profil pendidikan tinggi (buku ii) - publikasi bidang...

231
1

Upload: ngominh

Post on 14-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

1

Page 2: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI

TAHUN 2013

(BUKU II)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN

Jakarta, 2013

Page 3: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

ii

KATALOG DALAM TERBITAN Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Profil Pendidikan Tinggi Tahun 2013 (Buku 2).

Disusun oleh: Bidang Pendayagunaan Data dan Pelayanan Data Statistik Pendidikan Dikdasmen, Pendidikan Tinggi dan PAUDNI. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Kemendikbud, 2013, iv, 226 hal.

ISBN 979 401 584 9

Tim Penulis Buku II : 1. Ida Kintamani 2. Bambang Suwardi Joko 3. Lexy Torar 4. Fitri Sumairawati 5. Noorman Sambodo Editor: Edison Panjaitan @ Pusat Data dan Statistik Pendidikan, 2013

Page 4: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, Profil

Pendidikan Tinggi Tahun 2013 selesai untuk diterbitkan. Profil Pendidikan Tinggi

Tahun 2013 disusun untuk masing-masing provinsi dan dibagi menjadi 3 Buku.

Buku II menampilkan 11 Profil Pendidikan Tinggi Provinsi di pulau Sumatera,

yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, dan Maluku.

Buku ini disusun dalam upaya memberikan gambaran tentang

perkembangan pendidikan tinggi di masing-masing provinsi dengan menyajikan

menurut keadaan pendidikan tinggi serta analisis indikator. Sumber data yang

digunakan dalam menyusun profil pendidikan tinggi ini adalah: (1) Kuesioner

Pendiidkan Tinggi yang disebar ke PTN dan Kopertis, (2) Data Statistik Pendidikan

Tinggi, (3) data pendukung lainnya seperti provinsi dalam angka dan hasil

publikasi Bappeda.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pengelola data di Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) dan Kopertis, serta tim yang terlibat dalam penyusunan buku

ini.

Kami menerima dengan senang hati kritik dan saran untuk

penyempurnaan penulisan profil PT ini.

Jakarta, Desember 2013 Kepala,

Dr. -Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin NIP 195707151987031001

Page 5: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul i Katalog Dalam Terbitan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Penyusunan Profil Pendidikan Tinggi

1. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Aceh 1 2. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Utara 22 3. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Barat 43 4. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Riau 63 5. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau 83 6. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Jambi 104 7. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan 124 8. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Bangka Belitung 145 9. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Bengkulu 165 10. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Maluku 207

Page 6: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

1

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI ACEH

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk

Page 7: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

2

misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Aceh adalah 105 dengan rincian 12 universitas (11,43%), 44 sekolah tinggi (41,90%), 45 akademi (42,86%), dan 4 politeknik (3,81%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah akademi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 8: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

3

lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 3 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 10 universitas, 44 sekolah tinggi, 45 akademi, dan 3 politeknik sehingga jumlahnya 102 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah akademi dan terkecil adalah politeknik.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Aceh sebesar 18.562 orang, berada di negeri sebesar 12.175 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 6.387 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 17.507 orang atau 94,32% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 393 orang atau 2,12%. Bila dilihat menurut status lembaga maka

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 12 11.43 0 0.00 44 41.90 45 42.86 4 3.81 105

a. Negeri 2 66.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 33.33 3

b. Swasta 10 9.80 0 0.00 44 43.14 45 44.12 3 2.94 102

2 Mahasiswa Baru 17.507 94.32 0 0.00 393 2.12 0 0.00 662 3.57 18.562

a. Negeri 11.513 94.56 0 0.00 0 0.00 0 0.00 662 5.44 12.175

b. Swasta 5.994 93.85 0 0.00 393 6.15 0 0.00 0 0.00 6.387

3 Mahasiswa 92.931 94.99 0 0.00 1.873 1.91 0 0.00 3.024 3.09 97.828

a. Negeri 45.676 93.79 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3.024 6.21 48.700

b. Swasta 47.255 96.19 0 0.00 1.873 3.81 0 0.00 0 0.00 49.128

4 Lulusan 10.359 82.78 0 0.00 1.215 9.71 450 3.60 490 3.92 12.514

a. Negeri 7.942 94.56 0 0.00 0 0.00 0 0.00 457 5.44 8.399

b. Swasta 2.417 58.74 0 0.00 1.215 29.53 450 10.94 33 0.80 4.115

5 Dosen 5.008 67.67 0 0.00 1.428 19.29 584 7.89 381 5.15 7.401

a. Negeri 1.949 86.97 0 0.00 0 0.00 0 0.00 292 13.03 2.241

b. Swasta 3.059 59.28 0 0.00 1.428 27.67 584 11.32 89 1.72 5.160

0

20

40

60

80

100

120

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

2 0 0 0 1 310

0

44 45

3

102

12

0

44 45

4

105

Negeri Swasta Jumlah

Page 9: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

4

mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 11.513 orang atau 94,56% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 5.994 orang atau 93,85%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 662 orang atau 5,44% dan PT swasta adalah sekolah tinggi sebesar 393 orang atau 6,15%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Aceh sebanyak 97.828 orang berada di PT

negeri sebanyak 48.700 orang dan di PT swasta sebanyak 49.128 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 92.931 orang atau 94,99% dan terkecil di sekolah tinggi sebanyak 1.873 orang atau 1,91%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 45.676 orang atau 93,79% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 47.255 orang atau 96.19%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 3.024 orang atau 6.21% dan PT swasta adalah sekolah tinggi sebesar 1.873 orang atau 3,81%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah lulusan PT provinsi Aceh sebanyak 12.514 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 8.399 orang dan dari PT swasta sebanyak 4.115 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 10.359 orang atau 82,78% dan terkecil pada akademi sebesar 450 orang atau 3,60%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 7.942 orang atau 94,56% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.417 orang atau 58.74%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah akademi sebesar 450 orang atau 3.60% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 33 orang atau 0.80%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

Negeri Swasta Jumlah

12.1756.387

18.562

48.700 49.128

97.828

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 10: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

5

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Aceh sebanyak 7.401 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 2.241 orang dan dari PT swasta sebanyak 5.160 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 5.008 orang atau 67,67% dan terkecil pada politeknik sebesar 381 orang atau 5.15%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.949 orang atau 86,97% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.059 atau 59.28%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 292 orang atau 13,03% dan PT swasta adalah akademi sebesar 584 orang atau 11,32%. Dengan demikian, dominasi dosen PT Negeri juga pada universitas dan PT Swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Aceh sebanyak 105 lembaga dengan rincian menurut

status lembaga adalah PT negeri sebanyak 3 lembaga dan PT swasta sebanyak 102 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 12 universitas atau 11,43%, 44 sekolah tinggi atau 41.90%, 45 akademi atau 42.86%, dan 4 politeknik atau 3.81%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 10 universitas, 44 ST, 45 akademi, dan 3 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

Negeri Swasta Jumlah

8.399

4.115

12.514

2.241

5.160

7.401

Lulusan Dosen

Page 11: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

6

tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT Provinsi Aceh sebanyak

18.562 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 16.125 orang atau 86,87% dengan rincian di PT negeri sebanyak 9.738 orang atau 79,98% dan PT swasta sebanyak 6.387 orang atau 100,00%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 313 orang atau 1,69% dengan rincian di PT negeri sebesar 313 orang atau 2,57% dan PT swasta sebesar 0 orang. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 82,35% atau 14 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 17.65% atau 3 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 32,59% atau 102 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 67,41% atau 211 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 621 56,92 470 43,08 1.091 5,88

a. Negeri 621 56,92 470 43,08 1.091 8,96

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

2 S-1 7.623 47,27 8.502 52,73 16.125 86,87

a. Negeri 4.988 51,22 4.750 48,78 9.738 79,98

b. Swasta 2.635 41,26 3.752 58,74 6.387 100,00

3 S-2 608 59,84 408 40,16 1.016 5,47

a. Negeri 608 59,84 408 40,16 1.016 8,34

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

4 S-3 14 82,35 3 17,65 17 0,09

a. Negeri 14 82,35 3 17,65 17 0,14

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 102 32,59 211 67,41 313 1,69

a. Negeri 102 32,59 211 67,41 313 2,57

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Jumlah 8.968 48,31 9.594 51,69 18.562 100,00

a. Negeri 6.333 52,02 5.842 47,98 12.175 100,00

b. Swasta 2.635 41,26 3.752 58,74 6.387 100,00

Page 12: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

7

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Aceh sebesar 97.828 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 88.078 orang atau 90,03% dengan rincian di PT negeri sebanyak 38.950 orang atau 39,81% dan PT swasta sebanyak 49.128 orang atau 50,22%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 66 orang atau 0,07% dengan rincian di seluruhnya di PT negeri. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5

Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin

Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-3 sebanyak 83,33% atau 55 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 16,67% atau 11 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 32,46% atau 408 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 67,54% atau 849 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 2.484 56,93 1.879 43,07 4.363 4,46

a. Negeri 2.484 56,93 1.879 43,07 4.363 4,46

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

2 S-1 40.218 45,66 47.860 54,34 88.078 90,03

a. Negeri 19.952 51,22 18.998 48,78 38.950 39,81

b. Swasta 20.266 41,25 28.862 58,75 49.128 50,22

3 S-2 2.430 59,79 1.634 40,21 4.064 4,15

a. Negeri 2.430 59,79 1.634 40,21 4.064 4,15

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

4 S-3 55 83,33 11 16,67 66 0,07

a. Negeri 55 83,33 11 16,67 66 0,07

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 408 32,46 849 67,54 1.257 1,28

a. Negeri 408 32,46 849 67,54 1.257 1,28

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Jumlah 45.595 46,61 52.233 53,39 97.828 100,00

a. Negeri 25.329 52,01 23.371 47,99 48.700 100,00

b. Swasta 20.266 41,25 28.862 58,75 49.128 100,00

7 Penduduk 19-23 th 233.114 49,65 236.419 50,35 469.533

Page 13: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

8

kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Aceh sebesar 469.533 orang dengan rincian laki-laki sebesar 233.114 atau 49,65% lebih kecil daripada perempuan sebesar 236.419 orang atau 50,35%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Aceh sebanyak 12.514 orang,

dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 10.832 orang atau 86,56% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.717 orang dan PT swasta sebanyak 4.115 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 11 orang atau 0,09% dengan rincian seluruhnya berasal dari PT negeri sebesar 11 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 428 56,91 324 43,09 752 6,01

a. Negeri 428 56,91 324 43,09 752 8,95

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

2 S-1 5.138 47,43 5.694 52,57 10.832 86,56

a. Negeri 3.441 51,23 3.276 48,77 6.717 79,97

b. Swasta 1.697 41,24 2.418 58,76 4.115 100,00

3 S-2 419 59,77 282 40,23 701 5,60

a. Negeri 419 59,77 282 40,23 701 8,35

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

4 S-3 9 81,82 2 18,18 11 0,09

a. Negeri 9 81,82 2 18,18 11 0,13

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 71 32,57 147 67,43 218 1,74

a. Negeri 71 32,57 147 67,43 218 2,60

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Jumlah 6.065 48,47 6.449 51,53 12.514 100,00

a. Negeri 4.368 52,01 4.031 47,99 8.399 100,00

b. Swasta 1.697 41,24 2.418 58,76 4.115 100,00

Page 14: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

9

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 81,82% atau 9 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 18,18% atau 2 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 32,57% atau 71 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 67,43% atau 147 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di Provinsi Aceh sebanyak 7.401 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-1 sebesar 3.862 orang atau 52,18% dengan rincian di PT negeri sebanyak 285 orang atau 3,85% dan PT swasta sebanyak 3.577 orang atau 48,33%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 1,69% atau 125 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0% atau 0 orang dan PT swasta sebesar 1,69% atau 125 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 82 65,60 43 34,40 125 1,69

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 82 65,60 43 34,40 125 1,69

2 S-1/D-4 2.317 59,99 1.545 40,01 3.862 52,18

a. Negeri 282 98,95 3 1,05 285 3,85

b. Swasta 2.035 56,89 1.542 43,11 3.577 48,33

3 S-2 2.406 82,43 513 17,57 2.919 39,44

a. Negeri 1.539 99,61 6 0,39 1.545 20,88

b. Swasta 867 63,10 507 36,90 1.374 18,57

4 S-3 310 98,41 5 1,59 315 4,26

a. Negeri 289 100,00 0 0,00 289 3,90

b. Swasta 21 80,77 5 19,23 26 0,35

5 Spesialis 91 74,59 31 25,41 122 1,65

a. Negeri 72 100,00 0 0,00 72 0,97

b. Swasta 19 38,00 31 62,00 50 0,68

6 Profesi 52 89,66 6 10,34 58 0,78

a. Negeri 50 100,00 0 0,00 50 0,68

b. Swasta 2 25,00 6 75,00 8 0,11

7 Jumlah 5.258 71,04 2.143 28,96 7.401 100,00

a. Negeri 2.232 99,60 9 0,40 2.241 30,28

b. Swasta 3.026 58,64 2.134 41,36 5.160 69,72

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 15: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

10

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 3.414 orang atau

46,13% lebih kecil jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 3.987 orang atau 53,87%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 87,28% atau 1.956 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 28,26% atau 1.458 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan, terlebih karena dosen lebih banyak yang tidak layak daripada layak. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian

1 Tidak layak 2.399 45,63 1.588 74,10 3.987 53,87

a. Negeri 282 12,63 3 33,33 285 12,72

b. Swasta 2.117 69,96 1.585 74,27 3.702 71,74

2 Layak 2.859 54,37 555 25,90 3.414 46,13

Negeri 1.950 87,37 6 66,67 1.956 87,28

Swasta 909 30,04 549 25,73 1.458 28,26

3 Jumlah 5.258 100,00 2.143 100,00 7.401 100,00

Negeri 2.232 42,45 9 0,42 2.241 30,28

Swasta 3.026 57,55 2.134 99,58 5.160 69,72

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 16: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

11

memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 932 dengan rincian di negeri sebesar 16.233 orang dan di swasta sebesar 482 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.744 dan terjarang pada politeknik sebesar 756. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 22.838 dan yang terjarang sebesar 3.024 sedangkan PT swasta

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7.744 0 43 0 756 932

a. Negeri 22.838 0 0 0 3.024 16.233

b. Swasta 4.726 0 43 0 0 482

Page 17: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

12

pada universitas yang terpadat sebesar 4.726 dan terjarang pada sekolah tinggi sebesar 43.

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Aceh,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0018 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 8,10 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 4,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 15.914 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 3.979 mahasiswa per km2.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

22.838

0 0 0 0

16.233

4.726

0 43 0 0 482

7.744

0 43 0 756932

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0018 8,10 4,00 15.914 3.979

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 18: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

13

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3 Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 19 0 1 0 8 13

a. Negeri 23 0 0 0 0 22

b. Swasta 15 0 1 0 0 10

2 Rasio Dosen per Lembaga 417 0 32 13 95 70

a. Negeri 975 0 0 0 0 747

b. Swasta 306 0 32 13 30 51

3 Angka Produktivitas 11,15 0,00 64,87 0,00 16,20 12,79

a. Negeri 17,39 0,00 0,00 0,00 0,00 17,25

b. Swasta 5,11 0,00 64,87 0,00 0,00 8,38

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,30 12,35 12,79 0,96 0,93

a. S-0 17,23 17,24 17,24 -0,01 1,00

b. S-1 12,78 11,90 12,30 0,88 0,93

c. S-2 17,24 17,26 17,25 -0,02 1,00

d. S-3 17,24 17,26 17,25 -0,02 1,00

e. Negeri 17,25 17,25 17,25 0,00 1,00

f. Swasta 8,37 8,38 8,38 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 2.859 54,37 555 25,90 46,13

a. Negeri 1.950 87,37 6 66,67 87,28

b. Swasta 909 30,04 549 25,73 28,26

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

Page 19: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

14

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Aceh di mana rata-rata seorang dosen melayani 13 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 22 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 23 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 15 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Aceh sebesar 70 dengan rincian PT negeri sebesar 747 atau 14,77 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 51. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 417 dan terkecil pada akademi sebesar 13. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 975 dan terkecil politeknik sebesar 292 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 306 dan akademi yang terkecil sebesar 13. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

0

5

10

15

20

25

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

23

0 0 0 0

22

15

01

0 0

10

19

01

0

8

13

Negeri Swasta Rata2

Page 20: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

15

Grafik 6 Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 12,79% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,25% lebih besar daripada PT swasta sebesar 8,38%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka ST yang terbesar sebesar 64,87 dan terkecil pada universitas sebesar 11,15. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 8,87% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

417

032 13

95 70

975

0 0 0

292

747

306

032 13 30 51

Negeri Swasta Rata2

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,30

17,25

8,37

17,23

12,78

17,24 17,24

12,35

17,25

8,38

17,24

11,90

17,2617,26

12,79

17,25

8,38

17,24

12,30

17,25 17,25

Laki2 Perempuan Rata2

Page 21: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

16

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,30% lebih besar daripada perempuan sebesar 12,35%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,96% dengan indeks paritas gender 0,93 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 dan S-3 sebesar 17,25% namun yang terendah pada S-1 sebesar 12,30%. Perbedaan gender program S-0 sebesar -0,01% dengan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar -0,02% dan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 46,13%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 87,28% lebih baik daripada PT swasta sebesar 28,26%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 54,37% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,90%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 87,37% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 66,67% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 30,04% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,73%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Tetap TT Tetap+TT

54,37

25,90

46,13

87,37

66,67

87,28

30,0425,73 28,26

Rata2 Negeri Swasta

Page 22: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

17

perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -2,53 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar -2,53% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,13 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 50,22% yang berarti sebanyak 50,22% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka sekolah tinggi terbesar atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 50,85%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 50,85% dan institut sebesar 100,00%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT swasta banyak

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 19,56 22,09 20,84 -2,53 1,13

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 50,85 - 100,00 - - 50,22

-3,00

-2,50

-2,00

-1,50

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

PG APK IPG APK

-2,53

1,13

Page 23: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

18

berperan pada universitas (50,85%) yang terbesar diikuti sekolah tinggi (100,00%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 20,84% yang berarti sebanyak 20,84% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 10,37% dan PT swasta sebesar 10,46%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 19,79% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,40%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 9,73% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,64%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,06% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,40%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 31,21% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 29,43% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,66%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 20,47% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,74%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 19,36% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,11%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,08% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,66%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 19,79 - 0,40 - 0,64 20,84

a. Negeri 9,73 - - - 0,64 10,37

b. Swasta 10,06 - 0,40 - - 10,46

2 AM ke PT 29,43 0,00 0,66 0,00 1,11 31,21

a. Negeri 19,36 0,00 0,00 0,00 1,11 20,47

b. Swasta 10,08 0,00 0,66 0,00 0,00 10,74

Page 24: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

19

Grafik 10 APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 46,58, keterjangkauan layanan sebesar 46,81, kualitas layanan sebesar 66,95, kesetaraan layanan sebesar 84,32, dan kepastian layanan sebesar 50,33. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 59,00 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai setengah dari ideal 50%.

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

19,79

- 0,40 - 0,64

20,84

29,43

- 0,66 -1,11

31,21

APK AM PT

Page 25: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

20

Tabel 14 Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 84,32 sedangkan misi K-1 yang terburuk karena hanya mencapai 46,58 sedangkan kinerja PT sebesar 59,00. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan ketersediaan layanan (K-1), keterjangkauan layanan (misi K-2), kualitas layanan (misi K-3), dan kepastian layanan (K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 60,00. Selain itu, kualitas layanan (misi K-3) perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena telah mencapai lebih dari 80.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 932 2.000 46,58 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 3.979 8.500 46,81 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 13 25 100,00

R-D/L dosen 70 100 70,49

Aproduk % 12,79 25 51,17

%DL % 46,13 100 46,13

Kualitas Layanan 66,95 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -2,53 0 97,47

IPG APK Indeks 1,13 1 88,53

%MhsSwt % 50,22 75 66,96

Kesetaraan Layanan 84,32 PRATAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 20,84 30 69,45

AM PT % 31,21 100 31,21

Kepastian Layanan 50,33 KURANG

59,00 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 26: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

21

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 84,32, berarti termasuk kategori pratama. Sebaliknya, misi K-1 yang terburuk dengan nilai sebesar 46,58 termasuk kinerja kategori kurang, misi K-2 sebesar 46,81, misi K-3 sebesar 66,95, dan misi K-5 sebesar 50,33 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT Provinsi Aceh sebesar 59,00 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Aceh sebesar 59,00 termasuk kategori kurang. Hal ini

disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 46,58, 46,81, 66,95, dan 50,33.

Untuk misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan adanya lembaga pendidikan. Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT. Untuk misi K-5 perlu ditingkatkan indikator APK dan APM PT.

Page 27: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

22

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 28: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

23

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Sumatera Utara adalah 258 dengan rincian 33 universitas (12,79%), 3 institut (1,16%), 86 sekolah tinggi (33,33%), 120 akademi (46,51%), dan 16 politeknik

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 29: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

24

(6,20%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah akademi dan terkecil adalah institut. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 3 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 31 universitas, 3 institut, 86 sekolah tinggi, 120 akademi, dan 15 politeknik sehingga jumlahnya 255 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah akademi dan terkecil adalah institut.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sumatera Utara sebesar 66.899 orang, berada di negeri sebesar 10.484 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 56.415 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 35.387 orang atau 52,90% dan terkecil pada

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 33 12,79 3 1,16 86 33,33 120 46,51 16 6,20 258

a. Negeri 2 66,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 33,33 3

b. Swasta 31 12,16 3 1,18 86 33,73 120 47,06 15 5,88 255

2 Mahasiswa Baru 35.387 52,90 1.618 2,42 18.841 28,16 8.022 11,99 3.031 4,53 66.899

a. Negeri 9.667 92,21 0 0,00 0 0,00 0 0,00 817 7,79 10.484

b. Swasta 25.720 45,59 1.618 2,87 18.841 33,40 8.022 14,22 2.214 3,92 56.415

3 Mahasiswa 243.161 57,67 8.197 1,94 111.951 26,55 41.923 9,94 16.442 3,90 421.674

a. Negeri 40.099 87,97 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5.483 12,03 45.582

b. Swasta 203.062 53,99 8.197 2,18 111.951 29,77 41.923 11,15 10.959 2,91 376.092

4 Lulusan 23.240 53,33 1.043 2,39 12.141 27,86 5.169 11,86 1.988 4,56 43.581

a. Negeri 6.669 92,22 0 0,00 0 0,00 0 0,00 563 7,78 7.232

b. Swasta 16.571 45,59 1.043 2,87 12.141 33,40 5.169 14,22 1.425 3,92 36.349

5 Dosen 7.499 53,62 299 2,14 3.222 23,04 2.016 14,42 949 6,79 13.985

a. Negeri 2.721 89,89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 306 10,11 3.027

b. Swasta 4.778 43,60 299 2,73 3.222 29,40 2.016 18,40 643 5,87 10.958

0

50

100

150

200

250

300

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

2 0 0 0 1 3

31

3

86

120

15

255

33

3

86

120

16

258

Negeri Swasta Jumlah

Page 30: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

25

institut sebesar 1.618 orang atau 2,42%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 9.667 orang atau 92,21% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 25.720 orang atau 45,59%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 817 orang atau 7,79% dan PT swasta adalah institut sebesar 1.618 orang atau 2,87%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 421.674 orang

berada di PT negeri sebanyak 45.582 orang dan di PT swasta sebanyak 376.092 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 243.161 orang atau 57,67% dan terkecil di institut sebanyak 8.197 orang atau 1.94%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 40.099 orang atau 87,97% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 203.062 orang atau 53,99%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 5.483 orang atau 12,03% dan PT swasta adalah institut sebesar 8.197 orang atau 2,18%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

Negeri Swasta Jumlah

10.484

56.415 66.89945.582

376.092

421.674

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 31: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

26

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 43.581 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 7.232 orang dan dari PT swasta sebanyak 36.349 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 23.240 orang atau 53,33% dan terkecil pada institut sebesar 1.043 orang atau 2,39%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 6.669 orang atau 92,22% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 16.571 orang atau 45,59%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 563 orang atau 7,78% dan PT swasta adalah institut sebesar 1.043 orang atau 2,87%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 13.985 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 3.027 orang dan dari PT swasta sebanyak 10.958 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 7.499 orang atau 53,62% dan terkecil pada institut sebesar 299 orang atau 2,14%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 2.721 orang atau 89,89% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 4.778 atau 43,60%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 306 orang atau 10,11% dan PT swasta adalah institut sebesar 299 orang atau 2,73%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

Negeri Swasta Jumlah

7.232

36.349

43.581

3.027

10.95813.985

Lulusan Dosen

Page 32: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

27

Jumlah PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 258 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 3 lembaga dan PT swasta sebanyak 255 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 33 universitas atau 12,79%, 3 institut atau 1,16%, 86 sekolah tinggi atau 33,33%, 120 akademi atau 46,51%, dan 16 politeknik atau 6,20%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 31 universitas, 3 institut, 86 ST, 120 akademi, dan 15 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sumatera Utara

sebanyak 66.899 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 50.742 orang atau 75,85% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.732 orang atau 64,21% dan PT swasta sebanyak 44.010 orang atau 78,01%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 484 orang atau 0,72% dengan rincian di PT negeri sebesar 210 orang atau 2,00% dan PT swasta sebesar 274 orang atau 0,49%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 4.790 34,81 8.971 65,19 13.761 20,57

a. Negeri 1.038 45,83 1.227 54,17 2.265 21,60

b. Swasta 3.752 32,64 7.744 67,36 11.496 20,38

2 S-1 25.145 49,55 25.597 50,45 50.742 75,85

a. Negeri 2.931 43,54 3.801 56,46 6.732 64,21

b. Swasta 22.214 50,47 21.796 49,53 44.010 78,01

3 S-2 969 54,19 819 45,81 1.788 2,67

a. Negeri 563 48,83 590 51,17 1.153 11,00

b. Swasta 406 63,94 229 36,06 635 1,13

4 S-3 73 58,87 51 41,13 124 0,19

a. Negeri 73 58,87 51 41,13 124 1,18

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 151 31,20 333 68,80 484 0,72

a. Negeri 50 23,81 160 76,19 210 2,00

b. Swasta 101 36,86 173 63,14 274 0,49

6 Jumlah 31.128 46,53 35.771 53,47 66.899 100,00

a. Negeri 4.655 44,40 5.829 55,60 10.484 100,00

b. Swasta 26.473 46,93 29.942 53,07 56.415 100,00

Page 33: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

28

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 58,87% atau 73 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,13% atau 51 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 31,20% atau 151 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 68,80% atau 333 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Utara sebesar 421.674 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 322.664 orang atau 76,52% dengan rincian di PT negeri sebanyak 29.270 orang atau 6,94% dan PT swasta sebanyak 293.394 orang atau 69,58%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 537 orang atau 0,13% dengan rincian seluruhnya berada di PT negeri. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 29.526 34,14 56.961 65,86 86.487 20,51

a. Negeri 4.514 45,83 5.335 54,17 9.849 2,34

b. Swasta 25.012 32,64 51.626 67,36 76.638 18,17

2 S-1 160.832 49,85 161.832 50,15 322.664 76,52

a. Negeri 12.744 43,54 16.526 56,46 29.270 6,94

b. Swasta 148.088 50,47 145.306 49,53 293.394 69,58

3 S-2 5.150 55,71 4.095 44,29 9.245 2,19

a. Negeri 2.446 48,81 2.565 51,19 5.011 1,19

b. Swasta 2.704 63,86 1.530 36,14 4.234 1,00

4 S-3 318 59,22 219 40,78 537 0,13

a. Negeri 318 59,22 219 40,78 537 0,13

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 893 32,58 1.848 67,42 2.741 0,65

a. Negeri 217 23,72 698 76,28 915 0,22

b. Swasta 676 37,02 1.150 62,98 1.826 0,43

6 Jumlah 196.719 46,65 224.955 53,35 421.674 100,00

a. Negeri 20.239 44,40 25.343 55,60 45.582 100,00

b. Swasta 176.480 46,92 199.612 53,08 376.092 100,00

7 Penduduk 19-23 th 600.222 50,07 598.576 49,93 1.198.798

Page 34: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

29

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebanyak 59,22% atau 318 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 40,78% atau 219 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 32,58% atau 893 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 67,42% atau 1.848 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sumatera Utara sebesar 1.198.798 orang dengan rincian laki-laki sebesar 600.222 atau 50,07% lebih besar daripada perempuan sebesar 598.576 orang atau 49,93%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 3.133 34,93 5.837 65,07 8.970 20,58

a. Negeri 716 45,81 847 54,19 1.563 21,61

b. Swasta 2.417 32,63 4.990 67,37 7.407 20,38

2 S-1 16.334 49,50 16.666 50,50 33.000 75,72

a. Negeri 2.022 43,54 2.622 56,46 4.644 64,21

b. Swasta 14.312 50,47 14.044 49,53 28.356 78,01

3 S-2 649 53,90 555 46,10 1.204 2,76

a. Negeri 388 48,81 407 51,19 795 10,99

b. Swasta 261 63,81 148 36,19 409 1,13

4 S-3 50 58,82 35 41,18 85 0,20

a. Negeri 50 58,82 35 41,18 85 1,18

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 100 31,06 222 68,94 322 0,74

a. Negeri 34 23,45 111 76,55 145 2,00

b. Swasta 66 37,29 111 62,71 177 0,49

6 Jumlah 20.266 46,50 23.315 53,50 43.581 100,00

a. Negeri 3.210 44,39 4.022 55,61 7.232 100,00

b. Swasta 17.056 46,92 19.293 53,08 36.349 100,00

Page 35: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

30

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 43.581 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 33.000 orang atau 75,72% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.644 orang dan PT swasta sebanyak 28.356 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 85 orang atau 0,20% dengan rincian keseluruhannya berada di PT negeri. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 58,82% atau 50 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,18% atau 35 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 31,06% atau 100 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 68,94% atau 222 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 13.985 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-1 sebesar 6.933 orang atau 49,57% dengan rincian di PT negeri sebanyak 321 orang atau 2,30% dan PT swasta sebanyak 6.612 orang atau 47,28%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 1,43% atau 100 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,01% atau 2 orang dan PT swasta sebesar 1,42% atau 198 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen belum memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-1/D-4.

Page 36: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

31

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 77 38,50 123 61,50 200 1,43

a. Negeri 2 0,00 0 0,00 2 0,01

b. Swasta 75 37,88 123 62,12 198 1,42

2 S-1/D4 4.595 66,28 2.338 33,72 6.933 49,57

a. Negeri 321 100,00 0 0,00 321 2,30

b. Swasta 4.274 64,64 2.338 35,36 6.612 47,28

3 S-2 5.132 89,81 582 10,19 5.714 40,86

a. Negeri 1.950 99,95 1 0,05 1.951 13,95

b. Swasta 3.182 84,56 581 15,44 3.763 26,91

4 S-3 595 97,22 17 2,78 612 4,38

a. Negeri 417 99,76 1 0,24 418 2,99

b. Swasta 178 91,75 16 8,25 194 1,39

5 Spesialis 206 72,28 79 27,72 285 2,04

a. Negeri 140 100,00 0 0,00 140 1,00

b. Swasta 66 45,52 79 54,48 145 1,04

6 Profesi 226 93,78 15 6,22 241 1,72

a. Negeri 195 100,00 0 0,00 195 1,39

b. Swasta 31 67,39 15 32,61 46 0,33

7 Jumlah 10.831 77,45 3.154 22,55 13.985 100,00

a. Negeri 3.025 99,93 2 0,07 3.027 21,64

b. Swasta 7.806 71,24 3.152 28,76 10.958 78,36

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

1 Tidak layak 4.672 43.14 2.461 78.03 7.133 51.00

a. Negeri 323 10.68 0 0.00 323 10.67

b. Swasta 4.349 55.71 2.461 78.08 6.810 62.15

2 Layak 6.159 56.86 693 21.97 6.852 49.00

Negeri 2.702 89.32 2 100.00 2.704 89.33

Swasta 3.457 44.29 691 21.92 4.148 37.85

3 Jumlah 10.831 100.00 3.154 100.00 13.985 100.00

Negeri 3.025 27.93 2 0.06 3.027 21.64

Swasta 7.806 72.07 3.152 99.94 10.958 78.36

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 37: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

32

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 6.852 orang atau 49,00% lebih kecil jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 7.133 orang atau 51,00%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 89,33% atau 2.704 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 37,85% atau 4.148 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan

Page 38: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

33

pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.634 dengan rincian di negeri sebesar 15.194 orang dan di swasta sebesar 1.475 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.369 dan terjarang pada akademi sebesar 349. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 20.050 dan terjarang pada politeknik sebesar 5.483 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 6.550 dan terjarang pada akademi sebesar 349.

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sumatera Utara,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7.369 2.732 1.302 349 1.028 1.634

a. Negeri 20.050 0 0 0 5.483 15.194

b. Swasta 6.550 2.732 1.302 349 731 1.475

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

20.050

0 0 0

5.483

15.194

6.550

2.7321.302

349 7311.475

7.369

2.7321.302 349 1.028

1.634

Negeri Swasta Rata2

Page 39: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

34

nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0035 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 16,43 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 7,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 32.266 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 4.609 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3 Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0035 16.43 7.00 32.266 4.609

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 32 27 35 21 17 30

a. Negeri 15 0 0 0 18 15

b. Swasta 42 27 35 21 17 34

2 Rasio Dosen per Lembaga 227 100 37 17 59 54

a. Negeri 1.361 0 0 0 306 1.009

b. Swasta 154 0 37 17 43 43

3 Angka Produktivitas 9,56 12,72 10,84 12,33 12,09 10,34

a. Negeri 16,63 0,00 0,00 0,00 10,27 15,87

b. Swasta 8,16 12,72 10,84 12,33 13,00 9,66

Page 40: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

35

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sumatera Utara di mana rata-rata seorang dosen melayani 30 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 15 mahasiswa jauh lebih rendah dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 15 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 42 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 18 dan PT swasta sebesar 17 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 10,30 10,36 10,34 -0,06 1,01

a. S-0 10,61 10,25 10,37 0,36 0,97

b. S-1 10,16 10,30 10,23 -0,14 1,01

c. S-2 12,60 13,55 13,02 -0,95 1,08

d. S-3 15,86 15,87 15,87 0,00 1,00

e. Negeri 15,86 15,87 15,87 -0,01 1,00

f. Swasta 9,66 9,67 9,66 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 6.159 56,86 693 21,97 49,00

a. Negeri 2.702 89,32 2 100,00 89,33

b. Swasta 3.457 44,29 691 21,92 37,85

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

15

0 0 0

1815

42

27

35

21

17

3432

27

35

21

17

30

Negeri Swasta Rata2

Page 41: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

36

diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sumatera Utara sebesar 54 dengan rincian PT negeri sebesar 1.009 atau 23,48 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 43. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 227 dan terkecil pada akademi sebesar 17. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.361 dan terkecil politeknik sebesar 306 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 154 dan akademi yang terkecil sebesar 17. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 10,34% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 15,87% lebih besar daripada PT swasta sebesar 9,66%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 9,56 dan terkecil pada ST sebesar 10,84. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 1,64% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

227

10037 17

59 54

1.361

0 0 0

306

1.009

154

0 37 17 43 43

Negeri Swasta Rata2

Page 42: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

37

Grafik 7 Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 10,30% lebih kecil daripada perempuan sebesar 10,36%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,06% dengan indeks paritas gender 1,01 yang berarti hampir setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 1,08% namun yang terendah pada S-0 sebesar 0,97%. Perbedaan gender program S-0 sebesar -0,06% dengan indeks paritas gender sebesar 1,01 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 0.00% dan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 49,00%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 89,33% lebih baik daripada PT swasta sebesar 37,85%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 56,86% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 21,97%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 89,32% lebih buruk jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 100,00% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 44,29% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 21,92%.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

10,30

15,86

9,66

10,6110,16

12,60

15,86

10,36

15,87

9,6710,25

10,30

13,55

15,87

10,34

15,87

9,6610,37 10,23

13,02

15,87

Laki2 Perempuan Rata2

Page 43: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

38

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -4,81 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar -4,81% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,15 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Tetap TT Tetap+TT

56.86

21.97

49.00

89.32

100.00

89.33

44.29

21.92

37.85

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 32,77 37,58 35,17 -4,81 1,15

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 83,51 100,00 100,00 100,00 66,65 89,19

Page 44: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

39

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 89,19% yang berarti sebanyak 89,19% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka institut, ST, dan akademi terbesar atau 100,00% dan terkecil politeknik sebesar 66,65%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada institut, akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 83,51% dan politeknik sebesar 66,65%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (83,51%) yang terbesar diikuti politeknik (66,65%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 35,17% yang berarti sebanyak 35,17% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 3,80% dan PT swasta sebesar 31,37%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 20,28% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,37%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 3,34% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,46%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 16,94% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,91%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

-5.00

-4.00

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

PG APK IPG APK

-4.81

1.15

Page 45: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

40

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 34,38% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 18,19% dan terkecil pada institut sebesar 0,83%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 5,39% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 28,99%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 4,97% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,42%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 13,22% dan terkecil pada institut sebesar 0,83%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

AM PT di provinsi Sumatera Utara lebih dari 100% karena banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai baik sehingga banyak lulusan Sekolah Menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di wilayah provinsi Sumatera Utara.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 20.28 0.68 9.34 3.50 1.37 35.17

a. Negeri 3.34 - - - 0.46 3.80

b. Swasta 16.94 0.68 9.34 3.50 0.91 31.37

2 AM ke PT 18.19 0.83 9.68 4.12 1.56 34.38

a. Negeri 4.97 0.00 0.00 0.00 0.42 5.39

b. Swasta 13.22 0.83 9.68 4.12 1.14 28.99

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

20.28

0.68

9.34

3.50 1.37

35.17

18.19

0.83

9.68

4.12 1.56

34.38

APK AM PT

Page 46: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

41

tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 81,72, keterjangkauan layanan sebesar 54,22, kualitas layanan sebesar 56,86, kesetaraan layanan sebesar 94,13, dan kepastian layanan sebesar 67,19. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 70,83. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.634 2.000 81,72 PRATAMA

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 4.609 8.500 54,22 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 30 25 82,91

R-D/L dosen 54 100 54,21

Aproduk % 10,34 25 41,34

%DL % 49,00 100 49,00

Kualitas Layanan 56,86 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -4,81 0 95,19

IPG APK Indeks 1,15 1 87,21

%MhsSwt % 89,19 75 100,00

Kesetaraan Layanan 94,13 UTAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 35,17 30 100,00

AM PT % 34,38 100 34,38

Kepastian Layanan 67,19 KURANG

70,83 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 47: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

42

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 dan K-1 yang terbaik masing-masing sebesar 94,13 dan 81,72 sedangkan misi K-2, K-3, dan K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 54,22, 56,86, dan 67,19 sedangkan kinerja PT sebesar 70,83. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kualitas layanan (misi K-3), dan kepastian layanan karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) dan ketersediaan layanan (misi K-1) perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena belum mencapai 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 94,13, berarti termasuk kategori utama dan misi K-1 juga sebesar 81,72 termasuk kategori pratama. Sebaliknya, misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 54,22 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-3 sebesar 56,86 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sumatera Utara sebesar 70,83 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sumatera Utara sebesar 70,83 termasuk kategori kurang.

Hal ini disebabkan karena misi K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 54,22, 56,86, dan 67,19.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kepastian (misi K-5), perlu memperhatikan faktor AM PT.

Page 48: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

43

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SUMATERA BARAT

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari

Page 49: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

44

dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Sumatera Barat adalah 114 dengan rincian 9 universitas (7,89%), 3 institut (2,63%), 56 sekolah tinggi (49,12%), 42 akademi (36,84%), dan 4 politeknik (3,51%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 50: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

45

terkecil adalah institut. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas, 1 institut, dan 2 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 5 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 7 universitas, 2 institut, 56 sekolah tinggi, 42 akademi, dan 2 politeknik sehingga jumlahnya 109 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah institut sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah institut dan politeknik.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sumatera Barat sebesar 34.002 orang, berada di negeri sebesar 19.006 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 14.996 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 23.164 orang atau 68,13% dan terkecil pada institut sebesar 601 orang atau 1,77%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 17.290 orang atau 90,97% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 5.874 orang atau

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 9 7,89 3 2,63 56 49,12 42 36,84 4 3,51 114

a. Negeri 2 40,00 1 20,00 0 0,00 0 0,00 2 40,00 5

b. Swasta 7 6,42 2 1,83 56 51,38 42 38,53 2 1,83 109

2 Mahasiswa Baru 23.164 68,13 601 1,77 7.381 21,71 1.389 4,09 1.467 4,31 34.002

a. Negeri 17.290 90,97 333 1,75 0 0,00 0 0,00 1.383 7,28 19.006

b. Swasta 5.874 39,17 268 1,79 7.381 49,22 1.389 9,26 84 0,56 14.996

3 Mahasiswa 95.783 59,27 3.392 2,10 47.725 29,53 8.751 5,41 5.960 3,69 161.611

a. Negeri 60.970 89,82 1.284 1,89 0 0,00 0 0,00 5.624 8,29 67.878

b. Swasta 34.813 37,14 2.108 2,25 47.725 50,92 8.751 9,34 336 0,36 93.733

4 Lulusan 15.508 68,10 399 1,75 4.975 21,85 896 3,93 995 4,37 22.773

a. Negeri 11.725 89,43 226 1,72 220 1,68 0 0,00 940 7,17 13.111

b. Swasta 3.783 39,15 173 1,79 4.755 49,21 896 9,27 55 0,57 9.662

5 Dosen 3.630 56,32 278 4,31 1.693 26,27 406 6,30 438 6,80 6.445

a. Negeri 2.429 79,20 218 7,11 0 0,00 0 0,00 420 13,69 3.067

b. Swasta 1.201 35,55 60 1,78 1.693 50,12 406 12,02 18 0,53 3.378

0

20

40

60

80

100

120

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

2 1 0 0 2 572

56

42

2

109

93

56

42

4

114

Negeri Swasta Jumlah

Page 51: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

46

39,17%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah insitut sebesar 333 orang atau 1,75% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 84 orang atau 0,56%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Barat sebanyak 161.611 orang berada di PT negeri sebanyak 67.878 orang dan di PT swasta sebanyak 93.733 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 95.783 orang atau 59,27% dan terkecil di institut sebanyak 3.392 orang atau 2,10%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 60.670 orang atau 89,82% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 34.813 orang atau 37,14%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah institut sebesar 1.284 orang atau 1,89% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 336 orang atau 0,36%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

Negeri Swasta Jumlah

19.006 14.996

34.002

67.878

93.733

161.611

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Negeri Swasta Jumlah

13.111

9.662

22.773

3.067 3.378

6.445

Lulusan Dosen

Page 52: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

47

Jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Barat sebanyak 22.773 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 13.111 orang dan dari PT swasta sebanyak 9.662 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 15.508 orang atau 89,43% dan terkecil pada institut sebesar 399 orang atau 1,75%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 11.725 orang atau 89,43% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 4.755 orang atau 49,21%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah sebesar sekolah tinggi orang atau 1,68% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 55 orang atau 0,57%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sumtatera Barat sebanyak 6.445 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 3.630 orang dan dari PT swasta sebanyak 3.07 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar universitasc3.630 orang atau 56,32% dan terkecil pada institut sebesar 399 orang atau 1,75%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 2.429 orang atau 79,20% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.201 atau 35,55%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada institut sebesar 218 orang atau 7,11% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 18 orang atau 0,53%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Sumatera Barat sebanyak 114 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 5 lembaga dan PT swasta sebanyak 109 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 9 universitas atau 7,89%, 3 institut atau 2,63%, 56 sekolah tinggi atau 49,12%, 42 akademi atau 36,84%, dan 4 politeknik atau 3,51%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas, 1 institut dan 2 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 7 universitas, 2 institut, 56 ST,42 akademi, dan 2 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau

Page 53: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

48

pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sumatera Barat

sebanyak 34.002 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 26.427 orang atau 77,72% dengan rincian di PT negeri sebanyak 14.901 orang atau 78,40% dan PT swasta sebanyak 11.526 orang atau 76,86%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 455 orang atau 1,33% dengan rincian di PT negeri sebesar 253 orang atau 1,33% dan PT swasta sebesar 200 orang atau 1,33%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 53,52% atau 38 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 46,48% atau 33 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 26,05 atau 118 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 73,95% atau 335 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 2.355 41,51 3.319 58,49 5.674 16,69

a. Negeri 1.634 61,20 1.036 38,80 2.670 14,05

b. Swasta 721 24,00 2.283 76,00 3.004 20,03

2 S-1 12.380 46,85 14.047 53,15 26.427 77,72

a. Negeri 7.200 48,32 7.701 51,68 14.901 78,40

b. Swasta 5.180 44,94 6.346 55,06 11.526 76,86

3 S-2 694 50,40 683 49,60 1.377 4,05

a. Negeri 508 45,72 603 54,28 1.111 5,85

b. Swasta 186 69,92 80 30,08 266 1,77

4 S-3 38 53,52 33 46,48 71 0,21

a. Negeri 38 53,52 33 46,48 71 0,37

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 118 26,05 335 73,95 453 1,33

a. Negeri 73 28,85 180 71,15 253 1,33

b. Swasta 45 22,50 155 77,50 200 1,33

6 Jumlah 15.585 45,84 18.417 54,16 34.002 100,00

a. Negeri 9.453 49,74 9.553 50,26 19.006 100,00

b. Swasta 6.132 40,89 8.864 59,11 14.996 100,00

Page 54: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

49

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Barat sebesar 161.611 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 125.257 orang atau 77,51% dengan rincian di PT negeri sebanyak 53.216 orang atau 32,93% dan PT swasta sebanyak 72.041 orang atau 44,58%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 5.631 orang atau 3,48% dengan rincian di PT negeri sebesar 3.968 orang atau 2,46% dan PT swasta sebesar 1.663 orang atau 1,03%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-3 sebanyak 53,17% atau 134 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 46,83% atau 118 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 25,16% atau 544 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 74,84% atau 1.618 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 10.339 36,52 17.970 63,48 28.309 17,52

a. Negeri 5.835 61,20 3.700 38,80 9.535 5,90

b. Swasta 4.504 23,99 14.270 76,01 18.774 11,62

2 S-1 58.092 46,38 67.165 53,62 125.257 77,51

a. Negeri 25.714 48,32 27.502 51,68 53.216 32,93

b. Swasta 32.378 44,94 39.663 55,06 72.041 44,58

3 S-2 2.975 52,83 2.656 47,17 5.631 3,48

a. Negeri 1.813 45,69 2.155 54,31 3.968 2,46

b. Swasta 1.162 69,87 501 30,13 1.663 1,03

4 S-3 134 53,17 118 46,83 252 0,16

a. Negeri 134 53,17 118 46,83 252 0,16

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 544 25,16 1.618 74,84 2.162 1,34

a. Negeri 260 28,67 647 71,33 907 0,56

b. Swasta 284 22,63 971 77,37 1.255 0,78

6 Jumlah 72.084 44,60 89.527 55,40 161.611 100,00

a. Negeri 33.756 49,73 34.122 50,27 67.878 100,00

b. Swasta 38.328 40,89 55.405 59,11 93.733 100,00

7 Penduduk 19-23 th 199.500 49,38 204.470 50,62 403.970

Page 55: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

50

kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sumatera Barat sebesar 403.970 orang dengan rincian laki-laki sebesar 199.500 atau 49,38 % lebih kecil daripada perempuan sebesar 204.470 orang atau 50,62%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Barat sebanyak

22.773 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 17.705 orang atau 77,75 % dengan rincian di PT negeri sebanyak 10.279 orang dan PT swasta sebanyak 7.426 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 49 orang atau 0,22% dengan rincian hanya PT negeri sebesar 49 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.591 42,12 2.186 57,88 3.777 16,59

a. Negeri 1.127 61,18 715 38,82 1.842 14,05

b. Swasta 464 23,98 1.471 76,02 1.935 20,03

2 S-1 8.305 46,91 9.400 53,09 17.705 77,75

a. Negeri 4.967 48,32 5.312 51,68 10.279 78,40

b. Swasta 3.338 44,95 4.088 55,05 7.426 76,86

3 S-2 469 50,05 468 49,95 937 4,11

a. Negeri 350 45,69 416 54,31 766 5,84

b. Swasta 119 69,59 52 30,41 171 1,77

4 S-3 26 53,06 23 46,94 49 0,22

a. Negeri 26 53,06 23 46,94 49 0,37

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 79 25,90 226 74,10 305 1,34

a. Negeri 50 28,57 125 71,43 175 1,33

b. Swasta 29 22,31 101 77,69 130 1,35

6 Jumlah 10.470 45,98 12.303 54,02 22.773 100,00

a. Negeri 6.520 49,73 6.591 50,27 13.111 100,00

b. Swasta 3.950 40,88 5.712 59,12 9.662 100,00

Page 56: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

51

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 53,06% atau 26 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 46,94% atau 23 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 25,90% atau 79 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 74,10% atau 226 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Sumatera Barat sebanyak 6.445 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 3.540 orang atau 54,93% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.996 orang atau 30,97% dan PT swasta sebanyak 1.544 orang atau 23,96%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,48% atau 31 orang dengan rincian tidak terdapat di PT negerisedangkan di PT swasta sebesar 0,48% atau 31 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 15 48,39 16 51,61 31 0,48

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 15 48,39 16 51,61 31 0,48

2 S-1/D-4 1.574 80,68 377 19,32 1.951 30,27

a. Negeri 359 100,00 0 0,00 359 5,57

b. Swasta 1.215 76,32 377 23,68 1.592 24,70

3 S-2 3.389 95,73 151 4,27 3.540 54,93

a. Negeri 1.991 99,75 5 0,25 1.996 30,97

b. Swasta 1.398 90,54 146 9,46 1.544 23,96

4 S-3 642 99,07 6 0,93 648 10,05

a. Negeri 542 100,00 0 0,00 542 8,41

b. Swasta 100 94,34 6 5,66 106 1,64

5 Spesialis 151 81,18 35 18,82 186 2,89

a. Negeri 94 93,07 7 6,93 101 1,57

b. Swasta 57 67,06 28 32,94 85 1,32

6 Profesi 70 78,65 19 21,35 89 1,38

a. Negeri 56 81,16 13 18,84 69 1,07

b. Swasta 14 70,00 6 30,00 20 0,31

7 Jumlah 5.841 90,63 604 9,37 6.445 100,00

a. Negeri 3.042 99,18 25 0,82 3.067 47,59

b. Swasta 2.799 82,86 579 17,14 3.378 52,41

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 57: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

52

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 4.463 orang atau

69,25% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 1.982 orang atau 30,75%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 88,29% atau 2.708 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 51,95% atau 1.755 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

1 Tidak layak 1.589 27,20 393 65,07 1.982 30,75

a. Negeri 359 11,80 0 0,00 359 11,71

b. Swasta 1.230 43,94 393 67,88 1.623 48,05

2 Layak 4.252 72,80 211 34,93 4.463 69,25

Negeri 2.683 88,20 25 100,00 2.708 88,29

Swasta 1.569 56,06 186 32,12 1.755 51,95

3 Jumlah 5.841 100,00 604 100,00 6.445 100,00

Negeri 3.042 52,08 25 4,14 3.067 47,59

Swasta 2.799 47,92 579 95,86 3.378 52,41

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 58: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

53

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1,418 dengan rincian di negeri sebesar 13,576 orang dan di swasta sebesar 800 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 10,643 dan terjarang pada akademi sebesar 208 Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 30,485 dan terjarang pada institut sebesar 1,284 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 4,973 dan terjarang pada akademi sebesar 168.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 10.643 1.131 852 208 1.490 1.418

a. Negeri 30.485 1.284 0 0 2.812 13.576

b. Swasta 4.973 1.054 852 208 168 860

Page 59: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

54

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0027 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 9,62 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 5,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 18.887 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 3.777 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

30.485

1.2840 0

2.812

13.576

4.973

1.054 852 208 168 860

10.643

1.131 852 208 1.4901.418

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

Daerah terjangkau 0,0027 9,62 5,00 18.887 3.777

Kepadatan Daerah terjangkauIndikator

Page 60: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

55

bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 26 12 28 22 14 25

a. Negeri 25 6 0 0 13 22

b. Swasta 29 35 28 22 19 28

2 Rasio Dosen per Lembaga 403 93 30 10 110 57

a. Negeri 1.215 218 0 0 210 613

b. Swasta 172 0 30 10 9 31

3 Angka Produktivitas 16,19 11,76 10,42 10,24 16,69 14,09

a. Negeri 19,23 17,60 0,00 0,00 16,71 19,32

b. Swasta 10,87 8,21 9,96 10,24 16,37 10,31

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 14,52 13,74 14,09 0,78 0,95

a. S-0 15,39 12,16 13,34 3,22 0,79

b. S-1 14,30 14,00 14,13 0,30 0,98

c. S-2 15,76 17,62 16,64 -1,86 1,12

d. S-3 19,31 19,30 19,30 0,00 1,00

e. Negeri 19,32 19,32 19,32 0,00 1,00

f. Swasta 10,31 10,31 10,31 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 4.252 72,80 211 34,93 69,25

a. Negeri 2.683 88,20 25 100,00 88,29

b. Swasta 1.569 56,06 186 32,12 51,95

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

25

6

0 0

13

22

29

35

28

22

19

2826

12

28

22

14

25

Negeri Swasta Rata2

Page 61: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

56

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sumatera Barat di mana rata-rata seorang dosen melayani 25 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 22 mahasiswa atau lebih sedikit dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 25 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 29 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 13 dan PT swasta sebesar 19 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sumatera Barat sebesar 57 dengan rincian PT negeri sebesar 613 atau 19,79 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 31. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 1.215 dan terkecil pada politeknik sebesar 210. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.215 dan terkecil politeknik sebesar 210 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 172 dan politeknik yang terkecil sebesar 9. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

403

9330 10

11057

1.215

218

0 0

210

613

172

0 30 10 9 31

Negeri Swasta Rata2

Page 62: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

57

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 14,09% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 19,32% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,31%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 16,19 dan terkecil pada akademi sebesar 10,24. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 19,32% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 14,52% lebih besar daripada perempuan sebesar 13,74%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,78% dengan indeks paritas gender 0,95 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 19,30% namun yang terendah pada S-0 sebesar 13,34%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 3,22% dengan indeks paritas gender sebesar 0,79 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 0% dan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

14,52

19,32

10,31

15,3914,30

15,76

19,31

13,74

19,32

10,31

12,16 14,00

17,62

19,30

14,09

19,32

10,31

13,34

14,13

16,64

19,30

Laki2 Perempuan Rata2

Page 63: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

58

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 69,25%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 88,29% lebih baik daripada PT swasta sebesar 51,95%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 72,80% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 34,93%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 88,20% atau tidak lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 100% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 56,06% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 32,12%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -7,65 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 7,65% dengan perempuan lebih besar daripada

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Tetap TT Tetap+TT

72,80

34,93

69,25

88,20

100,00

88,29

56,06

32,12

51,95

Rata2 Negeri Swasta

Page 64: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

59

laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,21 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 58,00% yang berarti sebanyak 58% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka sekolah tinggi dan akademi terbesar atau 100% dan terkecil politeknik sebesar 5,64%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 36,35% dan institut sebesar 62,15%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada politeknik (94,36%) yang terbesar diikuti politeknik (63,65%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 40,01% yang berarti sebanyak 40,01% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 16,80% dan PT swasta sebesar 23,20. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 23,71% dan terkecil

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 36,13 43,78 40,01 -7,65 1,21

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 36,35 62,15 100,00 100,00 5,64 58,00

-8,00

-7,00

-6,00

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

PG APK IPG APK

-7,65

1,21

Page 65: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

60

pada institut sebesar 0,84%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 15,09% dan terkecil pada institut sebesar 0,32%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 8,62% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,08%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 56,01% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 38,16% dan terkecil pada institut sebesar 0,99%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 31,31% lebih besar daripada PT swasta sebesar 24,70%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 28,48% dan terkecil pada institut sebesar 0,55%. AM PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 12,16% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,14%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 23,71 0,84 11,81 2,17 1,48 40,01

a. Negeri 15,09 0,32 - - 1,39 16,80

b. Swasta 8,62 0,52 11,81 2,17 0,08 23,20

2 AM ke PT 38,16 0,99 12,16 2,29 2,42 56,01

a. Negeri 28,48 0,55 0,00 0,00 2,28 31,31

b. Swasta 9,68 0,44 12,16 2,29 0,14 24,70

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

23,71

0,84

11,81

2,17 1,48

40,01 38,16

0,99

12,16

2,29 2,42

56,01

APK AM PT

Page 66: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

61

indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 70,88, keterjangkauan layanan sebesar 44,44, kualitas layanan sebesar 70,46, kesetaraan layanan sebesar 84,07, dan kepastian layanan sebesar 78,01. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 69,57. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi belum mencapai 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.418 2.000 70,88 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 3.777 8.500 44,44 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 25 25 99,70

R-D/L dosen 57 100 56,54

Aproduk % 14,09 25 56,36

%DL % 69,25 100 69,25

Kualitas Layanan 70,46 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -7,65 0 92,35

IPG APK Indeks 1,21 1 82,52

%MhsSwt % 58,00 75 77,33

Kesetaraan Layanan 84,07 PRATAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 40,01 30 100,00

AM PT % 56,01 100 56,01

Kepastian Layanan 78,01 KURANG

69,57 KURANGKinerja PT

- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 67: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

62

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 dan K-5 yang terbaik masing-masing sebesar 84,07 dan 78,01 sedangkan misi K-2 yang terburuk karena hanya mencapai 44,44 sedangkan kinerja PT sebesar 69,57. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kualitas layanan (misi K-3) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, ketersediaan layanan (misi K-1) dan kepastian layanan (misi K-5) perlu dipertahankan karena telah mencapai 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 84,07, berarti termasuk kategori pratama dan misi K-5 juga sebesar 78,01 termasuk kategori kurang. Sebaliknya, misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 44,44 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-1 sebesar 70,88 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sumatera Barat sebesar 69,57 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sumatera Barat sebesar 69,57 termasuk kategori kurang,

Hal ini disebabkan karena misi K-2, K-3, dan K-4 termasuk kategori kurang, Oleh karena itu, misi K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 44,44%, 70,46%, dan 78,01%.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 68: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

63

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI RIAU

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi(Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K.Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah

Page 69: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

64

terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga.Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 70: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

65

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Riau adalah 78 dengan rincian 7 universitas (8.97%), 36 sekolah tinggi (46.15%), 32 akademi (41.03%), dan 3 politeknik (3.85%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 2 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 6 universitas, 36 sekolah tinggi, 32 akademi, dan dan 2 politeknik sehingga jumlahnya 78 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 7 8.97 0 0.00 36 46.15 32 41.03 3 3.85 78

a. Negeri 1 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 50.00 2

b. Swasta 6 7.89 0 0.00 36 47.37 32 42.11 2 2.63 76

2 Mahasiswa Baru 16,349 80.16 0 0.00 2,711 13.29 859 4.21 477 2.34 20,396

a. Negeri 11,125 98.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 227 2.00 11,352

b. Swasta 5,224 57.76 0 0.00 2,711 29.98 859 9.50 250 2.76 9,044

3 Mahasiswa 81,518 69.61 0 0.00 26,585 22.70 6,478 5.53 2,530 2.16 117,111

a. Negeri 40,614 97.28 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1,136 2.72 41,750

b. Swasta 40,904 54.28 0 0.00 26,585 35.28 6,478 8.60 1,394 1.85 75,361

4 Lulusan 11,564 81.55 0 0.00 1,747 12.32 553 3.90 316 2.23 14,180

a. Negeri 8,197 98.13 0 0.00 0 0.00 0 0.00 156 1.87 8,353

b. Swasta 3,367 57.78 0 0.00 1,747 29.98 553 9.49 160 2.75 5,827

5 Dosen 2,475 63.04 0 0.00 907 23.10 392 9.98 152 3.87 3,926

a. Negeri 1,168 94.65 0 0.00 0 0.00 0 0.00 66 5.35 1,234

b. Swasta 1,307 48.55 0 0.00 907 33.69 392 14.56 86 3.19 2,692

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 1 26

0

3632

2

76

7

0

3632

3

78Negeri Swasta Jumlah

Page 71: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

66

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Riau sebesar 20.396 orang, berada di negeri sebesar 11.352 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 9.044 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru Universitas yang terbesar sebesar 16.349 orang atau 80,16% dan terkecil pada politeknik sebesar 477 orang atau 2,34%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 11.125 orang atau 98,00% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 5.224 orang atau 57,76%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 227 orang atau 2% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 250 orang atau 2,76%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Riau sebanyak 117.111 orang berada di PT

negeri sebanyak 41.750 orang dan di PT swasta sebanyak 75.361 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 81.518 orang atau 69,61% dan terkecil di politeknik sebanyak 2.530 orang atau 2,16%.Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 40.614 orang atau 97,28% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 40.904 orang atau 54,28%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 1.136 orang atau 2,72% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 1.394 orang atau 1,85%.Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Negeri Swasta Jumlah

11,352 9,044

20,396

41,750

75,361

117,111

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 72: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

67

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Riau sebanyak 14.180 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 8.353 orang dan dari PT swasta sebanyak 5.827 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 8.197 orang atau 98,13% dan terkecil pada politeknik sebesar 316 orang atau 2,23%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 8.197 orang atau 98,13% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.367 orang atau 57,78%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 156 orang atau 1,87% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 160 orang atau 2,75%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Riau sebanyak 3.9626 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.234 orang dan dari PT swasta sebanyak 2.692 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 2.475 orang atau 63,04% dan terkecil pada politeknik sebesar 152 orang atau 3,87%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.168 orang atau 94.65% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.307 atau 48,55%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 66 orang atau 53,35% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 86 orang atau 3,19%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

Negeri Swasta Jumlah

8,353

5,827

14,180

1,234

2,692

3,926

Lulusan Dosen

Page 73: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

68

Jumlah PT provinsi Riau sebanyak 78 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 76 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 7 universitas atau 8,97%, 36 sekolah tinggi atau 46,15%, 32 akademi atau 41,03%, dan 3 politeknik atau 3,85%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 6 universitas, 36 ST, 32 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Riau sebanyak 20.396 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 17.424 orang atau 85,43% dengan rincian di PT negeri sebanyak 9.985 orang atau 87,96% dan PT swasta sebanyak 7.439 orang atau 82,25%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 16 orang atau 0,08% yang ada di PT negeri. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 78,26% atau 18 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 21,74% atau 5 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 31,25% atau 5 orang jika dibandingkan

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 933 41,14 1.335 58,86 2.268 11,12

a. Negeri 490 65,16 262 34,84 752 6,62

b. Swasta 443 29,22 1.073 70,78 1.516 16,76

2 S-1 8.797 50,49 8.627 49,51 17.424 85,43

a. Negeri 4.675 46,82 5.310 53,18 9.985 87,96

b. Swasta 4.122 55,41 3.317 44,59 7.439 82,25

3 S-2 410 61,65 255 38,35 665 3,26

a. Negeri 351 60,94 225 39,06 576 5,07

b. Swasta 59 66,29 30 33,71 89 0,98

4 S-3 18 78,26 5 21,74 23 0,11

a. Negeri 18 78,26 5 21,74 23 0,20

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 5 31,25 11 68,75 16 0,08

a. Negeri 5 31,25 11 68,75 16 0,14

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 10.163 49,83 10.233 50,17 20.396 100,00

a. Negeri 5.539 48,79 5.813 51,21 11.352 100,00

b. Swasta 4.624 51,13 4.420 48,87 9.044 100,00

Page 74: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

69

dengan perempuan sebesar 68,75% atau 11 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Riau sebesar 111.839 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 93.751 orang atau 83,83% dengan rincian di PT negeri sebanyak 31.766 orang atau 28,40% dan PT swasta sebanyak 61.985 orang atau 55,42%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 54 orang atau 0,05% dengan rincian hanya di PT negeri. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-3 sebanyak 77,78% atau 63 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 22,22% atau 18 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 29,63% atau 16 orang dan lebih kecil jika

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 5.381 35,35 9.842 64,65 15.223 13,61

a. Negeri 1.688 65,12 904 34,88 2.592 2,32

b. Swasta 3.693 29,24 8.938 70,76 12.631 11,29

2 S-1 49.044 52,31 44.707 47,69 93.751 83,83

a. Negeri 14.700 46,28 17.066 53,72 31.766 28,40

b. Swasta 34.344 55,41 27.641 44,59 61.985 55,42

3 S-2 1.703 62,38 1.027 37,62 2.730 2,44

a. Negeri 1.211 61,01 774 38,99 1.985 1,77

b. Swasta 492 66,04 253 33,96 745 0,67

4 S-3 63 77,78 18 22,22 81 0,07

a. Negeri 63 77,78 18 22,22 81 0,07

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 16 29,63 38 70,37 54 0,05

a. Negeri 16 29,63 38 70,37 54 0,05

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 56.207 50,26 55.632 49,74 111.839 100,00

a. Negeri 17.678 48,46 18.800 51,54 36.478 100,00

b. Swasta 38.529 51,13 36.832 48,87 75.361 100,00

7 Penduduk 19-23 th 272.486 50,51 267.007 49,49 539.493

Page 75: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

70

dibandingkan dengan perempuan sebanyak 70,37% atau 38 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PTmaka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Riau sebesar 539.493 orang dengan rincian laki-laki sebesar 272.486 atau 50,51% sedikit lebih kecil daripada perempuan sebesar 267.007 orang atau 49,49%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Riau sebanyak 14.180

orang,dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 12.203 orang atau 86,06% dengan rincian di PT negeri sebanyak 7.410 orang dan PT swasta sebanyak 4.793 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 16 orang atau 0,11% dengan

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 624 41,71 872 58,29 1.496 10,55

a. Negeri 338 65,13 181 34,87 519 6,21

b. Swasta 286 29,27 691 70,73 977 16,77

2 S-1 6.157 50,45 6.046 49,55 12.203 86,06

a. Negeri 3.501 47,25 3.909 52,75 7.410 88,71

b. Swasta 2.656 55,41 2.137 44,59 4.793 82,26

3 S-2 280 61,67 174 38,33 454 3,20

a. Negeri 242 60,96 155 39,04 397 4,75

b. Swasta 38 66,67 19 33,33 57 0,98

4 S-3 12 75,00 4 25,00 16 0,11

a. Negeri 12 75,00 4 25,00 16 0,19

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 3 27,27 8 72,73 11 0,08

a. Negeri 3 27,27 8 72,73 11 0,13

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 7.076 49,90 7.104 50,10 14.180 100,00

a. Negeri 4.096 49,04 4.257 50,96 8.353 100,00

b. Swasta 2.980 51,14 2.847 48,86 5.827 100,00

Page 76: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

71

rincian hanya di PT negeri sebesar 16 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 75,00% atau 12 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 25% atau 4 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 27,27% atau 3 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 72,73% atau 8 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap.Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu< S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Riau sebanyak 3.926 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 2.091 orang atau 53,26% dengan rincian di PT negeri sebanyak 872 orang atau 22,21% dan PT swasta sebanyak 1.219 orang atau 31,05%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,76% atau 30 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,03% atau 1 orang dan PT swasta sebesar 0,74% atau 29 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi,Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 18 60,00 12 40,00 30 0,76

a. Negeri 1 0,00 0 0,00 1 0,03

b. Swasta 17 58,62 12 41,38 29 0,74

2 S-1/D-4 1.022 69,01 459 30,99 1.481 37,72

a. Negeri 156 96,30 6 3,70 162 4,13

b. Swasta 866 65,66 453 34,34 1.319 33,60

3 S-2 1.878 89,81 213 10,19 2.091 53,26

a. Negeri 856 98,17 16 1,83 872 22,21

b. Swasta 1.022 83,84 197 16,16 1.219 31,05

4 S-3 230 96,64 8 3,36 238 6,06

a. Negeri 172 100,00 0 0,00 172 4,38

b. Swasta 58 87,88 8 12,12 66 1,68

5 Spesialis 46 70,77 19 29,23 65 1,66

a. Negeri 17 100,00 0 0,00 17 0,43

b. Swasta 29 60,42 19 39,58 48 1,22

6 Profesi 18 85,71 3 14,29 21 0,53

a. Negeri 10 100,00 0 0,00 10 0,25

b. Swasta 8 72,73 3 27,27 11 0,28

7 Jumlah 3.212 81,81 714 18,19 3.926 100,00

a. Negeri 1.212 98,22 22 1,78 1.234 31,43

b. Swasta 2.000 74,29 692 25,71 2.692 68,57

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 77: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

72

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 2.415 orang atau

61,51% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 1.511 orang atau 38,49%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 86,79% atau 1.071 orang lebih kecil daripada di PT swasta sebesar 49,93% atau 1.344 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelimamisi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

1 Tidak layak 1,040 32.38 471 65.97 1,511 38.49

a. Negeri 157 12.95 6 27.27 163 13.21

b. Swasta 883 44.15 465 67.20 1,348 50.07

2 Layak 2,172 67.62 243 34.03 2,415 61.51

Negeri 1,055 87.05 16 72.73 1,071 86.79

Swasta 1,117 55.85 227 32.80 1,344 49.93

3 Jumlah 3,212 100.00 714 100.00 3,926 100.00

Negeri 1,212 37.73 22 3.08 1,234 31.43

Swasta 2,000 62.27 692 96.92 2,692 68.57

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 78: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

73

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta.Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.501 dengan rincian di negeri sebesar 20.875 orang dan di swasta sebesar 992 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 11.645 dan terjarang pada akademi sebesar 202. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 40.614 dan terjarang pada politeknik sebesar 1.136 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 6.817 dan terjarang pada akademi sebesar 202.

Page 79: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

74

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0009 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 6,20 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 12.177 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 6.089 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

40,614

0 0 0 1,136

20,875

6,817

0 738 202 697 992

11,645

0 738 202 8431,501

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0009 6.20 2.00 12,177 6,089

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 80: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

75

bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentasedosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 12,59 12,77 12,11 -0,18 1,01

a. S-0 11,60 8,86 9,83 2,74 0,76

b. S-1 12,55 13,52 13,02 -0,97 1,08

c. S-2 16,44 16,94 16,63 -0,50 1,03

d. S-3 19,05 22,22 19,75 -3,17 1,17

e. Negeri 23,17 22,64 20,01 0,53 0,98

f. Swasta 7,73 7,73 7,73 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 2.172 67,62 243 34,03 61,51

a. Negeri 1.055 87,05 16 72,73 86,79

b. Swasta 1.117 55,85 227 32,80 49,93

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

35

0 0 0

17

3431

0

29

17 16

28

33

0

29

17 17

30

Negeri Swasta Rata2

Page 81: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

76

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Riau di mana rata-rata seorang dosen melayani 30 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 34 mahasiswa jauh lebih tinggidibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 35 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 31 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 17 dan PT swasta sebesar 16 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Riau sebesar 50 dengan rincian PT negeri sebesar 617 atau 17.419 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 35. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 354 dan terkecil pada akademi sebesar 12. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.168 dan terkecil politeknik sebesar 66, sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 218 dan akademiyang terkecil sebesar 12. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk

0

200

400

600

800

1,000

1,200

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

354

0 25 1251 50

1,168

0 0 066

617

218

0 25 12 43 35

Negeri Swasta Rata2

Page 82: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

77

setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 12,11% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 20,01% lebih besar daripada PT swasta sebesar 7,73%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 14,19 dan terkecil pada ST sebesar 6,57. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 20,01% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 12,59% sedikit lebih kecil daripada perempuan sebesar 12,77%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0.18% dengan indeks paritas gender 1,01 yang berarti mendekati setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 19,75% namun yang terendah pada S-0 sebesar 9,83%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 2,74% dengan indeks paritas gender sebesar 0,76 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar -3,17% dan indeks paritas gender sebesar 1,17 berarti belum setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 61,51%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 86,79% lebih baik daripada PT swasta sebesar 49,93%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 67,62% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 37,03%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 87,05% lebih baik jika dibandingkan dengan

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

12,59

23,17

7,73

11,6012,55

16,44

19,05

12,77

22,64

7,738,86

13,52

16,94

22,22

12,11

20,01

7,73

9,83

13,02

16,63

19,75

Laki2 Perempuan Rata2

Page 83: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

78

dosen tidak tetap sebesar 72,73% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 55,85% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 49,93%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt).Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -0,21yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 1,01% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,01 yang berarti mendekati setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Tetap TT Tetap+TT

67.62

34.03

61.51

87.05

72.73

86.79

55.85

32.80

49.93

Rata2 Negeri Swasta

Page 84: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

79

Tabel 12 Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4

Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Grafik 9

PG APK dan IPG APKPerguruan Tinggi Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 64.35% yang berarti

sebanyak 64,35% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST dan akademi terbesar masing-masing 100% dan terkecil universitas sebesar 50,18%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 50,18%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (50,18%) yang terbesar diikuti politeknik (55,10%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 21,71% yang berarti sebanyak 21,71% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 7,74% dan PT swasta sebesar 13,97%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 15,11% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,47%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 7,53% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,21%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 7,58% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,26%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

-0.40

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

PG APK IPG APK

-0.21

1.01

Page 85: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

80

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 35,25% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 28.26% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,82%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 19,62% lebih besar daripada PT swasta sebesar 15,63%. AMPT negeri terbesar pada unversitas sebesar 19,23% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,39%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 9,03% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,43%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikanakses ke PT.

AM PT di provinsi Riau lebih dari 100% karena banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai baik sehingga banyak lulusan sekolah menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di wilayah provinsi Riau.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis LembagaPerguruan Tinggi Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 15.11 - 4.93 1.20 0.47 21.71

a. Negeri 7.53 - - - 0.21 7.74

b. Swasta 7.58 - 4.93 1.20 0.26 13.97

2 AM ke PT 28.26 0.00 4.69 1.48 0.82 35.25

a. Negeri 19.23 0.00 0.00 0.00 0.39 19.62

b. Swasta 9.03 0.00 4.69 1.48 0.43 15.63

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

15.11

-

4.93

1.20 0.47

21.71

28.26

-

4.69

1.48 0.82

35.25

APK AM PT

Page 86: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

81

indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal.Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 75,07, keterjangkauan layanan sebesar 71,64, kualitas layanan sebesar 61,02, kesetaraan layanan sebesar 94,86, dan kepastian layanan sebesar 53,80. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 71,28. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Riau,Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Riau, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.501 2.000 75,07 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 6.089 8.500 71,64 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 30 25 83,81

R-D/L dosen 50 100 50,33

Aproduk % 12,11 25 48,43

%DL % 61,51 100 61,51

Kualitas Layanan 61,02 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -0,21 0 99,79

IPG APK Indeks 1,01 1 99,00

%MhsSwt % 64,35 75 85,80

Kesetaraan Layanan 94,86 UTAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 21,71 30 72,36

AM PT % 35,25 100 35,25

Kepastian Layanan 53,80 KURANG

71,28 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 87: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

82

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 94,86, sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 53,80, sedangkan kinerja PT sebesar 71,28. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan kualitas layanan (misi K-3), dan kepastian layanan (misi K-5) karena capaiankinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, ketersediaan layanan (misi K-1), keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kualitas layanan (misi K-3) perlu dipertahankan karena telah mencapai 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-1 dengan

nilai sebesar 75,07, berarti termasuk kategori kurang, misi K-2 juga sebesar 71,64 termasuk kategori kurang, misi K-3 sebesar 61,02 termasuk kategori kurang, dan misi K-5 dengan nilai 53,80 juga sangat kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Riau sebesar 71,28 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Riau sebesar 71,28 termasuk kategori kurang. Hal ini

disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2,K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 75,07, 71,64, 61,02, dan 53,80.

Untuk misi K-1, K-2, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan dan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 88: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

83

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 89: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

84

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 90: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

85

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi

Kepulauan Riau adalah 26 PT dengan rincian 6 universitas (23,08%), 14 sekolah tinggi (53,85%), 5 akademi (19,23%), dan 1 politeknik (3,85%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah ST dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 5 universitas, 14 ST, dan 5 akademi sehingga jumlahnya 24 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga swasta terbesar adalah ST dan terkecil adalah universitas dan akademi.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 3.565 orang, berada di negeri sebesar 1.286 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 2.279 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 2.309 orang atau 64,77% dan terkecil pada akademi sebesar 150 orang atau 4,21%. Bila dilihat menurut status lembaga maka

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 6 23,08 0 0,00 14 53,85 5 19,23 1 3,85 26

a. Negeri 1 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00 2

b. Swasta 5 20,83 0 0,00 14 58,33 5 20,83 0 0,00 24

2 Mahasiswa Baru 2.309 64,77 0 0,00 576 16,16 150 4,21 530 14,87 3.565

a. Negeri 756 58,79 0 0,00 0 0,00 0 0,00 530 41,21 1.286

b. Swasta 1.553 68,14 0 0,00 576 25,27 150 6,58 0 0,00 2.279

3 Mahasiswa 20.621 68,49 0 0,00 6.001 19,93 1.449 4,81 2.039 6,77 30.110

a. Negeri 5.272 72,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2.039 27,89 7.311

b. Swasta 15.349 67,32 0 0,00 6.001 26,32 1.449 6,36 0 0,00 22.799

4 Lulusan 1.730 76,68 0 0,00 371 16,45 97 4,30 58 2,57 2.256

a. Negeri 730 92,64 0 0,00 0 0,00 0 0,00 58 7,36 788

b. Swasta 1.000 68,12 0 0,00 371 25,27 97 6,61 0 0,00 1.468

5 Dosen 754 65,00 0 0,00 304 26,21 48 4,14 54 4,66 1.160

a. Negeri 82 60,29 0 0,00 0 0,00 0 0,00 54 39,71 136

b. Swasta 672 65,63 0 0,00 304 29,69 48 4,69 0 0,00 1.024

0

5

10

15

20

25

30

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

10 0 0

12

5

0

14

5

0

24

6

0

14

5

1

26

Negeri Swasta Jumlah

Page 91: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

86

mahasiswa baru PT negeri terkecil pada universitas sebesar 756 orang atau 58,79%, sedangkan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 1.553 orang atau 68,14%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 530 orang atau 41,21%, sedangkan PT swasta adalah akademi sebesar 150 orang atau 6,58%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 30.110 orang

berada di PT negeri sebanyak 7.311 orang dan di PT swasta sebanyak 22.799 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 20.621 orang atau 68,49% dan terkecil di akademi sebanyak 1.449 orang atau 4,81%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri terbesar pada universitas sebesar 5.272 orang atau 72,11% dan terkecil pada politeknik sebesar 2.039 orang atau 27,89%, sedangkan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 15.349 orang atau 67,32% dan terkecil adalah akademi sebesar 1.449 orang atau 6,36%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah lulusan PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 2.256 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 788 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.468 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 1.730 orang atau 76,68% dan terkecil pada politeknik sebesar 58 orang atau 2,57%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas sebesar 730 orang atau 92,64% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 1.000 orang atau 68,12%. Sebaliknya, lulusan PTN terkecil pada politeknik sebesar 58 orang atau 7,36% dan PT swasta adalah akademi sebesar 97 orang atau 6,61%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

Negeri Swasta Jumlah

1,286 2,2793,565

7,311

22,799

30,110

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 92: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

87

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1.160 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 136 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.024 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 754 orang atau 65,00% dan terkecil pada akademi sebesar 48 orang atau 4,14%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen terbesar PT negeri pada universitas sebesar 82 orang atau 60,29% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 672 atau 65,63%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 54 atau 39,71% dan PT swasta adalah akademi sebesar 48 orang atau 4,69%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 26 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 24 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 6 universitas atau 23,08%, 14 ST atau 53,85%, 5 akademi atau 19,23%, dan 1 politeknik atau 3,85%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik, sedangkan PT swasta terdiri dari 5 universitas, 14 ST, dan 5 akademi.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Negeri Swasta Jumlah

788

1,468

2,256

136

1,0241,160

Lulusan Dosen

Page 93: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

88

tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kepulauan Riau

sebanyak 3.565 orang, bila dirinci menurut tiga jenjang program karena tidak ada program S-3 dan profesi maka yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 2.898 orang atau 81,29% dengan rincian di PT negeri sebanyak 964 orang atau 27,04% dan PT swasta sebanyak 1.934 orang atau 54,25%. Sebaliknya, yang masuk program S-2 yang terkecil sebesar 55 orang atau 1,54% di PT swasta. Hal ini berarti minat untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau program S-2 ternyata sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 69,09% atau 38 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 30,91% atau 17 orang. Proporsi mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 47,39% atau 290 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 52,61% atau 322 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 290 47,39 322 52,61 612 17,17

a. Negeri 198 61,49 124 38,51 322 9,03

b. Swasta 92 31,72 198 68,28 290 8,13

2 S-1 1.489 51,38 1.409 48,62 2.898 81,29

a. Negeri 504 52,28 460 47,72 964 27,04

b. Swasta 985 50,93 949 49,07 1.934 54,25

3 S-2 38 69,09 17 30,91 55 1,54

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 38 69,09 17 30,91 55 1,54

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 1.817 50,97 1.748 49,03 3.565 100,00

a. Negeri 702 54,59 584 45,41 1.286 100,00

b. Swasta 1.115 48,92 1.164 51,08 2.279 100,00

Page 94: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

89

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 30.110 orang, bila dirinci menurut tiga jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 25.422 orang atau 84,43% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.074 orang atau 20,17% dan PT swasta sebanyak 19.348 orang atau 64,26%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-2 sebanyak 551 orang atau 1,83% di PT swasta. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau S-2 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi

Kepulauan Riau sebesar 188.517 orang dengan rincian laki-laki sebesar 89.048 atau 47,24% lebih kecil daripada perempuan sebesar 99.469 orang atau 52,76%.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebanyak 69,15% atau 381 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 30,85% atau 170 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 40,49% atau 1.675 orang dan lebih kecil jika

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.675 40,49 2.462 59,51 4.137 13,74

a. Negeri 759 61,36 478 38,64 1.237 4,11

b. Swasta 916 31,59 1.984 68,41 2.900 9,63

2 S-1 13.064 51,39 12.358 48,61 25.422 84,43

a. Negeri 3.201 52,70 2.873 47,30 6.074 20,17

b. Swasta 9.863 50,98 9.485 49,02 19.348 64,26

3 S-2 381 69,15 170 30,85 551 1,83

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 381 69,15 170 30,85 551 1,83

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 15.120 50,22 14.990 49,78 30.110 100,00

a. Negeri 3.960 54,16 3.351 45,84 7.311 100,00

b. Swasta 11.160 48,95 11.639 51,05 22.799 100,00

7 Penduduk 19-23 th 89.048 47,24 99.469 52,76 188.517

Page 95: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

90

dibandingkan dengan perempuan sebanyak 59,51% atau 2.462 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 2.256 orang, dari ketiga jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 1.812 orang atau 80,32% dengan rincian di PT negeri sebanyak 566 orang dan PT swasta sebanyak 1.246 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT swasta sebanyak 35 orang atau 1,55%. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang sesuai ternyata juga yang paling kecil.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 195 47,68 214 52,32 409 18,13

a. Negeri 136 61,26 86 38,74 222 9,84

b. Swasta 59 31,55 128 68,45 187 8,29

2 S-1 911 50,28 901 49,72 1.812 80,32

a. Negeri 276 48,76 290 51,24 566 25,09

b. Swasta 635 50,96 611 49,04 1.246 55,23

3 S-2 24 68,57 11 31,43 35 1,55

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 24 68,57 11 31,43 35 1,55

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 1.130 50,09 1.126 49,91 2.256 100,00

a. Negeri 412 52,28 376 47,72 788 100,00

b. Swasta 718 48,91 750 51,09 1.468 100,00

Page 96: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

91

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 68,57% atau 24 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 31,43% atauu 11 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 47,68% atau 195 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 52,32% atau 214 orang. Hal ini berarti lulusan laki-laki di jenjang yang lebih rendah lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan.

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1.160 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 554 orang atau 47,76% dengan rincian di PT negeri sebanyak 70 orang atau 6,03% dan PT swasta sebanyak 484 orang atau 41,72%. Jumlah dosen terkecil adalah lulusan kurang dari S-1 di PT sebanyak 3 orang atau 0,26%. Dengan demikian, lebih dari 50% dosen memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 1 33,33 2 66,67 3 0,26

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 1 33,33 2 66,67 3 0,26

2 S-1/D-4 398 73,70 142 26,30 540 46,55

a. Negeri 59 89,39 7 10,61 66 5,69

b. Swasta 339 71,52 135 28,48 474 40,86

3 S-2 517 93,32 37 6,68 554 47,76

a. Negeri 70 100,00 0 0,00 70 6,03

b. Swasta 447 92,36 37 7,64 484 41,72

4 S-3 34 100,00 0 0,00 34 2,93

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 34 100,00 0 0,00 34 2,93

5 Spesialis 15 62,50 9 37,50 24 2,07

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 15 62,50 9 37,50 24 2,07

6 Profesi 2 40,00 3 60,00 5 0,43

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 2 40,00 3 60,00 5 0,43

7 Jumlah 967 83,36 193 16,64 1.160 100,00

a. Negeri 129 94,85 7 5,15 136 100,00

b. Swasta 838 81,84 186 18,16 1.024 100,00

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 97: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

92

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 617 orang atau

53,19% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 543 orang atau 46,81%. Selain itu, dosen layak di PT negeri sebesar 70 orang atau 51,47% lebih kecll daripada di PT swasta sebesar 547 orang atau 53,42%. Bila dirinci menurut status kepegawaian maka dosen tetap yang layak mengajar sebesar 568 orang atau 58,74%, sedangkan dosen tidak tetap yang layak mengajar sebesar 49 orang atau 25,39%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen tetap yang layak di PT negeri lebih buruk jika dibandingkan dengan PT swasta. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT negeri maupun swasta sangat diperlukan karena hanya mencapai 53,19% dari dosen yang ada. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam

1 Tidak layak 399 41.26 144 74.61 543 46.81

a. Negeri 59 45.74 7 100.00 66 48.53

b. Swasta 340 40.57 137 73.66 477 46.58

2 Layak 568 58.74 49 25.39 617 53.19

Negeri 70 54.26 0 0.00 70 51.47

Swasta 498 59.43 49 26.34 547 53.42

3 Jumlah 967 100.00 193 100.00 1,160 100.00

Negeri 129 13.34 7 3.63 136 11.72

Swasta 838 86.66 186 96.37 1,024 88.28

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 98: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

93

memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

Rasio Mahasiswa per Lembaga 3,437 0 429 290 2,039 1,158

a. Negeri 5,272 0 0 0 2,039 3,656

b. Swasta 3,070 0 429 290 0 950

Page 99: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

94

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kepulauan Riau,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.158 dengan rincian di negeri sebesar 3.656 orang dan di swasta sebesar 950 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 3.070 dan terjarang pada akademi sebesar 290. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri terpadat pada universitas sebesar 5.272 dan terjarang pada politeknik sebesar 2.039, sedangkan PT swasta terpadat pada universitas sebesar 3.070 dan terjarang pada akademi sebesar 290. Persentase rasio swasta terhadap negeri rata-rata sebesar 25,99%.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

0 0 0 0

2,039

3,656

3,070

0

429290

0

950

3,437

0

429 290

2,039

1,158

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

Daerah terjangkau 0.0030 22.99 6.00 45,149 7,525

Kepadatan Daerah terjangkauIndikator

Page 100: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

95

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0030 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 22,99 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 6 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 45.149 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 7.525 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 27 0 20 30 38 26

a. Negeri 64 0 0 0 38 54

b. Swasta 23 0 20 30 0 22

2 Rasio Dosen per Lembaga 126 0 22 10 54 45

a. Negeri 82 0 0 0 54 68

b. Swasta 134 0 22 10 0 43

3 Angka Produktivitas 8.39 0.00 6.18 6.69 2.84 7.49

a. Negeri 13.85 0.00 0.00 0.00 2.84 10.78

b. Swasta 6.52 0.00 6.18 6.69 0.00 6.44

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 7,47 7,51 7,49 -0,04 1,01

a. S-0 11,64 8,69 9,89 2,95 0,75

b. S-1 6,97 7,29 7,13 -0,32 1,05

c. S-2 6,30 6,47 6,35 -0,17 1,03

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 10,40 11,22 10,78 -0,82 1,08

f. Swasta 6,43 6,44 6,44 -0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 568 58,74 49 25,39 53,19

a. Negeri 70 54,26 0 0,00 51,47

b. Swasta 498 59,43 49 26,34 53,42

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

Page 101: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

96

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap

mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Kepulauan Riau di mana rata-rata seorang dosen melayani 26 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 54 mahasiswa lebih buruk daripada dosen swasta sebesar 22 mahasiswa. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka rasio terkecil pada universitas sebesar 27 mahasiswa sedangkan terbesar pada politeknik sebesar 38 atau kekurangan dosen. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 64 mahasiswa, sedangkan universitas swasta melayani 23 mahasiswa. Hal ini berarti universitas negeri kekurangan dosen daripada universitas swasta. Untuk politeknik di PT negeri dosen melayani mahasiswa sebesar 38 mahasiswa yang berarti masih kekurangan dosen, sedangkan akademi di PT swasta dosen melayani mahasiswa sebesar 30. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 45 dengan rincian PT negeri sebesar 68 atau 1,70 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 43. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 126 dan terkecil pada akademi sebesar 10. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri terbesar pada universitas sebesar 82 dan terkecil pada politeknik sebesar 54,

0

10

20

30

40

50

60

70

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

64

0 0 0

38

54

23

0

20

30

0

22

27

0

20

30

38

26

Negeri Swasta Rata2

Page 102: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

97

sedangkan untuk PT swasta terbesar pada universitas sebesar 134 dan akademi yang terkecil sebesar 10. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui

bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 7,49% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 10,78% lebih besar daripada PT swasta sebesar 6,44%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 8,39% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,84. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 1,67 kali jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 7,47% sedikit lebih kecil daripada perempuan sebesar 7,51%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0.04% dengan indeks paritas gender 1,01 yang berarti mendekati setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, dan S-2 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-0 sebesar 9,89% dan yang terendah pada S-2 sebesar 6,35%. Perbedaan gender terbaik pada program S-2 sebesar -0,17% dengan indeks paritas gender sebesar 1,03 berarti belum setara, sedangkan terburuk program S-0 dengan perbedaan gender sebesar 2,95% dan indeks paritas gender sebesar 0,75 berarti belum setara.

0

20

40

60

80

100

120

140

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

126

0

22

10

5445

82

0 0 0

54

68

134

0

22

100

43

Negeri Swasta Rata2

Page 103: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

98

Grafik 7 Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program

Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 53,19%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 51,47% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 53,42%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 58,74% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,39%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 54,26%, sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 59,43% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 26,34%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

7,47

10,40

6,43

11,64

6,976,30

0,00

7,51

11,22

6,44

8,69

7,29 6,47

0,00

7,49

10,78

6,44

9,89

7,13

6,35

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Tetap TT Tetap+TT

58.74

25.39

53.1954.26

0.00

51.47

59.43

26.34

53.42

Rata2 Negeri Swasta

Page 104: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

99

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 1,91% yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 1,91% dengan perempuan lebih kecil daripada laki-laki. Dengan demikian, IPG APK sebesar 0,89 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 16.98 15.07 15.97 1.91 0.89

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 74.43 - 100.00 100.00 - 75.72

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

PG APK IPG APK

1.91

0.89

Page 105: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

100

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 75,72% yang berarti sebanyak 75,72% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST dan akademi semuanya swasta atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 74,43%. Hal ini berarti dominasi PT swasta hanya pada ST dan akademi sedangkan jenis lembaga lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas universitas sebesar 35,57%.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5

Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 15,97% yang berarti sebanyak 15,97% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 3,88% dan PT swasta sebesar 12,09%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 10,94% dan terkecil pada akademi sebesar 0,77%. Partisipasi PT negeri terbesar pada universitas sebesar 10,94% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,08%, sedangkan partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 8,14% dan terkecil pada akademi sebesar 0,77%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 32,48% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 21,04% dan terkecil pada akademi sebesar 1,37%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 11,72% dan swasta 20,77%. AM PT negeri terbesar pada universitas sebesar 6,89% dan terkecil pada politeknik sebesar 4,83%, sedangkan AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 14,15% dan terkecil pada akademi sebesar 1,37%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang paling besar dalam peningkatan akses ke PT.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 10.94 - 3.18 0.77 1.08 15.97

a. Negeri 2.80 - - - 1.08 3.88

b. Swasta 8.14 - 3.18 0.77 - 12.09

2 AM ke PT 21.04 0.00 5.25 1.37 4.83 32.48

a. Negeri 6.89 0.00 0.00 0.00 4.83 11.72

b. Swasta 14.15 0.00 5.25 1.37 0.00 20.77

Page 106: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

101

Grafik 10 APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya digunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 57,90 termasuk kinerja kurang, keterjangkauan layanan sebesar 88,53 termasuk kinerja madya, kualitas layanan sebesar 56,02 termasuk kinerja kurang, kesetaraan layanan sebesar 95,61 termasuk kinerja paripuran, dan kepastian layanan sebesar 42,86 termasuk kinerja kurang. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 68,19 termasuk kinerja kurang. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai lebih dari 68% atau dua per tiga.

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

10.94

-

3.18 0.77 1.08

15.97

21.04

-

5.25

1.37

4.83

32.48

APK AM PT

Page 107: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

102

Tabel 14 Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 95,61 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 42,86 sedangkan kinerja PT sebesar 68,19. Dengan demikian, untuk PT masih perlu ditingkatkan kepastian layanan (misi K-5), kualitas layanan (misi K-3), dan ketersediaan layanan (misi K-1) karena lebih kecil daripada kinerja sebesar 68,19. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) agar dipertahankan karena mencapai lebih dari 95.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.158 2.000 57,90 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 7.525 8.500 88,53 MADYA

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 26 25 96,31

R-D/L dosen 45 100 44,62

Aproduk % 7,49 25 29,97

%DL % 53,19 100 53,19

Kualitas Layanan 56,02 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 1,91 0 98,09

IPG APK Indeks 0,89 1 88,75

%MhsSwt % 75,72 75 100,00

Kesetaraan Layanan 95,61 PARIPURNA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 15,97 30 53,24

AM PT % 32,48 100 32,48

Kepastian Layanan 42,86 KURANG

68,19 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 108: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

103

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 jenjang

yang terbaik dengan nilai sebesar 95,61 berarti termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 42,86 termasuk kinerja kategori kurang. Demikian juga misi K-3 sebesar 56,02 dan misi K-1 sebesar 57,90 termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 68,19 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 68,19 termasuk kategori kurang. Hal

ini disebabkan karena misi K-5 (42,86), K-3 (56,02), dan K-1 (57,90) termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, ketiga misi tersebut perlu ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan atau misi K-5 maka diperlukan peningkatan pada indikator angka melanjutkan ke PT karena nilainya hanya 32,48 melalui cara meningkatkan animo lulusan SM untuk melanjutkan dengan memberikan beasiswa bagi yang tak mampu atau meningkatkan daya tampung PT. Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan atau misi K-3 maka diperlukan peningkatan angka produktivitas karena nilainya kurang dari 50 melalui cara meningkatkan mahasiswa yang lulus. Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan atau misi K-3 maka perlu ditingkatkan mahasiswa yang lulus melalui bimbingan dan penyuluhan atau dengan menambah jam kuliah. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan atau misi K-1 maka diperlukan peningkatan jumlah PT yang ada.

Page 109: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

104

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI JAMBI

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 110: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

105

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1 Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 111: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

106

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi

Jambi adalah 40 PT dengan rincian 3 universitas (7,50%), 17 sekolah tinggi (42,50%), 19 akademi (47,50%), dan 1 politeknik (2,50%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah akademi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 2 universitas, 17 sekolah tinggi, 19 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 39 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga swasta terbesar adalah akademi dan terkecil adalah politeknik.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Jambi sebesar 9.622 orang, berada di negeri sebesar 4.269 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 5.353 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 5.520 orang atau 57,37% dan terkecil pada politeknik sebesar

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 3 7.50 0 0.00 17 42.50 19 47.50 1 2.50 40

a. Negeri 1 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1

b. Swasta 2 5.13 0 0.00 17 43.59 19 48.72 1 2.56 39

2 Mahasiswa Baru 5,520 57.37 0 0.00 3,142 32.65 926 9.62 34 0.35 9,622

a. Negeri 4,269 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 4,269

b. Swasta 1,251 23.37 0 0.00 3,142 58.70 926 17.30 34 0.64 5,353

3 Mahasiswa 24,650 47.31 0 0.00 21,323 40.93 5,872 11.27 254 0.49 52,099

a. Negeri 16,420 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 16,420

b. Swasta 8,230 23.07 0 0.00 21,323 59.76 5,872 16.46 254 0.71 35,679

4 Lulusan 3,750 58.65 0 0.00 2,025 31.67 596 9.32 23 0.36 6,394

a. Negeri 2,945 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,945

b. Swasta 805 23.34 0 0.00 2,025 58.71 596 17.28 23 0.67 3,449

5 Dosen 1,044 52.73 0 0.00 632 31.92 279 14.09 25 1.26 1,980

a. Negeri 737 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 737

b. Swasta 307 24.70 0 0.00 632 50.84 279 22.45 25 2.01 1,243

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 0 120

1719

1

39

3

0

1719

1

40

Negeri Swasta Jumlah

Page 112: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

107

34 orang atau 0,35%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas sebesar 4.269 orang atau 100,00%, sedangkan PT swasta terbesar pada ST sebesar 3.142 orang atau 58,70%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 34 orang atau 0,64%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta pada ST. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Jambi sebanyak 52.099 orang berada di PT

negeri sebanyak 16.420 orang dan di PT swasta sebanyak 35.679 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 24.650 orang atau 47,31% dan terkecil di politeknik sebanyak 254 orang atau 0,49%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas sebesar 16.420 orang atau 100,00% dan PT swasta terbesar pada ST sebesar 21.323 orang atau 59,76%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 254 orang atau 0,71%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta pada ST.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

Negeri Swasta Jumlah

4,269 5,3539,622

16,420

35,679

52,099

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Negeri Swasta Jumlah

2,9453,449

6,394

7371,243

1,980

Lulusan Dosen

Page 113: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

108

Jumlah lulusan PT provinsi Jambi sebanyak 6.394 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 2.945 orang dan dari PT swasta sebanyak 3.449 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 3.750 orang atau 58,65% dan terkecil pada politeknik sebesar 23 orang atau 0,36%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas sebesar 2.945 orang atau 100,00% dan PT swasta pada ST sebesar 2.025 orang atau 58,71%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 23 orang atau 0,67%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta pada ST.

Jumlah dosen PT provinsi Jambi sebanyak 1.980 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 737 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.243 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.044 orang atau 52,73% dan terkecil pada politeknik sebesar 25 orang atau 1,26%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri pada universitas sebesar 737 orang atau 100,00% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 632 atau 50,84%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 25 orang atau 2,01%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta pada ST.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Jambi sebanyak 40 lembaga dengan rincian menurut

status lembaga adalah PT negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 39 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 3 universitas atau 7,50%, 17 ST atau 42,50%, 19 akademi atau 47,50%, dan 1 politeknik atau 2,50%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri hanya memiliki 1 universitas, sedangkan PT swasta terdiri dari 2 universitas, 17 ST, 19 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 114: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

109

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Jambi sebanyak

9.622 orang, bila dirinci menurut empat jenjang program karena tidak ada program S-3 maka yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 7.804 orang atau 81,10% dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.811 orang atau 39,61% dan PT swasta sebanyak 3.993 orang atau 41,50%. Sebaliknya, proggram terkecil di PT swasta adalah profesi sebesar 9 orang atau 0,09%. Hal ini berarti minat untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau program S-2 dan profesi ternyata sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 64,60% atau 188 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 35,40% atau 103 orang. Proporsi mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 22,22% atau 2 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 77,78% atau 7 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 533 35,11 985 64,89 1.518 15,78

a. Negeri 113 50,90 109 49,10 222 2,31

b. Swasta 420 32,41 876 67,59 1.296 13,47

2 S-1 4.127 52,88 3.677 47,12 7.804 81,11

a. Negeri 1.813 47,57 1.998 52,43 3.811 39,61

b. Swasta 2.314 57,95 1.679 42,05 3.993 41,50

3 S-2 188 64,60 103 35,40 291 3,02

a. Negeri 146 61,86 90 38,14 236 2,45

b. Swasta 42 76,36 13 23,64 55 0,57

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 2 22,22 7 77,78 9 0,09

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 2 22,22 7 77,78 9 0,09

6 Jumlah 4.850 50,41 4.772 49,59 9.622 100,00

a. Negeri 2.072 48,54 2.197 51,46 4.269 100,00

b. Swasta 2.778 51,90 2.575 48,10 5.353 100,00

Page 115: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

110

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Jambi sebesar 52.099 orang, bila dirinci menurut empat jenjang program karena tidak ada program S-3, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 41.273 orang atau 79,22% dengan rincian di PT negeri sebanyak 14.658 orang atau 28,13% dan PT swasta sebanyak 26.615 orang atau 51,09%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 55 orang atau 0,11% semuanya di PT swasta. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau S-2 ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebanyak 65,83% atau 840 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 34,17% atau 436 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 20,00% atau 11 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 80,00% atau 44 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Jambi sebesar 296.013 orang dengan rincian laki-laki sebesar 148.767 atau 50,26% lebih besar daripada perempuan sebesar 147.246 orang atau 49,74%.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 3.232 34,04 6.263 65,96 9.495 18,22

a. Negeri 434 50,94 418 49,06 852 1,64

b. Swasta 2.798 32,37 5.845 67,63 8.643 16,59

2 S-1 22.398 54,27 18.875 45,73 41.273 79,22

a. Negeri 6.974 47,58 7.684 52,42 14.658 28,13

b. Swasta 15.424 57,95 11.191 42,05 26.615 51,09

3 S-2 840 65,83 436 34,17 1.276 2,45

a. Negeri 561 61,65 349 38,35 910 1,75

b. Swasta 279 76,23 87 23,77 366 0,70

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 11 20,00 44 80,00 55 0,11

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 11 20,00 44 80,00 55 0,11

6 Jumlah 26.481 50,83 25.618 49,17 52.099 100,00

a. Negeri 7.969 48,53 8.451 51,47 16.420 100,00

b. Swasta 18.512 51,88 17.167 48,12 35.679 100,00

7 Penduduk 19-23 th 148.767 50,26 147.246 49,74 296.013

Page 116: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

111

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Jambi sebanyak 6.394 orang, dari keempat jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 5.202 orang atau 81,36% dengan rincian di PT negeri sebanyak 2.629 orang dan PT swasta sebanyak 2.573 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 6 orang atau 0,09% semuanya di PT swasta. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang S-2 ternyata juga yang paling kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 64,14% atau 127 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 35,86% atau 71 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 16,67% atau 1 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 83,33% atau 5 orang. Hal ini berarti lulusan laki-laki di jenjang yang lebih rendah lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan, sedangkan perempuan di program profesi ternyata yang tertinggi.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 348 35,22 640 64,78 988 15,45

a. Negeri 78 50,98 75 49,02 153 2,39

b. Swasta 270 32,34 565 67,66 835 13,06

2 S-1 2.742 52,71 2.460 47,29 5.202 81,36

a. Negeri 1.251 47,58 1.378 52,42 2.629 41,12

b. Swasta 1.491 57,95 1.082 42,05 2.573 40,24

3 S-2 127 64,14 71 35,86 198 3,10

a. Negeri 100 61,35 63 38,65 163 2,55

b. Swasta 27 77,14 8 22,86 35 0,55

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 1 16,67 5 83,33 6 0,09

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 1 16,67 5 83,33 6 0,09

6 Jumlah 3.218 50,33 3.176 49,67 6.394 100,00

a. Negeri 1.429 48,52 1.516 51,48 2.945 100,00

b. Swasta 1.789 51,87 1.660 48,13 3.449 100,00

Page 117: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

112

5. Dosen Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT provinsi Jambi sebanyak 1.980 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.008 orang atau 50,91% dengan rincian di PT negeri sebanyak 530 orang atau 26,77% dan PT swasta sebanyak 478 orang atau 24,14%. Jumlah dosen terkecil adalah lulusan profesi sebanyak 2 orang atau 0,10% dengan rincian di PT negeri sebesar 1 orang atau 0,05% dan PT swasta sebesar 1 orang atau 0,05%. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

1 < S-1 5 50,00 5 50,00 10 0,51

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 5 50,00 5 50,00 10 0,51

2 S-1/D-4 557 70,51 233 29,49 790 39,90

a. Negeri 69 93,24 5 6,76 74 3,74

b. Swasta 488 68,16 228 31,84 716 36,16

3 S-2 931 92,36 77 7,64 1.008 50,91

a. Negeri 530 100,00 0 0,00 530 26,77

b. Swasta 401 83,89 77 16,11 478 24,14

4 S-3 144 98,63 2 1,37 146 7,37

a. Negeri 127 100,00 0 0,00 127 6,41

b. Swasta 17 89,47 2 10,53 19 0,96

5 Spesialis 21 87,50 3 12,50 24 1,21

a. Negeri 5 100,00 0 0,00 5 0,25

b. Swasta 16 84,21 3 15,79 19 0,96

6 Profesi 1 50,00 1 50,00 2 0,10

a. Negeri 1 100,00 0 0,00 1 0,05

b. Swasta 0 0,00 1 100,00 1 0,05

7 Jumlah 1.659 83,79 321 16,21 1.980 100,00

a. Negeri 732 99,32 5 0,68 737 37,22

b. Swasta 927 74,58 316 25,42 1.243 62,78

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 118: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

113

Tabel 8 Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status

Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 1.180 orang atau

59,60% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 800 orang atau 40,40%. Selain itu, dosen layak di PT negeri sebesar 663 orang atau 89,96% lebih besar daripada di PT swasta sebesar 517 orang atau 41,59%. Bila dirinci menurut status kepegawaian maka dosen tetap yang layak mengajar sebesar 1.097 orang atau 66,12%, sedangkan dosen tidak tetap yang layak mengajar sebesar 83 orang atau 25,86%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen tetap yang layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta. Demikian juga dosen yang layak dengan status tetap lebih besar daripada yang dengan status tidak tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan karena belum mencapai 50% dari dosen yang ada. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan

1 Tidak layak 562 33.88 238 74.14 800 40.40

a. Negeri 69 9.43 5 100.00 74 10.04

b. Swasta 493 53.18 233 73.73 726 58.41

2 Layak 1,097 66.12 83 25.86 1,180 59.60

Negeri 663 90.57 0 0.00 663 89.96

Swasta 434 46.82 83 26.27 517 41.59

3 Jumlah 1,659 100.00 321 100.00 1,980 100.00

Negeri 732 44.12 5 1.56 737 37.22

Swasta 927 55.88 316 98.44 1,243 62.78

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 119: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

114

pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan P digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Jambi,Tahun 2012/2013

Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

Rasio Mahasiswa per Lembaga 8,217 0 1,254 309 254 1,302

a. Negeri 16,420 0 0 -$ 0 16,420

b. Swasta 4,115 0 1,254 309 254 915

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

16,420

0 0 0 0

16,420

4,115

01,254

309 254915

8,217

01,254

309 254

1,302

Negeri Swasta Rata2

Page 120: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

115

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.302 dengan rincian di negeri sebesar 16.420 orang dan di swasta sebesar 915 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 8.217 dan terjarang pada politeknik sebesar 254. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas sebesar 16.420, sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 4.115 dan terjarang pada politeknik sebesar 254. Persentase rasio swasta terhadap negeri pada universitas sebesar 25,06% dan rata-rata sebesar 5,57%.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0008 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 5,91 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 11.616 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 5.808 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

Daerah terjangkau 0.0008 5.91 2.00 11,616 5,808

Kepadatan Daerah terjangkauIndikator

Page 121: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

116

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 24 0 34 21 10 26

a. Negeri 22 0 0 0 0 22

b. Swasta 27 0 34 21 10 29

2 Rasio Dosen per Lembaga 348 0 37 15 25 50

a. Negeri 737 0 0 0 0 737

b. Swasta 154 0 37 15 25 32

3 Angka Produktivitas 15.21 0.00 9.50 10.15 9.06 12.27

a. Negeri 17.94 0.00 0.00 0.00 0.00 17.94

b. Swasta 9.78 0.00 9.50 10.15 9.06 9.67

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 12,15 12,40 12,27 -0,25 1,02

a. S-0 10,77 10,22 10,41 0,55 0,95

b. S-1 12,24 13,03 12,60 -0,79 1,06

c. S-2 15,12 16,28 15,52 -1,17 1,08

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 17,93 17,94 17,94 -0,01 1,00

f. Swasta 9,66 9,67 9,67 -0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.097 66,12 83 25,86 59,60

a. Negeri 663 90,57 0 0,00 89,96

b. Swasta 434 46,82 83 26,27 41,59

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

22

0 0 0 0

22

27

0

34

21

10

29

24

0

34

21

10

26

Negeri Swasta Rata2

Page 122: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

117

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Jambi di mana rata-rata seorang dosen melayani 26 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 22 mahasiswa lebih baik daripada dosen swasta sebesar 29 mahasiswa. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 22 mahasiswa, sedangkan universitas swasta melayani 27 mahasiswa. Hal ini berarti universitas swasta lebih kekurangan dosen daripada universitas negeri. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil di PT swasta sebesar 10 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Jambi sebesar 50 dengan rincian PT negeri sebesar 737 atau 23,12 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 32. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 348 dan terkecil pada akademi sebesar 15. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas sebesar 737, sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 154 dan akademi yang terkecil sebesar 15. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

348

037

15 2550

737

0 0 0 0

737

154

037

15 25 32

Negeri Swasta Rata2

Page 123: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

118

dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 12,27% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,94% lebih besar daripada PT swasta sebesar 9,67%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 15,21 dan terkecil pada politeknik sebesar 9,06. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 1,85% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 12,15% sedikit lebih kecil daripada perempuan sebesar 12,40%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0.25% dengan indeks paritas gender 1,02 yang berarti mendekati setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, dan S-2 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 15,52% dan yang terendah pada S-0 sebesar 10,41%. Perbedaan gender terbaik pada program S-0 sebesar 0,55% dengan indeks paritas gender sebesar 0,95 berarti belum setara, sedangkan terkecil program S-2 dengan perbedaan gender sebesar -1,17% dan indeks paritas gender sebesar 1,08 berarti belum setara.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 59,60%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 89,96% lebih baik daripada PT swasta sebesar 41,59%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 66,12% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,86%. Dosen

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

12,15

17,93

9,66

10,77

12,24

15,12

0,00

12,40

17,94

9,67 10,22

13,03

16,28

0,00

12,27

17,94

9,6710,41

12,60

15,52

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 124: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

119

tetap layak di PT negeri sebesar 90,57%, sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 46,82% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap PT swasta sebesar 26,27%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 0,40% yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 0,40% dengan perempuan lebih kecil daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 0,98 yang berarti mendekati setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Tetap TT Tetap+TT

66.12

25.86

59.60

90.57

0.00

89.96

46.82

26.27

41.59

Rata2 Negeri Swasta

Page 125: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

120

Tabel 12 Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 68,48% yang berarti sebanyak 68,48% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST, akademi, dan politeknik semuanya swasta atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 33,39%. Hal ini berarti dominasi PT swasta hanya pada ST, akademi, dan politeknik sedangkan jenis lembaga lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas sebesar 66,61%.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5

Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 17,60% yang berarti sebanyak 17,60% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 5,55% dan PT swasta sebesar 12,05%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 8,33% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,09%. Partisipasi PT negeri hanya pada unversitas sebesar 5,55%, sedangkan partisipasi PT swasta terbesar pada ST sebesar 7,20% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,09%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan partisipasi bersekolah di PT.

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 17.80 17.40 17.60 0.40 0.98

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 33.39 - 100.00 100.00 100.00 68.48

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

PG APK IPG APK

0.40

0.98

Page 126: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

121

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 32,91% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 18,88% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,12%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 14,60% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 18,31%. AM PT negeri pada unversitas sebesar 14,60%, sedangkan AM PT swasta terbesar pada ST sebesar 10,75% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,12%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang paling besar dalam peningkatan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya digunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL,

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 8.33 - 7.20 1.98 0.09 17.60

a. Negeri 5.55 - - - - 5.55

b. Swasta 2.78 - 7.20 1.98 0.09 12.05

2 AM ke PT 18.88 0.00 10.75 3.17 0.12 32.91

a. Negeri 14.60 0.00 0.00 0.00 0.00 14.60

b. Swasta 4.28 0.00 10.75 3.17 0.12 18.31

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

8.33

-

7.20

1.98 0.09

17.60 18.88

-

10.75

3.17

0.12

32.91

APK AM PT

Page 127: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

122

PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 65,12 termasuk kinerja kurang, keterjangkauan layanan sebesar 68,33 termasuk kinerja kurang, kualitas layanan sebesar 63,30 termasuk kinerja kurang, kesetaraan layanan sebesar 96,22 termasuk kinerja paripurna, dan kepastian layanan sebesar 45,79 termasuk kinerja kurang. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 67,75 termasuk kinerja kurang. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai lebih dari 67% atau dua per tiga.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Jambi, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 96,22 sedangkan misi K-3 yang terburuk karena hanya mencapai 63,30 sedangkan kinerja PT sebesar 67,75. Dengan demikian, untuk PT masih perlu ditingkatkan kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan (misi K-5) karena lebih kecil daripada kinerja sebesar 67,75. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) agar dipertahankan karena mencapai lebih dari 95.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.302 2.000 65,12 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 5.808 8.500 68,33 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 26 25 95,01

R-D/L dosen 50 100 49,50

Aproduk % 12,27 25 49,09

%DL % 59,60 100 59,60

Kualitas Layanan 63,30 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 0,40 0 99,60

IPG APK Indeks 0,98 1 97,74

%MhsSwt % 68,48 75 91,31

Kesetaraan Layanan 96,22 PARIPURNA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 17,60 30 58,67

AM PT % 32,91 100 32,91

Kepastian Layanan 45,79 KURANG

67,75 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 128: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

123

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 jenjang

yang terbaik dengan nilai sebesar 96,22 berarti termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 45,79 termasuk kinerja kategori kurang. Demikian juga misi K-3 sebesar 63,30, misi K-1 sebesar 65,12, dan misi K-2 sebesar 68,13 termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Jambi sebesar 67,75 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Jambi sebesar 67,75 termasuk kategori kurang. Hal ini

disebabkan karena misi K-5 (45,79), K-3 (63,30), K-1 (65,12), dan K-2 (68,33) termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, keempat misi tersebut perlu ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan atau misi K-5 maka diperlukan peningkatan pada indikator angka melanjutkan ke PT karena nilainya hanya 33 melalui cara meningkatkan animo lulusan SM untuk melanjutkan ke PT dengan memberikan beasiswa bagi yang tak mampu atau meningkatkan daya tampung PT. Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan atau misi K-3 maka diperlukan peningkatan angka produktivitas karena nilainya kurang dari 50 melalui cara meningkatkan mahasiswa yang lulus. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan atau misi K-1 maka perlu ditingkatkan daya tampung PT dengan menambah jam kuliah. Dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan atau misi K-2 maka diperlukan peningkatan jumlah PT yang ada.

Page 129: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

124

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SUMATERA SELATAN

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan dan kebudayaan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan nasional untuk membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkarakter kuat. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan kebudayaan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan dan kebudayaan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan dan kebudayaan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan dan kebudayaan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang

Page 130: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

125

bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 131: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

126

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi

Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi

Sumatera Selatan adalah 112 PT dengan rincian 14 universitas (12,50%), 55 sekolah tinggi (49,11%), 35 akademi (31,25%), dan 8 politeknik (7,14%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 2 lembaga sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 13 universitas, 55 sekolah tinggi, 35 akademi, dan 7 politeknik sehingga jumlahnya 110 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah sekolah tinggi sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah institut.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 14 12,50 0 0,00 55 49,11 35 31,25 8 7,14 112

a. Negeri 1 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00 2

b. Swasta 13 11,82 0 0,00 55 50,00 35 31,82 7 6,36 110

2 Mahasiswa Baru 13.523 60,10 0 0,00 6.778 30,13 1.116 4,96 1.082 4,81 22.499

a. Negeri 5.701 87,79 0 0,00 0 0,00 0 0,00 793 12,21 6.494

b. Swasta 7.822 48,87 0 0,00 6.778 42,35 1.116 6,97 289 1,81 16.005

3 Mahasiswa 86.475 53,51 0 0,00 58.318 36,08 10.908 6,75 5.918 3,66 161.619

a. Negeri 23.863 84,52 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4.371 15,48 28.234

b. Swasta 62.612 46,94 0 0,00 58.318 43,72 10.908 8,18 1.547 1,16 133.385

4 Lulusan 8.973 60,66 0 0,00 4.367 29,52 719 4,86 733 4,96 14.792

a. Negeri 3.933 87,79 0 0,00 0 0,00 0 0,00 547 12,21 4.480

b. Swasta 5.040 48,88 0 0,00 4.367 42,35 719 6,97 186 1,80 10.312

5 Dosen 3.182 54,55 0 0,00 1.661 28,48 467 8,01 523 8,97 5.833

a. Negeri 1.130 75,38 0 0,00 0 0,00 0 0,00 369 24,62 1.499

b. Swasta 2.052 47,35 0 0,00 1.661 38,32 467 10,78 154 3,55 4.334

0

20

40

60

80

100

120

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 1 2

13

0

55

35

7

110

14

0

55

35

8

112

Negeri Swasta Jumlah

Page 132: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

127

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sumatera Selatan sebesar 22.499 orang, berada di Nnegeri sebesar 6.494 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 16.005 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 13.523 orang atau 60,10% dan terkecil pada politeknik sebesar 1.082 orang atau 4,81%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 5.701 orang atau 87,79% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 7.822 orang atau 48,87%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 793 orang atau 12,21% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 289 orang atau 1,81%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Selatan sebanyak 161.619 orang

berada di PT negeri sebanyak 28.234 orang dan di PT swasta sebanyak 133.385 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 86.475 orang atau 53,51% dan terkecil di politeknik sebanyak 5.918 orang atau 3,66%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 23.863 orang atau 84,52% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 62.612 orang atau 46,94%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 4.371 orang atau 15,48% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 1.547 orang atau 1,16%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

Negeri Swasta Jumlah

6.49416.005

22.49928.234

133.385

161.619

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 133: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

128

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Selatan sebanyak 14.792 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak orang 4.480 dan dari PT swasta sebanyak 10.312 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 8.973 orang atau 60,66% dan terkecil pada politeknik sebesar 733 orang atau 4,96%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 3.933 orang atau 87,79% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 5,040 orang atau 48,88%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 547 orang atau 12,21% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 186 orang atau 1,80%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sumatera Selatan sebanyak 5.833 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.499 orang dan dari PT swasta sebanyak 4.334 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 3.182 orang atau 54,55% dan terkecil pada akademi sebesar 467 orang atau 8,01%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.130 orang atau 75,38% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.052 atau 47,35%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 369 orang atau 24,62% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 154 orang atau 3,55%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

Negeri Swasta Jumlah

4.480

10.312

14.792

1.499

4.334

5.833

Lulusan Dosen

Page 134: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

129

Jumlah PT Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 112 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 110 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 14 universitas atau 12,50%, 55 ST atau 49,11%, 35 akademi atau 31,25%, dan 8 politeknik atau 7,14%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas, dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 13 universitas, 55 ST, 35 akademi, dan 8 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sumatera Selatan

sebanyak 22.499 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 17.470 orang atau 77,65% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.471 orang atau 19,87% dan PT swasta sebanyak 12.999 orang atau 57,78%. Sebaliknya, yang masuk program S-3 yang terkecil sebesar 42 orang atau 0,19% dengan rincian di PT negeri sebesar 42 orang atau 0,19% dan PT swasta sebesar 0 orang atau 0%. Hal ini berarti minat untuk masuk ke program S-3 ternyata masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.457 38,24 2.353 61,76 3.810 16,93

a. Negeri 688 50,00 688 50,00 1.376 6,12

b. Swasta 769 31,59 1.665 68,41 2.434 10,82

2 S-1 8.921 51,06 8.549 48,94 17.470 77,65

a. Negeri 2.163 48,38 2.308 51,62 4.471 19,87

b. Swasta 6.758 51,99 6.241 48,01 12.999 57,78

3 S-2 527 50,97 507 49,03 1.034 4,60

a. Negeri 231 44,94 283 55,06 514 2,28

b. Swasta 296 56,92 224 43,08 520 2,31

4 S-3 25 59,52 17 40,48 42 0,19

a. Negeri 25 59,52 17 40,48 42 0,19

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 41 28,67 102 71,33 143 0,64

a. Negeri 23 25,27 68 74,73 91 0,40

b. Swasta 18 34,62 34 65,38 52 0,23

6 Jumlah 10.971 48,76 11.528 51,24 22.499 100,00

a. Negeri 3.130 48,20 3.364 51,80 6.494 100,00

b. Swasta 7.841 48,99 8.164 51,01 16.005 100,00

Page 135: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

130

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 59,52% atau 25 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 40,48% atau 17 orang. Proporsi mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 28,67% atau 41 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 71,33% atau 102 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Selatan sebesar 161.619 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 127.770 orang atau 79,06% dengan rincian di PT negeri sebanyak 19.440 orang atau 12,03% dan PT swasta sebanyak 108.330 orang atau 67,03%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 184 orang atau 0,11% dengan rincian di PT negeri sebesar 184 orang atau 0,11%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebanyak 59,24% atau 109 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 40,76% atau 75 orang. Jumlah mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 29,88% atau 247 orang dan lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 70,02% atau 577 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sumatera Selatan sebesar 755.832 orang dengan rincian laki-laki sebesar 384.464 atau 50,87% lebih besar daripada perempuan sebesar 371.368 orang atau 49,13%.

Page 136: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

131

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Selatan sebanyak 14.792 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 11.460 orang atau 77,47% dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.085 orang dan PT swasta sebanyak 8.375 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 29 orang atau 0,20% dengan rincian seluruhnya adalah lulusan PT negeri sebesar 29 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 58,62% atau 17 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,38% atau 12 orang. Jumlah lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 dan profesi sebesar 38,56% dan 28,42% atau 971 dan 27 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 61,44% dan 71,58% atau 1.547 dan 68 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 9.404 35,80 16.866 64,20 26.270 16,25

a. Negeri 2.991 50,01 2.990 49,99 5.981 3,70

b. Swasta 6.413 31,61 13.876 68,39 20.289 12,55

2 S-1 65.727 51,44 62.043 48,56 127.770 79,06

a. Negeri 9.405 48,38 10.035 51,62 19.440 12,03

b. Swasta 56.322 51,99 52.008 48,01 108.330 67,03

3 S-2 3.473 52,85 3.098 47,15 6.571 4,07

a. Negeri 1.003 44,86 1.233 55,14 2.236 1,38

b. Swasta 2.470 56,98 1.865 43,02 4.335 2,68

4 S-3 109 59,24 75 40,76 184 0,11

a. Negeri 109 59,24 75 40,76 184 0,11

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 247 29,98 577 70,02 824 0,51

a. Negeri 100 25,45 293 74,55 393 0,24

b. Swasta 147 34,11 284 65,89 431 0,27

6 Jumlah 78.960 48,86 82.659 51,14 161.619 100,00

a. Negeri 13.608 48,20 14.626 51,80 28.234 100,00

b. Swasta 65.352 49,00 68.033 51,00 133.385 100,00

7 Penduduk 19-23 th 384.464 50,87 371.368 49,13 755.832

Page 137: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

132

jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT provinsi Sumatera Selatan sebanyak 5.833 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 3.006 orang atau 51,53% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.087 orang atau 36,16% dan PT swasta sebanyak 1.919 orang atau 63,84%. Jumlah dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 29 orang atau 100% dengan rincian seluruhnya di PT swasta. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 971 38,56 1.547 61,44 2.518 17,02

a. Negeri 475 50,05 474 49,95 949 6,42

b. Swasta 496 31,61 1.073 68,39 1.569 10,61

2 S-1 5.847 51,02 5.613 48,98 11.460 77,47

a. Negeri 1.493 48,40 1.592 51,60 3.085 20,86

b. Swasta 4.354 51,99 4.021 48,01 8.375 56,62

3 S-2 350 50,72 340 49,28 690 4,66

a. Negeri 159 44,79 196 55,21 355 2,40

b. Swasta 191 57,01 144 42,99 335 2,26

4 S-3 17 58,62 12 41,38 29 0,20

a. Negeri 17 58,62 12 41,38 29 0,20

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 27 28,42 68 71,58 95 0,64

a. Negeri 16 25,81 46 74,19 62 0,42

b. Swasta 11 33,33 22 66,67 33 0,22

6 Jumlah 7.212 48,76 7.580 51,24 14.792 100,00

a. Negeri 2.160 48,21 2.320 51,79 4.480 100,00

b. Swasta 5.052 48,99 5.260 51,01 10.312 100,00

Page 138: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

133

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 16 55,17 13 44,83 29 0,50

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 16 55,17 13 44,83 29 0,50

2 S-1/D-4 1.656 69,73 719 30,27 2.375 40,72

a. Negeri 143 97,95 3 2,05 146 2,50

b. Swasta 1.513 67,88 716 32,12 2.229 38,21

3 S-2 2.679 89,12 327 10,88 3.006 51,53

a. Negeri 1.082 99,54 5 0,46 1.087 18,64

b. Swasta 1.597 83,22 322 16,78 1.919 32,90

4 S-3 280 95,56 13 4,44 293 5,02

a. Negeri 201 100,00 0 0,00 201 3,45

b. Swasta 79 85,87 13 14,13 92 1,58

5 Spesialis 55 58,51 39 41,49 94 1,61

a. Negeri 34 91,89 3 8,11 37 0,63

b. Swasta 21 36,84 36 63,16 57 0,98

6 Profesi 33 91,67 3 8,33 36 0,62

a. Negeri 28 100,00 0 0,00 28 0,48

b. Swasta 5 62,50 3 37,50 8 0,14

7 Jumlah 4.719 80,90 1.114 19,10 5.833 100,00

a. Negeri 1.488 99,27 11 0,73 1.499 25,70

b. Swasta 3.231 74,55 1.103 25,45 4.334 74,30

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

1 Tidak layak 1.672 35,43 732 65,71 2.404 41,21

a. Negeri 143 9,61 3 27,27 146 9,74

b. Swasta 1.529 47,32 729 66,09 2.258 52,10

2 Layak 3.047 64,57 382 34,29 3.429 58,79

Negeri 1.345 90,39 8 72,73 1.353 90,26

Swasta 1.702 52,68 374 33,91 2.076 47,90

3 Jumlah 4.719 100,00 1.114 100,00 5.833 100,00

Negeri 1.488 31,53 11 0,99 1.499 25,70

Swasta 3.231 68,47 1.103 99,01 4.334 74,30

Jumlah %No. KriteriaTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 139: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

134

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 3.429 orang atau 58,79% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 2.404 orang atau 41,21%. Selain itu, dosen layak di PT negeri sebesar 1.353 orang atau 90,26% lebih besar daripada di PT swasta sebesar 2.076 orang atau 47,90%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan

Page 140: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

135

digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Sumatera Selatan,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.443 dengan rincian di negeri sebesar 14.117 orang dan di swasta sebesar 1.213 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 6.117 dan terjarang pada akademi sebesar 312. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 23.863 dan terjarang pada politeknik sebesar 4.371 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 4.816 dan terjarang pada politeknik sebesar 221. Persentase rasio swasta terhadap negeri terbesar pada universitas sebesar 20,18% dan terkecil pada politeknik sebesar 5,06% dan rata-rata sebesar 8,59%.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 6.177 0 1.060 312 740 1.443

a. Negeri 23.863 0 0 0 4.371 14.117

b. Swasta 4.816 0 1.060 312 221 1.213

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

23.863

0 0 0

4.371

14.117

4.816

01.060

312 2211.213

6.177

01.060 312 740

1.443

Negeri Swasta Rata2

Page 141: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

136

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0012 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 8,25 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 16.210 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 8.105 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0012 8,25 2,00 16.210 8.105

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 142: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

137

Tabel 11 Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap

mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sumatera Selatan di mana rata-rata seorang dosen melayani 28 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata pada universitas negeri seorang dosen melayani 19 mahasiswa

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 27 0 35 23 11 28

a. Negeri 21 0 0 0 12 19

b. Swasta 31 0 35 23 10 31

2 Rasio Dosen per Lembaga 227 0 30 13 65 52

a. Negeri 1.130 0 0 0 369 750

b. Swasta 158 0 30 13 22 39

3 Angka Produktivitas 10,38 0 7,49 6,59 12,39 9,15

a. Negeri 16,48 0 0,00 0,00 12,51 15,87

b. Swasta 8,05 0 7,49 6,59 12,02 7,73

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 9,13 9,17 9,15 -0,04 1,00

a. S-0 10,33 9,17 9,59 1,15 0,89

b. S-1 8,90 9,05 8,97 -0,15 1,02

c. S-2 10,08 10,97 10,50 -0,90 1,09

d. S-3 15,60 16,00 15,76 -0,40 1,03

e. Negeri 15,87 15,86 15,87 0,01 1,00

f. Swasta 7,73 7,73 7,73 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 3.047 64,57 382 34,29 58,79

a. Negeri 1.345 90,39 8 9,61 90,26

b. Swasta 1.702 52,68 374 33,91 47,90

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

21

0 0 0

12

19

31

0

35

23

10

31

27

0

35

23

11

28

Negeri Swasta Rata2

Page 143: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

138

sedangkan universitas swasta melayani 31 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 12 dan PT swasta sebesar 10 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sumatera Selatan sebesar 52 dengan rincian PT negeri sebesar 750 atau 19,02 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 39. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 227 dan terkecil pada akademi sebesar 13. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.130 dan terkecil politeknik sebesar 369 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 158 dan akademi yang terkecil sebesar 13. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 9,15% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 15,87% lebih besar daripada PT swasta sebesar 7,73%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 10,38 dan terkecil pada akademi sebesar 6,59 Angka produktivitas PT negeri lebih besar 2,05% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

0

200

400

600

800

1.000

1.200

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

227

0 30 1365 52

1.130

0 0 0

369

750

158

0 30 13 22 39

Negeri Swasta Rata2

Page 144: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

139

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 9,13% lebih kecil daripada perempuan sebesar 9,17%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,04% dengan indeks paritas gender 1 yang berarti sudah setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 15,76%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,15% dengan indeks paritas gender sebesar 0,89 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 0,40.% dan indeks paritas gender sebesar 1,03 berarti belum setara.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 58,79%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 90,26% lebih baik daripada PT swasta sebesar 47,90%. Dosen tetap layak mengajar sebesar % lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar %. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 90,39% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak layak sebesar 9,61% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 52,68% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak layak sebesar 33,91%.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

9,13

15,87

7,73

10,33

8,90

10,08

15,60

9,17

15,86

7,73

9,17

9,05

10,97

16,00

9,15

15,87

7,73

9,59 8,97

10,50

15,76

Laki2 Perempuan Rata2

Page 145: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

140

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -1,72 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 1,72% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,08 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Tetap TT Tetap+TT

64,57

34,29

58,79

90,39

72,73

90,26

52,68

33,91

47,90

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 20,54 22,26 21,38 -1,72 1,08

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 72,40 - 100,00 100,00 26,14 82,53

Page 146: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

141

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 82,53% yang berarti sebanyak 82,53% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terkecil politeknik sebesar 26,14%. Hal ini berarti dominasi PT swasta hanya pada akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 72,40% Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (72,40%) yang terbesar dan diikuti politeknik (26,14%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5

Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 21,38% yang berarti sebanyak 21,38% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 3,74% dan PT swasta sebesar 17,65%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 11,44% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,78%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 3,16% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,58%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 8,28% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,20%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan partisipasi bersekolah di PT.

-2,00

-1,50

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

PG APK IPG APK

-1,72

1,08

Page 147: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

142

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 29,02% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 17,44% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,40%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 8,38% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 20,65%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 10,09% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,37%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,09% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,37%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya digunakan asumsi

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 11,44 - 7,72 1,44 0,78 21,38

a. Negeri 3,16 - - - 0,58 3,74

b. Swasta 8,28 - 7,72 1,44 0,20 17,65

2 AM ke PT 17,44 0,00 8,74 1,44 1,40 29,02

a. Negeri 7,35 0,00 0,00 0,00 1,02 8,38

b. Swasta 10,09 0,00 8,74 1,44 0,37 20,65

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

11,44

-

7,72

1,44 0,78

21,38

17,44

-

8,74

1,44 1,40

29,02

APK AM PT

Page 148: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

143

karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 72,15, keterjangkauan layanan sebesar 95,35, kualitas layanan sebesar 59,43, kesetaraan layanan sebesar 96,85, dan kepastian layanan sebesar 50,15. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 74,79 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai lebih dari 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 96,85 sedangkan misi K-3 yang terburuk karena hanya mencapai 59,43 sedangkan kinerja PT sebesar 74,79. Dengan demikian, untuk PT masih perlu ditingkatkan kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan (misi K-5) karena mencapai kurang dari kinerja sebesar 74,79. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) dan ketersedidan layanan (misi K-1) agar dipertahankan karena mencapai lebih dari 90.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.443 2.000 72,15

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 8.105 8.500 95,35

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 28 25 90,23

R-D/L dosen 52 100 52,08

Aproduk % 9,15 25 36,61

%DL % 58,79 100 58,79

Kualitas Layanan 59,43

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -1,72 0 98,28

IPG APK Indeks 1,08 1 92,27

%MhsSwt % 82,53 75 100,00

Kesetaraan Layanan 96,85

5 Misi K-5 Kepastian APK % 21,38 30 71,28

AM PT % 29,02 100 29,02

Kepastian Layanan 50,15

74,79 Kinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 149: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

144

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 jenjang

yang terbaik dengan nilai sebesar 96,85 berarti termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-3 yang terburuk dengan nilai sebesar 59,43 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-5 sebesar 50,15 juga termasuk kinerja kategori kurang Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,79 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sumatera Selatan sebesar 74,79 termasuk kategori kurang.

Hal ini disebabkan karena misi K-3 dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-3 dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 59,43 dan 50,15.

Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka produktivitas karena nilainya kurang dari 60 melalui cara meningkatkan mahasiswa yang lulus. Untuk misi K-5, dalam rangka meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka melanjutkan ke PT melalui cara meningkatkan lulusan SM yang melanjutkan ke PT dengan cara memperluas daya tampung di PT.

Page 150: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

145

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI BANGKA BELITUNG

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 151: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

146

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Bangka Belitung adalah 14 dengan rincian 1 universitas (7,14%) 7 sekolah tinggi (50%), 5 akademi (35,71%), dan 1 politeknik (7,14%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 152: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

147

status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 2 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 7 sekolah tinggi dan 5 akademi sehingga jumlahnya 14 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri jumlah lembaganya sama besarnya yaitu universitas dan politeknik, sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah akademi.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Bangka Belitung sebesar 1.738 orang,

berada di negeri sebesar 857 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 881 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 733 orang atau 42,17% dan terkecil pada politekniksebesar 124 orang atau 7,13.%. Bila dilihat menurut status lembaga ,maka mahasiswa baru PT Negeri pada universitas yang terbesar sebesar 733

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 1 7.14 0 0.00 7 50.00 5 35.71 1 7.14 14

a. Negeri 1 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 50.00 2

b. Swasta 0 0.00 0 0.00 7 58.33 5 41.67 0 0.00 12

2 Mahasiswa Baru 733 42.17 0 0.00 635 36.54 246 14.15 124 7.13 1.738

a. Negeri 733 85.53 0 0.00 0 0.00 0 0.00 124 14.47 857

b. Swasta 0 0.00 0 0.00 635 72.08 246 27.92 0 0.00 881

3 Mahasiswa 2.816 36.05 0 0.00 3.315 42.44 1.323 16.94 357 4.57 7.811

a. Negeri 2.816 88.75 0 0.00 0 0.00 0 0.00 357 11.25 3.173

b. Swasta 0 0.00 0 0.00 3.315 71.47 1.323 28.53 0 0.00 4.638

4 Lulusan 664 57.29 0 0.00 295 25.45 114 9.84 86 7.42 1.159

a. Negeri 664 88.53 0 0.00 0 0.00 0 0.00 86 11.47 750

b. Swasta 0 0.00 0 0.00 295 72.13 114 27.87 0 0.00 409

5 Dosen 120 28.04 0 0.00 169 39.49 81 18.93 58 13.55 428

a. Negeri 120 67.42 0 0.00 0 0.00 0 0.00 58 32.58 178

b. Swasta 0 0.00 0 0.00 169 67.60 81 32.40 0 0.00 250

0

2

4

6

8

10

12

14

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1

0 0 0

1

2

0 0

7

5

0

12

1

0

7

5

1

14

Negeri Swasta Jumlah

Page 153: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

148

orang atau 85,53% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 635 orang atau 72,08%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 124 orang atau 14,47% dan PT swasta adalah akademi sebesar 246 orang atau 27,92%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2 Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Bangka Belitung sebanyak 7.811 orang berada di PT negeri sebanyak 3.173 orang dan di PT swasta sebanyak 4.638 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di sekolah tinggi sebanyak 3.315 orang atau 42,44% dan terkecil di politeknik sebanyak 357 orang atau 4,57%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 2.816 orang atau 36,05% dan PT swasta juga pada sekolah tinggi sebesar 3.315 orang atau 71,47%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 357 orang atau 11,25% dan PT swasta adalah akademi sebesar 1.323 orang atau 28,53%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada sekolah tinggi.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Negeri Swasta Jumlah

857 881

1,738

3,173

4,638

7,811

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

200

400

600

800

1,000

1,200

Negeri Swasta Jumlah

750

409

1,159

178250

428

Lulusan Dosen

Page 154: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

149

Jumlah lulusan PT provinsi Bangka Belitung sebanyak 1.159 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 750 orang dan dari PT swasta sebanyak 409 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 664 orang atau 57,29% dan terkecil pada politeknik sebesar 86 orang atau 7,42%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 664 orang atau 88,53% dan PT swasta juga pada sekolah tinggi sebesar 295 orang atau 25,45%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 86 orang atau 7,42% dan PT swasta adalah akademi sebesar 114 orang atau 27,87%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada sekolah tinggi.

Jumlah dosen PT provinsi Bangka Belitung sebanyak 428 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 178 orang dan dari PT swasta sebanyak 250 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada sekolah tinggi sebesar 169 orang atau 39,49% dan terkecil pada politeknik sebesar 58 orang atau 13,55%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 120 orang atau 67,42% dan PT swasta juga pada sekolah tinggi sebesar 169 atau 67,60%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 58 orang atau 32,58% dan PT swasta adalah akademi sebesar 81 orang atau 32,40%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Bangka Belitung sebanyak 14 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 12 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 1 universitas atau 7,14%, 7 sekolah tinggi atau 50%, 5 akademi atau 35,71%, dan 124 politeknik atau 7,13%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 7 ST dan 5 akademi.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 155: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

150

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Bangka Belitung

sebanyak 1.006 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 570 orang atau 56,66% dengan rincian di PT negeri sebanyak 324 orang atau 76,96% dan PT swasta sebanyak 246 orang atau 42,05%. Sebaliknya, yang masuk program Profesi tidak ada. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-1 sebesar 97,72% atau 557 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 2,28% atau 13 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 44,27% atau 193 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 55,73% atau 243 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Bangka Belitung sebesar 4.639 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 2.495 orang atau 55,78% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.200 orang atau 25,87% dan PT swasta sebanyak 1.295 orang atau 27,92%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S0 193 44.27 243 55.73 436 43.34

a. Negeri 83 85.57 14 14.43 97 23.04

b. Swasta 110 32.45 229 67.55 339 57.95

2 S1 557 97.72 13 2.28 570 56.66

a. Negeri 324 100.00 0 0.00 324 76.96

b. Swasta 233 94.72 13 5.28 246 42.05

3 Jumlah 750 74.55 256 25.45 1,006 100.00

a. Negeri 407 96.67 14 3.33 421 100.00

b. Swasta 343 58.63 242 41.37 585 100.00

Page 156: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

151

mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-0 sebanyak 2.144 orang atau 46,22% dengan rincian di PT negeri sebesar 358 orang atau 7,72% dan PT swasta sebesar 1.786 orang atau 38,50%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-1 sebanyak 97,23% atau 2.426 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 2,77% atau 69 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 41,28% atau 885 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 58,72% atau 1.259 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Bangka Belitung sebesar 123.783 orang dengan rincian laki-laki sebesar 63.821 atau 51,56% lebih kecil daripada perempuan sebesar 59,962 orang atau 48,44%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S0 885 41.28 1,259 58.72 2,144 46.22

a. Negeri 306 85.47 52 14.53 358 7.72

b. Swasta 579 32.42 1,207 67.58 1,786 38.50

2 S1 2,426 97.23 69 2.77 2,495 53.78

a. Negeri 1,200 100.00 0 0.00 1,200 25.87

b. Swasta 1,226 94.67 69 5.33 1,295 27.92

3 Jumlah 3,311 71.37 1,328 28.63 4,639 100.00

a. Negeri 1,506 96.66 52 3.34 1,558 100.00

b. Swasta 1,805 58.58 1,276 41.42 3,081 100.00

4 Penduduk 19-23 th 63,821 51.56 59,962 48.44 123,783

Page 157: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

152

Tabel 6 Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin

Perguruan Tinggi, Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Bangka Belitung sebanyak 667

orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 381 orang atau 57,12% dengan rincian di PT negeri sebanyak 223 orang dan PT swasta sebanyak 158 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-0 pada PT sebanyak 286 orang atau 42,88% dengan rincian PT negeri sebesar 67 orang dan PT swasta sebanyak 219 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-1 sebesar 97,90% atau 373 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 2,10% atau 8 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 44,76% atau 128 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 55,24% atau 158 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Bangka Belitung sebanyak 428 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 219 orang atau 51,17% dengan rincian di PT negeri sebanyak 178 orang atau 41,59% dan PT swasta sebanyak 250 orang atau 58,41%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 1,64% atau 7 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 1,17% atau 5 orang dan PT swasta sebesar 1,17% atau 2 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S0 128 44.76 158 55.24 286 42.88

a. Negeri 57 85.07 10 14.93 67 23.10

b. Swasta 71 32.42 148 67.58 219 58.09

2 S1 373 97.90 8 2.10 381 57.12

a. Negeri 223 100.00 0 0.00 223 76.90

b. Swasta 150 94.94 8 5.06 158 41.91

3 Jumlah 501 75.11 166 24.89 667 100.00

a. Negeri 280 96.55 10 3.45 290 100.00

b. Swasta 221 58.62 156 41.38 377 100.00

Page 158: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

153

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 232 orang atau

54,21% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 196 orang atau 45,79%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 72,47%

1 < S-1 6 85,71 1 14,29 7 1,64

a. Negeri 5 0,00 0 0,00 5 1,17

b. Swasta 1 50,00 1 50,00 2 0,47

2 S-1/D-4 123 65,08 66 34,92 189 44,16

a. Negeri 37 84,09 7 15,91 44 10,28

b. Swasta 86 59,31 59 40,69 145 33,88

3 S-2 190 86,76 29 13,24 219 51,17

a. Negeri 125 100,00 0 0,00 125 29,21

b. Swasta 65 69,15 29 30,85 94 21,96

4 S-3 9 100,00 0 0,00 9 2,10

a. Negeri 4 100,00 0 0,00 4 0,93

b. Swasta 5 100,00 0 0,00 5 1,17

5 Spesialis 2 66,67 1 33,33 3 0,70

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 2 66,67 1 33,33 3 0,70

6 Profesi 0 0,00 1 100,00 1 0,23

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 1 100,00 1 0,23

7 Jumlah 330 77,10 98 22,90 428 100,00

a. Negeri 171 96,07 7 3,93 178 41,59

b. Swasta 159 63,60 91 36,40 250 58,41

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

1 Tidak layak 129 39.09 67 68.37 196 45.79

a. Negeri 42 24.56 7 100.00 49 27.53

b. Swasta 87 54.72 60 65.93 147 58.80

2 Layak 201 60.91 31 31.63 232 54.21

Negeri 129 75.44 0 0.00 129 72.47

Swasta 72 45.28 31 34.07 103 41.20

3 Jumlah 330 100.00 98 100.00 428 100.00

Negeri 171 51.82 7 7.14 178 41.59

Swasta 159 48.18 91 92.86 250 58.41

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 159: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

154

atau 129 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 41,20% atau 103 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Page 160: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

155

Tabel 9 Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 558 dengan rincian di negeri sebesar 1.587 orang dan di swasta sebesar 387 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 2.816 dan terjarang pada akademi sebesar 265. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 2.816 dan terjarang pada politeknik sebesar 357 sedangkan PT swasta pada sekolah tinggi yang terpadat sebesar 474 dan terjarang pada akademi sebesar 265.

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Bangka Belitung,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 2,816 0 474 265 357 558

a. Negeri 2,816 0 0 0 0 1,587

b. Swasta 0 0 474 265 0 387

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2,816

0 0 0 0

1,587

0 0

474265

0

387

2,816

0

474265 357

558

Negeri Swasta Rata2

Page 161: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

156

Tabel 10 Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0009 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 7,54 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2.00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 14.804 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 7.402 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0009 7.54 2.00 14,804 7,402

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 23 0 20 16 6 18

a. Negeri 23 0 0 0 0 18

b. Swasta 0 0 20 16 0 19

2 Rasio Dosen per Lembaga 120 0 24 16 58 31

a. Negeri 120 0 0 0 0 89

b. Swasta 0 0 24 16 0 21

3 Angka Produktivitas 23.58 0.00 8.90 8.62 24.09 14.84

a. Negeri 23.58 0.00 0.00 0.00 0.00 23.64

b. Swasta 0.00 0.00 8.90 8.62 0.00 8.82

Page 162: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

157

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Bangka Belitung di mana rata-rata seorang dosen melayani 18 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 18 mahasiswa lebih rendah dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 18 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 19 mahasiswa.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Bangka Belitung sebesar 31 dengan rincian PT negeri sebesar 89 atau 4,27 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 21. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 120 dan terkecil pada akademi sebesar 16. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 15,13 12,50 14,84 2,63 0,83

a. S-0 14,46 12,55 13,34 1,91 0,87

b. S-1 15,38 11,59 15,27 3,78 0,75

c. S-2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 18,59 19,23 23,64 -0,64 1,03

f. Swasta 12,24 12,23 8,82 0,02 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 201 60,91 31 31,63 54,21

a. Negeri 129 75,44 0 0,00 72,47

b. Swasta 72 45,28 31 34,07 41,20

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

23

0 0 0 0

18

0 0

20

16

0

19

23

0

20

16

6

18

Negeri Swasta Rata2

Page 163: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

158

universitas yang terbesar sebesar 120 dan terkecil politeknik sebesar 58 sedangkan untuk PT swasta sekolah tinggi yang terbesar sebesar 8,90 dan akademi yang terkecil sebesar 8,62. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 14,84% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 23,64% lebih besar daripada PT swasta sebesar 8,82%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 23,58 dan terkecil pada ST sebesar 8,90. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 2,68% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

0

20

40

60

80

100

120

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

120

0

2416

58

31

120

0 0 0 0

89

0 0

2416

0

21

Negeri Swasta Rata2

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

15,13

18,59

12,24

14,4615,38

0,00 0,00

12,50

19,23

12,23 12,55

11,59

0,000,00

14,84

23,64

8,82

13,34

15,27

0,00 0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 164: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

159

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 15,13% lebih besar daripada perempuan sebesar 12,30%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 2,63% dengan indeks paritas gender 0,83 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-1 sebesar 15,27% namun yang terendah pada S-0 sebesar 13,34%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,91% dengan indeks paritas gender sebesar 0,87 berarti belum setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 54,21%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 72,47% lebih baik daripada PT swasta sebesar 41,20%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 60,91% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 31,63%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 75,44% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 0% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 45,28% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 34,07%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

Tetap TT Tetap+TT

60.91

31.63

54.21

75.44

0.00

72.47

45.28

34.07

41.20

Rata2 Negeri Swasta

Page 165: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

160

status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 2,97 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 2,97% dengan perempuan lebih kecil daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 0,43 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 59,38% yang berarti sebanyak 59,38% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka sekolah tinggi dan akademi sama besar atau 100%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada institut, akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas dan institut sebesar 0%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (100%) yang terbesar diikuti politeknik (100%).

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 5.19 2.21 3.75 2.97 0.43

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta - - 100.00 100.00 - 59.38

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

PG APK IPG APK

2.97

0.43

Page 166: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

161

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 6,31% yang berarti sebanyak 6,31% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 2,56% dan PT swasta sebesar 3,75%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada sekolah tinggi sebesar 2,68% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,29%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 2,27% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,29%. Partisipasi PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 2,68% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,07%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Grafik 10 APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 2.27 - 2.68 1.07 0.29 6.31

a. Negeri 2.27 - - - 0.29 2.56

b. Swasta - - 2.68 1.07 - 3.75

2 AM ke PT 6.59 0.00 5.71 2.21 1.12 15.63

a. Negeri 6.59 0.00 0.00 0.00 1.12 7.71

b. Swasta 0.00 0.00 5.71 2.21 0.00 7.92

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2.27

-

2.68

1.07 0.29

6.31 6.59

-

5.71

2.21

1.12

15.63

APK AM PT

Page 167: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

162

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 15,63% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 6,59% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,12%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 7,71% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 7,92%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 6,59% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,12%. AM PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 5,71% dan terkecil pada akademi sebesar 2,21%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program

pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 27,90 keterjangkauan layanan sebesar 87,08, kualitas layanan sebesar 61,03, kesetaraan layanan sebesar 72,96, dan kepastian layanan sebesar 18,33 Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 53,46. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 558 2.000 27,90 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 7.402 8.500 87,08 MADYA

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 18 25 100,00

R-D/L dosen 31 100 30,57

Aproduk % 14,84 25 59,35

%DL % 54,21 100 54,21

Kualitas Layanan 61,03 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 2,97 0 97,03

IPG APK Indeks 0,43 1 42,69

%MhsSwt % 59,38 75 79,17

Kesetaraan Layanan 72,96 KURANG

5 Misi K-5 Kepastian APK % 6,31 30 21,03

AM PT % 15,63 100 15,63

Kepastian Layanan 18,33 KURANG

53,46 KURANGKinerja PT

Page 168: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

163

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Bangka Belitung, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-2 dan K-4 yang terbaik masing-masing sebesar 87,08 dan 72,96 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 18,33 sedangkan kinerja PT sebesar 53,46. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan kepastian layanan (misi K-5) dan ketersediaan (misi K-1) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, kualitas (misi K-3) dan kesetaraan layanan (misi K-4) perlu dipertahankan karena telah diatas 70,00.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-2 yang

terbaik dengan nilai sebesar 87,08, berarti termasuk kategori madya dan misi K-4 juga sebesar 72,96 termasuk kategori kurang. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 18,33 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-3 sebesar 61,03 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Bangka Belitung sebesar 53,46 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Bangka Belitung sebesar 53,46 termasuk kategori kurang.

Hal ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 27,90, 61,03, 72,96 dan 18,33.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator Daerah Terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam

- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 169: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

164

rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan misi K-5 dalam rangka kepastian pendidikan maka diperlukan peningkatan APK dan AM PT.

Page 170: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

165

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI BENGKULU

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdiknas 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdiknas dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1

adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status

lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah

terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang

bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah

terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari

Page 171: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

166

dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk

misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen

per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status,

sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4

terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK,

dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri

dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian,

jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi

sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka

diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1.

Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG

APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut

jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 172: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

167

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Bengkulu Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi

Bengukulu adalah lembaga PT dengan rincian 5 universitas (29.41%), 5 akademi (29,41%), dan 1 politeknik 5,58%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 1 lembaga sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 4 universitas, 6 sekolah tinggi, 5 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 16 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 5 29,41 - 0,00 6 35,29 5 29,41 1 5,88 17

a. Negeri 1 100,00 - 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1

b. Swasta 4 25,00 - 0,00 6 37,50 5 31,25 1 6,25 16

2 Mahasiswa Baru 9.306 83,97 - 0,00 1.245 11,23 352 3,18 179 1,62 11.082

a. Negeri 4.911 100,00 - 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4.911

b. Swasta 4.395 71,22 - 0,00 1.245 20,18 352 5,70 179 2,90 6.171

3 Mahasiswa 42.989 80,75 - 0,00 6.969 13,09 2.115 3,97 1.161 2,18 53.234

a. Negeri 16.935 100,00 - 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 16.935

b. Swasta 26.054 71,78 - 0,00 6.969 19,20 2.115 5,83 1.161 3,20 36.299

4 Lulusan 6.220 84,46 - 0,00 802 10,89 227 3,08 115 1,56 7.364

a. Negeri 3.388 100,00 - 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3.388

b. Swasta 2.832 71,23 - 0,00 802 20,17 227 5,71 115 2,89 3.976

5 Dosen 1.479 80,47 - 0,00 223 12,13 101 5,50 35 1,90 1.838

a. Negeri 719 100,00 - 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 719

b. Swasta 760 67,92 - 0,00 223 19,93 101 9,03 35 3,13 1.119

Page 173: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

168

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Bengkulu sebesar 11,082 orang, berada di negeri sebesar 4.911 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 6.171 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 9,306 orang atau 93,97% dan terkecil pada politeknik sebesar 179 orang atau 1,62%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 4.911 orang atau 100% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 4,395 orang atau 71,22%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 179 orang atau 2,90%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Bengkulu sebanyak 53,234 orang berada di PT negeri sebanyak 16,935 orang dan di PT swasta sebanyak 36,299 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 42,989 orang atau 87,75% dan terkecil di politeknik sebanyak 1,161 orang atau 2,18%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 16,935 orang atau 100% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 26,054 orang atau 71,78%. Sebaliknya, yang terkecil PT swasta adalah politeknik sebesar 1.161 orang atau 3,20%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Page 174: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

169

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Bengkulu sebanyak 7,364 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 3,388 orang dan dari PT swasta sebanyak 3,976

orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 6,220 orang atau 84.46% dan terkecil pada politeknik sebesar universitas yang terbesar sebesar 115 orang atau 1,56% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2,832 orang atau 71,23%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 115 orang atau 2,89%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Bengkulu sebanyak 1.838 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 719 orang dan dari PT swasta sebanyak 1,119 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 719 orang atau 100% dan terkecil pada politeknik sebesar 35 orang atau 13,13%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT swasta terbesar pada universitas sebesar 760 orang atau 67,92% dan PT negeri juga pada universitas sebesar 719 atau 100%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 35 orang atau 3,13%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Bengkulu sebanyak 17 lembaga dengan rincian menurut

status lembaga adalah PT negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 16 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 1 universitas atau 100%, 6 ST atau 37,50%, 5 akademi atau 31,25%, dan 1 politeknik atau 6,25%.

Page 175: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

170

Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas sedangkan PT swasta terdiri dari 6 ST, 5 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Bengkulu sebanyak

11.082 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak

diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 9.353 orang atau

84,40% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.067 orang atau 82,81% dan PT

swasta sebanyak 5.286 orang atau 85,66%.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah mahasiswa baru laki-laki terbesar pada

program S-1 sebesar 5.132 orang atau 54,87%, jika dibandingkan dengan

perempuan sebesar 4.221 orang atau 45,13%. Jumlah mahasiswa baru laki-laki

terkecil pada program profesi sebesar 2 orang atau 16,67% jika dibandingkan

dengan perempuan sebesar 10 orang atau 83,33%. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 362 35,32 663 64,68 1.025 9,25

a. Negeri 62 35,43 113 64,57 175 3,56

b. Swasta 300 35,29 550 64,71 850 13,77

2 S-1 5.132 54,87 4.221 45,13 9.353 84,40

a. Negeri 2.100 51,64 1.967 48,36 4.067 82,81

b. Swasta 3.032 57,36 2.254 42,64 5.286 85,66

3 S-2 370 53,47 322 46,53 692 6,24

a. Negeri 355 53,06 314 46,94 669 13,62

b. Swasta 15 65,22 8 34,78 23 0,37

4 S-3 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 2 16,67 10 83,33 12 0,11

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 2 16,67 10 83,33 12 0,19

6 Jumlah 5.866 52,93 5.216 47,07 11.082 100,00

a. Negeri 2.517 51,25 2.394 48,75 4.911 100,00

b. Swasta 3.349 54,27 2.822 45,73 6.171 100,00

Page 176: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

171

bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak

perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke

jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-

laki.

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut

jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Bengkulu sebesar

53.234 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang

terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 45.116 orang atau 84,75% dengan rincian di

PT negeri sebanyak 14.023 orang atau 82,80% dan PT swasta sebanyak 31.093

orang atau 85,66%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga

PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang

S-2 sebanyak 1.316 orang atau 53,85% jika dibandingkan dengan perempuan

sebanyak 1.128 orang atau 46,15%. Jumlah mahasiswa laki-laki terkecil pada

jenjang profesi sebanyak 14 orang atau 19,18% dan lebih besar jika dibandingkan

dengan perempuan sebanyak 59 orang atau 80,82%. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak

bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak

perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di

jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-

laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi

Bengkulu sebesar 167.900 orang dengan rincian laki-laki sebesar 84.738 atau

50,47% lebih besar daripada perempuan sebesar 83.162 orang atau 49,53%.

Page 177: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

172

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Bengkulu sebanyak 7.364 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 6.211 orang atau 84,34% dengan rincian di PT negeri sebanyak 2.805 orang dan PT swasta sebanyak 3.406 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT sebanyak 477 orang atau 7,67% dengan rincian PT negeri sebesar 217 orang dan PT swasta sebanyak 5 orang.

Berdasarkan jenis kelamin, lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-1 sebesar 3.402 orang atau 54,77%, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 2.809 orang atau 45,23%. Jumlah lulusan laki-laki terkecil pada program S-2 sebesar 462 orang atau 7,43%, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 15 orang atau 0,24%. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang lebih tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.977 35,30 3.624 64,70 5.601 10,52

a. Negeri 214 35,43 390 64,57 604 3,57

b. Swasta 1.763 35,28 3.234 64,72 4.997 13,77

2 S-1 25.077 55,58 20.039 44,42 45.116 84,75

a. Negeri 7.240 51,63 6.783 48,37 14.023 82,80

b. Swasta 17.837 57,37 13.256 42,63 31.093 85,66

3 S-2 1.316 53,85 1.128 46,15 2.444 4,59

a. Negeri 1.225 53,08 1.083 46,92 2.308 13,63

b. Swasta 91 66,91 45 33,09 136 0,37

4 S-3 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 14 19,18 59 80,82 73 0,14

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 14 19,18 59 80,82 73 0,20

6 Jumlah 28.384 53,32 24.850 46,68 53.234 100,00

a. Negeri 8.679 51,25 8.256 48,75 16.935 100,00

b. Swasta 19.705 54,29 16.594 45,71 36.299 100,00

7 Penduduk 19-23 th 84.738 50,47 83.162 49,53 167.900

Page 178: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

173

Tabel 6 Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin

Perguruan Tinggi, Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut

enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3,

spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT Provinsi Bengkulu sebanyak 1.838

orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah

lulusan S-2 sebesar 970 orang atau 52,77% dengan rincian di PT negeri sebanyak

507 orang atau 27,58% dan PT swasta sebanyak 463 orang atau 25,19%. Jumlah

dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 8 orang atau 0,44%. Dengan

demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan

kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 236 35,33 432 64,67 668 9,07

a. Negeri 43 35,54 78 64,46 121 3,57

b. Swasta 193 35,28 354 64,72 547 13,76

2 S-1 3.402 54,77 2.809 45,23 6.211 84,34

a. Negeri 1.448 51,62 1.357 48,38 2.805 82,79

b. Swasta 1.954 57,37 1.452 42,63 3.406 85,66

3 S-2 255 53,46 222 46,54 477 6,48

a. Negeri 245 53,03 217 46,97 462 13,64

b. Swasta 10 66,67 5 33,33 15 0,38

4 S-3 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 2 25,00 6 75,00 8 0,11

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 2 25,00 6 75,00 8 0,20

6 Jumlah 3.895 52,89 3.469 47,11 7.364 100,00

a. Negeri 1.736 51,24 1.652 48,76 3.388 100,00

b. Swasta 2.159 54,30 1.817 45,70 3.976 100,00

Page 179: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

174

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 6 75,00 2 25,00 8 0,44

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 6 75,00 2 25,00 8 0,44

2 S-1/D-4 465 73,11 171 26,89 636 34,60

a. Negeri 47 100,00 0 0,00 47 2,56

b. Swasta 418 70,97 171 29,03 589 32,05

3 S-2 915 94,33 55 5,67 970 52,77

a. Negeri 507 100,00 0 0,00 507 27,58

b. Swasta 408 88,12 55 11,88 463 25,19

4 S-3 178 99,44 1 0,56 179 9,74

a. Negeri 153 100,00 0 0,00 153 8,32

b. Swasta 25 96,15 1 3,85 26 1,41

5 Spesialis 32 72,73 12 27,27 44 2,39

a. Negeri 12 100,00 0 0,00 12 0,65

b. Swasta 20 62,50 12 37,50 32 1,74

6 Profesi 1 100,00 0 0,00 1 0,05

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 1 100,00 0 0,00 1 0,05

7 Jumlah 1.597 86,89 241 13,11 1.838 100,00

a. Negeri 719 100,00 0 0,00 719 39,12

b. Swasta 878 78,46 241 21,54 1.119 60,88

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

1 Tidak layak 471 29,49 173 71,78 644 35,04

a. Negeri 47 6,54 0 0,00 47 6,54

b. Swasta 424 48,29 173 71,78 597 53,35

2 Layak 1.126 70,51 68 28,22 1.194 64,96

Negeri 672 93,46 0 0,00 672 93,46

Swasta 454 51,71 68 28,22 522 46,65

3 Jumlah 1.597 100,00 241 100,00 1.838 100,00

Negeri 719 45,02 0 0,00 719 39,12

Swasta 878 54,98 241 100,00 1.119 60,88

Jumlah %No. KriteriaTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 180: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

175

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 1.194 orang atau 64,96% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 471 orang atau 29,49%. Selain itu, dosen layak di PT negeri sebesar 672 orang atau 93,46% lebih besar daripada di PT swasta sebesar 522 orang atau 46,65%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan

Page 181: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

176

digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Bengkulu,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun

politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada

pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per

lembaga sebesar 3.131 dengan rincian di negeri sebesar 16.935 orang dan di

swasta sebesar 2.269 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat

pada universitas sebesar 8.598 dan terjarang pada akademi sebesar 423 Bila

dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang

terpadat sebesar 16.935 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat

sebesar 6.514. dan terjarang pada akademi sebesar 423. Persentase rasio swasta

terhadap negeri rata-rata sebesar 0,13%.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 8.598 0 1.162 423 1.161 3.131

a. Negeri 16.935 0 0 0 0 16.935

b. Swasta 6.514 0 1.162 423 1.161 2.269

Page 182: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

177

nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Bengkulu Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0009 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 8,43 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 16.557 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 8.279 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa

dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh

sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang

bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu

untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan

kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk

pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan

lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi

empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per

lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak

(%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Bengkulu Tahun 2012/2013

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0009 8,43 2,00 16.557 8.279

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 29 0 31 21 33 29

a. Negeri 24 0 0 0 0 24

b. Swasta 34 0 31 21 33 32

2 Rasio Dosen per Lembaga 296 0 37 20 35 108

a. Negeri 719 0 0 0 0 719

b. Swasta 190 0 37 20 35 70

3 Angka Produktivitas 14,47 0,00 11,51 10,73 9,91 13,83

a. Negeri 20,01 0,00 0,00 0,00 0,00 20,01

b. Swasta 10,87 0,00 11,51 10,73 9,91 10,95

Page 183: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

178

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Bengkulu di mana rata-rata seorang dosen melayani 29 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 24 mahasiswa sekitar sama dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 24 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 34 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa swasta sebesar 33 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,72 13,96 13,83 -0,24 1,02

a. S-0 11,94 11,92 11,93 0,02 1,00

b. S-1 13,57 14,02 13,77 -0,45 1,03

c. S-2 19,38 19,68 19,52 -0,30 1,02

d. S-3 - - - - -

e. Negeri 20,00 20,01 20,01 -0,01 1,00

f. Swasta 10,96 10,95 10,95 0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.126 70,51 68 28,22 64,96

a. Negeri 672 93,46 - 93,46

b. Swasta 454 51,71 68 28,22 46,65

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

Page 184: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

179

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Bengkulu sebesar 108 dengan rincian PT negeri sebesar 719 atau 10,28 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 70. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas negeri yang tertinggi sebesar 296 dan terkecil pada akademi swasta sebesar 20. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 190 dan akademi yang terkecil sebesar 20 Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 13,83% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 20,01% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,95%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 14,47% dan terkecil pada politeknik sebesar 9,91% Angka produktivitas PT negeri lebih besar 20,01% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,72% lebih kecil daripada perempuan sebesar 13,96%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,24% dengan indeks paritas gender 1,02% yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 19,38% namun yang terendah pada S-0 sebesar 11,94%. Perbedaan gender program S-0 sebesar -0,24% dengan indeks paritas gender sebesar 1,02% berarti belum setara sedangkan program S-2dengan perbedaan gender sebesar -0,30% dan indeks paritas gender sebesar 1,02% berarti belum setara.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

296

037 20 35

108

719

0 0 0 0

719

190

037 20 35

70

Negeri Swasta Rata2

Page 185: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

180

Grafik 7 Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program

Perguruan Tinggi, Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 64,96%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 93,46% lebih baik daripada PT swasta sebesar 46,65%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 70,51% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 28,22%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 93,46% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 51,71% sedangkan dosen tidak tetap di PT swasta sebesar 28,22%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,72

20,00

10,9611,94

13,57

19,38

0,00

13,96

20,01

10,9511,92 14,02

19,68

0,00

13,83

20,01

10,9511,93

13,77

19,52

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 186: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

181

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 3,61 dengan rincian perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 0,89 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 33,50 29,88 31,71 3,61 0,89

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 60,61 - 100,00 100,00 100,00 68,19

Page 187: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

182

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 68,19% bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST, akademi, dan Politeknik sebesar 100,00% dan terkecil universitas sebesar 60,61%. Hal ini berarti dominasi PT swasta hanya pada ST, akademi, dan Politeknik sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 60,61% dan institut sebesar 88,88%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada institut (88,88%) yang terbesar diikuti universitas (60,61%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 31,71% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 10,09% dan PT swasta sebesar 21,62%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 25,60% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,69%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 10,09% dan terkecil pada politeknik swasta sebesar 0,69%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 15,52% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,69%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 55,76% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 46,82% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,90%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 24,71% lebih besar daripada PT swasta sebesar 31,05%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 24,71%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 22,11% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,90%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan akses ke PT.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 25,60 - 4,15 1,26 0,69 31,71

a. Negeri 10,09 - - - - 10,09

b. Swasta 15,52 - 4,15 1,26 0,69 21,62

2 AM ke PT 46,82 0,00 6,26 1,77 0,90 55,76

a. Negeri 24,71 0,00 0,00 0,00 0,00 24,71

b. Swasta 22,11 0,00 6,26 1,77 0,90 31,05

Page 188: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

183

Grafik 10 APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Bengkulu Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya digunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 100,00 keterjangkauan layanan sebesar 97,40, kualitas layanan sebesar 76,65 kesetaraan layanan sebesar 2,17, dan kepastian layanan sebesar 77,88 Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 88,82 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai lebih dari 80% atau empat per lima.

Page 189: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

184

Tabel 14 Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K

Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Bengkulu, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-1 yang terbaik

sebesar 100,00 sedangkan misi K-3 yang terendah karena hanya mencapai 76,65 sedangkan kinerja PT sebesar 88,82 Dengan demikian, untuk PT masih perlu ditingkatkan kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan (misi K-5) karena mencapai kurang dari kinerja sebesar 77,88 Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) dan keterjangkauan layanan (misi K-2) agar dipertahankan karena mencapai lebih dari 90.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 3.131 2.000 100,00

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 8.279 8.500 97,40

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 29 25 86,32

R-D/L dosen 108 100 100,00

Aproduk % 13,83 25 55,33

%DL % 64,96 100 64,96

Kualitas Layanan 76,65

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 3,61 0 96,39

IPG APK Indeks 0,89 1 89,21

%MhsSwt % 68,19 75 90,92

Kesetaraan Layanan 92,17

5 Misi K-5 Kepastian APK % 31,71 30 100,00

AM PT % 55,76 100 55,76

Kepastian Layanan 77,88

88,82 Kinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 190: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

185

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 jenjang

yang terbaik dengan nilai sebesar 92,17 berarti termasuk kategori utama dan misi K-1 sebesar 100,00 juga termasuk kategori paripurna Sebaliknya, misi K-3 yang terburuk dengan nilai sebesar 76,65 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-5 sebesar 77,88 juga termasuk kinerja kategori kurang Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Bengkulu sebesar 88,82 termasuk kinerja kategori madya

2. Saran

Kinerja PT provinsi Bengkulu sebesar 88,82 termasuk kategori madya Hal ini

disebabkan karena misi K-3 dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-3 dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 76,65 dan 77,88

Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka produktivitas karena nilainya kurang dari 60 melalui cara meningkatkan mahasiswa yang lulus. Untuk misi K-5, dalam rangka meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka melanjutkan ke PT melalui cara meningkatkan lulusan SM yang melanjutkan ke PT dengan cara memperluas daya tampung di PT.

Page 191: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

186

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI LAMPUNG

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah

Page 192: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

187

terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Lampung adalah 75 dengan rincian 8 universitas (10,67%), 1 institut (1,33%), 34 sekolah tinggi (45,33%), 30 akademi (40,00%), dan 2 politeknik (2,67%). Dengan

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 193: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

188

demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 2 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 7 universitas, 1 institut, 34 sekolah tinggi, 30 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 73 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik dan institut.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1 Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Lampung sebesar 17.524 orang, berada di negeri sebesar 4.790 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 12.734 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 7.759 orang atau 44,28% dan terkecil pada

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 8 10.67 1 1.33 34 45.33 30 40.00 2 2.67 75

a. Negeri 1 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 50.00 2

b. Swasta 7 9.59 1 1.37 34 46.58 30 41.10 1 1.37 73

2 Mahasiswa Baru 7.759 44.28 665 3.79 6.466 36.90 2.435 13.90 199 1.14 17.524

a. Negeri 4.591 95.85 0 0.00 0 0.00 0 0.00 199 4.15 4.790

b. Swasta 3.168 24.88 665 5.22 6.466 50.78 2.435 19.12 0 0.00 12.734

3 Mahasiswa 39.840 38.82 4.367 4.25 42.859 41.76 14.253 13.89 1.316 1.28 102.635

a. Negeri 16.425 92.58 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1.316 7.42 17.741

b. Swasta 23.415 27.58 4.367 5.14 42.859 50.49 14.253 16.79 0 0.00 84.894

4 Lulusan 5.200 45.18 427 3.71 4.154 36.09 1.564 13.59 164 1.42 11.509

a. Negeri 3.166 95.82 0 0.00 0 0.00 0 0.00 138 4.18 3.304

b. Swasta 2.034 24.79 427 5.20 4.154 50.63 1.564 19.06 26 0.32 8.205

5 Dosen 2.025 50.89 91 2.29 1.185 29.78 504 12.67 174 4.37 3.979

a. Negeri 1.171 89.32 0 0.00 0 0.00 0 0.00 140 10.68 1.311

b. Swasta 854 32.01 91 3.41 1.185 44.42 504 18.89 34 1.27 2.668

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 1 27

1

3430

1

73

8

1

3430

2

75

Negeri Swasta Jumlah

Page 194: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

189

politeknik sebesar 199 orang atau 1,14%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 4.591 orang atau 95,85% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.168 orang atau 24,88%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 199 orang atau 4,15% dan PT swasta adalah institut sebesar 665 orang atau 5,22%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Lampung sebanyak 102.635 orang berada di

PT negeri sebanyak 17.741 orang dan di PT swasta sebanyak 84.894 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di sekolah tinggi sebanyak 42.859 orang atau 41,76% dan terkecil di politeknik sebanyak 1.316 orang atau 1,28%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 16.425 orang atau 92.58% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 23.415 orang atau 27,58%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 1.316 orang atau 7,42% dan PT swasta adalah institut sebesar 4.367 orang atau 5,14%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

Negeri Swasta Jumlah

4.79012.734

17.52417.741

84.894

102.635

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 195: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

190

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Lampung sebanyak 11.509 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 3.304 orang dan dari PT swasta sebanyak 8.205 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 5.200 orang atau 45,18% dan terkecil pada politeknik sebesar 164 orang atau 1,42%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 3.166 orang atau 95,82% dan PT swasta juga pada sekolah tinggi sebesar 4.154 orang atau 50,63%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 138 orang atau 4,18% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 26 orang atau 0,32%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi.

Jumlah dosen PT provinsi Lampung sebanyak 3.979 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.311 orang dan dari PT swasta sebanyak 2.668 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 2.025 orang atau 50,89% dan terkecil pada institut sebesar 91 orang atau 2,29%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.171 orang atau 89,32% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 1.185 atau 44,42%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 140 orang atau 10,68% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 34 orang atau 1.27%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada sekolah tinggi.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Negeri Swasta Jumlah

3.304

8.205

11.509

1.311

2.668

3.979

Lulusan Dosen

Page 196: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

191

Jumlah PT provinsi Lampung sebanyak 75 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 73 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 8 universitas atau 10,67%, 1 institut atau 1,33%, 34 sekolah tinggi atau 45,33%, 30 akademi atau 40,00%, dan 2 politeknik atau 2,67%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 7 universitas, 1 institut, 34 ST, 30 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Lampung sebanyak

17.524 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 13.336 orang atau 76,10% dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.925 orang atau 81,94% dan PT swasta sebanyak 9.411 orang atau 73,90%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 77 orang atau 0,44% dengan rincian di PT negeri sebesar 4 orang atau 0,08% dan PT swasta sebesar 73 orang atau 0,57%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.400 44,91 1.717 55,09 3.117 17,79

a. Negeri 251 54,68 208 45,32 459 9,58

b. Swasta 1.149 43,23 1.509 56,77 2.658 20,87

2 S-1 6.589 49,41 6.747 50,59 13.336 76,10

a. Negeri 1.746 44,48 2.179 55,52 3.925 81,94

b. Swasta 4.843 51,46 4.568 48,54 9.411 73,90

3 S-2 507 51,01 487 48,99 994 5,67

a. Negeri 176 43,78 226 56,22 402 8,39

b. Swasta 331 55,91 261 44,09 592 4,65

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 31 40,26 46 59,74 77 0,44

a. Negeri 2 50,00 2 50,00 4 0,08

b. Swasta 29 39,73 44 60,27 73 0,57

6 Jumlah 8.527 48,66 8.997 51,34 17.524 100,00

a. Negeri 2.175 45,41 2.615 54,59 4.790 100,00

b. Swasta 6.352 49,88 6.382 50,12 12.734 100,00

Page 197: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

192

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 51,01% atau 507 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 48,99% atau 487 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 40,26% atau 31 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 59,74% atau 46 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Lampung sebesar 102.635 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 77.279 orang atau 75,29% dengan rincian di PT negeri sebanyak 14.539 orang atau 14,17% dan PT swasta sebanyak 62.740 orang atau 61,13%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 503 orang atau 0,49% dengan rincian di PT negeri sebesar 15 orang atau 0,01% dan PT swasta sebesar 488 orang atau 0,48%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 8.590 44,24 10.828 55,76 19.418 18,92

a. Negeri 928 54,62 771 45,38 1.699 1,66

b. Swasta 7.662 43,24 10.057 56,76 17.719 17,26

2 S-1 38.754 50,15 38.525 49,85 77.279 75,29

a. Negeri 6.468 44,49 8.071 55,51 14.539 14,17

b. Swasta 32.286 51,46 30.454 48,54 62.740 61,13

3 S-2 2.856 52,55 2.579 47,45 5.435 5,30

a. Negeri 650 43,68 838 56,32 1.488 1,45

b. Swasta 2.206 55,89 1.741 44,11 3.947 3,85

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 201 39,96 302 60,04 503 0,49

a. Negeri 6 40,00 9 60,00 15 0,01

b. Swasta 195 39,96 293 60,04 488 0,48

6 Jumlah 50.401 49,11 52.234 50,89 102.635 100,00

a. Negeri 8.052 45,39 9.689 54,61 17.741 100,00

b. Swasta 42.349 49,88 42.545 50,12 84.894 100,00

7 Penduduk 19-23 th 358.373 51,73 334.392 48,27 692.765

Page 198: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

193

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-2 sebanyak 52,55% atau 2.856 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 47,45% atau 2.579 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 39,96% atau 201 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 60,04% atau 302 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Lampung sebesar 692.765 orang dengan rincian laki-laki sebesar 358.373 atau 51,73% lebih kecil daripada perempuan sebesar 334.392 orang atau 48,27%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 914 45,05 1.115 54,95 2.029 17,63

a. Negeri 173 54,75 143 45,25 316 9,56

b. Swasta 741 43,26 972 56,74 1.713 20,88

2 S-1 4.326 49,32 4.446 50,68 8.772 76,22

a. Negeri 1.205 44,50 1.503 55,50 2.708 81,96

b. Swasta 3.121 51,47 2.943 48,53 6.064 73,91

3 S-2 334 50,76 324 49,24 658 5,72

a. Negeri 121 43,68 156 56,32 277 8,38

b. Swasta 213 55,91 168 44,09 381 4,64

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 20 40,00 30 60,00 50 0,43

a. Negeri 1 33,33 2 66,67 3 0,09

b. Swasta 19 40,43 28 59,57 47 0,57

6 Jumlah 5.594 48,61 5.915 51,39 11.509 100,00

a. Negeri 1.500 45,40 1.804 54,60 3.304 100,00

b. Swasta 4.094 49,90 4.111 50,10 8.205 100,00

Page 199: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

194

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Lampung sebanyak 11.509

orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 8.772 orang atau 76,22% dengan rincian di PT negeri sebanyak 2.708 orang dan PT swasta sebanyak 6.064 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi pada PT sebanyak 50 orang atau 0,43% dengan rincian PT negeri sebesar 3 orang dan PT swasta sebanyak 47 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 50,76% atau 334 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 49,24% atau 324 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 40,00% atau 20 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 60,00% atau 30 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Lampung sebanyak 3.979 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.791 orang atau 45,01% dengan rincian di PT negeri sebanyak 880 orang atau 22,12% dan PT swasta sebanyak 911 orang atau 22,90%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,58% atau 23 orang dengan rincian seluruhnya di PT swasta. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Page 200: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

195

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 16 69,57 7 30,43 23 0,58

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 16 69,57 7 30,43 23 0,58

2 S-1/D-4 1.214 71,16 492 28,84 1.706 42,88

a. Negeri 162 100,00 0 0,00 162 4,07

b. Swasta 1.052 68,13 492 31,87 1.544 38,80

3 S-2 1.637 91,40 154 8,60 1.791 45,01

a. Negeri 880 100,00 0 0,00 880 22,12

b. Swasta 757 83,10 154 16,90 911 22,90

4 S-3 310 97,79 7 2,21 317 7,97

a. Negeri 245 100,00 0 0,00 245 6,16

b. Swasta 65 90,28 7 9,72 72 1,81

5 Spesialis 71 91,03 7 8,97 78 1,96

a. Negeri 21 100,00 0 0,00 21 0,53

b. Swasta 50 87,72 7 12,28 57 1,43

6 Profesi 53 82,81 11 17,19 64 1,61

a. Negeri 3 100,00 0 0,00 3 0,08

b. Swasta 50 81,97 11 18,03 61 1,53

7 Jumlah 3.301 82,96 678 17,04 3.979 100,00

a. Negeri 1.311 100,00 0 0,00 1.311 32,95

b. Swasta 1.990 74,59 678 25,41 2.668 67,05

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %

Tidak

Tetap

L+P

%

1 Tidak layak 1.230 37.26 499 73.60 1.729 43.45

a. Negeri 162 12.36 0 0.00 162 12.36

b. Swasta 1.068 53.67 499 73.60 1.567 58.73

2 Layak 2.071 62.74 179 26.40 2.250 56.55

Negeri 1.149 87.64 0 0.00 1.149 87.64

Swasta 922 46.33 179 26.40 1.101 41.27

3 Jumlah 3.301 100.00 678 100.00 3.979 100.00

Negeri 1.311 39.72 0 0.00 1.311 32.95

Swasta 1.990 60.28 678 100.00 2.668 67.05

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 201: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

196

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 2.250 orang atau 56,55% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 1.729 orang atau 43,45%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 87,64% atau 1.149 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 41,27% atau 1.101 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan

Page 202: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

197

Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.368 dengan rincian di negeri sebesar 8.871 orang dan di swasta sebesar 1.163 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 4.980 dan terjarang pada akademi sebesar 475. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 16.425 dan terjarang pada politeknik sebesar 1.316 sedangkan PT swasta pada institut yang terpadat sebesar 4.367 dan terjarang pada akademi sebesar 475.

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Lampung,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 4.980 4.367 1.261 475 658 1.368

a. Negeri 16.425 0 0 0 1.316 8.871

b. Swasta 3.345 4.367 1.261 475 0 1.163

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

16.425

0 0 0

1.316

8.871

3.3454.367

1.261475 0

1.163

4.9804.367

1.261 475 658

1.368

Negeri Swasta Rata2

Page 203: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

198

dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0022 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 20,01 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 4,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 39.302 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 9.826 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0022 20.01 4.00 39.302 9.826

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 204: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

199

Tabel 11 Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Lampung di mana rata-rata

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 20 48 36 28 8 26

a. Negeri 14 0 0 0 9 14

b. Swasta 27 48 36 28 0 32

2 Rasio Dosen per Lembaga 253 91 35 17 87 53

a. Negeri 1.171 0 0 0 140 656

b. Swasta 122 0 35 17 34 37

3 Angka Produktivitas 13.05 9.78 9.69 10.97 12.46 11.21

a. Negeri 19.28 0.00 0.00 0.00 10.49 18.62

b. Swasta 8.69 9.78 9.69 10.97 0.00 9.66

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 11,10 11,32 11,21 -0,23 1,02

a. S-0 10,64 10,30 10,45 0,34 0,97

b. S-1 11,16 11,54 11,35 -0,38 1,03

c. S-2 11,69 12,56 12,11 -0,87 1,07

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 18,63 18,62 18,62 0,01 1,00

f. Swasta 9,67 9,66 9,66 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 2.071 62,74 179 26,40 56,55

a. Negeri 1.149 87,64 0 0,00 87,64

b. Swasta 922 46,33 179 26,40 41,27

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

14

0 0 0

9

14

27

48

36

28

0

32

20

48

36

28

8

26

Negeri Swasta Rata2

Page 205: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

200

seorang dosen melayani 26 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 14 mahasiswa jauh lebih rendah dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 14 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 27 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 9 dan PT swasta sebesar 27 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Lampung sebesar 53 dengan rincian PT negeri sebesar 656 atau 17,94 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 37. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 253 dan terkecil pada akademi sebesar 17. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.171 dan terkecil politeknik sebesar 140 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 122 dan akademi yang terkecil sebesar 17. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 11,21% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 18,62% lebih besar daripada PT

0

200

400

600

800

1.000

1.200

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

253

9135 17

8753

1.171

0 0 0

140

656

122

035 17 34 37

Negeri Swasta Rata2

Page 206: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

201

swasta sebesar 9,66%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 13,05 dan terkecil pada ST sebesar 9,69. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 19,28% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7 Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program

Perguruan Tinggi, Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 11,10% lebih kecil daripada perempuan sebesar 11,32%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,23% dengan indeks paritas gender 1,02 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 12,11% namun yang terendah pada S-0 sebesar 10,45%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 0,34% dengan indeks paritas gender sebesar 0,97 berarti belum setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 56,55%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 87,64% lebih baik daripada PT swasta sebesar 41,27%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 62,74% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 26,40%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 87,64% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 0% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 46,33% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 26,40%.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

11,10

18,63

9,67

10,64 11,16 11,69

0,00

11,32

18,62

9,6610,30 11,54

12,56

0,00

11,21

18,62

9,6610,45

11,35 12,11

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 207: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

202

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -1,56 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar -1,56% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,11 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Tetap TT Tetap+TT

62.74

26.40

56.55

87.64

0.00

87.64

46.33

26.40

41.27

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 14.06 15.62 14.82 -1.56 1.11

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 58.77 100.00 100.00 100.00 - 82.71

Page 208: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

203

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 82,71% yang berarti sebanyak 82,71% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka institut, ST, dan akademik terbesar atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 58,77%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada institut, akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 58,77%.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 14,82% yang berarti sebanyak 14,82% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 2,56% dan PT swasta sebesar 12,25%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 5,75% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,19%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 2,37% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,19%. Partisipasi PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 6,19% dan terkecil pada institut sebesar 0,63%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas negeri dan sekolah tinggi swasta menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

-2.00

-1.50

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

PG APK IPG APK

-1.56

1.11

Page 209: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

204

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 25,31% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 11,21% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,29%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 6,92% lebih besar daripada PT swasta sebesar 18,39%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 6,63% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,29%. AM PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 9,34% dan terkecil pada institut sebesar 0,96%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas negeri dan sekolah tinggi swasta menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 5.75 0.63 6.19 2.06 0.19 14.82

a. Negeri 2.37 - - - 0.19 2.56

b. Swasta 3.38 0.63 6.19 2.06 - 12.25

2 AM ke PT 11.21 0.96 9.34 3.52 0.29 25.31

a. Negeri 6.63 0.00 0.00 0.00 0.29 6.92

b. Swasta 4.58 0.96 9.34 3.52 0.00 18.39

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

5.75

0.63

6.19

2.06 0.19

14.82

11.21

0.96

9.34

3.52

0.29

25.31

APK AM PT

Page 210: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

205

semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 68,42, keterjangkauan layanan sebesar 100,00, kualitas layanan sebesar 62,84, kesetaraan layanan sebesar 96,16, dan kepastian layanan sebesar 37,35. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 72,96. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 70% atau tiga per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Lampung, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.368 2.000 68,42 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 9.826 8.500 100,00 PARIPURNA

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 26 25 96,92

R-D/L dosen 53 100 53,05

Aproduk % 11,21 25 44,85

%DL % 56,55 100 56,55

Kualitas Layanan 62,84 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -1,56 0 98,44

IPG APK Indeks 1,11 1 90,03

%MhsSwt % 82,71 75 100,00

Kesetaraan Layanan 96,16 PARIPURNA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 14,82 30 49,38

AM PT % 25,31 100 25,31

Kepastian Layanan 37,35 KURANG

72,96 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 211: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

206

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-2 dan K-4 yang terbaik masing-masing sebesar 100,00 dan 96,16 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 37,35 sedangkan kinerja PT sebesar 72,96. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan kepastian layanan (misi K-5), kualitas layanan (misi K-3), dan ketersediaan layanan (misi K-1) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, keterjangkauan layanan (misi K-2) perlu dipertahankan karena telah mencapai 100 dan kesetaraan layanan (misi K-4) perlu ditingkatkan karena hampir mencapai 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-2 yang

terbaik dengan nilai sebesar 100,00, berarti termasuk kategori paripurna dan misi K-4 juga sebesar 96,16 termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 37,35 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-3 sebesar 62,84 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Lampung sebesar 72,96 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Lampung sebesar 72,96 termasuk kategori kurang. Hal ini

disebabkan karena misi K-1, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 68,42, 62,84, dan 37,35.

Untuk misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator rasio mahasiswa per lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kepastian (misi K-5), perlu meningkatkan indikator APK dan AM PT.

Page 212: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

207

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI MALUKU

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 213: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

208

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Maluku adalah 28 dengan rincian 4 universitas (14,29%), 18 sekolah tinggi (64,29%), 4 akademi (14,29%), dan 2 politeknik (7,14%). Dengan demikian, jenis

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 214: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

209

lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 2 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 3 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 3 universitas, 18 sekolah tinggi, dan 4 akademi sehingga jumlahnya 25 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah universitas.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Maluku sebesar 8.767 orang, berada di negeri sebesar 4.138 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 4.629 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 6.279 orang atau 71,62% dan terkecil pada politeknik sebesar 599 orang atau 6,83%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 4 14,29 0 0,00 18 64,29 4 14,29 2 7,14 28

a. Negeri 1 33,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 66,67 3

b. Swasta 3 12,00 0 0,00 18 72,00 4 16,00 0 0,00 25

2 Mahasiswa Baru 6.279 71,62 0 0,00 1.849 21,09 40 0,46 599 6,83 8.767

a. Negeri 3.539 85,52 0 0,00 0 0,00 0 0,00 599 14,48 4.138

b. Swasta 2.740 59,19 0 0,00 1.849 39,94 40 0,86 0 0,00 4.629

3 Mahasiswa 29.181 66,76 0 0,00 12.029 27,52 184 0,42 2.314 5,29 43.708

a. Negeri 12.464 84,34 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2.314 15,66 14.778

b. Swasta 16.717 57,78 0 0,00 12.029 41,58 184 0,64 0 0,00 28.930

4 Lulusan 4.206 72,06 0 0,00 1.192 20,42 25 0,43 414 7,09 5.837

a. Negeri 2.441 85,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 414 14,50 2.855

b. Swasta 1.765 59,19 0 0,00 1.192 39,97 25 0,84 0 0,00 2.982

5 Dosen 1.537 67,53 0 0,00 365 16,04 47 2,07 327 14,37 2.276

a. Negeri 1.106 77,18 0 0,00 0 0,00 0 0,00 327 22,82 1.433

b. Swasta 431 51,13 0 0,00 365 43,30 47 5,58 0 0,00 843

0

5

10

15

20

25

30

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0

2 3 3

0

18

4

0

25

4

0

18

4

2

28

Negeri Swasta Jumlah

Page 215: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

210

PT Negeri pada universitas yang terbesar sebesar 3.539 orang atau 85,52% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.740 orang atau 59,19%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 599 orang atau 14,48% dan PT swasta adalah akademi sebesar 40 orang atau 0,86%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Maluku sebanyak 43.708 orang berada di PT

negeri sebanyak 14.778 orang dan di PT swasta sebanyak 28.930 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 29.181 orang atau 66,76% dan terkecil di akademi sebanyak 184 orang atau 0,42%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 12.464 orang atau 84,34% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 16.717 orang atau 57,78%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 2.314 orang atau 15,66% dan PT swasta adalah akademi sebesar 184 orang atau 0,64%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah lulusan PT provinsi Maluku sebanyak 5.837 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 2.855 orang dan dari PT swasta sebanyak 2.982 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 4.206 orang atau 72,06% dan terkecil pada akademi sebesar 25 orang atau 0,43%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 2.441 orang atau 85,50% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.765 orang atau 59,19%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 414 orang atau 14,50% dan PT swasta adalah

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

Negeri Swasta Jumlah

4.138 4.629

8.767

14.778

28.930

43.708

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 216: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

211

akademi sebesar 25 orang atau 0,84%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Maluku sebanyak 2.276 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.433 orang dan dari PT swasta sebanyak 843 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.537 orang atau 67,53% dan terkecil pada akademi sebesar 47 orang atau 2,07%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.106 orang atau 77,18% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 431 atau 51,13%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 327 orang atau 22,82% dan PT swasta adalah akademi sebesar 47 orang atau 5,58%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Maluku sebanyak 28 lembaga dengan rincian menurut

status lembaga adalah PT negeri sebanyak 3 lembaga dan PT swasta sebanyak 25 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 4 universitas atau 14,29%, 18 sekolah tinggi atau 64,29%, 4 akademi atau 14,29%, dan 2 politeknik atau 7,14%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas dan 2 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 3 universitas, 18 ST, dan 4 akademi.

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Negeri Swasta Jumlah

2.855 2.982

5.837

1.433

843

2.276

Lulusan Dosen

Page 217: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

212

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Maluku sebanyak 8.767 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 7.882 orang atau 89,91% dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.388 orang atau 81,88% dan PT swasta sebanyak 4.494 orang atau 97,08%. Sebaliknya, yang masuk program S-2 yang terkecil sebesar 102 orang atau 1,16% dengan rincian seluruhnya di PT negeri sebesar 102 orang atau 2,46%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program S-2 masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-0 sebesar 57,60% atau 451 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 42,40% atau 332 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-1 sebesar 45,18% atau 3.561 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 54,82% atau 4.321 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin sedikit bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin sedikit perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 451 57,60 332 42,40 783 8,93

a. Negeri 409 63,12 239 36,88 648 15,66

b. Swasta 42 31,11 93 68,89 135 2,92

2 S-1 3.561 45,18 4.321 54,82 7.882 89,91

a. Negeri 1.389 41,00 1.999 59,00 3.388 81,88

b. Swasta 2.172 48,33 2.322 51,67 4.494 97,08

3 S-2 55 53,92 47 46,08 102 1,16

a. Negeri 55 53,92 47 46,08 102 2,46

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 4.067 46,39 4.700 53,61 8.767 100,00

a. Negeri 1.853 44,78 2.285 55,22 4.138 100,00

b. Swasta 2.214 47,83 2.415 52,17 4.629 100,00

Page 218: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

213

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Maluku sebesar 43.708 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 40.184 orang atau 91,94% dengan rincian di PT negeri sebanyak 12.100 orang atau 27,68% dan PT swasta sebanyak 28.084 orang atau 64,25%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-2 sebanyak 364 orang atau 0,83% dengan rincian seluruhnya berada di PT negeri sebesar 364 orang atau 0,83%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-2 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-0 sebanyak 54,53% atau 1.723 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 45,47% atau 1.437 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-1 sebanyak 46,13% atau 18.536 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 53,87% atau 21.648 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin sedikit bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin sedikit perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.723 54,53 1.437 45,47 3.160 7,23

a. Negeri 1.461 63,14 853 36,86 2.314 5,29

b. Swasta 262 30,97 584 69,03 846 1,94

2 S-1 18.536 46,13 21.648 53,87 40.184 91,94

a. Negeri 4.962 41,01 7.138 58,99 12.100 27,68

b. Swasta 13.574 48,33 14.510 51,67 28.084 64,25

3 S-2 197 54,12 167 45,88 364 0,83

a. Negeri 197 54,12 167 45,88 364 0,83

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 20.456 46,80 23.252 53,20 43.708 100,00

a. Negeri 6.620 44,80 8.158 55,20 14.778 100,00

b. Swasta 13.836 47,83 15.094 52,17 28.930 100,00

7 Penduduk 19-23 th 69.857 50,91 67.373 49,09 137.230

Page 219: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

214

kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Maluku sebesar 137.230 orang dengan rincian laki-laki sebesar 69.857 atau 50,91% lebih kecil daripada perempuan sebesar 67.373 orang atau 49,09%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Maluku sebanyak 5.837 orang,

dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 5.233 orang atau 89,65% dengan rincian di PT negeri sebanyak 2.338 orang dan PT swasta sebanyak 2.895 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT sebanyak 70 orang atau 1,20% dengan rincian seluruhnya berada di PT negeri sebesar 70 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 309 57,87 225 42,13 534 9,15

a. Negeri 282 63,09 165 36,91 447 15,66

b. Swasta 27 31,03 60 68,97 87 2,92

2 S-1 2.358 45,06 2.875 54,94 5.233 89,65

a. Negeri 959 41,02 1.379 58,98 2.338 81,89

b. Swasta 1.399 48,32 1.496 51,68 2.895 97,08

3 S-2 38 54,29 32 45,71 70 1,20

a. Negeri 38 54,29 32 45,71 70 2,45

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 2.705 46,34 3.132 53,66 5.837 100,00

a. Negeri 1.279 44,80 1.576 55,20 2.855 100,00

b. Swasta 1.426 47,82 1.556 52,18 2.982 100,00

Page 220: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

215

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-0 sebesar 57,87% atau 309 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 42,13% atau 225 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-1 sebesar 45,06% atau 2.358 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 54,94% atau 2.875 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Maluku sebanyak 2.276 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.312 orang atau 57,64% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.009 orang atau 44,33% dan PT swasta sebanyak 303 orang atau 13,31%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,18% atau 4 orang dengan rincian seluruhnya berada di PT swasta sebesar 0,18% atau 4 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 3 75,00 1 25,00 4 0,18

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 3 75,00 1 25,00 4 0,18

2 S-1/D-4 611 73,53 220 26,47 831 36,51

a. Negeri 317 99,69 1 0,31 318 13,97

b. Swasta 294 57,31 219 42,69 513 22,54

3 S-2 1.236 94,21 76 5,79 1.312 57,64

a. Negeri 1.009 100,00 0 0,00 1.009 44,33

b. Swasta 227 74,92 76 25,08 303 13,31

4 S-3 114 97,44 3 2,56 117 5,14

a. Negeri 94 100,00 0 0,00 94 4,13

b. Swasta 20 86,96 3 13,04 23 1,01

5 Spesialis 6 100,00 0 0,00 6 0,26

a. Negeri 6 100,00 0 0,00 6 0,26

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Profesi 6 100,00 0 0,00 6 0,26

a. Negeri 6 100,00 0 0,00 6 0,26

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7 Jumlah 1.976 86,82 300 13,18 2.276 100,00

a. Negeri 1.432 99,93 1 0,07 1.433 62,96

b. Swasta 544 64,53 299 35,47 843 37,04

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 221: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

216

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 1.441 orang atau

63,31% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 835 orang atau 36,69%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 77,81% atau 1.115 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 38,67% atau 326 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

1 Tidak layak 614 31,07 221 73,67 835 36,69

a. Negeri 317 22,14 1 100,00 318 22,19

b. Swasta 297 54,60 220 73,58 517 61,33

2 Layak 1.362 68,93 79 26,33 1.441 63,31

Negeri 1.115 77,86 0 0,00 1.115 77,81

Swasta 247 45,40 79 26,42 326 38,67

3 Jumlah 1.976 100,00 300 100,00 2.276 100,00

Negeri 1.432 72,47 1 0,33 1.433 62,96

Swasta 544 27,53 299 99,67 843 37,04

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 222: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

217

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.561 dengan rincian di negeri sebesar 4.926 orang dan di swasta sebesar 1.157 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.295 dan terjarang pada akademi sebesar 46. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 12.464 dan terjarang pada politeknik sebesar 1.157 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 5.572 dan terjarang pada akademi sebesar 46.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7.295 0 668 46 1.157 1.561

a. Negeri 12.464 0 0 0 1.157 4.926

b. Swasta 5.572 0 668 46 0 1.157

Page 223: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

218

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Maluku,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0006 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 2,93 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 1,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 5.746 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 5.746 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

12.464

0 0 0

1.157

4.926 5.572

0 668

46 0

1.157

7.295

0 668 46

1.157

1.561

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0006 2,93 1,00 5.746 5.746

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 224: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

219

dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan)

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 19 0 33 4 7 19

a. Negeri 11 0 0 0 7 10

b. Swasta 39 0 33 4 0 34

2 Rasio Dosen per Lembaga 384 0 20 12 164 81

a. Negeri 1.106 0 0 0 164 478

b. Swasta 144 0 20 12 0 34

3 Angka Produktivitas 14,41 0,00 9,91 13,59 17,89 13,35

a. Negeri 19,58 0,00 0,00 0,00 17,89 19,32

b. Swasta 10,56 0,00 9,91 13,59 0,00 10,31

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,22 13,47 13,35 -0,25 1,02

a. S-0 17,93 15,66 16,90 2,28 0,87

b. S-1 12,72 13,28 13,02 -0,56 1,04

c. S-2 19,29 19,16 19,23 0,13 0,99

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 19,32 19,32 19,32 0,00 1,00

f. Swasta 10,31 10,31 10,31 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.362 68,93 79 26,33 63,31

a. Negeri 1.115 77,86 0 0,00 77,81

b. Swasta 247 45,40 79 26,42 38,67

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

11

0 0 0

7

10

39

0

33

4

0

34

19

0

33

4

7

19

Negeri Swasta Rata2

Page 225: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

220

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Maluku di mana rata-rata seorang dosen melayani 19 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 10 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 11 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 39 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 7 dan untuk akademi dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT swasta sebesar 4 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Maluku sebesar 81 dengan rincian PT negeri sebesar 478 atau 14,17 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 34. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 384 dan terkecil pada akademi sebesar 12. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.106 dan terkecil politeknik sebesar 164 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 144 dan akademi yang terkecil sebesar 12. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

0

200

400

600

800

1.000

1.200

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

384

0 20 12

164

81

1.106

0 0 0

164

478

144

0 20 12 0 34

Negeri Swasta Rata2

Page 226: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

221

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 13,35% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 19,32% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,31%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 14,41 dan terkecil pada ST sebesar 9,91. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 19,32% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,22% lebih kecil daripada perempuan sebesar 13,47%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,25% dengan indeks paritas gender 1,02 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 19,23% namun yang terendah pada S-1 sebesar 13,02%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 2,28% dengan indeks paritas gender sebesar 0,87 berarti belum setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 63,31%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 77,81% lebih baik

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,22

19,32

10,31

17,93

12,72

19,29

0,00

13,47

19,32

10,31

15,66

13,28

19,16

0,00

13,35

19,32

10,31

16,90

13,02

19,23

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 227: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

222

daripada PT swasta sebesar 38,67%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 68,93% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 26,33%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 77,86% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 0% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 45,40% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 26,42%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -5,23 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar -5,23% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,18 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

Tetap TT Tetap+TT

68,93

26,33

63,31

77,86

0,00

77,81

45,40

26,42

38,67

Rata2 Negeri Swasta

Page 228: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

223

Tabel 12 Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4

Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 66,19% yang berarti sebanyak 66,19% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST dan akademi terbesar atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 57,29%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 57,29%.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 31,85% yang berarti sebanyak 31,85% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 10,77% dan PT swasta sebesar 21,08%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 21,26% dan terkecil pada akademi sebesar 0,13%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 9,08% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,69%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 11,25% dan terkecil pada akademi sebesar 0,16%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 29,28 34,51 31,85 -5,23 1,18

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 57,29 - 100,00 100,00 - 66,19

-6,00

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

PG APK IPG APK

-5,23

1,18

Page 229: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

224

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 35,98% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 25,77% dan terkecil pada akademi sebesar 0,16%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 16,98% lebih besar daripada PT swasta sebesar 19,00%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 14,53% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,46%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 11,25% dan terkecil pada akademi sebesar 0,16%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-masing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 21,26 - 8,77 0,13 1,69 31,85

a. Negeri 9,08 - - - 1,69 10,77

b. Swasta 12,18 - 8,77 0,13 - 21,08

2 AM ke PT 25,77 0,00 7,59 0,16 2,46 35,98

a. Negeri 14,53 0,00 0,00 0,00 2,46 16,98

b. Swasta 11,25 0,00 7,59 0,16 0,00 19,00

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

21,26

-

8,77

0,13 1,69

31,85

25,77

-

7,59

0,16 2,46

35,98

APK AM PT

Page 230: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

225

menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 78,05, keterjangkauan layanan sebesar 67,60, kualitas layanan sebesar 74,50, kesetaraan layanan sebesar 89,29, dan kepastian layanan sebesar 67,99. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 75,49. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Maluku, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.561 2.000 78,05 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 5.746 8.500 67,60 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 19 25 100,00

R-D/L dosen 81 100 81,29

Aproduk % 13,35 25 53,42

%DL % 63,31 100 63,31

Kualitas Layanan 74,50 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -5,23 0 94,77

IPG APK Indeks 1,18 1 84,85

%MhsSwt % 66,19 75 88,25

Kesetaraan Layanan 89,29 MADYA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 31,85 30 100,00

AM PT % 35,98 100 35,98

Kepastian Layanan 67,99 KURANG

75,49 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 231: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU II) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FAA9E7C9-016B-4BC4-B390... · Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186 11

226

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 sebesar 89,29 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 67,99 sedangkan kinerja PT sebesar 75,49. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kepastian layanan (misi K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena telah mencapai 89,29.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 89,29, berarti termasuk kategori madya. Sebaliknya, misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 67,60 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-5 sebesar 67,99 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT Provinsi Maluku sebesar 75,49 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Maluku sebesar 75,49 termasuk kategori kurang. Hal ini

disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 78,05, 67,60, 74,50, dan 67,99.

Untuk misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan lembaga. Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator Daerah Terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kepastian (misi K-5), perlu meningkatkan indikator melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.