flokulasi emma

Upload: liaandikapratiwi

Post on 05-Apr-2018

256 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    1/23

    Perhitungan Desain Bangunan Intake

    A. Kriteria Desain yang Digunakan Data Hidrolik

    Desain aliran = 0.6 m3/s Elevasi minimum sungai = 66 m Elevasi maksimum sungai = 70.5 m Elevasi normal sungai = 69 m Elevasi terendah sungai = 62 m.

    Lokasi IntakeBangunan intake akan ditempatkan di pinggir sungai.

    Petunjuk Umum Desain Bangunan intake yang akan digunakan adalah shore intake. Terdapat beberapa gate pada shore intake. Gate tersebut ditempatkan di antara elevasi maksimum dan elevasi

    minimum sungai.

    Coarse screen akan diletakkan di belakang shore intake. Kecepatan yangmelalui coarse screen harus kurang dari 0.08 m/s.

    Fine screen akan diletakkan di belakang coarse screen. Kecepatan yangmelalui fine screen harus kurang dari 0.4 m/s.

    Terdapat sebuah sumur penangkap yang berada setelah fine screen. Sumurpenangkap dilengkapi dengan pompa intake dan pengukur debit.

    Aerasi tidak diperlukan.

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    2/23

    Gambar 1. Susunan Bangunan Intake

    B. Intake Ukuran terlalu besar untuk membuat satu gate. Sehingga dibuat dua gate dengan ukuran

    yang sama.

    Sehingga ukuran panjang dan lebar dari gate adalah 2 2 m.

    Kecepatan air yang melalui masing-masing gate:

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    3/23

    Gambar 2. Tampak Depan Bangunan Intake

    C. Coarse Screen Layout coarse screen

    Coarse screen berlokasi di lubang inlet intake / panstock yang terdapat pada

    bangunan penangkap air (intake).

    Memilih bar arrangementJumlah spasi =

    Menghitung kecepatan yang melewati bar rackLuas rack= Luas bars = Area terbuka = Luas 3 buah panstock Kecepatan =

    D. Fine ScreenPerhitungan lebar

    Lebar =

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    4/23

    Berdasarkan katalog, lebar screen yang tersedia adalah 2 m.

    Kecepatan =

    E. Sumur PenangkapSumur Penangkap atau bak pengumpul berfungsi untuk menampung air dari

    intake untuk diolah oleh unit pengolahan berikutnya. Kriteria desain dalam JWWA

    (1978) adalah:

    Kedalaman (H) : 35 m Waktu tinggal () : 1.5 menit

    Perhitungan sumur penangkap yaitu:

    ()

    Asumsi kedalaman sumur penangkap adalah 5 m, maka:

    Asumsi panjang dan lebar dari sumur penangkap adalah sama, sehingga:

    Dengan demikian dimensi sumur penangkap adalah:

    Panjang = 3.3 m Lebar = 3.3 m Kedalaman = 5 m Waktu tinggal = 1.5 menit

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    5/23

    SALURAN TRANSMISI

    1. Pengertian Saluran TransmisiSistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi sistem sosial dan

    ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai

    fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang

    dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan ekonomi masyarakat

    (Grigg, 2000 dalam Kodoatie, 2003,Bab I hal 9).

    Secara lebih spesifik olehAmerican Public Works Association (Stone,1974 dalam

    Kodoatie, 2003, Bab VII hal. 187) infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas

    fisik yang dikembangkan oleh agen-agen publik untuk fungsi pemerintahan dalam

    penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan seimbang

    untuk memfasilitasi tujuan ekonomi dan sosial.

    Dari definisi tersebut infrastruktur dapat dibagi dalam 13 kategori (Grigg,1974 dalam

    Kodoatie, 2003, Bab VII hal. 188) yang salah satunya merupakan sistem penyediaan air :

    waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi,fasilitas pengelolaan air (treatment

    plant).

    Berbicara mengenai transmisi, yang dimaksud dengan sistem transmisi air bersih

    adalah sistem perpipaan dari bangunan pengambilan air baku, dalam kasus ini adalah dari

    bangunan sumur penangkap ke bangunan pengolahan air bersih..

    Gambar 1. Skema Sistem Transmisi Air Bersih

    Adapun, hal-hal yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan menentukan

    sistem transmisi adalah:

    - Tipe pengaliran jaringan transmisi yang meliputi sistem pemompaan, dan sistemgravitasi. Sistem pemompaan diperlukan/diterapkan pada kondisi di mana letak

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    6/23

    bangunan intake lebih rendah dari bangunan pengolahan air, dan berlaku sebaliknya

    pada sistem gravitasi.

    - Topografi wilayah.- Dalam kasus ini, karena jarak bangunan sumur penangkap ke bangunan pengolahan

    air hanyalah 50m, maka bak pelepas tekan tidak dibuat.

    - Panjang dan diameter pipa saluran transmisi akan ditentukan dari perhitunganselanjutnya., dan lain-lain.

    2. Jenis-Jenis Pipa TransmisiAda beberapa jenis pipa yang sudah pernah dipakai untukpipa transmisi atau pipa

    distribusi dalam sistem penyediaan air bersih. Beberapa jenis pipa tersebut adalah pipa

    asbes semen, pvc, fiber, galvanis, ductile/cast iron.

    a. Pipa Asbes

    Pipa Asbes (Asbes Semen) sudah dipakai untuk sistem penyediaan air bersih di

    kota-kota Australia, Selandia Baru dan Indonesia. Di Indonesia Pipa asbes diproduksi

    oleh PT. JHI, sebuah perusahaan joint venture antara Indonesia dengan Australia.

    Diameter pipa mulai dari 80 mm s/d 500 mm.

    b. Pipa uPVC (unplastized Polyvinyl Chloride)

    Pipa uPVC kelebihannya dibanding material lain adalah tahan terhadap korosi,

    kuat, ringan, mudah dalam penyambungan dan pemeliharaan, dan lain-lain.

    Perpipaan Transmisi sebaiknya dipasang dibawah tanah. Kedalaman pipa

    transmisi tergantung dari kondisi lapangan, biasanya minimum 50 cm dihitung dari

    permukaan tanah sampai bagian atas pipa transmisi. Apabila pipa transmisi berada

    dibawah jalan raya, minimum sekitar 100 s/d 120 cm.

    Bila kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk memasang pipa transmisi

    dibawah tanah, pipa transmisi dapat dipasang di atas permukaan tanah. Untuk pipa

    transmisi yang dipasang di atas tanah digunakan pipa besi/Steel/GIP, sedangkan pipa

    trasmisi yang dipasang didalam tanah bisa menggunakan pipa PVC.

    Pada kasus perencanaan jaringan air bersih di Kota Kediri ini, jaringan sistem

    yang akan dibuat adalah dibawah tanah, dan dengan mempertimbangkan hal-hal yang

    telah dijelaskan di atas maka dipilihlah pompa yang akan dipakai adalah pompa PVC.

    http://benkoenairbersih.blogspot.com/2010/03/pipa-transmisi.htmlhttp://benkoenairbersih.blogspot.com/2010/03/pipa-transmisi.html
  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    7/23

    3. Perhitungan Pipa TransmisiDiketahui :

    Debit = 600 l/detik

    Panjang pipa = 50 meter

    Elevasi hulu (elevasi sumur penangkap) = 69 mdpl

    Elevasi hilir ( elevasi WTP) = 73 mdpl

    Slope =4

    0.0850

    Koef. friksi HazenWilliam, menggunakan pipa PVC (Plastik), C=150

    Analisa Perhitungan :

    Tipe Saluran transmisi : saluran tertutup ( bertekanan)

    Formula yang digunakan HazenWilliams

    1. Penentuan diameter pipa54,063,2

    .278,0 SCDQ

    54,063,208,0..150.278,0

    1000

    600D

    63,2

    D 0,056 cmmD 3333,0

    1.2. Perhitungan kecepatan aliran dalam pipa

    2.

    54,063,0.850,0 SCRv

    smv /63,108,0.05,0.150.850,054,0

    3. Total friction head loss (hf)

    167,1

    85,1

    81,6D

    L

    C

    vhf

    mhf 245,038,0

    50

    150

    63,181,6

    167,1

    85,1

    4.Perhitungan HF mayor dan HF minor

    Hf mayor = HL (L/1000)

    = 0,245 (50/100)

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    8/23

    = 0,01225 m

    5. Head minor biasanya diasumsikan sebesar 10% (Bowo, 2001) sehingga

    Hfminor = 10% . 0,01225 m = 0,001225 m

    Hftotal = Hfmayor + Hfminor

    = 0,01225 m + 0,001225 m

    = 0,013475 m

    Head statis = (73 -69) m = 4 m

    Head total = 0,013475 m + 4 m = 4,013475 m

    5. Sisa tekan (H) yang ada dapat dihitung sebagai berikut :Sisa tekan(H)= Htotal Hf- v

    2/2g

    Hf = 4,013475 m

    v2/2g = (Q/A)2/2g = (Q/r

    2)/2g

    = ((0,6/(3,14 x (0,19)2))/(2x9,81)

    = 0,27 m

    2. POMPAPerhitungan Pompa

    1. Diameter Pipa AngkatKapasitas pompa angkat yang dipakai adalah sesuai dengan kebutuhan air

    pada jam puncak/ Qh maks (lihat tabel perhitungan kebutuhan air 2039) yaitu

    0,600m3/detik. Kecepatan aliran pompa diasumsikan sama dengan kecepatan aliran

    pada pipa yaitu 1,63m/s sehingga dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

    V

    QA

    Dimana : Q = Kapasitas pompa

    A = Luas penampang pipa

    V = Kecepatan aliran pompa

    Sehingga akan didapat diameter pipa angkat dan kecepatan aliran.

    Akan digunakan empat (4) pompa dengan satu (1) pompa berfungsi sebagai

    pompa cadangan. Maka debit yang masuk, dibagi menjadi tiga (3) untuk dua pompa:

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    9/23

    233123,0

    /63,1

    /200.0

    /63,1

    3:/600,0m

    sm

    sm

    sm

    sm

    V

    Q

    V

    QA h

    2rA

    2

    2

    2039,0

    14.3

    123,0m

    mAr

    mmmr 198198,01979,0

    mmmmD 400396

    Pengecekan Kecepatan :

    smsm

    A

    QV /6,159,1

    4:)400,0.(

    /200,02

    3

    smsm /63,1/6,1

    Dari perhitungan diatas kita dapatkan bahwa diameter pipa angkat adalah400mm, dengan kecepatan aliran adalah 1,6 m/s.

    2. Kerugian Head (Hl)

    Head kerugian gesek dalam pipa (hf)Sebelum mencari head, ditentukan terlebih dahulu apakah aliran yang terjadi

    adalah aliran laminer atau aliran turbulen. Dengan menggunakan bilangan

    Reynolds, yaitu :

    dimana :

    Re : Bilangan Reynolds

    V : Kecepatan aliran (m/s)

    d : Diameter pipa (m)

    : Viskositas kinematik air (m2/s)

    Bila Re < 2300, aliran bersifat laminer

    Bila Re > 4000, aliran bersifat turbulen

    = 0,801.10-6

    m2/s (pada suhu 30

    oC )

    dv.Re

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    10/23

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    11/23

    Dimana :

    he : Head kerugianplumbing accessories (m)

    K : Koefisien kerugian

    Kerugian plumbing accessories (untuk melindungi pipa, maka dibuatrumah pipa). Instalasi pompa di rumah pompa untuk satu (1) buah pompa

    dengan dua (2) buah pipa adalah :

    1. Flexible Joint : 1 x 10 = 102. Flow meter : 1x2,5 = 2,53. Elbow 90 : 3x 1.1 = 3,3

    +

    Kerugian total ( K total ) = 15,8

    Maka :

    mx

    xhe 06,281,92

    6,18,15

    2

    Setelah semua bagian Hl = hf+ he

    = 0,342 + 2,06

    = 2,402

    = 2,40 m

    Besarnya koefisien kerugian (K) yang dipakai didapat dari refersensi

    buku Mekanika Fluida ( Bruce R. Munson, Donald F. Young, dan Theodore

    H. Okiishi, Erlangga, 2005).

    Maka besar Head Total Pompa (H), adalah :

    g

    vHHstatisH l2

    2

    mH 53,6

    81,9.2

    6,140,24

    2

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    12/23

    Jadi Head total pompa adalah 6,53 m.

    3.Efisiensi pompa (p) diasumsikan sebesar 75%4. Maka daya pompa angkat adalah :

    p

    p

    HQgP

    ...

    dimana :

    Pp : Daya pompa : (watt)

    : Kerapatan air : (998,3 kg/m3

    pada suhu 20 C)

    g : Percepatan gravitasi : (9,81 m/s

    2

    )

    Q : Kapasitas pompa : (m3/s)

    H : Head total pompa : (m)

    p : Efisiensi pompa : (%)

    wattxxx

    Pp 43978,1705375,0

    53,6200,081,93,998

    kWkWkWPp 1817053,17 5.Daya Motor Pompa

    Tentunya setelah menghitung daya poros (Pp) dihitung juga daya motor

    yang digunakan untuk menggerakkan poros tersebut. Rumus yang digunakan

    adalah :

    Dimana: Pp = Daya poros/ daya pompa

    transmisi = ditentukan sebesar 0,9

    Sehingga perhitungannya adalah :

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    13/23

    kWPm 239,0

    1815,1 .

    Jadi daya motor yang diperlukan adalah sebesar 23 kW.

    Perhitungan ini apabila diterapkan dengan kondisi pompa di lapangan/di pasaran,didapatkan pompa dengan spesifikasi yang memenuhi kebutuhan, yaitu :

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    14/23

    Flokulasi

    Flokulasi merupakan bagian dari unit proses pengadukan lambat. Tujuan

    pengadukan lambat dalam pengolahan air adalah untuk menghasilkan gerakan air secara

    perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel untuk membentuk gabungan partikel

    berukuran besar. Pengadukan lambat digunakan pada proses flokulasi, untuk pembesaran

    inti gumpalan. Gradien kecepatan diturunkan secara perlahan-lahan agar gumpalan yang

    telah terbentuk tidak pecah lagi dan berkesempatan bergabung dengan yang lain

    membentuk gumpalan yang lebih besar. Penggabungan inti gumpalan sangat tergantung

    pada karakteristik flok dan nilai gradien kecepatan.

    Tingkat efisiensi terjadinya proses flokulasi sebagian besar ditentukan oleh

    banyaknya tabrakan yang terjadi antara patikel-partikel teragulasi dalam satuan unit

    waktu. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain unit flokulasi :

    Kualitas air baku dan karakteristik flokulasi. Kualitas tujuan dari proses pengolahan. Headloss tersedia dan variasi debit instalasi.

    Secara umum, pengadukan lambat adalah pengadukan yang dilakukan pada

    gradien kecepatan kurang dari 100 per detik selama 10 hingga 60 menit. Secara spesifik,

    nilai G dan td bergantung pada maksud atau sasaran pengadukan cepat. Pengadukanlambat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

    1. Pengadukan mekanis

    Pengadukan mekanis merupakan satu metoda yang umum digunakan untuk

    pengadukan lambat. Pengaduk (disebut juga flokulator) mekanis yang sering

    digunakan dalam pengadukan lambat adalah tipe paddle yang dimodifikasi hingga

    membentuk roda (paddle wheel), baik dengan posisi horisontal maupun vertikal.

    Contoh dari pengadukan mekanis antara lain adalah mekanikpaddle dan mekanik

    propeller

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    15/23

    Gambar 1.1 Flokulator pedal dengan blade tegak lurus aliran air (tipe

    horizontal shaft).

    Besarnya energi/tenaga yang diterima oleh fluida akibat putaran paddle wheel

    tergantung pada gaya drag dan kecepatan relatif fluida terhadap pedal. Tenaga yang

    diperlukan untuk pengadukan sistem pedal dapat dihitung dengan rumus :

    2.

    3v

    ACP D (2.1)

    Keterangan : P = tenagan, Nm/det

    CD = koefisien drag

    A = luas permukaan paddle wheel, m2

    = rapat massa air, kg/m3

    v = kecepatan relative putaran paddle, m/det

    Nilai CD dapat dilihat pada tabel berikut ini,

    Tabel 1.1 Nilai Koefisien Drag

    Keterangan :

    L = panjang paddle

    W = lebar paddle

    Bila paddle whell tersusun oleh lebih dari satu pasangpaddle (dengan ukuran

    yang sama), maka persamaan (2.1) tersebut menjadi,

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    16/23

    3

    2

    1iD vACP ..(2.2)

    i = 1, 2, 3,n

    2.Pengadukan HidrolisJenis pengadukan hidrolis yang digunakan pada pengadukan lambat berbeda

    dengan pengadukan cepat. Pada pengadukan lambat, energi hidrolik yang diharapkan

    cukup kecil dengan tujuan menghasilkan gerakan air yang mendorong kontak antar

    partikel tanpa menyebabkan pecahnya gabungan partikel yang telah terbentuk. Prinsip

    kerja flokulator hidrolis ini adalah dengan cara pengadukan (mixing) contohnya

    adalah horizontal-flow baffle channel, vertikal-flow baffle channel dan heksakoloidal-

    flokulator. Namun, jenis aliran yang sering digunakan sebagai pengadukan lambat

    adalah baffle channel. Pengaduk hidrolis dilakukan dengan mengandalkan energi

    hidrolis berupa terjunan air, energi gesekan (head loss) pada perpipaan, kanal bersekat,

    Berikut ini disajikan gambar flokulator tipe baffle channel

    Gambar 1.2. Flokulator tipebaffle channel

    Flokulator umumnya dibuat secara seri seiring penurunan nilai G agar diperoleh

    pencampuran sempurna, yaitu partikel dapat saling berkontak, sehingga diperoleh hasil

    akhir yang memuaskan. Total waktu detensi yang diperlukan untuk flokulator secara

    seri maksimum 45 menit. Jumlah sekat dalam flokulator kanal bersekat (baffle

    channel) dapat ditentukan dengan rumus berikut :

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    17/23

    1.Jumlah sekat dalam flokulator aliran horizontal

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    tn

    .(2.3)

    2.Jumlah sekat dalam flokulator aliran vertikal

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    tn

    .(2.4)

    Keterangan :

    h = head loss (m)

    v = kecepatan fluida (m/det)

    g = konstata gravitasi ( 9,81 m/det 2)

    k = konstanta empiris ( 2,54)

    n = jumlah sekat

    H = kedalaman air dalam kanal (m)

    L = panjang bak flokulator (m)

    G = gradien kecepatan (1/det)

    Q = debit aliran (m3/det)

    t = waktu flokulasi (det)

    = Kekenatalan dinamis air (kg/m.det)

    = Berat jenis air (kg/m3)

    f = koefisien gesek sekat

    W = lebar bak (m)

    3. Pengadukan Pneumatis

    Flokulator ini dirancang dengan cara mensuplai udara ke dalam bak flokulasi,

    cara kerjanya sama seperti yang dilakukan pada aerasi, bedanya suplai udara yang

    diberikan ke bak flokulasi tidak sebesar pada bak aerasi. Jenis flokulator ini jarang

    sekali kita temukan saat ini.

    Kriteria Desain

    Pada permasalahan perancangan bangunan air bersih dan air minum Kota Kediri

    ini, jenis pengadukan lambat yang digunakan adalah pengadukan dengan cara hidrolis

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    18/23

    dengan menggunakan flokulator kanal-bersekat (baffled channel). Berikut ini

    diberikan kriteria desain yang disyaratkan untuk flokulator hidrolis,

    Tabel.2. Kriteria Flokulator Hidrolis (SNI-6774-2008)

    Tabel 3. Kriteria desain yang umum digunakan dalam rancangan flokulator

    Perhitungan Desain :Oleh karena itu, ditentukan kriteria berdasarkan ASCE, AWWA, dan

    Kawamura, sebagai berikut : Akan dibuat tiga ( 6 ) ruang atau kompartment.

    Q (Kapasitas air total) = 600 liter/detik

    = 51840 m3/hari

    Diasumsikan :

    G1 = 50 / detik

    G2 = 45 / detik

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    19/23

    G3 = 40 /detik

    G4 = 35 / detik

    G5 = 30 / detik

    G6 = 25 /detik

    Waktu Tinggal (td total) = 42 menit

    Panjang Flokulator (L) = 20 m

    Kedalaman (h) = 2 m

    Koefisien Kekasaran dinding kanal = 0,015 (Concrete)

    Suhu air = 20oC

    Perhitungan detail :

    a. Total volume flokulator :

    33972

    1440

    1./51840..27 m

    menit

    harixharimxmenitV

    b. Total lebar flokulator :

    mmmx

    m

    LxH

    VW 24

    220

    9723

    c. Lebar tiap seksi

    mm

    w 46

    24

    d. Pada suhu 20oC nilai =1,0087 x 10

    -3kg/m.det, dan =1000 kg/m

    3( Reynolds,

    Richards, 1996).

    1. Flokulator Pertama

    Dihitung flokulator kedua dengan gradient kecepatan, G = 50/detik

    dan waktu tinggal hidrolik, td = 7 menit.

    Jumlah sekat dalam flokulator pertama :

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    20/23

    1963,18

    86400/51840

    50200,2

    015,044,11000

    607100087,123/123

    xn

    Jarak antar sekat m05,119

    20

    Head Loss pada flokulator

    mx

    Gg

    t

    h 11,0107,05081,91000

    607100087,1

    ..

    . 23

    2

    2. Kompartmen kedua.

    Dihitung flokulator kedua dengan gradient kecepatan, G = 45/detik

    dan waktu tinggal hidrolik, td = 7 menit.

    Jumlah sekat dalam flokulator kedua :

    3/12

    ..44,1

    .2

    QGLH

    ftn

    1737,17

    86400/51840

    45200,2

    015,044,11000

    607100087,123/1

    23

    xn

    Jarak antar sekat m2,117

    20

    Head Loss pada flokulator

    m

    xG

    g

    th 09,0087,045

    81,91000

    607100087,1.

    .

    . 23

    2

    3. Kompartmen ketiga

    Dihitung flokulator ketiga dengan gradient kecepatan, G = 40/detik

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    tn

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    21/23

    dan waktu tinggal hidrolik, td = 7 menit.

    Jumlah sekat dalam flokulator ketiga :

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    t

    n

    1606,16

    86400/51840

    40200,2

    015,044,11000

    607100087,123/1

    23

    xn

    Jarak antar sekat m25,116

    20

    Head Loss pada flokulator

    m

    xG

    g

    th 07,0069,040

    81,91000

    607100087,1.

    .

    . 23

    2

    4. Kompartmen keempat

    Dihitung flokulator keempat dengan gradient kecepatan, G = 35/detik

    dan waktu tinggal hidrolik, td = 7 menit.

    Jumlah sekat dalam flokulator keempat :

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    tn

    1569,14

    86400/51840

    35200,2

    015,044,11000

    607100087,123/1

    23

    xn

    Jarak antar sekat m33,115

    20

    Head Loss pada flokulator

    m

    xG

    g

    th 05,0053,035

    81,91000

    607100087,1.

    .

    . 23

    2

    5. Kompartmen kelima

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    22/23

    Dihitung flokulator kelima dengan gradient kecepatan, G = 30/detik

    dan waktu tinggal hidrolik, td = 7 menit.

    Jumlah sekat dalam flokulator kelima :

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    tn

    1326,13

    86400/51840

    30200,2

    015,044,11000

    607100087,123/1

    23

    xn

    Jarak antar sekat m54,113

    20

    Head Loss pada flokulator

    m

    xG

    g

    th 04,0039,030

    81,91000

    607100087,1.

    .

    . 23

    2

    6. Kompartmen keenam

    Dihitung flokulator keenam dengan gradient kecepatan, G = 25/detik

    dan waktu tinggal hidrolik, td = 7 menit.

    Jumlah sekat dalam flokulator keenam :

    3/12

    ..

    44,1

    .2

    Q

    GLH

    f

    tn

    1274,11

    86400/51840

    25200,2

    015,044,11000

    607100087,123/1

    23

    xn

    Jarak antar sekat m67,11220

    Head Loss pada flokulator

    m

    xG

    g

    th 03,0027,025

    81,91000

    607100087,1.

    .

    . 23

    2

  • 8/2/2019 Flokulasi Emma

    23/23

    7. Total Head Loss

    mtotalHL 39,003,004,005,007,009,011,0

    8. Tenaga input/ Tenaga yang dibutuhkan

    hgQP ...

    Dimana : P = tenaga, Nm/det

    Q = debit aliran, m3/det

    = berat jenis, kg/m3

    g = percepatan gaya gravitasi, (9,81 m/det2)

    h = tinggi jatuhan (m)

    = kehilangan energi akibat gesekan (head loss)

    Sehingga didapat:

    det/54,229539,0.det/81,9./1000.det/6,0...233 NmmmmkgmhgQP

    wattP 230054,2295