skrining skenario 7

15
Skrining Kanker Serviks pada Kelompok Tuna Susila dengan Pemeriksaan IVA Shienowa Andaya Sari 102012445/B9 Fakultas Kedoktera Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 [email protected] Pendahuluan Kanker serviks merupakan penyakit kanker wanita yang menimbulkan kematian terbanyak akitbat kanker terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Salah satu penyebabnya karena yaitu infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang membuat terjadinya perubahan pada sel epitel serviks. 1 Di negara-negara maju jumlah penderita serviks tidaklah sebanyak di negara berkembang, hal ini disebabkan tingginya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program pendeteksian dini dan pencegahan. Seperti penyakit kanker pada umumnya, kanker serviks akan menimbulkan masalah pada kesakitan, penderitaan, kematian finansial dan ekonomi, masalah pada lingkungan kehidupan dan masalah pada pemerintah. Dengan demikian, penanggulangan kanker serviks harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi. Kematian pada kasus kanker serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut. Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan 1

Upload: shansabelle

Post on 05-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Blok 26

TRANSCRIPT

Skrining Kanker Serviks pada Kelompok Tuna Susila dengan Pemeriksaan IVAShienowa Andaya Sari102012445/B9Fakultas Kedoktera Universitas Kristen Krida WacanaJalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061 Fax. [email protected]

PendahuluanKanker serviks merupakan penyakit kanker wanita yang menimbulkan kematian terbanyak akitbat kanker terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Salah satu penyebabnya karena yaitu infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang membuat terjadinya perubahan pada sel epitel serviks.1 Di negara-negara maju jumlah penderita serviks tidaklah sebanyak di negara berkembang, hal ini disebabkan tingginya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program pendeteksian dini dan pencegahan. Seperti penyakit kanker pada umumnya, kanker serviks akan menimbulkan masalah pada kesakitan, penderitaan, kematian finansial dan ekonomi, masalah pada lingkungan kehidupan dan masalah pada pemerintah. Dengan demikian, penanggulangan kanker serviks harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi. Kematian pada kasus kanker serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut. Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%. Kanker serviks ini sebenarnya sangat bisa dicegah dan kuncinya adalah dengan dilakukannya deteksi dini. Seperti pada kasus kali ini dilakukan program pemeriksaan dari Puskesmas untuk deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dan pap smear.

Epidemiologi Kanker ServiksTerjadi peningkatan kasus kanker serviks di dunia. Terdapat 500.000 kasus baru dan lebih dari 250.000 kematian. Di Indonseia yang berpenduduk sekitar 220 juta jiwa terdapat sekitar 52 juta perempuan yang terancam kanker serviks. Ditemukan 40.000 kasus baru kanker mulut rahim setiap tahunnya. Berdasarkan estimasi dari data Globocan, International Agency for Researsch on Cancer (IARC) tahun 2012 insiden kanker serviks 17 per 100.000 perempuan.2,3 Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita paling banyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36 %.Data dari 17 rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks terdapat pada urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan. Di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo frekuensi kanker serviks sebesar 76,2 % di antara kanker ginekologi. Pasien datang lebih banyak pada stadium lanjut yaitu stadium IIB-IVB sebanyak 66,4 %. Kasus dengan stadium IIIB dimana sudah terjadi gangguan fungsi ginjal terdapat 37,3 atau lebih dari sepertiga kasus. Relative survival pada wanita dengan lesi pre-invasif hampir 100%. Relative 1 dan 5 years survival masing-masing sebesar 88% dan 73%. Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status social ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya,keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi , dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis dari penderita kanker serviks. Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga epidemiologik, yaitu adanya agen (agent), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Proses interaksi ketiga hal tersebut disebabkan adanya agen kontak dengan manusia sebagai pejamu yang rentan dan didukung oleh keadaan lingungan.4 Hal ini dapat terjadi secara individu atau kelompok. Seperti pada kasus kanker serviks faktor agen berupa virus HPV, factor pejamu berupa manusia, dan factor lingkungan seperti pekerjaan akan dibahas sebagai berikut. Faktor AgenAgen sebagai factor penyebab penyakit kanker serviks yaitu berupa unsur hidup yaitu virus HPV. Lebih dari 20 tipe HPV yang berbeda yang mempunyai hubungan dengan kanker serviks. Menurut penelitian HPV tipe 16, 18 dan 31 berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks. HPV ini mempunyai ketertarikan tinggi terhadap sel epitel kulit dan membrane mukosa. Kanker serviks muncul perlahan-lahan terkadang puluhan tahun. Infeksi persisten oleh HPV beresiko tinggi merupakan komponen penting dalam proses keganasan.5,6Faktor Pejamu Pejamu adalah keadaan manusia yang menyebabkan factor resiko terjadinya suatu penyakit. Berkembangnya agen dipengaruhi oleh factor pejamu itu sendiri sehingga timbul keadaan sakit. Faktor pejamu yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks yaitu aktivitas seksual pada usia muda (