munizar flokulasi

Upload: aan

Post on 10-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Flokulasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangAir merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Tanpa air, bisa dikatakan bahwa kehidupan akan terancam punah. Oleh karena itu, semakin besar kebutuhan akan air maka semakin besar pula pengawasan terhadapnya.Pengawasan terhadap air harus sangat diperhatikan apalagi dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai jenis industri sudah semakin banyak dikembangkan di Indonesia. Perkembangan industri memiliki sisi positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat maupun lingkungan sekitar. Di satu sisi, berkembangnya industri dapat menaikkan tingkat perekonomian daerah, di sisi lain dampaknya terhadap lingkungan dapat sangat menghawatirkan. Salah satu dampak negatif terhadap lingkungan dari industri yang berkembang di suatu wilayah adalah berkaitan dengan pencemaran terhadap air, tanah, maupun udara.Pencemaran air tersebut meliputi pencemaran kimia yang berupa bahan-bahan organik, mineral dan zat-zat beracun serta pencemaran biologis yang dapat disebabkan oleh berkembang biaknya ganggang tumbuhan pengganggu air, dan kontaminasi oleh organism mikro yang berbahaya. Namun, penceraman umumnya disebabakan oleh aktivitas manusia. Oleh karena itu, air baku yang tidak memenuhi persyaratan kualitas perlu diolah terlebih dahulu agar aman dikonsumsi masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah1. Apa itu proses koagulasi-flokulasi dalam pengolahan air?2. Bagaimana proses koagulasi-flokulasi dalam pengolahan air?3. Seberapa efektifkoagulasi dan flokulasi pada unit produksi ?4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi-flokulasi pada instalasi pengolahan air5. Apa kelebihan dari proses koagulasi-flokulasi dalam usaha pengolahan air?

1.3. Tujuan1. Mengetahui apa itu proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air minum2. Mengetahui Proses kimia dari koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air minum3. Mengetahui seberapa efektifkoagulasi dan flokulasi pada unit produksi 4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi.5. Mengetahui kelebihan dari proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem penyediaan air minum

BAB IITINAJUAN PUSTAKA2.1 DASAR TEORI

Proses pengendapan berkaitan dengan proses koagulasi dan flokulasi. Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau penggumpulan partikel-partikel kecil menggunakan zat koagulan. Flokulasi adalah peristiwa pengumpulan partikel-partikel kecil hasil koagulasi menjadi flok yang lebih besar sehingga cepat mengendap. penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion yang mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid Partikel koloid umumnya bermuatan negatif, sehingga ion yang ditambahkan harus kation atau bermuatan posit.Tawas dan kapur merupakan zat koagulan dan flokulan yang telah banyak digunakan dalam proses koagulasi.

Pada proses koagulasi dan flokuasi terjadi 2 proses Pengadukan berdasarkan kecepatan pengadukannya yaitu pengadukan cepat dengan kecepatan 250 rpm dan pengadukan lambat dengan kecepatan 75 rpm.Pengadukan cepat ini bertujuan untuk menghasilkan dispersi yang seragam dari partikel-partikel koloid dan untuk meningkatkan kesempatan partikel untuk kontak dan bertumbukan satu sama lain. Pengadukan lambat ini berujuan untuk menggumpalkan partikel-partikel terkoagulasi berukuran mikro menjadi partikel-partikel flok yang lebih besar. Flok-flok ini kemudian akan beragregasi dengan partikel-partikel tersuspensi lainnya. Pengadukan pelan akan memperpendek jarak antar partikel sehingga gaya tarik menarik antar partikel menjadi lebih besar dan dominan dibanding gaya tolaknya, yang menghasilkan kontak dan tumbukan antar partikel yang lebih banyak dan lebih sering. Kontak inilah yang menggumpalkan partikel-partikel padat terlarut terkoagulasi berukuran mikro menjadi partikel flok yang lebih besar. Ketika pertumbuhan flok sudah cukup maksimal massa dan ukurannya flok-flok ini akan mengendap ke dasar reservoir sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan air jernih pada bagian atas reservoir dan lapisan endapan flok yang menyerupai lumpur pada dasar reservoir. Di bawah ini adalah gambar Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat.

Koagulan yang banyak digunakan dalam pengolahan air minum adalah aluminium sulfat atau garam-garam besi. Kadang-kadang koagulan-pembantu, seperti polielektrolit dibutuhkan untuk memproduksi flok yang cepat mengendap. Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu.Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi laboratorium atau pilot plant (menggunakan jar test apparatus) untuk mendapatkan kondisi optimum.Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah:

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi antara lain sebagai berikut.

a. Suhu airSuhu air yang rendah mempunyai pengaruh terhadap efisiensi proses koagulasi. Bila suhu air diturunkan , maka besarnya daerah pH yang optimum pada proses kagulasi akan berubah dan merubah pembubuhan dosis koagulan.

b. Derajat Keasaman (pH)Proses koagulasi akan berjalan dengan baik bila berada pada daerah pH yang optimum. Untuk tiap jenis koagulan mempunyai pH optimum yang berbeda satu sama lainnya. c. Jenis Koagulan Pemilihan jenis koagulan didasarkan pada pertimbangan segi ekonomis dan daya efektivitas daripadakoagulan dalam pembentukan flok. Koagulan dalam bentuk larutan lebih efektif dibanding koagulan dalam bentuk serbukatau butiran. d. Kadar ion terlarut Pengaruh ion-ion yang terlarut dalam air terhadap proses koagulasi yaitu : pengaruh anion lebih bsar daripada kation. Dengan demikian ion natrium, kalsium dan magnesium tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap proses koagulasi. e. Tingkat kekeruhanPada tingkat kekeruhan yang rendahproses destibilisasi akan sukar terjadi. Sebaliknya pada tingkat kekeruhan air yang tinggi maka proses destabilisasi akan berlangsung cepat. Tetapi apabila kondisi tersebut digunakan dosis koagulan yang rendah maka pembentukan flok kurang efektif. f. Dosis koagulan Untuk menghasilkan inti flok yang lain dari proses koagulasi dan flokulasi sangattergantung dari dosis koagulasi yang dibutuhkan Bila pembubuhan koagulan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan maka proses pembentukan inti flok akan berjalan dengan baik. g. Kecepatan pengadukan Tujuan pengadukan adalah untuk mencampurkan koagulan ke dalam air. Dalam pengadukan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengadukan harus benar-benar merata, sehingga semua koagulan yang dibubuhkan dapat bereaksi dengan partikel-partikel atau ion-ion yang berada dalam air. Kecepatan pengadukan sangat berpengaruh terhadap pembentukan flok bila pengadukan terlalu lambat mengakibaykan lambatnya flok terbentuk dan sebaliknya apabila pengadukan terlalu cepat berakibat pecahnya flok yang terbentuk 2.2 Proses Koagulasi Pada proses koagulasi, juga dibagi dalam tahap secara fisika dan kimia.1.Secara fisikaKoagulasi dapat terjadi secara fisik seperti:a. Pemanasan Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan. contoh:darah b. Pengadukan, contoh: tepung kanji c.Pendinginan, contoh: agar-agar2.Secara kimiaSedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan penambahan zat kimia koagulan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:a. Menggunakan Prinsip Elektroforesis.b. Penambahan koloidc. Penambahan elektrolit

Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat berpengaruh. Stabilitas merupakan daya tolak koloid karena partikel-partikel mempunyai muatan permukaan sejenis (negatip). Beberapa gaya yang menyebabkan stabilitas partikel, yaitu:1. Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika partikel-partikel mempunyai muatan yang sejenis.2. Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).3. Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang diadsorpsi pada permukaan.2.3. FLOKULASIFlokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi.Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepatproses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel-partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap.Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka bak flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana pada kompertemenpertama terjadi proses pendewasaan flok, pada kompartemen kedua terjadi prosespenggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan flok. Pengadukan lambat (agitasi) pada proses flokulasi dapat dilakukan dengan metoda yang sama dengan pengadukan cepat pada proses koagulasi,perbedaannya terletak pada nilai gradien kecepatan di mana pada proses flokulasi nilai gradien jauh lebih kecil dibanding gradien kecepatan koagulasi.2.4. Efektivitas FlokulasiEfisiensi dari proses flokulasi pada prakteknya seringkali dapat dilihat dari kualitas air setelah dilakukan pemisahan flok secara mekanik. Dengan demikian, cara pemisahan zat padat atau flok sangat penting dan sangat dipengaruhi oleh bentuk flok yang ada, misalnya untuk melakukan flotasi diperlukan bentuk flok yang lain berbeda dengan flok untuk sedimentasi. Jika dipakai sedimentasi diperlukan flok dengan berat jenis dan diameter yang besar. Pada proses flotasi dibutuhkan flok yang lebih kecil dan mempunya berat jenis yang lebih ringan tetapi mempunyai sifat untuk bergabung dengan gelembung udara.

Untuk efek penjernihan air secara keseluruhan, belum cukup apakah flok bisa dipisahkan dari air secara efektif, karena belum dapat menjamin dengan pasti apakah kualitas air yang diinginkan bisa tercapai hanya dengan kondisi ini saja. Selain itu dibutuhkan bahwa semua zat yang akan dihilangkan dari air juga melekat pada flok.

2.5. PengadukanFaktor penting pada proses koagulasi-flokulasi adalah pengadukan. Berdasarkan kecepatannya, pengadukan dibedakan menjadi dua, yaitu pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Kecepatan pengadukan dinyatakan dengan gradien kecepatan (G), yang merupakan fungsi dari tenaga yang disuplai (P):

2.5.1 Pengadukan mekanismetoda pengadukan menggunakan alat pengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik. Umumnya pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan gayung pengaduk (impeller), Pengadukan lambat secara mekanis umumnya memerlukan tiga kompartemen dengan ketentuan G di kompartemen I lebih besar daripada G di kompartemen II dan G di kompartemen III adalah yang paling kecil.

2.5.2 Pengadukan hidrolispengadukan yang memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energy potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran.2.5.3 Pengadukan pneumatic pengadukan yang menggunakan udara (gas) berbentuk gelembung yang dimasukkan ke dalam air sehingga menimbulkan gerakan pengadukan pada air

2.6. Kelebihan Koagulasi - FlokulasiLebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan. Dengan koagulasi, partikel-partikel koloid akan saling menarik dan menggumpal membentuk flok, serta memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air menjadi agregat/jonjot (proses sebelum penggumpalan) dan membentuk flok, sehingga dapat dipisahkan dengan proses pengendapan dan dapat juga berfungsi menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air. Flokulasi terjadi setelah koagulasi dan berupa pengadukan pelan pada air limbah. Dengan mengendapnya koloid, diharapkan laju fouling yang terjadi pada membran akan berkurang, sehingga penggunaan mikrofiltrasi dalam proses pengolahan air bersih menjadi layak untuk dilakukan. Dengan aplikasi teknologi koagulasi-flokulasi zat yang berbentuk suspensi atau koloid dirubah bentuknya menjadi zat yang dapat dipisahkan dari air. Agregasi sebagai akibat dari pemakaian koagulan/flokulan adalah tahap awal dimana selanjutnya dilakukan pemisahan flok dari air misalnya dengan proses sedimentasi, filtrasi atau flotasi. Proses koagulasi-flokulasi selain untuk menurunkan tingkat kekeruhan untuk memperoleh air yang bening, juga ada efek samping yaitu fraksi zat tersuspensi dalam air yang seringkali menyebabkan pencemaran. Dengan koagulasi-flokulasi zat suspensi tersebut yang juga sebagai pencemar, bisa dihilangkan dari air.Tabel 2.1 Ringkasan Proses Koagulasi-FlokulasiKoagulasiFlokulasi

Destabilisasi partikel koloid Pembubuhan bahan kimia: koagulan, misal koagulan, misal: tawas Dilakukan pengadukan cepat (rapid mixing): Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump Mekanis: menggunakan batang pengaduk Lamanya proses: 30 90 detik Pembentukan dan pembesaran flok Dilakukan pengadukan lambat (slow mixing): Pneumatis Mekanis Hidrolis Waktu operasi: 15 30 menit

Pentingnya koagulasi-flokulasi di IPA terhadap air baku air permukaan dan air tanah yang sudah mengalami pengolahan pendahuluan; seringkali terdapat zat padat dalam bentuk atau ukuran yang tidak memungkinkan mengendap pada proses sedimentasi saja atau dengan proses lain di dalam waktu dentensi yang efisien. Zat tersuspensi yang mempunyai ukuranlebih dari 5 10 m dapat dihilangkan agak mudah dengan filtrasi atau sedimentasi dan filtrasi. Sedangkan penghilangan koloid yang tidak tercemar berat dapat menggunakan Saringan pasir lambat. Timbul kesulitan bilamana kualitas air baku tidak baik sehingga tidak semua zat koloid dan kotoran lainnya dapat dihilangkan dengan saringan pasir cepat atau saringan pasir lambat. Untuk mengatasi hal ini maka proses koagulasi dengan menggunakan bahan kimia dilakukan. Selain itu juga penting bagi proses desinfeksi dengan adanya pemisahan zat padat sebelum desinfeksi dilakukan, karena sering kali mikroorgamisme terdapat di dalam zat padat, yang tidak dapat dimusnahkan oleh proses oksidasi reduksi, karena oksidan akan tereduksi oleh zat organik didalam flok sebelum bisa menembus mikroorganisme untuk dimusnahkan. Proses koagulasi-flokulasi bisa juga menghilangkan sebagian atau seluruh zat terlarut, sehingga hal ini yang menjadi fungsi utama dari koagulasi-flokulasi. Teknologi koagulasi-flokulasi bisa juga dipadukan dengan proses pengendapan secara kimiawi (bukan proses pengendapan flok secara fisik), akan tetapi reaksi kimia antara koagulan/flokulan dan zat terlarut didalam air yang menghasilkan senyawa kimia yang tidak larut.

BAB IIIMETODE PERCOBAAN1.1 Bahan*Tepung 60 gram*Tawas 75 gram*Air 3.2 Peralatan1. Seperangkat unit koagulasi-Flokulasi (Physic-chemical treatment)2. Beaker glass 3. Spatula 4. Timbangan digital 5. Turbidity meter6. Tissue 7. Stopwatch3.3 ProsedurPercobaan 3.3.1 Prosedur1. Mengisi tangki umpan dengan air sebanyak 400 L dengan temperatur ruangan.2. Mengambil 1 L air.3. Menimbang 60 gram tepung.4. Melarutkantepung di dalam wadah yang sudah berisi air yang diambil dari tangki penyimpanan.5. Menempatkan pompa di dalam tangki penyimpanan.6. Mengecek penampung yang diambil dari tangki.7. Buka sedikit valve v1.8. Tutup valve v2.9. Menghidupkan pompa dengan menggunakan tombol switch.10. Mengatur laju alir dari sirkulasi air di dalam tangki, untuk memastikan air sudah homogen.11. Matikan pompa ketika air sudah homogen.12. Pada saat proses berlangsung ambil sampel untuk percobaan jartest. 3.3.2 Mengosongkan3.3.2.1 Mengosongkan Unit1. Mematikan semua mesin pengaduk dan pompa.2. Mematikan koagulator menggunakan keran v3.3. Mematikan flokulator menggunakan keran v4.4. Mematikan decanter menggunakan keran v5.3.3.2.2 MengosongkanTangkiPenyimpanan1. Mencabut kabel listrik dari pompa.2. Mengeluarkan pompa dari tangki.3. Mengosongkan air di dalam tangki penyimpanan. 3.3.3 Membersihkan1. Menggunakan air, bilas seluruh bagian dalam tangki dan unit physic-chemical treatment.2. Mengosongkan unit sampai tidak ada lagi residu.

3.4 Menghentikan Unit1. Mematikan semua mesin agitasi danpompa-pompa.2. Mematikan transmitter pH dan slurry.3. Pasang tutup pelindung probe pH setelahdirawat.4. Bersihkan dan kosongkan unit dan air pada tangki.5. Buka dantinggalkan katup secaraterbuka.6. Matikan tombol utama di dalam box/panel di belakang unit.7. Membuat catatan dari percobaan.

3.5 Variabel Proses 3.5.1 VariabelTetap Air umpanmasuk 100 ppm Konsentrasi Tawas 4500 ppm Putaran pengaduk : Tangki koagulasi 250 rpm, Tangki Flokulasi 75 rpm Laju alir : tangki umpan masuk 200 liter/j, tangki koagulan 5 liter/jam 3.5.2 VariabelTerikat Efisiensi penyisihan Waktu tinggal cairan

3.5.3 Variabel bebas Umpan air masuk percobaan pertama 67.6 NTU Umpan air masuk percobaan kedua 42.6 NTU Umpan air masuk percobaan ketiga 9 NTU

BAB IVDATA PERCOBAAN4.1 Tabel Pengamatan

4.1.2 Tabel pengamatan air baku percobaan kedua (67.6 NTU)

TTangki Koagulasi( NTU)pHFlokulasipHOutlet(NTU)

1596.76.7467.26.81-

3094.86.831036.92-

4587.26.841056.912.1

60626.83646.900.7

751016.861086.900.61

4.1.2 Tabel pengamatan air baku percobaan kedua (42.6 NTU)

TTangki Koagulasi (NTU)pHFlokulasi (NTU)pHOutlet(NTU)

15956.8083.26.881.1

30696.7999.96.851.0

4534.36.65316.851.02

60256.55376.801.4

4.1.3 Tabel pengamatan air baku percobaan ketiga (9 NTU)

TTangki Koagulasi (NTU)pHFlokulasi (NTU)pHOutlet(NTU)

1516.16.7326.16.801

30356.7215.56.782

4532.96.70116.772

6066.6996.752.4

NOTE :Putaran pengaduk : Koagulasi 250 rpm Flokulasi 75 rpmLaju alir : Umpan masuk 200 liter/jam Koagulan 5 liter/jam

4.2 Pengolahan data 4.2.1 Pengolahan data percobaan pertama menit ke-45Rumus efesiensi penyisihan = == 96.9%4.2.2 Pengolahan data percobaan pertama menit ke-60Rumus efesiensi penyisihan= = 100%= 98.96%4.2.3 Pengolahan data percobaan 1 menit ke-75Rumus efesiensi penyisihan= == 99.1%

4.2.4 Pengolahan data percobaan 2 menit ke-15Rumus efesiensi penyisihan= == 97.4%4.2.6 Pengolahan data percobaan 2 menit ke- 30Rumus efesiensi penyisihan= == 97.6%

4.2.7 Pengolahan data percobaan 2 menit ke-45Rumus efesiensi penyisihan= == 97.6%

4.2.8 Pengolahan data percobaan 2 menit ke-60Rumus efesiensi penyisihan= == 96.7%

4.2.9 Pengolahan data percobaan 3 menit ke-15Rumus efesiensi penyisihan= == 88.88%4.2.10 Pengolahan data percobaan 3 menit ke-30Rumus efesiensi penyisihan= == 77.7%

4.2.11 Pengolahan data percobaan 3 menit ke-45Rumus efesiensi penyisihan= == 77.7%

4.2.12 Pengolahan data percobaan 3 menit ke-60Rumus efesiensi penyisihan= == 73.3%

4.2.13 Pengolahan data air umpan recycle pada percobaan ke-3Rumus efesiensi penyisihan= == 86.68%4.3 Waktu Tinggal Cairan 4.3.1 Tangki Umpan Masuk4.3.1.1 Tangki koagulasi

= = 0,025 Jam = 1,5 Menit = 90 detik4.3.1.2 Tangki Flokulasi

= = 0,2 Jam = 12 menit = 720 detik

4.3.2 Tangki Koagulan4.3.2.1 Tangki Koagulasi = = 1 Jam = 60 menit = 3600 detik4.3.2.2 Tangki Flokulasi = = 8 jam = 480 menit =28800 detik

BAB VPembahasanPada percobaan koagulasi flokulasi dengan menggunakan alat phisyco chemical treatment.yang pertama dilakukan adalah mengisi air kedalam tangki sebanyak 400 L,kemudian dimasukan kapur yang telah ditimbang sebanyak 60 gram kedalam tangki umpan.di dalam tangki terdapat sebuah sebuah sirkulasi dimana berfungsi untuk membuat tepung dengan air bercampur.lalu di peroleh kekeruhan pada air baku umpan percobaan pertama sebesar 67,6 Ntu.Kemudian diguanakan tawas sebagai koagulan sebanyak 75 gram dan di masukan ke dalam jirigen yang berisi air.Kemudian jalankan alat dengan memompa cairan dalam tanki umpan dengan kecepatan laju alirnya sebesar 200 liter/jam.sedangkan tawas yang ada di jirigen alirkan dengan kecepatan 5 liter/jam menuju bak koagulasi.pada proses koagulasi putaran pengaduknya di setting pada kecepatan 250 rpm tujuanya dari pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang diolah, dan untuk menghasilkan dispersi yang seragam dari partikel-partikel koloid,serta terjadinya gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok halus yang kemudian dialirkan ke bak flokulasi.Sedangkan pada tangki flokulasi di setting kecepatan pengaduknya sebesar 66 rpm,Adapun proses yang terjadi adalah flok-flok pada proses koagulasi akan saling bertumbukan sehingga akan terbentuk flok-flok deng ukuran yang lebih besar dan mudah di endapkan pada bak sedimentasi.

Pada bak sedimentasi flok-flok dengan ukuran yang besar akan mengendap ke bawah dan flok-flok yang ingin naik ke atas akan tertahan oleh lamela dan kemudian jatuh ke bawah dan mengendap atau biasa di sebut proses sedimentasi,sedangkan air yang sudah bersih akan mengalir ke tangki produk.Adapun air pada tangki produk belum bisa digunakan untuk air minum karena harus melalui lebih lanjut seperti filtrasi dan desinfeksi.Pada pratikum koagulasi flokulasi di peroleh nilai PH koagulasi lebih kecil dari nilai PH flokulasi.pada percobaan pertama baku air Ntu 67,6 di peroleh Ntu produk untuk pertama sekali pada menit ke 45 sedangkan pada menit ke 15 dan 30 menit tidak ada diperoleh Ntu produk.Di bawah ini adalah gambar flok yang terbentuk pada menit ke 60 percobaan pertama

Gambar 5.1 pengedapan flok pada percobaan ke-1 menit 60Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa flok mulai tebentuk agak tebal dengan tingkat kekeruhan air umpan pada percobaan pertama sebesar 67,6 dan tingkat kekeruhan outlet yang keluar sebasar 0.61.

Pada percobaan kedua pada waktu 60 menit Dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 5.2 pengendapan flok pada percobaan ke- 2 menit ke 60Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa flok-flok yang terbentuk pada percobaan kedua ini semakin lama semakin menebal.akan tetapi angka kekeruhan yang di peroleh hanya sedikit lebih baik dari percobaan pertama.Adapun nilai Ntu produk yang diperoleh sebesar 1.4

Gambar 5.3 pengendapan flok pada percobaan ke 3

Pada percobaan tingkat kekeruhan air yang masuk sebesar 9 Ntu.sedangkan tingkat kekeruhan air outlet sebesar 2.4 Ntu.setiap percobaan menghabiskan waktu 1 jam dengan pengabilan sampel tiap 15 menit sekali.dengan 3 kali percobaan maka waktu yang dibutuhkan selama 3 jam.dengan efisiensi penyisihan yang di peroleh sebesar 86,6%

BAB 1VKESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan - Pada proses koagulasi terjadi gaya tolak menolak antar partikel koloid - Pada proses flokulasi akan terjadi flok-flok yang saling bertumbukan akan terbentuk flok- Flok yang lebih besar - Pada bak sedimentasi akan terjadi pemisahan antara flok-flok yang menempel pada lamella Dan kemudian jatuh ke bawah dan mengendap(sedimentasi) sedangkan air yang bersih Melewati menuju tangki produk - PH yang dihasilkan bervariasi mulai 6.55 - 6.87 , kualitas air baik sesuai dengan mutu Standar air tetapi tidak layak untuk air minum - Nilai Ntu dari baku air percobaan pertama sampai ketiga semakin turun adapun nilai Ntu Yang diperoleh adalah sebagai berikut *Nilai Ntu air baku percobaan pertama (67.6 NTU)*Nilai Ntu air baku percobaan kedua (42.6 NTU) *Nilai Ntu air baku percobaan ketiga (9 NTU)

24