skenario 2 neuro yarsi

49
1 Blok Saraf & Perilaku SK 2 - 1. MM Anatomi & Fisiologi N. Cranial Menjelaskan anatomi makroskopik dan fisiologi nervus cranialis 1. SARAF OLFAKTORIUS (N.I) Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut- serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama. Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik. 2. SARAF OPTIKUS (N. II) Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi Marleni - 1102010156

Upload: marleni

Post on 06-Aug-2015

321 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Blok Neurologi

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 2 Neuro Yarsi

1

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

1. MM Anatomi & Fisiologi N. Cranial

Menjelaskan anatomi makroskopik dan fisiologi nervus cranialis

1. SARAF OLFAKTORIUS (N.I)

Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.

Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari

membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.

Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik.

2. SARAF OPTIKUS (N. II)

Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial serabut-serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya.

Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf

Marleni - 1102010156

Page 2: Skenario 2 Neuro Yarsi

2

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.

Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

3. SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)

Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).

Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom atau nukleus Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris.

4. SARAF TROKLEARIS (N. IV)

Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil.

5.SARAF TRIGEMINUS (N. V)

Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-serabut sensorik. Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.

6.SARAF ABDUSENS (N. VI)

Marleni - 1102010156

Page 3: Skenario 2 Neuro Yarsi

3

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat medula oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus lateralis.

7.SARAF FASIALIS (N. VII)

Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.

Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.

8.SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)

Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut- serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut- serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.

9.SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)

Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

10. SARAF VAGUS (N. X)

Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi semua visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus, jantung dan paru-paru.

11. SARAF ASESORIUS (N. XI)

Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius, otot

Marleni - 1102010156

Page 4: Skenario 2 Neuro Yarsi

4

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

12. SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)

Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan genioglosus.

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik

1. Motorik

Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum. Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal :

A. Traktus piramidal s. Traktus CorticospinalisMerupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus precentralis (area 4 Broadmann),

yang disebut juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat motorik disalurkan melalui traktus piramidal berakhir pada cornu aanterior medulla spinalis.

Pusat jaras Motorik Neuron Motorik Atas

Semua serabut saraf turun yang berasal dari sel pyramid cortex cerebri (Pusat Supraspinal). Meliputi :

o Ganglia basalis à tractus corticostriatao Di-encephalonà tractus cortico-diencephalono Batang otakà cortico bulbaris

Motorik atas terletak pada cortex cerebri, neuron yang ada dicortex cerebri sebagai Neuron orde pertama (sel pyramidalis). Axo neuron pertama turun melalui corona radiata à masuk crus posterior capsula interna à mes-encephalon, pons, medulla oblongata dan medulla spinalis bersinap dengan neuron orde kedua pada cornu anterior subt.grisea medulla spinalis.

Marleni - 1102010156

Page 5: Skenario 2 Neuro Yarsi

5

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Asal Neuron Orde pertama :

o 1/3 berasal dari Area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentraliso 1/3 berasal dari Area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus precentraliso 1/3 berasal dari Area 3,2,1 Brodmann (pusat somastesi) pada gyrus postcentralis

Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)Cornu anterius medulla spinalis (Pusat Spinal)à tractus corticospinalis. Letak columna subt.grisea medulla spinalis terdapat dua neuron :

o Neuron orde kedua (neuron antara) terletak pada pangkal columna anterior subt.grisea

o Neuron orde ketiga à axon neuron ketiga keluar dari medulla spinalis sebagai radix anterior n.spinalis yang bergabung dengan radix posterior membentuk n.spinalis dan akhirnya pergi ke efektor sadar

Marleni - 1102010156

Page 6: Skenario 2 Neuro Yarsi

6

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

B. Traktus EkstrapyramidalDatang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis

1. Tractus reticulospinalisAsal : Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan medulla

oblongata (neuron orde pertama).Jalan :

Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus reticulospinlis pontinus

Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun ke medulla spinalis : traktus reticulospinalis medulla spinalis

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan ketiga)Fungsi : mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan inhibisi

kontraksi otot skeletà berkaitan dengan fungsi kseimbangan tubuh.

2. Tractus TectospinalisAsal : colliculus superior mes-encephalon (neuron orde pertama)Jalan : menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medulla oblongata. Jalannya

dekat sekali dengan fasciculus longitudinale medialis Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan neuron orde

kedua dan ketigaFungsi :1) terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam ruang gelap2) terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang penglihatan

Marleni - 1102010156

Page 7: Skenario 2 Neuro Yarsi

7

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

3. Tractus RubrospinalisAsal : nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mes-encephalon setinggi

coliculus superior. Jalan : axon neuron orde pertama menyilang garis tengah turun kebawah melewati pns,

medulla oblongata menuju cornu anterior meulla spinalis subt. grisea (pusat spinal)Fungsi : memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat kontraksi otot ekstensorà

berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

Marleni - 1102010156

Page 8: Skenario 2 Neuro Yarsi

8

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

4. Tractus vestibulospinalisAsal : nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med. oblongata),

menerima akson dari auris interna melalui N.vestibularis dan cerebelumTujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)Fungsi : memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi otot fleksorà

berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

5. Tractus olivospinalisAsal : nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon dari : cortex cerebrii,

corpus striatum, nuceu ruberTujuan : cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)Fungsi : mempengaruhi kontraksi otot skelet àberkaitan dengan fungsi keseimbangan

tubuh

Marleni - 1102010156

Page 9: Skenario 2 Neuro Yarsi

9

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Datang dari Cortex Cerebri menuju Batang Otaka. Tractus Corticothalamus Asal : area brodmann 10, 11, 12

Tujuan : nucleus medialis thalami Asal : area brodmann 9 dan 11

Tujuan : nuclei septi thalami Asal : area brodmann 9

Tujuan : nucleus medialis et lateralis thalami Asal : area brodmann 6

Tujuan : nuclei septi thalami, nucleus medualis et lateralis thalami Asal : area brodmann 4

Tujuan : nuclei lateralis thalamib. Tractus corticohypothalamicus

Asal : cortec hypocampiTujuan : hypothalamus

c. Tractus corticosubthalamicusAsal : area brodman 6Tujuan : subthalamus

d. Tractus CorticonigraAsal : area brodmann 4, 6 dan 8Tujuan : substantia nigra

e. Tractus yang berasal dari area brodmann 4 dan 6Tujuan : tegmentum (mes-encephalon), nuclei pontis (pons), nucleus olivarius

inferius (medulla oblongata)

2. Sensorik Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan alat ini

sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan luar. Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf.

Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:

Exteroseptor : perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba Proprioseptor : perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo. Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung,

lambung, usus, dll. Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi :

MekanoreseptorKelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan).

Thermoreseptor

Marleni - 1102010156

Page 10: Skenario 2 Neuro Yarsi

10

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).

NociseptorReseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk tekanan).

ChemoreseptorReseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-bauan yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah.

PhotoreseptorReseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh sel photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina mata.

Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :

A. Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal diterima reseptor → dibawa ke ganglion spinale → melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 → lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis → membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus → menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju korteks somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis)

B. Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo :sinyal diterima reseptor → ganglion spinale → radiks posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai funiculus grasilis dan funiculus cuneatus → berakhir di nucleus Goll → berganti menjadi neusron sensoris ke-2 → menyilang ke sisi lain medulla spinalis → menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke korteks somatosensorik di girus postsentralis (lobus parietalis).

Menjelaskan Capsula Interna

Merupakan berkas serabut saraf berbentuk pita lebar substansia alba yang memisahkan nucleus lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus. Mengandung serabut saraf penghubung bolak-balik antara cortex cerebri dengan thalamus dan medula spinalis. Pada penampang lintang verventuk huruf V, dimana titik sudutnya disebut genu menghadap ke medial dan kaki-kakinya disebut crus anterior dan crusposterior.

Crus anterior capsula interna :

Terletak antara nucleus caudatus dan nucleus lenticularis, di dalamnya terdapat :

Serabut Corticopetal (Serabut aferen), mengandung serabut radiatio anterior. Serabut corticofugal (Serabut eferen, mengandung tractus frontopontin yang datang dari

cortex lobus frontalis menuju nuclei pontis.

Marleni - 1102010156

Page 11: Skenario 2 Neuro Yarsi

11

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Crus posterior capsula interna :

Terletak antara thalamus dengan nucleus lenticularis, didalamnya terdapat :

Pars lenticulothalamicusMengandung serabut radiatio thalamicus yang bercampur dengan tractus eferen utama yang turun dari cortex cerebri antara lain : Tractus corticobulbaris

Menuju nuclei motorik nn. Craniales.Letak : pada genu.

Tractus corticospinalisMenuju nuclei motorik nn. Spinales. Di belakang tractus ini, terdapat serabut yang menghubungkan thalamus ke cortexgyrus centralis posterior yang merupakan pusat somasthesia.Letak : yang ke lengan dekat genu, yang ke kaki lebih jauh dari genu.

Tractus corticorubralisKe nucleus ruber pada mes-encephalon

Pars retrolenticularisTerletak lateral dari thalamus dan di belakang nucleus lenticularis.Mengandung radiatio thalamicus posterior.

Pars sublenticularisLetak : ventralis dari ujung posterio nucleus lenticularisMengandung : Tractus temporopontin

Dari cortex lobus temporalis ke nucleus pontin Tractus geniculocalcarina

Dari corpus geniculatum laterale ke cortex fissura calcarina Radiatio auditorius

Dari corpus geniculatum mediale ke gyrus temporalis tranversa

Menjelaskan vaskularisasi otak

VASKULARISASI OTAK

Darah mengalir ke otak melalui dua arteri carotis dan dua arteri vertebralis :

Arteri carotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri carotis comunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui canalis carotikus, berjalan dalam sinus cavernosus, mempercabangkan arteri untuk nervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua : arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media :

Arteri carotis interna memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateral hemisfer. Arteri cerebri anterior memberikan vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis

bagian tengah, corpus calosum dan nukleus caudatus. Arteri cerebri media memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis

dan temporalis.

Marleni - 1102010156

Page 12: Skenario 2 Neuro Yarsi

12

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri subclavia, menuju dasar tengkorak melalui canalis transversalis di kolumna vertebralis cervikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang arteri cerebelli inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons, keduanya bersatu menjadi arteri basilaris dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat mesencephalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri cerebri posterior.

Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula spinalis atas. Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons. Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis,

sebagian kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan batang otak bagian atas

Arteria basilaris (aa. vertebrales →a. Basilaris) terdiri dari :

Inferior anterior cerebelli (a. labyrinthi) Aa. pontis Aa. mesencephalicae Superior cerebelli Aa. cerebri posteriores à circulus arteriosus cerebri Willisi

Circulus Arteriosus Wilisi

Merupakan anastomose yang penting antara 4 arteri (a.vertebralis & a.carotis interna) yang memasok darah ke otak. Dibentuk oleh a.cerebri posterior, a.communicans posterior, a.carotis interna, a.cerebri anterior, dan a.comunicans anterior.

Masing-masing a.cerebralis mengantar darah ke satu permukaan dan satu kutub cerebrum :

1. A. cerebri anterior → mengantar darah hampir seluruh permukaan medial & superior serta polus frontalis

2. A. cerebri media → mengantar darah ke permukaan lateral & polus temporalis3. A. cerebri posterior → mengantar darah ke permukaan inferior & polus occipitalis.

Pembuluh balik di otak

Ada 2 kelompok pembuluh balik :

1. Vv.cerebrales superficialis (v.cerebri externa)2. Vv.cerebrales profunda (v.cerebri interna)

Cabang v.cerebri externa : v.cerebri superior, v.cerebri media, v.cerebri anterior dan v.basilaris v. cerebri externa terdapat dirongga subarachnoid.

Cabang v.cerebri interna : v. terminalis & v. choroidea v. terminalis & v. choroidea bergabung membentuk v. cerebri magna.

Marleni - 1102010156

Page 13: Skenario 2 Neuro Yarsi

13

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

2. MM Stroke

Definisi

Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak.yg tersumbat atau terputus.

Etiologi

Faktor resiko :

Antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi) Kolesterol Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) Gangguan jantung Diabetes Riwayat stroke dalam keluarga Migrain Merokok (aktif & pasif) Makanan tidak sehat (junk food, fast food) Alkohol Kurang olahraga Mendengkur Kontrasepsi oral Narkoba Obesitas

Klasifikasi

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Stroke Trombotik :Proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan. 2. Stroke Embolik : Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. 3. Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya

gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik Intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak. 2. Hemoragik Subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit

antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

Marleni - 1102010156

Page 14: Skenario 2 Neuro Yarsi

14

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Patofisiologi

Berikut ini adalah skema terjadinya stroke :

Manifestasi Klinis

Berikut ini adalah manifestasi klinis stroke berdasarkan lokasi penyumbatan

1. Pembuluh besar dalam sirkulasi anteriora. Arteri cerebri media

Sumbatan total :Contralateral hemiplegia, hemianasthesia, homonymous hemianopia, pandangan cenderung pada sisi ipsilateral. Dapat pula terjadi global aphasia pada hemisphere yang

Marleni - 1102010156

Page 15: Skenario 2 Neuro Yarsi

15

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

dominan dan ansognosia, constructional aphasia, dysarthria pada hemisphere non dominan.

Sumbatan partial :Lemah tangan / lengan atau lemah wajah dengan aphasia broca dengan atau tanpa kelemahan lengan. Ataupun dapat terjadi aphasia wernicke tanpa kelemahan.

b. Arteri cerebri anteriorRespons motorik dan verbal menurun, paraparesis, dan inkontinensia urin.

c. Arteri choroid anteriorHemiplegia contralateral, hemianasthesia, homonymous hemianopia.

d. Arteri carotis internaGejala mirip dengan gejala pada arteri cerebri media, namun juga terdapat transient monocular blindness.

e. Arteri carotis communisGejala sama dengan pada carotis interna.

2. Pembuluh darah besar dalam sirkulasi posteriora. Arteri cerebri posterior

Infark pada lesi lateral subthalamus, thalamus medial, ipsilateral pedunculus cerebral, dan midbrain. Dapat pula terjadi palsy N. III dengan ataxia contralateral atau hemiplegia contralateral.Penyumbatan pada bagian distal arteri ini mengakibatkan infark pada temporal medial dan occipital, yang kemudian menyebabkan contralateral homonymous hemianopia, gangguan ingatan apabila hippocampus terlibat. Infark pada splenium corpus callosum menyebabkan alexia tanpa agraphia.

b. Arteri vertebral dan cerebri posterior inferiorVertigo, kaku wajah ipsilateral dan badan kontralateral, diplopia, hoarseness, dysarthria, dysphagia, Wallenberg’s syndrome.Infark cerebral dan edema dapat mengakibatkan respiratory arrest.

c. Arteri basilarisGejala pusing (dizziness), diplopia, dysarthria, kaku wajah, gejala hemisensorik.

d. Arteri cerebelli superiorAtaxia cerebellar ipsilateral, mual muntah, dysarthria, rasa kebal kontralateral, tidak merasakan sensasi suhu pada ekstremitas, badan, dan wajah.

e. Arteri cerebelli anterior inferiorPenurunan pendengaran ipsilateral, lemah wajah, vertigo, mual muntah, nystagmus, tinnitus, cerebellar ataxia, kebal contralateral.

3. Pembuluh kecil (lacunar stroke)Gejala dapat berupa hemiparesis motorik, ataxic hemiparesis, dysarthria, dan aphasia broca.

Diagnosis

Anamnesis

a. Identitas

Nama, umur, jenis kelamin, dokter yang merujuk, pemberi informasi (misalnya pasien, keluarga,dll), dan keandalan pemberi informasi.

b. Keluhan utama

Marleni - 1102010156

Page 16: Skenario 2 Neuro Yarsi

16

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Pernyataan dalam bahasa pasien tentang permasalahan yang sedang dihadapinya.

c. Riwayat penyakit sekarang (RPS).

d. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Berupa pengobatan yang dijalani sekarang, termasuk OTC, vitamin dan obat herbal.Allergi (alergi obat dan yang lainnya yang menyebabkan manifestasi alergi spesifik), operasi, rawat inap di rumah sakit, transfusi darah termasuk kapan dan berapa banyak jumlah produk darahnya, trauma dan riwayat penyakit yang dulu. Pada pasien dewasa : Tanya apakah menderita penyakti DM, HTN, stroke, PUD, asthma, emphysema, tyroid, hepar dan ginjal, penyakit perdarahan, kanker, TB, hepatitis dan penyakit menular seksual. Pada pasien anak-anak: mencakup riwayat prenatal dan kelahiran, makanan, intoleransi makana, riwayat imunisasi, temperatur pemanas aiat dan penggunaan helm waktu bersepeda.

e. Riwayat Keluarga

Umur, status anggota keluarga (hidup, mati) dan masalah kesehatan pada anggota keluarga (tanya apakah ada yang menderita kanker terutama payudara, kolon dan prostat), TB, asma, infark miokard, HTN, penyakit tyroid, penyakit ginjal, PUD, DM, penyakit perdarahan, glaukoma, degenerasi makular dan depresi atau penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan. Gunakan skema keluarga (pedagre).

f. Riwayat psychosocial (sosial)

Stressor (finansial, hubungan spesial, lingkungan kerja atau sekolah, kesehatan) dan dukungan (keluarga, teman, dll), faktor resiko gaya hidup (alkohol, obat-obatan, tembakau dan penggunaan kafein, diet, olah raga, paparan terhadap agen lingkungan dan prilaku seksual, profil pasien (mencakup status pernikahan, anak, orientasi seksual, pekerjaan sekarang dan sebelumnya, dukungan finansial dan asurasi, pendidikan, agama, hoby, kepercayaan, kondisi tempat tinggal), untuk veteran mencakup riwayat militer. Pasien pediatrik mencakup tingkat sekolah dan kebiasaan tidur dan bermain.

Pemeriksaan fisik nervus cranialis :

a. N.I : olfaktorius (daya penciuman)

Pasien memejamkan mata, disuruh membedakan yang dirasakan (kopi, tembakau,alkohol, dll)

b. N.II : optikus (tajam penglihatan)

Dengan snellen card, funduscope, dan periksa lapang pandang.

c. N.III : okulomorius (gerakan kelopak mata ke atas, kontriksi pupil, gerakan otot mata)

Tes putaran bola mata, menggerakkan konjungtiva, palpebra, refleks pupil dan inspeksi kelopak mata.

d. N.IV : trochearis (gerakan mata ke bawah dan ke dalam)

Marleni - 1102010156

Page 17: Skenario 2 Neuro Yarsi

17

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Sama seperti N.III

e. N.V : trigeminal (gerakan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi, refleks kornea dan refleks kedip) :

Menggerakkan rahang ke semua sisi, pasien memejamkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi dan pipi. Reaksi nyeri dilakukan dengan benda tumpul. Reaksi suhu dilakukan dengan air panas dan dingin, menyentuh permukaan kornea dengan kapas.

f. N.VI : abducend (deviasi mata ke lateral)

Sama seperti N.III.

g. N.VII : facialis (gerakan otot wajah, sensasi rasa 2/3 anterior lidah)

Senyum, bersiul, mengerutkan dahi, mengangkat alis maja, menutup kelopak mata dengan tahanan, menjulurkan lidah untuk membedakan gula dengan garam.

h. N.VIII : vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan)

Tes webber dan rinne.

i. N.IX : glosofaringeus (sensasi rasa 1/3 posterior lidah)

Membedakan rasa manis dan asam (gula dan garam).

j. N.X : vagus (refleks muntah dan menelan)

Menyentuh pharing posterior, pasien menelan ludah / air, disuruh mengucap “ah…!”.

k. N.XI : accesorius (gerakan otot trapezius dan sternocleidomastoideus)

Palpasi dan catat kekuatan otot trapezius, suruh pasien mengangkat bahu dan lakukan tahanan sambil pasien melawan tahanan tersebut. Palpasi dan catat kekuatan otot sternocleidomastoideus, suruh pasien memutar kepala dan lakukan tahanan dan suruh pasien melawan tahan.

l. N.XII : hipoglosus (gerakan lidah)

Pasien suruh menjulurkan lidah dan menggerakkan dari sisi ke sisi. Suruh pasien menekan pipi bagian dalam lalu tekan dari luar, dan perintahkan pasien melawan tekanan tadi.

Pemeriksaan penunjang

Skor yang dapat digunakan oleh tenaga medis untuk mengarahkan diagnosis diantaranya :A. Skor Siriraj

Marleni - 1102010156

Page 18: Skenario 2 Neuro Yarsi

18

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

1. Kesadaran ( x 2,5 )siaga 0Pingsan 1Semi koma, koma 2

2. Muntah ( x 2 )No 0Yes 1

3. Nyeri kepala dalam 2 jam ( x2)No 0Yes 1

4. Tekanan Diastolik ( DBP )DBP x 0,1

5. Atheroma markers ( x -3 )Done 0Diabetes, angina, claudicatio intermitten 1

6. Konstanta – 12

Siriraj Stroke Score (SSS): ( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12

Interpretasi score : Skor ≤ -1 = Infark, ≥ 1 = Hemoragik

Poin-poin pada masing-masih gejala klinis tersebut ditambahkan, dan ditemukan hasil dengan interpretasi < -1 adalah kemungkinan strok non-hemorrhagic, sedangkan pada skor >1 maka kemungkinan strok hemorrhagic.

Pemeriksaan radiologis

a. CT-scan

CT-scan merupakan alat pencitraan yang dipakai pada kasus-kasus emergensi seperti emboli paru, diseksi aorta, akut abdomen, semua jenis trauma dan menentukan tingkatan dalam stroke. Pada kasus stroke, CT-scan dapat menentukan dan memisahkan antara jaringan otak yang infark dan daerah penumbra. Selain itu, alat ini bagus juga untuk menilai kalsifikasi jaringan. Berdasarkan beberapa studi terakhir, CT-scan dapat mendeteksi lebih dari 90 % kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam diagnosis stroke.

Marleni - 1102010156

Page 19: Skenario 2 Neuro Yarsi

19

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Normal stroke(tanda-tanda perdarahan (warna putih/hiperdens)

atau tanda iskemia/infark (warna menurun/hipodens)

khas pada strok non-hemoragik

b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Secara umum lebih sensitif dibandingkan CT-scan. MRI juga dapat digunakan pada kompresi

spinal. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, hanya sedikit sekali rumah sakit yang mempunyai, harga pemeriksaan yang sangat mahal serta tidak dapat dipakai pada pasien yang memakai alat pacemaker jantung dan alat bantu pendengaran.

Tatalaksana

Pengobatan UmumUntuk pengobatan umum ini dipakai patokan 5 B yaitu:1. Breathing

Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru baik. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah berkurang.

Marleni - 1102010156

Page 20: Skenario 2 Neuro Yarsi

20

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

2. BrainUdem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi udem otak, dapat dilihat dari keadaan pasien yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat diberikan Diphenylhydantoin atau Carbamazepin.

3. BloodTekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian infus glukosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang akan mempermudah terjadinya udem. Keseimbangan elektrolit harus dijaga.

4. BowelDefekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu diberikan nasogastric tube (NGT).

5. BladderMiksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retentio urin. Pemasangan kateter jika terjadi inkontinensia.

Perawatan suportif Pelihara oksigenasi jaringan secara adekuat; membutuhkan bantuan saluran napas dan

ventilasi. Cek aspirasi pneumonia yang mungkin terjadi. Tekanan darah; pada kebanyakan kasus, tekanan darah tidak boleh diturunkan secara cepat.

Jika terlalu tinggi, menurunkan tekanan darah secara berhati-hati, karena status neurologis dapat bertambah buruk ketika tekanan darah diturunkan.

Status volume darah; koreksi hipovolemia dan elektrolit-elektrolit tetap pada batas normal. Demam; harus dicari sumber dari demam dan diturunkan dengan anti piretik yang sesuai. Hypoglycemia/dan atau hyperglycemia; harus dijaga dengan kontrol yang ketat.

Hiperglikemia dapat bertambah buruk pada cedera iskemik. Profilaksis DVT; stroke dengan pasien yang mempunyai risiko tinggi untuk DVT. Penting

untuk menggunakan heparin subcutan 5,000 IU q. 8 atau 12 jam atau subkutan enoksaparin 30 mg q. 12 jam pada ambulasi awal.

a. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik Singkirkan kemungkinan koagulopati. Pastikan hasil masa protrombin dan masa

tromboplastin parsial adalah normal. Jika masa protrombin memanjang, berikan plasma beku segar (FFP) 4-8 unit intravena setiap 4 jam dan vitamin K 15 mg intravena bolus, kemudian 3 kali sehari 15 mg subkutan sampai masa protrombin normal. Koreksi antikoagulasi heparin dengan protamin sulfat 10-50 mg bolus lambat (1 mg mengoreksi 100 unit heparin).

Kendalikan HT. Tekanan yang tinggi bisa menyebabkan perburukan perihematom. Tekanan darah sisitolik >180mmHg dengan labetalol (20 mg intravena dalam 2 menit ulangi 40-80 mg intravena dalam interval 10 menit sampai tekanan yang diinginkan kemudian infus 2 mg/menit dan dirasi atau penghambat ACE 12,5 mg-25 mg, 2-3 kali sehari atau antagonis kalsium (nifedipin oral 4x 10 mg).

Pertimbangkan bedah saraf apabila perdarahan serebelum diameter lebih dari 3 cm atau volum lebih dari 50 ml. Pemasangan ventrikulo-peritoneal bila ada hidroefalus obstruktif akut atau kliping aneurisma.

Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma/malformasi arteriovenosa. Berikan manitol 20% (1 mg/kg BB intravena dalan 20-30 menit). Steroid tidak terbukti efektif

pada perdarahan intraserebral. Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kg BB intravena atau peroral). Pada umumnya anti

konvulsan diberikan bila terdapat kejang.

Marleni - 1102010156

Page 21: Skenario 2 Neuro Yarsi

21

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah vasospasme. Untuk mengatasi perdarahan intracerebral : obati penyebabnya, turunkan TIK, beri

neuroprotektor, tindakan bedah dengan pertimbangan GCS >4 dilakukan pada pasien dengan perdarahan serebelum > 3cm, hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebelum, perdarahan lobar diatas 60 cc dengan tanda peningkatan TIK akut dan encaman herniasi.

Pada TIK yang meninggi :o Manitol bolus, 1 gr/kgBB dalam 20-30 menit lanjutkan dengan 0,25-0,5g/kgBB tiap 6 jam

smpai maksimal 48 jam.o Gliserol 50% oral, 0,25-1 gr/kgBB setiap 4-6 jam atau gliserol 10% intravena 10 ml/kgBB

dalam 3-4 jam (untuk edema serebri ringan-sedang).o Furosemid 1mg/ kg BB intravena.o Intubasi dan hiperventilasi terkontrol sampai pCO2 29-35 mmHgo Penggunaan steroid masih kontroversial.o Kraniotomi dekompresif.

Perdarahan subaraknoido Nimodipin digunakan untuk mencegah vasospasme.o Tindakan operasi dapat dilakukan pada perdarahan subaraknoid stadium I dan II akibat

pecahnya aneurisma sakular berry dan adanya komplikasi hidrosefalus obstruktif.b. Penatalaksanaan Stroke Non-Hemoragik

Tujuan terapi:1. Pencegahan stroke melalui reduksi faktor risiko.2. Pencegahan sejak awal atau pada stroke yang rekuren dengan memodifikasi proses patologik

mendasar.3. Mereduksi kerusakan otak sekunder dengan pemeliharaan perfusi yang adekuat pada daerah

yang secara garis besar mengalami iskemik dengan mengurangi dan atau menurunkan edema.Penanganan dari Serangan Iskemia Akut1. Mengeleminasi atau mengontrol faktor-faktor risiko.2. Memberi edukasi pada pasien mengenai pengurangan faktor risiko dan tanda serta gejala-gejala

dari TIA dan stroke ringan. 3. Intervensi-Bedah

Endarterektomi karotis ( Cea) Pengeluaran plak ateromatosa dengan cara bedah. Pasien yang direservasi untuk pengeluaran bekuan atau lesi berulserasi yang mengoklusi >

70% dari aliran darah pada arteri karotis. Dapat menurunkan risiko dari strok > 60% selama tahun keduanya setelah dioperasi dan

wajib mengikuti mengikuti prosedur. Endarterektomi vertebra umumnya tidak lagi digunakan.

a. Angioplasti balon Menempatkan suatu balon kecil yang dideflasikan pada pembuluh darah yang yang mengalami stenose à Balon kemudian dipompakan menekan plak ateromatosa ke arah dinding. Mempunyai risiko melepasnya emboli kecil yang dapat berpindah ke retina atau otak.

b. Penempatan StenProsedur eksperimental; > 50-60% mengalami kekambuhan. Menempatkan suatu coil baja tahan-karat kedalam pembuluh darah yang kemudian difiksasi pada salah satu dinding dari arteri; saat ini coil ditambahkan dengan obat-obatan slow-release.

Marleni - 1102010156

Page 22: Skenario 2 Neuro Yarsi

22

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

4. Agen-agen antiplateletAspirin

Mekanisme kerja: a) Menghambat agregasi platelet. b) Menurunkan atau mengurangi pelepasan substansi vasoaktif dari platelet. c) Menginaktivasi secara irreversibel siklooksigenase-platelet; dan efeknya cukup berlangsung selama hidup dari platelet; 5-7 hari

Efikasia. ASA telah menunjukkan pengurangan yang bermakna secara klinis (22-24%) pada risiko stroke

dan kematian, pada uji-uji klinis acak pasien-pasien yang telah mengalami suatu TIA sebelumnya atau strok sebagai pencegahan sekunder.

b. Dosis berkisar dari 50 -1500 mg perhari. Pada uji klinis terakhir; evaluasi dosis rendah (30-325 mg perhari); hasilnya mengindikasikan

bahwa dosis rendah mungkin lebih bermanfaat dengan berkurangnya efek-efek tidak diinginkan dari asam salisilat pada lambung.

Pada beberapa studi menyatakan; bahwa ASA lebih efektif pada laki-laki dibanding sejumlah kecil perempuan pada studi lain.

Peran pada pencegahan primer belum jelas.Dipiridamol (Persantine)

Mekanisme kerja: a) Inhibitor lemah dari agregasi platelet. b) Sebagai inhibit fosfodiesterase platelet.Efikasi: a) Pada uji klinis belum mempunyai bukti yang kuat dalam penggunaan dipiridamol pada iskemia otak. b) Tidak ada efek aditif yang ditemukan bersama dengan aspirin.

Sulfinpirazon (Anturane) Mekanisme kerja: Innhibisi reversibel dari siklooksigenase.Efikasi: Uji klinis belum mempunyai dukungan rekomendasi penggunaan.

Tiklopidin (Ticlid) Mekanisme Kerja: a) Inhibisi agregasi platelet dan menginduksi ADP. b) Inhibisi agregasi platelet yang diinduksi oleh kolagen, PAF, epinefrin dan thrombin. c) Waktu perdarahan diperpanjang. d) Berefek minimal pada siklooksigenase.

Efikasi:a. Telah menunjukkan dapat mereduksi insidens stroke, kira-kira 22% pada pasien-pasien yang

telah mengalami TIAs sebelumnya atau stroke.b. Lebih efektif dibanding aspirin dengan kurangnya efek gastrointestinal.c. Tidak ada perbedaan gender yang memperlihatkan tiklopidin bereaksi sama; seperti halnya

dengan ASA.d. Dosis 500 mg perhari dibagi menjadi dua dosis (250 mg peroral-bid)Efek samping: diare, ruam pada kulit, total kolesterol serum yang meningkat.

Antikoagulasi (warfarin)a. Belum ada studi-studi yang membuktikan superioritas dari antikoagulan ini sebagai agen

antiplatelet.b. Dapat mereduksi risiko dari stroke pada pasien dengan infark miokard sebelumnya.c. Bermanfaat pada pasien yang menderita keluhan simptomatik pada terapi antiplatelet.d. Eksepsi mayor adalah pada pasien dengan embolisme otak yang berasal kardiac;

Marleni - 1102010156

Page 23: Skenario 2 Neuro Yarsi

23

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

1. Antikoagulasi kronik dengan warfarin telah dibuktikan untuk mencegah keadaan gangguan serebrovaskuler pada pasien dengan AF (atrial fibrilasi).

2. Penanganan terhadap stroke infarction /dan atau ischemic serebral akut.

Obat Antihipertensi Pada Stroke

Golongan/Obat Mekanisme Dosis Interaksi Obat Efek SampingTiazidDiazoksid Aktivasi ATP

sensitive K-channels

IV bolus: 50-100 mg; IV infus; 15-30 mg/menit

Awitan < 5 menit Retensi cairan dan garam, hiperglikemia berat, durasi lama (1-12 jam).

ACEIEnalaprit ACE inhibitor 0,625-1,25 mg IV

selama 15 menit.Awitan < 15 menit.

Durasi lama (6 jam), disfungsi renal.

Calcium Channel BlockerNikardipinClevidipinVerapamilDiltiazem

Penyekat kanal kalsium

5 mg/jam IV, 2.5 mg/jam tiap 15 menit, sampai 15 mg/jam.

Awitan cepat (1-5 menit), tidak terjadi rebound. Eliminasi tidak dipengaruhi oleh disfungsi hati/ renal, potensi interaksi obat rendah.

Bradikardia, hipotensi, durasi lama (4-6 jam).

Beta BlockerLabetalol

Esmolol

Antagonis reseptor α1, β1, β2

Antagonis selektif reseptor β1.

10-80 mg IV tiap 10 menit sampai 300 mg/hari; infus 0,5-2 mg/menit.

0,25-0,5 mg/kg IV bolus disusul dosis pemeliharaan.

Awitan cepat (5-10 menit).

Awitan segera, durasi singkat < 15 menit.

Bradikardia, hipoglikemia, durasi lama (2-12 jam). Gagal jantung kongestif, bronkospasme.Bradikardia, gagal jantung kongestif.

Alfa BlockerFentolamin Antagonis

reseptor α1, α2.5-20 mg IV. Awitan cepat (2

menit), durasi singkat (10-15 menit)

Takikardia, aritmia.

Vasodilator LangsungHidralasin NO terkait dengan

mobilisasi kalsium dalam otot polos.

2,5-10 mg IV bolus (sampai 40 mg).

Serum sickness-like, drug-induced lupus, durasi jam (3-4 jam), awitan lambat (15-30 menit)

Marleni - 1102010156

Page 24: Skenario 2 Neuro Yarsi

24

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Thiopental

Trimetafan

Fenoldipam

Sodium Nitroprusid

Nitrogliserin

Aktivasi reseptor GABA

Blockade ganglionik.

Agonis DA-1 dan reseptor alfa 2Nitrovasodilator

Nitrovasodilator

30-60 mg IV.

1-5 mg/ menit IV

0,001- 1,6 µg/kg/ menit IV; tanpa bolus0,25-10µ/ kg/ menit IV.

5-1000 µg/kg/menit IV

Awitan cepat (2 menit), durasi singkat (5-10 menit).Awitan segera, durasi singkat (5-10 menit)

Awitan < 15 menit, durasi 10-20 menit.Awitan segera, durasi singkat (2-3 menit)

Awitan 1-2 menit, durasi 3-5 menit.

Depresi miokardial

Bronkospasme, retensi urin, siklopegia, midriasisHipokalemia, takikardia, bradikardia.Keracunan sianid, vasodilator serebral (dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial) refleks takikardi.Produksi methemoglobin, reflek takikardia.

Pengobatan Tumor Otak

Pasien dengan tumor otak memiliki beberapa pilihan pengobatan. Tergantung pada jenis dan stadium tumor, pasien dapat diobati dengan operasi pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi.

Selain itu, pada setiap tahapan penyakit, pasien harus menjalani pengobatan untuk mengendalikan rasa nyeri dari kanker, untuk meringankan efek samping dari terapi, dan untuk meringankan masalah emosional. Jenis pengobatan ini disebut perawatan paliatif. a. Pembedahan

Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk tumor otak. Tujuannya adalah untuk mengangkat tumornya dan meminimalisir sebisa mungkin peluang kehilangan fungsi otak.

Operasi untuk membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi. Hal ini dilakukan dengan anestesi umum. Sebelum operasi dimulai, rambut kepala dicukur. Ahli bedah kemudian membuat sayatan di kulit kepala menggunakan sejenis gergaji khusus untuk mengangkat sepotong tulang dari tengkorak. Setelah menghapus sebagian atau seluruh tumor, ahli bedah menutup kembali bukaan tersebut dengan potongan tulang tadi, sepotong metal atau bahan. Ahli bedah kemudian menutup sayatan di kulit kepala. Beberapa ahli bedah dapat menggunakan saluran yang ditempatkan di bawah kulit kepala selama satu atau dua hari setelah operasi untuk meminimalkan akumulasi darah atau cairan.

Efek samping yang mungkin timbul pasca operasi pembedahan tumor otak adalah sakit kepala atau rasa tidak nyaman selama beberapa hari pertama setelah operasi. Dalam hal ini dapat diberikan obat sakit kepala.

Masalah lain yang kurang umum yang dapat terjadi adalah menumpuknya cairan cerebrospinal di otak yang mengakibatkan pembengkakan otak (edema). Biasanya pasien diberikan steroid untuk meringankan pembengkakan. Sebuah operasi kedua mungkin diperlukan untuk mengalirkan cairan. Dokter bedah dapat menempatkan sebuah tabung, panjang dan tipis (shunt) dalam ventrikel otak. Tabung ini diletakkan di bawah kulit ke bagian lain dari tubuh, biasanya perut. Kelebihan cairan dari otak dialirkan ke perut. Kadang kadang cairan dialirkan ke jantung sebagai gantinya.

Marleni - 1102010156

Page 25: Skenario 2 Neuro Yarsi

25

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Infeksi adalah masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi (diobati dengan antibiotic). Operasi otak dapat merusak jaringan normal. Pasien akan mengalami masalah berpikir, melihat,

atau berbicara. Pasien juga mungkin mengalami perubahan kepribadian atau kejang. Sebagian besar masalah ini berkurang dengan berlalunya waktu. Tetapi kadang-kadang kerusakan otak bisa permanen. Pasien mungkin memerlukan terapi fisik, terapi bicara, atau terapi kerja.

b. Radiosurgery stereotactic Merupakan "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak tanpa membuka

tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton, ataupun sinar proton.

Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.

Jika tumor terjadi di batang otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat menerima radioterapi atau perawatan lainnya.

c. RadioterapiRadioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar diarahkan

pada tumor dan jaringan di dekatnya. Terkadang radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.

Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel sisa tumor yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya berlangsung beberapa menit.

Beberapa bentuk terapi radiasi

Fraksinasi. Radioterapi biasanya diberikan 5x seminggu selama beberapa minggu. Memberikan dosis total radiasi secara periodik membantu melindungi jaringan di daerah tumor.

Hyperfractionation. Pasien mendapat dosis kecil radiasi 2/3x kali sehari, bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.

Efek samping dari radioterapi: perasaan lelah berkepanjangan, mual, muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit di tempat radiasi, sakit kepala dan kejang.Kemoterapi

Kemoterapi merupakan penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh tubuh. Obat obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.

Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab (Avastin Lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain, yaitu bisa secara oral.

Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut, melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.

Efek samping dari kemoterapi: mual dan muntah, sariawan, kehilangan nafsu makan, rambut rontok.

Marleni - 1102010156

Page 26: Skenario 2 Neuro Yarsi

26

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Komplikasi 1. Komplikasi Akut

Kenaikan tekanan darah. Keadaan ini biasanya merupakan mekanisme kompensasi sebagai upaya mengejar kekurangan pasokan darah di tempat lesi. Oleh karena itu kecuali bila menunjukkan nilai yang sangat tinggi (sistolik > 220/ diastolik >130) tekanan darah tidak perlu diturunkan, karena akan turun sendiri setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi kronis tekanan darah juga tidak perlu diturunkan segera.

Kadar gula darah. Pasien stroke seringkali merupakan pasein DM sehingga kadar glukosa darah pasca stroke tinggi. Akan tetapi seringkali terjadi kenaikan glukosa darah pasein sebagai reaksi kompensasi atau akibat mekanisme stress.

Gangguan jantung. Baik sebagai penyebab maupun sebagai komplikasi. Keadaan ini memerlukan perhatian khusus, karena seringkali memperburuk keadaan stroke bahkan sering merupakan penyebab kematian.

Gangguan respirasi. Baik akibat infeksi maupun akibat penekanan di pusat napas. Infeksi dan sepsis. Merupakan komplikasi stroke yang serius pada ginjal dan hati. Gangguan cairan, elektrolit, asam dan basa. Ulcer stres. Yang dapat menyebabkan terjadinya hematemesis dan melena.

2. Komplikasi Kronik Akibat tirah baring lama di tempat tidur bias terjadi pneumonia, dekubitus, inkontinensia

serta berbagai akibat imobilisasi lain. Rekurensi stroke. Gangguan sosial-ekonomi. Gangguan psikologis.

Pencegahan

Rekomendasi American Stroke Association (ASA) tentang pencegahan stroke adalah sebagai berikut:

1. Pencegahan Primer StrokePendekatan pada pencegahan primer adalah mencegah dan mengobati faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Hipertensi

Hipertensi harus diobati, untuk mencegah stroke ulang maupun mencegah penyakit vaskular lainnya. Pengendalian hipertensi ini sangat penting artinya bagi para penderita stroke iskemik dan TIA. Target absolut dalam hal penurunan tekanan darah belum dapat ditetapkan, yang penting adalah bahwa tekanan darah < 120 / 80 mm Hg. Modifikasi berbagai macam gaya hidup berpengaruh terhadap upaya penurunan tekanan darah secara komprehensif.

Obat obat yang dianjurkan adalah diuretika dan ACE inhibitor; namun demikian pilihan‐ obat disesuaikan dengan kondisi / karakteristik masing masing individu.‐

Diabetes melitus Pada penderita diabetes melitus maka penurunan tekanan darah dan lipid darah perlu

memperoleh perhatian yang lebih serius. Dalam kasus demikian ini maka obat antihipertensi dapat lebih dari 1 macam. ACE inhibitor merupakan obat pilihan untuk kasus gangguan ginjal dan diabetes melitus

Pada penderita stroke iskemik dan TIA, pengendalian kadar gula direkomendasikan sampai dengan mendekati kadar gula plasma normal (normoglycemic), untuk mengurangi komplikasi mikrovaskular dan kemungkinan timbulnya komplikasi makrovaskular. Sementara itu kadar HbA1c harus lebih rendah dari 7%.

Marleni - 1102010156

Page 27: Skenario 2 Neuro Yarsi

27

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

LipidPenderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar kolesterol yang tinggi, penyakit arteri

koroner, atau adanya bukti aterosklerosis, maka pasien harus dikelola secara komprehensif meliputi modifikasi gaya hidup, diet secara tepat, dan pengobatan. Target penurunan kadar kolesterol adalah sebagai berikut: LDL < 100 mg% dan kadar LDL < 70 mg% bagi penderita dengan faktor risiko multipel.

Penderita stroke iskemik atau TIA yang dicurigai mengalami aterosklerosis tetapi tanpa indikasi pemberian statis (kadar kolesterol normal, tanpa penyakit arteri koroner, atau tidak ada bukti aterosklerosis) dianjurkan untuk diberi statin untuk mengurangi risiko gangguan vaskular.

Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar HDL kolesterol rendah dapat dipertimbangkan untuk diberi niasin atau gemfibrozil.

Merokok Setiap pasien stroke atau TIA harus segera menghentikan kebiasaan merokok.

Penghentian merokok dapat diupayakan dengan cara penyuluhan dan mengurangi jumlah rokok yang dihisap / hari secara bertahap.

Obesitas Bagi setiap penderita stroke iskemik atau TIA dengan obesitas/overweight sangat

dianjurkan untuk mempertahankan body mass index (BMI) antara 18,5–24,9 ‐ kg/m2 dan lingkat panggul kurang dari 35 inci (perempuan) dan kurang dari 40 inci (laki laki).‐ Penyesuaian berat badan diupayakan melalui keseimbangan antara asupan kalori, aktivitas fisik dan penyuluhan kebiasaan hidup sehat

Aktivitas fisik Setiap pasien stroke iskemik atau TIA yang mampu untuk melakukan aktivitas fisik

sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan selama 30 menit/hari. Untuk pasien yang tidak mampu melakukan aktivitas fisik maka dianjurkan untuk melakukan latihan dengan bantuan orang yang sudah terlatih.

2. Pencegahan Sekunder StrokePencegahan sekunder stroke mengacu pada kepada strategi untuk mencegah kekambuhan

stroke. Pendekatan utama adalah mengendalikan hipertensi, CEA, dan memakai obat antiagregat antitrombosit. Aggrenox adalah satu-satunya kombinasi aspirin dan dipiridamol yang telah terbukti efektif untuk mencegah stroke sekunder.

PrognosisIndikator prognosis adalah: tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat kesadaran.

Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik. Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka panjang. Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan.

Prognosis pasien dengan stroke hemoragik à (perdarahan intrakranial) tergantung pada ukuran hematoma à hematoma > 3 cm umumnya mortalitas tinggi, hematoma yang massive biasanya bersifat lethal.

Jika infark terjadi pada spinal cord à prognosis bervariasi tergantung keparahan gangguan neurologis jika kontrol motorik dan sensasi nyeri terganggu à prognosis buruk.

Marleni - 1102010156

Page 28: Skenario 2 Neuro Yarsi

28

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

3. MM Bell’s palsy

Bell’s Palsy adalah suatu bentuk kelumpuhan di daerah wajah yang disebabkan oleh disfungsi nervus facialis, sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yang terpengaruh.

Etiologi sebenarnya dari Bell’s palsy masih belum diketahui, namun penyakit ini kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus pada ganglion geniculata dan pada beberapa kasus terhadap aktivasi dari infeksi herpes simpleks laten.

Perubahan patologis terdiri dari inflamasi dan edema nervus facialis pada canalis facialis. Hal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan pada nervus, yang mengakibatkan kelumuhan yang diikuti dengan degenerasi akson wallerian

Tanda dan gejala Bell’s palsy datang secara tiba-tiba, dan mungkin meliputi : Kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada satu sisi wajah yang terjadi dalam

beberapa jam hingga hari sehingga sulit untuk tersenyum atau menutup mata pada sisi yang terkena

Wajah terkulai dan kesulitan membuat ekspresi wajah Sakit di sekitar rahang atau di belakang telinga pada sisi yang terkena Peningkatan sensitivitas untuk suara pada sisi yang terkena Sakit kepala Penurunan kemampuan untuk mencicipi Perubahan jumlah air mata dan air liur yang di hasilkan Dalam beberapa, Bell’s palsy dapat mempengaruhi saraf di kedua sisi wajah

Karakteristik kelumpuhan N. Facialis dan penyebabnya :

Lokasi Karakteristik Penyebab1 Lesi Supranuclear Kelemahan pada kontralateral,

wajah bawahLesi pada tractus corticobulbar di atas pons

2 Lesi nuclear atau pontine

Lumpuh wajah total pada sisi tersebutKelainan sekresi salivaTaste intactKelainan lakrimasiKelumpuhan N. V atau VII pada sisi yang samaMata menyimpang ke sisi lesiOphtalmoplegia internuclearHemiparesis contralateral

Sindrom MobiusEncephalitis, rabies, meningitisEncephalopathy WernickePontine, gliomaInfark, hemoragiMultiple sclerosis, syringobulbia, amyotrophic lateral sclerosis

3 Extracranial pada angulus cerebellopontine

Lumpuh wajah totalHilang pendengaranVertigo episodikRefleks kornea menurunKelainan sekresi salivaKelainan lakrimasi

Meningitis, TBC, siphilis, fungiAcoustic neuroma, meningioma dermoid, chordoma, carcinomatosis mening, aneurisma a. BasilarisMultiple sclerosis

Marleni - 1102010156

Page 29: Skenario 2 Neuro Yarsi

29

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

4 Extracranial pada canalis fascialis

a Antara meatus auditorius internus dan ganglion geniculata

Lumpuh wajah totalPendengaran menurunKelainan lakrimasiKelainan sekresi salivaTaste lost pada 2/3 anterior tubuh

Fraktur tulang petrous temporalOtitis media, mastoiditis, Ramsey-Hunt syndrome, sarcoidosis, Guillan-Barre syndrome

bAntara ganglion geniculata dan

asal nervus - stapedius

Lumpuh wajah totalKelainan sekresi salivaTaste lost pada 2/3 anterior lidahHiperacusis

DMCholesteatoma, tumor epidermoid tulang temporal, tumor kelenjar parotid, deposit leukemik di canalis fascialis

c Antara asal nervus – stapedius dan asal chorda tympani

Lumpuh wajah totalKelainan sekresi salivaTaste lost pada 2/3 anterior lidah

d Distal ke arah chorda tympani Lumpuh wajah total

Diagnosis

Tidak ada tes laboratorium khusus yang dapat mengkonfirmasi diagnosis Bell’s palsy. Dokter Anda mungkin dapat membuat diagnosis awal Bell’s palsy dengan melihat wajah penderita dan meminta penderita untuk memindahkan otot-otot wajah dengan menutup mata, mengangkat alis, menunjukkan gigi dan merengut, atau gerakan lain.

Anamnesis : rutinitas sehari-hari, riwayat bells palsy PF neuro : PF N. VII seperti tersenyum, bersiul,mengerutkan dahi. CT Scan MRI

Diagnosis Banding Lesi struktur telinga dan kelenjar parotis (kolesteatoma, tumor kelenjar ludah) dapat

menekan saraf. Guillain-Barre syndrome Lyme disease otitis media Ramsay Hunt syndrome

Tatalaksana

Hasil penelitian menunujukkan efektifitas kombinasi dua jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobati bell’s palsy yaitu : kortikosteroid dan antivirus.

Kortikosteroid, seperti prednison, adalah agen anti-peradangan yang kuat. Obat ini dapat mengurangi pembengkakan pada saraf wajah dan akan lebih cocok karena lebih nyaman.

Obat antivirus, seperti acyclovir atau valacyclovir, dapat menghentikan perkembangan infeksi jika virus diketahui sebagai penyebabnya.

Beberapa studi klinis menunjukkan manfaat dari perawatan dini dengan kortikosteroid, anti-virus atau kombinasi dari kedua jenis obat. Bukti efektivitas kortikosteroid tampaknya lebih kuat daripada obat antivirus, dan mereka cenderung paling efektif jika diberikan dalam waktu tiga hari sejak munculnya gejala.Terdapat pula pengobatan lainnya, seperti :

Terapi Fisik.

Marleni - 1102010156

Page 30: Skenario 2 Neuro Yarsi

30

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

Otot yang lumpuh dapat menyusut sehingga dapat menyebabkan kontraktur permanen. Seorang terapis fisik dapat mengajarkan penderita bagaimana pijatan dan latihan otot-otot wajah untuk membantu mencegah hal ini terjadi.

Pasien yang tidak dapat menutup mata dapat diberikan tetes mata methylcellulose, kemudian mata ditutup dengan eyepatch sampai kelopak mata dapat berfungsi kembali.

Obat herbal tradisionalObat herbal atau obat tradisional yang dapat digunakan untuk membantu penyembuhan bell’s palsy adalah jus mengkudu. Jus mengkudu memiliki efek anti radang dan antivirus. Jus mengkudu sangat baik untuk kesehatan saraf.

Prognosis.Secara umum penyakit ini dapat disembuhkan, kendati tergantung dari derajat kerusakan sarafnya. Pada minggu kedua perbaikan sudah mulai dirasakan dan dalam 3-6 bulan wajah dapat kembali normal.

Pencegahan.1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin

mengenai wajah. 2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah langsung.

Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.

3. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagus untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.

4. Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah / masker dan pelindung mata. Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi menyebabkan Anda menderita Bell’s Palsy.

5. Setelah berolah raga berat, JANGAN LANGSUNG mandi atau mencuci wajah dengan air dingin.

Marleni - 1102010156

Page 31: Skenario 2 Neuro Yarsi

31

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

4. MM Kewajiban suami terhadap istri

Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu akibat hukum setelah terjadinya akad perkawinan yang sah ialah tetapnya kedudukan laki-laki sebagai suami dan menjadi tetap pula wanita sebagai isteri, dan sejak itu menjadi tetaplah kewajiban suami terhadap isterinya dan menjadi tetap pula kewajiban isteri terhadap suami. Apa yang menjadi kewajiban suami menjadi hak isteri dan apa yang menjadi kewajiban isteri menjadi haknya suami.

Adapun kewajiban suami terhadap isteri dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu:

1. Kewajiban materiil atau disebut al-Huquq al-Maddiyah

2. Kewajiban immateriil atau disebut al-Huquq gairu al-Maddiyah

Yang termasuk kewajiban materiil:

1. Kewajiban materiil yang hanya sekali ditunaikan oleh suami untuk isterinya yaitu mahar.

2. Kewajiban materiil yang bersifat continue sepanjang ikatan perkawinan masih berjalan. Kewajiban materiil yang bersifat continue ini dapat diklasifikasikan kepada dua kategori:

A. NAFKAH.

Suami wajib memberi nafakah kepada isterinya yang meliputi:

1. Pangan, yaitu kebutuhan makanan, minuman, lauk pauk sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dengan segala rangkaiannya

2. Pakaian, yaitu segala yag diperlukan untuk menutup dan memelihara tubuh isteri dari panas, dingin, dan menjaga harga diri menurut yang pantas.

3. Pengobatan, yaitu segala sesuatu yang diperlukan untuk memelihara kesehatan jasmani isteri dan pengobatan di waktu sakit, melahirkan dsb.

B. SUKNA.

Suami diwajibkan menyediakan dan menyelenggarakan rumah tempat tinggal bersama isterinya menurut yang pantas dan sesuai dengan kemampuannya, lengkap dengan peralatan yang diperlukan. Rincian kewajiban sukna ini meliputi:

1. Papan, yaitu rumah tempat berteduh dan bertempat tinggal, baik milik sendiri, menyewa atau dengan cara lain. Suami wajib menyediakan tempat tinggal untuk isteri dan anak-anaknya dan isteri pada dasarnya wajib mengikuti domisill suami atau bertempat tinggal sesuai hasil permusyawaratan suami isteri

2. Peralatan, yaitu segala peralatan yang diperlukan untuk rumah tangga, meiiputi peralatan ruang tamu, peralatan ruang tidur, peralatan dapur, dsb.

3. Pelayanan, yaitu menyediakan tenaga atau pembantu untuk melayani kebutuhan isteri apabila suami mampu dan isteri termasuk orang yang pantas memiliki pelayan dengan melihat kebiasaan

Marleni - 1102010156

Page 32: Skenario 2 Neuro Yarsi

32

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

keluarganya atau isteri karena kondisinya memerlukan pelayan. Tetapi apabila suami tidak mampu maka ia tidak wajib menyediakannya.

Kewajiban nafakah termasuk tamlik, artinya apa yang diberikan oleh suami kepada isterinya menjadi milik bagi isteri dan suami tidak boleh meminta kembali apabila terjadi perceraian. Adapun kewajiban sukna termasuk imta’ artinya untuk diambil kesenangan dan manfaatnya, tidak diberikan menjadi milik isteri.

Dasar hukum suami wajib menyelenggarakan nafakah dan sukna bagi isterinya ialah:

a. Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 233:

�ود� و�ع�ل�ى م�و ل �ه� ال ق�ه�ن� ل �ه�ن� ر�ز و�ت وف� و�ك�س م�ع ر� �ال �ل�ف� ال� ب �ك �ف س" ت �ال� ن ع�ه�ا إ �ض�ار� ال� و�س �د�ة" ت �د�ه�ا و�ال �و�ل �ود" و�ال� ب م�و ل

�ه� �د�ه� ل �و�ل ب

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma`ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya,

b. Al-Qur’an surat at-Talaq (65) ayat 7:

ف�ق �ن �ي ع�ة2 ذ�و ل �ه� م�ن س� ع�ت ه� ق�د�ر� و�م�ن س� �ي ق�ه� ع�ل ف�ق ر�ز �ن ي �اه� م�م�ا ف�ل �ه� ء�ات �ل7ف� ال� الل �ك �ه� ي ا الل �ف س9 �ال� ن �اه�ا م�ا إ ء�ات Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya.

c. Al-Qur’an surat at-Talaq (65) ayat 6:

�وه�ن� ك�ن س� ث� م�ن أ ي �م ح� ت �ن ك �م م�ن س� وه�ن� و�ال� و�ج د�ك �ض�ار? 7ق�وا ت �ض�ي �ت ه�ن� ل �ي �ن ع�ل �ن� و�إ ت� ك �وال� ف�ق�وا ح�م ل2 أ �ن ف�أ

ه�ن� �ي �ى ع�ل �ض�ع ن� ح�ت �ه�ن� ي �ن ح�م ل ض�ع ن� ف�إ ر� �م أ �ك �وه�ن� ل ه�ن� ف�آت �ج�ور� وا أ �م�ر� ت �م و�أ �ك ن �ي وف2 ب �م�ع ر� �ن ب �م و�إ ت ر �ع�اس� ت

ض�ع� �ر ت �ه� ف�س� ى ل �خ ر� أ

"Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya".

d. Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim, bahwa pada waktu Haji Wada’ Rasulullah berkhutbah yang lengkap dan panjang lebar, isinya antara lain berkaitan dengan garis-garis kewajiban suami terhadap isterinya,

“Hai para manusia, kamu memiliki hak yang wajib atas istermu dan isteri-isteri memilki hak yang wajib atasmu. Kewajiban mereka (isteri-isteri) yang menjadi hak kamu adalah mereka tidak boleh memasukkan orang yang tidak kamu sukai tidur di tempatmu, dan janganlah mereka melalaikan perbuatan jelek. Jika mereka melalaikannya kamu diizinkan Allah mengucilkan mereka dari tempat tidur dan diberi hak memukul mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Jika mereka

Marleni - 1102010156

Page 33: Skenario 2 Neuro Yarsi

33

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

(isteri-isteri) telah berhenti dari perbuatan tidak baiknya dan taat kembali kepadamu maka mereka berhak memperoleh rizki (makan) dan pakaian dengan cara yang ma’ruf”.

e. Dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah diriwayatkan bahwa Hindun binti ‘Utbah menghadap Rasulullah saw dan mengatakan bahwa suaminya bernama Abu Sufyan orang yang kikir, tidak memberikan keperluan hidupnya dan anaknya dengan cukup kecuali dengan cara mengambil secara tanpa sepengetahuan Abu Sufyan, maka Rasulullah saw bersabda:

بالمعروف وولدك يكفيك ما خذى

“Ambilah (nafakah) secukupnya untukmu dan anakmu dengan cara yang ma’ruf”

f. Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim bahwa Mu’awiyah al-Qusyairi bertanya kepada Rasulullah saw tentang kewajiban suami kepada isterinya, maka Rasulullah saw menjawab:

“Engkau beri makan ia (istri) ketika enhkau makan dan engkau beri dia pakaian ketika engkau berpakaian, dan jangan engkau memukul wajahnya, jangan engkau berlkau kasar, jangan engkau menghardiknya kecuali di rumah”

g. Qaidah: ?ل� �س� م�ن� ك �ب ت �ح�ق7 اح ر�ه� ل �ه� غ�ي ف�ع�ت �ه� و�م�ن �ف�ق�ت �س� م�ن� ع�ل�ى ف�ن �ب ت � اح �ه� ال ل �ح

“Setiap orang yang terikat oleh hak orang lain dan memberi manfaat baginya maka nafakah orang tersebut wajib atas orang yang karenanya orang itu terikat”.

Siapa saja yang dirinya terikat untuk kepentingan dan kemanfaatan orang lain, menjadi wajib nafakah orang itu dengan harta orang lain tersebut. Militer, PNS, Hakim, dan pegawi lainnya yang berkerja untuk kepentingan rakyat dan Negara, maka sudah selayaknya nafkah mereka beserta keluarganya menjadi tanggungannya, seperti anak dan isterinya, wajib ditanggung oleh uang rakyat melalui penguasa menurut cara-cara yang l.azim. Demikian halnya dengan isteri, karena isteri terikat oleh hak suami dan untuk kemanfaatan suami, menjaga kemuliaan dan kehormatan maka menjadi tetaplah nafkah dan segala kebutuhan isteri dibebankan kepada suami.

Kewajiban immateriil (al-Huquq gairu al-Maddiyah)

Beberapa kewajiban suami yang bersifat immaterial ialah:

1. Mempergauli isteri menurut garis-garis perintah Allah swt berdasarkan kecintaan yang tulus:

- )كثيرا خيرا فيه الله ويجعل شيئا تكرهوا ان فعسى كرهتموهن فان بالمعروف وعاشروهن :النساء 19)

2. Menghormati isteri dan memperlakukannya dengan cara yang baik serta bersikap sopan terhadapnya. Suami wajib menghormati isteri sebagai teman hidup dan jalinan jiwa. Suami dilarang memperlakukan isteri sebagai pelayan yang boleh diperlakukan semena-mena, dan suami dilarang berlaku kasar terhadapnya. Berlaku lemah lembut dan halus serta sopan terhadap isteri termasuk tanada kesempurnaan akhlak suami:

م�ل� �ك ن� ا �ي م�ؤ م�ن 9ا ال م�ان �ه�م �اي ن �ح س� �ق9ا ا ل �م خ� ك �ار� ي �م و�خ� ك �ار� ي �م خ� �ك ائ �س� �ن (الحديث )ب

Marleni - 1102010156

Page 34: Skenario 2 Neuro Yarsi

34

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

“Paling sempurnanya keimanan seorang mukmin ialah yang paling baik budi pekertinya, dan yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap isterinya”

Menghormati isteri menjadi bukti kesempurnaan pribadi, dan meremehkan isteri menunjukkan rendahnya budi. Rasulullah saw bersabda:

م�ه�ن� م�ا ر� �ك � ا م" إال �ر�ي �ه�ن� و�م�ا ك �ه�ان � ا م" إال �ي �ئ ل

“Hanya orang mulia yang memuliakan isteri dan hanya orang hina yang menghinakan isteri”

3. Menjaga dan melindugi isteri. Suami wajib menjaga diri dan pribadi isterinya dari segala sesuatu yag menurunkan martabatnya dipandang dari segi agama maupun di mata masyarakat:

\ها (6: التحريم ... )نارا واهليكم انفسكم قوا آمنوا الذين يااي

Suami wajib menjaga rahasia rumah tangga termasuk rahasia isterinya sebab hal ini berarti menepuk air di dulang terpecik muka sendiri.

�ن� ر� إ �اس� ش� د الن ن �ة9 الله� ع� ز�ل �و م� م�ن �ام�ه� ي ق�ي ج�ل� ال �ف ض�ى الر� �لى� ي �ه� إ �ت أ �ف ضى� الم ر� ه� و�ت �ي �ل �م� إ ر� ث ش� �ن ه�ا ي ر� رواه )س� (المسلم

“Sejelek-jelek kedudukan orang di sisi Allah pada hari qiyamat ialah suami yang mengumpuli isterinya atau sebaliknya, kemudian menyebarkan rahasia mereka berdua di hadapan orang lain”

4. Memperhatikan keadaan isteri, memperjinak hati agara isteri selalu gembira dan senang berada di samping suami, antara lain dengan cara suami selalu bermuka manis, selalu necis, dan bertingkah laku yang simpatik. Jika isteri menunjukkan sikap tegang atau marah maka suami harus pandai menormalisir keadaan dan mengembalikan kepada suasana gembira.

5. Mendatangi isteri menurut cara yang ma’ruf, sopan dan baik. Dalam hal ini syariat Islam memberikan tuntunan dengan bercanda terlebih dahulu, membaca do’a, khidmat, tidak mendatangi isteri ada duburnya, tidak mendatangi isteri pada waktu haid dan sebagainya.

- �م اؤ�ك �س� ث" ن �م ح�ر �ك �وا ل ت �م ف�أ �ك ث �ى ح�ر �ن �م أ ت ئ �م و�ق�د7م�وا ش� ك ف�س� �ن �ق�وا أل� �ه� و�ات �م�وا الل �م و�اع ل �ك �ن ق�وه� أ ر� م�ال� �ش7 و�ب

�ين� م�ؤ م�ن (223: البقرة )ال

�اس" ه�ن� - �ب �م ل �ك �م ل ت �ن �اس" و�أ �ب �ه�ن� ل (187: البقرة )ل

6. Mengajar dan mendidik isteri

7. Bagi suami yang beristeri lebih dari seorang, ia diwajibkan berlaku adil dalam hal nafakah, sukna, waktu gilir

Marleni - 1102010156

Page 35: Skenario 2 Neuro Yarsi

35

Blok Saraf & Perilaku SK 2 -

DAFTAR PUSTAKA

http://www.makalahkuliah.com/2012/06/kewajiban-suami-terhadap-isteri.html

Martono, Hadi. Strok Dan Penatalaksanaannya Oleh Internis. Dalam: Sudoyo A, setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 5 . Jakarta: InternaPublishing 2009: 892-897.

Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUI

Kowalak, Jennifer P., William Welsh, (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Uddin, Jurnalis. 2009. Anatomi Susunan Saraf Manusia. FKUY : Jakarta

Chandra B. Diagnostik dan penanggulangan penderita dalam koma Cermin Dunia Kedokteran, nomor khusus, 2002; 95 - 100.

Yusuf Misbach. Penatalaksanaan umum penderita koma. Media Aesculapius 30 September 2002.

Bannister R. Consciousness and Unconciousness. Brain's clinical Neurology 5th ed. Oxford : The English Book Society Oxford University Press, 2000; pp 150 - 160.

Rizal T. Rumawas. Patologi dan patofisiologi gangguan kesadaran. Simposium Koma, Jakarta 3 September 2001; hal 1 - 13.

Pedoman Praktis Pemeriksaan Neurologi FK UI. Kesadaran. Jakarta 2006; hal. 39-50.

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, (2011), Guideline Stroke Tahun 2011, Jakarta.

Gilroy, John. Basic Neurology, Third Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.

Harrison. Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Companies, Inc.

Marleni - 1102010156