laporan akhir koagulasi lama
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIRPRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN
KOAGULASI, pH, TURBIDITY DAN WARNA
OLEH :
NAMA : IFANI DWI RIZKI
NO. BP : 1110942009
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU/ 20 OKTOBER 2012
KELOMPOK : IV (EMPAT)
REKAN KERJA : 1. KHAIRUL HAKIM AS (1110941003)
2. RAHMI HIDAYATI (1110941011)
ASISTEN :
LENIANTON WAHYUDI
LABORATORIUM AIR
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan volume koagulan optimum pada sampel air;
2. Untuk menentukan pH atau derajaat keasaman sampel air;
3. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam sampel air;
4. Untuk mengetahui banyaknya endapan yang terbentuk dari air yang
ditambahkan koagulan;
5. Untuk menentukan nilai turbidity pada sampel air;
1.2 Metode Percobaan
Metode yang digunakan pada percobaan yang digunakan yaitu :
1. Koagulasi : Jar-Test;
2. pH : metode elektrometri dengan pH meter;
3. Turbidity dan warna : Spektrofotometer.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah :
1. Koagulasi
Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat tersuspensi dalam bentuk
lumpur kasar, lumpur halus dan koloid. Pada permukaan koloid bermuatan
listrik sehingga koloid dalam keadaan stabil, akibatnya sulit mengendap.
Senyawa koagulan (seperti tawas Aluminium) berkemampuan
mendestabilisasi koloid (menetrealkan muatan listrik pada permukaan koloid)
sehingga koloid dapat bergabung satu sama lainnya membentuk flok dengan
ukuran yang lebih besar sehingga mudah mengendap.
2. Pengukuran pH
Elektroda gas mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H+ dalam
air secara potensiometri.
3. Pengukuran turbidity
Pengukuran kekeruhan dalam air berdasarkan pengukuran intensitas cahaya
yang dipendarkan oleh zat-zat tersuspensi dalam air. Diukur dengan panjang
gelombang 420 nm.
4. Pengukuran warna
Warna dalam air dibandingkan dengan warna standar yang terbuat dari
K2PtCl6 dan Cobalt menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelmbang 461 nm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Eksisting
Pada percobaan koagulasi, pH, turbidity dan warna ini sampel air diambil dari
intake PDAM Siteba. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 19 Oktober
2012 sekitar pukul 17.00 WIB. Lokasi sampling berada pada 00o14’21,9’’ LS dan
100o22’27,3’’ BT.
Sampel diambil di satu titik, yaitu ditengah aliran air pada bangunan intake.
Pengambilan sampel dilakukan saat debit air lumayan besar, karena hujan deras
sedang melanda lokasi sampling. Secara visual, air terlihat keruh dan berwarna
kekuning-kuningan. Hal ini disebabkan karena pada saat pengambilan sampel,
lokasi sampling sedang dilanda hujan deras.
Disekitar sungai tempat pengambilan sampel terdapat cukup banyak rumah
penduduk, tetapi tidak terlihat penduduk yang menggunakan sungai untuk
keperluan MCK.
2.2 Teori
2.2.1 Koagulasi
Koagulasi merupakan penggumpalan partikel-partikel kolid dan membentuk
endapan yang merupakan zat terdispensi yang tidak lagi membentuk koloid
(Anonymous A, 2008).
Mekanisme koagulasi terjadi secara (Unggul Sudarmo, 2004) :
1. Secara fisika
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti :
a. Pemanasan, kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar
partikel-partikel sol dengan melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada
permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan;
b. Pengadukan;
c. Pendinginan.
2. Secara kimia
Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid
berbeda muatan, dan penambahan zat kimia koagulan.
Pada proses koagulasi, kekekalan partikel koloid ditiadakan sehingga terbentuk
flok-flok lembut. Pengolahan partikel koloid ini akan terjadi apabila koagulan
yang ditambahkan dapat diserap oleh partikel koloid sehingga muatan partikel
koloid menjadi netral yang nantinya akan mengadakan gaya tarik menarik antar
koloid. Aapabila koloid dihilangkan, maka kestabilan koloid akan berkurang dan
dapat menyebabkan koagulasi dan penggumpalan, penghilangan muatan koloid
pada sel elektrolisis atau jika elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid.
Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam sel elektroforesis maka partikel
koloid akan menggumpal ketika mencapai elektroda. Jadi koloid yang bermuatan
negatif akan digumpalkan di anoda, sedangkan koloid yang bermuatan positif
digumpalkan di katoda (Anonymous B, 2009).
Beberapa faktor yang mempengaruhi koagulasi (Anonymoud C, 2008) :
1. Kualitas air;
2. JumLah dan karakteristik dari materi koloid;
3. Derajat keasaman (pH) air;
4. Temperatur dan suhu;
5. Pengadukan cepat dan waktu koagulasi;
6. Alkalinitas;
7. Karakteristik ion dalam air.
2.2.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan disebut pH. Skala pH bukanlah skala
absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Anonymous C, 2008).
Metode pengukuran pH dapat dilakukan dengan (Anonymous C, 2008) :
1. Elektroda Potensiometri
Prinsip metoda ini adalah mengukur konsentrasi H+ daam air secara
potensiometri.
2. Menggunakan pH meter
Berfungsi untuk menentukan tingkat keasaman dan kebasaan.
3. Water Quality Checker
Suatu pengukuran kualitas air dan kandungan-kandungannya, baik air sungai
maupun air murni.
2.2.3 Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat didalam suatu cahaya sempurna.
Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut (Anonymous
D, 2009).
Kekeruhan dari zat tersuspensi dapat mengganggu pemeriksaan warna. Gangguan
tersebut dihilangkan dengan penyaringan. Kalau warna tersebut dihilangkan tanpa
adanya penyaringan terlebih dahulu, hasilnya ditulis dengan warna tampak. Kalau
sampel disaring, maka hasilnya adalah waarna sebenarnya (Alaerts dkk, 1987).
Warna dalam air terbagi menjadi dua, yaitu (Anonymous E, 2008) :
1) Warna sejati : disebabkan oleh organik;
2) Warna semu : disebabkan oleh kekeruhan (seperti tanah, pasir, dll).
2.2.4 Pengukuran Turbidity
Turbidity atau kekeruhan adalah adanya partikel koloid dan suspensi dari suatu
bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik dari buangan industri, rumah
tangga, dan lain-lain (Maria, 2000).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan adalah :
1. Beakerglass 1 liter;
2. Jar-Test;
3. Gelas ukur 500 mL;
4. Pipet takar 10 mL dan bola hisap;
5. pH meter;
6. Beakerglass 200 mL;
7. Corong;
8. Gelas ukur 50 mL;
9. Kuvet;
10. Spetrofotometer.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3;
2. Larutan standar warna;
3. Larutan standar pH;
4. Larutan standar turbidity;
5. Aquadest;
6. Air sampel.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Sampel murni
Larutan sampel murni dimasukkan ke dalam beakerglass kemudian diukur pH,
turbidity dan warnanya.
3.3.2 Sampel dengan penambahan koagulan tanpa pengadukan
1. Larutan sampel dimasukkan ke dalam 6 buah beakerglass 1 L sebanyak 500
mL dan ditambahkan tawas Aluminium dengan volume berbeda mulai dari 1
mL, 1,5 mL, 2 mL, ...dst.
2. Diukur pH larutan menggunakan pH meter.
3. Sampel dari masing-masing beakerglass dimasukkan ke dalam kuvet untuk
diukur turbidity dan warnanya.
3.3.3 Sampel setelah penambahan koagulan dengan pengadukan cepat
1. Larutan sampel dimasukkan ke dalam 6 buah beakerglass;
2. Setelah ditambahkan tawas Aluminium, larutan tersebut diletakkan di dalam
Jar-Test, lalu diaduk dengan kecepatan 120 rpm selama 1 menit (pengadukan
cepat);
3. Kemudian diukur kembali pH, turbidity dan warnanya.
3.3.4 Sampel setelah penambahan koagulan dengan pengadukan lambat
1. Larutan sampel dimasukkan ke dalam 6 buah beakerglass;
2. Setelah ditambahkan tawas Aluminium, larutan tersebut diletakan ke
dalam Jar-Test, lalu diaduk dengan kecepatan 60 rpm selama 10 menit
(pengadukan lambat);
3. Kemudian diukur kembali pH, turbidity dan warnanya.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Sampel murni
No. Parameter
Nilai
1. pH 7,09
2. Warna 0,007
3. Turbidity 0,009
4.1.2 Tabel larutan standara. Turbidity
No.
Deret Standar Absorban
1. 0 0
2. 2 0,006
3. 4 0,019
4. 6 0,025
5. 8 0,03
6. 10 0,035
b. Warna
No.
Deret Standar Absorban
1. 0 0
2. 10 0,087
3. 20 0,146
4. 30 0,155
5. 40 0,165
6. 50 0,22
4.1.3 Kondisi setelah penambahan koagulan tanpa pengadukan
No.Deret
Standar
Pengukuran Parameter
pH Turbidity Warna
1. 1 4,07 0,034 0,021
2. 1,5 4,41 0,045 0,051
3. 2 4,73 0,048 0,052
4. 2,5 4,61 0,039 0,044
5. 3 4,77 0,042 0,045
6. 3,5 4,89 0,061 0,061
4.1.4 Kondisi setelah penambahan koagulan dengan pengadukan cepat
No.Deret
Standar
Pengukuran Parameter
pH Turbidity Warna
1. 1 3,87 0,024 0,022
2. 1,5 4,1 0,055 0,030
3. 2 4,04 0,056 0,035
4. 2,5 4,05 0,021 0,019
5. 3 4,08 0,026 0,015
6. 3,5 4,03 0,034 0,028
4.1.5 Kondisi setelah penambahan koagulan dengan pengadukan lambat
No.Deret
Standar
Pengukuran Parameter
pH Turbidity Warna
1. 1 4,09 0,018 0,026
2. 1,5 4,11 0,049 0,049
3. 2 4,07 0,047 0,053
4. 2,5 4,02 0,023 0,032
5. 3 4,04 0,028 0,036
6. 3,5 4,06 0,036 0,034
4.2 Perhitungan
4.2.1 pH
1. Setelah penambahan koagulan
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 402468
1012
Grafik pH setelah penambahan koagulan
2. Setelah pengadukan cepat
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 43.753.8
3.853.9
3.954
4.054.1
4.15
Grafik pH setelah pengadukan cepat
3. Setelah pengadaukan lambat
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 43.963.98
44.024.044.064.084.1
4.12
Grafik pH setelah pengadukan lambat
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G dan Sri Simestri Santika. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kuswarti, Tine Maria dkk. 2000. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia SMA Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Anonymous A. 2008. Koagulasi. URL: http://id.wikipedia.org/wiki/koagulasi.
Tanggal akses: 19 Oktober 2012
Anonymous B. 2009. Koagulasi. URL:
http://kimia.upi.edu/utama/bahan-ajar/kuliah-web/koagulasi.htmL.
Tanggal akses: 19 Oktober 2012
Anonymous C. 2008. pH. URL: http://id.wikipedia.org/wiki/pH. Tanggal akses: 19
Oktober 2012
Anonymous D. 2009. Warna. URL: http://id.wikipedia.org/wiki/warna. Tanggal
akses: 19 Oktober 2012
Anonymous E. 2008. Teori Warna. URL: http://www.tipsdesain.com/teori-
warna.htmL. Tanggal akses: 19 Oktober 2012
DOKUMENTASI
Hari : Jum’at
Tanggal : 19 Oktober 2012
Lokasi : Water Intake Kampung Koto, Siteba
Titik Sampling : Elevasi 42 ft
S : 0014’21,9’’
E : 0022’27,3’’
Lokasi Sampling Keadaan Sungai
Lokasi Intake Pengambilan Sampel