persepsi petani terhadap sistem pertanian organik …digilib.unila.ac.id/55615/3/skripsi tanpa bab...

67
PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK DAN ANORGANIK DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH (Kasus Petani Padi Di Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu) (Skripsi) Oleh JULIANTIKA JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: hoangnhi

Post on 30-Jul-2019

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK DANANORGANIK DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH

(Kasus Petani Padi Di Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan PardasukaKabupaten Pringsewu)

(Skripsi)

Oleh

JULIANTIKA

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

ABSTRAK

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIKDAN ANORGANIK DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH

DI KECAMATAN PRINGSEWU DAN KECAMATAN PARDASUKAKABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

JULIANTIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan sistem pertanian organik dananorganik dalam budidaya padi sawah, persepsi petani padi sawah, faktor-faktoryang berhubungan dengan persepsi petani, perbedaan persepsi petani, dankendala-kendala yang dihadapi dalam penerapannya di Desa Pajaresuk dan DesaPujodadi. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November - Desember2017. Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Jumlah sampel petanipadi organik dan anorganik adalah 35 petani. Analisis data yang digunakan adalahanalisis deskriptif, metode korelasi rank spearman dan uji Mann-Whitney. Hasildari penelitian ini adalah keragaan sistem pertanian organik dan anorganik di DesaPajaresuk dan Desa Pujodadi cukup baik, persepsi petani padi terhadap usahatanipadi organik dan anorganik cukup baik, faktor-faktor yang berhubungan denganpersepsi petani adalah interaksi sosial, dukungan masyarakat, dan minat petani,tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara persepsi petani organik denganpersepsi petani padi anorganik, kendala yang dihadapi dalam penerapan sistempertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan dalampenerapan sistem pertanian anorganik adalah petani membutuhkan biaya yangcukup besar, namun harga jual relatif rendah.

Kata kunci: padi organik, padi anoganik, persepsi

Page 3: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

ABSTRACT

FARMERS' PERCEPTION OF ORGANIC AND ANORGANIC FARMINGSYSTEMS IN WETLAND RICE CULTIVATION IN PRINGSEWU AND

PARDASUKA SUB DISTRICT PRINGSEWU DISTRICT

Oleh

JULIANTIKA

The purposes of this research were to determine the performance of organic andanorganic farming systems in wetland rice cultivation, rice farmers’ perception,the related factors to farmers' perception, the differences in rice farmers’perceptions, and the constraints faced in the applications in Pajaresuk andPujodadi Village. The data collection was conducted in November - December2017. The research method used was census. The number of organic andanorganic rice farmers sampled were 35 farmers. The data analyzes used weredescriptive analysis, Spearman rank correlation method and the Mann-Whitneytest. The results of this research were : the performance of organic and anorganicrice farming were land processing, seeding, planting, pest and disease controlling,fertilizating, irrigating, and harvesting. the differences from the performance oforganic and anorganic rice farming were in seeding, pests and diseasescontrolling, and fertilizing, the rice farmers' perception to organic farming systemswas quite good, the related factors to farmers' perception were social interaction,community support, and farmers' interests, there were no significant differencesbetween the organic farmers’ perceptions with the anorganic farmers’ perceptions,the constraint faced in the application of organic farming systems was thedifficulty of maintenance in cultivation, while in the application of anorganicfarming systems is farmers needed substantial costs, but the selling price wasrelatively low.

Key words : anorganic rice, organic rice, perception

Page 4: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK DAN

ANORGANIK DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH

(Kasus Petani Padi Di Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan Pardasuka

Kabupaten Pringsewu)

Oleh

JULIANTIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan
Page 6: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan
Page 7: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 10

Juli 1991, dari pasangan Bapak Drs. Bastoni dan Ibu Ana

Sopia, yang merupakan anak ke lima dari lima

bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah

Dasar di SD Negeri 3 Surabaya Bandar Lampung pada

tahun 2003, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP

Gajah Mada Bandar Lampung pada tahun 2006, tingkat Sekolah Menengah Atas

di SMA Negeri 12 Bandar Lampung pada tahun 2009, dan melanjutkan kuliah di

Universitas Lampung Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis pada tahun

2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi

anggota Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta)

Universitas Lampung periode 2012-2014 bidang pengkaderan dan pengabdian

masyarakat. Pada tahun 2015, penulis melakukan Praktik Umum (PU) di PT

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Kebun Kelapa Sawit Rejosari Natar

Lampung Selatan selama 30 hari. Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Teladas Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang

Bawang selama 40 hari.

Page 8: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

SANWACANA

Alhamdulillah, tiada kata terindah yang layak terucap selain rasa syukur kepada

Allah SWT, karena pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Ir. Tubagus Hasanuddin, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis.

3. Ir. Begem Viantimala, M. Si., selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan, saran dan motivasi.

4. Dr. Ir. Sumaryo, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah memberikan kritik

dan saran yang membangun.

5. Dr. Ir. Muhammad Irfan Affandi, M,Si., selaku pembimbing akademik yang

selalu membimbing selama pelaksanaan perkuliahan.

6. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis dan

seluruh dosen Jurusan Agribisnis atas motivasi dan ilmu yang telah diberikan

kepada penulis.

Page 9: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

7. Keluarga tercinta, Ayahanda Bastoni dan Ibunda Ana Sopia yang selalu

memberikan kasih sayang, doa dan dukungan kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada kakakku Dedi Saputra, S.Kom., Destia Lisma Amd. Kep, Marta

Dinata, Aulia Septiana Amd. Keb, yang selalu memberikan dukungan dan

bantuan untuk mencapai gelar sarjana.

9. Staff jurusan Agribisnis Mba Iin, mba Ayi, mba Tunjung, mas Boim dan mas

Bo, yang telah membantu kelancaran dalam setiap proses penyelesaian

pembuatan tugas akhir ini.

10. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2011 Putri Maida, Frisca, Ayu, Evie,

May, Yeni, Novita, Emalia, Sonya, Silvia, Dila, Rafika, Yuda, Fadel, Graha,

Wiji, Bram, Didit, Kausar, Syafei, Gustam, Ade, dan teman lainnya, terima kasih

atas bantuan, semangat, dan kebersamaannya selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, namun semoga karya kecil ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, 12 Desember 2018

Juliantika

Page 10: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. iDAFTAR TABEL .................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 11C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 131. Konsep Persepsi ........................................................................... 13

a. Pengertian Persepsi ................................................................. 13b. Faktor-Faktor Yang Berperan dan Mempengaruhi Persepsi .. 17

2. Botani Padi ................................................................................... 213. Pengertian Padi Organik dan Anorganik ..................................... 224. Pengertian Sistem Pertanian Organik dan Anorganik ................. 255. Budidaya Padi Organik dan Anorganik ....................................... 26

a. Pemilihan Varietas .................................................................. 26b. Pembenihan ............................................................................. 27c. Penggolahan Lahan ................................................................. 27d. Penanaman .............................................................................. 27e. Perawatan ................................................................................ 28f. Panen ....................................................................................... 29

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 31C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 35D. Hipotesis ......................................................................................... 39

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ...................................... 401. Variabel X .. ............................................................................ 402. Variabel Y . ............................................................................. 42

B. Penentuan Lokasi Penelitian, Resonden, dan Waktu Penelitian .. 44

Page 11: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

ii

C. Metode Penelitian dan Pengambilan Data ................................... 45D. Metode Analisis Data ................................................................... 46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu...................................... 49B. Gambaran Umum Desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu ........... 50C. Gambaran Umum Desa Pujodadi Kecamatan Pardasuka . ........... 51D. Keadaan Umum Responden.......................................................... 52

a. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Umur...................... 53b. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.. 54c. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman

Berusahatani ............................................................................. 55d. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jumlah Anggota

Keluarga .................................................................................. 56e. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Luas Lahan ............ 58

E. Keragaan Sisten Pertanian Organik dan Anorganik dalamBudidaya Padi Sawah . ................................................................. 59

F. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Petani TerhadapSistem Pertanian Organik dan Anorganik dalam BudidayaPadi Sawah (X) ............................................................................. 61a. Interaksi Sosial (X1) ................................................................. 62b. Lama Berusahatani (X2) ........................................................... 65c. Dukungan Masyarakat (X3)...................................................... 68d. Minat Petani (X4) ..................................................................... 71

G. Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Sistem Pertanian Organikdan Anorganik dalam Budidaya Padi Sawah (Y) ......................... 74a. Budidaya Padi Sawah Organik dan Anorganik......................... 74b. Produktivitas Padi sawah Organik dan Anorganik ................... 80c. Biaya Produksi Padi Sawah Organik dan Anorganik ............... 81d. Pendapatan Padi Sawah Oranik dan Anorganik ....................... 82

H. Analisis Perbedaan Persepsi Petani Terhadap Sistem PertanianOrganik dan Anorganik dalam Budidaya Padi Sawah.................. 83

I. Kendala-kendala yang di Hadapi apaetani dalam BudidayaPadi Sawah Organik dan Anorganik............................................. 85

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 86B. Saran............................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas padi di

Provinsi Lampung 2015. ........................................................................... 42. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah di

Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2015 ................................................... 53. Luas panen dan produksi padi sawah di kecamatan-kecamatan di

Kabupaten Pringsewu tahun 2014 ............................................................ 64. Nama Desa dan luas lahan di Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan

Pardasuka Kabupaten Pringsewu ............................................................. 75. Luas lahan dan produktivitas padi organik berdasarkan kecamatan di

Kabupaten Pringsewu ............................................................................... 96. Penelitian terdahulu .................................................................................. 327. Jumlah Responden Petani Padi Organik dan Anorganik .......................... 528. Keadaan Responden Berdasarkan Umur di Desa Pajaresuk dan Desa

Pujodadi .................................................................................................... 539. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Pajaresuk dan Desa Pujodadi .................................................................... 5410. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani

Organik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi menurut lamaberusahatani. ............................................................................................. 55

11. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Pengalaman BerusahataniAnorganik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi..................................... 56

12. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluargapetani padi organik di Desa Pajaresuk dan di Desa Pujodadi ................... 57

13. Keadaan umum responden berdasarkan jumlah anggota keluarga petanianorganik di Desa Pajaresuk dan di Desa Pujodadi .................................. 58

14. Sebaran responden berdasarkan luas lahan garapan ................................. 5915. Sebaran Petani responden berdasarkan interaksi sosial di Desa

Pajaresuk dan Desa Pujodadi terhadap persepsi petani padisawah organik dan anorganik.................................................................... 62

16. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat interaksi sosial denganpersepsi petani dalam budidaya padi sawah organik diDesa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ........................................................... 64

17. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat interaksi sosial denganpersepsi petani dalam budidaya padi sawah anorganik di Desa Pajaresukdan Desa Pujodadi..................................................................................... 65

Page 13: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

iv

18. Sebaran petani responden berdasarkan lama berusahatani di DesaPajaresuk dan Desa Pujodadi terhadap persepsi petani padi sawahorganik dan anorganik............................................................................... 66

19. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat lama berusahatani denganpersepsi petani dalam budidaya padi sawah organik diDesa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ........................................................... 67

20. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat lama berusahatani terhadappersepsi petani dalam budidaya padi sawah anorganik di Desa Pajaresukdan Desa Pujodadi..................................................................................... 67

21. Sebaran petani responden berdasarkan dukungan masyarakat di DesaPajaresuk dan Desa Pujodadi terhadap persepsi petani padi sawahorganik dan anorganik............................................................................... 68

22. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat dukungan masyarakatdengan persepsi petani dalam budidaya padi sawah organik diDesa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ........................................................... 70

23. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat dukungan masyarakat denganpersepsi petani dalam budidaya padi sawah anorganik di Desa Pajaresukdan Desa Pujodadi..................................................................................... 71

24. Sebaran petani responden berdasarkan minat petani di Desa Pajaresukdan Desa Pujodadi terhadap persepsi petani padi sawah organik dananorganik................................................................................................... 72

25. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat minat petani dengan persepsipetani dalam budidaya padi sawah organik di Desa Pajaresuk danDesa Pujodadi ........................................................................................... 73

26. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat minat petani dengan persepsipetani dalam budidaya padi sawah anorganik di Desa Pajaresukdan Desa Pujodadi..................................................................................... 74

27. Sebaran responden persepsi petani terhadap budidaya padi sawahorganik dan anorganik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi .................. 75

28. Sebaran persepsi petani responden padi anorganik dan organik terhadapbudidaya organik dan anorganik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi.... 76

29. Tingkat produktivitas padi sawah organik dan anorganik di DesaPajaresuk dan Desa Pujodadi dalam satu kali musim tanam .................... 80

30. Rata-rata biaya produksi padi sawah organik dan anorganik per satumusim tanam di Desa Pajeresuk dan Desa Pujodadi KecamatanPringsewu.................................................................................................. 81

31. Tingkat pendapatan padi sawah organik dan anorganik di DesaPajaresuk dan Desa Pujodadi .................................................................... 82

32. Hasil uji beda persepsi petani padi sawah organik dan anorganik............ 84

Page 14: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Proses terjadinya persepsi (Gibson, 1989)........................................... 152. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ....................................... 203. Kerangka pemikiran persepsi petani terhadap sistem pertanian

organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di kecamatanPringsewu kabupaten Pringsewu ......................................................... 38

Page 15: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan

berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan

jika terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi

perubahan ke arah yang lebih baik (Soekartawi, 1995).

Indonesia negara tropis dengan luas wilayah 5.193.250 km2 yang 2/3 terdiri

atas air, menjadikan Indonesia negara yang memiliki keragaman sumber daya

yang melimpah, keragaman sumber daya yang ada Indonesia menimbulkan

berbagai kebudayaan salah satunya budaya bertani. Budaya bertani sudah

mengakar di masyarakat, membuat sektor pertanian menjadi andalan dalam

perekonomian bangsa.Di awal orde baru, 90% penduduk Indonesia

menggantungkan kehidupannya dari sektor ini, ekspor nasional sebagian

besar dari hasil pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dalam

perjalanannya terus menurun sampai dengan tahun 2002 (kurang dari 18%),

hal itu sedikit meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 1997, yaitu

sebesar 16%. Ironisnya saat ini kurang lebih 55% tenaga nasional berada di

sektor pertanian dan lebih dari 70% penduduk menggantungkan

kehidupannya dalam sektor pertanian, baik secara langsung maupun tidak

Page 16: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

2

langsung. Pendapat para pakar ekonomi adalah bahwa di era krisis ini,

dimana seluruhnya sektor pembangunan tumbuh negative ternyata sektor

pertanian masih mampu tumbuh positif meskipun hanya 0,26% pada tahun

1998. Artinya bahwa sektor ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap

krisis ekonomi dan kondisi ini berlanjut sampai tahun 2002 (Eva dan

Sriyanto, 2013).

Pembangunan pertanian diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan

petani, memperluas lapangan pekerjaan di sektor pertanian, meningkatkan

ekspor sekaligus mengurangi impor komoditi pertanian serta pelestarian

lingkungan hidup. Pembangunan pertanian juga diharapkan mampu

menopang pertumbuhan industri dalam negeri dan berperan dalam

mendorong pemerataan pembangun pertanian sampai kepelosok desa. Untuk

itu, pembangunan pertanian mampu menjadi kunci bagi keberhasilan

pembangunan ekonomi dan nasional.

Keberhasilan pembangunan pertanian dapat dicapai salah satunya dengan

pertanian organik. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang

mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia

sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk

pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan

konsumennya serta tidak merusak lingkungan (Anonim, 2012).

Secara teknis, sistem pertanian organik merupakan suatu sistem produksi

pertanian yang menggunakan bahan organik baik makhluk hidup maupun

yang sudah mati, menjadi faktor penting dalam proses produksi usahatani

Page 17: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

3

tanaman, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Penggunaan

pupuk organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta pemberantasan

hama, penyakit, dan gulma secara biologis adalah contoh-contoh aplikasi

sistem pertanian organik (Sugito, 1995).

Pembangunan pertanian setidaknya memiliki empat misi yaitu 1)Pencapaian

Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 2)Peningkatan Diversifikasi

Pangan 3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor 4) Peningkatan

Kesejahteraan Petani, untuk mewujudkan misi tersebut pemerintah

menerapkan pola pertanian dengan memberikan unsur hara sebanyak-

banyaknya dan membasmi hama dan penyakit dengan menggunakan bahan-

bahan kimia yang selama ini dikenal dengan revolusi hijau. Revolusi hijau

yang diterapkan dunia pertanian telah memberikan kontribusi yang besar bagi

kemajuan pertanian Indonesia (Sutanto R, 2002).

Hasil dari diterapkannya revolusi hijau adalah berbagai macam varietas

tanaman pertanian yang memiliki produksi tinggi dan memiliki umur tanam

yang singkat,umur yang singkat membutuhkan suplai unsur hara yang cukup

dan harus langsung bisa digunakan oleh tanaman untuk melakukan

fotosintesis.

Persedian unsur hara makro yang langung bisa digunakan oleh tanaman tanpa

mengalami dekomposisi adalah pupuk kimia, selain itu tanaman juga rentan

terhadap serangan hama dan penyakit, untuk mengatasi serangan hama dan

penyakit dibutuhkan pestisida kimia yang bisa mengatasi secara cepat, hal ini

membuat tanaman memiliki residu bahan-bahan kimia yang berlebihan.

Page 18: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

4

Penggunanaan pestisida terus menerus dan melebihi dosis yang diperlukan

sudah menjadi kebiasaan petani Indonesia pada umumnya.

Peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman pangan merupakan upaya

pemerintah untuk membangun pertanian tangguh dan berkesinambungan.

Tanaman padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi

rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi

sebagian besar petani di Indonesia.Perkembangan luas lahan, produksi, dan

produktivitas padi di Provinsi Lampung 2015 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas padi diProvinsi Lampung 2015.

Kabupaten Luas Panen Produksi Produktivitas(ha) (ton) (ton/ha)

Lampung Barat 25.076 121.668 4,85Tanggamus 40.069 222.360 5,55Lampung Selatan 78.583 434.969 5,54Lampung Timur 90.583 494.722 5,46Lampung Tengah 138.690 765.007 5,51Lampung Utara 32.242 153.627 4,76Way Kanan 33.084 158.051 4,78Tulang Bawang 47.309 228.049 4,82Pesawaran 26.700 146.428 5,48Pringsewu 24.334 134.274 5,52Mesuji 27.565 132.000 4,79Tulang Bawang Barat 16.699 79.606 4,77Pesisir Barat 15.018 72.213 4,81Bandar Lampung 1.655 8.966 5,42Metro 3.143 18.251 5,81

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung 2015.

Pada Tabel 1 terlihat bahwa produktivitas padi di Kabupaten Pringsewu

menempati urutan keempat setelah lampung selatan. Hal tersebut

menjelaskan bahwa produktivitas padi di Kabupaten Pringsewu lebih sedikit

unggul dengan produktivitas 5,52 ton per ha jika dibandingkan dengan

Page 19: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

5

Kabupaten Lampung Tengah sebesar 5,51 yang merupakan salah satu sentra

produksi padi di Lampung.

Kabupaten Pringsewu merupakan kabupaten baru yang merupakan

pemekaran dari Kabupaten Tanggamus pada tahun 2008. Meskipun

kabupaten yang baru berkembang, Kabupaten Pringsewu memiliki luas panen

padi sawah yang cukup luas. Selain itu, Kabupaten Pringsewu merupakan

salah satu kabupaten yang banyak menghasilkan padi. Perkembangan luas

panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi sawah di Kabupaten

Pringsewu dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2010-2015

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah diKabupaten Pringsewu tahun 2010-2015

Tahun Luas panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

2010 21.515 111.239 5,172011 21.441 113.284 5,282012 21.453 113.342 5,2820132014

22.07824.334

120.275134.274

5,445,52

2015 23.611 140.926 5,96Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung 2014.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa produksi dan produktivitas tanaman padi

sawah di Kabupaten Pringsewu setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Produksi padi sawah tertinggi terjadi pada tahun 2015, sedangkan produksi

terendah terjadi pada tahun 2010.

Luas panen dan produksi padi sawah di kecamatan-kecamatan di Kabupaten

Pringsewu tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 20: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

6

Tabel 3. Luas panen dan produksi padi sawah di kecamatan-kecamatandiKabupaten Pringsewu tahun 2014

Kecamatan Luas Panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Pardasuka 4.560 25.008 5,4Ambarawa 2.985 16.417 5,5Pagelaran 2.071 11.392 5,5Pegelaran Utara 1.179 64.885 5,5Pringsewu 2.761 15.185 5,5Gadingrejo 6.603 36.316 5,5Sukoharjo 2.364 13.002 5,5Banyumas 1.167 6.428 5,5Adiluwih 876 4.818 5,5Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Pringsewu 2014.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Produksi padi tertinggi terlihat pada

Kecamatan Pagelaran Utara dan Gadingrejo, sedangkan di Kecamatan

Pardasuka dan Kecamatan Pringsewu produksi padi masih terbilang rendah.

Produksi padi di dua kecamatan Pringsewu dan Pardasuka tersebut masih

kurang dibandingkan dengan dua Kecamatan sebelumnya. Penelitian ini akan

dilakukan di kedua kecamatan tersebut, dengan pertimbangan bahwa menurut

Dinas Perkebunan, Hortikultura, dan Tanaman Pangan Provinsi Lampung,

Kecamatan Pringsewu merupakan pusat produksi padi organik dan sebagai

daerah pelopor padi organik di Provinsi Lampung.

Petani di Kabupaten Pringsewu dalam melakukan budidaya padi sebagian

menggunakan bahan-bahan alami seperti pupuk organik dan pestisida alami.

Hal tersebut tentu akan mempengaruhi tingkat produksi dan harga jualnya.

Menurut BPS Kabupaten Pringsewu (2014) total luas panen pertanian untuk

padi organik di Kabupaten Pringsewu adalah 2. 761 ha dengan produksi rata-

rata sekitar 7.592 ton dalam satu kali musim tanam. Kecamatan yang sudah

Page 21: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

7

mulai membudidayakan padi organik di Kabupaten Pringsewu yaitu

Kecamatan Pringsewu berada di Desa Pajar Esuk dan Kecamatan Pardasuka

di Desa Pujodadi yang dapat diliat pada table 4.

Tabel 4. Nama Desa dan luas lahan di Kecamatan Pringsewu dan KecamatanPardasuka Kabupaten Pringsewu

Kecamatan Pringsewu Kecamatan Pardasuka

DesaNama

GapoktanLuas Lahan

(Ha)Desa

NamaGapoktan

Luas Lahan(Ha)

Waluyojati Way Tebu 149 Pardasuka Sepakat Jaya 207Margakarya Maju Bersama 121 Pardasuka

SelatanMekar JayaAbadi

75

PringsewuTimur

32 PardasukaTimur

Seandanan 103

PringsewuUtara

53,5 Sukanegeri AgungMulya

80

PringsewuBarat

43 Sukorejo RukunSejahtera

380

PringsewuSelatan

SumberRezeki

72 Pujodadi Bina Tani 335

Fajar Agung Surya TaniKencana

105,5 Rantau Tijang Barokah 143

Fajar AgungBarat

57 Kedaung Suka Tani 54

Sidoharjo Bina TaniMandiri

108 Tanjung Rusia Satu TaniSahaja

239

Fajar Esuk Fajar Tani 165 Tanjung RusiaTimur

Tri Lestari 60

Podomoro Subur Tani 178,75 Sidodadi Sidomakmur 325Rejosari Bina Sejahtera 90 Wargomulyo Dadi Mulyo 356Podosari Margo Mukti 134,75 Selapan 15Bumi Arum Sekar Arum 157,75Bumi Ayu Bina Karya 107

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Pringsewu, 2016.

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa di Kecamatan Pringsewu tepatnya

di Desa Fajar Esuk yang tergabung dalam kelompok tani Fajar Tani

merupakan salah satu desa yang juga membudidayakan padi secara organik

dengan luas lahan sebesar 165 ha. Luas lahan tersebut menempati urutan

kedua terbesar setelah Desa Podomoro yang luasnya sebesar 178,75 ha.

Page 22: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

8

Meskipun Desa Fajar Esuk mepunyai luas lahan terbesar kedua setelah Desa

Podomoro, akan tetapi menurut hasil pra survei hanya Desa Fajar Esuk saja

yang membudidayakan padi secara organik dan juga sudah mempunyai

sertifikasi dari pemerintah. Begitu juga dengan Kecamatan Pardasuka, Desa

Pujodadi yang tergabung dalam kelompok tani Bina Tani juga melakukan

budidaya padi secara organik dengan luas lahan sebesar 335 ha. Luas lahan

tesebut merupakan luas lahan terbesar ketiga setelah Desa Sukorejo dan

Wargomulyo yaitu sebesar 380 ha dan 356 ha yang juga menurut hasil pra

survei hanya Desa Pujodadi saja yang melakukan budidaya padi organik di

Kecamatan Pardasuka dan juga telah memiliki sertifikasi dari pemerintah.

Petani di Kecamatan Pringsewu sudah mulai menerapkan budidaya pertanian

organik sejak tahun 2012, sedangkan petani di Kecamatan Pardasuka baru

memulai menerapkan sistem pertanian organiknya di tahun 2016. Beras

organik yang diproduksi di Kecamatan Pringsewu dan Pardasuka sudah

mendapat sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) dari pemerintah.Luas

lahan dan produktivitas padi organik berdasarkan kecamatan di Kabupaten

Pringsewu dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 23: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

9

Tabel 5. Luas lahan dan produktivitas padi organik berdasarkan kecamatan diKabupaten Pringsewu

Kecamatan Luas (ha) Produktivitas (ton/ha)Pagelaran (SO) 5,5 6,5Pagelaran (O ) 5,5 3,2Sukaharjo (SO ) 15 5,5Gading Rejo (SO) 20 5,5Pringsewu (O) 5,5 3,2Padarsuka (O) 5 5,4

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, 2015.

Keterangan: SO = Semi OrganikO = Organik

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan

Pagelaran memiliki luas lahan dan produktivitas yang sama dalam pertanian

padi organik, dibandingkan Pardasuka yang memiliki luas lahan lebih sedikit

dibandingkan Kecamatan Pagelaran dan Pringsewu tetapi Kecamatan

Pardasuka memiliki produktivitas lebih tinggi. Hal tersebut yang menjadi

salah satu pertimbangan pemilihan kecamatan sebagai lokasi penelitian.

Berdasarkan uraian yang ada pada tabel 1 hingga 5 dilihat dari jumlah

produksi dan produktivitasnya menyatakan bahwa padi organik belum begitu

berkembang di Kabupaten Pringsewu. Hal tersebut karena sebagian

masyarakat di Kabupaten Pringsewu kurang memiliki motivasi yang tinggi

untuk melakukan budidaya padi organik, karena sebagian petani beranggapan

bahwa budidaya padi organik ini secara ekonomi merugikan dibandingkan

dengan sistem pertanian anorganik.

Permasalahan yang dihadapi petani organik di Kabupaten Pringsewu,

diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan petani terhadap sistem pertanian

Page 24: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

10

padi organik yang baik. Upaya peningkatan keberhasilan sektor padi organik

tentunya tidak terlepas dari persepsi petani terhadap sistem pertanian organik.

Hal ini karena persepsi sangat erat hubungannya dengan sikap, motif dan

respon seseorang terhadap objek tertentu yang dalam hal ini objek tersebut

adalah sistem pertanian organik dan anorganik.

Gibson (1989) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses kognitif yang

dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia

sekitarnya. Persepsi petani terhadap sistem pertanian organik merupakan

interpretasi petani terhadap usahatani padi organik apakah dapat bermanfaat

bagi petani atau tidak dan apakah sistem pertanian tersebut berhasil dalam

mengembangkan padi organik.

Menurut hasil pra survei, petani di Desa Pajar Esuk dan Pujodadi di

Kecamatan Pringsewu lebih banyak membudidayakan padi anorganik

dibandingkan dengan padi organik. Hal tersebut dikarenakan petani di desa

tersebut belum mengenal budidaya sistem pertanian organik yang baik

sehingga masih banyak petani yang yang memilih melakukan budidaya padi

secara anorganik. Pada awalnya petani belum mau mencoba budidaya padi

organik, akan tetapi dengan adanya informasi yang didapat dari penyuluh

Dinas Pertanian, saat ini petani sudah mulai mencoba melakukan budidaya

padi secara organik, para petani membagi lahannya untuk menanam padi

organik dan anorganik. Saat ini petani sudah mulai menerima inovasi dan

pengetahuan baru tentang cara budidaya padi organik yang lebih alami tanpa

bahan kimia.

Page 25: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

11

Setelah mengetahui persepsi petani terhadap sistem pertanian organik,

diharapkan terjadi peningkatan dalam budidaya padi organik.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis memiliki ketertarikan untuk

meneliti persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan anorganik

dalam budidaya padi sawah di Kabupaten Pringsewu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat didentifikasikan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana keragaan sistem pertanian organik dan anorganik dalam

budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ?

2. Bagaimanakah persepsi petani padi sawah terhadap sistem pertanian

organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan

Desa Pujodadi ?

3. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap

sistem pertanian organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di

Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ?

4. Apakah terdapat perbedaan persepsi petani terhadap sistem pertanian

organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan

Desa Pujodadi ?

5. Kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam penerapan sistem

pertanian organik dan anorganik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ?

Page 26: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

12

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui keragaan sistem pertanian organik dan anorganik dalam

budidaya padi sawah.

2. Mengetahui persepsi petani padi sawah terhadap sistem pertanian organik

dan anorganik dalam penggembangan padi sawah.

3. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi petani

terhadap sistem pertanian organik dan anorganik dalam budidaya padi

sawah di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ?

4. Mengetahui perbedaan persepsi petani padi sawah terhadap sistem

pertanian organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah.

5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem

pertanian organik dan anorganik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan :

1. Sebagai informasi bagi pemerintah dan dinas terkait dalam menetapkan

kebijakan pertanian khususnya tanaman padi.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada petani dalam hal

pertimbangan untuk menerapkan sistem pertanian organik yang

berwawasan lingkungan.

3. Sebagai bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian sejenis.

Page 27: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses yang berasal dari komponen kognitif manusia

mengetahui suatu objek psikologis dengan kacamatanya sendiri yang

diwarnai dengan nilai kepribadiannya. Suatu objek psikologis ini dapat

berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses

belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa

yang dilihat, pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap

objek psikologis tersebut. Melalui komponen kognitif ini akan timbul

ide kemudian konsep dari apa yang dilihat (Mar’at, 1984).

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan.

Pengindareaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat penerimaan yaitu alat indera. Stimulus yang mengenai

individu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu

menyadari tentang apa yang diinderakannya tersebut. Dengan persepsi

individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan

Page 28: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

14

yang ada disekitar dan juga tentang keadaan diri individu yang

bersangkutan (Davidoff, 1981 dalam Walgito, 1978).

Persepsi tidak hanya datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat

datang dari dalam individu yang bersangkutan. Apabila yang menjadi

objek persepsi adalah diri individu sendiri maka disebut dengan

persepsi diri, karena dalam persepsi tersebut merupakan aktivitas

intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti

perasaan, pengalaman, kemampuan, berfikir, kerangka acuan, dan aspek

lainnya yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi

tersebut (Walgito, 1978).

Moskowitz dan Orgel (1969) dalam Walgito (1978) berpendapat bahwa

persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap

stimulus yang diterimanya. Dengan demikian, persepsi merupakan

proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang

diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan

merupakan aktifitas yang intergrated dalam diri individu.Seluruh apa

yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan

berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain ikut berperan aktif dalam

persepsi itu. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi

meskipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama,

kemampuan berpikir, kerangka acuan tidak sama adanya kemungkinan

hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama.

Page 29: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

15

Menurut Gibson (1993), pengertian persepsi dengan menggunakan

gambar mulai dari stimulus hingga hasil proses persepsi. Proses

persepsi ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Kenyataan objek Proses Persepsi Hasil

Gambar 1. Proses terjadinya persepsi (Gibson, 1989)

Gambar 1 menunjukkan proses terjadinya persepsi. Persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan

merupakan suatu proses diterimanya suatu stimulus oleh individu

melalui melalui alat penerima yaitu alat indra. Stimulus diteruskan oleh

saraf ke otak sebagai pusat susunan saraf dan proses selanjutnya

merupakan proses persepsi. Proses pengindraan setiap saat, yaitu pada

waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat

indra. Persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera.

ObservasiStimulus

Faktor yangmempengaruhipersepsi :1.Stereotip2.Kepandaian

menyaring3.Konsep diri4.Keadaan5.Kebutuhan6.Emosi

Evaluasidan

penafsirankenyataan

Perilakutanggapan

Pembentukansikap

Stimulus

Page 30: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

16

Persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda dan orang dari sudut

pengalaman yang bersangkutan. Dengan kata lain, persepsi mencakup

penerimaan, pengorganisasian, dan penterjemahan dengan cara yang

dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap (Gibson,

Ivancevich, dan Donnely, 1993).

Menurut Thoha (1999), pada hakekatnya persepsi adalah proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi

tentang lingkungannya, melalui penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi merupakan suatu

penafsiran yang unik terhadap situasi yang menghasilkan suatu gambar

yang mungkin sangat berbeda dari kenyataannya. Dari segi psikologi

dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia

memandang.

Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:

1) Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan

dari luar,intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2) Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

mempunyai arti bagi seseorang.Interprestasi dipengaruhi oleh

berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang

dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.Interprestasi juga

bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan

pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.

Page 31: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

17

3) Interpretasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk

tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman,

1987).Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi,

dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan

menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam prosesnya. Tahap-tahap

ini tidaklah saling terpisah dalam kenyatannya, ketiganya bersifat

countinu, bercampur baur, dan berumpang tindih satu sama lain.

Slameto (2010) menyatakan persepsi adalah proses yang berkaitan

dengan masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui

persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya.

Menurut Krech dan CrutcField (1977,dalam Rakhmat 2003), persepsi

ditentukan oleh faktor fungsional dan stuktural. Faktor fungsional

berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang

termaksud sebagai faktor-faktor fungsional. Penentuan persepsi bukan

dari jenis atau bentuk stimuli, tetapi dari karakteristik orang yang

memberikan respon pada stimuli tersebut. Faktor-faktor stuktural

berasal dari sifat stimuli fisik dari efek-efek saraf yang ditimbulkan

pada sistem saraf individu.

Page 32: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

18

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Glimer (1975, dalam Walgito, 2004) menyatakan bahwa

persepsi visual seseorang banyak tergantung pada :

1) Faktor yang berpengaruh langsung dengan diri pribadi antara lain:

pendidikan, pembawaan, pengalaman masa lalu, kemahiran,

latihan, ekologis, umur, motivasi, kebutuhan, harapan, interaksi

pihak luar atau keadaan sosial, religius, dan ekonomi.

2) Ciri dunia objek perangsang tertentu seperti ukuran, bentuk, jarak,

pengulangan rangsangan, dan intensitasnya.

Menurut Tagiuri dan Petrollo (1959, dalam Walgito 2004) terdapat

beberapa faktor yang berpengaruh dengan persepsi individu di antaranya

adalah keyakinan, proses belajar, cakrawala pengalaman, pengetahuan,

selain itu juga faktor kepribadian individu mempengaruhi persepsi setiap

individu.

Robbins (2005) menyatakan terdapat tiga faktor yang memengaruhi

persepsi, yakni pelaku persepsi, target yang dipersepsikan dan situasi.

Ketika individu memandang kepada objek tertentu dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi individu pelaku persepsi itu. Karakteristik pribadi

yang memengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan

atau minat, pengalaman masa lalu, dan harapan.

Menurut Krech dan Crutch Field sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin

Rakhmad (2002) empat faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:

Page 33: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

19

1) Kebutuhan : Merupakan salah satu dorongan kejiwaan yang

mendorong manusia untuk melakukan suatu tindakan, misalnya

rangsangan, keinginan, tuntutan dan cita-cita

2) Kesiapan mental : Kesanggupan penyesuaian atau penyesuaian sosial

atau keduanya sekaligus untuk menciptakan hubungan-hubungan

sosial yang berhasil.

3) Suasana emosional : Kondisi perasaan yang berkesinambungan,

dicirikan dengan selalu timbulnya perasaan-perasaan yang senang atau

tidak senang latar belakang atau tata nilai yang dianut oleh seseorang.

4) Latar belakang budaya merupakan disiplin tersendiri dalam psikologi

antar budaya.

Robbins (2005) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

terdiri atas dua faktor, yaitu faktor eksternal atau dari luar yakni

concreteness yaitu gagasan yang abstrak yang sulit dibandingkan dengan

yang objektif, novelty atau hal baru, biasanya lebih menarik untuk

dipersepsikan daripada hal-hal lama, velocity atau percepatan, misalnya

pemikiran atau gerakan yang lebih cepat dalam menstimulasi munculnya

persepsi lebih efektif dibanding yang lambat, conditioned stimuli yakni

stimulus yang dikondisikan. Sedangkan faktor internal adalah motivasi

yaitu dorongan untuk merespon sesuatu, interest dimana hal-hal yang

menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik, need adalah

kebutuhan akan hal-hal tertentu dan terakhir asumptions yakni persepsi

seseorang dipengaruhi dari pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.

Page 34: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

20

Jika digambarkan polanya, maka terlihat faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi seperti pada Gambar 2di bawah ini.

Gambar 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PersepsiSumber : Robbins (2005).

Interaksi sosial adalah proses sosial tentang cara berhubung yang bisa

dilihat jika individu dengan kelompok sosial saling bertemu lalu

menentukan sistem dan hubungan sosial (Soerjono Soekanto, 2010).

Situasia. Waktub. Keadaan tempat kerja

Pelaku Persepsia. Sikapb. Motifc. Kepentingan atau minatd. Pengalamane. Pengharapan

PERSEPSI

Target yang Dipersepsikana. Hal Barub. Gerakanc. Bunyid. Ukurane. Latar Belakangf. Kedekatan

Page 35: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

21

Lama berusahatani adalah petani yang sudah lama berusahatani akan lebih

mudah menerapkan teknologi dari pada petani pemula. Hal ini

dikarenakan pengalaman yang lebih banyak dapat membuat perbandingan

dalam mengambil keputusan (Soekartawi, 1988).

Dukungan masyarakat dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan

yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu

(perceived support) dan sebagai kognisi individu yang mengacu pada

persepsi terhadap dukungan yang diterima (Kuntjoro Z, 2002).

2. Botani Padi

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat

Indonesia. Menanam padi sawah sudah menjadi pekerjaan bagi sebagian

besar petani di Indonesia. Sistem penanaman padi di sawah biasanya

didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna melakukan persemaian,

setelah itu sawah mulai dilakukan pembajakan yang dapat dilakukan

dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah

dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah

dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan

cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari

menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara

pengolahan sawah seperti di atas, (yang sering disebut pengolahan tanah

sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul

penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin

terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa

Page 36: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

22

dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus

dan unsur hara terbawa air irigasi (Soemarjono,dkk,1990)

Menurut Prasetiyo (2002), tanaman padi merupakan tanaman semusim

termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :

genus = oryza linn

family = gramineae (poaceae)

spesies = ada 25 spesies di antaranya adalah

a. oryza sativa L

b. oryza glaberima steund.

Sedangkan sub spesies oryza sativa L, dua di antaranya ialah

1) Indica (padi bulu)

2) Sinica (padi sere) dahulu di kenal japonica.

Tanaman padi (oryza sativa ) mempunyai jumlah kromosom 2n = 24 dan

dapat di bedakan dalam 2 tipe yaitu padi kering yang tumbuh di daratan

tinggi dan padi sawah yang memerlukan air mengenang.

3. Pengertian Padi Organik dan Anorganik

Menurut pakar pertanian Barat Von Uexkull (1984), menyebutkan bahwa

sistem pertanian organik merupakan “hukum pengembalian ( low of

return)” yang berarti suatu system yang berusaha untuk mengembalikan

semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan

limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi

makanan pada tanaman.

Page 37: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

23

Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-

prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan

makanan untuk tanaman ( feeding the soil that feeds plants ), dan bukan

memberi makanan langsung pada tanaman.Von Uexkull (1984)

memberikan istilah “membangun kesuburan tanah”. Strategi pertanian

organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos

dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah

mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah.

Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan

bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama

sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara

cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan

takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Manfaat atau kegunaan budidaya secara organik ialah menghilangkan atau

membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya

yang dilakukan dengan bahan kimia. Banyak keunggulan budidaya

menggunakan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk

organik dan pupuk hayati bekerja memberi kesuburaan bagi tanah dan

sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah (Sutanto,

2002)

a. Tujuan Pertanian Organik

Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui budidaya

pertanian organik adalah sebagai berikut:

Page 38: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

24

1) Melestarikan keragaman hayati dalam bidang pertanian;

2) Memasyarakatkan kembali budidaya organik dalam

mewujudkanupaya petanian berkelanjutan;

3) Meningkatkan produktivitas sehingga menunjang

kegiatanbudidaya pertanian berkelanjutan;

4) Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup

akibatpenggunaan bahan kimia;

5) Mengembangkan kembali munculnya teknologi pertanian

organikyang telah dimiliki petani secara turun temurun;

6) Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan

caramenyediakan produk-produk pertanian bebas dari bahan

kimiapertanian.

Pertanian anorganik adalah pertanian yang menggunakan varietas unggul,

pestisida kimia, pupuk kimia, dan penggunaan mesin-mesin pertanian

untuk mengolah tanah dan memanen hasil. Penggunaan input tersebut

memberikan hasil panen yang tinggi, namun berdampak negatif terhadap

lingkungan. Residu yang dihasilkan oleh bahan-bahan kimia yang

digunakan oleh pertanian anorganik telah mencemari air tanah sebagai

sumber air minum yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Produk yang

dihasilkan dari pertanian anorganik juga berbahaya bagi kesehatan manusia

yang merupakan akibat penggunaan pestisida kimia (Sutanto, 2002).

Winangun (2005), memberikan penjelasan mengenai beberapa dampak

negatif dari sistem pertanian anorganik yaitu sebagai berikut:

Page 39: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

25

a. Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia sintetis dan

sedimen;

b. Ancaman bahaya kesehatan manusia dan hewan, baik karena pestisida

maupun bahan adatif pakan;

c. Pengaruh negatif aditif senyawa kimia sintetis tersebut pada mutu dan

kesehatan pangan;

d. Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan

fauna yangmerupakan modal utama pertanian berkelanjutan;

e. Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu dan jasad lainya;

f. Peningkatan daya tahan organisme pengganggu terhadap pestisida;

g. Peningkatan daya produktivitas lahan erosi, pemadatan lahan dan

berkurangnya bahan organik;

h. Ketergantungan yang semakin kuat terhadap sumberdaya alam tidak

terbaruhi;

i. Munculnya risiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pekerja

pertanian.

4. Pengertian Sistem Pertanian Organik dan Anorganik

Sistem pertanian organik adalah sistem pertanian yang bertujuan untuk

tetap menjaga keselarasan (harmoni) dengan sistem alami, dengan

memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses

alami yang ada di alam dalam pengelolaan usaha tani (Kasumbogo, 1997).

Pertanian organik menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetik,

ZPT dan perangsang lainnya yang mengandung bahan-bahan kimia

Page 40: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

26

buatan(Saragih, 2008). Dengan kata lain pertanian organik adalah suatu

sistem pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia buatan,

mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang menghargai alam. Pertanian

organik merupakan salah satu metode produksi yang ramah lingkungan,

sehingga dapat menjamin keberlanjutan ekologi.

Menurut Kasumbogo (1997) sistem pertanian anorganik adalahsuatu

sistem pertanian yang memilikitujuan untuk menaikkan produktivitas

sektor pertanian, khususnya sub-sektor pertanian pangan, melalui

penerapan paket teknologi modern. Paket tersebut terdiri atas pupuk

nonorganik, obat-obatan pelindung tanaman dan bibit padi unggul.

Penggunaan sistem pertanian anorganik juga memberi pengaruh pada

kearifan lokal oleh petani, yaitu dari cara pengolahan tanah yang semula

membajak sawah menggunakan tenaga manusia dan hewan seperti kerbau,

dan kemudian beralih menggunakan alat-alat dengan teknologi modern.

5. Budidaya Padi Organik dan Anorganik

Menurut Andoko (2002), cara bertanam padi organik pada dasarnya tidak

berbeda dari bertanam padi secara konvensional. Perbedaan hanyalah pada

pemilihan varietas, penggunaan pupuk dasar dan pengendalian hama

penyakit.

a. Pemilihan Varietas

Tidak semua varietas padi cocok untuk dibudidayakan secara organik.

Padi hibrida kurang cocok ditanam secara organik karena diperoleh

Page 41: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

27

melalui proses pemuliaan di laboratorium. Varietas padi yang cocok

ditanam secara organik hanyalah jenis atau varietas alami seperti

rojolele, mentik, pandan wangi dan lestari.

b. Pembenihan

Pembenihan merupakan salah satu tahap dalam budidaya padi karena

pada umumnya padi ditanam dengan menggunakan benih yang sudah

disemaikan terlebih dahulu di tempat lain.

c. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara

dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 (dua) kali

pembajakan, total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari.

Setelah selasai lahan sawah dialiri dan rendam dengan air selama 1

(satu) hari. Kesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap

ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 hari.Bibit yang disemai tidak

melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan

sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya

sudah terlalu besar.

d. Penanaman

Sebelum bibit ditanam dilakukan jarak tanam,yaitu jarak tanam yang

baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu

rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm.Penanaman dilakukan

Page 42: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

28

dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam dan jangan

terlalu dalam supaya akar bisa leluasa bergerak.

e. Perawatan

Pada penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI yang

paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang

terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap

hari petani biasanya melakukan kontrol dan menutup serta membuka

pintu air secara teratur

Pemupukan biasanya dilakukan pada umur 20 hari setelah tebar, pupuk

yang digunakan adalah kompos sekitar 175-200 kg. Ketika dilakukan

pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27 hari

setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.

Hama yang sering menyerang tanaman padi di antaranya burung,

walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.

Cara penanganannya biasanya dengan cara manual, membuat orang-

orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida

hayati seperti nanas, bawang putih dan kipait atau gadung.

Pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama

dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air

yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang

cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.

Page 43: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

29

Hama lain yang sering menyerang adalah hama putih, thrips, wereng,

walang sangit, kepik hijau, penggerek batang padi, tikus , dan

burung.Sementara itu penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat,

penyakit blast, busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau

hawar daun dan penyakit tungro.

f. Panen

Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan dan bisa dipanen rata-rata

pada umur sekitar 3,5 sampai 6 (enam) bulan, tergantung jenis dan

varietasnya. Pada luasan lahan 200 m2, untuk padi yang berumur

pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 (dua) kwintal gabah basah,

setara dengan 1,5 kwintal gabah kering atau 90 kg beras. Setelah

dipanen, padi bisa dijual langsung atau juga dijemur dulu sekitar 1-2

hari baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual

berupa beras ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya.

Budidaya padi organik harus memperhatikan beberapa prinsip di

antaranya:

a. Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai

ketika bibit masih berdaun 2 (dua) helai.

b. Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm

persegi

c. Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan

harus hati-hati agar akar tidak putus

d. Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal.

Page 44: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

30

e. Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 (dua) cm dan tanah tidak

diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun

hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)

f. Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan.

g. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan

interval 10 hari.

h. Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk

organik.

Selain itu budidaya padi organik pun memiliki keunggulan seperti:

a. Tanaman hemat air, selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai

panen memberikan air maksimal 2 (dua) cm, paling baik sekitar 5

(lima) mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi

terputus).

b. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 (lima) kg per hektar. Tidak

memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya

pindah bibit, tenaga tanam kurang, dan lain-lain.

c. Hemat waktu, ditanam bibit muda 5–12 hari setelah semai, dan

waktu panen akan lebih awal.

d. Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per

hektar.

e. Ramah lingkungan,tidak menggunakan bahan kimia dan digantikan

dengan menggunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-

organisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.

Page 45: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

31

B. Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi dan penuntun

dalam penentuan metode dalam menganalisis data penelitian. Penelitian ini

mengkaji persepsi petani padi terhadap sistem pertanian organik dan

anorganik dalam budidaya padi sawah.

Perbedaan penelitian ini dengan dengan penelitian terdahulu yakni penelitian

terdahulu hanya melihat persepsi petani terhadap budidaya padi organik

apakah padi organik di Kecamatan Pagelaran sudah berkembangan atau

belum, sedangkan penelitian ini melihat bagaimana persepsi petani terhadap

sistem pertanian organik dan anorganik dalam penggembangan padi sawah di

Kecamatan Pringsewu dan Pardasuka. Kajian-kajian penelitian terdahulu

dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 46: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

13

Tabel 6. Penelitian terdahulu

No Pengarang(Tahun)

Tema Penelitian Metodologi Kesimpulan

1. ListyaPuspitasari(2009)

Persepsi Petani TerhadapPerformansi Kerja PenyuluhPertanian Lapangan DalamBudidaya Agribisnis KedelaiDi Kecamatan TorohKabupatenGrobogan.

Pengumpulan datamenggunakan kuisioner dananalisis data menggunakananalisis statistik non parametrikdan analisis deskriptif

Performansi kerja PPL dalam budidaya agribisnis kedelaidi Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan menurutpersepsi petani sebagai salah satu sasaran kegiatanpenyuluhan adalah cukup pada aspek responsivitas, baikpada aspek responsibilitas, namun masih kurang padaaspek kualitas layanan. Keterbatasan kemampuan PPLdalam menyediakan dan menyebarkan informasimengenai pasar, permodalan dan sumberdaya lainmenyebabkan kualitas layanan penyuluh dalam budidayaagribisnis kedelai dirasakan petani belum optimal.

2. Nur Asiah(2010)

Persepsi Petani TerhadapPadi Organik Di KecamatanPagelaran KabupatenPringsewu

Metode yang digunakan adalahmetode survei, pengumpulandata dengan menggunakankuesioner.

Persepsi petani terhadap padi organik di KecamatanPagelaran Kabupaten Pringsewu adalah cukup baik.Persepsi yang cukup baik ini terlihat dari budidaya padiorganik, pemasaran padi organik, keunggulan padiorganik, produktivitas padi organik dan keuntungan padiorganik.

3. P.R.Pertiwi danA.Saleh (2010)

Persepsi Petani tentangSaluran KomunikasiUsahatani Padi

Data tersebut dianalisismenggunakan statistikdeskriptif dengan menampilkandistribusi frekuensi, persentase,rataan skor dan total rataanskor; dan analisis statistikinferensial berupa uji korelasirank Spearman (rs)

Pandangan yang baik dari petani terhadap salurankomunikasi penyuluhan perlu dibentuk. Tujuannya adalahagar petani mampu dan berminat mengakses berbagaisaluran dalam mencari atau mempelajari inovasi-inovasipertanian yang sedang merebak di lingkungannya

4. Andi Ishak(2011)

Persepsi Dan Tingkat AdopsiPetani Padi TerhadapPenerapan System of RiceIntensification (SRI) Di DesaBukit Peninjauan, KecamatanSukaraja, Kabupaten Seluma.

Metode survei denganpengumpulan data dengankuisioner skala pengukuranyang digunakan skala likert

Persepsi petani terhadap teknologi SRI tergolong dalamkategori baik. Hal ini berarti bahwa komponen SRIdianggap baik sehingga dapat menguntungkan dalamkegiatan usahatani.

32

Page 47: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

14

5. Mariman (2011) Persepsi petani terhadapusahatani cabai (capsicumannum) ramah lingkungan.

Pengambilan data yangdigunakan adalah metode surveisedangkan penggolahan datayang digunakan adalah metodetabulasi dan statistik, analisisdata digunakan secarakuantitatif.

Persepsi petani terhadap usahatani cabai ramahlingkungan di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewuadalah baik dengan artian bahwa petani berpersepsibudidaya mudah, produktivitas tinggi, biaya rendah dankeuntungan-keuntungan cukup menguntungkan.

6. Amalia Ritonga(2013)

Persepsi Petani PerkebunKaret Rakyat TerhadapKinerja Penyuluh Perkebunan

Metode pemberian skor danmetode skala likert

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyuluh perkebunanberjalan baik. Dengan kinerja atau tingkat keberhasilanyang tinggi.Sehingga petani pekebun karet rakyatberpersepsi positif.

7. Aris Ardiansyah(2014)

Persepsi petani terhadapkinerja penyuluh di BP3Ksebagai model center ofexcellence (COE) KecamatanMetro Barat Kota Metro.

Metode yang digunakan adalahmetode survei.Penggolahan data dan analisidata dilakukan denganmenggunakan metode analistabulasi dan statistik.

Tingkat kinerja penyuluh di BP3K Metro Barat termasukdalam klasifikasi sedang dengan pencapaian kinerjapenyuluh sebesar 64,44%.Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan persepsipetani terhadap BP3K Metro Barat yaitu tingkatpendidikan petani, dan interaksi sosial petani, sedangkanumur petani, lama berusahatani petani, tingkat pendidikanpetani dan jumlah anggota petani tidak berhubungan nyatadengan persepsi petani terhadap kinerja BP3K di MetroBarat.

8. Firuza Filardhi(2014)

Persepsi Petani TerhadapUsahatani Padi VarietasCilamaya Muncul danCiherang Di Kecamatan PalasKabupaten Lampung Selatan.

Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metodesurvei. Metode pengolahandata menggunakan metodetabulasi dan komputerisasi.

Persepsi petani terhadap usahatani padi varietas CilamayaMuncul di Desa Bumi Restu ialah lebih menguntungkan,sedangkan persepsi petani terhadap usahatani padi varietasCiherang Di Desa Bumi Daya ialah lebih menguntungkan.Terdapat perbedaan persepsi petani Di Desa Bumi Restuterhadap usatani padi varietas Cilamaya Muncul danterdapat perbedaan persepsi petani padi di Desa BumiDaya terhadap usahatani padi varietas Ciherang.Faktor-faktor yang paling berhubungan dengan persepsipetani terhadap usahatani padi varietas Cilamaya Munculdi Desa Bumi Restu dab di Desa Bumi Daya adalahtingkat interaksi sosial, sedangkan faktor-faktor yang

33

Page 48: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

15

berhubungan dengan persepsi petani terhadap usahatanipadi varietas Ciherang di Desa Bumi Restu dan din DesaBumi Daya adalah tingkat kebutuhan.

9 Rendi Robiyan,Tubagus,Hasanuddin,HelviYanfika (2014)

Persepsi Petani TerhadapProgram Sl-Pht DalamMeningkatkan ProduktivitasDan Pendapatan UsahataniKakao

Metode analisis data yangdigunakan dalam penelitian iniadalah analisis deskriptifkualitatif. Analisis deskriptifkualitatif digunakan untukmengetahui persepsi petaniterhadap program SLPHTkakao. Pengujian hubunganantar variabel X dan Ydilakukan analisis statistik nonparametrik dengan menggunakanuji Rank Spearman

Tingkat persepsi petani yang mengikuti program SL-PHTkakao termasuk dalam klasifikasi baik, sehingga programSL-PHT kakao bermanfaat bagi masyarakat petani dalammeningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatanikakao. Tingkat pengalaman berusahatani, tingkatpengetahuan usahatani dan tingkat interaksi sosialmemiliki hubungan nyata dengan persepsi petani kakaoterhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkanproduktivitas dan pendapatan usahatani kakao, sedangkantingkat kebutuhan hidup petani tidak berhubungan denganpersepsi petani kakao terhadap SL-PHT kakao dalammeningkatkanproduktivitas dan pendapatan kakao

10. M.Malik Adam(2016)

Persepsi Petani TerhadapProgram Kawasan RumahPangan Lestari (KRPL) DiDesa Abung Jayo KecamatanAbung Selatan KabupatenLampung Utara.

Metode yang digunakan dalampenilitian ini adalah studi kasussedangkan pengumpulan datadigunakan denganmenggunakan metodewawancara yang berpedomanpada kuesioner yang telahdipersiapkan. Penggolahan datadigunakan dengan metodetabulasi dan metode analis datayang digunakan metode analisdeskriptif.

Persepsi petani di Desa Abung Jayo terhadappenyelenggaraan program KRPL di Desa Abung Jayotermasuk klasifikasi cukup baik, yaitu petani sudahmampu melihat dan merasakan program KRPL cukupmembantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pangandan gizi keluarga, serta dapat menambah peghasilanpetani.

34

Page 49: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

35

C. Kerangka Pemikiran

Provinsi Lampung adalah salah satu provinsi yang mengandalkan sektor

pertanian sebagai sumber perekonomian masyarakat pedesaan. Luaslahan

pertanian yang dimiliki Provinsi Lampung pun tidak sedikit, kondisi

agroklimat dan agroekologi yang mendukung untuk mengembangkan

komoditi pangan terutama padi, memiliki peluang yang cukup besar untuk

budidaya budidaya padi organik. Salah satu daerah di Provinsi Lampung

yang sudah menerapkan padi organik adalah Kabupaten Pringsewu. Masih

sedikit petani yang membudidayakan tanaman padi organik di Kabupaten

Pringsewu, hal ini disebabkan karena dua kemungkinan yakni karena petani

yang tidak mau berbudidaya padi organik atau karena minat petani yang

masih rendah dalam budidaya padi organik. Kondisi ini tentunya tidak

terlepas dari persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan anorganik

dalam budidayapadi sawah.

Menurut Slameto (2010) persepsi adalah proses yang berkaitan dengan

masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi

manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

Persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan anorganik dalam

budidayapadi sawah merupakan interpretasi petani terhadap sistem pertanian

dalam mengembangkan padi organik dan anorganik apakah sudah baik atau

belum, sebab persepsi petani berhubungan erat terhadap kelanjutan sistem

pertanian organik dan anorganik. Setiap individu kemungkinan akan

Page 50: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

36

memberikan sikap yang berbeda-beda terhadap objek yang datang pada

dirinya.

Budidaya padi organik di Kecamatan Pringsewu dan Pardasuka masih kurang

berkembang. Hal ini karena masyarakat di Kecamatan tersebut masih kurang

yakin dan percaya dengan manfaat yang dihasilkan oleh padi organik. Hal ini

terkait dengan persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan

anorganik dalam budidayapadi sawahdi Kecamatan Pringsewu dan Pardasuka

Kabupaten Pringsewu, oleh karena itu persepsi petani terhadap sistem

pertanian organik dan anorganik perlu dikaji.

Persepsi dapat dipengaruhi atau berhubungan dengan faktor-faktor

tertentu.Pada penelitian ini persepsi petani terhadap sistem pertanian organik

dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Kabupaten Pringsewu yaitu

interaksi sosial (X1) mengacu pada konsep Soerjono Soekanto (2010), lama

berusahatani (X2) mengacu pada konsep Soekartawi (1988) , dukungan

masyarakat (X3) mengacu pada konsep Kuntjoro Z (2002), dan minat petani

(X4)mengacu pada konsep Robbins (2005).

Pada penelitian ini persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan

anorganik dalam budidaya padi sawah mengacu pada konsep Moskowitz dan

Orgel (1969) dalam Walgito (1978) yang menyatakan bahwa persepsi

merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang

diterimanya.Dengan demikianpersepsi merupakan proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga

merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas yang intergrated

Page 51: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

37

dalam diri individu. Dengan demikian persepsi petani terhadap sistem

pertanian organik dan anorganik adalah pengorganisasian dan

penginterpretasian petani terhadap sistem pertanian organik dan anorganik

dalam budidaya padi sawah.Persepsi petani terhadap sistem pertanian organik

dan anorganik dapat dilihat dari tiga indikator yaitu Budidaya, Produktivitas

dan Pendapatan.Selanjutnya persepsi petani terhadap sistem pertanian organik

dan anorganik dalam budidaya padi sawah di identifikasikan sebagai variabel

Y.

Untuk lebih jelasnya maka hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan

terhadap persepsi petani terhadap kinerja penyuluh dalam budidaya padi

organikdapat dilihat pada Gambar 3.

Page 52: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

38

Gambar3 : Kerangka pemikiran persepsi petani terhadap sistem pertanian organikdan anorganik dalam budidaya padi sawah di kecamatan Pringsewukabupaten Pringsewu

Stimulus

Persepsi petani

terhadap sistem

pertanian organik dan

anorganik dalam

usahatani padi sawah

(Y) Indikator :

1. Budidaya

2. Produktivitas

3. Pendapatan

X1. Interaksisosial.Indikator :1. interaksi petani

dengan petani lainnya

2. interaksi petani

dengan kelompok tani

3. interaksi petani

dengan penyuluh

4. interaksi petani

dengan media sosial.

X2. Lama berusahatani

X3. DukunganmasyarakatIndikator:1. Motivasi

eksternal2. Sarana

(angkutan,gudang) danPrasarana(jalan, irigasi)

X4. Minat petaniIndikator :1. Pengetahuan

petani tentangpadi organikdan anorganik.

2. Budidayapetani dalamusahatani padiorganik dananorganik.

3. Keuntunganberusahatanipadi dalambudidaya padiorganik dananorganik.

Produktivitas padi sawahorganik dan anorganikmeningkat

Page 53: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

39

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat diajaukan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. Diduga ada hubungan interaksi sosial dengan persepsi petani terhadap

sistem pertanian organik dan anorganik dalam usahatani padi sawah.

2. Diduga ada hubungan lama berusahatani dengan persepsi petani terhadap

sistem pertanian organik dan anorganik dalam usahatani padi sawah.

3. Diduga ada hubungan dukungan masyarakat dengan persepsi petani

terhadap sistem pertanian organik dan anorganik dalam usahatani padi

sawah.

4. Diduga ada hubungan minat petani dengan persepsi petani terhadap

sistem pertanian organik dan anorganik dalam usahatani padi sawah.

5. Diduga terdapat perbedaan persepsi petani terhadap sistem pertanian

organik dan anorganik dalam usahatani padi sawah.

Page 54: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang

dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian.

Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel X dalam penelitian ini

adalah faktor-faktor berhubungan dengan persepsi petani terhadap sistem

pertanian organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah dan variabel Y

dalam penelitian ini adalah persepsi petani dalam budidaya padi organik dan

anorganik.

1. Variabel (X)

Variabel X dalam penelitian ini adalah faktor-faktor berhubungan dengan

persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan anorganik dalam

budidaya padi sawah yang terdiri dari interaksi sosial (X1), lama berusahatani

(X2), dukungan masyarakat (X3), dan minat petani (X4).

Page 55: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

41

a. Interaksi petani (X1) adalah interaksi petani dengan lingkungannya

(masyarakat) untuk memperoleh informasi mengenai padi organik dan

anorganik. Interaksi petani dikategorikan menjadi 4 indikator dan melalui

3-2 pertanyaan dari masing-masing indikator tersebut yaitu : (1) Interaksi

petani dengan petani lainnya, (2) interaksi petani dengan kelompok tani, (3)

interaksi petani dengan penyuluh, (4) interaksi petani dengan media sosial.

Setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan diberi skor 1 sampai dengan

3 dan diklasifikasikan, yaitu sangat mendukung, cukup mendukung, kurang

mendukung.

b. Lama berusahatani (X2) adalah pengalaman petani dalam berusahatani padi

organik dan anorganik. Lama berusahatani padi diukur menggunakan

satuan tahun.

c. Dukungan masyarakat (X3) adalah bentuk dukungan yang diberikan oleh

masyarakat, instansi, lembaga terkait kepada petani untuk menerapkan

sistem dan budidaya pertanian organik dan anorganik dalam berusahatani

padinya. Dukungan masyarakat dilihat berdasarkan 2 indikator dan melalui

3 pertanyaan, yaitu : (1) apakah masyarakat mendukung kegiatan dalam

berusahatani padi organik dan anorganik, (2) instansi / lembaga badan

penyuluhan yang terkait selalu mendukung kegiatan berusahatani padi

organik dan anorganik, (3) siapa yang memotivasi petani dalam

berusahatani padi nya (diri sendiri, keluarga, kerabat/masyarakat).

Setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan diberi skor 1 sampai dengan

3 dan diklasifikasikan, yaitu sangat mendukung, cukup mendukung, kurang

mendukung.

Page 56: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

42

d. Minat petani (X4) adalah kemauan, keinginan dan ketertarikan petani pada

sistem budidaya padi organik dan anorganik. Minat petani dilihat

berdasarkan 3 indikator dan melalui 4 pertanyaan, yaitu : (1) apakah

pengetahuan petani berpengaruh dalam budidaya usahatani padi,

(2) tentang pengetahuan petani terhadap sistem budidaya pertanian organik

dan anorganik, (3) tentang pengetahuan petani terhadap padi organik dan

anorganik, (4) tentang pengetahuan petani terhadap tujuan padi organik dan

anorganik. Setiap jawaban atas yang pertanyaan yang diajukan diberi skor

1 sampai dengan 3 dan di klasifikasikan menjadi tiga klasifikasi, yaitu

pengetahuan petani rendah, pengetahuan petani sedang dan pengetahuan

petani tinggi.

2. Variabel (Y)

Variabel Y dalam penelitian ini adalah persepsi petani terhadap budidaya padi

sawah terhadap sistem pertanian organik dan anorganik.

Menurut Hernanto (1994) dalam proses budidaya sistem pertanian organik

dan anorganik padi sawah diukur melalui tiga indikator yaitu : (Budidaya,

Produktivitas, Pendapatan petani)

(1) Budidaya padi, adalah keberhasilan dan sistem pertanian yang dilakukan

petani mulai dari pemilihan varietas, pembenihan, pengolahan tanah,

penanaman, perawatan, sampai dengan panen. Setiap pertanyaan yang

diajukan diberi skor 1-3 selanjutnya diklasifikasikan menjadi mengetahui,

kurang mengetahaui dan tidak mengetahui.

(2) Produktivitas padi adalah jumlah produksi padi dengan menggunakan

sistem budidaya pertanian organik dan anorganik dimana jumlah produksi

Page 57: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

43

dibagi dengan luas lahan (kg/ha). Produktivitas padi dalam budidaya padi

sawah dilihat dari 3 pertanyaan, yaitu : (1) berapa produksi padi yang

petani peroleh dalam usahatani padi organik dan anorganik, (2) apakah

produktivitas yang didapat sudah sesuai dengan potensi. Setiap jawaban

atas pertanyaan yang diajukan diberi skor 1-3 dan diklasifikasikan

menjadi kurang baik, cukup baik dan baik.

(3) Pendapatan petani adalah total penerimaan yang didapat oleh petani padi

yang telah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani padi

dalam usahatani yang dihitung dalam satuan rupiah (Rp). Setelah didapat

pendapatan usahatani padi, pendapatan tersebut kemudian diklasifikasikan

menjadi tinggi, sedang, dan rendah menggunakan data lapangan yang

sudah ada.

Dasar klasifikasi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) mengacu

pada rumus Sturges (dalam Dajan, 1986) sebagai berikut:

k

YXZ

Keterangan:Z = interval kelasX = nilai tertinggiY = nilai terendahk = banyaknya kelas atau kategori

Banyaknya kelas dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja menjadi tiga

kelas yaitu tinggi, sedang, dan rendah.Hal ini dilakukan berdasarkan

pertimbangan untuk memudahkan pengklasifikasian dikarenakan pengukuran

tingkat persepsi menggunakan skala Likert.

Page 58: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

44

B. Penentuan Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu tepatnya di dua Desa yaitu

Desa Pajar Esuk yang berada di Kecamatan Pringsewu dan Desa Pujodadi

yang berada di Kecamatan Pardasuka.Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja (purposive). Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah Desa

tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa padi yang diproduksi oleh

kelompok tani yang berada di Desa Pajaresuk dan desa Pujodadi sudah

mendapat sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) dari pemerintah.

Sedangkan petani yang berada di desa lainnya belum mendapatkan sertifikasi.

Pertimbangan pemilihan responden dalam penelitian ini adalah petani yang

tergabung dalam anggota kelompok tani padi yang melakukan budidaya padi

secara organik dan anorganik. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sensus. Responden yang dijadikan sampel yaitu

responden yang berada di Kecamatan Pringsewu di Desa Pajaresuk dan

Kecamatan Pardasuka di Desa Pujodadi.

Populasi petani padi organik dan anorganik yang berada di Desa Pajaresuk

sebanyak 15 petani dan yang berada di Desa Pujodadi 20 petani, sehingga

jumlah petani padi organik dan anorganik yang dijadikan sampel yaitu 35

petani. Metode penentuan jumlah sampel yang digunakan untuk petani padi

organik dan anorganik adalah sensus, yaitu seluruh populasi penelitian

dijadikan responden penelitian.

Penentuan sampel tersebut juga mengacu pada teori Arikunto (2006) apabila

jumlah sampel lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil adalah 10-

Page 59: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

45

15% dari total responden.Apabila jumlah sampel kurang dari 100 orang,

maka sampel yang diambil secara keseluruhan.Waktu penelitian dilakukan

pada bulan November - Desember 2017.

C. Metode penelitian dan pengambilan Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Menurut Suryabarata (2012), studi kasus merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan

sekarang dari suatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau

masyarakat sebagai objek penelitiannya. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Pengambilan data primer dilakukan dengan metode wawancara langsung

dengan petani padi yang menanam padi organik maupun anorganik

menggunakan kuisoner yang telah disediakan sebagai alat bantu dalam

pengumpulan data. Kuesioner berisi tentang pertanyaan mengenai

penerapan sistem pertanian organik dan anorganik yang berkaitan dengan

tujuan penelitian serta pengamatan langsung daerah penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari studi

literatur, laporan, publikasi, jurnal dan pustaka lainnya yang sehubungan

dengan penelitian ini. Selain itu data juga diambil dari lembaga/instansi

terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pringsewu, BP3K Kecamatan Pringsewu

dan lain-lain.

Page 60: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

46

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif.

Metode analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan petama, kedua

dan kelima. Sedangkan untuk menguji tujuan ke tiga akan menggunakan

metode korelasi Rank Spearman.

Menurut Siegel (1997), rumus korelasi Rank Spearman adalah:

rs = 1- 6∑ di²ni-1

n³-n

Keterangan:rs = Koefisien korelasi Rank Spearmann = Jumlah respondendi = Perbedaan setiap pasangan rank

Jika terdapat peringkat yang sama atau kembar dalam variabel X maupun Y,

maka memerlukan faktor koreksi t (Siegel, 1997) dengan rumus sebagai

berikut:

= ∑ 2 + ∑ 2− ∑ 22 2 22 = 3−12 −2 = 3 −12 −= −12

Keterangan:2 = Jumlah kuadrat variabel X yang koreksi2 = Jumlah kuadrat variabel Y yang koreksiT = Faktor koreksit = Jumlah obsevasi yang mempunyai peringkat samaTx = Jumlah faktor koreksi variabel XTy = Jumlah faktor koreksi variabel YN = Jumlah responden

Page 61: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

47

Mencari t-hitung uji korelasi Rank Spearman dipergunakan rumus sebagai

berikut:

thitung

= rs21

2

sr

n

Kriteria pengambilan keputusan:

1. Jika thitung ≥ ttabel, maka hipotesis diterima, pada (α) = 0,05 berarti

terdapat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

2. Jika thitung < ttabel, maka hipotesis ditolak, pada (α) = 0,05 berarti tidak

terdapat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Menguji tujuan ke empat yaitu perbedaan persepsi antara responden padi

organik dan anorganik akan diuji menggunkan uji Mann-Whitney (Siegel,

1997). Jumlah sampel yang di uji dengan Mann Whitney sebanyak 35

sampel, dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

12

)1)()((2

2121

21

nnnn

nnU

z

111

21 2

)1(R

nnnnU

atau ekuivalen dengan

222

21 2

)1(R

nnnnU

Keterangan:z = signifikasi harga U observasiU = nilai statistik yang digunakann1 = jumlah responden petani padi organikn2 = jumlah responden petani padi non organikR = jumlah ranking masing-masing kelompok

Menurut Siegel (1997), apabila terdapat rangking yang sama maka digunakan

rumus berikut:

Page 62: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

48

TNN

NN

nn

nnU

z

12)1(

23

21

21

12

3 ttT

Keterangan:N = jumlah seluruh responden (n1+n2)t = banyak observasi berangka sama untuk suatu ranking tertentu

Kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Terdapat perbedaan antara persepsi petani padi organik dan petani padi

anorganik dalam budidaya padi sawah.

Jika harga ptabel pada = 0,01 atau = 0,05 maka H1 ditolak artinya

tidak ada perbedaan antara faktor dan persepsi petani padi organik dan petani

padi anorganik terhadap sistem pertanian organik dan anorganik dalam

budidaya padi sawah.

Page 63: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan:

1. Keragaan sistem pertanian organik dan anorganik di Desa Pajaresuk dan

Desa Pujodadi cukup baik dari aspek pengolahan lahan, pembibitan,

penanaman, pemberantasan hama dan penyakit, pemupukan, pengairan serta

pemanenan.

2. Persepsi petani terhadap usahatani padi organik dan anorganik cukup baik,

termaksud dalam klasifikasi tinggi.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap sistem

pertanian organik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan Desa

Pujodadi yaitu interaksi sosial, dukungan masyarakat, dan minat petani.

4. Tidak ada perbedaan persepsi petani padi sawah terhadap sistem pertanian

organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan

Desa Pujodadi.

5. Kendala-kendala yang dihadapi petani dalam penerapan sistem pertanian

organik yaitu sulitnya perawatan dalam budidaya padi sawah organik,

sedangkan kendala yang dihadapi petani dalam penerapan sistem pertanian

Page 64: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

87

anorganik yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan, dan harga jual yang

rendah.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Petani padi sawah sebaiknya mengikuti anjuran penyuluh dalam budidaya

tanaman padi sawah seperti pengunaan benih, pemberian pupuk yang sesuai

dengan kebutuhan tanaman, pengolahan tanah, pengairan, dan pengendalian

hama dan penyakit tanaman, sehingga produktivitas padi sawah organik

maupun anorganik dapat meningkat.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber

maupun referensi yang terkait dengan persepsi petani padi sawah organik

dan anorganik.

Page 65: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

DAFTAR PUSTAKA

Adam, M, A. 2016. Persepsi Petani Terhadap Program Kawasan Rumah PanganLestari (KRPL) Di Desa Abung Jayo Kecamatan Abung Selatan KabupatenLampung Utara. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penerbit Swadaya. Depok.

Anonim.2012 sistem pertanian organik.Error! Hyperlink reference not valid..Diakses pada tanggal 05 Juni 2016.

Ardiansyah, A. 2014. Persepsi Petani Persepsi Petani Terhadap Kinerja PenyuluhDi Bp3k Sebagai Model Center Of Excellence (Coe) Kecamatan MetroBarat Kota Metro. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. RinekaCipta. Jakarta.

Asiah, N. 2010. Persepsi Petani Terhadap Padi Organik Di Kecamatan PagelaranKabupaten Pringsewu. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2015. Lampung Dalam Angka 2015. Badan Pusat StatistikProvinsi Lampung. Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2014. Pringsewu Dalam Angka 2014. Badan PusatStatistik Provinsi Lampung. Pringsewu.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Pringsewu. 2016. Nama Desa dan Luas LahanKabupaten Pringsewu. Dinas Pertanian Pringsewu. Lampung.

Eva Banowati dan Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Ombak Barat. Yogyakarta

Filardhi,F. 2014. Persepsi Petani Terhadap Usahatani Padi Varietas CilamayaMuncul dan Ciherang Di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Gibson. 1989. Organisasi Perilaku Stuktur Proses Alih Bahasa. Erlangga.Djakarsih, Jakarta.

Page 66: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

Gibson, Ivancevich dan Donnely. 1993. Organisasi (perilaku, Struktur, proses).Penerbit Erlangga. Jakarta. 377 hlm.

Hernanto. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ishak A, 2011. Persepsi Dan Tingkat Adopsi Petani Padi Terhadap PenerapanSystem Of Rice Intensification (Sri) Di Desa Bukit Peninjauan, KecamatanSukaraja, Kabupaten Seluma. Skripsi. Universitas Lampung. BandarLampung.

Kasumbogo, U. 1997. Peranan Pertanian Organik Dalam Pembangunan YangBerwawasan Lingkungan. Makalah Yang Dibawakan Dalam SeminarNasional Pertanian Organik. Jakarta

Kuntjoro Z, 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia.http://www.e-psikologi.co.idTanggal akses:20 maret 2017.

Mar’at. 1984. Sikap Manusia. Perubahan Serta Pengukurannya. Yogyakarta.Ghalia Indonesia

Mariman, 2011. Persepsi petani terhadap usahatani cabai (capsicum annum)ramah lingkungan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pertiwi P,R. dan Saleh, A. 2010. Persepsi Petani tentang Saluran KomunikasiUsahatani Padi. Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol 8 (2) :46-61

Prasetiyo. Y. T. 2002. Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Kanisius.Yogyakarta.

Puspitasari, L. 2009. Persepsi Petani Terhadap Performansi Kerja PenyuluhPertanian Lapangan Dalam Pengembangan Agribisnis Kedelai DiKecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Rakhmat J. 2002. Metodelogi Penelitian Komunikasi Edisi Kedelapan. RosdaKarya. Bandung.

Rakhmat J. 2003. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung

Ritonga, S. 2013. Persepsi Petani Pekebun Karet Rakyat Terhadap KinerjaPenyuluh Perkebunan (Kasus: Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten LabuhanBatu).Skripsi.Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen P. 2005. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima.Jakarta; Erlangga

Page 67: PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN ORGANIK …digilib.unila.ac.id/55615/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan

Robiyan, R, Tubagus H, Helvi Y. 2014. Persepsi Petani Terhadap Program Sl-PhtDalam Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Kakao. JIIA Vol2( 3) :301-308.

Saragih, S.E. 2008. Pertanian Organik : Solusi Hihup Harmoni DanBerkelanjutan, Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal

Siegel, S. 1997. Ekologi Pemerintahan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : RinekaCipta

Soekanto,S. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekartawi, 1988. Prinsip-Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI – Press.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Jakrta Press. Jakarta. 110Hlm.

Soelaeman. 1987.Belajar Ilmu Komunikasi: Persepsi Dan Prosesnya. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Soemarjono, dkk. 1990. Bertanam Padi Sawah. Swadaya. Jakarta

Sugito, Y., Y. Nuraini, dan E. Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik. Malang:Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Suryabarata, S., 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kansius. Yogyakarta.

Sundari, M.T. 2008. Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Wortel (DaucusCarrota) di Kabupaten Karanganyar. (Tesis). Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

Thoha, M. 1999. Perilaku Organisasi. Grafindo. Jakarta. 327 hlm.

Von Uexkull, HR. 1984. Menggelola Akrisol Di Daerah Tropis Lembab : EkologiDan Manajemen Tanah Soal Di Asia. Makanan Dan Pupuk PusatTeknologi. Taiwan.

Walgito, B. 1978. Psikologi Sosial. Yogyakarta. Andi Offset

Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi. Yogyakarta. 246 hlm.

Winagun, Y. W. 2005. Membangun Karakter Petani Organik dalam EraGlobalisasi. Kansius Media, Yogyakarta.