skripsi diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan...
TRANSCRIPT
PENERAPAN PENDEKATAN PROSES KELOMPOK (GROUP
PROCESS APPROACH) DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN
IPS KELAS VII SMP DUA MEI CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Desti Ika Ariyanti
NIM 1110015000050
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Desti Ika Ariyanti NIM 1110015000050. Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penerapan Pendekatan Proses
Kelompok (Group Process Approach) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Pada Pelajaran IPS Kelas VII di SMP Dua Mei Ciputat. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan proses kelompok (group
process approach) terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VII di SMP Dua Mei
Ciputat. Adapun metode yang digunakan penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Kemudian instrumen yang digunakan adalah instrumen
tes yang berupa pretes dan postest, serta instrumen nontes berupa angket, lembar
aktivitas siswa, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar penilaian sikap,
lembar penilaian pengetahuan, dan lembar penilaian diskusi kelompok. Hipotesis
tindakannya adalah penerapan pendekatan proses kelompok (group process
approach) ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS di SMP Dua Mei Ciputat. Adapun indikator keberhasilannya
yang dicapai skor angket rata-rata motivasi belajar ≥ 3 dan KKM ≥ 70. Dari hasil
penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan pendekatan proses kelompok
(group process approach) sangat efektif terhadap motivasi belajar siswa yang
diterapkan dalam pembelajaran IPS, hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan skor pada angket motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa dari
siklus I ke siklus II. Skor rata-rata motivasi belajar siswa siklus I adalah 3,16 dan
siklus II 3,34. Sedangkan hasil belajar siswa siklus I dengan nilai rata-rata adalah
0,44 dan pada siklus II rata-rata N-Gainnya adalah 0,55. Berdasarkan analisa
angket, respon siswa setelah belajar IPS dengan pendekatan proses kelompok
(group process approach) sebagian besar baik. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses kelompok (group process
approach) sangat efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa.
Setelah belajar dengan pendekatan proses kelompok (group process approach)
siswa lebih memahami materi dan menjadi lebih aktif.
Kata Kunci: Motivasi Belajar, Pendekatan Group Process, IPS
ii
ABSTRACT
Desti Ika Ariyanti NIM 1110015000050. Social Science Education Faculty of
Tarbiya and Teachers Training. The Implementation of Group Process
Approach in Improving Learning Motivation on Social Studies Subject at
Seventh Grade Students of SMP Dua Mei Ciputat. The purpose of this study
was to see the implementation of group process approach in learning motivation
on social science subject at Seventh Grade Students of SMP Dua Mei Ciputat. The
method used in this study was Classroom Action Research (CAR). Moreover, the
research instrument used in this study was a test, including the pre and posttest
and also non-test which consisted of questionnaire, worksheet, field note,
interview paper (list of interview’s questions), assessment paper, and group
discussion assessment. The action hypothesis was the implementation of group
process approach which was expected to be able to improve students’ learning
motivation on social science subject learning at SMP Dua Mei Ciputat.
Furthermore, the indicator of success which was achieved through questionnaire
score of learning motivation is ≥ 3 and the criteria of success in teaching (KKM) ≥
70. The result proved tahat the implementation of group process approach was
effective on students’ learning motivation which was applied in social science
subject learning. It can be proved that there was the score improvement in
learning motivation questionnaire and the learning result of social science subject
from cycle I to cycle II. The average score of students’ learning motivation on
cycle I is 3,16 and cycle II is 3,34. However, the students’ learning result on cycle
I which had average score is 0,44 and on cycle II which had N-gain’s average is
0,55. Based on the questionnaire analysis, the students’ responses after learning
social science subject through the implementation of group process approach
were mostly good. It could be concluded that learning through group process
approach was effective, so it could improve students’learning motivation on
social science subject. After learning through the implementation of group
process approach, the students could understand more to the material and become
more active.
Keywords : Learning Motivation, Group Process Approach, Social Science
Education
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nya kita memuji,
memohon pertolongan dan bertaubat hanya kepada-Nya, yang senantiasa
melimpahkan karunia-Nya kepada penulis selama menjalani pembuatan skripsi
ini. Shalawat dan salam kita curahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad
SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya
yang tulus ikhlas mengikuti sunnah-sunnah dan langkah-langkah perjuangannya.
Amien.
Pembuatan skripsi ini tidak selamanya berjalan dengan lancar, tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis dapatkan, baik yang menyangkut
pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan dan lain sebagainya. Namun berkat
kerja keras dan kesungguhan, penulis dapat melewati berbagai kesulitan dan
hambatan itu.
Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan banyak berterima kasih dan rasa syukur
kepada:
1. Ibu Nurlena Rifai, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial sekaligus sebagai pembimbing penulis dalam mengerjakan skripsi,
yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis.
3. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan
dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Pimpinan perpustakaan, para staf dan para karyawan, baik perpustakaan utama
UIN Syarif Hidayatullah maupun perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana
perpustakaan.
iv
5. Bapak Enjang Sopyan, M.Pd, Kepala SMP Dua Mei Ciputat dan kepada guru
IPS Bapak Saptono, M.Pd, yang telah memberikan bantuan dan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Orang tua tercinta, ayahanda Suharto dan ibunda Mulyantini yang dengan
penuh kasih sayang dan perhatiannya yang tulus, serta dengan penuh
kesabaran selalu memberikan dorongan baik moril maupun materil, serta doa
yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita penulis.
7. Teman-teman seperjuangan dan sahabat-sahabat tercinta, Ajeng Trinovitasari,
Putri Ridhania, Fitri Amalia Azzahro, Wina Adriyanti, Wilda Wiliyani, Indri,
Lita Jamalia, Ade Robiatul, Rima Setiawati, Citra, Alfian, Septian, Priyan,
dan Damar yang selalu memberikan motivasi bagi penulis agar secepatnya
menyelesaikan skripsi ini dan semua teman-teman angkatan 2010 jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
8. Ardi Prastio yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
9. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Aamiin.
Jakarta, Oktober 2014
Penulis
Desti Ika Ariyanti
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
ABSTRAK ........................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendekatan Group Process ................................... 7
1. Pengertian Pendekatan .................................... 7
2. Pendekatan Group Process ............................. 7
B. Motivasi Belajar .................................................... 12
1. Pengertian Motivasi ........................................ 12
2. Pengertian Belajar ........................................... 17
3. Motivasi Belajar .............................................. 23
C. Hasil Belajar
vi
1. Pegertian Hasil Belajar ................................... 27
2. Tujuan Hasil Belajar ....................................... 28
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar ............................................................. 29
4. Pengukuran Hasil Belajar ................................ 29
D. IPS
1. Pengertian IPS ................................................. 30
2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS .................... 32
3. Tujuan IPS ....................................................... 33
E. Penelitian Yang Relavan ....................................... 34
F. Hipotesis Penelitian ............................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ............................... 37
C. Subjek Penelitian ................................................... 40
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............ 40
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................ 41
F. Hasil Intervensi Yang Diharapkan ......................... 45
G. Data dan Sumber Data ........................................... 45
H. Teknik Pengumpulan Data .................................... 46
I. Instrumen Pengumpulan Data ............................... 47
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ......................... 51
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ....................... 53
L. Pengembangan Perencanaan Penelitian ................. 54
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah ..................................... 55
B. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................... 57
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................ 73
D. Analisis Data .......................................................... 74
vii
E. Pembahasan Temuan Penelitian ............................. 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 98
B. Saran ....................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 100
viii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4.1 Kegiatan Pretes I
GAMBAR 4.2 Aktivitas Siswa Saat Kegiatan Menyusun Gambar
GAMBAR 4.3 Aktivitas Guru dan Siswa Berdiskusi
ix
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 4.1 N-Gain Siklus I
GRAFIK 4.2 N-Gain Siklus II
x
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I
TABEL 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
TABEL 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
TABEL 4.1 Kepala Sekolah
TABEL 4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Guru
TABEL 4.3 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar
Belakang Pendidikan
TABEL 4.4 Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
TABEL 4.5 Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
TABEL 4.6 Perolehan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa
TABEL 4.7 Hasil Belajar Siklus I
TABEL 4.8 Hasil Belajar Siklus II
TABEL 4.9 Deskriptif Peningkatan Aktivitas Siswa
TABEL 4.10 Perolehan Skor Aktivitas Guru
TABEL 4.11 Perolehan Skor Rata-rata Lembar Pengetahuan Siklus I
TABEL 4.12 Perolehan Skor Rata-rata Lembar Pengetahuan Siklus II
TABEL 4.13 Perolehan Skor Penilaian Sikap Siklus I
TABEL 4.14 Perolehan Skor Penilaian Sikap Siklus II
TABEL 4.15 Perolehan Skor Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus I
TABEL 4.16 Perolehan Skor Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus II
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kisi –kisi Instrumen Motivasi Belajar IPS
LAMPIRAN 2 Instrumen Motivasi Belajar IPS
LAMPIRAN 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 5 Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
LAMPIRAN 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
LAMPIRAN 7 Hasil Perolehan Skor Tes Hasil Belajar Siklus I
LAMPIRAN 8 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I
LAMPIRAN 9 Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I
LAMPIRAN 10 Hasil Perolehan Skor Tes Hasil Belajar Siklus II
LAMPIRAN 11 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II
LAMPIRAN 12 Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II
LAMPIRAN 13 Hasil Perolehan Skor Motivasi Belajar Siklus I
LAMPIRAN 14 Validitas dan Reliabilitas Skor Motivasi Belajar Siklus I
LAMPIRAN 15 Hasil Perolehan Skor Motivasi Belajar Siklus II
LAMPIRAN 16 Validitas dan Reliabilitas Skor Motivasi Belajar Siklus II
LAMPIRAN 17 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1
Siklus I
LAMPIRAN 18 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 1 Siklus I
LAMPIRAN 19 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2
Siklus I
LAMPIRAN 20 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 2 Siklus I
LAMPIRAN 21 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1
Siklus II
LAMPIRAN 22 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 1 Siklus II
LAMPIRAN 23 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2
xii
Siklus II
LAMPIRAN 24 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 2 Siklus II
LAMPIRAN 25 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 3
Siklus II
LAMPIRAN 26 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 3 Siklus II
LAMPIRAN 27 RPP Siklus I
LAMPIRAN 28 RPP Siklus II
LAMPIRAN 29 Materi Pembelajaran Siklus I
LAMPIRAN 30 Lembar Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan
Kelompok Siklus I
LAMPIRAN 31 Materi Pembelajaran Siklus II
LAMPIRAN 32 Lembar Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan
Kelompok Siklus II
LAMPIRAN 33 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 34 Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 35 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 36 N-Gain Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 37 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 38 Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 39 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 40 N-Gain Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 41 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
LAMPIRAN 42 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus I
LAMPIRAN 43 Lembar Penilaian Sikap Siklus I
LAMPIRAN 44 Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus I
LAMPIRAN 45 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
LAMPIRAN 46 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus II
LAMPIRAN 47 Lembar Penilaian Sikap Siklus II
LAMPIRAN 48 Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus II
xiii
LAMPIRAN 49 Tabel Pearson Product Moment
LAMPIRAN 50 Lembar Observasi Pra-Penelitian Siswa
LAMPIRAN 51 Lembar Observasi Pra-Penelitian Guru
LAMPIRAN 52 Foto-foto Proses PTK
LAMPIRAN 53 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 54 Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 55 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1
Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang
dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” 2
Belajar mengajar merupakan suatu kejadian yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik.
Interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, yang
diarahkan untuk tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan.
Proses belajar-mengajar merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya
pendidikan. Untuk memperoleh hasil pengajaran yang optimal maka
diperlukan suatu perencanaan pengajaran yang baik mulai penggunaan
metode, penentuan alat bantu yang digunakan demi tercapainya kegiatan
dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik.
1 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT. Wacana Prima,2009), h.2
2 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) 2003, (Jakarta: Citra Umbara,2003), h. 7
2
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat terwujud apabila
ditunjang dengan upaya meningkatkan kemampuan guru. Guru sebagai salah
satu komponen di sekolah merupakan unsur penting dalam menjalankan
fungsinya di kelas sebagai pendidik, pengajar dan pengelola kelas.
Mengajar adalah suatu tindakan untuk membuat orang lain mengerti, atau
paham akan sesuatu. Sedangkan pendidik artinya memelihara dan memberi
latihan mengenai akhlak dan kecerdasan. Maka dari itu selain sebagai
pengajar, sudah seharusnya guru juga menjadi seorang pendidik, yang artinya
menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan akhlak yang baik. Menjadi guru tidak
saja bertanggungjawab terhadap permasalahan akademis, namun juga pada
perkembangan psikologis dan kepribadian siswanya. Seorang pendidik sudah
pasti bisa mengajar, namun seorang pengajar belum tentu bisa mendidik.
Seorang guru dituntut untuk dapat melakukan keduanya; mengajar dan
mendidik. Selain itu guru juga harus mampu dalam mengelola kelas.
Pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk mendesain,
mengkoordinasikan, mengintegrasikan serta mengevaluasi semua sumber
seperti manusia (pendidik dan peserta didik) dan fasilitasnya ada untuk
mencapai tujuan yaitu terciptanya suasana kelas yang kondusif. Dalam
pengelolaan kelas, dibutuhkan serangkaian prosedur dan trik yang harus
diketahui guru untuk menciptakan suasana yang kondusif tersebut.
Permasalahan peserta didik adalah faktor utama yang dilakukan guru
yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa baik secara berkelompok
maupun secara individual. Keharmonisan hubungan guru dan peserta didik,
tingginya bekerja sama diantara siswa dalam bentuk interaksi. Lahirnya
interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang dilakukan guru dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu pendekatan yang
digunakan dalam belajar-mengajar antara guru dan siswa di kelas yaitu
pendekatan proses kelompok (group process approach).
Seperti halnya yang terjadi pada kelas yang akan dijadikan penelitian
yaitu kelas VII-1 SMP Dua Mei Ciputat. Metode mengajar yang dipakai oleh
guru dalam mengajarkan materi IPS masih sebatas metode ceramah. Pada saat
3
pelajaran guru hanya berinteraksi dengan sebagian siswa saja yang duduk di
bangku depan dan siswa bekerja sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Kemudian metode mengajar yang dipakai guru dalam
mengajarkan materi IPS kurang menarik. Sehingga pembelajaran terkesan
monoton dan guru kurang memberi motivasi untuk belajar IPS.
Kurangnya motivasi belajar di kelas VII-1 SMP Dua Mei dapat terlihat
oleh beberapa faktor yaitu, sebagian besar siswa kurang menunjukkan
partisipasi di dalam kelas seperti menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru atau bertanya kepada guru apa yang belum dipahami. Kemudian kurang
menunjukkan ketekunan dalam menghadapi tugas dari guru, cepat putus asa
dalam menghadapi kesulitan belajar, cepat bosan dalam kegiatan belajar
mengajar, dan tidak senang dalam mencari dan memecahkan masalah soal-
soal.
Berdasarkan hasil kegiatan pengamatan di kelas VII-1 SMP Dua Mei
Ciputat tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah
yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga menjadi rendah. Asumsi dasar
yang menyebabkan motivasi belajar yang belum maksimal adalah pemilihan
metode pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa dalam
KBM. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih
menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran
yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Siswa yang
aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali
informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung
memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi. Siswa yang kurang
aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang
diberikan oleh guru sehingga memiliki pencapaian kompetensi belajar yang
kurang maksimal.
Maka untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
IPS. Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya
bidang studi IPS, guru harus lebih dapat memahami kesulitan belajar siswa.
4
Seperti diketahui bahwa siswa lebih suka bertanya pada temannya daripada
guru. Dari hal itu guru dapat melakukan usaha-usaha untuk dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan belajar secara berkelompok
dengan teman-temannya.
“Pendekatan kelompok memang perlu digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial peserta didik. Hal ini disadari bahwa peserta
didik adalah sejenis makhluk homo socius, yaitu makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama.”3
Pendekatan proses kelompok (group process approach) dipandang
sebagai langkah yang tepat untuk menggali motivasi belajar siswa. Pendekatan
proses kelompok juga dapat membantu guru dalam mewujudkan kondisi kelas
yang efektif dan produktif.
Kelebihan dari pendekatan proses kelompok ini adalah dapat
memantapkan dan memelihara organisasi kelas yang efektif berupa
terciptanya keakraban antar sesama siswa. Pendekatan ini mengajari siswa
bertanggung jawab atas kelompoknya. Selain itu dapat melatih ketua
kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan membiasakan
anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajibannya sebagai warga
negara yang patuh pada aturan.
Dengan pendekatan proses kelompok diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang rasa sosial yang tinggi pada diri setiap peserta didik. Mereka
dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-
masing, sehingga terbentuk sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Peserta didik
yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok, akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut ke dalam bentuk penelitian ilmiah dengan
mengambil judul “ Penerapan Pendekatan Proses Kelompok (Group Process
3 Junaedi,dkk, Strategi Pembelajaran, (Surabaya:LAPIS-PGMI, 2008), hal.3.13
5
Approach) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas VII SMP Dua
Mei Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Rendahnya motivasi dan hasil belajar IPS siswa.
2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
3. Kurangnya kemampuan guru untuk menentukan metode pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dan penelitian ini lebih terarah dan operasional,
penulis membatasi masalah kepada: Penerapan pendekatan proses kelompok
(group process approach) terhadap motivasi dan hasil belajar di kelas VII
SMP Dua Mei Ciputat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Penerapan Pendekatan Proses Kelompok (Group Process Approach) terhadap
motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran IPS siswa kelas VII di SMP Dua
Mei Ciputat?
E. Tujuan Penelitian
Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan,
maka penulis telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang dilakukan,
yakni, “Untuk mengetahui penerapan pendekatan proses kelompok (group
process approach) terhadap motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VII di
SMP Dua Mei Ciputat.
6
F. Manfaat Penelitian
Mengenai berbagai hambatan dan keterbatasan yang selama ini dialami
dalam proses pendidikan. Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis, para peserta didik, pendidik, komponen sekolah
maupun pembaca. Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peserta didik, berani mengungkapkan pendapat, ide, gagasan, dan
saran yang mereka miliki, dan memiliki motivasi untuk memperhatikan
dan memiliki motivasi dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik
sehingga mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan optimal.
2. Bagi guru dapat menjadi salah satu acuan pendekatan group process
dalam pengajaran pelajaran IPS, karena pendidik merupakan pengatur dan
pencipta kondisi yang menyenangkan. Namun, dapat memberikan
pemahaman konsep terhadap peserta didik.
3. Bagi peneliti lebih lanjut dapat memberi sumbangan pengetahuan dan
sebagai referensi dalam pendekatan pembelajaran group process sehingga
dapat meningkatkan motivasi peserta didik.
4. Bagi penulis, untuk dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan
ilmu yang diperoleh selama menjalani kuliah.
5. Bagi para akademisi, dapat menambah ilmu pengetahuan bidang
pendidikan, sehingga dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
group process untuk diaplikasikan dalam pembelajaran IPS.
6. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap administrasi pendidikan sebagai saran bagi kepala
sekolah untuk mengambil keputusan dalam pembinaan guna untuk
memenuhi pendekatan yang aktif dalam pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pendekatan Grup Proses (Group Process Approach)
1. Pengertian Pendekatan
Adapun istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran
menurut Sanjaya (2007) memiliki kemiripan dengan strategi.
Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu. Roy Kilen (1998)
misalnya mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran , yaitu
―pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry
serta strategi pembelajaran induktif‖.1
2. Pendekatan proses kelompok (group process approach)
Pendekatan proses kelompok (group process approach) adalah
usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok
dengan berbagai pertimbangan individual sehingga terciptanya suasana
kelas yang bergairah. Dalam pendekatan ini, peran guru adalah
mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas
dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi
1 Junaedi,dkk, Strategi Pembelajaran, (Surabaya:LAPIS-PGMI, 2008), hal.3-13
8
kelompok yang produktif, selain itu guru harus menjaga kondisi itu agar
tetap baik. 2
―Kelebihan pendekatan ini adalah dapat memantapkan dan
memelihara organisasi kelas yang efektif berupa terciptanya keakraban
antar sesama siswa. Pendekatan ini mengajari siswa bertanggung jawab
atas kelompoknya‖.3
Menurut Hasibun & Mudjiono, mengungkapkan bahwa
pendekatan kelompok agar memiliki suatu ikatan yang kuat memerlukan
beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan, dan pemimpin. Adapun
penjelasan dari ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan kelompok
Pada tujuan kelompok ini tugas pemimpin adalah mengarahkan para
anggota ke tujuan kelompok. Oleh karena itu, pemimpin perlu
merumuskan tujuan yang jelas dan mengkomunikasikan dengan para
anggota kelompok.
b. Aturan
Aturan yang mampu mengikat anggota menjadi kelompok adalah
aturan yang dibuat oleh pemimpin dan anggota, atau minimal
disetujui oleh anggota.
c. Pemimpin
Sebagai pemimpin, hal utama yang harus dilakukan adalah
menjelaskan tujuan kelompok. Selain itu dalam rangka menciptakan
dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat, diantaranya
adalah mendorong dan memeratakan partisipasi, mengusahakan
kompromi, mengurangi ketegangan, dan memperjelas partisipasi
serta menerapkan sanksi. 4
Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berhubungan dengan
penempatan peserta didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan.
Perbedaan individu peserta didik pada aspek biologis, intelektual, dan
2 Kadry Bonjoly. Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan/Manajemen Kelas
(kadrybonjoly.blogspot.com/2013/05/pendekatan-pendekatan-dalam-pengelolaan.html?m=1)
diakses pada 1 Juli 2014 3 Ainiatul Mahbubah. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas dan Perwujudan Kelas
(Ainiatul93.blogspot.com/2014/06/pendekatan-dalam-pengelolaan-kelas-dan.html?m=1) diakses
pada 20 Agustus 2014 4 Nugroho Herumurti. Group Process, (nugroho-h—
fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-45570-PU-GROUP%20PROCESS.html) diakses tanggal 1
Juli 2014
9
psikologis dapat dijadikan sebagai pijakan dalam menentukan
pendekatan kelompok.
Beberapa pengarang mengatakan, keakraban atau kekompakan
kelompok ditentukan oleh tarikan-tarikan interpersonal, atau saling suka
satu sama lain. Keakraban adalah satu-satunya faktor yang menyebabkan
kelompok bersatu. Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor,
berikut :
a. Perasaan diterima atau disukai teman-teman
b. Tarikan kelompok
c. Teknik pengelompokan oleh guru
d. Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok
e. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara
mencapainya
f. struktur dan sifat-sifat kelompok. 5
Sedang sifat-sifat kelompok itu adalah :
a. Suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu
b. Suatu sistem interaksi
c. Suatu organisasi atau struktur
d. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama
e. Merupakan suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu, dan
f. Pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian.6
Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika
kelompok agar kualitas belajar meningkat. Dalam pembelajaran
kelompok jumlah siswa yang bermutu diharapkan menjadi lebih banyak.
Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap
individu, maka perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju
pada semangat kelompok dalam memecahkan masalah. Anggota
kelompok yang berkemampuan tinggi dijadikan motor penggerak
pemecah masalah kelompok.
―Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari (a)
pembentukan kelompok; (b) perencanaan tugas kelompok; (c)
pelaksanaan; dan (d) evaluasi hasil belajar kelompok‖.7
5 Junaedi,dkk, Strategi Pembelajaran, (Surabaya:LAPIS-PGMI, 2008), hal.3-8
6 ibid, hal.8-13
10
Istilah kerja kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya
sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau
sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang kecil, untuk mencapai
suatu tujuan tertentu bersama-sama. Selain itu, kerja kelompok juga
ditandai oleh: (a) adanya tugas bersama ; (b) pembagian tugas dalam
kelompok; dan (c) adanya kerjasama antara anggota kelompok dalam
penyelesaian tugas kelompok.8
Peranan guru dalam pelaksanaan kerja kelompok:
a. Sebagai pengelola, mengorganisir dan pengatur tempat duduk siswa.
Guru harus menciptakan kondisi yang memungkinkan pengelolaan
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal serta agar setiap
siswa di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
b. Sebagai pengamat, pengenal dan membantu siswa bila diperlukan.
Dimana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar, jika menemukan siswa
yang mengalami kesulitan guru harus membantu memecahkan
masalah siswa.
c. Sebagai pemberi saran dan penilai. Guru sebagai pemberi saran dan
penilai yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan
akhirnya harus memberi pertimbangan atas tingkat keberhasilan
proses pembelajaran kelompok, berdasarkan kriteria yang ditetapkan,
baik mengenai aspek kefektifan prosesnya maupun kualitas
produknya.9
Langkah-langkah pada kerja kelompok :
a. Kegiatan Pendahuluan, menyampaikan tujuan dan topik
pembelajaran dan mengelompokkan siswa sesuai kriteria yang
ditentukan.
7 Dimyati,Mudjiono,op.cit,. h.167
8 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineke Cipta, 2010), h.133
9 Syaiful Bahri Djamarah , op.cit, h.133-134
11
b. Kegiatan Persiapan, meliputi kegiatan merumuskan masalah,
mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, menyusun
laporan oleh masing-masing kelompok, presentasi kelompok
kemudian melaporkan hasil diskusi.
c. Kegiatan Penutup dengan menyimpulkan hasil diskusi.10
Penerapan langkah-langkah kerja kelompok adalah sebagai
berikut:
1) Seleksi topik
Siswa memilih berbagai topik dalam suatu wilayah masalah
umum yang biasanya digambarkan oleh guru. Siswa selanjutnya
diorganisirkan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi
pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2) Merencanakan Kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar
khusus. Tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai
topic dan sub topic yang dipilih dari langkah-langkah di atas.
3) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada
langkah kedua. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktifitas
dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para
siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di
dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus
mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika
diperlukan.
4) Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan mensinesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah ketiga dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5) Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topic yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu yang perspektif yang luas
mengenai topik. Presentasi siswa dikoordinir oleh guru.
6) Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan
10
Sri Anitah W,dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka,2012), h. 4.24-4.25
12
evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok atau keduanya. 11
Adapun langkah-langkah pembelajaran kerja kelompok sebagai
berikut:
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga
satu kelompok mendapatkan tugas yang berbeda dari kelompok
lain.
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua menyampaikan
hasil pembahasan kelmpok
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan
kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup
Akhirnya, guru dapat memanfaatkan pendekatan kelompok demi
untuk kepentingan pengelolaan pengajaran pada umumnya dan
pengelolaan kelas pada khusunya.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata bahasa latin movere yang berarti
menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi
berkembang. ―Kata motif sebagai kata dasar motivasi, diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk dilakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
11
Sarmanah, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok
Pembelajaran IPS Kelas II di MI Al-Wathoniyah 12, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012
13
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak‖.12
Ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang
pengertian motivasi, antara lain:
―Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam diri individu, yang
menyebabkan individu bertindak dan berbuat‖.13
Sedangkan menurut
Alisuf Sabri ―motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi
sesuatu kebutuhan‖.14
Menurut Mc. Donald, ―motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.‖15
Sedangkan menurut Hoy dan Miskel dalam buku Educational
Administration mengemukakan bahwa ―motivasi dapat didefinisikan
sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-
kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.‖16
Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Dan
sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah
12
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT. Rajawali Pers,
2012), Cet.ke-21, h. 73 13
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2006), Cet.ke-1, h.3 14
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet.ke-1, h.129 15
Sardiman A.M, loc.cit., h. 73 16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1990) Cet.ke-
5, h.72
14
ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang nyata ingin
dicapai.
a. Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar seseorang, makin tepat motivasi yang diberikan
semakin baik keberhasilan pelajaran yang diberikan, motivasi
menentukan intensitas usaha anak didik untuk belajar guna mencapai
tujuan karena motivasi berkaitan dengan tujuan.
Sehubungan dengan hal di atas ada beberapa fungsi motivasi
menurut Nasution, yaitu: ―(1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi ; (2)
menentukan arah perbuatan, yakni ke arah mana tujuan yang hendak
dicapai ; (3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus serasi guna mencapai tujuan itu, dengan
menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan itu‖.17
Dari fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi adalah sebagai pendorong dan penggerak untuk melakukan
suatu perbuatan yang diarahkan dan melakukan suatu motivasi dalam
belajar serta mengaktifkan semangat, minat dan perhatian siswa untuk
belajar sehingga mampu mencari solusi yang mendukung tercapainya
tujuan belajar.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang
siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.
b. Macam-macam motivasi
17
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.ke-1,
h.76-77
15
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi
atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Berikut macam-
macam motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
1) Motif-motif bawaan
―Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari‖. 18
Contoh dari motif ini seperti dorongan untuk makan, dorongan
untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat,
dorongan seksual. Motif ini bisa disebut dengan motif yang
diisyaratkan secara biologis.
2) Motif-motif yang dipelajari
―Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari‖.19
Contoh dari motif ini seperti dorongan untuk belajar suatu
cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di
dalam masyarakat. Jadi motif ini bisa disebut dengan motif-
motif yang diisyaratkan secara sosial.
c. Teori-teori Motivasi
Berikut ini adalah beberapa teori-teori mengenai motivasi:
1) Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow
pada intinya berkisar pada pendapat bahwa ―manusia
mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: (1)
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa
lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety
needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang
(love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs),
yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol
18
Sardiman A.M, op.cit., h.86 19
Sardiman A.M, op.cit., h.86
16
status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata‖. 20
2) Teori Hedonisme
―Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang
memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia
adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.
Menurut teori hedonisme, para siswa dan pegawai harus diberi
motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau bekerja dengan
baik, dengan memenuhi kesenangannya.‖21
3) Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
pokok – yang dalam ini disebut juga naluri – yaitu: dorongan
nafsu mempertahankan diri, dorongan nafsu mengembangkan
diri dan dorongan nafsu mengembangkan/mempertahankan
jenis.
Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi
seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan
perlu dikembangkan.22
4) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk
mencapai prestasi atau Need for Achievement (N.Ach) yang
menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut
McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi
memiliki tiga ciri umum yaitu: (a) sebuah preferensi untuk
20
Akhmad Sudrajat, “Teori Motivasi”.
(akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/,1 Juli 2014). 21
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1990) Cet.ke-
5, h.74 22
Ngalim Purwanto, op.cit, h.75
17
mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (b)
menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor
lain; (c) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan
kegagalan mereka.23
5) Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional
adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
instrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik
yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.24
6) Teori Penetapan Tujuan
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan
tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni:
(a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan
mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
(d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-
rencana kegiatan.25
2. Pengertian Belajar
Kata belajar kata yang tidak asing dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Karena telah dikenal mengenai belajar ini, seakan-akan orang
akan mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan
belajar. Belajar merupakan hal yang dapat dilakukan oleh siapapun dan
dilakukan di manapun baik di sekolah, di rumah atau di lingkungan
masyarakat yang ada untuk memperoleh pengetahuan.
23
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011) cet.ke-1, h.82 24
ibid, h.84 25
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op.cit, h.85
18
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses
belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan
sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut
tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.26
Ada beberapa pendapat ahli tentang belajar antara lain: secara
sederhana Skinner berpandangan bahwa ―belajar adalah suatu
perilaku.pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.‖27
Sedangkan
menurut Gagne (1984), ―belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.‖28
Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan
belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s
behavioral reporoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah
perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman.29
Hilgard dan Bower yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
mengemukakan ―belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keaadaan sesaat seseorang
(misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)‖.30
26
Dimyati,Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), h. 7 27
ibid, h.9 28
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Gelora
Aksara Pratama,2006), h.2 29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010), h. 89 30
Ngalim Purwanto, op.cit, h.84
19
Belajar merupakan proses yang membawa perubahan tingkah laku
pada diri individu, perubahan yang terjadi dalam belajar bukanlah
perubahan yang terjadi dengan sendirinya melainkan terjadi setelah
melalui usaha berupa pengalaman atau latihan-latihan. Sama seperti
menurut pendapat Ngalim Purwanto ―belajar merupakan tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik itu fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan ataupun sikap‖.31
Dari beberapa definisi belajar yang dikemukakan para ahli penulis
memberi kesimpulan bahwa yang dimaksud belajar adalah proses
pencarian dari seorang individu atau peserta didik. Dalam proses ini
individu tersebut memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat
membentuk tingkah laku mereka dan dapat membuat adanya perubahan
tingkah laku dalam diri mereka.
a. Tujuan Belajar
Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan
kemampuan berpikir. Pemilikan pegetahuan dan kemampuan
berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain,
tidak dapat megembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau
merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi,
soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
3) Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku
dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam
mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan
pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.32
31
Ngalim Purwanto, op.cit,, h.85 32
Sardiman,A.M, op.cit,. h.26-28
20
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, ketrampilan, dan penanaman sikap melalui nilai-nilai.
Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
b. Bentuk-bentuk belajar
Gage (1984) mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar,
yaitu: ―(1) Belajar responden; (2) Belajar kontiguitas; (3) Belajar
operant; (4) Belajar observasional; (5) Belajar kognitif‖33
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Faktor internal atau faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaan
kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi 2 aspek, yaitu:
a) Aspek fisiologis
Keadaan umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya dalam mengikuti pelajaran.
Walaupun tidak terlalu signifikan dalam hal pembelajaran,
akan tetapi keadaan fisik sesorang menentukan kapasitas
dalam menerima pelajaran. Siswa yang fit secara fisik tentunya
akan lebih siap untuk menerima pelajaran, sedangkan siswa
yang kurang fit tentunya dia akan memikirkan bagaimana
supaya fisiknya dulu merasa nyaman untuk menerima segala
pelajaran sebelum dia memikirkan pelajaran itu sendiri.
b) Aspek psikologis
Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensi adalah intelegensi siswa atau tingkat
kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa dan minat serta motivasi
siswa.
2) Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, dibagi
kedalam 2 bagian, yaitu :
a) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial
adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga
siswa tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan siswa.
b) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf
administrasi dan teman-teman sekolah, lingkungan sosial
33
Ratna Wilis Dahar, op.cit,. h.4
21
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat difahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi-materi tertentu. Strategi
dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang
direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan belajar tertentu.34
d. Teori-teori Belajar
Beberapa teori dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang
memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan
mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar.35
2) Teori Belajar Kognitif
Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen
dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman
sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan
menemukan berbagai hal dari lingkungan.36
3) Teori Pemrosesan Informasi Belajar
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
34
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), h. 90 35
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op.cit, h.41 36
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op.cit, h.44
22
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi interaksi antara kondisi-kondisi internal
yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.37
4) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Belajar menurut teori ini ialah dengan mengasah/melatih
daya-daya itu agar berfungsi secara tajam. Cara belajar dengan
teori ini ialah; untuk mengasah/melatih daya berpikir dilakukan
dengan cara siswa disuruh mengerjakan soal-soal hitungan/ilmu
pasti sebanyak-banyaknya setiap hari, sedangkan untuk melatih
daya ingatan dilakukan dengan cara siswa disuruh menghafal
angka-angka, kata-kata yang sedikitpun tidak mengandung arti.38
5) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting
dari bagian-bagian/unsur. Sebab keberadaannya keseluruhan itu
juga lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada
suatu pengamatan. Menurut aliran teori belajar itu, seseorang
belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau
seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam
situasi tertentu.39
37
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op.cit, h.45 38
Sardiman A.M., op.cit, h.30 39
Sardiman A.M., op.cit, h.30
23
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi belajar
Motivasi dan belajar merupakan paduan dari dua kata, yaitu kata
motivasi dan kata belajar. Motivasi sendiri berarti dorongan yang
timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tujuan, dan
dorongan tersebut bisa berasal dari dalam dirinya maupun dari luar.
Dan kata belajar sering diartikan sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.‖40
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
atau unsur yang mendukung.
b. Indikator Motivasi Belajar
Seberapa kuat motivasi belajar yang dimiliki seseorang
individu banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkan dalam kegiatan belajarnya. Aktivitas belajar bukanlah
suatu kegiatan yang dilakukan tanpa ada hal yang mendasarinya,
tetapi hal yang menjadi diri seseorang melakukan suatu kegiatan
belajar adalah motivasi.
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-
cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar
yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar
dengan baik.41
40
Muhibbin Syah, op.cit,. h.92 41
Hamzah B. Uno, op.cit, h.23
24
Setelah mengetahui bagaimana pentingnya peran motivasi
bagi proses belajar, tidaklah lengkap kalau sebagai seorag guru tidak
mengetahui bagaimana ciri-ciri peserta didik yang mempunyai
motivasi. Sesuai apa yang telah dikemukakan oleh Sudirman, bahwa
ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi adalah:
1) Tekun menghadapi tugas
2) Ulet menghadapi kesulitan
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4) Lebih senang bekerja sendiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
6) Dapat mempertahankan pendapatnya
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.42
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono, terdapat beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, antara lain :
1) Cita-cita atau aspirasi siswa. Maksudnya, dari segi emansipasi
kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar
kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan
dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan
menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat
berlangsung dalam waktu sangat lama bahkan sampai sepanjang
hayat. Cita-cita seseorang akan memperkuat semangat belajar dan
mengarahkan perilaku belajar. 43
2) Kemampuan siswa. ―Keinginan siswa perlu diikuti dengan
kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Kemampuan
akan memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas
perkembangannya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa
kemampuan akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar.‖ 44
42
Sardiman, op.cit,. h.83 43
Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.97 44
Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.97
25
3) Kondisi siswa. ―Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan
rohani. Seseorang siswa yang sedang sakit, lapar, lelah atau marah
akan mengganggu perhatiannya dalam belajar‖. 45
4) Kondisi lingkungan siswa. ―Lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan anak didik, dalam lingkunganlah anak didik hidup
berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Lingkungan sekolah
yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi
dengan tanaman yang dipelihara dengan baik, pengalaman telah
banyak membuktikan bagaimana panasnya lingkungan kelas yang
miskin akan tanaman. Anak didik akan malas belajar karena tidak
nyaman dengan kondisi kelas seperti itu‖. 46
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. ―Siswa
memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang
mengalami perubahan karena pengalaman hidup. Lingkungan
dimana siswa itu tinggal dan apa yang menjadi pengalaman
hidupnya akan mendinamiskan motivasi belajarnya‖. 47
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru adalah pendidik
yang berkembang, tugasnya sebagai guru mengharuskan dia
belajar sepanjang hayat, karena hal tersebut sejalan dengan
tuntutan kemajuan zaman. Sebagai seorang pendidik upaya guru
dalam membelajarkan siswa meliputi hal-hal berikut :
a) Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti
pemanfaatan waktu.
c) Membina belajar tertib pergaulan
d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah.48
d. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,
45
Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.98 46
Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.98 47
Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.99 48
Dimyati dan Mujiono, op.cit,. h.100
26
pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan
belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis
menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk
motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa
kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan
memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab
mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak
menguntungkan perkembangan belajar siswa.49
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar di sekolah.
(1) Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai
belajarnya. Bagi siswa, angka-angka itu merupakan motivasi yang
kuat sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau
nilai-nilai pada raport.
(2) Hadiah. Hadiah bisa dikatakan sebagai motivasi. Akan tetapi,
hadiah untuk sebuah pekerjaan mungkin tidak akan menarik
perhatian siswa yang tidak senang dan tidak berbakat dalam
pekerjaan tersebut.
(3) Saingan atau kompetisi. Saingan dapat dijadikan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa.
(4) Ego-involvement. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan.
Bekerja keras dengan mempertahankan harga diri merupakan
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang
baik dengan menjaga harga dirinya.
(5) Memberi ulangan. Para siswa akan giat belajar kalau menghadapi
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan
terlalu sering karena bisa membosankan siswa.
(6) Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apa lagi
kalau terjadi kemajuan, siswa semakin giat belajar. Semakin
mengetahui grafik hasil yang meningkatkan siswa termotivasi
untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat.
(7) Pujian. Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tepat akan
mempertinggi gairah belajar sekaligus membangkitkan harga diri.
49
Sardiman, op.cit,. h. 91
27
(8) Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif kalau
dijadikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu, motivasi guru harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukum.50
C. Hasil Belajar
1. Pengertian
Pengertian hasil itu sendiri menunjuk kepada suatu perolehan
akibat perlakuan suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Menurut Mulyono Abdurrahman
dalam bukunya pendidikan bagi anak berkesulitan belajar bahwa ―Hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar‖.51
Ada beberapa definisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para
ahli seperti dibawah ini:
a. Hasil belajar menurut Hamalik adalah ―perwujudan terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hasil
belajar itu dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik,
sedang, kurang dan sebagainya‖.52
b. Hasil Belajar menurut Arikunto adalah ―suatu hasil yang diperoleh
siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau
kata-kata yang baik, sedang, kurang, dan sebagainya‖.53
c. Sedangkan menurut Djamarah, hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf. Perubahan sebagai hasil
50
Syaeful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineke Cipta,2010),
h.148 51
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), Cet.1, h.37 52
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press,2011), Cet.2,
h.41 53
Ekawarna, op.cit., h.41
28
dari proses belajar juga dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek
lain yang ada pada individu yang belajar.54
2. Tujuan Hasil Belajar
Berdasarkan Taksonomi Bloom, tujuan dari hasil belajar dapat
dibagi ke dalam enam aspek yaitu:
a. Cognitive Domain (Aspek Kognitif), merupakan hasil belajar yang
dicapai siswa berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
b. Affective Domain (Aspek Afektif), merupakan hasil belajar yang
dicapai siswa berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri
c. Psychomotor Domain (Aspek Psikomotor), merupakan hasil belajar
yang dicapai siswa berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
d. Analysis (Analisis), dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk
menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas
konsep-konsep dasar.
e. Syntesis (Sintesis), apabila penyusun soal tes bermaksud meminta
siswa melakukan sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun
sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau
menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan
suatu struktur baru.
f. Evaluation (evaluasi), apabila penyusunan soal bermaksud untuk
mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang
diajukan oleh penyusun soal.55
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan prestasi menuju pada kemampuan siswa dalam menguasai
materi, pengalaman dan keterampilan setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran (waktu tertentu) kemampuan dan keterampilan didasarkan
hasil pengukuran evaluasi pembelajaran siswa.
54
Ekawarna, op.cit., h.42 55
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
h.117-120
29
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi dengan
Pendekatan Baru bahwa pada dasarnya, hasil belajar siswa yang baik
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh
kecerdasan siswa itu saja, akan tetapi masih ada hal lain juga yang
menjadi factor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai
keberhasilan siswa.
Menurut Burton faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
yaitu:
a. Faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: kelemahan secara
fisik, kelemahan-kelemahan secara mental, kelemahan-kelemahan
emosional, kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan
dan sikap-sikap yang salah.
b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa:
1) Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku sumber belajar
yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan
perbedaan-perbedaan individu.
2) Terlalu berat beban belajar
3) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat
pendidikan.
4) Terlalu sering pindah sekolah atau tinggal kelas
5) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah
6) Kekurangan gizi.56
4. Pengukuran Hasil Belajar
Untuk mengukur prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan
berbagai alat-alat penilaian hasil belajar, antara lain:57
a. Tes Uraian
Tes uraian, yang dalam literature disebut juga essay examination,
merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum
tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis
sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata
dan bahasa sendiri.
56
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet.10, h.132 57
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya,2001), h.35
30
b. Tes Obyektif
Soal-soal bentuk obyektif banyak digunakan dalam menilai hasil
belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran
yang dapat dicakup dalam test dan mudahnya menilai jawaban yang
diberikan. Soal-soal bentuk obyektif ini dikenal ada beberapa bentuk,
yakni jawaban singkat, benar atau salah, menjodohkan, dan pilihan
ganda.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran hasil
belajar sangat berpengaruh untuk menentukan nilai-nilai dengan melalui
evaluasi terhadap tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program.
D. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
1. Pengertian IPS
Pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu membawa dirinya
secara dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, melalui pembelajaran IPS
diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di
dalam masyarakat tapi menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai
insan sosial.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka
penting untuk dikemukakan beberapa pengertian social studies dan IPS
menurut para ahli.
a. John Jarolimek mengemukakan bahwa The social studies as a part of
elemntary school curriculum draw subject-matter content from the
social science, history, sociology, political science, social psychology,
philosophy, antropology, and economic. The social studies have been
defined as “those portion of the social science... selected for
instructional purpose”58
b. Ralp C. Preston dalam bukunya ―Teaching Social Studies in The
elementary Science” mengemukakan sebagai berikut: ―...the social
science are the fields of knowledge which deal with man’s social
58
Irfan Tanwifi,dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya:LAPIS-PGMI,2009),h.1.9
31
behavior, his social life, and his social institution.” Implikasi dari
pegertian tersebut menunjukkan luasnya ruang lingkup ilmu sosial,
karena menyangkut pada tingkah laku sosial manusia, kehidupan
bermasyarakat serta kelembagaan dalam masyarakat‖.59
Kemudian berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh
beberapa ahli pendidikan dari IPS di Indonesia.
a. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa ―IPS adalah
perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik,
dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional
dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari‖. 60
b. Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa ―IPS merupakan bidang
studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-
hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship
hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya.
Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu
sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan
kepentingan sekolah-sekolah‖.61
c. Muhammad Nu’man Soemantri mengemukakan ―pendidikan IPS
adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu Sosial, ideologi negara dan
disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah‖. 62
d. Dalam kurikulum 2006 dikemukakan bahwa : “IPS merupakan salah
satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
59
Sapriya, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung:UPI PRESS,2006)
Cet.Pertama, h.4 60
Irfan Tanwifi,dkk, op.cit,. h.1.10 61
Irfan Tanwifi,dkk, op.cit,. h.1.10 62
Irfan Tanwifi,dkk, op.cit,. h.1.10
32
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial. Pada jenjang
SD/MI/SDLB mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokrasi dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai‖.63
Dari beberapa definisi belajar yang dikemukakan para ahli penulis
memberi kesimpulan bahwa yang dimaksud IPS yaitu ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang
sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan
yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar.
2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS
Trianto mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS memiliki
beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.
b. Standar kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa
sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menyangkut peristiwa
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur proses dan
masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.64
Berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari beberapa unsur mata
pelajaran seperti sejarah, ekonomi, geografi, hukum, dll. Yang pada
63
Sapriya, op.cit,. h.5 64
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara,2010), Cet.ke-1, h.174-175
33
intinya mata pelajaran IPS merupakan suatu mata pelajaran yang
mempelajari hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan
alam, manusia dengan sesama, dan manusia dengan makhluk hidup
lainnya.
3. Tujuan IPS
Menurut Hasan , tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa,
pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi.
Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual
yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua berorientasi pada
pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat. Sedangkan tujuan
ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk
kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.65
Selain bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik,
pendidikan IPS juga mempunyai tujuan yang lebih spesifik. Tujuan ini
dirumuskan oleh Pennsylvania Council fot the Social Studies
(Clark,1073:8), yaitu : ―Fokus utama dari program IPS adalah membentuk
individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya—dunia manusia,
aktivitas dan interaksinya--yang ditujukan untuk menghasilkan anggota
masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk
melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide
masyarakat bagi generasi masa depan. Untuk melengkapi tujuan tersebut,
program IPS harus memfokuskan pada pemberian pengalaman yang akan
membantu setiap individu siswa‖.66
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar
65
Nana Supriyatna,dkk. Pendidikan IPS di SD, (Bandung : UPI Press,2007), Cet.Kesatu,
h.5 66
Nana Supriyatna, ibid , h. 6
34
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.
E. Penelitian yang Relavan
Dalam sebuah penelitian, sebagai bahan perbandingan dan
pertimbangan perlu adanya tinjauan pustaka. Hal ini dikarenakan tinjauan
pustaka merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu
yang memiliki hubungan dengan penelitian yang terdahulu. Berikut
merupakan penelitian berkaitan group process approach dengan motivasi
yang mempengaruhi belajar peserta didik, yang relavan dengan penelitian
yang dilakukan.
Penelitian yang relavan pernah dilakukan oleh Sarmanah, Jurusan
Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Upaya Peningkatan Minat Belajar
Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok Pembelajaran IPS Kelas II di MI Al-
Wathoniyah 12. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat
belajar IPS siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Wathoniyah dengan
penerapan metode kerja kelompok. Hasil minat belajar mengalami
peningkatan dari siklus I yaitu mencapai 65,42% meningkat menjadi 86,93%
pada siklus II. Sedangkan aktivitas kerja kelompok memperoleh 51,43%
meningkat pada siklus II menjadi 79,17%. Dengan demikian disimpulkan
bahwa minat belajar IPS dapat meningkat dengan menggunakan metode kerja
kelompok pada MI Al-Wathoniyah di kelas II Jakarta Timur. Metode kerja
kelompok sangat membantu untuk memecahkan masalah melalui proses
kelompok dan mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam
kelompok.67
67
Sarmanah, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok
Pembelajaran IPS Kelas II di MI Al-Wathoniyah 12, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012
35
Selain penelitian diatas, penelitian yang relavan juga dengan
penulis juga pernah dilakukan oleh Masri, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Peningkatan Keterampilan
Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas V
MI Al-Karmaniyah. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan metode
diskusi kelompok dapat meningkatkan keterampilan berbicara, hal ini dapat
dilihat dari hasil siklus I dengan nilai terendah 55, nilai tertinggi 75, dan rata-
rata 64,47. Kemudian meningkat pada hasil siklus II yaitu nilai terendah 60,
nilai tertinggi 80, dan nilai rata-rata 69,73, dimana nilai tersebut telah
mencapai nilai KKM yaitu 65. Keaktifan siswa dalam pembelajaran
kelompok mengalami peningkatan, banyak siswa yang dapat memberikan
pendapat dan bertanya mengenai materi, sehingga pembelajaran cepat
dipahami. 68
Penelitian yang berkaitan dengan motivasi belajar peserta didik
juga pernah dikaji sebelumnya oleh Ila Kholilah, jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada tahun 2005. Skripsinya berjudul ―Pengaruh Pemberian Tugas
Rumah (PR) terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Pamulang pada
Pelajaran IPS”. Penelitian Ila Kholila menggunakan pengaruh tugas rumah
(PR) sedangkan penulis menggunakan penelitian pada metode
pembelajarannya, yakni diskusi. Kaitannya skripsi penulis dengan Ila Kholila
karena keduanya bertujuan sama-sama untuk mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik.69
68
Masri, Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Diskusi
Kelompok Pada Siswa Kelas V MI Al-Karmaniyah, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013 69
Ila Kholillah, Pengaruh Pemberian Tugas Rumah (PR) terhadap Motivasi Belajar
Siswa SMPN 1 Pamulang pada Pelajaran IPS, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
36
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka berpikir, maka
hipotesis tindakan adalah penerapan pendekatan proses kelompok (group
process approach) ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas VII di SMP Dua Mei Ciputat.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Dua Mei Ciputat yang beralamat di
Jalan Abdul Ghani nomor 135 Ciputat Tangerang Selatan. Adapun penelitian
ini dilaksanakan di bulan September 2014. Alasan penulis memilih tempat
penelitian di sekolah tersebut yaitu :
1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah.
2. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam
melakukan observasi.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Menurut Trianto dalam bukunya bahwa “penelitian tidakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui
akibat tindakan yang diterapkan pada suatu objek penelitian di kelas
tersebut”.1
Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lebih dikenal dengan Classroom
Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran
mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.2
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru
atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu bersamaan dan secara
1 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research)Teori dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2011), h.13 2 Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya,2009) , h.13
38
terintegrasi guru melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, kegiatan
penelitian tindakan kelas dapat dikatakan tidak mengganggu kelancaran
pembelajaran di kelasnya.3
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa proses yang
disebut siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Siklus pertama
dilakukan agar dapat diobservasi, hasil yang dapat dijadikan acuan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Sedangkan siklus kedua dilaksanakan apabila siklus pertama
belum tercapai dengan baik.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
merujuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart
yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, digambarkan dalam bagan di
bawah ini:4
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
3 Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Kediri: Jenggala Pustaka Utama, 2006),
h.45-46 4 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010),
Cet.9, h.16
39
Satu siklus (satu putaran) meliputi empat langkah, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan
tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario
pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu
pada tahap ini juga peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang
terdiri soal yang harus dijawab oleh siswa, lembar angket, lembar
aktivitas belajar siswa dan lembar wawancara.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan pada waktu tindakan sedang
berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi dimaksudkan
sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan
semua gejala atau indikator dari proses dan hasil tindakan terencana.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai
melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer,
sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan
mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya
perbaikan. Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi
rencana tindakan siklus berikutnya.
2. Fungsi Penelitian Tindakan Kelas
Cohen dan Manion, (1980) menyatakan bahwa penelitian tindakan
mempunyai lima fungsi yaitu:
40
a. Sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan cara
mendiagnosis dalam situasi tertentu.
b. Sebagai alat pelatihan dalam jabatan.
c. Sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau yang
inovatif pada pengajaran.
d. Sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antara guru di lapangan
dan peneliti akademisi.
e. Sebagai alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik untuk
mengantisipasi pendekatan yang lebih subjektif, impresionistik dalam
memecahkan masalah di dalam kelas.5
3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat yang dapat dipetik jika guru yang mau dan mampu
melaksanakan penelitian tindakan kelas selalu akan terkait dengan
komponen pembelajaran antara lain (1) upaya untuk melakukan inovasi
pembelajaran; (2) keinginan untuk pengembangan kurikulum di tingkat
sekolah dan kelas; (3) membiasakan guru memiliki sikap inklusif, kreatif
dan proaktif; dan (4) upaya meningkatkan profesionalisme guru.6
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggambil populasi terjangkau
seluruh kelas VII dan sampel nya di VII.1. Sehingga yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas VII.1 SMP Dua Mei Ciputat tahun ajaran
2014/2015 yang berjumlah 35 siswa. Subjek dipilih berdasarkan
pertimbangan guru mengingat kelas VII.1 memiliki beberapa permasalahan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam bab satu.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
peneliti/pengajar dan observer. Peneliti melakukan penelitian terhadap semua
aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan
5 Samsu Somadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013) cet.ke-1,
h.25 6 Rido Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009),
h.4.11
41
pendekatan group process untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS di kelas VII.1.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya penelitian atau
penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama yang
berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis
dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II,
jika data yang diperoleh masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan
kembali pada tindakan III, dan seterusnya.
Prosedur utama dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Menyiapkan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
b. Memilih pendekatan belajar group process approach
c. Mengembangkan skenario pembelajaran.
d. Menyiapkan alat atau sumber belajar.
e. Membagi siswa menjadi 6 kelompok.
f. Mengembangkan format observasi proses pembelajaran.
g. Mengembangkan instrumen motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan minimal dalam dua siklus kegiatan.
Masing-masing siklus terdiri dari 2x tatap muka, dapat diuraikan sebagai
berikut:
Siklus I
Pertemuan I
a. Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses
pembelajaran.
b. Guru mengabsensi kehadiran murid.
c. Guru menanyakan kesiapan belajar murid.
42
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi yang
diajarkan.
e. Guru menjelaskan pembelajaran dengan pendekatan proses kelompok,
sehingga murid memahami apa yang harus dilakukan setelah proses
belajar berakhir.
f. Melakukan tes awal (pre test), tujuannya untuk mengukur seberapa
jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan di
pelajari.
g. Guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran IPS.
h. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok.
i. Guru mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok
atau langsung kepada semua siswa.
j. Guru mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
k. Guru mengawasi, memonitoring, dan bertindak sebagai fasilitator
selama siswa melakukan kerja kelompok.
l. Pelaporan hasil kerja kelompok.
m. Guru menutup pelajaran
Pertemuan II
a. Guru mengorganisir dan mengelola kelas persiapan proses belajar
mengajar, dan mempersiapkan perangkat pembelajaran.
b. Guru mengabsen kehadiran murid.
c. Menanyakan kesiapan belajar murid.
d. Guru melakukan apersepsi materi pelajaran pertemuan I
e. Guru mempersiapkan siswa untuk membentuk kelompok.
f. Guru memberikan tugas kelompok.
g. Guru mengawasi, memonitori, dan bertindak sebagai fasilitator
selama siswa melakukan kerja kelompok.
43
h. Selama kegiatan berjalan, peneliti melakukan observasi aktivitas
belajar siswa dalam sebuah lembar penilaian observasi yang telah
disiapkan.
Pertemuan III
a. Mempersiapkan murid menerima materi pelajaran.
b. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang
diajarkan.
c. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan siswa melaksanakan
kerja kelompok.
d. Peneliti mengisi lembar observasi selama kegiatan kerja kelompok
berjalan.
e. Guru merangkum materi pelajaran.
f. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu
seperti yang dirumuskan indikator hasil belajar.
3. Observasi
a. Mengamati proses berlangsungnya pendekatan group process.
b. Mengamati respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan group process.
c. Menilai hasil motivasi belajar siswa dengan penyebaran instrumen
motivasi belajar siswa.
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
b. Menganalisis data hasil tindakan.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan evaluasi,
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
d. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu
seperti yang di rumuskan indikator hasil belajar.
44
Siklus II
Pertemuan I
a. Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses
pembelajaran.
b. Guru mengabsensi kehadiran murid.
c. Guru menanyakan kesiapan belajar murid.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi yang
diajarkan.
e. Guru menjelaskan pembelajaran dengan pendekatan group process,
sehingga murid memahami apa yang harus dilakukan setelah proses
belajar berakhir.
f. Melakukan tes awal (pretes), tujuannya untuk mengukur seberapa
jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan di
pelajari.
g. Guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran IPS.
h. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok.
i. Guru mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok
atau langsung kepada semua siswa.
j. Guru mengemukakan peraturan dan tata tertib pada saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
k. Guru mengawasi, memonitoring, dan bertindak sebagai fasilitator
selama siswa melakukan kerja kelompok.
l. Pelaporan hasil kerja kelompok.
m. Guru menutup pelajaran
Pertemuan II
g. Mempersiapkan murid menerima materi pelajaran.
h. Mejelaskan kembali materi pelajaran pertemuan 1.
i. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang
diajarkan.
45
j. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan siswa melaksanakan
kerja kelompok.
k. Peneliti mengisi lembar observasi selama kegiatan kerja kelompok
berjalan.
l. Guru merangkum materi pelajaran.
m. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu
seperti yang dirumuskan indikator hasil belajar.
5. Observasi
d. Mengamati proses berlangsungnya pendekatan group process.
e. Mengamati respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan group process.
f. Menilai hasil motivasi belajar siswa dengan penyebaran instrumen
motivasi belajar siswa.
6. Refleksi
e. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
f. Menganalisis data hasil tindakan.
g. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan evaluasi,
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
h. Evaluasi tindakan I.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai yaitu meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas VII.1 SMP
Dua Mei Ciputat melalui penerapan pendekatan group process dalam
pembelajaran, dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :
1. Hasil pengukuran motivasi belajar melalui angket motivasi belajar IPS
diakhir siklus menunjukkan skor rata-rata Hasil pengukuran motivasi
belajar melalui angket motivasi belajar IPS diakhir siklus menunjukkan
skor rata-rata ≥ 3.
46
2. Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa ≥70%
dari jumlah siswa mendapatkan nilai lebih dari nilai KKM yang
ditentukan oleh sekolah yaitu 70.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif :
1. Data kualitatif, hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil penilaian
sikap, dan hasil penilaian keterampilan kelompok.
2. Data kuantitatif, hasil angket motivasi belajar, hasil nilai belajar tiap
siklus, hasil penilaian pengetahuan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru IPS, dan
peneliti.
H. Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data dapat ditempuh dengan beberapa
teknik antara lain:
1. Tes
a. Tes Hasil Belajar
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
2. Non Tes
a. Observasi
Yaitu ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.7
Penulis melihat dan mengamati secara langsung dalam kegiatan
belajar mengajar terutama pada mata pelajaran IPS di SMP Dua Mei
Ciputat.
7 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta :
PT. Bumi Aksara,1995), h.54
47
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan yang berisikan kegiatan-kegiatan ketika
pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi rencana,
tindakan, observasi dan refleksi.
c. Angket
“Adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara
tertulis yang ditujukan kepada subjek/responden penelitian”.8 Angket
ini berupa 30 butir daftar pertanyaan tentang pengaruh pendekatan
proses kelompok (group process approach) terhadap motivasi belajar
IPS siswa.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrumen
pengumpulan data yang tepat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes.
a. Lembar Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara tes tulis dan tes
lisan. Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa
pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Tes lisan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan.
b. Pre test dan Pos
Tes awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Tes akhir (postest) adalah bahan-
bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada
siswa dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes
awal. Tes ini dilaksanakan setiap akhir siklus. Adapun kisi-kisi
instrumen tes hasil belajar siswa sebagai berikut:
8 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 2007, h.122
48
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus 1
Tema Subtema Indikator No.
Soal Jumlah
Keadaan
Alam dan
aktivitas
penduduk
Indonesia
Keadaan
Alam
Indonesia
- Mendeskripsikan keadaan iklim
Indonesia
- Mendeskripsikan macam-macam angin
- Menganalisis hubungan posisi geografis
dengan perubahan musim di Indonesia
- Mengidentifikasi penyebab terjadinya
perubahan musim dan menentukan
bulan berlangsungnya musim hujan dan
kemarau di Indonesia
- Menunjukkan wilayah persebaran flora
dan fauna Indonesia
- Mengidentifikasi flora dan fauna tipe
Asia, Australia, dan Peralihan
- Mengidentifikasi posisi garis wallace
dan webber
- Menunjukkan faktor yang
mempengaruhi kehidupan dan
persebaran jenis flora dan fauna di
Indonesia.
1,2,4,
9,10,11
7,13,15
5,8,18,
3, 6,12,
14, 16,
17, 19
23,24,
29
20,21,
22,25,
26,27
30
28
6
3
3
7
3
6
1
1
JUMLAH 30 soal
49
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus 2
Tema Subtema Indikator No. Soal Jumlah
Keadaan
Alam dan
aktivitas
penduduk
Indonesia
Kehidupan
sosial
masyarakat
pada masa
Praaksara,
Hindu-
Budha, dan
Islam
- Menjelaskan kehidupan praaksara
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
berburu dan mengumpulkan
makanan.
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
bercocok tanam.
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
perundagian
- Mendeskripsikan hasil-hasil
kebudayaan pada masa praaksara
- Memahami perubahan masyarakat
Indonesia pada masa Hindu-Budha
- Mendeskripsikan hasil-hasil
kebudayaan pada masa Hindu-
Budha
- Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu-Budha
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat pada masa Islam
- Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam
- Mendeskripsikan peninggalan-
peninggalan Islam
1, 3
5,10
2
8
4,6,7,9,11,
12,17,22
13,14,15,
16,19,23
18,20,21
24, 26
25
27,28,29,
30
2
2
1
1
5
3
6
3
2
1
4
JUMLAH 30 soal
50
c. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi Aktivitas Belajar
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Melalui pengamatan
dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang
dilakukannya, kemampuan, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan,
proses kegiatan yang dilakukannya, bahkan hasil yang diperoleh dari
kegiatannya.
b. Catatan Lapangan
Berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran berlangsung.
Catatan lapangan meliputi rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
c. Lembar Penilaian Sikap
Yaitu penilaian yang terdiri dari penilaian sikap spiritual dan
penilaian sikap sosial siswa.
d. Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok
Yaitu pengamatan terhadap siswa dalam berdiskusi kelompok.
e. Lembar Angket/Kuesioner
Angket ini dibuat dalam bentuk 30 (tiga puluh) butir
pernyataan dengan 4 (empat) buah pilihan jawaban. Teknik
pengukurannya dari angket yang digunakan dengan cara
mengklasifikasikan jawaban dari responden dengan memberikan 4
pilihan kriteria, pada pernyataan positif jawaban sangat setuju (SS)
skor 4, setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2, dan sangat tidak
setuju (STS) skor 1. Kemudian pada pernyataan negatif sangat setuju
(SS) skor 1, setuju (S) skor 2, tidak setuju (TS) skor 3, dan sangat
tidak setuju (STS) skor 4. Adapun kisi-kisi instrumen motivasi
belajar siswa sebagai berikut:
51
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel
(subjek) yang telah ditetapkan. Dalam hal ini diluar subjek yang sudah
ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau
tidak.
1. Uji validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.9 Dengan menggunakan
software SPSS.
Untuk mengukur validitas instrumen tes dan non tes dalam
penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
9 Suharsimi, op.cit,. h.168
No. Devinisi Indikator Motivasi Belajar Nomor Soal
+ -
1. Internal 1. Adanya keinginan belajar 9,11 10,12
2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar
13,15,
17, 23,
27
14,16,
18, 24,
28
3. Adanya penghargaan dalam belajar dan
cita-cita masa depan 19 20
2. Eksternal 4. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 1,3,5, 29 2,4,6, 30
5. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 7, 21, 25 8, 22, 26
Jumlah 15 15
52
a. Instrumen Tes
Dalam instrumen yang berupa tes,menggunakan rumus korelasi point
Biserial :
√
Keterangan :
= Koefisien korelasi biserial
= Rata-rata skor yang menjawab betul
= Mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes
= Standar Deviasi dari skor total
= proporsi peserta tes yang menjawab betul
= proporsi peserta tes yang menjawab salah
b. Instumen Non tes
Dalam instrumen yang berupa non tes menggunakan rumus Product
Momen :
rxy = ∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]
keterangan :
rxy = angka indeks korelasi “r” product moment
N = number of cases
∑xy = jumlah hasil perkalian skor antara x dan y
∑x = jumlah skor seluruh x
∑y = jumlah skor seluruh y
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penelitian adalah ketetapan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.10
Untuk menentukan reliabilitas alat tes yang digunakan adalah
rumus Cronbach Alpha, yaitu:
[
] [
∑
], dengan ² =
∑ [∑
]
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h.16
53
Keterangan:
reliabilitas instrumen
k = jumlah butir soal item yang valid
= jumlah varian skor tiap item
= varian skor total
Adapun kriteria pengujiannya adalah :
= 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil
= 0,21-0,40 = Reliabilitas rendah
= 0,41-0,70 = Reliabilitas sedang
= 0,71-0,90 = Reliabilitas tinggi
= 0,91-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
>r tabel instrumen hasil belajar reliabel
<r tabel instrumen hasil belajar tidak reliabel
3. Taraf Kesulitan
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,
di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya
keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang
dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan
sukar secara proposional.11
P
Keterangan:
P = tingkat kesukaran soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:
P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P = 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data yang diperoleh dari instrumen angket motivasi belajar penulis
memberi skor terhadap pertanyaan yang ada ada angket. Pertanyaan
11
Nana Sudjana, op.cit, h.135
54
positif diberi nilai 4,3,2,1. Sedangkan pertanyaan negatif sebaliknya.
Kemudian diolah dengan cara menjumlah, mencari rata-rata, mencari
presentase diatas skor rata-rata, serta prosentase dibawah skor rata-rata.
2. Data yang diperoleh dari tes hasil belajar diolah dengan menggunakan
analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain adalah
selisih antara nilai pretes dan postes, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang
dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan
Normalized Gain.
Dengan kategori :
g tinggi : nilai (g) > 70
g sedang :0,70 > (g) > 0,30
g rendah : nilai (g) < 0,30
3. Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa diolah dengan
cara mencari prosentase tiap indikator, mencari prosentase rata-rata dari
tiap pertemuan, kemudian mencari skor rata-ratanya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan
oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki
tahapan-tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi
perencanaan, tindakan, pengamatan, pengumpulan data dan refleksi.
Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I
selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka
akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II
sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi
indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan
kelas berhasil dilaksanakan.
55
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP Dua Mei Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan
b. Nomor Statitik Sekolah (NSS) : 20 2 280310 014
c. Alamat Sekolah : Jalan H. Abdul Gani No. 135
: Kecamatan Ciputat Timur
: Kota Tangerang Selatan
: Provinsi Banten
d. Nomor Telepon : (021) 7490034
e. Status Sekolah : Swasta
f. Nilai Akreditasi Sekolah : A
g. Tahun Didirikan : 1986
h. Tahun Beroperasi : 1986
i. Kepemilikan Tanah : Yayasan Pendidikan Dua Mei
j. Status Tanah : Tanah Milik Yayasan
k. Luas Tanah : 3000 m2
l. Status Bangunan : Yayasan
m. Luas Seluruh Bangunan : 1000 M2
2. VISI, MISI DAN TUJUAN
a. Visi
Visi sekolah Menengah Pertama (SMP) Dua Mei Ciputat yaitu
mewujudkan SMP Dua Mei Ciputat sebagai sekolah “Bermutu,
Berakhlak dan Berbudi Pekerti Luhur“.
b. Misi
Misi SMP Dua Mei Ciputat yaitu :
- Bermutu dalam mewujudkan pengembangan pendidikan yang
berdasarkan akhlak mulia
- Bermutu dalam mewujudkan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang berbudi pekerti luhur, jujur, profesional,
terampil, tangguh dan berkompeten di bidangnya
- Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar proses
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
56
- Bermutu dalam mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan
yang lengkap, up to date dan canggih
- Bermutu dalam mewujudkan peningkatan standar kelulusan dan
prestasi non akademik
- Bermutu dalam mewujudkan peningkatan kelembagaan serta
manajemen
- Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar pembiayaan
- Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar penilaian
pendidikan.
c. Tujuan
Tujuan pendidikan di SMP Dua Mei Ciputat Timur adalah :
1) Mendidik siswa menjadi insan yang berakhlak mulia
2) Mendidik siswa menjadi insan yang berbudi pekerti luhur
3) Mendidik siswa menjadi insan yang jujur
4) Mendidik siswa menjadi insan yang trampil
5) Mendidik siswa menjadi insan yang disiplin
6) Mengembangkan bakat siswa dalam bidang akademik
7) Mengembangkan bakat siswa dalam bidang non akademik
8) Meningkatkaan pembelajaran yang efektif
9) Meningkatkan mutu pendidikan
10) Mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Tabel 4.1
Kepala Sekolah
No. Nama Jabatan
Jenis
kelamin Usia Pendidikan
terakhir
Masa
kerja L P
1 Enjang Supyan, M.Pd. Kepala Sekolah L - 44 Th S.2 12 Th
2 Saptono, S.Pd. Wakil Kepala Sekolah L - 41 Th S.1 12 Th
57
Tabel 4.2
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis kelamin, dan jumlah Guru
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah dan status guru
Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu
L P L P
1 S3/S2 1 1 2
2 S1 6 6 10
3 D-4
4 D3/Sarmud 2
5 D2
6 D1
7 SMA/Sederajat
Jumlah 7 7
Tabel 4.3
Jumlah Guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikan (keahlian)
No. Guru
Jumlah guru dengan
latar belakang
pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
Jumlah dengan latar
belakang pendidikan yang
Tidak sesuai dengan tugas
mengajar
Jumlah
D1/
D2
D3/
Sar
mud
S1/
D4
S2/
S3
D1/
D2
D3/
Sar
mud
S1/
D4
S2/
S3
1 IPA 2 2
2 Matematika 1 1
3 Bahasa Indonesia 2 1 3
4 Bahasa Inggris 1 1
5 Pendidikan Agama 1 1
6 IPS 1 1
7 Penjaskes 2 2
8 Seni Budaya 1 1
9 PKn 1 1
10 TIK 1 1
11 BK 1 1
12 Lainnya 1 1
Jumlah 13 2 1 16
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini berjalan sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun pada BAB III. Rencana
pembelajaran yang telah disusun tersebut bertujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar IPS dengan pendekatan proses kelompok (group process
approach).
58
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Dua Mei Ciputat
kelas VII.1 sebanyak 35 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui
pengamatan langsung maupun hasil wawancara sengan siswa kelas VII.1,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS di kelas VII.1 masih
menganut model pembelajaran konvensional yaitu proses pembelajaran yang
berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak terlihat. Hal ini diperkuat
oleh hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian, dan terbukti saat pelajaran dimulai terdapat siswa yang ngobrol,
sibuk menggambar, dan terlihat mereka merasa bosan dengan metode yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS. Dan diperkuat lagi oleh keterangan
beberapa siswa dari hasil wawancara bahwa mereka merasa kesulitan dalam
belajar, jenuh dan bosan mengikuti pelajaran IPS. Hal ini diduga akan
mempengaruhi aktivitas belajar siswa di dalam kelas sehingga siswa tidak
aktif , motivasi belajar dan hasil belajar juga rendah.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka peneliti
mencoba menerapkan pendekatan proses kelompok (group process
approach). Pendekatan proses kelompok (group process approach) adalah
usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok
dengan berbagai pertimbangan individual sehingga terciptanya suasana kelas
yang bergairah. Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong
perkembangan dan kerja sama kelompok.
Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah pendekatan
pembelajaran group process, motivasi belajar, hasil belajar, pengetahuan,
sikap, keterampilan kelompok, dan aktivitas siswa. Penelitian dilakukan
sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
1. Proses Pembelajaran Group Process Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I ini adalah
menyiapkan kelas tempat penelitian yaitu kelas VII.1. Selanjutnya
59
menyiapkan rencana pembelajaran, soal tes akhir siklus, media
pembelajaran, lembar pengetahuan, lembar penilaian aktivitas guru,
lembar penilaian aktivitas siswa, lembar penilaian sikap, lembar
penilaian diskusi kelompok, lembar wawancara, catatan lapangan, dan
alat dokumentasi. Rencana pembelajaran dibuat dan didiskusikan
bersama guru mata pelajaran IPS agar rencana pembelajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di SMP
Dua Mei Ciputat. Materi pembelajaran pada siklus I diantaranya
keadaan iklim di Indonesia dan persebaran flora dan fauna di
Indonesia.
Lembar soal latihan dan tes akhir siklus dibuat untuk
mengetahui perkembangan kemampuan pemahaman pada materi
keadaan alam Indonesia. Lembar pengetahuan digunakan untuk
mengukur dan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang
diberikan. Lembar penilaian sikap digunakan untuk mencatat aspek-
aspek sikap siswa pada setiap pertemuan. Lembar aktivitas siswa
digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa pada setiap
pertemuan, pengamatan melalui lembar aktivitas siswa yang dilakukan
oleh observer. Lembar wawancara dipersiapkan untuk mewancarai
siswa, untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pemberian
pendekatan proses kelompok (group process approach) dalam
pembelajaran IPS.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pada siklus I ini terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua, peneliti membagi siswa
dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6
siswa. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan yaitu keadaan
iklim di Indonesia. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan yaitu
persebaran flora dan fauna di Indonesia. Guru menjelaskan materi
kepada masing-masing kelompok. Dan mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. setelah itu guru
60
memberikan lembar pengetahuan kepada masing-masing siswa. Pada
pertemuan ke tiga, peneliti melakukan ujian tes akhir siklus I yang
terdiri dari 20 soal yang berbentuk soal pilihan ganda. Adapun uraian
proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama/Jumat, 5 September 2014
Kegiatan pembelajaran berlangsung 2 x 40 menit (2 jam
pelajaran), dimulai pada pukul 13.00-14.20. Semua siswa kelas VII.1
hadir.
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti melaksanakan pretes
selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh
siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan
dipelajari.
Gambar 4.1
Kegiatan Pretes I
Pada awal pembelajaran peneliti membuka pelajaran dengan
berdoa dan mengabsen siswa. Kemudian peneliti menyampaikan
materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran selama
pembelajaran berlangsung. Tahap selanjutnya peneliti memberikan
apersepsi yaitu menggali kembali materi yang telah lalu. Kegiatan
belajar dimulai dengan guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan
masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Peneliti memberikan
lembar materi kepada masing-masing siswa. Semua siswa kelas VII.1
belum ada satupun yang memiliki buku paket IPS dikarenakan dari
pihak sekolah belum menyediakan buku kurikulum 2013. Selanjutnya
61
guru menjelaskan materi kepada masing-masing kelompok. Sebagian
siswa bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Kemudian siswa
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dan kemudian peneliti
melakukan hal yang sama dengan kelompok lain.
Suasana diskusi berjalan dengan ramai dan kurang terkondisikan
dengan baik, peneliti terkadang terlalu lama membimbing kelompok
tertentu, sedangkan kelompok lainnya terabaikan bahkan ada beberapa
siswa melakukan aktivitas yang tidak relavan dengan kegiatan belajar
mengajar, seperti mengobrol dan mondar-mandir ke kelompok lain.
Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa berupa teka-teki
silang. Setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan, siswa
menuliskan jawaban pada kotak-kotak teka-teki di depan.
Setelah 50 menit belajar kelompok dan berdiskusi, peneliti
memberikan tugas berupa lembar pengetahuan yang berisi 8 soal
tentang keadaan iklim di Indonesia. Ada siswa yang tampak kesulitan
memahami lembar pengetahuan tersebut.
Setelah semua siswa mengumpulkan tugas ke depan, tugas
tersebut dibahas bersama-sama. Kedala pada pertemuan ini adalah
sebagian siswa menggunakan waktu diskusi untuk mengobrol,
mondar-mandir dan bercanda. Sedangkan kendala pada waktu
mengerjakan tugas yaitu ada beberapa siswa yang tidak memahami
mengerjakan soal tersebut dan sebagian yang tidak selesai
mengerjakan soal sampai waktunya.
2) Pertemuan kedua/Rabu, 10 September 2014
Pada pertemuan kedua ini kegiatan belajar berlangsung selama 2
x 35 menit (2 jam pelajaran), dimulai pada pukul 13.10 sampai pukul
14.20. Semua siswa kelas VII.1 hadir. Seperti pada pertemuan
sebelumnya kegiatan belajar dimulai dengan berdoa dan mengabsensi
siswa. Kemudian peneliti melakukan kegiatan apersepsi dengan
memperlihatkan gambar-gambar flora dan fauna Indonesia.
Selanjutnya siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing
62
kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Peneliti membagikan lembar materi
kepada masing-masing siswa. Kemudian menjelaskan materi kepada
masing-masing kelompok. Peneliti memperlihatkan gambar peta
persebaran flora dan fauna Indonesia. Selain memberikan materi
peneliti juga memberikan pertanyaan kepada masing-masing
kelompok. Ada sebagian siswa yang bisa menjawab, ada juga
beberapa yang belum memahami materi tersebut. Akhirnya peneliti
menjelaskan kembali sampai siswa tersebut paham.
Selanjutnya guru memberikan gambar-gambar fauna Indonesia.
Siswa diberikan tugas untuk menempelkan gambar-gambar tersebut
menjadi gambar yang tepat sesuai wilayahnya. Ada wilayah fauna
Asiatis, Peralihan dan Australis. Siswa harus menempelkan gambar-
gambar fauna tersebut sesuai wilayah tipe fauna tersebut. Mereka
sangat antusias dan senang menempelkan gambar-gambar fauna.
Peneliti mengawasi jalannya kerja kelompok untuk menanggapi
kelompok yang ingin bertanya. Tetapi suasana kelas terlihat ramai.
Gambar 4.2
Aktivitas Siswa Saat Kegiatan Menyusun Gambar
Setelah selesai menempelkan gambar-gambar fauna, siswa diberi
lembar pengetahuan berupa soal uraian. Kemudian peneliti bersama
siswa-siswa membahas bersama tugas menempelkan gambar fauna
63
dan lembar pengetahuan. Kendala pada pertemuan ini yaitu masih ada
beberapa siswa yang bercanda pada saat diskusi berlangsung.
3) Pertemuan ketiga, Jumat/12 September 2014
Pada pertemuan ini dilaksanakan tes akhir siklus I. Tes ini
diberikan kepada seluruh siswa kelas VII.1 dalam bentuk pilihan
ganda berjumlah 20 soal. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa tentang keadaan alam Indonesia.
Pada saat memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap untuk
mengikuti tes yang akan diberikan. Pelaksanaan tes siklus I ini
berjalan lancar, meskipun masih banyak siswa yang sering
menanyakan untuk memastikan jawaban mereka tetapi peneliti selalu
mencoba membimbing siswa untuk mandiri dalam menemukan hasil
jawaban yang benar.
Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti memberikan angket
motivasi siswa. Semua siswa mengisi angket yang berisi 30 soal
tersebut. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk
mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan proses kelompok (group process
approach).
c. Tahap Observasi
Tahap ini pada dasarnya berlangsung dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang mencatat seluruh
aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran.
Hasil pengamatan aktivitas siswa melalui lembar observasi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Rata-rata Skor Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran IPS Siklus 1
No. Aspek yang diamati
Rata-rata
Pertemuan ke- Rata-
rata
Total 1 2
1. Memperhatikan penjelasan 2,66 2,97 2,82
64
Keterangan :
Skala penilaian rata-rata setiap aspek
1 : dilakukan kurang baik
2 : dilakukan cukup baik
3 : dilakukan dengan baik
guru
2. Memahami materi yang
disampaikan
2,51 2,91 2,71
3. Memahami tentang keadaan
iklim dan flora di Indonesia
2,46 2,71 2,59
4. Dapat menjelaskan keadaan
iklim dan flora di Indonesia
2,74 3,03 2,89
5. Dapat menyebutkan musim
dan menjelaskan fauna di
Indonesia
2,69 2,97 2,83
6. Dapat menyebutkan proses
terjadinya musim dan
menyebutkan fauna di
Indonesia
2,63 2,80 2,72
7. Semangat mengerjakan tugas
individu
2,77 2,94 2,86
8. Aktif bertanya mengenai hal-
hal yang belum dipahami
2,80 2,97 2,89
9. Bekerja sama dalam kelompok 2,46 2,91 2,69
10. Merumuskan kesimpulan dari
hasil diskusi
2,90 2,90 2,90
11. Berani tampil di depan kelas 2,71 2,89 2,80
12. Aktif mengemukakan
pendapat
2,69 2,80 2,75
13. Aktif memperhatikan
pembelajaran secara kelompok
2,80 2,90 2,85
14. Aktif memanfaatkan belajar
kelompok dalam pembelajaran
2,54 2,69 2,62
15. Aktif berinteraksi dengan guru
dan teman
2,86 2,97 2,92
16. Semangat dalam belajar
kelompok
2,86 2,83 2,85
17. Semangat mengerjakan
pekerjaan rumah
2,60 2,94 2,77
18. Aktif bertanya 2,54 2,80 2,67
19. Aktif menjawab pertanyaan 2,86 2,37 2,62
20. Aktif mengerjakan evaluasi 2,91 2,63 2,77
Jumlah 55,46
65
Skala penilaian jumlah rata-rata :
20 – 40 : aktivitas rendah
41 - 60 : aktivitas sedang
61 – 80 : aktivitas tinggi
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa 20 aspek diamati pada
pertemuan 1 dan pertemuan 2 didapatkan rata-rata 55,46 dengan
kategori aktivitas siswa pada tingkat sedang dengan adanya
pendekatan proses kelompok (group process approach) pada
pembelajaran IPS siklus I.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis sekaligus mengevaluasi
proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah
diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang
telah direncanakan di awal. Kemudian hasil penelitian siklus I
dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Tahap refleksi ini
dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melalui refleksi,
berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat pemberian tindakan
didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu
pembelajaran IPS. Kendala yang muncul pada saat proses
pembelajaran kelompok diantaranya beberapa siswa asyik bermain
sendiri, mengobrol ketika guru menjelaskan materi di kelompok lain.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian
pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada
siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan pendekatan proses
kelompok (group process approach) pada mata pelajaran IPS.
Sebaiknya peneliti lebih mengontrol siapa saja yang masih
memerlukan bimbingan. Untuk itu pada pertemuan selanjutnya siswa
dibagi dalam 2 jenis kelompok. Kelompok pertama siswa yang nilai
tesnya rendah, dimana berdasarkan pengamatan motivasi belajar IPS
siswa tersebut belum mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada
66
kelompok ini guru memberikan bimbingan yang lebih ekstra agar
siswa benar-benar memahami materi yang diberikan. Kelompok
kedua adalah siswa-siswa yang hasil belajarnya sudah baik, dimana
berdasarkan pengamatan siswa tersebut sudah mengalami peningkatan
dalam motivasi belajar IPS yang cukup baik, tetapi guru tetap
mengarahkan siswa yang memiliki pemahaman yang tinggi terhadap
materi cukup baik menjadi tutor untuk membantu teman-temannya
yang masih kesulitan dalam materi tersebut. Walaupun demikian,
sebagian besar siswa pun terlihat senang dan antusias ketika belajar
IPS dengan pendekatan proses kelompok (group process approach).
2. Proses Pembelajaran Group Process Siklus II
Pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I. Siklus II
ini lebih memfokuskan kepada siswa yang memiliki nilai tes di bawah
rata-rata agar lebih memahami materi yang akan dibahas pada siklus II
ini. Pada siklus II ini peneliti memberikan pembahasan tentang kehidupan
sosial masyarakat pada masa praaksara, Hindu-Budha dan Islam.
Adapun tahap-tahap pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II dimulai dengan menyiapkan
rencana pembelajaran, materi ajar, soal latian, tes akhir siklus II,
penilaian pengetahuan, penilaian sikap, penilaian keterampilan
kelompok, lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa, angket
motivasi belajar IPS dan keperluan pembelajaran lainnya.
Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan proses kelompok (group
process approach).
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pembelajaran siklus II
dibagi dalam dua jenis kelompok, 3 kelompok yang terdiri siswa yang
hasil tes akhir siklus I masih rendah dan 3 kelompok yang terdiri dari
siswa yang hasil tes akhir siklus I sudah baik.
67
b. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan, materi ajar
pada pertemuan pertama adalah keadaan sosial masyarakat pada masa
Praaksara. Pertemuan kedua adalah keadaan sosial masyarakat pada
masa Hindu-Budha. Kemudian pertemuan ketiga adalah keadaan
sosial msyarakat pada masa Islam. Adapun uraian proses
pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama/Rabu, 17 September 2014
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran), dimulai pada pukul 13.10 sampai pukul 14.20. Pada
pertemuan ini semua siswa hadir. Observer mengamati aktivitas siswa
satu persatu kemudian dicatat pada lembar observasi. Sebelum
kegiatan belajar dimulai peneliti melakukan pretes II.
Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan membuka salam
dan berdoa. Kemudian kegiatan apersepsi dengan memberikan
motivasi melalui tanya-jawab tentang bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan. Peneliti mulai membagi kelompok sesuai yang telah
direncanakan yaitu 3 kelompok yang terdiri siswa yang hasil tes akhir
siklus I masih rendah dan 3 kelompok yang terdiri dari siswa yang
hasil tes akhir siklus I sudah baik.
Kegiatan belajar kelompok dimulai dengan guru membagikan
lembar materi kepada masing-masing siswa. Peneliti menjelaskan
materi kepada masing-masing kelompok dan berdiskusi bersama.
Beberapa siswa bertanya mengenai keadaan sosial kehidupan
Praaksara. Beberapa juga yang tidak berani bertanya kepada peneliti,
sehingga mereka bertanya kepada teman satu kelompoknya.
Guru menyiapkan kartu soal berjumlah 6 soal. Kemudian
menyuruh salah satu anggota kelompok untuk memilih kartu yang
berisi pertanyaan dan diharus dijawab oleh siswa.
68
Gambar 4.3
Aktivitas Guru dan Siswa Berdiskusi
Setelah itu guru memberikan lembar pengetahuan kepada masing-
masing siswa yang boleh dikerjakan dengan teman satu kelompoknya.
Setelah selesai mengerjakan, peneliti dan siswa membahas soal
tersebut. Kendala pada pertemuan ini adalah beberapa siswa tidak
setuju dengan pembagian kelompoknya dan mereka ingin gabung
dengan kelompok lain.
2) Pertemuan Kedua/Jumat,19 September 2014
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 x 40 menit (2 jam
pelajaran), dimulai pukul 13.00 sampai pukul 14.20. Pada pertemuan
ini ada 7 orang yang tidak hadir karena ijin,sakit dan alfa. Peneliti
mengamati siswa satu persatu kemudian dicatat pada lembar aktivitas
siswa.
Sebagaimana pertemuan pertama, proses belajar masih sama
seperti pertemuan kemarin. Tetapi suasana kelas lebih kondusif karena
pembagian kelompok sama seperti pertemuan pertama. Peneliti
membagi 6 kelompok dimana 3 kelompok yang terdiri siswa yang
hasil tes akhir siklus I masih rendah dan 3 kelompok yang terdiri dari
siswa yang hasil tes akhir siklus I sudah baik.
Seperti pertemuan sebelumnya, peneliti memberikan lembar
materi kepada masing-masing siswa. Pada pertemuan kedua ini,
69
peneliti lebih ekstra membimbing siswa yang memiliki kemampuan
rendah dengan cara menyuruh mereka menjawab pertanyaan yang
peneliti berikan. Jika siswa masih terlihat kesulitan dalam menjawab
soal, peneliti membimbing dalam menjawab soal.
Selain menjelaskan materi, peneliti juga memperlihatkan
gambar-gambar hasil kebudayaan pada masa Hindu-Budha. Beberapa
siswa bertanya mengenai gambar tersebut. Kemudian peneliti
memberikan lembar pengetahuan kepada masing-masing siswa. Jika
pada pertemuan sebelumnya masih terlihat siswa yang malas
mengerjakan latihan soal, namun pada pertemuan kali ini semua siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan aktif dalam
mengerjakan soal-soal yang diberikan.
3) Pertemuan ketiga/ Rabu, 24 September 2014
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran), dimulai pada pukul 13.10 sampai pukul 14.20. Pada
pertemuan ini lima orang tidak hadir karena sakit dan ijin. Peneliti
mengamati aktivitas siswa satu persatu kemudian dicatat pada lembar
observasi.
Sebagaimana pertemuan kedua, proses belajar sebagian besar
masih sama seperti pertemuan sebelumnya. Tetapi suasana kelas lebih
kondusif karena siswa semakin paham cara kerja kelompok. Peneliti,
membagi siswa dalam 6 kelompok. 2 kelompok yang terdiri siswa
yang hasil tes akhir siklus I rendah dan 2 kelompok yang terdiri dari
siswa yang hasil tes akhir siklus I sedang dan 2 kelompok yang terdiri
dari siswa yang hasil tes akhir siklus I tinggi.
Kegiatan belajar dan diskusi kelompok pada pertemuan ini
terlihat lebih aktif. Sudah sedikit yang ngobrol dan bercanda sendiri.
Pada pertemuan ketiga ini, peneliti lebih ekstra membimbing siswa
yang memiliki kemampuan rendah dengan cara menyuruh mereka
untuk mengerjakan soal ke depan. Peneliti menyediakan soal-soal
berupa pernyataan. Yang kemudian siswa menjawab soal pernyataan
70
tersebut benar atau salah. Agar waktu tidak terbuang banyak, tiga
siswa maju ke depan secara bersamaan.
Kemudian peneliti memberikan lembar pengetahuan untuk semua
siswa. Semua siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik dan
aktif dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Setelah semua
siswa mengumpulkan tugas ke depan, tugas dibahas bersama-sama.
Kendala pada pertemuan ini adalah masih ada siswa yang belum
selesai tepat pada waktunya.
Sebelum menutup pelajaran peneliti membagikan lembar angket
motivasi belajar siswa. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar
motivasi belajar pada sub bab kehidupan sosial masyarakat pada masa
praaksara, Hindu-Budha dan Islam.
4) Pertemuan keempat/26 September 2014
Pada pertemuan ini peneliti mengadakan tes akhir siklus II. Tes
akhir siklus II dimulai pada pukul 13.10-14.00 Pada pertemuan kali ini
dilaksanakan tes akhir siklus II untuk pokok bahasan kehidupan sosial
masyarakat Praaksara, Hindu-Budha dan Islam. Soal tes tersebut
berbentuk pilihan ganda yang disesuaikan dengan indikator
pembelajaran yang ingin dicapai. Tes ini dilaksanakan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan dalam motivasi belajar IPS antara
siklus I dengan siklus II. Siswa kelas VII.1 hadir seluruhnya dan
pelaksanaan tes berjalan dengan baik.
Seluruh siswa tekun mengerjakan soal yang diberikan dan semua
siswa dapat menyelesaikan tes sesuai waktu yang telah ditentukan
bahkan ada yang selesai lebih cepat. Sudah tidak terlihat siswa yang
mencontek jawaban temannya. Pada siklus II ini kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal sudah baik.
c. Tahap Observasi
Pembelajaran pada siklus II ini berjalan dengan baik, kondisi
kelas lebih kondusif dibandingkan siklus 1. Siswa lebih tekun dan
terbiasa dalam mengerjakan tugas-tugas (latian soal-soal) IPS. Siswa-
71
siswa yang rendah kemampuan IPS dapat mengikuti pelajaran dengan
baik dengan adanya bimbingan ekstra dari guru dan teman sebayanya
yang lebih pandai.
Hasil pengamatan tentang aktivitas siswa melalui lembar
observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Rata-rata Skor Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran IPS Siklus II
No Aspek yang diamati
Rata-rata Pertemuan
ke- Rata-rata
Total 1 2 3
1. Memperhatikan penjelasan
guru 3,63 3,46 3,43 3,51
2. Memahami materi yang
disampaikan 3,77 3,04 3,37 3,39
3. Memahami tentang
keadaan sosial masyarakat
praaksara,Hindu-Budha
dan Islam
3,77 3,18 3,43 3,46
4. Dapat menjelaskan
keadaan sosial masyarakat
praaksara,Hindu-Budha
dan Islam
3,74 3,11 3,30 3,38
5. Dapat menyebutkan
peninggalan masyarakat
praaksara, Hindu-Budha
dan Islam
3,43 3,43 3,47 3,44
6. Dapat menyebutkan
aktivitas penduduk pada
masa praaksara, Hindu-
Budha dan Islam
3,46 3,25 3,43 3,38
7. Semangat mengerjakan
tugas individu 3,34 3,36 3,33 3,34
8. Aktif bertanya mengenai
hal-hal yang belum
dipahami
3,60 3,5 3,40 3,50
9. Bekerja sama dalam
kelompok 3,77 3,57 3,40 3,58
10. Merumuskan kesimpulan
dari hasil diskusi 3,49 3,18 3,13 3,27
72
Keterangan :
Skala penilaian rata-rata setiap aspek
1 : dilakukan kurang baik
2 : dilakukan cukup baik
3 : dilakukan dengan baik
Skala penilai an jumlah rata- rata :
20 – 40 : aktivitas rendah
41 – 60 : aktivitas sedang
61 – 80 : aktivitas tinggi
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa dari 20 aspek yang diamati
melalui lembar observasi pada pertemuan 4,5 dan 6 didapatkan rata-rata
69,13 kategori aktivitas siswa pada pembelajaran IPS siswa tinggi
dengan adanya pendekatan group process.
d. Tahap Refleksi
Adaptasi siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPS sudah lebih
baik, pengontrolan peneliti yang lebih ekstra terhadap siswa yang
kemampuannya masih lemah. Pada materi tentang keadaan sosial
11. Berani tampil di depan
kelas 3,49 3,46 3,43 3,46
12. Aktif mengemukakan
pendapat 3,54 3,54 3,40 3,49
13. Aktif memperhatikan
pembelajaran secara
kelompok
3,54 3,39 3,50 3,48
14. Aktif memanfaatkan
belajar kelompok dalam
pembelajaran
3,37 3,36 3,37 3,37
15. Aktif berinteraksi dengan
guru dan teman 3,60 3,39 3,50 3,50
16. Semangat dalam belajar
kelompok 3,54 3,5 3,47 3,50
17. Semangat mengerjakan
pekerjaan rumah/tugas 3,54 3,43 3,67 3,55
18. Aktif bertanya 3,60 3,57 3,37 3,51
19. Aktif menjawab
pertanyaan 3,54 3,39 3,63 3,52
20. Aktif mengerjakan
evaluasi 3,60 3,5 3,40 3,50
Jumlah 69,13
73
masyarakat praaksara,Hindu-Budha dan Islam siswa terlihat lebih
tekun dan sungguh-sungguh dalam mempelajarinya. Hasil belajar
melalui tes akhir siklus II sudah menunjukkan hasil yang baik, rata-rata
nilai tes siswa mengalami peningkatan menjadi 78,57. Dengan adanya
peningkatan hasil hasil tes siklus II dan indikator keberhasilan sudah
tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus II sesuai dengan
target yang direncanakan.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS siswa
pada masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 20 soal yang berasal dari
30 soal dan siklus II berjumlah 20 soal yang berasal dari 25 soal, yang
diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran.
Peneliti menguji cobakan soal tes yang telah dibuat pada kelas yang
telah mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat
penelitian, yaitu dengan menggunakan rumus “Point Biserial”. Pada siklus I
didapatkan 20 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 5, 8, 11, 14, 15, 17, 18, 20,
21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Sedangkan pada siklus II didapatkan 20
soal yang valid yakni nomor 1, 2, 5, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Kemudian untuk instrumen non-tes di uji validasi
menggunakan rumus “Product Moment”.
Instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya. Reliabilitas soal tes
pada siklus I adalah 0,869 (kriteria tinggi), sedangkan soal pada siklus II
reliabilitasnya adalah 0,884 (kriteria tinggi). Reliabilitas pada siklus I dan
siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah
dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil
akan tetap sama.
74
D. Analisis Data
1. Motivasi Belajar Siswa
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan proses
kelompok (group process approach) untuk meningkatkan motivasi belajar
IPS siswa. Data angket motivasi belajar pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Perolehan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran
IPS Setiap Siklus
No Instrumen Motivasi
Rata-rata
per Siklus
1 2
1. Saya senang belajar IPS yang berhubungan
dengan konektivitas ruang dan waktu 2,9 3,27
2. Saya tidak senang belajar IPS yang berhubungan
dengan konektivitas ruang dan waktu 3 3,2
3. Saya senang belajar IPS yang berhubungan
dengan kebutuhan 3,2 3,4
4. Saya tidak senang belajar IPS yang berhubungan
dengan kebutuhan 3 3,4
5. Belajar dengan tugas kelompok sangat menarik
dan menyenangkan 2,9 3,4
6. Belajar dengan tugas kelompok sangat tidak
menarik dan menyenangkan 3,1 3,3
7. Saya menyenangi cara guru menerangkan
pembelajaran IPS di kelas 3,1 3,5
8. Saya tidak menyenangi cara guru menerangkan
pembelajaran IPS di kelas 3,1 3,3
9. Saya senang membaca materi IPS walaupun
tidak disuruh guru 2,9 3
10 Saya tidak senang membaca materi IPS
walaupun tidak disuruh guru 3,1 3,1
11. Saya semangat mengerjakan tugas IPS 2,9 3,3
12. Saya tidak semangat mengerjakan tugas IPS 3,1 3,4
13. Saya tahu bahwa untuk menjadi pintar harus
belajar teratur 3,3 3,5
14. Saya tidak tahu bahwa untuk menjadi pintar
harus belajar teratur 3,1 3,5
15. Saya bertanya pada guru/teman jika ada materi
IPS yang belum dimengerti 3,3 3,4
16. Saya tidak bertanya pada guru/teman jika ada 3,3 3,3
75
Berdasarkan tabel 4.3 perolehan skor motivasi mengalami
peningkatan dari siklus I dan II, dengan adanya peningkatan motivasi
siswa pada pembelajaran IPS dan indikator keberhasilan sudah tercapai
maka penelitian ini dihentikan pada siklus II sesuai dengan target yang
direncanakan.
2. Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan group process
dalam meningkatkan motivasi belajar belajar IPS siswa. Data hasil belajar
materi IPS yang belum dimengerti
17. Pembelajaran IPS dengan menggunakan media
membuat saya lebih senang belajar 3,4 3,3
18. Pembelajaran IPS dengan menggunakan media
membuat saya tidak senang belajar 3,2 3,4
19. Saya belajar sungguh-sungguh untuk
mendapatkan nilai lebih besar dalam ulangan
IPS 3,2 3,6
20. Saya tidak belajar sungguh-sungguh untuk
mendapatkan nilai lebih besar dalam ulangan
IPS 3,4 3,4
21. Saya senang bila tidak ada yang bercanda saat
pembelajaran IPS berlangsung 3 3,1
22. Saya senang bila ada yang bercanda saat
pembelajaran IPS berlangsung 3 3
23. Saya mengerjakan soal berusaha tidak
mencontek teman 3,1 3,1
24. Saya mengerjakan soal berusaha mencontek
teman 3,4 3,4
25. Saya tidak ngobrol dengan teman bila guru
sedang memberikan pertanyaan 3,8 3,4
26. Saya ngobrol dengan teman bila guru sedang
memberikan pertanyaan 3,3 3,5
27. Saya ingin segera mengikuti pelajaran IPS 3,3 3,37
28. Saya tidak ingin segera mengikuti pelajaran IPS 3,3 3,4
29. Pembelajaran IPS dengan menggunakan belajar
kelompok membuat saya mudah memahami
materi 3,4 3,5
30. Pembelajaran IPS dengan menggunakan belajar
kelompok membuat saya sulit memahami materi 3,3 3,3
Rata-rata 3,16 3,34
76
(pre-test dan pos-test) pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siklus I
Nama Pre-test Pos-test N-gain Keterangan
1 50 65 0,30 sedang
2 40 95 0,91 tinggi
3 40 70 0,50 sedang
4 45 80 0,63 sedang
5 45 45 0 rendah
6 55 80 0,55 sedang
7 55 70 0,33 sedang
8 55 75 0,44 sedang
9 50 70 0,40 sedang
10 50 75 0,50 sedang
11 55 90 0,77 tinggi
12 45 80 0,63 sedang
13 60 80 0,5 sedang
14 45 25 -0,27 rendah
15 50 90 0,8 tinggi
16 40 75 0,58 sedang
17 60 85 0,62 sedang
18 50 70 0,40 sedang
19 35 75 0,61 sedang
20 55 70 0,55 sedang
21 45 75 0,54 sedang
22 55 70 0,33 sedang
23 15 90 0,88 tinggi
24 50 70 0,40 sedang
25 60 50 -0,25 rendah
77
26 45 75 0,54 sedang
27 55 75 0,44 sedang
28 30 50 0,28 rendah
29 50 70 0,40 sedang
30 20 20 0 rendah
31 50 40 -0,20 rendah
32 50 65 0,30 sedang
33 45 85 0,63 sedang
34 30 85 0,78 tinggi
35 25 75 0,66 sedang
Jumlah 1605 2460 15,48
Rata-rata 45,90 70,29 0,44
Rendah 17,15
Sedang 68,57
Tinggi 14,28
Keterangan :
g tinggi : nilai (g) > 70
g sedang :0,70 > (g) > 0,30
g rendah : nilai (g) < 0,30
78
Berdasarkan tabel 4.4 agar lebih jelas hasil belajar IPS yang diperoleh
siswa, maka dapat dilihat grafik di bawah ini.
Grafik 4.1
N-gain siklus I
Hasil belajar pada siklus I, 6 siswa N-Gainnya tergolong rendah
dengan presentase 17,15%, 24 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan
presentase 68,57% dan 5 orang N-Gainnya tergolong tinggi dengan
presentase 14,28%. Beberapa siswa mendapat nilai pretes lebih tinggi
daripada postes. Proses pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan
tujuan meningkatkan hasil belajar IPS.
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siklus II
Nama Pre-test Pos-test N-gain Keterangan
1 50 90 0,80 tinggi
2 45 65 0,36 sedang
3 40 95 0,91 tinggi
4 80 85 0,25 rendah
5 45 90 0,81 tinggi
0
10
20
30
40
50
60
70
RendahSedang
Tinggi
Hasil Belajar Siklus I
Hasil Belajar
79
6 65 90 0,71 tinggi
7 60 90 0,75 tinggi
8 40 95 0,91 tinggi
9 50 90 0,80 tinggi
10 40 95 0,91 tinggi
11 65 65 0 rendah
12 60 40 -0,5 rendah
13 70 85 0,50 sedang
14 40 65 0,41 sedang
15 50 65 0,30 sedang
16 25 85 0,80 tinggi
17 60 60 0 rendah
18 40 75 0,58 sedang
19 35 95 0,92 tinggi
20 75 95 0,80 tinggi
21 45 90 0,81 tinggi
22 65 75 0,42 sedang
23 50 65 0,30 sedang
24 25 75 0,66 sedang
25 70 70 0 rendah
26 55 90 0,77 tinggi
27 45 85 0,72 tinggi
28 30 95 0,92 tinggi
29 65 90 0,71 tinggi
30 30 40 0,14 rendah
31 50 65 0,30 sedang
32 50 75 0,50 sedang
33 55 90 0,77 tinggi
34 45 80 0,63 sedang
35 25 85 0,8 tinggi
80
Jumlah 1740 2785 19,47
Rata-rata 49,71 79,57 0,55
Rendah 17,14
Sedang 31,42
Tinggi 51,42
Keterangan :
g tinggi : nilai (g) > 70
g sedang :0,70 > (g) > 0,30
g rendah : nilai (g) < 0,30
Berdasarkan tabel 4.5 agar lebih jelas hasil belajar IPS yang diperoleh
siswa, maka dapat dilihat grafik di bawah ini.
Grafik 4.2
N-gain siklus II
Hasil belajar IPS siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus
I, hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya siswa yang mendapatkan
N-Gain tinggi yaitu 18 siswa dengan presentase 51,42%, 11 siswa N-
Gainnya sedang dengan presentase 31,42 dan 6 siswa N-Gainnya rendah
dengan presentase 17,14%. Rata-rata nilai pretes 49,71 dan nilai rata-rata
postest 79,57. Di siklus II ini masih ada 1 orang yang mendapat nilai
pretes lebih tinggi daripada postest, tetapi lebih sedikit dibandingkan pada
0
10
20
30
40
50
60
RendahSedang
Tinggi
Hasil Belajar
81
siklus I. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada siklus II mengalami peningkatan.
Berdasarkan tabel pada siklus I dan siklus II dapat dilihat perbedaan
yang nyata antara nilai rata-rata pretes I dengan pretes II. Dimana terdapat
perkembangan tidak signifikan antara siklus I dan siklus II. Rata-rata
postes I dengan rata-rata postes II. Perincian nilai rata-rata adalah sebagai
berikut pretes I rata-ratanya 45,90 sedangkan pretes II rata-ratanya 49,71.
Postes I rata-ratanya 70,29 sedangkan postes II 79,57. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari nilai normal gain, yakni N-gain I 0,44 dan N-gain
II 0,55.
3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimaksudkan untuk
mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran dengan
pendekatan proses kelompok (group process approach). Adapun
pengamatan terhadap aktivitas siswa dilaksanakan selama pembelajaran
pada tiap siklusnya
Berdasarkan hasil kegiatan observasi terhadap aktivitas siswa selama
pembelajaran dari siklus pertama sampai siklus kedua menunjukkan
bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses
kelompok (group process approach) berlangsung baik.
Tabel 4.9
Deskriptif Peningkatan Aktivitas Siswa
Siklus Aktivitas Belajar Siswa
Skor Kategori
Siklus I 55,46 Sedang
Siklus II 69,13 Tinggi
Pada siklus I skor aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi
mendapatkan skor dengan rata-rata 55,46 dengan kategori aktivitas belajar
siswa sedang. Hasil pengamatan pada siklus II diperoleh rata-rata skor
82
aktivitas siswa menjadi 69,13 dengan kategori aktivitas belajar siswa
tinggi. Skor tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan sudah
tercapai.
4. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh rekan peneliti, dimaksudkan
untuk mengamati dan mencatat aktivitas guru selama pembelajaran dengan
pendekatan proses kelompok (group process approach). Adapun
pengamatan terhadap aktivitas guru dilaksanakan selama pembelajaran
pada tiap siklusnya
Berdasarkan hasil kegiatan observasi terhadap aktivitas guru selama
pembelajaran dari siklus pertama sampai siklus kedua menunjukkan
bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses
kelompok (group process approach) berlangsung baik.
Tabel 4.10
Perolehan Skor Aktivitas Guru
No. Kegiatan Siklus
1
Siklus
II
Total
Skor
1. Mengucapkan salam dan berdoa 4 4 4
2. Mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya 3 4 3,5
3. Menampilkan gambar 3 4 3,5
4. Melakukan absensi 4 4 4
5. Menginformasikan tujuan
kegiatan 3 3 3
6. Menyampaikan garis besar materi 2 3 2,5
7. Membagi kelompok 4 4 4
8. Memberikan lembar materi 4 4 4
9. Membantu memahami materi 3 4 3,5
10. Menjelaskan materi 3 3 3
11. Memberikan lembar kerja 4 4 4
12. Memperhatikan kelompok 3 3 3
13. Memberikan umpan balik hasil
kerja siswa 2 3 2,5
14. Membuat kesimpulan 2 3 2,5
15. Melakukan evaluasi 3 3 3
16. Kegiatan reflektif 3 3 3
83
17. Memberikan apresiasi 3 3 3
18. Menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan datang 3 3 3
19. Menutup pelajaran 4 4 4
20. Berdoa 4 4 4
Jumlah Skor Rata-rata 64 70 67
Skala penilaian jumlah rata-rata :
20 – 40 : aktivitas rendah
41 – 60 : aktivitas sedang
61 – 80 : aktivitas tinggi
Pada siklus I skor aktivitas guru melalui lembar observasi
mendapatkan skor dengan rata-rata 64 dengan kategori aktivitas guru
tinggi. Hasil pengamatan pada siklus II diperoleh rata-rata skor aktivitas
guru menjadi 70 dengan kategori aktivitas guru tinggi. Skor tersebut
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan sudah tercapai.
5. Penilaian Pengetahuan Siswa
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan proses
kelompok (group process approach) dalam meningkatkan motivasi belajar
belajar IPS siswa. Data lembar penilaian pengetahuan pada siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Perolehan Skor Rata-rata Lembar Pengetahuan Siswa Pada
Pembelajaran IPS Siklus I
Nama Skor Per Pertemuan
Skor Rata-rata Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 93 65 79
2 65 80 72,5
3 81 100 90,5
4 70 80 75
5 67 80 73,5
6 67 90 78,5
7 81 100 90,5
84
8 75 60 67,5
9 68 80 74
10 70 90 80
11 75 95 85
12 81 80 80,5
13 42 80 61
14 55 45 50
15 75 80 77,5
16 62 65 63,5
17 37 90 63,5
18 68 100 84
19 81 90 85,5
20 87 80 83,5
21 75 65 70
22 77 90 83,5
23 81 65 73
24 81 90 85,5
25 77 80 78,5
26 87 70 78,5
27 70 90 80
28 62 90 76
29 75 90 82,5
30 42 20 31
31 78 100 89
32 55 65 60
33 75 90 82,5
34 65 70 67,5
35 30 20 25
Rata-rata
siklus 1 73,64
85
Keterangan :
Skala penilaian jumlah rata-rata :
0 - 20 : amat kurang
20 – 40 : kurang
40 – 60 : cukup
60 – 80 : baik
80 – 100 : amat baik
Pada tabel penilaian siklus I menunjukkan hasil penilaian
pengetahuan siswa mendapatkan nilai rata-rata yaitu 73,64 dengan skala
penilaian baik. Proses pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan
meningkatkan hasil penilaian pengetahuan IPS.
Tabel 4.12
Perolehan Skor Rata-rata Lembar Pengetahuan Siswa Pada
Pembelajaran IPS Siklus II
Nama Skor Per Pertemuan Skor Rata-
rata Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1 98 - - 98
2 71 50 90 70,33
3 70 67,5 85 74,16
4 75 - - 75
5 93 75 90 86
6 88 62,5 85 78,5
7 43 87,5 100 76,83
8 100 67,5 90 85,83
9 95 75 90 86,66
10 55 87,5 100 80,83
11 81 75 90 82
12 63 37,5 85 61,83
13 86 87,5 90 87,83
14 21 - - 21
86
15 98 62,5 90 83,5
16 71 75 100 82
17 90 67,5 90 82,5
18 70 - 80 75
19 70 67,5 90 75,83
20 71 62,5 100 77,83
21 70 75 100 81,66
22 71 75 100 82
23 78 62,5 90 76,83
24 96 75 85 85,33
25 61 56 95 70,66
26 95 75 80 83,33
27 56 - - 56
28 83 67,5 95 81,83
29 88 62,5 95 81,83
30 13 25 10 16
31 70 75 70 71,66
32 100 67,5 95 87,5
33 63 62,5 90 71,83
34 73 - 3,5 38,25
35 75 - - 75
Rata-rata
siklus 2 74,32
Hasil penilaian pengetahuan IPS siswa siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya
nilai rata-rata penilaian pengetahuan siswa yaitu pada siklus I rata-rata
penilaian pengetahuan siswa mendapatkan 73,64 dan siklus II rata-rata
penilaian pengetahuan siswa mendapatkan 74,32. Ada beberapa siswa
yang nilainya kosong yaitu siswa yang tidak hadir pada pembelajaran
87
tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada siklus II mengalami peningkatan.
6. Penilaian Sikap
Penilaian sikap digunakan untuk mengamati sikap atau perilaku
siswa. Data penilaian sikap siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.13
Perolehan Skor Rata-rata Penilaian Sikap Siswa Pada Pembelajaran
IPS Siklus I
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial Total
Nilai
Rata-
rata
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin
Kerja
sama
1 2,5 3 3 2,5 2,75
2 2,5 2,5 2,5 3 2,625
3 3 2,5 2,5 2,5 2,625
4 3 2,5 3 3 2,875
5 2 3 3 2,5 2,625
6 3 2,5 3 2,5 2,75
7 3 3 2,5 3 2,875
8 3 2 3 3 2,75
9 3 3 2,5 3 2,875
10 3 2,5 3 3 2,875
11 2,5 3 2 3 2,625
12 2 2,5 3 3 2,625
13 3 2 2,5 3 2,625
14 3 3 2,5 2,5 2,75
15 2,5 3 2,5 3 2,75
16 3 3 3 3 3
17 3 2,5 2,5 3 2,75
88
18 2 3 3 3 2,75
19 2,5 2 2,5 3 2,5
20 2 2,5 3 3 2,625
21 3 2,5 3 3 2,875
22 3 2,5 3 3 2,875
23 2,5 3 3 3 2,875
24 2,5 3 3 2,5 2,75
25 3 2,5 3 3 2,875
26 2,5 3 3 2,5 2,75
27 3 2 3 3 2,75
28 2,5 3 3 2,5 2,75
29 2,5 2 3 3 2,625
30 3 3 3 3 3
31 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
32 2,5 3 3 3 2,875
33 2 2,5 3 3 2,625
34 2,5 2,5 3 3 2,75
35 2,5 3 3 3 2,875
Rata-rata total 2,75
Keterangan
Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
Skala penilaian jumlah rata-rata :
0 - 1 = kurang
1,1 – 2 = cukup
2,1 – 3 = baik
3,1 – 4 = amat baik
Pada tabel penilaian sikap siklus I menunjukkan hasil penilaian sikap
siswa mendapatkan nilai rata-rata yaitu 2,75 dengan skala penilaian baik.
89
Proses pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan
hasil penilaian sikap siswa.
Tabel 4.14
Perolehan Skor Rata-rata Penilaian Sikap Siswa Pada Pembelajaran
IPS Siklus II
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial Total
Nilai
Rata-
rata
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin
Kerja
sama
1 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
2 3,00 3,67 2,67 3,00 3,08
3 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
4 4,00 3,00 3,00 3,00 3,25
5 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
6 4,00 3,33 3,00 3,00 3,33
7 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
8 3,33 3,33 3,00 3,00 3,17
9 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
10 2,67 3,33 3,00 3,33 3,08
11 3,33 2,67 3,00 3,33 3,08
12 3,33 3,33 3,00 4,00 3,42
13 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
14 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
15 3,33 3,33 3,00 3,00 3,17
16 3,00 3,33 3,00 3,00 3,08
17 3,67 3,00 3,00 3,00 3,17
18 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
19 3,33 3,00 3,00 3,33 3,17
20 3,33 3,00 3,00 3,00 3,08
21 3,33 3,00 3,00 3,00 3,08
22 3,00 3,33 3,00 3,33 3,17
90
23 2,50 3,00 3,00 3,00 2,92
24 4,00 2,67 3,00 3,00 3,17
25 3,00 3,33 3,00 3,00 3,08
26 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
27 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
28 3,33 3,33 3,00 3,33 3,25
29 3,00 3,00 3,00 3,67 3,17
30 2,67 3,33 3,00 3,33 3,08
31 3,33 3,00 3,00 3,33 3,17
32 3,00 3,33 3,00 3,33 3,17
33 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
34 3,00 3,50 3,00 3,50 3,25
35 3,00 3,00 3,00 4,00 3,25
Rata-rata total 3,12
Keterangan
Skor rentang antara 1-4 =
5 = kurang
6 = cukup
7 = baik
8 = amat baik
Skala penilaian jumlah rata-rata :
1 - 1 = kurang
1,1 – 2 = cukup
2,1 – 3 = baik
3,1 – 4 = amat baik
Hasil pengamatan penilaian sikap pada siklus II diperoleh rata-rata
skor menjadi 3,13 dengan kategori amat baik. Skor tersebut menunjukkan
peningkatan dalam sikap siswa dalam kegiatan belajar IPS. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan.
91
7. Penilaian Ketrampilan Kelompok
Penilaian keterampilan kelompok digunakan untuk mengamati
siswa dalam berkelompok. Dimana penilaian tersebut didasarkan pada
tingkat penguasaan di kelompok itu. Data penilaian keterampilan
kelompok siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15
Perolehan Skor Rata-rata Penilaian Keterampilan Kelompok Siswa
Pada Pembelajaran IPS Siklus I
Nama Pemahaman
Materi
Keterampilan
Mengemukakan
Pendapat
Ber-
kontribusi
Kemampua
n menerima
pendapat
teman
Total
Nilai
Rata-
rata
1 2,00 3,00 2,50 3,00 2,63
2 3,00 2,50 3,00 2,50 2,75
3 2,50 2,50 3,00 3,00 2,75
4 3,00 3,00 2,50 2,50 2,75
5 2,00 3,00 3,00 2,50 2,63
6 3,00 2,50 3,00 3,00 2,88
7 2,50 2,00 3,00 2,50 2,50
8 2,50 3,00 3,00 2,50 2,75
9 2,00 2,50 2,50 3,00 2,50
10 3,00 3,00 3,00 2,50 2,88
11 3,00 2,50 2,50 3,00 2,75
12 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
13 2,50 2,50 3,00 3,00 2,75
14 3,00 2,00 3,00 2,50 2,63
15 2,50 3,00 3,00 2,50 2,75
16 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
17 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50
18 2,50 3,00 2,50 3,00 2,75
19 2,50 2,50 3,00 3,00 2,75
20 2,50 2,50 3,00 2,50 2,63
92
21 2,50 3,00 2,50 2,50 2,63
22 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
23 3,00 2,50 3,00 2,50 2,75
24 2,50 2,50 3,00 2,50 2,63
25 2,50 3,00 3,00 2,50 2,75
26 2,50 2,50 3,00 3,00 2,75
27 2,00 3,00 2,50 2,50 2,50
28 3,00 2,50 2,50 2,00 2,50
29 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
30 2,50 2,50 2,50 3,00 2,63
31 2,50 2,50 3,00 3,00 2,75
32 3,00 2,50 3,00 3,00 2,88
33 2,50 2,50 2,50 3,00 2,63
34 3,00 2,00 2,50 2,50 2,50
35 2,50 3,00 3,00 3,00 2,88
Rata-rata
total 2,72
Skala penilaian jumlah rata-rata :
0 - 1 = kurang
1,1 – 2 = cukup
2,1 – 3 = baik
3,1 – 4 = amat baik
Pada tabel penilaian keterampilan kelompok siklus I menunjukkan
hasil nilai rata-rata yaitu 2,72 dengan skala penilaian baik. Proses
pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil
penilaian keterampilan kelompok siswa.
93
Tabel 4.16
Perolehan Skor Rata-rata Penilaian Keterampilan Kelompok Siswa
Pada Pembelajaran IPS Siklus II
Nama Pemahaman
Materi
Keterampilan
Mengemukakan
Pendapat
Ber-
kontribusi
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
Total
Nilai
Rata-
rata
1 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
2 3,00 3,67 3,00 3,33 3,25
3 3,00 3,00 3,33 3,33 3,17
4 3,00 4,00 3,00 3,00 3,25
5 3,33 3,00 3,00 3,33 3,17
6 3,33 3,33 3,33 3,00 3,25
7 3,33 3,33 3,67 3,33 3,42
8 3,67 4,00 3,00 3,00 3,42
9 3,00 3,67 3,67 3,00 3,33
10 3,33 3,67 3,33 3,33 3,42
11 3,33 3,33 3,33 3,00 3,25
12 3,33 3,33 3,00 3,00 3,17
13 3,67 3,33 3,33 3,00 3,33
14 3,00 4,00 4,00 3,00 3,50
15 3,33 3,33 3,00 3,00 3,17
16 3,67 3,33 3,00 3,33 3,33
17 3,33 3,00 3,33 3,00 3,17
18 3,00 4,00 3,00 3,50 3,38
19 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
20 3,33 4,00 3,00 3,67 3,50
21 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
22 3,33 3,33 3,00 3,67 3,33
23 3,33 3,00 3,00 3,00 3,08
24 3,33 3,33 3,67 3,33 3,42
25 3,00 3,00 3,33 3,00 3,08
94
26 3,00 3,00 3,33 3,33 3,17
27 4,00 3,00 3,00 3,00 3,25
28 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
29 3,00 3,00 3,00 3,33 3,08
30 3,00 3,33 3,00 3,33 3,17
31 3,33 3,67 3,00 3,33 3,33
32 3,33 3,33 3,33 3,00 3,25
33 3,00 3,33 3,33 3,33 3,25
34 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
35 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Rata-rata
total 3,23
Hasil pengamatan penilaian sikap pada siklus II diperoleh rata-rata
skor menjadi 3,23 dengan kategori amat baik. Skor tersebut menunjukkan
peningkatan dalam keterampilan kelompok siswa dalam kegiatan belajar
IPS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus II mengalami peningkatan.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Perolehan skor motivasi belajar siswa meningkat. Pada setiap siklus
motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat
dibuktikan juga dari meningkatnya aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa,
hasil penilaian pengetahuan, pengetahuan sikap dan penilaian keterampilan
kelompok siswa yang terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angket
dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran
IPS siswa diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh sehingga mengurangi
daya konsentrasi siswa, pendekatan pembelajaran yag digunakan
membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya
95
seperti mengobrol, berlari-lari di kelas, menggambar, siswa masih merasa
kesulitan dan kebingungan dalam memahami pelajaran IPS.
Masalah-masalah tersebut di atas akan menghambat siswa dalam
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pada akhirnya motivasi
belajar siswa pun rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I,
mayoritas siswa belum memahami berdiskusi dan masih kurang bersemangat
dalam belajar kelompok, sehingga siswa kurang berani dalam menjawab
pertanyaan dari guru, dengan demikian pembelajaran menjadi kurang efektif.
Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa yang bisa menjawab
pertanyaan guru adalah mereka yang aktif di kelas, sedangkan mereka yang
pasif tidak bisa menjawab pertanyaan yang guru berikan.
Berdasarkan hasil perhitungan angket motivasi adanya peningkatan
motivasi belajar siswa yaitu pada siklus I total skor rata-rata 3,16 sedangkan
pada siklus II menjadi 3,34. Kemudian hasil perhitungan N-Gain adanya
peningkatan juga yaitu meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu
pada siklus I dari 5 siswa dengan presentase 14,28% sedangkan pada siklus II
menjadi 18 siswa dengan persentase 51,42%. Selain itu terdapat peningkatan
rata-rata pretes siklus I dan pretes siklus II yaitu rata-rata pretes siklus I
45,90, sedangkan rata-rata pretes siklus II 49,71 dan rata-rata postes siklus I
70,29, sedangkan rata-rata postes siklus II 79,57. Sedangkan peningkatan
rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,44 meningkat pada siklus II menjadi 0,55.
Selain itu dalam penilaian pengetahuan siswa juga mengalami peningkatan
antara siklus I dan siklus II dimana pada siklus I jumlah nilai rata-rata
penilaian pengetahuan 73,64 kemudian pada siklus II meningkat menjadi
74,32. Penilaian sikap siswa dalam belajar juga mengalami peningkatan
antara siklus I dan siklus II dimana jumlah nilai rata-rata penilaian sikap 2,72
dengan kategori baik kemudian pada siklus II meningkat menjadi 3,13
dengan kategori amat baik. Kemudian penilaian keterampilan kelompok juga
mengalami peningkatan antara siklus I dan siklus II dimana jumlah nilai rata-
rata penilaian keterampilan kelompok pada siklus I yaitu 2,72 dengan
96
kategori baik. Kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,23 dengan
kategori amat baik.
Menurut teori hedonisme, para siswa harus diberi motivasi secara
tepat agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi
kesenangannya. Dan salah satu kesenangannya tersebut adalah dengan
menggunakan pendekatan belajar yang membuat siswa senang dan
termotivasi. Salah satunya dengan pendekatan proses kelompok. Dengan
memenuhi kesenangannya siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan
memperoleh hasil belajar yang baik.
Pendekatan proses kelompok (group process approach) dapat
meningkatkan semangat siswa dalam belajar IPS dengan tujuan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada, diskusi kelompok yang
diterapkan memberikan hasil yang positif kepada siswa dan mampu
beradaptasi dengan baik, siswa yang berkemampuan tinggi dalam setiap
kelompok selalu mengajarkan siswa yang mengalami kesulitan sehingga
siswa yang berkemampuan rendah terbantu dalam menemukan pemahaman
materi. Dengan kondisi seperti ini siswa seperti ini siswa mampu bertukar
pikiran dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, siswa dapat bekerja sama yang
baik dengan kelompoknya.
Seperti yang diketahui bahwa, pendekatan proses kelompok (group
process approach) dapat memantapkan dan memelihara organisasi kelas yang
efektif berupa terciptanya keakraban antar sesama siswa. Pendekatan ini
mengajari siswa bertanggung jawab atas kelompoknya. Hal ini juga terbukti
ketika peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas VII.1 dengan pendekatan
proses kelompok (group process approach). Dengan adanya pendekatan
proses kelompok membuat sebagian siswa merasa memiliki tanggung jawab
untuk menjadi yang terbaik bagi kelompoknya. dalam diskusi, setiap anggota
saling membantu anggota lain untuk memahami materi pelajaran IPS. Hal ini
menumbuhkan rasa solidaritas pada setiap kelompok. Dengan tumbuhnya
rasa solidaritas ini, setiap siswa akan merasa terbantu dalam belajar IPS.
97
Penelitian terdahulu yang menerapkan pembelajaran kerja
kelompok yang dilakukan oleh Sarmanah, Jurusan Kependidikan Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta juga menunjukkan bahwa minat belajar IPS dapat
meningkat dengan menggunakan metode kerja kelompok pada MI Al-
Wathoniyah di kelas II Jakarta Timur. Metode kerja kelompok sangat
membantu untuk memecahkan masalah melalui proses kelompok dan
mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok.
Siswa yang berkemampuan rendah juga mulai mampu sedikit demi
sedikit menemukan dan menggali materi pelajaran melalui kegiatan
kelompok, hal ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan indikator yang
telah ditetapkan telah tercapai sehingga pembelajaran dihentikan. Kemudian
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan proses kelompok (group process
approach)dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar dalam
pembelajaran IPS.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di
kelas VII.1 SMP Dua Mei Ciputat, pendekatan proses kelompok (group
process approach) sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran IPS. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yaitu
pada siklus I total skor rata-rata 3,16 sedangkan pada siklus II menjadi 3,34.
Kemudian meningkatnya siswa yang mendapat N-Gainnya tinggi yaitu pada
siklus I dari 5 siswa dengan presentase 14,28% sedangkan pada siklus II
menjadi 18 siswa dengan presentase 51,42%. Selain itu terdapat peningkatan
rata-rata pretes dan postes siklus I dan siklus II yaitu rata-rata pretes siklus I
45,90 sedangkan rata-rata pretes siklus II 49,71, dan rata-rata postes siklus I
70,29 sedangkan rata-rata postes siklus II 79,57. Sedangkan peningkatan rata-
rata N-Gain siklus I yaitu 0,44 meningkat pada siklus II menjadi 0,55. Selain
itu dalam penilaian pengetahuan siswa juga mengalami peningkatan antara
siklus I dan siklus II dimana pada siklus I jumlah nilai rata-rata penilaian
pengetahuan 73,64 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 74,32.
Penilaian sikap siswa dalam belajar juga mengalami peningkatan antara
siklus I dan siklus II dimana jumlah nilai rata-rata penilaian sikap 2,72
dengan kategori baik kemudian pada siklus II meningkat menjadi 3,13
dengan kategori amat baik. Kemudian penilaian keterampilan kelompok juga
mengalami peningkatan antara siklus I dan siklus II dimana jumlah nilai rata-
rata penilaian keterampilan kelompok pada siklus I yaitu 2,72 dengan
kategori baik. Kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,23 dengan
kategori amat baik. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan
pembelajaran proses kelompok (group process approach) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.
99
B. SARAN
1. Guru hendaknya dapat menyusun rencana pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan proses kelompok (group process approach)
yang menarik sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
2. Merekomendasikan kepada para pendidik untuk mempraktikkan secara
konsisten tentang pendekatan pembelajaran ini dalam proses
pembelajaran di kelas, karena hal ini menjadi contoh konkrit dan
memberikan pengalaman belajar yang cukup menentukan bagi para siswa.
3. Guru hendaknya memperbanyak menggunakan media pembelajaran
terkait dengan tema yang akan diajarkan sehingga dapat menarik
perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi
pelajaran.
4. Sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran untuk membantu
kelancaran guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media
pembelajaran yang disediakan disesuaikan dengan kemampuan sekolah.
100
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajawali
Pers, Cet.21, 2012
Anitah Sri,dkk. Strategi Pembelajaran di SD, Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka,2012
Arikunto Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.9,
2010
Bonjoly Kadri. “Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan/Manajemen Kelas”,
artikel diakses pada 01 Juli 2014 dari :
kadrybonjoly.blogspot.com/2013/05/pendekatan-pendekatan-dalam-
pengelolaan.html?m=1
Dahar,Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Gelora
Aksara Pratama,2006.
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), Jakarta: Citra Umbara, 2010.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Djamarah,Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineke Cipta,
2010.
Faisal Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 2007,
h.122
Hakim Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT. Wacana Prisma,
2009.
Herumurti Nugroho. “Group Process”, diakses pada 01 Juli 2014 dari: nugroho-
h—fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-45570-PU-
GROUP%20PROCESS.html
Junaedi, dkk. Strategi Pembelajaran,Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008.
Kurnianto Rido, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: LAPIS PGMI, 2009
Mahbubah Ainiatul. “Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas dan Perwujudan
Kelas”, artikel diakses pada 20 Agustus 2014 dari:
101
Ainiatul93.blogspot.com/2014/06/pendekatan-dalam-pengelolaan-kelas-
dan.html?m=1
Nasution S , Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.ke-1, 1995
Purwanto Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet.ke-5,
1990.
Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:CV.
Pedoman Ilmu Jaya, Cet.1, 1993
Sapriya. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung:UPI PRESS,
Cet.1, 2006
Somadayo Samsu, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012
Sudrajat Akhmad. “Teori Motivasi”, artikel diakses pada 01 Juli 2014 dari:
akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi.
Supriyatna Nana,dkk. Pendidikan IPS di SD, Bandung : UPI Press, Cet.1 2007
Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Kediri: Jenggala Pustaka Utama,
2006
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,2010
Tanwifi Irfan,dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Surabaya:LAPIS-PGMI,2009
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.1, 2010
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research)Teori dan Praktik, Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2009
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : PT Bumi Aksara,
Cet.ke-1, 2006.
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial .
Jakarta : PT. Bumi Aksara,1995
Wiraatmadja Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya,Cet.3, 2009
Yudhawati Ratna dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,
Jakarta: Prestasi Pustakaraya, cet.ke-1, 2011
Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar IPS
No. Devinisi Indikator Motivasi Belajar Nomor Soal
+ -
1. Internal 1. Adanya keinginan belajar 9,11 10,12
2. Adanya dorongan dan kebutuhan
belajar
13,15,
17, 23,
27
14,16,
18, 24,
28
3. Adanya penghargaan dalam belajar dan
cita-cita masa depan 19 20
2. Eksternal 4. Adanya kegiatan menarik dalam
belajar
1,3,5,
29
2,4,6,
30
5. Adanya lingkungan belajar yang
kondusif
7, 21,
25
8, 22,
26
Jumlah 15 15
Lampiran 2
Instrumen Motivasi Belajar IPS
Mata Pelajaran : IPS
Hari/Tanggal : ...................................................
Nama : ...................................................
Kelas : VII
A. Petunjuk Pengisian
1. Sebelum mengisi pertanyaan-pertanyaan berikut ini, bacalah terlebih
dahulu dengan seksama.
2. Setiap pertanyaan pilihlah satu jawaban yang paling sesuai keadaan kalian,
lalu bubuhkanlah tanda ceklis (√) pada kotak yang tersedia.
B. Keterangan :
SS = Bila kalian menjawab Sangat Setuju
S = Bila kalian menjawab Setuju
TS = Bila kalian menjawab Tidak Setuju
STS= Bila kalian menjawab Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
Jumlah SS S TS STS
1. Saya senang belajar IPS yang berhubungan dengan
kehidupan masa praaksara.
2. Saya tidak senang belajar IPS yang berhubungan
dengan kehidupan masa praaksara.
3. Saya senang belajar IPS yang berhubungan dengan
kehidupan masa hindu-budha dan islam.
4. Saya tidak senang belajar IPS yang berhubungan
dengan kehidupan masa hindu-budha dan islam.
5. Belajar dengan tugas kelompok sangat menarik dan
menyenangkan
6. Belajar dengan tugas kelompok sangat tidak menarik
dan menyenangkan
7. Saya menyenangi cara guru menerangkan
pembelajaran IPS di kelas
8. Saya tidak menyenangi cara guru menerangkan
pembelajaran IPS di kelas
9. Saya senang membaca materi IPS walaupun tidak
disuruh guru
10 Saya tidak senang membaca materi IPS walaupun tidak
disuruh guru
11. Saya semangat mengerjakan tugas IPS
12. Saya tidak semangat mengerjakan tugas IPS
13. Saya tahu bahwa untuk menjadi pintar harus belajar
teratur
14. Saya tidak tahu bahwa untuk menjadi pintar harus
belajar teratur
15. Saya bertanya pada guru/teman jika ada materi IPS
yang belum dimengerti
16. Saya tidak bertanya pada guru/teman jika ada materi
IPS yang belum dimengerti
17. Pembelajaran IPS dengan menggunakan media
membuat saya lebih senang belajar
18. Pembelajaran IPS dengan menggunakan media
membuat saya tidak senang belajar
19. Saya belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan
nilai lebih besar dalam ulangan IPS
20. Saya tidak belajar sungguh-sungguh untuk
mendapatkan nilai lebih besar dalam ulangan IPS
21. Saya senang bila tidak ada yang bercanda saat
pembelajaran IPS berlangsung
22. Saya senang bila ada yang bercanda saat pembelajaran
IPS berlangsung
23. Saya mengerjakan soal berusaha tidak mencontek
teman
24. Saya mengerjakan soal berusaha mencontek teman
25. Saya tidak ngobrol dengan teman bila guru sedang
memberikan pertanyaan
26. Saya ngobrol dengan teman bila guru sedang
memberikan pertanyaan
27. Saya ingin segera mengikuti pelajaran IPS
28. Saya tidak ingin segera mengikuti pelajaran IPS
29. Pembelajaran IPS dengan menggunakan belajar
kelompok membuat saya mudah memahami materi
30. Pembelajaran IPS dengan menggunakan belajar
kelompok membuat saya sulit memahami materi
Lampiran 3
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
Tema Subtema Indikator No. Soal Jumlah
Keadaan
Alam dan
aktivitas
penduduk
Indonesia
Keadaan
Alam
Indonesia
- Mendeskripsikan keadaan iklim
Indonesia
- Mendeskripsikan macam-macam
angin
- Menganalisis hubungan posisi
geografis dengan perubahan musim
di Indonesia
- Mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan musim dan
menentukan bulan berlangsungnya
musim hujan dan kemarau di
Indonesia
- Menunjukkan wilayah persebaran
flora dan fauna Indonesia
- Mengidentifikasi flora dan fauna tipe
Asia, Australia, dan Peralihan
- Mengidentifikasi posisi garis
wallace dan webber
- Menunjukkan faktor yang
mempengaruhi kehidupan dan
persebaran jenis flora dan fauna di
Indonesia.
1,2,4,
9,10,11
7,13,15
5,8,18
3,6,12, 14,
16, 17, 19
23,24, 29
20,21,
22,25,
26,27
30
28
6
3
3
7
5
4
1
1
JUMLAH 30 soal
Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
Tema Subtema Indikator No. Soal Jumlah
Keadaan
Alam dan
aktivitas
penduduk
Indonesia
Kehidupan
sosial
masyarakat
pada masa
Praaksara,
Hindu-
Budha, dan
Islam
- Menjelaskan kehidupan praaksara
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
berburu dan mengumpulkan
makanan.
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
bercocok tanam.
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
perundagian
- Mendeskripsikan hasil-hasil
kebudayaan pada masa praaksara
- Memahami perubahan masyarakat
Indonesia pada masa Hindu-Budha
- Mendeskripsikan hasil-hasil
kebudayaan pada masa Hindu-Budha
- Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu-Budha
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat pada masa Islam
- Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam
- Mendeskripsikan peninggalan-
peninggalan Islam
1, 3
5,10
2,
8,
4,6,7,9,11,
12,17,22
13,14,15,
16,19,23
18,20,21
24, 26
25
27,28,29,
30
2
2
1
1
5
3
6
3
2
1
4
JUMLAH 30 soal
Lampiran 5
Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf a,b,c atau d !
1. Keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif
lama disebut...
a. Cuaca
b. Iklim
c. Suhu
d. Curah hujan
2. Indonesia terletak di antara 6 derajat LS – 11 derajat LU. Berdasarkan data
tersebut, iklim yang cocok untuk Indonesia adalah ….
a. Iklim sedang
b. Iklim sejuk
c. Iklim sub tropis
d. Iklim tropis
3. Dibawah ini adalah faktor-faktor pembentuk iklim Indonesia, kecuali...
a. Letak astronomis
b. Letak geografis
c. Perairan laut Indonesia
d. Perairan darat Indonesia
4. Lama siang dan lama malam hampir sama yaitu sekitar 12 jam siang dan 12
jam malam. Pernyataan tersebut merupakan ciri-ciri daerah ...
a. Gurun
b.Tropis
c. Kutub
d.Dataran tinggi
5. Pengaruh dari letak astronomis bagi Indonesia adalah…
a. Iklim tropis yang bersifat
lembap
b.Adanya pembagian waktu
c. Bertiupnya angin muson
d.Berada pada posisi silang yang
strategis
6. Tingginya curah hujan di Indonesia dipengaruhi iklim dibawah ini, kecuali ...
a. Iklim musim
b. Iklim laut
c. Angin darat
d. Angin panas
7. Angin muson yang bergerak dari Samudera Pasifik menuju wilayah Indonesia
dibelokkan oleh gaya corolli disebut ...
a. Angin muson timur
b. Angin muson barat
c. Angin muson utara
d. Angin muson selatan
8. Salah satu pengaruh letak geografis Indonesia terhadap iklim adalah …
a. Indonesia memiliki iklim tropis
b. Indonesia dipengaruhi oleh adanya angin muson
c. Wilayah Indonesia memiliki curah hujan yang relatif rendah
d. Adanya angin pasat
9. Iklim yang terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga
banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan terjadinya
hujan disebut ...
a. Iklim panas
b. Iklim laut
c. Iklim musim
d. Iklim darat
10. Iklim yang dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode
waktu tertentu, biasanya perbuahan terjadi setiap enam bulan disebut ...
a. Iklim panas
b. Iklim laut
c. Iklim darat
d. Iklim musim
11. Iklim yang terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis...
a. Iklim panas
b. Iklim laut
c. Iklim darat
d. Iklim musim
12. Pada bulan Oktober-Maret di Indonesia terjadi musim ...
a. Hujan
b. Kemarau
c. Pancaroba
d. Banjir
13. Angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudera
dan benua disebut ...
a. Angin muson
b. Angin topan
c. Angin laut
d. Angin darat
14. Pada bulan April-September sedang terjadi musim...
a. Hujan
b. Kemarau
c. Pancaroba
d. Banjir
15. Angin muson dari benua Australia disebut...
a. Angin utara
b. Angin selatan
c. Angin barat
d. Angin timur
16. Salah satu dampak letak geografis bagi Indonesia adalah Indonesia beriklim
muson. Angin muson yang bertiup antara bulan april sampai oktober adalah
angin muson…
a. Barat
b.Timur
c. Tenggara
d.Selatan
17. Datangnya angin muson timur menyebabkan Indonesia mengalami musim…
a. Hujan
b. Panas
c. Dingin
d. kemarau
18. Pada saat pergantian musim hujan, aktivitas pekerjaan manusia yang cocok
adalah ...
a. Petani
b. Nelayan
c. Pilot
d. Pengrajin meubel
19. Pada saat pergantian musim, dari musim kemarau ke musim hujan, banyak
orang yang terkena muntaber. Hal ini merupakan pengaruh cuaca/iklim
terhadap...
a. Pertanian
b. Peternakan
c. Kesehatan
d. Perumahan
20. Hewan di Indonesia bagian barat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
kecuali..
a. Berbadan besar-besar
b. Banyak jenis kera
c. Tidak terdapat burung jenis
kasuari
d. Tidak terdapat binatang
berjenis berkantong
21. Hutan yang terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi yaitu ...
a. Hutan musim
b. Hutan hujan tropis
c. Hutan bakau
d. Hutan mangrove
22. Fauna bagian barat yang memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna Asia
disebut...
a. Tipe Asiatis
b. Tipe Australis
c. Tipe endemik
d. Tipe Indonesia
23. Hutan Hujan Tropis di Indonesia terdapat di provinsi-provinsi berikut,
kecuali…
a. Sumatera Selatan
b. Kalimantan Barat
c. Irian Jaya
d. Jawa Timur
24. Hutan yang terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi
yaitu ...
a. Hutan musim
b.Hutan hujan tropis
c. Hutan bakau
d.Hutan mangrove
25. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bangga,sebab kita kaya berbagai
macam flora dan fauna. Jenis flora yang merupakan endemic atau asli
Indonesia adalah….
a. Durian
b.Cengkeh
c. Teh
d.Cokelat
26. Contoh fauna tipe Australis yaitu...
a. Kanguru
b. Kera
c. Badak
d. Sapi
27. Jenis-jenis hewan yang tidak terdapat di Indonesia bagian barat maupun di
Indonesia bagian timur adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Anoa
b. Babi rusa bercula satu
c. Kijang
d. Komodo
28. Faktor yang mempengaruhi besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia
yaitu ...
a. Iklim dan kondisi fisik
wilayah
b. Hutan
c. Hujan
d. Cuaca
29. Karakteristik flora yang ada di Indonesia Barat yaitu...
a. Jenis meranti-merantian
sangat banyak
b. Tidak terdapat berbagai jenis
rotan
c. Terdapat hutan kayu putih d. Terdapat berbagai jenis
tumbuhan matoa
30. Garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian Barat dan Tengah
dinamakan...
a. Garis wallace
b. Garis webber
c. Garis lintang
d. Garis bujur
31. Masa sebelum orang mengenal tulisan disebut ...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
32. Masa dimana manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang disebut ...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
33. Manusia praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah...
a. Austramelanesoid
b. Mongoloid
c. Austramelanesoid dan
mongoloid
d. pitencantrophus
34. Tugu batu untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang disebut...
a. Menhir
b. Dolmen
c. Sarkofagus
d. Kubur batu
35. - Manusia tidak mempunyai tempat tinggal
- Hidupnya berpindah-pindah
- Hidup berkelompok
Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri dari masa...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
36. Bangunan sebagai tempat bersemayam roh pemimpin pada zaman praaksara
disebut….
a. Dolmen
b. Menhir
c. Sarkopagus
d. Arca nenek moyang
37. Peninggalan zaman batu yang berbentuk kubus sebagai tempat menyimpan
mayat disebut...
a. Waruga
b.Punden berundak
c. Sarkofagus
d.Kubur batu
38. Masa yang ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam yaitu masa ...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
39. Alat-alat yang dihasilkan pada masa bercocok tanam, yaitu ...
a. Beliung persegi, kapak lonjong, gerabah
b. Kapak perimbas, alat-alat serpih, kapak genggam
c. Alat-alat dari logam
d. Batu, kapak corong, logam.
40. Salah satu ciri kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan
makana adalah….
a. Nomaden
b.Permanen
c. Berhuma
d.Beliung persegi
41. Pertumbuhan akibat pengaruh kehidupan Hindu-Budha yang mengubah corak
demokratis masyarakat adalah ...
a. Munculnya bangunan istana dan candi
b. Terbentuknya kasta
c. Pemilihan pemimpin berdasarkan keahlian
d. Tersebarnya agama Hindu-Budha
42. Agama Hindu dan Budha berasal dari negara ...
a. India
b. Arab
c. Persia
d. Gujarat
43. Perhatikan data berikut ini
1. Raja
2. Pedagang
3. Bhiksu
4. Prajurit
5. Utusan raja
6. Pendeta
Dari data tersebut, yang paling berperan dalam penyebaran kebudayaan India
di Indonesia menurut teori kstaria adalah...
a. 1, 2 dan 6
b. 2, 3 dan 5
c. 4, 5 dan 6
d. 1, 4 dan 5
44. Kepercayaan terhadap benda yang dianggap roh nenek moyang disebut ...
a. Animisme
b. Dinamisme
c. multuralisme
d. Roh nenek moyang
45. Akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dan kepercayaan asli Indonesia
terlihat pada...
a. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha
b. Raja dianggap sebagai keturunan dewa
c. Pembuatan arca sebagai perwujudan dewa-dewa
d. Bentuk candi yang berundak
46. Contoh pengaruh Hindu di Indonesia dalam bidang pemerintahan adalah ....
a. masyarakat mulai mengenal
kepercayaan
b. mulai dikenal sistem kerajaan
c. dikenal adanya sistem kasta
d. kekuasaan Raja bersifat
mutlak
47. Menurut teori Waisya, agama dan kebudayaan Hindu-Budha dibawa oleh...
a. Kaum pedagang
b. Kaum pendeta
c. Raja-raja dari India
d. Para mahasiswa Indonesia
48. Kerajaan Hindu yang pertama berdiri di Indonesia adalah ...
a. Majapahit
b. Kediri
c. Kutai
d. Tarumanegara
49. Pertunjukan wayang kulit adalah bentuk dari akulturasi kebudayaan. Dalam
hal ini unsur yang berasal dari India adalah ...
a. Bentuk wayangnya
b. Ceritanya
c. Musiknya
d. Makna raut muka wayangnya
50. Tarumanegara yang terletak di Jawa barat adalah kerajaan tertua ke dua
setelah kerajaan Kutai yang ada di Kalimantan Timur. Penetapan
Tarumanegara sebagai kerajaan tertua ke dua didasarkan ...
a. perbandingan gaya huruf
b. angka tahun yang tertera
c. berita cina
d. sumber sastra
51. Kerajaan Hindu yang terletak di Jawa Barat yaitu ...
a. Tarumanegara
b. Majapahit
c. Kediri
d. Singosari
52. Kasta Brahmana terdiri dari kaum ...
a. Pendeta
b. Bangsawan
c. Pekerja kasar
d. Pedagang
53. Candi Borobudur adalah peninggalan kebudayaan agama ...
a. Hindu
b. Budha
c. Islam
d. Kristen
54. Agama Islam berasal dari negara ...
a. India
b. Arab
c. Persia
d. Gujarat
55. Kerajaan Islam yang pertama berdiri di Indonesia yaitu ...
a. Aceh
b. Demak
c. Samudera Pasai
d. Banten
56. Raja dalam sistem pemerintahan bercorak Islam bergelar sebagai ...
a. Sultan/sunan
b. Gubernur
c. Pangeran
d. Patih
57. Sebuah asrama tradisional sebagai tempat pendidikan dan pengajaran agama
Islam disebut ...
a. Pesantren
b. Masjid
c. Sekolah
d. Madrasah
58. Cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah disebut
...
a. Hikayat
b. Babat
c. Suluk
d. Syair
59. Masjid Demak didirikan oleh...
a. Raden Patah
b. Adipati Unus
c. Pangeran Sabrang Lor
d. Sultan Trenggono
60. Peninggalan Islam terbesar dalam bidang ilmu pengetahuan adalah...
a. Ilmu Perbintangan
b. Arsitek
c. Seni Sastra
d. Aljabar
LAMPIRAN 6
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR IPS
1. B
2. D
3. D
4. B
5. A
6. C
7. B
8. B
9. B
10. D
11. A
12. A
13. A
14. B
15. D
16. B
17. D
18. A
19. C
20. A
21. B
22. A
23. D
24. A
25. B
26. A
27. C
28. A
29. A
30. A
31. A
32. C
33. C
34. A
35. B
36. A
37. A
38. D
39. A
40. A
41. B
42. A
43. A
44. A
45. A
46. B
47. A
48. C
49. B
50. B
51. A
52. A
53. B
54. B
55. C
56. A
57. A
58. A
59. A
60. D
Lampiran 8
Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 96,2
Excludeda 1 3,8
Total 26 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,869 ,869 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Ket.
NOMOR1 20,6400 29,990 ,549 ,862 valid
NOMOR2 20,8800 28,193 ,704 ,856 valid
NOMOR3 21,1200 29,443 ,442 ,864 valid
NOMOR4 21,2000 32,917 -,192 ,881 unvalid
NOMOR5 21,0800 29,243 ,473 ,863 valid
NOMOR6 21,1200 30,777 ,192 ,871 unvalid
NOMOR7 20,6400 30,823 ,315 ,867 unvalid
NOMOR8 20,6800 30,227 ,420 ,865 valid
NOMOR9 21,3200 31,060 ,190 ,870 unvalid
NOMOR10 20,7200 30,377 ,344 ,866 unvalid
NOMOR11 20,9200 28,993 ,529 ,861 valid
NOMOR12 20,7600 30,273 ,340 ,867 unvalid
NOMOR13 20,5600 32,340 -,126 ,873 unvalid
NOMOR14 20,6000 30,667 ,440 ,865 valid
NOMOR15 20,7600 29,107 ,595 ,860 valid
NOMOR16 20,6000 32,000 ,005 ,872 unvalid
NOMOR17 20,6400 30,073 ,525 ,863 valid
NOMOR18 20,8400 29,140 ,530 ,861 valid
NOMOR19 20,8400 30,140 ,330 ,867 unvalid
NOMOR20 20,6400 30,157 ,501 ,863 valid
NOMOR21 20,9600 29,207 ,480 ,863 valid
NOMOR22 20,8400 30,307 ,298 ,868 unvalid
NOMOR23 20,6400 30,073 ,525 ,863 valid
NOMOR24 20,6800 29,143 ,696 ,858 valid
NOMOR25 20,6000 30,750 ,412 ,866 valid
NOMOR26 20,7600 29,523 ,502 ,862 valid
NOMOR27 20,6400 30,407 ,431 ,865 valid
NOMOR28 20,8800 29,110 ,519 ,862 valid
NOMOR29 20,8400 29,473 ,463 ,863 valid
NOMOR30 20,6800 29,810 ,525 ,862 valid
r = 0,361
Lampiran 9
Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I
No. B N
Tingkat
Kesukaran
(P)
Kategori
1 22 25 0,88 mudah
2 16 25 0,64 sedang
3 10 25 0,4 sedang
4 8 25 0,32 sedang
5 11 25 0,44 sedang
6 10 25 0,4 sedang
7 22 25 0,88 mudah
8 21 25 0,84 mudah
9 5 25 0,2 sukar
10 20 25 0,8 mudah
11 15 25 0,6 sedang
12 19 25 0,76 mudah
13 24 25 0,96 mudah
14 23 25 0,92 mudah
15 19 25 0,76 mudah
16 23 25 0,92 mudah
17 22 25 0,88 mudah
18 17 25 0,68 sedang
19 17 25 0,68 sedang
20 22 25 0,88 mudah
21 14 25 0,56 sedang
22 17 25 0,68 sedang
23 22 25 0,88 mudah
24 21 25 0,84 mudah
25 23 25 0,92 mudah
26 19 25 0,76 mudah
27 22 25 0,88 mudah
28 16 25 0,64 sedang
29 17 25 0,68 sedang
30 21 25 0,84 mudah
Lampiran 11
Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 25 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,884 ,893 30
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
ket
NOMOR1 20,6400 36,823 ,377 ,882 valid
NOMOR2 20,5200 37,343 ,529 ,881 valid
NOMOR3 20,7600 36,440 ,366 ,882 valid
NOMOR4 21,0000 37,083 ,215 ,886 unvalid
NOMOR5 20,8400 35,973 ,419 ,881 valid
NOMOR6 20,6800 38,060 ,089 ,888 unvalid
NOMOR7 20,6800 37,393 ,224 ,885 unvalid
NOMOR8 21,0000 36,083 ,381 ,882 valid
NOMOR9 20,9600 35,123 ,545 ,878 valid
NOMOR10 20,7600 36,273 ,397 ,882 valid
NOMOR11 20,6400 36,990 ,340 ,883 unvalid
NOMOR12 20,8000 36,000 ,429 ,881 valid
NOMOR13 20,8400 36,473 ,332 ,883 unvalid
NOMOR14 20,7200 34,877 ,701 ,875 valid
NOMOR15 20,9600 36,540 ,304 ,884 unvalid
NOMOR16 20,5200 37,343 ,529 ,881 valid
NOMOR17 21,1200 38,193 ,040 ,890 unvalid
NOMOR18 20,5600 37,340 ,374 ,882 valid
NOMOR19 20,9600 36,707 ,277 ,885 unvalid
NOMOR20 20,7200 35,543 ,566 ,878 valid
NOMOR21 20,6400 36,907 ,359 ,882 unvalid
NOMOR22 20,6000 36,833 ,431 ,881 valid
NOMOR23 20,6800 35,560 ,606 ,877 valid
NOMOR24 20,6400 35,240 ,742 ,875 valid
NOMOR25 20,6400 36,073 ,548 ,879 valid
NOMOR26 20,7600 35,607 ,523 ,879 valid
NOMOR27 20,7600 34,440 ,749 ,873 valid
NOMOR28 20,8000 34,417 ,722 ,874 valid
NOMOR29 20,7200 35,627 ,550 ,878 valid
NOMOR30 21,0000 35,250 ,523 ,879 valid
r=0,361
Lampiran 12
Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II
No. B N
Tingkat
Kesukaran
(P)
Kategori
1 21 25 0,84 mudah
2 24 25 0,96 mudah
3 18 25 0,72 mudah
4 12 25 0,48 sedang
5 16 25 0,64 sedang
6 20 25 0,8 mudah
7 20 25 0,8 mudah
8 12 25 0,48 sedang
9 13 25 0,52 sedang
10 18 25 0,72 mudah
11 21 25 0,84 mudah
12 17 25 0,68 sedang
13 16 25 0,64 sedang
14 19 25 0,76 mudah
15 13 25 0,52 sedang
16 24 25 0,96 mudah
17 9 25 0,36 sedang
18 23 25 0,92 mudah
19 13 25 0,52 sedang
20 19 25 0,76 mudah
21 21 25 0,84 mudah
22 22 25 0,88 mudah
23 20 25 0,8 mudah
24 21 25 0,84 mudah
25 21 25 0,84 mudah
26 18 25 0,72 mudah
27 18 25 0,72 mudah
28 17 25 0,68 sedang
29 19 25 0,76 mudah
30 12 25 0,48 sedang
Lampiran 14
Validitas dan Reliabilitas Skor Motivasi Belajar Siklus I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,688 ,908 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Ket.
NOMOR1 97,1143 114,634 ,335 ,677 unvalid
NOMOR2 97,2571 112,550 ,373 ,673 valid
NOMOR3 96,6571 113,055 ,492 ,671 valid
NOMOR4 96,9714 116,205 ,167 ,684 unvalid
NOMOR5 96,9429 113,408 ,307 ,676 unvalid
NOMOR6 96,9429 113,291 ,330 ,675 unvalid
NOMOR7 96,6857 115,339 ,347 ,678 unvalid
NOMOR8 96,9143 108,316 ,616 ,659 valid
NOMOR9 97,1429 116,067 ,223 ,682 unvalid
NOMOR10 97,0000 116,353 ,240 ,682 unvalid
NOMOR11 97,1714 115,970 ,239 ,681 unvalid
NOMOR12 96,8286 113,970 ,493 ,673 valid
NOMOR13 96,4000 113,071 ,696 ,670 valid
NOMOR14 96,7714 111,770 ,434 ,670 valid
NOMOR15 96,6571 114,644 ,454 ,675 valid
NOMOR16 96,7714 115,829 ,238 ,681 unvalid
NOMOR17 96,6000 113,247 ,588 ,671 valid
NOMOR18 96,8571 107,773 ,784 ,655 valid
NOMOR19 96,5429 111,726 ,667 ,666 valid
NOMOR20 96,6571 112,114 ,566 ,668 valid
NOMOR21 97,0000 111,000 ,479 ,667 valid
NOMOR22 96,9714 109,499 ,591 ,662 valid
NOMOR23 96,8000 111,047 ,458 ,668 valid
NOMOR24 96,6286 114,593 ,341 ,677 valid
NOMOR25 96,1429 114,126 -,188 ,911 valid
NOMOR26 96,8000 112,518 ,441 ,671 valid
NOMOR27 96,8000 115,165 ,310 ,678 valid
NOMOR28 96,7714 113,005 ,509 ,671 valid
NOMOR29 96,6000 112,894 ,506 ,671 valid
NOMOR30 r=0,361
96,7429 112,255 ,482 ,670 valid
Lampiran 16
Validitas dan Reliabilitas Skor Motivasi Belajar Siklus II
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 31 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,911 ,918 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Ket.
NOMOR1 96,7419 88,465 ,207 ,912 unvalid
NOMOR2 96,8065 86,228 ,371 ,910 valid
NOMOR3 96,5806 85,852 ,436 ,909 valid
NOMOR4 96,6129 84,645 ,641 ,906 valid
NOMOR5 96,6452 85,303 ,376 ,910 valid
NOMOR6 96,7097 83,280 ,600 ,906 valid
NOMOR7 96,4839 82,658 ,748 ,904 valid
NOMOR8 96,6774 83,226 ,548 ,907 valid
NOMOR9 97,0000 87,200 ,265 ,911 unvalid
NOMOR10 96,9032 86,690 ,272 ,912 unvalid
NOMOR11 96,6774 87,492 ,339 ,910 unvalid
NOMOR12 96,6452 84,837 ,632 ,906 valid
NOMOR13 96,4839 86,591 ,292 ,911 unvalid
NOMOR14 96,5484 84,389 ,655 ,906 valid
NOMOR15 96,6129 85,978 ,491 ,908 valid
NOMOR16 96,7097 84,880 ,460 ,908 valid
NOMOR17 96,7097 86,613 ,390 ,909 valid
NOMOR18 96,6452 85,570 ,548 ,907 valid
NOMOR19 96,4194 83,652 ,744 ,904 valid
NOMOR20 96,5806 84,652 ,632 ,906 valid
NOMOR21 96,9032 84,024 ,484 ,908 valid
NOMOR22 96,7419 82,198 ,566 ,906 valid
NOMOR23 96,9355 86,129 ,230 ,915 unvalid
NOMOR24 96,5806 84,518 ,568 ,907 valid
NOMOR25 96,6129 83,978 ,565 ,906 valid
NOMOR26 96,5484 85,189 ,566 ,907 valid
NOMOR27 96,6774 85,159 ,471 ,908 valid
NOMOR28 96,6129 85,578 ,536 ,907 valid
NOMOR29 96,5161 84,258 ,588 ,906 valid
NOMOR30 r=0,361
96,6774 82,159 ,689 ,904 valid
Lampiran 17
Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1 Siklus I
Responden Nomor Soal
jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8
1 10 10 10 10 5 10 2 0 57
2 10 10 10 10 5 10 5 5 65
3 10 10 10 10 2 2 10 2 56
4 10 10 10 10 2 2 2 2 48
5 10 10 5 10 10 10 10 10 75
6 10 10 10 10 0 10 5 5 60
7 10 10 5 10 0 0 10 10 55
8 10 10 10 10 0 10 10 0 60
9 10 10 10 10 10 0 10 5 65
10 10 10 10 10 10 0 10 8 68
11 10 2 10 10 0 0 10 10 52
12 10 10 10 10 10 10 10 0 70
13 10 10 10 10 0 2 2 2 46
14 10 10 10 10 0 10 10 10 70
15 10 10 10 10 5 10 10 10 75
16 10 10 10 10 0 10 10 5 65
17 10 10 10 10 0 10 10 0 60
18 10 10 10 10 5 10 10 0 65
19 10 0 10 10 0 0 10 10 50
20 10 10 10 10 0 0 10 0 50
21 10 5 5 10 0 0 0 1 31
22 10 0 0 10 10 0 0 0 30
23 5 5 3 0 0 0 0 0 13
24 10 10 3 10 1 0 0 10 44
25 10 10 10 10 0 0 10 10 60
26 10 10 10 10 5 10 0 0 55
27 10 10 10 10 0 7 7 0 54
28 10 10 10 10 2 2 2 2 48
29 10 10 10 10 5 0 10 10 65
30 10 10 10 10 2 0 10 10 62
31 10 10 10 10 10 10 3 0 63
32 5 5 5 5 10 10 10 5 55
33 5 10 10 5 10 10 5 10 65
34 5 10 5 5 10 10 10 10 65
35 10 5 5 10 5 5 10 10 60
330 302 296 325 134 180 243 172
Lampiran 18
Validitas dan Reliabilitas Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1 Siklus 1
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,453 ,526 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
NOMOR1 47,2000 158,753 ,078 ,926 ,456
NOMOR2 48,0000 131,706 ,354 ,309 ,365
NOMOR3 48,1714 133,852 ,355 ,450 ,369
NOMOR4 47,3429 147,938 ,229 ,920 ,420
NOMOR5 52,8000 143,106 ,045 ,301 ,496
NOMOR6 51,4857 120,492 ,207 ,352 ,423
NOMOR7 49,6857 111,398 ,427 ,351 ,300
NOMOR8 51,7143 139,210 ,057 ,360 ,498
Lampiran 19
Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2 Siklus I
Responden Nomor Soal
jumlah 1 2 3 4 5
1 2 2 2 2 2 10
2 2 2 2 2 1 9
3 2 2 2 2 1 9
4 2 2 2 2 1 9
5 2 2 2 2 2 10
6 2 2 2 2 1,5 9,5
7 2 2 2 2 1 9
8 2 2 2 2 1 9
9 0 2 2 2 2 8
10 2 2 2 2 1 9
11 0 2 2 2 1 7
12 2 2 2 2 1 9
13 2 0 2 2 1 7
14 2 2 2 2 2 10
15 2 2 2 2 1 9
16 2 2 2 2 1 9
17 2 2 2 2 2 10
18 2 2 2 2 1 9
19 2 0 2 2 2 8
20 0 2 2 2 2 8
21 2 2 2 2 2 10
22 2 2 0 2 1 7
23 2 2 0 1 1 6
24 2 2 2 2 1 9
25 2 2 2 2 1 9
26 2 2 2 2 1 9
27 1 1 0 0 0 2
28 2 2 2 1 1 8
29 2 2 2 2 0 8
30 2 2 2 1 1 8
31 1 1 0 0 0 2
32 2 0 2 1 2 7
33 1 2 2 2 1 8
34 2 0 2 1 2 7
35 2 2 2 2 2 10
61 60 62 61 43,5
Lampiran 20
Validitas dan Reliabilitas Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2 Siklus 1
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,567 ,579 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
NOMOR1 6,4714 2,926 ,091 ,045 ,634
NOMOR2 6,5000 2,750 ,133 ,295 ,624
NOMOR3 6,4429 2,041 ,559 ,484 ,359
NOMOR4 6,4714 2,043 ,706 ,572 ,293
NOMOR5 6,9714 2,617 ,266 ,280 ,544
Lampiran 21
Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1 Siklus II
Responden Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6
1 9 10 8 10 10 3 50
2 10 10 10 10 10 7 57
3 10 10 10 10 10 10 60
4 9 10 10 10 10 7 56
5 9 10 10 7 10 7 53
6 10 10 10 10 10 7 57
7 3 0 0 3 0 7 13
8 10 10 10 10 10 10 60
9 4 10 10 10 10 10 54
10 9 7 10 7 10 0 43
11 9 9 7 3 10 0 38
12 9 9 7 3 10 0 38
13 9 7 7 7 7 0 37
14 3 10 10 10 10 10 53
15 9 10 10 10 10 10 59
16 9 10 10 10 10 10 59
17 7 7 10 10 7 6 47
18 4 10 7 7 7 10 45
19 7 0 1 0 0 0 8
20 9 10 8 10 7 3 47
21 10 10 8 10 10 10 58
22 8 7 10 10 10 7 52
23 10 0 7 7 7 2 33
24 3 0 5 2 3 2 15
25 7 0 7 10 0 0 24
26 10 0 3 4 7 2 26
27 9 2 10 10 3 0 34
28 9 2 10 10 3 0 34
29 9 2 10 10 3 0 34
30 10 10 10 0 0 0 30
31 9 7 10 10 7 0 43
32 8 10 8 8 7 3 44
33 8 10 10 10 7 10 55
34 8 7 3 10 10 7 45
35 9 7 8 10 7 7 48
285 243 284 278 252 167
Lampiran 22
Validitas dan Reliabilitas Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1 Siklus 1I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,793 ,786 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
NOMOR1 34,9714 181,499 ,186 ,321 ,822
NOMOR2 36,1714 119,146 ,721 ,695 ,713
NOMOR3 35,0000 149,471 ,598 ,600 ,754
NOMOR4 35,1714 142,146 ,583 ,561 ,753
NOMOR5 35,9143 127,728 ,725 ,608 ,715
NOMOR6 38,3429 134,232 ,483 ,575 ,785
Lampiran 23
Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2 Siklus II
Responden Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
5 1 0,5 1 1 1 0 1 1 1 1 8,5
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
10 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7
11 1 0,5 1 1 1 0 0,5 1 1 1 8
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
13 1 0,5 1 1 1 1 1 1 1 1 9,5
14 1 0,5 1 1 1 0 1 1 1 1 8,5
15 0 0,5 1 1 1 1 1 1 1 1 8,5
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
19 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 15
20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
21 1 1 1 1 1 0 1 0,5 1 1 8,5
22 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
23 0,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9,5
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
26 1 0,5 1 1 1 1 1 1 1 1 9,5
27 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
28 1 0,5 1 1 1 0 1 1 1 1 8,5
24,5 17,5 26 25 27 23 26,5 26,5 27 27
Lampiran 24
Validitas dan Reliabilitas Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2 Siklus II
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 28 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 28 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,604 ,873 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
NOMOR1 8,0536 4,210 -,101 ,643
NOMOR2 8,3036 3,599 ,251 ,584
NOMOR3 8,0000 3,519 ,602 ,537
NOMOR4 8,0357 3,480 ,511 ,540
NOMOR5 7,9643 3,628 ,717 ,545
NOMOR6 8,1071 2,433 ,138 ,827
NOMOR7 7,9821 3,602 ,677 ,543
NOMOR8 7,9821 3,620 ,652 ,546
NOMOR9 7,9643 3,628 ,717 ,545
NOMOR10 7,9643 3,628 ,717 ,545
Lampiran 25
Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 3 Siklus II
Responden Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 1 1 1 1 1 0 0 6
2 1 1 1 0 1 0 0 1 5
3 1 1 1 0 1 0 0 1 5
4 1 1 1 0 1 0 0 1 5
5 1 1 1 0 1 0 0 1 5
6 1 1 1 0 1 0 0 1 5
7 1 1 1 0 1 0 0 1 5
8 1 0 0 0 0 0 0 1 2
9 1 1 1 0 0 0 0 0 3
10 1 1 1 0 1 0 0 1 5
11 1 1 0 0 1 0 0 1 4
12 1 1 1 0 1 1 0 0 5
13 1 1 1 0 1 1 0 0 5
14 1 1 1 0,5 1 0 0 0 4,5
15 1 1 1 0 1 0 0 1 5
16 1 1 1 0 1 0 0 1 5
17 1 1 1 1 1 0 0 1 6
18 1 1 1 0 1 1 0 1 6
19 1 1 1 1 1 1 0 0 6
20 1 1 1 1 1 1 0 0 6
21 1 1 1 1 1 1 0 1 7
22 1 1 1 1 1 1 0 1 7
23 1 1 1 1 1 0,5 1 1 7,5
24 1 1 1 0 1 1 0 1 6
25 1 1 1 0 1 1 0 1 6
26 1 1 1 1 1 1 0 0 6
27 1 1 1 0 1 1 0 1 6
28 1 1 1 1 1 1 1 1 8
29 1 1 1 1 1 0 0 0 5
30 0 0 0 0 0 1 1 0 2
29 28 27 10,5 27 14,5 3 20
Lampiran 26
Validitas dan Reliabilitas Penilaian Pengetahuan Pertemuan 3 Siklus II
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
,463 ,588 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
NOMOR1 4,3333 1,626 ,346 ,693 ,413
NOMOR2 4,3667 1,430 ,538 ,839 ,335
NOMOR3 4,4000 1,369 ,502 ,661 ,323
NOMOR4 4,9500 1,282 ,289 ,422 ,387
NOMOR5 4,4000 1,300 ,615 ,719 ,278
NOMOR6 4,8167 1,457 ,095 ,278 ,499
NOMOR7 5,2000 1,803 -,093 ,500 ,526
NOMOR8 4,6333 1,740 -,118 ,437 ,595
Lampiran 27
RPP Pertemuan 1 Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Dua Mei Ciputat
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas
Penduduk Indonesia
Sub Tema : Keadaan Alam Indonesia
Pertemuan ke- : 4 (empat)
Waktu : 2 x 40 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dankejadian tampak mata.
4. Mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah daan di sumber lain yang sama dalam
sudut pandang / teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia
dan lingkungannya.
2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, anun, dan
percaya diri sebagaimana percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dalam kehidupan sekarang
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu
dalam ruang lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
4.1 Menyajikan hasil telaah aspek keruangan dan konektivitas antarruang
dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan
pikiran masyarakat Indonesia pada zaman Islam dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat
sekarang.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mendeskripsikan keadaan iklim Indonesia
2. Menjelaskan macam-macam angin
3. Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di
Indonesi
4. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan
bulan berlangsunganya musim hujan dan musim kemarau di wilayah
Indonesia
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
1. Mendeskripsikan keadaan iklim Indonesia
2. Menjelaskan macam-macam angin
3. Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di
Indonesia
4. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan
bulan berlangsunganya musim hujan dan musim kemarau di wilayah
Indonesia
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Keadaan Iklim di Indonesia
2. Macam-macam angin
3. Pengaruh posisi geografis terhadap musim
4. Musim hujan dan musim kemarau
F. ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintific
2. Metode : Diskusi dengan teknik kooperatif learning
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama (menghayati ajaran agama),
b. Kegiatan apersepsi dengan diingatkan
kembali pelajaran yang telah lalu yaitu tentang
kehidupan masyarakat pada masa praaksara
c. Kegiatan motivasi dengan ditampilkan gambar
musim di Indonesia
d. Melakukan absensi kehadiran siswa
e. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
selama pembelajaran (rasa ingin tahu).
f. Menyampaikan secara singkat garis besar
materi yang akan disajikan selama
10 menit
pembelajaran
Inti
a. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
masing-masing beranggotakan 5-6 orang
(mengamati, menanya, kerjasama)
b. Guru memberikan lembar materi pelajaran
mengenai keadaan iklim di Indonesia
c. Pelaksanaan belajar kelompok dan
berdiskusi berdialog untuk saling membantu
memahami materi pembelajaran dengan
anggota kelompok (mengumpulkan data dan
mengasosiasi)
d. Guru menjelaskan materi kepada masing-
masing kelompok kemudian memberi
pertanyaan mengenai materi keadaan iklim
Indonesia
e. Guru memberikan lembar kerja mengenai
materi keadaan iklim Indonesia
f. Siswa mengerjakan lembar kerja secara
berkelompok (kerjasama)
g. Guru memperhatikan kelompok yang
memerlukan bantuan.
h. Pelaksanaan konfirmasii dilakukan dengan
memberikan umpan balik berdasarkan hasil
kerja siswa (mengkomunikasikan)
60 menit
Penutup a. Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan hasil pembelajaran
(mengkomunikasikan)
b. Guru melakukan evaluasi tentang materi
yang telah diajarkan.
10 Menit
c. Guru melakukan kegiatan reflektif dengan
meminta siswa menjawab pertanyaan,
misalnya : Apakah pembelajaran hari ini
menyenangkan? (reflektif)
d. Guru memberikan apresiasi kepada
kelompok terbaik pada pembelajaran
keadaan iklim Indonesia
e. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang.
f. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-
masing.(religius)
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
- Penilaian sikap
- Penilaian pengetahuan
- Penilaian keterampilan diskusi
- Laporan aktivitas belajar siswa
J. SUMBER BELAJAR
Alat : Gambar-gambar persebaran hujan di Indonesia,
gambar-gambar musim di Indonesia
Bahan/sumber ajar : LKS, Buku siswa , soal-soal latihan,buku guru
Mengetahui, Ciputat, September 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Saptono, M.Pd Desti Ika Ariyanti
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
2. Penilaian Pengetahuan
No.
Butir Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan iklim?
2. Mengapa Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis?
3. Sebutkan ciri iklim tropis!
4. Sebutkan 3 jenis iklim di Indonesia!
5. Apa yang menyebabkan Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi?
6. Apakah yang dimaksud dengan angin muson?
7. Bagaimana terjadinya musim hujan di Indonesia?
8. Bagaimana terjadinya musim kemarau di Indonesia?
Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 10
Nilai pengetahuan=
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a
Didik
Pemahama
n Materi
1-4
Keterampilan
mengemukak
an pendapat
1-4
Berkontribu
si
1-4
Kemampua
n
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumla
h Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1) Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
4. Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VII (Tujuh)
Materi : Keadaan Iklim di Indonesia
No. Butir Pengamatan Ya Tidak
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Memahami materi yang disampaikan
3. Memahami tentang keadaan iklim di Indonesia
4. Dapat menjelaskan keadaan iklim di Indonesia
5. Dapat menyebutkan musim di Indonesia
6. Dapat menyebutkan proses terjadinya musim di Indonesia
7. Semangat mengerjakan tugas individu
8. Aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami
9. Bekerja sama dalam kelompok
10. Merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi
11. Berani tampil di depan kelas
12. Aktif mengemukakan pendapat
13. Aktif memperhatikan pembelajaran secara kelompok
14. Aktif memanfaatkan belajar kelompok dalam
pembelajaran
15. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman
16. Semangat dalam belajar kelompok
17. Semangat mengerjakan pekerjaan rumah
18. Aktif bertanya
19. Aktif menjawab pertanyaan
20. Aktif mengerjakan evaluasi
Kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan group process
NA = A/B x 100%
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
A = Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimum
RPP Pertemuan 2 Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Dua Mei Ciputat
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas
Penduduk Indonesia
Sub Tema : Keadaan Alam Indonesia
Pertemuan ke- : 5 (lima)
Waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dankejadian tampak mata.
4. Mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan di sumber lain yang sama dalam
sudut pandang / teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia
dan lingkungannya.
2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, anun, dan
percaya diri sebagaimana percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dalam kehidupan sekarang
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu
dalam ruang lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
a. Menyajikan hasil telaah aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan
waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
b. Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan pikiran
masyarakat Indonesia pada zaman Islam dalam aspek geografis, ekonomi,
budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat sekarang.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menunjukan wilayah persebaran flora dan fauna di Indensia
2. Mengidentifikasi flora dan dan fauna tipe Asia dan Australia
3. Mengidentifikasi posisi garis Wallace dan garis Weber
4. Menunjukan faktor yang mempengaruhi kehidupan dan persebaran jenis
flora di Indonesia.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
1. Menunjukan wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia
2. Mengidentifikasi flora dan dan fauna tipe Asia dan Australia
3. Mengidentifikasi posisi garis Wallace dan garis Weber
4. Menunjukan faktor yang mempengaruhi kehidupan dan persebaran jenis
flora di Indonesia.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia
2. Macam-macam tipe flora fauna Indonesia
3. Faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
F. ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintific
2. Metode : Diskusi dengan teknik kooperatif learning, picture and
picture
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan g. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama (menghayati ajaran agama),
h. Kegiatan apersepsi dengan diingatkan
kembali pelajaran yang telah lalu
i. Kegiatan motivasi dengan ditampilkan gambar
flora dan fauna
j. Melakukan absensi kehadiran siswa
k. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
selama pembelajaran (rasa ingin tahu).
l. Menyampaikan secara singkat garis besar
materi yang akan disajikan selama
pembelajaran
10 menit
Inti
i. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
masing-masing beranggotakan 5-6 orang
50 menit
(mengamati, menanya, kerjasama)
j. Guru memberikan lembar materi pelajaran
mengenai keragaman flora fauna Indonesia
k. Pelaksanaan belajar kelompok dan
berdiskusi berdialog untuk saling membantu
memahami materi pembelajaran dengan
anggota kelompok (mengumpulkan data dan
mengasosiasi)
l. Guru menjelaskan materi kepada masing-
masing kelompok kemudian memberi
pertanyaan mengenai materi keragaman
flora dan fauna Indonesia
m. Guru memberikan lembar kerja mengenai
materi flora dan fauna Indonesia dan
gambar-gambar fauna.
n. Siswa mengerjakan lembar kerja secara
berkelompok berupa lembar pengetahuan
dan mengurutkan gambar-gambar fauna
agar menjadi susunan yang tepat
(kerjasama)
o. Guru memperhatikan kelompok yang
memerlukan bantuan.
p. Pelaksanaan konfirmasii dilakukan dengan
memberikan umpan balik berdasarkan hasil
kerja siswa (mengkomunikasikan)
Penutup g. Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan hasil pembelajaran
(mengkomunikasikan)
h. Guru melakukan evaluasi tentang materi
yang telah diajarkan.
10 Menit
i. Guru melakukan kegiatan reflektif dengan
meminta siswa menjawab pertanyaan,
misalnya : Apakah pembelajaran hari ini
menyenangkan? (reflektif)
j. Guru memberikan apresiasi kepada
kelompok terbaik pada pembelajaran
keragaman flora dan fauna Indonesia
k. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang.
l. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-
masing.(religius)
L. PENILAIAN HASIL BELAJAR
- Penilaian sikap
- Penilaian pengetahuan
- Penilaian keterampilan diskusi
- Laporan aktivitas belajar siswa
M. SUMBER BELAJAR
Alat : Gambar-gambar persebaran flora fauna di Indonesia,
gambar-gambar musim di Indonesia
Bahan/sumber ajar : Buku siswa , soal-soal latihan,buku guru
Mengetahui, Ciputat, September 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Saptono, M.Pd Desti Ika Ariyanti
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
2. Penilaian Pengetahuan
No.
Butir Pertanyaan
1. Apa yang mempengaruhi keanekaragaman flora di Indonesia?
2. Sebutkan ciri-ciri flora yang ada di Indonesia Barat!
3. Sebutkan ciri-ciri fauna tipe Peralihan!
4. Sebutkan fauna yang termasuk dalam Tipe Australia!
5. Bagaimana kita menjaga dan melesarikan flora dan fauna di sekitar kita agar
tidak punah?
Keterangan :
Tiap nomor diberi skor 2
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a Didik
Pemahama
n Materi
1-4
Keterampilan
mengemukaka
n pendapat
1-4
Berkontribus
i
1-4
Kemampua
n menerima
pendapat
teman
1-4
Jumla
h Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1) Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
4. Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VII (Tujuh)
Materi : Keragaman flora dan fauna di Indonesia
No. Butir Pengamatan Ya Tidak
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Memahami materi yang disampaikan
3. Memahami tentang flora di Indonesia
4. Dapat menjelaskan flora di Indonesia
5. Memahami tentang fauna di Indonesia
6. Dapat menjelaskan fauna di Indonesia
7. Semangat mengerjakan tugas individu
8. Aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami
9. Bekerja sama dalam kelompok
10. Merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi
11. Berani tampil di depan kelas
12. Aktif mengemukakan pendapat
13. Aktif memperhatikan pembelajaran secara kelompok
14. Aktif memanfaatkan belajar kelompok dalam
pembelajaran
15. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman
16. Semangat dalam belajar kelompok
17. Semangat mengerjakan pekerjaan rumah
18. Aktif bertanya
19. Aktif menjawab pertanyaan
20. Aktif mengerjakan evaluasi
Kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan group process
NA = A/B x 100%
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
A = Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimum
Lampiran 28
RPP Pertemuan 1 Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Dua Mei Ciputat
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas
Penduduk Indonesia
Sub Tema : Kehidupan Sosial Masyarakat pada
Masa
Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam
Pertemuan ke- : 8 (delapan)
Waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dankejadian tampak mata.
4. Mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit ( menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat ) dan ranah abstrak (
menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang ) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah daan di sumber lain yang sama dalam
sudut pandang / teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia
dan lingkungannya.
2.2 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, santun, dan
percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa
Hindu-Budha dan Islam dalam kehidupan sekarang
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu
dalam ruang lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan
pikiran masyarakat Indonesia pada zaman Islam dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat
sekarang.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan.
2. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok
tanam.
3. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa
perundagian
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
1. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan.
2. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok
tanam.
3. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa
perundagian
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
2. Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam.
3. Kehidupan masyarakat pada masa perundagian.
F. ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintific dan Group Process
2. Metode : Diskusi dengan teknik kooperatif learning
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan m. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama (menghayati ajaran agama),
n. Kegiatan apersepsi dengan memberikan
motivasi melalui tanya-jawab tentang
bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
o. Melakukan absensi kehadiran siswa
p. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
selama pembelajaran (rasa ingin tahu).
q. Menyampaikan secara singkat garis besar
materi yang akan disajikan selama
pembelajaran
10 menit
Inti
q. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
masing-masing beranggotakan 5-6 orang.
r. Guru memberikan lembar materi pelajaran
mengenai kehidupan masa praaksara kepada
masing-masing kelompok.
s. Pelaksanaan belajar kelompok dan
berdiskusi berdialog untuk saling membantu
memahami materi pembelajaran dengan
anggota kelompok.
t. Guru menjelaskan materi kepada masing-
masing kelompok kemudian memberi
pertanyaan mengenai materi kehidupan
praaksara.
u. Guru memberikan lembar kerja mengenai
materi kehidupan praaksara.
v. Siswa mengerjakan lembar kerja secara
berkelompok.
w. Guru memperhatikan kelompok yang
memerlukan bantuan.
x. Pelaksanaan konfirmasii dilakukan dengan
memberikan umpan balik berdasarkan hasil
kerja siswa.
60 menit
Penutup m. Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan hasil pembelajaran.
n. Guru melakukan evaluasi tentang materi
yang telah diajarkan.
o. Guru melakukan kegiatan reflektif dengan
meminta siswa menjawab pertanyaan,
misalnya : Apakah pembelajaran hari ini
menyenangkan?
p. Guru memberikan apresiasi kepada
10 Menit
kelompok terbaik pada pembelajaran
kehidupan masa praaksara.
q. Menyampaikan materi yang akan datang.
r. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-
masing.(religius)
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan
3. Penilaian keterampilan diskusi
4. Laporan aktivitas belajar siswa
J. SUMBER BELAJAR
Alat : Gambar-gambar kehidupan masa praaksara,
Bahan/sumber ajar : LKS, Buku siswa , soal-soal latihan,buku guru
Mengetahui, Ciputat, September 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Saptono, M.Pd Desti Ika Ariyanti
1. Penilaian Pengetahuan
Nama : Nilai :
Masa
Masa berburu dan
mengumpulkan
makanan
Masa Bercocok
Tanam
Masa
Perundagian
1. Pengertian
2. Jenis manusia
yang hidup
3. Tempat tinggal
4. Makanan yang
dimakan/di
tanam
5. Alat-alat yang
dihasilkan
6. Masyarakat
bekerja sebagai
Keterangan :
Tiap nomor diberi skor 10
Nilai = skor yang diperoleh / 6
2. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No.
Nama
Peserta
Didik
Pemahaman
Materi
1-4
Keterampilan
mengemukakan
pendapat
1-4
Berkontribusi
1-4
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumlah
Nilai
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
1. Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2. Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
4. Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VII (Tujuh)
Materi : Kehidupan Masa Praaksara
No. Butir Pengamatan Ya Tidak
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Memahami materi yang disampaikan
3. Memahami tentang kehidupan masa praaksara
4. Dapat menyebutkan bagian masa kehidupan praaksara
5. Dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan masa praaksara
6. Dapat menyebutkan alat-alat yang dihasilkan masa
praaksara
7. Semangat mengerjakan tugas individu
8. Aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami
9. Bekerja sama dalam kelompok
10. Merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi
11. Berani tampil di depan kelas
12. Aktif mengemukakan pendapat
13. Aktif memperhatikan pembelajaran secara kelompok
14. Aktif memanfaatkan belajar kelompok dalam
pembelajaran
15. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman
16. Semangat dalam belajar kelompok
17. Semangat mengerjakan pekerjaan rumah
18. Aktif bertanya
19. Aktif menjawab pertanyaan
20. Aktif mengerjakan evaluasi
Kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan group process
NA = A/B x 100%
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
A = Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimum
RPP Pertemuan 2 Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Dua Mei Ciputat
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas
Penduduk Indonesia
Sub Tema / Sub-sub tema : Kehidupan Sosial Masyarakat pada
Masa
Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam /
Kehidupan Masyarakat Indonesia
pada Masa Hindu-Budha
Pertemuan ke- : 9 (sembilan)
Waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dankejadian tampak mata.
4. Mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah daan di sumber lain yang sama dalam
sudut pandang / teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia
dan lingkungannya.
2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, anun, dan
percaya diri sebagaimana percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dalam kehidupan sekarang
3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara,
masa Hindu Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis,
ekonomi,budaya, pendidikan dan politik
4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan
pikiran masyarakat Indonesia pada zaman Islam dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat
sekarang.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Budha
2. Mendeskripsikan hasil-hasil kebudayaan pada masa Hindu-Budha
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Budha
2. Mendeskripsikan hasil-hasil kebudayaan pada masa Hindu-Budha
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Budha
2. kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha
3. peninggalan-peninggalan Hindu-Budha
F. ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintific dan Group Process
2. Metode : Diskusi dengan teknik kooperatif learning
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama (menghayati ajaran agama),
b. Kegiatan apersepsi dengan diingatkan
kembali pelajaran yang telah lalu yaitu tentang
kehidupan masyarakat pada masa praaksara
c. Kegiatan motivasi dengan ditampilkan gambar
ulama atau gambar peninggalan sejarah Hindu-
Buddha
d. Melakukan absensi kehadiran siswa
e. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
selama pembelajaran (rasa ingin tahu).
f. Menyampaikan secara singkat garis besar
materi yang akan disajikan selama
pembelajaran
10 menit
Inti
a. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
masing-masing beranggotakan 5-6 orang.
b. Guru memberikan lembar materi pelajaran
mengenai kehidupan masyarakat pada masa
Hindu-Budha (mengamati)
c. Pelaksanaan belajar kelompok dan
berdiskusi berdialog untuk saling membantu
memahami materi pembelajaran dengan
anggota kelompok (mengumpulkan data)
d. Guru menjelaskan materi kepada masing-
masing kelompok kemudian memberi
pertanyaan mengenai materi kehidupan
praaksara
e. Siswa membuat 5 buah pertanyaan tentang
materi kehidupan masyarakat masa Hindu-
Budha dan kemudian ditukar dengan siswa
lain.
f. Siswa mengerjakan pertanyaan dari siswa
lain.
g. Guru memperhatikan siswa yang
memerlukan bantuan.
h. Pelaksanaan konfirmasii dilakukan dengan
memberikan umpan balik berdasarkan hasil
kerja siswa (konfirmasi)
60 menit
Penutup a. Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan hasil pembelajaran.
b. Guru melakukan evaluasi tentang materi
yang telah diajarkan.
c. Guru melakukan kegiatan reflektif dengan
meminta siswa menjawab pertanyaan,
misalnya : Apakah pembelajaran hari ini
10 Menit
menyenangkan? (reflektif)
d. Guru memberikan apresiasi kepada
kelompok terbaik pada pembelajaran
kehidupan masa Hindu-Budha.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang.
f. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-
masing.(religius)
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
- Penilaian sikap
- Penilaian pengetahuan
- Penilaian keterampilan diskusi
- Laporan aktivitas belajar siswa
I. SUMBER BELAJAR
Alat : Gambar-gambar kehidupan masa Hindu-Budha,
Bahan/sumber ajar : LKS, Buku siswa , soal-soal latihan,buku guru
Mengetahui, Ciputat, September 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Saptono, M.Pd Desti Ika Ariyanti
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
2. Penilaian Pengetahuan
No.
Butir Pertanyaan
1. Agama Hindu-Budha berasal dari negara ...
2. Suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh
atau jiwa disebut ...
3. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah ...
4. Kasta yang terdiri dari para prajurit,pejaba dan bangsawan disebut ...
5. Kasta yang terdiri dari rakyat jelata dan pekerja kasar disebut ...
6. Orang Indonesia yang pertama tersentuh oleh pengaruh budaya India
adalah...
7. Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Indonesia digunakan bahasa
.............. dan huruf .....
8. Tempat untuk memuja dewa-dewa dan pertemuan rakyat dengan nenek
moyangnya disebut ...
9. Salah satu candi agama Budha yang terletak di Magelang yaitu ...
10. Candi Prambanan merupakan candi peninggalan agama ...
Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 1
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a
Didik
Pemahama
n Materi
1-4
Keterampilan
mengemukak
an pendapat
1-4
Berkontribu
si
1-4
Kemampua
n
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumla
h Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1. Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2. Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
4. Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VII (Tujuh)
Materi : Kehidupan Masa Hindu Budha
No. Butir Pengamatan Ya Tidak
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Memahami materi yang disampaikan
3. Memahami tentang kehidupan masa Hindu-Budha
4. Dapat menjelaskan proses masuknya Hindu-Budha ke
Indonesia
5. Dapat menyebutkan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
6. Dapat menyebutkan hasil kebudayaan masa Hindu-Budha
7. Semangat mengerjakan tugas individu
8. Aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami
9. Bekerja sama dalam kelompok
10. Merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi
11. Berani tampil di depan kelas
12. Aktif mengemukakan pendapat
13. Aktif memperhatikan pembelajaran secara kelompok
14. Aktif memanfaatkan belajar kelompok dalam
pembelajaran
15. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman
16. Semangat dalam belajar kelompok
17. Semangat mengerjakan pekerjaan rumah
18. Aktif bertanya
19. Aktif menjawab pertanyaan
20. Aktif mengerjakan evaluasi
Kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan group process
NA = A/B x 100%
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
A = Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimum
RPP Pertemuan 3 Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Dua Mei Ciputat
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas
Penduduk Indonesia
Sub Tema / Sub-sub bab : Kehidupan Sosial Masyarakat pada
Masa
Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam /
Kehidupan Masyarakat pada Masa
Islam
Pertemuan ke- : 10 (Sepuluh)
Waktu : 2 x 40 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaan
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dankejadian tampak mata.
4. Mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah daan di sumber lain yang sama dalam
sudut pandang / teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia
dan lingkungannya.
2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, anun, dan
percaya diri sebagaimana percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dalam kehidupan sekarang
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu
dalam ruang lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan
pikiran masyarakat Indonesia pada zaman Islam dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat
sekarang.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat pada masa Islam
2. Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan bercorak Islam
3. Mendeskripsikan peninggalan-peninggalan Islam
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini:
1. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat pada masa Islam
2. Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan bercorak Islam
3. Mendeskripsikan peninggalan-peninggalan Islam
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kehidupan masyarakat pada masa Islam
2. Kerajaan-kerajaan bercorak Islam
3. Peninggalan-peninggalan Islam
F. ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintific dan Group Process
2. Metode : Diskusi dengan teknik kooperatif learning
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama (menghayati ajaran agama),
b. Kegiatan apersepsi dengan bertanya tentang
mayoritas agama yang dianut masyarakat
Indonesia
c. Melakukan absensi kehadiran siswa
d. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
selama pembelajaran (rasa ingin tahu).
e. Menyampaikan secara singkat garis besar
materi yang akan disajikan selama
pembelajaran
10 menit
Inti
i. Membagi siswa menjadi 6 kelompok
masing-masing beranggotakan 5-6 orang.
j. Guru memberikan lembar materi pelajaran
mengenai kehidupan masa Islam
k. Pelaksanaan belajar kelompok dan
berdiskusi berdialog untuk saling membantu
memahami materi pembelajaran dengan
anggota kelompok.
l. Guru menjelaskan materi kepada masing-
masing kelompok kemudian memberi
pertanyaan mengenai materi kehidupan pada
masa Islam
m. Guru memberikan lembar kerja mengenai
materi kehidupan pada masa Islam.
n. Siswa mengerjakan lembar kerja secara
berkelompok.
o. Guru memperhatikan kelompok yang
memerlukan bantuan.
p. Pelaksanaan konfirmasii dilakukan dengan
memberikan umpan balik berdasarkan hasil
kerja siswa yaitu menjawab pernyataan di
papan tulis dengan jawaban benar/salah.
60 menit
Penutup a. Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan hasil pembelajaran.
b. Guru melakukan evaluasi tentang materi
yang telah diajarkan.
c. Guru melakukan kegiatan reflektif dengan
meminta siswa menjawab pertanyaan,
misalnya : Apakah pembelajaran hari ini
menyenangkan?
d. Guru memberikan apresiasi kepada
10 Menit
kelompok terbaik pada pembelajaran
kehidupan masa praaksara.
e. Menyampaikan materi yang akan datang.
f. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-
masing.(religius)
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan
3. Penilaian keterampilan diskusi
4. Laporan aktivitas belajar siswa
I. SUMBER BELAJAR
Alat : Gambar-gambar kehidupan masa praaksara,
Bahan/sumber ajar : LKS, Buku siswa , soal-soal latihan,buku guru
Mengetahui, Ciputat, September 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Saptono, M.Pd Desti Ika Ariyanti
1. Penilaian Pengetahuan
a. Agama Islam berasal dari negara ...
b. Sistem pemerintahan yang bercorak islam, raja bergelar sebagai ...
c. Sebuah asrama tradisional pendidikan Islam disebut ...
d. Cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah
disebut ...
e. Seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau kalimat disebut ...
f. Masjid Demak terletak di ...
g. Peninggalan Islam terbesar dalam bidang ilmu pengetahuan adalah ...
h. Islam di pulau Jawa disebarkan oleh ...
Keterangan : tiap nomor diberi skor 1
Nilai = (skor x 10)/8
2. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a
Didik
Pemahama
n Materi
1-4
Keterampilan
mengemukak
an pendapat
1-4
Berkontribu
si
1-4
Kemampua
n
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumla
h Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1. Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2. Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
4. Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VII (Tujuh)
Materi : Kehidupan Masa Islam
No. Butir Pengamatan Ya Tidak
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Memahami materi yang disampaikan
3. Memahami tentang kehidupan masa Islam
4. Dapat menjelaskan proses masuknya Islam
5. Dapat menyebutkan kerajaan-kerajaan Islam
6. Dapat menyebutkan peninggalan-peninggalan Islam
7. Semangat mengerjakan tugas individu
8. Aktif bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami
9. Bekerja sama dalam kelompok
10. Merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi
11. Berani tampil di depan kelas
12. Aktif mengemukakan pendapat
13. Aktif memperhatikan pembelajaran secara kelompok
14. Aktif memanfaatkan belajar kelompok dalam
pembelajaran
15. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman
16. Semangat dalam belajar kelompok
17. Semangat mengerjakan pekerjaan rumah
18. Aktif bertanya
19. Aktif menjawab pertanyaan
20. Aktif mengerjakan evaluasi
Kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan group process
NA = A/B x 100%
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
A = Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimum
Lampiran 29
Materi Pembelajaran Siklus I
Keadaan Alam Indonesia
A. Keadaan Iklim Indonesia
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka
waktu yang relatif lama. Letak astronomis Indonesia yang berada di wilayah
tropis membuat Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara
yang tinggi sepanjang tahun, yaitu sekitar 27O C.
Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh atau berarti antara suhu
pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau.
Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis
iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan iklim panas. Gambaran tentang ketiga
jenis iklim tersebut adalah seperti berikut.
1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap
periode waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam
bulan.
2. Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas
sehingga banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan
terjadinya hujan.
3. Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang
tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk
terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di
Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya
sekitar 2.500 mm/tahun. Secara umum, keadaan curah hujan saat ini tergolong
tinggi, tetapi tidak merata. Ada wilayah dengan curah hujan yang tinggi, tetapi
juga ada yang sebaliknya.
Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang
cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian sehingga
mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.
Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia
Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis
dengan dua musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap
enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:
1. Peredaran semu matahari tahunan
Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada
bidang ekliptika dalam jangka waktu satu tahun. Bidang ekliptika adalah
lingkaran yang ditempuh oleh matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan
matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½° LU, kembali ke
khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang bali selatan 23½° LS dan
kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak
terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini
disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi),
sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap
matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka
mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari.
2. Terbentuknya angin muson
Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di
antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan
Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan
udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara
tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap
setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim,
yaitu: musim penghujan dan musim kemarau.Di Indonesia terdapat dua angin
muson, yaitu:
a) Angin muson barat
Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat
kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran
matahari di Benua Australia lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini
menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum (-) dan di Benua
asia bertekanan maksimu (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke
Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin
melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.
b) Angin muson timur
Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat
kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara
di Asia rendah (-) dan tekanan udara di Australia tinggi (+), sehingga angin
bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun yang luas di
Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami
musim kemarau.
Perubahan Musim di Indonesia
Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim
muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan
musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan
fenomena alam, sebagai berikut :
1. Musim Hujan
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April.
Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat
yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia
yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air,
sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.
Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim
hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan
dampak seperti banyak rumah penduduk terendam , bahkan tidak sedikit
kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut.
Pada musim hujan, petani Indonesia mulai mengerjakan lahannya untuk
bercocok tanam. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang
membutuhkan air pada awal pertumbuhannya, contohnya padi.
Sementara itu, nelayan Indonesia justru mengurangi kegiatan melaut
karena biasanya pada musim hujan sering terjadi cuaca buruk dan gelombang
lautcukup besar sehingga membahayakan mereka. Ikan juga lebih sulit
ditangkap sehingga terjadi kelangkaan pasokan ikan dan akibatnya harga ikan
lebih mahal daripada biasanya.
2. Musim Kemarau
Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober.
Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup
dari Benua Australia yang bertekanan maksimum ke Benua Asia yang
bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga
Indonesia mengalami musim kemarau.
Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khusus nya
bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, ternak mati
karena rumput menjadi kering. Bahkan sering terjadi kebakaran hutan
terutama di Pulau Kalimantan dan Sumatera
Pada saat musim kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya
tidak ditanami karena tidak ada pasokan air. Sebagian lainnya masih dapat
bercocok tanam dengan memanfaatkan air dari sungai, saluran irigasi atau
memanfaatkan sumber buatan.
Pada saat musim kemarau, nelayan dapat mencari ikan di laut tanpa
banyak terganggu oleh cuaca buruk. Hasil tangkapan ikan juga biasanya lebih
besar dibandingkan dengan hasil tangkapan pada musim hujan sehingga
pasokan ikan juga cukup berlimpah.
B. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Flora dan fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu daerah asia
(asiatis), daerah peralihan dan daerah yang mendapatkan pengaaruh dari Australia
(australis) antara Asiatis dengan peralihan dibatasi garis Wallace, sedangkan antara
peralihan dengan australis dipisahkan dengan garis Webber.
1. Persebaran Flora di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh
yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Jenis-jenis flora di
Indonesia antara lain:
a. Hutan hujan tropis
Hutan ini merupakan hutam rimba yang lebat. Hutan heterogen adalah naama
lain dari hutan Hujan tropis. Jenis hutan ini banyak ditemukan di Pulau
Sumatera, Kalimantan dan Papua. Cirinya adalah:
1) Pohonnya besar, tinggi dan rapat
2) Berdaun lebar dan menghijau sepanjang tahun
3) Keadaan didalam hutan gelap
4) Banyak tumbuhan menjalar seperti rotan dan anggrek
b. Hutan musim
Jenis ini sering disebut hutan homogeny karena tumbuhannya terdiri atas satu
jenis tanaman. Jenih hutan ini banyak terdapat di jawa tengah, Jawa Timur dan
Nusa Tenggara Barat. ciri hutan ini adalah:
1) Pepohonan tidak terlalu tinggi dengan jarak tidak terlalu rapat
2) Umumnya terdiri dari satu pohon, misalnya jati
3) Hutan menghijau dimusim penghujan dan meranggas pada kemarau
4) Pada bagian dasar hutan, semak masih bisa tumbuh
c. Stepa
Stepa merupakan lahan yang ditumbuhi dengan rumput-rumput tanpa
pepohonan. Jenis padang rumput banyak terdapat di daerah yang curah hujan
sedikit dan mengalami kemarau cukup panjnag. Di Indonesia Stepa banyak
terdapat di Sumbawa, flores dan timor.
d. Sabana
Sebana memiliki ciri padang rumput yang luas diselingi pohon-pohon atau
semak-semak di sekitarnya. Di daerah ini memiliki kamrau panjang dan
bersuhu panas. Di Indonesia sabana terdapat di Nusa Tenggara, Madura dan di
Dataran Tinggi Gayo (Aceh).
e. Hutan bakau atau Mangrove
Tumbuh di daerah pantai yang berlumpur. Pohon-pohon ini memiliki akar
yang mampu menaham hantaman ombak laut. Hutan ini banyak tumbuh di
dataran rendah dan pantai yang banyak lumpurnya.
f. Padang lumut
Terjadi karena pengaruh cuaca dingin. Daerah yang dingin biasanya terdapat di
puncak-puncak gunung. Di Indonesia, padang lumut dapat dijumpai di Puncak
Jayawijaya
2. Persebaran Fauna di Indonesa
Dunia hewan di Indonesia dibagi menjadi 3 tempat, yaitu:
a. Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)
Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia. Persebaran fauna meliputi
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimanta hingga Sellat Makasar dan Selat Lombok.
Kebanyakan binatang asiatis memiliki ukuran yang besar dan terdiri dari
binatang menyusui. Binatang jenis asiatis bisanya berbulu tidak indah. contoh:
Harimau di jawa, Madura dan Bali, Beruang terdapat di Sumatera, dan
Kalimantan, Gajah terdapat di Sumatera, Badak terdapat di Sumatera, Banteng
terdapat di Jawa dan Kalimantan, dan Jenis-jenis kera di Kalimantan dan
Sumatera.
b. Fauna Tipe Indonesia Timur (Australis)
Fauna bagian timur meliputi daerah Papua, Kepulauan Aru dan beberapa pulau
di sekitarnya. Ciri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran kecil,
banyak terdapat burung berbulu indah, hewan berkantong. Binatang di daerah
Australis mendapatkan pengaruh dari Australia.Cotohnya sebagai berikut:
Kanguru Pohon, Musang berkantong, Burung kasuari, Burung cendrawasih,
dan Burung kakatua berjambul merah.
c. Fauna Tipe Tengah (Peralihan)
Jenis fauna di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda
dengan fauna di daerah asiatis maupun australis. Jenis fauna peralihan terdapat
di Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh fauna peralihan : Biawak dan
komodo, Anoa, Babi rusa, dan Burung maleo
Lampiran 30
Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Kelompok
Pertemuan 1 Siklus 1
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
2. Penilaian Pengetahuan
No.
Butir Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan iklim?
2. Mengapa Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis?
3. Sebutkan ciri iklim tropis!
4. Sebutkan 3 jenis iklim di Indonesia!
5. Apa yang menyebabkan Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi?
6. Apakah yang dimaksud dengan angin muson?
7. Bagaimana terjadinya musim hujan di Indonesia?
8. Bagaimana terjadinya musim kemarau di Indonesia?
Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 10
Nilai pengetahuan=
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No.
Nama
Peserta
Didik
Pemahaman
Materi
1-4
Keterampilan
mengemukakan
pendapat
1-4
Berkontribusi
1-4
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumlah
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1. Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2. Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Kelompok
Pertemuan 2 Siklus 1
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
2. Penilaian Pengetahuan
No.
Butir Pertanyaan
1. Apa yang mempengaruhi keanekaragaman flora di Indonesia?
2. Sebutkan ciri-ciri flora yang ada di Indonesia Barat!
3. Sebutkan ciri-ciri fauna tipe Peralihan!
4. Sebutkan fauna yang termasuk dalam Tipe Australia!
5. Bagaimana kita menjaga dan melesarikan flora dan fauna di sekitar kita agar
tidak punah?
Keterangan :
Tiap nomor diberi skor 2
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No. Nama Peserta
Didik
Pemahaman
Materi
1-4
Keterampilan
mengemukakan
pendapat
1-4
Berkontribusi
1-4
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumlah
Nilai
1.
2.
3.
dst
Lampiran 31
Materi Pembelajaran Siklus II
Kehidupan Sosial Masyarakat Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan
Islam
A. KEHIDUPAN MASA PRA AKSARA DI INDONESIA
Masa pra aksara atau biasa disebut masa prasejarah adalah masa
kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Manusia yang diperkirakan
hidup pada masa pra aksara adalah manusia purba. Pada masa ini, kita tidak
dapat mengetahui sejarah serta kebudayaan manusia melalui tulisan. Satu-
satunya sumber untuk mengetahui kehidupan manusia purba hanya melalui
peninggalan-peninggalan mereka yang berupa fosil, alat-alat kehidupan, dan
fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan berkembang pada
masa itu.
Zaman pra aksara berlangsung sangat lama, yaitu sejak manusia belum
mengenal tulisan hingga manusia mulai mengenal dan menggunakan tulisan.
Zaman manusia mengenal dan menggunakan tulisan disebut zaman aksara
atau zaman sejarah. Zaman pra aksara di Indonesia berlangsung sampai abad
ke-3 Masehi. Jadi, pada abad ke-4 Masehi, manusia Indonesia baru mulai
mengenal tulisan. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat di
Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka
tahun, tetapi bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa
prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun 400 Masehi.
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke
dalam tiga masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa
bercocok tanam, dan masa perundagian.
1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Kehidupan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan,
dari sejak Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens dari Wajak
sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka tinggal di padang rumput
dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai. Daerah itu
juga merupakan tempat persinggahan hewan-hewan seperti kerbau, kuda,
monyet, banteng, dan rusa, untuk mencari mangsa. Hewan-hewan inilah
yang kemudian diburu oleh manusia. Di samping berburu, mereka juga
mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi, keladi, daun-
daunan, dan buah-buahan. Mereka bertempat tinggal di dalam gua-gua
yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat sungai yang terdapat sumber
makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
Ada dua hal yang penting dalam sistem hidup manusia Praaksara
(masa berburu dan mengumpulkan makanan) yaitu membuat alat-alat dari
batu yang masih kasar, tulang, dan kayu disesuaikan dengan keperluannya,
seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan kapak genggam. Selain itu,
manusia Praaksara juga membutuhan api untuk memasak dan penerangan
pada malam hari. Api dibuat dengan cara menggosokkan dua keping batu
yang mengandung unsur besi sehingga menimbulkan percikan api dan
membakar lumut atau rumput kering yang telah disiapkan.Sesuai dengan
mata pencahariannya, manusia Praaksara tidak mempunyai tempat tinggal
tetap, tetapi selalu berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat-tempat
yang banyak bahan makanan. Tempat yang mereka pilih di sekitar padang
rumput yang sering dilalui binatang buruan, di dekat danau atau sungai,
dan di tepi pantai. Dalam kehidupan sosial, manusia Praaksara
hidup dalam kelompok-kelompok dan membekali dirinya untuk
menghadapi lingkungan sekelilingnya.
2. Masa Bercocok Tanam. Masa bercocok tanam adalah masa ketika
manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan
hutan belukar untuk dijadikan ladang. Masa bercocok tanam terjadi ketika
cara hidup berburu dan mengumpulkan bahan makanan ditinggalkan. Pada
masa ini, mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia Praaksara
yang hidup pada masa bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras
Mongoloid maupun ras Austromelanesoid.
Masa ini sangat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat
karena pada masa ini terdapat beberapa penemuan baru seperti penguasaan
sumber-sumber alam. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai
dipelihara. Mereka bercocok tanam dengan cara berladang. Pembukaan
lahan dilakukan dengan cara menebang dan membakar hutan. Jenis
tanaman yang ditanam adalah ubi, pisang, dan sukun. Selain berladang,
kegiatan berburu dan menangkap ikan terus dilakukan untuk mencukupi
kebutuhan akan protein hewani. Kemudian, mereka secara perlahan
meninggalkan cara berladang dan digantikan dengan bersawah. Jenis
tanamannya adalah padi dan umbi-umbian. Dalam perkembangan
selanjutnya, manusia praaksara masa ini mampu membuat alat-alat dari
batu yang sudah diasah lebih halus serta mulai dikenalnya pembuatan
gerabah. Alat-alatnya berupa beliung persegi dan kapak lonjong, alat-alat
pemukul dari kayu, dan mata panah.
Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap di
suatu perkampungan yang terdiri atas tempat-tempat tinggal sederhana
yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Mereka
mendirikan rumah panggung untuk menghindari binatang buas.
Kebersamaan dan gotong royong mereka junjung tinggi. Semua aktivitas
kehidupan, mereka kerjakan secara gotong royong. Tinggal hidup menetap
menimbulkan masalah berupa penimbunan sampah dan kotoran sehingga
timbul pencemaran lingkungan dan wabah penyakit. Pengobatan dilakukan
oleh para dukun. Pada masa bercocok tanam, bentuk perdagangan bersifat
barter. Barang-barang yang dipertukarkan waktu itu ialah hasil-hasil
bercocok tanam, hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung), garam, dan ikan
yang dihasilkan oleh penduduk pantai.
3. Masa Perundagian. Masa perundagian merupakan masa akhir Prasejarah
di Indonesia. Menurut R.P. Soejono, kata perundagian berasal dari bahasa
Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau
segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis
usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan
batu (Nugroho Notosusanto, et.al, 2007). Manusia Praaksara yang hidup
pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid dan Mongoloid.
Pada masa perundagian, manusia hidup di desa-desa, di daerah
pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam tata kehidupan
yang makin teratur dan terpimpin. Kehidupan masyarakat pada masa
perundagian ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam. Alat-alat yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak yang terbuat dari
logam. Adanya alat-alat dari logam tidak serta merta menghilangkan
penggunaan alat-alat dari batu. Masyarakat masa perundagian masih
menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu. Penggunaan bahan logam
tidak tersebar luas sebagaimana halnya penggunaan bahan batu. Kondisi ini
disebabkan persediaan logam masih sangat terbatas. Dengan keterbatasan
ini, hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki keahlian untuk
mengolah logam.
Pada masa perundagian, perkampungan sudah lebih besar karena
adanya hamparan lahan pertanian. Perkampungan yang terbentuk lebih
teratur dari sebelumnya. Setiap kampung memiliki pemimpin yang disegani
oleh masyarakat.Pada masa ini, sudah ada pembagian kerja yang jelas
disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Masyarakat tersusun menjadi
kelompok majemuk, seperti kelompok petani, pedagang, maupun perajin.
Masyarakat juga telah membentuk aturan adat istiadat yang dilakukan
secara turun-temurun. Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar
Kepulauan Nusantara mulai terjalin. Peninggalan masa perundagian
menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya. Berbagai bentuk
benda seni, peralatan hidup, dan upacara menunjukkan kepada kita bahwa
kehidupan masyarakat masa itu sudah memiliki kebudayaan yang tinggi.
B. Kehidupan Masyarakat Masa Hindu dan Buddha
Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah
memiliki kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli
Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu
saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh
budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia
dan India.
Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan
kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
ini dapat dilihat dari peninggalanpeninggalan sejarah dalam berbagai bidang,
antara lain seperti berikut.
1. Bidang Keagamaan.
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah berkembang
kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Kepercayaan itu bersifat animisme dan dinamisme. Animisme merupakan
suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau
jiwa.
Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki
kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat
Indonesia secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha,
diawali oleh golongan elite di sekitar istana.
2. Bidang Politik.
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam
sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan
kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat
berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak
waris sesuai dengan peraturan hukum kasta. Oleh karena itu, lahir kerajaan-
kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak
Hindu-Buddha lainnya.
3. Bidang Sosial.
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal
aturan kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana),
Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya
(pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata
dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua
lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan
kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak
pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan
silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama
tersentuh oleh pengaruh budaya India.
Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih mempertahankan budaya
Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke
kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada waktu Aswawarman,
anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya.
4. Bidang Pendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti
pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga
pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
5. Bidang Sastra dan Bahasa.
Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa
kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang
terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Kediri.
6. Bidang Arsitektur.
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum.
Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami
pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan, Candi Borobudur
sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha
Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan
Penanggungan, pengaruh unsur budaya India sudah tidak begitu kuat.
Candicandi tersebut hanyalah punden berundak.
Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar tempat untuk memuja
dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan
nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan
perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan
punden berundak dengan menhirnya.
C. Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam
Masuknya Islam berpengaruh besar pada masyarakat Indonesia.
Kebudayaan Islam terus berkembang sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan
Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain pada bidang-bidang
berikut.
1. Bidang Politik.
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang
bercorak Hindu-Buddha. Tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu- Buddha mengalami keruntuhan dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lainnya. Sistem pemerintahan yang
bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali.
Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan
secara Islam.
2. Bidang Sosial.
Kebudayaan Islam tidak menerapkan aturan kasta seperti kebudayaan
Hindu. Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas
masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan
kasta mulai pudar di masyarakat. Nama-nama Arab seperti Muhammad,
Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lainnya mulai
digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak digunakan, contohnya
rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun),
majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi.
Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum budaya Islam masuk ke
Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender
Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam kalender Saka ini,
ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan
kliwon. Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram
menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran
bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
3. Bidang Pendidikan.
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya,
pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren
saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah
Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah
menjadi pendidikan Islam. Pesantren adalah sebuah asrama tradisional
pendidikan Islam. Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu keagamaan di
bawah bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam
kompleks pesantren. Kiai juga tinggal di kompleks pesantren.
4. Bidang Sastra dan Bahasa.
Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta
karena dalam Islam tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga
rakyat jelata dapat mempelajari bahasa Arab. Pada mulanya, memang
hanya kaum bangsawan yang pandai menulis dan membaca huruf dan
bahasa Arab. Namun selanjutnya, rakyat kecil pun mampu membaca huruf
Arab.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan
di daerah Leran Gresik, yang diduga makam salah seorang bangsawan
Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh
huruf dan bahasa Arab terlihat pada karyakarya sastra. Bentuk karya sastra
yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Islam di antaranya sebagai
berikut.
a. Hikayat, cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh
sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah.
Contoh hikayat yang terkenal adalah Hikayat Amir Hamzah.
b. Babad, kisah pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah
contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
c. Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya Suluk
Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan lainnya.
d. Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.
5. Bidang Arsitektur dan Kesenian.
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti
masjid dan istana. Ada perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada
awal masuknya Islam ke Indonesia dan masjid yang ada di Timur Tengah.
Masjid di Indonesia tidak memiliki kubah di puncak bangunan. Kubah
digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang
itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur
Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten.
Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis
aksara indah yang merupakan kata atau kalimat. Kaligrafi ada yang
berwujud gambar binatang atau manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada
pula yang berbentuk aksara yang diperindah. Teks-teks dari Al-Quran
merupakan tema yang sering dituangkan dalam seni kaligrafi ini. Media
yang sering digunakan adalah nisan makam, dinding masjid, mihrab, kain
tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.
Lampiran 32
Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Kelompok
Pertemuan 1 Siklus II
1. Penilaian Pengetahuan
Nama : Nilai :
Masa
Masa berburu dan
mengumpulkan
makanan
Masa Bercocok
Tanam
Masa
Perundagian
7. Pengertian
8. Jenis
manusia
yang hidup
9. Tempat
tinggal
10. Makanan
yang
dimakan/di
tanam
11. Alat-alat
yang
dihasilkan
12. Masyarakat
bekerja
sebagai
Keterangan :
Tiap nomor diberi skor 10
Nilai = skor yang diperoleh / 6
2. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a Didik
Pemahama
n Materi
1-4
Keterampilan
mengemukaka
n pendapat
1-4
Berkontribus
i
1-4
Kemampua
n menerima
pendapat
teman
1-4
Jumla
h Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1. Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2. Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Kelompok
Pertemuan 2 Siklus II
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
2. Penilaian Pengetahuan
No.
Butir Pertanyaan
1. Agama Hindu-Budha berasal dari negara ...
2. Suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh
atau jiwa disebut ...
3. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah ...
4. Kasta yang terdiri dari para prajurit,pejaba dan bangsawan disebut ...
5. Kasta yang terdiri dari rakyat jelata dan pekerja kasar disebut ...
6. Orang Indonesia yang pertama tersentuh oleh pengaruh budaya India
adalah...
7. Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Indonesia digunakan bahasa
.............. dan huruf .....
8. Tempat untuk memuja dewa-dewa dan pertemuan rakyat dengan nenek
moyangnya disebut ...
9. Salah satu candi agama Budha yang terletak di Magelang yaitu ...
10. Candi Prambanan merupakan candi peninggalan agama ...
Keterangan :
Tiap nomor diberi nilai 1
3. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a
Didik
Pemahama
n Materi
1-4
Keterampilan
mengemukak
an pendapat
1-4
Berkontribu
si
1-4
Kemampua
n
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumla
h Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1) Skor rentang antara 1-4 =
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Kelompok
Pertemuan 3 Siklus II
4. Penilaian Pengetahuan
1. Agama Islam berasal dari negara ...
2. Sistem pemerintahan yang bercorak islam, raja bergelar sebagai ...
3. Sebuah asrama tradisional pendidikan Islam disebut ...
4. Cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah
disebut ...
5. Seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau kalimat disebut ...
6. Masjid Demak terletak di ...
7. Peninggalan Islam terbesar dalam bidang ilmu pengetahuan adalah ...
8. Islam di pulau Jawa disebarkan oleh ...
Keterangan : tiap nomor diberi skor 1
Nilai = (skor x 10)/8
9. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan
Nilai sikap siswa : Jumlah nilai yang diperoleh dibagi 4
10. Penilaian Keterampilan Kelompok
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No.
Nama
Peserta
Didik
Pemahaman
Materi
1-4
Keterampilan
mengemukakan
pendapat
1-4
Berkontribusi
1-4
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
1-4
Jumlah
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :
1. Skor rentang antara 1-4 =
5 = kurang
6 = cukup
7 = baik
8 = amat baik
2. Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
Lampiran 33
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
Tema Subtema Indikator No. Soal Jumlah
Keadaan
Alam dan
aktivitas
penduduk
Indonesia
Keadaan
Alam
Indonesia
- Mendeskripsikan keadaan iklim
Indonesia
- Mendeskripsikan macam-macam
angin
- Menganalisis hubungan posisi
geografis dengan perubahan musim
di Indonesia
- Mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan musim dan
menentukan bulan berlangsungnya
musim hujan dan kemarau di
Indonesia
- Menunjukkan wilayah persebaran
flora dan fauna Indonesia
- Mengidentifikasi flora dan fauna tipe
Asia, Australia, dan Peralihan
- Mengidentifikasi posisi garis
wallace dan webber
- Menunjukkan faktor yang
mempengaruhi kehidupan dan
persebaran jenis flora dan fauna di
Indonesia.
1,2,6
8,9
4,5
3,7,10
11,12,13,
14, 17
15, 16
20
18
3
2
2
3
5
2
1
1
JUMLAH 20 soal
Lampiran 34
Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf a,b,c atau d !
1. Keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif
lama disebut...
a. Cuaca
b. Iklim
c. Suhu
d. Curah hujan
2. Indonesia terletak di antara 6 derajat LS – 11 derajat LU. Berdasarkan data
tersebut, iklim yang cocok untuk Indonesia adalah ….
a. Iklim sedang
b. Iklim sejuk
c. Iklim sub tropis
d. Iklim tropis
3. Dibawah ini adalah faktor-faktor pembentuk iklim Indonesia, kecuali...
a. Letak astronomis
b. Letak geografis
c. Perairan laut Indonesia
d. Perairan darat Indonesia
4. Pengaruh dari letak astronomis bagi Indonesia adalah…
a. Iklim tropis yang bersifat
lembap
b.Adanya pembagian waktu
c. Bertiupnya angin muson
d.Berada pada posisi silang yang
strategis
5. Salah satu pengaruh letak geografis Indonesia terhadap iklim adalah …
a. Indonesia memiliki iklim tropis
b. Indonesia dipengaruhi oleh adanya angin muson
c. Wilayah Indonesia memiliki curah hujan yang relatif rendah
d. Adanya angin pasat
6. Iklim yang terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis...
a. Iklim panas
b. Iklim laut
c. Iklim darat
d. Iklim musim
7. Pada bulan April-September sedang terjadi musim...
a. Hujan
b. Kemarau
c. Pancaroba
d. Banjir
8. Angin muson dari benua Australia disebut...
a. Angin utara
b. Angin selatan
c. Angin barat
d. Angin timur
9. Datangnya angin muson timur menyebabkan Indonesia mengalami musim…
a. Hujan
b. Panas
c. Dingin
d. kemarau
10. Pada saat pergantian musim, dari musim kemarau ke musim hujan, banyak
orang yang terkena muntaber. Hal ini merupakan pengaruh cuaca/iklim
terhadap...
a. Pertanian
b. Peternakan
c. Kesehatan
d. Perumahan
11. Hewan di Indonesia bagian barat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
kecuali..
a. Berbadan besar-besar
b. Banyak jenis kera
c. Tidak terdapat burung jenis
kasuari
d. Tidak terdapat binatang
berjenis berkantong
12. Hutan yang terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi yaitu ...
a. Hutan musim
b. Hutan hujan tropis
c. Hutan bakau
d. Hutan mangrove
13. Hutan Hujan Tropis di Indonesia terdapat di provinsi-provinsi berikut,
kecuali…
a. Sumatera Selatan
b. Kalimantan Barat
c. Irian Jaya
d. Jawa Timur
14. Hutan yang terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi
yaitu ...
a. Hutan musim b.Hutan hujan tropis
c. Hutan bakau d.Hutan mangrove
15. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bangga,sebab kita kaya berbagai
macam flora dan fauna. Jenis flora yang merupakan endemic atau asli
Indonesia adalah….
a. Durian
b.Cengkeh
c. Teh
d.Cokelat
16. Contoh fauna tipe Australis yaitu...
a. Kanguru
b. Kera
c. Badak
d. Sapi
17. Jenis-jenis hewan yang tidak terdapat di Indonesia bagian barat maupun di
Indonesia bagian timur adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Anoa
b. Babi rusa bercula satu
c. Kijang
d. Komodo
18. Faktor yang mempengaruhi besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia
yaitu ...
a. Iklim dan kondisi fisik
wilayah
b. Hutan
c. Hujan
d. Cuaca
19. Karakteristik flora yang ada di Indonesia Barat yaitu...
a. Jenis meranti-merantian
sangat banyak
b. Tidak terdapat berbagai jenis
rotan
c. Terdapat hutan kayu putih
d. Terdapat berbagai jenis
tumbuhan matoa
20. Garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian Barat dan Tengah
dinamakan...
a. Garis wallace
b. Garis webber
c. Garis lintang
d. Garis bujur
Lampiran 35
Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
1. B
2. D
3. D
4. A
5. B
6. A
7. B
8. D
9. B
10. D
11. C
12. A
13. A
14. D
15. B
16. A
17. C
18. C
19. A
20. A
Lampiran 36
N-Gain Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Nama Pre-test Pos-test N-gain Keterangan
1 50 65 0,3 sedang
2 40 95 0,91 tinggi
3 40 70 0,5 sedang
4 45 80 0,63 sedang
5 45 45 0 rendah
6 55 80 0,55 sedang
7 55 70 0,33 sedang
8 55 75 0,44 sedang
9 50 70 0,4 sedang
10 50 75 0,5 sedang
11 55 90 0,77 tinggi
12 45 80 0,63 sedang
13 60 80 0,5 sedang
14 45 25 -0,27 rendah
15 50 90 0,8 tinggi
16 40 75 0,58 sedang
17 60 85 0,62 sedang
18 50 70 0,4 sedang
19 35 75 0,61 sedang
20 55 70 0,55 sedang
21 45 75 0,54 sedang
22 55 70 0,33 sedang
23 15 90 0,88 tinggi
24 50 70 0,4 sedang
25 60 50 -0,25 rendah
26 45 75 0,54 sedang
27 55 75 0,44 sedang
28 30 50 0,28 rendah
29 50 70 0,4 sedang
30 20 20 0 rendah
31 50 40 -0,2 rendah
32 50 65 0,3 sedang
33 45 85 0,63 sedang
34 30 85 0,78 tinggi
35 25 75 0,66 sedang
Jumlah 1605 2460 15,48
Rata-rata 45,9 70,29 0,44
Rendah 17,15
Sedang 68,57
Tinggi 14,28
Lampiran 37
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
Tema Subtema Indikator No. Soal Jumlah
Keadaan
Alam dan
aktivitas
penduduk
Indonesia
Kehidupan
sosial
masyarakat
pada masa
Praaksara,
Hindu-
Budha, dan
Islam
- Menjelaskan kehidupan praaksara
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
berburu dan mengumpulkan
makanan.
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
bercocok tanam.
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
perundagian
- Mendeskripsikan hasil-hasil
kebudayaan pada masa praaksara
- Memahami perubahan masyarakat
Indonesia pada masa Hindu-Budha
- Mendeskripsikan hasil-hasil
kebudayaan pada masa Hindu-Budha
- Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu-Budha
- Mendeskripsikan kehidupan
masyarakat pada masa Islam
- Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam
- Mendeskripsikan peninggalan-
peninggalan Islam
1,
3,6
2
4
5
7,8,12
9,13
10,11
14,16
15
17,18,19,
20
1
2
1
1
1
3
2
2
2
1
4
JUMLAH 20 soal
Lampiran 38
Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf a,b,c atau d !
1. Masa sebelum orang mengenal tulisan disebut ...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
2. Masa dimana manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang disebut ...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
3. - Manusia tidak mempunyai tempat tinggal
- Hidupnya berpindah-pindah
- Hidup berkelompok
Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri dari masa...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
4. Masa yang ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam yaitu masa ...
a. Masa Praaksara
b. Masa berburu
c. Masa bercocok tanam
d. Masa perundagian
5. Alat-alat yang dihasilkan pada masa bercocok tanam, yaitu ...
a. Beliung persegi, kapak lonjong, gerabah
b. Kapak perimbas, alat-alat serpih, kapak genggam
c. Alat-alat dari logam
d. Batu, kapak corong, logam.
6. Salah satu ciri kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan
makana adalah….
a. Nomaden
b.Permanen
c. Berhuma
d.Beliung persegi
7. Agama Hindu dan Budha berasal dari negara ...
a. India
b. Arab
c. Persia
d. Gujarat
8. Kepercayaan terhadap benda yang dianggap roh nenek moyang disebut ...
a. Animisme
b. Dinamisme
c. multuralisme
d. Roh nenek moyang
9. Contoh pengaruh Hindu di Indonesia dalam bidang pemerintahan adalah ....
a. masyarakat mulai mengenal
kepercayaan
b. mulai dikenal sistem kerajaan
c. dikenal adanya sistem kasta
d. kekuasaan Raja bersifat
mutlak
10. Kerajaan Hindu yang pertama berdiri di Indonesia adalah ...
a. Majapahit
b. Kediri
c. Kutai
d. Tarumanegara
11. Tarumanegara yang terletak di Jawa barat adalah kerajaan tertua ke dua
setelah kerajaan Kutai yang ada di Kalimantan Timur. Penetapan
Tarumanegara sebagai kerajaan tertua ke dua didasarkan ...
a. perbandingan gaya huruf
b. angka tahun yang tertera
c. berita cina
d. sumber sastra
12. Kasta Brahmana terdiri dari kaum ...
a. Pendeta
b. Bangsawan
c. Pekerja kasar
d. Pedagang
13. Candi Borobudur adalah peninggalan kebudayaan agama ...
a. Hindu
b. Budha
c. Islam
d. Kristen
14. Agama Islam berasal dari negara ...
a. India
b. Arab
c. Persia
d. Gujarat
15. Kerajaan Islam yang pertama berdiri di Indonesia yaitu ...
a. Aceh
b. Demak
c. Samudera Pasai
d. Banten
16. Raja dalam sistem pemerintahan bercorak Islam bergelar sebagai ...
a. Sultan/sunan b. Gubernur
c. Pangeran d. Patih
17. Sebuah asrama tradisional sebagai tempat pendidikan dan pengajaran agama
Islam disebut ...
a. Pesantren
b. Masjid
c. Sekolah
d. Madrasah
18. Cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah disebut
...
a. Hikayat
b. Babat
c. Suluk
d. Syair
19. Masjid Demak didirikan oleh...
a. Raden Patah
b. Adipati Unus
c. Pangeran Sabrang Lor
d. Sultan Trenggono
20. Peninggalan Islam terbesar dalam bidang ilmu pengetahuan adalah...
a. Ilmu perbintangan
b. Arsitek
c. Seni sastra
d. Aljabar
Lampiran 39
Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
1. A
2. C
3. B
4. D
5. A
6. A
7. A
8. A
9. B
10. C
11. B
12. A
13. B
14. B
15. C
16. A
17. A
18. A
19. A
20. D
Lampiran 40
N-Gain Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Nama Pre-test Pos-test N-gain Keterangan
1 50 90 0,8 tinggi
2 45 65 0,36 sedang
3 40 95 0,91 tinggi
4 80 85 0,25 rendah
5 45 90 0,81 tinggi
6 65 90 0,71 tinggi
7 60 90 0,75 tinggi
8 40 95 0,91 tinggi
9 50 90 0,8 tinggi
10 40 95 0,91 tinggi
11 65 65 0 rendah
12 60 40 -0,5 rendah
13 70 85 0,5 sedang
14 40 65 0,41 sedang
15 50 65 0,3 sedang
16 25 85 0,8 tinggi
17 60 60 0 rendah
18 40 75 0,58 sedang
19 35 95 0,92 tinggi
20 75 95 0,8 tinggi
21 45 90 0,81 tinggi
22 65 75 0,42 sedang
23 50 65 0,3 sedang
24 25 75 0,66 sedang
25 70 70 0 rendah
26 55 90 0,77 tinggi
27 45 85 0,72 tinggi
28 30 95 0,92 tinggi
29 65 90 0,71 tinggi
30 30 40 0,14 rendah
31 50 65 0,3 sedang
32 50 75 0,5 sedang
33 55 90 0,77 tinggi
34 45 80 0,63 sedang
35 25 85 0,8 tinggi
Jumlah 1740 2785 19,47
Rata-rata 49,71 79,57 0,55
Rendah 17,14
Sedang 31,42
Tinggi 51,42
Lampiran 41
Lembar Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I
No.
Kode
Siswa
Nomor Aspek Siswa yang diamati Jumlah
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 55 2,75
2 S2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 45 2,25
3 S3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 58 2,9
4 S4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 2,95
5 S5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 57 2,85
6 S6 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 51 2,55
7 S7 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 56 2,8
8 S8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58 2,9
9 S9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 58 2,9
10 S10 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 49 2,45
11 S11 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 51 2,55
12 S12 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 52 2,6
13 S13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59 2,95
14 S14 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 53 2,65
15 S15 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 55 2,75
16 S16 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54 2,7
17 S17 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 53 2,65
18 S18 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 55 2,75
19 S19 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55 2,75
20 S20 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 53 2,65
21 S21 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 48 2,4
22 S22 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 50 2,5
23 S23 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 53 2,65
24 S24 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 54 2,7
25 S25 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 53 2,65
26 S26 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 2,65
27 S27 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 55 2,75
28 S28 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56 2,8
29 S29 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 52 2,6
30 S30 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 56 2,8
31 S31 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 53 2,65
32 S32 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56 2,8
33 S33 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 56 2,8
34 S34 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 2,75
35 S35 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 54 2,7
jumlah 93 88 86 96 94 92 97 98 86 101 95 94 99 89 100 100 91 89 100 102
rata-
rata 2,66 2,51 2,46 2,74 2,69 2,63 2,77 2,8 2,46 2,89 2,71 2,69 2,83 2,54 2,86 2,86 2,6 2,54 2,86 2,91
Skor Aktivitas Belajar IPS Pada Pertemuan Kedua Siklus I
No.
Kode
Siswa
Nomor Aspek Siswa yang diamati Jumlah
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 56 2,80
2 S2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 57 2,85
3 S3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 58 2,90
4 S4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 58 2,90
5 S5 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 54 2,70
6 S6 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58 2,90
7 S7 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 57 2,85
8 S8 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 2,75
9 S9 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 54 2,70
10 S10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 58 2,90
11 S11 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 56 2,80
12 S12 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 2,95
13 S13 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 55 2,75
14 S14 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59 2,95
15 S15 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 55 2,75
16 S16 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 55 2,75
17 S17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58 2,90
18 S18 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 58 2,90
19 S19 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 59 2,95
20 S20 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 2,85
21 S21 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 56 2,80
22 S22 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 2,95
23 S23 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 58 2,90
24 S24 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 55 2,75
25 S25 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 56 2,80
26 S26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 58 2,90
27 S27 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 57 2,85
28 S28 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 60 3,00
29 S29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 57 2,85
30 S30 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 55 2,75
31 S31 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 58 2,90
32 S32 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 57 2,85
33 S33 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 59 2,95
34 S34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 58 2,90
35 S35 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 54 2,70
jumlah 104 102 95 106 104 98 103 104 102 102 101 98 101 94 104 99 103 98 83 92
rata-
rata 3 2,9 2,71 3 3 2,8 2,9 3 2,9 2,9 2,9 2,8 2,9 2,7 3 2,8 2,9 3 2,4 2,6
Lampiran 42 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus I
Observer
(Wilda Wiliyani)
No. Kegiatan Skor
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengucapkan salam dan berdoa √ 4 2. Mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya √ 3
3. Menampilkan gambar √ 3 4. Melakukan absensi √ 4 5. Menginformasikan tujuan kegiatan √ 3 6. Menyampaikan garis besar materi √ 2 7. Membagi kelompok √ 3 8. Memberikan lembar materi √ 3 9. Membantu memahami materi √ 3 10. Menjelaskan materi √ 2 11. Memberikan lembar kerja √ 4 12. Memperhatikan kelompok √ 2 13. Memberikan umpan balik hasil kerja
siswa √ 2
14. Membuat kesimpulan √ 2 15. Melakukan evaluasi √ 2 16. Kegiatan reflektif √ 3 17. Memberikan apresiasi √ 3 18. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang √ 3
19. Menutup pelajaran √ 4 20. Berdoa √ 4 JUMLAH 59
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus I
Observer
(Wilda Wiliyani)
No. Kegiatan Skor
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengucapkan salam dan berdoa √ 4 2. Mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya √ 3
3. Menampilkan gambar √ 3 4. Melakukan absensi √ 4 5. Menginformasikan tujuan kegiatan √ 3 6. Menyampaikan garis besar materi √ 2 7. Membagi kelompok √ 5 8. Memberikan lembar materi √ 5 9. Membantu memahami materi √ 3 10. Menjelaskan materi √ 4 11. Memberikan lembar kerja √ 4 12. Memperhatikan kelompok √ 2 13. Memberikan umpan balik hasil kerja
siswa √ 2
14. Membuat kesimpulan √ 2 15. Melakukan evaluasi √ 4 16. Kegiatan reflektif √ 3 17. Memberikan apresiasi √ 3 18. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang √ 3
19. Menutup pelajaran √ 4 20. Berdoa √ 4 JUMLAH 67
Lampiran 43
Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan 1 Siklus I Lembar Penilaian Sikap Siswa
Pertemuan 2 Siklus I
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1 3 3 3 2 2,75
1 2 3 3 3 2,75
2 2 3 2 3 2,5
2 3 2 3 3 2,75
3 3 2 2 2 2,25
3 3 3 3 3 3
4 2 3 3 3 2,75
4 4 2 3 3 3
5 2 3 3 2 2,5
5 2 3 3 3 2,75
6 3 3 3 2 2,75
6 3 2 3 3 2,75
7 3 3 3 3 3
7 3 3 2 3 2,75
8 3 2 3 3 2,75
8 3 2 3 3 2,75
9 3 3 2 3 2,75
9 3 3 3 3 3
10 3 2 3 3 2,75
10 3 3 3 3 3
11 2 3 2 3 2,5
11 3 3 2 3 2,75
12 2 2 3 3 2,5
12 2 3 3 3 2,75
13 3 2 2 3 2,5
13 3 2 3 3 2,75
14 3 3 3 2 2,75
14 3 3 2 3 2,75
15 3 3 2 3 2,75
15 2 3 3 3 2,75
16 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 3
17 3 3 2 3 2,75
17 3 2 3 3 2,75
18 2 3 3 3 2,75
18 2 3 3 3 2,75
19 2 2 2 3 2,25
19 3 2 3 3 2,75
20 2 2 3 3 2,5
20 2 3 3 3 2,75
21 3 2 3 3 2,75
21 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3
22 3 2 3 3 2,75
23 2 3 3 3 2,75
23 3 3 3 3 3
24 3 3 3 2 2,75
24 2 3 3 3 2,75
25 3 2 3 3 2,75
25 3 3 3 3 3
26 2 3 3 2 2,5
26 3 3 3 3 3
27 3 2 3 3 2,75
27 3 2 3 3 2,75
28 3 3 3 2 2,75
28 2 3 3 3 2,75
29 2 2 3 3 2,5
29 3 2 3 3 2,75
30 3 3 3 3 3
30 3 3 3 3 3
31 2 2 3 3 2,5
31 3 3 2 2 2,5
32 3 3 3 3 3
32 2 3 3 3 2,75
33 2 3 3 3 2,75
33 2 2 3 3 2,5
34 3 3 3 3 3
34 2 2 3 3 2,5
35 2 3 3 3 2,75
35 3 3 3 3 3
Lampiran 44
Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Pertemuan 1 Siklus I
Nama Pemahaman
Materi
Keteram pilan
Mengemukakan
Pendapat
Berkontri
busi
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
Total
Nilai
Rata-
rata
1 2 3 2 3 2,50
2 3 2 3 2 2,50
3 2 3 3 3 2,75
4 3 3 2 2 2,50
5 2 3 3 2 2,50
6 3 2 3 3 2,75
7 2 2 3 3 2,50
8 2 3 3 2 2,50
9 2 2 2 3 2,25
10 3 3 3 2 2,75
11 3 2 2 3 2,50
12 3 3 3 3 3,00
13 3 2 3 3 2,75
14 3 2 3 3 2,75
15 2 3 3 2 2,50
16 3 3 3 3 3,00
17 3 2 2 2 2,25
18 2 3 2 3 2,50
19 2 3 3 3 2,75
20 2 2 3 2 2,25
21 3 3 2 2 2,50
22 3 3 3 3 3,00
23 3 2 3 2 2,50
24 3 3 3 3 3,00
25 2 3 3 2 2,50
26 2 2 3 3 2,50
27 2 3 2 2 2,25
28 3 2 2 2 2,25
29 3 3 3 3 3,00
30 3 3 2 3 2,75
31 2 2 3 3 2,50
32 3 2 3 3 2,75
33 3 2 2 3 2,50
34 3 2 2 3 2,50
35 3 3 3 3 3,00
Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Pertemuan 2 Siklus I
Nama Pemahaman
Materi
Keterampilan
Mengemu
kakan
Pendapat
Berkontribusi
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
Total
Nilai
Rata-
rata
1 2 3 3 3 2,75
2 3 3 3 3 3,00
3 3 2 3 3 2,75
4 3 3 3 3 3,00
5 2 3 3 3 2,75
6 3 3 3 3 3,00
7 3 2 3 2 2,50
8 3 3 3 3 3,00
9 2 3 3 3 2,75
10 3 3 3 3 3,00
11 3 3 3 3 3,00
12 3 3 3 3 3,00
13 2 3 3 3 2,75
14 3 2 3 2 2,50
15 3 3 3 3 3,00
16 3 3 3 3 3,00
17 2 3 3 3 2,75
18 3 3 3 3 3,00
19 3 2 3 3 2,75
20 3 3 3 3 3,00
21 2 3 3 3 2,75
22 3 3 3 3 3,00
23 3 3 3 3 3,00
24 2 2 3 2 2,25
25 3 3 3 3 3,00
26 3 3 3 3 3,00
27 2 3 3 3 2,75
28 3 3 3 2 2,75
29 3 3 3 3 3,00
30 2 2 3 3 2,50
31 3 3 3 3 3,00
32 3 3 3 3 3,00
33 2 3 3 3 2,75
34 3 2 3 2 2,50
35 2 3 3 3 2,75
Lampiran 45
Skor Aktivitas Belajar IPS Pada Pertemuan Pertama Siklus II
No.
Kode
Siswa
Nomor Aspek Siswa yang diamati Jumlah
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 70 3,50
2 S2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 63 3,15
3 S3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 73 3,65
4 S4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 73 3,65
5 S5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 73 3,65
6 S6 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 71 3,55
7 S7 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 68 3,40
8 S8 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 70 3,50
9 S9 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 72 3,60
10 S10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 72 3,60
11 S11 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 68 3,40
12 S12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 71 3,55
13 S13 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 70 3,50
14 S14 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 73 3,65
15 S15 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 73 3,65
16 S16 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 69 3,45
17 S17 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 69 3,45
18 S18 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 3,15
19 S19 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 64 3,20
20 S20 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 73 3,65
21 S21 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 73 3,65
22 S22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 76 3,80
23 S23 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 3,90
24 S24 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 68 3,40
25 S25 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 74 3,70
26 S26 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 72 3,60
27 S27 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 72 3,60
28 S28 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 3,95
29 S29 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 71 3,55
30 S30 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 72 3,60
31 S31 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 76 3,80
32 S32 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 75 3,75
33 S33 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65 3,25
34 S34 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 77 3,85
35 S35 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 72 3,60
jumlah 127 132 132 131 120 121 117 126 132 122 122 124 124 118 126 124 124 126 124 126
rata-
rata 3,6 3,8 3,8 3,7 3,4 3,5 3,3 3,6 3,8 3,5 3,5 3,5 3,5 3,4 3,6 3,5 3,5 3,6 3,5 3,6
Skor Aktivitas Belajar IPS Pada Pertemuan Kedua Siklus II
No.
Kode
Siswa
Nomor Aspek Siswa yang diamati Jumlah
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 0 0,00
2 S2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 50 2,50
3 S3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 72 3,60
4 S4 0,00
5 S5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 73 3,65
6 S6 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 3,80
7 S7 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 3,70
8 S8 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 71 3,55
9 S9 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 71 3,55
10 S10 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 71 3,55
11 S11 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 74 3,70
12 S12 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 70 3,50
13 S13 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 70 3,50
14 S14
15 S15 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 63 3,15
16 S16 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 63 3,15
17 S17 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 63 3,15
18 S18
19 S19 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 66 3,30
20 S20 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 63 3,15
21 S21 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 70 3,50
22 S22 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 67 3,35
23 S23
24 S24 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 67 3,35
25 S25 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 64 3,20
26 S26 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 66 3,30
27 S27 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 67 3,35
28 S28 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 65 3,25
29 S29 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 68 3,40
30 S30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 64 3,20
31 S31 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 68 3,40
32 S32 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 68 3,40
33 S33 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 69 3,45
34 S34
35 S35
jumlah 97 85 89 87 96 91 94 98 100 89 97 99 95 94 95 98 96 100 95 98
rata-
rata 3,5 3 3,2 3,1 3,4 3,3 3,4 3,5 3,6 3,2 3,5 3,5 3,4 3,4 3,4 3,5 3,4 3,6 3,4 3,5
Skor Aktivitas Belajar IPS Pada Pertemuan Ketiga Siklus II
No.
Kode
Siswa
Nomor Aspek Siswa yang diamati Jumlah Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1
2 S2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 53 2,65
3 S3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 67 3,35
4 S4
5 S5 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 68 3,40
6 S6 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 71 3,55
7 S7 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 68 3,40
8 S8 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 69 3,45
9 S9 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 70 3,50
10 S10 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 68 3,40
11 S11 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 71 3,55
12 S12 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 71 3,55
13 S13 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 70 3,50
14 S14
15 S15 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 73 3,65
16 S16 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 69 3,45
17 S17 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 67 3,35
18 S18 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 69 3,45
19 S19 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 72 3,60
20 S20 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 70 3,50
21 S21 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 70 3,50
22 S22 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 73 3,65
23 S23 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 75 3,75
24 S24 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 67 3,35
25 S25 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 71 3,55
26 S26 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 71 3,55
27 S27
28 S28 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 65 3,25
29 S29 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 68 3,40
30 S30 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 3,15
31 S31 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 64 3,20
32 S32 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 66 3,30
33 S33 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 64 3,20
34 S34 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 70 3,50
35 S35
jumlah 103 101 103 99 104 103 100 102 102 94 103 102 105 101 105 104 110 101 109 102
rata-rata
3,43 3,4 3,4 3,3 3,5 3,4 3,3 3,4 3,4 3,13 3,4 3,4 3,5 3,4 3,5 3,5 3,7 3,4 3,6 3,4
Lampiran 46
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus II
Observer
(Wilda Wiliyani)
No. Kegiatan Skor
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengucapkan salam dan berdoa √ 3 2. Mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya √ 3
3. Menampilkan gambar √ 4 4. Melakukan absensi √ 4 5. Menginformasikan tujuan kegiatan √ 3 6. Menyampaikan garis besar materi √ 2 7. Membagi kelompok √ 4 8. Memberikan lembar materi √ 4 9. Membantu memahami materi √ 3 10. Menjelaskan materi √ 3 11. Memberikan lembar kerja √ 4 12. Memperhatikan kelompok √ 3 13. Memberikan umpan balik hasil kerja
siswa √ 3
14. Membuat kesimpulan √ 3 15. Melakukan evaluasi √ 3 16. Kegiatan reflektif √ 3 17. Memberikan apresiasi √ 3 18. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang √ 3
19. Menutup pelajaran √ 4 20. Berdoa √ 4 JUMLAH 66
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus II
Observer
(Wilda Wiliyani)
No. Kegiatan Skor
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengucapkan salam dan berdoa √ 4 2. Mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya √ 4
3. Menampilkan gambar √ 4 4. Melakukan absensi √ 4 5. Menginformasikan tujuan kegiatan √ 3 6. Menyampaikan garis besar materi √ 3 7. Membagi kelompok √ 4 8. Memberikan lembar materi √ 4 9. Membantu memahami materi √ 4 10. Menjelaskan materi √ 3 11. Memberikan lembar kerja √ 4 12. Memperhatikan kelompok √ 3 13. Memberikan umpan balik hasil kerja
siswa √ 3
14. Membuat kesimpulan √ 3 15. Melakukan evaluasi √ 3 16. Kegiatan reflektif √ 3 17. Memberikan apresiasi √ 3 18. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang √ 3
19. Menutup pelajaran √ 4 20. Berdoa √ 4 JUMLAH 70
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 3 Siklus II
Observer
(Wilda Wiliyani)
No. Kegiatan Skor
Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengucapkan salam dan berdoa √ 5 2. Mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya √ 5
3. Menampilkan gambar √ 4 4. Melakukan absensi √ 4 5. Menginformasikan tujuan kegiatan √ 3 6. Menyampaikan garis besar materi √ 4 7. Membagi kelompok √ 4 8. Memberikan lembar materi √ 4 9. Membantu memahami materi √ 5 10. Menjelaskan materi √ 3 11. Memberikan lembar kerja √ 4 12. Memperhatikan kelompok √ 3 13. Memberikan umpan balik hasil kerja
siswa √ 3
14. Membuat kesimpulan √ 3 15. Melakukan evaluasi √ 3 16. Kegiatan reflektif √ 3 17. Memberikan apresiasi √ 3 18. Menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang √ 3
19. Menutup pelajaran √ 4 20. Berdoa √ 4 JUMLAH 74
Lampiran 47
Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan 1 Siklus II Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan 2 Siklus
II
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1 3 3 3 3 3
1 0 0 0 0 0
2 3 4 3 3 3,25
2 3 4 3 3 3,25
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3,25
4 0 0 0 0 0
5 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3
6 4 3 3 3 3,25
6 4 4 3 3 3,5
7 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3
8 3 3 3 3 3
8 3 4 3 3 3,25
9 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3
10 2 3 3 4 3
10 3 4 3 3 3,25
11 3 2 3 3 2,75
11 4 3 3 3 3,25
12 4 3 3 4 3,5
12 3 4 3 4 3,5
13 2 3 3 3 2,75
13 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 3
14 0 0 0 0 0
15 4 4 3 3 3,5
15 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 3
16 3 4 3 3 3,25
17 4 3 3 3 3,25
17 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3
18 0 0 0 0 0
19 4 3 3 3 3,25
19 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 3
21 4 3 3 3 3,25
21 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3
22 3 4 3 3 3,25
23 2 3 3 3 2,75
23 3 3 3 3 3
24 4 2 3 3 3
24 4 3 3 3 3,25
25 3 3 3 3 3
25 3 4 3 3 3,25
26 3 3 3 3 3
26 3 3 3 3 3
27 3 3 3 3 3
27 0 0 0 0 0
28 4 4 3 4 3,75
28 3 3 3 3 3
29 3 3 3 4 3,25
29 3 3 3 3 3
30 2 3 3 3 2,75
30 3 4 3 3 3,25
31 3 3 3 4 3,25
31 3 3 3 3 3
32 3 3 3 3 3
32 3 4 3 4 3,5
33 3 3 3 4 3,25
33 3 3 3 3 3
34 3 4 3 3 3,25
34 0 0 0 0 0
35 3 3 3 4 3,25
35 0 0 0 0 0
Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan 2 Siklus II
Nama
Sikap
Spiritual Sikap sosial
Total
Nilai Menghayati
karunia
Tuhan
Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama
1 0 0 0 0 0
2 3 3 2 3 2,75
3 3 3 3 4 3,25
4 0 0 0 0 0
5 3 3 3 4 3,25
6 4 3 3 3 3,25
7 3 3 3 4 3,25
8 4 3 3 3 3,25
9 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3
11 3 3 3 4 3,25
12 3 3 3 4 3,25
13 4 3 3 3 3,25
14 0 0 0 0 0
15 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 3
17 4 3 3 3 3,25
18 3 3 3 3 3
19 3 3 3 4 3,25
20 4 3 3 3 3,25
21 3 3 3 3 3
22 3 3 3 4 3,25
23 3 3 3 3 3
24 4 3 3 3 3,25
25 3 3 3 3 3
26 3 3 3 4 3,25
27 0 0 0 0 0
28 3 3 3 3 3
29 3 3 3 4 3,25
30 3 3 3 4 3,25
31 4 3 3 3 3,25
32 3 3 3 3 3
33 3 3 3 3 3
34 3 3 3 4 3,25
35 0 0 0 0 0
Lampiran 48
Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Pertemuan 1 Siklus II
Nama Pemahaman
Materi
Keteram
pilan
Mengemu
kakan
Pendapat
Berkontri
busi
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
Total
Nilai
Rata-rata
1 3 3 3 3 3,00
2 3 3 3 3 3,00
3 3 3 3 3 3,00
4 3 4 3 3 3,25
5 3 3 3 3 3,00
6 3 4 3 3 3,25
7 3 3 4 3 3,25
8 4 4 3 3 3,50
9 3 3 4 3 3,25
10 4 4 4 3 3,75
11 3 3 3 3 3,00
12 4 4 3 3 3,50
13 4 3 3 3 3,25
14 3 4 4 3 3,50
15 3 3 3 3 3,00
16 4 4 3 3 3,50
17 3 3 3 3 3,00
18 3 4 3 3 3,25
19 3 3 3 3 3,00
20 3 4 3 3 3,25
21 3 3 3 3 3,00
22 3 3 3 3 3,00
23 3 3 3 3 3,00
24 3 3 4 3 3,25
25 3 3 3 3 3,00
26 3 3 3 3 3,00
27 4 3 3 3 3,25
28 3 3 3 3 3,00
29 3 3 3 3 3,00
30 3 3 3 3 3,00
31 3 3 3 3 3,00
32 3 3 3 3 3,00
33 3 3 3 3 3,00
34 3 3 3 3 3,00
35 3 3 3 3 3,00
Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Pertemuan 2 Siklus II
Nama Pemahaman
Materi
Keteram
pilan
Mengemu
kakan
Pendapat
Berkontribusi
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
Total
Nilai
Rata-
rata
1 0 0 0 0 0,00
2 3 4 3 4 3,50
3 3 3 3 3 3,00
4 0 0 0 0 0,00
5 4 3 3 3 3,25
6 3 3 4 3 3,25
7 3 4 3 3 3,25
8 3 4 3 3 3,25
9 3 4 4 3 3,50
10 3 3 3 3 3,00
11 3 4 3 3 3,25
12 3 3 3 3 3,00
13 3 4 3 3 3,25
14 0 0 0 0 0,00
15 4 3 3 3 3,25
16 4 3 3 3 3,25
17 4 3 4 3 3,50
18 0 0 0 0 0,00
19 3 3 3 4 3,25
20 3 4 3 4 3,50
21 2 3 3 3 2,75
22 3 4 3 4 3,50
23 4 3 3 3 3,25
24 3 3 4 4 3,50
25 3 3 4 3 3,25
26 3 3 4 3 3,25
27 0 0 0 0 0,00
28 3 3 3 3 3,00
29 3 3 3 4 3,25
30 3 4 3 3 3,25
31 3 4 3 4 3,50
32 3 4 4 3 3,50
33 3 4 4 3 3,50
34 0 0 0 0 0,00
35 0 0 0 0 0,00
Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Pertemuan 3 Siklus II
Nama Pemahaman
Materi
Keteram
pilan
Mengemu
kakan
Pendapat
Berkontri
busi
Kemampuan
menerima
pendapat
teman
Total Nilai
Rata-rata
1 0 0 0 0 0,00
2 3 4 3 3 3,25
3 3 3 4 4 3,50
4 0 0 0 0 0,00
5 3 3 3 4 3,25
6 4 3 3 3 3,25
7 4 3 4 4 3,75
8 4 4 3 3 3,50
9 3 4 3 3 3,25
10 3 4 3 4 3,50
11 4 3 4 3 3,50
12 3 3 3 3 3,00
13 4 3 4 3 3,50
14 0 0 0 0 0,00
15 3 4 3 3 3,25
16 3 3 3 4 3,25
17 3 3 3 3 3,00
18 3 4 3 4 3,50
19 3 3 3 3 3,00
20 4 4 3 4 3,75
21 4 3 3 3 3,25
22 4 3 3 4 3,50
23 3 3 3 3 3,00
24 4 4 3 3 3,50
25 3 3 3 3 3,00
26 3 3 3 4 3,25
27 0 0 0 0 0,00
28 3 3 3 3 3,00
29 3 3 3 3 3,00
30 3 3 3 4 3,25
31 4 4 3 3 3,50
32 4 3 3 3 3,25
33 3 3 3 4 3,25
34 3 3 3 3 3,00
35 0 0 0 0 0,00
Lampiran 49
Tabel r Product Moment
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N r N r N r N r N r N r
1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138
2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137
3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137
4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137
5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136
6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136
7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136
8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135
9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135
10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135
11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134
12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134
13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134
14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134
15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133
16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133
17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133
18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132
19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132
20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132
21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131
22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131
23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131
24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131
25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13
26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13
27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13
28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129
29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129
30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129
31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129
32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128
33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128
34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128
35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127
36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127
37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127
38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127
39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126
40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126
Lampiran 50
LEMBAR OBSERVASI SISWA PRA-PENELITIAN
KELAS VII.1
No. Aspek yang diobservasi Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru √
2. Semangat dan antusias mengikuti kegiatan
belajar-mengajar √
3. Komunikasi dan kerjasama √
4. Aktif mengajukan pertanyaan √
5. Aktif mengungkapkan pendapat √
6. Menjawab pertanyaan dari guru √
7. Semangat mengerjakan tugas individu √
8. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman √
9. Memahami materi yang disampaikan √
10. Berani tampil di depan kelas √
Observer,
Desti Ika Ariyanti
LEMBAR OBSERVASI SISWA PRA-PENELITIAN
KELAS VII.2
No. Aspek yang diobservasi Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru √
2. Semangat dan antusias mengikuti kegiatan
belajar-mengajar √
3. Komunikasi dan kerjasama √
4. Aktif mengajukan pertanyaan √
5. Aktif mengungkapkan pendapat √
6. Menjawab pertanyaan dari guru √
7. Semangat mengerjakan tugas individu √
8. Aktif berinteraksi dengan guru dan teman √
9. Memahami materi yang disampaikan √
10. Berani tampil di depan kelas √
Observer,
Desti Ika Ariyanti
Lampiran 51
LEMBAR OBSERVASI GURU PRA-PENELITIAN
KELAS VII.1
No. Aspek yang diobservasi Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Mengkondisikan situasi pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
√
2. Apersepsi √
3. Membangkitkan semangat dan motivasi siswa √
4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang
ingin dicapai √
5. Penggunaan media atau alat pembelajaran
yang sesuai dengan indikator bahan ajar √
6. Penggunaan pendekatan pembelajaran √
7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses
pembelajaran √
8. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi √
9. Guru memberikan contoh-contohterkait
dengan pelajaran yang diajarkan √
10. Pengelolaan kegiatan pembelajaran √
11. Memberikan kesempatan siswa untuk
membaca dan mempelajari materi √
12. Memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya dan mengungkapkan pendapat √
13. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar
siswa √
14. Keterampilan dalam mengajar √
15. Kemampuan memberikan evaluasi √
Observer,
Desti Ika Ariyanti
Lampiran 52
Foto-foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Foto Observasi Sebelum Penelitian
Kegiatan Pretes
Kegiatan Pembelajaran Pada Materi Keragaman Flora dan Fauna
Kegiatan Diskusi Kelompok Antara Guru dan Siswa Dengan Media Kartu Soal
Salah Satu Media Pembelajaran Pada Tema Keadaan Alam Indonesia yaitu Teka-
teki
Kegiatan Awal Pembelajaran
Lampiran 53
Lampiran 54
Lampiran 55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DESTI IKA ARIYANTI, anak pertama dari dua
bersaudara. Lahir dari pasangan Suharto dan
Mulyantini pada tanggal 21 Desember 1991.
Bertempat tinggal di Desa Kalimanggis RT.02
RW.03 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Jawa
Tengah.
RIWAYAT PENDIDIKAN
Memulai pendidikan di SDN Kalimanggis
Kecamatan Subah-Batang, lulus tahun 2004.
Melanjutkan ke SMP N 1 Subah-Batang, lulus tahun 2007 kemudian melanjutkan
ke SMA N 1 Subah-Batang lulus tahun 2007. Penulis kemudian melanjutkan ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) konsentrasi
Ekonomi melalui jalur SPMB-PTAIN.
PENGALAMAN ORGANISASI
Pengalaman organisasi pertama saat SD mengikuti kegiatan pramuka sebagai
anggota. Kemudian SMP juga mengikuti keanggotaan Pramuka dan menjadi
pengurus OSIS. Saat SMA juga kembali menjadi pengurus OSIS dengan jabatan
Sekretaris. Organisasi lain di masyarakat yaitu menjadi anggota Karang Taruna
dan Remaja Masjid.