sistem pertanian organik sebagai sistem pertanian terpadu

13
SISTEM PERTANIAN ORGANIK SEBAGAI SISTEM PERTANIAN TERPADU A. PENDAHULUAN Akhir akhir ini di kalangan praktisi, ilmuan, dan petani marak di gunakan istilah produk organik, mulai dari makanan organik seperti sayur organik, beras organik, buah organik, bahkan sampai ayam atau sapi organik.Selain di bidang pangan juga di gunakan istilah fashion organic dan mainan organik. Lebih jauh lagi mulai banyak di kenal pengobatan secara organik yang tidak lain mensuplai pasien dengan dengan makanan. Seiring dengan mpeningkatan pendapatan, pendidikan serta wawasan beberapa kalangan masyarakat Indonesia mulai berkembang pangsa pasar produk organik di tanah air. Trend pertanian organik di Indonesia , mulai dikenalkan oleh beberapa petani yang sudah mampu dan memahami keunggulan sistim pertanian organik tersebut. Beberapa ekspatriat yang sudah lama hidup di Indonesia, memilki lahan yang luas dan ikut membantu mengembangkan aliran petani organik tersebut ke penduduk sekitarnya. Kemudian beberapa mantan perwira yang memiliki hobi bercocok tanam dan juga sekarang beramai-ramai mulai membenahi lahan luas yang dimiliki mereka dan mempekerjakan penduduk sekitarnya sekaligus alih teknologi. Meskipun beberapa petani sudah mulai mengembangkan dan bertani organik sejak lama, sebagai contoh kebun pertanian organik Agatho di Cisarua sudah lebih 10 tahun eksis dalam sistim pertanian organik, namun perkembangan pertanian organik di Indonesia baru dimulai sejak 4-5 tahun yang lalu, jauh tertinggal dibandingkan dengan Jepang, Taiwan , Korea, Belanda, Prancis, Itali, Amerika, Australia. Namun petani di Indonesia Juga semakin termotivasi juga untuk mengembangkan system pertanian terpadu yang di dalamnya menerapkan system pertanian organic. Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.pertanian melibatkan makhluk hidup dalam suatu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada peningkatan bahan organik dalam tanah, penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang menggunakan pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor

Upload: sufriadiayi

Post on 21-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

prtanian

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

SISTEM PERTANIAN ORGANIK SEBAGAI SISTEM PERTANIAN TERPADU

A. PENDAHULUAN

Akhir akhir ini di kalangan praktisi, ilmuan, dan petani marak di gunakan istilah produk organik, mulai

dari makanan organik seperti sayur organik, beras organik, buah organik, bahkan sampai ayam atau

sapi organik.Selain di bidang pangan juga di gunakan istilah fashion organic dan mainan organik.

Lebih jauh lagi mulai banyak di kenal pengobatan secara organik yang tidak lain mensuplai pasien

dengan dengan makanan. Seiring dengan mpeningkatan pendapatan, pendidikan serta wawasan

beberapa kalangan masyarakat Indonesia mulai berkembang pangsa pasar produk organik di tanah

air. 

Trend pertanian organik di Indonesia, mulai dikenalkan oleh beberapa petani yang sudah mampu dan

memahami keunggulan sistim pertanian organik tersebut. Beberapa ekspatriat yang sudah lama

hidup di Indonesia, memilki lahan yang luas dan ikut membantu mengembangkan aliran petani

organik tersebut ke penduduk sekitarnya. Kemudian beberapa mantan perwira yang memiliki hobi

bercocok tanam dan juga sekarang beramai-ramai mulai membenahi lahan luas yang dimiliki mereka

dan mempekerjakan penduduk sekitarnya sekaligus alih teknologi. Meskipun beberapa petani sudah

mulai mengembangkan dan bertani organik sejak lama, sebagai contoh kebun pertanian organik

Agatho di Cisarua sudah lebih 10 tahun eksis dalam sistim pertanian organik, namun perkembangan

pertanian organik di Indonesia baru dimulai sejak 4-5 tahun yang lalu, jauh tertinggal dibandingkan

dengan Jepang, Taiwan, Korea, Belanda, Prancis, Itali, Amerika, Australia. Namun petani di

Indonesia Juga semakin termotivasi juga untuk mengembangkan system pertanian terpadu yang di

dalamnya menerapkan system pertanian organic. Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah

memanfaatkan potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.pertanian melibatkan

makhluk hidup dalam suatu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta

jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada peningkatan bahan

organik dalam tanah, penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang

menggunakan pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi

secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan.

Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupn prikanaan.

Keberadaan sektor- sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang

lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah dan penekanan biaya produksi

sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai. Selain hemat energi, keunggulan lain dari

pertanian terpadu adalah petani akan memiliki beragam sumber penghasilan.Sistem pertanian

terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur.seorang petani bisa menanaman padi

dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan juga menanam sayuran. Kotoran yang dihasilkan

Page 2: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika

panen gagal, petani bisa mengandalkan daging atau menjual telur ayam atau bahkan menjual

kambing untuk medapatkan penghasilan.

Permasalahan 

1. Apa manfaat pertanian organik?

2. Apa manfaat sistem pertanian terpadu? 

3. Bagaimana Hubungan antara sistem pertanian organik dan sistem pertanian terpadu 

B. KAJIAN PUSTAKA  

Pertanian Organik 

Pertanian organik adalah budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa

mengggunakan bahan-bahan kimia sintetis.Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan

produk-produk organik terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan

konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Pertanian organik didefinisikan sebagai “system

produk pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas

agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, kualitas, dan

berkelanjutan “ [1]. Lebih lanjut IFOAM (International Federation Of Organk Agriculture Movements )

menjelaskan pertanian organic adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan

mempercepat bio diversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Serifikasi produk organik yang di

hasilkan,penyimpanan, pengolahan, paska panen dan pemasaran harus sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh badan standardisasi. Dalam hal ini penggunaan GMOs (Genetically Modified

Organisme)tidak diperbolehkan dalam setiap tahapan pertanian organik mulai produksi sehingga

paska panen [3]. Dalam tataran umum,pertanian organik mengacu kepada prinsip-prinsip berikut: 1.

Meningkatkan dan menjaga kealamian lahan dan agro-ekosistem 2. Menghindari eksploitasi

berlebihan dan polusi terhadap sumberdaya alam. 3. Meminimalisasi konsumsi darienergi dan

sumberdaya yang tidak dapat di perbaharui. 4. Menghasilkan nutrisi sehat dalam jumlah yang

cukup,dan makanan berkualitas tinggi. 5. Memberikan pendapatan yang memadai dalam lingkungan

kerja yang aman selamat dan sehat 6. Mengakui pengetahuan lokal dan system pertanian

tradiosional (kearifan lokal) Dalam tataran praktis, pertanian organik mengacu pada prisip-prinsip

berikut :

1. Menjaga dan meningkatkan kesuburan jangka panjang dari tanah 

2. Memperkaya siklus biologika dalam pertanian, khususnya siklus makanan 

3. Memberikan pasokan nitrogen dengan penggunaan secara intensif tananaman yang

memfiksasi nitrogen 

Page 3: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

4. Perlindungan tanaman secara biologikal berdasarkan pada pencegahan daripada

pengobatan 

5. Keragaman varietas tanaman dan spesies binatang sesuai dengan kondisi lokal 

6. Penolakan pada pupuk kimia, perlindungan tanaman, hormone dan pengatur tumbuh 

7. Pelarangan terhadap Rekayasa Genetika dan produknya 

8. Pelaragan dalam metode bantuan dan pemrosesan kandungan yang berupa sintesis atau

merugikan di dalam proses pembuatan makanan.  

Komponen pertanian organik 

Lahan Lahan yang dapat di jadikan lahan pertanian organik adalah lahan yang bebas cemaran bahan

agrokimia dari pupuk dan pestisida. Terdapat dua pilihan lahan : Lahan pertanian yang baru di buka,

Lahan pertanian intensif yang dikonversi untuk lahan pertanian organik, Budidaya Pertanian organik

Selain aspek lahan, aspek pengelolaan pertanian organic dalam hal ini budidaya juga perlu mendapat

perhatian sendiri. Sebagai salah satu contoh adalah teknik bertani sayuran organik, seperti diuraikan

di bawah ini: •Tanaman ditanam pada bedeng-bedengan dengan ukuran bervariasi disesuaikan

dengan kondisi lahan •Menanam strip rumput di sekitar bedengan untuk mengawetkan tanah dari

erosi dan aliran permukaan •Mengatur dan memilih jenis tanaman sayuran dan legume yang sesuai

untuk sistem tumpang sari atau multikultur seperti contor lobak, bawang daun dengan kacang tanah

dalam satu bedengan. •Mengatur rotasi tanaman sayuran dengan tanaman legum dalam setiap

musim tanam. Mengembalikan sisa/ serasah tanaman ke dalam tanah (bentuk segar atau kompos).

•Memberikan pupuk organik (pupuk hijau, pupuk kandang dan lainnya), hingga semua UH yang

dibutuhkan tanaman menjadi tersedia •Menanam kenikir, kemangi, theprosia, lavender dan nimbi di

antara bedengan tanaman sayuran untuk pengendalian hama dan penyakit •Menjaga kebersihan

areal pertanaman  

Definisi Sistem Pertanian Terpadu 

Sistem pertanian terpadu adalah satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang

menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara

alam bekerja. Satu praktek budidaya aneka tanaman/aneka kultur yang beragam dimana output dari

salah satu budidaya menjadi input kultur lainnya sehingga meningkatkan kesuburan tanah dengan

tindakan alami menyeimbangkan semua unsur hara organik yang pada akhirnya membuka jalan

untuk pertanian organik ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pertanian pada hakekatnya merupakan

pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur

hara) dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan

produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien  

Sistem pertanian Terpadu 

Page 4: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang mengabungkan kegiatan pertanian, peternakan,

perikanan, kehutanan dan ilmu lain ysng terkait dengan pertanian dalam satu lahan sehingga

diharapkan sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktifitas lahan, progaram pembangunan,

dan konserfasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. D. 

C. PEMBAHASAN 

Sejauh ini pertanian organik di sambut oleh banyak kalangan masyarakat, meskipun dengan

pemahaman yang berbeda. Berdasarkan survey ke lahan petani di Jawa Barat, Jawa Tengah dan

Jawa Timur yang di lakukan balai penelitian tanah, berbeda pemahaman tentang pertanian organik di

beberapa petani tergantung pengarahan yang sampai ke petani. Petani di Jawa Barat umumnya lebih

maju karena mereka umumnya adalah petani yang sudah mapan, dan yang di kembangkan adalah

sayuran serta buah-buahan seperti salak pondoh. Sedangkan di jawa tengah selain buahan seperti

salak juga mulai di kembangkan padi organik. Dalam hal ini Pemda Jawa Tengah mendukung

sepenuhnya petani yang mau menanam padi secara organik antara lain dengan cara membeli

produksi petani sampai produksinya stabil dan petani bisa mandiri. Contohnya seperti, Kabupaten

Sragen di Jawa Tengah mencanagkan gerakan Sragen Organik.sedangkan di jawa timur, umumnya

berkembang kebun buahan organik seperti ape organik. Apakah itu benar-benar sudah merupakan

produk organik ataukah belum, sebagaimana akan di bahas nanti, perkembangan pertanian organik

ini, perlu mendapat perhatian serius pemerintah.  

Permasalahan seputar pertanian organik 

1. Penyediaan pupuk organik Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan

perkembagan pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk

organik sebagai sumber hara utama. Dalam system pertanian organik, ketersediaan hara

bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik.padahal dalam pupuk organik tersebut

kandungan hara persatuan kering bahan jauh di bawah realis hara yang dihasilkan oleh

pupuk organik, seperti Urea, TSP dan KCL. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan dasar

tanaman (minimum crop requirement) cukup membut petani kewalahan. Sebagai ilustrasi,

untuk menanam sayuran dalam satu bedengan seluas 1 x 10 m saja dibutuhkan pupuk

organik (kompos) sekitar 25 kg untuk 2 kali musim tanam atau setara dengan 25 ton/ha.

Bandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik Urea, TSP dan KCL yang hanya

membutuhkan total pemupukan sekitar 200-300 kg/ha. Karena memang umumnya petani kita

bukan petani mampu yang memiliki lahan dan ternak sekaligus, sehingga mereka mesti

membeli dari sumber lainnya dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi di samping tenaga

yang lebih besar. 

2. Teknologi Pendukung Setelah msalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain

adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar

Page 5: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

seperti pemilihan rotasi tanaman dengan memepertimbangkan efek alleolopati dan pemtusan

siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbang

hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya

sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi

pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan

pertanian organik di musim hujan. 

3. Pemasaran Pemasaran produk organik dalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan

kepercayaan kedua belah pihak, kosumen dan produsen. Sedangkan pemasaran untuk luar

negeri , produk organic Indonesia masih sulit menembus pasar internasional tersebut.

Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar

suatu Negara yang akan ditujukan. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama

terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut

berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memenuhi pangsa pasar cukup luas.

Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk oerganik,

namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia

serta mengunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar melaksanakan pertanian

organic tentu saja akan merugi dalam hal ini. 

4. Kesalahan persepsi Masyarakat awam mengangap produk organik adalah produk yang

bagus tidak hanya dari segi kandungan nutrisi namun juga penampilan produknya.

Kenyataannya produk organic itu tidak selalu bagus, sebagai contoh daun berlobang dan

berukuran kecil, karna tidak mengunakan pestisida dan zat perangsang tumbuh atau pupuk

organic lainnya. Pada tahun awal pertaniannya belum menghasilkan produk yang sesuai

harapan. Sebagian petani kita terbiasa menggunakan pupuk an- organic yang akan

memberikan respon cepat pada tanaman. Misalnya pemupukan urea akan menghasilkan

tanaman yang pertumbuhannya sangat cepat, sementara dengan pemupukan organik

pengaruh perubahan pertumbuhan tanaman tergolong lambat. Baru pada musim ke tiga dan

seterusnya, efek pupuk organik tersebut menunjukan hasil yang nyata perbedaannya dengan

pertanaian non organic. Sehingga dapat disimpulkan pertanian organik di tahun-tahun awal

akan mengalami kendala dan membutuhkan modal yang cukup untuk bertahan. 

5. Seritfikasi dan standarisasi Beberapa lembaga standarisasi pertanian organik adalah sebagai

berikut : Standar internasional Standar IFOAM.standar dasar untuk produk organik dan

prosesnya dari IFOAM sejak 1980.the kodex alimentarius. Standar yang di susun dengan

penyesuaian standar IFOAM dengan beberapa standar d an aturan lain : National dan supra

national regional, Standar setiap Negara. 

Page 6: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

Departemen pertanian telah menyusun standar pertanian organik di Indonesia, tertuang dalam SNI

01-6729-2002. Sistim pertanian organik menganut paham organik proses, artinya semua proses

sistim pertanian dimulai dari penyiapan lahan hingga paska panen memenuhi standar budidaya

organik, bukan dilihat dari produk organik yang dihasilkan SNI sistim pangan orgnaik Ini di susun

dengan mengadopsi seluruh materi dalam dokumen standar CAC/GL. 32 ? 1999, Guidelines for the

produktion, processing, labeling and marketing of organikally produced foods dan dimodifikasi sesuai

dengan kondisi indonesia. Bila dilihat kondisi petani d Indonesia, hamipir tidak mungkin mereka

mendapatkan label sertifikasi dari suatu lembaga sertifikasi asing maupun dalam negeri.luasan lahan

yang di miliki serta biaya sertifikasi yang tidak terjangkau, menyebabkan mereka tidak mampu

mensertifikasi lahannya. Satu-satunya jalan adalah membentuk suatu kelompok petani organik dalam

suatu kawasan yang luas yang memenuhi syarat sertifikasi, dengan demikian mereka dapat

pembiayaan sertifikasi usaha tani mereka secara bergotongroyong.namun ini pun masih sangat

tergantung pada kontinuitas produksi mereka.  

Tantangan pertanian organik, di bidang riset, ekonomi dan lingkungan 

Berbagai permasalahan seputar pertanian organik dapat diatasi dengan kesungguhan petani dengan

bantuan pemerintah dalam memfasilitasinya, dengan demikian di harapkan sistim pertanian organik

dimasa yang akan datang dapat berkembang secara alternatif pemenuhan kebutuhan pangan dalam

negeri.untuk itu diperlukan penelitian mendalam terhadap sistim pertanian organik ini. Banyak bidang

penelitian yang terkait dalam mendukung pertanian organik. Dimulai dari kajian tentang penyediaan

mikroba yang dapat mendekomposisi bahan organik dalam waktu singkat, sehingga penyediaan

pupuk organik dapat terpenuhi kemudian pengetahuan tentang kesesuaian tanaman yang di tanam

secara multikultura, dan pemutusan siklus hama dengan rotasi tanaman. Hingga saat ini belum ada

hasil penelitian yang dapat menjelaskan hal tersebut, petani hanya mencoba-coba dari beberapa kali

pengalaman mereka bercocok tanam tersebut. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara

alami merupkan hal terhebat dalam system pertanian. Kegagalan panen merupkanancaman besar

buat petani, sehingga saat dibutuhkan riset tentang bahan alami yang mengandung bahan insektidida

dan penerapannya dalam pertanian. Pengetahuan akan perbaikan lahan dengan system pertanian

organik sudah diketahui, namun sejauh mana system ini menjaga keberlangsungan lahan pertanian

perlu diketahui melalui penelitian neraca hara dalam jangka waktu panjang. Kajian di segi pemasaran

dan ekonomi juga akan sangat berperan dalam menembus pasar internasional produk organik

Indonesia.  

Model Pertanian Terpadu 

Model pertanian terpadu dalam siklus biologi (Integrated Bio Cycle Farming) yang tidak ada limba,

semua bermanfaat. Limba pertanian untuk pakasecara alami merupakan hal terberat dalam sistim

pertanian tersebut.kegagalan panen merupakan ancaman berat buat petani sehingga sangat di

butuhkan riset tentang bahan alami yang mengandung bahan insektisida dan penerapannya dalam

Page 7: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

pertanian. Pengetahuan akan perbaikan lahan dengan sistim pertanian organik sudah diketahui,

namun sejauh mana sistim ini menjaga keberlangsungan lahan pertanian perlu di ketahui melalui

neraca hara dalam jangka wakn ternak, dan limba peternakan diolah menjadi biogas dan kompos

sehingga impian membentuk masyarakat tani yang makmur dan mandiri terkonsep dengan jelas.

Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4 yang sebenarnya adalah langka

pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara regional maupun

nasional, terutama pada kawasan remote area dari jajaran kepulauan indonesia. 1. F1 (FOOD) a.

pangan manusia yang terdiri dari beras, jagung, kedelai, kacang-kacang, jamur, sayuran dan lain lain.

b. Produk peternakan yaitu daging, susu, telur dan lain lain. 2. F2 (FEED) a. Pakan ternak termasuk

didalamnya ternak ruminasia yaitu sapi, kambing, kerbau, kelinci b. Ternak unggas yaitu ayam, itik,

entok, angsa, burung dara dan lain lain c. Pakan ikan budidaya air tawar yaitu ikan hias dan ikan

kosumsi 3. F3 (FUEL) Akan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (Biogas) untuk

kebutuhan domestik atau masak memasak, energi panas untuk industri makanan di kawasan

pedesaan juga untuk industri kecil. Hasil akhir dari biogas adalah biofortiliser berupa pupuk organik

cair dan ampas. Pemakaian tenaga langsung lembu untuk penarik pedati, kerbau unutk mengolah

lahan pertanian sebernarnya adalah produk berbentuk fuel/energi sekam padi dpat dikonversi

menjadi (pembakaran langsung maupun gasifikasi) dan masih akan menghasilkan abu maupun arang

sekam yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk organik, sementara apabila energi sekam padi

digunakan untuk gas diesel engine akan didapatkan lagi hasil sampingan berupa asap cair (cuka

kayu) yang dapat digunakan untuk pengawet makanan atau campuran pestisida organik. 4. F4

(FERTILIZER) Sisa produk pertanian melalui produk dekomposer maupun pirolisis akan

menghasilkan organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara dan c-organik yang relatif

tinggi.bio/organic fertilizer bukan hanya sebagai penyubur tetapi juga sebagai perawat tanah yang

dari keekonomisan maupun karakter hasil produknya tidak kalah dengan pupuk buatan (anorganik

fertilizer) bahkan pada kondisi tertentu akan dihasilkan biopestisida (dari asap cair yang dihasilkan

pada proses pirolisis grasifikasi ) yang dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan yang tidak

berbahaya(bio presenvative)  

Peluang pertanian organik di Indonesia 

Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar.dari 75,5juta ha lahan

yang dapat digunakan untuk usaha pertanian baru 25,7juta ha yang telah diolah untuk sawahdan

perkebunan (BPS,2000) pertanian organik menuntut lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar

oleh bahan kimia dan mempunyai aksebilitasi yang baik. Lahan yang belum tercemar adalah lahan

yang belum diusahkan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan yang subur

umumnya telah diusakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida

kimia.menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.

Volume produduk pertanian organic mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan

Page 8: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

di pasar internasional. sebagian besar disuplay oleh Negara-negara maju seperti

australia, amerikadan eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih didominasi oleh Negara-

negara timur jauh sperti jepang, Taiwan dan korea. Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk

bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan

komperatif antara lain : 1. Masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk dapat

mengembangkan sistem pertanian organik 2. Teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah

cukup tersedia untuk pembuatan kompos, tanaman tanpa olah tanah pestisida hayati dan lain-lain.

Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk memenuhi

pertmintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas eksoktik seperti sayuran dan

perkebunan (kopi dan teh) memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan.

Misalnya, Indonesia merupakan pengekspor kopi terbesar ke 2 setelah brasil. Pengembangan

pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini

hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok

tani. Koperasi, asosiasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting lembaga tani tersebut

harus dapat memperkuat posisi tawar petani.  

Pertanian organik modern 

Beberapa tahun terakhir pertanian organik modern masuk dalam system pertanian di Indonesia

secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan

pangan yang aman bagi kesehatan dan system produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara

umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan.

Penekanan sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin

berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia,

molekuler, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang. Dalam system pertanian

organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan oleh Negara-negara pengimpor dengan

sangat ketat. Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke Negara pengekspor

termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia

lainnya. Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak di

sertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen.sertifikasi pertanian organik dapat di bagi menjadi

dua kriteria,yaitu: 1.sertifikasi lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. 2.Kegiatan pertanian ini masi

mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintesis dalam jumlah yang minimal low external input

sustainable agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida sintesi

3.Sertifiksi internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri

Misalnya,sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi antara lain masa konversi lahan,tempat penyimpanan produk organik,bibit,pupuk dan

pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian

organik. Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan system pertanian organic

Page 9: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

di Indonesia antara lain : 1. Tanaman pangan 2. Hortikultura 3. perkebunan 4. tanaman rempah dan

obat 5. peternakan Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai

salah satu alternatif pertanian modern.petani organic mengandalkan bahan-bahan alami dan

menghindari input bahan sintetik,baik berupa pupuk,herbisida,maupun pestisida sintetik.namun,petani

sering mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktuvitasnya cenderung rendah dan lebih

rentan terhadap serangan hama dan penyakit.masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan

memanfaatkan bioteknologi berbasis mikroba yang di ambil dari sumber-sumber kekayaan hayati.  

Teknologi kompos bioaktif 

Salah satu masalah yang sering di temui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan

bahan organik dan status hara tanah yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut

dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang.kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik

yang telah mengalami penghancuransehingga menjadi tersedia bagi tanaman.limbah organic seperti

sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak tidak bias langsung diberikan pada tanaman.limbah organic

harus dihancurkan atau dikomposkan secara alami memakan waktu yang sangat lama,berkisar

antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organik tersebut benar-benar tersedia bagi

tanaman. Proses pengomposan dapat di percepat dengan menggunakan mikroba penghancur

(dekomposer) yang berkemampuan tinggi.penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses

dekomposisi dan beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja.  

Biofertilizer 

Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia.untuk memenuhi hara tanaman,petani

organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman, tetapi hara kompos rendah.

Kompos matang kandungan haranya kurang lebih 1,69% N, 34% P205 dan 2,81% K.dengan kata lain

100gram kompos setara dengan 1,69 kg urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37,5 KCL/ha, maka

membutuhkan sebanyak 22 ton/ha. Jumlah sperti di atas memerlukan banyak tenaga kerja dan

berimplikasi pada naiknya biaya produksi. Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam

penyediaan maupun penyerapan unsure hara bagi tanaman. Tiga unsure hara penting yaitu Nitrogen

(N), Fosfat (P) dan Kalium (K). Hara N tersedia di uadara dan kurang lebih 74% ,namun N udara tidak

dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya

sehingga tersedia bagi tanaman. Produk-produk bioteknologi mikroba hamper seluruhnya

menggunakan bahan-bahan alami.produk ini dapat memenuhi kebtuhan petani organic.kebutuhan

bahan organik dan hara tanaman dapat dipenuhi dengan kompos bioaktif dan aktivator

pengomposan. Aplikasi biofertilizer pada pertanian organik dapat mensuplay kebutuhan hara

tanaman yang selama ini yang dipenuhi dari pupuk-pupuk kimia. Petani Indonesia yang menerapkan

system oertanian organik pada umumnya hanya mengandalkan kompos dan cenderung membiarkan

serangan hama dan penyakit tanaman. Dengan tersedianya teknologi yang berbasis mikroba, petani

organik tidak perlu ragu dengan masalah ketersediaan bahan organik, unsur hara dan serangan

Page 10: Sistem Pertanian Organik Sebagai Sistem Pertanian Terpadu

hama penyakit tanaman. Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian

berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari

(intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik

memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta

pemeliharaan produktivitas tanah. The International Federation of Organic Agriculture Movements

(IFOAM) menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk: a)Menghasilkan produk pertanian

yang berkualitas dengan kuantitas memadai, b)Membudidayakan tanaman secara alami,

c)Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian, d)Memelihara dan

meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang, e)Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang

diakibatkan penerapan teknik pertanian, f)memelihara keragaman genetik sistem pertanian dan

sekitarnya, serta g)mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem

usaha tani. 

D. PENUTUP 

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : perkembangan pertanian organik di

Indonesia dapat menjadi suatu alternatif pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia dalam jangka

panjang. Sasaran jangka pendek dari system pertanian organik ini adalah kesadaran masyarakat dan

petani akan perlunya melestarikan lahan dan menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan

bahan kimia sintetis seperti pupuk kimia dan pestisida, dan berusaha semempunya memanfaatkan

bahan-bahan alam di sekitar mereka. Aplikasi sistem pertanian terpadu sangat bermanfaat karena

dapat menjadi solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi

lingkungan serta pengembangan desa secara terpadu.  

Pustaka 

Balai penelitian tanahan. 2004. Leaflet. Pengelolaan Lahan Budidaya Sayuran Organik BP2HP

DEPTAN. 2000. Leaflet. GO Organik 2010 Browse > Home / Daulat Pangan / 

Refleksi Pengembangan Kapasitas Petani Melalui Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan Email:

[email protected];[email protected] http:www.

Litbang. deptan. go.id/berita/one http://ekonomi.kompasiana.com.agribisnis/2011 Helga Willerand

Minou Yussefi (Eds). http:www.soel.de/inhalte/publication IFOAM, 2005. 

http://www.ifoam.org SNI-01-6729-2002. Standar Nasional Indonesia. Sistem Pertanian Organik.

Badan Standarisasi Nasional Statistic organic.2004. The Wordl of Oraganik Agriculture. Statistic and

emerging Trends.