dilema etik

22
Dilema etik KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA Keputusan MUNAS VI PPNI Nomor : 09 MUNAS VI/PPNI/2000 PERAWAT DAN KLIEN Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia ,keunikan klien ,dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan kesukuan,warna kulit ,umur ,jenis kelamin,aliran politik dan agama yang di anut serta kedudukan sosial. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai nilai budaya adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien. 3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. 4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang di ketahui sehubungan dengan tugas yang di percayakan kepadanya kecuali jika di perlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku. PERAWAT DAN PERAKTEK

Upload: lutvynurahman

Post on 26-Dec-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dilema etik keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Dilema Etik

Dilema etik

KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Keputusan MUNAS VI PPNI

Nomor : 09 MUNAS VI/PPNI/2000

 

•          PERAWAT DAN KLIEN

•                Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia ,keunikan klien ,dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan kesukuan,warna kulit ,umur ,jenis kelamin,aliran politik dan agama yang di anut serta kedudukan sosial.

•                Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai nilai budaya adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.

 

 

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang di ketahui sehubungan dengan tugas  yang di percayakan kepadanya kecuali jika di perlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku.

 

•          PERAWAT DAN PERAKTEK

•                Perawat memelihara dan meningkatkan kompetinsi di bidang keperawatan melalui belajar terus menerus.

•                Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi di sertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

•                Perawat dalam membuat keputuskan didasarkan pada informasi yang adekuat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila

Page 2: Dilema Etik

melakukan konsultasi menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

 

•          PERAWAT DAN MASYARAKAT

•          Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

 

•          PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya,dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten ,tidak etis dan illegal.

 

•          PERAWAT DAN PROFESI

•                Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan .

•                Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan .

•                Perawat berpartisifasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

 

 

•          HAK PASIEN

•          Declaration of Lisbon (1991) : The Rights of the patient

Page 3: Dilema Etik

•          UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : pasal 53 : hak pasien

•          UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 52 dan 53.

•          SE Ditjen Yanmed Depkes RI No YM.02.04.3.5.2504 : Pedoman Hak dan kewajiban pasien, dokter dan RS

•          Deklarasi Muktamar IDI : Hak dan kewajiban pasien dan dokter

•          HAK-HAK PASIEN

 

•          Declaration of Lisbon

•          Hak memilih dokter

•          Hak dirawat dokter yang “bebas”

•          Hak menerima / menolak pengobatan setelah menerima informasi

•          Hak atas kerahasiaan

•          Hak mati secara bermartabat

•          Hak atas dukungan moral / spiritual

•          UU Kesehatan

•          Hak atas Informasi

•          Hak atas second opinion

•          Hak atas kerahasiaan

•          Hak atas persetujuan tindakan medis

•          Hak atas pelayanan kesehatan

•          Hak atas ganti rugi

•          KEWAJIBAN PASIEN

•          Itikad baik

•          Beri informasi yang adekuat

Page 4: Dilema Etik

•          Melaksanakan nasehat dokter dalam rangka perawatan / pengobatan

•          Menghormati hak dokter

•          Memberi imbalan & ganti rugi

•          Berterus terang apabila timbul masalah

 

PRINSIP ETIKA DALAM KEPERAWATAN

 

Ehical principles are guides to moral decision making and moral action, and centre on the formation of moral judgment in professional practice ( Beauchamp & Childress, 2001)

PRINSIP ETIKA PROFESI

Merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap profesi

 Merupakan tuntunan yang harus diamalkan oleh profesi dalam menjalankan tugas keprofesiannya terutama dalam melayani kliennya.

Bagi profesi keperawatan merupakan amalan baik yang harus dilakukan setiap perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

PRINSIP ETIK

 

•              BENEFICIENCE

•              NON MALEFICIENCE

•              AUTONOMY

•              JUSTICE

•              VERACITY

•              FIDELITY

BENEFICIENCE

Page 5: Dilema Etik

•          Melakukan dan atau memberikan yang terbaik dan paling dimungkinkan untuk dilakukan

 

NON MALEFICIENCE

•          Menghindari melakukan yang kurang atau tidak baik dan tidak disukai klien

AUTONOMY

 

•          Memberikan kebebasan untuk klien menentukan pilihan yang paling sesuai bagi klien dan didasari oleh pemahaman klien yang baik

•          Bila diperlukan dalam mengamalkannya harus diawali dengan upaya pemberian informasi yang lengkap

 

 

FIDELITY

•          Loyalitas dan komitment terhadap tugas dan pekerjaannya sesuai dengan profesinya. Bersikap positif tentang dan terhadap klien. Menjaga rahasia dan menjamin hubungan saling percaya dan saling menghormati

 

VERACITY

•          Berlaku jujur, menghindari menyampaikan atau melakukan yang tidak sesungguhnya atau tidak benar ( melakukan kebohongan)

 

•          DILEMA ETIK

 

•          DILEMA ETIK

Page 6: Dilema Etik

•          merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding.

 

 

         Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.

•          KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ETIK

•          Mengembangkan data dasar

•          Mengidentifikasi konflik

•          Membuat tindakan alternatif

•          Menentukan siapa yang terlibat dan siapa pengambil keputusan

•          Mengidentifikasi kewajiabn perawat

•          Membuat keputusan

 

–   Kozier et. al (2004)

•          PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

•          Menunjukkan maksud baik yang relevan

•          Mengidentifikasi semua orang yang penting

•          Mengumpulkan informasi yang relevan

•          Mengidentifikasi prinsip etis yang penting

•          Mengusulkan tindakan alternatif

•          Melakukan tindakan

•          Kasus 1

Page 7: Dilema Etik

•          Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi.

•          Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya.

•           Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik.

•           Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.

•          PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK

•          1. Mengembangkan data dasar :a. Orang yang terlibat : Klien, keluarga klien, dokter, dan perawat

b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan klien untuk memberikan penambahan dosis morphin.

c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien

d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak diberikan penambahan dosis morphin, klien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit.

 

•          2. Mengidentifikasi konflik

Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami metastase mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Klien meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri.

Konflik yang terjadi adalah :a. Penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien.b. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien.

 

Page 8: Dilema Etik

 

•          3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan tersebut

a. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri.

•          Konsekuensi :1) Tidak mempercepat kematian klien2) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung3) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri4) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

b. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.

 

•          Konsekuensi :1) Tidak mempercepat kematian pasien2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang nyeri)3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

c. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan apabila diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu misalnya pada malam hari agar klien bisa tidur cukup.

 

 

 

•          Konsekuensi :1) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi2) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup beristirahat.3) Hak klien sebagian dapat terpenuhi.4) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.

•          4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :

Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin.

Page 9: Dilema Etik

Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut.

Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat keputusan bagi dirinya.

Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan lain-lain.

•          5. Mendefinisikan kewajiban perawat

         a. Memfasilitasi klien dalam manajemen nyerib. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeric. Mengoptimalkan sistem dukungand. Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapie. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinannya

•          6. Membuat keputusan

Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi) dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.

•          KASUS 2

         Tn. P adalah seorang sopir bus antar provinsi. Ia telah bekerja selama 20 tahun sebagai seorang sopir. Akhir-akhir ini Tn. P sering demam, diare, dan menderita sariawan yang tidak sembuh-sembuh sudah hampir 2 bulan, berat badan turun lebih dari 5 Kg. Tn P tidak menganggap serius penyakitnya sehingga dia hanya berusaha minum obat warung dan belum sembuh juga akhirnya keluarganya membawa Tn. P ke RSUP S. Tn. P meminta kepada Ners Ratna untuk segera memberitahu hasil pemeriksaannya. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Tn. P positif menderita HIV.

 

Page 10: Dilema Etik

         Ners Wiwin yang merawat Tn.P kebetulan sudah bekerja selama 10 tahun di bangsal B20 ini. Keluarga meminta Ners Wiwin untuk tidak memberitahukan mengenai penyakit ini kepada pasien ataupun kepada para pembesuknya. Keluarga takut kalau pasien di beritahu keluarga takut Tn.P akan frustasi, tidak bisa menerima kondisinya, dan akan dikucilkan oleh masyarakat. Ners Wiwin mengalami dilema etik dimana di satu sisi dia harus memenuhi permintaan keluarga namun di sisi lain Ners Wiwin harus memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn. P.

 

•          KASUS 3

         Mr. Brett Hunter, an 80-year-old welfare patient, developed respiratory distress and high fever and has compromised arterial blood gases. Respirations are 32 and labored. He has consolidation of right lower lobe (pneumonia) and is deteriorating quickly. Dr. Maken feels he would benefit from being in the intensive care unit (ICU) but knows that the two beds will be needed for two new post-operative patients tomorrow. He asks your opinion as the charge nurse.

 

•          KASUS 4

         Mr. Lamy, 90 years old, has been hospitalized due to dehydration, nausea, vomiting,

         and a urinary tract infection. He also has Alzheimer’s, is a high risk for falls, has a history of falls with two broken hips, and has a tendency to wander. He was found in the parking lot on three separate occasions. Mr. Lamy has an intravenous (IV) line. Concerned that he may fall, dislodge his IV, or wander off somewhere, the staff believes it is best to restrain him. Mr. Lamy is adamant that he does not want to be restrained.

 

 

•          KASUS 5

         Mrs. Alexes Beam’s intravenous (IV) line infiltrated. The doctor agrees to change the route for the antibiotics. You suggest the oral route; the doctor orders intramuscular because she feels oral antibiotics may not be absorbed as well. Mrs. Beam and her family ask if the antibiotics can be given any other way other than intramuscularly (IM) because she is so frail and they do not want her to receive the painful injections.

Page 11: Dilema Etik

 

 

Malpraktik

Bentuk pelangaran terhadap kaidah-kaidah profesi.

 

Malpraktik sangat terkait dg status profesional dan standar pelayanan profesional

 

Malpraktik à kegagalan seorang profesonal melakukan sesuai dg.standar profesi yang karena memiliki keterampilan dan pendidikan.berlaku

Malpraktik :

•          Melakukan yang seharusnya tidak boleh

•          Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya (negligence)

•          Istilah malpraktik adalah  kesalahan yang dilakukan oleh profesional dalam menjalankan profesinya.

•          Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan per-UU.

•          Malpraktik meliputi

1. INTENTIONAL (SENGAJA)

    PROFESSIONAL MISCONDUCTS

2.  NEGLIGENCE (LALAI)

3. LACK OF SKILL

    DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI

    

•          kelalaian

Page 12: Dilema Etik

•          Jenis malpraktik tersering

•          Bukan disengaja

•          Tidak melakukan yg seharusnya dilakukan, melakukan yg seharusnya tidak dilakukan oleh orang2 yg sekualifikasi pada situasi dan kondisi yg identik.

•          Syarat Kelalaian (4D)Vestal, 1995

1. DUTY (Duty of care)

     Kewajiban Profesi

     Kewajiban kontrak dg pasien 

2. DERELICTION / BREACH OF DUTY

   Pelanggaran kewajiban tersebut 

3.DAMAGES

    Cedera, mati atau kerugian 

4. DIRECT CAUSALSHIP

    Hubungan sebab- akibat, setidaknya Proximate cause

Kelalaian :

•          Ketidaksengajaan       

•          Kurang teliti

•          Kurang hati-hati

•          Acuh tak acuh

•          Sembrono

•          Tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, namun akibatnya bukan menjadi tujuannya

•          Kelalaian bukan merupakan pelanggaran hukum atau kejahatan jika tdk sampai menimbulkan kerugian atau cedera  dan orang itu dapat menerimanya

Page 13: Dilema Etik

•          Jika kelalaian mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut nyawa à Kelalaian berat (culpa Lata).

Sebagai penggugat à mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen (4 elemen).

 

Jika semua elemen dapat perawatdibuktikan hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik berada pada tuntutan malpraktik.

 

Thd.tuntutan malpraktik, pelanggaran dapat bersifat :

•             Pelangaran Penangananetika profesi

       organisasi profesi.

•          Pelanggaran Etika

Keputusan :

•          Tidak bersalah

•          Sanksi disiplin

Sanksi : 

•          Peringatan tertulis 

•          Rekomendasi pencabutan SIP dan SIK

•          Ikuti diklat tertentu

•          Sanksi administratif à Keppres 56/1995

MDTK•            :meneliti/menentukan ada/tidak ada kesalahan/kelalaan dalam menerapkan tindakan disiplin.standart profesi

•          Pelanggaran hukum perdata atau pidana

    – Perdata à ganti rugi  (UU : 36/2009,Ps 58)

UU 36/2009    – Pidana Bab XX (ketentuan

       pidana)

Page 14: Dilema Etik

 

•          Tuntutan perdata

Unintentional Tort (kesalahan yg tdk disengaja)

Negligence

•          Meninggalkan benda asing di dlm tubuh pasien stlh pembedahan

•          Gagal mengobervasi pasien sesuai dg order

•          Tdk memberikan informed consent sebelum melakukan prosedur

•          Tdk melakukan upaya pengamanan pasien

 

•          Cont……….

Intentional Tort (kesalahan yg disengaja)

Penyerangan (assault)

•          Mengancam pasien

Kekerasan (Battery)

•          Membantu pembedahan yg tdk bersifat darurat tanpa informend consent

•          Memaksa pasien berjalan pada hal pasien tdk ingin

•          Memaksa pasien menerima suntikan

•          Memukul pasien

•          Cont………

Pemenjaraan

•          Pengikatan pasien tanpa instruksi

•          Menolak permintaan pasien untuk pulang

 

Page 15: Dilema Etik

Pelanggaran privasi

•          Menyampaikan info pribadi pasien pada pihak ketiga (termasuk anggota kel) tanpa persetujuan pasien

•          Cont………..

•          Membiarkan orang yg tdk berkepentingan membaca rekam medik pasien

•          Membiarkan orang yg tdk berkentingan mengamati prosedur

•          Mengambil gambar pasien tanpa persetujuan pasien.

Fitnah

•          Membuat pernyataan palsu ttg pasien kpd pihak ketiga.

Bidang Pekerjaan perawat yang berisiko :

 

    1. Assessment errors :  mengumpulkan data/info à berdampak pada ketidaktepatan menentukan kesalahan dalam bertindak.diagnosa kp.

2. Planning errors : pendokomentasian rencana, mengkomunikasikan secara efektif, memberikan askep krn kurangnya info dari renpra,  memberi instruksi yg dapat dimengerti oleh pasien

3. Intervention errors :Interpretasi dan kolaborasi, askep secara hati-hati, mencatat order

 

•          Error dlm keperawatan

•          Patient falls

•          Medication errors

•          Failure to provide safe, appropriate care

•          Insufficient treatments

•          Inadequate documentation of appropriate,

    pertinent, and correct information

Page 16: Dilema Etik

•          Inappropriate assessments

•          Not reporting changes in patient status

•          etc

•          Beberap contoh kesalahan perawat :

  1. Usia lanjut à disorientasi.Perawat tidak memasang penghalang tempat tidur. Akibat fraktur  tungkai.pasien jatuh pada malam hari disorientasi

2. Pasien pasca bedah ambulasi. Perawat melakukan mobilisasi sesuai rencana tanpa memonitor tanda-tanda vital. Pasien bangun dan berjalan, mengeluh pusing dan jatuh trauma kepala.

3. Pasien tidak sadar tidak dilakukan pengawasan ketat, jatuh dari tempat tidur dan meninggal.

 

•          Pencegahan dari tuntutan malpraktik :

   Pertahankan standar yan/ asuhan berkualitas tinggi :

    – Tingkat kemampuan dalam praktik kep.

    – Ciptakan iklim yg.mendorong  pening-

       katan praktik kep. à

       a. Self identifikasi kekuatan     awareness

           dan kelemahan

       b. beradaptasi thd.tugas

       c. Ikuti kebijakan dan prosedur yg.berlaku

 d. evaluasi kebijakan/proseduràmasihkah

     relevan

  e. Pendokumentasian yg berkesinambungan. Pencatatan harus jelas, benar dan mudah dipahami.

 

Page 17: Dilema Etik

Vestal (1995), pedoman mencegah terjadinya malpraktik :

   1. Kasih sayang àlayani dg.jujur dan rasa

       hormat

   2. Gunakan pengetahuan kep.menyusun pengkajian dan melaksanakan dg.benar.

 

 

3. Tanyakan terima perintah dg.jelas, k/p tertulissaran/order

   4. Utamakan kepentingan pasien, bila ragu diskusikan bersama

   5. Tingkatkan kemampuan secara terus menerus dan bekerja berdasarkan pedoman yg.berlaku

  6. Jangan melakukan sesuatu yang tidak dikuasai

  7. Laksanakan askep  berdasarkan model proses kep. Hindari kekuranghatian memberikan askep

 

3. Tanyakan terima perintah dg.jelas, k/p tertulissaran/order

   4. Utamakan kepentingan pasien, bila ragu diskusikan bersama

   5. Tingkatkan kemampuan secara terus menerus dan bekerja berdasarkan pedoman yg.berlaku

  6. Jangan melakukan sesuatu yang tidak dikuasai

  7. Laksanakan askep  berdasarkan model proses kep. Hindari kekuranghatian memberikan askep

 

8. Catat renpra dan respon pasien. Nyatakan secara jelas dan lengkap. Catat sesegera mungkin fakta yang diobservasi

9. Lakukan konsultasi. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan/prosedur

10.Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan

Page 18: Dilema Etik

     ketahui lingkup tugas masing-masing. Jangan menerima tanggung jawab diluar kemampuan.

Masalah yang dihadapi :

•          Objek keperawatan ad/ manusiaà berisiko.

•          Katagori tenaga keperawatan

•          Perawat bekerja tanpa standar baku.

•          Banyak kasus yang keburu diajukan ke Pengadilan tanpa diketahui oleh organisasi profesi kadang2 bukan pelanggaran hukum

•          Belum semua perawat mengetahui kode etik keperawatan.