tugas koagulasi-flokulasi

Upload: zenny-kurniyati

Post on 14-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    1/21

    TUGAS UTILITAS

    KOAGULASI DAN FLOKULASI

    Oleh :

    Anita Lolyta Ikawati (5511312009) Zenny Kurniyati (5511312015)

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA D3

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    TAHUN 2013/2014

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

    adanya air, maka segala kegiatan aktivitas manusia akan terganggu. Selain digunakan

    untuk minum, air juga dipakai manusia untuk memasak, mandi, mencuci, dan masih

    banyak lagi fungsi air bagi manusia. Karena itu keberadaan air ,terutama air bersih

    sangat penting bagi manusia. Ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas,

    mauupun kontinuitas sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.

    Di daerah perkotaan, kebutuhan akan air bersih sangat besar. Hal ini

    disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan air pun

    meningkat. Selain itu di daerah perkotaan sangatlah sulit untuk mendapatkan sumber

    air bersih karena terjadi penurunan kualitas air akibat banyaknya pencemaran yang

    terjadi di sungai dan air tanah yang menjadi sumber air bagi manusia sehingga air

    tersebut tidak dapat digunakan oleh manusia.

    Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk mengatasi keterbatasan air

    bersih akibat pencemaran air yang terjadi dan juga agar air yang akan digunakan telah

    memenuhi standar yang telah ditetapkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

    melakukan pengolahan air dari air yang tercemar yang tidak layak untuk digunakan

    menjadi air bersih yang dapat digunakan manusia untuk melakukan segala

    aktivitasnya. Salah satu cara pengolahan air bersih yaitu dengan proses koagulasi-

    flokulasi.

    Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara pengolahan air untuk

    menghilangkan zat-zat yang berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih yang

    bisa digunakan manusia. Koagulasi adalah proses destabilisasi koloid dan partikel-

    partikel yang ada di dalam air sehingga membentuk flok dengan melakukan

    penambahan bahan kimia (koagulan) dan proses pengadukan cepat. Proses koagulasi

    ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap

    dengan sendirinya. Sedangkan flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok yang

    dihasilkan dari proses koagulasi menjadi flok yang lebih besar sehingga membuat

    partikel-partikel tersebut dapat mengendap. Penggabungan flok-flok tersebut

    disebabkan karena proses pengadukan lambat. Karena itu koagulasi dan flokulasi

    adalah proses yang terjadi berurutan dan tidak dapat dipisahkan.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    3/21

    1.2. Rumusan Masalah

    1. Apa itu proses koagulasi-flokulasi dalam pengolahan air?2. Bagaimana proses koagulasi-flokulasi dalam pengolahan air?3. Apa saja jenis alat-alat atau bahan kimia yang digunakan untuk melakukan proses

    koagulasi-flokulasi?

    4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi-flokulasi padainstalasi pengolahan air?

    5. Apa kelebihan dari proses koagulasi-flokulasi dalam usaha pengolahan air?

    1.3. Tujuan

    1. Mengetahui apa itu proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air minum2. Mengetahui Proses kimia dari koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air

    minum

    3. Mengetahui jenis alat-alat atau bahan kimia yang digunakan untuk melakukanproses koagulasi-flokulasi.

    4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi.5. Mengetahui kelebihan dari proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air

    minum

    1.4. Manfaat

    Manfaat dari penulisan paper ini adalah :

    1. Menambah pengetahuan mengenai proses koagulasi dan flokulasi dalam instalasipengolahan air.

    Sebagai bahan referensi bagi pembaca mengenai metode koagulasi dan flokulasi

    dalam instalasi pengolahan air

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    4/21

    BAB II

    PENGERTIAN DAN PROSES KOAGULASI-FLOKULASI

    2.1 KOAGULASI

    2.1.1 Pengertian Koloid

    Koloid merupakan sistem yang partikel-partikelnya terdispersi secara

    merata dalam suatu medium. Partikel koloid memiliki beberapa sifat yang

    khas, diantaranya tidak dapat disaring, fasa terdispersi tersebar secara merata

    dalam medium pendispersi, serta dapat memberikan suatu hamburan cahaya

    yang bergerak tidak teratur jika terkena seberkas cahaya yang dinamakan efek

    Tyndall.

    Definisi koloid yang lain adalah partikel-partikel yang memiliki

    beberapa karakteristik dalam larutan juga memiliki diameter yang berukuran

    0,001-1mikrometer dan beberapa koloid ada yang berukuran sampai 10

    mikrometer. Partikel koloid dapat dipisahkan dari larutannya dengan cara

    pendestabilisasian menjadi agregat-agregat yang memiliki ukuran yang lebih

    besar sehingga mudah diendapkan. Proses pendestabilan ini disebut proseskoagulasi.

    2.1.2 Pengertian Koagulasi

    Koagulasi secara umum didefinisikan sebagai penambahan zat kimia

    (koagulan) ke dalam air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak

    antar partikel koloid, sehingga partikel partikel tersebut dapat bergabung

    menjadi flok-flok halus. Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion

    yang mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid. Partikel koloid

    umunya bermuatan negatif oleh karena itu ion-ion yang ditambahkan harus

    kation atau bermuatan positif. Kekuatan koagulasi ion-ion tersebut bergantung

    pada bilangan valensi atau besarnya muatan. Ion bivalen (+2) 30-60 kali lebih

    efektif dari ion monovalen (+1). Ion trivalen (+3) 700-1000 kali lebih efektif

    dari ion monovalen.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    5/21

    2.1.3 Proses Koagulasi

    Pada proses koagulasi-flokulasi terdiri dari dua tahap besar, yaitu :

    1. Penambahan koagulan Aluminium sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) dan2. Pengadukan campuran koagulan-air umpan, yang terdiri dari,

    a) Pengadukan cepatPengadukan cepat (Rapidmix ing) merupakan bagian integral

    dari proses Koagulasi. Tujuan pengadukan cepat adalah untuk

    mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui

    air yang diolah, serta untuk menghasilkan dispersi yang seragam

    dari partikel-partikel koloid, dan untuk meningkatkan kesempatan

    partikel untuk kontak dan bertumbukan satu sama lain

    b)Pengadukan pelan.Pengadukan pelan ini bertujuan menggumpalkan partikel-

    partikel terkoagulasi berukuran mikro menjadi partikel-partikel

    flok yang lebih besar. Flok-flok ini kemudian akan beragregasi/

    berkumpul dengan partikel-partikel tersuspensi lainnya (Duliman,

    1998). Setelah pengadukan pelan selesai flok-flok yang terbentukdibiarkan mengendap. Setelah proses pralakuan koagulasi-

    flokulasi selesai, derajat keasaman (pH) air umpan mikrofiltrasi

    akan turun. Selanjutnya air umpan jernih hasil koagulasi dialirkan

    ke reservoir kedua agar terpisah dari endapan - endapan yang

    terbentuk. Air inilah yang kemudian akan diumpankan pada proses

    mikrofiltrasi oleh membran.

    Pada proses koagulasi, juga dibagi dalam tahap secara fisika dan kimia.

    1. Secara fisikaKoagulasi dapat terjadi secara fisik seperti:

    a. PemanasanKenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-

    partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    6/21

    melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.

    Akibatnya partikel tidak bermuatan. contoh:darah

    b. Pengadukan, contoh: tepung kanjic. Pendinginan, contoh: agar-agar

    2. Secara kimiaSedangkan proses koagulasi secara kimia yaitu seperti

    penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan

    penambahan zat kimia koagulan. Ada beberapa hal yang dapat

    menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:

    a. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalahpergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode

    dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai

    elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan

    bersifat netral.

    b. Penambahan koloid, dapat terjadi sebagai berikut:Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation),sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif

    (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua.

    Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu

    akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin

    besar muatan ion makin kuat daya tariknya dengan partikel koloid,

    sehingga makin cepat terjadi koagulasi. (Sudarmo,2004)

    c. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan padasistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan

    mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit.

    Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel

    negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi

    koagulasi.

    Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat berpengaruh.

    Stabilitas merupakan daya tolak koloid karena partikel-partikel mempunyai

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    7/21

    muatan permukaan sejenis (negatip). Beberapa gaya yang menyebabkan

    stabilitas partikel, yaitu:

    1. Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika partikel-partikelmempunyai muatan yang sejenis.

    2. Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).3. Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang diadsorpsi pada

    permukaan.

    2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Koagulasi

    a. Suhu air

    Suhu air yang rendah mempunyai pengaruh terhadap efisiensi proses

    koagulasi. Bila suhu air diturunkan , maka besarnya daerah pH yang

    optimum pada proses kagulasi akan berubah dan merubah pembubuhan

    dosis koagulan.

    b. Derajat Keasaman (pH)

    Proses koagulasi akan berjalan dengan baik bila berada pada daerah pH

    yang optimum. Untuk tiap jenis koagulan mempunyai pH optimum yang

    berbeda satu sama lainnya.

    Gambar 1.1Koagulasi (Rapid Mixing)

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    8/21

    c. Jenis Koagulan

    Pemilihan jenis koagulan didasarkan pada pertimbangan segi ekonomis dan

    daya efektivitas daripadakoagulan dalam pembentukan flok. Koagulan

    dalam bentuk larutan lebih efektif dibanding koagulan dalam bentuk

    serbukatau butiran.

    d. Kadar ion terlarut

    Pengaruh ion-ion yang terlarut dalam air terhadap proses koagulasi yaitu :

    pengaruh anion lebih bsar daripada kation. Dengan demikian ion natrium,

    kalsium dan magnesium tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap

    proses koagulasi.

    e. Tingkat kekeruhan

    Pada tingkat kekeruhan yang rendahproses destibilisasi akan sukar terjadi.

    Sebaliknya pada tingkat kekeruhan air yang tinggi maka proses destabilisasi

    akan berlangsung cepat. Tetapi apabila kondisi tersebut digunakan dosis

    koagulan yang rendah maka pembentukan flok kurang efektif.

    f. Dosis koagulan

    Untuk menghasilkan inti flok yang lain dari proses koagulasi dan flokulasi

    sangattergantung dari dosis koagulasi yang dibutuhkan Bila pembubuhan

    koagulan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan maka proses pembentukan

    inti flok akan berjalan dengan baik.

    g. Kecepatan pengadukan

    Tujuan pengadukan adalah untuk mencampurkan koagulan ke dalam air.

    Dalam pengadukan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengadukan

    harus benar-benar merata, sehingga semua koagulan yang dibubuhkan dapat

    bereaksi dengan partikel-partikel atau ion-ion yang berada dalam air.

    Kecepatan pengadukan sangat berpengaruh terhadap pembentukan flok bila

    pengadukan terlalu lambat mengakibaykan lambatnya flok terbentuk dan

    sebaliknya apabila pengadukan terlalu cepat berakibat pecahnya flok yang

    terbentuk

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    9/21

    h. Alkalinitas

    Alkalinitas dalam air ditentukan oleh kadar asam atau basa yang terjadi

    dalam air. Alkalinitas dalam air dapat membentuk flok dengan menghasil

    ion hidroksida pada reaksihidrolisa koagulan.

    2.2. FLOKULASI

    Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel

    terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh

    sedimentasi dan filtrasi.

    Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses

    penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel-partikel

    yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan proses tarik-

    menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah

    mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam desain bak flokulasi.

    Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah

    pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradient terlalu rendah/tidak memadai maka

    proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar serta mudah

    mengendap akan sulit dihasilkan. Untuk itu nilai gradien kecepatan proses flokulasi

    dianjurkan berkisar antara 90/detik hingga 30/detik. Untuk mendapatkan flok yang

    besar dan mudah mengendap maka bak flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana

    pada kompertemen pertama terjadi proses pendewasaan flok, pada kompartemen kedua

    terjadi proses penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan flok.

    Pengadukan lambat (agitasi) pada proses flokulasi dapat dilakukan dengan metoda yang

    sama dengan pengadukan cepat pada proses koagulasi, perbedaannya terletak pada nilai

    gradien kecepatan di mana pada proses flokulasi nilai gradien jauh lebih kecil dibanding

    gradien kecepatan koagulasi.

    Gambar 1.2Flokulasi (Slow Mixing)

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    10/21

    2.2.1 Efektivitas Flokulasi

    Efisiensi dari proses flokulasi pada prakteknya seringkali dapat dilihat dari

    kualitas air setelah dilakukan pemisahan flok secara mekanik. Dengan demikian,

    cara pemisahan zat padat atau flok sangat penting dan sangat dipengaruhi oleh

    bentuk flok yang ada, misalnya untuk melakukan flotasi diperlukan bentuk flok

    yang lain berbeda dengan flok untuk sedimentasi. Jika dipakai sedimentasi

    diperlukan flok dengan berat jenis dan diameter yang besar. Pada proses flotasi

    dibutuhkan flok yang lebih kecil dan mempunya berat jenis yang lebih ringan

    tetapi mempunyai sifat untuk bergabung dengan gelembung udara. Untuk filtrasi

    dibutuhkan flok yang kompak yang cukup homogen dengan struktur yang kuat

    terhadap abrasi dan dengan sifat mudah melekat diatas partikel media penyaring

    (filter) untuk menjamin pemisahan yang efisien dan operasional penyaringan yang

    ekonomis.

    Untuk efek penjernihan air secara keseluruhan, belum cukup apakah flok bisa

    dipisahkan dari air secara efektif, karena belum dapat menjamin dengan pasti

    apakah kualitas air yang diinginkan bisa tercapai hanya dengan kondisi ini saja.

    Selain itu dibutuhkan bahwa semua zat yang akan dihilangkan dari air juga melekat

    pada flok.

    2.3. Proses pengolahan air (Koagulasi - Flokulasi)

    Air baku dari air permukaan sering mengandung bahan-bahan yang tersusun oleh

    partikel koloid yang tidak bisa diendapkan secara alamiah dalam waktu singkat. Partikel-

    partikel koloid dibedakan berdasarkan ukuran. Jarak ukurannya antara 0,001 mikron (10-

    6 mm) sampai 1 mikron (10-3 mm). Partikel yang ditemukan dalam kisaran ini meliputi

    (1) partikel anorganik, seperti serat asbes, tanah liat, dan lanau/silt, (2) presipitat

    koagulan, dan (3) partikel organik, seperti zat humat, virus, bakteri, dan plankton.

    Dispersi koloid mempunyai sifat memendarkan cahaya. Sifat pemendaran cahaya ini

    terukur sebagai satuan kekeruhan. Koloid merupakan partikel yang tidak dapat

    mengendap secara alami karena adanya stabilitas suspensi koloid. Stabilitas koloid

    terjadi karena gaya tarik van der Waal's dan gaya tolak/repulsive elektrostatik serta gerak

    brown.Kestabilan koloid dapat dikurangi dengan proses koagulasi (proses destabilisasi)

    melalui penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan. Terjadinya muatan pada

    partikel menyebabkan antar partikel yang berlawanan cenderung bergabung membentuk

    inti flok.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    11/21

    Untuk penghilangan zat-zat berbahaya dari air, salah satu cara yang dapat dilakukan

    adalah proses koagulasi dan flokulasi. Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang

    terjadi secara berurutan untuk mentidakstabilkan partikel tersuspensi, menyebabkan

    tumbukan partikel dan tumbuh menjadi flok.

    Proses koagulasi selalui diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok

    atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar. Tahap awal dimulai dengan proses

    koagulasi, koagulasi melibatkan netralisasi dari muatan partikel dengan penambahan

    elektrolit. Dalam hal ini bahan yang ditambahkan biasanya disebut sebagai koagulan atau

    dengan jalan mengubah pH yang dapat menghasilkan agregat/kumpulan partikel yang dapat

    dipisahkan. Hal ini dapat terjadi karena elektrolit atau konsentrasi ion yang ditambahkan

    cukup untuk mengurangi tekanan elektrostatis di antara kedua partikel. Agregat yang

    terbentuk akan saling menempel dan menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih

    besar yang dinamakan mikroflok, dimana mikroflok ini tidak dapat dilihat oleh mata

    telanjang. Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan dan

    mendorong terjadinya tumbukan partikel sangat diperlukan untuk memperoleh proses

    koagulasi yang bagus. Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 menit.

    Tahap selanjutnya dari proses koagulasi adalah proses flokulasi. Flokulasi disebabkan

    oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut sebagai flokulan

    (Rath & Singh, 1997). Mikroflok yang terbentuk pada saat proses koagulasi sebagai

    akibat penetralan muatan, akan saling bertumbukan dengan adanya pengadukan lambat.

    Tumbukan tersebut akan menyebabkan mikroflok berikatan dan menghasilkan flok yang

    lebih besar. Pertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan penambahan flokulan

    atau polimer dengan bobot molekul tinggi. Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya

    jembatan, mengikat flok, memperkuat ikatannya serta menambah berat flok sehingga

    meningkatkan rate pengendapan flok. Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi

    berkisar antara 15-20 menit hingga 1 jam.

    Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat,

    (seperti terlihat pada gambar 1.3) . Pada bak pengaduk cepat, dibubuhkan bahan kimia

    (disebut koagulan). Pengadukan cepat dimaksudkan agar koagulan yang dibubuhkan

    dapat tercampur secara merata/homogen. Pada bak pengaduk lambat, terjadi

    pembentukan flok yang berukuran besar hingga mudah diendapkan pada bak

    sedimentasi.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    12/21

    Koagulan yang banyak digunakan dalam pengolahan air minum adalah aluminium sulfat

    atau garam-garam besi. Kadang-kadang koagulan-pembantu, seperti polielektrolit

    dibutuhkan untuk memproduksi flok yang cepat mengendap. Faktor utama yang

    mempengaruhi koagulasi dan flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi,

    temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan tingkat agitasi

    selama koagulasi dan flokulasi, dosis koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu.

    Beberapa jenis koagulan beserta sifatnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

    Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi laboratorium atau pilot plant

    (menggunakanjar test apparatus) untuk mendapatkan kondisi optimum.

    Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah:

    Pada air yang mempunyai alkalinitas tidak cukup untuk bereaksi dengan alum, maka

    perlu ditambahkan alkalinitas dengan menambah kalsium hidroksida

    Gambar 1.10 Alat Jar-Test

    Sumber: EPA, 2002

    Gambar 1.3Proses Koagulasi-Flokulasi

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    13/21

    Menurut Davis dan Cornwell (1991) dalam Yuliati (2006), ada tiga hal penting yang harus

    diperhatikan ketika memilih suatu koagulan, yaitu:

    kation bervalensi tiga (trivalen) merupakan kation yang paling efektif untuk menetralkanmuatan listrik koloid,

    tidak beracun, tidak larut dalam kisaran pH netral (Koagulan yang ditambahkan harus terendapkan dari

    larutan sehingga ion-ion tersebut tidak tertinggal dalam air)

    Tabel 1.1Beberapa Jenis Koagulan dalam praktek pengolahan Air

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    14/21

    2.3.1. Tahapan Pada Proses Koagulasi dan Flokulasi

    Proses koagulasi-flokulasi dijelaskan secara ringkas pada Gambar 1.4, dengan

    penjelasan sebagai berikut:

    1) Partikel koloid tidak bisa mengendap karena bersifat stabil.2) Kestabilan koloid dapat diganggu dengan penambahan koagulan dan

    pengadukan cepat.

    3) Partikel yang tidak stabil cenderung untuk saling berinteraksi dan bergabungmembentuk flok yang berukuran besar.

    Unit proses koagulasi-flokulasi biasanya terdiri dari tiga langkah pengolahan yang

    terpisah yaitu (Metcalf and Eddy, Inc. 1991 dalam Ebeling dan Ogden 2004):

    Pada proses pengadukan cepat, bahan-bahan kimia yang sesuaiditambahkan ke dalam aliran air limbah yang kemudian diaduk pada

    kecepatan tinggi secara intensif,

    Pada proses pengadukan lambat, air limbah diaduk pada kecepatan sedangsupaya membentuk flok-flok besar sehingga mudah diendapkan,

    Pada proses sedimentasi, flok yang terbentuk selama flokulasi dibiarkanmengendap kemudian dipisahkan dari aliran effluent.

    Gambar 1.4 Ringkasan Proses Koagulasi dan flokulasi

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    15/21

    2.3.1.1. Pengadukan

    Faktor penting pada proses koagulasi-flokulasi adalah pengadukan.

    Berdasarkan kecepatannya, pengadukan dibedakan menjadi dua, yaitu

    pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Kecepatan pengadukan

    dinyatakan dengan gradien kecepatan (G), yang merupakan fungsi dari

    tenaga yang disuplai (P):

    a) Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan menggunakan alatpengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik.

    Umumnya pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan

    gayung pengaduk (impeller), lihat Gambar 1.5. Pengadukan lambat secara

    mekanis umumnya memerlukan tiga kompartemen dengan ketentuan G di

    kompartemen I lebih besar daripada G di kompartemen II dan G di

    kompartemen III adalah yang paling kecil.

    Gambar 1.5

    Gambar 1.6

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    16/21

    b) Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan gerakanair sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini menggunakan energi

    hidrolik yang dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat

    berupa energi gesek, energy potensial (jatuhan) atau adanya lompatan

    hidrolik dalam suatu aliran. Beberapa contoh pengadukan hidrolis adalah

    terjunan (Gambar 1.7), loncatan hidrolis, parshall 68 flume, baffle basin

    (baffle channel, Gambar 1.8), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.

    c) Pengadukan pneumatic adalah pengadukan yang menggunakan udara

    (gas) berbentuk gelembung yang dimasukkan ke dalam air sehingga

    menimbulkan gerakan pengadukan pada air (Gambar5.7). Injeksi udara

    bertekanan ke dalam suatu badan air akan menimbulkan turbulensi, akibat

    lepasnya gelembung udara ke permukaan air. Makin besar tekanan udara,

    kecepatan gelembung udara yang dihasilkan makin besar dan diperoleh

    turbulensi yang makin besar pula.

    Gambar 1.7

    Gambar 1.8

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    17/21

    2.4. Kelebihan Koagulasi - Flokulasi

    Lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-bahan limbah dalam bentuk

    koloid, dengan menambahkan koagulan. Dengan koagulasi, partikel-partikel koloid akan

    saling menarik dan menggumpal membentuk flok (Suryadiputra, 1995), serta

    memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat lembut dan bahan-bahan koloidal

    di dalam air menjadi agregat/jonjot (proses sebelum penggumpalan) dan membentuk

    flok, sehingga dapat dipisahkan dengan proses pengendapan dan dapat juga berfungsi

    menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air. Flokulasi terjadi setelah koagulasi

    dan berupa pengadukan pelan pada air limbah. Dengan mengendapnya koloid,

    diharapkan laju fouling yang terjadi pada membran akan berkurang, sehingga

    penggunaan mikrofiltrasi dalam proses pengolahan air bersih menjadi layak untuk

    dilakukan. Dengan aplikasi teknologi koagulasi-flokulasi zat yang berbentuk suspensi

    atau koloid dirubah bentuknya menjadi zat yang dapat dipisahkan dari air. Agregasi

    sebagai akibat dari pemakaian koagulan/flokulan adalah tahap awal dimana selanjutnya

    dilakukan pemisahan flok dari air misalnya dengan proses sedimentasi, filtrasi atau

    flotasi.

    Proses koagulasi-flokulasi selain untuk menurunkan tingkat kekeruhan untuk

    memperoleh air yang bening, juga ada efek samping yaitu fraksi zat tersuspensi dalam air

    yang seringkali menyebabkan pencemaran. Dengan koagulasi-flokulasi zat suspensi

    tersebut yang juga sebagai pencemar, bisa dihilangkan dari air.

    Gambar 1.9

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    18/21

    Tabel 1.2. Ringkasan Proses Koagulasi-Flokulasi

    Koagulasi Flokulasi

    Destabilisasi partikel koloid

    Pembubuhan bahan kimia: koagulan,misal koagulan, misal: tawas

    Dilakukan pengadukan cepat (rapidmixing):

    Hidrolis: terjunan atau hidrolikjump

    Mekanis: menggunakanbatang pengaduk

    Lamanya proses: 3090 detik

    Pembentukan dan pembesaranflok

    Dilakukan pengadukan lambat(slow mixing):

    Pneumatis Mekanis Hidrolis Waktu operasi: 1530

    menit

    Zat tersuspensi yang mempunyai ukuran lebih dari 5 10 m dapat dihilangkan agak

    mudah dengan filtrasi atau sedimentasi dan filtrasi. Sedangkan penghilangan koloid yang

    tidak tercemar berat dapat menggunakan saringan pasir lambat. Timbul kesulitan

    bilamana kualitas air baku tidak baik sehingga tidak semua zat koloid dan kotoran

    lainnya dapat dihilangkan dengan saringan pasir cepat atau saringan pasir lambat. Untuk

    mengatasi hal ini maka proses koagulasi dengan menggunakan bahan kimia dilakukan.

    Selain itu juga penting bagi proses desinfeksi dengan adanya pemisahan zat padat

    sebelum desinfeksi dilakukan, karena sering kali mikroorgamisme terdapat di dalam zat

    padat, yang tidak dapat dimusnahkan oleh proses oksidasi reduksi, karena oksidan akan

    tereduksi oleh zat organik didalam flok sebelum bisa menembus mikroorganisme untuk

    dimusnahkan.

    Proses koagulasi-flokulasi bisa juga menghilangkan sebagian atau seluruh zat terlarut,

    sehingga hal ini yang menjadi fungsi utama dari koagulasi-flokulasi. Teknologi

    koagulasi-flokulasi bisa juga dipadukan dengan proses pengendapan secara kimiawi

    (bukan proses pengendapan flok secara fisik), akan tetapi reaksi kimia antara

    koagulan/flokulan dan zat terlarut didalam air yang menghasilkan senyawa kimia yang

    tidak larut.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    19/21

    Pada gambar circular clarifierpengambilan contoh air di lokasi IPAL pabrik jamu PT X,

    terlihat masih banyak sekali padatan yang mengapung dan melayang. Padatan tersuspensi pada

    contoh air keluaran unit tersebut bahkan seringkali lebih tinggi dibandingkan padatan tersuspensi

    yang terkandung pada contoh air limbah yang baru digenerasi pada proses produksi. Pengolahan

    biologis lumpur aktif aerobik memang akan menghasilkan padatan yang perlu dipisahkan. Namun

    tingginya kandungan padatan tersuspensi setelah melewati proses pengendapan mengindikasikan

    dibutuhkannya peningkatan performa penyisihan pada circular clarifier yang sudah ada.

    Limbah dari tangki koagulasi yang merupakan campuran limbah nabati dan limbah yang

    dihasilkan dari proses ekstraksi, dilakukan penambahan koagulan FeSO4 dan PAC.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    20/21

    BAB III

    KESIMPULAN

    Koagulasi-flokulasi merupakan proses berkelanjutan, dimana koagulasi adalah proses

    awal dengan pengadukan cepat untuk menyatukan koloid-koloid menjadi flok-flok kecil.

    Kemudian dilanjutkan dengan proses flokulasi yaitu pengadukan lambat untuk membentuk

    flok menjadi lebih besar sehingga lebih mudah untuk dipisahkan dengan air.

    Proses koagulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih cepat, efektif dan efisien

    menghilangkan bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan.

  • 5/24/2018 tugas koagulasi-flokulasi

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    http://eprints.undip.ac.id/18012/1/Sudi_Setyo_Budi.pdf

    http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1940.

    http://himka1polban.wordpress.com/laporan/pengolahan-limbah-industri/laporan-

    koagulasi-flokulasi/

    http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/954e09694f76ae1f5563e5096ae07700e91d8

    27.pdf

    http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/800/866

    http://eprints.undip.ac.id/18012/1/Sudi_Setyo_Budi.pdfhttp://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1940http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/954e09694f76ae1f5563e5096ae07700e91d827.pdfhttp://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/954e09694f76ae1f5563e5096ae07700e91d827.pdfhttp://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/954e09694f76ae1f5563e5096ae07700e91d827.pdfhttp://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/954e09694f76ae1f5563e5096ae07700e91d827.pdfhttp://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1940http://eprints.undip.ac.id/18012/1/Sudi_Setyo_Budi.pdf