skripsi hasyimi 06c10404029repository.utu.ac.id/91/1/bab i_v.pdf · kabupaten aceh barat tahun 2012...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENDAPATAN PEDAGANG AYAM BROILER (PEDAGING)
DI PASAR BINA USAHA MEULABOHKABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
HASYIMI06C10404029
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT2013
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENDAPATAN PEDAGANG AYAM BROILER (PEDAGING)
DI PASAR BINA USAHA MEULABOHKABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
HASYIMI06C10404029
Skripsi Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT2013
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Ayam Broiler ( Pedaging ) di Pasar Bina UsahaMeulaboh Kabupaten Aceh Barat
Nama : HASYIMINIM : 06C10404029Program Studi : Agribisnis.
Menyetujui;
Pembimbing Ketua Pembimbing Anggota
Ir. Said Mahjali, MM Meiza Aulia, SPNIDN. 0110116502
Mengetahui;
Dekan , Ketua Prodi AgribisnisFakultas Pertanian
Diswandi Nurba, S.TP,.M.Si Yoga Nugroho, SP,.MMNIDN. 0128048202
Tanggal Kelulusan : 17 Oktober 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama 50 tahun lebih perkembangan ayam ras, terutama ayam ras
pedaging di Indonesia telah terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, terutama
ayam jenis pedaging/broiler (Abidin, 2002 ). Ayam Broiler merupakan salah satu
jenis komoditi dibidang peternakan yang menghasilkan gizi dan memiliki nilai
ekonomi yang cukup potensial (Hartono, 2001). Ayam Broiler yang dimaksud
adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika
dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta
mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak
(Rasyaf, 2004).
Sebagian besar penduduk Indonesia adalah pengonsumsi daging ayam
broiler, oleh karena itu kebutuhan akan daging harus terpenuhi dalam waktu yang
relatif singkat. Salah satu cara untuk pemenuhan daging ayam broiler adalah
dengan pengembangan usaha ayam pedaging/broiler.
Kecamatan Johan Pahlawan merupakan pusat kota Meulaboh Kabupaten
Aceh Barat yang memiliki luas wilayah sebesar 8.11 % dari total luas Kabupaten
yaitu 601,00 m2. Sebelum bencana alam Gelombang Tsunami yang terjadi pada
Tanggal 26 Desember 2004, kota Meulaboh termasuk kota yang cepat
berkembang karena penduduknya yang padat sehingga sangat mempengaruhi
pendapatan para pedagang khususnya pedagang ayam potong (Broiler).
2
Permintaan akan produk hasil ternak ayam broiler diperkirakan akan terus
meningkat, hal ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: (1) Pendapatan, konsumsi produk
hasil ternak meningkat ketika pendapatan penduduk naik; (2) Harga, menurunnya
harga akan meningkatkan konsumsi ( Anonymous 2002).
Demikian juga dengan daerah Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh
Barat yang dikenal sebagai sentra pemasaran dan peternakan broiler. Dengan adanya
peningkatan jumlah penduduk maka diiringi oleh peningkatan jumlah populasi
broiler. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah penduduk
dan produksi ayam broiler di Kecamatan Johan Pahlawan seperti terlihat pada tabel
1 dibawah ini :
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Produksi Broiler di Kabupaten Aceh BaratTahun 2007 – 2011
Tahun JumlahPenduduk (jiwa)
Jumlah PopulasiBroiler (kg)
2007 14187 14944.042008 14201 126942009 14230 118122010 14257 140542011 14719 29066
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat (2007 – 2011)
Ternak Ayam Potong (Broiler) merupakan hewan ternak yang mudah
dipelihara dan paling ekonomis dibandingkan ternak yang lain. Karena usaha
ternak unggas dapat dilakukan di perkarangan rumah penduduk yang merupakan
usaha sampingan dan ada juga yang memeliharanya di lahan yang sangat luas
tergantung skala usahanya sebagai usaha pokok. Usaha peternakan dan pedagang
ayam potong sangat menjanjikan dari tahun ke tahun semakin menonjol
peranannya dalam meningkatkan pendapatan usahatani dan pedagang serta
semakin mempersempit kesenjangan terhadap peningaktan akan kebutuhan daging
hewani.
3
Ayam Potong (Broiler) adalah hewan yang tergolong dalam ternak
unggas, antara lain; Ayam Buras, Ayam Ras, Itik, Puyuh dan lain-lain, sedangkan
ternak unggas dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ternak unggas darat dan ternak
unggas air karena di antara kedua jenis itu memiliki persamaan dan perbedaannya
sedangkan yang lebih banyak dipelihara dan diperdagangkan dalam Kecamatan
Johan Pahlawan adalah Ayam Buras, Ayam Broiler dan Itik (Animous, 2002).
Populasi masing-masing jenis Ternak Unggas pada tahun 2012 untuk
jenis Ayam Buras 846.939 ekor dan itik 84.224 ekor, sedangkan jenis Ayam Ras
dan Puyuh masih sedikit pertenak yang berusaha membudidayakannya. Jumlah
pemasukan dan pengeluaran ternak unggas dalam Kabupaten Aceh Barat dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Pemasukan dan Pengeluaran Ternak Unggas dalam KabupatenAceh Barat Tahun 2010-2011
Jenis Ternak
Pemasukan(Ekor)
Tahun2010
Tahun2011
1. Ayam Ras Petelur 9.700 4.6002. Ayam Tas Pedaging (Broiler) 226.800 116.4003. Itik 24.100 12.200
Sumber : Aceh Barat Dalam Angka Tahun 2011
Ternak unggas Ayam Ras Pedaging dan jumlah pemasarannya lebih
tinggi dibandingkan Ayam Ras Petelur dan Itik. Ini disebabkan tingginya
permintaan dari peternak itu sendiri berdasarkan banyaknya konsumen yang
mengkonsumsi Ayam Ras Pedaging (Broiler) dan juga karena masih minimnya
produksi ternak dalam Kabupaten Aceh Barat.
Rendahnya jumlah pemasukan ternak unggas pada Tahun 2012 jika
dibandingkan pada Tahun 2011, disebabkan karena pada tahun 2012 sudah
banyak perternak yang berhasil memproduksi ternak dalam julah besar sehingga
4
dapat mencukupi permintaan konsumen dalam Kabupaten Aceh Barat khususnya
Kecamatan Johan Pahlawan. Sedangkan pengeluaran ternak unggas pada Tahun
2011 dan 2012 nihil, karena peternak unggas dalam Kabupaten Aceh Barat belum
dapat menyaingi harga pasaran ternak unggas yang didatangkan dari luar Aceh
terutama Sumatra Utara.
Populasi dan penyebaran ternak ungas, melalui bantuan pemerintah
menurut jenis ternak dalam Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat tabel 3 berikut:
Tabel 3. Penyebaran Ternak Bantuan Pemerintah Menurut Jenis Ternak dalamKabupaten Aceh Barat Tahun 2012
Jenis TernakJumlahTernak(Ekor)
JumlahNasabah( orang )
JenisBantuan
1. Ayam Ras Petelur 1000400
Demplot2
APBD IIAPBD I
2. Ayam Ras Pedaging((Broiler)
- - -
3. Bibit Itik 1500 30 APBD ISumber : Aceh Barat dalam Angka Tahun 2012
Tabel 3, menjelaskan bahwa jumlah pemasukan ternak unggas pada tahun
2011 lebih besar dari tahun 2012 dari jenis ternak unggas Ayam Ras pedaging
(Broiler) dan jumlah pemasarannya lebih tinggi dibandingkan Ayam Ras petelur
dan Bibit Itik. Ini disebabkan tingginya permintaan dari peternak itu sendiri
berdasarkan banyaknya konsumen yang mengkonsumsi Ayam Ras Pedaging
(Broiler) dan juga karena masih minimnya produksi ternak dalam Kabupaten
Aceh Barat
Tingginya jumlah pemasukan ternak unggas pada tahun 2012 jika
dibandingkan pada tahun 2011, disebabkan karena pada tahun 2012 sudah banyak
peternak yang berhasil memproduksi ternak dalam jumlah besar sehingga dapat
mencukupi permintaan konsumen dalam Kabupaten Aceh Barat khususnya
5
Kecamatan Johan Pahlawan. Sedangkan pengeluaran ternak unggas pada tahun
2010 dan 2011 nihil, karena peternak Unggas dalam Kabupaten Aceh Barat
belum dapat menyaingi harga pemasaran ternak unggas dari luar.
Tabel 3 menjelaskan bahwa penyebaran ternak unggas bantuan pemerintah
bersumber dari dana APBD II dan APBD I.Untuk jenis ternak Unggas Ayam
Petelur jumlah ternak bantuan sebesar 1000 ekor dari jenis bantuan APBD II
dengan dengan jumlah nasabah dalam bentuk Demplot dan 400 ekor dari jenis
bantuan APBD I dengan jumlah nasabah 2 orang. Untuk jenis ternak Unggas Itik
jumlah bantuan sebesar 1500 ekor dari jenis bantuan APBD II dengan jumlah
nasabah 30 orang, sedangkan untuk Ayam Ras Pedaging (Broiler) nihil.
Jumlah pemotongan ternak Unggas menurut jenis ternak di Kabupaten Aceh
Barat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Jumlah Pemotongan Ternak Unggas Menurut Jenis Ternak dalamKabupaten Aceh Barat Tahun 2012
KecamatanAyam Buras
(ekor)
Ayam rasPetelur dan
pedaging
Itik(ekor)
1. Johan Pahlawan 374.982 66.504 10.1762. Samatiga 103.358 7.327 3.3623. Bubon 95.765 7.128 3.2944. Arongan lambalek 94.260 7.186 3.2555. Woyla 81.824 2.399 1.5646. Woyla Barat 80.891 2.375 1.5057. Woyla Timur 80.895 2.390 1.5448. Kaway XVI 88.055 7.625 2.6919. Meureubo 85.985 6.791 2.54310. Pante Ceureumen 86.825 1.920 2.37211. Sungai Mas 48.015 8.222 3.472Jumlah 2011 1.220.495 119.867 35.778Jumlah 2012 - 1.163.840 -
Sumber : Aceh Barat Dalam Angka Tahun 2012
Table 4. menjelaskan bahwa jumlah terbesar pemotongan ternak unggas
dalam Kabupaten Aceh Barat terdapat pada Kecamatan Johan Pahlawan,
6
Kecamatan Samatiga, Kecamatan Bubon dan seterusnya dengan jenis ternak ayam
buras lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan Ayam Ras Petelur /Pedaging
dan Itik. Dalam program pembangunan jangka panjang yang telah tertuang dalam
GBHN Tahun 1993, menerangkan bahwa pembangunan diprioritaskan pada
sektor peternakan yang bertujuan untuk menetapkan swasembada pangan dan juga
meningkatkan hasil produksi pertanian lainnya, demi terwujudnya struktur
ekonomi yang seimbang antara sektor industri pertanian dan peternakan , baik dari
segi nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerja.
Sesuai dengan arah dan tujuan serta kebijakan dalam pembangunan
pertanian dilaksanakan melalui berbagai program antara lain; perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan. Program ini tidak terlepas dengan program
lainnya, seperti program penelitian dan pengembangan prasarana serta kebijakan
harga pangan. Maka dengan berkembangnya prasarana fisik tentunya petani,
peternak dan pedagang semakin tanggap terhadap perubahan harga pasar,
kebijakan harga dan prasarana yang ditempuh dalam program pembangunan yang
merupakan kebijakan terpenting di dalam mencapai dan memantapkan
swasembada pangan.
Adanya kebijakan ini telah terbukti dapat mendorongnya peningkatan
produksi serta pendapatan petani dan pedagang ternak unggas dan menjamin daya
beli masyarakat. Kebijakan ini sangat bermanfaat guna untuk peningkatan
efisiensi serta ekonomi pertanian dan peternakan.
Pasca terjadinya Tsunami 26 Desember 2004, pusat perdagangan yaitu
Pasar Bina Usaha Kecamatan Johan Pahlawan terhenti total, beberapa bulan
kemudian kegiatan pasar mulai aktif kembali. Para pedagang mulai ramai
7
menempati lokasi usaha, termasuk pedagang Ternak Ayam Potong (Broiler) yang
jumlahnya ± 40 orang dan ada juga yang lokasi usahanya dipinggiran kota
Meulaboh.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahannya
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah faktor harga pembelian ayam potong berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang ayam pedaging( broiler).
2. Apakah faktor Tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang ayam pedaging ( broiler).
3. Apakah faktor modal berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
ayam pedaging ( broiler).
4. Apakah faktor Umur berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
ayam pedaging( broiler).
5. Apakah faktor pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
ayam pedaging( broiler).
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan indentitas masalah yang dikemukakan, maka tujuan penilitian
ini adalah untuk :
1. Mengetahui apakah faktor harga berpengaruh terhadap pendapatan
pendapatan pedagang ayam pedaging( broiler).
2. Mengetahui apakah faktor tenaga kerja berpengaruh terhadap
pendapatan pendapatan pedagang ayam pedaging( broiler).
8
3. Mengetahui apakah faktor modal berpengaruh terhadap pendapatan
pendapatan pedagang ayam pedaging( broiler).
4. Mengetahui apakah faktor umur berpengaruh terhadap pendapatan
pendapatan pedagang ayam pedaging( broiler).
5. Mengetahui apakah faktor pendidikan pedagang berpengaruh terhadap
pendapatan pendapatan pedagang ayam pedaging( broiler).
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, adapun kegunaan
penelitian ini antara lain :
1. Dapat memberi manfaat bagi pedagang terutama dalam menerima
masukan-masukan yang diberikan oleh pihak-pihak lain berkenan
dengan pentingnya faktor –faktor tersebut diatas bagi kemudahan
pedagang ayam dalam melakukan aktifitas perdagangannya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dalam upaya
memperdalam pengetahuan sosial ekonomi pertanian, terutama
masalah pemasaran dan pendapatan hasil pertanian.
3. Selain itu hasil penelitian itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan yang informatif bagi produsen dalam upaya memperlancar dan
mengembangkan aktivitas usahanya.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tujuan, dan kerangka pemikiran di atas, maka
dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut : “Faktor-faktor harga pembelian Ayam
Potong, tenaga kerja, modal, umur dan pendidikan akan berpengaruh nyata
9
terhadap pendapatan pedagang Ayam Potong (Broiler) di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat, penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja (Purposive sampling) dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan Johan Pahlawan merupakan pusat kota, pusat
pemerintahan dan pusat perdagangan di mana terdapat para pedagang ternak
Ayam Potong (Broiler) berkumpul.
Menurut Mantra dan Kasto (2005) purposive sampling dapat dilakukan
atas pertimbangan - pertimbangan tertentu yang didasarkan pada tujuan penelitian.
Kecamatan Johan Pahlawan terdiri dari 20 Kelurahan, yang mana diambil satu
kelurahan yaitu Kelurahan Ujong Baroh secara sengaja (Purposive sampling)
dengan mempertimbangkan bahwa pusat perdagangan (Pasar Bina Usaha) terletak
di Kelurahan Ujong Baroh yang merupakan tempat para pedagang berkumpul.
Adapun yang dijadikan objek penelitian ini adalah para pedagang Ayam
Potong (Broiler) yang ada di Kecamatan Johan Pahlawan. Ruang lingkup
penelitian ini terbatas pada aspek harga pembelian ayam, tenaga kerja, modal,
umar dan pendidikan pedagang serta pendapatan Ayam Potong (Broiler).
3.2 Populasi, Metode Pengambilan Sampel dan Pengambilan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang ayam yang berada di
Kecamatan Johan Pahlawan sebanyak 40 orang menurut pemantauan penulis di
lapangan. Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara acak sederhana
17
(Simple Random Sampling). Pedagang ternak unggas yang ditetapkan sebesar
50% dari 40% orang jumlah pedagang yang berada pada lokasi penelitian.
Dengan demikian jumlah pedagang sampel adalah 20 orang
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan
penelitian. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan literature serta laporan
yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
3.2 Batasan Varibel
Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Produksi yaitu rata-rata jumlah ternak unggas yang diperoleh dan
dibeli dari peternak atau agen pengumpul yang dinyatakan dalam
satuan Rp/ekor/bulan.
b. Modal adalah seluruh biaya dalam bentuk uang tunai yang
dikeluarkan dalam permasaran ternak unggas yang dinyatakan dalam
satuan Rp/bulan.
c. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pedagang
unggas dalam proses produksi yang dinyatakan dalam satuan
Rp/bulan
d. Nilai produksi adalah penerimaan kotor yang diperoleh dari perkalian
antara harga produksi dengan harga jual yang dinyatakan dalam
satuan Rp/bulan.
e. Pedapatan pedagang adalah selisih antara nilai produksi dengan biaya
produksi yang dikeluarkan dinyatakan dalam satuan Rp/bulan.
18
f. Tenaga kerja adalah pencurahan tenaga yang diguanakan dalam
usaha perdangan Unggas dengan satu hari kerja pria (HKP) dengan
formula menurut Collier dan Sayogya dalam Mubyarto (2002)
L =w
fxhxj
Di mana :
L = Indeks Tenaga Kerja (HKP)
f = Jumlah Tenaga Kerja (orang)
h = Jumlah Hari Kerja (hari)
j = Jumlah Jam Kerja (jam)
w = Jumlah rata-rata jam kerja, diasumsikan 8 jam/hari/orang
g. Harga adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan sejumlah uang
dengan satuan yang digunakan dalam rupiah.
h. Umur pedagang adalah umur pedagang yang mengusahakan ternak
unggas (ayam), dengan satuan yang digunakan dalam tahun.
i. Pendidikan pedagang adalah tingkat pendidikan formal. Dengan satuan
yang digunakan dalam tahun.
3.4 Model dan Metode Analisis
Data yang telah diperoleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan ke dalam
bentuk tabulasi sesuai dengan kebutuhan analilsis. Untuk menguji hipotesis
digunakan regresi linear berganda dengan lima variable bebas dan satu variabel
terikat, dengan persamaan :
Y =Ayam Potong (Broiler)O + a1 + X1 + a2 X2 + a3 + X3 + a4 X4 + a5 + e
19
Di mana :
Y = Pendapatan (Rp/bulan)
X1 = Harga Pembelian Ayam (Rp)
X2 = Tenaga Kerja (HKP)
X3 = Modal (Rp/bulan)
X4 = Umur Pedagang (thn)
X5 = Pendidikan Pedagang (thn)
A0 = Konstanta (Intercept)
a1, a2, a3, a4, dan a5 = Parameter yang dicari
e = Faktor yang tidak terobservasi untuk Mengetahui besarnya variable
bebas (X1) terhadap variable terikat (Y) secara serempak digunakan uji “F” yaitu :
)1991,......(..........1/)(
/)(Sudjana
knsisaJK
kregJKF
Dengan kaedah keputusan :
Jikar F-cari> F0,05 maka terima Ha tolak H0
Jika F-cari < F0,05 maka terima H0 tolak Ha
Untuk variable melihat keeratan hubungan antara variable bebas dengan
variable terikat dianalisis dengan koefisien korelasi ®. Perhitungan koefisien
korelasi berdasarkan pada perhitungan koefisien determinasi (R2) dengan Formula
JKtotal
regJKR
)(2
Di mana :
R2 = Besarnya persentase penentuan variable terikat (Y) yang
dipengaruihi variable bebas (X1, X2, X3, X4, dan X5)
R = Besarnya keeratan hubungan antara variable bebas (X1, X2,
X3, X4, dan X5) secara serempak dengan bvariabel terikat (Y)
20
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji “t” dengan rumus :
t = )1991,......(..........1 SudjanaSa
a
i
di mana :
t = Uji secara parsial
a1 = Parameter yang dicari
S = Standar deviasi
dengan demikian kaedah keputusan :
Jika t-cari> t tabel maka terima Ha tolak H0
Jika t-cari < t tabel maka terima H0 tolah Ha
Di mana :
H0 : ai – 0 : Besarnya harga pembelia ayam, tenaga kerja, modal, umur
dan pendidikan pedagang tidak berpengaruh nyata terhadap
pendapatan pedagang Ayam Potong (Broiler) di Kecamatan
Johan Pahlawan.
H0, ai # 0 : Besarnya harga pembelian ayam, tenaga kerja, modal, umur
dan pendidikan pedagang berpengaruh nyata terhadap
pendapatan pedagang Ayam Potong (Broiler) di Kecamatan
Johan Pahlawan
20
BAB IV
KEADAAN DAN POTENSI WILAYAH
4.1 Luas dan Letak Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan
Kecamatan Johan Pahlawan berada pada bagian barat Kabupaten Aceh Barat
dengan luas wilayah 8,78350 km, yang terdiri dari 21 desa. Secara geografis daerah
ini memiliki potensi ekonomi yang cukup stategis untuk dikembangkan karena daerah
tersebut berada dipusat kota kabupaten. Sedangkan letak wilayah kecamatan Johan
Pahlawan dibatasi dengan kecamatan-kecamatan sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Kecamatan Sama Tiga
Sebelah selatan dengan Lautan Hindia
Sebalah Timur dengan Kecamatan Kaway XVI
Sebalah Barat dengan Kecamatan Meureubo
Kecamatan Johan Pahlawan, dilihat dari segi administrasi terdiri dari 21
Gampoeng dengan luas seluruhya adalah 198 km 2 atau 8,11persen dari luas wilayah
Kabupaten Aceh Barat, yaitu 2,442 km 2.
4.2 Keadaan Tanah dan Topografi
Kecamatan Johan Pahlawan memiliki jenis tanah Aluvial, Latosol dan Podsolid,
merah kuning atau (PMK), dengan keadaan topografi 46,25% datar dan 54,75%
berbukit serta bergelombang.
21
4.3 Iklim
Keadaan curah hujan di Kecamatan Johan Pahlawan tidak jauh berbeda yang
terdapat dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat. Curah hujan rata-rata 486mm
pertahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 22 hari hujan / bulan. Kecamatan Johan
Pahlawan memiliki iklim tipe E ( agak basah ). Iklim tipe ini ditandai dengan lebih
banyak bulan basah dalam setiap tahunnya dibandingkan dengan bulan kering. Suhu
rata-rata tahunan di Kecamatan Johan Pahlawan berkisar antara 29° – 32°C.
4.4 Keadaan Penduduk
3.4.1 Jumlah Penduduk
Menurut data Statistik Johan Pahlawan memiliki jumlah penduduk pada tahun
2011 berjumlah 69.682 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di Kecamatan Johan PahlawanUmur ( Tahun) Jumlah ( Jiwa)
0-10 12.50811-20 10.72721-30 12.24631-40 11.80541-50 13.35951-60 9.037
Jumlah 66.682Sumber : Kantor BPS Johan Pahlawan, 2012
3.4.2 Mata Pencaharian
Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan merupakan wilayah pusat ibukota Aceh
Barat yang bermata pencaharian seperti pedagang, pegawai negeri dan lainnya.
Sedangkan dibidang pertanian hanya sebagian kecil saja. Data lebih jelas ada pada
tabel dibawah ini :
22
Tabel 2. Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Johan PahlawanNo Umur ( Tahun) Jumlah ( Jiwa)1 Pertanian 1.198
2 Pedagang 4.589
3 Pegawai Negeri 2.587
4 Perkebunan 175
5 Nelayan 1.023
6 Peternak 263
Jumlah 9.835
Sumber : Kantor BPS Johan Pahlawan, 2008
Tabel diatas memperhatikan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di sektor
pertanian lebih sedikit dibandingkan dengan pedagang dan pegawai negeri dan lebih
banyak dibandingkan dengan nelayan dan peternak.
3.4.3 Perkembangan Pertanian
Pada sektor pertanian di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
terjadi peningkatan luas tanam dan produksi usaha tani dan mencapai puncaknya pada
tahun 2001, namun pada tahun berikutnya terjadi sedikit fluktuasi harga yang
mengakibatkan kurangnya pendapatan petani dalam usaha pertanian sehingga
menjadi penurunan produksi. Selanjutnya pada tahun 2002 usaha tani sedikit demi
sedikit mulai membaik walaupun tidak seperti yang diharapkan. Selain dari berusaha
tani disawah para petani juga berusaha untuk meningkatkan produksi dibidang
tanaman palawija dan hortikultura, hal ini dilakukan sebagai pemanfaatan lahan-lahan
yang masih tersisa atau kosong selain lahan tanaman padi. Hal ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
23
Tabel 3. Luas Lahan menurut penggunaan Komoditi di Kecamatan Johan PahlawanKomoditi Luas Tanam ( Ha)
Padi 280
Kacang Tanah 25Kedelai 18Jagung 5Kacang Panjang 4Jumlah 332
Sumber : Kantor BPS Johan Pahlawan, 2011
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Luas dan Letak Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan
Kecamatan Johan Pahlawan berada pada bagian barat Kabupaten Aceh
Barat dengan luas wilayah 8,78350 km, yang terdiri dari 21 desa. Secara geografis
daerah ini memiliki potensi ekonomi yang cukup stategis untuk dikembangkan
karena daerah tersebut berada dipusat kota kabupaten. Sedangkan letak wilayah
kecamatan Johan Pahlawan dibatasi dengan kecamatan-kecamatan sebagai
berikut:
Sebelah Utara dengan Kecamatan Sama Tiga
Sebelah selatan dengan Lautan Hindia
Sebalah Timur dengan Kecamatan Kaway XVI
Sebalah Barat dengan Kecamatan Meureubo
Kecamatan Johan Pahlawan, dilihat dari segi administrasi terdiri dari 21
Gampoeng dengan luas seluruhya adalah 198 km 2 atau 8,11persen dari luas
wilayah Kabupaten Aceh Barat, yaitu 2,442 km 2.
4.2 Keadaan Tanah dan Topografi
Kecamatan Johan Pahlawan memiliki jenis tanah Aluvial, Latosol dan
Podsolid, merah kuning atau (PMK), dengan keadaan topografi 46,25% datar dan
54,75% berbukit serta bergelombang.
22
4.3 Iklim
Keadaan curah hujan di Kecamatan Johan Pahlawan tidak jauh berbeda yang
terdapat dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat. Curah hujan rata-rata 486mm
pertahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 22 hari hujan / bulan. Kecamatan
Johan Pahlawan memiliki iklim tipe E ( agak basah ). Iklim tipe ini ditandai
dengan lebih banyak bulan basah dalam setiap tahunnya dibandingkan dengan
bulan kering. Suhu rata-rata tahunan di Kecamatan Johan Pahlawan berkisar
antara 29° – 32°C.
4.4 Keadaan Penduduk
Menurut data Statistik Johan Pahlawan memiliki jumlah penduduk pada
tahun 2011 berjumlah 69.682 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di Kecamatan JohanPahlawan
Umur ( Tahun) Jumlah ( Jiwa)0-10 12.50811-20 10.72721-30 12.24631-40 11.80541-50 13.35951-60 9.037
Jumlah 66.682Sumber : Kantor BPS Johan Pahlawan, 2012
4.5 Mata Pencaharian
Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan merupakan wilayah pusat ibukota
Aceh Barat yang bermata pencaharian seperti pedagang, pegawai negeri dan
lainnya. Sedangkan dibidang pertanian hanya sebagian kecil saja. Data lebih jelas
ada pada tabel dibawah ini :
23
Tabel 2. Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Johan PahlawanNo Umur ( Tahun) Jumlah ( Jiwa)1 Pertanian 1.198
2 Pedagang 4.589
3 Pegawai Negeri 2.587
4 Perkebunan 175
5 Nelayan 1.023
6 Peternak 263
Jumlah 9.835
Sumber : Data Sekunder BPS Johan Pahlawan, 2012
Tabel diatas memperhatikan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di
sektor pertanian lebih sedikit dibandingkan dengan pedagang dan pegawai negeri
dan lebih banyak dibandingkan dengan nelayan dan peternak.
4.6 Karakteristik Pedagang
Karakteristik pedagang merupakan satu unsur yang dapat mempengaruhi
kemampuan pedagang dalam menjalankan suatu usaha perdagangan ternak
unggas yang diusahakan. Unsur-unsur karakteristik pedagang ternak unggas yang
dimaksud dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga dan pengalaman dalalm menjalankan usaha perdagangan ternak unggas.
Keempat unsur karakteristik pedagang tersebut ada hubungannya dengan
kemampuan mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki dan mempengaruhi
pedagang dalam mengelola dan mengusahakan usahannya.
Soeharjo dkk (2003), mengatakan bahwa umur seseorang akan
mepengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berpikir. Orang yang lebih muda
biasanya cenderung lebih agresif dan lebih dinamis dalam berusaha bila
dibandingkan dengan yang lebih tua. Di samping itu, umur juga mempengaruhi
24
seseorang dalam mengelola usahanya. Pedagang dengan umur yang relatif muda
akan mampu bekerja keras bila dibandingkan dengan pedangang yang lebih tua.
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang dapat menunjang proses
penyerapan teknologi dan informasi ataupun torobosan dalam bidang
perdagangan. Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan daya serap
pedangang terhadap informasi pasar dan segmen pasar yang dimasuki semakin
lamban, sehingga usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan produksi dan
pendapatan akan bergerak secara lamban pula.
Pengalaman berusaha merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam
menunjang kegiatan usahatani. Pengalaman berusahatani (berdagang) yang lebih
lama akan lebih mudah mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi. Pedagang
yang memiliki pengalaman kerja lebih lama akan lebih mudah mengambil
keputusan yang terbaik pada saat paling tepat (Hermanto, 2002)
Jumlah tanggungan keluarga juga akan mempengaruhi tingkat produksi dan
pendapatan. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka semakin tinggi
biaya yang harus ditanggung oleh kepala keluarga. Namun hal ini dapat diimbangi
dengan ketersediaan tenaga kerja yang lebih besar yang bersumber dari dalam
keluarga. Apabila semua anggota masih berada di bawah umur angkatan kerja,
maka beban biaya yang harus ditanggung oleh kepala keluarga semakin besar
(Manullang, 2002).
Keadaan karakteristik pedagang sampel di lokasi penelitian dapat dilihat
pada lampiran 1. Adapun rata-rata karakteristik pedagang sampel di daerah
penelitian diperlihatkan pada tabel 8 berikut :
25
Tabel 8. Rata-rata Karakteristik Pedagang Ternak Ayam potong di KecamatanJohan Pahlawan Tahun 2012
No. Karakteristik Satuan Rata-rata1234
UmurPendidikanPengalaman usahaJumlah tanggungan
TahunTahunTahunTahun
37.4510.5011.153.40
Tabel 8, menjelaskan bahwa umur pedagang Ayam rata-rata adalah 37.45
tahun atau dibulatkan menjadi 37 tahun, ini merupakan usia yang masih dapat
digolongkan ke dalam kelompok usia produktif untuk bekerja dan
mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dan maju. Pendidikan rata-rata
pedagang ternak unggas adalah 10 tahun yang berarti pedagang telah menamatkan
Sekolah Menengah Tingkat Pertama, hal ini menunjukkan bahwa modal
pendidikan dan sumberdaya yang cukup pada diri pedagang untuk menyerap
berbagai informasi teknologi pada diri pedagang untuk menyerap berbagai
informasi.
Sementara pengalaman usaha rata-rata 11 tahun. Keadaan ini
menunjukkan bahwa pedagang ternak Ayam potong telah cukup berpengalaman
dalam mengelola usahanya. Kemudian pada karakteristik jumlah tanggungan yang
menjelaskan tanggung jawab pedagang secara sosial ekonomi terhadap anggota
keluarganya di mana rata-rata jumlah tanggungan keluarga adalah 3 jiwa
menunjukkan bahwa beban tersebut relatif ringan dan karenanya secara teoritis-
normatif pedagang akan dapat melakukan saving yang berguna dalam akumulasi
modal untuk mengembangkan usahanya agar mencapai skala yang semakin
produktif dan efisien.
26
4.7 Aspek Pasar
Pada pemasaran ayam pedaging baik yang masih hidup maupun yang sudah
dilakukan pencabutan bulu, tidak ada ketentuan resmi yang mengikat dan
mengatur dalam pemasaran. Penyaluran pemasaran ayam pedaging dapat
dilakukan secara bebas oleh peternak maupun pedagang baik skala kecil maupun
skala besar.
Cara pemasaran ayam pedaging ada 2 jalan yang ditempuh oleh peternak,
yaitu :
1. Penjualan langsung
Peternak menjual hasil ternaknya secara langsung kepada pedagang tanpa
melalui perantara atau makelar. Pedagang itu sendiri dibedakan menjadi
3 kelas, yaitu :
a. Pedagang besar
b. Pedagang kecil
c. Pedagang eceran
2. Penjualan tidak langsung
Peternak menjual hasil produksinya tidak secara langsung tetapi melalui
seseorang perantara atau makelar. Menurut tanggung jawabnya seorang
perantara atau komisioner dalam perdagangan/bisnis. (Hartono, 2001).
4.8 Skala Usaha
Skala usaha adalah besaran usaha yang secara linier menentukan tingkat
hasil (yield) yang mungkin diperoleh pedagang ternak dari produksi fisik yang
bakal dicapai dari usahanya tersebut. Skala usaha menjadi penting untuk
diperhitungkan pada kegiatan usaha perdagangan ternak unggas dalam kaitannya
27
untuk mencapai apa yang diisitilahkan sebagai suatu econimic of scale atau skala
usaha yang ekonomis dan menguntungkan pada usaha yang dimaksud
(Soekartawi, 2001).
Skala usaha dalam kegiatan perdagangan ternak Ayam potong
didefinisikan sebagai banyaknya populasi ternak Ayam potong yang dibeli
pedagang pada peternak Ayam potong yang kemudian diperdagangkan pada
perternak Ayam potong yang kemudian diperdagangkan di pasar. Beranjak secara
khusus pada hasil penelitian ini, penulis mencatat bahwa di daerah penelitian yaitu
di Kecamatan Johan Pahlawan, rata-rata jumlah ternak Ayam potong yang
diperdagangkan oleh pedagang adalah sebesar 361 ekor per hari.
4.9 Penggunaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang cukup penting
dalam suatu usaha. Penggunaan tenaga kerja dinyatakan sebagai besaran curahan
kerja efektif dari jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam fase kegiatan usaha
(Mosher, 2003).
Jenis-jenis pekerjaan yang membutuhkan pencurahan tenaga kerja dalam
usaha perdagangan ternak unggas, adalah: pembelian ternak unggas, pemeliharaan
dan penjualan unggas ayam. Di dalam perdagangan unggas ayam pada penelitian
ini tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang bersumber dari dalam
dan dari luar keluarga, yang dikonversikan ke dalam satuan hari kerja pria (HKP).
Di mana rata-rata hari kerja pria dewasa pada saat penelitian rata-rata berkisar 8
jam per hari dengan upah rata-rata Rp. 20.000,- per HKP. Adapun distribusi
penggunaan tenaga kerja pada pedagang ternak unggas di daerah penelitian adalah
seperti diperlihatkan pada tabel 9 berikut
28
Tabel 9. Rata- rata penggunaan Tenaga kerja Menurut Fase Kegiatan pada usahaperdagangan ternak unggas di Daerah Penelitian Tahun 2012
NO Fase kegiatan
Sumber Tenaga Kerja
Jumlah
(HKP)
Persentase
(%)
DK
(HKP)
LK
(HKP)
1. Pembelian ayam 18,28 - 18,28 47,07
2. Pemeliharaan ayam 11,78 - 11,78 30,34
3. Penjual ayam 8,77 - 8,77 22,59
Jumlah 38,83 - 38,83 100.00
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
Tabel 9, menjelaskan bahwa rata-rata pencurahan tenaga kerja oleh
pedagang ternak unggas sebesar 38,83 HKP dimana seluruhnya berasal dari dalam
keluaga. Untuk pekerjaan pembelian unggas ayam pencurahan tenaga kerja
berjumlah 8,77 HKP atau 22,59 % dari total penggunaan tenaga kerja.
Kemudian untuk pekerjaan pemeliharaan unggas ayam rata-rata
pencurahan tenaga kerja adalah sebesar 11,78 HKP yang seluruhnya berasal dari
tenaga kerja dalam keluarga, atau 30,34 % dari total penggunaan tenaga kerja.
Kegiatan penjualan-penjualan ternak unggas pencurahan tenaga kerja rata-rata
sebesar 18,28 HKP, atau sebesar 47,07 % dari total pencurahan tenaga kerja.
Dimana tenaga kerjanya berasal dari dalam keluarga. Untuk lebih jelas rincian
penggunaan tenaga kerja menurut fase kegiatan pada usaha perdagangan ternak
Ayam potong dapat dilihat pada lampiran 2.
4.10 Penggunaan Sarana dan Alat Produksi
Sarana dan alat produksi dalam penelitian ini adalah kandang ayam,
keranjang, pakan bensin yang digunakan untuk proses perdagangan Ayam Potong
(Broiler) dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
29
Tabel 10. Rata – rata Penggunaan Sarana dan Alat produksi pada usaha PedagangAyam Potong di Kecamatan Johan Pahlawan 2012
No Jenis saranaproduksi
Satuan PenggunaanSarana produksi
1.2.3.4.
Kandang
Keranjang
Pakan
Besin
Unit
Unit
Kg
Liter
1,30
1,20
80,75
13,70
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
Tabel 10, menjelaskan bahwa dalam penggunaan sarana dan alat produksi
pada usaha pedagang Ayam Potong meliputi kandang dengan rata–rata
penggunaan sebanyak 1,30 unit, keranjang sebesar 1,20 unit, pakan ayam sebesar
80,75 kg dan menghabiskan bensin untuk kendaraan dua sebesar 13,70 liter.
4.11 Pengunaan Biaya Produksi
Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua biaya yang
dikeluarkan dalam Rangka pelaksanaan kegiatan usaha pedagang Ayam potong
yang dinilai dengan rupiah, baik itu biaya tunai maupun biaya tidak tunai. Biaya
produksi yang di perhitungkan meliputi biaya tenaga kerja, biaya sarana produksi
dan biaya lainnya.
Biaya tidak tunai adalah biaya tenaga kerja yang seluruhnya berasal dari
dalam keluarga dan biaya bunga modal sebesar 12%, adapun biaya tunai yang
dikeluarkan seperti pembelian ternak Ayam Potong (Broiler), dapat dilihat pada
Tabel 11 berikut.
30
Tabel 11. Rata –rata Penggunaan Biaya Produksi Pedagang Ayam potong diKacamatan Johan Pahlawan Tahun 2012
NO Komponen Biaya
Biaya Produksi
Tunai(Rp)
Tidak Tunai
(Rp)
1.2.
3.
Tenaga kerjaSarana produksi:- Kandang- Keranjang- Pakan- Bensin
Lain lain :- Bunga Modal
222.000,-87.125,-
201.875,-32.880,-
776.340
158,426,-
jumlah 543.880,- 934.766,-
Sumber : Data primer (diolah ) tahun 2012
Tabel 11, menjelaskan bahwa biaya produksi terbesar yang dikeluarkan
dalam proses perdagangan Ayam potong adalah biaya sarana produksi, yaitu
sebesar Rp 543.880 perbulan yang terdiri dari biaya tunai sedangkan biaya
produksi terkecil adalah biaya bunga modal yaitu sebesar Rp 158.426.
4.12 Produksi
Produksi yang dimaksud dalam penlitian ini yaitu jumlah fisik Ayam
Potong (Broiler). Tinggi rendahnya produksi Ayam potong yang diperoleh akan
memberi pengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang dari usahanya.
Rata – rata produksi unggas yang dihasilkan oleh pedagang ternak Ayam
potong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat adalah sebanyak
361 ekor ayam dengan harga rata–rata pembelian sebesar Rp 21,950 per ekor.
Perincian jumlah ternak Ayam potong yang diperoleh dalam penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran 5.
31
4.13 Nilai Produksi
Nilai produksi merupakan pendapatan kotor yang diperoleh dari hasil kali
total produksi dengan harga jual yang berlaku pada saat penelitian. Rata–rata
harga jual unggas ayam di daerah penelitian adalah Rp 35.000/ekor adapun rata-
rata nilai produksi Ayam potong oleh pedagang di daerah penelitian dapat Tabel
12 berikut.
Tabel 12. Rata-Rata Nilai Produksi Ayam Potong (Broller) di Kecamatan JohanPahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012
No. Uraian Satuan Rata-rata
1.
2.
3.
Produksi
Harga produksi
Nilai produksi
Ekor
Rp.
Rp.
360,55
25.000
9.013.750
Sumber : data primer (diolah) tahun 2012
Tabel 12, menjelaskan bahwa rata-rata nilai produksi usaha pedagang
ternak unggas ayam adalah sebesar Rp. 9.013.750,- dimana harga per ekor ayam
yang berlaku saat penelitian adalah Rp. 25.000,-. Perincian nilai produksi untuk
usaha pedagang ternak Ayam potong dapat dilihat pada lampiran 6.
4.14 Analisis Pendapatan
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah selisih antara nilai
hasil produksi total dengan seluruh biaya produksi, baik biaya produksi tunai
maupun biaya produksi tidak tunai. Adapun perincian rata-rata pendapatan
pedagang ternak Ayam potong di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13
berikut.
32
Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Pedagang Ternak Ayam (Broiler) di KecamatanJohan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012
No. Uraian Satuan Rata-rata
1.
2.
3.
4.
Produksi
Nilai produksi
Biaya produksi
Pendapatan
Ekor
Rp.
Rp.
Rp.
360.55
9.013.750
2.652.390
6.361.360
Sumber : data primer (diolah) tahun 2012
Tabel 13. menjelaskan bahwa rata-rata pendapatan pedagang ternak Ayam
potong adalah sebesar Rp. 6.361.360. Adapun perincian pendapatan pedagang
Ayam Potong dapat dilihat pada lampiran 6.
5.15 Analisis Pendapatan Pedagang Ayam potong
Peningkatan pendapatan merupakan salah satu usaha pedagang untuk
menuju kearah peningkatan kesejahteraan keluarganya sekaligus meningkatkan
pendapatan per kapita nasional. Dalam usaha peningkatan pendapatan di sektor
pertanian khususnya pada pedagang unggas ayam berhubungan dengan banyak
faktor terutama yang erat kaitannya dengan proses produksi.
Besarnya pendapatan (Y) yang diperoleh pedagang ternak unggas pada
penelitian ini, berhubungan dengan harga pembelian ayam (X1), tenaga kerja (X2),
modal (X3), umur pedagang (X4) dan pendidikan pedagang (X5). Untuk
membuktikan apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang ternak unggas (demi asumsi faktor-faktor lain diluar variabel yang
dianggap konstan atau tetap), digunakan model fungsi persamaan regresi linier
berganda.
Hasil analisis fungsi pendapatan pedagang Ayam Potong menjelaskan
bahwa secara serempak uji “F”, variabel-variabel bebas X1, X2, X3, X4, dan X5
33
mempunyai hubungan sangat nyata dengan variabel terikat (Y) pada tingkat
kepercayaan 95% dimana F-cari = 123,853 dan F-tabel 2,958 yang berarti bahwa
F-cari lebih besar dari pada (>) F-tabel, sehingga terima hipotesis alternatif dan
tolak hipotesis nol. Artinya pendapatan pedagang Ayam potong di Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat mempunyai hubungan sangat nyata
dengan harga pembelian ayam (X1), tenaga kerja (X2), Modal (X3), umur
pedagang (X4) dan pendidikan pedagang (X5).
Analisis secara parsial atau hubungan dari masing-masing variabel yang
diteliti terhadap pendapatan pedagang ayam (Broiler) dilakukan dengan uji “t”.
hasil uji “t”, menunjukkan bahwa masing-masing nilai t-cari X1 = 0,692, X2
=3,172, X3 = 6,514, X4 = 1,827 dan X5 = 0,527. Sedangkan nilai t-tabel (0,05)
dengan df 14 pada tingkat kepercayaan 95% adalah 2,145. kesimpulan dari hasil
uji “t” menunjukkan bahwa secara parsial harga pembelian ayam (X1), umur
pedagang (X4) dan pendidikan pedagang (X5) mempunyai perbedaan yang tidak
nyata terhadap pendapatan (Y) pedagang Ayam potong di Kecamatan Johan
Pahlawan. Sedangkan penggunaan tenaga kerja (X2) dan modal (X3) mempunyai
hubungan sangat nyata terhadap pendapatan pedagang Ayam potong di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan uraian diatas, mengenai hubungan antara variabel bebas
(X1,X2,X3,X4, dan X5) dengan variabel terdekat yaitu pendapatan (Y) pedagang
Ayam potong melalui uji “F” dan uji “t”, maka untuk mengetahui keeratan
hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X1, X2, X3, X4, dan X5) dengan
variabel terikat (Y) digunakan koefisien korelasi (R). Hasil perhitungan diperoleh
R= 0,989, artinya bahwa 98,9 % variasi yang terjadi pada pendapatan pedagang
34
Ayam potong mampu dijelaskan oleh faktor-faktor harga pembelian ayam (X1),
tenaga kerja ( X2), modal (X3), umur pedagang (X4) dan pendidikan pedagang
(X5), sedangkan sisanya 1,1 % dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian
ini.
Persamaan fungsi pendapatan pedagang Ayam potong dalam bentuk
regresi linier berganda yaitu sebagai berikut :
Y = - 1492734,87 + 297,28 X1 - 157816,82 X2 + 7379 X3
- 42358.32 X4 - 65276.92X5
R = 0.989
Persamaan di atas, menunjukkan koefisien regresi harga pembelian ayam
(X1) sebesar 297.28. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan atau
kenaikan harga pembelian ayam akan meningkatkan pendapatan pedagang Ayam
potong sebesar 297.28,- rupiah
Koefisien regresi penggunaan tenaga kerja (X2) adalah sebesar 3,172. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap penambahan pencurahan tenaga kerja sebesar satu
HKP akan menurunkan pendapatan pedagang Ayam potong sebesar 157816.82,-
rupiah. Penurunan pendapatan disini disebabkan karena pencurahan tenaga kerja
keseluruhan di daerah penelitian adalah 38 HKP untuk memproduksi Ayam
Potong adalah 361 ekor per hari, sehingga masih kekurangan tenaga kerja.
Koefisien (X2) diperoleh nilai sebesar 4.79, hal ini menunjukkan bahwa
setiap penambahan atau kenaikan modal sebesar satu rupiah akan menaikkan
pendapatan pedagang Ayam potong sebesar 4.79,- rupiah. Untuk koefisien regresi
umur pedagang (X4) adalah sebesar Rp 4.235.832, hal ini menunjukkan bahwa
setiap penambahan atau kenaikan umur pedagang sebesar satu tahun, maka akan
35
menurunkan pendapatan pedagang Ayam potong sebesar Rp 4.235.832. Untuk
koefisien pendidikan (X5) diperoleh sebesar Rp 6.527.692 hal ini menunjukkan
bahwa setiap penambahan atau kenaikan pendidikan sebanyak satu tahun akan
menurunkan pendapatan pedagang Ayam potong sebesar Rp 6.527.692.
Penurunan pendapatan di sini, karena tingkat pendidikan formal di daerah
penelitian hanya sampai pada pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama, hal
ini menunjukkan bahwa pendidikan dan sumberdaya relatife masih kurang pada
diri pedagang untuk menyerap berbagai informasi, teknologi dan inovasi di bidang
peternakan ayam.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pada umumya pedagang ternak Ayam potong di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat memiliki rata-rata produksi ternak Ayam
Potong sebanyak 361 ekor per hari.
2. Rata-rata penggunaan biaya produksi untuk membeli Ayam potong adalah
sebesar Rp 2.652.390 per ekor dengan nilai produksinya adalah sebesar
Rp 9.013.750 dengan rata-rata pendapatan adalah sebesar Rp 6.361.360
3. Secara serempak uji “F” menunjukkan F-cari = 123,853 dan F-tabel
diperoleh sebesar 2.958 yang berarti bahwa F-cari lebih besar daripada (>)
F-tabel, s ehingga terima hipotesis alternative dan tolak hipotesis nol.
Aritnya pendapatan pedagangan Ayam potong di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh barat mempunyai hubungan sangat nyata
dengan harga pembelian ayam (X1), tenaga kerja (X2), umur pedagang (X4)
pendidikan pedagan (X5)
4. Secara parsial atau hubungan dari masing-masing variabel yang diteliti
terhadap pendapatan pedagang Ayam potong dilakukan dengan uji “t”,
menunjukkan bahwa masing –masing nilai t-cari = 0.692m X2 = 3.172. X3
=6.514, X4 = 1.827 dan X5 = 0.520. sedangkan nilai t-tabel (00.5) dengan
df 14 pada tingkat kepercayaan 95% adalah 2.145. Kesimpulan dari hasil
uji “t” menunjukkan bahwa secara parsial harga pembelian ayam (X1)
mempunyai hubungan yang tidak nyata terhadap pendapatan (Y) pedagang
37
Ayam potong di Kecamatan Johan Pahlawan. Sedangkan penggunaan
tenaga kerja (X2) dan modal (X3) mempunyai hubungan sangat nyata
terhadap pendapatan pedagangan Ayam potong di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
5. Koefisien korelasi ® di daerah penelitian adalah 0.989 artinya bahwa
98.9% variasi yang terjadi pada pendapatan pedagangan Ayam potong
mampu dijelaskan oleh faktor-faktor haraga pembelian ayam (X1), tenaga
kerja (X2), modal ( X3), umur pedagang ayam (X4) dan pendidikan
pedagang (X5), sedangkan sisanya 1.1 % dijelaskan oleh faktor lain di luar
model penelitian ini.
6.2. Saran-saran
1. Diharapkan kepada pedagang Ayam potong di daerah penelitian baik
secara formal maupun secara informal perlu meningkatkan kemampuan
dalam penguasaan informasi yang berkaitan dengan proses perdagangan
ternak unggas, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas
dalam penggunaan modal dan tenaga kerja.
2. Perlu diberikan penyuluhan dan informasi yang cukup dalam bidang
perdagangan ternak unggas sehingga nantinya pedagang akan lebih
mampu dan terampil dalam mengaplikasikan teknologi demi peningkatan
produksi dan pendapatan.
3. Selain faktor-faktor harga beli ayam, tenaga kerja, modal, umur dan
pendidikan pedagangang, penulis menganjurkan bagi penelitian lanjutan
agar memasukkan faktor-faktor lainnya yang ada hubungannya dengan
38
pendapatan perdagangan ternak unggas, sehingga hasil penelitian yang
didapat akan lebih baik.
4. Diharapkan kepada pihak perbankan lebih pro aktif menjaring nasabah
dari pihak pedagang ayam potong, jangan menunggu pedagang ayam
datang ke Bank karena hal tersebut merupakan hal yang sulit dilakukan
oleh pedagang ayam.
5. Kepada pihak Pemda Aceh Barat terutama Dinas Kebersihan dan
Lingkungan Hidup diharapkan lebih memperhatikan tingkat kebersihan
pasar agar aroma dari limbah-limbah yang dihasilkan pedagang tidak
mengganggu kenyamanan pembeli.
39
DAFTAR PUSTAKA
_______ , 2001 Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Adi Koesoemah, RS. 2002. Biaya dan Harga Pokok. Bandung
Ahyari, A. 1983. Angkatan Kerja di Indonesia, Rajawali Press. Jakarta
Anonimous. 2002, Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2012. Aceh Barat dalam AngkaTahun 2012. Aceh Barat.
Badan Pusat Statistik Kecamatan Johan Pahlawan. 2012. Aceh Barat dalamAngka Tahun 2012. Aceh Barat
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2009. Aceh Barat dalam AngkaTahun 2009. Aceh Barat
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2012. Aceh Barat dalam AngkaTahun 2012. Aceh Barat
Hermanto, F. 2002. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Karim. 2001. Pengaturan Ilmu Pertanian. LP3S. Jakarta
Mantra IB, Kasto. 2005. Penentuan Sampel, dalam : Singarimbun, M. dan S.Effendi. 2005. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta
Mosher. A.T. 2003. menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta
Mubyarto. 1999. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
Manullang, M. 2002. pembangunan Pertanian Indonesia. Bina Usaha. Jakarta
Natisemito. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas EkonomiUniversitas Indoenesia. Jakarta.
Soeharjo, A dan Dahlan Patong. 2003. Sendi-sendi Pokok Usahatani. IPB Bogor
Soekartawi. 2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Rajawali Pers. Jakarta.
Sudjana.2001. teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Tarsito.Bandung
40
Sukirno, S. 2005, Mikro Ekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
41
Lampiran 1. Karakteristik Pedagang Ayam potong di Kecamatan JohanPahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012
NomorSample
UmurPedagang(Tahun)
LamaPendidikan
(Tahun)
PengalamanPedagang(Tahun)
JumlahTanggungan
(Orang)
1234567891011121314151617181920
3540482636333038364535403535425035384128
121212991212101091291011991210912
9122010965101215162098181568105
34523245353343434242
Jumlah 749 201 223 68Rata-rata 37.45 10.50 11.15 3.40
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
42
Lampiran 2. Pencurahan Tenaga Kerja pada Usaha Pedagang TernakAyam potong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten AcehBarat Tahun 2012
NomorSample
JumlahUnggasayam(Ekor)
PembelianAyamPotong
(Broiler)
PemeliharaanUnggar Ayam
PenjualanUnggar Ayam
Total
(HKP) (HKP) (HKP)
1234567891011121314151617181920
235240458725243512625245225255485250247240236515634220375246
11.9412.2524.2036.3012.3015.1232.5011.4510.3213.2026.3213.2012.8012.6012.2024.3033.5010.2518.2512.50
7.928.2015.3524.408.508.8022.307.206.809.5015.259.258.758.608.2014.5024.256.5012.508.75
4.757.9010.3015.508.208.5014.254.253.759.4510.459.258.258.128.009.7515.45..257.508.45
24.6128.3549.8576.2029.0042.4239.0522.9020.8732.1552.0231.7029.8029.3228.4048.5573.2020.0038.2529.70
JumlahRata-rata
7211360.55
365.218.28
235.5211.78
175.328.77
776.3438.82
Sumber : Datar Primer (diolah) Tahun 2012
43
Lampiran 3. Penggunaan Sarana dan Alat Produksi pada Pedagang Ayampotong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh BaratTahun 2012
NomorSample
JumlahUnggas Ayam
(Ekor)
JumlahKandang
(Unit)
JumlahKeranjang
(Unit)
JumlahPakan(Kg)
JumlahBensin(Liter)
1234567891011121314151617181920
235240458725243512625245225255485250247240236515634220375246
11121221112111122111
11121121111111122111
45501101605012014550406012560505045140145457550
1215202512102012101215121010121520101210
Jumlah 7211 26 24 1615 274Rata-rata 360.55 1.30 1.20 80.75 13.70
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
44
Lampiran 4. Perincian Biaya Sarana dan Alat Produksi pada PedagangAyam potong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten AcehBarat Tahun 2012
NomorSample
JumlahUnggas Ayam
(Ekor)
JumlahKandang
(Rp)
JumlahKeranjang
(Rp)
JumlahPakan(Rp)
JumlahBensi(Rp)
Total
1234567891011121314151617181920
235240458725243512625245225255485250247240236515634220375246
150.000125.000250.000425.000150.000400.000425.000120.000120.000150.000300.000125.000125.000120.000130.000400.000425.000125.000250.000125.000
75.00070.00072.500
150.00070.00072.500
145.00070.00070.00075.00080.00070.00070.00075.00072.000
140.000145.00075.00075.00070.000
112.500125.000275.000400.000.125.000300.000362.500125.000100.000150.000312.500150.000125.000125.000125.000350.000362.500112.500187.500125.000
28.80036.00048.00060.00028.80024.00048.00028.80024.00028.80036.00028.80024.00024.00028.80036.00048.00024.00028.80024.000
366.300356.000645.500
1.035.000373.800796.500980.500343.800314.000403.800728.500373.800344.000344.000343.800926.000980.500336.500541.300344.00
Jumlah 7211 4.440.000 1.742.500 4.037.500 657.600 10.877.600Rata-rata 360.55 222.000 87.125 201.875 32.880 543.880Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
45
Lampiran 5. Perincian Biaya Produksi pada Pedagang Ayam potong diKecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun2012
NomorSample
JumlahUnggas Ayam
(Ekor)
HargaPembelian Ayam
(Rp)
TenagaKerja(Rp)
SaranaProduksi
(Rp)
Jumlah(Rp)
Total BiayaProduksi
(Rp)
1234567891011121314151617181920
235240458725243512625245225255485250247240236515634220375246
13.00012.50012.00010.00012.00012.00011.00012.50013.00012.50012.00012.00012.00012.50012.00011.00011.00012.00012.00012.000
492.200567.000997.000
1.524.000580.000848.400
1.381.000458.000417.400643.000
1.040.400634.000596.000586.400568.000971.000
1.464.000400.000765.000594.000
366.300356.000645.500
1.035.000373.800796.500980.500343.800314.000403.800728.500373.800344.000344.000343.800926.000980.500336.500541.300344.000
858.200923.000
1.642.5002.559.000
953.8001.644.9002.361.500
801.800731.400
1.046.8001.768.9001.007.800
940.00930.400911.800
1.897.002.44.500.77
36.5001.306.300
938.000
1.730.0001.858.5003.297.0005.128.0001.919.6003.301.8004.734.0001.616.1001.475.8002.106.1003.549.8002.027.6001.892.0001.873.3001.835.6003.805.0004.900.0001.485.0002.624.6001.888.000
Jumlah 7211 239.000 15.526.800 10.877.600 26.404.400 53.047.800Rata-rata 360.55 11.950 776.340 543.880 1.320.220 2.652.390
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
46
Lampiran 6. Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan pada PedagangAyam potong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten AcehBarat Tahun 2012
NomorSample
ProduksiUnggas Ayam
(Ekor)
NilaiProduksi
(Rp)
BiayaProduksi
(Rp)
Pendapatan(Rp)
1234567891011121314151617181920
235240458725243512625245225255485250247240236515634220375246
5.875.0006.000.000
11.450.00018.125.0006.075.000
12.800.00015.625.0006.125.0005.625.0006.375.000
12.125.0006.250.0006.175.0006.000.0005.900.000
12.875.00015.850.0005.500.0009.375.0006.150.000
1.730.0001858.5003.297.0005.128.0001.919.6003.301.8004.734.0001.616.1001.475.8002.106.1003.549.8002.027.6001.892.0001.873.3001.835.6003.805.0004.900.0001.485.0002.624.6001.888.000
4.145.0004141.5008.153.000
12.997.0004.155.4009.498.200
10.891.0004.508.9004.149.2004.268.9008.575.2004.222.4004.283.0004.126.7004.064.4009.070.000
10.950.0004.015.0006.750.4004.262.000
Jumlah 7211 180.275.000 53.047.800 127.227.200Rata-rata 360.55 9.013.750 2.652.390 6.361.360
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
47
Lampiran 7. Hubungan Harga Pembelian Ayam, Tenaga Kerja, Modal,Umur dan Pendidikan Pedagang dengan Pendapatan padaPedagang Ternak Ayam potong di Kecamatan JohanPahlawan Kabupaten Aceh Barat
NomorSample
Harga PembilianAyam (Rp)
(X1)
HargaKerja (HKP)
(X2)
Modal(Rp)(X3)
UmurPedagang (Tahun)
(X4)
PendidikanPedagang (Tahun)
(X5)
Pendapatan(Rp)(Y)
1234567891011121314151617181920
13.000,0012.500,0012.000,0010.000,0012.000,0012.000,0011.000,0012.500,0013.000,0012.500,0012.000,0012.000,0012.000,0012.500,0012.000,0011.000,0011.000,0012.000,0012.000,0012.000,00
24,6128,3549,8576,2029,0042,4269,0522,9020,8732,1552,0231,7029,8039,3228,4048,5573,2022,0038,2529,70
1.730.000,001.858.500,003.297.000,005.128.000,001.919.600,003.301.800,004.734.000,001.616.100,001.475.800,002.106.100,003.549.800,002.027.600,001.892.000,001.873.300,001.835.600,003.805.000,004.900.000,001.485.000,002.624.000,001.888.000,00
35,0040,0048,0026,0036,0033,0030,0038,0036,0045,0035,0040,0035,0038,0042,0050,0035,0038,0041,0028,00
12,0012,0012,00
9,009,00
12,0012,0010,0010,00
9,0012,00
9,0010,0011,00
9,009,00
12,0010,00
9,0012,00
4.145.000,004.141.500,008.153.000,00
12.997.000,004.155.400,009.498.200,00
10.891.000,004.508.900,004.149.200,004.268.900,008.575.200,004.222.400,004.283.000,004.126.700,004.064.400,009.070.000,00
10.950.000,004.015.000,006.750.400,004.262.000,00
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2012
48
Lampiran 8. Hasil Analisa Statistik
Descriptive Statistics
MEAN Std. Deviation NYX1X2X3X4X5
6361360,011950,00037,450010,5000
2969414,2602723,6602917,310361201969,69226,056531,35724
202020202020
Correlations
Y X1 X2 X3 X4 X5Y Pearson Correlations
Sig. (2-tailed)N
1
20
-,826**
,00020
,953**
,00020
,980**
,00020
-,264,261
20
,212,370
20X1 Pearson Correlations
Sig. (2-tailed)N
-,826**
,00020
1
20
-,851**
,00020
-,854**
,00020
-,264,261
20
,134,573
20
X2 Pearson CorrelationsSig. (2-tailed)N
,953**
,00020
-,851**
,00020
1
20
,990**
,00020
,268,254
20
,213,366
20X3 Pearson Correlations
Sig. (2-tailed)N
-,980**
,00020
-,854**
,00020
,990**
,00020
1
20
,233,322
20
207,381
20X4 Pearson Correlations
Sig. (2-tailed)N
-,264,261
20
,264,261
20
,268,254
20
,233,322
20
1
20
-,311,183
20X5 Pearson Correlations
Sig. (2-tailed)N
,212,370
20
,134,573
20
,213,336
20
,270,381
20
-,311,183
20
1
20
49
Coefficientsa
ModelUnstandardized Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (constant)X1X2X3X4X5
-1492734,867297,278
-157816,8164,788
-42358,324-65276,915
4766334,088429,520
49745,768,735
23186,439125626,849
,072-,9201,938-,086-,030
-,313,692
-3,1726,514
-1,827-,520
,759,5000,007,000,089,611
2 (constant)X1X2X3X4
-336740,907146,179
-158493,5394,711
-37146,902
4111417,250308,324
4850,549,702
20389,989
,036-,9241,907-,076
-,082,474
-,3,2686,709
-1,822
,936,642,005,000,088
3 (constant)X2X3X4
1567216,088-159601,141
4,653-36079,622
85927,11347259,018
,6741968,306
-,9301,883-,074
1.823-3,3776,899
-1,825
,087,004,000,087
a. Dependent Variable:Y
Excluded Variable C
MODEL Beta in T Sig.Partial
Correlation
CollinearityStatisticsTolerance
2 X5 -,030a -,520 ,611 -,138 ,4793 X5
X1-,003b
,036b-,071,474
,945,642
-,018,122
,884,266
a. Predictors in the model : (Constant), X1, X4, X2, X3b. Predictors in the model : (Constant), X4, X2, X3c. Dependent Variable : Y
50
Coefficientsa
ModelUnstandardized Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (constant)X1X2X3X4X5
-1492734,867297,278
-157816,8164,788
-42358,324-65276,915
4766334,088429,520
49745,768,735
23186,439125626,849
,072-,9201,938-,086-,030
-,313,692
-3,1726,514
-1,827-,520
,759,5000,007,000,089,611
2 (constant)X1X2X3X4
-336740,907146,179
-158493,5394,711
-37146,902
4111417,250308,324
4850,549,702
20389,989
,036-,9241,907-,076
-,082,474
-,3,2686,709
-1,822
,936,642,005,000,088
3 (constant)X2X3X4
1567216,088-159601,141
4,653-36079,622
85927,11347259,018
,6741968,306
-,9301,883-,074
1.823-3,3776,899
-1,825
,087,004,000,087
a. Dependent Variable:Y
Excluded Variable C
MODEL Beta in T Sig.Partial
Correlation
CollinearityStatisticsTolerance
2 X5 -,030a -,520 ,611 -,138 ,4793 X5
X1-,003b
,036b-,071,474
,945,642
-,018,122
,884,266
a. Predictors in the model : (Constant), X1, X4, X2, X3b. Predictors in the model : (Constant), X4, X2, X3c. Dependent Variable : Y
51
28
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pada umumya pedagang ternak Ayam potong di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat memiliki rata-rata produksi ternak Ayam Potong
sebanyak 361 ekor per hari.
2. Rata-rata penggunaan biaya produksi untuk membeli Ayam potong adalah
sebesar Rp 2.652.390 per ekor dengan nilai produksinya adalah sebesar Rp
9.013.750 dengan rata-rata pendapatan adalah sebesar Rp 6.361.360
3. Secara serempak uji “F” menunjukkan F-cari = 123,853 dan F-tabel diperoleh
sebesar 2.958 yang berarti bahwa F-cari lebih besar daripada (>) F-tabel, s
ehingga terima hipotesis alternative dan tolak hipotesis nol. Aritnya pendapatan
pedagangan Ayam potong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh barat
mempunyai hubungan sangat nyata dengan harga pembelian ayam (X1), tenaga
kerja (X2), umur pedagang (X4) pendidikan pedagan (X5)
4. Secara parsial atau hubungan dari masing-masing variabel yang diteliti terhadap
pendapatan pedagang Ayam potong dilakukan dengan uji “t”, menunjukkan
bahwa masing –masing nilai t-cari = 0.692m X2 = 3.172. X3 =6.514, X4 = 1.827
dan X5 = 0.520. sedangkan nilai t-tabel (00.5) dengan df 14 pada tingkat
kepercayaan 95% adalah 2.145. Kesimpulan dari hasil uji “t” menunjukkan
bahwa secara parsial harga pembelian ayam (X1) mempunyai hubungan yang
tidak nyata terhadap pendapatan (Y) pedagang Ayam potong di Kecamatan
Johan Pahlawan. Sedangkan penggunaan tenaga kerja (X2) dan modal (X3)
mempunyai hubungan sangat nyata terhadap pendapatan pedagangan Ayam
potong di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
5. Koefisien korelasi ® di daerah penelitian adalah 0.989 artinya bahwa 98.9%
variasi yang terjadi pada pendapatan pedagangan Ayam potong mampu
dijelaskan oleh faktor-faktor haraga pembelian ayam (X1), tenaga kerja (X2),
modal ( X3), umur pedagang ayam (X4) dan pendidikan pedagang (X5), sedangkan
sisanya 1.1 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian ini.
6.2. Saran-saran
1. Diharapkan kepada pedagang Ayam potong di daerah penelitian baik secara
formal maupun secara informal perlu meningkatkan kemampuan dalam
penguasaan informasi yang berkaitan dengan proses perdagangan ternak
unggas, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam
penggunaan modal dan tenaga kerja.
2. Perlu diberikan penyuluhan dan informasi yang cukup dalam bidang
perdagangan ternak unggas sehingga nantinya pedagang akan lebih mampu dan
terampil dalam mengaplikasikan teknologi demi peningkatan produksi dan
pendapatan.
3. Selain faktor-faktor harga beli ayam, tenaga kerja, modal, umur dan pendidikan
pedagangang, penulis menganjurkan bagi penelitian lanjutan agar memasukkan
faktor-faktor lainnya yang ada hubungannya dengan pendapatan perdagangan
ternak unggas, sehingga hasil penelitian yang didapat akan lebih baik.
4. Diharapkan kepada pihak perbankan lebih pro aktif menjaring nasabah dari
pihak pedagang ayam potong, jangan menunggu pedagang ayam datang ke
Bank karena hal tersebut merupakan hal yang sulit dilakukan oleh pedagang
ayam.
5. Kepada pihak Pemda Aceh Barat terutama Dinas Kebersihan dan Lingkungan
Hidup diharapkan lebih memperhatikan tingkat kebersihan pasar agar aroma
dari limbah-limbah yang dihasilkan pedagang tidak mengganggu kenyamanan
pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
_______ , 2001 Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Adi Koesoemah, RS. 2002. Biaya dan Harga Pokok. Bandung
Ahyari, A. 1983. Angkatan Kerja di Indonesia, Rajawali Press. Jakarta
Anonimous. 2002, Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2012. Aceh Barat dalam Angka Tahun 2012.Aceh Barat.
Badan Pusat Statistik Kecamatan Johan Pahlawan. 2012. Aceh Barat dalam Angka Tahun2012. Aceh Barat
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2009. Aceh Barat dalam Angka Tahun 2009.Aceh Barat
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2012. Aceh Barat dalam Angka Tahun 2012.Aceh Barat
Hermanto, F. 2002. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Karim. 2001. Pengaturan Ilmu Pertanian. LP3S. Jakarta
Mantra IB, Kasto. 2005. Penentuan Sampel, dalam : Singarimbun, M. dan S. Effendi.2005. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta
Mosher. A.T. 2003. menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta
Mubyarto. 1999. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
Manullang, M. 2002. pembangunan Pertanian Indonesia. Bina Usaha. Jakarta
Natisemito. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi UniversitasIndoenesia. Jakarta.
Soeharjo, A dan Dahlan Patong. 2003. Sendi-sendi Pokok Usahatani. IPB Bogor
Soekartawi. 2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Rajawali Pers. Jakarta.
Sudjana.2001. teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Tarsito. Bandung
Sukirno, S. 2005, Mikro Ekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. 2000. Data Statistik KabupatenAceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Dinas Peternakan Propinsi Bali. 2002. Informasi Data Peternakan Propinsi BaliTahun 2001. Dinas Peternakan Propinsi Bali.
David, F.R. 2001. Strategic Management (Concepts and Cases). 8th Ed. PrenticeHall. Upper Sadle River, New Jersey.
Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2001. Pembangunan Sistem AgribisnisSebagai Penggerak Ekonomi Nasional. Departemen Pertanian RepublikIndonesia, Jakarta.
Kinnear, T.C and Taylor, J. R. 1996. Marketing Research: an Applied Approach.5th Ed. McGraw-Hill,Inc. PT X. 2000. Company Profile. PT X. Jakarta.
Rangkuti, F. 2002. Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umar,H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta.
1. Tabel 1. Hasil Evaluasi Faktor Internal (IFE)
FAKTOR PENENTU BOBOT PERINGKAT
SKOR
KEKUATAN1. Merek Produk 0.100 4 0.402. Kualitas Produk 0.140 4 0.563. Teknologi 0.090 3 0.274. SDM 0.110 4 0.445. Pengalaman Produksi 0.090 3 0.276. Pengalaman Menjual 0.100 4 0.407. Layanan Purnajual 0.095 4 0.38
KELEMAHAN1. Ketersediaan Produk 0.085 2 0.172. Cara Pembayaran Produk 0.110 2 0.223. Cara Pemesanan Produk 0.080 2 0.16
TOTAL 1.00 3.27
Tabel 2. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
FAKTOR PENENTU BOBOT PERINGKAT SKOR
PELUANG1. Jumlah Peternak 0.105 4 0.422. Kondisi Perekonomian di Bali 0.090 3 0.273. Perkembangan Pariwisata 0.090 3 0.274. Kondisi Sosial dan Adat di Bali 0.090 3 0.275. Daya Beli Masyarakat 0.100 4 0.406. Kebijakan Pemerintah 0.090 3 0.27
ANACAMAN1. Fluktuasi Permintaan DOC 0.110 1 0.112. Fluktuasi Harga 0.100 2 0.203. Kondisi Persaingan Industri 0.060 3 0.194. Krisis Ekonomi 0.075 2 0.155. Situasi Politik dan Keamanan 0.090 2 0.18
TOTAL 1.00 2.73
35