sinopsis
TRANSCRIPT
-
SINOPSIS RENCANA TESIS
Pola Perubahan Ketersediaan Air Waduk Menggunakan Citra Landsat
(Studi di Waduk Sutami, Kabupaten Malang)
Oleh: Abdullah Arif Kurnia
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Salah satu wilayah sungai strategis nasional terbesar kedua di Pulau Jawa
yaitu Wilayah Sungai Brantas (Permen PU No. 11, 2006). Sebagai salah satu
kawasan strategis, Kawasan Sungai Brantas memiliki kemampuan dalam
menyediakan kebutuhan air bagi warga di sepanjang aliran Sungai Brantas. Dalam
pengelolahanya, Wilayah Sungai Brantas memiliki 8 waduk besar yang berfungsi
sebagai pengendali air. Salah satu waduk terbesar di kawasan tersebut yaitu
Waduk Sutami.
Waduk Sutami berada di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung,
Kabupaten Malang. Waduk Sutami memiliki tinggi 97,5 m, panjang, 820 m,
dengan kapasitas tampung 343.000 m3. Fungsi utama dari Waduk Sutami yaitu
sebagai sumber air untuk irigasi pada luas lahan pertanian 34.000 Ha dan PLTA
dengan produksi tenaga listrik mencapai 326 MW.
Seiring dengan adanya perkembangan wilayah yang telah dilaksanakan
memaksa adanya perubahan alih fungsi lahan pada kawasan Sungai Brantas.
Salah satu dampak yang dihasilkan karena adanya fenomena tersebut yaitu
peningkatan erosi. Tingginya erosi berbanding lurus dengan proses sedimentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh JICA Tahun 2003, kapasitas
tampung Waduk Sutami telah mengalami penurunan sebesar 42,3% dari seluruh
kapasitas tampung waduk.
Hujan merupakan titik awal adanya air baik dipermukaan maupun dalam
bumi. Berkaitan dengan hal tersebut, kejadian perubahan iklim memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap tata kelola air, khususnya Wilayah Sungai
Brantas. Perubahan iklim tercermin dengan adanya pergeseran kalender hujan
dengan besaran presipitasi yang semakin tidak merata.
Waduk merupakan salah satu bentuk intervensi manusia untuk menahan
laju aliran air agar tidak terbuang sia-sia. Ketersediaan air dalam waduk
dipengaruhi oleh kondisi daerah aliran sungai. Kondisi DAS menentukan besar
kecil air yang akan masuk dalam waduk. Buruknya kondisi DAS mampu
memberikan beban yang berlebih terhadap waduk. Berdasarkan BPDAS Brantas
(2004), DAS Brantas memiliki kondisi lahan sangat kritis sebesar 9,69%, kritis
sebesar 34,73%, agak kritis 40,88%, dan potensial kritis 14,70%.
Berdasarkan permasalahan diatas perlu dilakukanya studi tentang Pola
Perubahan Ketersediaan Air di Waduk Sutami.
-
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan kapasitas tampung Waduk Sutami?
2. Bagaimana pola perubahan volum air di Waduk Sutami?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan volume air dalam
Waduk Sutami?
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai
berikut:
1. Mengetahui besaran kapasitas tampung waduk beserta perubahanya
berdasarkan rentang tahun tertentu.
2. Dapat digunakan sebagai arahan monitoring dan pengelolahan waduk dan
sumber daya air pada kawasan Sungai Brantas.
3. Memberikan informasi faktor yang paling mempengaruhi pada
ketersediaan air dalam Waduk Sutami.
BAB II Kajian Pustaka
Daerah Aliran Sungai merupakan suatu ekosistem yang didalamnya
terdapat berbagai macam komponen biogeofisik yang salaing berkaitan (Asdak,
2007). Ekosistem DAS biasa dibagi menjadi tiga bagian dengan fungsi yang
berbeda ayitu DAS hulu, tengah, dan hilir. DAS hulu merupakan bagian yang
penting dalam hal perlindungan terhadap bagian yang lain, terlebih pada tata
kelola air. Besar kecil debit air sungai dan banyak sedikitnya material sedimen
yang dibawa aliran sungai tergantung pada kondisi DAS tersebut.
Salah satu bentuk tata kelola air pada suatu DAS yaitu dengan dibangunya
waduk. Waduk memiliki fungsi untuk pengendalian banjir, menyimpan air
sementara, serta untuk menyediakan energi listrik. Kapasitas total waduk saat
direncanakan berdasar perhitungan volume tampungan air tanpa adanya
sedimentasi. Seiring berjalannya waktu pengoperasian waduk, terjadi sedimentasi
di areal genangan sehingga menyebabkan berkurangnya kapasitas tampungan.
Umur pelayanan waduk merupakan fungsi dari volume tampungan aktif (Ilyas et
al., 1991).
Ketersediaan air di dalam waduk dapat dihitung berdasarkan imbangan air.
Imbangan air waduk merupakan besarnya air yang masuk (inflow) dalam waduk
berbanding lurus dengan keluarnya (outflow) air waduk. Debit aliran sungai
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi besar kecilnya air dalam
waduk. Besar kecilnya debit aliran sungai sangat dipengaruhi oleh sifat hujan dan
kondisi DAS (Arsyad, 2010).
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh
dengan mengunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau
gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979). Seiring dengan perkembangan
-
ilmu pengetahuan dan teknologi, teknik penginderaan jauh banyak beralih dari
manual ke digital. Citra digital merupakan citra yang diperoleh, disimpan,
dimanipulasi, dan ditampilkan dengan basis logika biner (Danoedoro, 2012). Citra
Landsat merupakan citra digital yang memiliki resolusi spasial, spektral, dan
radiometrik yang baik. Dengan keunggulan resolusi tersebut, Citra Landsat dapat
memberikan informasi tubuh air dengan baik.
BAB III Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan kerangka dasar dalam melakukan sebuah
penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitaif, artinya
penelitian ini menekankan pada jabaran data-data dari hasil perhitungan beberapa
analisis yang diterapkan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode survei analitis. Metode survey analitis merupakan
suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dalam kurun
waktu yang bersamaan dan mengolah data tersebut menggunakan rumus-rumus
statistik.
B. Obyek dan Sampel
Obyek dalam penelitian ini yaitu Waduk Sutami di Desa Karangkates,
Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Fokus studi dalam penelitian ini
yaitu ketersediaan air dalam Waduk Sutami. Ketersediaan air dalam waduk dapat
diidentifikasi menggunakan Citra Landsat. Keberadaan air akan memiliki pola
permukaan yang menggambarkan tubuh air dalam waduk.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada Tahun 1990, 2000,
2010, dan 2015. Pengambilan sampel memperhatikan musim kemarau dan musim
penghujan guna mengetahui fluktuasi perubahan volum waduk. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik purposive
sampling. Teknik ini dipergunakan atas beberapa alasan, meliputi:
Distribusi spasial data yang akan diambil dalam penelitian ini memiliki
sifat yang heterogen. Oleh karena itu perlu adanya skenario dalam
pengambilan sampel agar keterwakilan obyek dalam penelitian dapat
diperoleh dengan baik.
Obyek kajian memiliki keteraturan dalam dimensi temporalnya.
Data dalam penelitian ini terbagi atas dua kelompok data, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer mengarah pada data yang diperoleh langsung dari
pengukuran dan observasi lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari
teknik dokumentasi. Data primer meliputi data kedalaman dasar waduk dan
kedalaman air tanah sekitar waduk. Data sekunder meliputi batas tubuh air dalam
waduk, curah hujan, debit aliran sungai yang masuk dalam waduk, data outflow
waduk, evaporasi, tinggi muka air waduk, total suspended sedimen waduk.
-
C. Analsis Data
Sebelum dilakukan analisis data, berikut disampaikan proses pengolahan
Citra Landsat sehingga dapat memberikan informasi batas tubuh air dalam waduk.
Setelah semua data citra yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan tahap
awal pengolahan citra meliputi koreksi geometeri da raadiometrik. Tahapan
selanjutnya yaitu melakukan komposit band infra merah dekat sehingga tubuh air
akan muncul dengan warna biru kehitaman sampai hitam pekat. Menentukan ROI
guna menetapkan bahwa obyek yang diamati berupa tubuh air. Kemudian
dilakukan klasifikasi terbimbing dengan menggunakan dasar Maximum
Likelihood. Tahap akhir yaitu melakukan konversi sehingga data yang dihasilkan
berupa data Shapefile.
Metode analisis yang digunakan meliputi analisis keruangan, analisis
statistik, dan analisis deskriptif.
Analsisis Keruangan meliputi, Interpolasi (digunakan untuk memberikan
gambaran relief dasar waduk), Raster Calculator (digunakan untuk melakukan
perhitungan matematis sehingga diketahui kapasitas tampung waduk), dan Zonal
Statistic as Table (digunakan untuk mengetahui volum air dalam waduk dengan
bantuan batas tubuh air hasil interpretasi Citra Landsat).
Analisis Statistik meliputi, Analsis Regresi Linier Sederhana (digunakan
untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel yang telah ditentukan) dan
Analsis Regresi Linier Berganda (digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
keseluruhan variabel X terhadap variabel Y).
Analsis Deskriptif meliputi, Tabulasi Tunggal (digunakan untuk melihat
prosentase dari obyek kajian) dan Tabulasi Silang (digunakan untuk melihat
hubungan dari variabel yang telah ditentukan).
D. Diagram Alir
-
Daftar Rujukan
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolahan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. 2011. Profil Wilayah Sungai Brantas Edisi
2011. website: www.bbwsbrantas.com (diunduh tanggal 9 maret 2015).
Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan jauh Digital. Yogyakarta: Andi
Press.
Departemen Perhutani. 2006. Statistik BP DAS Brantas. website:
www.dephut.go.id/INFORMASI/INFPROP/jatim/brantas_06/bpdas.pdf
(diunduh tanggal 28 juni 2015).
Ilyas, Mohamad Arief - Mashudi, 1991, Salah Satu Cara Teknik Simulasi
Pengoperasian Reservoir, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan VIII,
Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia, Jakarta, 9 - 1l Oktober 1991.
Sitanala, Arsyad. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian
Bogor Press.