199783228 laporan koagulasi flokulasi

Upload: arman-to

Post on 02-Jun-2018

244 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    1/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Peridustrian skala kecil atau biasa disebut industri rumah tangga masih

    mendominasi kegiatan perekonomian yang ada di Indonesia.Industri tersebut

    berkembang sejalan dengan pemikiran masyarakat untuk berwirausaha.Upaya

    tersebut cukup bagus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.Namun,banyak

    industri skala kecil yang belum memperhatikan upaya pelestarian lingkungan.Salah

    satunya adalah pembuangan limbah ke lingkungan yang di dalamnya terdapat

    aktivitas kegiatan masyarakat. Tentunya ini akan berdampak pada lingkungan dan

    juga manusia.

    Salah satunya adalah industri tahu yang banyak bermunculan di lingkungan

    masyarakat, khususnya di Kota Bandung.Limbah dari industri tersebut banyak yang

    tidak diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke lingkungan.Salah satunya adalah

    limbah dari salah satu industri tahu di Desa Cihanjuang.

    Limbah cair yang dihasilkan oleh rata-rata industri tahu mengandung tingkat

    keasaman yang cukup tinggi dengan kadar BOD, COD, maupun TSS yang tinggi pula

    (Fatha, 2007). Akibat dari limbah cair tersebut, dapat menimbulkan pengendapan

    bahan organik dan menimbulkan proses pembusukan oleh mikroba sehingga dapat

    mencemari lingkungan.

    Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi untuk mengolah limbah cair

    tersebut.Salah satunya adalah dengan metode koagulasi dan flokulasi untuk

    mengurangi kandungan partikel organik pencemar dalam limbah cair tahu.

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    2/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 2

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan daripada praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan dosis optimum koagulan pada limbah cair yang berasal dari

    industri tahu yang ada di salah satu industri tahu di Desa Cihanjuang.

    2. Mengetahui pengaruh penambahan koagulan berupa tawas terhadap limbah

    cair tahu.

    3. Mengetahui pengaruh penambahan flokulan berupa aquaclear terhadap limbah

    cair tahu.

    1.3 ManfaatManfaat dari praktikum ini adalah mengetahui dengan benar cara pengolahan

    limbah cair tahu dengan metode koagulasi-flokulasi, sehingga dapat menambah

    pengetahuan mengenai hal tersebut.

    1.4 Pelaksanaan

    Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Air dan Limbah

    Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung (Polban).Adapun waktu pelaksanaannya yaitu pada pukul 07.00-10.40 WIB.

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    3/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA2.1 Industri Tahu

    2.1.1 Limbah Industri Tahu Proses produksi tahu di industri tahu menghasilkan dua macam limbah

    yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pada umumnya

    dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Industri tahu membutuhkan air untuk

    melakukan proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian,

    penggilingan, perebusan, dan penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses

    tersebut yang dinamakan limbah cair (Fatha,2007).

    Limbah cair industri tahu memiliki kandungan senyawa organik yang

    cukup tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu dapat

    menyebabkan berbagai dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit,

    bau tak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika

    lingkungan. Limbah cair yang dibuang ke perairan tanpa pengelohan terlebih

    dahulu dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup dalam air termasuk

    mikroorganisme yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan biologi maupun kimia dalam air .

    2.1.2 Karakteristik Limbah Cair Tahu

    Karakteristik buangan industri tahu meliputi dua hal, yaitu

    karakteristik fisika dan kimia.Karakteristik fisika meliputi padatan total,

    padatan tersuspensi, suhu, warna, dan bau.Karakteristik kimia meliputi bahan

    organik, bahan anorganik, dan gas.

    Suhu air limbah tahu berkisar 37-45C; kekeruhan 535-585 FTU;

    warna 2.225-2.250 Pt.Co; amonia 23,3-23,5 mg/l; BOD 5 6.000-8.000 mg/l;

    dan COD 7.500-14.000 mg/l (Herlambang, 2002).

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    4/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 4

    Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai.

    Suhu limbahcair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu

    400 oC-460 oC. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan

    mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan

    air, viskositas, dan tegangan permukaan. Bahan-bahan organik yang

    terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat

    tinggi.Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa

    protein, karbohidrat, lemak, dan minyak.Diantara senyawa-senyawa tersebut,

    protein dan lemak adalah memiliki jumlah paling besar.Protein mencapai 40-

    60%, karbohidrat 25-50%,dan lemak 10%. Air buangan industri tahu

    kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya

    baik, kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah.

    Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (Ntotal) sebesar

    226,06-434,78 mg/l, sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan

    perairan akan meningkatkan total nitrogen di perairan tersebut (Herlambang,

    2002).

    2.2 Metode Koagulasi-Flokulasi

    2.2.1 Koagulasi

    Koagulasi merupakan penggumpalan partikel koloid dan dapat

    membentuk endapan.Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak

    lagi membentuk koloid.Koagulasi dapat terjadi secara fisika seperti

    pemanasan, pendinginan, dan pengadukan. Dapat juga secara kimiawi seperti

    penambahan senyawa penggumpal dan penambahan elektrolit lain.

    Secara umum, proses koagulasi bermanfaat untuk:

    1. Mengurangi padatan tersuspensi dalam air limbah yang menyebabkan

    kekeruhan pada air limbah.

    2. Mengurangi mikroorganisme patogen dalam air limbah.

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    5/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 5

    3. Mengurangi zat warna yang terdapat dalam air limbah.

    4. Mengurangi bau yang diakibatkan padatan tersuspensi dalam air

    limbah.

    Pada koagulasi dapat dilakukan pengadukan cepat. Tujuannya yaitu

    untuk menghasilkan turbulensi pada air baku sehingga membentuk sejumlah

    flok.

    Untuk koagulasi dengan secara kimiawi, bahan yang biasa digunakan

    yaitu:

    1. Ferro Sulfat (FeSO 4.7H 2O)

    Ferro sulfat (FeSO 4.7H 2O) dapat bereaksi dengan cepat jika air limbah

    mengandung alkalitas dalam bentuk ion hidroksida. Oleh karena itu,

    senyawa Ca(OH) 2 dan NaOH biasanya ditambahkan untuk meningkatkan

    pH sampai titik dimana ion Fe 2+ dapat terendapkan sebagai Fe(OH) 3. pH

    optimum pada koagulan ferro sulfat (FeSO 4.7H 2O) adalah 7,0 sampai 9,5.

    2. Aluminium Sulfat (Al 2(SO) 3.18H 2O)

    Kelebihan dari alumunium sulfat (Al 2(SO) 3.18H 2O) adalah harganya

    yang murah dan mudah diperoleh. Disamping itu, untuk menyempurnakan proses koagulasi dengan menggunakan alum perlu ditambahkan ion

    hidroksida (Ca(OH) 2) atau ion karbonat (NaCO 3) karena akan menambah

    alkalitas dimana alkalitas ini akan bereaksi dengan alum, dan nilai pH

    limbah harus berada pada pH optimum yaitu 4,5 sampai 8,0.

    2.2.2 Flokulasi

    Flokulasi adalah proses pengadukan lambat agar campuran koagulan

    dan air baku yang telah merata membentuk gumpalan atau flok dan dapat

    mengendap.

    Tujuan utama flokulasi adalah menyatukan partikel flok sehingga

    partikel-partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    6/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 6

    menjadi ukuran yang siap turun untuk mengendap.Adapun jenis flokulan

    adalah sebagai berikut:

    1. Kopolimer dari akrilamida dan N,Ndimetil amino propilen akrilat

    Kopolimer yang linier dan kationik.Kepadatan muatanelektrostatik

    tergantung dari status kopolomerisasi (n/m + n) dan pH.

    2. Poli (Natriumakrilat)

    Kopolimer dengan akril amida dan anionik.

    3. Poli akrilamida

    2.3 Jar TestMetode jar test mensimulasikan proses koagulasi dan flokulasi untuk

    menghilangkan padatan tersuspensi ( suspended solid ) dan zat-zat organik yang dapat

    menyebabkan masalah kekeruhan, bau, dan rasa. Jar test mensimulasikan beberapa

    tipe pengadukan dan pengendapan yang terjadi di clarification plant pada skala

    laboratorium. Dalam skala laboratorium, memungkinkan untuk dilakukannya enam

    tes individual yang dijalankan secara bersamaan. Jar test memiliki variabel kecepatan

    putar pengaduk yang dapat mengontrol energi yang diperlukan untuk proses.

    (Nurhidayah, 2012)

    Gambar 1. Alat Jar Test

    (sumber:http://www.neutecgroup.com/jartes)

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    7/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 7

    2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Metode Koagulasi-Flokulasi

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kogulasi dan

    flokulasiadalah sebagai berikut :

    1. Kualitas air

    Kualitas air ditentukan oleh tingkat kekeruhan, pH, COD ( Chemical

    Oxygen Demand ), BOD ( Biochemical Oxygen Demand ), DO ( Dissolved

    Oxygen ), dan kandungan logam terlarut.

    2. Suhu air

    Koagulasi lebih cepat terbentuk pada suhu kamar. Pada suhu yang

    lebih tinggi, koagulasi yang terbentuk akan terlarut kembali karena kelarutan

    dipengaruhi suhu.

    3. Jenis koagulan

    Pemilihan jenis koagulan didasarkan pada pertimbangan segi

    ekonomis dan daya efektivitas daripadakoagulan dalam pembentukan

    flok.Koagulan dalam bentuk larutan lebih efektif dibandingkan koagulandalam bentuk serbukatau butiran.

    4. pH air

    pH suatu larutan menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan

    tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter)

    pada suhu tertentu. Nilai pH suatu perairan menunjukkan keseimbangan

    antara asam dan basa dalam air.pH yang baik bagi air minum dan air limbah

    adalah netral yaitu 7. Untuk proses flokulasi dan koagulasi, limbah cair

    tergantung logam yang akan diendapkan. Logam diendapkan pada pH tinggi

    dengan penambahan kapur.Logam yang berbeda, mengendap pada tingkat pH

    yang berbeda antara 8 sampai 11, sehingga agar pengolahan berlangsung

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    8/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 8

    efektif, perlu dilakukan dalam beberapa tahap.Masing-masing logam dalam

    satu tahap. Zat bantu penggumpal seperti feriklorida, tawas, dan polielektrolit

    sering digunakan untuk membantu pemisahan zat padat-cair.

    5. Jumlah garam terlarut dalam air

    Bermacam-macam garam yang terlarut membutuhkan treatment yang

    berbeda untuk memisahkan masing-masing garam terlarut tersebut. Oleh

    karena itu,diperlukan analisis garam terlarut terlebih dahulu untuk mengetahui

    proses koagulasi yang akan dilakukan.

    6. Kecepatan pengadukan

    Dengan adanya pengadukan, tumbukan antarpartikel koloid akan

    semakin besar, mempercepat terbentuknya flokulasi, sehingga memudahkan

    terjadinya pengendapan.

    7. Waktu pengadukan

    Semakin lama pengadukan, maka flok yang terbentuk semakin banyaksehingga endapan yang terbentuk semakin banyak.

    8. Dosis koagulan

    Banyak sedikitnya inti flok yang terbentuk tergantung pada banyak

    sedikitnya koagulan yang ditambahkan.

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    9/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 9

    BAB III

    METODOLOGI3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat yang Digunakan

    Ketersediaan alat merupakan komponen utama yang harus

    diperhatikan dalam praktikum ini. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai

    berikut:

    1. Alat jar test (1 buah)

    2. Corong Inhoff (1 buah)

    3. pH meter (1 buah)

    4. Turbidimeter (1 buah)

    5. Alat pengukur DHL dan TDS (1 buah)

    6. Gelas kimia 100 ml (6 buah)

    7. Gelas kimia 1000 ml (6 buah)

    8. Gelas ukur 100 ml (1 buah)

    9. Gelas ukur 1000 ml (1 buah)

    10. Pipet ukur 25 ml (2 buah)11. Bola isap (1 buah)

    12. Botol semprot (1 buah)

    13. Pengaduk gelas (1 buah)

    14. Ember (1 buah)

    15. Gulungan kertas tisu (1 buah)

    16. Lap (1 buah)

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    10/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 10

    3.1.2 Bahan yang Digunakan

    Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Limbah cair tahu* (10 liter)

    2. Tawas 1%

    3. Aquaclear **

    4. NaOH 0,5 M

    Keterangan:

    *) limbah cair tahu untuk praktikum ini diambil dari salah satu industri tahu di DesaCihanjuang, Kota Cimahi.

    **) merupakan merek dagang flokulan.

    3.2 Prosedur Kerja

    3.2.1 Penetralan Limbah Cair Tahu

    Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    1. Menyiapkan ember berisi limbah cair tahu.

    2. Menyiapkan larutan NaOH 0,5 M.3. Memasukkan sekitar 50 ml larutan NaOH 0,5 M ke dalam ember

    berisi limbah cair tahu.

    4. Mengecek pH limbah dengan pH meter.

    5. Jika masih asam, menambahkan kembali larutan NaOH 0,5 M

    sampai limbah cair tahu mendekati pH netral.

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    11/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 11

    3.2.2 Menentukan Dosis Optimum Koagulan

    Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    1. Mengecek nilai pH, kekeruhan, TDS, dan DHL limbah cair tahu

    yang sudah netral untuk persiapan melakukan percobaan run ke-1.

    2. Menyiapkan 6 buah gelas kimia 1000 ml.

    3. Mengisinya dengan limbah cair tahu dan tawas 1% sampai

    volumenya 700 ml (volume tawas untuk masing-masing gelas

    kimia yaitu 24, 26, 28, 30, 32, dan 34 ml).

    4. Menempatkan 6 gelas kimia berisi limbah dan juga koagulan pada

    alat jar test.

    5. Melakukan pengadukan pada unit jar test dengan kecepatan 100

    rpm sampai konstan sekitar 1 menit.

    6. Mengurangi putaran rotor sampai 40 rpm dan langsung

    menambahkan flokulan berupa aquaclear masing-masing 0,5 ml

    (secara bersamaan) selama 10 menit. Untuk run ke-2 digunakan

    flokulan sebanyak 1 ml untuk setiap gelas kimia.

    7.

    Setelah 10 menit, memindahkan air limbah dari gelas kimia kedalam 6 corong inhoff (secara bersamaan).

    8. Menunggu corong inhoff yang berisi limbah yang sudah dilakukan

    proses koagulasi dan flokulasi selama 1 jam.

    9. Setelah 1 jam, mengukur tinggi endapan pada corong inhoff.

    10. Mengecek sampel limbah pada corong inhoff berupa analisis pH,

    kekeruhan, TDS, dan DHL.

    11. Membuat grafik hubungan dosis koagulan terhadaptinggi endapan,

    pH, kekeruhan, TDS, dan DHL.

    12. Menentukan dosis optimum koagulan yang digunakan.

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    12/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 12

    3.2.3 Flow Chart

    DHL TDS

    Sedimentasi

    Corong/kerucut inhoff

    endapan

    pengukuran

    Kekeruhan pH TinggiEndapan

    Jar Test

    Aquaclear, yang ditambahkan:

    -Untuk run 1 = 0,5 ml

    -Untuk run 2= = 1 ml

    (pada 40 rpm, tambahkan secara bersamaan)

    Pengadukan

    Pengadukan cepat 100rpm selama 1 menit

    Pengadukanlambat 40rpm selama10 menit

    Limbah 676 ml +tawas 1% 24 ml

    Limbah 674 ml +tawas 1% 26 ml

    Limbah 672 ml +tawas 1% 28 ml

    Limbah 670 ml +tawas 1% 30 ml

    Limbah 668 ml +tawas 1% 32 ml

    Limbah 666 ml +tawas 1% 34 ml

    DHLEmber

    Pengaduka n

    Air 10 l

    Setelahnetral,

    lakukan pengukuran

    pH

    Kekeruhan

    TDS

    Penambahan NaOH 0,5 Muntuk penetralan limbah cair

    tahu (sekitar 220 ml)

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    13/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 13

    BAB IV

    DATA PENGAMATANData Praktikum Pengolahan Limbah Cair Tahu

    Jenis Limbah : Limbah Cair Tahu Jenis Koagulan :Tawas

    Kualitas Awal Konsentrasi koagulan :10.000 ppm

    pH : 3,95 Kecepatan putaran :100rpm/1menit

    Kekeruhan : 124,5NTU Jenis Flokulan : Aquaclear

    TDS : 1201 mg/l Konsentrasi Flokulan :0,1 %

    DHL : 1,96 ms Kecepatan putaran :40rpm/10menit

    Vol. NaOH 0,5 M : 220 ml

    pH setelah penambahan NaOH 0,5 M : 6,51

    Run 1 (dengan flokulan 0,5 ml)

    VolumeKoagulan(ml)

    Dosis Koagulan(mg/l)

    Kekeruhan(NTU)

    pHTinggi Endapan

    (cm)DHL (ms) TDS (mg/l)

    24 342.8 88.34 5.92 9.5 1.041 608

    26 371.4 89.02 5.99 9.7 1.2 809

    28 400 92.8 6.1 11.3 1.072 715

    30 428.5 91.45 5.92 11.6 1.15 769

    32 457.1 88.89 5.93 12 1.027 685

    34 485.7 83.83 5.83 12.5 1.202 764

    Run 2 (dengan flokulan 1 ml)

    VolumeKoagulan(ml)

    Dosis Koagulan(mg/l)

    Kekeruhan(NTU)

    pHTinggi Endapan

    (cm)DHL (ms) TDS (mg/l)

    24 342.8 77.21 5.99 9 0.999 661

    26 371.4 82.92 5.94 12 1.01 675

    28 400 71.55 5.95 13 0.821 550

    30 428.5 71.12 5.94 13.1 1.071 735

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    14/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 14

    32 457.1 67.78 5.9 13.2 1.036 692

    34 485.7 69.25 5.88 13.8 0.799 535

    Tabel 1. Data pengamatan pengolahan limbah cair tahu

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    15/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 15

    BAB V

    PENGOLAHAN DATA5.1 Grafik Hubungan Antara Dosis Koagulan dan pH

    Grafik 1. Hubungan Antara Dosis Koagulan dan pH

    5.2 Grafik Hubungan Antara Dosis Koagulan dan Kekeruhan

    Grafik 2. Hubungan Antara Dosis Koagulan dan Kekeruhan

    65

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    300 325 350 375 400 425 450 475 500

    K e

    k e r u

    h a n

    ( N T U

    )

    Dosis Koagulan (mg/l)

    Run 1

    Run 2

    5.8

    5.85

    5.9

    5.95

    6

    6.05

    6.1

    6.15

    300 325 350 375 400 425 450 475 500

    p H

    Dosis Koagulan (mg/l)

    Run 1

    Run 2

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    16/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 16

    5.3 Grafik Hubungan Antara Dosis Koagulan dan Tinggi Endapan

    Grafik 3. Hubungan Antara Dosis Koagulan dan Tinggi Endapan

    5.4 Grafik Hubungan Antara Dosis Koagulan dan DHL

    Grafik 4. Hubungan Antara Dosis Koagulan dan DHL

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    300 325 350 375 400 425 450 475 500

    T i n g g i E n

    d a p a n

    ( c m

    )

    Dosis Koagulan (mg/l)

    Run 1

    Run 2

    0.7

    0.8

    0.9

    1

    1.1

    1.2

    1.3

    300 325 350 375 400 425 450 475 500

    D H L

    ( m s )

    Dosis Koagulan (mg/l)

    Run 1

    Run 2

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    17/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 17

    5.5 Grafik Hubungan Antara Dosis Koagulan dan TDS

    Grafik 5. Hubungan Antara Dosis Koagulan dan TDS

    500

    550

    600

    650

    700

    750

    800

    850

    300 325 350 375 400 425 450 475 500

    T D S

    ( m g /

    l )

    Dosis Koagulan (mg/l)

    Run 1

    Run 2

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    18/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 18

    BAB VI

    PEMBAHASAN1. Oleh Ugi Muhammad Apriyanto (111411028)

    2. Oleh Wina Puspita Asih (111411029)

    3. Oleh Wina Septianawati (111411030)

    Tolong nanti susun

    BAB V

    KESIMPULAN

    Adapun kesimpulan dari praktikum pengolahan limbah cair tahu

    menggunakan metode koagulasi dan flokulasi ini adalah sebagai berikut:

    1. Aaa

    2. Bbb

    3. Ccc

    Tolong Isi ya Win

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    19/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2010. http://id.wikipedia.org/koagulasi [diakses 26 Oktober 2013, pada

    pukul 13.00 WIB]

    Anonim. 2010. http://id.wikipedia.org/flokulasi [diakses 26 Oktober 2013, pada

    pukul 13.14 WIB]

    Anonim. 2013. http://greenkompasiana.com/polusi/2013/05/16/limbah-industri-tahu

    [diakses pada 27 Oktober 2013, pada pukul 11.15 WIB]

    Fatha, A. 2007. Pemanfaatan Zeolit Aktif untuk Menurunkan BOD dan COD Limbah

    Cair Tahu .Semarang: Universitas Negeri Semarang

    Goelanzaw. 2013. http://goelanzsaw.blogspot.com/2013/02/jart-test.html [diakses 27

    Oktober 2013, pada pukul 14.30 WIB]

    Herlambang.2002. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Biji Kelor

    (Moringa Oleifera seeds) Sebagai Koagulan . Medan: Fakultas Teknik USU

    Nurhidayah, E. 2012. http:// evynurhidayah.wordpress.com/2012/01/17/jartest/

    [diakses 26 Oktober 2013, pada pukul 13.52 WIB]

  • 8/10/2019 199783228 Laporan Koagulasi Flokulasi

    20/20

    Laporan PLI, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Tawas dan Aquaclear dengan Metode Koagulasi-Flokulasi untuk Mengurangi

    Kandungan Pencemar Organik 20

    LAMPIRAN