sgd blok 10 lbm 1
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mulut merupakan elemen penting dari kesehatan umum dan
kesejahteraan kehidupan. Kesehatan mulut yang baik akan memungkinkan seseorang
untuk berkomunikasi secara efektif, untuk makan dan menikmati berbagai macam
makanan, serta penting dalam kehidupan secara keseluruhan, untuk kepercayaan diri, dan
untuk kehidupan sosial.
Salah satu permasalahan kesehatan mulut yang paling sering diteliti adalah karies
gigi, dimana permasalahan ini menyerang jaringan keras. Selain karies gigi, kondisi
mukosa mulut, terutama penyakitnya juga merupakan permasalahan lain yang sangat
sering terjadi pada populasi dunia. Studi ini akan fokus untuk membahas kondisi mukosa
mulut yang mempengaruhi jaringan lunak pada area mulut. Penyakit mukosa mulut
merupakan bagian dari penyakit mulut yang berdampak besar bagi pasien yang
mengalaminya. Hal ini dapat terjadi karena mukosa mulut memiliki fungsi protektif yang
secara signifikan dapat mempengaruhi kesehatan umum pasien. Beberapa studi telah
dilakukan untuk mengetahui prevalensi dari penyakit mulut. Oleh karena itu, kami akan
membahas mengenai penyakit mukosa mulut yaitu eographic !ongue, "issure !ongue,
dan "ordyce#s ranuler.
B. Skenario
$ %oman &' years old came to dental hospital to do the rutine check every (
months )linically * +.O * asymtomatic, but there are many %hite spots on her middle
upper lip.
$ccording to her these lesions %ere happened since she %as young .O *
erythematous area of the tongue, appear suddenly, remaining for -& %eeks, disappearing
and arising in another region of the tongue. !he margin %as %hite, %ell defined, slightly
raised. $lso %as seen on the tongue a deep fissure in the middle. !he dentist e/plained to
the patient about her condition.
C. Rumusan Masalah
1 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
2/11
-. 0apisanlapisan pembentuk mukosa oral
&. 1enjelaskan etiologi, morfologi, patofisiologi sertagambaran klinis, pengobatan,
predilasi pada geografic tonge
2. 1enjelaskan etiologi, morfologi, patofisiologi sertagambaran klinis, pengobatan,
predilasi pada fissure tongue
3. 1enjelaskan etiologi, morfologi, patofisiologi sertagambaran klinis, pengobatan padafordyce4s granules.
BAB II
TINAUAN PUSTA!A
A. Lan"asan Teori
#. La$isan % La$isan Pem&entuk Mukosa 'ral
2 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
3/11
5ongga mulut dilapisi epitel gepeng berlapis 6Stratified S7uamous +pithelium8.
+pitel ini ada yang berkeratin dan ada yang tidak berkeratin. 0apisan keratin melindungi
rongga mulut terhadap kerusakan selama proses makan dan hanya ada di gingival dan
palatum durum. 0amina Propia pada daerah ini memiliki sejumlah papilla yang langsung
melekat pada jaringan tulang. Sedangkan epitel gepeng berlapis terdapat pada palatum
molle, bibir, pipi, dan dasar mulut. 0amina propia pada daerah ini memiliki papilla mirip
dermis kulit dan menyatu dengan submukosa.
+pitel rongga mulut terdiri dari lapisan lapisan, antara lain*
#. E$itel Mukosa Mulut
a. Stratum BasalSel dari stratum basal berbentuk
kuboid dan silindris pendek dan membentuk
lapisan tunggal yang berdiam di lamina basalis di permukaan antar epitel dan lamina
propria. Sel basal menunjukkan aktivitas
paling aktif dalam siklus epitel mukosa
mulut.
b. Stratum Spinosum
!erletak di atas lapisan basal.
!erdiri dari sel berbentuk polyhedral.
0apisan basal dan lapisan pertama dari
lapisan spinosum sering disebut stratum
germinativum. 9inamakan germinativum,
karena banyak mitosis, bertanggung ja%ab
terhadap kehidupan selsel lebih ke permukaan.
c. Stratum ranulosum
!erletak di atas lapisan spinosum pada ortokeratin epithelium. !erdiri dari sel
sel agak gepeng, berisi granula keratohialin serta banyak bundle tonofibril pada epitel
berkeratin. Pada lapisan tak berkeratin, lapisan germinativum tidak mencolok. ranula
yang terdapat dalam sitoplasma sel sengat padat, basofilik, dan berkaitan dengan
pembentukkan ortokeratin. nti sel tampak degenerasi dan pyknotic. Sel lapisan
granulosum pada lapisan ortokeratin atau korneum menjadi gepeng, kehilangan inti,
granula keratohoa:om. Prganel sitoplasma 6ribosom, mitokondria8. Sehingga sel berisi
penuh keratin dan menjadi eusinofilik.
3 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
4/11
d. Stratum Korneum
Pertemuan antara intiinti sel di stratum granulosum dan stratum korneum
6lapisan superficial dari sel keratin8 tibatiba. Selsel dari stratum korneum gepeng tanpa
inti dan penuh dengan filament keratin yang dikelilingi oleh matriks.
Sel epitel paling permukaan mati 6keratin8, lalu terkelupas dan diganti oleh sel baru darilapisan di ba%ahnya. Keratin merupakan protein keras dan tak larut yang mengisi
sebagian atau seluruh bagian dalam sel yang telah berkerut dan mengandung ikatan
sulfide yang berasal dari cystine dan bersatu dengan rantai polipeptida, desmosom
menjadi kabir. Proses keratinisasi tampak ppre natal pada bagian lingual dan bukal. 9i
alveolar ridge pun terdapat proses keratin dan bersifat genetic. ;ariasi keratin dapat
dijumpai pada masticatory mucosa. Pada parakeratin epitelium lapisan korneum
mengandung keratin tetapi masih mempunyai inti piknotik gepeng. ranula keratohialin
sering tak ditemukan sehingga lapisan granulosum sulit dikenali. Pada lining mucosa
sering ditemukan campuran keratinisasi sebagian dan nonkeratin.Berbeda dengan keratonosit, nonkeratinosit saat dilihat dengan mikroskop
cahaya, terdapat daerah jernih 6halo8 mengelilingi nucleus dank arena itu disebut selsel
yang jelas 6clear cells) Selsel ini teridiri dari 3 tipe sel * Sel 0angerhans, Sel 1erkel,
1elanosit, dan 0imfosit.
a. Sel 0angerhansSel ini mempunyai perpanjangan halus dari sitoplasma membrane yang disebut
dendritik. 1ereka dapat dibedakan dengan keratonosit dengan desmosom dan
tonofilamen yang kurang pada sel sekitar sehingga membentuk halo. Sel 0angerhans
ditemukan di lapisan atas basal mukosa mulut dan kulit. Berfungsi pada respon imun,
yaitu mengenali antigen yang memasuki epitelium dari luar lalu memprosesnya,
menyajikan ke sel limfosit !, dinamakan sel penyaji antigen ke sel sistem limfoid. +nsim
lisosom dalam sel langerhans mengubah antigen menjadi komponen peptida lalu
mentransfer ke sel limfosit ! Sel langerhans dapat bermigrasi dari epitelium ke kelenjar
limfe regional. b. Sel 1erkel
9itemukan pada lapisan basal sepanjang rete pegs mukosa mulut dan kulit.
!idak seperti sel langerhans dan melanosit, sel merkel tidak mempunyai dendritik dan
membentuk tonofilamen keratin, kadang desmosom dengan sel epitel di dekatnya. Sel
mengandung granula dalam sitoplasma, kadang terletak dekat fiber saraf. ranula dalam
4 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
5/11
sel berfungsi sebagai neurotransmitter antara sel merkel dengan serabut saraf, dapat
menerima
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
6/11
0amina Propria merupakan jaringan ikat yang
teletak di ba%ah epitel 6pendukung
epitel8.9ibedakan dalam & lapisan yaitu
lapisan papilar dan reticular. Pada lapisan
papilar, terdapat jaringan ikat yang menjorok
ke arah epitel, fiber kolagen sedikit dan
susunan renggang, banyak kapiler. Pada
lapisan retikular, fiber kolagen tersusun padat
paralel dengan permukaan. Pada masticatory
mucosa jumlah dan panjang papil bertambah.
Pada lining mucosa terdapat lapisan retikular tampak menonjol. Pada lamina propria
ditemukan pembuluh darah yang berasal dari lapisan sub mukosa. Suplai nutrisi epitel
diperoleh dari pembuluh darah lamina propria 6epitel bersifat avaskular8
(. Men*elaskan Etiologi+ Mor,ologi+ Pato,isiologi "an -am&aran !linis+
Pengo&atan+ Pre"ilasi Pa"a -eogra$hi Tonge9iagnosis dapat ditegakkan dengan melihat gambaran klinisnya.
Biopsitidakdiperlukan. Pemeriksaan histologist pada geographic tongue identik dengan
pustular psoriasis. 9i daeraheritematus yang terlihatsecaraklinis, terdapatpapilafiliformis
yang hilang dengan migrasi dan kumpulan neutrofil dalam epitelium 6pustulaspongiform8 60askaris, &>>(: Kelsch, &>-&8.
Secaraklinis, karakteristik geographic tongue yaitu multipel, berbatasjelas,
eritematus tidak berpapila, dan memiliki cirri khas yaitu pinggiran ber%arna keputihan
yang sedikit meninggi, biasanya muncul pada dorsum lidah. 0esi timbul dalam suatu
jangka %aktu di satu daerah lidah, kemudian menghilang dan timbul di daerahlainnya
60askaris, &>>(8.+tiologi tidak diketahui, namun didugakarena stress emosional, defisien sinutrisi,
dan genetik 60anglaisand 1iller, &>>>: 0askaris, &>>(8. Bisa juga disebabkan oleh factor
hereditas dan fungsional, ada sisa makanan tertumpuk pada fissure, kemudian menjadi
peradangan, pada penderita do%n syndrome, diketahui berpotensi mengalami fissure
tongue, serta hyperkeratosis peripheral* akantosis terjadi perubahan abnormal
6 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
7/11
Geographic tonguedapat pula berhubungan dengan beberapa tipe psoriasis
6terutamapustular psoriasis8, juvenile diabetes, anemia berat, dandefisiensi asam folat
atau fluktuasi hormonal pada %anita hamil 6reenberg and lick, &>>28.
Histopatofisiologis geographic tongue merupakan perubahan spesifik pada lingua.
0esi ini jarang mengenai mukosa labial, bukal atau pun palatl. Perkembangan lesi
berlangsung cepat, bersifat kronis dan menetap. Papilla filiformis mengalami suatu atrifi,
kemudian mengalami hyperkeratosis. Bagian erithema, keratin menghilang, intra epitel
hilanng, lalu sel radang berinflitrasi ke lamina propria kemudian terjadi peradangan < lesi
pada area lidah.
). Men*elaskan Etiologi+ Mor,ologi+ Pato,isiologi "an -am&aran !linis+
Pengo&atan+ Pre"ilasi Pa"a /issure Tongue"issure tongue merupakan celah pada permukaan dorsum dari &
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
8/11
"ordyce granules merupakan salah satu dari variasi pada struktur dan penampakan
dari mukosa rongga mulut. 0esi ini merupakan suatu kondisi dimana terdapat kelenjar
sebasea ektopik atau sebaceous choristomas 6jaringan normal pada lokasi yang abnormal8
pada mukosa rongga mulut. @ormalnya, kelenjar sebasea terlihat pada dermal adne/a,
dan memiliki asosiasi dengan folikel rambut: tetapi bagaimanapun juga fordyce granules
tidak memiliki asosiasi dengan struktur rambut pada kavitas oral. H. S. oldman dan 1.
A. 1arder 6-C&8 juga mengatakan bah%a fordyce granules bukan merupakan suatu
penyakit, namun merupakan gangguan developmental.
"ordyce granules memilik karakteristik gambaran klinis berupa butiran butiran
ber%arna putih kekuningkuningan yang kecil, berbatas jelas, dan sedikit terangkat yang
dapat terisolasi atau bergabung menjadi suatu kesatuan. Butiranbutiran ini sering terjadi
secara bilateral dan simetris. "ordyce granules merupakan lesi yang asimtomatik dan
sering ditemukan pada pemeriksaan rutin. !erkadang, dengan pemeriksaan menggunakan
kaca mulut, duktus dari kelenjar dapat ditemukan. Biasanya, setiap glandula atau butiran
memiliki diameter -& mm, tetapi butiranbutiran tersebut dapat juga bergabung menjadi
suatu kesatuan hingga mencapai beberapa sentimeter diameternya. Hal ini menyebabkan
pasien dapat merasakan butiranbutiran ini dengan lidahnya. !idak terdapat perubahan
pada mukosa sekitarnya dan granula keadaannya tetap konstan sepanjang kehidupan
pasien.
Secara mikroskopis, fordyce4s granuler tampak sarangsarang sel yang jernih dan
membulat, ->2> setiap sarang dan berkapsul dalam lamina propria dan submukosa.
Bork 6-28 menyatakan bah%a lokasi yang paling sering ialah area bibir, tetapi
mukosa bukal juga sering terlibat. "ordyce granules juga sering ditemukan pada anterior
tonsillar pillar, alveolar ridge, gingiva, dan lidah namun sangat jarang ditemukan pada
lokasilokasi ini dan dapat dianggap suatu keadaan yang ektopik bila ditemukan padalokasilokasi ini.
"ordyce granules tidak terlihat atau tidak laDim pada anakanak, tetapi akan
bertambah jumlahnya kirakira pada masa pubertas dan setelahnya, dan akan lebih
terlihat pada mukosa bukal pada hampir semua orang de%asa. 5eferensi lain juga
menyatakan bah%a anakanak lebih jarang memiliki penampakan butiranbutiran ini
8 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
9/11
daripada orang de%asa karena kelenjar sebasea dan rambut belum mengalami
perkembangan sempurna sampai dengan saat pubertas. Kondisi ini lebih sering terjadi
pada pria daripada %anita seiring bertambahnya usia.
"ordyce granules akan lebih jelas terlihat saat bibir terinflamasi, sebagaimana saat
terjadinya infeksi herpes simpleks. Ealaupun diagnosis klinis dari kondisi normal ini
dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis, pasien yang menemukan kondisi ini dalam
mulut mereka akan merasa takut bah%a kondisi ini adalah suatu kanker 6cancerphobia8.
Kelenjar ini sering dianggap sebagai penyakit oleh pasien, namun mereka dapat
diyakinkan bah%a massa heterotopik dari jaringan kelenjar sebasea ini tidak memiliki
tandatanda patologis. Bila dilakukan biopsi, maka akan terlihat bah%a kondisi ini
menunjukkan kelenjar sebasea yang normal dengan & atau & lobul. !etapi biasanya biopsi
sama sekali tidak diperlukan karena fordyce granules dapat didiagnosa berdasarkan penampakan klinisnya saja. 9iferensial diagnosisnya adalah
• 9istribusi bilateral dan penampakannya
• Kurangnya gejala
• Fika biopsi dilakukan, terlihat kelenjar sebaseus normal yang tidak
mempunyai folikel rambut
Kondisi ini tidak menyebabkan ketidaknyamanan apapun, merupakan lesi jinak
dan sama sekali tidak berbahaya sehingga sama sekali tidak dibutuhkan pera%atan
kecuali memberikan pasien pengertian. @amun, mungkin terkadang dapat dilakukan
tindakan operatif pada fordyce granules yang berlokasi di bibir untuk alasan estetik.
Pera%atan untuk "ordyce granules biasanya terlihat pada saat pemeriksaan rongga
mulut pasien. ;ariasi normal mukosa ini tidak memerlukan pera%atan apa pun. Kelenjar
yang mengalami inflamasi dapat diobati dengan klindamisil.
B. !erangka !onse$
9 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
10/11
BAB III
!ESIMPULAN
+pitel rongga mulut terdiri dari lapisan lapisan, antara lain: epitel mukosa mulut, yaitu
Stratum Basal, Stratum Korneum. Fika dilihat dengan mikroskop cahaya dapat dibedakan
menjadi Sel 0angerhans, Stratum Spinosum, Stratum ranulosum, Sel 1erkel, Sel 1elanosit.
Selain itu juga terdapat lapisan 0amina Basalis dan 0amina Propria
geographic tongue yaitu multipel, berbatasjelas, eritematus tidak berpapila, dan memiliki
cirri khas yaitu pinggiran ber%arna keputihan yang sedikit meninggi, biasanya muncul pada
10 | P a g e
-
8/9/2019 sgd blok 10 lbm 1
11/11
dorsum lidah. 0esi timbul dalam suatu jangka %aktu di satu daerah lidah, kemudian menghilang
dan timbul di daerahlainnya
"issure tongue merupakan celah pada permukaan dorsum dari &