skenario masalah kasus 6 (makalah)

20
Malpraktek Medis Muhammad Adib Thaqif Bin Mazlan NIM: 102009276 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Kode etik kedokteran adalah satu sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi dokter dan tenaga medis. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Agar dokter memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada pasien, adanya kode etik kedokteran akan melindungi perbuatan dokter yang tidak profesional terhadap pasien seperti kewajiban menjaga rahasia pasien, informed consent dan sebagainya. Ketaatan tenaga medis terhadap kode etik kedokteran merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga medis merasakan apabila dia melanggar kode etik kedokteranna sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dirinya sendiri. Banyak hukum yang telah ditimbulkan berdasarkan World Medical Assosiation dan Declaration of Geneva yang akhirnya berdampak membina hukum seperti Undang-Undang Kesehatan di Indonesia sendiri. 1 Penyakit menular seksual atau kadang-kadang disebut sebagai infeksi menular seksual kelihatan semakin meningkat di kalangan masyarakat sekarang yang disebabkan terutamanya oleh seks bebas. Kebanyakan penderita dengan penyakit ini malu mendapatkan rawatan karena takut rahasia perbuatannya akan terbongkar kepada ibu bapa, pasangan, kaum kerabat keluarga atau masyarakat. Di sini dokter bertanggungjawab dalam memberikan rawatan kepada pasien dan menjamin kepada pasien bahwa rahasianya akan tetap dijaga. Namun, penyakit seperti Gonnorhe adalah suatu penyakit yang juga tertular kepada pasangan penderita jika tetap berhubungan dengan pasangannya. Di sini, kedua pihak pasangan harus diobati supaya juga pasien itu dapat sembuh total. Dokter harus mengambil tindakan yang bijak supaya tetap menjaga etika kedokterannya dan rahasia kedokteran dalam melakukan screening Universitas Kristen Krida Wacana Page 1

Upload: alphyn-wayan

Post on 21-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

6

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Malpraktek Medis

Muhammad Adib Thaqif Bin Mazlan

NIM: 102009276

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,

Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Kode etik kedokteran adalah satu sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi dokter dan tenaga medis. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Agar dokter memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada pasien, adanya kode etik kedokteran akan melindungi perbuatan dokter yang tidak profesional terhadap pasien seperti kewajiban menjaga rahasia pasien, informed consent dan sebagainya. Ketaatan tenaga medis terhadap kode etik kedokteran merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga medis merasakan apabila dia melanggar kode etik kedokteranna sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dirinya sendiri. Banyak hukum yang telah ditimbulkan berdasarkan World Medical Assosiation dan Declaration of Geneva yang akhirnya berdampak membina hukum seperti Undang-Undang Kesehatan di Indonesia sendiri.1

Penyakit menular seksual atau kadang-kadang disebut sebagai infeksi menular seksual kelihatan semakin meningkat di kalangan masyarakat sekarang yang disebabkan terutamanya oleh seks bebas. Kebanyakan penderita dengan penyakit ini malu mendapatkan rawatan karena takut rahasia perbuatannya akan terbongkar kepada ibu bapa, pasangan, kaum kerabat keluarga atau masyarakat. Di sini dokter bertanggungjawab dalam memberikan rawatan kepada pasien dan menjamin kepada pasien bahwa rahasianya akan tetap dijaga. Namun, penyakit seperti Gonnorhe adalah suatu penyakit yang juga tertular kepada pasangan penderita jika tetap berhubungan dengan pasangannya. Di sini, kedua pihak pasangan harus diobati supaya juga pasien itu dapat sembuh total. Dokter harus mengambil tindakan yang bijak supaya tetap menjaga etika kedokterannya dan rahasia kedokteran dalam melakukan screening pada pasangan penderita dan memberikan rawatan jika ditemukan positif menghidap penyakit pada pasangan tersebut.2

Universitas Kristen Krida Wacana Page 1

Page 2: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Skenario Masalah

Seorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganya adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta selalu mendiskusikan kesehatan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita GO. Pasien tidak ingin istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit, tetapi oleh karena ia telah berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sudah tertular. Istrinya juga harus diobati.

Prinsip Dan Etika Kedokteran

Di dalam menentukan tindakan di bidang kesehatan atau di bidang kedokteran, selain daripada mempertimbangkan empat kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis (makanan dan minuman), kebutuhan psikologis (rasa puas, istirahat, santai), kebutuhan sosial (keluarga, teman dan komunitas) dan kebutuhan kreatif serta spiritual (pengetahuan, kebenaran, cinta), keputusan yang akan diambil dokter perlu juga mempertimbangkan hak asasi pasien. Pelanggaran atas hak pasien akan mengakibatkan juga pelanggaran atas kebutuhan dasar di atas, terutama kebutuhan kreatif dan spiritual pasien. Etika adalah cabang ilmu filsafat dan disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi yang dilihat dari segi moralitasnya. Penilaian baik-buruk dan benar-salah dari sisi moral tersebut menggunakan pendekatan teori etika yang cukup banyak jumlahnya.1

Terdapat dua teori etika yang paling banyak dianut oleh orang ramai yaitu teori deontology dan teori teology. Secara ringkasnya deontology dapat dikatakan mengajar bahawa baik-buruknya suatu perbuatan itu harus dilihat dari perbuatan itu sendiri, sedangkan teologi mengajarkan untuk melihat baik-buruknya sesuatu dengan melihat hasil atau akibat perbuatan tersebut. Deontologi lebih mendasar kepada ajaran agama, tradisi dan budaya, sedangkan teologi lebih berdasarkan daripada arah penalaran (reasoning) dan pembenaran atau justifikasi kepada azas manfaat berdasarkan aliran utilitarian. Beuchamp dan Childress pada tahun 1994 menguraikan bahawa untuk mencapai ke suatu keputusan etik, diperlukan 4 kaidah dasar moral atau moral principle dan beberapa aturan dibawahnya. Keempat kaidah dasar moral tersebut adalah:-1

a. Autonomy principle, prinsip yang menghormati hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.1

b. Beneficence principle, prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan demi kebaikan pasien. Dalam prinsip ini tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang manfaatnya lebih besar dari kerugiannya.1

Universitas Kristen Krida Wacana Page 2

Page 3: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

c. Non-maleficence principle, prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini juga dikenal dengan “primum non nocere” atau “above all, do no harm”.1

d. Justice principle adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice).1

Di bawah aturan di atas, terbentuk juga aturan-aturan seperti veracity (prinsip dalam berbicara secara benar, jujur dan terbuka), privacy (prinsip menghormati hak peribadi pasien sendiri), confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien), dan fidelity (loyalitas dan memegang janji). Prinsip atau kaidah dasar yang disebutkan perlu dijadikan pedoman di dalam pengambilan keputusan klinis selain etika profesi yang dikenali oleh profesionalitas kedokteran sebagai panduan di dalam sikap dan perilaku dokter itu sendiri. Nilai dalam etika profesi seringkali dipantul di dalam sumpah dokter dan kode etik kedokteran yang ada. Sumpah dokter, secara umumnya berisi moral contract antara dokter dengan Tuhan, sedangkan kode etik kedokteran mempunyai moral obligation contract antara dokter dengan peer-group dokter yaitu masyarakat profesinya. Baik sumpah dokter mahupun kode etik kedokteran berisikan sejumlah kewajiban moral yang perlu ada pada para dokter. Meskipun kewajiban tersebut tiada kewajiban dari segi hukum sehingga tidak dapat dipaksakan, namun kewajiban moral tersebut perlu menjadi penggerak dari kewajiban dalam hukum kedokteran.1

Pembuatan keputusan etik, terutama dalam situasi dan kondisi klinis, dapat juga dilakukan dengan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan kaidah dasar moral yang ada. Jonsen, Siegler dan Winslade pada tahun 2002 mengembangkan teori etik yang menggunakan empat topik yang essential dalam pelayanan klinik, yaitu:-1

1. Medical indication yang memasukkan semua prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai dalam mengevaluasi keadaan pasien dan mengobatinya. Penilaian aspek indikasi medis ini ditinjau dari sudut etisnya, terutama menggunakan kaidah beneficence dan non-maleficence. Pertanyaan etika pada topik ini adalah serupa dengan keseluruhan informasi yang selayaknya disampaikan kepada pasien pada doktrin informed consent.1

2. Patient preferences yang memperhatikan nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaedah autonomy. Pertanyaan etika ini meliputi pertanyaan tentang kompetensi pasien, sifat sukarelawan sikap dan keputusannya, pemahaman atas informasi yang diberikan, siapa pembuat keputusan apabila pasien berada dalam keadaan tidak sadar dan kompeten serta nilai dan keyakinan yang dianut oleh pasien.1

3. Quality of life yang merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran yaitu memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insane. Apa, siapa dan bagaimana melakukan penilaian kualitas hidup merupakan pertanyaan etik sekitar prognosis yang berkaitan dengan beneficence, non-maleficience dan autonomy.1

4. Contextual features membahaskan pertanyaan etik seputar aspek non-medis yang mendahului keputusan seperti faktor keluarga, ekonomi, agama, budaya, kerahasiaan, alokasi sumber daya dan faktor hukum.1

Universitas Kristen Krida Wacana Page 3

Page 4: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Berdasarkan teori yang ada, Kode Etik Kedokteran Indonesia telah mengeluarkan beberapa pasal berkaitan dengan kewajiban umum seorang dokter. Antaranya adalah:-3,4,5

Pasal 1Setiap dokter harus menjunjung, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter

Pasal 2Seorang dokter harus sentiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi

Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Pasal 5Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.

Pasal 6Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yangdapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

o Pasal 7a

Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

o Pasal 7b

Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien

o Pasal 7c

Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien

o Pasal 7d

Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 8Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh

Universitas Kristen Krida Wacana Page 4

Page 5: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati..

Hubungan Dokter Dan Pasien

Hubungan dokter dan pasien pada prinsipnya merupakan hubungan yang berdasarkan kepada kepercayaan antara keduanya. Keberhasilan suatu pengobatan tergantung pada seberapa besar kepercayaan pasien kepada dokternya. Hal inilah yang menyebabkan hubungan seorang pasien dengan dokternya kadang sulit tergantikan oleh dokter lain. Akan tetapi, hubungan ini dalam beberapa tahun terakhir ini telah berubah akibat makin menipisnya keharmonisan antara keduanya. Berubahnya pola hubungan dokter-pasien yang bersifat paternalistik yang memegang prinsip beneficence sebagai prinsip utama kepada hubungan kolegial atau kemitraan, membuat pasien makin kritis terhadap dokternya. Ketika terjadi suatu hasil pengobatan yang tidak diinginkan seperti penyakit yang semakin parah, menimbulkan kecacatan atau kematian, maka pasien seringkali menganggap dokter dan rumah sakitnya lalai.1,6

Declaration of Geneva menyatakan bahawa seorang dokter harus meletakkan kesehatan pasiennya sebagai perkara yang paling utama. Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia pula, seorang dokter wajib memberikan pelayanan terbaik sesuai sarana yang tersedia atas kepercayaan yang telah diberikan pasien kepadanya. Kewajiban dokter terhadap pasien dapat terlihat pada pasal-pasal yang berikut:-3,4,5

Pasal 10Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib menunjuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal 11Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar sentiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Pasal 12Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 13Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

a. Hak Pasien

Universitas Kristen Krida Wacana Page 5

Page 6: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Pada tahun 1991, World Medical Association telah mengeluarkan Declaration of Lisbon on the Rights of the Patient yang menyatakan hak pasien adalah sebagai berikut:-5

Hak memilih dokter secara bebas Hak klinis dan etis Hak untuk menerima atau menolak pengobatan setelah menerima informasi

yang adekuat Hak untuk dihormati kerahasiaan dirinya Hak untuk mati secara bermartabat Hak untuk menerima atau menolak dukungan spiritual atau moral

Undang-Undang Kesehatan pula menyebutkan beberapa hak pasien yaitu:-3,4,5

Hak untuk informasi Hak atas second opinion Hak untuk memberi persetujuan atau menolak suatu tindakan medis Hak untuk kerahasiaan Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan Hak untuk memperoleh ganti rugi apabila ia dirugikan akibat kesalahan tenaga

kesehatan

Selain itu, Undang-Undang Praktik Kedokteran menyatakan hak pasien sebagai berikut:-3,4,5

Hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sesuai Pasal 45 ayat (3). Penjelasan sekurang-kurangnya meliputi diagnosis, tatacara tindakan, tujuan tindakan medis yang bakal dilakukan, alternative tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang akandilakukan.

Hak untuk meminta pendapat dokter lain Hak mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan medis Hak untuk menolak tindakan medis Hak untuk mendapatkan isi rekam medis

Informed Consent Dan Komunikasi

Informed consent merupakan alat paling penting dalam hubungan dokter-pasien pada masa kini. Informed consent yang benar harus disertai dengan komunikasi baik antara dokter dan pasien. Keterangan yang dapat diberikan kepada pasien sebelum mendapatkan informed consent termasuklah menerangkan diagnosis penyakit, prognosis dan pilihan pengobatan penyakit. Perlu juga kebaikan dan keburukan masing-masing tindakan yang bakal dilakukan. Informed consent harus memuatkan pilihan untuk pasien menerima atau menolak tindakan medik yang bakal dilakukan dokter selain mencantumkan pilihan terapi lain. Pasien yang kompeten boleh memilih untuk menolak tindakan medik walaupun tanpa tindakan ini dapat mengancam nyawa pasien. Terdapat dua kondisi di mana informed consent dikecualikan yaitu:-4

Universitas Kristen Krida Wacana Page 6

Page 7: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

1. Pasien menyerahkan sepenuhnya keputusan tindakan medik terhadap dirinya kepada dokter. Apabila pasien menyerahkan semua keputusan kepada dokter yang merawatnya, dokter tetap harus menerangkan secara lengkap tindakan yang bakal dilakukan.

2. Keadaan apabila pemberitahuan tentang kondisi penyakit pasien dapat berdampak besar terhadap pasien secara fisik, psikologis dan emosional. Contohnya adalah apabila pasien cenderung untuk membunuh diri apabila mengetahui tentang penyakitnya. Namun, dokter pada awalnya harus menganggap bahwa semua pasien dapat menerima berita tentang penyakitnya dan memberikan informasi selengkapnya sesuai dengan hak pasien.

Pasien yang inkompeten adalah mereka yang tidak mampu membuat keputusan untuk diri mereka sendiri seperti anak, individu dengan gangguan psikologi atau neurologi berat dan pasien yang tidak sadar. Mengikut World Medical Association Declaration on the Rights of the Patients, apabila pasien tidak mampu membuat keputusan untuk dirinya sendiri, perlulah mendapat kebenaran dari wakilnya. Apabila tidak dapat ditemukan wakil dan pasien memerlukan tindak medis segera, dokter perlulah memikirkan bahwa pasien sudah bersetuju dengan tindakan yang bakal dilakukan melainkan telah tercatat bahwa pasien tidak bersetuju dengan tindakan tersebut sebelumnya. Apabila pasien adalah anak, hak diberikan kepada mereka yang bertanggungjawab terhadapnya. Namun, pasien harus ikut serta dalam pembuatan keputusan dan memahami tindakan yang bakal dilakukan.4

Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekatnya tersebut, tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan kelalaian. Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga terdekatnya, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351. Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:7

1) Diagnosa yang telah ditegakkan.2) Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.3) Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut.4) Risiko-risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran

tersebut.5) Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara

pengobatan yang lain.6) Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.

Risiko risiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan persetujuan tindakan kedokteran:7

a) Risiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.b) Risiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

Informed consent bertujuan di samping membina kepercayaan antara dokter dengan pasien, ia juga bertindak di dalam:-7

Universitas Kristen Krida Wacana Page 7

Page 8: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.

b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko berdasarkan Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3

Setelah dokter menentukan diagnosis, dokter wajib memberikan informed consent tentang penjelasan mengenai penyakit apa yang sedang dideritanya. Sebaiknya penjelasan tentang penyakit ini dengan menggunakan bahasa yang awam dan dapat dipahami oleh masyarakat biasa. Selanjutnya perlu dijelaskan juga terapi medis apa saja yang menjadi pilihan pengobatan pasien berserta keuntungan dan kerugian dari terapi tersebut. Pasien diberi kewenangan sepenuhnya untuk memilih terapi yang akan dijalaninya. Untuk langkah pengobatan, diperlukan juga persetujuan dari pasien apakah bersedia untuk melakukan pengobatan tertentu. Dokter juga perlu menjelaskan kepada pasien prognosis dari penyakit, dimana pada kasus ini apabila dilakukan pengobatan yang teratur dan mengubah perilaku pasien sendiri.7

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran juga menceritakan persetujuan atau informed consent:-3,4,5

Pasal 45 Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap. Penjelasan sebagaimana dimaksud Ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup: Diagnosis dan tata cara tindakan medis; tujuan tindakan medis yang dilakukan;

alternatif tindakan lain dan risikonya; risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

Persetujuan sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (2) dapat diberikan baik secara bertulis maupun lisan.

Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.

Kerahasiaan Kedokteran

Penggunaan kata privasi, kerahasiaan dan keamanan seringkali tertukar. Akan tetapi terdapat beberapa perbedaan yang penting, diantaranya:3

Privasi adalah hak individu untuk dibiarkan sendiri, termasuk bebas dari campur tangan atau observasi terhadap hal-hal pribadi seseorang serta hak untuk mengontrol informasi-informasi pribadi tertentu dan informasi kesehatan

Universitas Kristen Krida Wacana Page 8

Page 9: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Kerahasiaan merupakan pembatasan pengungkapan informasi pribadi tertentu. Dalam hal ini mencakup tanggungjawab untuk menggunakan, mengungkapkan, atau mengeluarkan informasi hanya dengan sepengetahuan dan ijin individu. Informasi yang bersifat rahasia dapat berupa tulisan ataupun verbal.

Keamanan meliputi perlindungan fisik dan elektronik untuk informasi berbasis komputer secara utuh, sehingga menjamin ketersediaan dan kerahasiaan. Keamanan termasuk sumber-sumber yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah dan menyampaikan alat-alat untuk mengatur akses dan melindungi informasi dari pengungkapan yang tidak disengajakan maupun yang disengajakan.

Tugas dokter untuk menjaga kerahasian informasi pasien merupakan dasar pokok dalam etika kedokteran sejak zaman Hippocrates. Sumpah Hippocrates menyebutkan:1

Apa yang mungkin aku lihat atau dengar dalam perawatan atau bahkan di luar perawatan yang saya lakukan yang berhubungan dengan kehidupan manusia yang tidak disampaikan ke

luar, saya akan menyimpannya sebagai sesuatu yang memalukan untuk dibicarakan

Sumpah ini, dan versi yang lebih baru, tidak menempatkan perkecualian dalam tugas menjaga kerahasiaan. Kode Etik Kedokteran Internasional dari World Medical Association menyatakan:-1

Seorang dokter harus menjaga kerahasiaan secara absolut mengenai yang dia ketahui tentang pasien mereka bahkan setelah pasien tersebut mati

Menurut sumpah dokter sesuai dengan Declaration of Geneva pada 1948 juga menyatakan tentang rahasia kedokteran seperti berikut:-1

Saya akan merahasiakan segala rahasia yang saya ketahui bahkan sesudah pasien meninggal dunia. Saya tidak akan mengizinkan pertimbangan umur, penyakit dan disabilitas,

kepercayaan, asal etnik, gender, kewarganegaraan, affiliasi politik, ras, orientasi seksual

Kepercayaan merupakan bagian penting dalam hubungan dokter-pasien. Untuk dapat menerima perawatan medis, pasien harus membuka rahasia pribadi kepada dokter atau orang yang mungkin benar-benar asing bagi mereka mengenai informasi yang mungkin tidak ingin diketahui orang lain. Mereka pasti mempunyai alasan yang kuat untuk mempercayai orang yang memberikan perawatan bahwa mereka tidak akan membocorkan informasi tersebut. Kepercayaan merupakan standar legal dan etis dari kerahasiaan dimana profesi kesehatan harus menjaganya. Tanpa pemahaman bahwa pembeberan tersebut akan selalu dijaga kerahasiaannya, pasien mungkin akan menahan informasi pribadi yang dapat mempersulit dokter dalam usahanya memberikan intervensi efektif atau dalam mencapai tujuan kesehatan publik tertentu.1

Kerahasiaan rekam medis diatur di dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran pasal 47 ayat 2 yang menyatakan bahwa:-3

Universitas Kristen Krida Wacana Page 9

Page 10: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan

Hal yang sama dikemukakan dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. Selanjutnya, pasal 1 Peraturan Pemerintah yang sama menyatakan bahwa:-3

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan

kedokteran

Selanjutnya UU Praktik Kedokteran memberikan peluang pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas, yaitu dalam pasal 48 ayat (2):3

a. untuk kepentingan kesehatan pasienb. untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan

hukumc. permintaan pasien sendirid. berdasarkan ketentuan undang-undang

Sedangkan pasal 12 Peraturan Menteri Kesehatan 749a menyatakan bahawa:-3

a. Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan ijin tertulis pasien.

b. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis tanpa seijin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Di bidang keamanan rekam medis, Permenkes No 749a/ MENKES/PER/XII/1989 menyatakan dalam pasal 13, bahwa pimpinan sarana kesehatan bertanggungjawab atas:-3

a. Hilangnya, rusaknya, atau pemalsuan rekam medisb. Penggunaan oleh orang / Badan yang tidak berhak.

Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter mempunyai beberapa kata mengenai kerahasiaan kedokteran yaitu:-3

Saya bersumpah/berjanji bahwa:

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya.

Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran.

Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter........ dst.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 10 tahun 1966 mengatakan tentang wajib simpan rahasia Kedokteran:-3

Universitas Kristen Krida Wacana Page 10

Page 11: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Pasal 1 PP No 10/1966Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

Pasal 2 PP No 10 /1966Pengetahuan tersebut Pasal l harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam Pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain.

Pasal 3 PP No 10/1966Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam Pasal 1 ialah:- Tenaga kesehatan menurut Pasal 2 Undang-Undang tentang tenaga kesehatan.- Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,

pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.

Pasal 4 PP No 10/1966Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut Pasal 322 atau Pasal 112 KUHP, menteri kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan Pasal UU tentang tenaga kesehatan.

Pasal 5 PP No 10/1966Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut dalam Pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.

Pasal 6 PP No 10/1966Dalam pelaksanaan peraturan ini, menteri kesehatan dapat mendengar Dewan Pelindung Susila Kedokteran dan atau badan-badan lain bilamana perlu.

Pasal 322 KUHP1. Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena

jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

2. Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Pasal 48 KUHPBarang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana.

Pasal 49 KUHP1. Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri

sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.

2. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan kegun-cangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana.

Pasal 50 KUHP

Universitas Kristen Krida Wacana Page 11

Page 12: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang- undang, tidak dipidana.

Pasal 51 KUHP1. Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang

diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.2. Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya pidana, ke-cuali

jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perinlah diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan pekerjaannya.

Kode Etik Kedokteran Indonesia menyatakan bahawa:-1,3,8

Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

Pasal 12Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran juga menceritakan tentang rekam medis dan rahasia kedokteran:-3

Rekam Medis3

Pasal 461. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib

membuat rekam medis.2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 harus segera dilengkapi

setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan

petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Pasal 47

1. Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.

2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

3. Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat 2 diatur dengan Peraturan Menteri.

Rahasia Kedokteran3

Pasal 48

Universitas Kristen Krida Wacana Page 12

Page 13: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

2. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.

Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan juga menyatakan mengenai kewajiban dokter dalam standar profesi tenaga kesehatan dalam menyimpan rahasia pasien seperti mana yang berikut:-3

Pasal 211. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi

standar profesi tenaga kesehatan.2. Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

ditetapkan oleh Menteri. Pasal 22

1. Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk:

a. menghormati hak pasien;b. menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien; c. memberikan infomasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang

akan dilakukan;d. meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan; e. membuat dan memelihara rekam medis.

2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

Pasal 241. Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya

sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan (Perlindungan hukum di sini misalnya rasa aman dalam melaksanakan tugas profesinya, perlindungan terhadap keadaan membahayakan yang dapat mengancam keselamatan atau jiwa baik karena alam maupun perbuatan manusia)

2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri

Pasal 331. Dalam rangka pengawasan, Menteri dapat mengambil tindakan disiplin terhadap

tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan.

2. Tindakan disiplin sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dapat berupa:a. teguran; b. pencabutan ijin untuk melakukan upaya kesehatan.

Universitas Kristen Krida Wacana Page 13

Page 14: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

3. Pengambilan tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Sekilas Pandang Penyakit Seks Menular

A. Gonorrhea

Gonorrhea adalah penyakit infeksi bakteri yang amat mudah diobati. Banyak wanita tidak akan menunjukkan sebarang gejala klinis apabila terinfeksi dengan penyakit ini. Lelaki cenderung untuk mempamerkan gejala klinis yang lebih jelas dan banyak dibandingkan dengan wanita. Yang perlu diperhatikan kepada pasien dengan gonorrhea adalah:-9

Gejala seringkali muncul 2 hingga 21 setelah mengalami persetubuhan dengan mereka yang mempunyai gonorrhea.

Kebanyakan wanita dan sebahagian lelaki tidak mempamerkan gejala apabila mereka terinfeksi dengan gonorrhea.

Wanita akan mengalami sekret berwarna kuning atau abu-abu yang berwarna pekat, terasa terbakar atau nyeri pada saat berkemih atau pada saat ingin buang air besar, menstruasi yang abnormal atau perdarahan diantara periode menstruasi, kram atau nyeri pada bahagian abdomen bawah.

Lelaki mungkin mengalami sekret berwarna kuning atau kehijauan yang pekat daripada penis, nyeri atau rasa terbakar saat berkemih atau membuang air besar, testes terasa lunar atau membengkak.

Gonorrhea seringkali tersebar melalui seks vaginal, anal atau oral dengan mereka yang mempunyai gonorrhea. Ia dapat diobati dengan antibiotik dan seringkali sembuh secara total sekiranya dia dan pasangannya diobati pada waktu yang terdekat. Beberapa strain daripada gonorrhea bersifat resisten terhadap beberapa proses pengobatan. Strain yang resisten telah mulai ditemukan di Hawaii, pantai barat United States dan beberapa negeri Asia. Mereka yang didiagnosis dengan gonorrhea perlu memberitahu kepada pemberi pelayanan kesehatan sekiranya dia atau pasangannya telah berkunjung kepada daerah ini. Pengobatan adalah penting untuk penderita dan pasangannya yang pada waktu terdekat telah mengalami persetubuhan bersama. Dokter perlu meminta supaya pasangan pasiennya untuk diperiksa. Pada beberapa kasus, dokter akan memberikan obat untuk kedua mereka.2,9

Sekiranya tidak diobati, gonorrhea dapat membawa kepada beberapa komplikasi pada kedua pasangan yang menderita termasuk:-2,9

Infeksi sendi dan arthritis Wanita dapat mengalami pelvic inflammatory disease sekiranya penyakit ini

menyebar daripada serviks ke arah uterus dan tuba fallopii. Pelvic inflammatory disease dapat mengakibatkan parut pada tuba fallopii dan membawa kepada infertilitas dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

Mereka dengan gonorrhea mempunyai risiko untuk terinfeksi HIV yang lebih tinggi

Universitas Kristen Krida Wacana Page 14

Page 15: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Lelaki dengan gonorrhea yang tidak diobati dapat berkembang menjadi epididymitis yang dapat membawa kepada infertilitas. Epididymis mengumpulkan sperma setelah ia meninggalkan testes.

Selain pengobatan, dokter perlu memberikan edukasi mengenai pencegahan gonorrhea terhadap pasien dan pasangannya:-2,9

Lelaki perlu memakai kondom lateks setiap kali dia mengalami persetubuhan. Tidak melakukan persetubuhan sekiranya dia atau pasangannya mempunyai sekret

yang abnormal, rasa membakar saat berkemih dan ruam pada daerah kelamin. Membincangkan pemeriksaan untuk infeksi seks menular dengan dokter.

Sekiranya pasien berada di dalam hubungan jangka panjang dan dia atau pasangannya tidak berhubungan dengan orang lain, dia akan mempunyai risiko yang lebih rendah untuk infeksi seks menular.

Berkunjung ke dokter sebaik sahaja mempunyai gejala klinis gonorrhea atau infeksi lainnya.

B. HIV

Konseling sebelum dan selepas pemeriksaan HIV adalah penting kerana ia membekalkan maklumat mengenai HIV itu sendiri dan mengenai proses pemeriksaannya. Apabila perkhidmatan konseling tidak mampu untuk dibekalkan dalam pelayanan kesehatan, banyak tempat pemeriksaan yang membekalkan perkhidmatan ini. Apabila pasien menginginkan akses kepada konseling pasca dan post pemeriksaan, pasien perlu memastikan adanya perkhidmatan ini di tempat pemeriksaan. Sesi konseling pasca pemeriksaan secara umumnya meliputi:-10

Maklumat mengenai pemeriksaan HIV; apa yang akan diperiksa, apa yang ia tidak akan memberitahu anda dan berapa lama akan diambil sebelum hasil diterima.

Maklumat mengenai bagaimana HIV ditransmisi dan bagaimana anda dapat melindungi diri daripada terinfeksi.

Maklumat mengenai rahasia dan confidentiality tentang keputusan pemeriksaan tersebut.

Penjelasan yang terang mengenai apa yang dimaksudkan di dalam keputusan pemeriksaan tersebut.

Sebaik sahaja hasil diterima, pasien akan diberikan hasilnya secara berseorangan dan dari tangan ke tangan. Konseling post pemeriksaan termasuk:-10

Komunikasi yang jelas mengenai apa yang dimaksudkan di dalam keputusan pemeriksaan

Konseling pencegahan HIV, sekiranya keputusan yang didapat adalah negatif Test konfirmasi akan dilakukan, Western blot test sekiranya didapati positif. Hasil

pemeriksaan ini akan didapat di dalam waktu 2 minggu

Sekiranya hasil yang didapat adalah positif;10

Universitas Kristen Krida Wacana Page 15

Page 16: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Perbincangan mengenai apa yang dimaksudkan dengan hidup yang sehat dengan HIV dan akan menerangkan bagaimana untuk tidak menularkan pada yang lain.

Perbincangan mengenai pengobatan HIV dan dapat menghubungkan pasien dengan dokter untuk pelayanan yang segera. Pengobatan yang cepat adalah penting karena dapat mengekalkan sistem imun yang sehat dan mengelakkan daripada berkembang kepada AIDS.

Semua hasil pemeriksaan yangpositif perlu dilaporkan kepada state health department untuk pengesahan data. Di Amerika Serikat, banyak daerah yang mengambil data untuk dilaporkan ke CDS tanpa informasi personal diberikan pada saat pelaporan.

Konseling pasca dan post pemeriksaan pada wanita yang sedang hamil juga perlu diberikan dengan rekomendasi CDC seperti:-10

Semua wanita yang hamil perlu diperiksa HIV sedini mungkin sewaktu kehamilan dan skrining HIV perlu dimasukkan di dalam panel rutin pemeriksaan skrining prenatal.

Pasien perlu diinformasikan bahawa skrining HIV direkomendasikan untuk semua wanita hamil dan dilakukan kecuali ditolak pasien.

Sekiranya wanita hamil menolak pemeriksaan HIV, pelayan kesehatannya perlu mengetahui dan menanyakan alasannya dalam menolak pemeriksaan tersebut

Wanita hamil perlu menerima edukasi kesehatan yang sesuai termasuk maklumat mengenai HIV dan transmisinya sebagai bahagian rutin prenatal care.

Akses kepada pelayanan klinisi,konseling pencegahan dan perkhidmatan dukungan adalah penting bagi wanita dengan hasil HIV yang positif.

Skrining HIV perlu diulang pada trimester ketiga kehamilan bagi wanita yang berisiko tinggi HIV.

Solusi

Pada kasus skenario, seorang laki-laki yang sudah menikah tetapi mengaku bahwa sudah pernah berhubungan dengan wanita lain ingin melakukan pemeriksaan dengan keluhan kencing nanah, setelah diperiksa hasilnya positif menderita GO dan ia tidak ingin istrinya tahu, tetapi karena telah berhubungan intim dengan istrinya, dia curiga bahwa istrinya juga telah terkena. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 seorang dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran tersebut terhadap orang lain bahkan isterinya, kecuali; karena daya paksa, diatur dalam pasal 48 KUHP :-1,3

Barang siapa melakukan suatu perbuatan karena pengaruh daya paksa,tidak dapat dipidana

Ini adalah karena dokter tersebut menjalankan perintah UU: diatur dalam pasal 50 KUHP:-3

Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana

Universitas Kristen Krida Wacana Page 16

Page 17: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

Selain itu dokter juga telah menjalankan perintah jabatan, diatur dalam pasal 51 KUHP:-3

Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang wenang, tidak dipidana

Namun begitu, apabila dokter tersebut membuka rahasia kedokteran, dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama sembilan bulan berdasarkan pasal 322 KUHP. Berdasarkan perkara di atas, dokter ini perlu menyimpan rahasia pasiennya bahawa dia telah menderita gonorrhea. Namun, untuk pemastian bahawa istri pasiennya menderita penyakit yang sama, dokter dapat menjelaskan kepada pasien mengenai penularan penyakit ini dan menyerahkan keputusan kepada pasien untuk membawa istrinya supaya tidak terjadi ping-pong phenomena. Dapat terjadi beberapa situasi di mana pasiennya perlu menjelaskan tentang perselingkuhannya namun, dokter tersebut perlu bersifat neutral dan wajib menyimpan rahasia dan tidak menyokong atau menafikan keputusan pasien tersebut.

Kesimpulan

Dalam usaha untuk memberikan pelayanan kesehtaan yang terbaik dan pada waktu yang sama menjaga hak pasien agar rahasianya dapat disimpan, seorang dokter sering mengalami kesukaran sehingga kadang terpaksa membuat keputusan yang bersifat neutral supaya tidak dipidana di samping menenangkan norma hidup dokter itu sendiri. Penyimpanan rahasia kedokteran kadang menjadi sesuatu yang sukar apabila timbul kasus di mana pasiennya meminta untuk menyimpannya sedangkan adalah perlu untuk rahasianya diketahui orang lain demi kebaikannya. Informed consent perlu dibuat agar pasien tahu tentang keparahan penyakitnya dan potensinya untuk tertular penyakit seks menular ini kepada orang lain sehingga pasien dapat membuat keputusan untuk membuka rahasianya atau tidak. Etika kedokteran perlu diingat sentiasa oleh dokter seperti beneficence, non-maleficence, justice dan autonomy dalam kasus seperti ini supaya keputusannya untuk bersikap neutral tidak akan menganggu di dalam praktek kedokterannya sendiri. Di sini, kedua pihak pasangan harus diobati supaya juga pasien itu dapat sembuh total. Dokter harus mengambil tindakan yang bijak supaya tetap menjaga etika kedokterannya dan rahasia kedokteran dalam melakukan screening pada pasangan penderita dan memberikan rawatan jika ditemukan positif menghidap penyakit PMS pada pasangan tersebut.1,3,5

Daftar Pustaka

1. Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep D. S. Bioetik dan hukum kedokteran. Pustaka Dwipar, Jakarta; 2007.

2. Heidi S, Arlene C. S., Myron S. C. Patient information: Gonnorhea (Beyond the basics). Updated Pada 27 September 2012. Diunduh daripada

Universitas Kristen Krida Wacana Page 17

Page 18: Skenario Masalah Kasus 6 (Makalah)

Rahasia Kedokteran

http://www.uptodate.com/contents/gonorrhea-beyond-the-basics Pada 14 Januari 2013

3. Hanafiah M J, Amri A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta; 2007.

4. Ratna S. S. Etika kedokteran indonesia. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta; 2001.

5. Williams J. World medical association: Medical Ethics Manual 2nd Edition, United Kingdom; 2009.

6. Momon S. Sosiologi untuk kesehatan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta; 2008.7. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Bagian Kedokteran Forensik

FKUI, Jakarta; 1994. Hal 1-258. Kode Etik Kedokteran. 2009. Diunduh dari:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/652/1/Kode%20Etik%20Kedokteran.pdf Pada 15 Januari 2013

9. Health Education Center. Sexual health: Gonnorhea. University of California. Diunduh daripada http://www.healtheducation.uci.edu/sexualhealth/gonorrhea.aspx Pada 15 Januari 2013

10. Pre-post-test counseling. Central Disease Control, United States Of America. Direvisi pada 11 Oktober 2010. Diunduh dari http://aids.gov/hiv-aids-basics/prevention/hiv-testing/pre-post-test-counseling/ pada 15 Januari 2013

Universitas Kristen Krida Wacana Page 18