sinopsis beserta unsur dari novel salah asuhan
TRANSCRIPT
SALAH ASUHAN
Hanafi adalah seorang anak yang berasal dari Solok. Ibunya adalah seorang janda.
Walaupun begitu ia menginginkan anaknya menjadi orang pandai dan sukses. Ia pun mengirim
anaknya bersekolah ke HBS di Betawi. Ketika bersekolah di HBS, Hanafi bertemu dengan gadis
keturunan Perancis yang bernama Corrie. Hanafi jatuh hati padanya, ia menyatakan cintanya
pada Corrie. Namun, Corrie tidak menjawab.
Keesokan harinya Corrie mengirimkan surat yang berisi tentang penolakan halusnya
terhadap pernyataan cinta Hanafi dan akhirnya Corrie pun pergi ke Betawi kembali.
Hanafi merasa sedih dan jatuh sakit. Di saat Hanafi sedang merasa kehilangan Corrie,
ibunya menjodohkan dengan Rapiah. Awalnya, Hanafi menolak tetapi pada akhirnya Hanafi
menerima perjodohan itu.
Setelah mereka berdua menikah, mereka mempunyai anak yang bernama Syafei. Kehidupan
rumah tangga mereka tidak berjalan harmonis karena pernikahan mereka tidak didasari cinta.
Kemudian, Hanafi pergi ke Betawi untuk berobat karena tangannya digigit Anjing. Di Betawi
Hanafi bekerja di kantor Belanda BB, walau gajinya kecil Hanafi merasa senang karena bertemu
dengan Corrie. Kemudian Hanafi mengajak Corrie untuk menikah dan Corrie pun menerimanya.
Hanafi mengirimkan surat kepada Rapiah yang isinya memberitahukan bahwa dirinya sudah
menikah dengan Corrie. Setelah beberapa tahun, rumah tangga Hanafi dan Corrie kurang
harmonis. Corrie memutuskan untuk pergi ke Semarang tanpa diketahui Hanafi. Hanafi segera
menyusul ke Semarang untuk bertemu Corrie.
Ketika Hanafi sampai di Semarang, tepatnya di sebuah panti asuhan tempat Corrie tinggal
untuk sementara betapa terkejutnya ia, saat mengetahui bahwa Corrie telah tiada karena
mengidap penyakit kolera.
Kemudian ia kembali ke Betawi. Karena selalu teringat Corrie, Rapiah dan ibunya, Hanafi
merasa dilema. Akhirnya ia melampiaskan kebingungannya dengan menenggak 6 butir
sublimat, hingga akhirnya ia meninggal karena overdosis.
Karya : Abdoel Moeis
Ciri Intrinsik Novel Angkatan 20-30-an:
1.Gaya bahasanya menggunakan pepatah
2.Sebagian besar menggunakan alur lurus/ maju
3.Bercorak romantis
Ciri ekstrinsik novel 20-30-an:
1.Masalah adat, terutama adat perjodohan
2.Berlatar kedaerahan
Ciri – ciri :
-Menggunakan bahasa Melayu.
Adat kebiasaan :
-Dilarangnya pernikahan antara bangsa Eropa dengan kaum pribumi, karena
akan menimbulkan kesengsaraan.
-Diperbolehkannya perkawinan/perjodohan dengan saudara sendiri karena
alasan hutang budi.
1. Utang emas dibayar emas, utang uang dibayar uang, utang budi
dibayar budi {pepatah}
2. Kita harus berkata jujur {amanat}
3. Jangan suka member janji palsu kepada orang lain {amanat}
4. Jangan membangkang nasehat orang tua {amanat}
5. Jangan memaksakan kehendak orang lain {amanat}
6. Kita tidak boleh mempermainkan perasaan orang lain {amanat}