beberapa literatur klasik maupun modern yang akan

memberikan sumbangan terhadap pemikiran tersebut.

Page 16: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

3

K.H. Hasyim Asy‟ari adalah salah satu tokoh pendidikan Islam dan

juga pendiri gerakan Nahdlatul Ulama‟ (NU). K.H. Hasyim Asy‟ari melalui

kitabnya yang berjudul Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim telah mengemukakan

pendapatnya tentang salah satu metode pendidikan karakter menurut beliau.

Dalam kitab karya K.H. Hasyim Asy‟ari tersebut, telah terdapat risalah

pendidikan yang memuat tentang pendidikan karakter khususnya tentang

nilai-nilai karakter yang harus dimiliki baik oleh pendidik maupun peserta

didik. Tidak hanya peserta didik yang harus belajar mengenai pendidikan

karakter, akan tetapi pendidik pun diharuskan untuk mendalami pendidikan

karakter. Agar terjadi kesinambungan antara pendidik dengan peserta didik,

sehingga dalam proses belajar mengajar pun tidak akan terjadi yang namanya

kesalahpahaman peserta didik terhadap perilaku pendidik di dalam kelas.

Usaha yang dilakukan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari adalah sebuah upaya

untuk mempersiapkan model pembelajaran bagi pendidik dan juga anak didik

dalam rangka menyiapka generasi penerus yang penuh dengan nilai-nilai

pendidikan, sehingga kelak Indonesia akan mempunyai generasi yang dapat

meneruskan pembelajaran karakter yang tidak hanya teoritis. Akan tetapi

generasi yang penuh akan nilai-nilai penghayatan dan juga nilai-nilai

prakteknya dalam bermasyarakat. Konsep inilah yang menurut penulis

penting untuk kemudian dimunculkan kembali dalam konteks melanjutkan

cita-cita perjuangan beliau. Menemukan kembali ruh pemikiran K.H. Hasyim

Asy‟ari terkait dengan pendidikan karakter menjadi sebuah keharusan agar

gerakan penerus bangsa menjadi penuh dengan nilai moral dan akhlak.

Page 17: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

4

K.H. Hasyim asy‟ari adalah seorang tokoh pendiri NU yang brilian

dan berjasa besar tidak hanya bagi kepentingan pendidikan Islam, pesantren,

NU dan pergerakan Islam tetapi juga bagi bangsa dan negara Indonesia.

Membaca konsep pendidikan karakter yang yang dilakukan beliau adalah

penting untuk menemukan sebuah alur pemikiran yang sebenarnya telah

disiapkan olehnya. Sebagai kader pergerakan tentunya beliau mempunyai

kerangka pikir yang jelas sebelum bertindak.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud

mengadakan penelitian ilmiah dengan judul Pendidikan Karakter dalam Kitab

Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka selanjutnya penulis

mengemukakan pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini, supaya dapat mempermudah dalam proses penelitian ini.

Adapun rumusan masalah penulis paparkan sebagai berikut :

1. Bagaimana biografi intelektual K.H. Hasyim Asy‟ari ?

2. Bagaimana pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari yang berkaitan dengan

pendidikan karakter ?

3. Bagaimana relevansi pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari

terhadap dunia pendidikan di Indonesia ?

Page 18: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

5

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui biografi inteletual K.H. Hasyim Asy‟ari.

2. Menegetahui pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari yang berkaitan dengan

pendidikan karakter.

3. Mengetahui relevansi pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari

terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis berupa

tambahan dokumentasi bagi khasanah Ilmu Pendidikan Islam, terutama

yang terkait dengan pemikiran tokoh pendidikan Islam mengenai

pendidikan karakter.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan

bagi para pengelola lembaga pendidikan Islam terutama para pendidik

untuk mengimplementasikan mutiara-mutiara pendidikan karakter yang

terdapat dalam Kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim. Harapannya, hasil

dari penelitian ini bisa dijadikan sebuah rujukan praktis oleh insan-insan

di lingkungan pendidikan Islam.

Page 19: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

6

E. Kajian Pustaka

Saat ini buku yang secara khusus membahas tentang pemikiran KH. Hasyim

Asy‟ari masih sedikit apabila dibandingkan dengan pemikir lainnya. Penulis

mengemukakan penelitian yang secara khusus membahas tentang biografi

KH. Hasyim Asy‟ari dan pemikirannya tentang pendidikan karakter karya

Samsul Ma‟arif yang berjudul “Mutiara-mutiara Dakwah K.H. Hasyim

Asya‟ri” yang telah diterbitkan oleh Kanza Khasanah Bogor pada tahun 2011.

Diantara isi karya tersebut ada yang mengandung tentang seorang nasionalis-

tradisional, sosok pejuang yang brilian, muda progresif dan pemikiran-

pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari tentang pemikiran agama, politik,

pergerakan, pengajaran dan pendidikan.

Hasbullah, menulis buku “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”, di dalamnya

Hasbullah mencatat pergulatan K.H. Hasyim Asy‟ari dalam mengiringi dunia

pendidikan bahwa beliau berusaha menumbuhkan jiwa pemikiran dan

gagasan-gagasan yang dapat membentuk pandangan hidup bagi anak didik,

menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan bekerja sama dengan

pihak lain, keterampilan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi,

menciptakan sikap hidup yang berorientasi kepada kehidupan duniawi dan

ukhrawi sebagai sebuah kesatuan dan juga menanamkan penghayatan

terhadap nilai-nilai.

Sementara Darmiyati Zuchdi dalam “Pendidikan Karakter”,

memfokuskan diri pada pemikiran beberapa tokoh pendidikan dalam

memelihara dan mengembangkan pendidikan karakter. Darmiyati juga

Page 20: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

7

membandingkan pemikiran beberapa tokoh pendidikan. Dalam hal ini

Darmiyati mengemukakan bahwa karakter adalah sebuah cara berpikir,

bersikap, dan bertindak yang menjadi cirri khas seseorang yang menjadi

kebiasaan yang ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat.

F. Metode Penelitian

Proses dalam penelitiani ini, penulis menggunakan pendekatan dan metode

sebagai acuan dalam penulisan karya tulis ini. Secara jelas penulis paparkan

sebagai berikut :

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

a. Pendekatan Historis (Historical Approach)

Pendekatan yang mengurai fakta-fakta pemikiran yang dilakukan

oleh KH. Hasyim Asy‟ari. Pengembangan aspek historis dalam

tulisan ini adalah sebuah analisis diskriptif yang akan membawa

pada kesimpulan pada pola pemikiran yang dilakukan oleh KH.

Hasyim Asy‟ari. Melalui pendekatan sejarah, peneliti dapat

melakukan periodesasi atau derivasi sebuah fakta, yang melakukan

proses genesis: perubahan dan perkembangan. Melalui sejarah dapat

diketahui asal-usul pemikiran dari seorang tokoh. (Suprayogo dan

Tobroni, 2003;65-66).

Page 21: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

8

b. Pendekatan Hermeneutika

Menurut Suprayogo (2003;73) hermeneutika merupakan metode

bahkan aliran dalam penelitian kualitatif, khususnya dalam

memahami makna teks (kitab suci, buku, undang-undang, dan lain-

lain) sebagai sebuah fenomena sosial budaya. Fungsi metode

hermeneutika adalah agar tidak terjadi distorsi pesan atau informasi

antara teks, penulis teks, dan pembaca teks. Tujuan spesifiknya

adalah mengembangkan pengetahuan yang memberikan pemahaman

dan penjelasan yang menyeluruh dan dan mendalam. Arti

hermeneutika disini adalah analisis yang mengarah pada pembacaan

teks-teks atas fakta yang terjadi dan relasi dengan konteks

kesejarahannya. Pendekatan ini hanya mampu sedikit memotret dari

pemikiran KH. Hasyim Asy‟ari. Namun kemudian penulis akan

berusaha menyajikan dengan data dan analisis yang mendetail agar

mudah dipahami.

c. Pendekatan Fenomenologi

Fenomenologi bisa diartikan sebagai pengalaman subyektif atau

studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang.

Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai perspektif filosofi

dan juga digunakan sebagai pendidikan penelitian kualitatif

(Meleong, 2008;15). Metode ini digunakan untuk menghindari

pembahasan yang terjebak pada aspek historis-faktual saja namun

Page 22: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

9

mampu menghasilkan sebuah konsep pemikiran yang integral

dengan konteks yang terjadi waktu itu.

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini diperoleh dari riset

kepustakaan (library research) yaitu hasil dari penelitian berbagai buku

dan karya ilmiah yang ada relevansinya dengan pemikiran K.H. Hasyim

Asy‟ari. Dalam penelitian kualitatif menempatkan sumber data sebagai

subjek yang memiliki kedudukan penting. Jenis sumber data dalam

penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Sumber Data Primer

Penelitian ini menggunakan sumber data primer yakni Kitab Adab

al-„Alim wa-al Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitia ini adalah informasi cetak

maupun elektronika, termasuk di dalamnya buku-buku yang

digunakan untuk melengkapi dan mendukung data penelitian yang

terkait dengan tema pendidikan karakter dan ikhwal K.H. Hasyim

Asy‟ari. Dalam hal ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

buku disertasinya Samsul Ma‟arif yang berjudul Mutiara-mutiara

Dakwah K.H. Hasyim Asy‟ari, Kapita Selekta Pendidikan Islam

karya Abuddin Nata dan kitab Ta‟limul Muta‟allim karya az-Zarnuji

Sumber data sekunder lebih dimaksudkan sebagai sejumlah

dokumen pendukung. Dokumen merupakan bahan tertulis atau

Page 23: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

10

benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.

Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa di teliti dan dipahami

atas dasar dokumen atau arsip (Suprayogo, Tobroni;162-164).

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Dalam

penyusunan skripsi ini, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data :

a. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang, antara lain bukunya Jamal Ghofir yang berjudul

Biografi Singkat Ulama Ahlussunnah Wal Jama‟ah Pendiri dan

Penggerak NU, Ta‟limul Muta‟allim karya az-Zarnuji dan lain

sebagainya.

b. Triangulasi

Dalam hal ini triangulasi sebagai teknik pengecekan kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data

(Sugiono, 2008:329-330). Trianggulasi digunakan untuk mengecek

validitas data dari suatu dokumen dengan mencocokkan dengan

dokumen lain.

Kemudian penulis menguji kevaliditasan pemikiran K.H. Hasyim

Asy‟ari tentang pendidikan karakter dalam kitab Adab al-„Alim wa-

Page 24: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

11

al Muta‟allim dengan buku disertasinya Samsul Ma‟arif yang

berjudul Mutiara-mutiara Dakwah K.H. Hasyim Asy‟ari.

4. Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya akan penulis analiss dengan

menggunakan teknik analisa data dengan cara :

a. Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman (1992 : 19), reduksi data diartikan

sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang

muncul dari catatan-catatan lapangan.

b. Penyajian Data

Alur penting selanjutnya penyajian data, yang dimaksud penyajian

data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

c. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisa yang terakhir adalah menarik kesimpulan. Dari

permulaan pengumpulan data, seorang menganalisa kualitatif mulai

mencari arti benda-benda mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-

akibat, dan proposisi (Miles dan Huberman, 1992:16-19).

Page 25: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

12

Dari komponen analisis di atas, prosesnya saling

berhubungan dan berlangsung terus-menerus selama penelitian

berlangsung.

G. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk mendapatkan kejelasan tentang judul

skripsi di atas, supaya tidak terjadi kesalahpahaman maka penulis perlu

memberikan batasan-batasan dan penegasan beberapa istilah yang ada di

dalamnya, yaitu :

1. Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang

mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar

seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput

dinamakan paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diitilahkan

dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam.

Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti

memperbaiki moral dan melatih intelektual (Muhadjir, 2000: 20-21).

Ki Hajar Dewantara (1977: 20) menyatakan bahwa pendidikan

merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak-anak. Artinya, pendidikan

menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, agar

mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Page 26: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

13

Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun

demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.

Salah satu di antaranya mengatakan bahwa pendidikan adalah hasil

peradaban duatu bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup

bangsa yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya; suatu cita-cita atau

tujuan yang menjadi motif; cara suatu bangsa berpikir dan berkelakuan,

yang dilangsungkan turun temurun dari generasi ke generasi (Meichati,

1975: 5).

Sedangkan menurut Nasrudin (2008-11) pendidikan adalah upaya

mencerdaskan pikiran, menghaluskan budi pekerti, memperluas

cakrawala pengetahuan serta memimpin dan membiasakan anak-anak

menuju arah kesehatan badan dan kesehatan ruhani bangsanya.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang

tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,

pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan

adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan berarti proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Sedangkan di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, tercantum pengertian pendidikan : Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Page 27: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

14

dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Jadi pendidikan adalah usaha maksimal yang dilakukan untuk

memperluas pengetahuan, mencerdaskan pikiran, memperbaiki moral

dan juga budi pekerti, serta meningkatkan potensi yang ada pada diri

setiap anak didik.

2. Karakter

Dalam kamus bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan dengan

tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dengan yang lain, dan watak. Orang berkarakter berarti orang

yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.

Dengan makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian

atau akhlak (Zuchdi, 2013:16).

Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran

tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik

secara eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian

karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian,

baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku

yang ditunjuk ke lingkungan sosial, keduanya relative permanen serta

menuntun, mengarahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu

(http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-karakter.html).

Page 28: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

15

W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah

sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut

yang dapat diamati pada individu. Gulo W, (1982: 29) menjabarkan

bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau

moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan

dengan sifat-sifat yang relatif tetap.

Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-

sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak,

mempunyai kepribadian.

Jadi karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, tingkah laku, akhlak, dan

kepribadian seseorang dalam menuntun, mengarahkan dan

mengorganisasikan aktifitas individu seseorang.

FW. Foester seorang pedagog dari Jerman yang menekuni dimensi

etis-spiritual dalam pembentukan pribadi mengungkapkan ada empat

karakteristik dasar pendidikan karakter. Menurut Foester (dalam

www.pndkarakter.wordpress.com,), keempat karakteristik dasar tersebut

meliputi:

1. Otonomi

Adanya otonomi, yaitu peserta didik menghayati dan mengamalkan

aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan

begitu, peserta didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa

dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.

Page 29: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

16

2. Menghargai Nilai Normatif

Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman

terhadap nilai normatif. Peserta didik menghormati norma-norma

yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.

3. Koherensi atau Membangun Rasa Percaya Diri

Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian,

dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian

dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali

menghadapi situasi baru.

4. Keteguhan atau Kesetiaan

Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa

yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan

atas komitmen yang dipilih.

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi

yang positif kepada lingkungannya (Megawangi, 2004 : 95).

Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi

pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu

Page 30: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

17

dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Rencana Aksi

Nasional Pendidikan Karakter, 2010).

Jadi pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada

pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Oleh karena itu

pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan

karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan

karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial

seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan

mengormati dan sebagainya.Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi

unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun

memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Berdasarkan

penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan

seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan

kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh

kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan

dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program

operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan

prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk

selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik

Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi (the existing values) yang dimaksud

antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah

Page 31: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

18

teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya,

dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

a. Religius

b. Jujur

c. Toleransi

d. Disiplin

e. Kerja keras

f. Kreatif

g. Mandiri

h. Demokratis

i. Rasa Ingin Tahu

j. Semangat Kebangsaan

k. Cinta Tanah Air

l. Menghargai Prestasi

m. Bersahabat/Komunikatif

n. Cinta Damai

o. Gemar Membaca

p. Peduli Lingkungan

q. Peduli Sosial

r. Tanggung Jawab

Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter, namun

satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan

cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai

Page 32: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

19

yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah

dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu

daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada

kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara

berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai

dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai

dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih,

nyaman, disiplin, sopan dan santun.

4. K.H. Hasyim Asy’ari

K.H. Hasyim Asy‟ari lahir dari keluarga elit kyai Jawa pada selasa

kliwon, 24 Dzulqa‟dah 1287 H/14 Februari 1871 M, di pondok pesantren

Gedang, desa Tambakrejo, sekitar 2 km arah utara kota Jombang.

Ayahnya, Asy‟ari adalah pendiri pondok pesantren Keras di Jombang,

sementara kakeknya, Kyai Usman merupakan seorang kiai terkenal dan

pendiri pondok pesantren Gedang yang didirikan pada abad ke-19. Selain

itu moyangnya yang bernama Abdussalam yang biasanya disebut dengan

Mbah Sichah adalah pendiri pondok pesantren Tambakberas Jombang

(Ghofir, 2012 : 75).

K.H. Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

yaitu sebuah organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia.

Berdirinya NU ini dibidani oleh K.H. Hasyim Asya‟ri dan K.H. Wahab

Page 33: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

20

Hasbullah tidak lepas dari pengaruh K.H. Khalil dan juga K.H. As‟ad

Samsul Arifin (Ma‟arif, 2011 : 102).

K.H. Hasyim Asy'ari banyak membuat tulisan dan catatan-catatan.

Sekian banyak dari pemikirannya, setidaknya ada empat kitab

karangannya yang mendasar dan menggambarkan pemikirannya. Kitab-

kitab tersebut antara lain :

a. Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama'ah: Fi Hadistil Mawta wa

Asyrathis-sa'ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal Bid'ah (Paradigma

Ahlussunah wal Jama'ah: Pembahasan tentang Orang-orang Mati,

Tanda-tanda Zaman, dan Penjelasan tentang Sunnah dan Bid'ah).

b. Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin (Cahaya yang

Terang tentang Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW).

c. Adab al-alim wal Muta'allim fi maa yahtaju Ilayh al-Muta'allim fi

Ahwali Ta'alumihi wa maa Ta'limihi (Etika Pengajar dan Pelajar

dalam Hal-hal yang Perlu Diperhatikan oleh Pelajar Selama Belajar).

d. At-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan

(Penjelasan tentang Larangan Memutus Tali Silaturrahmi, Tali

Persaudaraan dan Tali Persahabatan).

e. Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam‟iyyat Nahdlatul Ulama‟.

Dari sudut intelektual K.H. Hasyim Asy‟ari diakui sebagai orang

yang ahli dibidang hadits terutama Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Selain sebagai intelektual yang mempunyai spesialisasi, beliau adalah

Page 34: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

21

tokoh yang pertama kali menciptakan sistem pendidikan terutama di

pesantren dengan menggunakan metode kelas.

5. Kitab Adab al-’Alim wa-al Muta’allim

Kitab ini adalah karya K.H. Hasyim Asy‟ari. Arti kitab ini mempunyai

pengertian sopan santun atau akhlak antara pendidik dengan anak didik

yang sampai sekarang masih dipelajari diberbagai lembaga pendidikan.

Sebagaimana judulnya, kitab ini membahas penjelasan berbagai akhlak

yang berhubungan dengan pendidik dan anak didik. Kitab ini terdiri dari

atas delapan bab pembahasan, dimulai dari pengenalan terhadap

pengarang (ta‟rif al-muallif), kemudian khutbah kitab dilanjutkan dengan

bab satu, dua, tiga, sampai delapan. Pada bagian akhir ditulis surat

altaqariz (surat pujian dari ulama terhadap kemunculan kitab ini) dan

fahrasat (daftar isi).

Jadi yang penulis maksud dengan judul skripsi di atas adalah

konsep mutiara-mutiara pendidikan karakter yang terdapat dalam Kitab

Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakam suatu cara menyusun dan mengolah

hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun menurut susunan

tertentu, sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang sistematis dan mudah

dipahami. Adapun sistematika akan penulis jelaskan sebagai berikut :

Page 35: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

22

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini meliputi : latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode dan pendekatan

penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan skripsi.

Bab II Biografi inteletual K.H. Hasyim Asy‟ari. Pembahasannya

meliputi riwayat hidup K.H. Hasyim Asy‟ari, mulai dari keluarga, kelahiran,

silsilah keluarga, pengabdian dalam masyarakat, negara, serta latar belakang

pendidikan dan karyanya.

Bab III Berisikan tentang garis besar Kitab Adab al-‟Alim wa-al

Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari dan mutiara-mutiara pendidikan

karakter yang terdapat dalam kitab tersebut.

Bab IV Analisis Pendidikan Karakter di dalam kitab Adab al-„Alim

wa-al Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari.

Bab V Penutup. Dalam bab ini meliputi : Kesimpulan, Saran-saran,

Penutup.

Page 36: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

23

BAB II

BIOGRAFI INTELEKTUAL K.H. HASYIM ASY’ARI

Uraian biografi intelektual K.H. Hasyim Asy‟ari disusun dengan rangkaian

sebagai berikut: (a) keluarga; (b) riwayat pendidikan; dan (c) karya-karyanya.

A. Keluarga K.H. Hasyim Asy’ari

1. Kelahiran K.H. Hasyim Asy’ari

K.H. Hasyim Asy‟ari adalah salah satu tokoh yang penting di Indonesia.

Beliau adalah salah satu tokoh yang mendapatkan gelar Pahlawan dimata

pemerintah, beliau adalah pendiri organisasi yang untuk saat ini dianggap

terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (1926).

K.H. Hasyim Asy‟ari lahir dari keluarga elit kyai Jawa pada

selasa kliwon, 24 Dzulqa‟dah 1287 H/14 Februari 1871 M, di pondok

pesantren Gedang, desa Tambakrejo, sekitar 2 km arah utara kota

Jombang. Ayahnya, Asy‟ari adalah pendiri pondok pesantren Keras di

Jombang, sementara kakeknya, Kyai Usman merupakan seorang kiai

terkenal dan pendiri pondok pesantren Gedang yang didirikan pada abad

ke-19. Selain itu moyangnya yang bernama Abdussalam yang biasanya

disebut dengan Mbah Sichah adalah pendiri pondok pesantren

Tambakberas Jombang (Ghofir, 2012 : 75).

K.H. Hasjim Asy'ari memiliki garis keturunan baik dari Sultan

Pajang Jaka Tingkir juga mempunyai keturunan ke raja Hindu Majapahit,

Raja Brawijaya V (Lembupeteng), yang berputra Karebet atau Jaka

Page 37: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

24

Tingkir. Jaka Tingkir adalah Raja Pajang pertama (tahun 1568 M)

dengan gelar Sultan Pajang atau Pangeran Adiwijaya.

Brawijaya V memiliki beberapa putera, diantaranya adalah

dikenal dengan sebutan Joko Tingkir atau Mas Karebet. Istilah Joko

Tingkir menunjukkan asal usulnya, yakni seorang pemuda yang berasal

dari Tingkir, sebuah perkampungan dekat Salatiga. Sedangkan, istilah

Karebet merupakan penanda bahwa ia berasal dari keturunan priati,

pangeran, atau anak bangsawan. Joko Tingkir kemudian dinikahkan

dengan putri Sultan Trenggono, seorang raja ketiga pada Kerajaan Islam

Demak. Kepahlawanan dan jasa Joko Tingkir terhadap Islam antara lain

ia mampu mengislamkan rakyat Pasuruan.

Dalam riwayat hidupnya, K.H. Hasyim Asy‟ari pernah menikah

sebanyak empat kali, semuanya istrinya adalah anak kiai. Keempat

istrinya tersebut adalah Khadijah putrid Kiai Ya‟kub dari pondok

pesantren Siwalan Panji Sidoarjo, Nafisah putri Kiai Romli dari

Kemuning Kediri, Nafiqah putri Kiai Ilyas daei Sewulan Madiun,

Masrurah putrid saudara Kiai Ilyas pemimpin pondok pesantren

Kapurejo Kediri. Pertama, pernikahannya dengan Khadijah mempunyai

seorang putra laki-laki bernama Abdullah, namun ia meninggal ketika

masih bayi. Kedua, pernikahan dengan Nafiqah, K.H. Hasyim Asy‟ari

mempunyai 10 orang putera, yaitu Hannah, Khairiyah (Ummu Abd

Djabbar), A‟isyah (Ummu Muhammad), Ummu Abdul Haq, A. Wahid

Hasyim, A. Hafidz Hasyim, A. Karim Hasyim, Ubaidillah, Masrurah,

Page 38: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

25

dan Yusuf Hasyim. Ketiga, pernikahannya dengan Masrurah mempunyai

putera, yaitu A. Kadir Hasyim, Fatimah Khadijah, dan Ya‟kub (Ghofir,

2012 : 76-77).

Pernah terjadi dialog yang mengesankan antara dua ulama besar,

K.H. Hasyim Asy‟ari dengan K.H. Mohammad Cholil, gurunya. “Dulu

saya memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya

adalah murid Tuan,” kata Mbah Cholil, begitu Kyai dari Madura ini

populer dipanggil. Kyai Hasyim menjawab, “Sungguh saya tidak

menduga kalau Tuan Guru akan mengucapkan kata-kata yang demikian.

Tidakkah Tuan Guru salah raba berguru pada saya, seorang murid Tuan

sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang. Bahkan, akan tetap

menjadi murid Tuan Guru selama-lamanya.” Tanpa merasa tersanjung,

Mbah Cholil tetap bersikeras dengan niatnya. “Keputusan dan kepastian

hati kami sudah tetap, tiada dapat ditawar dan diubah lagi, bahwa kami

akan turut belajar di sini, menampung ilmu-ilmu Tuan, dan berguru

kepada Tuan” katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, Kyai

Hasyim tidak bisa berbuat lain selain menerimanya sebagai santri.

Lucunya, ketika turun dari masjid usai shalat berjamaah,

keduanya cepat-cepat menuju tempat sandal, bahkan kadang saling

mendahului, karena hendak memasangkan ke kaki gurunya.

Sesungguhnya bisa saja terjadi seorang murid akhirnya lebih pintar

ketimbang gurunya. Dan itu banyak terjadi. Namun yang ditunjukkan

Kyai Hasyim juga Kyai Cholil; adalah kemuliaan akhlak. Keduanya

Page 39: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

26

menunjukkan kerendahan hati dan saling menghormati, dua hal yang

sekarang semakin sulit ditemukan antara anak didik dan pendidik

sekarang. Mbah Cholil adalah Kyai yang sangat masyhur pada

zamannya. Hampir semua pendiri NU dan tokoh-tokoh penting NU

generasi awal pernah berguru kepada pengasuh sekaligus pemimpin

Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura, ini.

2. Silsilah Keluarga

K.H. Hasyim Asy‟ari merupakan salah seorang dari sebelas keturunan K.

Asy‟ari dengan Nyai Halimah. K.H. Hasyim Asy‟ari yang kelak menjadi

ulama termasyhur dan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi keagamaan

yang terbesar di Indonesia. Silsilah dari jalur ibunda K.H. Hasyim

Asy‟ari bersambung Jaka Tingkir, tokoh yang kemudian lebih dikenal

dengan Sultan Hadiwijaya yang berasal dari kerajaan Demak.

Page 40: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

27

Silsilah K.H. Hasyim Asy’ari (KPG Tempo, 2011 : 35, Bakar, 2011, Zuhri,

2010 : 181)

K.H. Hasbullah

K.H. Abdul Wahab

Siti Khotijah K.H. Bisri Samsuri

Zahro M. Ilyas

K.H. A. Wahib Hasyim Sholihah

Aisyah Abdurrahman

Wiwiek Zakiah Maftuh Basyumi Salahuddin

Lily Wahid

Umar Hasyim

M. Hasyim

BRAWIJAYA VI

(141498) Jaka Tarub I

Jaka Tarub II

Kiai Ageng Saba

Kiai Ageng Solo

Kiai Ageng Ketis

Pangeran Kajuran

Kiai Ageng Pemanahan

Panembahan Senopati

Jaka Tingkir

Pangeran Benawa

Ahmad

Abdul Jabar

Sichan

Pangeran Sambo

Lajjanah K. Usman

Nyai Halimah K. Asy‟ari

K.H. Hasyim Asy‟ari Nafiqah

Markinah Kiai Ilyas

Fatimah

M. Qolyubi

Page 41: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

28

3. Masa Kecil K.H. Hasyim Asy’ari

Bakat kepemimpinan K.H. Hasyim Asy‟ari sudah tampak sejak

masa kanak-kanak. Ketika bermain dengan teman-teman sebayanya,

Hasyim kecil selalu menjadi penengah. Jika melihat temannya melanggar

aturan permainan, ia akan menegurnya. Ia membuat temannya senang

bermain karena sifatnya yang suka menolong dan melindungi sesama.

Pada tahun 1293 H/1876 M, tepatnya ketika berusia 6 tahun,

Hasyim kecil bersama kedua orang tuanya pindah ke desa Keras, sekitar

8 km arah selatan kota Jombang. Kepindahan mereka adalah membina

masyarakat di sana. Di desa Keras, Kiai Asy‟ari diberi tanah oleh kepala

desa yang kemudian digunakan untuk membangun rumah, masjid, dan

pesantren. Di sinilah Hasyim kecil dididik dasar-dasar ilmu agama oleh

orang tuanya. Hasyim juga dapat melihat secara langsung bagaimana

ayahnya membina dan mendidik para santri karena ia hidup menyatu

bersama para santri. Ia menyelami kehidupan santri yang penuh

kesederhanaan dan kebersamaan. Semua itu memberikan pengaruh yang

sangat besar pada pertumbuhan jiwa dan pembentukan wataknya di

kemudian hari. Selain ditunjang oleh kecerdasannya yang memang

brilian. Dalam usia 13 tahun, Hasyim sudah bisa membantu ayahnya

mengajar santri-santri yang lebih besar darinya (Ghofir, 2012 : 77-78).

Di samping cerdas, Hasyim juga dikenal rajin bekerja. Watak

kemandirian yang ditanamkan sang kakek telah mendorongnya untuk

berusaha memenuhi kebutuhan diri sendiri tanpa bergantung kepada

Page 42: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

29

orang lain. Itu sebabnya, ia selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk

belajar mencari nafkah dengan bertani dan berdagang. Hasilnya

kemudian dibelikan kitab dan digunakan untuk bekal menuntut ilmu.

Dipercayai bahwa tanda kecerdasan dan juga ketenarannya adalah

lantaran lamanya ia dalam kandungan ibunya. Masyarakat pesantren

percaya ada makna yang penting ketika ibu K.H. Hasyim Asy‟ari

mengandung kemudian bermimpi melihat bulan jatuh dari langit ke

dalam kandungannya. Mimpi ini ditafsirkan sebagai tanda bahwa anak

yang dikandung akan mendapat kecerdasan dan barakah dari Allah.

Ramalan ini tepat bagi K.H. Hasyim Asy‟ari yang sedang belajar di

bawah bimbingan orang tuanya sampai usia 13 tahun.

Pada usia 15 tahun, K.H. Hasyim Asy‟ari memutuskan untuk

belajar ke beberapa pesantren di Jawa dan Madura, yaitu pesantren

Wonokoyo Probolinggo, pesantren Langitan Tuban, pesantren Trenggilis,

pesantren Kademangan Bangkalan Madura, dan pesantren Siwalan Panji

Sidoarjo. Bagi para santri, mengikuti pelajaran diberbagai pesantren yang

mempunyai spesialisasi di dalam pengajaran ilmu agama memang sudah

menjadi kebiasaan. Santri menerima pengajaran dari berbagai ahli agama

dengan berkelana ke pesantren-pesantren yang berbeda untuk mencari

ilmu. Tradisi ini member kesempatan kepada K.H. Hasyim Asy‟ari untuk

belajar berbagai agama, seperti tata bahasa dan sastra Arab, fikih, dan

tasawuf dari K.H. Khalil Bangkalan selama 3 tahun sebelum ia

memfokuskan diri dalam bidang fikih selama dua tahun di bawah

Page 43: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

30

bimbingan Kiai Ya‟qub dari pesantren Siwalan Panji Sidoarjo (Ghofir,

2012 : 79).

4. Pengabdian dalam Masyarakat dan Negara.

a. Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng

Pada penghujung abad ke-19, di sekitar Tebuireng bermunculan

pabrik-pabrik milik orang asing (terutama pabrik gula). Bila dilihat

dari aspek ekonomi, keberadaan pabrik-pabrik tersebut memang

menguntungkan karena akan membuka banyak lapangan kerja. Akan

tetapi secara psikologis justru merugikan, karena masyarakat belum

siap menghadapi industrialisasi. Mereka belum terbiasa menerima

upah sebagai buruh pabrik. Upah yang mereka terima biasanya

digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif-hedonis. Budaya

judi dan minum minuman keras pun menjadi tradisi

(http://tebuireng.org/sejarah).

Ketergantungan rakyat terhadap pabrik kemudian berlanjut

pada penjualan tanah-tanah rakyat yang memungkinkan hilangnya

hak milik atas tanah. Diperparah lagi oleh gaya hidup masyarakat

yang amat jauh dari nilai-nilai agama.

Kondisi ini menyebabkan keprihatinan mendalam pada diri

Kiai Hasyim. Beliau kemudian membeli sebidang tanah milik

seorang dalang terkenal di dusun Tebuireng. Lalu pada tanggal 26

Rabiul Awal 1317 H (bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1899

Page 44: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

31

M.), Kiai Hasyim mendirikan sebuah bangunan kecil yang terbuat

dari anyaman bambu (Jawa: tratak), berukuran 6 X 8 meter.

Bangunan sederhana itu disekat menjadi dua bagian. Bagian

belakang dijadikan tempat tinggal Kiai Hasyim bersama istrinya,

Nyai Khodijah, dan bagian depan dijadikan tempat salat (mushalla).

Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian

meningkat menjadi 28 orang (http://tebuireng.org/sejarah).

Dusun Tebuireng sempat dikenal sebagai sarang perjudian,

perampokan, pencurian, pelacuran dan perilaku negatif lainnya.

Namun sejak kedatangan K.H. Hasyim Asy‟ari dan santri-santrinya,

secara bertahap pola kehidupan masyarakat dusun tersebut berubah

semakin baik dan perilaku negatif masyarakat di Tebuireng pun

terkikis habis. Awal mula kegiatan dakwah K.H. Hasyim Asy‟ari

dipusatkan di sebuah bangunan yang terdiri dari dua buah ruangan

kecil dari anyam-anyaman bambu, bekas sebuah warung yang

luasnya kurang lebih 6 x 8 meter, yang dibelinya dari seorang

dalang. Satu ruang digunakan untuk kegiatan pengajian, sementara

yang lain sebagai tempat tinggal bersama istrinya, Nyai Khodijah.

Seiring dengan perjalanan waktu, santri yang berdatangan

menimba ilmu semakin banyak dan beragam. Kenyataan tersebut telah

mendorong Pondok Pesantren Tebuireng beberapa kali telah melakukan

perubahan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebagaimana

pesantren-pesantren pada zaman pendiriannya, sistem pengajaran awal

yang digunakan adalah metode sorogan, serta metode weton atau

Page 45: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

32

bandongan atau halqah. Semua bentuk pengajaran tersebut tidak

dibedakan dalam jenjang kelas. Kenaikan tingkat pendidikan dinyatakan

dengan bergantinya kitab yang khatam (selesai) dikaji dan diikuti santri.

Materi pelajarannya pun khusus berkisar tentang pengetahuan agama

Islam, ilmu syari‟at dan bahasa Arab.

Perubahan sistem pendidikan di pesantren ini pertama kali

diadakan K.H. Hasyim Asy‟ari pada tahun 1919, yaitu dengan penerapan

sistem madrasi (klasikal) dengan mendirikan Madrasah Salafiyah

Syafi‟iyah. Sistem pengajaran disajikan secara berjenjang dalam dua

tingkat, yakni Shifir Awal dan Shifir Tsani.

Tahun 1929, kembali dilakukan pembaharuan, yaitu dengan

dimasukkannya pelajaran umum ke dalam struktur kurikulum pengajaran.

Hal tersebut adalah suatu tindakan yang belum pernah ditempuh oleh

pesantren lain pada waktu itu. Sempat muncul reaksi dari para wali santri,

bahkan para ulama dari pesantren lain. Hal demikian dapat dimaklumi

mengingat pelajaran umum saat itu dianggap sebagai kemungkaran,

budaya Belanda dan semacamnya. Hingga terdapat wali santri yang sampai

memindahkan putranya ke pondok lain. Namun, madrasah ini berjalan

terus karena Pondok Pesantren Tebuireng beranggapan bahwa ilmu umum

akan sangat diperlukan bagi para lulusan pesantren.

b. Mendirikan Nahdlatul Ulama

Sejarah kelahiran NU diawali dengan didirikannya Nahdlatul

Wathan (kebangkitan jiwa kebangsaan) oleh K.H. Wahab Hasbullah

pada tahun 1916 di Surabaya (Ghofir, 2012 :13). K.H. Wahab

Hasbullah selanjutnya mendirikan Tashwirul Afkar (dinamika

Page 46: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

33

pemikiran) bersama dengan K.H. Dahlan Ahyat. Kemudian pada

tahun 1918 K.H. Wahab Hasbullah juga mempelopori berdirinya

Nahdlatul Tujjar (kebangkitan ekonomi) yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan

usaha bersama.

Kemudian pada tanggal 26 januari 1926, rapat komite ini

melahirkan organisasi baru bernama Nahdlatul Ulama (NU), dengan

menunjuk Hadratusy Syaikh Hasyim Asy‟ari sebagai Rais Akbar

(pemimpin besar) dan sebagai penggerak dan pendiri NU adalah

Abdul Wahab Hasbullah (Ghofir, 2012 :14).

Nahdlatul Ulama menganut paham Ahlussunah waljama'ah,

merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara

ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis).

Karena itu sumber hukum Islam bagi Nahdlatul Ulama tidak hanya

al-Qur'an dan sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal

ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk

dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu

Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi / Tauhid / ketuhanan.

Kemudian dalam bidang fikih lebih cenderung mengikuti mazhab:

imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi,

imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam

lambang Nahdlatul Ulama berbintang 4 di bawah. Sementara dalam

Page 47: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

34

bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-

Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Menurut Endang Turmudi (2004), tujuan didirikannya NU

adalah untuk mengembangkan dan memelihara ortodoksi Islam yang

dipegang oleh kebanyakan ulama Indonesia, yakni ortodoksi

Ahlussunnah wal jama‟ah.

Adapun sikap kemsyarakatan NU yang menjadi pijakan

dalam menjalin ikatan mu‟amalah adalah :

1) Tawasut dan I„tidal yaitu sikap moderat yang berpijak pada

prinsip keadilan serta berusaha menghindari segala bentuk

pendekatan yang bersifat ekstrim.

2) Tasamuh adalah sikap toleransi yang berintikan penghargaan

terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas

budaya masyarakat.

3) Tawazun, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmah demi

terciptanya keserasian hubungan antara sesame umat manusia

dan antara manusia dengan Allah swt.

4) Amar ma‟ruf nahi munkar, yaitu selalu memiliki kepekaan

umtuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat

bagi kehidupan bersama, serta menolak dan mencegah semua

hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai

kehidupan (Ghofir, 2012 : 46).

Page 48: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

35

c. Pengabdian Kepada Negara

Perjalanan panjang sejarah perjuangan K.H. Hasyim Asy‟ari tidak

bisa diragukan lagi. Semangat nasionalismenya telah terbangun sejak

lama dan diasah ketika masa belajar di Makkah. Bersama para

sahabatnya, ia sering melakukan diskusi-diskusi terkait kondisi

negara masing-masing yang dijajah oleh imperalis Barat, hingga

sampai pada kebulatan tekad beragam di depan Ka‟bah guna

melakukan perlawanan.

Pergulatan melawan penjajahan di Indonesia terus

dikobarkan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari, sebagaimana perlawanannya

terhadap penjajahan Belanda. Fatwa-fatwa perjuangan terus

dikumandangkan untuk membakar gelora rakyat Indonesia guna

terus melakukan perlawanan terhadap penjajahan. K.H. Hasyim

Asy‟ari pernah berfatwa mengharamkan kaum muslimin melakukan

kerjasama dengan pihak colonial Belanda menerima bantuan dalam

bentuk apapun dari Belanda. Fatwa-fatwa K.H. Hasyim Asy‟ari

selalu menjadi pegangan setiap pejuang di masa perjuangan. Salah

satu fatwanya yang paling terkenal adalah fatwa yang menyatakan

bahwa perang untuk membela bangsa dan tanah air merupakan

bagian dari jihad fi sabilillah. Fatwa ini kemudian dikenal dengan

Resolusi Jihad.

Selama masa perjuangan kemerdekaan interaksi dan

kerjasama K.H. Hasyim Asy‟ari dengan para pemimpin perjuangan

Page 49: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

36

berjalan dengan baik dan erat. Sebagai panglima besar Tentara

Nasional Indonesia (TNI) jenderal Sudirman dan apara pejuang,

diantaranya Bung Tomo, yang memiliki hubungan erat K.H. Hasyim

Asy‟ari. Mereka senantiasa meminta nasihat dan sumbangan

pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari terkait dengan gerakan dan

perjuangan melawan kolonialis.

Semangat perjuangan dan fatwa Resolusi Jihad K.H. Hasyim

Asy‟ari telah merasuk dalam ssnubari para pejuang. Mereka dengan

ikhlas berlomba-lomba turut serta dalam barisan perjuangan

melawan penjajahan. Dalam pertempuran tersebut, ribuan pemuda

gugur sebagai syuhada dalam mengemban amanah suci perjuangan

membela tanah air dan membela martabat bangsa. Peristiwa resolusi

tersebut telah membuktikan bahwa kaum santri memiliki peran dan

jasa yang sangat besar pada perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Diantara perang yang diikuti oleh K.H. HAsyim Asy.ari adalah :

1) Perjuangan Melawan Belanda

K.H. Hasyim Asy‟ari dikenal memiliki sikap yang tegas dan

tanpa kompromi. Sikap tegas itu juga ditunjukkan ketika

Belanda mengalami kesulitan di Perang Dunia II. Pada waktu

itu, Belanda ingin mengambil simpati dengan mengajak rakyat

Indonesia mempertahankan negara dari penjajahan Jepang.

Belanda meminta agar rakyat Indonesia mau masuk ke dalam

barisan militer Belanda dan bersama-sama melakukan

Page 50: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

37

perlawanan terhadap Jepang. Melihat kondisi ddan kondisi ini,

K.H. Hasyim Asy‟ari dengan lantang dan tegas mengeluarkan

fatwa yang sangat terkenal, yaitu umat Islam diharamkan masuk

menjadi tentara Belanda atau bekerjasama dengan Belanda

dalam bentuk apapun.

2) Perjuangan Melawan Jepang

Penolakan K.H. Hasyim Asy‟ari terhadap tradisi seikeirai,

menjadi awal perjuangan K.H. Hasyim Asy‟ari terhadap Jepang.

Setelah penolakan tradisi seikeirai¸ mengakibatkan K.H.

Hasyim Asy‟ari ditangkap oleh tentara Jepang dan dipenjara

selama 4 bulan. Selama didalam penjara, tentara Jepang tidak

hentinya menyiksa K.H. Hasyim Asy‟ari. Kabar dipenjaranya

K.H. Hasyim Asy‟ari tersebar cepat diberbagai pesantren dan

membuat para Konsul NU mengadakan pertemuan di Jakarta

untuk membela orang-orang NU yang ditahan Jepang. Karena

banyaknya protes yang dilakukan ulama yang dipimpin oleh

K.H. A. Wahab Hasbullah dan K.H. Abdul Wahid Hasyim

terhadap Jepang, akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1942 K.H.

Hasyim Asy‟ari dibebaskan oleh tentara Jepang.

3) Perjuangan Melawan Belanda dan Sekutu

Meskipun proklamasi kemerdekaan Indonesia telah

diproklamirkan oleh Soekarno dan Hatta pada tanggal 17

Agustus 1945, akan tetapi kondisi dunia internasional masih

Page 51: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

38

dalam kondisi perang dunia II. Sehingga penggunaan hukum

internasional hanya untuk memenuhi kepentingan negara-negara

pemenang pertempuran. Oleh karena itu, hukum tersebut

digunakan untuk memaksakan diri pada kedaulatan hukum

nasional dengan tidak adanya pengakuan kedaulatan sebuah

bangsa. Hal inilah yang digunakan oleh Belanda dan sekutunya

untuk masuk ke Indonesia lagi.

Melihat kondisi dan situasi yang membahayakan

kedaulatan tanah air, PBNU langsung merapatkan barisan. K.H.

Hasyim Asy‟ari memanggil K.H. A. Wahab Hasbullah, K.H.

Bisri Syamsuri, serta para Kiai lainnya guna mengumpulkan

para Kiai se-Jawa dan Madura untuk berkumpul di Surabaya,

dikantor PB Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO). Jln. Bubutan

VI/2.

Setelah rapat darurat yang dilakukan oleh PBNU yang

dipimpin oleh K.H. Wahab Hasbullah menemukan titik temu,

akhirnya pada tanggal 23 Oktober 1945 K.H. Hasyim Asy‟ari

atas nama HB (hoofbestuur, pengurus besar) organisasi NU

mendeklarasikan seruan jihad fi sabilillah yang kemudian

dikenal dengan istilah Resolusi Jihad (Ghofir, 2012 : 88).

Page 52: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

39

B. Riwayat Pendidikan

Dalam bidan pendidikan, K.H. Hasyim Asy‟ari dikenal memiliki semangat

dan keinginan yang kuat untuk memperoleh ilmu pengetahuan seluas-

luasnya. Karakter keras dan keinginan yang kuat di dalam mendapatkan

pengetahuan ini menjadi titik balik perjuangan para generasinya. Ia tidak

mudah puas dengan ilmu yang telah dipelajarinya dan senantiasa berpindah

guru guna memperdalam keilmuannya. Semangat dan kegigihannya mencari

ilmu tersebut menurun kepada anak dan cucunya, yaitu K.H. Wahid Hasyim

dan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pendidikan K.H. Hasyim Asy‟ari sama dengan yang dialami oleh

kebanyakan santri lain yang seusianya. Pada masa kecil hingga lima tahun,

ia hidup di pondok pesantren Gedang, di bawah asuhan dan didikan

kakeknya. Tahun 1876 ayahnya, Kiai Asy‟ari, mendapat izin Kiai Usman

untuk mendirikan pesantren sendiri. Kemudian Kiai Asy‟ari mendirikan

pesantren di desa Keras, dan sejak saat itu K.H. Hasyim Asy‟ari pindah

bersama ayahnya ke pondok pesantren Keras. Di pesantren Keras K.H.

Hasyim Asy‟ari mendapatkan didikan langsung dari ayahnya. Sejak mulai

belajar ia sudah menampakkan kemauan yang besar untuk mengejar cita-

citanya. Segala pelajaran yang diterima dapat ditangkap dengan mudah.

Dalam beberapa tahun saja ia dapat menguasai berbagai kitab yang pernah

diajarkan kepadanya. Ia sering membaca buku-buku agama yang bukan

menjadi buku teks pelajarannya. Karena itu, di usia 13 tahun ia sudah

sanggup mengajarkan berbagai judul kitab kuning (Ghofir, 2012 : 79).

Page 53: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

40

Pada usia 15 tahun, K.H. Hasyim Asy‟ari memutuskan untuk belajar

ke beberapa pesantren di Jawa dan Madura, yaitu pesantren Wonokoyo

Probolinggo, pesantren Langitan Tuban, pesantren Trenggilis, pesantren

Kademangan Bangkalan Madura, dan pesantren Siwalan Panji Sidoarjo.

Bagi para santri, mengikuti pelajaran diberbagai pesantren yang mempunyai

spesialisasi di dalam pengajaran ilmu agama memang sudah menjadi

kebiasaan. Santri menerima pengajaran dari berbagai ahli agama dengan

berkelana ke pesantren-pesantren yang berbeda untuk mencari ilmu. Tradisi

ini member kesempatan kepada K.H. Hasyim Asy‟ari untuk belajar berbagai

agama, seperti tata bahasa dan sastra Arab, fikih, dan tasawuf dari K.H.

Khalil Bangkalan selama 3 tahun sebelum ia memfokuskan diri dalam

bidang fikih selama dua tahun di bawah bimbingan Kyai Ya‟qub dari

pesantren Siwalan Panji Sidoarjo (Ghofir, 2012 : 79).

Dari beberapa pondok pesantren yang pernah menjadi tempat

belajarnya, pondok pesantren Siwalan Panji Sidoarjo merupakan pesantren

yang paling lama menjadi tempat nyantri K.H. Hasyim Asy‟ari, yaitu lima

tahun. Tanpa disadarinya selama nyantri di pondok pesantren Siwalan,

gerak gerik K.H. Hasyim Asy‟ari senantiasa diperhatikan oleh Kiai Ya‟qub,

pengasuh pondok pesantren ini kagum dengan perilaku dan kecerdasan

pemuda yang bernama Hasyim Asy‟ari sehingga ada keinginan untuk

menjadikan K.H. Hasyim Asy‟ari sebagai menantunya. Dalam nuku “K.H.

Hasyim Asy‟ari Bapak Umat Islam Indonesia”, disebutkan bahwa pada

mulanya K.H. Hasyim Asy‟ari merasa keberatan atas maksud kyai yang

Page 54: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

41

sangat dihormatinya karena saat itu K.H. Hasyim Asy‟ari masih memiliki

keinginan yang kuat untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Melihat

kondisi psikologis yang dialami oleh K.H. Hasyim Asy‟ari, Kiai Ya‟qub

menasihatinya dengan penuh kesabaran dan kearifan. Ia menjelaskan kepada

K.H. Hasyim Asy‟ari :

“Hasyim anakku. Benar apa kata Imam Mawardi di dalam kitabnya

minhajul Yaqin bahwa orang yang memperdalam ilmu

pengetahuan agama itu laksana orang yang sedang berada di lautan

luas, kian jauh ke tengah bukan bertambah sempit, sebaliknya

semakin luas dan dalam. Maka tidaklah beralasan bagi seseorang

untuk menganggap bahwa perkawinan itu suatu sebab terhentinya

orang mencari ilmu pengetahuan” (Ghofir, 2012 : 80).

Setelah mendapat nasihat tersebut, akhirnya K.H. Hasyim Asy‟ari

pun menerima keinginan Kyai Ya‟qub untuk meminangnya sebagai

menantu. Setelah itu, menikahlah K.H. Hasyim Asy‟ari dengan Khadijah,

seorang gadis yang pertama kali ditemukan di pondok pesantren Siwalan

Panji Sidoarjo.

K.H. Hasyim Asy‟ari telah menjadi pribadi yang memiliki

pengetahuan luas di usia muda. Meskipun begitu, ia masih merasa puas

dengan keilmuan yang dimilikinya sehingga ia melanjutkan perjalanan

pencarian ilmunya ke Makkah. Di kota suci ini ia menghabiskan waktu

selama beberapa tahun untuk berguru kepada ulama-ulama Makkah, salah

satunya ialah Syaikh Ahmad Khatib Minangkabawi yang di Makkah dikenal

dengan seorang ulama ahli hadis.

Ketika masa belajar di Makkah, K.H. Hasyim Asy‟ari sempat

ditemani oleh istrinya, yang datang dari Jawa untuk menunaikan ibadah haji

Page 55: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

42

sekaligus menemani K.H. Hasyim Asy‟ari. Akan tetapi, tujuh bulan

kemudian istri yang disayanginya meninggal dunia setelah melahirkan anak

pertamanya yang bernama Abdullah. Tidak lama kemudian, anak sulungnya

tersebut turut mengikuti ibunya meninggalkan K.H. Hasyim Asy‟ari di kota

suci Makkah. K.H. Hasyim Asy‟ai mengalami kesedihan yang mendalam

karena ditinggalkan oleh orang-orang yang sangat dicintainya. Badai yang

menimpanya hampir tidak dapat ditahan. Ia meredam kesedihannya dengan

menjalankan ibadah mengelilingi Ka‟bah dan menyibukkan diri dengan

mempelajari kitab-kitab agama. Musibah ini tidak mematahkan

semangatnya dalam belajar. Akhirynya, sementara waktu ia kembali ke

tanah air (Ghofir, 2012 : 80-81).

Tidak lama tinggal di tanah air, K.H. Hasyim Asy‟ari kembali ke

Makkah dan bermukim di sana selama tujuh tahun (1893-1890). Selama

berada di Makkah ia belajar kepada para ulama yang terkenal di Makkah,

diantaranya Syaikh Ahmad Khatib Minangkabawi dan Syaikh Mahfudz at-

Tarmisy dari Tremas Pacitan. Syaikh Mahfudz at-Tarmisy dikenal sebagai

ulama ahli hadis sekaligus perawi hadis Bukhari yang memiliki silsilah

keilmuan dalam bidang ini dari guru-gurunya yang bermuara pada Imam

Muhammad al-Bukhari (Syaikh Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn

Ibrahim ibn Mughirah ibn Bardzibah al-Bukhari). Syaikh Mahfudz at-

Tarmisy dalam silsilah sanad termasuk generasi ke-23.

Di Makkah K.H. Hasyim Asy‟ari belajar ilmu hadis Shahih Bukhari

di bawah bimbingan Syaikh Mahfudz, hingga ia mendapatkan ijazah

Page 56: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

43

sebagai ahli hadis sekaligus menjadi mata rantai hadis al-Bukhari ke-24 dari

Syaikh Mahfudz. K.H. Hasyim Asy‟ari sangat tertarik belajar Shahih

Bukhari sehingga ketika kembali ke Indonesia ia dikenal dengan pengajaran

hadisnya. Di bawah bimbingan Syaikh Mahfudz, K.H. Hasyim Asy‟ari juga

belajar tarekat qadariyah dan naqsabandiyah. Ilmu yang diterima oleh

Syaikh Mahfudz dari Syaikh Nawawi. Selain itu, K.H. Hasyim Asy‟ari juga

belajar fikih mazhab Syafi‟I, ilmu falak, ilmu hisab, aljabar, dan tafsir di

bawah bimbingan Syaikh Nawawi dari Banten, Syaikh Ahmad Amin al-

attar, Sayyid Sultan bin Hasyim, Sayyid Ahmad Zawawy, Syaikh Ibrahim

Arab, Syaikh Said Yamani, Sayyid Huseini al-Habsyi, Sayyid Bakar Syatha,

Syaikh Rahmatullah, Sayyid Alawy bin Ahmad al-Saqqaf, Sayyid Abbas

Maliky, Sayyid Abdullah al-Zawawy, Syaikh Shaleh Befadal, dan Syaikh

Sylthan Hasyim Daghastani.

C. Karya-karya K.H. Hasyim Asy’ari

a. Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim

Menjelaskan tentang akhlak anak didik dalam menuntut ilmu dan

pendidik dalam menyampaikan ilmu. Kitab ini selesai ditulis pada hari

ahad, tangga; 22 jumadil tsani tahun 1342/1924 M.

b. An-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin

Kitab ini membahas mengenai keimanan kepada Nabi Muhammad

SAW. Dalam pembahasannya K.H. Hasyim Asy‟ari tidak hanya

membahas kewajiban iman kepada Nabi Muhammad, tetapi juga

Page 57: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

44

menggambarkan secara komprehensif mengenai sekitar kehidupan Nabi

seperti akhlak Nabi, istri, keluarga, pembantu, orang-orang yang pernah

menyakiti Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya. K.H. Hasyim

Asy‟ari juga memberikan pembelaan terhadap praktek-praktek ziarah,

tawasul, serta syafaat. Kitab ini beliau selesaikan pada tanggal 25

Sya‟ban 1346/1927 M.

c. Hasyiyah „ala Fath ar-Rahman

Kitab ini isinya berupa syarah (penjelasan) dari Risalah al-Wali Ruslan

karya Syaikh Zakariya al-Anshari.

d. Ziyadah at-Ta‟liqat

Kitab ini merupakan respon atas pendapat-pendapat Syaikh „Abd Allah

Yasin Pasuruan yang menganggap bahwa Nahdlatul Ulama hanyalah

organisasi politik

e. At-Tanbihat al-Wajibat Liman Yashna‟ al-Munkarat

Kitab ini merupakan respon beliau atas praktek mauled Nabi yang

dianggap melanggar syara‟ terutama yang terjadi di Madiun.

f. Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam‟iyah Nahdlatul Ulama dan al-

Mawa‟izh al-Arba‟in.

g. Dua risalah ini adalah tulisan yang dibuat sebagai pedoman untuk

kalangan Nahdlatul Ulama.

h. At-Tibyan fi al-Nahy „an Muqatha‟at al-Arham wa al-Aqarib wa al-

Ikhwan.

Page 58: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

45

Kitab ini selesai ditulis pada Senin, 20 Syawal 1260 H dan diterbitkan

oleh Muktabah al-Turats al-Islami, Pesantren Tebuireng. Berisikan

pentingnya membangun persaudaraan di tengah perbedaan serta bahaya

memutus tali persaudaraan.

i. Risalah fi Ta‟kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A‟immah al-Arba‟ah.

Mengikuti manhaj para imam empat yakni Imam Syafii, Imam Malik,

Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal tentunya memiliki

makna khusus.

j. Mawaidz.

Adalah kitab yang bisa menjadi solusi cerdas bagi para pegiat di

masyarakat. Saat Kongres NU XI tahun 1935 di Bandung, kitab ini

pernah diterbitkan secara massal. Demikian juga Prof Buya Hamka

harus menterjemah kitab ini untuk diterbitkan di majalah Panji

Masyarakat edisi 15 Agustus 1959.

k. Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadits al-Mauta wa Syuruth al-

Sa‟ah wa Bayani Mafhum al-Sunnah wa al-Bid‟ah.

Kitab ini seakan menemukan relevansinya khususnya pada

perkembangan mutaakhir lantaran mampu memberikan penegasan

antara sunnah dan bid‟ah

(http://mediaaula.blogspot.co.id/2013/03/sembilan-karya-monumental-

hadratus.html).

Page 59: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

46

l. Arba‟in Hadithan Tata‟allaq bi Mabadi‟ Jam‟iyat Nahdat al-„Ulama.

Risalah ini merupakan kondifikasi 40 hadis Nabi yang menjadi basis

legitimasi dan dasar-dasar pembentukan organisasi Nahdlatul Ulama.

m. Dhaw‟ al-Misbah fi Bayan Ahkam an-Nikah.

Kitab ini mengulas tentang prosedur pernikahan secara syar‟I, yang

meliputi hukum-hukum. Syarat, rukun, dan hak-hak dalam perkawinan.

Page 60: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

47

BAB III

GARIS BESAR KITAB ADAB AL-‘ALIM WA-AL MUTA’ALLIM DAN

NILAI KARAKTER YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

A. Garis Besar Isi Kitab Adab al-‘Alim wa-al Muta’allim

Kitab ini membahas tentang akhlak atau sopan santun antara pendidik dengan

anak didik. Karena dalam pembelajaran seorang pendidik harus memahami

anak didiknya, dan sebaliknya anak didik juga harus mempunyai rasa hormat

kepada pendidik. Melihat betapa pentingnya hal tersebut, maka K.H. Hasyim

Asy‟ari menyusun sebuah risalah yang berisi tentang akhlak-akhlak yang harus

diketahui oleh setiap pendidik dan anak didik. Karena akhlak dalam mencari

sebuah ilmu menurut beliau sangat menentukan derajatnya didalam memahami

sebuah ilmu yang sedang dipelajari. Dalam risalah ini beliau sajikan runtutan-

runtutan akhlak yang harus ditempuh oleh setiap pendidik dan anak didik.

Walaupun sulit untuk menerapkan kesemuanya, akan tetapi beliau

berharap dapat menjadi suatu bahan renungan dan ingatan, betapa pentingnya

sebuah akhlak dalam pencapaian sebuah ilmu yang bermanfaat.

Dalam kitab ini terbagi menjadi delapan bab, antara lain :

1. Bab Pertama. Pada bab ini beliau menjelaskan tentang keutamaan

pendidikan. terdiri dari tiga pasal, meliputi pasal tentang keutamaan ilmu

dan ulama, pasal tentang keutamaan belajar dan mengajar, dan pasal yang

menjelaskan bahwa keutamaan ilmu hanya dimiliki ulama yang

mengamalkan ilmunya.

Page 61: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

48

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari keutamaan menuntut ilmu dapat diambil

dalilnya dari Qur‟an surat al-Mujadalah ayat 11.

إذة قل لكم لض فٱفظحة فظح ٱلل ة إذة قل لكم سفظحة ف ٱلمج ت ٱلذه ءةمى أ

حمت سعملن ٱلل ز ٱلذه أسة ٱلعلم درج ٱلذه ءةمىة مىكم ٱوششة فٱوششة زفع ٱلل

خخزر

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-

lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Mujadalah

:11).

Salah satu keutamaan ilmu dan orang yang berilmu menurut K.H.

Hasyim Asy‟ari adalah dia berada di golongan para ulama yang benar-benar

mengamalkan ilmunya kecuali untuk kebaikan yang ditujukan kepada Allah,

sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab Adab al-„Alim wa-al

Muta‟allim ;

ه ذ ه ةل ه حعلمم ةل حزةر ةلمشق ف حق ةلعلمتء ةلعتمل ل ةومت ة مه فضل ةلعلم

م حجىتر ةلىع لف ل ةلش م ج ةلكز ة ح ف

Salah satu keutamaan ilmu dan orang yang berilmu adalah dia berada di

golongan para ulama yang benar-benar mengamalkan ilmunya kecuali

untuk kebaikan yang hanya ditujukan kepada Allah dan Allah akan

mendekatkan mereka ke surga an-naim (Asy‟ari : 22).

Page 62: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

49

2. Bab Kedua. Pada bab kedua ini beliau menjelaskan tentang akhlak yang

harus dipegang oleh anak didik. Dalam bab kedua ini beliau menuliskan

sepuluh macam akhlak yang harus dimiliki oleh anak didik dalam sebuah

pembelajaran, tentunya dengan harapan setelah kesepuluh akhlak

tersebut, anak didik dapat lebih mudah dalam memahami apa yang

disampaikan oleh pendidik.

Sepuluh macam akhlak yang harus diperhatikan oleh anak didik menurut

K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim pada

halaman 24-28, adalah :

a. طء ق حظ ل دوض طء خلق د ةن ز قلخ مه كل د

Membersihkan hatinya hal-hal kotor, seperti bujukan-bujukan,

prasangka buruk, dengki, keyakinan yang rendah dan akhlak yang

buruk .

b. جل ج ش ذ ف لج ةلعلم حأن ق ةن حظه ةلى

Memurnikan niat dalam mencari ilmu untuk menuju kepada Allah.

c. ل ةلعلم ختح ةن ختدر حشح

Bersegera dalam menghasilkan ilmu (menggunakan kesempatan

waktu mudanya).

d. ض خز ل ةدن ةلع ختص حمت سظز فختل ةلل ر ةن قىع مه ةلق

Bersabar dan qanaah terhadap segala macam pemberian dan cobaan.

Page 63: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

50

e. غشىم مت حق مه مزي وتري ل قتر ل ةن قظم أ

Hendaklah pandai-pandai mengatur waktunya, baik di waktu malam

maupun siang harinya yang tersisa dalam umurnya.

f. ل ة ةلشزث ل ةن قل كل

Menyederhanakan makan dan minum.

g. ع أو خشت ف جم ةل رع ةن ؤة خذ وفظ حتل

Bersikap wirai dan berhati-hati dalam segala perilaku.

h. ةص ع ةلح مه ةطختث ةلخ دد ش ل ةطشعمتا ةلم ت م ةل ةن قل

Menyedikitkan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan

kemalasan dan kelemahan.

i. ى ذ م متلم لحق زرر ف ح و ل و ةن قل

Menyedikitkan waktu untuk tidur selagi tidak merusak dan

membahayakan kesehatan baik badan maupun hati.

j. ةن شز ةلعشزر

Meninggalkan pergaulan yang kurang bermanfaat.

3. Bab Ketiga. Bab ini menjelaskan tentang akhlak anak didik terhadap

seorang pendidik. Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari akhlak anak didik

terhadap pendidik terbagi menjadi dua belas uraian. Kedua belas uraian

(Asy‟ari : 29-43) tersebut ialah :

Page 64: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

51

a. ز سع ظش ةلى ز كشظج ةىخغ ل تلج ةن ق مه أخذ ةلعلم ى ل ف

ةادةث مى حظه ةاخ

Memilih seorang pendidik dan meminta kepada Allah agar dipilihkan

seorang guru yang darinya ia dapat memperoleh ilmu dan akhlak yang

bagus.

b. طق ه ل مم ه ل ل ةلعل ةلشز ذ سمت ة ع مم ن ةلش ةن ك جش

ح

Bersungguh-sungguh dan yakin bahwa guru yang dipilihnya memiliki

ilmu syariat dan dapat dipercaya.

c. ري ف ةم ةن ىقتد لش

Selalu mendengarkan dan memperhatikan apa yang telah dijelaskan

oleh pendidik.

d. درجذ ةلكمتا عشق ف م ةلشع ج ا ه ةل حع ةن ى ز ةل

Memandang pendidik dengan pandangan kemuliaan, rasa hormat, dan

meyakini bahwa gurunya memiliki derajat yang sempurna.

e. حع ممتس د حتس ل م ةن لىض ل فضل ةن عز ل حق

Mengetahui apa yang menjadi hak-hak pendidik, tidak melupakan

keutamaannya, dan senantiasa mendoakannya semasa hidup maupun

setelah wafatnya.

f. د س ر مه ةلش ةن ش خز ل جف

Bersabar terhadap kekerasan guru.

Page 65: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

52

g. ح ةي ةءر كتن ةلش حظشبذةن ط ز ةلمجلض ةلعت ةل ف ةن ل خل ل ةلش

زي كتن مع

Tidak menemui pendidik ketika berada ditempat umum kecuali

dengan izin dari pendidik, baik ketika pendidik dalam keadaan sendiri

maupun dengan orang lain.

h. خشع حضع ة ع جلض مشزحعت حش حتادةث ةن جلض ةمت ةلش

Ketika duduk berhadapan dengan pendidik, hendaklah anak didik

duduk dengan dengan rapi, sopan, dan juga tenang.

i. حق ر ةل مكتن ةوشحظه خ تح مع ةلش

Berbicara dengan sopan dan lembut ketika bersama pendidik.

j. فتا د ذكز حكمت ف مظبلذ ة طمع ةلش

Mendengarkan semua penjelasan yang disampaikan pendidik

k. ةث طؤةا ج ةل ز مظبلذ ة ةن لظخق ةلش

Jangan menyela ketika pendidik sedang menjelaskan atau sedang

menjawab sebuah pertanyaan.

l. ه ل حتلم أ سىت ل ةلش ةذة وت

Menggunakan anggota badan yang kanan apabila hendak

menyerahkan sesuatu kepada pendidik.

4. Bab Keempat. Bab keempat menjelaskan akhlak anak didik terhadap

pelajaran dan segala yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.

Pada bab ini K.H. Hasyim Asy‟ari menguraikan menjadi tiga belas

penjelasan, yaitu (Asy‟ari : 43-55) :

Page 66: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

53

a. ى ةن خ أ حفز

Memulai belajar ilmu dari yang bersifat fardhu „ain.

b. ى ةن شخع فز

Mempelajari ilmu-ilmu yang mendukung fardhu „ain.

c. ه ةلعلمتء ةن حذر ف ةحش ةء ةمزي مه ةل شغتا ف ةلخش ح

Mendiskusikan dan berhati-hati dalam menanggapi ikhtilaf para

ulama.

d. ح مت قز ي قخل حف ةن ح

Mentashihkan apa yang telah dibaca sebelum dihafalkan, baik dengan

pendidik maupun dengan orang lain yang anak didik yakini.

e. ز لظمتع ةلعلم ةن خك

Mempelajari ilmu pelajaran ketika masih pagi buta.

f. ةذة ز محف تس حتلمحش زةر مع ةلم تلعذ ةل ةامذ

Ketika menjelaskan sebuah pelajaran hendaknya dengan diringkas dan

senantiasa mengulang-ulang pelajaran secara terus menerus.

g. ةلقزةء ةذة ةمكه ف س رص ةن لش حلقذ

Berteman dengan orang yang lebih pintar, dan bacakanlah ilmu

padanya apabila memungkinkan supaya ia menyimaknya.

h. ه ظلم ل ةلحت ز ةذة حضز ف مجلض ةلش

Ketika menghadiri sebuah majlis, hendaknya mengucapkan salam

kepada mereka yang hadir.

i. مه طؤةا مت أ كتا ل ةن لظشح

Page 67: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

54

Tidak malu-malu ketika menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

j. ز ر ت مه ي ت حغ ل حش ف شق و ل ةن زة

Menunggu giliran (dalam metode sorogan) dan jangan mendahului

temannya yang lain apabila belum mendapatkan izin.

k. ةلش ه ن جلط ح أ ةن ك مع س ف ةدةح

Membacakan pelajaran dihadapan pendidik dan menetapi sikap sopan

santun.

l. ةن ظخز ل كشتث حش لشزك ةحشز

Mempelajari kembali pelajaran yang telah diajarkan secara terus

menerus.

m. ل ةن ز ج ةل تلخذ ف ةلشح

Menanamkan semangat untuk meraih sukses dalam belajar.

5. Bab Kelima. Bab kelima menjelaskan tentang akhlak yang harus ada bagi

pendidik. Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari hal ini terdiri atas dua puluh

penjelasan (Asy‟ari : 55-70), yakni :

a. ةلع وذ ز م مزةقخذ سعتل ف ةلظ ةن

Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, baik ketika dalam keadaan

samar maupun nyata.

b. ةفعتل ةل ةق طكىتس ع حزكتس ف سعتل ف جم ةن س خ

Senantiasa takut kepada Allah dalam segala keadaan gerak, diam,

ucapan-ucapan, dan tindakannya.

c. ىذ ك ةن س ةلظ

Page 68: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

55

Senantiasa bersikap tenang.

d. رع ةن س ةل

Senantiasa bersikap wira‟i.

e. ع ةةن س ةلش

Senantiasa bersikap tawadhu‟.

f. ةن س ةل شع

Senantiasa bersikap khusyu‟.

g. سعتل ري ل ع ةم ل ف جم ن سع ةن ك

Mengadukan segala permasalahannya kepada Allah.

h. ز ةا ةل ةل ل ح ص ذ د ةن لجعل لم طلمت ش و

Tidak menggunakan ilmunya untuk meraih keduniawiaan semata.

i. ةن لع م ةحىأ

Tidak selalu memanjakan murid

j. وت ةن ش لق حتلش ف ةل

Berperilaku zuhud dalam kehidupan dunia.

k. لشت رذ ئ ةلمكتطج ةن شخت ه دو

Berusaha menghindari hal-hal yang rendah dan hina.

l. ه وق مز د أ شضم م ف فعل ة ع ةلش ةن جشىج م

Menghindari tempat-tempat kotor dan maksiat.

m. ةن حتف ل ةلقت حشعتاز ةلط

Menjaga untuk tetap didalam syariat Islam.

n. ىه حت تر ةلظ ةن ق

Page 69: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

56

Senantiasa mengamalkan sunnah Nabi.

o. ةللظتن حتلقلج ذكز سعتل د ةلقزةن ف س س

Senantiasa membaca al-Qur‟an dan berdzikir kepada Allah dengan

hati maupun lisan.

p. ةفشت ج ةلظ ء ةن عتمل ةلىتص حمكتر ةلخ مه قذ ةل

Bersikap ramah, ceria dan suka menebar salam kepada manusia.

q. بذ زي مه ةلخ ةلزد ةن ز حت ى طم ت

Membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan yang rendah dan tidak

disukai Allah.

r. ةلعمل ةسدتد ةلعلم م ةل ز ل ةن

Menumbuhkan semangat dalam menambah ilmu dan amal.

s. ةن لظشىك ه ةطشفتدد متلعلم

Tidak menyalahgunakan ilmu serta tidak menyombongkannya.

t. ةن ششغل حتلش ى

Membiasakan diri untuk menulis.

6. Bab Keenam. Bab keenam menjelaskan tentang akhlak pendidik ketika

akan dan saat mengajar. Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari yang perlu

diperhatikan pendidik disaat mengajar adalah (Asy‟ari : 71-80) :

a. ةل خض ش ز مه ةلح ص

Mensucikan diri dari hadas dan kotoran.

b. ةلاقذ لخض ةحظه طتح ش ج شى

Berpakaian sopan dan rapi, dan diusahakan berbau wangi.

Page 70: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

57

c. ث ةل سعتل سقز م حشعل ةن ى

Niat beribadah kepada Allah ketika mengajarkan ilmunya kepada anak

didik.

d. ةحكت سعتل سخل

Menyampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah.

e. سدتد مه ةلعلم ةل

Membiasakan diri untuk selalu menambah ilmu pengetahuan.

f. ه تلح تء للظل ةل ةل ذكز سعتل جشمتع ل ةل

Mengawali pembelajaran dengan doa dan mendoakan para ulama

yang telah meninggal.

g. ه ةلحت ز ظلم ل صل ةل فتذة

Mengucapkan salam kepada anak didik ketika datang dalam majlis.

h. ح كظزد ةلض لخت ه ةلمشة

Tidak bergurau dan banyak tertawa.

i. وعتص ضج ة ة ع قز ج ص ل ر

Tidak mengajar dalam keadaan lapar, marah, ngantuk dan sebagainya.

j. ه ع ةلحت ز جلض حترسة لجم

Dalam majlis seorang pendidik harus mengambil tempat yang

strategis.

k. ةلحشزة حظه مش ج قذ ةل كزمم ححظه ةلك

Menyampaikan materi dengan ramah, tegas, lugas, dan tidak

sombong.

Page 71: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

58

l. ةا ز ص ق ر ةوشع در ةل

Mendahulukan materi yang dianggap penting.

m. ع ذل فت د ةل ف م شكلم ل لخحض ف مقت ة

Tidak menjelaskan pelajaran atau berbicara kepada anak didik kecuali

sesuai dengan tingkatan kelasnya.

n. ن مجلظ ه ةللغ

Menciptakan suasana yang kondusif.

o. س رفعت سةا ة ل ق ر ةلحتجذ لزفع ص

Tidak mengeraskan suara dengan lantang tanpa adanya suatu

keperluan.

p. ل ةدر ت علم قتا ل ة لم ة ةذطبل م

Bersikap terbuka terhadap pertanyaan anak didik apabila terdapat

materi yang belum dipahaminya.

q. دت مق ف مظبلذ تدةت ل ة ةن جتء

Mengulangi kembali pelajaran jika ada anak didik yang ketinggalan.

r. ةن كتن ف وفض ةح حقتت طؤا طأل

Memberi kesempatan pada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang

belum dipahami.

7. Bab Ketujuh. Bab ketujuh menjelaskan tentang akhlak pendidik ketika

bersama anak didik. Pada bab ini K.H. Hasyim Asy‟ari membagi atas

empat belas pembahasan, yakni (Asy‟ari) :

a. ج سعتل م ذح س م م ةن ق حشعل

Page 72: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

59

Berniat untuk belajar dan mengajar karena Allah.

b. ةحتء ةلشزع وشز ةلعلم

Berniat untuk menyebarkan ilmu dan menghidupkan syari‟at Islam.

c. ةن حج ل تلج ةلعلم متحج لىفظ

Seorang pendidik hendaknya mencintai muridnya seperti halnya

mencintai dirinya sendiri.

d. م حظه ةلشلف ف سف م لذ ةلءلقتء ف سعل ةن ظمح ل حظ

Tepat dalam penggunaan metode dalam mendidik anak didik dan

kata-kata yang baik dalam memahamkan pelajaran kepada anak didik.

e. صتي حزفق ة ةلش

Memotivasi anak didik.

f. تر قتر ة تدر ةلمحف ةن لج مه ةل لخز ف حع ةا

Memberikan latihan-latihan yang dapan menunjang pemahaman anak

didik terhadap pelajaran.

g. مت حشمل قش حتل ة مت قشض ل ف ةذة طل ةل تلج ف سح

Selalu memperhatikan kemampuan anak didik.

h. م ل حع ل حعض ز لل لخذ سفض ةن ل

Tidak pilih kasih diantara anak didiknya.

i. ةن شعت مت عتمل ح

Mengembangkan minat bakat anak didik.

j. ةن لمشىع ه سعلم ةل تلج لع خل وش

Bersikap terbuka dan sabar.

Page 73: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

60

k. ذكز تاخم م د لحت ز د ةن ش

Cinta kasih terhadap yang hadir, dan mencari kabar apabila ada anak

didik yang tidak hadir.

l. ةن ظع ةلعتلم ف م تلح ةل لخذ حمت سظز ل

Hendaknya pendidik membantu memecahkan masalah.

m. ةن ت ج ك مه ةل لخذ لطمت ةلفت ل

Menasehati anak didik dengan keutamaan.

n. كل مظشز ة ع مع ةل تلج ةن ش

Bersikap arif, bijaksana dan tawadhu terhadap siapa saja yang

meminta petunjuk.

8. Bab Kedelapan. Bab kedelapan sebagai bab yang terakhir berisi tentang

penjelasan secara umum terhadap kitab dan segala hal yang ada hubungan

dengannya (cara mendapatkan, meletakkan dan menulisnya). Menurut

K.H. Hasyim Asy‟ari hal ini ada lima akhlak yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran (Asy‟ari : 80-95), yakni :

a. ت حمت ةمكى حشزةء ل ةلكشج ةلمحشتع ةل حشح ىخغ ل تلج ةلعلم ةن عشى

ل ةلعلم ت ةلذر سح ترذ لو ةافتء جترد ة

Menganjurkan anak didik agar memiliki buku pelajaran yang

diajarkan, apabila tidak mampu untuk membelinya, hendaklah

meminjam kepada temannya.

b. ىخغ ت ه ل زر مى ف ت مم ف ظشحج ة ترد ةلكشتث لمه ل زر ل

ي زد ز ذل للمظشع

Page 74: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

61

Memberikan izin ketika ada teman yang akan meminjam buku

pelajaran, sebaliknya bagi peminjam harus menjaga barang tersebut,

mengembalikan dan berterima kasih.

c. ع ةلكشج حت شختر ت ةلر مفز تلع ف ضع ل ةذة وظ مه كشتث ة

م ج لش ت م ىف ت ة زف لمت

Meletakkan buku pada tempat yang terhormat, dengan

memperhitungkan keagungan kitab dan ketinggian keilmuan

penyusunannya.

d. كزةرظ ةح سزسج ةح ط ةخزي ل ة شزةي سفق ة ةذة ةطشعتر كشتحت ة

رةق س فح ة

Periksa terlebih dahulu apabila membeli atau meminjam buku, lihat

bagian awal, tengah dan akhir buku.

e. خ ئ كل ترد ن ل ةلشز ذ فىخغ ةن ك أ مه كشج ةلعل ةذةوظ

م ح حمه ةلز ه , كشتث حكشتحز حظم ةلز أ ح خذ سشضم فتن كتن ةلكشتث مخ

ل رط ةلظ ل ةل د حم سعتل

Bila menyalin buku pelajaran syariah, hendaknya dalam keadaan suci,

kemudian diawali dengan basmalah, sedang menyalinnya muliailah

dengan hamdalah dan shalawat Nabi.

Demikian pemaparan K.H. Hasyim Asy‟ari mengenai akhlak atau sopan

santun dalam proses pembelajaran yang harus dijaga baik oleh pendidik

maupun anak didik yang disampaikan dalam kitab Adab al-„Alim wa-al

Page 75: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

62

Muta‟allim. Dari pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari diatas sudah jelas bahwa

beliau ingin diantara pendidik dan anak didik selalu ada rasa hormat dan saling

menyayangi, begitupun antar sesama anak didik. Bahkan K.H. Hasyim Asy‟ari

juga memberikan arahan tentang bagaimana tata cara berakhlak kitab atau buku

pelajaran yang digunakan dalam menunjang pembelajaran.

B. Nilai-nilai Karakter yang Terkandung dalam Kitab Adab al-‘Alim wa-al

Muta’allim.

Ada beberapa nilai yang terkandung dalam kitab karya K.H. Hasyim

Asy‟ari ini, yang pasti juga menjadi hal-hal penting dalam proses

pembelajaran. Sehingga perlu bagi pelajar untuk mengetahui hal-hal apa

sajakah yang harus diketahui. Berikut nilai-nilai yang terkandung kitab Adab

al-„Alim wa-al Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari :

1. Takwa kepada Allah SWT

Tentu dalam pembelajaran, baik pendidik maupun anak didik harus selalu

mengedepankan rasa ketakwaannya kepada Allah. Karena bagaimanapun

juga Allah lah menentukan hasil daripada usaha yang telah dilakukan oleh

manusia.

Takwa adalah takut kepada azab Allah, yang menimbulkan suatu

konsenkuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi

segala larangan-Nya (Shaleh, 2002 : 1).

Hal ini disampaikan juga oleh K.H. Hasyim Asy‟ari melalui kitab karya

beliau sebagaimana berikut ini :

Page 76: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

63

ةفعتل ةل ةق طكىتس ع حزكتس ف جم ف سعتل ةن س خ

Senantiasa takut kepada Allah dalam segala gerakan, diam, ucapan-

ucapan dan tindakan (Asy‟ari : 55).

2. Kemurnian Niat

Dalam lingkungan Islam, niat menjadi tolak ukur seberapa kuat keseriusan

dalam mencari ilmu. Bahkan semua perilaku manusia disesuaikan dengan

niatnya, sesuai dengan hadis Nabi,

تو ةومتلكل ةمزئ م تر ةومت ةل متا حتلى

Sesungguhnya segala amal perbuatan dengan niat, dan akan dibalas

sesuai dengan niatnya. (HR. Bukhari Muslim).

Dalam kitab Adab al-Alim wa-al Muta‟allim dijelaskan oleh K.H. Hasyim

Asy‟ari bahwasanya dalam pembelajaran dibutuhkan kemurnian niat,

جل ج ش ذ ف لج ةلعلم حأن ق ةن حظه ةلى

Dalam mencari ilmu, hendaknya dia memurnikan niatnya karena untuk

menuju Allah (Asy‟ari : 25).

3. Hati yang Bersih

Dalam proses pembelajaran tentunya harus dengan hati yang bersih.

Menjauhkan diri dari penyakit-penyakit hati, seperti halnya bujukan,

mencacat, dengki, su‟udzan (berburuk sangka), keyakinan yang rendah

maupun su‟ul khuluk (akhlak yang jelek).

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari penting bagi pendidik maupun anak didik

untuk mensucikan hatinya dari penyakit-penyakit hati. Hak ini tidak lain

karena untuk meraih kesuksesan dalam pembelajaran.

Page 77: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

64

ء خلق ط ء قذد ط حظ لش دوض ةن ز قلخ مه كل ش

Membersihkan hati dari hal-hal yang kotor, seperti bujukan-bujukan,

prasangka buruk, dengki, keyakinan yang rendah dan akhlak yang buruk

(Asy'ari : 24).

4. Sabar

Sabar menjadi salah satu yang terpenting dalam proses mencari ilmu.

Karena dalam mencari ilmu sudah pasti akan ada cobaannya, baik dalam

bentuk fisik maupun material. Sehingga dalam pembelajaran dibutuhkan

fisik yang sehat dan bekal yang cukup.

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari sebagaimana dalam kitab Adab al-„Alim

wa-al Muta‟allim, beliau mengingatkan betapa pentingnya sabar disaat

mencari ilmu, sabar terhadap cobaan yang ada baik fisik ataupun

materiil.

د س ر مه ةلش جف ةن ش خز ل

Bersabar terhadap kekerasan guru (Asy‟ari : 31).

5. Qana‟ah

Qana‟ah merupakan sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang

diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidakpuas dan perasaan

kurang. Orang yang memiliki sifat qana‟ah memiliki pendirian bahwa apa

yang diperoleh atau yang ada didirinya adalah kehendak Allah

(http://www.scribd.com/doc/24471330/Perilaku-Terpuji-Qanaah-Dan-

Page 78: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

65

Tasamuh). Dalam kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim, K.H. Hasyim

Asy‟ari menyampaikan betapa pentingnya rasa qanaah ini.

ض ةدن ةلع خز ل ختص حمت سظز فختل ةلل ر ةن قىع مه ةلق

Bersabar dan qanaah terhadap segala macam pemberian dan cobaan

(Asy‟ari : 25).

6. Tirakat

Di lingkungan pesantren sering kali mendengar istilah tirakat, karena

kehidupan di pesantren para santri sering bertirakat dalam menuntut ilmu

agama maupun ilmu umum, karena dunia pesantren percaya bahwa dalam

proses pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan cara yang hedonis,

sehingga harus dilakukan dengan tirakat tersebut. Tirakat lebih sering

diartikan dengan menahan hawa nafsu atau berpuasa

(https://id.wikipedia.org/wiki/Tirakat).

ةص ع ةلح مه ةطختث ةلخ دد ش ل ةطشعمتا ةلم ت م ةل ةن قل

Menyedikitkan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan

kemalasan dan dapat menyebabkan kelemahan (Asy‟ari : 27)

7. Wira‟i

Wira‟i merupakan sikap berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu yang

berkaitan dengan hukum Islam. Menghindari hal-hal yang makruh dan

menjauhi segala sesuatu yang syubhat. Berlaku wira'i merupakan rahasia

diri agar seseorang terhindar dari sesuatu yang haram. Orang yang wira'i

(berhati-hati) berarti orang yang menjaga dirinya dari sesuatu yang

Page 79: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

66

membuatnya tergoda oleh bujukan setan. Selalu mengingat akan kebesaran

Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Menurut Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin menjelaskan bahwa

wira‟i adalah berhati-hati dalam melakukan hukum, menghindari barang

subhat, takut menghindari haram.

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitabnya dijelaskan bahwa dalam

pembelajaran pendidik maupun anak didik harus bisa berhai-hati dalam

hal apapun, untuk menghindarkan dari hal-hal yang bisa mengganggu

kesuksesan pembelajaran.

رع ةن س ةل

Senantiasa bersikap wira‟i (Asy‟ari : 55).

8. Tawadhu‟

Tawadhu‟ adalah tidak memandang pada diri sendiri lebih dari orang

lainnya, bahkan memandangnya sama-sama, dan tidak menonjolkan diri

(Masy‟ari, 2008 : 66).

Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah

selayaknya dalam proses pembelajaran hendaknya bersikap tawadhu,

karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki

oleh setiap anak didik dan juga pendidik. Tawadhu‟ merupakan sikap

hormat dari anak didik kepada seorang pendidik, sehingga anak didik akan

selalu merasa hormat terhadap pendidik. Bagi pendidik juga harus

memiliki rasa tawadhu‟, karena rasa tawadhu‟ merupakan cara untuk

Page 80: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

67

menjauhkan diri dari sifat sombong. Sehingga pendidik juga akan

mempunyai rasa hormat kepada siapapun.

Dalam kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari

ini dijelaskan juga, yakni :

ع ةن س ةلش

Senantiasa bersikap tawadhu‟ (Asy‟ari : 55 ).

9. Khusyu‟

Khusyu‟ artinya kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi

menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa

nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan ilahi yang dapat melenyapkan

keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati

(https://eidariesky.wordpress.com/2010/06/25/definisi-dan-pengertian-

khusyu/).

Memang dalam pembelajaran ilmu pengetahuan tidak akan bisa dipahami

ketika diikuti dengan gurauan yang berlebihan, sehingga K.H. Hasyim

Asy‟ari menekankan dalam proses pembelajaran hendaklah dengan

kekhusyukkan.

ع ةن س ةل ش

Senantiasa bersikap khusyu‟ (Asy‟ari : 55).

10. Bijaksana

Dalam menuntut ilmu sudah pasti akan ada perbedaan-perbedaan

pendapat, hal ini karena setiap manusia mempunyai cara pandang yang

berbeda, sehingga menghasilkan pendapat yang berbeda. Maka dari itu,

Page 81: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

68

diperlukan sifat bijaksana yang digunakan untuk mengkontrol hati dan

pikiran. Sehingga tetap tenang dalam menghadapi kondisi yang sesulit

apapun.

Dalam hal ini, K.H. Hasyim Asy‟ari memberikan penekanan agar

mempunyai sikap bijaksana yang telah dijelaskan di dalam kitabnya.

ه ةلعلمتء شغتا ف ةلخش ح ةن حذر ف ةحش ةء ةمزي مه ةل

Mendiskusikan dan berhati-hati dalam menanggapi ikhtilaf para ulama

(Asy‟ari : 45-46).

11. Zuhud

Zuhud merupakan salah satu cara untuk meninggalkan kemewahan

duniawi, sehingga dalam proses belajar tidak akan memusingkan hal-hal

yang berkaitan dengan duniawi. Zuhud juga sikap berpaling dan

meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat material atau

kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu wujud

yang lebih baik dan bersifat spiritual atau kebahagiaan akhirat. Karena

dianggap penting dalam proses pembelajaran, Ada tiga tanda kezuhudan

yang ada pada seseorang. Pertama, tidak gembira dengan apa yang ada

dan tidak bersedih karena ada hal yang hilang. Kedua, sama saja disisinya

orang yang mencela dan orang yang mencacinya. Ketiga, hendaknya ia

bersama Allah dan hatinya lebih banyak didominasi oleh lezatnya

keta‟atan, karena hati tidak dapat terbebas sama sekali dari cinta; cinta

dunia atau cinta Allah (Hawwa, 1998 : 329). K.H. Hasyim Asy‟ari pun

mengingatkan agar selalu bersifat zuhud dalam proses pembelajaran.

Page 82: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

69

وت ةن ش لق حتلش ف ةل

Berperilaku zuhud dalam kehidupan dunia (Asy‟ari : 58-89).

12. Etos Kerja yang Kuat

Tentu dalam proses pembelajaran dibutuhkan tekad yang kuat, karena

sudah pasti dalam hal ini akan ditemui beberapa kesulitan-kesulitan yang

dialami dalam proses pembelajaran.

Etos kerja tersebut terkandung gairah semangat yang kuat untuk

mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya

untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin (Tasmara, 2002 :

15). Dalam hal ini, K.H. Hasyim Asy‟ari menjelaskan melalui kitab beliau

yang berbunyi,

ةلعمل ةسدتد ةلعلم م ةل ز ل ةن

Menumbuhkan semangat dalam menambah ilmu dan amal (Asy‟ari : 66-

68).

Page 83: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

70

BAB IV

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM KITAB ADAB AL-‘ALIM WA-AL MUTA’ALLIM

A. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kitab Adab al-‘Alim wa-al

Muta’allim

Dalam buku Kapita Selekta Pendidikan Islam halaman 222, mengatakan

bahwa Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang diyakini mutlak

kebenarannya akan memberikan arah dan landasan etis serta moral

pendidikan (Nata, 2003 : 222).

Dalam kaitan ini Malik Fajar dalam Abudin Nata mengatakan

bahwanhubungan antara Islam dengan Pendidikan bagaikan dua sisi dari

sekeping mata uang, artinya Islam dan pendidikan mempunyai hubungan

filosofis yang snagat mendasar. Namun demikian, upaya menghubungkan

antara Islam dengan pendidikan dan masalah lainnnya dalam peta pemikirah

Islam, masih dijumpai adanya perdebatan yang hingga kini masih belum

tuntas (Nata, 2003 : 222).

Dengan demikian, tugas ini pada gilirannya para pakar pendidikan

Islam untuk terus mengembangkan kajiannya sesuai dengan tuntutan zaman.

Jika tugas ini tidak direspon secara professional maka tidak mustahil ajaran

Islam akan ditinggalkan oleh para penganutnya, dan dinilai sebagai barang

kuno yang sekedar menjadi perhiasan atau lebih tidak menguntungkan lagi

menjadi barang rongsokan.

Page 84: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

71

Pola pemikiran kependidikan K.H. Hasyim Asy‟ari dalam Kitab

Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim beliau mengawali penjelasannya langsung

dengan mengutip ayat-ayat al-Qur‟an dan hadits, yang kemudian diulas dan

dijelaskan dengan singkat dan jelas. Dalam kitab karya beliau ini, beliau

sudah memaparkan tentang beberapa hal yang harus diperhatikan saat

menuntut ilmu pengetahun, baik bagi pendidik maupun anak didik, baik

sebelum memulai pembelajaran, saat pembelajaran maupun sesudah

pembelajaran.

Para anak didik tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat

mengambil manfaatnya tanpa mau menghormati pendidik. Karena ada yang

mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil, mereka ketika masa

mencari ilmu sangat menghormati ilmu dan gurunya, dan orang-orang yang

tidak berhasil dalam menuntut ilmu karena mereka tidak mau menghormati

ilmu dan gurunya (al-Zarnuji, tt : 16).

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu,

yaitu : pertama : bagi anak didik hendaknya berniat suci untuk menuntut

ilmu, jangan berniat untuk hal-hal duniawi, dan jangan merendahkan

pendidik ataupun buku-buku yang dipelajari. Kedua, bagi pendidik dalam

mengajarkan ilmu hendaknya meluruskan niatnya terlebih dahulu, tidak

mengharapkan materi semata. Disamping itu, yang diajarkan hendaknya

sesuai dengan tindakan-tindakan yang diperbuat.

Dalam hal ini, yang dititik beratkan adalah pada pengertian bahwa

belajar merupakan ibadah untuk mencari ridha dan akhirat (al-Zarnuji, tt :

Page 85: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

72

10). Karena belajar harus diniatkan untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai-nilai Islam.

Untuk menganalisis konsep pendidikan karakter yang dikembangkan

oleh K.H. Hasyim Asy‟ari, penulis menggunakan kerangka yang ditawarkan

oleh FW. Foester dengan empat ciri dasar pendidikan karakter, sebagaimana

yang telah penulis nyatakan pada penegasan istilah di Bab I, yakni: (1)

menghargai nilai normatif; (2) koherensi atau membangun rasa percaya diri;

(3) otonomi; dan (4) keteguhan dan kesetiaan.

1. Menghargai Nilai Normatif.

Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap

nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan

berpedoman pada norma tersebut.

Selanjutnya kami akan memasukkan beberapa nilai yang

terkandung dalam Kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim ke dalam teori

FW. Foerster yang berkaitan dengan menghargai nilai normatif ini.

a. Takwa kepada Allah SWT

Takwa dalam bahasa Arab berarti memelihara diri dari siksaan Allah

dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-

Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti lain dari taqwa

adalah melaksanakan segala perintah Allah, menjauhkan diri dari segala

yang dilarang Allah (haram) , dan ridho (menerima dan ikhlas) dengan

hukum-hukum dan ketentuan Allah.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Taqwa).

Page 86: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

73

Al-Qur‟an yang merupakan wahyu Allah, terutama sekali dalam

periode awal misi kenabian Muhammad, banyak sekali terdapat visi

tentang hari akhir yang sangat mengagumkan. Dan konsep takwa

sangat erat kaitannya dengan kondisi yang umum ini. Dengan kata

lain, takwa dalam konteks yang khusus itu, merupakan ketakutan

terhadap malapetaka yang akan terjadi pada hari kiamat. (Izutsu,

1993 : 318).

ءر مر ت ذ ت ةلىتص ةسقة رحكم إن سلشلذ ةلظ ت أ

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya

kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat

besar (dahsyat). (Q.S. al-Hajj : 1).

Dari dua keterangan diatas jelas bahwa takwa merupakan rasa

kehambaan yang maksimal kepada Allah, tidak hanya

melaksanakan kewajiban dari-Nya akan tetapi juga harus menjauhi

semua yang dilarang oleh Allah.

Takwa adalah takut kepada azab Allah, yang menimbulkan suatu

konsekuensi untuk melaksanakan semua perintah Allah dan

menjauhi segala larangan-Nya (Shaleh, 2002 : 1).

Page 87: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

74

K.H. Hasyim Asy‟ari menjelas makna takwa dengan sebuah rasa

takut kepada Allah dalam segala keadaan, baik dalam gerakan

maupun diam dan dalam ucapan maupun tindakan.

ةفعتل ةل ةق طكىتس ع حزكتس ف سعتل ف جم ةن س خ

Hendaklah selalu takut kepada Allah dalam segala keadaan gerak,

diam, ucapan, dan tindakannya (Asy‟ari : 55).

b. Selalu berdzikir kepada Allah

Dzikir merupakan usaha manusia untuk selalu mengingat Allah,

baik secara lisan maupun secara batin. Selalu mengingat Allah

merupakan nilai plus dalam proses mencari ilmu pengetahuan,

sehingga sebisa mungkin bagi pendidik maupun anak didik untuk

selalu mengingat Allah.

Dzikir bukan hanya bermanfaat bagi kesempurnaan akal manusia

saja. Tetapi, Allah masih memberikan kelebihan atau manfaat lain

terhadap orang-orang yang selalu mengingat (berdzikir) kepada-

Nya. (Suyadi, 2008 : 28).

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu mengingat Allah, selain

untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengingat (berdzikir)

kepada Allah dapat membantu dalam mencerdaskan otak. K. H.

Page 88: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

75

Hasyim Asy‟ari pun mengajarkan kepada para santri untuk selalu

berdzikir (mengingat) Allah, sebagai mana dalam kitab beliau :

ةللظتن حتلقلج ذكز سعتل د ةلقزةن ف س س

Senantiasa membaca al-Qur‟an dan berdzikir kepada Allah dengan

hati maupun lisan (Asy‟ari : 62)

c. Cinta kepada Nabi

Cinta dalam bahasa Arab disebut al-hubb atau mahabbah yang

berasal dari kalimat habba – hubban – hibban, yang berarti

waddahu, yang punya makna kasih atau mengasihi. Ada juga yang

mengatakan, hub berakar dari kata habbah karena ia adalah air bah

besar. Cinta dinamakan mahabbah karena ia adalah kepedulian

yang paling besar dari cita hati (Rumi, 2004 : 70).

Baik pendidik maupun anak didik harus memperhatikan rasa cinta

kepada Nabi, tentu setelah bertakwa kepada Allah, juga harus

mencintai kekasih Allah, yakni para Nabi terlebih kepada Nabi

Muhammad saw. Allah pun secara khusus menyuruh kepada para

malaikat untuk selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad saw,

tentu kita sebagai umat beliau harus mempunyai rasa cinta kepada

Nabi Muhammad saw. K. H. Hasyim Asy‟ari pun mengingatkan

baik pendidik maupun anak didik harus selalu mencintai kepada

Page 89: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

76

Nabi, sebagai mana dijelaskan dalam kitab Adab al-Alim wa-al

Muta‟allim :

ىه حت تر ةلظ ةن ق

Senantiasa mengamalkan sunnah Nabi (Asy‟ari : 61)

d. Kemurnian Niat

Dalam lingkungan Islam, niat menjadi tolak ukur seberapa kuat

keseriusan dalam mencari ilmu. Bahkan semua perilaku manusia

disesuaikan dengan niatnya, sesuai dengan hadis Nabi,

تو ةومتلكل ةمزئ م تر ةومت ةل متا حتلى

Sesungguhnya segala amal perbuatan dengan niat, dan akan

dibalas sesuai dengan niatnya. (HR. Bukhari Muslim).

Dalam kitab Adab al-Alim wa-al Muta‟allim dijelaskan oleh K.H.

Hasyim Asy‟ari bahwasanya dalam pembelajaran dibutuhkan

kemurnian niat.

جل ج ش ذ ف لج ةلعلم حأن ق ةن حظه ةلى

Dalam mencari ilmu, hendaknya dia memurnikan niatnya karena

untuk menuju Allah (Asy‟ari : 25).

Page 90: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

77

e. Hati yang bersih

Dalam proses pembelajaran tentunya harus dengan hati yang

bersih. Menjauhkan diri dari penyakit-penyakit hati, seperti halnya

bujukan, mencacat, dengki, su‟udzan (berburuk sangka), keyakinan

yang rendah maupun su‟ul khuluk (akhlak yang jelek).

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari penting bagi pendidik maupun anak

didik untuk mensucikan hatinya dari penyakit-penyakit hati. Hak

ini tidak lain karena untuk meraih kesuksesan dalam

pembelajaran.

ء خلق ط ء قذد ط حظ لش دوض ةن ز قلخ مه كل ش

Membersihkan hati dari hal-hal yang kotor, seperti bujukan-

bujukan, prasangka buruk, dengki, keyakinan yang rendah dan

akhlak yang buruk (Asy'ari : 24).

f. Hormat kepada guru

Rasa hormat merupakan perwujudan dari pengakuan atas

keberadaan orang lain tanpa memedulikan predikat yang melekat

pada diri orang tersebut. Bahkan rasa hormat tetap diperlukan

meskipun orang kita hormati berada di bawah kita secara predikat

(Munir , 2010 : 103)

K. H. Hasyim Asy‟ari pun mengingatkan baik kepada pendidik

maupun anak didik untuk mempunyai rasa saling hormat, dalam

kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim beliau menjelaskan :

درجذ ةلكمتا عشق ف م ةلشع ج ا ه ةل حع ةن ى ز ةل

Page 91: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

78

Memandang pendidik dengan pandangan kemuliaan, rasa hormat,

dan meyakini bahwa gurunya memiliki derajat yang sempurna

(Asy‟ari : 30)

2. Koherensi atau Membangun Rasa Percaya Diri.

Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian,

dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian

dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali

menghadapi situasi baru.

Selanjutnya kami akan memasukkan beberapa nilai yang

terkandung dalam kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim ke dalam teori

FW. Foerster yang berkaitan dengan Membangun rasa percaya diri ini :

a. Etos kerja yang kuat

Tentu dalam proses pembelajaran dibutuhkan tekad yang kuat,

karena sudah pasti dalam hal ini akan ditemui beberapa kesulitan-

kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran.

Etos kerja tersebut terkandung gairah semangat yang kuat untuk

mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan

berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin

(Tasmara, 2002 : 15).

Satu hal barang kali cukup jelas. Yaitu bahwa adanya etos kerja

yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan tentang

kaitan suatu kerjan dengan pandangan hidupnya yang lebih

Page 92: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

79

menyeluruh, yang pangdangan hidup itu memberinya keinsafan

akan makna dan tujuan hidupnya (Madjid, 2003 : 216). Dalam hal

ini, K.H. Hasyim Asy‟ari menjelaskan melalui kitab beliau yang

berbunyi :

ةلعمل ةسدتد ةلعلم م ةل ز ل ةن

Menumbuhkan semangat dalam menambah ilmu dan amal (Asy‟ari

: 66-68).

b. Zuhud

Zuhud merupakan salah satu cara untuk meninggalkan kemewahan

duniawi, sehingga dalam proses belajar tidak akan memusingkan

hal-hal yang berkaitan dengan duniawi. Zuhud juga sikap

berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat

material atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan

menginginkan sesuatu wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual

atau kebahagiaan akhirat. Karena dianggap penting dalam proses

pembelajaran, Ada tiga tanda kezuhudan yang ada pada seseorang.

Pertama, tidak gembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih

karena ada hal yang hilang. Kedua, sama saja disisinya orang yang

mencela dan orang yang mencacinya. Ketiga, hendaknya ia

bersama Allah dan hatinya lebih banyak didominasi oleh lezatnya

keta‟atan, karena hati tidak dapat terbebas sama sekali dari cinta;

cinta dunia atau cinta Allah (Hawwa, 1998 : 329).

Page 93: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

80

K.H. Hasyim Asy‟ari pun mengingatkan agar selalu bersifat zuhud

dalam proses pembelajaran.

c. وت ةن ش لق حتلش ف ةل

Berperilaku zuhud dalam kehidupan dunia (Asy‟ari : 58-89).

c. Khusyu‟

Khusyu‟ artinya kelembutan hati, ketenangan sanubari yang

berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari

memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan

ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap

tinggi hati (https://eidariesky.wordpress.com/2010/06/25/definisi-

dan-pengertian-khusyu/).

Memang dalam pembelajaran ilmu pengetahuan tidak akan bisa

dipahami ketika diikuti dengan gurauan yang berlebihan, sehingga

K.H. Hasyim Asy‟ari menekankan dalam proses pembelajaran

hendaklah dengan kekhusyukkan.

ع ةن س ةل ش

Senantiasa bersikap khusyu‟ (Asy‟ari : 55).

d. Mempunyai keberanian untuk bertanya

Dalam dunia pendidikan, tidak semua anak didik memiliki

kesamaan dalam hal memahami pelajaran yang disampaikan oleh

pendidik, hal itu memungkinkan adanya anak didik yang kurang

bisa memahami pelajaran, sehingga dia harus bertanya kepada

pendidik untuk bisa memahami semua pelajaran.

Page 94: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

81

Dalam hal ini K.H. Hasyim Asy‟ari pun mengingatkan agar

mempunyai rasa keberanian bertanya ketika ada pelajaran yang

belum dipahami oleh anak didik.

مه طؤةا مت أ كتا ل ةن لظشح

Tidak malu-malu ketika menanyakan hal-hal yang belum dipahami

(Asy‟ari : 50-51).

3. Otonomi

Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan

dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu,

anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi

oleh desakan dari pihak luar.

Selanjutnya kami akan memasukkan beberapa nilai yang

terkandung dalam kitab Adab al-alim wa-al Muta‟allim ke dalam teori

FW. Foerster yang berkaitan dengan otonomi ini :

a. Bijaksana

Dalam menuntut ilmu sudah pasti akan ada perbedaan-perbedaan

pendapat, hal ini karena setiap manusia mempunyai cara pandang

yang berbeda, sehingga menghasilkan pendapat yang berbeda.

Maka dari itu, diperlukan sifat bijaksana yang digunakan untuk

mengkontrol hati dan pikiran. Sehingga tetap tenang dalam

menghadapi kondisi yang sesulit apapun.

Page 95: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

82

Dalam hal ini, K.H. Hasyim Asy‟ari memberikan penekanan agar

mempunyai sikap bijaksana yang telah dijelaskan di dalam

kitabnya.

ه ةلعلمتء شغتا ف ةلخش ح ةن حذر ف ةحش ةء ةمزي مه ةل

Mendiskusikan dan berhati-hati dalam menanggapi ikhtilaf para

ulama (Asy‟ari : 45-46).

b. Tawadhu‟

Tawadhu‟ adalah tidak memandang pada diri sendiri lebih dari

orang lainnya, bahkan memandangnya sama-sama, dan tidak

menonjolkan diri.

Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah

selayaknya dalam proses pembelajaran hendaknya bersikap

tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang

wajib dimiliki oleh setiap anak didik dan juga pendidik. Tawadhu‟

merupakan sikap hormat dari anak didik kepada seorang pendidik,

sehingga anak didik akan selalu merasa hormat terhadap pendidik.

Bagi pendidik juga harus memiliki rasa tawadhu‟, karena rasa

tawadhu‟ merupakan cara untuk menjauhkan diri dari sifat

sombong. Sehingga pendidik juga akan mempunyai rasa hormat

kepada siapapun. Dalam kitab Adab al-Alim wa-al Muta‟allim

karya K.H. Hasyim Asy‟ari ini dijelaskan juga, yakni :

ع ةن س ةلش

Senantiasa bersikap tawadhu‟ (Asy‟ari : 55 ).

Page 96: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

83

c. Wira‟i

Wira‟i merupakan sikap berhati-hati dalam melakukan segala

sesuatu yang berkaitan dengan hukum Islam. Menghindari hal-hal

yang makruh dan menjauhi segala sesuatu yang syubhat. Berlaku

wira'i merupakan rahasia diri agar seseorang terhindar dari sesuatu

yang haram. Orang yang wira'i (berhati-hati) berarti orang yang

menjaga dirinya dari sesuatu yang membuatnya tergoda oleh

bujukan setan. Selalu mengingat akan kebesaran Allah dan

menjauhi segala larangan-Nya.

Menurut Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin menjelaskan

bahwa wira‟i adalah berhati-hati dalam melakukan hukum,

menghindari barang subhat, takut menghindari haram. Menurut

K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitabnya dijelaskan bahwa dalam

pembelajaran pendidik maupun anak didik harus bisa berhai-hati

dalam hal apapun, untuk menghindarkan dari hal-hal yang bisa

mengganggu kesuksesan pembelajaran.

رع ةن س ةل

Senantiasa bersikap wira‟i (Asy‟ari : 55).

d. Intropeksi diri

Intropeksi diri atau muhasabah merupakan suatu bentuk tindakan

yang utama yang dikerjakan oleh setiap manusia. Dalam hal ini

Allah telah berfirman :

إن ةسقة لشى ز وفضر مت ق مز لغ ت ةلذه آمىة ةسقة ت أ

Page 97: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

84

خخزر حمت سعملن

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan (Q.S. al-Hasyr : 18). (http//www.alquran-digital.com)

Ayat diatas merupakan suatu bentuk isyarat bahwa betapa

pentingnya untuk selalu mengintropeksi diri terhadap amal-amal

atau perbuatan yang telah dikerjakan. Baik pendidik maupun anak

didik harus selalu mengintropeksi dirinya. Intropeksi disini cukup

luas bisa intropeksi dalam hal perkataan maupun perbuatan. K.H.

Hasyim Asy‟ari mengingatkan kepada siapa saja untuk selalu

membersihkan diri dari segala perbuatan yang tidak disukai oleh

Allah.

بذ زي مه ةلخ ةلزد ةن ز حت ى طم ت

Membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan yang rendah dan

tidak disukai Allah (Asy‟ari : 63-66).

e. Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin

Waktu sangatlah penting bagi guru dan murid. Untuk itu harus

mengoptimalkan waktu yang dimilikinya dengan sebaik mungkin,

baik di waktu malam maupun siang dengan menggunakan

kesempatan yang ada dari sisa-sisa umurnya. Umur yang tersisa

Page 98: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

85

adalah harga diri baginya, dengan begitu senantiasa pergunakanlah

waktu untuk suatu hal yang bemanfaat.

Begitu pun dengan K.H. Hasyim Asy‟ari yang menegaskan betapa

pentingnya waktu bagi pendidik maupun anak didik ;

غشىم مت حق مه مزي وتري ل قتر ل ةن قظم أ

Hendaklah pandai-pandai mengatur waktunya, baik di waktu

malam maupun siang harinya yang tersisa dalam umurnya (Asy‟ari

: 26).

f. Bergaul di lingkungan yang baik

Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi perkembangan manusia ke depannya, sehingga

harus bisa menentukan lingkungan yang benar-benar mendukung

dalam proses pembelajaran. Dan juga menjaga pergaulan agar

terhindar dari hal-hal yang dapat menghambat kesuksesan dalam

belajar. K.H. Hasyim Asy‟ari mengingatkan baik pendidik maupun

anak didik untuk selalu memperhatikan dalam hal pergaulan dan

juga lingkungan hidupnya ;

ةلقزةء ةذة ةمكه ف س رص ةن لش حلقذ

Berteman dengan orang yang lebih pintar, dan bacakanlah ilmu

padanya apabila memungkinkan supaya ia menyimaknya (Asy‟ari :

38-39).

Page 99: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

86

4. Keteguhan dan Kesetiaan

Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak

didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan

merupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Jadi dari ke empat dasar tersebut dapat disimpulkan

bahwasannya pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan

pembentukan nilai-nilai karakter kepada peserta didik.

Selanjutnya kami akan memasukkan beberapa nilai yang

terkandung dalam kitab Adab al-alim wa-al Muta‟allim ke dalam teori

FW. Foerster yang berkaitan dengan keteguhan dan kesetiaan ini :

a. Sabar

Sabar menjadi salah satu yang terpenting dalam proses mencari

ilmu. Karena dalam mencari ilmu sudah pasti akan ada

cobaannya, baik dalam bentuk fisik maupun material. Sehingga

dalam pembelajaran dibutuhkan fisik yang sehat dan bekal yang

cukup.

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari sebagaimana dalam kitab Adab al-

„Alim wa-al Muta‟allim, beliau mengingatkan betapa pentingnya

sabar disaat mencari ilmu, sabar terhadap cobaan yang ada baik

fisik ataupun materiil.

د س ر مه ةلش جف ةن ش خز ل

Bersabar terhadap kekerasan guru (Asy‟ari : 31).

Page 100: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

87

b. Tirakat

Di lingkungan pesantren sering kali mendengar istilah tirakat,

karena kehidupan di pesantren para santri sering bertirakat dalam

menuntut ilmu agama maupun ilmu umum, karena dunia pesantren

percaya bahwa dalam proses pembelajaran tidak bisa dilakukan

dengan cara yang hedonis, sehingga harus dilakukan dengan

tirakat tersebut. Tirakat lebih sering diartikan dengan menahan

hawa nafsu atau berpuasa (https://id.wikipedia.org/wiki/Tirakat).

ةص ع ةلح مه ةطختث ةلخ دد ش ل ةطشعمتا ةلم ت م ةل ةن قل

Menyedikitkan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan

kemalasan dan dapat menyebabkan kelemahan (Asy‟ari : 27)

c. Qana‟ah

Qana‟ah adalah salah satu sifat amat terpuji yang merupakan

sumber keluhuran budi. Dalam pada itu Nabi SAW pernah

bersabda, “Barang siapa dengan penuh kesadaran menyatakan

“Alhamdulillah”, lebih baik baginya daripada memiliki dunia

beserta seluruh isinya” (Arifin dan Said, 1979 : 11)

Qana‟ah merupakan sikap rela dan merasa cukup atas hasil yang

diusakannya serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan

perasaan kurang. Orang yang memiliki sifat qana‟ah memiliki

pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada didirinya adalah

kehendak Allah (http://www.scribd.com/doc/24471330/Perilaku-

Terpuji-Qanaah-Dan-Tasamuh).

Page 101: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

88

Dari kedua pendapat diatas sudah dapat kita ambil kesimpulan

bahwasanya qana‟ah merupakan rasa kepuasan atas apa yang telah

diusahakan, tidak merasa kurang dan selalu bersyukur atas apa

yang telah diberikan oleh Allah. Seseorang yang mempunyai sifat

qanaah akan selalu merasa bahagia dan sehat baik secara lahir

maupun batinnya. Karena mereka selalu mempunyai ketenangan

hati, wajahnya berseri-seri dan sehat, segar dan bugar.

Qana‟ah bukan hanya menerima apa pemberian Allah saja, tapi dia

juga kuat pendirian, mempunyai sifat kesederhanaa dan tidak

mudah putus asa tatkala mendapatkan cobaan dari Allah.

Dalam kitab Adab al-„Alim wa Muta‟allim, K.H. Hasyim Asy‟ari

menjelas bahwa didalam menuntut ilmu, anak didik harus

mempunyai rasa qanaah dalam diri mereka, karena dengan rasa

qanaah tersebut anak didik akan dapat menjalani semua cobaan

yang dialami selama proses pembelajaran.

ض ةدن ةلع خز ل ختص حمت سظز فختل ةلل ر ةن قىع مه ةلق

Bersabar dan qanaah terhadap segala macam pemberian dan

cobaan (Asy‟ari : 25).

d. Yakin kepada Pendidik

Keyakinan adalah pilar penyangga utama keberanian dan

ketabahan. Inilah unsur paling penting dalam menentukan

keberhasilan hidup seseorang. Keyakinan yang paling utama adalah

Page 102: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

89

keyakinan terhadap aturan agama untuk kehidupan manusia (

Munir, 2010 : 19).

Dalam KBBI yakin adalah percaya (tahu, mengerti) sungguh-

sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi): hakim -- akan

kesalahan terdakwa itu; ia berkata dengan -- nya, berkata dengan

pasti; pada -- ku, pada pendapatku; 2 sungguh; sungguh-sungguh: -

- bukan saya yang mengambil, kalau perlu saya berani bersumpah;

dengan -- belajar, belajar sungguh-sungguh;

(http://kbbi.web.id/yakin ).

Keyakinan yang kokoh adalah keyakinan yang lahir dari kesadaran,

bukan sekedar warisan. Sehingga para anak didik harus mempunyai

kesadaran bahwa ilmu pengetahuan sangat penting untuk masa

depan, maka efek dari kesadaran anak didik tersebut akan membuat

mereka mempunyai semangat belajar dan keyakinan yang tinggi.

K. H. Hasyim Asy‟ari menjelaskan dalam kitab karya beliau bahwa

anak didik harus mempunyai rasa keyakinan yang tinggi, tidak

boleh ada dalam dirinya rasa pesimis terlebih terhadap pendidik.

طق ه ل مم ه ل ل ةلعل ةلشز ذ سمت ة ع مم ن ةلش ةن ك جش ح

Bersungguh-sungguh dan yakin bahwa guru yang dipilihnya

memiliki ilmu syariat dan dapat dipercaya.( Asy‟ari : 29)

e. Menumbuhkan Semangat Belajar

Semangat dalam mencari ilmu merupakan motivasi yang harus

selalu ada bagi siapapun yang ingin berhasil dalam

Page 103: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

90

pembelajarannya. Karena rasa semangat merupakan keteguhan

dalam menghadapi semua kemungkinan buruk yang ada dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu, K.H. Hasyim Asy‟ari selalu

mengingatkan kepada siapa saja untuk selalu menumbuhkan rasa

semangat belajar.

ل ةن ز ج ةل تلخذ ف ةلشح

Menanamkan semangat untuk meraih sukses dalam belajar

(Asy‟ari : 53).

B. Relevansi Pemikiran Pendidikan Karakter K.H Hasyim Asy’ari dalam

Dunia Pendidikan di Indonesia.

Konsep utama dari pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari adalah mengutamakan

ketakwaan kepada Allah SWT disertai dengan niat yang lurus dalam

berperilaku mengarungi kehidupan. Konsep besar tersebut beliau rinci

menjadi beberapa hal yakni: selalu mengingat Allah (dzikrullah), cinta

kepada Nabi, kemurnian niat, hati yang bersih, rasa hormat kepada ulama,

etos kerja yang kuat, rasa kezuhudan, rasa kekhusyu‟an, keberanian dalam

bertanya, bijaksana, tawadhu‟ terhadap ulama, wira‟i, selalu intropeksi diri,

memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan bergaul di lingkungan

yang baik., mempunyai rasa kesabaran, berani untuk melakukan tirakat,

Qana‟ah, yakin kepada ulama, dan selalu menumbuhkan semangat belajar.

Jika dikaitkan dengan realitas pendidikan di Indonesia dewasa ini di

mana mulai terdapat kecenderengan melemahnya pendidikan karakter, maka

mutiara-mutiara pendidikan karakter yang ditulis oleh K.H. Hasyim Asy‟ari

Page 104: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

91

dalam Kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim tersebut relevan untuk

digunakan kembali sebagai acuan bagi dunia pendidikan Islam. Nilai-nilai

pendidikan karakter yang dikembangkan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari dapat

digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia sebagai panduan bagi

pengembangan kurikulum pendidikan akhlak di lingkungan

sekolah/madrasah.

Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan oleh K.H. Hasyim

Asy‟ari masih tetap relevan untuk dikembangkan sesuai dengan konteks

zaman sekarang. Nilai-nilai dasar karakter yang diajarkan oleh beliau dalam

implementasinya dapat terus dikembangkan sesuai dengan situasi dan

kondisi lembaga pendidikan masing-masing. Namun nilai-nilai dasarnya

tetap dapat digali dari mutiara-mutiara pemikiran karakter beliau tersebut.

Misalnya saja dalam sebuah pembelajaran, sebelum memulai

seorang pendidik hendaknya mengajak anak didik untuk membacakan ayat-

ayat suci al-Qur‟an bersama-bersama. Hal ini untuk meningkatkan

ketakwaan kepada Allah swt. Bisa juga setelah membaca ayat-ayat al-

Qur‟an, pendidik mengajak untuk melantunkan asma‟ul husna, yang tidak

lain untuk selalu mengingat Allah swt.

Semakin jelas bahwa pemikiran pendidikan karakter K.H. Hasyim

Asy‟ari ini masih sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia. Apalagi jika kita melihat kondisi pendidikan yang ada sekarang

ini, dimana sudah banyak anak didik yang tidak bisa membaca al-Qur‟an,

beberapa anak didik yang tidak mempunyai rasa hormat kepada pendidik,

Page 105: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

92

atau anak didik yang sudah berani melanggar nilai-nilai syariah dalam

Islam. Hal ini sangat disayangkan oleh orang tua anak didik jika melihat

kondisi sekarang ini, ditambah lagi dengan berkembangnya alat-alat

elektronik dengan sangat pesat tanpa kita bisa mencegahnya. Hal ini tentu

dapat menjadi pelemahan anak didik bila kita sebagai orang tua tidak dapat

membatasi anak-anak dalam menggunakan alat-alat elektronik.

Salah satu yang sangat diperlukan dalam era yang seperti ini, dan

juga sebenarnya dalam semua era pembangunan, ialah akhlak atau moral.

Disini kita dibenarkan untuk mengharap kemungkinan peranan ajaran Islam

secara lebih besar dan kuat. Maka wajar jika Islam dipandang mempunyai

pengaruh paling besar dan kuat dalam wawasan etis dan moral dalam dunia

pendidikan. Dan akhlak ini mutlak pentingnya, karena merupakan sendi atau

landasan ketahanan suatu bangsa mengahadapi pancaroba ini. Tanpa akhlak,

yang baik, suatu bangsa akan binasa. Dalam sebuah syair berbahasa arab

yang sudah sering dikutip orang, menerangkan ;

فتن مة ذخز أخ قم ذخة# ةومت ةلمم ةلخ مت حقز

Sesungguhnya bangsa-bangsa itu tegak selama (mereka berpegang pada)

akhlaknya, bila akhlak mereka rusak, maka rusak-binasa pulalah mereka

(Madjid, 2003 : 174 ).

Maka dari itu, penulis memandang dunia pendidikan di Indonesia ini

diharapkan tidak hanya meningkatkan intelektualitas anak didiknya saja,

akan tetapi juga harus memperbaiki karakter, akhlak, dan moral anak didik.

Sehingga anak didik tersebut benar-benar mampu meneruskan estafet

Page 106: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

93

kepemimpinan yang ada di Indonesia tidak hanya dengan intelektualitas

saja, tetapi penuh dengan akhlak dan juga moral Islam.

Pendidikan karakter sekarang ini, pada umumnya masih pada taraf

menghafal atau memperkenalkan nilai tapi belum sampai pada tingkat

penghayatan nilai-nilai itu apalagi sampai pada tingkat menjadikan nilai-

nilai itu sebagai komitmen pribadi di dalam kehidupan. Oleh karena itu,

diperlukan kajian lebih mendalam tentang pendidikan karakter dari beberapa

literatur klasik maupun modern yang akan memberikan sumbangan terhadap

pemikiran tersebut. Jika kita meninjau ulang kitab Adab al-„Alim wa al-

Muta‟allim karya K.H. Hasyim Asy‟ari, maka terdapat risalah pendidikan

yang memuat tentang pendidikan karakter khususnya tentang nilai-nilai

karakter yang harus dimiliki baik oleh pendidik maupun peserta didik.

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan

moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang

salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan

(habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham

(domain kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan

(domain afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (domain perilaku).

Jadi pendidikan karakter terkait erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan

yang terus menerus dipraktekan atau dilakukan.

Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, satuan

pendidikan formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai pendukung

utama kegiatan tersebut. satuan pendidikan formal dan nonformal harus

Page 107: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

94

menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang

ingin dikembangkan. Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di

berbagai tempat dan selalu dibersihkan, satuan pendidikan formal dan

nonformal terlihat rapi, dan alat belajar ditempatkan teratur.

Selain itu, keteladanan juga dapat ditunjukkan dalam perilaku dan

sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam memberikan contoh

tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi

peserta didik untuk mencontohnya. Pendemonstrasian berbagai contoh

teladan merupakan langkah awal pembiasaan, Jika pendidik dan tenaga

kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan

bersikap sesuai dengan nilai-nilai karakter, maka pendidik dan tenaga

kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan

contoh bagaimana berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai terebut.

Misalnya berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras,

bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur,

menjaga kebersihan dan sebagainya.

Kemudian relevansinya pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari dengan

pendidikan karakter yang dikonsepkan oleh kemdiknas adalah ;

1. Dalam pendidikan karakter pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari yang

pertama adalah takwa kepada Allah swt, hal ini sesuai dengan

pendidikan karakter yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan

Nasional yaitu religius, karena itu adalah sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

Page 108: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

95

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain.

2. Cinta kepada Nabi, hal ini masih bisa dikategorikan religius dalam

pendidikan karakter dari Kementerian Pendidikan Nasional, karena

masih berkaitan dengan sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama.

3. Niat yang tulus, dalam pendidikan karakter dari Kementerian

Pendidikan Nasional hal ini kurang menjadi perhatian. oleh karena itu,

menjadi suatu hal yang wajar bilamana anak didik menjadi berkurang

kesungguhannya dalam proses pembelajaran.

4. K.H. Hasyim Asy‟ari juga menekankan kepada anak didik rasa hormat

kepada guru, hal ini yang mungkin kurang diperhatikan dalam

pendidikan dari Kementerian Pendidikan Nasional, sehingga sekarang

banyak anak didik yang berani terhadap pendidik, tanpa menaruh rasa

hormat kepada seorang pendidik.

5. Etos kerja yang kuat, dalam hal ini mempunyai kesamaan dengan

pendidikan karakter dari Kementerian Pendidikan Nasional yang

menyatakan kerja keras, karena dalam proses belajar mengajar, baik

seorang pendidik maupun anak didik haruslah mempunyai tekad yang

kuat untuk mencapai kesuksesan.

6. Dalam mencari ilmu pengetahuan, K.H. Hasyim Asy‟ari menganjurkan

untuk bersikap zuhud, artinya meninggalkan kemewahan dalam hal

duniawi. Sehingga baik seorang pendidik maupun anak didik tidak

Page 109: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

96

perlu memusingkan hal-hal yang berkaitan dengan duniawi. Dalam

pendidikan karakter dari Kementerian Pendidikan Nasional hal ini

kurang menjadi perhatian, sehingga banyak anak didik yang sudah

menggunakan alat-alat elektronik yang berlebihan dan tanpa

pengawasan dari orang tua.

7. K.H. Hasyim Asy‟ari menekankan kepada seorang pendidik dan anak

didik untuk bersikap khusyu‟, karena memang dalam pembelajaran

tidak akan bisa memahami pelajaran dengan maksimal apabila diikuti

dengan gurauan yang berlebihan. Akan tetapi hal ini kurang menjadi

perhatian dari Kementerian Pendidikan Nasional, sehingga masih

banyak pendidik yang menyampaikan materi pelajaran dengan gurauan

yang brelebihan.

8. Mempunyai keberanian untuk bertanya, dalam pendidikan karakter dari

Kementerian Pendidikan Nasional pun telah dicanangkan untuk selalu

bersikap demokratis, komunikatif dan juga rasa ingin tahu. Sehingga

disaat pembelajaran berlangsung akan menimbulkan suasana yang lebih

menyenangkan dan lebih efektif.

9. Dalam kitab Adab al-„Alim wa-al Muta‟allim K.H. Hasyim Asy‟ari

menjelaskan bahwa dalam dunia pendidikan hendaknya mempunyai

sifat bijaksana, agar dapat mengkontrol hati dan pikiran baik seorang

pendidik maupun anak didik. Sehingga tetap tenang dalam menghadapi

kondisi apapun. Kementerian Pendidikan Nasional pun menghimbau

kepada semua elemen pendidikan untuk bersikap toleransi, yaitu sikap

Page 110: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

97

dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

10. Kemudian K.H. Hasyim Asy‟ari menghimbau kepada semua pendidik

dan anak didik untuk mempunyai sifat wira‟i. Wira‟i merupakan sikap

hati-hati dalam melakukan segala sesuatu. Sedangkan dari

Kementerian Pendidikan Nasional hanya mencanangkan sikap jujur dan

disiplin.

11. K.H. Hasyim Asy‟ari selalu mengingatkan kepada pendidik dan juga

anak didik untuk selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

Karena waktu merupakan hal yang sangat penting, sehingga harus bisa

mengoptimalkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Hal ini

juga kurang menjadi perhatian oleh Kementerian Pendidikan Nasional,

sehingga fakta dilapangan banyak waktu yang terbuang sia-sia.

12. Bergaul di lingkungan yang baik. Faktor lingkungan sangat

berpengaruh dalam kepribadian seseorang, sehingga K.H. Hasyim

Asy‟ari mengingatkan untuk selalu memperhatikan lingkungan

sekitarnya. Kementerian Pendidikan Nasional pun sebenarnya telah

mencanangkan peduli lingkungan dan peduli sosial, akan tetapi hal ini

kurang memperhatikan adanya pengaruh negative dari lingkungan itu

sendiri.

13. Hal yang perlu diperhatikan menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam

pendidikan karakter adalah rasa sabar. Karena rasa sabar merupakan

salah satu yang harus dimiliki oleh semua pendidik dan anak didik.

Page 111: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

98

Sehingga masing-masing pendidik dan anak didik harus bisa

menumbuhkan rasa kesabaran dalam pribadi mereka masing-masing.

Tentu hal ini kurang diperhatikan oleh Kementerian Pendidikan

Nasional dalam mencanangkan pendidikan karakter, sehingga banyak

dari pendidik maupun anak didik yang tidak bisa menyelesaikan

pembelajarannya, karena tidak bisa menahan dan menyelesaikan

cobaan-cobaan yang dalam proses pembelajaran.

14. Dalam proses mencari ilmu perlu adanya tirakat baik dari pendidik

maupun anak didik. Karena tirakat merupakan sikap sederhana dan

menjauhkan diri dari hidup yang hedonis atau kemewahan. Tentu hal

ini juga kurang menjadi perhatian oleh Kementerian Pendidikan

Nasional dalam mencanangkan pendidikan karakter, sehingga banyak

pendidik maupun anak didik yang lebih suka dengan kemewahan dan

kesenangan yang berlebihan.

15. Anak didik juga harus mempunyai rasa keyakinan terhadap seorang

pendidik, karena itu merupakan salah satu unsuryang dapat

menentukan keberhasilan belajarnya anak didik. Maka dari itu K.H.

Hasyim Asy‟ari menekankan kepada anak didik untuk mempunyai

keyakinan terhadap seorang pendidik. Akan tetapi hal ini tidak menjadi

perhatian Kementerian Pendidikan Nasional dalam pendidikan karakter.

16. K.H. Hasyim Asy‟ari juga menekankan untuk selalu menumbuhkan

semangat belajar. Semangat mencari ilmu merupakam motivasi yang

harus selalu dipupuk dalam mencari ilmu pengetahuan, karena rasa

Page 112: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

99

semangat merupakan keteguhan dalam menghadapi semua

kemungkinan buruk yang akan terjadi dalam proses mencari ilmu

pengetahuan. Hal ini mungkin kurang diperhatikan oleh Kementerian

Pendidikan Nasional dalam pendidikan karakter, karena yang ada

hanyal semangat kebangsaan.

17. Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya pendidikan karakter dari

K.H. Hasyim Asy‟ari adalah intropeksi diri. Hal ini tentu menjadi ajang

evaluasi baik pendidik maupun anak didik untuk mencari kekurangan-

kekurangan dimasa lalu dan memperbaiki untuk kedepannya. Hal ini

juga menjadi perhatian oleh Kementerian Pendidikan Nasional untuk

mempertanggungjawabkan tugas pendidik dan juga anak didik.

Maka dari itu, tampak jelas bahwa pendidik karakter dari K.H.

Hasyim Hasyim lebih menjunjung nilai-nilai keagamaan. Hal itu tentu tidak

lepas dari latar belakang K.H. Hasyim Asy‟ari yang berlatar belakang

pesantren. Sedangkan pendidikan karakter dari Kementerian Pedidikan

Nasional tampak lebih umum daripada pendidikan karakter dari K.H.

Hasyim Asy‟ari.

Page 113: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis tentang pendidikan karakter menurut

K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitab Adab al-Alim wa-al Muta‟llim, maka

penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai jawaban atas rumusan masalah

sebagai berikut:

1. K.H. Hasyim Asy‟ari merupakan salah satu pemikir pendidikan

karakter dalam perspektif Islam sekaligus praktisi pendidikan karakter

yang beliau terapkan di pondok pesantren tebuireng Jombang. K.H.

Hasyim Asy‟ari mendirikan pondok pesantren Tebuireng pada tahun

1899 yang letaknya di wilayah Cukir, kecamatan Diwek, kabupaten

Jombang ini setelah kepungalan beliau dari Makkah untuk mencari ilmu

dari beberapa guru besar disana.

Metode awal yang digunakan K.H. Hasyim Asy‟ari dalam mengajarkan

para santri adalah metode sorogan dan metode bandongan, kedua

metode tersebut dibedakan berdasarkan tingkatan kelasnya.

Selain aktif di dunia pendidikan K.H. Hasyim Asy‟ari juga aktif di

organisasi kemasyarakatan, yaitu dengan mendirikan Nahdlatul Ulama

pada 31 januari 1926 di kota Surabaya. Untuk menegaskan prinsip

dasar organisasi ini, beliau merumuskan dengan sebuah kitab karya

beliau yakni Qanun Asasi (prinsip dasar) dan juga merumuskan kitab

Page 114: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

101

I‟tiqad Ahlussunnah wal Jamaah yang mana kitab ini dikemudian hari

dijadikan sebagai dasar dan rujukan oleh warga NU dalam berijtihad.

Selain itu K.H. Hasyim Asy‟ari juga mengabdikan diri beliau kepada

negara. Semangat nasionalismenya tergambarkan ketika beliau

melawan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, Jepang dan juga

sekutu. Dalam kondisi penjajahan yang semakin membahayakan

kedaulatan tanah air, maka K.H. Hasyim Asy‟ari bersama kyai-kyai di

Jawa dan Madura merapatkan barisan untuk mendeklarasikan seruan

jihad fi sabilillah yang dikenal dengan Resolusi Jihad.

2. Pemikiran pendidikan karakter yang dikembangkan oleh K.H Hasyim

Asy‟ari, jika dianalisis menggunakan empat karakteristik dasar yang

dikemukakan oleh FW. Foester, sebagai berikut:

a) Menghargai Nilai Normatif.

Pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitab

Adab al-Alim wa-al Muta‟allim yang sesuai dalam hal menghargai

nilai normatif diantaranya : takwa kepada Allah swt, selalu

mengingat Allah (dzikrullah), cinta kepada Nabi, kemurnian niat,

hati yang bersih, rasa hormat kepada ulama.

b) Koherensi atau Membangun Rasa Percaya Diri.

Pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitab

Adab al-Alim wa-al Muta‟allim yang sesuai dalam hal koherensi ini

antara lain: estos kerja yang kuat, rasa kezuhudan, rasa

kekhusyu‟an, keberanian dalam bertanya.

Page 115: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

102

c) Otonomi.

Pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitab

Adab al-Alim wa-al Muta‟allim yang sesuai dalam hal otonomi

antara lain : bijaksana, tawadhu‟ terhadap ulama, wira‟i, selalu

intropeksi diri, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan

bergaul di lingkungan yang baik.

d) Keteguhan dan Kesetiaan.

Pendidikan karakter menurut K.H. Hasyim Asy‟ari dalam kitab

Adab al-Alim wa-al Muta‟allim yang sesuai dalam hal keteguhan

dan kesetiaan antara lain : mempunyai rasa kesabaran, berani untuk

melakukan tirakat, qana‟ah, yakin kepada ulama, dan selalu

menumbuhkan semangat belajar.

3. Relevansi pemikiran pendidikan karakter K.H. Hasyim Asy‟ari dalam

dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini sangat relevan, di mana

nilai-nilai dasar pendidikan karakter beliau dapat dikembangkan sesuai

dengan konteks sekarang. Terlebih lagi dalam kondisi dunia pendidikan

di Indonesia sekarang ini yang mengalami penurunan karakter.

B. Saran

Pendidikan karakter sangat ditekankan dalam sendi agama dan

memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

peribadatan, kekeluargaan, pembelajaran disekolah, interaksi sosial

kemasyarakatan dan semua aktifitas kehidupan lainnya. Oleh karena itu,

hendaknya seorang anak didik yang belajar dalam bidang agama Islam

Page 116: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

103

khususnya, hendaknya bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan

menerapkan aspek-aspek pendidikan karakter sesuai dengan arahan dari

K.H. Hasyim Asy‟ari melalui kitab Adab al-Alim wa-al Muta‟allim dengan

sebaik-baiknya. Agar nantinya dapat memperoleh kesuksesan belajar sesuai

dengan yang dikehendaki oleh setiap anak didik dan pendidik serta orang

tua.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah atas

rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis dalam

menyusun skripsi yang sangat sederhana dengan segala keterbatasan dari

penulis. Akhirnya, semoga walaupun penuh dengan kekurangan dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Page 117: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

DAFTAR PUSTAKA

Abdussami, Humaidi dan Ridwan, Fakla. AS. 5 Rais „Am Nahdlatul Ulama.

Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. 1995.

Al-Ghazali, Muhammad. tt. Ihya‟ Ulumuddin. Indonesia : al-Haromain.

Al-Nawawi, Yahya bin syarifuddin. Tt. Al-Arba‟in Nawawi. Pustaka Alawiyah.

Semarang.

Ambroise. Yvon, ”Pendidikan Nilai” dalam EM. K. Kaswardi ed., Pendidikan

Nilai Memasuki Tahun 2000. Grasindo. Jakarta.1993.

Any, Anjar. Menyingkap Serat Wedotomo. Aneka ilmu. Semarang. 1993.

Aspin, David N. dan Chapman, Judith D. Values Education and Lifelong

Learning: Principles, Policies, Programmes. Springer. Netherland. 2007.

Az-Zarnuji. tt. Ta‟limul Muta‟allim. Surabaya : Darul Ilmi

Darajat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. PT. Bumi Aksara. Jakarta. 1996.

Gardner, Roy. Cairns, Jo dan Lawton, Denis. Education for Values: Morals,

Ethics and Citizenship in Contemporary Teaching. Kogan Page. London.

2000.

Ghofir. Jamal, Biografi Singkat Ulama Ahlussunnah wal Jama‟ah, Pendiri dan

Penggerak NU, Tuban. GP Ansor Tuban, 2012.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Andi Offset. Yogyakarta. 1990.

Hawwa, Sa‟id, Mensucikan Jiwa Intisari Ihya Ulumuddin al-Ghazali. Robbani

Press. 1998.

http//id.wikipedia.com

Imam, Suprayogo, Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung. PT

Remaja Rosda Karya. 2003.

J.Moloeng Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung. 2008.

Kohlberg, Lawrence. Tahap-tahap Perkembangan Moral. Terj. John de Santo dan

Agus Cremers. Kanisius. Yogyakarta. 1995.

Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik. terj. Lita S. Nusa Media. Bandung, 2013.

Page 118: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

Ma‟arif, Samsul. Mutiara-mutiara Dakwah K.H. Hasyim Asy‟ari. Bogor. Kanza

Khazanah. 2011.

Madjid, Nurcholish. Islam Agama Kemanusiaan, MembangunTradisi dan Visi

Baru Islam Indonesia. PARAMADINA. Jakarta. 2003.

Munir, Abdullah. Pendidikan Karakter. Yogyakarta. Pedagogia. 2010.

Nata, Abuddin (Ed). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung Angkasa. 2003

Nucci, Larry P. dan Narvaez, Darcia. Handbook of Moral and Character

Education. Routledge. New York. 2008.

Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Balai

Pustaka. 2006.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta. 2007.

Rumi, Jalaluddin. Senandung Cinta. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2004.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Remaja Rosdakarya. Bandung. 2013.

Samarqandi, Abu Laits. Tambihul Ghafilin. Terjemah oleh Taqiyuddin, Abu

Imam. Surabaya. Mutiara Ilmu. 2009.

Seri Buku Tempo, Wahid Hasyim untuk Replubik dari Tebuireng. Jakarta. KPG.

2011.

Seri Buku Tempo. Wahid Hasyim untuk Republik dari Tebuireng. KPG. Jakarta.

2011.

Shaleh, Ashaf. Takwa Makna dan Hikmahnya dalam al-Qur‟an. Erlangga.

Jakarta. 2002.

Suharso dan Ana Retroningsih. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Widya Karya.

Semarang. 2011.

Suyadi. Quantum Dzikir. Yogyakarta. Diva Press. 2008.

Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islam. Gema Insani. Jakarta. 2002.

Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta. LKiS. 2004.

Zohar, Danah dan Marshall, Ian. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Terj.

Rahmani Astuti, Ahmad Najib Burhani, dan Ahmad Baiquni. Mizan.

Bandung. 2001.

Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Yogyakarta. 2011.

Page 119: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga

Zuchdi, Darmiyati. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik.

UNY Press. Yogyakarta. 2011.

Zuhri, Achmad Muhibbin. Pemikiran K.H. M. Hasyim Asy‟ari Tentang Ahl al-

Sunnah wa al-Jama‟ah. Khalista. Surabaya. 2010.

http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-karakter.html

http://tebuireng.org/sejarah

www.pndkarakter.wordpress.com

Page 120: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga
Page 121: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga
Page 122: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga
Page 123: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga
Page 124: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1463/1/Abdul... · Bapak M. Gufron, M. Ag beserta keluarga selaku orang tua saya di Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Salatiga