sistem informasi dan statistik - … · web viewdalam rangka pemberdayaan usaha kecil dan menengah,...

199
SISTEM INFORMASI DAN STATISTIK

Upload: vuongcong

Post on 13-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM INFORMASI DAN STATISTIK

BAB XXVI

SISTEM INFORMASI DAN STATISTIK

A. PENDAHULUAN

GBHN 1993 mengamanatkan perlunya sistem informasi dengan jaringan yang terpadu dan andal di berbagai sektor pembangunan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan bangsa dan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, dan ber -keadilan, serta dalam menghadapi era globalisasi dan liberalisasi perekonomian dunia yang menuntut peningkatan kemampuan daya saing nasional, maka pembangunan sistem informasi dan statistik terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi.

Sesuai dengan amanat GBHN 1993, dalam Repelita VI, pembangunan sistem informasi dan statistik mendapat perhatian yang lebih besar dan dilaksanakan secara lebih intensif. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, telah dilakukan berbagai

XXVI/3

upaya dalam rangka menyempurnakan dan meningkatkan sistem informasi dan statistik agar lebih efektif dan efisien, serta pendayagunaannya lebih optimal. Pada akhir Repelita VI, diharapkan tercipta sistem informasi dan statistik yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pembangunan, berkembangnya jaringan sistem informasi di berbagai bidang pembangunan, serta meningkatnya kemampuan industri teknologi informasi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, pembangunan sistem informasi dan statistik dalam Repelita VI diarahkan pada pengembangan dan penyempurnaan penyelenggaraan sistem, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pengembangan penataan dan pengelolaan kelembagaan, peningkatan pemanfaatan dan penyebaran informasi, serta peningkatan kemampuan industri teknologi informasi dalam negeri.

Selama PJP I, pembangunan sistem informasi telah banyak dilakukan dan mengalami kemajuan yang cukup berarti, namun belum cukup terarah dan terpadu. Memasuki PJP II, sejalan dengan perkembangan dunia yang berubah dengan cepat dan persaingan dunia usaha yang makin ketat, maka pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan informasi secara lebih tepat dan cepat menjadi suatu tuntutan. Dengan latar belakang itu dilakukan pengembangan sistem informasi.

Sebagai hasilnya sistem informasi di berbagai sektor telah berkembang dan makin maju, demikian pula kelembagaannya makin tertata. Upaya koordinasi yang makin meningkat telah ber -dampak pada berkurangnya duplikasi dan tumpang tindih kegiatan, baik antarsektor, antarinstansi, maupun antarunit kerja di berbagai instansi. Peran swasta sebagai mitra kerja pemerintah dalam

XXVI/4

pengembangan sistem informasi juga meningkat. Hasil penataan kelembagaan terlihat dengan makin jelasnya fungsi dan peran unit organisasi pengelola sistem informasi, dan terbentuknya unit kerja baru yang menangani data dan informasi pada beberapa instansi di tingkat pusat dan daerah. Sekarang teknologi informasi telah men -jadi alat bantu yang tidak bisa tidak ada dalam kehidupan masyarakat luas, dan merupakan instrumen manajemen yang pen-ting pada berbagai organisasi. Pembangunan infrastruktur informasi telah menyebabkan makin mudahnya akses terhadap informasi, komunikasi dan interaksi antarinstansi, serta transaksi di lingkung -an dunia usaha.

Kemajuan sistern informasi yang telah dicapai selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, antara lain tercermin dalam penggunaan teknologi informasi yang lebih efektif dan mutakhir sesuai dengan perkembangan teknologi, serta tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan lebih lengkap. Jaringan komunikasi data, baik Intranet maupun Internet untuk akses informasi antar -instansi dan dengan perwakilan-perwakilan di daerah, serta dengan lembaga internasional makin berkembang. Hal tersebut meningkat -kan akses secara on-line baik terhadap informasi di dalam negeri maupun informasi global, sehingga memperluas wawasan masyarakat dan peluang usaha. Sementara itu, upaya penyebar -luasan informasi meningkat dengan berkembangnya situs web atau homepage instansi pernerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi. Sebagai perwujudan serambi depan informasi, telah terbangun loket pelayanan informasi di beberapa sektor, antara lain sektor industri dan perdagangan, tenaga kerja, pekerjaan umum, penerangan, dan transmigrasi. Masyarakat luas termasuk yang berada di daerah, serta usaha kecil dan menengah dapat memperoleh dan meman -faatkan informasi secara lebih mudah. Sistem informasi eksekutif

XXVI/5

juga makin berkembang, sehingga menunjang proses pengambilan keputusan atau perumusan kebijaksanaan.

Upaya pemasyarakatan sistem dan teknologi informasi melalui penyelenggaraan pameran, seminar, lokakarya, serta publikasi melalui media cetak dan elektronik telah meningkatkan apresiasi dan wawasan masyarakat dalam pendayagunaan teknologi informasi, terlihat dari meningkatnya pasar teknologi informasi di dalam negeri. Penghargaan terhadap hak cipta perangkat lunak komputer juga meningkat, antara lain dengan meningkatnya upaya penggunaan perangkat lunak komputer yang legal. Asosiasi usaha di bidang teknologi informasi juga makin berperan dalam pemasyarakatan dan peningkatan efektivitas penyelenggaraan sistem informasi.

Pembinaan industri teknologi informasi antara lain melalui penggalangan kemampuan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana, serta kebijaksanaan di bidang investasi dan pemberian insentif bagi para produsen telah meningkatkan kemampuan dan berkembangnya industri teknologi informasi dalam negeri, khusus -nya perangkat keras termasuk jaringan komputer, sehingga produksi serta ekspor komputer mikro (PC) dan komponen pengolah data dan telekomunikasi juga meningkat.

Salah satu informasi yang mutlak dibutuhkan dalam kehidup- an modern adalah statistik. Statistik mempunyai peranan yang semakin penting dalam proses pembangunan nasional, baik untuk pemerintah maupun masyarakat. Data statistik dibutuhkan di semua tahapan pembangunan, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi dari semua kegiatan pembangunan. Oleh sebab itu, pembangunan statistik telah dilaksanakan sejak awal PJP I,

XXVI/6

dalam upaya mengembangkan sistem statistik nasional yang semakin terpadu dan andal. Sampai tahun keempat Repelita VI, telah dilakukan beberapa kegiatan sensus atau pencacahan lengkap, seperti sektor pertanian pada tahun 1973, 1983, dan 1993, bidang kependudukan pada tahun 1971, 1980, dan 1990, serta sektor ekonomi di luar pertanian pada tahun 1986 dan 1996. Selain itu, peningkatan mutu dari data statistik yang dihasilkan juga diupayakan secara berkesinambungan.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini telah dilakukan beberapa kegiatan pengumpulan data yang luas cakupannya. Kegiatan pertama adalah Sensus Pertanian 1993 (ST1993) dan mencakup sekitar 1,2 juta responden dalam sensus lengkapnya. Untuk dapat menggali informasi yang lebih rinci, dilaksanakan sensus sampel yang mencakup sekitar 565 ribu responden.

Kegiatan Iainnya adalah Survei Penduduk Antar Sensus 1995 (SUPAS1995) yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data sosial dan kependudukan di antara dua sensus penduduk, SP1980 dan SP1990. Selain data sosial kependudukan lainnya, survei yang mencakup lebih dari 206 ribu responden ini, juga memberikan in -formasi mengenai urbanisasi di beberapa kota besar di Indonesia. Kegiatan statistik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini mencakup kegiatan pengolahan dan penyajian tahap akhir pelaksanaan SP1990, serta kegiatan persiapan pelaksanaan SP2000.

Untuk melengkapi informasi mengenai struktur perekono-mian Indonesia di luar sektor pertanian, dilakukan Sensus Ekonomi 1996 (SE1996). Dengan demikian, dalam lima tahun terakhir ini seluruh sektor ekonomi, yakni sektor pertanian melalui ST1993 dan sektor di luar pertanian melalui SE1996, dapat diketahui

XXVI/7

keadaannya dengan lebih tepat. Dilihat dari sisi badan usahanya, SE1996 mencakup perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum (Perusahaan Direktori/PD), dan perusahaan yang tidak berbadan hukum atau usaha rumahtangga (Perusahaan Non Direktori/Usaha Rumahtangga atau PND/URT). Kegiatan pengumpulan data PD dilaksanakan secara sensus lengkap, sedangkan data PND/URT dikumpulkan secara sensus sampel.

Salah satu kemajuan penting dalam bidang perstatistikan adalah diundangkannya UU No. 16 Tahun 1997 Tentang Statistik pada bulan Mei 1997 sebagai pengganti UU No. 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU No. 7 Tahun 1960 tentang Statistik, yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan perstatistikan. UU No. 16/1997 ini bersifat komprehensif, dan mengatur bahwa penyeleng -garaan kegiatan statistik juga dapat dilakukan oleh pihak swasta.

Pengembangan SDM di bidang informasi dan statistik mendapat perhatian yang besar. Hal ini diupayakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pada berbagai instansi, maupun pendidikan formal di bidang teknologi informasi, di pusat dan maupun di daerah. Jumlah mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang membuka program pendidikan bidang informatika/komputer semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional di bidang teknologi informasi yang masih dirasakan kurang. Pendidikan bagi tenaga statistik dilaksanakan melalui program gelar, baik dari Akademi Ilmu Statistik (AIS) dan dari program gelar lanjutan, maupun melalui program-program non-gelar yang secara reguler dilaksanakan oleh BPS.

XXVI/8

B. SISTEM INFORMASI

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pokok pembangunan sistem informasi pada Repelita VI adalah terciptanya sistem informasi yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas di seluruh sektor pembangunan. Sasaran lainnya adalah berkembangnya jaringan sistem informasi di berba -gai bidang pembangunan seperti bidang ekonomi, iptek, hukum, serta sektor aparatur negara, penerangan, komunikasi, dan media massa, yang berkemampuan memanfaatkan pusat informasi di da- lam dan luar negeri. Selain itu, industri teknologi informasi di da -lam negeri sudah lebih mampu memenuhi kebutuhan akan perang- kat keras, perangkat lunak, dan jasa yang dibutuhkan di dalam negeri.

Untuk mencapai sasaran pembangunan sistem informasi pada Repelita VI tersebut, ditempuh berbagai kebijaksanaan antara lain melaksanakan pembakuan perangkat keras, perangkat Iunak, format struktur dan klasifikasi data, personel dan prosedur, untuk menja -min integrasi seluruh sistem baik struktur, data, informasi maupun jaringannya agar mampu meningkatkan, kemudahan komunikasi; menyempurnakan dan memantapkan tatanan organisasi yang berkembang terus sesuai dengan bertambahnya aktivitas sistem in -formasi; meningkatkan kemampuan dan penggunaan industri tek-nologi informasi dalam negeri baik barang maupun jasa, dengan melibatkan dan meningkatkan peran serta masyarakat; meningkat -kan penyebaran informasi ke dan dari luar negeri tentang potensi

XXVI/9

pasar yang dimiliki agar dapat menunjang kegiatan ekspor barang dan jasa ekspor, meningkatkan jumlah serta mutu barang dan jasa ekspor, meningkatkan daya saing, serta meningkatkan penciptaan dan perluasan lapangan kerja. Dalam melaksanakan berbagai kebi -jaksanaan tersebut ditetapkan satu program pokok, yaitu program pengembangan sistem informasi; dan empat program penunjang, yaitu program pemasyarakatan sistem informasi, program pembi -naan industri teknologi informasi, program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan sistem informasi, serta program pembinaan kelem-bagaan.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan sampai dengan Tahun Keempat Repelita VI

Pada Repelita I, pembangunan sistem informasi masih dilak -sanakan secara terbatas, antaralain untuk pengolahan data minyak oleh Pertamina dan Stanvac, data keuangan oleh BNI 46, data sta -tistik oleh BPS, dan aplikasi pemesanan tiket oleh PN. Garuda Indonesia Airways. Pada Repelita II sampai Repelita V, pembangunan sistem informasi sudah mulai berkembang di berbagai instansi dan dunia usaha.

Pada tahun terakhir Repelita V yang merupakan tahap akhir PJP I, penggunaan sistem informasi telah meluas, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya sistem informasi dan dalam penggu -naan teknologi informasi pada berbagai bidang kehidupan makin meningkat. Informasi sudah menjadi kebutuhan dan komoditi yang mempunyai potensi untuk diperdagangkan. Sumber daya manusia di bidang tekonologi informasi, serta akses terhadap informasi telah meningkat pula.

XXVI/10

Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, pembangunan sistem informasi dilaksanakan secara lebih intensif dan terarah. Selain pembangunan sistem baru sesuai dengan kebutuhan, sistem informasi yang telah dibangun pada masa sebelumnya dilanjutkan, disempurnakan, dan diperluas. Kegiatan yang dilaksanakan diprioritaskan pada penataan kelembagaan khususnya koordinasi dan keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sistem informasi, pemasyarakatan sistem informasi, pengembangan SDM, penataan dan pengumpulan data, pembangunan basis data dan jaringan sistem informasi, serta diseminasi informasi. Selain itu, dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan industri teknologi informasi dalam negeri. Perkembangan pelaksanaan program-program pembangunan sistem informasi serta hasil-hasil yang dicapai sejak Repelita I, khususnya selama Repelita VI pada garis besarnya adalah sebagai berikut.

a. Program Pokok

1) Program Pengembangan Sistem Informasi

Program pengembangan sistem informasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan efektifitas pengelolaan pembangunan nasional, yang dilaksanakan pada berbagai departe -men/lembaga melalui penyelenggaraan sistem informasi dan pen -dayagunaan informasi dalam berbagai aspek dan sektor pemba-ngunan.

Badan Kerjasama Otomatisasi Administrasi Negara (Bakotan) yang dibentuk pada tahun 1969 telah berperan dalam menunjang pembangunan sistem informasi pada instansi pemerin - tah. Pada awal Repelita VI Bakotan telah menyusun metoda

XXVI/11

pembuatan elemen data yang baku dan buku panduannya, menyelenggarakan pertemuan untuk koordinasi antarsimpul atau pembina sistem informasi; serta menyusun petunjuk pembakuan struktur, format, dan klasifikasi data. Bakotan telah pula diikut sertakan dalam evaluasi usulan proyek-proyek sistem informasi, dan melakukan analisis dalam pengembangan sistem informasi pada beberapa instansi.

Penggunaan teknologi informasi dalam pengolahan data pegawai negeri sipil (PNS) telah dilakukan sejak tahun 1970-an, namun fungsinya masih terbatas sebagai sarana penyimpan data. Sejak tahun 1994/95 dibangun dan diimplementasikan sistem informasi manajemen kepegawaian Republik Indonesia (SIMKRI) oleh BAKN untuk mendukung proses pengadaan, kepangkatan, penggajian, dan pensiun pegawai, serta pembangunan pusat informasi kepegawaian. Dalam rangka program ini telah dilakukan penataan data PNS, dimana cakupan informasinya menjadi 51 elemen data yang pada dua tahun sebelumnya hanya 27 elemen. Sejak tahun 1996/97, dilakukan perekaman dan editing data terakhir dan data historis seluruh PNS, data pensiunan, dan data pejabat negara. Pemasangan perangkat komputer baru telah dilakukan pada sebagian Kantor Wilayah BAKN dan Kantor Pusat, dan dikembangkan program pensiun serta dimantapkan program yang telah dibangun pada tahun sebelumnya seperti program pengadaan, kepangkatan, dan penggajian PNS. Pada tahun 1997/98, telah dibangun basis data PNS kondisi kini (current data base), diimplementasikan aplikasi yang masih pada tahap awal, dan dilakukan persiapan pengembangan jaringan antarinstansi.

Pengembangan sistem informasi di bidang pengawasan (SIM-Was) dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka efisiensi dan efek-

XXVI/12

tivitas penyelenggaraan pengawasan keuangan negara dan pemba -ngunan. Kegiatan ini dimulai pada tahun 1993/94 dengan identifi -kasi kebutuhan sistem informasi BPKP. Pada tahun 1995/96 telah dibangun aplikasi kepegawaian dan aplikasi auditing tahap pertama berupa basis data obyek pengawasan BUMN/BUMD. Kemudian pada tahun 1996/97 dilanjutkan dengan membangun aplikasi auditing tahap kedua, berupa basis data obyek pengawasan satuan kerja dan proyek-proyek, yang diterapkan di BPKP Perwakilan DKI Jakarta. Pada tahun 1997/98, dikembangkan aplikasi pelaporan hasil pengawasan di Kantor Pusat, dan disiapkan tenaga spesialis di bidang sistem informasi melalui pelatihan 40 orang pegawai BPKP.

Pengembangan sistem informasi di bidang kearsipan (SIM-ANRI) mulai dilaksanakan sejak tahun 1994/95, berupa penyusunan program manajemen arsip dan sistem jaringan informasi kear - sipan, pembentukan kelembagaan kearsipan sebagai simpul-simpul jaringan, serta penyiapan arsiparis sebagai pengolah dan penyaji arsip. Sehubungan dengan itu, telah dilakukan: pertemuan konsul - tasi nasional; pendataan dan penyelamatan arsip di Jakarta, Ujung Pandang, Banda Aceh, dan Semarang-, penyiapan naskah-naskah dasar; penyebaran informasi kearsipan; pengkajian teknis, penga - daan dan pelatihan pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak; serta penyusunan standar elemen data kearsipan dinamis dan model sistem informasi kearsipan statis.

Pengembangan sistem informasi di bidang administrasi negara (SIMLAN) dilaksanakan oleh LAN sejak tahun 1993/94 dengan disusunnya kerangka dasar, kemudian dilanjutkan pada tahun 1994/95 dengan mengembangkan sistem informasi kepegawaian, keuangan, dan sistem informasi Sespanas yang kemudian dirubah menjadi sistem informasi Spamen. Pada tahun

XXVI/13

1995/96, telah dibangun sistem informasi aparatur negara dan widyaiswara, sedangkan sejak tahun 1996/97 dilakukan pemantapan sistem informasi yang telah dibangun pada tahun- tahun sebelumnya, serta pembuatan prototype sistem informasi mengenai kualitas aparatur dan informasi mengenai organisasi lembaga pemerintah.

Penggunaan teknologi informasi untuk pengolahan data statistik telah dilakukan sejak Repelita I, walaupun belum tertata dalam suatu sistem yang terintegrasi. Pengembangan sistem informasi statistik (S1S), dilakukan sejak tahun 1993/94 dengan peningkatan kapasitas sarana informasi, dan pembangunan basis data. Selama Repelita VI telah dibangun dan diperluas jaringan BPS-Net di Kantor Biro Pusat Statistik (BPS) Pusat, dikembangkan basis data statistik dan informasi manajemen, serta dikembangkan sistem diseminasi data yang memungkinkan masyarakat dapat menggunakan informasi statistik secara on-line. Sejak tahun 1996/97 telah ditambah modul basis data statistik, serta disiapkan rancangan dan bahan-bahan untuk komunikasi secara on-line antara BPS Pusat dengan Kantor Statistik Propinsi. Pembangunan gedung pusat pelatihan komputer di Jagakarsa telah diselesaikan, dan telah diperluas sarana jaringan komunikasi data di kantor Pusat dan Kantor Statistik di 10 propinsi, dilengkapi dengan perangkat komputer yang telah dipasang di seluruh Kantor Statistik Propinsi dan Kabupaten.

Pengembangan sistem informasi di sektor industri dan perdagangan yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, telah menghasilkan 7 aplikasi basis data, yaitu basis data: produksi, ekspor-impor, direktori perusahaan industri, investasi, statistik industri, statistik industri internasional, dan

XXVI/14

statistik perdagangan internasional. Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi, telah disempurnakan pengemasan dan diseminasi informasi ekonomi industri dan perdagangan dalam media CD-ROM, serta dilanjutkan pengembangan jaringan komunikasi data dengan daerah yang dimulai sejak tahun 1990. Selain itu, sejak tahun 1994/95 dibangun homepage di beberapa unit kerja seperti : Pusdata, Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Badan Pengembangan Industri Kecil, Dewan Penunjang Ekspor, Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia, serta Pusat Pelayanan Informasi Bisnis (PPIB) di Kotamadya Surabaya dan Jember. Juga telah dibentuk Forum Konsultasi Pembangunan dan Forum Peningkatan Ekspor dalam fasilitas Pusdata on-line sebagai sarana pertukaran informasi dan diskusi masalah peningkatan ekspor non-migas. Dalam rangka pemberdayaan usaha kecil dan menengah, melalui kerja-sama dengan PT.Pos Indonesia telah dikembangkan Warung Informasi Industri dan Pedagang Kecil (Warsi) sebagai media penghubung antara industri dan pedagang kecil dengan pasar dan penyedia informasi yang menunjang pengembangan usaha industri dan pedagang kecil. Sampai tahun 1997/98 telah dikembangkan 14 Warsi di 14 ibukota propinsi, dimana lebih dari 200 industri kecil dan menengah telah memanfaatkannya. Dalam rangka penerapan manajemen modern, fasilitas jaringan lokal telah ditingkatkan dari 80 node pada tahun 1993/94 menjadi 280 node pada tahun 1997/98.

Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengolahan data pangan dilakukan sejak Repelita III, dan sejak tahun 1994/95 telah dikembangkan sistern informasi pangan terpadu (SI-Padu) oleh Kantor Menteri Negara Urusan Pangan/Badan Urusan Logistik (Bulog), bekerja sama dengan Departemen Pertanian dan BPS. Dalam SIM-Bulog antara lain disempurnakan sistem aplikasi penyaluran dan penebusan gula pasir sesuai dengan kebutuhan,

XXVI/15

serta disesuaikan dengan rencana induk yang disusun pada tahun 1996/97, untuk meningkatkan keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan secara menyeluruh dari pusat sampai ke daerah (Dolog), sehingga memudahkan akses dan komunikasi data.

Pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan (SIM-TK) dimulai sejak Repelita III. Pada tahun 1993/94 telah selesai disusun rencana induk sistem informasi bursa tenaga kerja. Sejak tahun 1994/95 telah dilakukan berbagai kegiatan, antara lain pembangun- an loket informasi ketenagakerjaan di setiap Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Tenaga Kerja di 27 propinsi, penyebaran in-formasi melalui publikasi buku Situasi Ketenagakerjaan di Indone - sia, buku Profil Sumber Daya Manusia, dan Warta Tenaga Kerja, serta pengembangan dan penerapan aplikasi kepegawaian dan perlengkapan. Pada tahun 1997/98, kegiatan tersebut mencakup pula pengembangan jaringan lokal di kantor Departemen Tenaga Kerja pusat dan pembangunan sistem on-line antara Kantor Pusat dengan Kanwil. Selain itu, dikembangkan proyek percontohan local labor market information system (LLMIS) di 3 propinsi, yaitu Jawa. Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, serta basis data statistik ketenagakerjaan. Juga telah dikembangkan sistem informasi eksekutif, dan sistem informasi bursa tenaga kerja di 5 Kantor Departemen Tenaga Kerja di wilayah Jabotabek secara on- line dengan Kantor Pusat. Dalam rangka peningkatan mutu data masukan, dilakukan kerjasama dengan BPS untuk penanganan data statistik ketenagakerjaan secara terpadu dan pembuatan indikator ketenagakerjaan.

Dalam rangka pengembangan sistem informasi di sektor transportasi (SIM-Hub), pada tahun 1993/94 Departemen Perhu -bungan telah meningkatkan penyajian informasi melalui publikasi

XXVI/16

buku Perhubungan Dalam Angka dan buku Informasi 25 Pelabuhan. Strategis di Indonesia. Selama Repelita VI telah diterbitkan buku Statistik Perhubungan dan buku Data Operasional Bulanan Sektor Transportasi, serta telah dikembangkan aplikasi basis data produk-si, trafik dan prasarana transportasi darat (Damri, Perumka, ASDP), transportasi Iaut, dan transportasi udara; serta sistem informasi geografi (SIG) yang menghasilkan peta jaringan sarana dan prasarana darat, laut, dan udara di wilayah Jabotabek. Selain itu, dibangun pula sistem informasi eksekutif, dan program aplikasi prasarana pada Kanwil dan bandar udara, serta perluasan jaringan lokal dan uji coba sistem komunikasi secara on-line dengan Kan-wil. Dalam rangka peningkatan penyajian informasi, telah dibangun homepage perhubungan. Untuk memberikan pelayanan informasi meteorologi dan geofisika, sejak tahun 1991/92 dikembangkan dan dimantapkan program aplikasi pemantauan data iklim, hujan, dan udara atas, serta pemantauan pusat kedalaman dan ukuran gempa.

Dalam rangka pengembangan sistemm informasi di bidang pekerjaan umum (SIMPU) pada Repelita V telah selesai dibangun sistem informasi kepegawaian, serta dibuat peta orientasi ruang geografi format propinsi di 15 propinsi. Selama Repelita VI kegiatan tersebut ditingkatkan sehingga perkembangannya cukup pesat. Sejak tahun 1995/96 informasi spasial berupa peta prasarana dan sarana bidang pekerjaan umum dengan format propinsi, diperluas dengan format kabupaten hingga pada tahun 1997/98 mencapai 155 dan format kota mencapai 33 kota. Untuk informasi literal, sarnpai tahun 1997/98 telah disusun buku statistik pekerjaan. umum, dan dikembangkan 9 aplikasi yaitu: sistem informasi kepegawaian, pelatihan, keuangan, perencanaan, mitra kerja, hukum, bantuan luar negeri, kepustakaan, dan sistem informasi eksekutif; serta dikembangkan homepage di tingkat pusat dan 27

XXVI/17

propinsi. Untuk meningkatkan pelayanan dan peran serta masyarakat, dibangun loket pelayanan informasi pekerjaan umum (LPI-PU) serta PU-Net sebagai jaringan Intranet Departemen Pekerjaan Umum dan sebagai sarana penyebarluasan informasi ke PU-an secara lengkap. Selain itu, dalam rangka menunjang pernbangunan daerah khususnya di luar pulau Jawa dan Bali, melalui kerjasama dengan Departemen Perhubungan, Departemen Pertambangan dan Energi, serta Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, telah disusun peta tematik prasarana yang terdiri atas: 1 peta nasional, 5 peta pulau, 27 peta propinsi, 243 peta kabupaten, dan 58 peta perkotaan.

Pengembangan sistern informasi di sektor perumahan dan permukiman mulai dilaksanakan oleh Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat pada tahun 1993/94, mulai dari tahap perenca-naan. Pada tahun 1995/96 telah dapat direalisasikan pembangunan sistem informasi manajemen perumahan dan permukiman terpadu (SIM-Rukimdu), berupa penanganan data primer dan sekunder, serta pembangunan perangkat lunak dan jaringan komunikasi data. Pada tahun 1996/97 telah disusun kamus data perumahan dan permukiman, statistik perumahan dan permukiman daerah tingkat I yang mencakup 9 propinsi, perumahan dan permukiman dalam angka, analisis data perumahan dan permukiman, serta pedoman nasional pendataan perumahan dan permukiman. Dalam rangka pelayanan informasi, pada tahun 1997/98 dibangun homepage Simnas Rukim sebagai media penghubung antara industri perumahan, lembaga pemerintah, para pelaku pembangunan, lembaga pembiayaan, dan konsumen; sebagai sarana promosi industri perumahan dan permukinan; serta penyedia informasi peraturan dan kebijaksanaan di bidang perumahan dan permukiman.

XXVI/18

Pengembangan sistem informasi di sektor pertanian (SIM-Tan), dimulai pada Repelita III dan sejak tahun 1993/94 telah menghasilkan basisdata: tanaman pangan dan hortikultura, perke-bunan, perikanan, peternakan, teknologi dan agroekosistem, agri -bisnis/agroindustri, pendidikan dan pelatihan, serta Bimas. Juga telah berkembang sistem informasi peternakan, basis data investasi dan kemitraan, sistem informasi agribisnis untuk petani, serta sistem informasi statistik pertanian. Selain itu, telah selesai disusun kamus data sektor pertanian, dibangun homepage, serta dikem-bangkan jaringan komunikasi data di lingkungan Departemen Pertanian. Sementara itu, sistem informasi kehutanan (SIM-Hutan) terus dikembangkan oleh Departemen Kehutanan sesuai dengan rencana induk yang ditetapkan pada tahun 1992. Pada tahun terakhir Repelita V telah dibangun sistem informasi kepegawaian dan basis data untuk format SIM-Hutan. Selama empat tahun Repelita VI, telah dibangun dan diimplementasikan SIG sektor kehutanan, jaringan komunikasi data antara Departemen Kehutanan dengan Dinas Kehutanan, basis data regional kehutanan termasuk sumber daya hutan, serta homepage untuk penyebaran informasi kehutanan.

Dalam rangka penyelenggaraan transmigrasi, dikembangkan sistem informasi manajemen transmigrasi (SIM-Trans). Pada tahun terakhir Repelita V dilakukan pembinaan organisasi dan pengadaan perangkat keras. Selama empat tahun Repelita VI telah dikembang-kan sistem pelaporan, bank data, sistem aplikasi, jaringan komuni -kasi data lokal dan Internet, serta dimantapkan organisasi melalui restrukturisasi tugas/fungsi unit kerja sebagai simpul informasi dan koordinasi internal maupun eksternal. Selain itu, diupayakan pemerataan dan penyebaran informasi mengenai pelaksanaan program, UPT, tingkat kesejahteraan transmigran, perencanaan

XXVI/19

permukiman, dan potensi sumber daya, yang dilaksanakan melalui loket pelayanan informasi (LPI) di Kantor Departemen Trasmigrasi dan Perambah Hutan Pusat, serta pusat informasi bisnis daerah transmigrasi (PIBDT) di 21 propinsi. Upaya penyebaran informasi ditingkatkan dengan membangun homepage transmigrasi, dan komunikasi secara on-line antarunit kerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, serta antara Kantor Pusat dengan Kantor Wilayah.

Pengembangan sistem informasi di sektor pertambangan dan energi (SIMPE) dimulai sejak Repelita III. Pada tahun terakhir Repelita V Departemen Pertambangan dan Energi membangun sistem informasi kemineralan dan sistem informasi statistik pertambangan umum. Selama empat tahun Repelita VI, telah dikembangkan sistem informasi geologi dan geofisika dan sistem informasi sumber daya mineral. Selain itu, dibangun pusat data minyak dan gas (migas), basis data dan SIG eksplorasi migas, serta disusun kamus istilah minyak dan gas bumi. PLN telah membangun basis data kelistrikan dan SIG yang menghasilkan peta kelistrikan Indonesia dengan skala 1:250.000, sistem informasi manajemen pengusahaan di bidang produksi, serta sistem informasi energi dan investasi kekayaan milik negara. Sejak tahun 1996/97 ditingkatkan pembangunan jaringan lokal, dan dibangun homepage untuk me-ningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat.. Data eksplorasi di Jawa dan Kawasan Timur Indonesia telah dihimpun yang mencakup 12 lokasi/perusahaan dan data celah Timor meliputi 71 data pada media batuan, 1.208 data pada media magnetik, dan 800 data pada media kertas.

Pengembangan sistem informasi di Pertamina telah dimulai sejak Repelita I. Sejak tahun 1994/95 telah diimplementasikan 6

XXVI/20

aplikasi yang terpasang di 8 lokasi yaitu: komputerisasi untuk pemantauan kegiatan laboratorium minyak Direktorat Pengolahan, kearsipan elektronik di Kantor Pertamina Pusat dan Unit Operasi Prabumulih, aplikasi turn-around kilang minyak di Plaju dan Balikpapan, paket HYSIM untuk proses kilang di Dumai, Plaju dan Balikpapan, serta gas network information system. Juga telah dila-kukan konversi seluruh aplikasi pada komputer di unit PPDN Medan, Ujung Pandang, dan Jayapura.

Pengembangan sistem informasi di sektor keuangan, dise- lenggarakan oleh Departemen Keuangan, Bappenas, dan Bank Indonesia. Dalam rangka pengembangan. sistem informasi dilingkungan Departemen Keuangan (SIK), sejak tahun 1994/95 ditingkatkan keterpaduan subsistem yang telah dikembangkan untuk mewujudkan SIK yang terpadu. Aplikasi yang telah dibangun sampai tahun 1997/98 antara lain: DIP, DIK, SKO, ABLN, IKN, SPM, P6-P7, nota debet kredit, paket debt management Bc financial analysis system, master file pajak, SPT, pajak bumi dan bangunan, custom fast release system, sistem perencanaan penerimaan, fasilitas pengembalian dan pembebasan pungutan negara, aplikasi pelayanan ekspor, inventarisasi berkas kasus piutang negara dan barang jaminan, harga lelang, data keuangan BUMN, sistem akun tasi pemerintah dan daftar gaji. Komunikasi data antarinstalasi komputer dilanjutkan seperti antara Bapeksta Keuangan dengan PPDIA Bandung, BUPLN, Bapepam, BPLK/STAN, serta dengan kantor regional Bapeksta di Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Ujung Pandang. Untuk meningkatkan kinerja jaringan komunikasi data, telah dimanfaatkan teknologi satelit (very small aperture terminal - VSAT) oleh Ditjen Pajak. Ditjen Bea dan Cukai telah menyelenggarakan pertukaran data elektronik (EDI) kepabeanan untuk menunjang penyelesaian dokumen impor, yang pada tahap

XXVI/21

pertama diterapkan di Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk menunjang proses perencanaan pembangunan, maka pada Repelita IV telah dibangun basis data proyek-proyek pemba-ngunan. Dalam menunjang penyusunan anggaran pembangunan khususnya evaluasi serta sinkronisasi usulan proyek-proyek pem-bangunan dari lembaga-lembaga pemerintah di pusat dan daerah, sejak tahun 1993/94 telah dibangun dan disempurnakan sistem aplikasi daftar usulan proyek (DUP). Penyernpurnaan tersebut sejalan dengan penyesuaian jenis informasi yang dibutuhkan dan tolok ukur baku yang ditetapkan oleh Bappenas dan Departemen Keuangan mulai tahun 1994/95. Selain itu, telah dikembangkan pula basis data pembangunan nasional yang terdiri atas basis data pagu proyek (Satuan 3), data makro, sektoral dan regional, serta dibangun sistem informasi kepegawaian. Untuk menunjang manajemen kepustakaan khususnya mempermudah pencarian dokumen, dikembangkan sistem basis data dokumentasi (text base). Untuk menunjang pembangunan daerah sedang disusun SIG daerah tingkat II dan perdesaan. Fasilitas jaringan komunikasi data di Bappenas juga dikembangkan, yang pada tahun 1997/98 telah mencakup 187 node, dan homepage untuk menyebarluaskan informasi yang terkait dengan perencanaan pembangunan. Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan dan penyelenggaraan sistem informasi di lingkungan instansi pemerintah, pada tahun 1996 telah disusun konsep Strategi Pengembangan Sistem Informasi Nasional yang masih terus disempurnakan.

Bank Indonesia telah mengembangkan sistem informasi dengan menggunakan jalur komunikasi satelit dan frame relay yang

XXVI/22

menghubungkan seluruh Kantor Bank Indonesia. Sampai tahun 1997/98 telah dikembangkan dan diimplementasikan sistem infor -masi untuk mendukung kebijaksanaan moneter seperti: laporan secara elektronis dari Bank Umum dan laporan survey kegiatan dunia usaha di seluruh.lndonesia, pusat informasi pasar uang, pusat informasi kredit, serta administrasi pinjaman luar negeri. Sistem informasi yang telah dikembangkan untuk mendukung kebijak- sanaan perbankan adalah: laporan finansial dari Bank Umum dan BPR, pemantauan posisi saldo giro wajib minimum seluruh bank, sistem pengawasan dini untuk memantau tingkat kesehatan bank, serta sistem informasi kredit untuk memantau kredit nasabah bank. Selain itu, dikembangkan pula sistem informasi untuk mendukung kebijaksanaan sistem pembayaran seperti: sistem otomasi kliring, sistem transfer antarkantor Bank Indonesia, serta sistem akunting rekapitulasi untuk memantau posisi ketersediaan uang. Untuk menunjang penyelenggaraan sistern informasi tersebut, telah diupayakan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas perangkat keras dan perangkat lunak komputernya.

Dalam rangka pengembangan sistem informasi penanaman modal, pada tahun 1993/94 telah dilakukan penataan data dan sistem pelaporan. Sejak tahun 1994/95 telah dikembangkan program aplikasi seperti: sistem informasi kebijaksanaan penanaman modal, sistem pemantauan memorandum, sistem informasi kepegawaian, serta sistern himpunan data terpadu. Selain itu, dikembangkan pula sistem jaringan komunikasi data antara BKPM dengan BKPMD, termasuk peningkatan infrastrukturnya. Pada tahun 1997/98, telah dikembangkan sistem informasi investasi regional atau sistem informasi manajemen penanaman modal (SIM-Pedal), melalui kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri.

XXVI/23

Pengembangan sistem informasi di sektor koperasi dimulai sejak Repelita III, dan lebih terarah serta terpadu setelah disusun-nya rencana induk sistem informasi koperasi dan pengusaha kecil (Simakop dan PK) pada tahun 1994/95. Sampai tahun terakhir Repelita V telah dibangun basis data perkoperasian, sistem infor-masi peraturan di bidang perkoperasian, sistem informasi kepegawaian, dan sistem informasi usaha persusuan dan akuntansi koperasi. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI telah dilakukan penataan data dan sistem pelaporan, diterapkan sistem basis data koperasi dan pengusaha kecil di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, serta disempur- nakan rancangan sistem pemantauan dan pelaporan mengenai kelembagaan, keuangan, usaha, dan jasa. Selain itu, dibangun pula fasilitas jaringan komunikasi data lokal dengan skynet yang menghubungkan Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil di Pusat dengan 6 Kanwil di Kawasan Timur Indonesia, dan penggunaan fasilitas Internet di 6 Kanwil di Kawasan Barat Indonesia. Penyebaran informasi diupayakan melalui penyusunan statistik koperasi dan pengusaha kecil. Pada tahun 1997/98 telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Pusat Data dan Informasi di lingkungan Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, serta ditingkatkan keterpaduan penerapan sistem basis data koperasi dan pengusaha kecil. Gerakan koperasi telah pula mengembangkan. jaringan usaha koperasi (JUK) yang sejak tahun 1992 dirintis pengembangannya oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).

Pengembangan sistem informasi di sektor pariwisata, pos, dan telekomunikasi (SIM-Parpostel) yang diselenggarakan oleh Departemen Parpostel dimulai sejak tahun 1991/92, dan sampai tahun terakhir Repelita V telah mencakup pengembangan jaringan

XXVI/24

komunikasi data lokal dan basis data. Kegiatan tersebut dilanjutkan dalam Repelita VI. Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi global, pada tahun 1997/98 dirumuskan suatu visi "Nusantara 21" yaitu konsep jaringan dan sistem informasi, yang mencakup pembangunan infrastruktur informasi nasional, serta pengembangan aplikasi jaringan, dan layanan informasi, sehingga diharapkan akses informasi sampai ke kecamatan di seluruh Indonesia akan semakin mudah. Untuk menunjang sistem ini dilanjutkan pembangunan infrastruktur informasi, antara lain sistem komunikasi satelit dan serat optik, baik oleh pemerintah maupun swasta. Dilihat dari potensi telekomunikasi, penyedia layanan koneksi ke internet (internet service provider) makin berkembang. Jumlahnya pada tahun 1997/98 telah mencapai lebih dari 20 perusahaan/lembaga, dan 5 perusahaan penyelenggara VSAT. Kabel serat optik sudah digelar sampai ke kantor-kantor, bahkan ke rumah-rumah secara terbatas dan saluran ISDN (Pasopati) serta perangkat koneksinya juga sudah tersedia secara luas.

Pengembangan sistem informasi manajemen Departemen Dalam Negeri (SIM-Dagri) dimulai sejak akhir Repelita IV. Pada Repelita V telah dilakukan studi dalam rangka penyusunan 3 paket aplikasi dan uji coba 1 sistem aplikasi. Sejak tahun 1994/95 dibangun dan diterapkan beberapa aplikasi seperti: sistem informasi pembangunan daerah (SIM-Bangda), sistem informasi sepuluh sukses, sistem informasi penanaman modal, sistem informasi potensi desa, sistem informasi pajak pembangunan-1 (SIM-PPb1), serta sistem informasi kepegawaian, perlengkapan, pendidikan dan pelatihan. Selain itu, dioperasikan sistem informasi pemilihan umum (SIPU), sistem informasi manual pendapatan daerah (Mapatda), dan sistem informasi manajemen pembangunan daerah berupa aplikasi SIG dan data pokok pembangunan, serta dilakukan

XXVI/25

uji coba di daerah untuk sistem informasi kependudukan (SIM- Duk). Sistem tersebut ditingkatkan keterpaduannya sejalan dengan rencana induk yang telah ditetapkan pada tahun 1997/98. Untuk mendukung implementasi berbagai aplikasi tersebut, dibangun sistem jaringan komunikasi Depdagri (Siskomdagri) yang dimulai sejak tahun 1996/97, dimana telah dipasang fasilitas jaringan komunikasi di lingkungan kabinet dan Departemen Dalam Negeri, serta 27 Pemerintah Daerah Tingkat I.

Pengembangan sistein informasi di lingkungan Departemen Luar Negeri dimulai sejak tahun 1991/92. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI telah disusun kerangka umum rencana induk pengembangan sistem informasi. Dalam rangka pengem- bangan sistem informasi manajemen terpadu Departemen Luar Negeri (SIM-Deplu) guna menangkal pemberitaan negatif mengenai pemerintah RI di luar negeri, dibangun media center mandala luar negeri, sebagai wahana penerangan terpadu untuk keperluan luar negeri dengan menggunakan internet. Untuk itu, dibentuk organisasi pengelola penerangan elektronis Departemen Luar Negeri (PPED), termasuk kelengkapan sarana, pelatihan bagi staf teknis PPED dan instansi anggota media center lainnya, serta pengumpulan data untuk disebarluaskan melalui homepage Departemen Luar Negeri. Selain itu, diterapkan sistem informasi kepegawaian, dan dikembangkan sistem informasi manajemen perlengkapan.

Pengembangan sistem informasi di sektor pendidikan dan kebudayaan dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Sampai dengan tahun terakhir Repelita V telah dikembangkan prototype

XXVI/26

sistem informasi pada Kanwil D.I. Yogyakarta, sistem informasi indikator mutu SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan rencana induk sistern informasi Ditjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, dibangun pula sistern informasi nasional pendidikan tinggi (SinasDikti) di 8 perguruan tinggi (PTN) dan prototype-nya di Universitas Sebelas Maret, yang dirintis pembangunannya sejak tahun 1988/89. Sejak tahun 1994/95 diupayakan keterpaduan sistem informasi dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan telah selesai disusun rancangan induk sistem informasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Riksi-Depdikbud), serta standarisasi struktur basis data Kanwil dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat dan pembinaan kebudayaan. Selain itu, telah dikembangkan pula basis data pokok SD-MI dalam rangka mendukung program IDT, basis data kebudayaan, serta basis data pada Kanwil DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Juga telah dikembangkan dan diimplementasikan Sinas Dikti pada 27 perguruan tinggi negeri .

(PTN). Sistem informasi pada Kanwil DI Yogyakarta dimantapkan dalam rangka pembinaan permuseuman dan benda cagar budaya, pembinaan peninggalan sejarah purbakala, serta pembinaan generasi muda dan keolahragaan. Sedangkan di Kanwil Jawa Barat dan Jawa Timur dikembangkan sistem informasi dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat. Pada tahun 1997/98, selain disempumakan sistem yang telah dibangun, ditingkatkan pula penyebaran informasi melalui pembangunan homepage Depdikbud.

Pengembangan sistem informasi di sektor kesehatan dilaksa-nakan oleh Departemen Kesehatan dan telah dirintis sejak Repelita I. Upaya tersebut dimulai dengan penyusunan sistern pencatatan dan pelaporan rumah sakit (catatan medik) pada tahun 1972 dan pelaporan puskesmas terpadu pada tahun 1981, serta penggunaan

XXVI/27

teknologi informasi sejak tahun 1986/87. Dalam Repelita VI setiap tahun dilakukan pertemuan dan bimbingan teknis dalam rangka pemutakhiran data dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan (SIK) bagi pengelola data di tingkat pusat dan daerah, serta pemantapan pedoman penyusunan laporan eksekutif Kanwil. Informasi kesehatan yang sebelumnya disajikan dalam bentuk buku, seperti profil kesehatan kabupaten/kotamadya, propinsi dan Indonesia, serta informasi ringkas kesehatan dan informasi tenaga kesehatan, sejak tahun 1996/97 telah dapat diakses oleh masyarakat luas melalui homepage Departemen Kese-hatan. Selain itu, dikembangkan pula jaringan komputer lokal di Kantor Pusat, 9 Kanwil, dan 9 Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I.

Pengembangan sistem informasi di sektor kependudukan dilaksanakan oleh Kantor Menteri Negera Kependudukan dan BKKBN sejak Repelita III, dan sampai tahun terakhir Repelita V telah dikembangkan 3 aplikasi. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI telah dikembangkan dan disempurnakan sistem informasi kependudukan dan keluarga (SIDUGA) serta sistem informasi manajemen pembangunan keluarga sejahtera (SIM-PKS), yang sejak tahun 1996/97 dikaitkan pula dengan upaya pengentasan kemiskinan serta pengembangan anak dan remaja. Sejak tahun 1995/96 telah dibentuk kelompok kerja tetap SIDUGA dengan anggota dari 20 instansi guna mengefektifkan kerjasama jaringan lintas sektor, dikembangkan standar dan prosedur pengelolaan data, serta disempurnakan pendataan keluarga. Selain itu, dikembangkan pula program aplikasi untuk pengolahan data sampai tingkat kabupaten/kotamadya, aplikasi untuk pengolahan data Takesra/ Kukesra dan data anak balita, serta disempurnakan aplikasi untuk pengolahan data keluarga sejahtera. Jaringan komputer di BKKBN telah berkembang dengan adanya komunikasi data antara Kantor

XXVI/28

Pusat dengan Kantor BKKBN propinsi. Dalam rangka meningkatkan penyajian informasi, disusun profil kependudukan nasional dan daerah, dan dibangun homepage SIDUGA dan homepage BKKBN.

Pengembangan sistem informasi keagamaan seperti sistem informasi pendidikan agama Islam dan sistem informasi haji dirintis pembangunannya sejak Repelita IV. Dalam Repelita VI telah dibangun sistem informasi Departemen Agama (SIDA). Beberapa sistem aplikasi SIDA beserta perangkat pendukungnya telah diterapkan di DI Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, DI Yogyakarta, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan sistem aplikasi madrasah diterapkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Sementara itu, instrumen pengumpul data keagamaan telah disempurnakan, demikian pula data madrasah dan data keagamaan. Dalam rangka pelayanan informasi telah diterbit -kan buku profil keagamaan untuk 10 wilayah.

Pengembangan sistem informasi di bidang kesejahteraan sosial (SIKS) dimulai dengan studi jenis kebutuhan data pada tahun 1993/94 dan disusunnya sistem pengolahan dan penyimpanan data melalui komputer pada tahun 1994/95. Kegiatan tersebut makin dimantapkan dengan dibentukya Pusat Data dan Informasi Kese-jahteraan Sosial di Departemen Sosial pada tahun 1995/96. Sampai tahun 1997/98 telah disusun petunjuk teknis pengembangan sistem informasi dan analisis karakteristik data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dikembangkan jaringan komunikasi data, dan dipasang perangkat komputer di Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Dinas Sosial Tingkat I, serta beberapa Kantor Departemen Sosial dan Dinas Sosial Daerah Tingkat II. Koordinasi

XXVI/29

pengembangan sistem dan mekanisme pendataan, serta penyediaan data dasar dan informasi kesejahteraan sosial seperti data kepen -dudukan dan lanjut usia telah dikembangkan melalui kerjasama dengan BPS.

Pengembangan sistem informasi bidang iptek diselengga- rakan antara lain oleh LIPI, BPPT, Batan, dan Lapan. Dalam rangka pembinaan dan pemberian jasa dokumentasi ilmiah, dikem-bangkan sistem informasi ilmiah yang berbasis literatur oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI, yang sudah mempunyai akses dengan basis data literatur di luar negeri. Penggunaan teknologi informasi telah dimulai pada tahun 1980-an. Untuk meningkatkan pelayanan informasi iptek, sejak awal Repelita VI dilakukan berbagai upaya antara lain memperpanjang jam dan hari pelayanan perpustakaan, membuka basis data untuk akses jarak jauh melalui jaringan telepon secara dial-up selama 24 jam setiap hari, mengembangkan homepage, dan menyediakan pelayanan pemesanan artikel ilmiah melalui e-mail. Selain itu, jangkauan pelayanan telah diperluas, dimana pada saat ini sudah beroperasi di 4 lokasi yaitu di LIPI Jakarta, Puspitek Serpong, LIPI Bandung, dan Puslitbang Bioteknologi Cibinong. Koordinasi di lingkungan Pusat Dokumentasi dan Informasi LPND telah diting-katkan yang antara lain menghasilkan Katalog Induk Majalah. Informasi majalah iptek luar negeri telah disebarkan ke berbagai universitas, sebagai bagian dari upaya untuk memantapkan jaringan informasi sebagai sarana penunjang pelayanan informasi iptek ke seluruh penjuru tanah air. Selama empat tahun Repelita VI, rata - rata pengunjung ke PDII setiap tahun berjumlah 240.000 orang, sedangkan permintaan jasa penyebaran informasi iptek berjumlah sekitar 2000 setiap tahun.

XXVI/30

Dalam rangka pembangunan infrastruktur informasi iptek, sejak tahun 1990 telah dibangun jaringan komunikasi data iptek (Ipteknet) yang mulai beroperasi pada tahun 1993/94 dengan 6 simpul yang terdiri atas instansi pemerintah dan perguruan tinggi. Pada tahun 1996/97, Ipteknet dikembangkan sebagai getway ke jaringan global Internet dan simpul-simpul regional (regional node) yang tersebar di beberapa lokasi. Pada tahun 1997/98, kapasitas bandwidth ke Internet ditingkatkan menjadi 256 kpbs. Dewasa ini telah ada 35 penyedia/situs informasi yang memanfaatkan fasilitas Ipteknet, serta 41 anggota sebagai simpul penguna yang terdiri atas perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga penelitian, dan industri di Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Surabaya, dan Ujungpandang.

Untuk menunjang pembangunan iptek, BPPT telah membangun sistem informasi manajemen penelitian dan pengembangan, sistem informasi indikator iptek, sistem informasi pemantauan pusat listrik tenaga surya, sistem informasi teknologi untuk pembangunan industri, sistem informasi teknologi kelautan, serta mengembangkan teknologi informasi dan elektronika kedirgantaraan. Juga telah dikembangkan laboratorium SIG dan penginderaan jarak jauh dengan lingkup aplikasi antara lain untuk pengembangan wilayah pesisir, pemantauan lingkungan alam, penapggulangan bencana alam, serta survei wilayah perairan Indonesia. Model teknologi penginderaan jarak jauh telah diterapkan di 10 propinsi. Dalam upaya mengoptimalkan perencanaan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi radio, melalui kerja sama dengan instasi pemerintah seperti Departemen Penerangan dan Departemen Parpostel, serta pihak industri telekomunikasi seperti PT. INTI dan PT. LEN telah dikembangkan perangkat lunak berbasis komputer. Sistem ini dipakai untuk

XXVI/31

membantu para penyelenggara siaran radio maupun televisi dalam merancang dan memperluas jangkauan atau cakupan sistem jaringan penyiarannya, serta membantu pemerintah dalam manajemen frekuensi. Juga telah dibangun pusat komputer berkinerja tinggi dengan pemasangan super komputer di Jakarta dan terminal di Bandung, Serpong, Yogyakarta, dan Surabaya; disertai dengan perangkat lunak riset, konsultasi, dan pelayanan jasa komputasi, yang dikembangkan melalui kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

Pengembangan sistem informasi kedirgantaraan (SID) dilaksanakan oleh Lapan dengan memanfaatkan pusat-pusat informasi baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu, telah dibangun basis data administrasi, serta jaringan komputer lokal dan jaringan yang menghubungkan Kantor Pusat dengan Satuan Kerja Lapan di daerah. Dengan sistem penginderaan jarak jauh di Lapan, maka informasi kesuburan tanah, kekeringan dan iklim dapat dideteksi sehingga dapat membantu upaya dibidang pertanian. Dalam rangka memperkuat infrastruktur informasi, dikembangkan jaringan komunikasi paket data (Jasipakta) menggunakan radio yang dirintis pengembangannya sejak tahun 1989 bersama dengan ITB dan Universitas Indonesia. Pada saat ini kecepatan transmisinya adalah 64.000 bps dan telah terhubung dengan Internet. Jaringan sejenis telahh digunakan, oleh beberapa lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan swasta.

Pengembangan sistem informasi iptek nuklir (SIMIN) dilaksanakan oleh Batan dalam rangka pemasyarakatan dan pelayanan jasa informasi iptek nuklir sejak Repelita V, dengan dikembangkannya aplikasi sistem informasi penelitian dan pengembangan iptek nuklir. Sejak tahun 1994/95 dikembangkan

XXVI/32

teknologi informasi antarkawasan kerja melalui pengembangan perangkat keras termasuk jaringan data lokal di Pusat Penelitian Tenaga Atom di Serpong dan Pasar Jumat serta Kantor Pusat Batan. Selain itu, dibangun pula homepage Batan serta dikembangkan pelayanan informasi melalui publikasi. Pada.tahun 1997/98 telah tersedia informasi layanan iptek nuklir sebanyak 118.056 judul, termasuk juga tentang kegiatan litbang iptek nuklir di luar negeri.

Pengembangan SIG secara nasional dilaksanakan secara intensif oleh Bakosurtanal sebagai pembina SIG Nasional sejak awal Repelita VI, walaupun pembangunan dan.pemanfaatan SIG telah dimulai sejak tahun 1978 untuk pemantauan komoditi perke -bunan di berbagai daerah. Selama Repelita VI berbagai kegiatan telah dilaksanakan antara lain: pembuatan peta dijital rupabumi darat dan laut serta peta dijital rupabumi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa; penyusunan konsep model pusat data dan model basis data perencanaan daerah tingkat II Nias, Kuningan, dan Bogor; penyusunan konsep katalog sumber daya alam, kamus istilah survey dan pemetaan; serta pembuatan peta dijital kelautan Sulawesi. Dalam rangka keterpaduan SIG di berbagai sektor, setiap tahun sejak awal Repelita VI diadakan rapat koordinasi SIG-Nas yang dihadiri oleh pembuat dan pengguna data sumber daya alam baik dari tingkat pusat maupun daerah. Selain itu telah dibuat dan disebarkan pula peta rupabumi skala 1:50.000 ke 27 daerah tingkat II di pulau Sumatera. Juga telah diselesaikan peta rupabumi seluruh kepulauan Indonesia, peta radar Sumatera, kalimantan dan Irian Jaya; peta foto Kalimantan; peta LPI Jawa, Bali dan Sulawesi; serta peta Indonesia. Sementara itu, melalui Marine Resource Evaluation and Planning Project (MREP) telah diselesaikan data dijital kelautan untuk 10 daerah prioritas skala 1:250.000 dan 1:50.000, serta data digital kelautan wilayah nasional skala 1:500.000. Untuk

XXVI/33

mempermudah pertukaran data spasial dengan sistem yang beragam, telah dikembangkan perangkat Iunak standar pertukaran data. Sejak tahun 1992 telah dilaksanakan Land Resource Evaluation and Planning Project – II (LREP-II) yang diterapkan di 18 propinsi, bersama-sama dengan BPN, Departemen Dalam Negeri dan Puslittanak Departemen Pertanian, yang telah mengha- silkan berbagai jenis peta.

Pengembangan sistem informasi di bidang pertanahan dilaksanakan oleh BPN dalam rangka meningkatkan pelayanan dan administrasi pertanahan. Untuk itu, telah dikembangkan aplikasi proses pelayanan pertanahan, pemetaan (SIG), dan administrasi pertanahan, yang sejak akhir Repelita V mulai diterapkan dengan teknologi penginderaan jarak jauh, serta komputerisasi melalui program bantuan luar negeri, yaitu Land Use Planning and Mapping (LUPAM). Pada tahun 1994/95 dan 1995/96 telah disele -saikan peta dijital dan beberapa tema di 15 Daerah Tingkat II. Untuk menunjang pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematis, telah dibangun aplikasi sistem komputerisasi pendaftaran tanah tekstual maupun spasial di Kantor Pertanahan Jakarta Utara, Kotamadya Sukabumi, Kanwil BPN Jawa Tengah, dan Kantor BPN Pusat. Sejak tahun 1996/97 telah dikembangkan sistem komputeri - sasi kantor pertanahan dengan bantuan dana dari Pemerintah Spanyol, yang kegiatannya meliputi pengembangan paket sistem informasi tata ruang dan pertanahan, dan penyusunan rancangan secara rinci. Dalam hal penatagunaan tanah, dikembangkan sistem pemantauan ijin lokasi, model peruntukan penggunaan tanah yang diujicobakan dalam penataan kawasan Bogor, Puncak, Cianjur di 18 kecamatan, uji coba program analisis persediaan tanah, serta sistem basis. data 16 Daerah Tingkat II.

XXVI/34

Pengembangan sistem informasi di sektor lingkungan hidup diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup sejak tahun 1989/90 dan oleh Bapedal sejak tahun 1993/94. Pada tahun terakhir Repelita V telah'dilakukan inventarisasi kebutuhan informasi dalam rangka penyusunan rencana induk, serta mulai dilakukan pembangunan basis data. Selama empat tahun Repelita VI, telah dikembangkan basis data spasial dan non-spasial pada skala nasional; paket aplikasi SIG untuk laporan kualitas lingkung- an; Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nasional (NKLN) dan daerah (NKLD); pengelolaan wilayah pesisir dan laut; keanekaragaman hayati laut, tata ruang, dan perubahan iklim; serta petunjuk teknis pertukaran data, dan katalogisasi basis data. Dalam rangka itu, telah dibangun homepage dan dikembangkan jaringan informasi ke Daerah Tingkat II disertai dengan penerbitan berbagai publikasi. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup juga turut serta dalam berbagai forum, baik nasional maupun internasional dalam rangka pengembangan jaringan informasi, seperti Sustainable Development Programme (SDNP-UNDP), National Environment and Resource Information Center (NERIC-ASEAN/Australia), dan Global Resource Information Databas (GRID-UNEP). Dalam rangka menunjang pengendalian dampak kebakaran hutan dan lahan, bersama Bapedal, Lapan, BMG, dan instansi terkait lainnya dikembangkan basis data melalui SIG dan penginderaan jarak jauh. Sementara itu Bapedal juga mengem-bangkan program aplikasi - yang meliputi: daftar perusahaan, kebijaksanaan dan peraturan di bidang lingkungan hidup, mitra kerja Bapedal, sari berita lingkungan, basis data dokumen Amdal, serta homepage Bapedal (Ekonet).

Pengembangan sistem informasi di bidang hukum diselengga-rakan antara lain oleh Departemen Kehakiman dan Kejaksaan

XXVI/35

Agung. Sistem informasi manajemen Departemen Kehakiman (SIMDK) telah dimulai sejak tahun 1977/78. Selanjutnya telah diupayakan keterpaduan berbagai sistem aplikasi berdasarkan rencana induk yang ditetapkan pada tahun 1996/97. Sistem infor - masi yang telah dibangun sampai tahun 1997/98 antara lain adalah di bidang perencanaan, keuangan, perlengkapan, tata usaha, pen-didikan dan pelatihan, pemantauan kegiatan litbang, pengawasan, hukum dan perundang-undangan, pemasyarakatan/ narapidana, hak cipta, paten dan merek, serta keimigrasian. Selain itu, telah dibangun sistem jaringan komunikasi dan informasi (SJDI) hukum, dan dibangun pula sistem informasi Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara. Sistem informasi Kejaksaan Agung Republik Indonesia (SIMKARI) dimulai pembangunannya pada tahun 1993/94, meliputi sistem aplikasi kepegawaian, data kriminal, perdata dan tata usaha negara, serta jaringan komunikasi data di Kantor Pusat dan di 5 Kejaksaan Tinggi (Kejati) yaitu DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Ujung Pandang. Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibangun, dilakukan rekondisi perangkat komputer di Kejaksaan Agung, 8 Kejati Besar, 19 Kejati Kecil, dan 2 Kejaksaan Negeri (Jakarta Pusat dan Jakarta Utara).

Pengembangan dan implementasi sistem informasi di bidang penerangan secara terpadu (SIM-Padu) diselenggarakan oleh Departemen Penerangan dalam menunjang pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa. Pada tahun terakhir Repelita V mulai dilaksanakan persiapan perencanaannya melalui studi dan pembangunan basis data penerangan. Sejak tahun 1994/95, telah disiapkan informasi mengenai pembangunan nasional untuk mendukung kegiatan operasional media center. Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat, dibangun pusat-pusat penerangan masyarakat. Pusat

XXVI/36

Informasi Nasional (PIN) ditingkatkan fungsi dan perannya sebagai perwujudan serambi depan informasi, dan pada tahun 1997/98 mencapai 17.658 orang pelanggan.

Pengembangan sistem informasi di bidang pertahanan dan keamanan negara (Sisinfo-Hankamneg) diselenggarakan di ling-kungan Departemen Hankam dan ABRI. Sejak akhir Repelita V sampai dengan tahun 1997/98 telah dibangun dan dioperasikan aplikasi sistem informasi di bidang administrasi (SI-Min), Sistem Informasi di bidang operasional (SI-Ops), serta sistem informasi sumber daya Hankamneg yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya buatan, sarana dan prasarana nasional, wilayah negara, dan iptek. Untuk menunjangnya telah dikembangkan infra -struktur jaringan komunikasi data dengan menggunakan radio link dan satelit (VSAT), dengan simpul-simpul di jajaran Kotama ABRI.

b. Program Penunjang

1) Program Pemasyarakatan Sistem Informasi

Program pemasyarakatan sistem informasi bertujuan untuk menciptakan manusia dan masyarakat informasi yang mengetahui mengenai teknologi informasi dan mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan informasi secara optimal untuk memperoleh nilai tambah, menghargai data dan informasi, serta untuk menanamkan budaya sadar informasi.

Pemasyarakatan sistem informasi di berbagai sektor dilaku- kan melalui kegiatan pameran, penyuluhan, pemberian informasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik,

XXVI/37

konferensi pers, serta penerbitan berbagai bentuk publikasi seperti buletin, majalah, dan brosur. Untuk meningkatkan wawasan masyarakat, diselenggarakan berbagai seminar dan lokakarya oleh lembaga pemerintah, organisasi profesi, dan asosiasi usaha di bidang teknologi informasi. Sejak Repelita IV, hampir setiap tahun diadakan konferensi komputer nasional (KKN) berupa pameran dan seminar, yang periyelenggaraanriya merupakan kerjasama antara Ikatan Profesi Komputer dan Informatika (Aspiluki), dan Asosiasi Pengusaha Nasional Informatika (APNI). Asbsiasi usaha lain yang Indonesia (IPKIN), Asosiasi Piranti Lunak Komputer Indonesia bergerak di bidang teknologi informasi seperti Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) telah pula berperanserta dalam pemasyarakatan teknologi informasi. Beberapa kegiatan yang telah diadakan secara rutin sejak. tahun 1993 adalah pameran komputer (Indocomtech), gelar komputer, dan komputer expo, seminar, dan studi perbandingan ke beberapa negara yang telah berkembang teknologi informasinya.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dan berbagai upaya dalam pemasyarakatan. sistem informasi, kesadaran masyarakat mengenai manfaat. teknologi informasi makin meningkat, sehingga pasar teknologi informasi juga berkem- bang, terlihat dari meningkatnya nilai pemasaran komputer seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan jasa profesional di bidang sistem informasi, baik jasa konsultasi, jasa pendidikan dan pelatihan, maupun jasa untuk pemeliharaan. Tabel XXVI-1 dan Tabel XXVI-I.A menunjukkan bahwa nilai pemasaran teknologi informasi (komputer) yang pada akhir Repelita IV adalah 150,0 juta dolar AS, meningkat menjadi 558,0 juta dolar AS pada akhir Repe- lita V. Pada tahun 1997 nilainya telah mencapai 1.311,0 juta dolar

XXVI/38

AS atau meningkat 134,9 persen dari akhir Repelita V. Dari jumlah tersebut, 67,9 persen adalah untuk perangkat keras, sedangkan untuk perangkat lunak adalah sebesar 20,4 persen, dan jasa profesional 11,6 persen. Nilai pasar jasa profesional juga telah makin baik, yaitu meningkat 173,3 persen dari akhir Repelita V. Dengan kecenderungan harga yang makin murah dan perkembang- an teknologi informasi, pasar perangkat keras didominasi oleh personal komputer (PC) seperti notebook, home PC, desktop, dan server, yang selama tahun 1996 terjual kurang lebih 390.000 unit atau meningkat 33,3 persen dari 300.000 unit pada tahun 1995 dan meningkat 95,0 persen dari tahun 1993. Jumlah tersebut setara dengan 600 juta dolar AS atau sekitar 54,5 persen dari seluruh pasar. teknologi informasi. Dengan meningkatnya pengembangan jaringan komputer, pasar produk jaringan (selain sistem operasi) tumbuh sekitar 100 persen, dimana pada tahun 1997 nilainya sekitar 105,7 juta dolar AS.

Sementara itu, pasar perangkat lunak komputer meningkat dari 22,5 juta dolar AS pada akhir Repelita IV menjadi 117,2 juta dolar AS pada akhir Repelita V dan 267,8 juta dolar AS pada tahun 1997, antara lain karena meningkatnya kebutuhan dan terdapat kecenderungan meningkatnya pembelian perangkat lunak orisinal, baik di kalangan instansi pemerintah, BUMN, maupun perusahaan swasta. Hal ini menunjukkan bahwa apresiasi masyarakat terhadap hak cipta perangkat lunak komputer semakin baik. Apabila dilihat dari penggunaannya, sejak akhir Repelita IV pasar untuk aplikasi bidang keuangan tetap dominan, dimana pada tahun 1997 adalah 30,5 persen dari nilai pemasaran, untuk aplikasi umum 28,0 persen, aplikasi produksi 21,7 persen dan sisanya untuk aplikasi distribusi 19,8 persen.

XXVI/39

Dalam rangka perlindungan hukum terhadap hak cipta perangkat lunak komputer, telah dilakukan penyempurnaan terhadap Undang-Undang Hak Cipta Nomor 7 Tahun 1987 dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997.

Dalam rangka pembinaan penggunaan perangkat lunak kom-puter, Bakotan bekerjasama dengan Aspiluki serta oleh Tim Evaluasi Pengadaan dan Bappenas telah melakukan inventarisasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang digunakan, serta kebutuhan perangkat lunak pada beberapa instansi pemerintah termasuk BUMN.

2) Program Pembinaan Industri Teknologi Informasi

Program pembinaan industri teknologi informasi bertujuan untuk meningkatkan kernampuan industri teknologi informasi, baik perangkat keras maupun perangkat lunak komputer yang dapat memenuhi kebutuhan informasi di dalam negeri dan mampu memanfaatkan peluang pasar internasional.

Dalam rangka pengembangan industri teknologi informasi, ditingkatkan upaya mendorong peran serta dunia usaha. Beberapa kebijaksanaan deregulasi di bidang investasi dan pemberian insentif telah menciptakan iklim yang mendukung pengembangan industri teknologi informasi, seperti: penyederhanaan. ketentuan investasi dan pemberian kesempatan bagi investor asing secara langsung (100 persen) untuk investasi di dalam negeri (PP. No.20/1994); Undang-Undang mengenai pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, dan pajak barang modal termasuk penurunan pajak perseroan dan percepatan penyusutan; pembebasan bea

XXVI/40

masuk atas impor bahan baku/sub komponen untuk pembuatan komponen elektronika guna mengeliminasi tarif menjadi nol persen bagi produk PC, mikro komputer, dan beberapa peripheral; fasilitas PMA/PMDN dalam rangka investasi baru yaitu pembebasan bea masuk untuk impor barang modal dan impor bahan baku; fasilitas draw back dari Bapeksta berupa pengembalian fiskal sebesar jum- lah yang ekivalen dengan realisasi ekspor hasil produksi; keterkait - an industri dengan sektor ekonomi lainnya agar pemanfaatan potensi pasar dalam negeri terutama kebutuhan pemerintah/BUMN lebih meningkat (Keppres 16/1994); serta pemberian pelayanan kemudahan bagi perusahaan eksportir tertentu untuk produsen elektronika termasuk industri teknologi informasi.

Untuk mendukung pengembangan industri teknologi informasi, telah ditingkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan serta kemampuan rancang bangun. BPPT membangun Pusat Komputasi Nasional Kinerja Tinggi dengan tujuan membantu industri dalam mengembangkan produk baru yang unggul, mempersiapkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi komputasi dan komputer mutakhir, mempersiapkan penguasaan teknologi perangkat keras komputer mutakhir, memasyarakatkan teknologi komputasi ilmiah, serta melembagakan kegiatan pemanfaatan fasilitas komputasi yang berfungsi sebagai fasilitator antara lembaga riset dan industri.

Industri teknologi informasi mulai berkembang sejak Repelita III meskipun masih terbatas pada Integrated Circuit (IC). Pada akhir Repelita III produksinya tercatat 639 juta unit, menurun secara drastis menjadi 41,2 juta unit pada akhir Repelita IV, karena penutupan pabrik. Sejak akhir Repelita V, industri perangkat keras komputer seperti mother board, monitor, keyboard, dan peripheral

XXVI/41

makin berkembang dan telah memberikan sumbangan terhadap ekspor hasil industri elektronika, dimana untuk komponen industri elektronika, IC merupakan salah satu andalan ekspor. Produksi komputer mikro (PC) dimulai pada akhir Repelita IV yaitu dengan 7,9 ribu unit. Pada tahun 1997 jumlahnya telah mencapai sekitar 480.000 unit, meningkat 805,7 persen dari akhir Repelita V. Produksi komponen komputer seperti IC pada tahun 1997 adalah 359 juta unit, meningkat 127,2 persen dari akhir Repelita V. Produksi resistor adalah 67,0 juta unit, meningkat dari 15,2 juta unit pada akhir Repelita V dan 3 juta unit pada akhir Repelita IV. Nilai produksi industri pengolahan data pada tahun 1997 adalah 1.231 milyar rupiah, meningkat 238,9 persen dari akhir Repelita V, sementara nilai produksi industri telekomunikasi mencapai 2.037,0 milyar rupiah. Nilai ekspor industri pengolah data dan industri telekomunikasi pada tahun 1997. masing-masing adalah 488,0 juta dolar AS dan 262,0 juta dolar AS, suatu peningkatan lebih dari 300 persen apabila dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya (data pada Tabel XXVI-2 dan XXVI-2.A).

Mengingat kebutuhan perangkat lunak aplikasi yang cukup besar dan terus meningkat, pengembangan perangkat lunak kom- puter merupakan tantangan dan peluang yang berdaya saing dalam meningkatkan industri teknologi informasi. Meskipun perkembang-annya tidak sepesat industri perangkat keras, industri perangkat lunak juga sudah mulai berkembang di dalam negeri antara lain aplikasi di bidang perbankan, pemetaan, reservasi tiket pesawat udara, pasar swalayan, dan kepegawaian. Sementara itu, Aspiluki sebagai asosiasi di bidang perangkat lunak komputer telah berupaya mengembangkan industri perangkat lunak, antara lain melalui pengembangan kerjasama dengan organisasi/usaha internasional.

XXVI/42

3) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Sistem Informasi

Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan sistem informasi bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga profesional di bidang sistem/teknologi informasi agar dapat mendukung pembangunan sistem informasi secara efektif dan efisien.

Upaya pengembangan sumber daya manusia yang profesional di bidang teknologi informasi diberikan perhatian yang lebih besar, karena jumlah dan kualitas tenaga yang tersedia masih belum memadai untuk mendukung kebutuhan pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi yang terus berkembang. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan sistem informasi terus ditingkatkan, baik melalui pendidikan formal mau-pun non-formal. Para pegawai pada instansi pemeiintah telah diberi kesempatan untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan di bidang sistem/teknologi informasi pada berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Demikian pula ditingkatkan pelatihan/kursus dan bimbingan teknis bagi para pegawai di tingkat pusat maupun daerah, serta mengikutsertakan pada berbagai kon -ferensi, seminar, dan lokakarya untuk menambah wawasan dan mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Kegiatan pendidikan sekolah di bidang teknologi informasi di perguruan tinggi maupun pendidikan luar sekolah dalam bentuk kursus komputer telah sangat meningkat. Dari Tabel XXVI-3 dan XXVI-3A terlihat bahwa pada tahun 1997/98, terdapat 8 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menyelenggarakan program studi infor -matika dan komputer, yaitu Universitas Indonesia, Universitas

XXVI/43

Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanudin. Jumlah maha- siswa yang terdaftar adalah 3.028 orang, yaitu setiap tahun meningkat rata-rata 34,3 persen selama lima tahun terakhir, sedangkan jumlah lulusannya adalah 360 orang, yaitu rata-rata meningkat 23,9 persen. Perguruan Tinggi Swasta (PTS), baik Uni -versitas, Institut, Sekolah Tinggi, maupun Akademi yang menye -lenggarakan program studi informatika dan komputer, pada akhir Repelita III baru 1, pada akhir Repelita.V telah menjadi 77, dan pada tahun 1997/98 telah meningkat menjadi 95. Jumlah maha - siswa PTS adalah 74.862 orang, yaitu rata-rata meningkat 7,4 per- sen setiap tahun dan meningkat 31,8 persen dari akhir Repelita V, sedangkan lulusannya berjumlah 9.071 orang, rata-rata meningkat 31,3 persen dan meningkat 160 persen dari akhir Repelita V.

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan menjamin perkembangan karir pegawai negeri sipil yang mempunyai keahlian di bidang teknologi informasi pada instansi pemerintah, pada tang- gal 1 Oktober 1989 ditetapkan. jabatan fungsional pranata kom- puter, dan pembinaannya terus ditingkatkan oleh BPS yang ditun- juk sebagai pembina. Pada tahun 1997/98 terdapat 966 orang pejabat pranata.komputer yang tersebar di 24 instansi pemerintah di tingkat pusat dan 2 Pemerintah Daerah Tingkat I, yaitu DKI Jakarta dan Propinsi Jawa Tengah. Apabila dibandingkan dengan akhir Repelita V jumlahnya meningkat 16,1 persen. Dilihat dari penye -barannya berdasarkan pangkat/golongan,jumlah pranata komputer terdiri atas 61,7 persen golongan II, dan 37,2 persen golongan III, serta 1,1 persen golongan IV.

XXVI/44

4) Program Pembinaan Kelembagaan

Program pembinaan kelembagaan bertujuan untuk meman-tapkan tatanan kelembagaan yang dapat mendorong pemanfaatan yang optimal atas sumber daya informasi, dan meningkatkan kelan -caran penyelenggaraan sistem informasi, serta mempercepat penguasaan kemampuan di bidang teknologi informasi.

Upaya penataan kelembagaan secara intensif dilakukan sejak awal Repelita VI dengan meningkatkan kedudukan, fungsi dan peran unit kerja yang menangani data dan informasi, terlihat dengan bertambahnya jumlah unit kerja pengelola data dan infor - masi setingkat Eselon II pada instansi pemerintah. Demikian pula pengembangan kelembagaan di daerah, sejak tahun 1993/94 dila -kukan melalui pembentukan dan pemberdayaan unit-unit pengo- lahan data seperti Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di Daerah Tingkat I dan II. Sampai tahun 1997/98 telah terbentuk 26 KPDE Daerah Tingkat I dan 171 KPDE Daerah Tingkat II di bawah koordinasi Departemen Dalam Negeri.

Upaya koordinasi dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan sistem informasi ditingkatkan antara lain melalui berbagai forum, kelompok kerja tetap, dan tim koordinasi, sehingga sistem informasi di berbagai sektor makin terpadu. Dalam era persaingan global, pembangunan dan pemanfaatan telematika yang merupakan sinergi telekomunikasi dan informatika menjadi makin penting, sehingga diperlukan koordinasi yang mantap untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Untuk itu telah dibentuk Tim Koordinasi Telematika Indonesia berdasarkan Keppres No. 30 Tahun 1997. Tim ini sedang mempersiapkan konsep pembangunan telematika memasuki abad ke-21.

XXVI/45

Sebagai organisasi profesi telah terbentuk Ikatan Pejabat Pranata Komputer Indonesia (IPPI) dan Forum Komunikasi Pengelola/Pembina Sistem Informasi BUMN (FK-PSIBUMN), sebagai wadah komunikasi dan pertukaran informasi bagi para pejabat fungsional pranata komputer pemerintah.

C. STATISTIK

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan statistik dalam Repelita VI adalah berkembangnya sistem perstatistikan nasional yang makin terpadu dan andal yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pembangunan secara sektoral, lintas sektor, nasional, dan regional.

Untuk mencapai sasaran ini disusun beberapa kebijaksanaan yang meliputi: (a) penyempurnaan penyelenggaran statistik; (b) peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan (c) pengembangan kelembagaan statistik.

Pelaksanaan pembangunan statistik dilaksanakan melalui dua program, yakni: program pokok dan program penunjang. Program pokok adalah program penyempurnaan dan pengembangan statistik, sedangkan program penunjang adalah program informasi statistik serta program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan statistik.

XXVI/46

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan sampai dengan Tahun Keempat Repelita VI

Pembangunan statistik sampai tahun keempat Repelita VI diarahkan untuk menyempurnakan penyelenggaraan statistik, mengembangkan informasi dan kelembagaan statistik, meningkat -kan SDM di bidang statistik dan meningkatkan sarana fisik persta-tistikan. Uraian ringkas dari hasil-hasil pembangunan perstatistikan yang dicapai sampai dengan bulan Desember tahun 1997 adalah sebagai berikut.

a. Program Pokok

Pada dasarnya program pokok yang dilaksanakan dalam lima tahun terakhir ini merupakan program lanjutan yang telah dilaku- kan pada tahun-tahun sebelumnya, dengan berbagai penyem- purnaan yang dilakukan secara berkesinambungan.

1) Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik

Program penyempurnaan dan pengembangan statistik dalam Repelita VI dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya: peningkatan dan pengembangan data statistik; pengkajian dan analisis statistik; serta penyempurnaan sarana, prasarana dan kelembagaan statistik yang mampu meningkatkan mutu, keleng-kapan, dan kecepatan penyajian data statistik.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan meningkatkan koordinasi, integrasi, serta sinkronisasi antara unit statistik yang terdapat di instansi pemerintah, swasta maupun

XXVI/47

masyarakat umum. Sedangkan kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui sensus, survei dan penelitian khusus, maupun melalui kompilasi data sekunder yang bersumber dari catatan administrasi yang dikumpulkan oleh instansi-instansi terkait.

Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik ini menghasilkan data statistik yang makin beragam, dan digunakan untuk mendukung perencanaan, pemantauan, dan evaluasi hasil pembangunan nasional, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Sejalan dengan jenis data dan kegiatan statistik yang dilakukan, jumlah publikasi yang dihasilkan setiap tahunnya semakin berkembang. Pada akhir Repelita I, jumlah publikasi yang dihasilkan terdiri atas 41 jenis, dan meningkat menjadi 110 jenis pada akhir Repelita IV (Tabel XVI-4A). Pada tahun terakhir Repelita V, publikasi yang dihasilkan meningkat menjadi 209 jenis (Tabel XVI-4). Sampai dengan bulan Desember 1997, telah dihasilkan publikasi sebanyak 188 jenis. Sampai bulan Maret 1998 jumlah publikasi ini diharapkan akan dapat menyamai jumlah publikasi pada tahun-tahun sebelum Repelita VI. Di samping itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, juga diterbitkan publikasi bulanan dalam bentuk Buletin Ringkas yang berisi perkembangan indeks harga, indeks produksi industri, ekspor-impor barang, serta hasil produksi padi dan palawija. Publikasi bulanan lainnya adalah Indikator Ekonomi yang memuat data indeks harga, keuangan negara, perbankan, penanaman modal, neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri, produksi, perhubungan, hotel dan pariwisata, dan pendapatan nasional. Untuk mendukung keperluan data pada Sidang Kabinet setiap bulan, BPS menyajikan data perkembangan ekspor dan impor, dan data tingkat inflasi.

XXVI/48

a) Peningkatan dan Pengembangan Data Statistik

Peningkatan dan pengembangan data statistik mencakup kegiatan penyempurnaan dan pengembangan metode pengumpulan, pengolahan serta penyajian data dari berbagai jenis statistik, yang terdiri dari: (1) statistik produksi dan distribusi, (2) statistik sosial dan kependudukan, (3) statistik neraca nasional, serta (4) statistik potensi wilayah/desa.

(1) Statistik Produksi dan Distribusi

Kegiatan peningkatan dan pengembangan data statistik pro-duksi dan distribusi telah dilaksanakan sejak Repelita I secara ber -kesinambungan. Sejalan dengan kebutuhan data yang semakin beragam, sampai akhir tahun Repelita V, kegiatan ihi mencakup antara lain: Survei Pertanian; Sensus Pertanian; Survei Industri; Sensus Ekonomi 1986 (SE1986); Survei Konstruksi; Survei Perusahaan Pertambangan Besar; Survei Listrik, Gas, dan Air Minum; Survei Harga Perdagangan Besar; Survei Harga Kon- sumen; Survei Monitoring Harga Produsen Gabah; Survei Volume Penjualan Eceran Beras; Survei Statistik Harga-harga di Perdesaan; Survei Keuangan Daerah; Kompilasi Data Statistik Perdagangan Luar Negeri; Survei Hotel dan Wisatawan; serta, Survei dan Kom- pilasi Data Statistik Perhubungan. Dalam Repelita VI, kegiatan ini juga mencakup: pengolahan data Sensus Pertanian 1993 (ST1993); pelaksanaan Sensus Ekonorni 1996 (SE1996); Penyusunan Satuan Harga Barang dan Jasa; serta Survei Lembaga Keuangan Bukan Bank.

XXVI/49

(a) Survei Pertanian

Dalam rangka mendukung upaya mengatasi masalah pangan yang dihadapi sejak tahun-tahun awal Repelita I, kegiatan pengum-pulan data di sektor pertanian diarahkan pada pertanian tanaman pangan. Sejalan dengan berkembangnya pembangunan pertanian, pada Repelita-Repelita berikutnya kegiatan pengumpulan data ini juga mencakup pertanian non-tanaman pangan. Survei pertanian tanaman pangan bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data produksi, struktur ongkos usaha tani padi dan palawija, serta data pertanian lainnya, termasuk data tentang Koperasi Unit Desa (KUD). Sementara itu, survei pertanian non-tanaman pangan bertujuan untuk mendapatkan data tentang pola usaha seperti produksi, tenaga kerja, struktur ongkos, pengo-lahan dan pemasaran serta nilai tambah pada perusahaan dan usaha rumahtangga perkebunan, misalnya tanaman kakao dan lada, perikanan, peternakan, kehutanan dan hortikultura, serta data Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan produksi perikanan yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Dalam Repelita VI, diupayakan untuk mendapatkan statistik yang makin terpadu dan andal. Salah satu upaya tersebut adalah pelaksanaan Survei Pasca Panen Musim Tanam 1995/96. Survei ini bertujuan untuk mengevaluasi besaran nilai susut saat panen dan pasca panen, serta faktor konversi jemur dan konversi giling untuk tingkat nasional (propinsi potensi padi) yang dihasilkan dari survei tahun 1987/88. Sebagai hasil dari kegiatan ini telah dihasilkan fak- tor konversi susut gabah beras 1996, yang dapat digunakan sebagai alat bantu perkiraan penghitungan produksi padi yang lebih akurat dan andal sebagai dasar penentuan kebijaksanaan di sektor perta- nian.

XXVI/50

Selain itu, dalam rangka memperbaiki data pertanian pangan, khususnya padi, diselenggarakan survei pengumpulan data luas tanaman padi dengan pendekatan rumahtangga tani di Jawa pada tahun 1997/98 dan mencakup sekitar 180 ribu rumahtangga dan dilaksanakan di empat propinsi di pulau Jawa (kecuali DKI Jakarta). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data dan keterangan yang akurat mengenai luas (baku sawah, tanaman padi, panenan, kerusakan sawah), pola tanam, konversi galengan (pematang sawah), produksi tanaman padi/palawija dan sarana produksi yang digunakan oleh petani. Salah satu hasil sementara menunjukkan berkurangnya luas galengan atau pematang sawah. Hal ini tercermin dari lebih kecilnya konversi galengan sawah dari hasil survei 1970 dengan konversi yang didapatkan dari survei ini, yang tercatat 0,39 persen, 1,09 persen, 1,23 persen, dan 0,96 persen lebih rendah untuk propinsi-propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Publikasi yang telah diterbitkan meliputi antara lain: Produksi Padi di Indonesia, Produksi Tanaman Palawija, TPI Triwulanan di Jawa dan di Luar Jawa, Perusahaan Perikanan, RPH Triwulanan, Daftar Nama dan Alamat RPH, Daftar Nama dan Alamat Perusa- haan Peternakan, Survei Susut Gabah Beras 1996, Hasil Penca- cahan Survei Perkebunan Kopi Rakyat 1996, Hasil Pencacahan Survei Perkebunan Karet Rakyat 1996, Struktur Ongkos Usaha Peternakan 1996, Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Statistik Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI), Statis-tik Perusahaan Penangkaran Satwa Liar dan Wisata Alam, Statistik Perusahaan Perkebunan, Hasil Studi Kebijaksanaan Pertanian, dan Survei Luas Tanaman Padi dengan Pendekatan Rumahtangga di Jawa 1996.

XXVI/51

(b) Sensus Pertanian

Kegiatan pengumpulan data yang bersifat pencacahan leng- kap ini bertujuan untuk menghasilkan data statistik pertanian yang komprehensif, lengkap, rinci, akurat dan tepat waktu, sesuai dengan upaya pengembangan statistik yang semakin terpadu dan andal. Sensus pertanian dilaksanakan sepuluh tahun sekali, dan sejak awal Repelita I telah dilaksanakan tiga kali, yakni Sensus Pertanian 1973 (ST1973), ST1983, dan ST1993.

Jumlah responden yang dicakup semakin meningkat, dari sekitar 400 ribu rumahtangga pada ST1973 meningkat menjadi sekitar 990 ribu rumahtangga pada ST1983 (Tabel XXVI-5A).

Pada tahun 1993/94, pelaksanaan ST1993 mencakup kegiatan pengumpulan data di lapangan, yang persiapannya telah dilakukan sejak tahun 1991/92. Kegiatan pengumpulan data ST1993 dilak-sanakan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap (sensus leng- kap) dan pencacahan sampel. Dalam kegiatan ST1993, jumlah rumahtangga pertanian yang dicacah adalah sebesar 10 juta rumahtangga di seluruh pelosok Indonesia, dan 7,7 juta di anta- ranya bertempat-tinggal di daerah perdesaan. Dari jumlah tersebut, kemudian dipilih sebanyak 1,2 juta rumahtangga untuk dicacah dengan kuesioner yang lebih rinci. Pada tahun 1993/94, kegiatan ST1993 ini melibatkan 978 instruktur nasional dengan 33.400 petu -gas, termasuk di antaranya mitra statistik (Tabel XXVI-5).

Pada tahun 1994/95, kegiatan ini melibatkan 901 instruktur nasional dengan 41.511 petugas, termasuk mitra statistik. Sedang- kan kegiatan pengolahan dan penyajian data dilaksanakan dalam kurun Repelita VI.

XXVI/52

Publikasi yang dihasilkan meliputi antara lain: Direktori KUD, Laporan Hasil Pendaftaran Rumahtangga Subsektor Palawija dan Hortikultura, Subsektor Perikanan dan Peternakan, Uraian Ha - sil Sensus Sampel Rumahtangga Pertanian Pengguna Lahan, serta Analisis Profil Rumahtangga Pertanian (Indonesia dan 27 propinsi).

(c) Survei Industri

Pendekatan yang digunakan dalam survei ini dapat dibedakan antara pendekatan perusahaan industri (establishment), seperti Survei Industri Besar dan Sedang, dan pendekatan rumahtangga (household) usaha industri, seperti Survei Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga. Kegiatan ini mengumpulkan data yang berkaitan dengan struktur sektor industri, khususnya data tenaga kerja, tingkat produktivitas, struktur biaya, permodalan, nilai masukan, dan nilai tambah. Hasil kegiatan dipublikasikan setiap tahun. Selain kegiatan tahunan, survei industri besar dan sedang juga dilaksanakan secara triwulanan. Hasilnya disajikan dalam Buletin Ringkas dan Indikator Ekonomi.

Sejalan dengan bertambah kompleksnya kegiatan industri di dalam perekonomian nasional dan dalam upaya untuk menghasil - kan informasi statistik yang semakin andal, informasi yang dikum-pulkan juga semakin beragam dan luas. Pada akhir Repelita II, kegiatan pengumpulan data ini hanya mencakup 7.832 responden dan meningkat menjadi 12.873 pada akhir Repelita III (Tabel XXVI-5A). Pada akhir Repelita V, survei ini mencakup 57.309 responden, termasuk sekitar 30 ribu industri kecil dan rumahtangga, sedangkan pada tahun keempat Repelita VI mencakup 37.014 responden industri besar dan sedang dan tidak termasuk industri

XXVI/53

kecil dan rumahtangga yang pelaksanaan surveinya telah dicakup pada Sensus Ekonomi 1996 (Tabel XXVI-5).

Publikasi yang diterbitkan antara lain mencakup: Statistik Industri Besar dan Sedang, Direktori Industri Besar dan Sedang, Indikator Industri Besar, dan Sedang, dan Statistik Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga.

(d) Survei Konstruksi

Kegiatan pengumpulan data ini bertujuan untuk mengukur perkembangan sektor konstruksi dan memperkirakan sumbangan sektor konstruksi dalam perhitungan neraca nasional setiap triwulannya. Data dari sektor konstruksi yang dikumpulkan mencakup statistik konstruksi gedung, seperti gedung tempat tinggal; konstruksi bangunan sipil,. seperti bangunan jalan, jembatan dan landasan, bangunan jalan dan jembatan kereta api, dan bangunan sipil lainnya; serta konstruksi bangunan khusus, seperti pemasangan pondasi dan pilar, pengeboran air bersih, penyiapan lahan, instalasi gedung, dan sebagainya. Survei konstruksi ini dilakukan secara triwulanan dan tahunan di seluruh propinsi dan mencakup perusahaan anggota Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) dan non-anggota AKI.

Pelaksanaan survei konstruksi secara berkesinambungan di -tingkatkan mutunya, khususnya metode pengumpulan datanya, sehingga dapat diperoleh data yang lengkap, akurat, dan tepat waktu. Sampel yang dicakup adalah sekitar 20 persen dari seluruh perusahaan berbadan hukum.

XXVI/54

Publikasi yang diterbitkan antara lain: Statistik Bangunan/ Konstruksi Anggota AKI, Statistik Bangunan/Konstruksi Non Anggota AKI, Statistik Pembangunan Perumahan di Indonesia, serta Indikator Konstruksi.

(e) Survei Perusahaan Pertambangan Besar

Survei ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan struktur perusahaan pertambangan besar, seperti tenaga kerja, struktur ongkos, pemasaran, permodalan dan indeks produksi. Metode pencacahannya adalah pencacahan lengkap dengan kunjungan langsung (canvassing system) dan mencakup perusahaan pertambangan kategori golongan A dan B (bahan tambang strategis dan bahan tambang vital) yang pada umumnya merupakan perusahaan pertambangan besar dengan teknologi tinggi. Survei ini diselenggarakan di 20 propinsi di Indonesia.

Jenis publikasi yang telah diterbitkan antara lain adalah: Statistik Pertambangan Migas, dan Statistik Pertambangan Non-Migas.

(f) Survei Listrik, Gas dan Air Minum

Survei ini ditujukan untuk mendapatkan data mengenai tenaga kerja, upah dan gaji, produksi, penggunaan bahan bakar, struktur ongkos, pembentukan barang-barang modal, dan sebagai nya dari perusahaan-perusahaan penyedia listrik, gas, dan air minum. Selain itu, dikumpulkan data sekunder dan data primer hasil survei penggunaan energi yang dimiliki Direktorat Jenderal Listrik dan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi.

XXVI/55

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan pengumpulan data dilaksanakan melalui jasa pos (mailing system). Publikasi yang diterbitkan meliputi: Statistik Listrik PLN, Statistik Gas Kota, Statistik Air Minum, serta Statistik Neraca Energi.

(g) Survei Harga Perdagangan Besar

Kegiatan pengumpulan data ini adalah untuk perhitungan deflator Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), melalui penyusunan indeks harga perda-gangan besar (IHPB) pada tingkat propinsi dan tingkat nasional. Selain itu, hasil dari survei ini juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan tingkat harga umum.

Pemilihan sampel perusahaan/pedagang besar dilakukan secara purposive. Pencacahan dilakukan terhadap perusahaan besar terpilih yang meliputi produsen, pedagang besar utama, eksportir dan importir di 126 kota besar di Indonesia.

Jenis publikasi yang diterbitkan meliputi antara lain: Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indonesia, Harga Perdagangan Besar, dan Harga Perdagangan Besar DKI Jakarta. Selain itu data harga dan IHPB juga disajikan secara bulanan pada Indikator Ekonomi dan Buletin Ringkas.

(h) Survei Harga Konsumen

Informasi yang dikumpulkan melalui survei ini diperlukan untuk pemantauan laju inflasi, indikator penyesuaian upah, sebagai deflator dalam perhitungan pendapatan nasional/regional, serta sebagai dasar penentuan berbagai kebijaksanaan di bidang

XXVI/56

ekonomi. Selain memberikan informasi mengenai tingkat per -kembangan harga umum, khususnya pada tingkat konsumen akhir, kegiatan ini juga dapat memberikan gambaran perkembangan harga 9 bahan pokok (Sembako).

Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang pesat, pola kon-sumsi masyarakatpun berubah dengan cepat. Upaya pemutakhiran pola konsumsi masyarakat dilakukan dengan pelaksanaan Survei Biaya Hidup (SBH), sehingga tingkat perkembangan umum dapat lebih mencerminkan perubahan biaya hidup masyarakat. Pada tahun 1973/74, SBH hanya dilakukan pada 11 kota besar dan men -cakup 100 jenis barang dan jasa. Pada tahun 1978/79, SBH diperluas sehingga mencakup 150 jenis barang dan jasa di 17 ibukota propinsi. Perhitungan tingkat inflasi pada saat ini berdasarkan pada SBH yang dilaksanakan pada tahun 1988/89 dan mencakup sekitar 225 barang dan jasa pada 27 ibukota propinsi.

Pemutakhiran pola konsumsi masyarakat terus diupayakan dan pada tahun 1996 dilaksanakan Survei Biaya Hidup (SBH1996). Kegiatan ini diawali dengan kegiatan terbatas (pilot) pada tahun 1995/96, yang diharapkan dapat menghasilkan metodologi dan instrumen yang teruji keandalannya. SBH1996 mencakup 44 kota, yang terdiri dari 27 ibukota propinsi dan 17 ibukota kabupaten/ kotamadya yang berkembang pesat. Hal ini berarti pengembangan dari SBH sebelumnya (SBH1987), yang hanya mencakup 27 ibukota propinsi. Selain penambahan jumlah kota, SBH1996 ini juga mencakup lebih banyak jenis barang dan jasa yang dikonsumsi (antara 250 sampai 350 jenis). Pada saat ini, perhitungan tingkat inflasi dengan metode baru sudah mencapai tahap akhir, dan diharapkan perhitungan tingkat inflasi yang berdasarkan pola konsumsi masyarakat yang baru dapat dilaksanakan pada awal tahun 1998/99.

XXVI/57

Jenis publikasi yang diterbitkan antara lain meliputi: Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa di Ibukota Propinsi, IHK di Ibukota Propinsi Indonesia, IHK di 17 Kota Tingkat II di Indonesia, Kurs Valuta Asing dan Harga Emas di Jakarta, Harga 9 Bahan Pokok dan Barang-barang Penting lainnya, Warta IHK, dan Diagram Timbangan Hasil Survei Biaya Hidup, serta Survei Biaya Hidup 1996.

(i) Survei Monitoring Harga Produsen Gabah

Survei ini bertujuan untuk memantau harga dasar gabah di tingkat produsennya atau petani. Untuk memperoleh tingkat harga yang dihadapi oleh para produsennya, kegiatan pengumpulan datanya dilakukan di seluruh Indonesia kecuali beberapa propinsi yang bukan penghasil padi, seperti misalnya DKI Jakarta, Bengkulu dan Maluku.

Pelaksanaan pengumpulan data ini dilakukan setiap bulan antara tanggal 10-15, dan pada masa-masa panen raya, pencacahan dilakukan seminggu sekali. Hasil pengumpulan dan pengolahan data survei ini disajikan dalam bentuk Laporan Harga Produsen Gabah Menurut Kelompok Kualitas, yang merupakan informasi dini bagi instansi terkait dalam pengamanan harga dasar gabah yang ditetapkan oleh pemerintah.

(j) Survei Volume Penjualan Eceran Beras

Survei volume penjualan eceran beras ini adalah untuk mem-peroleh data yang dapat digunakan sebagai dasar analisis pasar, atau jika diperlukan, operasi pasar untuk menjaga kesinambungan

XXVI/58

pasokan pasar. Rancangan sampel survei ini adalah dua tahap. Tahap pertama adalah memilih pasar secara purposive. Tahap kedua adalah memilih sejumlah pedagang beras secara sistematik dari hasil pendaftaran seluruh pedagang beras di pasar terpilih. Cakupan survei ini adalah pasar-pasar terpilih yang ada di ibukota propinsi seluruh Indonesia yang mendominasi dalam penjualan eceran beras. Publikasi yang diterbitkan adalah Laporan Survei Volume Penjualan Beras Eceran.

(k) Survei Statistik Harga-harga di Perdesaan

Daerah perdesaan masih merupakan tempat tinggal dari seba-gian besar masyarakat Indonesia. Untuk dapat memantau tingkat perkembangan harga umum pada daerah perdesaan ini maka dila- kukan survei harga-harga di perdesaan. Selain itu, informasi ini juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan deflator sektor pertanian, indeks harga yang dibayar petani dan indeks harga yang diterima petani, serta indeks nilai tukar petani (NTP) dan indeks 9 bahan pokok (Sembako) di daerah perdesaan.

Pengumpulan data statistik ini dilakukan secara sampel, dengan unit sampel adalah petani dan pedagang di pasar kecamatan yang dipilih. Survei harga produsen mencakup harga produsen barang-barang hasil pertanian dan harga eceran di pasar perdesaan di wilayah Indonesia.

Pada tahun 1994/95 dilakukan pemutakhiran diagram tim- bangan sehingga indeks NTP yang lebih akurat, dan hasilnya telah digunakan pada perhitungan indeks NTP sejak tahun 1995/96.

XXVI/59

Selain dimuat dalam Buletin Ringkas, jenis publikasi yang diterbitkan meliputi: Nilai Tukar Petani di Jawa dan 10 Propinsi di Luar Jawa, Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian, Statistik Upah Buruh Tani di Perdesaan, Statistik Harga Konsumen di Perdesaan, Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Sektor Pertanian di Jawa dan Madura, Indeks NTP di Jawa-Madura dan 10 Propinsi di Luar Jawa, dan Indeks Harga 9 Bahan Pokok di Perdesaan Jawa dan Madura serta Luar Jawa.

(l) Survei Keuangan Daerah

Kegiatan pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpul - kan data statistik keuangan pemerintah daerah tingkat I (Dati I), pemerintah Dati II dan pemerintah desa, berdasarkan realisasi pene-rimaan dan pengeluaran rutin, serta realisasi penerimaan dan pengeluaran pembangunan. Selain digunakan dalam penghitungan pendapatan regional, statistik keuangan daerah ini juga digunakan dalam penghitungan pendapatan. nasional dan tabel input-output setelah digabungkan dengan data keuangan pemerintah pusat.

Penyempurnaan terhadap kuesioner yang digunakan, meto- dologi pengumpulan dan pengolahan data, jumlah sampel yang dicakup, khususnya untuk statistik keuangan pemerintah tingkat desa dilaksanakan secara berkesinambungan, dalam upaya untuk mendapatkan statistik yang semakin andal.

Survei keuangan pemerintah daerah Dati I dan II dilakukan secara lengkap di seluruh propinsi (Dati I) dan kabu- paten/kotamadya (Dati II) di Indonesia. Sedangkan survei keuangan pemerintah desa dilakukan dengan jumlah sampel yang semakin meningkat. Sejak tahun 1978/79, jumlah desa yang dicakup

XXVI/60

meningkat dari 4.000 desa menjadi 6.000 desa, dan sejak tahun 1980/81, melalui systematic sampling telah mencakup sekitar 10 persen dari seluruh desa/kelurahan di Indonesia.

Jenis publikasi yang diterbitkan antara lain meliputi: Statistik Keuangan Pemerintah Pusat, Statistik Keuangan Pemda Tingkat I, Statistik Keuangan Pemda Tingkat II, dan Statistik Keuangan Pemerintah Desa.

(m) Kompilasi Data Statistik Perdagangan Luar Negeri

Kegiatan kompilasi data statistik ini bertujuan untuk meng-hasilkan statistik ekspor dan impor dari barang (goods) menurut komoditi, negara tujuan dan asal, pelabuhan bongkar dan muat. Dengan makin berkembangnya perdagangan luar negeri, penyem-purnaan dilakukan secara berkesinambungan. Pada tahun 1987, dilaksanakan penyesuaian dalam perhitungan angka indeks ekspor dan impor, sejalan dengan perubahan tahun dasar perhitungan PDB pada tahun 1983. Pada tahun 1989 pencatatan statistik ini diubah dari yang semula menggunakan klasifikasi komoditi Custom Cooperation Council Nomenclature (CCCN) menjadi klasifikasi Harmonized System (HS). Dalam lima tahun terakhir ini, pencatatan statistik perdagangan luar negeri ini dilakukan berdasarkan HS maupun SITC (Standard International Trade Classification).

Selain kegiatan kompilasi atau pengolahan data, kegiatan ini juga mencakup pengumpulan data primer dan sekunder. Pengum-pulan data primer dilakukan dengan mencacah seluruh importir dan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan perdagangan besar untuk barang-barang impor, sedangkan pengumpulan data sekunder

XXVI/61

dilakukan melalui bank-bank devisa dan Kantor Inspeksi Bea dan Cukai.

Selain perubahan klasifikasi, upaya peningkatan mutu statis- tik ekspor dan impor ini dilaksanakan secara berkesinambungan. Misalnya upaya percepatan pengolahan pada tahun 1995/96. Pada tahun 1996/97 telah dilakukan survei untuk mendapatkan informasi impor barang pada kawasan berikat Batam dan kawasan berikat lainnya, atau kawasan Entreport Produksi Tujuan Ekspor (EPTE).

Statistik perdagangan luar negeri ini dilaporkan pada sidang kabinet setiap bulannya, dan dipublikasikan secara bulanan maupun tahunan, seperti: Statistik Ekspor (tahunan), Statistik Impor (tahunan), Buletin Statistik Ekspor (bulanan), serta Buletin Statistik Impor (bulanan).

(n) Survei Hotel dan Wisatawan

Kegiatan pengumpulan data di sektor pariwisata ini men- cakup survei tingkat penghunian kamar hotel, dan pengumpulan data statistik kunjungan tamu asing. Tujuan survei ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai indikator tingkat penghunian kamar hotel, dan mengenai sikap dan opini terhadap produk, fasilitas dan jasa-jasa kepariwisataan Indonesia, serta mengenai motivasi kunjungan, obyek yang akan dikunjungi, dan sebagainya.

Sejak dilaksanakannya, survei ini mencakup Survei Biro Perjalanan 1977/78, Survei Restoran dan Katering 1978/79, dan kegiatan inventarisasi akoniodasi di 26 propinsi pada tahun 1980 yang dilanjutkan pada tahun 1982/83.

XXVI/62

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, kegiatan pengumpulan data dilaksanakan secara berkesinambungan, seperti kegiatan inventarisasi akomodasi di 27 propinsi di Indonesia serta pengumpulan data mengenai kedatangan wisatawan asing melalui pelabuhan-pelabuhan utama yang didasarkan atas hasil pengolahan kartu E/D (Embarkasi/Disembarkasi) dari Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Kehakiman.

Beberapa publikasi penting sebagai hasil pengolahan dari survei-survei di bidang pariwisata yang telah diterbitkan antara lain: Tingkat Hunian Kamar Hotel (tahunan), Statistik Kunjungan Tamu Asing ke Indonesia (tahunan), Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya (tahunan), serta Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya (tahunan).

(o) Survei dan Kompilasi Data Statistik Perhubungan

Dengan makin meningkatnya kebutuhan akan statistik perhu-bungan, dirasakan perlu adanya pengembangan dan penyempur- naan baik dari segi metodologi, pengumpulan, pengolahan maupun penyajian datanya. Dengan penyernpurnaan yang dilaksanakan se-cara berkesinambungan ini, diharapkan data yang akan digunakan untuk penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangun- an nasional akan menjadi lebih baik.

Statistik perhubungan yang dikumpulkan dan diolah dalam kegiatan ini meliputi statistik angkutan darat, laut dan udara serta statistik komunikasi. Statistik angkutan darat pertama kali dilaku- kan pada tahun 1977, dan diperluas pada tahun 1982 sehingga mencakup 15 propinsi. Statistik perhubungan laut dikumpulkan bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

XXVI/63

Departemen Perhubungan, sedangkan statistik komunikasi dihimpun dari data instansi yang bersangkutan.

Jenis publikasi yang diterbitkan meliputi: Lalulintas Angkutan Barang dan Penumpang, Statistik Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia, Statistik Pengapalan Barang, Direktori Pelabuhan Laut, Statistik Angkutan Udara, dan penyajian data bulanan dalam Indikator Ekonomi.

(p) Sensus Penduduk

Data mengenai struktur ekonomi nasional, baik sektoral maupun yang menyangkut skala usaha, merupakan informasi penting bagi pemerintah maupun bagi dunia usaha. Sejalan dengan kebutuhan data tersebut, dilakukan sensus untuk semua sektor ekonomi di luar sektor pertanian setiap 10 tahunnya. Sensus ekonomi bertujuan mengumpulkan dan menyajikan data dasar tentang banyaknya, ciri, dan kegiatan dari semua skala perusahaan/usaha. Selain itu Sensus Ekonomi mempunyai tujuan menyusun direktori terpadu perusahaan, mendapatkan populasi perusahaan dan usaha rumahtangga di luar sektor pertanian.

Sensus ekonomi dilaksanakan pertama kalinya pada tahun 1986 (SE1986), dan pelaksanaannya berlangsung dari tahun 1986/87 sampai dengan tahun 1988/89 mencakup kegiatan: uji coba lapangan, pencacahan awal, pengolahan awal, pencacahan lengkap, pengolahan lengkap, dan penyajian data. Selain itu, dalam upaya mendapatkan tata-cara pengumpulan data yang terpadu dan leng- kap, SE1986 juga mencakup kegiatan penyempurnaan direktori perusahaan industri besar/sedang. Selain itu, direktori yang disempurnakan ini digunakan sebagai dasar perhitungan ulang

XXVI/64

(backcasting) terhadap data mengenai jumlah perusahaan, pekerja, nilai produksi, dan nilai tambah dari perusahaan industri hasil pencacahan sebelumnya.

Dalam Repelita VI, dilaksanakan SE1996, yang terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yang persiapannya telah dilaksanakan sejak tahun 1994/95. Pada tahun pertama, kegiatan yang dilak-sanakan meliputi antara lain: studi-studi penunjang, pemutakhiran wilayah pencacahan (wilcah), dan penyusunan direktori terpadu perusahaan.

Berbagai studi dilaksanakan dengan tujuan menyiapkan materi teknis, merumuskan konsep definisi, menentukan kasus batas, mengembangkan metodologi, menyusun landasari dan acuan dari pelaksanaan kegiatan SE1996. Pemutakhiran wilcah bertujuan untuk mendapatkan wilcah yang sesuai dengan kondisi terakhir dan mengelompokkannya sesuai dengan tingkat konsentrasi usaha. Sementara itu, penyusunan direktori terpadu perusahaan merupakan upaya untuk memadukan berbagai direktori perusahaan yang telah tersedia dari berbagai sumber data dan penelitian lapangan.

Pada tahun kedua (1995/96), kegiatan SE1996 meliputi kegiatan pendaftaran perusahaan atau badan usaha untuk memperkirakan populasi yang akan dicakup. Pendaftaran ini juga digunakan untuk memutakhirkan direktori terpadu perusahaan yang telah disusun pada tahun 1994/95. Selain itu, dilaksanakan pemetaan wilcah konsentrasi usaha, studi pencacahan jaringan perusahaan pusat dan cabang, serta evaluasi pasca sensus (Post Enumeration Survey/PES). Salah satu hasil penting dari kegiatan pendaftaran ini adalah peta ekonomi yang menggambarkan jumlah usaha dan jumlah tenaga kerja, baik secara nasional maupun untuk setiap propinsi.

XXVI/65

Pada tahun 1996/97, kegiatan SE1996 mencakup beberapa kegiatan, yakni: Sensus Sampel Perusahaan Non Direktori (tidak berbadan hukum) atau Usaha Rumahtangga (PND/URT); Evaluasi Pasca Sensus/PES Pencacahan Usaha PND/URT; Persiapan Pemu-takhiran Direktori Terpadu Perusahaan; Pilot Pencacahan Perusahaan Direktori SE1996; serta Gladi Bersih Pencacahan Perusahaan Direktori SE1996.

Sensus Sampel PND/URT bertujuan untuk mendapatkan data rinci mengenai usaha PND/URT. Data yang diperoleh dapat dijadi - kan dasar untuk penentuan kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan usaha kecil. Untuk mengevaluasi kualitas data yang dihasilkan, telah dilakukan Evaluasi Pasca Sensus/PES Pencacahan Usaha PND/URT guna mengetahui tingkat kesalahan yang diaki -batkan bukan karena rancangan sampel (non-sampling error) dengan menghitung kesalahan cakupan (coverage error) dan kesa- lahan isiannya (content error). Persiapan Pemutakhiran Direktori Terpadu Perusahaan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kesa - lahan 'lewat cacah' atau 'cacah ganda' hasil pendaftaran (listing) SE1996 terhadap perusahaan yang berbadan hukum atau Perusa - haan Direktori/PD di berbagai sektor. Di samping itu, kegiatan ini adalah juga untuk mendapatkan perusahaan yang baru beroperasi setelah dilakukan pendaftaran SE1996, sehingga diperoleh direktori perusahaan yang mutakhir. Pilot Pencacahan Perusahaan Direktori SE1996 adalah untuk melakukan uji coba kuesioner dan penerapan konsep/definisi yang direncanakan digunakan dalam pencacahan perusahaan direktori pada tahun 1997/1998. Kegiatan ini dilak - sanakan di Propinsi DKI Jakarta, Jawa, Timur, dan Sulawesi Selatan. Gladi Bersih Pencacahan Perusahaan Direktori SE1996 dilaksanakan untuk menyempurnakan hasil pilot pencacahan perusahaan PD SE1996 yang dilakukan sebelumnya.

XXVI/66

Pada tahun 1997/98, kegiatan SE1996 mencakup pencacahan secara lengkap,(sensus) perusahaan kelompok PD, penyusunan direktori perusahaan PD, evaluasi pasca survei pencacahan usaha PND/URT, dan finalisasi pengolahan hasil pencacahan kelompok PND/URT. Pada akhir tahun anggaran ini diharapkan akan dapat disajikan data hasil pencacahan kelompok PND/URT dan direktori perusahaan PD, sedangkan hasil pencacahan kelompok PD diharapkan dapat disajikan pada tahun 1998/99.

Dalam rangkaian kegiatan SE1996 ini telah dilibatkan seba-nyak 5.098 tenaga dan 109 instruktur nasional pada tahun 1994/95 dengan responden sekitar 400 ribu. Pada tahun 1995/96 melibatkan 86.742 tenaga dan 1.103 instruktur untuk mencakup lebih dari 78 ribu responden, dan pada tahun 1996/97 melibatkan 45.836 tenaga dan 926 instruktur dengan responden sekitar 1,1 juta. Pada tahun 1997/98 kegiatan ini melibatkan 22.211 tenaga dan 481 instruktur dengan responden sekitar 400 ribu.

(q) Penyusunan Satuan Harga Barang dan Jasa (SHBJ)

Di dalam pembahasan pembiayaan usulan proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, satuan standar harga selalu digunakan sebagai acuan. Dengan semakin beragamnya proyek-proyek pembangunan, satuan harga yang dapat dijadikan acuan menjadi makin beragam pula. Kegiatan penyusunan SHBJ, yang telah dilaksanakan sejak tahun 1992/93 ini, bertujuan untuk melengkapi satuan harga yang telah tersedia. Dengan demikian, sektor-sektor yang dicakup selalu disesuaikan untuk melengkapi satuan harga dari sektor-sektor yang belum tersedia.

XXVI/67

Pada tahun 1993/94, SHBJ dilaksanakan di seluruh Indonesia (27 propinsi dan 73 kota lainnya). Jenis satuan harga yang dicakup berjumlah 215 jenis barang dan jasa, meliputi: Satuan Harga Umum, Satuan Harga Subsektor Pertanian, Energi, Prasarana Jalan, Transmigrasi, Perumahan Rakyat dan Pemukiman. Pada tahun 1994/95, pendataan dilakukan di 11 ibukota propinsi, sedangkan jenis satuan harga yang dicakup adalah 286 jenis barang dan jasa meliputi: Satuan Harga Umum, Prasarana Jalan, Pengairan, Energi, serta Pendidikan Umum dan Generasi Muda.

Pada tahun 1995/96, sektor yang dicakup sama dengan tahun 1994/95, dan dilaksanakan di 27 ibukota propinsi dengan jenis satuan harga mencakup 267 jenis barang dan jasa. Pada tahun 1996/97, pengembangan satuan harga barang dan jasa terus dilaku - kan dan mencakup sekitar 586 jenis barang dan jasa yang biasa digunakan dalam pengerjaan proyek-proyek pemerintah yang meli - puti Satuan Harga Umum, serta Satuan Harga dari kegiatan: Bina Marga, Perhubungan, Pengairan, Energi, Pertanian, Ketenagaker- jaan, BKKBN dan Kesehatan. Pada tahun 1997/98 SHBJ mencakup data upah pekerja, harga material, dan harga borongan dari kelom- pok 8 kegiatan yang sama dengan tahun 1997/98. Selain itu dilaku - kan penyusunan ancar-ancar satuan harga honorarium dan sarana pelatihan (30 jenis) pada Parpostel, Sosial, Agama dan Cipta Karya.

Jenis publikasi yang telah diterbitkan antara lain, adalah: Ancar-ancar Satuan Harga Barang dan Jasa di Seluruh Indonesia setiap tahun untuk dijadikan bahan masukan untuk pembahasan Daftar Isian Proyek (DIP), Ancar-ancar Satuan Harga Honorarium dan Sarana Pelatihan di Seluruh Indonesia tahun 1998/99, serta

XXVI/68

Analisis Satuan Harga Barang dan Jasa di Seluruh Indonesia tahun 1998/99.

(r) Pengumpulan Data Statistik Lembaga Keuangan Bukan Bank

Dengan makin berkembangnya kegiatan ekonomi Indonesia, lembaga keuangan bukan bank juga semakin berkembang. Tujuan dari kompilasi data statistik Iembaga keuangan bukan bank ini adalah untuk memperoleh informasi tentang karakteristik kegiatan usaha di lembaga keuangan bukan bank untuk masing-masing jenis usaha dan hasil transaksi usaha melalui laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi/laba tiap kegiatan.

Metode pencacahan yang dilakukan adalah sensus, dengan responden seluruh kantor pusat yang ada di pulau Jawa dan Bali, kecuali perusahaan penggadaian yang mencakup kantor pusat, kantor daerah dan kantor cabang. Jenis publikasi yang diterbitkan antara lain adalah: Statistik Lembaga Keuangan 1996.

(2) Statistik Sosial Kependudukan

Statistik ini merupakan sumber utama dari data tingkat kese -jahteraan rumahtangga di Indonesia. Sampai tahun 1997/98, penyelenggaraan statistik sosial dan kependudukan dilakukan melalui kegiatan: Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Upah, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), serta Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).

XXVI/69

(a) Sensus Penduduk (SP)

Kegiatan pengumpulan data kependudukan yang sangat penting dan paling besar jumlah responden yang dicakup adalah sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sejak Repelita I telah dilaksanakan 3 kali SP, yaitu pada tahun 1971, 1980 dan 1990, yang menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu sensus lengkap dan sensus sampel. Sensus lengkap mencakup seluruh penduduk Indonesia dan mencatat data kependudukan yang pokok, yaitu jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan wilayah administratif. Sedangkan sensus sampel men-cakup sebagian penduduk yang terpilih sebagai sampel, namun mencatat data kependudukan yang lebih rinci, seperti pendidikan, perumahan, ketenagakerjaan dan lainnya.

Dengan jumlah responden yang sangat besar ini, SP dilaksanakan dalam kurun waktu beberapa tahun, sejak persiapan pelaksanaannya, pelaksanaan pengumpulan data (sensus lengkap dan sensus sampel), sampai dengan perhitungan dan analisis indikator-indikator kependudukan. Dalarn kurun waktu 1993/94 sampai dengan 1997/98, telah dilakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan dua SP, yakni SP1990 dan SP2000.

Sensus sampel dari SP1990 mencakup 5 persen dari jumlah seluruh penduduk atau sekitar 2 juta rumahtangga. Pada tahun 1993/94, tahapan kegiatan SP1990 terutama berkaitan dengan upaya pendayagunaan hasil SP melalui penyusunan proyeksi pen- duduk 1990-2000, tren fertilitas, mortalitas dan migrasi, serta Profil Statistik Pemuda. Pengkajian yang mendalam atas hasil SP juga dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian universitas.

XXVI/70

Sampai dengan tahun 1993/94 publikasi yang dihasilkan antara lain adalah mengenai jumlah dan karakteristik kependudukan, seperti pendidikan, perumahan dan ketenagakerjaan dari tiap kabupaten, propinsi dan tingkat nasional. Selain itu, dari SP1990 telah dihasilkan proyeksi angkatan kerja 1991-2000 dan Kerangka Contoh Induk (KCI) SP1990.

Untuk mempersiapkan pelaksanaan SP2000, sejak tahun 1997/98 telah dilakukan beberapa kegiatan yang mencakup: penyusunan rencana teknis, penyusunan pedoman pemutakhiran sketsa peta wilcah dan pembuatan sketsa peta wilcah blok sensus, penyusunan kuesioner dan buku pedoman. Selain itu dilakukan uji coba dan evaluasinya untuk memastikan kelancaran pelaksanaan lapangan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 1997/98 ini akan menjadi masukan yang berharga untuk memasti- kan hasil yang lebih akurat dan penyajian yang lebih baik dan tepat-waktu dari SP2000.

Pada tahun 1998/99, selain kegiatan perencanaan dan persiapan SP2000, kegiatan lainnya adalah pelaksanaan gladi kotor dan bersih serta pelaksanaan pembuatan sketsa peta blok sensus di daerah termasuk pencacahan potensi desa (Podes).

(b) Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)

Seperti dinyatakan di atas, SP dilakukan sepuluh tahun sekali, maka untuk dapat menjembatani keperluan data kependudukan di antara dua sensus penduduk, diperlukan suatu survei kependudukan yang disebut Survei Penduduk Antar Sensus (Supas). Sejak Repelita I telah diadakan 3 kali Supas, yakni Supas1976, Supas1985, dan Supas l995.

XXVI/71

Untuk meningkatkan mutu statistik upah, maka dalam tahun 1997/98 dilaksanakan pra-ujicoba survei diferensiasi upah. Diharapkan statistik upah akan dapat dibedakan menurut daerah maupun jenis pekerjaan, sehingga dapat lebih diperbandingkan dan digunakan sebagai dasar kebijaksanaan upah nasional.

Jenis publikasi yang diterbitkan antara lain meliputi: Upah Buruh Menurut Jenis Pekerjaan, Distribusi Buruh Menurut Upah, Rata-rata Upah Pekerja Perkebunan, Perkembangan Upah Pekerja Perkebunan, Statistik Upah Karyawan Perkebunan, serta Statistik Upah Triwulanan.

(d) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu sumber utama informasi mengenai karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi penduduk. Selama PJP 1, Susenas telah dilaksanakan hampir setiap tahun sejak tahun 1969/70. Sejak tahun 1981, Susenas dibedakan menjadi 3 modul, yang masing-masing dilaksanakan sekali dalam tiga tahun secara bergantian, yakni: modul yang mencakup data mengenai pengeluaran rumahtangga; modul yang mencakup data mengenai sosial budaya, kesejahteraan rakyat, kriminalitas dan perjalanan wisata; serta modul yang men- cakup mengenai keadaan pendidikan, kesehatan, serta perumahan dan lingkungannya.

Sejalan dengan kebutuhan untuk memantau tingkat kesejah-teraan secara tepat waktu, maka sejak Susenas 1992 data mengenai kondisi sosial ekonomi rumah tangga dikumpulkan melalui dua kegiatan, yaitu Susenas-Inti dan Susenas-Modul. Susenas-Inti

XXVI/72

dilaksanakan setiap tahun bersamaan dengan pengumpulan infor -masi dari salah satu modul dari Susenas-Modul. Informasi Susenas -Inti merupakan data-data pokok yang merupakan sari atau inti dari informasi Susenas-Modul, yang mencakup karakteristik demografi, pendidikan, angkatan kerja, kesehatan balita, fertilitas, mortalitas, konsumsi, perumahan, dan akses terhadap media massa. Dengan dilaksanakannya Susenas-Inti setiap tahun maka didapatkan data yang runtun waktu dan dapat digunakan untuk pemantauan kondisi sosial ekonomi dari penduduk dengan lebih tepat-waktu. Sementara itu, Susenas-Modul tetap terdiri dari 3 modul, yang masing-masing modulnya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali secara bergantian.

Untuk memungkinkan estimasi kondisi sosial ekonomi sam- pai tingkat kabupaten/kotamadya maka sejak Susenas 1993, yang dilakukan pada TA 1992/93, telah dilakukan perluasan sampel. Jika Susenas 1992 yang dilakukan pada TA1991/92 hanya mencakup sekitar 65 ribu rumahtangga, maka sejak tahun Susenas 1993 sam-pelnya diperluas menjadi lebih dari 202 ribu rumahtangga.

Jenis publikasi yang diterbitkan antara lain meliputi: Profil Statistik Ibu dan Anak di Indonesia, Statistik Kesejahteraan Rakyat (tahunan), Statistik Kesejahteraan Rumahtangga di Indonesia, Analisa Pendidikan Putus S.ekolah di tingkat SD dan SMTP, Statistik Kesejahteraan Rakyat, Statistik Perumahan dan Lingkungan Hidup, Statistik Sosial Budaya, Statistik Kriminal, Profil Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan, lndikator Kesejahteraan Anak dan Pemuda, dan Profil Kesejahteraan Rakyat.

(e) Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Kegiatan pengumpulan data ketenagakerjaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan tenaga kerja secara menyeluruh dan

XXVI/73

berkesinambungan, khususnya informasi mengenai jumlah orang yang bekerja dan yang mencari pekerjaan, serta perkembangannya dari waktu ke waktu.

Kegiatan ini, yang dilaksanakan mulai tahun 1976, pada awalnya merupakan bagian dari kegiatan Susenas dan dilaksanakan setiap tahun. Data angkatan kerja tahunan ini dipandang kurang menggambarkan fluktuasi musiman, sehingga mulai tahun 1986 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan dan terpisah dari Susenas.

Namun dari beberapa kajian yang dilakukan, terlihat bahwa Sakernas triwulanan tidak mempunyai fluktuasi musiman (triwulanan), sehingga sejak tahun 1994 Sakernas dilaksanakan secara semesteran. Pada semester pertama, sekitar bulan Pebruari, data tersebut dikumpulkan melalui Susenas-Inti, dan pada semester. kedua, bulan Oktober, data dikumpulkan melalui Sakernas.

Setelah pada tahun 1995/96 pelaksanaannya diintegrasikan dengan pelaksanaan Supas 1995, maka pada tahun 1996/97 kegiatan Sakernas dilaksanakan sebagai survei tersendiri kembali. Publikasi yang dihasilkan antara lain adalah Keadaan Angkatan Kerja Nasional, dan Keadaan Pekerja.

(3) Statistik Neraca Nasional

Sebagai salah satu indikator pembangunan nasional, angka-angka pendapatan nasional terus disempurnakan. Upaya penyem-purnaan ini mencakup perbaikan angka-angka dasar yang masih bersifat sangat sementara, melengkapi data yang belum tersedia, serta memperbaiki, menyempurnakan dan menyesuaikan ruang lingkup, definisi dan metoda estimasi sektoral. Di samping itu

XXVI/74

penyempurnaan dan perbaikan juga dilakukan pada statistik pendapatan regional, yang saat ini sudah dihitung dan disusun oleh masing-masing daerah. Statistik pendapatan regional ini masih harus diteliti, diperbandingkan, dianalisis terutama mengenai keseragaman dan kelayakan dalam menggunakan konsep, metodologi, sumber data dan cara-cara estimasinya.

Sejak awal PJP I, statistik neraca nasional telah menghasilkan data yang berkaitan dengan struktur ekonomi makro, seperti tabel Input Output (1/0) sejak tahun 1971, dan Social Accounting Matrix (SAM) atau Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) sejak tahun 1980, dan lainnya.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, selain kegiatan perhitungan pendapatan nasional yang rutin dilakukan, beberapa kegiatan penunjang yang diarahkan untuk meningkatkan mutu data antara lain adalah: studi penyusunan Neraca Arus Dana, studi penyusunan angka pendapatan nasional triwulanan, pengembangan statistik pendapatan regional, survei khusus Input/Output, studi penyusunan tabel I/O antar pulau, studi penyusunan neraca lem -baga nir-laba, studi khusus penyusunan sistem neraca lingkungan dan ekonomi terpadu.

Dalam kurun waktu yang sama, juga telah dihasilkan tabel Input/Ouput (I/O) 1990 dan tabel SNSE 1990, pemutakhiran tabel 1/0 1993 dan tabel SNSE 1993, sedangkan tabel I/O 1995 diharap -kan dapat dihasilkan dalam tahun 1997/98.

Pada tahun anggaran 1996/97 sebagian besar dari kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Untuk menunjang penyusunan neraca ini, dilakukan

XXVI/75

beberapa beberapa kegiatan, yaitu Studi Khusus Perbaikan Produk Dornestik Bruto (PDB) Sektor Perdagangan dan Jasa, Studi Khusus Penyusunan Sistem Neraca Lingkungan dan Ekonomi Terpadu, Studi Percobaan Sektor Ekonomi dalam rangka Aplikasi System of National Account (SNA 1993), Studi Penyusunan Neraca Lembaga Non Profit (LNP), Survei Khusus Penyusunan Pemutakhiran SNSE.

Jenis publikasi yang telah diterbitkan antara lain adalah: Laporan Sementara Hasil Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan PDB Sektor Perdagangan dan Jasa, Tabel Input-Output, Laporan Studi Percobaan Dalam Rangka Aplikasi System of National Account (SNA) 1993 Sektor Pertanian dan Penggalian, PDRB dari 27 Propinsi Menurut Lapangan Usaha 1995, PDRB dari 27 Propinsi Menurut Penggunaan 1995, Tinjauan Ekonomi Regional Menurut PDRB 1995, Neraca Pemerintahan Umum Tahunan, Neraca Peme-rintahan Pusat Triwulanan, Matrik Investasi Sektor Pemerintah, Laporan Survei Khusus Pembentukan Modal, Laporan Survei Khusus Lembaga Nir-laba 1996, Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia, Laporan Studi Penyusunan Neraca Rumahtangga Indo- nesia 1996, dan Laporan Akhir Studi Khusus Penyusunan PDB Menurut Penggunaan.

(4) Statistik Potensi Wilayah/Desa

Survei Potensi Desa (Podes) merupakan sumber data yang berhubungan dengan data komunitas. Pada awal pelaksanaannya, survei ini dilakukan bersamaan dengan setiap pengumpulan data dari ketiga Sensus (Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi). Data statistik Podes mencakup berbagai keterangan tentang desa antara lain mengenai: kondisi fisik desa, keadaan sara - na dan prasarana, keadaan sosial budaya masyarakat dan kelem-

XXVI/76

bagaan yang ada dalam masyarakat. Survei Podes pertama kali dilaksanakan pada tahun 1980 bersamaan dengan SP1980, dan pada tahun 1986 dilaksanakan bersamaan dengan SE1986.

Dengan menggunakan data Podes 1990 telah dirintis peng-gunaan data komunitas ini untuk menentukan desa-desa tertinggal sebagai penerima dana program IDT, dan dimutakhirkan pada per -tengahan tahun 1993 dengan variabel-variabel yang telah disem-purnakan.

Pada tahun 1994/95 penggunaan data Podes untuk menen-tukan desa-desa tertinggal disempurnakan kembali dengan meng -evaluasi relevansi dan kepekaan variabel, menambah beberapa variabel baru, serta dengan menyempurnakan klasifikasi jawaban, sistem pemberian skor, dan kriteria penentuan desa tertinggal.

Dengan hanya mencakup beberapa variabel penting saja, dilaksanakan survei Podes Inti 1994 dan 1995. Pengumpulan data Podes Inti ini diharapkan dapat meningkatkan pemantauan pem-bangunan desa di seluruh Indonesia. Pada tahun 1996, pelaksanaan Podes Inti 1996 dipadukan dengan pelaksanaan Sensus Ekonomi 1996 (SE1996). Hal ini juga akan dilakukan terhadap rencana pelaksanaan Podes tahun 1998 nanti, yang akan dipadukan ke dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2000 (SP2000).

Publikasi yang diterbitkan antara lain adalah Penyempurnaan Metode Penentuan Desa Tertinggal, dan Peta Indeks Desa Terting -gal di 27 Propinsi.

XXVI/77

b) Pengkajian dan Analisis Statistik

Pengkajian dan analisis data dilakukan terhadap hasil sensus dan survei yang dipandang penting untuk mendukung kegiatan pembangunan. Termasuk di antaranya adalah kegiatan untuk mengevaluasi program pembangunan bekerja sama dengan instansi yang terkait; analisis data makro lintas sektoral; pengembangan metodologi kegiatan statistik yang antara lain meliputi pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, ukuran dan evaluasi pasca sensus dan survei serta teknik-teknik statistik. Hasil dari kegiatan pengkajian dan analisis ini menjadi acuan dalam penyempurnaan pengum- pulan, pengolahan dan penyajian data.

Kegiatan pengkajian dan analisis statistik yang dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini antara lain mencakup: Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar, Studi Kebijaksanaan Tenaga Kerja, Pendataan dan Analisis Kelompok Masyarakat, Penyempurnaan Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini, Penyempurnaan Penyusunan Laporan Statistik, Pembinaan Teknik Analisis dan Laporan Statistik, Pendugaan Kesalahan Sampling Dalam Survei Usaha Rumahtangga, dan Pengembangan Kerangka Contoh Induk, dan Studi Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia. Selain itu, bekerjasama dengan Bappenas dilakukan kegiatan analisis dampak usaha Pokmas program IDT pada tahun 1997/98, khususnya pada desa-desa yang telah menerima 3 kali dana IDT di seluruh Indonesia.

Jenis publikasi yang diterbitkan antara lain: Pilot Studi Pen-dataan Kelompok Masyarakat, Laporan Penyempurnaan Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini, Laporan Perekonomian 1995 dan 1996, Perkembangan Kesejahteraan Rakyat, Indonesia dalam

XXVI/78

Angka 1996, Keadaan Ekonomi Indonesia 1996 dan Prakiraan 1997, Ikhtisar Statistik Ekonomi, Laporan Perekonomian daerah, dan Pendugaan Kesalahan Sampling dalam Survei Usaha Rumah-tangga, serta Penduduk Miskin dan Desa Tertinggal 1993: Tinjauan Metodologi dan Analisis.

c) Penyempurnaan Prasarana Fisik Dan Kelembagaan Statistik

Untuk memperlancar tugas-tugas kegiatan statistik, sejak awal dan secara bertahap telah diupayakan pengadaan sarana penunjang kegiatan statistik. Penyempurnaan prasarana fisik meliputi pembangunan, perluasan, dan rehabilitasi gedung atau ruang kerja, ruang dokumen, pengadaan perangkat komputer dan kelengkapannya serta penyediaan sarana mobilitas di Pusat maupun Daerah. Dengan makin lengkapnya sarana penunjang ini diharapkan makin meningkat pula mutu, kelengkapan, dan kecepatan penyajian data statistik, sehingga sistem statistik menjadi semakin terpadu dan andal.

Untuk mendukung kelancaran kegiatan pengumpulan data di lapangan secara bertahap telah disediakan kendaraan operasional, khususnya bagi para petugas (mantri statistik) di lapangan, khusus -nya sejak Repelita III (Tabel XXVI-6A).

Untuk menggantikan kendaraan roda dua yang telah tua, rusak dan hilang, maka pada tahun 1997/98 telah diadakan sebanyak 795 unit kendaraan roda dua. Pengadaan kendaraan roda dua pada tahun keempat Repelita VI ini lebih dari 5 kali lipat dibandingkan dengan pengadaan pada akhir Repelita V, dan juga meningkat dibandingkan dengan pengadaan pada Repelita-repelita

XXVI/79

sebelumnya. Selain itu, juga telah diadakan kendaraan operasional beroda empat sesuai dengan kebutuhan untuk menggantikan kenda -raan yang telah terlalu tua atau rusak.

Dengan menggunakan dana dari bantuan luar negeri Pemerintah Jepang, pada tahun 1997/98 telah diadakan 1.658 buah komputer PC untuk BPS di pusat maupun untuk kantor-kantor statistik di seluruh Indonesia. Dengan tersedianya komputer PC di seluruh kantor statistik, pengolahan data dapat dilakukan secara terdesentralisasi sehingga waktu pengolahan data akan semakin singkat.

Kegiatan penyempurnaan kelembagaan statistik diarahkan untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan statistik. Suatu kemajuan penting dalam kegiatan perstatistikan di Indonesia dalam kurun waktu lebih dari 35 tahun terakhir ini adalah diundangkannya UU No. 16 Tahun 1997 Tentang Statistik pada tanggal 19 Mei 1997. UU No. 16/1997 ini adalah untuk menggan- tikan UU No. 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU No. 7 Tahun 1960 tentang Statistik, yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan perstatistikan saat ini. UU No. 16/1997 ini bersifat komprehensif, dan mengatur bahwa penyelenggaraan kegiatan statistik juga dapat dilakukan oleh pihak swasta. Dengan berlakunya UU ini diharapkan pembangunan bidang statistik, termasuk pengaturan kelembagaannya, dapat lebih berdaya-guna dan berhasil-guna bagi pembangunan nasional Indonesia di masa-masa yang akan datang. Untuk melengkapi UU ini dengan peraturan operasional, maka pada tahun.l997/98 sedang dilaksana- kan penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP).

XXVI/80

Selain itu, kegiatan penyempurnaan kelembagaan statistik juga antara lain mencakup penyernpurnaan basis data SDM di BPS untuk lebih memantapkan dan menyempurnakan sistem yang telah ada, pemilihan mantri statistik teladan, dan pengembangan Sistem Informasi Pengendalian Kegiatan.

b. Program Penunjang

Sampai tahun 1997/98, program penunjang yang telah dilak -sanakan adalah program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan statistik. Sedangkan program pengembangan informasi statistik, sebagai program penunjang, baru dilaksanakan dalam Repelita VI.

1) Program Pengembangan Informasi Statistik

Program ini yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi statistik bagi masyarakat yang memerlukan, dan mencakup bebe -rapa kegiatan antara lain: (a) Pengkajian dan Pengadaan Teknologi Informasi, baik perangkat keras maupun lunak, sehingga penggu-naan teknologi informasi dapat dilakukan dengan tepat dan optimal; (b) Pengembangan Sistem Basis Data dan Akses On-Line Jarak Jauh (Remote Access) untuk menyediakan suatu sistem basis data pada Local Area Network (LAN) di BPS. Selain itu juga dikembangkan fasilitas akses on-line jarak jauh melalui fasilitas jaringan komunikasi internasional seperti homepage internet untuk para pengguna informasi di luar BPS; (c) Penyempurnaan dan Pengembangan Informasi Pemetaan untuk membuat ftle peta selu-ruh Indonesia dengan satuan wilayah administrasi desa dengan bantuan komputer; serta (d) Penyempurnaan dan Pengembangan Diseminasi Data, yang bertujuan untuk menerapkan sistem dan program komputerisasi pembuatan publikasi yang baku.

XXVI/81

Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, pengem-bangan informasi statistik ini diarahkan kepada pengolahan data secara terdesentralisasi. Jika pada awal pelaksanaan pembangunan statistik pada PJP I, pengolahan data dilaksanakan di pusat dan dengan menggunakan komputer mainframe, maka dalam lima tahun terakhir ini pengolahan data diarahkan untuk dilaksanakan secara terdesentralisasi dengan menggunakan komputer PC. Dengan demikian diharapkan pengolahan data dapat dilaksanakan secara tepat waktu dan makin berdaya guna.

Sampai dengan tahun bulan 1996/97 sudah dilaksanakan diseminasi dalam bentuk publikasi buku yang berisi data nasional dan regional, baik data bulanan, triwulanan maupun tahunan. Jum- lah publikasi dalam bentuk ini sampai pada bulan Desember 1997 mencapai 188 judul publikasi ditambah dengan publikasi Kantor Statistik Daerah (propinsi, kabupaten dan kecamatan) masing-masing kurang lebih sebanyak 50 publikasi. Sesuai dengan siklus penerbitan publikasi di BPS, diharapkan jumlah publikasi yang dapat diterbitkan dalam tahun 1997/98 minimal dapat menyamai jumlah publikasi yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, publikasi dalam bentuk disket masih terbatas pada data Indikator Ekonomi, Buletin Ringkas, Statistik Ekspor dan Impor, serta data dasar dari berbagai hasil survei dan sensus.

2) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Statistik

Program penunjang ini bertujuan untuk meningkatkan ke-mampuan dan keterampilan petugas statistik dan petugas bagian

XXVI/82

statistik di berbagai instansi pemerintah, tenaga pengolah dan penyaji data, petugas statistik pengumpul data dan petugas mitra, serta memasyarakatkan statistik. Pengembangan keterampilan dan keahlian tenaga statistik juga ditujukan untuk tenaga statistik di bidang perencanaan dan pengendalian, pengolahan, analisis dan pengembangan statistik, serta teknologi informasi. Selain itu juga diselenggarakan kursus pengetahuan statistik dasar, madya dan lanjutan, pendidikan program diploma statistik, pendidikan sarjana statistik, pendidikan pasca sarjana statistik dan kursus bidang pe -nunjang.

Perkembangan jumlah tenaga statistik yang telah dididik dan dilatih dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dan tahun 1992/93 se- bagai perbandingan dapat dilihat dalam Tabel XXVI-7. Dalam rangka penyegaran bagi mantri statistik dilaksanakan kursus Pengetahuan Statistik Umum. Tenaga statistik yang mendapat kur - sus Pengetahuan Statistik Umum pada tahun 1995/96 adalah seba -nyak 85 orang, dan meningkat menjadi 180 orang pada tahun 1996/97, walaupun pesertanya menurun dalam tahun 1997/98. Hal ini sesuai dengan makin sedikitnya tenaga statistik yang belum mendapatkan kursus yang bersifat umum ini. Kursus Pengetahuan Statistik Khusus pada tahun 1995/96 diikuti oleh 190 tenaga statis - tik. Sejalan dengan perkembangan organisasi BPS yang semakin menuntut praktek-praktek manajemen yang baik, maka untuk tenaga statistik di bidang administrasi manajemen melalui kursus Administrasi Manajemen telah dididik sebanyak 45 orang pada ta - hun 1995/96, dan meningkat menjadi 147 orang pada tahun 1996/97, serta meningkat Iagi menjadi 287 orang dalam tahun keempat Repelita VI.

XXVI/83

Sementara itu, jumlah tenaga statistik yang mendapat pendidikan diploma statistik, sarjana statistik dan strata-3 (program doktoral) terus meningkat. Jika pada tahun terakhir Repelita V, telah berhasil dididik sebanyak 413 orang pada Akademi Ilmu Sta- tistik (AIS), maka pada tahun keempat Repelita VI, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 500 orang. Hal ini berarti sekitar 3 kali dibandingkan dengan tenaga statistik yang dilatih dalam kurun waktu Repelita I (Tabel XXVI-7A). Untuk lebih meningkatkan mutu dari tenaga statistik yang dihasilkan, dalam lima tahun terakhir ini telah dirintis pembentukan program Diploma-IV (D-IV) pada AIS. Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, program ini sudah dapat berjalan. Sementara itu, tenaga statistik yang berhasil mendapatkan gelar sarjana statistik berjumlah 28 orang pada tahun 1997/98.

Setiap pelaksanaan sensus dan survei yang berskala besar selalu mengikutsertakan petugas mitra statistik dalam pelatihan statistik sebelum melakukan tugas. Mitra statistik tersebut terdiri dari para guru, lulusan SMA, dan mahasiswa yang memenuhi syarat sebagai petugas statistik. Untuk meningkatkan pengertian masyarakat mengenai statistik, khususnya mengenai pentingnya manfaat dan sadar statistik, telah diberikan penjelasan, penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat luas, dunia usaha dan kalangan perguruan tinggi. Upaya ini dilakukan terutama dalam menghadapi kegiatan besar seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, dan yang terakhir adalah Sensus Ekonomi 1996.

D. PENUTUP

Pembangunan sistem informasi dan statistik dalam kurun waktu Repelita VI, telah menunjukkan perkembangan dan kema-

XXVI/84

juan yang pesat dan berarti. Penyelenggaraan sistem informasi dalam Repelita VI telah berkembang lebih luas dan efisien, dengan terbangunnya basis data dan sistem aplikasi di berbagai sektor, serta tersedianya infrastruktur informasi yang lebih memadai dan pendayagunaannya yang lebih optimal. Kemajuan infrastruktur informasi didukung oleh jaringan komunikasi data melalui satelit dan serat optik. Penyebaran informasi semakin mantap dengan berkembangnya sistem diseminasi data secara on-lind dan loket pelayanan informasi, sehingga makin banyak jenis informasi yang dapat diperoleh dan makin luas jangkauannya. Cakupan wilayahnya sudah meluas sampai ke daerah-daerah maupun ke dalam lapisan-lapisan dunia usaha termasuk usaha kecil dan menengah, sehingga makin mudah akses mereka terhadap informasi global. Pemasyara-katan sistem informasi untuk meningkatkan budaya informasi telah meningkatkan dan memperluas minat masyarakat, seperti tercermin dari bertambahnya jumlah perangkat teknologi informasi dan sum- ber informasi yang digunakan. Upaya pembinaan industri teknologi informasi telah mendorong berkembangnya industri perangkat keras yang tercermin dari meningkatnya produksi serta ekspor komputer mikro, komponen komputer, dan perangkat telekomuni-kasi.

Di bidang SDM, upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan di bidang teknologi informasi baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, telah menghasilkan cukup banyak tenaga ahli serta meningkatkan kemampuan SDM yang sudah ada. Sementara itu, kelembagaan sistem informasi makin mantap dengan meningkatnya koordinasi dan keterpaduan di masing- masing instansi maupun antarinstansi. Berbagai asosiasi usaha dan organisasi profesi di bidang sistem informasi telah berkembang dan berperan makin besar dalam pemasyarakatan serta peningkatan efektifitas sistem informasi.

XXVI/85

Pembangunan dj bidang sistem informasi pada umumnya telah memenuhi rencana dalam Repelita VI, meskipun demikian masih dihadapi berbagai masalah.

Meskipun kemampuan SDM informasi sudah mulai mening- kat namun masih belum memadai dibandingkan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi yang pesat. Keterbatasan prasarana sistem informasi semakin dirasakan, terutama dengan terjadinya gejolak moneter pada tahun keempat Repelita VI yang mengakibatkan meningkatnya harga peralatan teknologi informasi. Hal ini mempengaruhi pelaksanaan pengembangan sistem infor- masi.

Di bidang statistik, kegiatan ketiga sensus besar (pertanian, ekonomi, dan kependudukan) telah berjalan sesuai dengan rencana dan tepat waktu dengan mutu pelaksanaan, pengolahan dan hasil - nya yang makin meningkat. Survei-survei lainnya, untuk secara berkesinambungan menghasilkan berbagai statistik produksi dan distribusi, statistik sosial dan kependudukan, statistik neraca nasional, serta statistik potensi wilayah telah dilaksanakan dengan makin meningkat kualitasnya. Peningkatan dalam penyelenggaraan dan mutu ini didukung oleh peningkatan kualitas SDM statistik, penguasaan metoda pengumpulan data, serta pemanfataan tekno- logi informasi yang mutakhir.

Tatanan sistem statistik nasional telah makin mantap dengan diundangkannya UU Tentang Statistik No. 16 Tahun 1997, yang memberikan kepastian hukum bagi semua penyelenggara statistik, baik pemerintah maupun pihak swasta, dan bagi masyarakat seba - gai pengguna statistik maupun sebagai responden.

XXVI/86

Dengan berbagai kemajuan tersebut, tidak berarti bahwa telah tidak ada masalah. Ketersediaan data yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna data yang makin beragam dan akurat, serta tepat waktu, masih harus ditingkatkan dalam melanjutkan pembangunan statistik di masa depan. Untuk itu selain harus terus diting katkan SDM statistik serta penguasaan teknologi dan metode sta-tistik yang terus berkembang, juga perlu ditingkatkan upaya memasyarakatkan statistik, sebagai kebutuhan yang makin utama dalam kehidupan modern dan dalam era global.

XXVI/87

TABEL XXVI – 1PERKEMBANGAN PASAR KOMPUTER 1)

1992, 1993, 1994 – 1997(juta dollar AS)

1) Angka tahunan; angka tahun kalender berdasarkan hasil pengamatan terhadap sebagianBesar perusahaan/pelaku bisnis terkemuka di bidang teknologi informasi

2) Jumlah menurut jenis penggunaan (1a+ 1b+ 1c) atau jumlah menurut lingkup penggunaan(2a + 2b + 2c) = 2d).

3) Angka diperbaiki4) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XXVI/88

TABEL XXVI – 1.APERKEMBANGAN PASAR KOMPUTER 1)

1968, 1973, 1978, 1983, 1988(juta dollar AS)

1) Angka tahunan; angka tahun kalender berdasarkan hasil pengamatan terhadap sebagianBesar perusahaan/pelaku bisnis terkemuka di bidang teknologi informasi

2) Jumlah menurut jenis penggunaan (1a+ 1b+ 1c) atau jumlah menurut lingkup penggunaan(2a + 2b + 2c) = 2d).

XXVI/89

GRAFIK XXVI – 1PERKEMBANGAN PERKIRAAN PASAR KOMPUTER

MENURUT JENIS PENGGUNAAN1992, 1993, 1994 – 1997

XXVI/90

GRAFIK XXVI – 2PERKEMBANGAN PERKIRAAN PASAR KOMPUTER

MENURUT LINGKUP PENGGUNAAN1992, 1993, 1994 - 1997

XXVI/91

TABEL XXVI – 2PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKNOLOGI INFORMASI

1992, 1993, 1994 – 1997 1)

1) Angka tahunan; angka tahun kalender2) Angka diperbaiki3) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XXVI/92

GRAFIK XXVI – 3PERKEMBANGAN PRODUKSI

KOMPUTER MIKRO (PC)1992, 1993, 1994 – 1997

XXVI/93

TABEL XXVI – 2APERKEMBANGAN INDUSTRI TEKNOLOGI INFORMASI

1968, 1973, 1978, 1983, 1988 1)

1) Angka tahunan; angka tahun kalender2) Industri teknologi informasi dalam negeri belum dikembangkan.. = Data belum tersedia- = Belum ada kegiatan

XXVI/94

TABEL XXVI – 3PERKEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

DAN JUMLAH PRANATA KOMPUTER1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka tahunan2) Angka sementara sampai dengan Sepetember 19973) Angka kumulatif4) Angka diperbaiki5) Data sampai dengan Desember 1997

XXVI/95

GRAFIK XXVI – 4PERKEMBANGAN PRANATA KOMPUTER

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XXVI/96

TABEL XXVI – 3.APERKEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

DAN JUMLAH PRANATA KOMPUTER1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka tahunan2) Belum ada PTN dan PTS yang membuka program pendidikan bidang informatika/ilmu komputer3) Data belum tersedia4) Jabatan fungsional pranata komputer baru ditetapkan pada tanggal 1 Oktober 1989.. = Data belum tersedia- = Belum ada kegiatan

XXVI/97

TABEL XXVI – 4JUMLAH PUBLIKASI MENURUT SATUAN KERJA 1)

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(jenis)

1) Angka tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XXVI/98

TABEL XXVI – 4.AJUMLAH PUBLIKASI MENURUT SATUAN KERJA 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(jenis)

1) Angka tahunan

XXVI/99

TABEL XXVI-5PBNYBMPURNMN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK ¹)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

Akhir RepelitaVlNo. Kegiatan Satuan 1992/93 Repelita V

1993/911994/95 1995/96

1996/97

1997/98 6)

1.Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995a. Jumlah sampel Respond 450 634 206.848b. Personil Yang Dilibatkan- Instruktur Nasional

Orang 3 4 178

- Petugas 45 102 8.6272.Sensus Pertanian

a. ]umlah sampel Respond 36. 1.200.000 565.010 ²)b. Personil Yang Dilibatkan- Inatruktur Nasional

Orang 107 978 901 -

- Petugas 4.753 33.400 41.511 - -3.Sensus Ekonomi

a. Jumlah sampel Respond - 400.000 78.783 ³) 4) 399.887b. Personil Yang Dilibatkan- Instruktur Nasional

Orang - 109 1.103 926

481

- Petugas - 5.098 86.742 22.2114.Susenas

a. Jumlah sampel Respond 202.592. 204.416 206.240 206.818 208.672b. Penonil Yang Dilibatkan- Instruktur Nasional

Orang 225 225

249 255 255

336

- Petugas 6.515 6.388 8.609 8.634 11.4455.Survei Biaya Hidup

a. Jumlah sampel Responden

60.360 4)

-b. Penonil Yang Dilibatkan- Instruktur Nasional

Orang168

- Petugas 4.1746.Survei Harga

a. Jumlah sampel Respond 122. 123.919 123.918 124.727 140.542b. Personil Yang Dilibatkan - Instruktur Nasional

Orang -

- Petugas 3.920 3.012 3.872 3.895 4.2587.Sekernas

a. Jumlah sampel Respond 82.080 82.080 65.664 - 6) 65.664b. Personil Yang Dilibatkan- Instruktur Nasional

Orang 225 225

- - 6) 118

118

- Petugas 3556 3.556 2.052 - 6) 2.7428.Survei Industri

e. Jumlah sampel Respond 48.765 57.309 69.245 70.128 5 37.014 b. Personil Yang Dilibatkan- Instruktur Nasional

Orang -

- Petugas 3.618 4.245 6.513 6.513 4.146

4.143

1)2)

Angka tahunanSampel untuk pertanyaan rinci di luar sensus lengkap

3) Dinyatakan dalam satuan wilayah pencacahan4) Untuk satu putaran5) Tidak termasuk jumlah sampel untuk survei lndustri KeciI dan Kerajinan

Rumahtangga6) Diintegrasikan dengan pelaksanaan SUPAS 19957) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XXVI/100

TABEL XXVI - 5APENYEMPURNAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK ¹)

1968, 1973/74, 1978/89, 1988/89

No. Kegiatan Satuan 1968

AkhirRepelita

I1973/74

AkhirRepelita II1978/79

AkhirRepelita

III1983/44

AkhirRepelita

IV1988/89

1. SensusPenduduk ²)a. Jumlah sampel Responden - - - 1.518 -b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur NasionalOrang

- - - 450 -- Petugas - - - 22.500 -

2. Sensus Pertanian ²)a. Jumlah sampel Responden - 400.000 - 991.300 -b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur NasionalOrang

- 400 - 398 -- Petugas - 15.208 - 54.608 -

3. Sensus Ekonomia. Jumlah sampel Responden - - - - 261.524b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur NasionalOrang

- - - - 355- Petugas - - - - 21.341

4. Susenasa. Jumlah sampel Responden - 54.000 49.248 32.720b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur NasionalOrang

- - 45 40 59- Petugas 774 1.026 818

5. Survei Biaya Hidupa. Jumlah sampel Responden - - 15.280 - 17.500b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur NasionalOrang

- - 18 - 93- Petugas - - 588 2.344

6. Survei Hargaa. Jumlah sampel Responden .. .. .. 120.288 108.554b. Personil Yang Dilibatkan Orang - Instruktur Nasional .. .. .. - - - Petugas .. .. .. 3.516 3.576

7. Sakernasa. Jumlah sampel Responden - - - - 65.440b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur Nasional- Petugas

Orang--

--

--

--

- 3.576

8. Survei Industria. Jumlah sampel Responden - - 7.832 12.873 19.428b. Personil Yang Dilibatkan

- Instruktur Nasional- Petugas

Orang--

--

-3.516

- 3.513

- 3.576

1) Angka tahunan2) Sampel untuk pertanyaan rinci di luar sensus lengkap .. Data belum tersedia - Kegiatan tidak dilakukan

XXVI/101

TABEL XXVI - 6PENYEMPURNAAN PRASARANA FISIK ¹)

1992/93, 1993/94, 1994/95 - 1997/98(unit)

No. Kegiatan 1992/93

AkhirRepelita V1993/94

Repelita VI

1994/95 1995/96 1996/97 1997/98 ³)

179

55-

261

186149

11

110

90

32680

1 -

48 -

75

7107

175

2717

-

2280

9765630

1.6584)

23795

1.2.3.4.5.6.

Pembangunan Gedung Kantor 16Perluasan Gedung Kantor 17Rehabilitasi Gedung Kantor 37Pengadaan Rumah DinasPengadaan Kompnter (PC) 520Pengadaan Kendaraan Bermotora. Roda-Empat 137 ²)b. Roda Daa 421

1) Angka tahunan2) 130 buah diperuntukkan bagi Kantor Stastistik Kabupaten/Kotamadya3) Angka sementara sampai dengan Desember 19974) Bantuan Luar Negeri

XXVI/102

TABEL XXVI – 6.APENYEMPURNAAN PRASARANA FISIK1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

(unit)

1) Pada tahun 1968 terdapat pengadaan mainframe computer ICL, kemudian pada tahun 1979 terdapatPengadaan mainframe computer NEC-Acos 500, dan terakhir pada tahun 1989 terdapat pengadaanMainframe computer NEC-1500

XXVI/103

TABEL XXVI – 7JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG

MENDAPATKAN PENDIDIKAN STATISTIK 1)1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

(orang)

1) Angka tahunan2) Yang sedang mengikuti pendidikan3) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XXVI/104

TABEL XXVI – 7.AJENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG

MENDAPATKAN PENDIDIKAN STATISTIK1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

(orang) 1)

1) Angka tahunan

XXVI/105