skizofrenia masa kanak dilema dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan

Upload: farahmaharani

Post on 19-Jul-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendahuluan Skizofrenia masa anak merupakan suatu gangguan psikiatrik berat yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan anak. Skizofrenia masa anak merupakan kasus yang jarang ditemukan, terutama pada anak di bawah usia 10 tahun, namun jumlah kasus bertambah seiring dengan bertambahnya usia sampai menjelang usia dewasa muda.20 Skizofrenia pada anak, onset penyakitnya sebelum ulang tahun ke 13 dari pasien.1 Insidensinya kurang dari 1/10.000 kelahiran dengan predominan kasus anak laki-laki sedikit lebih banyak. Penyakit ini jarang diobservasi sebelum usia 5 tahun dan sering terjadi pada keluarga yang kurang berpendidikan dan sukses pekerjaannya. Intelegensi pasien berkisar antara low-average sampai average.2 Skizofrenia merupakan gangguan perkembangan neurologis yang ditandai adanya defisit kognitif, afek dan relasi sosial. Walaupun jarang terjadi pada anak-anak, insiden skizofrenia meningkat secara tetap setelah usia pubertas. Gangguan ini seringkali merupakan kondisi kronis, dengan perjalanan penyakit yang panjang dan menimbulkan hendaya dalam fungsi kehidupan seseorang.3 Pola perilaku sebelum ditegakkannya diagnosa mencakup adanya masalah perhatian/hubungan dengan orang lain, inhibisi pola tingkah laku yang lebih awal, adanya penarikan diri dan anak lebih sensitif. Dikatakan juga bahwa 80% kasus pasien memiliki halusinasi dengar; 50% lainnya memiliki waham.2 Gangguan ini dapat diobservasi dengan adanya kondisi tambahan seperti adanya kelainan hubungan dengan orang lain, ketidakmampuan untuk belajar, retardasi mental dan autisme. Prognosis menjadi buruk jika onset terjadi sebelum usia 10 tahun dengan kelainan personal yang disebutkan di atas.2 Penyakit ini bukan merupakan penyakit yang biasa pada anak dan sulit untuk dikenali pada awal masa perkembangan penyakitnya. Penyebab pasti dari skizofrenia masih belum diketahui hingga kini. Penelitian terakhir menyatakan adanya kombinasi dari perubahan pada otak, bio-kimia, genetik dan faktor-faktor lingkungan dapat menjadiSkizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

1

penyebab dari skizofrenia.4 Penegakan diagnosis secepatnya dan penanganan medis yang tepat adalah hal yang penting karena skizofrenia adalah penyakit seumur hidup yang dapat dikontrol namun tidak dapat disembuhkan.4 Data yang ada saat ini menunjukan bahwa skizofrenia masa anak mempunyai gambaran yang mirip dengan skizofrenia dewasa baik dalam gejala, perjalanan penyakit, dan latar belakang biologis yang mendasarinya. Walaupun demikian, pengalaman klinis menunjukan bahwa gejala psikotik pada anak ternyata berbeda dengan orang dewasa baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan gejala tersebut haruslah mempertimbangkan tingkat perkembangan anak.20

Dilema

dalam

menegakkan

diagnostik

Skizofrenia

masa

kanak

sering

menimbulkan permasalahan dalam menentukan prognosis dan penatalaksanaannya. Biasanya Skizofenia Masa Kanak muncul sebelum usia 12 tahun (namun tidak kurang dari usia 5 tahun). Bersifat kronik detereoratif, dengan kemungkinan relaps yang tinggi, hanya lebih kurang 12% yang mengalami remisi sempurna (Maudsley). Bila gejala psikotik menetap lebih dari 6 bulan, kemungkinan remisi sempurna hanya kira-kira 15%, namun bila gejala psikotik kurang dari 3 bulan, kemungkinan terjadi remisi sempurna lebih banyak.21

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikotik yang paling umum dan paling dikenal, yang dialami oleh sekitar 1% dari populasi umum. Di AS > 300.000 episode skizofrenia akut yang muncul pertahun.21 Gangguan ini menghambat proses neurodevelopmental, akibatnya dapat memberi dampak yang merusak fungsi kognitif, afektif dan sosial. Deteksi dini diperlukan agar dapat dilakukan pengenalan gejalagejala, sehingga diagnosis dini dapat ditegakkan dan dilakukan intervensi sedini mungkin. Hal ini diharapkan dapat mencegah gangguan ini menjadi kronis. Pada deteksi dini yang hams diperhatikan adalah: manifestasi gangguan akut, faktor dan kondisi yang melatarbelakangi, dan faktor yang dapat menentukan relaps.21

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

2

Namun demikian diagnosis skizofrenia pada masa anak tidaklah mudah. Hal ini didasari oleh minimnya kemampuan anak untuk mengekspresikan secara verbal apa yang mereka rasakan atau apa yang mereka alami, oleh karena itu gejala psikotik pada anak tidaklah jelas seperti pada remaja atau orang dewasa. Beberapa contoh gejala yang seringkali diduga sebagai gejala psikotik pada anak tetapi ternyata bukan adalah20;1. Pola

pikir idiosinkratik yang ternyata juga merupakan gejala gangguan

perkembangan pervasif2. Gejala-gejala

kecemasan yang tinggi pada anak yang mengalami peristiwa

traumatik yang berat dapat menyerupai halusinasi tetapi bersifat sementara

Sekali kita mengidentifikasi adanya gejala psikotik atau gejala yang menyerupai gejala psikotik pada anak, kita harus segera mendeteksi latar belakang dari kondisi ini termasuk beberapa diferensial diagnosis yang mungkin seperti gangguan autisme, gangguan perkembangan desintegratif, gangguan mood, gangguan Asperger, psikotik yang diaki- batkan oleh pemakaian obat, atau gangguan psikotik organik, dan yang paling jarang adalah skizofrenia pada masa anak.20

Karena gejala klinisnya yang berat dan prognosisnya yang buruk, maka diagnosis skizofrenia masa anak harus dilakukan sedini mungkin dan jika memungkinkan dilakukan prevensi sebelum awitan skizofrenia ini terjadi. Hollis (1999) menyatakan bahwa gejala negatif skizofrenia pada masa anak berkaitan dengan buruknya perkembangan otak anak, dan gejala ini menunjukkan adanya risiko herediter. Skizofrenia masa anak juga dikaitkan dengan adanya fungsi pramorbid yang buruk dan adanya keterlambatan perkembangan yang teijadi di usia yang sangat dini. 20

Hollis menambahkan bahwa keterlambatan perkembangan yang sering ditemukan adalah keterlambatan perkembangan berbicara dan berbahasa (20%), keterlambatan perkembangan membaca (30%), dan keterlambatan fungsi berkemih (36%).

Sedangkan remaja dengan skizofrenia sering dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan berbahasa dan kontrol motorik (20%).20

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

3

Nicholson (2000), juga menjelaskan bahwa 50% anak dengan skizofrenia awitan dini seringkali mempunyai fungsi pramorbid yang buruk seperti adanya keterlambatan perkembangan berbahasa dan bicara, keterlambatan perkembangan fungsi motorik, serta adanya fungsi sosial yang buruk. Gejala-gejala di atas merupakan gejala-gejala yang sering juga ditemukan pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive, gangguan saperger, dan juga gangguan disintegrasif pada masa anak,dll. Dengan demikian, adanya gejala-gejalan tersebut harus disikapi secara hati-hati dan diobservasi secara kuat, serta ditatalaksana secara adekuat.20

Definisi Skizofrenia adalah suatu gangguan psikiatri serius yang menyebabkan pemikiran dan perasaan yang aneh serta perilaku yang tidak biasa. 4 Skizofrenia pada anak adalah suatu tipe skizofrenia, yaitu keadaan sakitnya mental secara kronis di mana realita yang ada diinterpretasikan secara abnormal (psikosis), secara esensial sama saja dengan skizofrenia yang terjadi pada dewasa, namun muncul pada fase hidup yang lebih awal dalam beberapa kasus bahkan sebelum usia belasan dan memiliki efek yang besar terhadap ketidakmampuan anak dalam menjalankan fungsi hidupnya. 5 Skizofrenia pada anak kadang diistilahkan dengan skizofrenia onset pada anak atau skizofrenia onset awal. Gangguan ini juga kadang digabungkan dengan kondisi serupa yang disebut dengan kelainan spektrum skizofrenia.5 Etiologi Para peneliti berpendapat skizofrenia dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain: Gen dan lingkungan Para peneliti telah lama mengetahui bahwa skizofrenia dapat menurun dalam silsilah keluarga. Gangguan ini hanya muncul dengan kisaran 1 persen dari total populasi, namun akan muncul hingga 10% pada populasi yang memiliki hubungan keluarga dekat dengan penderita skizofrenia, seperti orang tua, ataupun saudara kandung. Hubungan keluarga yang lebih jauh seperti bibi, paman, kakek-nenek, ataupun sepupu jugaSkizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

4

cenderung memperbesar kemungkinan terkena skizofrenia ini. Risiko tertinggi adalah pada kembar identik yang salah satunya terkena skizofrenia. Pasangan kembarnya tersebut memiliki 40% hingga 65% kemungkinan akan menderita skizofrenia juga. 6 Manusia mendapatkan gen-nya dari kedua orang tua. Para peneliti percaya beberapa gen tertentu memiliki hubungan dengan peningkatan risiko dari skizofrenia ini, namun tidak ada gen khusus (tunggal) yang bertanggungjawab akan hal ini. 7 Faktanya, penelitian terakhir telah menemukan bahwa penderita skizofrenia memiliki

kecenderungan untuk mengalami suatu mutasi genetik yang jarang terjadi pada orang normal, mutasi tersebut melibatkan ratusan pasang dari gen yang berbeda dan kemungkinan menyebabkan terganggunya perkembangan otak.8 Penelitian terbaru lainnya menyatakan bahwa skizofrenia mungkin terjadi karena terdapat gen tertentu yang merupakan gen kunci dalam menyebabkan malfungsi dari zat kimia otak yang penting. Masalah ini selanjutnya berakibat pada kemampuan otak untuk berfungsi lebih tinggi.9 Penelitian tentang gen ini masih terus berlanjut, masih belum tertutup kemungkinan bagi kita untuk dapat mengetahui gen yang manakah yang bertanggungjawab dalam pembentukan gangguan skizofrenia ini. Saat ini telah dimiliki suatu teknologi untuk memeriksakan gen misalnya dari sampel air liur. Hanya saja pengetahuan mengenai variasi gen yang berkontribusi terhadap skizofrenia ini masih belum diketahui secara sempurna, sehingga hasil tes ini masih belum bisa memberikan gambaran yang lengkap mengenai risiko seseorang untuk mengidap skizofrenia.10 Tambahan lagi, para peneliti juga percaya bahwa tidak cukup hanya gen saja yang menyebabkan gangguan ini. Mereka percaya interaksi antara gen dan lingkungan merupakan hal mutlak yang penting untuk mengizinkan skizofrenia berkembang. Ada banyak faktor lingkungan yang dapat berperan seperti infeksi virus, malnutrisi sebelum kelahiran, masalah saat kelahiran, serta faktor-faktor psikososial lainnya yang belum diketahui.10

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

5

Kimiawi dan struktur otak yang berbeda. Para peneliti berpendapat bahwa ketidakseimbangan reaksi kimia yang kompleks pada otak yang melibatkan neurotransmitter seperti dopamin dan glutamat, serta

kemungkinan juga neurotransmitter lain, memiliki suatu peranan dalam terjadinya skizofrenia. Neurotransmitter adalah substansi yang mengizinkan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu dengan sel lain.10 Selain itu, juga ditemukan perbedaan struktur antara otak penderita skizofrenia dengan otak orang yang tidak menderita gangguan ini. Misalnya, terdapat perbedaan ukuran ventrikel otak (lebih besar pada orang skizofrenia). Otak penderita skizofrenia juga cenderung memiliki substansia abu-abu yang lebih sedikit, serta beberapa area otak memiliki aktivitas yang berkurang atau justru bertambah daripada seharusnya. 10 Penelitian mengenai jaringan otak yang dilakukan pada penderita skizofrenia yang meninggal juga mengungkap terdapatnya perbedaan lain yakni ditemukannya perubahan kecil pada distribusi atau karakterisitik sel otak yang mungkin terjadi sebelum kelahiran.11 Beberapa peneliti berpendapat masalah-masalah saat fase perkembangan otak sebelum kelahiran dapat memicu adanya kesalahan koneksi dalam otak itu sendiri. Masalah mungkin tidak muncul sebelum pubertas. Proses perubahan pada otak ini terus berlanjut dengan signifikan saat pubertas dan memicu gejala-gejala psikotik. Bagaimanapun juga, penelitian-penelitian lanjutan masih sangat dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya mekanisme ini bisa terjadi. Para peneliti telah mengetahui banyak fakta mengenai skizofrenia, namun masih membutuhkan banyak penelitian untuk dapat menjelaskan bagaimana penyakit ini berkembang. Tanda dan Gejala Gejala prodromal skizofrenia masa anak20 Gejala prodromal merupakan suatu periode yang menunjukkan adanya gejalagejala psikotik tetapi belum memenuhi kriteria lengkap skizofrenia. Pada umumnyaSkizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

6

gejala prodromal didapat secara retrospektif karena seringkali kasus skizofrenia masa anak dibawa sudah dalam kondisi akut pada saat orangtua tidak mampu menangani perilaku, sikap, atau reaksi emosi anak mereka. Pada skizofrenia, periode prodromal dapat dipertimbangkan dengan 2 cara;1.

Periode ketika dijumpai perubahan sikap, perilaku, fungsi berpikir, dan juga ekspresi emosi anak. Periode ini merupakan periode saat ditemukan deviasi fungsi-fungsi di atas tetapi belum merupakan bentuk gejala psikotik. Periode ini merupakan periode yang paling awal.

2.

Periode ketika mulai dijumpai beberapa gejala psikotik tetapi belum memenuhi kriteria lengkap skizofrenia. Periode ini merupakan periode yang sudah lebih lanjut (prodromal akhir). William R. McFariane, M.D. dari Center for Psychiatric Research, Maine Medical

Center, Portland, Maine, University of Vermont menggambarkan suatu skema interaksi biososial sebagai latar belakang teijadinya skizofrenia masa anak;

Prodromal Awal

Prodromal Awal

Awitan Akut

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

7

Gejala prodromal gangguan psikotik berdasarkan Schedule of Prodromal Syndrome (SOPS), McGlashan, et al, adalah20;1. Perubahan

perilaku, proses pikir, dan reaksi emosi seperti;

Pengalaman persepsi yang tidak biasanya

Adanya teman imaginasi, mendengar adanya suara-suara yang aneh, melihat adanya bayangan-bayangan hantu

Meningkatnya sensitivitas persepsi yang signifikan

Terhadap cahaya, suara, sentuhan, atau terhadap interaksi personal

Magical thinking

Derealisasi, depersonalisasi, ide-ide kebesaran

Ketakutan yang irasional

Ketakutan terhadap kerusakan tubuhnya, ketakutan dibunuh, dan penghindaran secara sosial

Disorganisasi pembicaraan

Afasia reseptif dan ekspresif

Perilaku yang aneh atau tidak biasanya

Preokupasi dengan cerita hantu, penampilan yang aneh atau perilaku yang tidak dapat diprediksi

Penurunan dari reaksi emosi atau respons sosial

Depresi, alogia, anergia atau dementia yang ringan

2. Deteriorasi fungsi sehari-hari yang signifikan

Penurunan prestasi akademik Penurunan konsentrasi dan motivasi Kemampuan merawat diri sendiri yang tidak sesuai dengan usia anak Kemampuan penyesuaian diri yang berada di bawah tingkat perkembangan anak

3. Menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga

Kehilangan minat terhadap teman-teman, pelajaran, pelajaran ekstra kurikuler, dan kesenangan yang biasa dilakukan

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

8

Perasaan terasing yang bertambah berat setiap harinya Perasaan terasing dari keluarga, hostilitas yang meningkat, dan perasaan curiga

Simtom negatif pada fase prodromal 21 Simtom negatif skizofrenia bisa muncul pada fase prodromal, sebelum berkembangnya sindrom yang lengkap dari skizofrenia dengan kedua simtom positif dan negatif. Secara teori, jika prodromal simtom negatif dapat dideteksi dini dan diterapi dengan intervensi psikososia atau farmakologik sebelum onset psikotik muncul, mungkin hal ini dapat memperlambat atau mencegah munculnya onset skizofrenia dengan sindrom lengkap (positif dan negatif).

Symptoms of schizophrenia are not necessarily unique to schizophrenia Penting diketahui beberapa gangguan di luar skizofrenia dapat "share" beberapa simtom dari 5 dimensi simtom skizofrenia.21 Gangguan-ganggnan yang mempanyai simtom positif: gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, depesi-psikotik, Alzheimer & demensia organik lainnya, gangguan psikotik masa kanak, psikotik ok diinduksi obat dll.21 Simtom negatif 21: Dapat terjadi pada gangguan lain Dapat overlap dengan simtom kognitif dan afektif yang terdapat pada gangguan lain Unik untuk skizofrenia Sekunder untuk gangguan lain:

-

Depresi EPS Deprivasi lingkungan Simtom (+) skizofrenia

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

9

Simtom kognitif 21: dapat terjadi pada gangguan lain, seperti: Pada Alzeimer, kondisi pasca stroke, dan autisme Simtom agresif 21: Dapat teijadi pada kondisi/gangguan yang non-skizofrenia juga, seperti; Gangguan Bipolar, ADHD/Gangguan Tingkah Laku, Psikosis masa kanak, Gangguan Kepribadian Anti-sosial/ Borderline, juga pada Alzeimer dan jenis demensia yang lain. Simtom Afektif 21: Gangguan non-skizofrenia yang mempunyai gejala afektif: Depresi berat, gangguan Bipolar, ganguan Skizoafektif, Depresi psikotik, gangguan organik, kondisi resisten terhadap obat juga pada perkembangan anak normal dapat teijadi fluktuasi afek.

Pedoman Diagnosis Skizofrenia dengan onset masa anak-anak pada pengertiannya adalah sama dengan skizofrenia pada masa remaja dan dewasa. Walaupun jarang, skizofrenia pada anakanak prapubertal adalah sekurangnya dua hal berikut: halusinasi, waham, bicara atau perilaku yang jelas terdisorganisasi, dan menarik diri yang parah sekurangnya satu bulan. Disfungsi sosial dan akademik harus ada, dan tanda gangguan harus menetap terus menerus selama sekurangnya enam bulan.14 Kriteria diagnostik untuk skizofrenia pada anak-anak adalah sama dengan kriteria untuk dewasa kecuali bahwa anak mungkin gagal mencapai tingkat fungsi sosial dan akademiknya yang diharapkan, bukannya mengalami pemburukan fungsi. 14 Selain itu gejala muncul lebih awal pada usia 12-an, daripada usia yang belasan selanjutnya hingga dua puluhan.15 Imaturitas pertumbuhan yang normal dalam perkembangan bahasa dan dalam memisahkan kenyataan dari khayalan menyebabkan sulit untuk mendiagnosa skizofrenia pada anak-anak yang berusia 5 hingga 7 tahun.14Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

10

Skizofrenia pada anak meliputi halusinasi, waham, perilaku dan pemikiran yang irrasional, serta masalah dalam menjalankan rutinitas tugas sehari-hari. Untuk kasus skizofrenia pada anak, onset penyakit pada usia yang lebih awal akan memberikan tantangan yang lebih besar untuk diagnosis, penanganan, kebutuhan edukasi, serta perkembangan emosi dan sosial.

Diagnostic criteria for Schizophrenia (DSM IV-TR) A. Characteristic symptoms: Two (or more) of the following, each present for a sig nificant portion of time during a l -month period (or less jf successfu lly treated): (1) delusions (2) hallucinations (3) disorganized speech (e.g . frequent derailment or incoherence) (4) grossly disorganized or catatonic behavior (5) negative symptoms, i.e., aHective f lattening, alog ia, or avolition Note: Only one Criterion A symptom is required if delusions are bizarre or hallucinations consist of a voice keeping up a run ning commentary on the person's behavior or thoughts, or two or more voices conversing with each other. B. Social/occupational dysfunction: For a sign ificant portion of t he t ime since the onset of the disturbance, one or more major a reas of functioning such as work, interpersonal relations, or self-care are markedly below the level achieved prior to the onset (or when the onset is in childhood or adolescence, fa ilure to achieve expected level of interpersona l, academic, or occupational achievement). C. Duration: Continuous signs of the disturbance pe rsist for at least 6 months. Th is 6month period must include at least 1 month of symptoms (or less if successfully treated) that meet Criterion A (i.e., active-phase symptoms) and may include periods of prodromal or residual symptoms. During these prodromal or residual periods, the signs of the disturbance may be manifested by only negative symptoms or two or more symptoms listed in Criterion A present in an attenuated form (e .g., odd beliefs, unusual perceptual experiences). D. Schizoaffective and Mood Disorder exclusion: Schizoaffective Disorder and Mood Diso rder With Psychotic Features have been ruled out because either (1) no Major Depressive, Manic, or Mixed Episodes have occu rred concurrently with the active-phase symptoms; or (2) if mood episodes have occurred during active-phase symptoms, their total duration has been brief relative to the duration of the active and residual periods.Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

11

E. Substance/general medical condition exclusion: The distu rbance is not due to the direct physiological effects of a substa nce (e.g., a drug of abuse, a medication) or a general medical condit ion. F. Relationship to a Pervasive Developmental Disorder: If there is a history of Autistic Disorder or another Pervasive Developmental Disorder, the additiona l diagnosis of Schizophrenia is made only if prominent delusions or hallucinations are a lso present for at least a month (or less if successfully treated). Classification of longitudinal course (can be applied only after at least 1 year has elapsed since the initia l onset of active-phase symptoms): Episodic With Interepisode Residual Symptoms (episodes are defined by the reemergence of prominent psychot ic symptoms); also specify if: With Prominent Negative Symptoms Episodic With No Interepisode Residual Symptoms Continuous (prominent psychotic symptoms are present throughout the period of obse rvation); also specify if: With Prominent Negative Symptoms Single Episode In Partial Remission; also specify if: With Prominent Negative Symptoms Single Episode In Full Remission Other or Unspecified Pattern

Sementara di bawah ini adalah kriteria diagnostik skizofrenia dari Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) a) thought echo, thought insertion atau withdrawal, dan thought broadcasting; b) Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaanSkizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

12

(sensations) khusus; persepesi delusional; c) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh; d) Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari makhluk lain); e) Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus; f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme, dan stupor; h) Gejala-gejala negatif seperti sikap masa bodo (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

13

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Kesalahan diagnosa pada kasus skizofrenia pada anak sangat biasa terjadi. Kasus ini biasanya dibedakan dengan autisme dengan terdapatnya halusinasi dan waham yang menetap paling sedikit 6 bulan dan, serta onset pada usia 7 tahun atau lebih, sementara kasus autisme biasanya didiagnosa pada usia 3 tahun. 13,18 Skizofrenia dibedakan dengan psikosis ringan yang biasa terdapat pada kasus kelainan disosiatifpersonal-afektif yang terjadi pada anak. Orang dewasa dengan gangguan bipolar kadang memiliki onset akut dari episode manik yang kadang bisa salah anggap sebagai skizofrenia. Anak-anak yang pernah menjadi korban kekerasan bisa saja mengaku mendengar suara ataupun bayangan dari orang yang menganiayanya. Gejala-gejala ini biasanya terus menetap dan mengganggu dalam hidup pasien tanpa memandang situasi tertentu, bahkan di sekolah. Jadi jika seorang pasien dapat menunjukkan ketertarikan dalam berhubungan pertemanan, meskipun pada akhirnya gagal mempertahankan, diagnosa skizofrenia sebaiknya tidak ditegakkan.13

Implikasi Klinik 20 Suatu penelitian longitudinal di Selandia Baru memperlihatkan bahwa anak yang

menunjukkan gejala psikotik ternyata lebih sering mengalami gangguan perkembangan yang sifatnya menyelurah. Berbagai studi lainnya juga menyokong kesimpulan ini, yaitu anak dengan

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

14

skizofrenia awitan dini menunjukkan keterlambatan perkembangan yang signifikan jika dibandingkan pada anak dengan skizofrenia awitan lanjut. Dengan demikian, adanya keterlambatan perkembangan atau penyimpangan

perkembangan pada masa anak haruslah menjadi fokus perhatian utama bagi para klinisi yang berkeja di bidang kesehatan jiwa anak. Anak dengan masalah seperti ini sebaiknya diobservasi secara cermat agar dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat sehingga kondisi lanjut yang lebih parah tidak terjadi, oleh kaiena dengan intervensi yang sedini mungkin maka progresivitas gejala prodromal dapat diturunkan seminim mungkin sehingga kualitas hidup dapat meningkat.

Penatalaksanaan Skizofrenia pada anak adalah kondisi kronik yang berlangsung hingga dewasa. Karena hal ini, pengobatannya dibutuhkan seumur hidup, bahkan pada masa-masa di mana sepertinya gejala sudah berkurang atau hilang. Penanganannya hampir sama dengan skizofrenia pada dewasa dengan beberapa catatan tambahan tentunya. Pengobatan untuk skizofrenia pada anak biasanya dipimpin oleh seorang ahli jiwa yang sudah berpengalaman dalam kasus tersebut. Namun karena kondisi penyakit ini mempengaruhi banyak aspek dalam hidupnya, pertolongan dari ahli lain mungkin perlu dilibatkan sehingga perlu membentuk tim. Tim ini bisa terdiri dari dokter keluarga, dokter ahli jiwa, psikoterapis, ahli obat, case worker, perawat, pekerja sosial, hingga anggota keluarga. Untuk kasus yang gawat dan tidak tertangani oleh keluarga, tentunya perawatan di rumah sakit merupakan hal yang harus dilakukan. 19 Medikamentosa Antipsikotik tipikal. Antipsikotik yang bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin 2 (D2), seperti Haloperidol, efektif mengurangi gejala positif skizofrenia. Efek samping obat ini yang tampak pada individu dewasa, terjadi juga pada anak-anak, yaitu gejala ekstrapiramidal, sedasi, diskinesia tardif dan neuroleptic malignant syndrome.3Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

15

Antipsikotik atipikal. Antipsikotik yang bekerja sebagai antagonis reseptor serotonin dan pada dopamin 1 (D1), yaitu clozapin, risperidone, olanzapine. Golongan ini efektif meredakan baik gejala positif maupun negatif dan risiko terjadinya efek samping gejala ekstrapiramidal juga lebih kecil. Oleh karena itu, saat ini golongan ini menjadi pilihan menggantikan antipsikotik tipikal.3 Terapi psikososial Psikoterapi saja tanpa medikasi akan gagal mengobati skizofrenia. Namun psikoedukasi yang ditujukan pada fungsi keluarga, pemecahan masalah dan keterampilan berkomunikasi (social skill training) serta dikombinasi dengan psikofarmaka terbukti menurunkan angka kekambuhan.3 Prognosis Prognosis menjadi buruk jika onset terjadi sebelum usia 10 tahun dengan kelainan personal seperti masalah perhatian/hubungan dengan orang lain, inhibisi pola tingkah laku yang lebih awal, adanya penarikan diri dan anak lebih sensitif. Dikatakan juga bahwa 80% kasus pasien memiliki halusinasi dengar; 50% lainnya memiliki waham. Gangguan ini dapat diobservasi dengan adanya kondisi tambahan seperti adanya kelainan hubungan dengan orang lain, ketidakmampuan untuk belajar, retardasi mental dan autisme.2 Kesimpulan 20,21 Adanya keterlambatan perkembangan atau penyimpangan perkembangan pada masa anak haruslah menjadi fokus perhatian utama bagi para klinisi yang berkeja di bidang kesehatan jiwa anak. Anak dengan masalah seperti ini sebaiknya diobservasi secara cermat agar dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat sehingga kondisi lanjut yang lebih parah tidak teijadi, oleh kaiena dengan intervensi yang sedini mungkin maka progresivitas gejala prodromal dapat diturunkan seminim mungkin sehingga kualitas hidup dapat meningkat.

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

16

Emosi dan perilaku anak berkembang terus sesuai dengan usia perkembangannya. Dimensi simtom pada skizofrenia menunjukkan kepada kita bahwa tumpang tindih simtom antara skizofrenia dengan gangguan-gangguan lain perlu dicermati Perkembangan diagnosis pada anak remaja perlu diikuti dengan cermat Alo dan auto-anamnesis yang teliti sangat diperlukan .

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

17

DAFTAR PUSTAKA 1. NIMH. National Institute of Mental Health. Child Psychiatry Branch, Chilhood-onset Schizophrenia Study. http://intramural.nimh.nih.gov/chp/cos/index.html. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011. 2. Childhood-onset Schizophrenia Overview. Contributed by Mellisa Yates, Penn States College of Medicine. http://www.schizophrenia.com/family/childonsetov.htm. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011. 3. Hadisukanto, Gitayanti. Skizofrenia masa kanak. Makalah Lengkap Konferensi Nasional Autisme I. 2003. 118-124. 4. Facts for Families, Schizophrenia in Children. http://aacap.org/page.ww?name=Schizophrenia+in+Children&section=Facts+for+F amilies. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011. 5. Childhood schizophrenia. http://www.mayoclinic.com/health/childhoodschizophrenia/DS00868. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011. 6. Cardno AG and Gottesman II. Twin studies of schizophrenia: from bow-and-arrow concordances to star wars Mx and functional genomics. American Journal of Medical Genetics. 2010 Spring;97(1):12-17. 7. Harrison PJ and Weinberger DR. Schizophrenia genes, gene expression, and neuropathology: on the matter of their convergence. Molecular Psychiatry. 2006;10(1):40-68. 8. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P; Early Onset Psychotic Disorder, from: Kaplan & Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th Edition, Copyright 2009 Lippincott Williams & Wilkins, USA, pp. 3702-3707. 9. Huang HS, Matevossian A, Whittle C, Kim SY, Schumacher A, Baker SP, Akbarian S. Prefrontal dysfunction in schizophrenia involves missed-lineage leukemia 1regulated histone methylation at GABAergic gene promoters. Journal of Neuroscience. 2007 Oct 17;27(42):11254-11262.

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

18

10. NIMH. National Institute of Mental Health. Schizophrenia. http://www.nimh.nih.gov/health/publications/schizophrenia/completeindex.shtml#definition. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011. 11. Mueser KT and McGurk SR. Schizophrenia. Lancet. 2007 Jun 19;363(9426):20632072. 12. Childhood schizophrenia: Symptoms. http://www.mayoclinic.com/health/childhoodschizophrenia/DS00868/DSECTION=symptoms. Diakses pada tanggal 88 Oktober 2011. 13. Childhood Onset Schizophrenia Symptoms, Treatment and Causes. http://www.schizophrenia.com/family/childszsym.htm. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011. 14. Sadock, Benjamin J, Virginia A; Early Onset Schizophrenia, in Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition;2007; Lippincott Williams & Wilkins, USA. 15. Frances A,Pincus HA, PlNCUS HA,Michael, Diagnostic statistical manual of mental disorders: IV -4th ed ,text revision, American Psychiatric Association, 2000, USA. Pp.298-315 16. Ebert MH, Loosen PT, Nurcombe B, et al.; Diagnostic Evaluation for Children and Adolescents; from: Current Diagnosis and Treatment 2nd ed; McGraw-Hill; Singapore 2008, pp106-108. 17. Pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. 2003. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 18. American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. Practice parameters for the assessment and treatment of children, adolescents and adults with autism and other pervasive developmental disorders. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 2008; 38(12): 32S-54S. 19. Chilhood schizophrenia: Treatments and Drugs. http://www.mayoclinic.com/health/childhoodschizophrenia/DS00868/DSECTION=treatments-and-drugs. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011.

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

19

20. Wiguna T; Hal Yang Perlu Menjadi Fokus Perhatian Menjelang Fase Akut Skizofrenia. Dalam: Jurnal Indonesian Psychiatric Quarterly; Yayasan Kesehatan Jiwa Dharmawangsa;Jakarta, April 2009; hal69-73. 21. Widyawati I; Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam menegakkan Diagnosis dan Penatalaksanaan. Dalam: Jurnal Indonesian Psychiatric Quarterly; Yayasan Kesehatan Jiwa Dharmawangsa; Jakarta, April 2009 ;hal 53-68.

Skizofrenia Masa Kanak: Dilema dalam Menegakkan Diagnosis dan PenatalaksanaanBy: Chandra Wijaya S (030.06.049)

20