sistem kardiovaskuler uji goldar dan koagulasi

25
SISTEM KARDIOVASKULER KEGIATAN 4 UJI GOLONGAN DARAH DAN MENENTUKAN WAKTU KOAGULASI DARAH A. TOPIK Uji Golongan Darah dan Menentukan Waktu Koagulasi Darah B. TUJUAN 1. Menentukan golongan darah dengan sistem “ABO” 2. Menentukan waktu koagulasi darah. C. DASAR TEORI Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan tingkat tinggi) yang berfungsi mengirimkan zat- zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk sel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh

Upload: ajeng-narulita

Post on 04-Jan-2016

332 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN SISTEM KARDIOVASKULER UJI GOLONGAN DARAH

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

SISTEM KARDIOVASKULER

KEGIATAN 4

UJI GOLONGAN DARAH DAN MENENTUKAN WAKTU KOAGULASI DARAH

A. TOPIK

Uji Golongan Darah dan Menentukan Waktu Koagulasi Darah

B. TUJUAN

1. Menentukan golongan darah dengan sistem “ABO”

2. Menentukan waktu koagulasi darah.

C. DASAR TEORI

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

tumbuhan tingkat tinggi) yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang

dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,

dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah manusia adalah

cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan

oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,

mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun

sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-

hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih

dari dua bentuk sel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari

alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotipe untuk

karakter ini. Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini

menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan

pada permukaan sel darah merah. Kesesuaian golongan darah sangatlah penting

dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai factor (A atau B) yang dianggap

asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibody yang diproduksi oleh

resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan

sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal (Campbell, 2003).

1. Golongan darah sistem “ABO”

Penggolongan darah dengan sistem “ABO” ditemukan oleh Landsteiner yang

merupakan sistem penggolongan darah berdasarkan antigen/aglutinogen yaitu A,B

Page 2: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

dan H/O. Dalam sistem ini darah dibagi menjadi 4 golongan yaitu golongan A,B,AB

dan O. Antigen A dan antigen B juga ditemukan dalam jaringan, kelenjar liur, saliva,

pankreas, ginjal, hati, paru-paru, testis, semen dan cairan amnion. Antibodi terhadap

aglutinogen dinamakan aglutinin. Antibodi terdapat di alam (diturunkan) dengan

cara mencampur sel-sel darah merah dari individu lain atau lebih dikenal dengan

transfusi darah.

Sistem penggolongan darah ABO ditentukan oleh antigen A, B dan H/O.

Golongan darah A jika mempunyai aglutinogen (antigen) A dan aglutinin beta (β).

Golongan darah B jika mempunyai aglutinogen (antigen) B dan aglutini alfa (α).

Golongan darah AB jika mempunyai aglutinogen A dan B serta tidak memiliki

aglutinin. Golongan darah O jika tidak mempunyai aglutinogen dan aglutinin.

Aglutinin dalam plasma merupakan gamma globulin seperti halnya dengan

antibodi lainya yang dihasilkan oleh sel-sel sama yang menghasilkan antibodi setiap

antigenya. Antigen A dan B dalam jumlah sedikit maasuk ke dalama tubuh melalui

makanan, bakteri, atau dengan cara lain. Zat ini mengawali pembentukan aglutinin

anti A dan aglutinin anti B. Bayi baru lahir mempunyai aglutinin sedikit, hal ini

menunjukan bahwa pembentukan aglutinin terjadi setelah lahir.

Selain itu, masih terdapat sistem penggolongan darah lainnya yaitu Lewis.

Antigen Lewis yaitu Le-α, Le-β yang terdapat di dalam plasma darah. MN grup

berdasarkan adanya protein glikoporin. Glikoporon A untuk golongan M dan

glikoporin B untuk golongan N. Demikian juga golongan Rh+ dan Rh-.

Golongan darah A, B, AB dan O mempunyai arti sangat penting dalam

transfusi darah kerena adanya interaksi antigen-antibodi dari pemberi darah (donor)

dengan penerima darah (resipien) yang dapat menimbulkan penggumpalan

(aglutinasi). Penggumpalan terjadi bila antigen A bertemu dengan anti-A dan

antigen B bertemu dengan anti-B.

Kedua antigen yang telah diuraikan di atas diwariskan oleh satu seri alel. Alel

itu diberi simbol I (berasal dari kata Isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada

permukaan sel eritrosit). Orang yang membentuk antigen-A mempunyai alel IA,

yang mampu membentuk antigen-B mempunyai alel IB, sedangkan yang tidak

mampu membentuk antigen sama sekali mempunyai alel resesif ii.

a. Golongan Darah A

Seseorang dengan golongan darah A berarti dalam membran eritrositnya

mengandung antigen A, plasma darah golongan darah A mengandung antibodi

Page 3: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

anti B. Golongan darah tipe ini aman ditransfusi ke golongan darah A dan AB

serta aman ditransfusi dari golongan darah A dan O. Pada percobaan ini dengan

sistem “ABO”, golongan darah dapat diketahui dengan cara diberi anti A atau

anti B. Jika dia tidak menggumpal dengan anti B maka sudah bisa dipastikan

golongan darah tersebut adalah golongan darah A. Tidak terjadinya

penggumpalan ini adalah karena dalam golongan darah A memiliki antibodi

jenis anti B dalam plasmanya

b. Golongan Darah B

Seseorang dengan golongan darah B berarti dalam membran eritrositnya

mengandung antigen B, plasma darah golongan darah B mengandung antibodi

anti A. Golongan darah tipe ini aman ditransfusi ke golongan darah B dan AB

serta aman ditransfusi dari golongan darah B dan O. Pada percobaan ini dengan

sistem “ABO”, golongan darah dapat diketahui dengan cara diberi anti A atau

anti B. Jika dia tidak menggumpal dengan anti A maka sudah bisa dipastikan

golongan darah tersebut adalah golongan darah B. Tidak terjadinya

penggumpalan ini adalah karena dalam golongan darah B memiliki antibodi

jenis anti A dalam plasmanya.

c. Golongan Darah AB

Seseorang dengan golongan darah AB berarti dalam membran eritrositnya

mengandung antigen A dan B, plasma darah golongan darah AB tidak memiliki

mengandung antibodi anti A maupun anti B. Golongan darah tipe ini aman

ditransfusi ke golongan darah AB karena eritrositnya mengandung antigen A

dan B sehinggga bila ditransfusikan kepada orang bergolongan darah lain maka

eritrosinya akan diserang oleh antibodi anti A dan atau anti B resipiennya.

Golongan ini juga aman ditransfusi dari semua golongan darah (A, B, AB dan

O) karena tidak adanya antibodi anti A maupun anti B dalam plasma darahnya

sehingga dia tidak mungkin menyerang antigen pendonornya. Oleh karena tipe

ini aman ditransfusi dari semua golongan darah maka tipe ini disebut resipien

universal. Pada percobaan ini dengan sistem “ABO”, golongan darah dapat

diketahui dengan cara diberi anti A atau anti B. Jika dia menggumpal dengan

anti A maupun anti B maka sudah bisa dipastikan golongan darah tersebut

adalah golongan darah AB. Terjadinya penggumpalan ini adalah karena dalam

golongan darah AB tidak memiliki antibodi jenis anti A dan anti B dalam

plasmanya.

Page 4: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

d. Golongan Darah O

Golongan darah ini merupakan kebalikan dari golongan darah AB. Seseorang

dengan golongan darah O berarti dalam membran eritrositnya tidak

mengandung antigen A dan atau antigen B, plasma darah golongan darah O

memiliki mengandung antibodi anti A dan anti B. Golongan darah tipe ini aman

ditransfusi ke semua golongan darah (donor universal) karena eritrositnya tidak

mengandung antigen A dan B sehinggga bila ditransfusikan kepada orang

bergolongan darah lain maka eritrosinya tidak akan diserang oleh antibodi anti

A dan atau anti B resipiennya. Golongan ini hanya aman ditransfusi dari

golongan darah O saja karena bila dia menerima golongan darah dari tipe lain

maka antibodi anti A dan anti B dalam plasma darahnya akan menyerang

antigen A maupun antigen B dalam eritrosit yang datang. Pada percobaan ini

dengan sistem “ABO”, golongan darah dapat diketahui dengan cara diberi anti

A atau anti B. Jika dia tidak menggumpal dengan anti A maupun anti B maka

sudah bisa dipastikan golongan darah tersebut adalah golongan darah O. Tidak

terjadinya penggumpalan ini adalah karena dalam golongan darah O memiliki

antibodi jenis anti A dan anti B dalam plasmanya

2. Koagulasi darah

Koagulasi darah adalah transformasi darah dari sifat solution menjadi

bentuk gel. Bentukan suatu bekuan di sumbat trombosit akan memperkuat dan

menunjang sumbatan tersebut dapat menutupi lubang di pembuluh. Koagulasi

merupakan mekanisme homeostatik yang difungsikan dalam proses koagulasi

darah. Reaksi dasar koagulasi darah adalah perubahan protein plasma yang larut

(fibrinogen) dari fibrin yang bersifat tidak larut. Proses tersebut memerlukan

pengeluaran 2 pasang peptide 4c dari setiap molekul fibrinogen. Bagian yang

tersisa (fibrin monomer) kemudian akan berpolimerasi rerga-, fibrin monomer

lainnya membentuk fibrin.

Bila pembuluh darah dipotong atau dirobek, sangat penting untuk

menghentikan keluarnya darah dari system sebelum berakhir dengan kegoncangan

atau kematian. Pemadatan atau pembekuan darah mampu menghentikan semua

perdarahan ini kecuali pada pembuluh darah yang rusak keeping darah melekat

pada permukaan dalam dinding pembuluh tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel

darah rusak di daerah ini melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh

Page 5: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

protein-protein tertentu (faktor pembekuan) di dalam darah membentuk

“tromboplastin”. Dengan adanya ion kalsium dan faktor pembeku tambahan

protombin (suatu globulin serum yang di buat terus menerus oleh hati) menjadi

trombin (Kimball, 1983 : 536).

Menurut Campbell (2003), proses penggumpalan darah dimulai ketika

endothelium pembuluh MisaK akibat adanya luka dan jaringan ikat pada dinding

terpapar ke darah. Trombosit menempel ke wa'. Kolagen dalam jaringan ikat

tersebut dan mengeluarkan fibrinogen yang membuat trombosit riaur-a berdekatan

dan menjadi lengket, Trombosit selanjutnya membentuk sumbat yang memberikan

reriindungan darurat sehingga tidak terjadi kehilangan darah. Penutupan ini

diperkuat oleh gumpalan.

Trombin adalah suatu enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi

benang fibrin (yang dperiukan untuk terjadinya proses koagulasi darah), Selain

itu, trombin juga berfungsi untuk : mengaktifkan factor Xlil (fibrin stabilizing

factor, untuk menstabilkan jaringan fibrin yang sudah terbentuk); meningkatkan

agregasi trombosit; sebagai umpan balik positif pada peristiwa pembentukan

trombin selanjutnya. Berikut ini adalah faktor-faktor koagulasi darah:

Faktor I. Fibrinogen

Faktor II. Prothrombin

Faktor III. Thromboplastin

Faktor IV. Calcium

Faktor V. Proaccelerin labile factor ( accelerator globulin)

Faktor VI.

Faktor VII. Proconvertin

Faktor VIII. Antihemofilic factor A (antihemofili globulin)

Faktor IX. Plasma thromboplastin component (PTC – antihemofili B /

Chrismass Factor)

Faktor X. Stuart proyer factor

Faktor XI. Plasma thromboplastin anteccedent (PTA – antihemofili C)

Faktor XII. Hageman Factor (glass factor)

Faktor XIII. Fibrin stablizing factor

Pembekuan atau penggumpalan darah atau disebut juga koagulasi terjadi

apabila darah ditampung dan di biarkan begitu saja, akan terjadi suatu massa yang

menyerupai gel yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan meninggalkan

Page 6: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

cairan jernih yang disebut serum darah. Kumpulan ini terjadi dari filament-filamen

fibria yang mengikat sel darah merah. Sel darah merah platelef (Hoffbrand, 1987 :

206).

Proses pembekuan darah yang normal mempunyai 3 tahap yaitu

1. Fase koagulasi

Koagulasi diawali dalam keadaan homeostasis dengan adanya cedera vascular.

Vasokonstriksi merupakan respon segera terhadap cedera, yang diikuti dengan

adhesi trombosit pada kolagen pada dinding pembuluh yang terpajan dengan

cedera. Trombosit yang terjerat di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu

zat yang dapat mengumpulkan trombosit-trombosit lain di tempat tersebut.

Kemudian ADP dilepas oleh trombosit, menyebabkan agregasi trombosit.

Sejumlah kecil trombin juga merangsang agregasi trombosit, bekerja

memperkuat reaksi. Trombin adalah protein lain yang membantu pembekuan

darah. Zat ini dihasilkan hanya di tempat yang terluka, dan dalam jumlah yang

tidak boleh lebih atau kurang dari keperluan. Selain itu, produksi trombin harus

dimulai dan berakhir tepat pada saat yang diperlukan. Dalam tubuh terdapat

lebih dari dua puluh zat kimia yang disebut enzim yang berperan dalam

pembentukan trombin. Enzim ini dapat merangsang ataupun bekerja sebaliknya,

yakni menghambat pembentukan trombin. Proses ini terjadi melalui

pengawasan yang cukup ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-

benar terjadi luka pada jaringan tubuh. Factor III trombosit, dari membrane

trombosit juga mempercepat pembekuan plasma. Dengan cara ini, terbentuklah

sumbatan trombosit, kemudian segera diperkuat oleh protein filamentosa

(fibrin). (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003)

2. Penghentian pembentukan bekuan

Setelah pembentukan bekuan, sangat penting untuk melakukan pengakhiran

pembekuan darah lebih lanjut untuk menghindari kejadian trombotik yang tidak

diinginkan.yang disebabkan oleh pembentukan bekuan sistemik yang

berlebihan. Antikoagulan yang terjadi secara alami meliputi antitrombin III (ko-

faktor heparin), protein C dan protein S. Antitrombin III bersirkulasi secara

bebas di dalam plasma dan menghambat sistem prokoagulan, dengan mengikat

trombin serta mengaktivasi faktor Xa, IXa, dan XIa, menetralisasi aktivitasnya

dan menghambat pembekuan. Protein C, suatu polipeptida, juga merupakan

suatu antikoagulan fisiologi yang dihasilkan oleh hati, dan beredar secara bebas

Page 7: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

dalam bentuk inaktif dan diaktivasi menjadi protein Ca. Protein C yang

diaktivasi menginaktivasi protrombin dan jalur intrinsik dengan membelah dan

menginaktivasi faktor Va dan VIIIa. Protein S mempercepat inaktivasi faktor-

faktor itu oleh protein protein C. Trombomodulin, suatu zat yang dihasilkan

oleh dinding pembuluh darah, diperlukan untuk menimbulkan pengaruh

netralisasi yang tercatat sebelumnya. Defisiensi protein C dan S menyebabkan

spisode trombotik. Individu dengan faktor V Leiden resisten terhadap degradasi

oleh protein C yang diaktivasi. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)

3. Resolusi bekuan

Sistem fibrinolitik merupakan rangkaian yang fibrinnya dipecahkan oleh

plasmin (fibrinolisin) menjadi produk-produk degradasi fibrin, menyebabkan

hancurnya bekuan. Diperlukan beberapa interaksi untuk mengubah protein

plasma spesifik inaktif di dalam sirkulasi menjadi enzim fibrinolitik plasmin

aktif. Protein dalam bersirkulasi, yang dikenal sebagai proaktivator

plasminogen, dengan adanya enzim-enzim kinase seperti streptokinase,

stafilokinase, kinase jaringan, serta faktor XIIa, dikatalisasi menjadi aktivator

plasminogen. Dengan adanya enzim-enzim tambahan seperti urokinase, maka

aktivator-aktivator mengubah plasminogen, suatu protein plasma yang sudah

bergabung dalam bekuan fibrin, menjadi plasmin. Kemudian plasmin

memecahkan fibrin dan fibrinogen menjadi fragmen-fragmen (produk degradasi

fibrin-fibrinogen), yang mengganggu aktivitas trombin, fungsi trombosit, dan

polimerisasi fibrin, menyebabkan hancurnya bekuan. Makrofag dan neutrofil

juga berperan dalam fibrinolisis melalui aktivitas fagositiknya (Sylvia A.Price

&Lloraine M.Wilson.,2003).

Faktor-faktor koagulasi darah :

1. Kekurangan faktor pembeku darah (Pembekuan aktivtor protrombin)

2. Kekurangan vitamin K

3. Mengidap penyakit ex: hemofili

4. Faktor keturunan

5. Keseimbangan antara zat prokoagulan (mempermudah pembekuan) dan

antikoagulan (menghambat pembekuan darah)

Page 8: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

Protrombin

Aktivator Protrombin Ca2+

Trombin

Fibrinogen Fibrinogen monomer

Ca2+

Benang-benang fibrin

Trombin Faktor Stabilisasi fibrin

Yang teraktivasi Benang fibrin yang saling berikatan

D. METODE PRAKTIKUM

Jenis kegiatan : Observasi

Objek pengamatan : Darah Probandus

Alat dan Bahan :

Alat yang digunakan untuk uji golongan darah istem “ABO” :

1. Kapas

2. Alcohol

3. Obyek gelas 2 buah

4. Tusuk gigi beberapa batang

5. Serum anti-A dan serum anti-B

6. Larutan garam fisiologis.

7. Blood lancet steril (disposable)

Alat untuk koagulasi darah :

1. Kaca obyek 1 buah

Page 9: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

2. Jarum pentul

3. Blood lancet steril

4. Kapas

5. Alcohol

Bahan

Darah probandus

Cara Kerja :

Cara pengujian golongan darah dengan sistem “ABO”

1. Menyiapkan kaca obyek dan membersihkan kemudian memberi tanda

lingkaran sebanyak 2 bauah dengan spidol.

2. Mesterilkan kulit jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol,

membiarkan sampai mengering.

3. Menusuk jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan Blood

lancet steril (disposable) sehingga darah keluar dan meneteskan pada masing-

masing bulatan satu tetes darah pada kaca obyek yang telah dipersiapkan di

atas.

4. Uji tetes pertama dengan serum anti-A, tetse darah kedua dengan serum anti-B

kemudian mengaduk dengan menggunakan pengaduk (dari batang tusuk gigi

atau korek api), asalkan ujung yang telah digunakan untuk mengaduk tidak

dipergunakan untuk mengaduk lagi. Mengamati pada masing-masing tetes

darah, apakah terjadi aglutinasi atau tidak, kemudian menentukkan apakah

jenis golongan darah naracoba tersebut.

Cara menentukan koagulasi darah

1. Mesterilkan kulit jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol,

membiarkan sampai mengering.

2. Menusuk jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan Blood

lancet steril (disposable) sehingga darah keluar.

3. Meneteskan satu tetes darah pada kaca obyek yang telah dipersiapkan,

kemudian setiap 30 detik sekali melakukan tusukan dengan menggunakan

tusuk gigi pada tetesan darah tadi.

4. Mengamati adanya benang-benang fibrin, jika ada mencatat waktunya.

Waktunya tersebut merupakan waktu koagulasi darah.

Page 10: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

E. HASIL PRAKTIKUM

No Nama Anti A Anti B Golongan Darah

Waktu Koagulasi

1 Triajeng Nur Amalia Menggumpal Tidak menggumpal

A 30 detik ke-10

2 An Nissa’ Rakhmi Menggumpal Tidak menggumpal

A 30 detik ke-8

3 Ayu Natasha Ferdiantika Ratri

Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-8

4 Ruchyan Intani Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik k3-5

5 Miftakhurohmah Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-8

6 Dwi Astuti Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-8

7 Indah wardaniyati Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-7

8 Ajeng Narulita Kusumas Tuti

Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-1

9 Nurul Endah Rahmawati

Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-1

10 Lannna Murpi Pertiwi Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-7

11 Yosi Titriasari Arummadewi

Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-7

12 Desi Nugraheni Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-6

13 Fatkhi Nur Khoiriyah Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-5

14 Setya Ambar Palupi Menggumpal Tidak A 30 detiik ke-

Page 11: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

menggumpal 7

15 Nur Rohmah Widayati Menggumpal Tidak menggumpal

A 30 detik ke-8

16 Anes Devy Anggraeni Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-3

17 Artika Anindyani Nur Sejati

Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-1

18 Mahardika Himas Nugraheni

Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-1

19 Maryatul Qibtiyah Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-8

20 Ratih Dewanti Tidak menggumpal

Menggumpal

B 30 detik ke-5

21 Olivia Kurnia Qatami Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-2

22 Nilam Cahya Nugraheni

Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-2

23 Fita Rahmawati Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-3

24 Rahmadiyono Widodo Tidak menggumpal

Tidak menggumpal

O 30 detik ke-2

25 Fauzia Latifa Putriani Tidak menggumpal

Menggumpal B 30 detik ke-8

Presentase :

a. Golongan darah A = 4

25x100 %= 16%

b. Golongan darah B = 1025

x100 %=40 %

c. Golongan darah O = 1125

x100 %=44 %

d. Golongan darah AB = 0%

Page 12: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

F. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan golongan darah dengan sistem

“ABO” dan menentukan waktu koagulasi darah. Alat dan bahan yang digunakan

yaitu blood lancet steril (disposable), kapas, alkohol, object glass, tusuk gigi, serum

anti-A dan serum anti-B. Prosedur kerja yang dilakukan antara lain mensterilkan

ujung jari tengan atau jari manis dengan kapas yang telah ditetesi alkohol, biarkan

hingga kering. Kemudian menusuk ujung jari dengan blood lancet steril (disposable)

sehingga darah keluar dan meneteskan pada object glass sebanyak 3 tetes berbeda.

Uji tetes pertama dengan serum anti-A, tetes kedua dengan serum anti-B, kemudian

diasuk ketiganya. Untuk tetes ketiga, diamati setiap 30 detik hingga diketahui waktu

koagulasinya.

Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis golongan darah yaitu golongan darah

ABO, golongan darah Rhesus (Rh), dan golongan darah MN. Tetapi cara pengujian

golongan darah yang paling umum dilakukan adalah dengan sistem ABO. Golongan

darah manusia dapat digolongkan menjadi empat kelompok. Pengelompokan ini

berdasarkan ada tidaknya suatu zat dalam sel darah merah yang disebut dengan

aglutinogen atau antigen. Aglutinin ada 2 macam, yaitu aglutinogen A dan

aglutinogen B.

Apabila antigen-A bertemu dengan anti-A, demikian juga antigen-B bertemu

dengan anti B, maka darah akan menggumpal dan terjadi hemolisis atau pemecahan

sel darah merah. Sehingga dalam melakukan tranfusi darah baik donor maupun

resipien harus diperiksa terlebih dahulu golongan darahnya berdasarkan

penggolongan darah ABO. Proses penggumpalan yaitu sebagai berikut, aglutinin

melekatkan dirinya pada darah karena aglutinin bivalen. Satu aglutinin pada saat

yang sama dapat mengikat dua sel darah merah sehingga menyebabkan sel melekat

satu sama lain dan menggumpal.

Berdasarkan data hasil percobaaan pengujian golongan darah dari seluruh

naracoba dikelas Pendidikan Biologi Internasional 2013 diketahui bahwa terdapat

tiga macam golongan darah di kelas:

1. Golongan darah A berarti pada sel darah merahnya mengandung aglutinogen

A (antigen A) dan aglutinin beta (β), sebanyak 16%.

Page 13: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

2. Golongan darah B berarti mengandung aglutinogen B (antigen B) dan

aglutinin alfa (α), sebanyak 40%

3. Golongan darah O berarti dalam sel darah merahnya tidak mengandung

aglutinogen (antigen A dan B) dan aglutinin, sebanyak 44%

Pengujian golongan darah menggunakan sistem ABO dapat dilakukan

dengan cara meneteskan darah naracoba pada gelas objek sebanyak 2 tetes pada

tempat yang berbeda, kemudian tetes pertama diberi anti A dan untuk tetes kedua

diberi anti B. Jika tetes darah pertama menggumpal dan tetes darah kedua tidak

menggumpal maka naracoba tersebut bergolongan darah B. Jika tetes darah pertama

tidak menggumpal dan tetes darah kedua menggumpal maka naracoba tersebut

bergolongan darah A. Bila keduanya tidak menggumpal maka naracoba tersebut

bergolongan darah O. Jika kedua-duanya menggumpal, maka naracoba tersebut

bergolongan darah AB. Penggumpalan darah disebut dengan aglutinasi.

Golongan darah lebih ditentukan oleh faktor genetis oleh karena itu salah

satu manfaat tes golongan darah yaitu menentukan hubungan keluarga, dan tranfusi

darah. Dalam trafusi darah dari satu orang ke orang lain, darah donor dengan darah

penerima dalam keadaan normal. Klasifikasi golongan darah tergantung pada ada

atau tidaknya kedua aglutinogen.

Kegiatan kedua pada praktikum ini adalah mengetahui waktu koagulasi

darah. Pada kegiatan pratikum yang kedua bahan dan alat yang digunakan untuk

menentukkan waktu koagulasi darah yaitu seperti kata obyek 1 buah untuk

meletakkan sampel darah, jarum pentul atau batang tusuk gigi untuk menggaduk

perlahan-lahan, blood lancet steril (disposable) serta kapas alkohol.

Langkah kerja yang pertama yang harus dilakukan yaitu mesterilkan kulit

jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol, membiarkan sampai mengering.

Kemudian menusuk jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan

Blood lancet steril (disposable) sehingga darah keluar. Selanjutnya meneteskan satu

tetes darah pada kaca obyek yang telah dipersiapkan, kemudian setiap 30 detik

sekali melakukan tusukan dengan menggunakan tusuk gigi pada tetesan darah tadi.

Dan kemudian mengamati adanya benang-benang fibrin, jika ada kemudian

mencatat waktunya. Waktu yang diperoleh tersebut merupakan waktu koagulasi

darah.

Teori koagulasi darah menurut Morowitz (1904) yaitu pada peristiwa

pendarahan, maka jaringan yang robek (rusak) akan menyebabkan trombosit pecah

Page 14: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

dan membebaskan tromboplastin kemudian tromboplastin dan ion Ca mengaktifkan

protrombin menjadi trombin. Trombin tersebut akan mempengaruhi perubahan

fibrinogen menjadi benang-benang fibrin, sehingga menutup jaringan yang rusak.

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons

terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic

pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative.

Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang sama

yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan

fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada peristiwa diatas

melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:

a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses

koagulasi

b. Kofaktor

c. Fibrinogen

d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin

e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

Pada hasil praktikum pada seluruh naracoba tersebut rata-rata waktu

koagulasi darah dari naracoba kelas Pendidikan Biologi Internasional 2013 adalah

30 detik ke-8. Waktu tercepat koagulasi darah adalah 30 detik ke-1 dan waktu

terlama koagulasi darah adalah 30 detik ke-10.

Proses koagulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Suhu

Koagulasi merupakan proses kimia yang melibatkan enzim. Apabila suhu rendah,

maka koagulasi akan lamban. Sedangkan apabila suhu tinggi, maka koagulasi

akan cepat.

2. Pengocokan

Apabila darah dikocok dengan perlahan, maka koagulasi akan dipercepat,

sedangkan kalau dikocoknya keras maka koagulasi akan diperlambat.

3. Luas permukaan kontak

Semakin luas permukaan kontak, maka koagulasi akan dipercepat dan semakin

sempit permukaan kontak maka koagulasi akan diperlambat.

Page 15: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

G. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pengujian golongan darah dapat dilakukan dengan system ABO, yaitu berdasarkan

terjadinya aglutinasi atau tidak. Presentase golongan darah yang teramati di kelas

Pendidikan Biologi Internasional 2013 adalah:

a. Golongan darah A = 4

25x100 %= 16%

b. Golongan darah B = 1025

x100 %=40 %

c. Golongan darah O = 1125

x100 %=44 %

d. Golongan darah AB = 0%

Golongan darah dapat ditentukan:

- Golongan darah A berarti pada sel darah merahnya mengandung aglutinogen

A (antigen A) dan aglutinin beta (β).

- Golongan darah B berarti mengandung aglutinogen B (antigen B) dan

aglutinin alfa (α).

- Golongan darah AB berarti mengandung aglutinogen (antigen A dan B) dan

tidak mempunyai aglutinin.

- Golongan darah O berarti dalam sel darah merahnya tidak mengandung

aglutinogen (antigen A dan B) dan aglutinin.

Koagulasi adalah peristiwa menggumpalnya darah dengan tujuan untuk

menghindari kehilangan darah saat terjadi luka. Saat peristiwa pendarahan, maka

jaringan yang robek (rusak) akan menyebabkan trombosit pecah dan membebaskan

tromboplastin kemudian tromboplastin dan ion Ca mengaktifkan protrombin menjadi

Page 16: Sistem Kardiovaskuler Uji Goldar Dan Koagulasi

trombin. Trombin tersebut akan mempengaruhi perubahan fibrinogen menjadi

benang-benang fibrin, sehingga menutup jaringan yang rusak. Pada hasil praktikum

pada seluruh naracoba tersebut rata-rata waktu koagulasi darah dari naracoba kelas

Pendidikan Biologi Internasional 2013 adalah 30 detik ke-8. Waktu tercepat koagulasi

darah adalah 30 detik ke-1 dan waktu terlama koagulasi darah adalah 30 detik ke-10.

H. DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Keloma Jilid 1.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Ganong, W. F., 2001, Fisiologi kedokteran, penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:

EGC.

Kimball, J.W. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Nurcahyo, Heru. 2015. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.

Sadikin,M., 2001 Biokimia Darah. Widya Medika: Jakarta

Sturkie, P. D. and P. Griminger. 1976. Blood: Physical Characteristics, Formed

Wulangi, S. Kartolo. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud.