skripsi bu ammah

65
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka yang tinggal di kota-kota besar cenderung untuk berperan ganda bahkan ada yang multi fungsional karena mereka telah mendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri sehingga jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi dimonopoli oleh kaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan sosial, baik positif maupun negatif. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, diskursus mengenai perempuan dalam kaitannya dengan agama semakin dipandang penting, terutama oleh kalangan teolog feminis. Trade mark para pengusung wacana ini umumnya adalah kesetaraan gender (gender equality). Begitu luasnya frase suci ini, sehingga istilah-istilah diskriminasi,

Upload: al-muhyi

Post on 25-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kegiatann belajar mengajar efektif

TRANSCRIPT

41

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka yang tinggal di kota-kota besar cenderung untuk berperan ganda bahkan ada yang multi fungsional karena mereka telah mendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri sehingga jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi dimonopoli oleh kaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan sosial, baik positif maupun negatif.Dalam sepuluh tahun terakhir ini, diskursus mengenai perempuan dalam kaitannya dengan agama semakin dipandang penting, terutama oleh kalangan teolog feminis. Trade mark para pengusung wacana ini umumnya adalah kesetaraan gender (gender equality). Begitu luasnya frase suci ini, sehingga istilah-istilah diskriminasi, subordinasi, penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan semakin populer sampai kemasyarakat level bawah. Memang, beberapa istilah tersebut dapat membangkitkan emosi, kekesalan dan bahkan memicu simpati yang besar kepada kaum perempuan untuk merebut keadilan gender yang lama dikebiri oleh budaya dan peradaban patriarkhi.[footnoteRef:2] [2: Abdul Moqsit Ghozali, Tubuh, seksualitas, dan Kedaulatan Perempuan (Bunga Rampai Pemikiran Ulama Muda), LKiS, cet.I, Yogyakarta, 2002, hal. 135]

Terlepas dari apa yang menjadi penyebabnya, realitas sosial dewasa ini memperlihatkan dengan jelas betapa kecenderungan manusia pada aktivitas kerja ekonomis terasa menjadi semakin kuat dan keras. Pergulatan manusia untuk mendapatkan kebutuhan hidup dan untuk sebagian orang mencari kesenangan materialistik-konsumtif telah melanda hampir semua orang, laki-laki maupun perempuan. Fenomena ini semakin nyata dalam era industrial sekarang ini. Bahkan realitas sosial juga memperlihatkan bahwa perburuan manusia mencari kesenangan ekonomi dan sesuap nasi oleh kaum perempuan, baik yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga (mempunyai suami) semakin meningkat dari waktu ke waktu. Tak pelak lagi bahwa untuk kaum perempuan yang disebut terakhir ini (kaum isteri) pada gilirannya harus melakukan kerja ganda. Selain mengurus suami dan anak-anak, mereka juga mencari nafkah diluar.[footnoteRef:3] [3: KH. Husein Muhammad, Fiqh Perempuan (Refleksi Kiai atas Wacana Agama Dan Gender), LKiS, Yogyakarta, 2002, cet. II, hal. 119]

Dalam perkembangan modern dewasa ini, banyak kaum wanita muslimah yang aktif di berbagai bidang, baik politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, olah raga, ketentaraan, maupun bidang-bidang lainnya. Hampir disetiap sektor kehidupan umat manusia, wanita muslimah sudah terlibat; bukan hanya dalam pekerjaan-pekerjaan ringan, tetapi juga dalam pekerjaan-pekerjaan yang berat, seperti sopir taksi, tukang parkir, buruh bangunan, satpam, dan lain-lain.Wanita-wanita yang menekuni profesi atau pekerjaannya dan melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan hasil prestasinya disebut wanita karier. Wanita karier adalah wanita sibuk, wanita kerja yang waktunya diluar rumah kadang-kadang lebih banyak daripada didalam rumah. Demi karier dan prestasi, tidak sedikit wanita yang bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah. Waktu adalah uang merupakan motto mereka sehingga waktu satu detikpun sangat berharga. Persaingan yang ketat antara sesamanya dan rekan-rekan seprofesi, memacu mereka untuk bekerja keras. Mereka, mau tidak mau harus mencurahkan segenap kemampuan, pemikiran, waktu dan tenaga demi keberhasilan. Dalam keadaan demikian, jika wanita karier tersebut adalah seorang wanita muslimah yang tiba-tiba di tinggal mati oleh suaminya, maka aktifitasnya dihadapkan ketentuan agama yang disebut ihdad. Allah SWT telah menciptakan manusia terdiri dari dua jenis, yaitu laki-laki dan wanita untuk hidup bersama dalam suatu masyarakat. Keduanya mempunyai potensi yang sama dari sisi insaniahnya, yakni berupa potensi akal dan potensi hidup (naluri dan kebutuhan jasmani). Potensi-potensi inilah yang akan mendorong manusia untuk memberikan kontribusi dalam kehidupan ini. Keduanya diciptakan oleh Allah untuk saling bekerjasama di antara mereka. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT : .[footnoteRef:4] [4: At Taubah (9) : 71.]

Salah satu kendala bagi wanita karir untuk mengembangkan karirnya dapat bersifat internal(tergantung pada diri pribadi sendiri) dan eksternal(tergantung kondisi lingkungan mikro keluarga dan komunitas, makro masyarakat dan budaya).[footnoteRef:5] Oleh sebab itu wanita karir dalam menjaga keseimbangan dalam hubungan keluarganya perlu menggunakan pemahaman agama dalam setiap menapaki karirnya demi terciptanya keharmonisan dalam keluarga. [5: S.C Utami munandar, Wanita Karir: Tantangan dan Peluang dalam Wanita Dalam Masyarakat Indonesia, Suka Press, Yogyakarta, 2001, hal.309.]

Dari kerangka teori yang dipaparkan diatas, maka dipandang perlu diadakan suatu penelitian guna mengetahui apakah hal tersebut sesuai dengan realita yang terjadi di masyarakat. Penilitian ini akan dilaksanakan di desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro yang tidak terlepas dari kenyataan di atas yaitu di satu sisi wanita karir harus menjaga profesionalitasnya dalam karirnya dan disisi lain wanita karir wajib menjaga keharmonisan rumah tangganya demi kelangsungan kehidupannya. Disini salah satu faktor yang perlu diteliti di lapangan yaitu sejauh mana pemahaman agama wanita karir dapat berdampak pada keharmonisan rumah tangganya.Berdasarkan pertimbangan bahwa sampai saat ini belum pernah diadakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemahaman agama wanita karir dalam menjaga keharmonisan dalam rumah tangganya, maka penelitian ini perlu untuk dilakukan.B. Penegasan JudulPenelitian ini berjudul Pengaruh Pemahaman Agama Wanita Karir dalam menjaga Keharmonisan Rumah Tangganya Di Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Adapun makna istilah yang terkandung dalam judul ini adalah : 1. Pemahaman AgamaPemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti Pengertian,pengetahuan,pendapat, pikiran, mengerti benar akan,pandai dan mengerti benar akan, sepaham, sependapat. Sedangkan Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan ajaran kebaikan berlatihan dengan kepercayaan itu.Jadi pemahaman agama disini diartikan sebagai seorang yang telah mengerti dengan benar akan ajaran kebaikan dari tuhannya baik itu yang terkandung dalam kitab suci-Nya maupun ajaran dari yang diperintahkannya (Rasul-Nya).2. Wanita KarirWanita Karir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata karier (Belanda) yang mempunyai dua arti yaitu Pertama perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan jabatan Kedua pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.[footnoteRef:6] [6: Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer ,(Jkarta, English Press,1991 hlm 1125.]

Jadi wanita karir yaitu wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan.3. Keharmonisan Rumah TanggaHubungan yang selaras serasi dalam menjalankan kehidupan berumah tangga.Dengan demikian maka yang dimaksud dengan judul ini adalah pemahaman agama merupakan salah satu faktor untuk menjaga keharmonisan rumah tangga bagi seorang wanita karir di desa tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan.

C. Alasan Pemilihan JudulPemilihan judul penelitian ini didasarkan atas pertimbangan:1. Sebagai kontribusi terhadap wanita yang akan menentukan pilihan hidupnya untuk berkarir agar dapat menjalankan karirnya berdasarkan berdasarkan ajaran agama.2. Sebagai usaha yang bertujuan untuk memberikan wawasan bagi wanita karir, bahwa pemahaman agama itu sangat diperlukan dalam membina keluarga yang harmonis.3. Kajian ini cukup menarik, karena belum ada karya tulis satupun yang didasarkan atas penelitian yang sama permasalahannya dan mengambil daerah penelitian yang sama pula.D. Permasalahan Penelitian1. Batasan Ruang Lingkup MasalahBatasan ruang lingkup masalah perlu dikemukakan agar penelitian mendapat arah yang jelas dan pasti. Pemahaman agama wanita karir harus mengetahui bahwa kedudukan wanita karir dalam islam sesuai Ayat At-Taubah (9):71[footnoteRef:7] yang telah dipaparkan di latar belakang masalah. [7: Arti dari ayat ini adalah Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.]

Ayat ini dapat dipahami bahwa pria dan wanita, saling tolong menolong terutama dalam suatu rumah tangga dan mempunyai tugas,kewajiban yang sama untuk menjalankan amar maruf dan nahi mungkar. Namun ada perintah Allah yang ditujukan kepada masing-masing individu yakni hubungan vertikal seperti mengerjakan sholat, puasa dll.Di dalam surat An Nisa (4): 124 memberikan petunjuk bahwa karya wanita dalam bentuk apapun dilakukannya adalah menjadi miliknya dan bertanggung jawab atas kerjaannya itu, diantaranya adalah masalah ibadah tidak tergantung pada pihak pria namun tergantung pada amalnya.Sedangkan sebagai indikator wanita karir dalam dalam menjaga keharmonisan keluarga yaitu wanita tersebut harus dapat mengerjakan penannya sebagai wanita dalam keluarga yang secara garis besar di bagi menjadi dua peran yaitu:1. Peran wanita sebagai ibu2. Peran wanita sebagai istri[footnoteRef:8] [8: Mia Siti Aminah, Muslimah Career:Mencapai Karir tertinggi di hadapan Allah, keluarga dan Pekerjaan, Galangprees, Yogyakarta, 2010, hal, 57-58.]

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah:1. Bagaimana pemahaman agama bagi wanita karir di Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro?2. Bagaimana wanita karir dalam menjaga keharmonisan rumah tangganya di Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro ?3. Apakah wanita karir dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya di Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro?II. Tujuan dan Signifikansi PenelitianA. Penelitian ini bertujuan :1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemahaman agama wanita karir yang berada di Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan cara wanita karir dalam menjaga keharmonisan rumah tangganya dan apakah cara yang digunakan itu berhasil untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya.B. Signifikansi Penelitian :1. Signifikansi Ilmiah Akademik :sebagai bahan kepustakaan dan memperluas cakrawala wawasan tentang wanita karir dalam dalam menjaga keharmonisan rumah tangga berdasarkan pemahaman agama dalam studi islam.2. Signifikansi Sosial Praktis: Sebagai masukan dan bahan pertimbangan wanita yang akan terjun di dunia karir di daerah penelitian agar dapat menjaga selalu keharmonisan dalam rumah tangga.III. HipotesisBerdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan serta tujuan penelitian yang ingin dicapai, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:Hipotesis Kerja (Ha)Bahwa pengaruh pemahaman agama oleh wanita karir mempengaruhi keharmonisan rumah tangga di desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten BojonegoroHipotesis Nihil (H0)Bahwa pengaruh pemahaman agama oleh wanita karir tidak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga di desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten BojonegoroIV. Variabel PenelitianDalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel tentang pengaruh pemahaman agama oleh wanita karir dan variabel keharmonisan rumah tangga. Pengaruh pemahaman agama wanita karir dalam menjaga keharmonisan rumah tangganya akan diketahui apabila antara variabel tentang pengaruh pemahaman agama oleh wanita karir dan variabel keharmonisan rumah tangga terdapat hubungan negatif. Yaitu semakin besar pengaruh pemahaman agama oleh wanita karir maka semakin harmonis hubungan keluarga itu, begitu juga sebaliknya.Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian pertama akan diketahui berdasarkan perhitungan frekuensi terhadap masing-masing variabel.sedangkan tujuan kedua akan diketahui bedasarkan perhitungan korelasi antara variabel pengaruh pemahaman agama oleh wanita karir sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel keharmonisan rumah tangga dalam penelitian ini akan diperlakukan sebagai variabel terikat (dependent variable).

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Wanita Karir 1. Pengertian Wanita Karir dan Dasar HukumnyaMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988), karier berasal dari kata Karier (Belanda) yang berarti pertama, Perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan. Kedua Pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.[footnoteRef:9] Karier dapat juga diartikan sebagai urut-urutan status yang diiringi oleh peningkatan prestasi seseorang (Dina Nawangningrum, 1995). Selain itu kata karir selalu dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan seseorang. Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan).[footnoteRef:10] [9: S. C Utami Munandar,Wanita Karir Tantangan Dan Peluang, Wanita Dalam Masyarakat Indonesia Akses, Pemberdayaan dan Kesempatan, Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 2001, hal. 301.] [10: Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, English Press, Jakarta, 1991, hal. 1125.]

Beberapa ciri Wanita Karir:1. Wanita yang Aktif melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu kemajuan.2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu merupakan kegiatan-kegiatan profesional sesuai bidang yang ditekuninya, baik di bidang politik, ekonomi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, ketentaraan, sosial, budaya pendidikan, maupun di bidang-bidang lainnya.3. Bidang pekerjaan yang ditekuni oleh wanita karir adalah pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan dapat mendatangkan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan atau jabatan.Wanita yang berkarier adalah wanita yang bekerja untuk mengembangkan karier. Akhir-akhir ini menjadi makin lazim penggunaan istilah/konsep wanita karier. Apakah yang dimaksud dengan wanita karier?Pada umumnya wanita karier adalah wanita yang berpendidikan cukup tinggi dan mempunyai status yang cukup tinggi dalam pekerjaan-nya, yang cukup berhasil dalam berkarya.Beberapa orang kurang menyukai atau kurang setuju dengan istilah wanita karier; mereka lebih cenderung berbicara mngenai wanita bekerja atau wanita berkarya, whats in a name?Kedudukan Wanita dalam Islam. Seorang wanita muslimah akan berperilaku dengan bercermin kepada al-Quran dan sunnah Nabi. Dengan berpegang teguh kepada keduanya, maka kita akan terhindar dari segala kesesatan yang bisa membawa kita ke jurang neraka. Kesesatan dan penyimpangan akan terjadi jika seorang muslimah tidak berpegang teguh kepada al-Quran dan Sunnah Nabi. Rasulullah Saw. Bersabda, aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidka akan tersesat selama kalian berpegang kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku. (HR Imam Malik)Al-Quran telah menjelaskan betapa pentingnya peran wanita, baik sebagai ibu, istri saudara wanita, maupun anak. Sebagai seorang anak, kita mempunyai kewajiban untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih didahulukan daripada ayah. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Swt; (QS Al-Ahqaf 46: 15)

Dalam sebuah Hadis juga disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan bertanya, wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?Rasulullah menjawab, ibumu, orang itu bertanya lagi, kemudian setelah dia siapa?Nabi menjawab ibumu, orang itu bertanya lagi, kemudian setelah dia siapa? Nabi menjawab, Ayahnya. (HR Bukhari)Hadis di atas menunjukkan betapa pentingnya arti seorang ibu sehingga kita harus berbakti kepada ibu sampai tiga kali lipat dibandingkan ayah. Kedudukan seorang istri dan pengaruhnya terhadap ketenangan suami juga dijelaskan dalam al-Quran. Firman Allah Taala; (QS Ar-Rum 30:21)

2. Macam Macam Wanita KarierWanita karier dapat dibedakan menjadi beberapa macam[footnoteRef:11] yaitu; [11: Huzaemah T. Yanggo, Fiqh Perempuan Kontemporer, Almawardiprima, Yogyakarta, 2001, hlm 27.]

a. Wanita yang perlu berpenampilan menarik atau tidak Dalam kenyataanya ada wanita karier yang memang perlu tampil dengan pakaian indah, baik dan menarik sehingga ia dapat menjalin relasi yang banyak dan meningkatkan karirnya seperti misalnya wanita yang menjadi pimpinan dalam perusahaan, wanita yang mengandalkan penampilannya seperti penari, penyanyi dan peragawati.b. Wanita karier yang berhubungan langsung dengan orang lain dan tidak dalam mengembangkan dan meningkatkan karier. Ada wanita karier yang harus berhubungan langsung dengan orang lain misalnya; dosen, dokter, peneliti lapangan. Adapula wanita karier yang tidak berhubungan langsung dalam membina karirnya misalnya penulis buku, desainer, pelukis.c. Wanita karier yang bisa membina kariernya dalam rumah dan dalam ruangan tertentu dan tidak.Wanita yang dapat membina kariernya di tempat tertentu, seperti di rumah atau diruangan tertentu tanpa harus keluar.Untuk memperjelas kedudukan wanita karier adanya pengklasifikasian keberadaan wanita karier yang dibedakan menjadi dua bentuk[footnoteRef:12]: [12: Flander (1994) membedakan kategori wanita karir yaitu: wanita tunggal dan tidak mempunyai anak, wanita yang menikah tanpa anak, wanita yang menikah dan mempunyai anak (S. C Utami Munandar,Wanita Karir Tantangan Dan Peluang, Wanita Dalam Masyarakat Indonesia Akses, Pemberdayaan dan Kesempatan, Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta, 2001, hal. 302).]

1. Wanita karier yang tidak terikat dengan tali pernikahan maksudnya adalah wanita yang belum menikah atau wanita yang pernah menikah tetapi telah terjadi proses perceraian/talak yang aktif dalam bekerja pada bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya. Karena tidak ada ikatan pernikahan, maka wanita yang tergolong dalam golongan ini dapat bekerja dngan bebas tanpa adanya keterikatan dan tanggung jawab kepada siapapun.2. Wanita karir yang terikat dengan tali pernikahan maksudnya adalah wanita yang telah melangsungkan pernikahan dengan seorang pria yang ditandai dengan adanya proses akad nikah yang didalamnya terjadi sebuah ikatan lahir batin antara si wanita dan si pria. Dari inilah lahir pasangan suami istri yang mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Karena telah menjadi pasangan suami istri, maka keduanya mempunyai keterikatan. Terutama keterikatan dalam hal penyeimbangan pemenuhan hak dan kewajiban di antara keduanya. 3.Dampak Positif dan Negatif dari Wanita KarierTerjunnya wanita dalam dunia karier, banyak membawa pengaruh terhadap segala aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi dan keluarga, maupun kehidupan masyarakat sekitarnya. Hal ini menimbulkan dampak positif dan negatif.Adapun pengaruh positif dengan adanya wanita karier antara lain[footnoteRef:13]: [13: Huzaemah T. Yanggo, Op.Cit, Hal 96.]

1. Dengan berkarier, wanita dapat membantu meringankan beban keluarga yang tadinya hanya dipikul oleh suami yang mungkin kurang memenuhi kebutuhan, tetapi dengan adanya wanita ikut berkiprah dalam mencari nafkah, maka krisis ekonomi dapat ditanggulangi.2. Dengan berkarier, wanita dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarganya, utamanya kepada putra-putrinya tentang kegiatan-kegiatan yang diikutinya, sehingga kalau ia sukses dan berhasil dalam kariernya, putra-putrinya akan gembira dan bangga, bahkan menjadikan ibunya sebagai panutan dan suri tauladan bagi masa depannya.3. Dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat dan bangsa diperlukan partisipasi serta keikutsertaan kaum wanita, karena dengan segala potensinya wanita mampu dalam hal ini, bahkan ada diantara pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pria dapat berhasil ditangani oleh wanita, baik karena keahliannya maupun bakatnya.4. Dengan berkarier, wanita dalam mendidik anak-anaknya pada umumnya lebih bijaksana, demokratis dan tidak otoriter, sebab dengan kariernya itu ia bisa memiliki pola pikir yang moderat.5. Dengan berkarir, wanita yang menghadapi kemelut dalam rumah tangganya atau sedang mendapat gangguan jiwa, akan terhibur dan jiwanya akan menjadi sehat, sebagaimana disebutkan oleh Zakiah Derajat dalam bukunya Islam dan Peran Wanita sebagai berikut: untuk kepentingan kesehatan jiwanya, wanita itu harus gesit bekerja, jika seseorang tidak bekerja atau diam saja, maka ia melamun, berkhayal, memikirkan atau mengenangkan hal-hal yang dalam kenyataan tidak dialami atau dirasakannya. Apabila yang terbiasa berkhayal, maka khayalan itu akan lebih mengasyikkannya daripada bekerja dan berpikir secara obyektif. Orang-orang yang suka menghabiskan waktunya untuk berkhayal itu akan mudah diserang oleh gangguan dan penyakit.Demikian antara lain dampak positif dari wanita karier, tapi jika dipandang dari dimensi lain dapat membawa dampak negatif baik secara sosiologis maupun agamis. Akses yang timbul bukan saja dikalangan wanita, tetapi juga kalangan suami dan anak-anak sebagai anggota keluarganya, terutama wanita yang mementingkan kariernya daripada rumah tangganya, sehingga tugas utama sebagai ibu rumah tangga sering terlupakan. Adapun dampak negatif yang timbul dengan adanya wanita karier antara lain[footnoteRef:14] : [14: Ibid., 98.]

1. Terhadap anak. Wanita yang hanya mengutamakan karirnya akan berpengaruh pada pembinaan dan pendidikan anak-anak maka tidak aneh kalau banyak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Hal ini harus diakui sekalipun tidak bersifat menyeluruh bagi setiap individu yang berkarier.2. Terhadap suami. Dibalik kebanggaan suami yang mempunyai istri wanita karier yang maju, aktif dan kreatif, pandai dan dibutuhkan masyarakat tidak mustahil menemui persoalan-persoalan dengan istrinya.3. Terhadap rumah tangga. Kadang-kadang rumah tangga berantakan disebabkan oleh kesibukan ibu rumah tangga sebagai wanita karier yang waktunya banyak tersita oleh pekerjaannya diluar rumah.4. Terhadap kaum laki-laki. Laki-laki banyak yang menganggur akibat adanya wanita karir, kaum laki-laki tidak memperoleh kesempatan bekerja, karena jatahnya telah direnggut oleh kaum wanita.5. Terhadap masyarakat. Wanita karir yang kurang memperdulikan segi-segi normatif dalam pergaulan lain jenis dalam lingkungan pekerjaan atau dalam kehidupan sehari-hari akan menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan suatu masyarakat.6. Wanita lajang yang mementingkan karirnya kadang dapat menimbulkan budaya nyleneh yang nyaris meninggalkan kodratnya sebagai kaum hawa, yang pada akhirnya mencuat budaya lesbi atau kumpul keboSosok wanita karir merupakan fenomena umum yang mempunyai peran ganda didalam rumah tangganya. Untuk itu jika wanita karir dapat menyiasati waktu dengan baik maka dampak negatif dapat ditanggulangi meskipun tidak sepenuhnya terselesaikan.B. Keharmonisan Rumah Tangga1. Kedudukan wanita dalam rumah tanggaDiantara aktivitas perempuan ialah memelihara rumah tangganya, membahagiakan suaminya, dan membentuk keluarga bahagia yang tentram damai, penuh cinta, dan kasih sayang sampai-sampai ada peribahasa, bagusnya pelayanan seorang wanita terhadap suaminya dinilai sebagai jihad fisabilillah,.Peran dan tugas perempuan dalam keluarga secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu:1. Peran wanita sebagai ibu.Wanita sebagai ibu memiliki peran segai berikut: Ibulah yang bisa memberikan ASI bagi anak-anaknya sebagai nutrisi paling bagus untuk anaknya maksimal sampai dua tahun. Ibulah yang menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya. Ibulah yang menjadi penjaga pertama dalam hidup anak. Dalam kehidupan awal seorang anak, ibulah yang menjaga anak dan memperhatikannya dari segi petumbuhan fisik, kecerdasan, spiritual, dan sebagainya. Ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan anak. Dalam memenuhi kebutuhan psikis anak, seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang aman bagi putra-putrinya. Ibu diharapkan dapat membnatu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak akan tidak mudh cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul. Ibu menjadi contoh pertama anak-anaknya. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak-gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian akan diambil, dimiliki, dan diterapkan dalam kehidupannya. Ibu sebagai stimulan perkembangan anak. Stimulan verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan angat ditentukan oleh seberapa rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya.2. Peran wanita sebagai istri.Perhiasan paling indah bagi laki-laki di dunia ini adalah wanita salehah, istri salehah. Islam memandang wanita dalam keluarga sebagai pendamping laki-laki yang bisa menjadi lebih indah dari perhiasan apapun, lebih kemilau dari perhiasan apapun. Perempuan, sebagai istri, memiliki peranan penting dalam keluarga. Ia menjadi manajer di rumah suaminya. Di tangannya ketentraman, kepercayaan, dan kekayaan suami dititipkan. Adapun peran seorang perempuan sebagai istri adalah sebagai berikut:a. Sebagai pengelola rumah tangga.Pengelola adalah orang yang mengerti seluk beluk suatu hal. Begitu pula peran istri sebagai pengelola rumah tangga. Ia mengerti bagaimana seluk beluk rumah tangganya, mulai dari memilih pakaian suami, apa yang suami suka maupun benci, memilih menu makanan, menentukan perabot rumah tangga apa yang cocok untuk rumahnya, sampai memilih warna kain gorden untuk jendelanya.b. Sekretaris pribadiSebagai seorang sekretaris pribadi suami, istri tahu dan faham jadwal keberangkatan dan kedatangan suami dari bekerja. Catatan-catatan dan surat-surat penting yang harus disimpan dan diamankan merupakan perannya sebagai sekretaris pribadi. Keluar masuknya surat tentu harus sepengetahuan istri dengan ada izin dari suami.c. Bendahara pribadiHarus ada seseorang yang bisa mengelola keuangan rumah tangga. Pengeluaran dan pemasukan harus jelas digunakan untuk apa saja. Pembelian dan kebutuhan barang rumah tangga dicatatnya baik-baik. d. Mengorganisasi rumahDalam rumah tangga dibutuhkan pembagian peran anggota keluarga, mulai dari peran kecil, peran-peran tambahan, dan peran-peran utama. Peran kecil misalnya, mencabuti rumput halaman. Sebagai organizer rumah, istri berperan menunjuk seseorang untuk melakukan tugas ini. Apakah anak, suami, atau asisten rumah tangga? Atau malah dirinya sendiri yang harus mencabuti rumput?Peran tambahan misalnya, dibutuhkan asisten rumah tangga yang merupakan perpanjangan tangan dari seorang ibu. Sedangkan peran besar misalnya peran yang tidak dapat digantikan oleh orang lain.

e. Perancang dan desainer rumah tanggaSebagai perancang rumah tangga, ia harus tahu warna apa yang cocok digunakan, bahan apa yang baik digunakan, dan berapa biaya yang dibutuhkan. Tentu saja semua itu berkaitan dengan segala kebutuhan rumah tangga.f. Cheerleaders suamiAda kalanya suami kita mengalami hal-hal buruk atau kejadian yang tidak menyenangkan. Apakah itu di lingkungan kerjanya, teman-temannya, atau bahkan dari dirinya. Peran istri di saat-saat seperti ini layaknya cheerleaders sebuah grup basket, harus mampu menyemangatinya agar menang melawan musuh.g. Teman curhat dan diskusi suamiDalam kehidupan, kesedihan, dan kebagaiaan merupakan bumbu sehari-hari. Kadang kala kita dapat melaluinya dengan mulus, namyn kadang juga tidak. Di sinilah seorang manusia membutuhkan tempat untuk berbagi pengalaman dan menerima saran dari pasangan. Itulah inti dari pernikahan, saling memberi dan menerima dalam segala hal termasuk keluh kesah.h. Menjadi pendamping bagi suami dan saling mengingatkan atas urusan dunia akhirat.Begitu indahnya ketika seorang istri mengingatkan suaminya yang lupa dan mulai melalaikan sholatnya atau suami yang mengingatkan istrinya ketika ia lupa dan mulai melalaikan sholat, misalnya. Bukankah kerja sama dalam hal beribadah ini sangat indah dan baik? Karena harta tidak akan bisa menyelamatkan kita dari neraka, sedangkan istri yang mampu mengingatkan kita untuk selalu lurus di jalan-Nya sehingga dapat menyelamatkan kita dari neraka.Rasulullah bersabda,dan istri salehah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baiknya (harta) yang disimpan manusia. (HR Baihaqi dalam Syuabul Iman, Shahihul Jami 4285)i. Menjadi pendamping suami dalam mengurus hal-hal yang didelegasikannya dalam urusan rumah tangganya, seperti mengurus kenyamanan tempat tinggal, mengurus kesehatan rumah dan pakaian, mengolah makanan yang halal dan baik, mengelola uang yang dipercayakan suami.j. Menjadi orang kepercayaan suami.Di antara kebahagiaan sorang suami adalah dikaruniai istri yang salehah sebagaimana sabda Rasulullah Saw., dan di antara kebahagiaan adalah perempuan salehah, jika engkau memandangnya maka engkau kagum kepadanya, dan jika engkau pergi darinya (tidak berada di sisisnya) engkau akan merasa aman atas dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah perempuan yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia melontarkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi darinya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu (HR Ibnu Hibban dan lainnya dalam as-Shahihah Hadis 282).[footnoteRef:15] [15: Mia Siti Aminah, Muslimah Career : Mencapai Karir Tertinggi di Hadapan Allah, Keluarga dan Pekerjaan, Pustaka Grhatama, Yogyakarta, 2010. Hal. 57-60.]

2.Tugas Dan Kewajiban Wanita Dalam Rumah TanggaTugas Seorang Istri Menurut IslamDi dalam Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga dan peranannya yang sangat dibutuhkan menuntutnya untuk memilih kualitas yang baik sehingga bisa menjadi seorang istri yang baik. Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk mencapai keridhoan Allah swt., Tuhan semesta Alam. Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan keridhoan dari Allah swt. sehingga dia (seorang istri) berkeinginan untuk mengupayakannya.Ketika seorang wanita muslimah menikah (menjadi seorang istri) maka dia harus mengerti bahwa dia memiliki peranan yang khusus dan pertanggungjawaban dalam Islam kepada pencipta-Nya, Allah swt. menjadikan wanita berbeda dengan pria sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Quran: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu. (QS. An Nisaa , 4:32).Kita dapat melihat dari ayat ini bahwa Allah swt. membuat perbedaan yang jelas antara peranan laki-laki dan wanita dan tidak diperbolehkan bagi laki-laki atau wanita untuk menanyakan ketentuan peranan yang telah Allah berikan sebagaimana firman Allah: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (QS. Al Ahzab, 33:36)Karenanya, seorang istri akan membenarkan Rosulullah dan akan membantu suaminya untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah (hukum Islam) dan memastikan suaminya untuk kembali melaksanakan kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan kedudukan suami, dia juga harus memenuhi kewajiban terhadap istrinya.Diantara hak-hak lainnya, seorang istri memiliki hak untuk Nafaqah (diberi nafkah) yang berupa makanan, pakaian dan tempat untuk berlindung yang didapatkan dari suaminya. Dia (suami) berkewajiban membelanjakan hartanya untuk itu walaupun jika istri memiliki harta sendiri untuk memenuhinya. Rosulullah saw. Bersabda : Istrimu memiliki hak atas kamu bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan, pakaian dan tempat berlindung dengan cara yang baik. (HR. Muslim)Ini adalah penting untuk dicatat bahwa ketika seorang istri menunaikan kewajiban terhadap suaminya, dia (istri) talah melakukan kepatuhan terhadap pencipta-Nya, karenanya dia (istri yang telah menunaikan kewajibannya) mendapatkan pahala dari Tuhan-Nya. Rosulullah saw. mencintai istri-istrinya karena kesholehan mereka.Aisyah r.a. suatu kali meriwayatkan tentang kebaikan kualitas Zainab ra, istri ketujuh dari Rosulullah saw.,Zainab adalah seseorang yang kedudukannya hampir sama kedudukannya denganku dalam pandangan Rosulullah dan aku belum pernah melihat seorang wanita yang lebih terdepan kesholehannya daripada Zainab r.a., lebih dalam kebaikannya, lebih dalam kebenarannya, lebih dalam pertalian darahnya, lebih dalam kedermawanannya dan pengorbanannya dalam hidup serta mempunyai hati yang lebih lembut, itulah yang menyebabkan ia lebih dekat kepada Allah.Seperti kebesaran wanita-wanita muslimah yang telah dicontohkan kepada kita, patut kiranya bagi kita untuk mencontohnya dengan cara mempelajari kesuciannya, kekuatan dari karakternya, kebaikan imannya dan kebijaksanaan mereka. Usaha untuk mencontoh Ummul Mukminin yang telah dijanjikan surga (oleh Allah) dapat menunjuki kita kepada karunia surga.Abu Nuaim meriwayatkan bahwa Rosulullah saw. Bersabda : Ketika seorang wanita menunaikan sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mematuhi suaminya, maka dia akan masuk surga dengan beberapa pintu yang dia inginkan. (Al Bukhori, Al Muwatta dan Musnad Imam Ahmad).

Kewajiban Seorang IstriKedudukan seorang istridalam Islam adalah menempati posisi yang mulia.Namun orang-orang yang tidak suka akan kemuliaan Islam senantiasa berusaha untuk meruntuhkan sendi dasar dalam kehidupan sebuah rumah tangga dengan berbagai macam cara.Ada yang disebut dengan emansipasi wanita dan sejenisnya yang dibalut dengan kata-kata yang manis.Keberadaan seorang wanita sebagai istri dan juga sebagai seorang ibudalam lingkungan sebuah keluarga memiliki arti yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan istri merupakan satu tiang yang menegakkan kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dalam mencetak orang-orang besar. Sehingga tepat sekali bila ada yang mengatakan bahwa : Di balik setiap orang besar ada seorang wanita yang mengasuh dan mendidiknyaBerikut beberapa kewajiban seorang istridalam sebuah rumah tangga adalah :1. Taat kepada suami dalam hal serta perkara bukan dalam rangka maksiat kepada Allah.Taat ini karena seorang suami adalah seorang pemimpin dalam rumah tangga.Dan ketaatan ini lebih didahulukan daripada melakukan ibadah sunnah.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapatkan izin suaminya.(HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)Kewajiban dalam menaati suami ini dalam perkara yang ia perintahkan sebatas kemampuan seorang istri , karena hal ini juga merupakan keutamaan seorang lelaki terhadap kaum wanita.2. Mengerjakan pekerjaan rumah sebagai seorang ibu rumah tanggaseperti halnya memasak, mencuci, membersihkan rumah dan sebagainya.Seorang istri sudah semestinya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti di atas dengan penuh kerelaan dan kelapangan hati dan kesadaran bahwa hal itu merupakan salah satu ibadah kepada Allah.3. Menjaga harta suami.Dalam hal menjaga harta suami ini, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sebaik-baik wanita penunggang unta, wanita Quraisy yang baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya. (HR. Al-Bukhari no. 5082 dan Muslim no. 2527)4. Menjaga rahasia suami dan juga kehormatannya sehingga hal tersebut akan menumbuhkan kepercayaan sang suami secara penuh terhadapnya.5. Bergaul dengan suami dengan cara yang baik.Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara membuatnya ridha ketika suami marah, menunjukkan rasa cinta dan sayang kepadanya dan juga penghargaan, mengucapkan kata-kata yang baik dan wajah yang selalu penuh senyuman, dan memaafkan kesalahan suamibila ia bersalah.Hal yang tidak kalah penting adalah dalam hal memperhatikan makanan,minuman, serta pakaian dari suami.

6. Mengatur waktu dengan sebaik mungkin.Sehingga dengan mengatur waktu ini semua pekerjaan terselesaikan pada waktunya, menjaga kebersihan dan juga keteraturan didalam rumah sehingga selalu tampak rapi dan juga bersih hingga hal tersebut menimbulkan sesuatu yang menyenangkan pandangan bagi sang suami dan membuat buah hatimenjadi betah di dalam rumah.7. Bersikap dan berkata jujur terhadap suami dalam segala sesuatu,Khususnya ketika ada sesuatu yang terjadi sementara suamitidak berada dalam rumah. Jauhi sifat dusta karena hal ini akan menghilangkan kepercayaan suami.[footnoteRef:16] [16: http://yayankharis.s9k.org/?p=73, akses pada Selasa, 9 Juni 2012 pukul 11.44.]

C. Pengaruh Pemahaman Agama Wanita Karir Dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangganya.1. Kedudukan Wanita Karir Dalam Pandangan Agama IslamWanita dan pria diciptakan oleh Allah SWT, sebagaimana diciptakannya hawa dan Adam AS, untuk saling tolong menolong dalam menempuh bahtera kehidupan sebagai khalifah di bumi, menguasai segala yang patut dan menyingkirkan segala yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Keduanya saling mencari dan melengkapi sesuai dengan aturan dan ketentuan Allah. Al-Quran mengakui adanya perbedaan pria dan wanita, dalam konteks ini perbedaan tersebut menantang untuk dikupas dalam struktur hak dan kewajiban individu dan sosial. Seorang laki-laki memperoleh warisan dua kali lebih besar dari perempuan, mengingat seorang laki-laki harus menanggung atau mencari nafkah untuk keluarganya sendiri, serta saudara-saudaranya.Kedudukan wanita dalam Islam dijelaskan dalam surat at Taubah ayat 71 firman Allah:

Ayat di atas dapat dipahami, bahwa pria dan wanita saling tolong menolong, terutama dalam suatu rumah tangga dan mempunyai tugas dan kewajiban yang sama untuk menjalankan amar maruf dan nahi munkar namun ada perintah Allah yang ditujukan kepada masing-masig individu, yakni hubungan vertikal seperti mengerjakan sholat, puasa dan lain-lainMasing-masing individu mempunyai kewajiban seperti yang dijelaskan dalam surat an-Nisa: 124

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwakarya wanita dalam bentuk apapun dilakukannya adalah menjadi miliknya dan bertanggung jawab atas kerjanya itu, diantaranya adalah masalah ibadah, tidak tergantung pada pihak pria, namun tergantung pada amalnya. Pekerjaan dan aktifitas yang dilakukan perempuan pada masa Nabi Muhammad cukup beraneka ragam, sampai-sampai mereka terlibat secara langsung dalam peperangan, bahu membahu bersama laki-laki, ada yang bekerja sebagai perias pengantin, bidan, dan administrasi pemerintah. Nama nama seperti Umu Salamah (istri Nabi), Lailah al-Ghifariyah (tokoh yang tercatat dalam peperangan. Umu salam binti Malkhan bekerja sebagai perias pengantin. Bidang perdagangan, nama istri Nabi yang pertama Khodijah binti Khuwailid tercatat sebagai seorang yang sangat sukses. Al sifa seorang wanita yang pandai menulis ditugaskan oleh Khalifah Umar sbagai petugas yang menangani pasar di Madinah. Zainab binti Jahsy istri Nabi SAW, juga aktif bekerja sampai pada menyama kulit binatang dan hasilnya itu beliau sedekahkan.[footnoteRef:17] [17: M. Quraish Sihab, Membumikan Al-Quran, Mizan, Jakarta, 1992, hal. 275.]

Ada beberapa keadaan yang memperbolehkan bahkan mengharuskan wanita bekerja, M. Qutb seperti yang dikutip oleh Quraish Shihab menjelaskan bahwa perempuan pada zaman Nabi Muhammad SAW pun bekerja karena keadaan menuntut mereka untuk bekerja. Keadaan tersebut antara lain adalah kebutuhan masyarakat, atau karena sangat membutuhkan pekerjaan wanita tertentu yang mana tidak ada yang menanggung biaya hidupnya atau yang menanggung tidak mampu mencukupi kebutuhannya.[footnoteRef:18] [18: M. Quraish Sihab, Wawasan Al-Quran : Tafsir MaudhuI atas Pelbagai Persoalan Umat, Cet. VII, Mizan, Yogyakarta, 1998, hal. 306.]

Skema kehidupan yang digambarkan oleh Islam berdiri atas seperangkat hak dan kewajiban. Setiap manusia yang menerima agama dengan sendirinya terikat oleh itu. Islam secara umum mengajarkan hak dan kewajiban. Yakni hak Tuhan dimana manusia wajib memenuhinya, hak manusia sendiri, hak orang lain atas seseorang, dan hak manusia terhadap alam sekitarnya. Dalam praktik Islam mengedepankan keseimbangan antara hak dan kewajiban tersebut. Penekanan terhadap salah satu aspek saja, hampir tidak ditemui dalam kerangka Islam. Jika persoalan hak dibicarakan, selalu dalam perspektif tegaknya kewajiban.[footnoteRef:19] [19: Abdul Salam Arif, Reintrepretasi Nas dan Bias Gender Dalam Hukum Islam, IAIN Press, Yogyakarta, 2001, hal. 35.]

Bekerja merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat produktifitas kerjanya disegala lapangan kehidupan, karena itu sepanjang sejarah peradaban manusia diketahui bahwa peradaban yang maju adalah yang bisa menghargai kerja proporsional.[footnoteRef:20] [20: Ray Sitoresmi Syukri Fadhali, Sosok Wanita Muslimah Pandangan Artis, PT Tiara Wacana, Yogyakarta, 1993, hal. 53.]

Manusia adalah makhluk hidup yang diantara tabiatnya adalah berfikir dan bekerja.[footnoteRef:21] Oleh karena itu Islam menganjurkan kepada pria dan wanita untuk bekerja. Pekerjaan merupakan salah satu sarana memperoleh rizki dan sumber kehidupan yang layak dan dapat pula bahwa bekerja adalah kewajiban dan kehidupan.[footnoteRef:22] [21: Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, alih bahasa Asad Yasin, Gema Insani Press, 1996, hal. 42.] [22: Abd. Hamid Mursi, Sumber daya Manusia Yang Produktif :Pendekatan Al-Quran dan Sains, Gema Insani, Jakarta, 1996, hal. 35. ]

2. Pengaruh Pemahaman Agama Wanita Karir Dalam Menjaga Keharmonisan Rumah TangganyaIslam menjadikan bekerja sebagai hak dan kewajiban individu, dengan demikian antara pria dan wanita mempunyai hak yang sama dalam bekerja. Jadi, Islam tidak membedakan dalam pembuatan syariah antara pria dan wanita, keduanya di mata Allah SWT sama dalam mendapatkan pahala.Dengan bekerja wanita dapat beramal, bersedekah baik kepada keluarganya atau bahkan kepada suami dengan memenuhi belanja hidup keluarganya sebagaimana Siti Khadijah istri NabiMuhammad SAW, beliau membantu Nabi dalam dakwah, membelanjakan hartanya untuk kepentingan umat Islam sampai habis tak tersisa.Selain itu wanita merupakan separuh dari masyarakat dan Islam tidak pernah menggambarkan akan mengembalikan setengah dari anggota masyarakat serta menetapkannya beku dan lumpuh lantas dirampas kehidupannya.Syekh Muhammad al-Ghazali salah satu ulama kontemporer yang diakui otoritasnya, mengemukakan 4 hal dalam kaitan kerja wanita[footnoteRef:23]: [23: M. Quraish Sihab, perempuan Dan Aneka Aktivitas, Perempuan dari Cinta sampai Seks dari Nikah Mutah sampai Nikah Sunnah Bias lama Sampai Bias Baru, Lentera Hati, Jakarta, 2005, hal, 362.]

1. Wanita tersebut memiliki kemampuan luar biasayang jarang dimiliki oleh wanita dan pria.2. Pekerjaan yang dilakukannya hendaklah yang layak bagi wanita, seperti pendidikan dan bidan. Bahkan Muhamad al-Ghazali mengutip pakar hukum Islam, Kamaluddin ibnu al Humam, suami tidak boleh melarang istrinya untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya fardhu kifayah yang khusus berkaitan dengan wanita, seperti menjadi bidan, namun tentu saja ketika keluar bekerja, wanita harus tampil dengan sikap dan pakaian terhormat.3. Wanita bekerja untuk membantu suaminya dalam pekearjaannya. Terlihat di pedesaan dimana istri membantu sumi dalam usaha pertanian dan semacamnya.4. Bahwa wanita perlu bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, jika tidak ada yang menjamin kebutuhannya, ataupun kalau ada, namun tidak mencukupi. Dengan demikian tidak ada larangan dalam Islam mengenai keluarnya wanita untuk bekerja, asalkan memenuhi ketentuan syariat dalam pergaulan dengan masyarakat. Pandangan ini, wanita Islam dapat berperan aktif dibrbagai bidang kehidupan. Baik itu politik, sosial, budaya dan agama. Jika wanita itu telah memahami bagaimana koridor-koridor agama itu telah memperbolehkan dengan batasan-batasan tertentu maka jika wanita karir itu memiliki pemahaman terhadap agama dengan baik maka keharmonisan rumah tangganya akan tejaga sampai kapanpun meskipun dengan berbagai karir yang dijalaninya.3. Cara Wanita Karir Mempertahankan Keharmonisan Rumah Tangga Dalam Syariat IslamAgar wanita muslimah tidak terjerumus dengan pergaulan yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya, maka wanita harus berpedoman pada ajaran agama tentang pergaulan yaiu[footnoteRef:24]: [24: Yusuf Qardhawi, Op. Cit, Hal 432.]

a. Hendaknya pekerjaan itu disyariatkanb. Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah dalam berpakaian, berjalan, berbicaa dan melakukan gerak gerik.c. Janganlah pekerjaan itu mengabaikan pekerjaan lain seperti kewajiban terhadap suami dan anak-anaknya, kareana itu sebagai tugas yang utama.Tugas utama dalam rumah tangga tidak hanya dibebankan kepada istri karena di dalam rumah tangga adanya relasi suami istri sebagai hubungan patner maka di dalam menjalankan tugas rumah tangga dikerjakan bersama-sama karena suami istri sebagai pasangan yang sejajar saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Ketika ada masalah dalam rumah tangga satu sama lain tidak perlu ragu ataupun takut untuk menyampaikan pada pasangannya.Jadi benarlah jika dikatakan bahwa syariat Islam dalam mengatur pergaulan umatnya sangatlah sempurna, meskipun ada beberapa persyaratan bagi wanita muslimah lebih berat daripada persyaratan pria muslim, baik itu dalam hal berbicara, berperilaku, dan bergerak yang menimbulkan kesulitan hendaklah dipahami oleh wanita sebagai saran yang menunjang pada wujudnya berbagai macam kepentingan dan kebutuhan hidup yang menuntutnya bertemu dengan kaum pria, karena semua itu demi menjaga harkat dan martabat wanita itu sendiri dan membedakannya dengan wanita non muslim. Mereka inilah yang mengalami kerusakan moral karena ajaran agama tidak ada katentuan mengenai etika bergaul antara pria dan wanita.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Populasi dan Sampel Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro sesuai data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010 mempunyai jumlah penduduk 7.652 jiwa yang terdiri dari 4.110 laki-laki dan 4.225 perempuan. Sesuai dengan permasalahan penelitian maka yang menjadi populasi penelitian adalah para wanita karir.Oleh karena jumlah populasi penelitian relatif banyak, maka penelitian ini akan menggunakan teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu semua individu dalam polpulasi baik secara sendiri atau secara bersama-sama diberi kesempatan untuk menjadi anggota sampel.B. Jenis DataData yang diperlukan digolongkan dalam dua macam yaitu data kuantitatif dan data kualitatifData kuantitatif yang diperlukan meliputi:I. Rekapitulasi PendudukII. Mata Pencaharian PendudukIII. Tingkat pendidikan PendudukIV. Jumlah Pemeluk AgamaV. Luas area tanahData-data tersebut akan digunakan untuk memberikan deskripsi tentang daerah penelitian.Adapun data kualitatif diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian mencari tujuan penelitian dan membuktikan hipotesis. Data meliputi :1. Pengaruh pemahaman agama wanita karir2. Keharmonisan rumah tangga.C. Sumber DataSumber Data :a. Sumber data primer penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Data Kependudukan atas jumlah wanita Karir di Desa Dander, Kecamatan Dander Kabubaten Bojonegoro dan hasil Angket penelitian.b. Sumber data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Arsip Kependudukan terkait hal, pekerjaan dan agama masyarakat di Desa Dander, Kecamatan Dander Kabubaten Bojonegoro.

D. Teknik Pengumpulan DataDalam mengumpulkan data digunakan teknik dokumenter, angket/kuesioner, wawancara dan observasi. Teknik dokumenter digunakan untuk memperoleh seluruh data kuantitatif, yakni berupa monografi dan demografi Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Teknik angket/kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan pengaruh pemahaman agama wanita karir dalam menjaga keharmonisan rumah tangganya. Yang akan diberikan kepada wanita karir yang ada di desa itu guna memperoleh data yang dperlukan.Teknik Observasi digunakan untuk mengamati aspek-aspek yang memungkinkan untuk diamati secara langsung untuk memperkuat data yang diperoleh dengan teknik angket/kuesioner.E. Teknik Analisis DataData yang terkumpul akan dianalisis dalam dua tahap yaitu tahap pertama akan dilakukan analisis pendahuluan terhadap semua variabel yaitu menghitung nilai rata-rata(mean) dan menghitug tinggi rendahnya masing-masing variabel. Analisis tahap pertama ini digunakan untuk mencapai tujuan penelitian pertama dan kedua, serta sebagai persiapan melakukan analisis tahap kedua.Pada tahap kedua akan dilakukan analisis lanjutan berupa perhitungan korelasi antara variabel bebas dan variabel terkait.