sinopsis d'cut
TRANSCRIPT
POTRET KEHIDUPAN ANAK di PANTI ASUHAN
Dalam cerita perisai kasih yang terkoyak Mira W menceritakan tentang
kehidupan dua orang anak manusia yang ditinggalkan kedua orang tuanya. Setelah
ibu Cempaka dan Bara meninggal, Ayahnya menyuruh mereka pergi dari rumah
dengan bekal sedikit uang dan sepucuk surat. Surat yang harus diberiknnya
kepada ibu pemilik rumah yang mereka tuju. Sewaktu mereka ingin mengantarkan
surat tersebut tiba-tiba hujan turun dengan deras dan merekapun berlindung di
sebuah teras rumah yangsempit milik laki-laki separuh baya yang wajahnya kaku,
keras, dan dingin. Seolah tak pernah disentuh kehangatan. Kemudian lelaki itu
bertanya kepada Cempaka dan Bara ” apakah kalian lari dari rumah?” mereka
menggeleng dan Cempaka mengeluarkan surat yang telah basah kuyup dari
selipan bajunya dan ditunjukkannya kepada lelaki itu. Lelaki itu adalah Pak
Wisnu yang tinggal di samping panti asuhan pancuran kasih. Memang agak sulit
membaca tulisan yang tintanya telah larut oleh air hujan tetapi dari potongan
huruf yang masih dapat dibaca, Pak Wisnu dapat menangkap kata yang mungkin
tadinya berujud ”Panti Asuhan Pancuran Kasih”. Akhirnya Pak Wisnu
mengantarkan mereka ke panti asuhan tersebut. Bu Nasti pemilik panti asuhan
menerima kedua anak itu. Bu Nasti heran dan bertanya kepada Pak Wisnu
mengapa mereka dibawa ke panti asuhan ini. Pak Wisnu menjawab surat yang
mereka bawa ditujukan untuk panti asuhan ini sambil pergi meninggalkan ruang
kerja Bu Nasti.
Bu Nasti terkenal sebagai pemimpin yang keras dan bertangan besi. Sifat-
sifat itu menyatu dalam penampilannya yang khas, judes, galak, dan nyinyir. Bu
Nasti bertanya kepada Cempaka ”mana suratnya?!” tidak membentak tetapi
dengan nada yang keras. Setelah Bu Nasti membaca surat itu dia mengizinkan
mereka berdua untuk tinggal di panti asuhannya. Mereka diberi makan dan
pakaian yang bersih. Cempaka dan Bara ketakutan melihat Bu Nasti. Lastri yang
dulunya juga anak asuh di panti itu sekarang bekerja sebagai tangan kanan Bu
Nasti, dengan pandangannya yang lembut Lastri menentramkan hati mereka. Ia
bercerita kepada Cempaka dan Bara tentang kehidupannya semasa kecil. Lastri
terkejut ketika mereka menceritakan bahwa mereka masih memiliki ayah. Lastri
berfikir jika mereka masih memiliki ayah mengapa mereka di bawa ke panti
asuhan ini. Lastri bertanya kepada Bu Nasti dan beliau menjawab ”ayah mereka
mengidap kanker paru”.
Sembilan tahun hidup bersama Bu Nasti Lastri sangat mengenali sifat-sifat
ibu pengasuhnya itu. Anak-anak asuhannya gemetar ketakutan jika ia sedang
marah tetapi bila ia sedang membelai-belai kepala mereka dengan penuh kasih
sayang, air mata merekapun dapat menitik. Lastri dan rekan-rekannya yakin
sebenarnya hati Bu Nasti baik, masa lalu yang pahitlah membuat sifat-sifat Bu
Nasti menjadi sulit dan masa lalu itu yang tidak pernah dikatahui Lastri.
Awalnya Cempaka dan Bara tidak mengerti mengapa ayah mereka tega
menitip mereka ke panti asuhan itu. Pernah di suatu hari mereka mencoba
melarikan diri dari panti asuhan tersebut, mereka malah dihukum oleh Bu Nasti.
Lama kelamaan mereka tahu karena ayahnya sedang sakit. Lastri menjelaskan
kepada Cempaka dan Bara. Bu Nasti sebenarnya jarang marah, malah dokter tidak
mengizinkannya. Bu Nasti mengidap penyakit jantung. Dokter Hanafi
menyarankan agar beliau beristirahat di rumah sakit. Karena beliau memikirkan
banyak anak asuhnya yang belum mendapatkan orang tua angkat dan dalam
situasi ekonomi yang lemah seperti sekarang, tak banyak lagi dermawan yang
bersedia menjadi donatur tetap. Akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di
rumahnya saja. Dia juga selalu berdo’a dan berharap ketika beliau harus
menghadap Tuhan Yang Maha Esa, anak-anak asuhnya telah memiliki orang tua
angkat. Mendengar penjelasan dari Lastri. Cempaka yang dulu tidak ingin
berpisah dangan adiknya Bara sampai-sampai dia mengajari adiknya dengan hal-
hal yang tidak baik agar tidak ada orang tua asuh yang mau mengadopsi adiknya.
Sekarang Cempaka mengerti bahwa Bu Nasti memerlukan istirahat dengan
tenang di rumah sakit, dan merekapun mengumpulkan dana dengan cara
mengadakan pertunjukan seperti tarian dan nyanyian. Cempaka menyanyikan
sebuah lagu perpisahan yang diciptakan oleh Pak Wisnu sekaligis yang
mengiringi lagu tersebut dengan piano tuanya. Cempaka juga membacakan puisi
yang berjudul perisai kasih yang terkoyak sedangkan teman-temannya yang lain
menari dengan gembira. Bu Nasti dan para tamu juga calon orang tua angkat
anak-anak panti asuhan tersebut sangat terharu ketika mendengar Cempaka
membawakan lagu perpisahan dan puisi itu. Bu Nasti juga kagum dengan gerakan
lincah anak-anak asuhnya ketika mereka menari. Para tamu dan Bu Nasti memberi
aplous yang sangat meriah. Ketika acar pengumpulan dana telah usai para
tamupun melihat-lihat anak yang akan mereka adops. Walau denga sedikit rasa
terpaksa Cempaka rela berpisah dengan adiknya Bara. Bara diasuh oleh Bu
Bastian Hamzah yang berdomisili di palembang. Anak-anak lain telah memiliki
orang tua angkat hanya Cempaka, Suma, dan Dila yang belum memiliki orang tua
angkat. Suma dibawa oleh pembantu Bu Nasti ke kampung untuk bekerja di
pabrik yang ada di sana. Sedangkan Dila anak asuh yang pincang akibat polio
dimasukkan ke sekolah anak-anak cacat atau yang sering disebut dengan SLB
(Sekolah Luar Bersih).
Pak Wisnu orang yang telah banyak membantu Cempaka kini menjadi
ayah angkatnya. Pak Wisnu sangat menyayangi Cempaka dan beliau juga
menyekolahkan Cempaka. Ketika Cempaka telah dewasa dia ingin sekali menjadi
seorang penyanyi tetapi ayah angkatnya melarang. Pak Wisnu takut masa lalu
pahit bersama istrinya akan terulang lagi. Pernah pada suatu hari mereka
bertengkar sampai-sampai Pak Wisnu terjatuh karena jantungnya yang lemah dan
beliaupun harus dirawat di rumah sakit. Dokter Wibowo berkata ”Pak Wisnu
terkena struk (sebelah badannya lumpuh).”
Agung Santoso yang dulunya merupakan kakak leting Cempaka di
sekolah. Dan juga yang mengagumi kecantikan gadis itu, sekarang menjadi
pengusaha yang sukses. Dia membujuk Cempaka agar gadis itu bersedia
menerima tawaran dari Burhan Record untuk rekaman. Ketika Pak Wisnu
menyadari bahwa setiap orang memiliki sifat yang berbeda, akhirnya beliau
mengizinkan anak asuhnya menjadi seorang penyanyi dan Cempakapun menjadi
seorang penyanyi terkenal dengan nama Indah Lestari.
Ternyata Bara juga merupakan seorang penyanyi terkenal di Filipina
dengan nama Bobby Hamzah yang dikontrak oleh Q-Jank Record. Karena
produser rekamannya sangat mengekang masalah pribadinya dia memutuskan
kontrak dengan Q-Jank Record tetapi Pak Amir produsernya itu tidak bersedia
memutuskan kontrak dengan Bara. Pada suatu hari Burhan Record dan Q-Jank
Record akan mengadakan konser di Indonesia pada hari dan waktu yang sama di
tempat yang berbeda yang akan menampilkan handalan mereka. Mereka bersaing
merebut perhatian para penonton. Konser siapa yang paling banyak dikunjungi
penonton. Dapur rekaman itulah yang menang.
Pada saat Bobby Hamzah ingin menemui Indah Lestari dia mengelakan
mobilnya dari produsernya yang sedang membuntutinya, tiba-tiba di depannya
ada mobil lain yang menabrak mobil Bobby, Kecelakaan itu membuat Bobby
harus kehingan suaranya yang merdu. Dulu Cempaka selalu berdo’a sewaktu
melihat foto Bobby di koran agar dialah adiknya. Tapi kini dia berharap Bobby
Hamzah yang sedang terbaring di rumah sakit saat ini, bukanlah adiknya. Karena
dia tidak ingin adiknya mengalami penderitaan yang seberat itu.
Ketika Cempaka ingin menjenguk Bobby Hamzah di rumah sakit dia
melihat Bu Bastian ibu angkat Bara. Dia memanggilnya dan menanyakan ”sedang
apa ibu di sini?.” Bu Bastian menjawab dengan tersedu-sedu dan meminta maaf
kepada Cempaka. Karena tidak pernah memberikan kabar tentang adiknya Bara,
dan beliau berkata Bobby Hamzah adalah adikmu.
Cempaka berusaha mengembalikan semangat adiknya yang kini telah
hilang akibat kecelakaan itu, tapi Bara benar-benar sudah putus asa sampai-
sampai dia mencoba untuk bunuh diri. Cempaka mengajak Bara untuk menghadiri
konsernya dan mengajak untuk berduet. Bara kurang percaya diri dengan suaranya
yang sekarang.
Pada saat konser ketika Cempaka sedang membawakan sebuah lagu dan
puisi yang berjudul perisai kasih yang terkoyak yang diiringi langsung oleh Ayah
angkatnya dan kekasihnya Agung. Bara minta izin ikut naik ke pentas,
mendampingi kakanya. Tepat pada saat Cempaka sudah tidak mampu lagi
melanjutkan acara. Dengan air mata berlinang menahan haru Cempaka membawa
adiknya ke tengah pentas dan mengambil mike dari tangan Pak Burhan.
Diberikannya kepada Bara dan mereka bersama-sama menyanyikan lagu itu
sampai selesai. Suara Bara memang buruk, serak, parau dan lemah. Tetapi berduet
dangan kakaknya, suaranya terdengar pas. Tepukan riuh dari penonton
membahana ketika lagu itu berakhir. Sebagai penghormatan Pak Burhan sendiri
yang menyerahkan karangan bunga untuk mereka berdua. Padahal dia sudah
menyiapkan seorang gadis manis untuk melakukannya. Hampir semua hadirin
yang duduk di baris depan bengkit berdiri ketika Cempaka dan Bara melambaikan
karangan bunga yang baru diterimanya itu kepada penonton.