skrip siku

27
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, dan (6) manfaat penelitian, dan (7) definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan peristiwa dan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat. Sebagai peristiwa dan gejala budaya maka sastra mempunyai sistemnya. Peristiwa dan gejala budaya ini merupakan suatu gejala yang universal dalam semua masyarakat. (Rahman dan Jalil, 2004: 35) Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan segala peristiwa yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengarang menciptakan sebuah karya sastra berdasrkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Jabrohim (2001:167) mengatakan bahwa karya sastra adalah hasil pikiran pengarang yang menceritakan segala permasalahan itu karena pengarang berada dalam ruang dan waktu. Di dalam ruang dan waktu tersebut pengarang senantiasa

Upload: faza-fadhilah

Post on 13-Apr-2016

244 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ta

TRANSCRIPT

Page 1: Skrip Siku

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah,

(3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, dan (6) manfaat

penelitian, dan (7) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan peristiwa dan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua

masyarakat. Sebagai peristiwa dan gejala budaya maka sastra mempunyai sistemnya.

Peristiwa dan gejala budaya ini merupakan suatu gejala yang universal dalam semua

masyarakat. (Rahman dan Jalil, 2004: 35)

Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

segala peristiwa yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengarang

menciptakan sebuah karya sastra berdasrkan pengalaman dan pengamatannya terhadap

kehidupan. Jabrohim (2001:167) mengatakan bahwa karya sastra adalah hasil pikiran

pengarang yang menceritakan segala permasalahan itu karena pengarang berada dalam ruang

dan waktu. Di dalam ruang dan waktu tersebut pengarang senantiasa terlibat dengan beraneka

ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang paling nyata, ruang dan waktu tertentu itu

adalah masyarakat atau sebuah kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya

berinteraksi.

Karya sastra pada umumnya lebih peka terhadap persoalan-persoalan sosial dan

psikologis masyarakat. Karya sastra juga merupakan hasil dari luapan perasaan dan

pemikiran pengarang mengenai kehidupan pengarang itu sendiri atau kehidupan orang lain

yang dijadikannya sebagai objek.

Page 2: Skrip Siku

2

Hamidy (2001:7) mengatakan ” karya sastra ialah karya imajinatif yaitu karya yang

mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga unsur-unsur estetika merupakan bagian-bagian

yang dominan”.

Karya sastra terbagi menjadi 2, yaitu karya sastra yang berbentuk tulisan dan karya

sastra yang berbentuk lisan. Karya sastra yang berbentuk tulisan contohnya roman, novel,

gurindam, cerpen. Sedangkan karya sastra yang berbentuk lisan contohnya dongeng, cerita

rakyat, fabel, dan lain-lain.

Karya sastra berupa novel yang diciptakan oleh penulis maupun sastrawan untuk

dinikmati dan dimanfaatkan oleh sastrawan dan masyarakat. Novel adalah sebuah karya

sastra berupa cerita prosa yang fiktif yang menggambarkan kehidupan manusia secara luas

dan diperoleh dari kehidupan pengarang itu sendiri maupun orang lain baik dari lingkungan

maupun masyarakat di sekitarnya.

Dalam penelitian ini penulis menganalisis novel yang berjudul Padang Bulan karya

Andrea Hirata. Adapun alasan penulis mengangkat novel Padang Bulan ini sebagai objek

penelitian karena novel ini merupakan novel yang sangat menarik dan dapat dijadikan contoh

oleh pembaca dan penulis novel tersebut. Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata yang

memiliki ketebalan 310 halaman ini menyuguhkan suatu kisah yang menarik. Walaupun buku

ini merupakan cetakan pertama tetapi buku ini telah banyak diminati oleh para pembaca atau

penggemar novel. Yang lebih menariknya dari novel ini tidak bersifat monoton atau hanya

berkisah pada satu peristiwa pada satu pelaku utama saja tetapi juga menyungguhkan

beragam peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain.

Andrea Hirata adalah salah seorang penulis novel fenomenal dan cukup dikenal di

dunia internasional. Andrea Hirata merupakan sosok orang yang senantiasa memperhatikan

keadaan di sekelilingnya lalu ia me nuliskan semuanya di dalam karya novelnya. Padang

Page 3: Skrip Siku

3

Bulan adalah salah satu novelnya yang bersifat moderen yang menceritakan sosial budaya

masyarakat, gaya bahasa, serta budaya yang ada di daerah tersebut.

Novel Padang Bulan ini menceritakan pergolakan nasib seorang perempuan dan huru-

hara kecemburuan seorang laki-laki. Hal yang menjadikan novel ini menarik adalah

ceritanya yang variatif sehingga memberikan suasana yang nyaman, mengharukan dan juga

menyenagkan. Novel ini mencerita dua sisi kehidupan anak manusia yang saling

berhubungan dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Pada novel ini, Andrea Hirata berhasil memperlihatkan kepada pembaca kekuatan-

kekuatan besar yang tersembunyi di dalam diri manusia, kekuatan yang tidak disadari

seseorang di dalam dirinya. Novel ini juga menceritakan tentang perjuangan, pengorbanan

untuk mempertahankan hidup dan memperoleh cinta.

Novel ini memberikan amanat kepada kita untuk senantiasa bekerja keras, bersyukur,

bersabar, jujur, dan bertawakal atas apa yang terjadi sehingga kita dapat berjiwa tegar dan

pantang menyerah.

Berdasarkan beberapa alasan di atas, penulis ingin mengkaji nilai pendidikan dan

perjuangan sosial pada karya sastra tersebut dengan judul “ Analisis Nilai Pendidikan dan

Perjuangan Sosial pada Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata”.

1.2 Identifikasi Masalah

Karya sastra adalah fenomena unik. Ia juga fenomena organik, di dalamnya penuh

serangkaian makna dan fungsi, makna dan fungsi ini sering kabur dan tak jelas, karya sastra

memang sarat dengan imajinasi, itulah sebabnya peneliti sastra memiliki tugas untuk

mengungkapkan kekaburan itu menjadi jelas. Peneliti sastra akan mengungkapkan elemen-

Page 4: Skrip Siku

4

elemen dasar bentuk sastra dan menafsirkan sesuai paradigma dan teori yang digunakan

( Suwardi Endraswara, 2011:7).

Karya Sastra merupakan hasil dari suatu yang diciptakan yang berbentuk seni dan di

dalamnya terdapat unsur estetika. Novel merupakan sebuah karya sastra yang berupa tulisan

dan berbentuk prosa. Biasanya novel menceritakan kehidupan seseorang dimulai dari masa

kecil sampai ia meninggal.

Suatu karya sastra diharapkan mampu mengungkapkan kehidupan manusia untuk dapat

dipedomani oleh pembaca. Karya sastra yang baik mampu memberikan ajaran yang baik

kepada penikmatnya. Setiap novel yang dianggap baik dan bermutu oleh masyarakat apabila

terdapat unsur pendidikan, nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah penulis membatasi ruang lingkup masalah yang akan

diteliti. Sesuai dengan judul dari penelitian ini “ Analisis Nilai Pendidikan dan Perjuangan

Sosial pada Novel Padang Bulan Karya Andrea Hiarata” maka penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu analisis nilai pendidikan dan perjuangan pada novel Padang Bulan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas penulis dapat merumuskan masalah sebagai

berikut.

1. Nilai pendidikan apa sajakah yang terdapat dalam novel Padang Bulan?

2. Perjuangan sosial apa saja yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Padang Bulan?

Page 5: Skrip Siku

5

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan nilai apa saja yang terkandung dalam novel Padang

Bulan karya Andrea Hirata.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan perjuang apa saja yang dilakukan oleh tokoh dalam

novel Padang Bulan karya Andrea Hirata.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat dari berbagai pihak baik secara edukatif, teoritis,

maupun secara praktis. Manfaat edukatif, teoritis dan praktis yang dimaksudkan sebagai

berikut:

1. Secara Edukatif, penelitin ini berguna untuk bahan masukan yang bermanfaat bagi dunia

pendidikan, khususnya pengajaran bahasa dan sastra indonesia.

2. Secara Teoritis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperdalam ilmu pengetahuan

baik dalam bidang sastra dan bahasa maupun pada metode penelitian.

3. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan memperluas ilmu penulis.

1.7 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu

dijelaskan beberapa hal yaitu:

1. Nilai merupakan kesatuan dari norma-norma yang akan membentuk sistem nilai dalam

kehidupan sehari-hari yang berwujud aturan yang harus dipatuhi manusia, seehingga

merupakan salah satu tolak ukur untuk menentukan derajat manusia ditengah

lingkungannya.

Page 6: Skrip Siku

6

2. Nilai pendidikan adalah ukuran yang dihasilkan dari suatu proses pemberian nilai atau

proses perubahan sikap-sikap, perilaku seseorang atau kelompok orang dalam kehidupan

bermasyarakat.

3. Sosiologi sastra adalah sebuah pendekatan antara sastra dengan masyarakat.

4. Perjuangan sosial Perjuangan sosial merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang diinginkan

melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat

tersebut.

Page 7: Skrip Siku

7

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang (1) konsep sosiologi sastra, (2) konsep

nilai, ( 3) konsep nilai pendidikan, (4) perjuangan sosial dalam novel Padang Bulan, (5)

penelitian yang relevan.

2.1 Konsep Sosiologi Sastra

Ada ungkapan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia

membutuhkan proses interaksi dengan manusia lainnya, sebab manusia tidak dapat hidup

sendiri.

Aspek sosial merupakan tindakan prilaku sosial yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat yang menggambarkan hubungan erat antar manusia, serta manusia dengan alam

yang menginginkan kehidupan tentram dan harmonis baik individu maupun kelompok

masyarakat karena manusia makhluk sosial.

” Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia baru disebut manusia normal

apabila ia telah atau bisa hidup dengan manusia lainnya” ( Abdul Syani, 1987:8).

Untuk mengkaji sastra dalam bentuk sosial maka perlu melakukan sebuah pendekatan,

yaitu pendekatan sosiologi sastra.

Istilah sosiologi berasal dari bahasa latin Socius yang bererti ” kawan” dan dari kata

Yunani ”logos” yang berarti ” kata” atau ” berbicara”. Jadi sosiologi berarti berbicara

mengenai masyarakat.

Sosiologi adalah telaah tentang lembaga sosial masyarakat. Sosiologi mencari

kemungkinan masyarakat melangsungkan kehidupannya dalam menjalankan dan

Page 8: Skrip Siku

8

mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah yang mereka alami, seperti masalah

ekonomi, agama, pendidikan dan lain-lain.

Sedangkan sosiologi dan sastra merupakan berbagai masalah yang sama, yaitu

bagaimana masyarakat itu berusaha menyesuikan dirinya dengan kehidupan sosial.

Menurut Ratna (2003:2) ada sejumlah defenisi mengenai sosiologi sastra yang perlu

diperhatikan, antara lain:

1. Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat

2. Sosiologi sastra adalah berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sstra dengan

masyarakat.

Junus (2003) mengemukakan, bahwa yang menjadi pembicaraan dalam telaah sosiologi

sastra adalah karya sastra dilihat sebagai dokumen sosial buadaya.

Elmustian Rahaman (2004:198) mengatakan, sosiologi sastra adalah suatu ilmu yang

melakukan pendekatan terhadap sastra dengan mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan.

Wellek dan Warren (1956:84, 1990:111) membagi sosiologi sastra menjadi tiga, yaitu:

1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan istitusi sastra, masalah yang berkait disini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang status social pengarang, dan ideologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra, karena setiap pengarang adalah masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk social.

2. Sosiologi sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya.

3. Sosiologi sastra yang mempermasalahkan pembaca dan dampak social karya satra, pengarang dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat.

Page 9: Skrip Siku

9

Menurut Sapardi Djoko Damono, hal-hal yang mempermasalahkan dalam teori ini

adalah:

1. Kontek sosial masyarakat, bagaimana pengarang mendapatkan nafkaf, profesionalisme kepengarangan, masyarakat yang dituju si pengarang,

2. Sastra sebagai cermin masyarakat, dan 3. Fungsi sastra dalam masyarakat.

Wolff ( Faruk, 1994:3) mengatakan sosiologi sastra merupakan disiplin yang tanpa

bentuk, tidak terdifinisikan dengan baik, terdiri dari sejumlah studi-studi empiris dan

berbagai percobaan pada teori yang agak lebih general, yang masing-masingnya hanya

mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan hubungan sastra

masyarakat.

Menurut Suwardi ( 2002:77) sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang

bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra

sebagai cermin kehidupan masyarakat. Arenanya, asumsi dasar penelitian sosiologi sastra

adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial akan menjadi picu

lahirnya karya sastra. Karya sastra yang berhasil atau sukses yaitu yang mampu

merefleksikan zaman.

2.2 Konsep Nilai

Nilai adalah hakikat suatu hal-hal kebenaran, kebaikan, dan suatu yang dujunjung

tinggi. Seterusnya kebenaran itu dapat pula dipandang sebagai nilai ( Gazalba, 19981:474).

Lebih lanjut Gazalba ( 1981:471) mengatakan bahwa nilai itu idiel, bersifat ide. Karena

itu ia abstrak, tidak dapat disentuh oleh pancaindra. Yank dapat ditangkap adalah barang atau

laku perbuatan yang mengandung nilai itu.

Page 10: Skrip Siku

10

Kaelan (2004:87) mengartikan nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang

melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada

sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.

Hamidy ( 1993:1) mengatakan, ” manusia selalu terlibat dengan nilai. Tiap realitas

hidupnya selalu memerlukan nilai”. Menurut Darmodiharjo dkk ( 1991:58), ” Nilai secara

singkat dapat dikatakan sebagai hasil penilaian / pertimbangan ”baik/ tidak baik” terhadap

sesuatu yang kemudian dipergunakan sebagai dasar alasan ( motivasi) melakukan atau tidak

melakukan sesuatu”.

Sementara itu Kaelan ( 2003:92) berpendapat bahwa nilai adalah kualitas dari suatu

yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir mau pun batin. Dalam kehidupan

manusia nilai dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku

baik disadari maupun tidak. Nilai hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati

oleh manusia. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu

pertimbangan internal ( batiniah) manusia.

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa nilai adalah suatu pertimbangan baik

buruknya seseorang, atau suatu objek.

2.3 Konsep Nilai Pendidikan

Menurut Syam dalam Jalaluddin dan Idi ( 2007: 138), pendidikan secara praktis tidak

dapat dipisahkan dengan nilai-nilai. Nilai-nilai pendidikan meliputi nilai sosial, nilai moral,

dan nilai agama yang kesemuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina

kepribadian ideal.

Nilai pendidikan adalah ukuran yang dihasilkan dari suatu proses pemberian nilai atau

proses perubahan sikap-sikap, prilaku seseorang atau kelompok orang dalam kehidupan

Page 11: Skrip Siku

11

bermasyarakat. Nilai pendidikan akan mudah diterima oleh masyarakat jika diberikan dalam

bentuk keindahan seperti dalam ungkapan ( Hamidy, 1989:28).

Pendidikan merupakan salah satu aspek lingkungan sosial yang paling sering melatar

belakangi sebuah karya sastra seperti novel. Hal ini karena pendidikan merupakan salah satu

aspek yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat ( Mahayana,

1992:135).

2.3.1 Nilai Pendidikan Sosial

Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum.

Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata

cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di

sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial

bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat

dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi, dalam Amalia, 2010).

Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan

berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya.

Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain

dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka

menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial.

2.3.2 Nilai Pendidikan Moral

Moral merupakan makna yang terkandung dalam karya seni, yang disaratkan lewat

cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua

tema merupaka moral (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2005: 320).

Page 12: Skrip Siku

12

Hasbullah (dalam Amalia, 2010) menyatakan bahwa, moral merupakan kemampuan

seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam

karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai

baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan,

sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik,

serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.

Uzey (2009) berpendapat bahwa nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai

yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan

nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau

tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan

manusia sehari-hari.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan

peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok

yang meliputi perilaku.

2.3.3 Nilai Pendidikan Relegius

Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk

hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara

lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam

integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, dalam Amalia, 2010).

Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut

tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam

karya seni dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin

dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam seni

bersifat individual dan personal.

Page 13: Skrip Siku

13

Semi (1993:21) juga menambahkan, kita tidak mengerti hasil-hasil kebudayaanya,

kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama yang mengilhaminya. Religi lebih pada

hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius yang

merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau

keyakinan manusia.

2.4 Perjuangan Sosial dalam Novel Padang Bulan

Perjuangan sosial merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau

kelompok orang untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang diinginkan melalui proses

dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut.

Perjuangan-perjuangan yang ada pada novel Padang Bulan ini adalah perjuangan dalam

meningkatkan pendidikan, perjuangan dalam mengatasi rasa pesimis, perjuangan dalam

mengatasi kemiskinan, perjuangan dalam mengangkat harga diri, dan perjuangan untuk

mendapatkan cinta.

2.5 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam novel Padang Bulan karya Andrea Hirata adalah

penelitian ini menitik beratkan pada nilai pendidikan dan perjuangan sosial dalam teks novel

tersebut. penelitian yang peneliti lakukan ini sifatnya bukan mengulangi penelitian yang

terdahulu, meskipun objek yang dikaji sama. Ada beberapa penelitian yang masalahnya

berkaitan dan berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan ini.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Setiowati (2008)

dengan judul Nilai Pendidikan dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata, penelitian

ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arlindawati (2007) dengan judul Nilai

Page 14: Skrip Siku

14

Pendidikan dalam Novel Hujan Karya Hary B’ Kori’un. Kedua penelitian ini sama-sama

meneliti nilai pendidikan, sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian yang terdahulu

ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah teks novelnya.

Penelitian yang di teliti oleh peneliti ini juga telah diteliti oleh Vivi Nova Rina (2007)

dengan judul Analisis Persoalan dan Perjuangan Sosial pada Novel Saraswati Si Gadis dalam

Sunyi Karya A.A Navis. Penelitian Vivi dan penelitian yang dilakukan penulis sama-sama

meneliti perjuangan sosial pada teks novel yang berbeda dan perbedaan penelitian ini juga

terlihat dari judul yang akan diteliti oleh Vivi dan penulis, yaitu Vivi meneliti Analisis

Persoalan dan Perjuangan Sosial pada Novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A

Navis sedangkan penulis meniliti Nilai Pendidikan dan Perjuangan Sosial dalam Novel

Padang Bulan Karya Andrea Hirata.

Page 15: Skrip Siku

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini akan memaparkan tentang (1) waktu dan tempat penelitian, (2) metode

penelitian, (3) data dan sumber data, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik analisis data,

( 6) keabsahan data.

3.1Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pekanbaru, sedangkan waktu yang diperlukan untuk

penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Rentang waktu ini dihitung

sejak pengesahan judul sampai dengan penandatanganan skripsi dari ujian sarjana.

WAKTU PENELITIAN

No Jenis kegiatan

September

2013

Oktober

2013

November

2013

Desember

2013

Januari

2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Seminar

proposal

x

2. Revisi proposal x x

3. Pengumpulan

Data

x x

4. Pengolahan data x x

5. Analisis data x x

6. Seminar hasil x x

7. Revisi hasil x x

8. Ujian skripsi x

Page 16: Skrip Siku

16

3.2 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Peneliti

berusaha memberi gambaran seobjektif mungkin tentang data yang diperoleh dalam novel

Padang Bulan mengenai nilai pendidikan dan perjuangan sosial.

3.3 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah keseluruhan data yang terdapat pada novel yang

berupa naskah novel, teks yang ada pada novel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan penelitian.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan metode dokumentasi atau kepustakaan.

Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu

berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah mengetahui dan melaksanakan pengumpulan data, kemudian data yang

diperoleh tersebut dianalisis berdasarkan hasil yang telah diperoleh dengan cara:

1. Membaca naskah novel

2. Membuat sinopsis novel

3. Menganalisis dan mengelompokkan nilai pendidikan dan perjuangan sosial yang ada pada

novel

Page 17: Skrip Siku

17

4. Memaparkan hasil analisis data

5. Menyimpulkan hasil penelitian.

Page 18: Skrip Siku

18

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: FBS

Escarpet, Robert. 2008. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Darmodiharjo,

Darji, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasiona.

Hamidy, Uu. 1993. Nilai Suatu Kajian Awal. Pekanbaru: UIR Press.

Kaelan, H. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma.

Rahman Elmustian dan Abdul Jalil. 2004. Bahan Ajar Teori Sastra. Pekanbaru: Labor

Bahasa, Sastra, dan Jurnalistik Universitas Riau.

Abrams, M.H. 1971. The Mirror and the Lamp. Oxford : Oxford University Press.

Abrams, M.H. 1993 . A Glossary of Literary Terms. Fort Worth : Harcourt Brace Press.

Arliandawati. 2007. Nilai pendidikan dalam novel malam hujan karya hary b’kori’un

Reni yulianti safitri. 2008.

http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2009/07/pendekatan-sosiologi-sastra-sebagai

http://konselingsebaya.blogspot.com/2012/06/pengertian-nilai-pendidikan.html