sesi 2. profil pendidikan di indonesia

26
PROFIL PENDIDIKAN DI INDONESIA Daniel Saroengoe 1

Upload: daniel-saroengoe

Post on 06-Jan-2017

48 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

PROFIL PENDIDIKAN DI INDONESIA

Daniel Saroengoe

1

Page 2: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

A. PROFIL PENDIDIKAN DI INDONESIA

• Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 (Bab I; ps 1; ayat 1) :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2

Page 3: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

• Ki Hajar Dewantara

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak kita selaras dengan dunianya”

3

Page 4: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara :• Mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa.• Dasar Pendidikan : kodrat alam, kemerdekaan,

kebudayaan, kebangsaan, kemanusiaan.• Asas pendidikan :

– Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among)

– Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan manusia yang merdeka

– Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa Indonesia– Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa kecuali– Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri– Memikul beban belanja sendiri (hemat)– Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas

4

Page 5: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

TRISENTRIS PENDIDIKAN: PROFIL PENDIDIKAN DI INDONESIA

PEMERINTAH:DINAS PENDIDIKAN,

DINAS SOSIAL, DEPAG, DPRD

LEMBAGAPENDIDIKAN

FORMAL:

TK, SD/MI,SMP/MTs

SMA/MA, PT

TRI SENTRIS

BANTUAN INTERNASIONAL:UNESCO, UNICEF, USAID, NGO, DLL

KELUARGA &MASYARAKAT:

INDUSTRI, LSM, KOMITE SEKOLAH,

DEWAN PENDIDIKAN5

Page 6: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

• Model pendidikan : - Trisentris Pendidikan- Tut Wuri Handayani

6

Page 7: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

05/02/2023 7

• :•Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolahFORMAL

•Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana tetapi tidak sistematis di luar lingkungan keluarga dan sekolah

NONFORMAL

•Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tetapi tidak berencana dan tidak sistematis diluar lingkungan keluarga

INFORMAL

TRISENTRIS PENDIDIKAN

Page 8: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

05/02/2023 8

KETERANGAN FORMAL NONFORMAL INFORMAL

1. Tempat Berlangsung

2. Syarat Untuk Mengikuti

3. Jenjang Pendidikan4. Program

5. Bahan Pelajaran6. Lama Pendidikan7. Usia Yang Menjalani8. Penilaian

9. Penyelenggaraan10. Metode Mengajar

11. Tenaga Pengajar

12. Administrasi

13. Ditinjau Sejarah

Di gedung sekolah

Usia & tingkat pendidikan tertentu (ijazah)Ada jenjang yang ketatDitentukan secara teliti untuk tiap jenjang dalam bentuk tertulisAkademis dan bersifat umumWaktu yang panjangRelatif berusia samaAda ujian secara formal dengan pemberian ijazahPemerintah atau swastaMenurut metodologi tertentu

Harus mempunyai wewenang berdasarkan ijazah dan diangkat untuk ituSistematis dan uniform untuk tiap tingkat sekolahPaling akhir

Dapat diluar dan didalam sekolahKadang ada namun tidak memegang peranan pentingBiasanya tidak adaAda program tertentu

Praktis dan khususRelatif singkatTidak perlu samaAda juga, biasanya diberi ijazah atau keteranganPemerintah atau swastaDapat mengikuti metode tertentu walaupun tidak selaluTidak selalu mempunyai ijazah sebagai pengajar

Ada walaupun tidak begitu uniformLebih tua dari pendidikan formal

Dimana saja seseorang berada

Tidak ada

Tidak adaTidak ada

Tidak ada yang ditentukanSepanjang hidupSemua umurTidak ada ujian atau penilaian sistematisTidak ada badan tertentuTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Sejak ada manusia dibumi ini

PERBEDAAN PENDIDIKAN FORMAL, NONFORMAL DAN INFORMAL

Page 9: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

05/02/2023 9

Kerjasama Pendidikan antara Orang tua, Sekolah dan Masyarakat

anak

Keluarga

Sekolah

Masyarakat

Tujuan

Page 10: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

05/02/2023 10

Bila melihat bagan diatas tampak ada kesamaan rasa tanggungjawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan

pendidikan ini :

Orang tua anak meletakkan dasar

pendidkan di rumah tangga, terutama dalam

segi pembentukan kepribadian, nilai-nilai luhur moral dan agama

sejak kelahirannya. Secara mental spiritual dasar-dasar pendidikan

diletakkan oleh keluarga

Kemudian sekolah melanjutkan dan mengembangkan berbagai materi

pendidikan berupa ilmu pengetahuan dan

keterampilan. Secara akademik konseptual

dasar pendidikan dikembangkan oleh

sekolah sehingga pendidikan anak makin

terarah.

Lingkungan masyarakat berperan serta mengontrol,

menyalurkan dan membina serta

meningkatkannya supaya pendidikan yang

diterimanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

karena masyarakat adalah lingkungan pemakai (the

user) dari produk pendidikan yang diberikan oleh keluarga dan sekolah.

KELUARGA SEKOLAH MASYARAKAT

Page 11: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

TUT WURI HANDAYANI Konsep ini berasal dari Ki Hadjar Dewantara, seorang

pakar pendidikan Indonesia, sekaligus pendiri Perguruan Taman Siswa.

Tut Wuri Handayani berasal dari bahasa Jawa, “Tut Wuri” berarti “mengikuti dari belakang”, dan “handayani” berarti “mendorong, memotivasi, atau membangkitkan semangat”.

Aliran ini mengakui adanya pembawaan, bakat, maupun potensi-potensi yang ada pada anak sejak lahir.

11

Page 12: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

“tut wuri” berarti pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan, dan memahami bakat atau potensi-potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik, untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan ke arah pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut.

Tut wuri handayani lebih mirip dengan aliran konvergensi, yang berpendapat bahwa perkembangan anak (manusia) ditentukan oleh bagaimana interaksi antara pembawaan atau potensi-potensi yang dimiliki anak yang bersangkutan dan lingkungan ataupun pendidikan yang mempengaruhi anak dalam perkembangannya.

12

Page 13: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

Sifat-sifat dan ciri-ciri anak (manusia) dalam perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh pembawaannya, dan ada pula yang lebih ditentukan oleh lingkungannya, tergantung kepada mana yang lebih dominan dalam interaksi antara keduanya.– Ing ngarso sung tulodo artinya jika pendidik sedang berada

didepan maka hendaklah memberikan contoh teladan yang baik terhadap anak didiknya. Ing ngarso: di depan, sung: asung = memberi, tulodo: contoh/teladan yang baik.

13

Page 14: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

- Ing madyo mangun karso berarti jika pendidik sedang berada di “tengah-tengah” anak didiknya, hendaknya ia dapat mendorong kemauan atau kehendak mereka untuk berinisiatif dan bertindak. Ing madyo: di tengah; mangun: membangun, menimbulkan dorongan; karso: kehendak atau kemauan.

- Pengertian Tut wuri handayani telah diuraikan sebelumnya, maka ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh.

14

Page 15: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

05/02/2023 15

Page 16: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

B. MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu :

1. Masalah partisipasi/kesempatan memperoleh pendidikan.

2. Masalah efisiensi pendidikan. 3. Masalah efektivitas pendidikan. 4. Masalah relevansi pendidikan.

Hubungan keempat masalah pendidikan tersebut dapat disajikan dalam bagan sebagai berikut :

16

Page 17: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

17

KEBUTUHAN LEMB.PEND./PENGGUNA LULUSAN

TUJUAN PENDIDIKAN

HASIL-HASIL PENDIDIKAN

PROSES PENDIDIKAN

MASUKAN PENDIDIKAN

PENDUDUKLINGKUNGAN PEND

EFEKTIVITASPENDIDIKAN

EFISIENSI PENDIDIKAN

KESEMPATANPENDIDIKAN

RELEVANSIPENDIDIKAN

Page 18: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

1. MASALAH KESEMPATAN PENDIDIKAN Masalah partisipasi atau kesempatan memperoleh

pendidikan adalah rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan (raw input) atau jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan.

Masalah partisipasi pendidikan berhubungan dengan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan, kemampuan ekonomi orang tua, kondisi fisik dan psikis calon peserta didik, terbatasnya daya tampung pendidikan, dan keterjangkauan lokasi pendidikan

18

Page 19: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

2. MASALAH EFISIENSI PENDIDIKAN Masalah efisiensi pendidiikan berkenaan dengan proses

pengubahan atau transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk (output). Salah satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah mengitung besar kecilnya penghamburan pendidikian (educational wastage), dalam arti mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yang putus sekolah, meng-ulang atau selesai tidak tepat waktu.

Masalah efisiensi pendidikan berhubungan dengan kualitas : tenaga kependidikan, peserta didik, kurikulum, program belajar dan pembelajaran, sarana/prasarana pendidikan, dan suasana sosial budaya.

19

Page 20: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

3. MASALAH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN Masalah efektivitas pendidikan berkenaan

dengan rasio antara tujuan pendidian dengan dengan hasil pendidikan (output), artinya sejauh mana tingkat kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.

20

Page 21: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

21

4. MASALAH RELEVANSI PENDIDIKAN Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan

yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Masalah relevansi pendidikan berhubungan dengan : tuntutan satuan pendidikan yang lebih atas yang terus meningkat dalam upaya mencapai pendidikan yang lebih berkualitas, aspirasi dan tuntutan masyarakat yang terus meningkat dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas, ketersediaan lapangan pekerjaan di masyarakat.

Page 22: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

C. FAKTOR PENYEBAB MASALAH PENDIDIKAN

1. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat.2. Kemampuan ekonomi keluarga.3. Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi

kehidupan.4. Terbatasnya daya tampung satuan pendidikan.5. Kualitas tenaga kependidikan.6. Perkembangan ilmu dan teknologi.7. Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan.8. Keterbelakangan budaya.

22

Page 23: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

D. UPAYA MENGATASI MASALAH PENDIDIKAN

1. Upaya pemecahan masalah secara konvensional , yaitu upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara lain :

a. Penambahan jumlah bangunan atau kelas lembaga pendidikan;

b. Penambahan jumlah tenaga keendidikan;c. Penambahan dan penggantian sejumlah sarana/prasarana

pendidikan;d. Melaksanakan penataran.

23

Page 24: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

2. Upaya pemecahan masalah secara secara inovatif, artinya pemecahan masalah dengan cara baru, yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil creativitas tertentu terutama yang baru, yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Upaya pemecahan masalah pendidikan secara inovatif antara lain:

a. Sistem pembelajaran online.b. Pemanfaatan fasilitas multi mediac. Modernisasi pengelolaan pendidikan

24

Page 25: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

Mengatasi masalah pendidikan di Indonesia harus ada perubahan mendasar dalam kependidikan

1. PERAN GURU Guru tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Guru akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar. Teachers will be engaged in digital learning environment. How to ensure learners acquire basic technological skills to learn.

25

Page 26: Sesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia

2. PERAN SISWASiswa tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan prinsip tapi akan berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat strategi. Learners will engage in problems that are context-dependent, complicated, messy, and reappear in diverse guises.

3. PERAN MATERI PENDIDIKANMateri tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tapi siswa akan mempelajari hubungan antar informasi. Dibutuhkan multidisciplinary thinking dan kemampuan melihat dari beragam perspektif .

26