profil pendidikan tinggi (buku iii) - publikasi bidang...

225
1

Upload: phungkiet

Post on 22-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

1

Page 2: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI

TAHUN 2013

(BUKU III)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN

Jakarta, 2013

Page 3: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

ii

KATALOG DALAM TERBITAN Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Profil Pendidikan Tinggi Tahun 2013 (Buku 3).

Disusun oleh: Bidang Pendayagunaan Data dan Pelayanan Data Statistik Pendidikan Dikdasmen, Pendidikan Tinggi dan PAUDNI. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Kemendikbud, 2013, iv, 220 hal.

ISBN 979 401 585 7 Tim Penulis Buku III : 1. Siti Sofiah 2. Ikrar Pramudya 3. Abdul Hakim 4. Dian Dwilestari 5. Noorman Sambodo 6. Seruni Sintia Fati Editor: Edison Panjaitan @ Pusat Data dan Statistik Pendidikan, 2013

Page 4: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, Profil

Pendidikan Tinggi Tahun 2013 selesai untuk diterbitkan. Profil Pendidikan Tinggi

Tahun 2013 disusun untuk masing-masing provinsi dan dibagi menjadi 3 Buku.

Buku III menampilkan 11 Profil Pendidikan Tinggi Provinsi di pulau Kalimantan

dan Sulawesi yaitu Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Maluku Utara, Sulut,

Gorontalo, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra.

Buku ini disusun dalam upaya memberikan gambaran tentang

perkembangan pendidikan tinggi di masing-masing provinsi dengan menyajikan

menurut keadaan pendidikan tinggi serta analisis indikator. Sumber data yang

digunakan dalam menyusun profil pendidikan tinggi ini adalah: (1) Kuesioner

Pendiidkan Tinggi yang disebar ke PTN dan Kopertis, (2) Data Statistik Pendidikan

Tinggi, (3) data pendukung lainnya seperti provinsi dalam angka dan hasil

publikasi Bappeda.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pengelola data di Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) dan Kopertis, serta tim yang terlibat dalam penyusunan buku

ini.

Kami menerima dengan senang hati kritik dan saran untuk

penyempurnaan penulisan profil PT ini.

Jakarta, Desember 2013 Kepala,

Dr. -Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin NIP 195707151987031001

Page 5: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul i Katalog Dalam Terbitan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Penyusunan Profil Pendidikan Tinggi

1. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Barat 1 2. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah 22 3. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan 42 4. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Timur 62 5. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Maluku Utara 82 6. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Utara 102 7. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Gorontalo 122 8. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Tengah 142 9. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan 162 10. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Barat 182 11. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara 201

Page 6: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

1

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari

Page 7: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

2

dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 8: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

3

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Sumber: Statistik PT2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi

Kalimantan Barat adalah 44 PT dengan rincian 4 universitas (9,09), 16 sekolah tinggi (36,36%), 20 akademi (45,45%), dan 4 politeknik (9,09%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah akademi dan terkecil adalah universitas dan politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas, dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 2 lembaga sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 3 universitas, 16 sekolah tinggi, 20 akademi, dan 3 politeknik sehingga jumlahnya 42 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri sama antara adalah akademi dan universitas sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah akademi dan terkecil adalah universitas dan politeknik.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 4 9.09 0 0.00 16 36.36 20 45.45 4 9.09 44

a. Negeri 1 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 50.00 2

b. Swasta 3 7.14 0 0.00 16 38.10 20 47.62 3 7.14 42

2 Mahasiswa Baru 8,064 57.10 0 0.00 3,964 28.07 1,070 7.58 1,025 7.26 14,123

a. Negeri 6,513 89.04 0 0.00 0 0.00 0 0.00 802 10.96 7,315

b. Swasta 1,551 22.78 0 0.00 3,964 58.23 1,070 15.72 223 3.28 6,808

3 Mahasiswa 30,280 44.09 0 0.00 26,691 38.86 7,338 10.68 4,371 6.36 68,680

a. Negeri 22,565 86.38 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,559 13.62 26,124

b. Swasta 7,715 18.13 0 0.00 26,691 62.72 7,338 17.24 812 1.91 42,556

4 Lulusan 5,492 58.23 0 0.00 2,555 27.09 690 7.32 695 7.37 9,432

a. Negeri 4,493 89.04 0 0.00 0 0.00 0 0.00 553 10.96 5,046

b. Swasta 999 22.78 0 0.00 2,555 58.25 690 15.73 142 3.24 4,386

5 Dosen 1,164 46.92 0 0.00 706 28.46 225 9.07 386 15.56 2,481

a. Negeri 957 79.62 0 0.00 0 0.00 0 0.00 245 20.38 1,202

b. Swasta 207 16.18 0 0.00 706 55.20 225 17.59 141 11.02 1,279

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 1 23

0

16

20

3

42

4

0

16

20

4

44

Negeri Swasta Jumlah

Page 9: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

4

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kalimantan Barat sebesar 14.123 orang, berada di negeri sebesar 7.315 orang lebih bessar daripada di swasta sebesar 6.808 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 8.064 orang atau 57,10% dan terkecil pada politeknik sebesar 1.025 orang atau 7,26%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 6.531 orang atau 89,04% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 3.964 orang atau 58,23%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 802 orang atau 10,96% dan PT swasta juga pada politeknik sebesar 223 orang atau 3,28%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Barat sebanyak 68.680 orang

berada di PT negeri sebanyak 26.214 orang dan di PT swasta sebanyak 42.556 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 30.280 orang atau 44,09% dan terkecil di politeknik sebanyak 4.371 orang atau 6,36%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 22.565 orang atau 86,38% dan PT swasta pada sekolaah tinggi sebesar 26.691 orang atau 62,72%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 3.559 orang atau 13,62% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 812 orang atau 1,91%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada sekolah tinggi.

Jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Barat sebanyak 9.432 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 5.046 orang dan dari PT swasta sebanyak 4.386 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 5.492 orang atau 58,23% dan terkecil pada akademi sebesar

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

Negeri Swasta Jumlah

7.315 6.808

14.123

26.124

42.556

68.680

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 10: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

5

690 orang atau 7,32%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 4.493 orang atau 89,04% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 2.555 orang atau 58,25%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 553 orang atau 10,96% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 142orang atau 3,24%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2.481 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.202 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.279 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.164 orang atau 46,92% dan terkecil pada akademi sebesar 225 orangatau 9,07%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 947 orang atau 79,62% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 706 atau 55,20%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 245 orang atau 20,38% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 141 orang atau 11,02%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen.

1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

Jumlah PT provinsi Kalimantan Barat sebanyak 44 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

Negeri Swasta Jumlah

5.046

4.386

9.432

1.202 1.279

2.481

Lulusan Dosen

Page 11: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

6

sebanyak 42 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 4 universitas atau 9,09%, 16 ST atau 36,36%, 20 akademi atau 45,45%, dan 4 politeknik atau 9,09%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 3 universitas, 16 ST, 20 akademi, dan 3 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Barat,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kalimantan Barat

sebanyak 14.123 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 11.366 orang atau 80,48% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.052 orang atau 82,37% dan PT swasta sebanyak 5.314 orang atau 78,06%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 26 orang atau 0,18% dengan rincian hanya di PT swasta sebesar 26 orang atau 0,38%. Hal ini berarti minat untuk masuk ke program profesi ternyata masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program yang ada lainnya.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.204 50,78 1.167 49,22 2.371 16,79

a. Negeri 588 65,12 315 34,88 903 12,34

b. Swasta 616 41,96 852 58,04 1.468 21,56

2 S-1 5.998 52,77 5.368 47,23 11.366 80,48

a. Negeri 3.259 53,85 2.793 46,15 6.052 82,73

b. Swasta 2.739 51,54 2.575 48,46 5.314 78,06

3 S-2 233 64,72 127 35,28 360 2,55

a. Negeri 233 64,72 127 35,28 360 4,92

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 10 38,46 16 61,54 26 0,18

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 10 38,46 16 61,54 26 0,38

6 Jumlah 7.445 52,72 6.678 47,28 14.123 100,00

a. Negeri 4.080 55,78 3.235 44,22 7.315 100,00

b. Swasta 3.365 49,43 3.443 50,57 6.808 100,00

Page 12: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

7

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 64,72% atau 233 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 35,28% atau 1127 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 38,46% atau 10 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 61,54% atau 16 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin sedikit bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin sedikit perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Barat sebesar 68.680 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 54.831 orang atau 79,84% dengan rincian di PT negeri sebanyak 21.615 orang atau 82,74% dan PT swasta sebanyak 33.216 orang atau 78,05%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 168 orang atau 0,24% dengan rincian hanya di PT swasta sebesar 168 orang atau 0,24%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau profesi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-1 sebanyak 52,46% atau 28.764 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 47,54% atau 26,067orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 37,50% atau 63 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 62,50% atau 105 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin sedikit bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin sedikit perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Kalimantan Barat sebesar 417.416 orang dengan rincian laki-laki sebesar 209.302 atau 30,14% lebih besar daripada perempuan sebesar 208.174 orang atau 49,86%.

Page 13: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

8

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi,Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Barat sebanyak 9.432 orang,dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 7,598 orang atau 80,56% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.175 orang dan PT swasta sebanyak 3.423 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi pada PT sebanyak 18 orang atau 0,19% dengan rincian hanya di PT swasta sebanyak 18 orang atau 0,41%. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 64,52% atau 160 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 35,48% atau 88 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 38,89% atau 7 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 61,11% atau 11 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 5.952 48,01 6.445 51,99 12.397 18,05

a. Negeri 2.101 65,15 1.124 34,85 3.225 4,70

b. Swasta 3.851 41,99 5.321 58,01 9.172 13,35

2 S-1 28.764 52,46 26.067 47,54 54.831 79,84

a. Negeri 11.638 53,84 9.977 46,16 21.615 31,47

b. Swasta 17.126 51,56 16.090 48,44 33.216 48,36

3 S-2 830 64,64 454 35,36 1.284 1,87

a. Negeri 830 64,64 454 35,36 1.284 1,87

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 63 37,50 105 62,50 168 0,24

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 63 37,50 105 62,50 168 0,24

6 Jumlah 35.609 51,85 33.071 48,15 68.680 100,00

a. Negeri 14.569 55,77 11.555 44,23 26.124 100,00

b. Swasta 21.040 49,44 21.516 50,56 42.556 100,00

7 Penduduk 19-23 th 209.302 50,14 208.174 49,86 417.476

Page 14: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

9

lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap.Dosen juga dirinci menurut enamtingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu <S-1, S-1/D-4, S-2, S-3,spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2.481 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.344 orang atau 54,17% dengan rincian di PT negeri sebanyak 845 orang atau 34,06% dan PT swasta sebanyak 499 orang atau 20,11%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan profesi sebanyak 0,12% atau 3 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,08% atau 2 orang dan PT swasta sebesar 0,04% atau 1 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 803 51,21 765 48,79 1.568 16,62

a. Negeri 406 65,17 217 34,83 623 12,35

b. Swasta 397 42,01 548 57,99 945 21,55

2 S-1 4.013 52,82 3.585 47,18 7.598 80,56

a. Negeri 2.248 53,84 1.927 46,16 4.175 82,74

b. Swasta 1.765 51,56 1.658 48,44 3.423 78,04

3 S-2 160 64,52 88 35,48 248 2,63

a. Negeri 160 64,52 88 35,48 248 4,91

b. Swasta 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 7 38,89 11 61,11 18 0,19

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 7 38,89 11 61,11 18 0,41

6 Jumlah 4.983 52,83 4.449 47,17 9.432 100,00

a. Negeri 2.814 55,77 2.232 44,23 5.046 100,00

b. Swasta 2.169 49,45 2.217 50,55 4.386 100,00

Page 15: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

10

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Barat,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 1.569 orang atau

63,24% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 912

1 < S-1 9 34,62 17 65,38 26 1,05

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 9 34,62 17 65,38 26 1,05

2 S-1/D-4 687 77,54 199 22,46 886 35,71

a. Negeri 142 95,95 6 4,05 148 5,97

b. Swasta 545 73,85 193 26,15 738 29,75

3 S-2 1.303 96,95 41 3,05 1.344 54,17

a. Negeri 840 99,41 5 0,59 845 34,06

b. Swasta 463 92,79 36 7,21 499 20,11

4 S-3 187 99,47 1 0,53 188 7,58

a. Negeri 177 100,00 0 0,00 177 7,13

b. Swasta 10 90,91 1 9,09 11 0,44

5 Spesialis 32 94,12 2 5,88 34 1,37

a. Negeri 30 100,00 0 0,00 30 1,21

b. Swasta 2 50,00 2 50,00 4 0,16

6 Profesi 3 100,00 0 0,00 3 0,12

a. Negeri 2 100,00 0 0,00 2 0,08

b. Swasta 1 100,00 0 0,00 1 0,04

7 Jumlah 2.221 89,52 260 10,48 2.481 100,00

a. Negeri 1.191 99,08 11 0,92 1.202 48,45

b. Swasta 1.030 80,53 249 19,47 1.279 51,55

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

1 Tidak layak 696 31.34 216 83.08 912 36.76

a. Negeri 142 11.92 6 54.55 148 12.31

b. Swasta 554 53.79 210 84.34 764 59.73

2 Layak 1,525 68.66 44 16.92 1,569 63.24

Negeri 1,049 88.08 5 45.45 1,054 87.69

Swasta 476 46.21 39 15.66 515 40.27

3 Jumlah 2,221 100.00 260 100.00 2,481 100.00

Negeri 1,191 53.62 11 4.23 1,202 48.45

Swasta 1,030 46.38 249 95.77 1,279 51.55

Jumlah %No. KriteriaTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 16: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

11

orang atau 36,76%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 87,69% atau 1.054 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 40,27% atau 515 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator PendidikanTinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelimamisi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa

Page 17: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

12

swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kalimantan Barat,Tahun2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Kalimantan Barat,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.561 dengan rincian di negeri sebesar 13.062 orang dan di swasta sebesar 1.013 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.570 dan terjarang pada akademi sebesar 367. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 22.565 dan terjarang pada politeknik sebesar 3.559 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 2.572 dan terjarang pada politeknik sebesar 271. Persentase rasio swasta terhadap negeri terbesar pada universitas sebesar 11,40% dan terkecil pada poilteknik sebesar 7,61% dan rata-rata sebesar 7,76%.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7,570 0 1,668 367 1,093 1,561

a. Negeri 22,565 0 0 0 3,559 13,062

b. Swasta 2,572 0 1,668 367 271 1,013

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

22.565

0 0 0

3.559

13.062

2.572

0

1.668367 271

1.013

7.570

0

1.668367 1.093

1.561

Negeri Swasta Rata2

Page 18: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

13

dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Kalimantan Barat,Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0003 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 2,83 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 1,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 5,56 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 5,567 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentasedosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Barat,Tahun 2012/2013

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0003 2.83 1.00 5,567 5,567

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata21 Rasio Mahasiswa per Dosen 26 0 38 33 11 28

a. Negeri 24 0 0 0 15 22b. Swasta 37 0 38 33 6 33

2 Rasio Dosen per Lembaga 291 0 44 11 97 56a. Negeri 957 0 0 0 245 601b. Swasta 69 0 44 11 47 30

3 Angka Produktivitas 18,14 0,00 9,57 9,40 15,90 13,73a. Negeri 19,91 0,00 0,00 0,00 15,54 19,32b. Swasta 12,95 0,00 9,57 9,40 17,49 10,31

Page 19: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

14

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Kalimantan Barat di mana rata-rata seorang dosen melayani 28 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 22 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 24 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 37 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 15 dan PT swasta sebesar 6 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi,

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,99 13,45 13,73 0,54 0,96

a. S-0 13,49 11,87 12,65 1,62 0,88

b. S-1 13,95 13,75 13,86 0,20 0,99

c. S-2 19,28 19,38 19,31 -0,11 1,01

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 19,31 19,32 19,32 0,00 1,00

f. Swasta 10,31 10,30 10,31 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.525 68,66 44 16,92 63,24

a. Negeri 1.049 88,08 5 45,45 87,69

b. Swasta 476 46,21 39 15,66 40,27

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

24

0 0 0

15

22

37

0

38

33

6

33

26

0

38

33

11

28

Negeri Swasta Rata2

Page 20: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

15

maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Kalimantan Barat sebesar 56 dengan rincian PT negeri sebesar 601 atau 19,73 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 30. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 291 dan terkecil pada akademi sebesar 11. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 957 dan terkecil politeknik sebesar 245 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 69 dan akademi yang terkecil sebesar 11. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui

bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 13,73% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 19,32% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,31%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 18,14 dan terkecil pada akademi sebesar 9,40. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 1,87% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,99% lebih besar daripada perempuan sebesar 13,73%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,54% dengan indeks paritas gender 0,96 yang berarti belum setara. Angka produktivitas

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

291

044

11

9756

957

0 0 0

245

601

69

044

1147 30

Negeri Swasta Rata2

Page 21: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

16

antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 19,28% namun yang terendah pada S-0 sebesar 13,49%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,62% dengan indeks paritas gender sebesar 0,88 berarti belum setara sedangkan program S-2 dengan perbedaan gender sebesar -0,11% dan indeks paritas gender sebesar 1,01 berarti hampir setara setara.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 63,24%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 87,69% lebih baik

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,99

19,31

10,31

13,4913,95

19,28

0,00

13,45

19,32

10,3011,87

13,75

19,38

0,00

13,73

19,32

10,31

12,65

13,86

19,31

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Tetap TT Tetap+TT

68,66

16,92

63,24

88,08

45,45

87,69

46,21

15,66

40,27

Rata2 Negeri Swasta

Page 22: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

17

daripada PT swasta sebesar 40,27%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 68,66% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 16,92%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 88,08% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 45,45% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 46,21% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 15,66%.

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt).Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 16,45 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 1,13% dengan perempuan lebih sedikit daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 0,93 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 61,96% yang berarti

sebanyak 61,96% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka sekolah tinggidan akademi terbesar atau 100% dan terkecil politekniksebesar 18,58%. Hal ini berarti dominasi PT swasta hanya pada sekolah tinggi dan akademi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 25,48% dan politeknik sebesar 18,58%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (25,48%) yang terbesar dan diikuti politeknik (18,58%).

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 17.01 15.89 16.45 1.13 0.93

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 25.48 - 100.00 100.00 18.58 61.96

Page 23: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

18

Grafik 9 PG APK dan IPG APKPerguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 16,45% yang berarti sebanyak 16,45% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 6,26% dan PT swasta sebesar 10,19%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 7,25% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,05%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 5,41% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,85%. Partisipasi PT swasta terbesar pada ST sebesar 6,39% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,19%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 31,79% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 18,15% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,31%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 16,47% lebih besar daripada PT swasta sebesar 15,32%. AM PT negeri terbesar pada unversitas

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

PG APK IPG APK

1,13

0,93

Page 24: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

19

sebesar 14,66% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,81%. AM PT swasta terbesar pada ST sebesar 8,92% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,50%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis LembagaPerguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya digunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 78,05, keterjangkauan layanan sebesar 65,49, kualitas layanan sebesar 66,22, kesetaraan layanan sebesar 91,62, dan kepastian layanan sebesar 43,31. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 68,94 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi belum mencapai 80% atau empat per lima.

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

7,25

-

6,39

1,76 1,05

16,45 18,15

-

8,92

2,41 2,31

31,79

APK AM PT

Page 25: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

20

Tabel 14 Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik masing-masing sebesar 91,62 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 43,31 sedangkan kinerja PT sebesar 68,94. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan kepastian layanan (misi K-5), keterjangkauan layanan (misi K-2), kualitas layanan (misi K-3) dan ketersediaan layanan (misi K-1) karena capaian kinerja masih kurang dari 80,00. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) perlu dipertahankan karena masing-masing telah mencapai 90.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.561 2.000 78,05 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 5.567 8.500 65,49 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 28 25 90,31

R-D/L dosen 56 100 56,39

Aproduk % 13,73 25 54,93

%DL % 63,24 100 63,24

Kualitas Layanan 66,22 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 1,13 0 98,87

IPG APK Indeks 0,93 1 93,38

%MhsSwt % 61,96 75 82,62

Kesetaraan Layanan 91,62 UTAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 16,45 30 54,84

AM PT % 31,79 100 31,79

Kepastian Layanan 43,31 KURANG

68,94 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 26: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

21

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 91,62, berarti termasuk kategori utama. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 43,31 termasuk kinerja kategori kurang, begitu juga dengan misi K-2 dengan , misi K-3 dan misi K-1 dengan masing-masing nilai sebesar 65,49, 66,22 dan 78,05, juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Kalimantan Barat sebesar 68,94 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Kalimantan Barat sebesar 68,94 termasuk kategori kurang.

Hal ini disebabkan karena misi K-5, K-2, K-3, dan K-1 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-5, K-2, K-3, dan K-1 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 43,31, 65,49, 66,22 dan 78,05.

Untuk misi K-5, dalam rangka meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka melanjutkan ke PT melalui cara meningkatkan lulusan SM yang melanjutkan ke PT dengan cara memperluas daya tampung di PT. Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan maka diperlukan peningkatan indikator rasio mahasiswa per dosen.

Page 27: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

22

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan in dikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari

Page 28: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

23

dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga.Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Kalimantan Tengah adalah 23 dengan rincian 6 universitas (26,09%), 14 sekolah tinggi (60,87%), 2 akademi (8,70%), dan 1 politeknik (4,35%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 29: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

24

Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 1 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 5 universitas, 14 sekolah tinggi, 2 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 22 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri hanya universitas sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Kalimantan Tengah sebesar 5.240 orang, berada di negeri sebesar 3.238 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 2.002 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 4.326 orang atau 82,56% dan terkecil pada akademi sebesar 68 orang atau 1,30%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri hanya terdapat pada universitas sebesar 3.238 orang atau 100% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 1.088 orang atau

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 6 26,09 0 0,00 14 60,87 2 8,70 1 4,35 23

a. Negeri 1 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1

b. Swasta 5 22,73 0 0,00 14 63,64 2 9,09 1 4,55 22

2 Mahasiswa Baru 4.326 82,56 0 0,00 846 16,15 68 1,30 0 0,00 5.240

a. Negeri 3.238 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3.238

b. Swasta 1.088 54,35 0 0,00 846 42,26 68 3,40 0 0,00 2.002

3 Mahasiswa 21.680 76,76 0 0,00 5.520 19,54 768 2,72 275 0,97 28.243

a. Negeri 11.566 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 11.566

b. Swasta 10.114 60,65 0 0,00 5.520 33,10 768 4,61 275 1,65 16.677

4 Lulusan 2.935 83,29 0 0,00 545 15,47 44 1,25 0 0,00 3.524

a. Negeri 2.234 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2.234

b. Swasta 701 54,34 0 0,00 545 42,25 44 3,41 0 0,00 1.290

5 Dosen 1.215 78,64 0 0,00 279 18,06 26 1,68 25 1,62 1.545

a. Negeri 781 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 781

b. Swasta 434 56,81 0 0,00 279 36,52 26 3,40 25 3,27 764

0

5

10

15

20

25

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

10 0 0 0

1

5

0

14

21

22

6

0

14

21

23

Negeri Swasta Jumlah

Page 30: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

25

54,35%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah akademi sebesar 68 orang atau 3,40%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 28.243 orang

berada di PT negeri sebanyak 11.566 orang dan di PT swasta sebanyak 16.677 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 21.680 orang atau 76,76% dan terkecil di politeknik sebanyak 275 orang atau 0,97%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri hanya terdapat pada universitas sebesar 11.566 orang atau 100% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10.114 orang atau 60,65%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 275 orangatau 1,65%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

Negeri Swasta Jumlah

3.238 2.002

5.240

11.566

16.677

28.243

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

Negeri Swasta Jumlah

2.234

1.290

3.524

781 764

1.545

Lulusan Dosen

Page 31: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

26

Jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 3.524 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 2.234 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.290 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 2.935 orang atau 83,29% dan terkecil pada akademi sebesar 44 orang atau 1,25%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri hanya terdapat pada universitas sebesar 2.234 orang atau 100% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 701 orang atau 54,34%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah akademi sebesar 44 orang atau 3,41%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 1.545 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 781 orang dan dari PT swasta sebanyak 764 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.215 orang atau 78,64% dan terkecil pada politeknik sebesar 25 orang atau 1,62%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri hanya terdapat pada universitas sebesar 781 orang atau 100% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 434 orang atau 56,81%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 25 orang atau 3,27%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 23 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 22 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 6 universitas atau 26,09%, 14 sekolah tinggi atau 60,87%, 2 akademi atau 8,70%, dan 1 politeknik atau 4,35%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri hanya terdiri dari 1 universitas sedangkan PT swasta terdiri dari 5 universitas, 14 ST, 2 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 32: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

27

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kalimantan Tengah

sebanyak 5.240 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 4.805 orang atau 91,70% dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.149 orang atau 97,25% dan PT swasta sebanyak 1.656 orang atau 82,72%. Sebaliknya, yang masuk program S-2 yang terkecil sebesar 121 orang atau 2,31% dengan rincian di PT negeri sebesar 89 orang atau 2,75% dan PT swasta sebesar 32 orang atau 1,60%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program S-2 masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-1 sebesar 56,55% atau 2.717 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 43,45% atau 2.088 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 28,03% atau 88 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 71,97% atau 226 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT.Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 88 28,03 226 71,97 314 5,99

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 88 28,03 226 71,97 314 15,68

2 S-1 2.717 56,55 2.088 43,45 4.805 91,70

a. Negeri 1.816 57,67 1.333 42,33 3.149 97,25

b. Swasta 901 54,41 755 45,59 1.656 82,72

3 S-2 67 55,37 54 44,63 121 2,31

a. Negeri 64 71,91 25 28,09 89 2,75

b. Swasta 3 9,38 29 90,63 32 1,60

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 2.872 54,81 2.368 45,19 5.240 100,00

a. Negeri 1.880 58,06 1.358 41,94 3.238 100,00

b. Swasta 992 49,55 1.010 50,45 2.002 100,00

Page 33: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

28

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Tengah sebesar 28.243 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 25.040 orang atau 88,66% dengan rincian di PT negeri sebanyak 11.248 orang atau 39,83% dan PT swasta sebanyak 13.792 orang atau 48,83%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-2 sebanyak 583 orang atau 2,06% dengan rincian di PT negeri sebesar 318 orang atau 1,13% dan PT swasta sebesar 265 orang atau 0,94%.Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-2 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-1 sebanyak 55,86% atau 13.988 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 44,14% atau 11.052 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 28,02% atau 734 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 71,98% atau 1.886 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 734 28,02 1.886 71,98 2.620 9,28

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 734 28,02 1.886 71,98 2.620 9,28

2 S-1 13.988 55,86 11.052 44,14 25.040 88,66

a. Negeri 6.485 57,65 4.763 42,35 11.248 39,83

b. Swasta 7.503 54,40 6.289 45,60 13.792 48,83

3 S-2 257 44,08 326 55,92 583 2,06

a. Negeri 229 72,01 89 27,99 318 1,13

b. Swasta 28 10,57 237 89,43 265 0,94

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 14.979 53,04 13.264 46,96 28.243 100,00

a. Negeri 6.714 58,05 4.852 41,95 11.566 100,00

b. Swasta 8.265 49,56 8.412 50,44 16.677 100,00

7 Penduduk 19-23 th 112.382 51,20 107.110 48,80 219.492

Page 34: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

29

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Kalimantan Tengah sebesar 219.492 orang dengan rincian laki-laki sebesar 112.382 atau 51,20% lebih besar daripada perempuan sebesar 107.110 orang atau 48,80%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Tengah sebanyak

3.524 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 3.240 orang atau 91,94% dengan rincian di PT negeri sebanyak 2.173 orang dan PT swasta sebanyak 1.067 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT sebanyak 81 orang atau 2,30% dengan rincian PT negeri sebesar 61 orang dan PT swasta sebanyak 20 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 57 28,08 146 71,92 203 5,76

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 57 28,08 146 71,92 203 15,74

2 S-1 1.833 56,57 1.407 43,43 3.240 91,94

a. Negeri 1.253 57,66 920 42,34 2.173 97,27

b. Swasta 580 54,36 487 45,64 1.067 82,71

3 S-2 46 56,79 35 43,21 81 2,30

a. Negeri 44 72,13 17 27,87 61 2,73

b. Swasta 2 10,00 18 90,00 20 1,55

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 1.936 54,94 1.588 45,06 3.524 100,00

a. Negeri 1.297 58,06 937 41,94 2.234 100,00

b. Swasta 639 49,53 651 50,47 1.290 100,00

Page 35: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

30

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 56,79% atau 46 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 43,21% atau 35 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 28,08% atau 57 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 71,92% atau 146 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 1.545 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 804 orang atau 52,04% dengan rincian di PT negeri sebanyak 542 orang atau 35,08%dan PT swasta sebanyak 262 orang atau 16,96%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,19% atau 3 orang dengan rincian hanya terdapat pada PT swasta sebesar 0,19% atau 3 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi,Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 2 66,67 1 33,33 3 0,19

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 2 66,67 1 33,33 3 0,19

2 S-1/D-4 384 61,94 236 38,06 620 40,13

a. Negeri 139 100,00 0 0,00 139 9,00

b. Swasta 245 50,94 236 49,06 481 31,13

3 S-2 717 89,18 87 10,82 804 52,04

a. Negeri 540 99,63 2 0,37 542 35,08

b. Swasta 177 67,56 85 32,44 262 16,96

4 S-3 101 99,02 1 0,98 102 6,60

a. Negeri 89 100,00 0 0,00 89 5,76

b. Swasta 12 92,31 1 7,69 13 0,84

5 Spesialis 11 78,57 3 21,43 14 0,91

a. Negeri 11 100,00 0 0,00 11 0,71

b. Swasta 0 0,00 3 100,00 3 0,19

6 Profesi 0 0,00 2 100,00 2 0,13

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 2 100,00 2 0,13

7 Jumlah 1.215 78,64 330 21,36 1.545 100,00

a. Negeri 779 99,74 2 0,26 781 50,55

b. Swasta 436 57,07 328 42,93 764 49,45

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 36: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

31

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurutlayak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 922 orang atau

59,68% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 623 orang atau 40,32%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 82,20% atau 642 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 36,65% atau 280 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

1 Tidak layak 386 31,77 237 71,82 623 40,32

a. Negeri 139 17,84 0 0,00 139 17,80

b. Swasta 247 56,65 237 72,26 484 63,35

2 Layak 829 68,23 93 28,18 922 59,68

Negeri 640 82,16 2 100,00 642 82,20

Swasta 189 43,35 91 27,74 280 36,65

3 Jumlah 1.215 100,00 330 100,00 1.545 100,00

Negeri 779 64,12 2 0,61 781 50,55

Swasta 436 35,88 328 99,39 764 49,45

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 37: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

32

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta.Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.228 dengan rincian di negeri sebesar 11.566 orang dan di swasta sebesar 758 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 3.613 dan terjarang pada politeknik sebesar 275. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri hanya terdapat pada universitas sebesar 11.566 sedangkan PT swasta terpadat pada universitas yang terpadat sebesar 2.023 dan terjarang pada politeknik sebesar 275.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 3.613 0 394 384 275 1.228

a. Negeri 11.566 0 0 0 0 11.566

b. Swasta 2.023 0 394 384 275 758

Page 38: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

33

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0001 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 1,43 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 0 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 2.808 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 0 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

11.566

0 0 0 0

11.566

2.023

0394 384 275

758

3.613

0394

384275

1.228

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0001 1,43 - 2.808 0

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 39: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

34

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 18 0 20 30 11 18

a. Negeri 15 0 0 0 0 15

b. Swasta 23 0 20 30 11 22

2 Rasio Dosen per Lembaga 203 0 20 13 25 67

a. Negeri 781 0 0 0 0 781

b. Swasta 87 0 20 13 25 35

3 Angka Produktivitas 13,54 0,00 9,87 5,73 0,00 12,48

a. Negeri 19,32 0,00 0,00 0,00 0,00 19,32

b. Swasta 6,93 0,00 9,87 5,73 0,00 7,74

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 12,92 11,97 12,48 0,95 0,93

a. S-0 7,77 7,74 7,75 0,02 1,00

b. S-1 13,10 12,73 12,94 0,37 0,97

c. S-2 17,90 10,74 13,89 7,16 0,60

d. S-3 - 19,10 19,18 -19,10 -

e. Negeri 19,32 19,31 19,32 0,01 1,00

f. Swasta 7,73 7,74 7,74 -0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 829 68,23 93 28,18 59,68

a. Negeri 640 82,16 2 100,00 82,20

b. Swasta 189 43,35 91 27,74 36,65

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

15

0 0 0 0

15

23

0

20

30

11

22

18

0

20

30

11

18

Negeri Swasta Rata2

Page 40: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

35

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Kalimantan Tengah di mana rata-rata seorang dosen melayani 18 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 15 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 15 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 23 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa hanya terdapat pada PT swasta sebesar 11 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Kalimantan Tengah sebesar 67 dengan rincian PT negeri sebesar 781 atau 22,48 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 35. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 203 dan terkecil pada akademi sebesar 13. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri hanya terdapat universitas sebesar 781 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 87 dan akademi yang terkecil sebesar 13. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

203

0 20 13 2567

781

0 0 0 0

781

87

0 20 13 25 35

Negeri Swasta Rata2

Page 41: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

36

sekitar 25% karena selama 4 tahun. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 12,48%

sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 19,32% lebih besar daripada PT swasta sebesar 7,74%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 13,54 dan terkecil pada akademi sebesar 5,73. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 2,49% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7 Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 12,92% lebih besar daripada perempuan sebesar 11,97%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,95% dengan indeks paritas gender 0,93 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 13,89% namun yang terendah pada S-0 sebesar 7,75%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 0,02% dengan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti belum setara sedangkan program S-2 dengan perbedaan gender sebesar 7,16% dan indeks paritas gender sebesar 0,60 berarti kurang setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 59,68%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 82,20% lebih baik daripada PT swasta sebesar 36,65%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 68,23% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 28,18%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 82,16% kurang baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 100% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 43,35% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 27,74%.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

12,92

19,32

7,737,77

13,10

17,90

0,00

11,97

19,31

7,74 7,74

12,73

10,74

19,10

12,48

19,32

7,74 7,75

12,94 13,89

19,18

Laki2 Perempuan Rata2

Page 42: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

37

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 0,95 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 0,5% dengan perempuan lebih kecil daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 0,93 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Tetap TT Tetap+TT

68,23

28,18

59,68

82,16

100,00

82,20

43,35

27,74

36,65

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 13,33 12,38 12,87 0,95 0,93

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 46,65 - 100,00 100,00 100,00 59,05

Page 43: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

38

Grafik 9 PG APK dan IPG APKPerguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 59,05% yang berarti sebanyak 59,05% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST, akademi, dan politeknik terbesar atau 100% dan terkecil universitas sebesar 46,65%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada universitas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri hanya berperan pada universitas (43,35%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 12,87% yang berarti sebanyak 12,87% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 5,27% dan PT swasta sebesar 7,60%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 9,88% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,13%. Partisipasi PT negeri hanya terdapat pada unversitas sebesar 5,27%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 4,61% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,13%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 26,22% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 21,65% dan terkecil pada akademi sebesar 0,34%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 16,20% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,02%. AM PT negeri hanya terdapat pada unversitas sebesar 16,20%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 5,44% dan terkecil pada akademi sebesar 0,34%. Dengan demikian, dapat

0,92

0,93

0,93

0,94

0,94

0,95

0,95

PG APK IPG APK

0,95

0,93

Page 44: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

39

dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Kalimantan Tengah,Tahun 2012/2013

AM PT di provinsi Kalimantan Tengah kurang dari 100% karena kurang

perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai kurang baik sehingga tidak banyak lulusan sekolah menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di wilayah provinsi Kalimantan Tengah.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis LembagaPerguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 9,88 - 2,51 0,35 0,13 12,87

a. Negeri 5,27 - - - - 5,27

b. Swasta 4,61 - 2,51 0,35 0,13 7,60

2 AM ke PT 21,65 0,00 4,23 0,34 0,00 26,22

a. Negeri 16,20 0,00 0,00 0,00 0,00 16,20

b. Swasta 5,44 0,00 4,23 0,34 0,00 10,02

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

9,88

-

2,51

0,35 0,13

12,87

21,65

-

4,23

0,34 -

26,22

APK AM PT

Page 45: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

40

indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal.Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 61,40, keterjangkauan layanan sebesar 0, kualitas layanan sebesar 69,19, kesetaraan layanan sebesar 90,23, dan kepastian layanan sebesar 34,56. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 51,08. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai kurang dari 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 90,23 sedangkan misi K-2, K-5, K-2 dan K-3 yang terburuk karena masing-masing mencapai 0, 34,56, 61,40 dan 69,19 sedangkan kinerja PT sebesar 51,08. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-2), kepastian layanan (misi K-5), ketersediaan layanan (misi K-1) dan kualitas layanan (misi K-3) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) perlu dipertahankan karena mencapai lebih dari 90.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.228 2.000 61,40 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 0 8.500 - KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 18 25 100,00

R-D/L dosen 67 100 67,17

Aproduk % 12,48 25 49,91

%DL % 59,68 100 59,68

Kualitas Layanan 69,19 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 0,95 0 99,05

IPG APK Indeks 0,93 1 92,91

%MhsSwt % 59,05 75 78,73

Kesetaraan Layanan 90,23 UTAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 12,87 30 42,89

AM PT % 26,22 100 26,22

Kepastian Layanan 34,56 KURANG

51,08 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 46: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

41

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 90,23 berarti termasuk kategori utama. Selain itu semua terburuk dari misi K-2 dengan nilai 0, misi K-5 dengan nilai 34,56, misi K-1 dengan nilai 61,40 dan misi K-3 dengan nilai 69,91 berarti semuanya termasuk dalam kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 51,08 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Kalimantan Tengah sebesar 51,08 termasuk kategori kurang.

Hal ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2,K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 0,34,56, 61,40 dan 69,91.

Untuk misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator rasio mahasiswa per lembaga. Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkaumelalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk misi K-5 dalam rangka meningkatkan kepastian layanan maka diperlukan meningkatkan indikator APK dan AM ke PT.

Page 47: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

42

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari

Page 48: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

43

dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Kalimantan Selatan adalah 46 dengan rincian 3 universitas (6,52%), 20 sekolah tinggi (43,48%), 18 akademi (39,13%), dan 5 politeknik (10,87%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 49: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

44

politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 2 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 2 universitas, 20 sekolah tinggi, 18 akademi, dan 4 politeknik sehingga jumlahnya 44 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah universitas.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Kalimantan Selatan sebesar 15.387 orang, berada di Negeri sebesar 5.404 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 9.983 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 8.243 orang atau 53,51% dan terkecil pada politeknik sebesar 674 orang atau 4,38%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 4.862 orang atau 89,97% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 5.626 orang atau 56,36%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 542 orang atau 10,03% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 132 orang atau

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 3 6,52 0 0,00 20 43,48 18 39,13 5 10,87 46

a. Negeri 1 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00 2

b. Swasta 2 4,55 0 0,00 20 45,45 18 40,91 4 9,09 44

2 Mahasiswa Baru 8.234 53,51 0 0,00 5.626 36,56 853 5,54 674 4,38 15.387

a. Negeri 4.862 89,97 0 0,00 0 0,00 0 0,00 542 10,03 5.404

b. Swasta 3.372 33,78 0 0,00 5.626 56,36 853 8,54 132 1,32 9.983

3 Mahasiswa 35.386 46,41 0 0,00 31.724 41,61 5.741 7,53 3.391 4,45 76.242

a. Negeri 18.401 88,53 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2.384 11,47 20.785

b. Swasta 16.985 30,63 0 0,00 31.724 57,20 5.741 10,35 1.007 1,82 55.457

4 Lulusan 5.526 54,39 0 0,00 3.624 35,67 548 5,39 462 4,55 10.160

a. Negeri 3.354 89,97 0 0,00 0 0,00 0 0,00 374 10,03 3.728

b. Swasta 2.172 33,77 0 0,00 3.624 56,34 548 8,52 88 1,37 6.432

5 Dosen 1.411 50,96 0 0,00 840 30,34 253 9,14 265 9,57 2.769

a. Negeri 1.031 84,79 0 0,00 0 0,00 0 0,00 185 15,21 1.216

b. Swasta 380 24,47 0 0,00 840 54,09 253 16,29 80 5,15 1.553

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 1 220

2018

4

44

30

2018

5

46

Negeri Swasta Jumlah

Page 50: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

45

1,32%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT Swasta pada sekolah tinggi. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 76.242 orang

berada di PT negeri sebanyak 20.785 orang dan di PT swasta sebanyak 55.457 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 35.386 orang atau 46,41% dan terkecil di politeknik sebanyak 3.391 orang atau 4,45%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 18.401 orang atau 88,53% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 31.724 orang atau 57,20%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 2.384 orang atau 11,47% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 1.007 orang atau 1,82%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada sekolah tinggi.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

Negeri Swasta Jumlah

5.4049.983

15.38720.785

55.457

76.242Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Negeri Swasta Jumlah

3.728

6.432

10.160

1.216 1.553

2.769

Lulusan Dosen

Page 51: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

46

Jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 10.160 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 3.728 orang dan dari PT swasta sebanyak 6.432 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 5.526 orang atau 54,39% dan terkecil pada politeknik sebesar 462 orang atau 4,55%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 3.354 orang atau 89,97% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 3.624 orang atau 56,34%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 374 orang atau 10,03% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 88 orang atau 1,37%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi.

Jumlah dosen PT provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 2.769 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.216 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.553 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.411 orang atau 50,96% dan terkecil pada akademi sebesar 253 orang atau 9,14%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.031 orang atau 84,79% dan PT swasta pada sekolah tinggi sebesar 840 atau 54,09%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 185 orang atau 15,21% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 80 orang atau 5,15%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta pada sekolah tinggi.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 46 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 44 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 3 universitas atau 6,52%, 20 sekolah tinggi atau 43,48%, 18 akademi atau 39,13%, dan 5 politeknik atau 10,87%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 2 universitas, 20 ST, 18 akademi, dan 4 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 52: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

47

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kalimantan Selatan

sebanyak 15.387 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 12.235 orang atau 79,52% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.304 orang atau 79,64% dan PT swasta sebanyak 7.931 orang atau 79,45%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 91 orang atau 0,59% dengan rincian di PT negeri sebesar 13 orang atau 0,59% dan PT swasta sebesar 78 orang atau 0,78%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 62,05% atau 453 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 37,95% atau 277 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 30,77% atau 28 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 69,23% atau 63 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.004 43,07 1.327 56,93 2.331 15,15

a. Negeri 468 0,00 203 0,00 671 12,42

b. Swasta 536 32,29 1.124 67,71 1.660 16,63

2 S-1 6.412 52,41 5.823 47,59 12.235 79,52

a. Negeri 2.231 51,84 2.073 48,16 4.304 79,64

b. Swasta 4.181 52,72 3.750 47,28 7.931 79,45

3 S-2 453 62,05 277 37,95 730 4,74

a. Negeri 255 61,30 161 38,70 416 7,70

b. Swasta 198 63,06 116 36,94 314 3,15

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 28 0,00 63 0,00 91 0,59

a. Negeri 4 0,00 9 0,00 13 0,24

b. Swasta 24 0,00 54 0,00 78 0,78

6 Jumlah 7.897 51,32 7.490 48,68 15.387 100,00

a. Negeri 2.958 54,74 2.446 45,26 5.404 100,00

b. Swasta 4.939 49,47 5.044 50,53 9.983 100,00

Page 53: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

48

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Selatan sebesar 76.242 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 60.610 orang atau 79,50% dengan rincian di PT negeri sebanyak 16.556 orang atau 21,72% dan PT swasta sebanyak 44.054 orang atau 57,78%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 489 orang atau 0,64% dengan rincian di PT negeri sebesar 51 orang atau 0,07% dan PT swasta sebesar 438 orang atau 0,57%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang profesi ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-2 sebanyak 62,13% atau 2.077 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 37,87% atau 1.266 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 30,67% atau 150 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 69,33% atau 339 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Kalimantan Selatan sebesar 346.997 orang dengan rincian laki-laki sebesar 174.669 atau 50,34 % lebih besar daripada perempuan sebesar 172.328 orang atau 49,66 %.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 4.777 40,48 7.023 59,52 11.800 15,48

a. Negeri 1.799 0,00 780 0,00 2.579 3,38

b. Swasta 2.978 32,30 6.243 67,70 9.221 12,09

2 S-1 31.803 52,47 28.807 47,53 60.610 79,50

a. Negeri 8.581 51,83 7.975 48,17 16.556 21,72

b. Swasta 23.222 52,71 20.832 47,29 44.054 57,78

3 S-2 2.077 62,13 1.266 37,87 3.343 4,38

a. Negeri 980 61,29 619 38,71 1.599 2,10

b. Swasta 1.097 62,90 647 37,10 1.744 2,29

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 150 0,00 339 0,00 489 0,64

a. Negeri 15 0,00 36 0,00 51 0,07

b. Swasta 135 0,00 303 0,00 438 0,57

6 Jumlah 38.807 50,90 37.435 49,10 76.242 100,00

a. Negeri 11.375 54,73 9.410 45,27 20.785 100,00

b. Swasta 27.432 49,47 28.025 50,53 55.457 100,00

7 Penduduk 19-23 th 174.669 50,34 172.328 49,66 346.997

Page 54: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

49

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Selatan sebanyak

10.160 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 8.078 orang atau 79,51 % dengan rincian di PT negeri sebanyak 2.969 orang dan PT swasta sebanyak 5.109 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 61 orang atau 0,60% dengan rincian PT negeri sebesar 9 orang dan PT swasta sebanyak 52 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang profesi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 61,96 % atau 303 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 38,04% atau 186 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 31,15% atau 19 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 68,85% atau 42 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang profesi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 668 43,60 864 56,40 1.532 15,08

a. Negeri 323 0,00 140 0,00 463 12,42

b. Swasta 345 32,27 724 67,73 1.069 16,62

2 S-1 4.232 52,39 3.846 47,61 8.078 79,51

a. Negeri 1.539 51,84 1.430 48,16 2.969 79,64

b. Swasta 2.693 52,71 2.416 47,29 5.109 79,43

3 S-2 303 61,96 186 38,04 489 4,81

a. Negeri 176 61,32 111 38,68 287 7,70

b. Swasta 127 62,87 75 37,13 202 3,14

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 19 0,00 42 0,00 61 0,60

a. Negeri 3 0,00 6 0,00 9 0,24

b. Swasta 16 0,00 36 0,00 52 0,81

6 Jumlah 5.222 51,40 4.938 48,60 10.160 100,00

a. Negeri 2.041 54,75 1.687 45,25 3.728 100,00

b. Swasta 3.181 49,46 3.251 50,54 6.432 100,00

Page 55: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

50

5. Dosen Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 2.769 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.532 orang atau 55,33% dengan rincian di PT negeri sebanyak 885 orang atau 31,96% dan PT swasta sebanyak 647 orang atau 23,37%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,47% atau 13 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,07% atau 2 orang dan PT swasta sebesar 0,40% atau 11 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

1 < S-1 12 80,00 3 20,00 15 0,38

a. Negeri 10 0,00 3 0,00 13 0,33

b. Swasta 2 100,00 0 0,00 2 0,05

2 S-1/D-4 909 75,00 303 25,00 1.212 30,41

a. Negeri 718 70,39 302 29,61 1.020 25,60

b. Swasta 191 99,48 1 0,52 192 4,82

3 S-2 2.292 94,83 125 5,17 2.417 60,65

a. Negeri 1.407 91,84 125 8,16 1.532 38,44

b. Swasta 885 100,00 0 0,00 885 22,21

4 S-3 257 96,62 9 3,38 266 6,68

a. Negeri 146 94,19 9 5,81 155 3,89

b. Swasta 111 100,00 0 0,00 111 2,79

5 Spesialis 33 80,49 8 19,51 41 1,03

a. Negeri 21 72,41 8 27,59 29 0,73

b. Swasta 12 100,00 0 0,00 12 0,30

6 Profesi 32 94,12 2 5,88 34 0,85

a. Negeri 18 0,00 2 0,00 20 0,50

b. Swasta 14 100,00 0 0,00 14 0,35

7 Jumlah 3.535 88,71 450 11,29 3.985 100,00

a. Negeri 2.320 83,78 449 16,22 2.769 69,49

b. Swasta 1.215 99,92 1 0,08 1.216 30,51

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 56: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

51

Tabel 8 Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status

Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 1.736 orang atau

62,69% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 1.033 orang atau 37,31%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 84,05% atau 1.022 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 45,98% atau 714 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan

1 Tidak layak 728 31,38 305 67,93 1.033 37,31

a. Negeri 193 15,88 1 100,00 194 15,95

b. Swasta 535 48,42 304 67,86 839 54,02

2 Layak 1.592 68,62 144 32,07 1.736 62,69

Negeri 1.022 84,12 0 0,00 1.022 84,05

Swasta 570 51,58 144 32,14 714 45,98

3 Jumlah 2.320 100,00 449 100,00 2.769 100,00

Negeri 1.215 52,37 1 0,22 1.216 43,91

Swasta 1.105 47,63 448 99,78 1.553 56,09

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak

Tetap %

Page 57: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

52

pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.657 dengan rincian di negeri sebesar 10.393 orang dan di swasta sebesar 1.260 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 11.795 dan terjarang pada akademi sebesar 319 Bila

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 11.795 0 1.586 319 678 1.657

a. Negeri 18.401 0 0 0 2.384 10.393

b. Swasta 8.493 0 1.586 319 252 1.260

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

18.401

0 0 0

2.384

10.393

8.493

0

1.586319 252

1.260

11.795

0

1.586319 678

1.657

Negeri Swasta Rata2

Page 58: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

53

dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 18.401 dan terjarang pada politeknik sebesar 2.384 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 8.493 dan terjarang pada politeknik sebesar 252.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,001187 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 8,96 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 17.592 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 8.796 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,001187 8,96 2,00 17.592 8.796

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 59: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

54

lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap

mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Kalimantan Selatan di mana

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 25 0 38 23 13 28

a. Negeri 18 0 0 0 13 17

b. Swasta 45 0 38 23 13 36

2 Rasio Dosen per Lembaga 470 0 42 14 53 60

a. Negeri 1.031 0 0 0 185 608

b. Swasta 190 0 42 14 20 35

3 Angka Produktivitas 15,62 0,00 11,42 9,55 13,62 13,33

a. Negeri 18,23 0,00 0,00 0,00 15,69 17,94

b. Swasta 12,79 0,00 11,42 9,55 8,74 11,60

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,46 13,19 13,33 0,27 0,98

a. S-0 13,98 12,30 12,98 1,68 0,88

b. S-1 13,31 13,35 13,33 -0,04 1,00

c. S-2 14,59 14,69 14,63 -0,10 1,01

d. S-3 - 17,93 17,95 -17,93 -

e. Negeri 17,94 17,93 17,94 0,02 1,00

f. Swasta 11,60 11,60 11,60 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 2.614 73,95 144 32,00 69,21

a. Negeri 1.592 68,62 144 32,07 62,69

b. Swasta 1.022 84,12 0 0,00 84,05

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

18

0 0 0

13

17

45

0

38

23

13

36

25

0

38

23

13

28

Negeri Swasta Rata2

Page 60: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

55

rata-rata seorang dosen melayani 28 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 17 mahasiswa jauh lebih sedikit dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 18 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 45 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 13 dan PT swasta sebesar 13 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Kalimantan Selatan sebesar 60 dengan rincian PT negeri sebesar 608 atau 10,10 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 35 Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 470 dan terkecil pada akademi sebesar 14 Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.031 dan terkecil politeknik sebesar 185 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 190 dan akademi yang terkecil sebesar 9,55 Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 13,33% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,94% lebih besar daripada PT swasta sebesar 11,60%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 15,62 dan terkecil pada Akademi sebesar 9,55 Angka produktivitas

0

200

400

600

800

1.000

1.200

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

470

042 14

53 60

1.031

0 0 0

185

608

190

042 14 20 35

Negeri Swasta Rata2

Page 61: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

56

PT negeri lebih besar 1,54% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,46% lebih besar daripada perempuan sebesar 13,19%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,27% dengan indeks paritas gender 0,98 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 17,95% namun yang terendah pada S-0 sebesar 12,98%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,68% dengan indeks paritas gender sebesar 0,88 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 0,03% dan indeks paritas gender sebesar 1,0 berarti sudah setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 62,69%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 84,05% lebih baik daripada PT swasta sebesar 45,98%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 68,62% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 32,07%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 84,12% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap, sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 51,80% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 32,14%.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,46

17,94

11,60

13,98 13,3114,59

0,00

13,19

17,93

11,6012,30

13,35

14,69

17,93

13,33

17,94

11,60

12,9813,33

14,63

17,95

Laki2 Perempuan Rata2

Page 62: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

57

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar 21,97 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 0,27% dengan laki-laki lebih besar daripada perempuan. Dengan demikian IPG APK sebesar 0,98 yang berarti belum setara laki-laki lebih besar dibandingkan dari perempuan.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Grafik 9

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Tetap TT Tetap+TT

68,62

32,07

62,69

84,12

0,00

84,05

51,58

32,14

45,98

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 22,22 21,72 21,97 0,49 0,98

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 48,00 - 100,00 100,00 29,70 72,74

Page 63: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

58

PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 72,74% yang berarti sebanyak 72,74% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka universitas terbesar atau 48,00% dan terkecil politeknik sebesar 29,70%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada sekolah tinggi, dan akademi.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 21,97% yang berarti sebanyak 21,97% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 5,99% dan PT swasta sebesar 15,98%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 10,20% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,98%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 5,30% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,69%. Partisipasi PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 9,14% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,29%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

PG APK IPG APK

0,49

0,98

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 10,20 - 9,14 1,65 0,98 21,97

a. Negeri 5,30 - - - 0,69 5,99

b. Swasta 4,89 - 9,14 1,65 0,29 15,98

2 AM ke PT 32,90 0,00 22,48 3,41 2,69 61,48

a. Negeri 19,43 0,00 0,00 0,00 2,17 21,59

b. Swasta 13,47 0,00 22,48 3,41 0,53 39,89

Page 64: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

59

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 61,48% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 32,90% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,69%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 21,59% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 39,89%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 19,43% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,17%. AM PT swasta terbesar pada sekolah tinggi sebesar 22,48% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,53%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

AM PT di provinsi Kalimantan Selatan kurang dari 100% dikarenakan banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai kurang baik sehingga banyak lulusan sekolah menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di tidak wilayah provinsi Kalimantan Selatan.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 82,87 keterjangkauan layanan sebesar 100,00, kualitas layanan sebesar 66,75, kesetaraan layanan sebesar 98,09, dan kepastian layanan sebesar 67,36

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

10,20

-

9,14

1,65 0,98

21,97

32,90

-

22,48

3,41 2,69

61,48 APK AM PT

Page 65: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

60

Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 83,01 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-2 dan K-4 yang terbaik masing-masing sebesar 100,00 dan 98,09 sedangkan misi K-3 yang terburuk karena hanya mencapai 66,75 sedangkan kinerja PT sebesar 83,01 Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan (misi K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kesetaraan layanan (misi K-4) perlu dipertahankan karena telah mencapai 100 atau mendekati.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.657 2.000 82,87 PRATAMA

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 0 8.500 - KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 28 25 90,80

R-D/L dosen 60 100 60,20

Aproduk % 13,33 25 53,30

%DL % 69,21 100 69,21

Kualitas Layanan 68,38 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % 0,49 0 99,51

IPG APK Indeks 0,98 1 97,77

%MhsSwt % 72,74 75 96,98

Kesetaraan Layanan 98,09 PARIPURNA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 21,97 30 73,24

AM PT % 61,48 100 61,48

Kepastian Layanan 67,36 KURANG

63,34 KURANGKinerja PT

Page 66: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

61

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-2 yang

terbaik dengan nilai sebesar 100,00, berarti termasuk kategori paripurna dan misi K-4 juga sebesar 98,09 termasuk kategori paripurna Sebaliknya, misi K-3 yang terburuk dengan nilai sebesar 66,75 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-5 sebesar 67,36 juga termasuk kinerja kategori kurang Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Kalimantan Selatan sebesar 83,01 termasuk kinerja kategori Pratama.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Kalimantan Selatan sebesar 83,01 termasuk kategori

pratama Hal ini disebabkan karena misi K-2, dan K-4 termasuk kategori paripurna Oleh karena itu, misi K-1, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing pratama dan kurang.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 67: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

62

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah

Page 68: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

63

terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di Provinsi Kalimantan Timur adalah 64 dengan rincian 9 universitas (14,06%), 1 institut

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 69: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

64

(1,56%), 28 sekolah tinggi (43,75%), 20 akademi (31,25%), dan 6 politeknik (9,38%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah institut. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 3 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 5 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 7 universitas, 1 institut, 28 sekolah tinggi, 20 akademi, dan 3 politeknik sehingga jumlahnya 330 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah institut.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Kalimantan Timur sebesar 18.382 orang, berada di negeri sebesar 10.417 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 7.965 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 13.236 orang atau 72,01% dan terkecil pada institut sebesar 280 orang atau 1,52%. Bila dilihat menurut status lembaga maka

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 9 14,06 1 1,56 28 43,75 20 31,25 6 9,38 64

a. Negeri 2 40,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 60,00 5

b. Swasta 7 11,86 1 1,69 28 47,46 20 33,90 3 5,08 59

2 Mahasiswa Baru 13.236 72,01 280 1,52 2.855 15,53 669 3,64 1.342 7,30 18.382

a. Negeri 9.557 91,74 0 0,00 0 0,00 0 0,00 860 8,26 10.417

b. Swasta 3.679 46,19 280 3,52 2.855 35,84 669 8,40 482 6,05 7.965

3 Mahasiswa 56.381 67,45 1.666 1,99 16.939 20,26 3.459 4,14 5.148 6,16 83.593

a. Negeri 37.758 90,62 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3.910 9,38 41.668

b. Swasta 18.623 44,42 1.666 3,97 16.939 40,40 3.459 8,25 1.238 2,95 41.925

4 Lulusan 8.964 72,77 180 1,46 1.840 14,94 431 3,50 903 7,33 12.318

a. Negeri 6.593 91,75 0 0,00 0 0,00 0 0,00 593 8,25 7.186

b. Swasta 2.371 46,20 180 3,51 1.840 35,85 431 8,40 310 6,04 5.132

5 Dosen 1.892 56,38 57 1,70 700 20,86 254 7,57 453 13,50 3.356

a. Negeri 1.153 75,56 0 0,00 0 0,00 0 0,00 373 24,44 1.526

b. Swasta 739 40,38 57 3,11 700 38,25 254 13,88 80 4,37 1.830

Page 70: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

65

mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 9.557 orang atau 91,74% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.679 orang atau 46,19%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 860 orang atau 8,26% dan PT swasta adalah institut sebesar 280 orang atau 3,82%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Timur sebanyak 83.593 orang

berada di PT negeri sebanyak 41.668 orang dan di PT swasta sebanyak 41.925 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 56.381 orang atau 67,45% dan terkecil di institut sebanyak 1.666 orang atau 1,99%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 37.758 orang atau 90,62% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 18.623 orang atau 44,42%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 3.910 orang atau 9,38% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 1.238 orang atau 2,95%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Page 71: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

66

Jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Timur sebanyak 12.318 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 7.186 orang dan dari PT swasta sebanyak 5.132 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 8.964 orang atau 72,77% dan terkecil pada institut sebesar 180 orang atau 1,46%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 6.593 orang atau 91,75% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.371 orang atau 46,20%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 593 orang atau 8,25% dan PT swasta adalah institut sebesar 180 orang atau 3,51%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 3.356 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.526 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.830 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.892 orang atau 56,38% dan terkecil pada institut sebesar 57 orang atau 1,70%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.153 orang atau 75,56% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 739 atau 40,38%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 373 orang atau 24,44% dan PT swasta adalah institut sebesar 57 orang atau 3,11%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Kalimantan Timur sebanyak 64 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 5 lembaga dan PT swasta sebanyak 59 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 9 universitas atau 14,06%, 1 institut atau 1,56%, 28 sekolah tinggi atau 43,75%, 20 akademi atau 31,25%, dan 6 politeknik atau 9,38%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 3 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 7 universitas, 1 institut, 28 ST, 20 akademi, dan 3 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 72: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

67

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kalimantan Timur

sebanyak 18.832 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 14.807 orang atau 80,55% dengan rincian di PT negeri sebanyak 8.283 orang atau 79,51% dan PT swasta sebanyak 6.524 orang atau 81,91%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 2 orang atau 0,01% dengan rincian di PT negeri sebesar 2 orang atau 0,02% dan tidak ada pada PT swasta. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 68,63% atau 35 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 31,37% atau 16 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 45,38% atau 1.173 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 51,62% atau 1.412 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.173 45,38 1.412 54,62 2.585 14,06

a. Negeri 704 59,56 478 40,44 1.182 11,35

b. Swasta 469 33,43 934 66,57 1.403 17,61

2 S-1 7.593 51,28 7.214 48,72 14.807 80,55

a. Negeri 3.911 47,22 4.372 52,78 8.283 79,51

b. Swasta 3.682 56,44 2.842 43,56 6.524 81,91

3 S-2 579 61,79 358 38,21 937 5,10

a. Negeri 552 61,40 347 38,60 899 8,63

b. Swasta 27 71,05 11 28,95 38 0,48

4 S-3 35 68,63 16 31,37 51 0,28

a. Negeri 35 68,63 16 31,37 51 0,49

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 1 0,00 1 0,00 2 0,01

a. Negeri 1 0,00 1 0,00 2 0,02

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 9.381 51,03 9.001 48,97 18.382 100,00

a. Negeri 5.203 49,95 5.214 50,05 10.417 100,00

b. Swasta 4.178 52,45 3.787 47,55 7.965 100,00

Page 73: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

68

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Kalimantan Timur sebesar 83.593 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 67.470 orang atau 80,71% dengan rincian di PT negeri sebanyak 33.131 orang atau 39,63% dan PT swasta sebanyak 34.339 orang atau 41,08%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 11 orang atau 0,01% dengan rincian di PT negeri sebesar 11 orang atau 0,01% dan tidak ada mahasiswa pada PT swasta. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-3 sebanyak 69,31% atau 140 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 30,69% atau 62 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 43,60% atau 5.282 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 56,40% atau 6.832 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 5.282 43,60 6.832 56,40 12.114 14,49

a. Negeri 2.815 59,54 1.913 40,46 4.728 11,35

b. Swasta 2.467 33,40 4.919 66,60 7.386 17,62

2 S-1 35.024 51,91 32.446 48,09 67.470 80,71

a. Negeri 15.644 47,22 17.487 52,78 33.131 79,51

b. Swasta 19.380 56,44 14.959 43,56 34.339 81,91

3 S-2 2.352 61,96 1.444 38,04 3.796 4,54

a. Negeri 2.208 61,40 1.388 38,60 3.596 8,63

b. Swasta 144 72,00 56 28,00 200 0,48

4 S-3 140 69,31 62 30,69 202 0,24

a. Negeri 140 69,31 62 30,69 202 0,48

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 7 0,00 4 0,00 11 0,01

a. Negeri 7 0,00 4 0,00 11 0,03

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 42.805 51,21 40.788 48,79 83.593 100,00

a. Negeri 20.814 49,95 20.854 50,05 41.668 100,00

b. Swasta 21.991 52,45 19.934 47,55 41.925 100,00

7 Penduduk 19-23 th 173.748 51,38 164.416 48,62 338.164

Page 74: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

69

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Kalimantan Timur sebesar 338.164 orang dengan rincian laki-laki sebesar 173.748 atau 51,38 % lebih kecil daripada perempuan sebesar 164.416 orang atau 48,62 %.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Kalimantan Timur sebanyak

12.318 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 9.917 orang atau 80,51 % dengan rincian di PT negeri sebanyak 5.714 orang dan PT swasta sebanyak 4.203 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi pada PT sebanyak 2 orang atau -0,33% dengan rincian PT negeri sebesar 9 orang dan PT swasta sebanyak 2 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 68,57% atau 24 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 787 45,78 932 54,22 1.719 13,96

a. Negeri 485 59,51 330 40,49 815 11,34

b. Swasta 302 33,41 602 66,59 904 17,61

2 S-1 5.070 51,12 4.847 48,88 9.917 80,51

a. Negeri 2.698 47,22 3.016 52,78 5.714 79,52

b. Swasta 2.372 56,44 1.831 43,56 4.203 81,90

3 S-2 399 61,86 246 38,14 645 5,24

a. Negeri 381 61,45 239 38,55 620 8,63

b. Swasta 18 72,00 7 28,00 25 0,49

4 S-3 24 68,57 11 31,43 35 0,28

a. Negeri 24 68,57 11 31,43 35 0,49

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 1 0,00 1 0,00 2 0,02

a. Negeri 1 0,00 1 0,00 2 0,03

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 6.281 50,99 6.037 49,01 12.318 100,00

a. Negeri 3.589 49,94 3.597 50,06 7.186 100,00

b. Swasta 2.692 52,46 2.440 47,54 5.132 100,00

Page 75: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

70

31,43% atau 11 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 45,78% atau 787 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 54,22% atau 932 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu <S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Kalimantan Timur sebanyak 3.356 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.595 orang atau 84,35% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.075 orang atau 99,54% dan PT swasta sebanyak 520 orang atau 64,12%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan S-1/D-4 sebanyak 61,41% atau 748 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 86,89% atau 232 orang dan PT swasta sebesar 54,26% atau 516 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 6 66,67 3 33,33 9 0,27

a. Negeri 2 0,00 1 0,00 3 0,09

b. Swasta 4 66,67 2 33,33 6 0,18

2 S-1/D-4 748 61,41 470 38,59 1.218 36,29

a. Negeri 232 86,89 35 13,11 267 7,96

b. Swasta 516 54,26 435 45,74 951 28,34

3 S-2 1.595 84,35 296 15,65 1.891 56,35

a. Negeri 1.075 99,54 5 0,46 1.080 32,18

b. Swasta 520 64,12 291 35,88 811 24,17

4 S-3 197 92,49 16 7,51 213 6,35

a. Negeri 159 100,00 0 0,00 159 4,74

b. Swasta 38 70,37 16 29,63 54 1,61

5 Spesialis 11 78,57 3 21,43 14 0,42

a. Negeri 8 100,00 0 0,00 8 0,24

b. Swasta 3 50,00 3 50,00 6 0,18

6 Profesi 11 100,00 0 0,00 11 0,33

a. Negeri 9 0,00 0 0,00 9 0,27

b. Swasta 2 100,00 0 0,00 2 0,06

7 Jumlah 2.568 76,52 788 23,48 3.356 100,00

a. Negeri 1.485 97,31 41 2,69 1.526 45,47

b. Swasta 1.083 59,18 747 40,82 1.830 54,53

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 76: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

71

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 2.129 orang atau

63,44% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 1.227 orang atau 36,56%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 82,31% atau 1.256 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 47,70% atau 873 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

1 Tidak layak 754 29,36 473 60,03 1.227 36,56

a. Negeri 234 15,76 36 87,80 270 17,69

b. Swasta 520 48,01 437 58,50 957 52,30

2 Layak 1.814 70,64 315 39,97 2.129 63,44

Negeri 1.251 84,24 5 12,20 1.256 82,31

Swasta 563 51,99 310 41,50 873 47,70

3 Jumlah 2.568 100,00 788 100,00 3.356 100,00

Negeri 1.485 57,83 41 5,20 1.526 45,47

Swasta 1.083 42,17 747 94,80 1.830 54,53

Jumlah %No. KriteriaTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 77: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

72

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.306 dengan rincian di negeri sebesar 8.334 orang dan di swasta sebesar 711 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 6.265 dan terjarang pada akademi sebesar 173 Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 18.879 dan terjarang pada politeknik sebesar 1.303 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 2.660 dan terjarang pada akademi sebesar 173.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 6.265 1.666 605 173 858 1.306

a. Negeri 18.879 0 0 0 1.303 8.334

b. Swasta 2.660 1.666 605 173 413 711

Page 78: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

73

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Kalimantan TimurTahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0003 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 1,65 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 1,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 3.248 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 3.248 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0003 1,65 1,00 3.248 3.248

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 79: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

74

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 30 29 24 14 11 25

a. Negeri 33 0 0 0 10 27

b. Swasta 25 29 24 14 15 23

2 Rasio Dosen per Lembaga 210 57 25 13 76 52

a. Negeri 577 0 0 0 124 305

b. Swasta 106 0 25 13 27 31

3 Angka Produktivitas 15,90 10,80 10,86 12,46 17,54 14,74

a. Negeri 17,46 0,00 0,00 0,00 15,17 17,25

b. Swasta 12,73 10,80 10,86 12,46 25,04 12,24

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 14,67 14,80 14,74 -0,13 1,01

a. S-0 14,90 13,64 14,19 1,26 0,92

b. S-1 14,48 14,94 14,70 -0,46 1,03

c. S-2 16,96 17,04 16,99 -0,07 1,00

d. S-3 17,14 17,74 17,33 -0,60 1,03

e. Negeri 17,24 17,25 17,25 -0,01 1,00

f. Swasta 12,24 12,24 12,24 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.814 70,64 315 39,97 63,44

a. Negeri 1.251 84,24 5 13,06 82,31

b. Swasta 563 51,99 310 41,50 47,70

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

Page 80: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

75

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Kalimantan Timur di mana rata-rata seorang dosen melayani 25 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 27 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 33 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 25 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 10 dan PT swasta sebesar 15 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Kalimantan Timur sebesar 52 dengan rincian PT negeri sebesar 305 atau 5,8 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 31 Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 210 dan terkecil pada akademi sebesar 13 Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 577 dan terkecil politeknik sebesar 124 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 106 dan akademi yang terkecil sebesar 13 Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6 Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai

Page 81: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

76

dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 14,74% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,25% lebih besar daripada PT swasta sebesar 12,24%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka politeknik yang terbesar sebesar 17,54 dan terkecil pada institut sebesar 10,80 Angka produktivitas PT negeri lebih besar 1,40% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 14,67% lebih kecil daripada perempuan sebesar 14,80%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,13% dengan indeks paritas gender 1,01 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 17,26% namun yang terendah pada S-1 sebesar 14,48%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,26% dengan indeks paritas gender sebesar 0,92 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 0,04% dan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 63,44%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 82,31% lebih baik daripada PT swasta sebesar 47,70%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 70,64% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 39,97%. Dosen

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

14,67

17,24

12,24

14,90 14,48

16,96 17,1414,80

17,25

12,24

13,64 14,94

17,04

17,74

14,74

17,25

12,24

14,1914,70

16,99 17,33

Laki2 Perempuan Rata2

Page 82: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

77

tetap layak di PT negeri sebesar 84,24% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 12,20% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 51,99% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 41,50%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -0,17 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 1,01% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,01 yang berarti belum setara dan perempuan lebih lebih besar dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Page 83: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

78

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 50,15% yang berarti sebanyak 50,15% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka institut, sekolah tinggi dan akademi terbesar 100,00% dan terkecil politeknik sebesar 24,05%.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5

Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 24,72% yang berarti sebanyak 24,72% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 12,32% dan PT swasta sebesar 12,40%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 16,67% dan terkecil pada institut sebesar 0,49%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 11,57% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,16%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 5,51% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,37%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 16,67 0,49 5,01 1,02 1,52 24,72

a. Negeri 11,17 - - - 1,16 12,32

b. Swasta 5,51 0,49 5,01 1,02 0,37 12,40

2 AM ke PT 33,68 0,71 7,27 1,70 3,42 46,78

a. Negeri 24,32 0,00 0,00 0,00 2,19 26,51

b. Swasta 9,36 0,71 7,27 1,70 1,23 20,27

Page 84: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

79

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 46,78% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 33,68% dan terkecil pada institut sebesar 0,71%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 26,51% lebih besar daripada PT swasta sebesar 20,27%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 24,32% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,19%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 9,36% dan terkecil pada institut sebesar 0,71%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

AM PT di provinsi Kalimantan Timur kurang dari 100% karena banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai belum baik sehingga banyak lulusan Sekolah Menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di wilayah provinsi Kalimantan Timur.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 65,31, keterjangkauan layanan sebesar 38,21, kualitas layanan sebesar 68,70, kesetaraan layanan sebesar 88,67, dan kepastian layanan sebesar 64,59

Page 85: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

80

Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 65,10 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi belum mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 88,67 sedangkan misi K-2 yang terburuk karena hanya mencapai 38,21 sedangkan kinerja PT sebesar 65,10. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-1, K-2, K-3), dan kualitas kepastian (misi K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.306 2.000 65,31

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 3.248 8.500 38,21

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 25 25 100,00

R-D/L dosen 52 100 52,44

Aproduk % 14,74 25 58,94

%DL % 63,44 100 63,44

Kualitas Layanan 68,70

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -0,17 0 99,83

IPG APK Indeks 1,01 1 99,31

%MhsSwt % 50,15 75 66,87

Kesetaraan Layanan 88,67

5 Misi K-5 Kepastian APK % 24,72 30 82,40

AM PT % 46,78 100 46,78

Kepastian Layanan 64,59

65,10 Kinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 86: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

81

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 88,67, berarti termasuk kategori madya, Sebaliknya, misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 38,21 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-1 sebesar 65,31 juga termasuk kinerja kategori kurang Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Kalimantan Timur sebesar 65,10 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Kalimantan Timur sebesar 65,10 termasuk kategori kurang

Hal ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 65,31, 38,21, 68,70 dan 64,59.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 87: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

82

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI MALUKU UTARA

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 88: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

83

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Maluku Utara adalah 17 dengan rincian 5 universitas (29,41%), 6 sekolah tinggi (35,29%), 3 akademi (17,65%), dan 3 politeknik (17,65%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik dan

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 89: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

84

akadmei. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 1 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 4 universitas, 6 sekolah tinggi, 3 akademi, dan 3 politeknik sehingga jumlahnya 16 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik dan akademi.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Maluku Utara sebesar 4.197 orang,

berada di negeri sebesar 1.917 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 2.280 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 3.155 orang atau 75,17% dan terkecil pada akademi sebesar 79 orang atau 1,88%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang seluruhnya sebesar 1.917 orang

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 5 29,41 0 0,00 6 35,29 3 17,65 3 17,65 17

a. Negeri 1 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1

b. Swasta 4 25,00 0 0,00 6 37,50 3 18,75 3 18,75 16

2 Mahasiswa Baru 3.155 75,17 0 0,00 859 20,47 79 1,88 104 2,48 4.197

a. Negeri 1.917 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1.917

b. Swasta 1.238 54,30 0 0,00 859 37,68 79 3,46 104 4,56 2.280

3 Mahasiswa 16.771 64,25 0 0,00 7.584 29,05 825 3,16 923 3,54 26.103

a. Negeri 7.101 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7.101

b. Swasta 9.670 50,89 0 0,00 7.584 39,91 825 4,34 923 4,86 19.002

4 Lulusan 2.120 75,96 0 0,00 553 19,81 51 1,83 67 2,40 2.791

a. Negeri 1.322 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1.322

b. Swasta 798 54,32 0 0,00 553 37,64 51 3,47 67 4,56 1.469

5 Dosen 989 69,55 0 0,00 313 22,01 38 2,67 82 5,77 1.422

a. Negeri 515 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 515

b. Swasta 474 52,26 0 0,00 313 34,51 38 4,19 82 9,04 907

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 0

1

4

0

6

3 3

16

5

0

6

3 3

17

Negeri Swasta Jumlah

Page 90: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

85

dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.238 orang atau 54,30%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah akademi sebesar 79 orang atau 3,46%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Maluku Utara sebanyak 26.103 orang berada

di PT negeri sebanyak 7.101 orang dan di PT swasta sebanyak 19.002 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 16.771 orang atau 64,25%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas seluruhnya sebesar 7.101 orang dan PT swasta juga pada universitas sebesar 9.670 orang atau 50,89%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah akademi sebesar 825 orang atau 4,34%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

Negeri Swasta Jumlah

1.917 2.280 4.197

7.101

19.002

26.103

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Negeri Swasta Jumlah

1.322 1.469

2.791

515

907

1.422

Lulusan Dosen

Page 91: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

86

Jumlah lulusan PT provinsi Maluku Utara sebanyak 2.791 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 1.322 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.469 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 2.120 orang atau 75,96% Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas seluruhnya sebesar 1.322 orang dan PT swasta juga pada universitas sebesar 798 orang atau 54,32%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah akademi sebesar 51 orang atau 3,47%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Maluku Utara sebanyak 1.422 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 515 orang dan dari PT swasta sebanyak 907 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 989 orang atau 69,55% dan terkecil pada akademi sebesar 38 orang atau 2,67%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri seluruhnya pada universitas sebesar 515 orang dan PT swasta juga pada universitas sebesar 474 atau 52,26%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta pada akademi sebesar 38 orang atau 4,19%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Maluku Utara sebanyak 17 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 16 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 5 universitas atau 29,41%, 6 sekolah tinggi atau 35,29%, 3 akademi atau 17,65%, dan 3 politeknik atau 17,65%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas sedangkan PT swasta terdiri dari 4 universitas, 6 ST, 3 akademi, dan 3 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 92: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

87

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Maluku Utara

sebanyak 4.197 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 3.918 orang atau 93,35% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.889 orang atau 98,54% dan PT swasta sebanyak 2.029 orang atau 88,99%. Sebaliknya, yang masuk program S-2 yang terkecil sebesar 43 orang atau 1,02% dengan rincian di PT negeri sebesar 28 orang atau 1,46% dan PT swasta sebesar 15 orang atau 0,66%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi S-2 sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 58,14% atau 25 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,86% atau 18 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 39,41% atau 93 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 60,59% atau 143 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 93 39,41 143 60,59 236 5,62

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 93 39,41 143 60,59 236 10,35

2 S-1 2.097 53,52 1.821 46,48 3.918 93,35

a. Negeri 1.041 55,11 848 44,89 1.889 98,54

b. Swasta 1.056 52,05 973 47,95 2.029 88,99

3 S-2 25 58,14 18 41,86 43 1,02

a. Negeri 12 42,86 16 57,14 28 1,46

b. Swasta 13 86,67 2 13,33 15 0,66

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 2.215 52,78 1.982 47,22 4.197 100,00

a. Negeri 1.053 54,93 864 45,07 1.917 100,00

b. Swasta 1.162 50,96 1.118 49,04 2.280 100,00

Page 93: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

88

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Maluku Utara sebesar 26.103 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 23.906 orang atau 91,58% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.997 orang atau 26,81% dan PT swasta sebanyak 16.909 orang atau 64,78%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-2 sebanyak 232 orang atau 0,89% dengan rincian di PT negeri sebesar 104 orang atau 0,40% dan PT swasta sebesar 128 orang atau 0,49%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-2 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-2 sebanyak 65,52% atau 152 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 34,48% atau 80 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 39,39% atau 774 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 60,61% atau 1.191 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Maluku Utara sebesar 96.450 orang dengan rincian laki-laki sebesar 50.631 atau 52,49% lebih besar daripada perempuan sebesar 45.819 orang atau 47,51%.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 774 39,39 1.191 60,61 1.965 7,53

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 774 39,39 1.191 60,61 1.965 7,53

2 S-1 12.661 52,96 11.245 47,04 23.906 91,58

a. Negeri 3.857 55,12 3.140 44,88 6.997 26,81

b. Swasta 8.804 52,07 8.105 47,93 16.909 64,78

3 S-2 152 65,52 80 34,48 232 0,89

a. Negeri 43 41,35 61 58,65 104 0,40

b. Swasta 109 85,16 19 14,84 128 0,49

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 13.587 52,05 12.516 47,95 26.103 100,00

a. Negeri 3.900 54,92 3.201 45,08 7.101 100,00

b. Swasta 9.687 50,98 9.315 49,02 19.002 100,00

7 Penduduk 19-23 th 50.631 52,49 45.819 47,51 96.450

Page 94: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

89

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Maluku Utara sebanyak 2.791

orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 2.610 orang atau 93,51% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.303 orang dan PT swasta sebanyak 1.307 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT sebanyak 29 orang atau 1,04% dengan rincian PT negeri sebesar 19 orang dan PT swasta sebanyak 10 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 58,62% atau 17 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,38% atau 12 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 39,47% atau 60 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 60,53% atau 92 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 60 39,47 92 60,53 152 5,45

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 60 39,47 92 60,53 152 10,35

2 S-1 1.399 53,60 1.211 46,40 2.610 93,51

a. Negeri 718 55,10 585 44,90 1.303 98,56

b. Swasta 681 52,10 626 47,90 1.307 88,97

3 S-2 17 58,62 12 41,38 29 1,04

a. Negeri 8 42,11 11 57,89 19 1,44

b. Swasta 9 90,00 1 10,00 10 0,68

4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 1.476 52,88 1.315 47,12 2.791 100,00

a. Negeri 726 54,92 596 45,08 1.322 100,00

b. Swasta 750 51,06 719 48,94 1.469 100,00

Page 95: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

90

5. Dosen Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Maluku Utara sebanyak 1.422 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 748 orang atau 52,60% dengan rincian di PT negeri sebanyak 413 orang atau 29,04% dan PT swasta sebanyak 335 orang atau 23,56%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,07% atau 1 orang dengan rincian seluruhnya di PT swasta sebesar. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

1 < S-1 0 0,00 1 100,00 1 0,07

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 1 100,00 1 0,07

2 S-1/D4 289 46,02 339 53,98 628 44,16

a. Negeri 67 100,00 0 0,00 67 4,71

b. Swasta 222 39,57 339 60,43 561 39,45

3 S-2 636 85,03 112 14,97 748 52,60

a. Negeri 413 100,00 0 0,00 413 29,04

b. Swasta 223 66,57 112 33,43 335 23,56

4 S-3 40 95,24 2 4,76 42 2,95

a. Negeri 35 100,00 0 0,00 35 2,46

b. Swasta 5 71,43 2 28,57 7 0,49

5 Spesialis 0 0,00 2 100,00 2 0,14

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 2 100,00 2 0,14

6 Profesi 0 0,00 1 100,00 1 0,07

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 1 100,00 1 0,07

7 Jumlah 965 67,86 457 32,14 1.422 100,00

a. Negeri 515 100,00 0 0,00 515 36,22

b. Swasta 450 49,61 457 50,39 907 63,78

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 96: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

91

Tabel 8 Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status

Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 793 orang atau

55,77% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 629 orang atau 44,23%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 86,99% atau 448 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 38,04% atau 345 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan.

1 Tidak layak 289 29,95 340 74,40 629 44,23

a. Negeri 67 13,01 0 0,00 67 13,01

b. Swasta 222 49,33 340 74,40 562 61,96

2 Layak 676 70,05 117 25,60 793 55,77

Negeri 448 86,99 0 0,00 448 86,99

Swasta 228 50,67 117 25,60 345 38,04

3 Jumlah 965 100,00 457 100,00 1.422 100,00

Negeri 515 53,37 0 0,00 515 36,22

Swasta 450 46,63 457 100,00 907 63,78

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 97: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

92

Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Maluku Utara,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 3.354 0 1.264 275 308 1.535

a. Negeri 7.101 0 0 0 0 7.101

b. Swasta 2.418 0 1.264 275 308 1.188

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

7.101

0 0 0 0

7.101

2.418

0

1.264

275 308

1.188

3.354

0

1.264

275 308

1.535

Negeri Swasta Rata2

Page 98: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

93

lembaga sebesar 1.535 dengan rincian di negeri sebesar 7.101 orang dan di swasta sebesar 1.188 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 3.354 dan terjarang pada akademi sebesar 275. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang sebesar 7.101 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 2.418 dan terjarang pada akademi sebesar 275.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0005 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 3,02 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 1,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 5.924 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 5.924 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0005 3,02 1,00 5.924 5.924

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 99: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

94

lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 17 0 24 22 11 18

a. Negeri 14 0 0 0 0 14

b. Swasta 20 0 24 22 11 21

2 Rasio Dosen per Lembaga 198 0 52 13 27 84

a. Negeri 515 0 0 0 0 515

b. Swasta 119 0 52 13 27 57

3 Angka Produktivitas 12,64 0,00 7,29 6,18 7,26 10,69

a. Negeri 18,62 0,00 0,00 0,00 0,00 18,62

b. Swasta 8,25 0,00 7,29 6,18 7,26 7,73

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 10,86 10,51 10,69 0,36 0,97

a. S-0 7,75 7,72 7,74 0,03 1,00

b. S-1 11,05 10,77 10,92 0,28 0,97

c. S-2 11,18 15,00 12,50 -3,82 1,34

d. S-3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Negeri 18,62 18,62 18,62 0,00 1,00

f. Swasta 7,74 7,72 7,73 0,02 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 676 70,05 117 25,60 55,77

a. Negeri 448 86,99 0 0,00 86,99

b. Swasta 228 50,67 117 25,60 38,04

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

14

0 0 0 0

14

20

0

24

22

11

21

17

0

24

22

11

18

Negeri Swasta Rata2

Page 100: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

95

Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Maluku Utara di mana rata-rata seorang dosen melayani 18 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 14 mahasiswa jauh lebih rendah dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 14 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 20 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT swasta sebesar 11 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Maluku Utara sebesar 84 dengan rincian PT negeri sebesar 515 atau 9,08 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 57. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 198 dan terkecil pada akademi sebesar 13. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang sebesar 515 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 119 dan akademi yang terkecil sebesar 13. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

0

100

200

300

400

500

600

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

198

0

52 13 27

84

515

0 0 0 0

515

119

0

52 13 27

57

Negeri Swasta Rata2

Page 101: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

96

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 10,69% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 18,62% lebih besar daripada PT swasta sebesar 7,73%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 12,64 dan terkecil pada akademi sebesar 6,18. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 18,62% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 10,86% lebih besar daripada perempuan sebesar 10,51%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,36% dengan indeks paritas gender 0,97 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 12,50% namun yang terendah pada S-0 sebesar 7,74%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 0,03% dengan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara sedangkan program S-2 dengan perbedaan gender sebesar -3,82% dan indeks paritas gender sebesar 1,34 berarti belum setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 55,77%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 86,99% lebih baik daripada PT swasta sebesar 38,04%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 70,05% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,60%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 86,99% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 0% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 50,67% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,60%.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S0 S1 S2 S3

10,86

18,62

7,74 7,75

11,05 11,18

0,00

10,51

18,62

7,72 7,72

10,77

15,00

0,00

10,69

18,62

7,73 7,74

10,92 12,50

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 102: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

97

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -0,48 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar -0,48% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,02 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Tetap TT Tetap+TT

70,05

25,60

55,77

86,99

0,00

86,99

50,67

25,60

38,04

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 26,84 27,32 27,06 -0,48 1,02

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 57,66 - 100,00 100,00 100,00 72,80

Page 103: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

98

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 72,80% yang berarti sebanyak 72,80% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST, akademi, dan politeknik terbesar atau 100,00 % dan terkecil universitas sebesar 57,66%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada politeknik, akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 57,66% Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada ST, akademi, dan politeknik (57,66%) yang terbesar diikuti universitas (57,66%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 27,06% yang

berarti sebanyak 27,06% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 7,36% dan PT swasta sebesar 19,70%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 17,39% dan terkecil

-0,60

-0,40

-0,20

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

PG APK IPG APK

-0,48

1,02

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 17,39 - 7,86 0,86 0,96 27,06

a. Negeri 7,36 - - - - 7,36

b. Swasta 10,03 - 7,86 0,86 0,96 19,70

2 AM ke PT 2,46 0,00 0,67 0,06 0,08 3,27

a. Negeri 1,49 0,00 0,00 0,00 0,00 1,49

b. Swasta 0,96 0,00 0,67 0,06 0,08 1,78

Page 104: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

99

pada akademi sebesar 0,86%. Partisipasi PT negeri pada unversitas sebesar 7,36%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,03% dan terkecil pada akademi sebesar 0,86%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 3,27% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 2,46% dan terkecil pada akademi sebesar 0,06%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 1,49% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 1,78%. AM PT negeri pada unversitas sebesar 1,49%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 0,96% dan terkecil pada akademik sebesar 0,06%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Grafik 10 APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal.

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

17,39

-

7,86

0,86 0,96

27,06

2,46

- 0,67 0,06 0,08

3,27

APK AM PT

Page 105: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

100

Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 76,77, keterjangkauan layanan sebesar 69,69, kualitas layanan sebesar 70,55, kesetaraan layanan sebesar 98,27, dan kepastian layanan sebesar 46,74. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 72,41. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 75% atau tiga per empat.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Maluku Utara, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 98,27 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 46,74. sedangkan kinerja PT sebesar 72,41. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan kepastian (misi K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 50,00. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) perlu lebih ditingkatkan dan dipertahankan karena telah mencapai 98,27.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.535 2.000 76,77 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 5.924 8.500 69,69 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 18 25 100,00

R-D/L dosen 84 100 83,65

Aproduk % 10,69 25 42,77

%DL % 55,77 100 55,77

Kualitas Layanan 70,55 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -0,48 0 99,52

IPG APK Indeks 1,02 1 98,24

%MhsSwt % 72,80 75 97,06

Kesetaraan Layanan 98,27 PARIPURNA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 27,06 30 90,21

AM PT % 3,27 100 3,27

Kepastian Layanan 46,74 KURANG

72,41 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 106: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

101

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 98,27, berarti termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 46,74 termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Maluku Utara sebesar 72,41 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Maluku Utara sebesar 72,41 termasuk kategori kurang. Hal

ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 76,77, 69,69, 70,55, dan 46,74.

Untuk misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan jumlah lembaga. Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-5), perlu memberikan meningkatkan faktor indikator angka melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 107: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

102

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SULAWESI UTARA

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 108: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

103

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Sulawesi Utara adalah 54 dengan rincian 10 universitas (18,52%), 1 institut (1,85%), 25 sekolah tinggi (46,30%), 16 akademi (29,63%), dan 2 politeknik (3,70%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 109: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

104

terkecil adalah institut. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 2 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 4 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 8 universitas, 1 institut, 25 sekolah tinggi, dan 16 akademi sehingga jumlahnya 50 lembaga. Dengan demikian, jenis lembaga negeri terbesar adalah universitas sedangkan jenis lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah institut.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sulawesi Utara sebesar 12.920 orang, berada di PT negeri sebesar 9.105 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 3.815 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 10.150 orang atau 78,56% dan terkecil pada institut sebesar 86 orang atau 0,67%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 8.592 orang atau 94,37% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.558 orang atau

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 10 18,52 1 1,85 25 46,30 16 29,63 2 3,70 54

a. Negeri 2 50,00 - - - - - - 2 50,00 4

b. Swasta 8 16,00 1 2,00 25 50,00 16 32,00 - - 50

2 Mahasiswa Baru 10.150 78,56 86 0,67 1.472 11,39 574 4,44 638 4,94 12.920

a. Negeri 8.592 94,37 - - - - - - 513 5,63 9.105

b. Swasta 1.558 40,84 86 2,25 1.472 38,58 574 15,05 125 3,28 3.815

3 Mahasiswa 44.099 74,55 626 1,06 7.951 13,44 4.619 7,81 1.861 3,15 59.156

a. Negeri 31.862 94,48 - - - - - - 1.861 5,52 33.723

b. Swasta 12.237 48,11 626 2,46 7.951 31,26 4.619 18,16 - - 25.433

4 Lulusan 6.931 79,31 56 0,64 949 10,86 370 4,23 433 4,95 8.739

a. Negeri 5.927 94,36 - - - - - - 354 5,64 6.281

b. Swasta 1.004 40,85 56 2,28 949 38,61 370 15,05 79 3,21 2.458

5 Dosen 3.391 75,98 57 1,28 489 10,96 177 3,97 349 7,82 4.463

a. Negeri 2.718 88,62 - - - - - - 349 11,38 3.067

b. Swasta 673 48,21 57 4,08 489 35,03 177 12,68 - - 1.396

0

10

20

30

40

50

60

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

20 0 0

24

8

1

25

16

0

50

10

1

25

16

2

54Negeri Swasta Jumlah

Page 110: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

105

40,84%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 513 orang atau 5,63% dan PT swasta adalah institut sebesar 86 orang atau 2,25%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Utara sebanyak 59.156 orang berada

di PT negeri sebanyak 33.723 orang dan di PT swasta sebanyak 25.433 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 44.099 orang atau 75,55% dan terkecil di institut sebanyak 626 orang atau 1,06%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 31.862 orang atau 94,48% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 12.237 orang atau 48,11%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 1.861 orang atau 5,63% dan PT swasta adalah institut sebesar 626 orang atau 2,46%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

Negeri Swasta Jumlah

9.1053.815

12.920

33.723

25.433

59.156

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Negeri Swasta Jumlah

6.281

2.458

8.739

3.067

1.396

4.463

Lulusan Dosen

Page 111: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

106

Jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Utara sebanyak 8.739 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 6.281 orang dan dari PT swasta sebanyak 2.458 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 9.931 orang atau 79,31% dan terkecil pada institut sebesar 56 orang atau 0,64%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 5.927 orang atau 94,36% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.004 orang atau 40,85%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 354 orang atau 5,64% dan PT swasta adalah institut sebesar 56 orang atau 2,28%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sulawesi utara sebanyak 4.463 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 3.067 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.396 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 3.391 orang atau 75,98% dan terkecil pada institut sebesar 57 orang atau 1,28%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 2.718 orang atau 88,62% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 673 atau 48,21%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 349 orang atau 11,38% dan PT swasta adalah institut sebesar 57 orang atau 4,08%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Sulawesi Utara sebanyak 54 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 4 lembaga dan PT swasta sebanyak 50 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 10 universitas atau 18,52%, 1 institut atau 1,85%, 25 sekolah tinggi atau 46,30%, 16 akademi atau 29,63%, dan 2 politeknik atau 3,70%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 2 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 8 universitas, 25 ST, dan 16 akademi.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 112: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

107

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sulawesi Utara sebanyak 12.920 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 11.467 orang atau 88,75% dengan rincian di PT negeri sebanyak 8.474 orang atau 93,07% dan PT swasta sebanyak 2.993 orang atau 78,45%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 28 orang atau 0,22% dengan rincian di PT negeri sebesar 11 orang atau 0,12% dan PT swasta sebesar 17 orang atau 0,45%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada

program S-3 sebesar 63,64% atau 7 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 36,36% atau 4 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 28,57% atau 8 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 71,43% atau 20 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 335 32,43 698 67,57 1.033 8,00

a. Negeri 162 68,64 74 31,36 236 2,59

b. Swasta 173 21,71 624 78,29 797 20,89

2 S-1 5.532 48,24 5.935 51,76 11.467 88,75

a. Negeri 4.040 47,68 4.434 52,32 8.474 93,07

b. Swasta 1.492 49,85 1.501 50,15 2.993 78,45

3 S-2 214 56,17 167 43,83 381 2,95

a. Negeri 210 56,30 163 43,70 373 4,10

b. Swasta 4 50,00 4 50,00 8 0,21

4 S-3 7 63,64 4 36,36 11 0,09

a. Negeri 7 63,64 4 36,36 11 0,12

b. Swasta - - - - - -

5 Profesi 8 28,57 20 71,43 28 0,22

a. Negeri 5 45,45 6 54,55 11 0,12

b. Swasta 3 17,65 14 82,35 17 0,45

6 Jumlah 6.096 47,18 6.824 52,82 12.920 100,00

a. Negeri 4.424 48,59 4.681 51,41 9.105 100,00

b. Swasta 1.672 43,83 2.143 56,17 3.815 100,00

Page 113: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

108

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Utara sebesar 59.156 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 51.341 orang atau 86,79% dengan rincian di PT negeri sebanyak 31.386 orang atau 53,06% dan PT swasta sebanyak 19.955 orang atau 33,73%. Kecilnya mahasiswa di PT swasta karena daya tampung PT swasta kecil meskipun jumlah lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 39 orang atau 0,07% dan semuanya ada di PT negeri. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-3 sebanyak 66,67% atau 2 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 33,33% atau 13 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 23,53% atau 36 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 76,47% atau 117 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.754 28,34 4.436 71,66 6.190 10,46

a. Negeri 601 68,76 273 31,24 874 1,48

b. Swasta 1.153 21,69 4.163 78,31 5.316 8,99

2 S-1 24.914 48,53 26.427 51,47 51.341 86,79

a. Negeri 14.964 47,68 16.422 52,32 31.386 53,06

b. Swasta 9.950 49,86 10.005 50,14 19.955 33,73

3 S-2 804 56,11 629 43,89 1.433 2,42

a. Negeri 779 56,33 604 43,67 1.383 2,34

b. Swasta 25 50,00 25 50,00 50 0,08

4 S-3 26 66,67 13 33,33 39 0,07

a. Negeri 26 66,67 13 33,33 39 0,07

b. Swasta - - - - - -

5 Profesi 36 23,53 117 76,47 153 0,26

a. Negeri 18 43,90 23 56,10 41 0,07

b. Swasta 18 16,07 94 83,93 112 0,19

6 Jumlah 27.534 46,54 31.622 53,46 59.156 100,00

a. Negeri 16.388 48,60 17.335 51,40 33.723 100,00

b. Swasta 11.146 43,82 14.287 56,18 25.433 100,00

7 Penduduk 19-23 th 93.427 51,41 88.317 48,59 181.744

Page 114: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

109

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sulawesi Utara sebesar 181.744 orang dengan rincian laki-laki sebesar 93.427 atau 51,41% sedikit lebih besar daripada perempuan sebesar 88.317 orang atau 48,59%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Utara sebanyak

8.739 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 7.775 orang atau 88,97% dengan rincian di PT negeri sebanyak 5.846 orang dan PT swasta sebanyak 1.929 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada program profesi pada PT sebanyak 17 orang atau 0,19% dengan rincian PT negeri sebesar 7 orang dan PT swasta sebanyak 10 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 71,43% atau 5 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 223 32,94 454 67,06 677 7,75

a. Negeri 112 68,71 51 31,29 163 2,60

b. Swasta 111 21,60 403 78,40 514 20,91

2 S-1 3.749 48,22 4.026 51,78 7.775 88,97

a. Negeri 2.787 47,67 3.059 52,33 5.846 93,07

b. Swasta 962 49,87 967 50,13 1.929 78,48

3 S-2 148 56,27 115 43,73 263 3,01

a. Negeri 145 56,20 113 43,80 258 4,11

b. Swasta 3 60,00 2 40,00 5 0,20

4 S-3 5 71,43 2 28,57 7 0,08

a. Negeri 5 71,43 2 28,57 7 0,11

b. Swasta - - - - - -

5 Profesi 5 29,41 12 70,59 17 0,19

a. Negeri 3 42,86 4 57,14 7 0,11

b. Swasta 2 20,00 8 80,00 10 0,41

6 Jumlah 4.130 47,26 4.609 52,74 8.739 100,00

a. Negeri 3.052 48,59 3.229 51,41 6.281 100,00

b. Swasta 1.078 43,86 1.380 56,14 2.458 100,00

Page 115: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

110

28,57% atau 2 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 29,41% atau 5 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 70,59% atau 12 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Sulawesi Utara sebanyak

4.463 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 2.379 orang atau 53,30% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.929 orang atau 53,30% dan PT swasta sebanyak 450 orang atau 10,08%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,27% atau 12 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,04% atau 2 orang dan PT swasta sebesar 0,22% atau 10 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

1 < S-1 12 100,00 - - 12 0,27

a. Negeri 2 100,00 - - 2 0,04

b. Swasta 10 100,00 - - 10 0,22

2 S-1/D-4 1.250 80,23 308 19,77 1.558 34,91

a. Negeri 673 100,00 - - 673 15,08

b. Swasta 577 65,20 308 34,80 885 19,83

3 S-2 2.295 96,47 84 3,53 2.379 53,30

a. Negeri 1.925 99,79 4 0,21 1.929 43,22

b. Swasta 370 82,22 80 17,78 450 10,08

4 S-3 362 99,72 1 0,28 363 8,13

a. Negeri 319 100,00 - - 319 7,15

b. Swasta 43 97,73 1 2,27 44 0,99

5 Spesialis 85 95,51 4 4,49 89 1,99

a. Negeri 82 96,47 3 3,53 85 1,90

b. Swasta 3 75,00 1 25,00 4 0,09

6 Profesi 59 95,16 3 4,84 62 1,39

a. Negeri 56 94,92 3 5,08 59 1,32

b. Swasta 3 100,00 - - 3 0,07

7 Jumlah 4.063 91,04 400 8,96 4.463 100,00

a. Negeri 3.057 99,67 10 0,33 3.067 68,72

b. Swasta 1.006 72,06 390 27,94 1.396 31,28

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 116: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

111

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 2.893 orang atau

64,82% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 1.570 orang atau 35,18%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 77,99% atau 2.392 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 35,89% atau 501 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

1 Tidak layak 1.262 31,06 308 77,00 1.570 35,18

a. Negeri 675 22,08 - - 675 22,01

b. Swasta 587 58,35 308 78,97 895 64,11

2 Layak 2.801 68,94 92 23,00 2.893 64,82

Negeri 2.382 77,92 10 100,00 2.392 77,99

Swasta 419 41,65 82 21,03 501 35,89

3 Jumlah 4.063 100,00 400 100,00 4.463 100,00

Negeri 3.057 75,24 10 2,50 3.067 68,72

Swasta 1.006 24,76 390 97,50 1.396 31,28

Jumlah %No. KriteriaTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 117: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

112

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.095 dengan rincian di negeri sebesar 8.431 orang dan di swasta sebesar 509 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 4.410 dan terjarang pada akademi sebesar 289. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 15.931 dan terjarang pada politeknik sebesar 931 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 1.530 dan terjarang pada akademi sebesar 289.

Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

Rasio Mahasiswa per Lembaga 4.410 626 318 289 931 1.095

a. Negeri 15.931 - - - 931 8.431

b. Swasta 1.530 626 318 289 - 509

Page 118: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

113

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi Utara,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,004 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 13,12 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 8,0 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 25.773 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 3.222 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

15.931

0 0 0931

8.431

1.530626 318 289 0

509

4.410

626 318 289 9311.095

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

Daerah terjangkau 0,004 13,12 8,00 25.773 3.222

Kepadatan Daerah terjangkauIndikator

Page 119: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

114

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Rencana Strategi 2010-2014 Pembangunan Pendidikan, indikator pendidikan yang digunakan untuk kualitas layanan pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Grafik 5

Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 13 11 16 26 5 13

a. Negeri 12 - - - 5 11

b. Swasta 18 11 16 26 - 18

2 Rasio Dosen per Lembaga 339 57 20 11 175 83

a. Negeri 1.359 - - - 175 767

b. Swasta 84 57 20 11 - 28

3 Angka Produktivitas 15,72 8,95 11,94 8,01 23,27 14,77

a. Negeri 18,60 - - - 19,02 18,63

b. Swasta 8,20 8,95 11,94 8,01 - 9,66

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 15,00 14,58 14,77 0,42 0,97

a. S-0 12,71 10,23 10,94 2,48 0,80

b. S-1 15,05 15,23 15,14 (0,19) 1,01

c. S-2 18,41 18,28 18,35 0,12 0,99

d. S-3 19,23 15,38 17,95 3,85 0,80

e. Negeri 18,62 18,63 18,63 (0,00) 1,00

f. Swasta 9,67 9,66 9,66 0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 2.801 68,94 92 23,00 64,82

a. Negeri 2.382 77,92 10 100,00 77,99

b. Swasta 419 41,65 82 21,03 35,89

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

12

0 0 0

5

11

18

11

16

26

0

18

13

11

16

26

5

13

Negeri Swasta Rata2

Page 120: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

115

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sulawesi Utara di mana rata-rata seorang dosen melayani 13 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 11 mahasiswa lebih rendah dibanding dengan dosen swasta (18). Pada universitas negeri seorang dosen melayani 12 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 18 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 5 dan di PT swasta dosen institut melayani sebesar 11 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sulawesi Utara sebesar 83 dengan rincian PT negeri sebesar 767 atau 27,5 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 28. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 339 dan terkecil pada akademi sebesar 111. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.359 dan terkecil politeknik sebesar 175 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 84 dan akademi yang terkecil sebesar 11. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1.359

0 0 0

175

767

339

5720 11

1758384 57

20 11 0 28

Negeri Swasta Rata2

Page 121: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

116

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT masih sangat kecil, yaitu sebesar 14,77%, dengan rincian pada PT negeri sebesar 18,63% lebih besar daripada PT swasta sebesar 9,66%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka politeknik yang terbesar sebesar 23,27% dan terkecil pada institut sebesar 8,95%. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 18,63%. Angka Produktivitas PT swasta lebih kecil dibanding PT negeri yang juga masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan, angka produktivitas laki-laki sebesar 15,00% lebih besar daripada perempuan sebesar 14,58%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,42% dengan indeks paritas gender 0,97 yang berarti setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 sebesar 18,35% sedangkan yang terendah pada S-0 sebesar 10,23%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 2,48% dengan indeks paritas gender sebesar 0,80 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 3,85% dan indeks paritas gender sebesar 0,80 berarti belum setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-2.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

15,00

18,62

9,67

12,71

15,05

18,4119,23

14,58

18,63

9,6610,23

15,23

18,28

15,38

14,77

18,63

9,66

10,94

15,14

18,35 17,95

Laki2 Perempuan Rata2

Page 122: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

117

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 64,82%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 77,99% lebih baik daripada PT swasta sebesar 35,89%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 68,94% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 23,00%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 77,92% lebih rendah jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 100,00% sedangkan dosen tetap layak di PT swasta sebesar 41,65% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 21,03%.

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

Tetap TT Tetap+TT

68,94

23,00

64,8277,92

100,00

77,99

41,65

21,03

35,89

Rata2 Negeri Swasta

Page 123: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

118

Tabel 12 Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -6,33 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 6,33% dengan APK perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,21 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih kurang diuntungkan dibanding perempuan.

Berdasarkan Tabel 12, %MhsSwt PT sebesar 42,99% yang berarti sebanyak 42,99% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka institut, ST, dan akademi terbesar atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 27,75%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada institut, ST, dan akademi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 27,75%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada politeknik (100,00%) yang terbesar diikuti universitas (27,75%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 29,47 35,81 32,55 -6,33 1,21

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 27,75 100,00 100,00 100,00 - 42,99

-7,00

-6,00

-5,00

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

PG APK IPG APK

-6,33

1,21

Page 124: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

119

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 32,55% yang

berarti sebanyak 32,55% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 18,56% dan PT swasta sebesar 13,99%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 24,26% dan terkecil pada institut sebesar 0,34%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 17,53% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,02%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 6,73% dan terkecil pada institut sebesar 0,34%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 43,26% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 33,99% dan terkecil pada institut sebesar 0,29%. Bila dirinci menurut status lembaga, AM PT negeri sebesar 30,49% lebih besar daripada PT swasta sebesar 12,78%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 28,77% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,72%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 5,22% dan terkecil pada institut sebesar 0,29%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 24,26 0,34 4,37 2,54 1,02 32,55

a. Negeri 17,53 - - - 1,02 18,56

b. Swasta 6,73 0,34 4,37 2,54 - 13,99

2 AM ke PT 33,99 0,29 4,93 1,92 2,14 43,26

a. Negeri 28,77 - - - 1,72 30,49

b. Swasta 5,22 0,29 4,93 1,92 0,42 12,78

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

24,26

0,34

4,37 2,54

1,02

32,55 33,99

0,29

4,93

1,92 2,14

43,26

APK AM PT

Page 125: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

120

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 54,77, keterjangkauan layanan sebesar 37,91, kualitas layanan sebesar 76,64, kesetaraan layanan sebesar 77,77, dan kepastian layanan sebesar 71,63 Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 63,74 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai kurang dari 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 sebesar 77,77

sedangkan misi K-2 yang terburuk karena hanya mencapai 37,91 sedangkan kinerja PT sebesar 63,74. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kualitas ketersediaan (misi K-1) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi karena mencapai lebih dari 70,00.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.095 2.000 54,77

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 3.222 8.500 37,91

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 13 25 100,00

R-D/L dosen 83 100 82,65

Aproduk % 14,77 25,00 59,09

%DL % 64,82 100,00 64,82

Kualitas Layanan 76,64

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -6,33 0 93,67

IPG APK Indeks 1,21 1 82,31

%MhsSwt % 42,99 75 57,32

Kesetaraan Layanan 77,77

5 Misi K-5 Kepastian APK % 32,55 30 100,00

AM PT % 43,26 100 43,26

Kepastian Layanan 71,63

63,74 Kinerja PT

Page 126: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

121

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012/2013

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 dengan

nilai sebesar 77,77, berarti termasuk kategori kurang dan misi K-3 sebesar 76,64 juga termasuk kategori kurang. Sebaliknya, misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 37,91 termasuk kinerja kategori Kurang dan misi K-2 sebesar 54,77 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sulawesi Utara sebesar 63,74 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sulawesi Utara sebesar 63,74 termasuk kategori kurang. Hal

ini disebabkan karena semua misi K-1 sampai dengan K-5 termasuk kategori Kurang. Oleh karena itu, semua misi K-1 sampai dengan K-5, khususnya K-1 dan K-2, perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 54,77 dan 37,91.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan didirikan lebih banyak lembaga PT untuk meningkatkan indikator daerah terjangkau (DT). Sedangkan untuk meningkatkan ketersediaan layanan (misi K-1), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 127: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

122

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI GORONTALO

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari

Page 128: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

123

dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Gorontalo adalah dua belas dengan rincian empat universitas (33,33%), enam sekolah tinggi (50,00%), satu akademi (8,33%), dan satu politeknik (8,33%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

Page 129: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

124

adalah akademi/politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 3 universitas, 6 sekolah tinggi, 1 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 12 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik.

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi

Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 4 33,33 0 0,00 6 50,00 1 8,33 1 8,33 12

a. Negeri 1 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1

b. Swasta 3 27,27 0 0,00 6 54,55 1 9,09 1 9,09 11

2 Mahasiswa Baru 7.474 92,98 0 0,00 487 6,06 41 0,51 36 0,45 8.038

a. Negeri 4.834 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4.834

b. Swasta 2.640 82,40 0 0,00 487 15,20 41 1,28 36 1,12 3.204

3 Mahasiswa 30.242 87,37 0 0,00 3.985 11,51 124 0,36 264 0,76 34.615

a. Negeri 18.594 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 18.594

b. Swasta 11.648 72,70 0 0,00 3.985 24,87 124 0,77 264 1,65 16.021

4 Lulusan 5.035 93,26 0 0,00 313 5,80 27 0,50 24 0,44 5.399

a. Negeri 3.335 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3.335

b. Swasta 1.700 82,36 0 0,00 313 15,16 27 1,31 24 1,16 2.064

5 Dosen 1.072 84,94 0 0,00 156 12,36 8 0,63 26 2,06 1.262

a. Negeri 658 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 658

b. Swasta 414 68,54 0 0,00 156 25,83 8 1,32 26 4,30 604

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

0

2

4

6

8

10

12

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1

0 0 0 0

1

3

0

6

1 1

11

4

0

6

1 1

12

Negeri Swasta Jumlah

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Gorontalo sebesar 8.038 orang, berada di PT negeri sebesar 4.834 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 3.204 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru yang terbesar terdapat pada universitas, yaitu sebesar 7.474 orang atau 92,98% dan yang terkecil terdapat pada politeknik (36 orang atau 0,45%). Bila dilihat per status lembaga, pada PT swasta, jumlah mahasiswa baru yang terbesar terdapat pada universitas sebesar 2.640 orang atau 82,40% dan yang terkecil pada

Page 130: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

125

terdapat pada politeknik, yaitu sebesar 36 orang atau 1,12%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

Negeri Swasta Jumlah

4.834 3.204

8.038

18.594 16.021

34.615

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Jumlah mahasiswa PT provinsi Gorontalo sebanyak 35.615 orang berada di

PT negeri sebanyak 18.594 orang dan di PT swasta sebanyak 16.021 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 30.242 orang atau 87,37% dan terkecil di politeknik sebanyak 264 orang atau 0,76%. Bila dilihat per status lembaga, khususnya pada PT swasta, pada universitas sebesar 11.648 orang atau 72,70% dan yang terkecil pada politeknik, yaitu sebesar 264 orang atau 1,65%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT baik di negeri maupun di swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Negeri Swasta Jumlah

3.335

2.064

5.399

658 604

1.262

Lulusan Dosen

Jumlah lulusan PT provinsi Gorontalo sebanyak 5.399 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 3.335 orang dan dari PT swasta sebanyak 2.064 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 5.035 orang atau 93,26% dan terkecil pada politeknik sebesar 24 orang atau 0,44%. Bila

Page 131: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

126

dilihat menurut status lembaga, khususnya PT swasta, lulusan PT swasta terbesar pada universitas, yaitu sebesar 1.700 orang atau 82,36% dan yang terkecil terjadi pada politeknik negeri, yaitu sebesar 24 orang atau 1,16%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT baik negeri maupun swasta juga terjadi pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Gorontalo sebanyak 1.262 orang dengan rincian dari PT negeri sebanyak 658 orang dan dari PT swasta sebanyak 604 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak terdapat pada universitas sebesar 1.072 orang atau 84,94% dan terkecil pada politeknik sebesar 26 orang atau 2,06%. Bila dilihat menurut status lembaga, khususnya dosen PT swasta, yang terbesar terjadi pada universitas sebesar 414 atau 68,54% dan yang terkecil terjadi politeknik sebesar 26 orang atau 4,30%. Dengan demikian, dominasi dosen PT baik negeri maupun swasta terjadi pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Gorontalo sebanyak 12 lembaga dengan rincian dari PT

negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 11 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 4 universitas atau 33,33%, 6 sekolah tinggi atau 50,00%, 1 akademi atau 8,33%, dan 1 politeknik atau 8,33%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri hanya ada PT yang berjenis universitas sedangkan PT swasta terdiri dari 3 universitas, 6 sekolah tinggi, 1 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Gorontalo sebanyak 8.038 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 7.556 orang atau 94,00% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.501 orang atau 93,11% dan PT swasta sebanyak 3.055 orang atau 95,35%. Sebaliknya, yang masuk program S-2 yang terkecil sebesar 119 orang atau 1,48% dengan rincian di PT negeri sebesar 74 orang atau 1,53% dan PT swasta sebesar 45 orang atau 1,40%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program S-2 masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Page 132: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

127

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S0 175 48,21 188 51,79 363 4,52

a. Negeri 127 49,03 132 50,97 259 5,36

b. Swasta 48 46,15 56 53,85 104 3,25

2 S1 3.317 43,90 4.239 56,10 7.556 94,00

a. Negeri 1.873 41,61 2.628 58,39 4.501 93,11

b. Swasta 1.444 47,27 1.611 52,73 3.055 95,35

3 S2 57 47,90 62 52,10 119 1,48

a. Negeri 33 44,59 41 55,41 74 1,53

b. Swasta 24 53,33 21 46,67 45 1,40

4 S3 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Jumlah 3.549 44,15 4.489 55,85 8.038 100,00

a. Negeri 2.033 42,06 2.801 57,94 4.834 100,00

b. Swasta 1.516 47,32 1.688 52,68 3.204 100,00 Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada

program S-0 sebesar 48,21% atau 175 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 51,79% atau 188 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-1 sebesar 43,90% atau 3.317 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 56,10% atau 4.239 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jenjang pendidikan S-0 dan S-2 lebih diminati laki-laki daripada perempuan. Sebaliknya, jenjang pendidikan S-1 lebih diminati oleh mahasiswa perempuan. Hal ini berarti minat perempuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Gorontalo sebesar 34.615 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 32.587 orang atau 94,14% dengan rincian di PT negeri sebanyak 17.312 orang atau 53,13% dan di PT swasta sebanyak 15.275 orang atau 46,87%. Banyaknya mahasiswa di PT negeri karena memang lembaga PT negeri lebih diminati mahasiwa daripada lembaga PT swasta. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-2 sebanyak 510 orang atau 1,47% dengan rincian di PT negeri sebesar 284 orang atau 55,69% dan PT swasta

Page 133: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

128

sebesar 226 orang atau 44,31%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dari S-1 masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-2 sebanyak 49,22% atau 251 orang dengan proporsi mahasiswa perempuan sebesar 50,78% atau 259 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-1 sebesar 44,27% atau 14.425 orang dengan proporsi perempuan sebesar 55,73% atau 18.162 orang. Dengan demikian, mengingat di semua jenis program PT proporsi mahasiswa perempuan lebih besar daripada laki-laki, dapat dikatakan bahwa bila ditinjau dari sisi minat melanjutkan ke pendidikan tinggi, perempuan lebih berminat daripada laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk provinsi Gorontalo usia 19-23 tahun sebesar 87.408 orang dengan rincian laki-laki sebesar 43.299 atau 49,54% lebih kecil daripada perempuan sebesar 44.109 orang atau 50,46%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 730 48,09 788 51,91 1.518 4,39

a. Negeri 489 49,00 509 51,00 998 2,88

b. Swasta 241 46,35 279 53,65 520 1,50

2 S-1 14.425 44,27 18.162 55,73 32.587 94,14

a. Negeri 7.203 41,61 10.109 58,39 17.312 50,01

b. Swasta 7.222 47,28 8.053 52,72 15.275 44,13

3 S-2 251 49,22 259 50,78 510 1,47

a. Negeri 128 45,07 156 54,93 284 0,82

b. Swasta 123 54,42 103 45,58 226 0,65

4 S-3 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Jumlah 15.406 44,51 19.209 55,49 34.615 100,00

a. Negeri 7.820 42,06 10.774 57,94 18.594 100,00

b. Swasta 7.586 47,35 8.435 52,65 16.021 100,00

7 Penduduk 19-23 th 43.299 49,54 44.109 50,46 87.408

Page 134: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

129

Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Gorontalo sebanyak 5.399

orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 5.073 orang atau 93,96 % dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.105 orang dan PT swasta sebanyak 1.968 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT sebanyak 80 orang atau 1,48% dengan rincian PT negeri sebesar 51 orang dan PT swasta sebanyak 29 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 48,75% atau 39 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 51,25% atau 41 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-1 sebesar 43,80% atau 2.222 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 56,20% atau 2.851 orang. Hal ini berarti lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu <S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 119 48,37 127 51,63 246 4,56

a. Negeri 88 49,16 91 50,84 179 5,37

b. Swasta 31 46,27 36 53,73 67 3,25

2 S-1 2.222 43,80 2.851 56,20 5.073 93,96

a. Negeri 1.292 41,61 1.813 58,39 3.105 93,10

b. Swasta 930 47,26 1.038 52,74 1.968 95,35

3 S-2 39 48,75 41 51,25 80 1,48

a. Negeri 23 45,10 28 54,90 51 1,53

b. Swasta 16 55,17 13 44,83 29 1,41

4 S-3 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

5 Profesi 0 - 0 - 0 0,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 0,00

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Jumlah 2.380 44,08 3.019 55,92 5.399 100,00

a. Negeri 1.403 42,07 1.932 57,93 3.335 100,00

b. Swasta 977 47,34 1.087 52,66 2.064 100,00

Page 135: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

130

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Gorontalo sebanyak 1.262 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 704 orang atau 55,78% dengan rincian di PT negeri sebanyak 496 orang atau 39,30% dan PT swasta sebanyak 208 orang atau 16,48%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,08% atau 1 orang yang berada PT swasta. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 807 orang atau 63,95% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 455 orang atau 36,05%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 89,82% atau 591 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 35,76% atau 216 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan.

1 < S-1 0 0,00 1 100,00 1 0,08

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 1 100,00 1 0,08

2 S-1/D-4 297 65,42 157 34,58 454 35,97

a. Negeri 61 91,04 6 8,96 67 5,31

b. Swasta 236 60,98 151 39,02 387 30,67

3 S-2 652 92,61 52 7,39 704 55,78

a. Negeri 486 97,98 10 2,02 496 39,30

b. Swasta 166 79,81 42 20,19 208 16,48

4 S-3 91 97,85 2 2,15 93 7,37

a. Negeri 85 100,00 0 0,00 85 6,74

b. Swasta 6 75,00 2 25,00 8 0,63

5 Spesialis 9 100,00 0 0,00 9 0,71

a. Negeri 9 100,00 0 0,00 9 0,71

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

6 Profesi 1 100,00 0 0,00 1 0,08

a. Negeri 1 100,00 0 0,00 1 0,08

b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00

7 Jumlah 1.050 83,20 212 16,80 1.262 100,00

a. Negeri 642 97,57 16 2,43 658 52,14

b. Swasta 408 67,55 196 32,45 604 47,86

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap L+P %Tidak Tetap

L+P%

Page 136: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

131

Tabel 8 Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status

Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

1 Tidak layak 297 28,29 158 74,53 455 36,05

a. Negeri 61 9,50 6 37,50 67 10,18

b. Swasta 236 57,84 152 77,55 388 64,24

2 Layak 753 71,71 54 25,47 807 63,95

Negeri 581 90,50 10 62,50 591 89,82

Swasta 172 42,16 44 22,45 216 35,76

3 Jumlah 1.050 100,00 212 100,00 1.262 100,00

Negeri 642 61,14 16 7,55 658 52,14

Swasta 408 38,86 196 92,45 604 47,86

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan,

Page 137: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

132

termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7.561 - 664 124 264 2.885

a. Negeri 18.594 - - - - 18.594

b. Swasta 3.883 - 664 124 264 1.456 Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 2.885 dengan rincian di negeri sebesar 18.594 orang dan di swasta sebesar 1.456 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.561 dan terjarang pada akademi sebesar 124. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga, PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 18.594 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 3.883 dan terjarang pada akademi sebesar 124.

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

18.594

0 0 0 0

18.594

3.883

0664 124 264

1.456

7.561

0664 124 264

2.885

Negeri Swasta Rata2

Page 138: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

133

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0011 7,76 2,00 15.252 7.626

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0011 lembaga

per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 7,76 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 15.252 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 7.626 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Page 139: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

134

Tabel 11 Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 28 - 26 16 10 27

a. Negeri 28 - - - - 28

b. Swasta 28 - 26 16 10 27

2 Rasio Dosen per Lembaga 268 - 26 8 26 105

a. Negeri 658 - - - - 658

b. Swasta 138 - 26 8 26 55

3 Angka Produktivitas 16,65 - 7,85 21,77 9,09 15,60

a. Negeri 17,94 - - - - 17,94

b. Swasta 14,59 - 7,85 21,77 9,09 12,88

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Gorontalo di mana rata-rata

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 15,45 15,72 15,60 -0,27 1,02

a. S-0 16,30 16,12 16,21 0,18 0,99

b. S-1 15,40 15,70 15,57 -0,29 1,02

c. S-2 15,54 15,83 15,69 -0,29 1,02

d. S-3 - - - - -

e. Negeri 17,94 17,93 17,94 0,01 1,00

f. Swasta 12,88 12,89 12,88 -0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 753 71,71 54 25,47 63,95

a. Negeri 581 90,50 10 62,50 89,82

b. Swasta 172 42,16 44 22,45 35,76

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

28

0 0 0 0

28 28

0

26

16

10

27 28

0

26

16

10

27 Negeri Swasta Rata2

Page 140: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

135

seorang dosen melayani 27 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 28 mahasiswa lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 28 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 27 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil pada PT swasta sebesar 10 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Gorontalo sebesar 105 dengan rincian PT negeri sebesar 658 atau 11,98 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 55. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 268 dan terkecil pada akademi sebesar 8. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 658 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 138 dan akademi yang terkecil sebesar 8. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 15,60% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,94% lebih besar daripada PT swasta sebesar 12,88%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 17,94. Angka produktivitas PT negeri lebih besar jika dibandingkan

0

100

200

300

400

500

600

700

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

268

0 26 8 26

105

658

0 0 0 0

658

138

0 26 8 26

55

Negeri Swasta Rata2

Page 141: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

136

dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang seharusnya.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 15,45% lebih kecil daripada perempuan sebesar 15,72%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,27% dengan indeks paritas gender 1,02 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-0 sebesar 16,21% dan yang terendah pada S-1 sebesar 15,57%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 0,18% dengan indeks paritas gender sebesar 0,99 berarti belum setara sedangkan program S-2 dengan perbedaan gender sebesar -0,29% dan indeks paritas gender sebesar 1,02 berarti kurang setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 63,95%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 89,82% lebih baik daripada PT swasta sebesar 35,76%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 71,71% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,47%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 90,50% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 62,50% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 42,16% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 22,45%.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

15,45

17,94

12,88

16,3015,40 15,54

0,00

15,72

17,93

12,89

16,12

15,70

15,83

0,00

15,60

17,94

12,88

16,21 15,57 15,69

0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 142: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

137

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -7,97 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 7,97% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,22 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Tetap TT Tetap+TT

71.71

25.47

63.95

90.50

62.50

89.82

42.16

22.45

35.76

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 35,58 43,55 39,60 -7,97 1,22

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 38,52 - 100,00 100,00 100,00 46,28

Page 143: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

138

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 46,28% yang berarti sebanyak 46,28% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik masing-masing mencapai 100% dan terkecil universitas sebesar 38,52%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada sekolah tinggi, akademi, dan politeknik sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 38,52%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri hanya berperan pada universitas.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 39,60% yang berarti sebanyak 39,60% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 21,27% dan PT swasta sebesar 18,33%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 34,60% dan terkecil pada akademi sebesar 0,14%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 21,27%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 13,33% dan terkecil pada akademi sebesar 0,14%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

PG APK IPG APK

-7.97

1.22

Page 144: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

139

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 81,06% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 75,37% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,36%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 48,75% lebih besar daripada PT swasta sebesar 32,31%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 48,75%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 26,62% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,36%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 34,60 - 4,56 0,14 0,30 39,60

a. Negeri 21,27 - - - - 21,27

b. Swasta 13,33 - 4,56 0,14 0,30 18,33

2 AM ke PT 75,37 0,00 4,91 0,41 0,36 81,06

a. Negeri 48,75 0,00 0,00 0,00 0,00 48,75

b. Swasta 26,62 0,00 4,91 0,41 0,36 32,31

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

34,60

0,00 4,56

0,14 0,30

39,60

75,37

0,00 4,91

0,41 0,36

81,06 APK AM PT

Page 145: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

140

menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 100, keterjangkauan layanan sebesar 89,72, kualitas layanan sebesar 79,37, kesetaraan layanan sebesar 78,48, dan kepastian layanan sebesar 90,53. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 87,62. Idealnya adalah 100. Karena capaian kinerja pendidikan tinggi sudah mendekati 90%, secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi kinerja pendidikan tinggi di provinsi Gorontalo sudah cukup baik.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K Provinsi Gorontalo, Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 2.885 2.000 100,00 PARIPURNA

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 7.626 8.500 89,72 MADYA

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 27 25 91,15

R-D/L dosen 105 100 100,00

Aproduk % 15,60 25 62,39

%DL % 63,95 100 63,95

Kualitas Layanan 79,37 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -7,97 0 92,03

IPG APK Indeks 1,22 1 81,70

%MhsSwt % 46,28 75 61,71

Kesetaraan Layanan 78,48 KURANG

5 Misi K-5 Kepastian APK % 39,60 30 100,00

AM PT % 81,06 100 81,06

Kepastian Layanan 90,53 UTAMA

87,62 MADYAKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 146: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

141

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-1 yang terbaik sebesar 100 sedangkan misi K-3 dan K-4 yang terburuk karena masih kurang dari 80 sedangkan kinerja PT sebesar 87,62. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu diberikan pada peningkatkan kualitas layanan (misi K-3) dan kesetaraan layanan (misi K-4) karena capaian kinerja masih kurang dari 80,00. Selain itu, ketersediaan layanan misi K-1 perlu dipertahankan karena telah mencapai 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-1 yang

terbaik dengan nilai sebesar 100, berarti termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-3 dan K-4 tergolong buruk dengan capaian kurang dari 80. Kinerja PT pada kedua misi tersebut termasuk kategori kurang. Selanjutnya, misi K-2 sebesar 89,72 termasuk kategori madya dan misi K-5 sebesar 90,53 termasuk kategori utama. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Gorontalo sebesar 87,62 termasuk kinerja kategori madya.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Gorontalo sebesar 87,62 termasuk kategori madya. Hal ini

disebabkan karena misi K-2 termasuk kategori madya dan misi K-3 dan K-4 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-2, K-3, dan K-4 perlu ditingkatkan karena masing-masing hanya baru mencapai 89,72, 79,37, dan 78,48.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator Daerah Terjangkau melalui peningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan diperlukan peningkatan jumlah dan jenjang pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak, sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan layanan pendidikan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 147: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

142

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SULAWESI TENGAH

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdiknas 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdiknas dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah

Page 148: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

143

terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga.Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.899 2.000 94,93

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 7.338 8.500 86,33

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 22 25 100,00

R-D/L dosen 88 100 87,81

Aproduk % 13,05 25 52,19

%DL % 57,22 100 57,22

Kualitas Layanan 74,31

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -2,49 0 97,51

IPG APK Indeks 1,10 1 90,96

%MhsSwt % 69,57 75 92,76

Kesetaraan Layanan 93,74

5 Misi K-5 Kepastian APK % 26,30 30 87,66

AM PT % 46,77 100 46,77

Kepastian Layanan 67,22

83,31 Kinerja PT

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 149: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

144

Tabel 3 Gambaran Umum Pendidikan Tinggi

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi

Sulawesi Tengah adalah 32 PT dengan rincian 8 universitas (25%), 15 sekolah tinggi (46,88%), 8 akademi (25%), dan 1 politeknik (3,13%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas, sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 1 lembaga sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 7 universitas, 15 sekolah tinggi, 8 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 31 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah sekolah tinggi sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah institut.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sulawesi Tengah sebesar 11.939 orang, berada di negeri sebesar 5.177 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 6.762 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 8 25.00 0 0.00 15 46.88 8 25.00 1 3.13 32

a. Negeri 1 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1

b. Swasta 7 22.58 0 0.00 15 48.39 8 25.81 1 3.23 31

2 Mahasiswa Baru 8,922 74.73 0 0.00 2,481 20.78 493 4.13 43 0.36 11,939

a. Negeri 5,177 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5,177

b. Swasta 3,745 55.38 0 0.00 2,481 36.69 493 7.29 43 0.64 6,762

3 Mahasiswa 42,523 69.99 0 0.00 14,123 23.24 3,989 6.57 123 0.20 60,758

a. Negeri 18,490 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 18,490

b. Swasta 24,033 56.86 0 0.00 14,123 33.41 3,989 9.44 123 0.29 42,268

4 Lulusan 5,984 75.48 0 0.00 1,599 20.17 318 4.01 27 0.34 7,928

a. Negeri 3,571 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,571

b. Swasta 2,413 55.38 0 0.00 1,599 36.70 318 7.30 27 0.62 4,357

5 Dosen 2,239 79.68 0 0.00 390 13.88 158 5.62 23 0.82 2,810

a. Negeri 1,192 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1,192

b. Swasta 1,047 64.71 0 0.00 390 24.10 158 9.77 23 1.42 1,618

0

5

10

15

20

25

30

35

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

10 0 0 0

1

7

0

15

8

1

31

8

0

15

8

1

32

Negeri Swasta Jumlah

Page 150: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

145

Universitas yang terbesar universitas sebesar 8.922 orang atau 74,73% dan terkecil pada politeknik sebesar 43 orang atau 0,36%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 5.177 orang atau 100% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.745 orang atau 55,38%. Sedangkan, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 43 orang atau 0,64%.Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT Negeri pada universitas dan PT Swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 60.758 orang

berada di PT negeri sebanyak 18.490 orang dan di PT swasta sebanyak 42.268 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 42.523 orang atau 69,99% dan terkecil di politeknik sebanyak 123 orang atau 0,20%.Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 18.490 orang atau 100% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 24.033 orang atau 56,86%. Sedangkan, yang terkecil untuk PT swasta adalah universitas sebesar 24.033 orang atau 56,86%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 7.928 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 3.571 orang dan dari PT swasta sebanyak 4.357 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 5.984 orang atau 75,84% dan terkecil pada politeknik sebesar 27 orang atau 0,34%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri seluruhnya adalah dari universitas dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.413 orang atau 55,38%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta adalah politeknik sebesar 27 orang atau 0,62%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

Negeri Swasta Jumlah

5,177 6,76211,939

18,490

42,268

60,758

Mahasiswa Baru Mahasiswa

Page 151: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

146

Grafik 3 Jumlah Lulusan dan Dosen PT

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 2.810 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 1.192 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.618 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 2.239 orang atau 79,68% dan terkecil pada politeknik sebesar 23 orang atau 0,82%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri seluruhnya dari universitas sebesar 1.192 orang atau 100% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.047 atau 64,71%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT swasta pada politeknik sebesar 23 orang atau 1,42%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaranpada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 32 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 31 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 8 universitas atau 25%, 15 ST atau 46,88%, 8 akademi atau 25%, dan 1 politeknik atau 3,13%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 1 universitas sedangkan PT swasta terdiri dari 7 universitas, 15 ST, 8 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Negeri Swasta Jumlah

3,571

4,357

7,928

1,1921,618

2,810

Lulusan Dosen

Page 152: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

147

tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sulawesi Tengah

sebanyak 11.939 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 10.684 orang atau 89,49% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.686 orang atau 43,86% dan PT swasta sebanyak 5.998 orang atau 56,14%. Sebaliknya, yang masuk program S-3 yang terkecil sebesar 11 orang atau 0,09% dimana seluruhnya dari PT negeri. Hal ini berarti minat untuk masuk ke program S-3 ternyata masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 8 orang atau 72,73%, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 3 orang atau 27,27%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT.Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 254 29,50 607 70,50 861 7,21

a. Negeri 79 61,24 50 38,76 129 2,49

b. Swasta 175 23,91 557 76,09 732 10,83

2 S-1 5.350 50,07 5.334 49,93 10.684 89,49

a. Negeri 2.402 51,26 2.284 48,74 4.686 90,52

b. Swasta 2.948 49,15 3.050 50,85 5.998 88,70

3 S-2 217 56,66 166 43,34 383 3,21

a. Negeri 197 56,13 154 43,87 351 6,78

b. Swasta 20 62,50 12 37,50 32 0,47

4 S-3 8 72,73 3 27,27 11 0,09

a. Negeri 8 72,73 3 27,27 11 0,21

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 5.829 48,82 6.110 51,18 11.939 100,00

a. Negeri 2.686 51,88 2.491 48,12 5.177 100,00

b. Swasta 3.143 46,48 3.619 53,52 6.762 100,00

Page 153: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

148

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Tengah sebesar 60.758 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program,mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 54.232 orang atau 89,26% dengan rincian di PT negeri sebanyak 16.738 orang atau 27,55% dan PT swasta sebanyak 37.494 orang atau 61,71%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 38 orang atau 0,06% dimana seluruh mahasiswanya dari PT negeri.Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebanyak 73,69% atau 28 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 26,32% atau 10 orang. Jumlah mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 1.378orang atau 27,36% dan lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 3.659 orang atau 72,64%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi,Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi

Sulawesi Tengah sebesar 231.029 orang dengan rincian laki-laki sebesar 116.667

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.378 27,36 3.659 72,64 5.037 8,29

a. Negeri 281 60,95 180 39,05 461 2,49

b. Swasta 1.097 23,97 3.479 76,03 4.576 10,83

2 S-1 27.012 49,81 27.220 50,19 54.232 89,26

a. Negeri 8.580 51,26 8.158 48,74 16.738 90,52

b. Swasta 18.432 49,16 19.062 50,84 37.494 88,71

3 S-2 828 57,06 623 42,94 1.451 2,39

a. Negeri 704 56,19 549 43,81 1.253 6,78

b. Swasta 124 62,63 74 37,37 198 0,47

4 S-3 28 73,68 10 26,32 38 0,06

a. Negeri 28 73,68 10 26,32 38 0,21

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 29.246 48,14 31.512 51,86 60.758 100,00

a. Negeri 9.593 51,88 8.897 48,12 18.490 100,00

b. Swasta 19.653 46,50 22.615 53,50 42.268 100,00

7 Penduduk 19-23 th 116.677 50,50 114.352 49,50 231.029

Page 154: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

149

atau 50,50% lebih besar sedikit daripada perempuan sebesar 114.352 orang atau 49,50%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 7.928 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 7.098 orang atau 89,53% dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.233 orang dan PT swasta sebanyak 3.865 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 7 orang atau 0,09% dimana seluruhnya berasal dari PT negeri. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi,Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan jenis kelamin, proposi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3

sebesar 71,43% atau 5 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 28,57% atau 2 orang. Jumlah lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 167 29,77 394 70,23 561 7,08

a. Negeri 54 60,67 35 39,33 89 2,49

b. Swasta 113 23,94 359 76,06 472 10,83

2 S-1 3.557 50,11 3.541 49,89 7.098 89,53

a. Negeri 1.657 51,25 1.576 48,75 3.233 90,53

b. Swasta 1.900 49,16 1.965 50,84 3.865 88,71

3 S-2 149 56,87 113 43,13 262 3,30

a. Negeri 136 56,20 106 43,80 242 6,78

b. Swasta 13 65,00 7 35,00 20 0,46

4 S-3 5 71,43 2 28,57 7 0,09

a. Negeri 5 71,43 2 28,57 7 0,20

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Jumlah 3.878 48,92 4.050 51,08 7.928 100,00

a. Negeri 1.852 51,86 1.719 48,14 3.571 100,00

b. Swasta 2.026 46,50 2.331 53,50 4.357 100,00

Page 155: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

150

167 orang atau 29,77%, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 294 orang atau 70,23%. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap.Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu< S-1, S-1/D-4, S-2, S-3,spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 2.810 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.338 orang atau 47,62% dengan rincian di PT negeri sebanyak 802 orang atau 28,54% dan PT swasta sebanyak 536 orang atau 19,07%. Jumlah dosen terkecil adalah lulusan profesi sebanyak 2 orang atau 0,07% dimana seluruhnya berasal dari PT negeri. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi,Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar

1 < S-1 2 28,57 5 71,43 7 0,25

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 2 28,57 5 71,43 7 0,25

2 S-1/D4 820 68,62 375 31,38 1.195 42,53

a. Negeri 155 100,00 0 0,00 155 5,52

b. Swasta 665 63,94 375 36,06 1.040 37,01

3 S-2 1.236 92,38 102 7,62 1.338 47,62

a. Negeri 798 99,50 4 0,50 802 28,54

b. Swasta 438 81,72 98 18,28 536 19,07

4 S-3 243 99,59 1 0,41 244 8,68

a. Negeri 218 100,00 0 0,00 218 7,76

b. Swasta 25 96,15 1 3,85 26 0,93

5 Spesialis 21 87,50 3 12,50 24 0,85

a. Negeri 16 94,12 1 5,88 17 0,60

b. Swasta 5 71,43 2 28,57 7 0,25

6 Profesi 1 50,00 1 50,00 2 0,07

a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Swasta 1 50,00 1 50,00 2 0,07

7 Jumlah 2.323 82,67 487 17,33 2.810 100,00

a. Negeri 1.187 99,58 5 0,42 1.192 42,42

b. Swasta 1.136 70,21 482 29,79 1.618 57,58

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 156: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

151

di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurutlayak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosenyang tidak layak mengajar sebesar 1.202

orang atau 42,78% lebih kecil jika dibandingkan dengan layak mengajar sebesar 1.608 orang atau 57,22%. Selain itu, dosen layak di PT negeri sebesar 1.037 orang atau 64,49% lebih besar daripada di PT swasta sebesar 571 orang atau 35,51%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program

1 Tidak layak 822 35.39 380 78.03 1,202 42.78

a. Negeri 155 13.06 0 0.00 155 13.00

b. Swasta 667 58.71 380 78.84 1,047 64.71

2 Layak 1,501 64.61 107 21.97 1,608 57.22

Negeri 1,032 86.94 5 100.00 1,037 87.00

Swasta 469 41.29 102 21.16 571 35.29

3 Jumlah 2,323 100.00 487 100.00 2,810 100.00

Negeri 1,187 51.10 5 1.03 1,192 42.42

Swasta 1,136 48.90 482 98.97 1,618 57.58

Jumlah %No. KriteriaTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 157: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

152

pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan P digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta.Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.899 dengan rincian di negeri sebesar 18.490 orang dan di swasta sebesar 1.363 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 5.315 dan terjarang pada politeknik sebesar 123. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat universitas sebesar 18.490 sedangkan PT swasta yang terpadat pada universitas sebesar 3.433 dan terjarang pada politeknik sebesar 123. Persentase rasio swasta terhadap negeri terbesar pada sekolah tinggi sebesar 18,57% dan rata-rata sebesar 7,37%.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 5,315 0 942 499 123 1,899

a. Negeri 18,490 0 0 0 0 18,490

b. Swasta 3,433 0 942 499 123 1,363

Page 158: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

153

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0005 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 3,74 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 1,00 lembaga per km2sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 7,338 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 7.338 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

18,490

0 0 0 0

18,490

3,433

0942 499 123

1,363

5,315

0942 499

123

1,899

Negeri Swasta Rata2

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0005 3.74 1.00 7,338 7,338

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 159: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

154

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 19 0 36 25 5 22

a. Negeri 16 0 0 0 0 16

b. Swasta 23 0 36 25 5 26

2 Rasio Dosen per Lembaga 280 0 26 20 23 88

a. Negeri 1,192 0 0 0 0 1,192

b. Swasta 150 0 26 20 23 52

3 Angka Produktivitas 14.07 0.00 11.32 7.97 21.95 13.05

a. Negeri 19.31 0.00 0.00 0.00 0.00 19.31

b. Swasta 10.04 0.00 11.32 7.97 21.95 10.31

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,26 12,85 13,05 0,41 0,97

a. S-0 12,12 10,77 11,14 1,35 0,89

b. S-1 13,17 13,01 13,09 0,16 0,99

c. S-2 18,00 18,14 18,06 -0,14 1,01

d. S-3 17,86 20,00 18,42 -2,14 1,12

e. Negeri 19,31 19,32 19,31 -0,02 1,00

f. Swasta 10,31 10,31 10,31 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.501 64,61 107 21,97 57,22

a. Negeri 1.032 86,94 5 13,06 87,00

b. Swasta 469 41,29 102 21,16 35,29

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

16

0 0 0 0

16

23

0

36

25

5

26

19

0

36

25

5

22

Negeri Swasta Rata2

Page 160: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

155

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sulawesi Tengah di mana rata-rata seorang dosen melayani 22 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 16 mahasiswa sedangkan dosen swasta melayani 26 mahasiswa. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 16 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 23 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dimana seluruhnya PT swasta. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sulawesi Tengah sebesar 88 dengan rincian PT negeri sebesar 1.192 atau 22,83 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 52. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 280 dan terkecil pada akademi sebesar 20. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.192 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 150 dan akademiyang terkecil sebesar 20. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk

0

200

400

600

800

1,000

1,200

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

280

0 26 20 2388

1,192

0 0 0 0

1,192

150

0 26 20 23 52

Negeri Swasta Rata2

Page 161: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

156

setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 13,05% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 19,31% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,31%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar politeknik sebesar 21,95 dan terkecil pada akademi sebesar 7,97. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 19,31% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,26% lebih besar daripada perempuan sebesar 12,85%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,41% dengan indeks paritas gender 0,97 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 18,42% namun yang terendah pada S-0 sebesar 11,14%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,35% dengan indeks paritas gender sebesar 0,89 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 2,14% dan indeks paritas gender sebesar 1,12 berarti belum setara.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 57,22%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 87% lebih baik daripada PT swasta sebesar 35,29%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 64,61% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 21,97%. Dosen

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,26

19,31

10,31

12,1213,17

18,00 17,86

12,85

19,32

10,31 10,7713,01

18,14

20,00

13,05

19,31

10,3111,14

13,09

18,06 18,42

Laki2 Perempuan Rata2

Page 162: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

157

tetap layak di PT negeri sebesar 86,94% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak layak sebesar 13,06% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 41,29% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 21,16%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12dan Grafik 9 maka PG APK sebesar-2,49 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 2,49% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,10 yang berarti belum setara dan laki-laki lebih diuntungkan dari perempuan.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Tetap TT Tetap+TT

64.61

21.97

57.22

86.94

100.00

87.00

41.29

21.16

35.29

Rata2 Negeri Swasta

Page 163: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

158

Tabel 12 Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 69,57% yang berarti sebanyak 69,57% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST, akademi dan politeknik yang terbesar dan terkecil universitas sebesar 56,52%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada ST, akademi dan politeknik sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 56,52%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas.

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 26,30% yang berarti sebanyak 26,30% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 8% dan PT swasta sebesar 18,30%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 18,41% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,05%. Partisipasi PT negeri seluruhnya pada universitas. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,40% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,05%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan partisipasi bersekolah di PT.

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 25.07 27.56 26.30 -2.49 1.10

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 56.52 - 100.00 100.00 100.00 69.57

-2.50

-2.00

-1.50

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

PG APK IPG APK

-2.49

1.10

Page 164: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

159

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 46,77% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 34,95% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,17%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 20,28% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 20,49%. AMPT negeri seluruhnya pada universitas sebesar 20,28%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 26,49% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,17%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam peningkatan akses ke PT.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis LembagaPerguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya digunakan asumsi

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 18.41 - 6.11 1.73 0.05 26.30

a. Negeri 8.00 - - - - 8.00

b. Swasta 10.40 - 6.11 1.73 0.05 18.30

2 AM ke PT 34.95 0.00 9.72 1.93 0.17 46.77

a. Negeri 20.28 0.00 0.00 0.00 0.00 20.28

b. Swasta 14.67 0.00 9.72 1.93 0.17 26.49

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

18.41

-

6.11

1.73 0.05

26.30

34.95

-

9.72

1.93 0.17

46.77

APK AM PT

Page 165: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

160

karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 94,93, keterjangkauan layanan sebesar 86,33, kualitas layanan sebesar 74,31, kesetaraan layanan sebesar 93,74, dan kepastian layanan sebesar 67,22. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 83,31 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai lebih dari 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sulawesi Tengah,Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 93,74 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 67,22 sedangkan kinerja PT sebesar 83,31. Dengan demikian, untuk PT masih perlu ditingkatkan kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan (misi K-5) karena mencapai kurang dari kinerja sebesar 83,31. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) dan ketersedidan layanan (misi K-1) agar dipertahankan karena mencapai lebih dari 90.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.899 2.000 94,93

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 7.338 8.500 86,33

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 22 25 100,00

R-D/L dosen 88 100 87,81

Aproduk % 13,05 25 52,19

%DL % 57,22 100 57,22

Kualitas Layanan 74,31

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -2,49 0 97,51

IPG APK Indeks 1,10 1 90,96

%MhsSwt % 69,57 75 92,76

Kesetaraan Layanan 93,74

5 Misi K-5 Kepastian APK % 26,30 30 87,66

AM PT % 46,77 100 46,77

Kepastian Layanan 67,22

83,31 Kinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 166: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

161

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 jenjang

yang terbaik dengan nilai sebesar 93,74 berarti termasuk kategori paripurna dan misi K-1 sebesar 94,93 juga termasuk kategori paripurna. Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 67,22 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-3 sebesar 74,31 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sulawesi Tengah sebesar 83,31 termasuk kinerja kategori pratama.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sulawesi Tengah sebesar 83,31 termasuk kategori pratama.

Hal ini disebabkan karena misi K-3 dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-3 dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 74,31 dan 67,22.

Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka produktivitas karena nilainya kurang dari 60 melalui cara meningkatkan mahasiswa yang lulus. Untuk misi K-5, dalam rangka meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan pada indikator angka melanjutkan ke PT melalui cara meningkatkan lulusan SM yang melanjutkan ke PT dengan cara memperluas daya tampung di PT.

Page 167: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

162

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SULAWESI SELATAN

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi(Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah

Page 168: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

163

terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga.Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Sulawesi Selatan adalah 217 dengan rincian 23 universitas (10,60%), 2 institut (0,92%), 105 sekolah tinggi (48,39%), 83 akademi (38,25%), dan 4 politeknik

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 169: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

164

(1,84%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 2 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 4 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 21 universitas, 2 institut, 105 sekolah tinggi, 83 akademi, dan 2 politeknik sehingga jumlahnya 213 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri separuh adalah universitas dan separuh lagi adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik dan institut.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sulawesi Selatan sebesar 50.314 orang, berada di negeri sebesar 16.51 orang lebih kecil daripada di Swasta sebesar 33.633 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 30.889 orang atau 61,39% dan terkecil pada institut sebesar 38 orang atau 0,08%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 15.465

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 23 10.60 2 0.92 105 48.39 83 38.25 4 1.84 217

a. Negeri 2 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 50.00 4

b. Swasta 21 9.86 2 0.94 105 49.30 83 38.97 2 0.94 213

2 Mahasiswa Baru 30,889 61.39 38 0.08 13,622 27.07 4,490 8.92 1,275 2.53 50,314

a. Negeri 15,465 92.88 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1,186 7.12 16,651

b. Swasta 15,424 45.82 38 0.11 13,622 40.47 4,490 13.34 89 0.26 33,663

3 Mahasiswa 171,754 56.41 249 0.08 98,200 32.25 28,795 9.46 5,497 1.81 304,495

a. Negeri 59,631 93.11 0 0.00 0 0.00 0 0.00 4,412 6.89 64,043

b. Swasta 112,123 46.63 249 0.10 98,200 40.84 28,795 11.98 1,085 0.45 240,452

4 Lulusan 20,607 62.11 25 0.08 8,777 26.46 2,892 8.72 875 2.64 33,176

a. Negeri 10,669 92.88 0 0.00 0 0.00 0 0.00 818 7.12 11,487

b. Swasta 9,938 45.82 25 0.12 8,777 40.47 2,892 13.33 57 0.26 21,689

5 Dosen 5,942 54.25 11 0.10 3,416 31.18 1,117 10.20 468 4.27 10,954

a. Negeri 2,672 86.03 0 0.00 0 0.00 0 0.00 434 13.97 3,106

b. Swasta 3,270 41.67 11 0.14 3,416 43.53 1,117 14.23 34 0.43 7,848

0

50

100

150

200

250

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

2 0 0 0 2 421

2

105

83

2

213

232

105

83

4

217

Negeri Swasta

Page 170: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

165

orang atau 92,88% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 15.424 orang atau 45,82%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 1.186 orang atau 7,12% dan PT swasta adalah institut sebesar 38 orang atau 0,11%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 304.495 orang

berada di PT negeri sebanyak 64.043 orang dan di PT swasta sebanyak 240.452 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 171.754 orang atau 56,41% dan terkecil di institut sebanyak 249 orang atau 0,08%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 59.631 orang atau 93,11% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 112.123 orang atau 46,63%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 4.412 orang atau 6,89% dan PT swasta adalah institut sebesar 249 orang atau 0,10%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

Negeri Swasta Jumlah

16,65133,663

50,31464,043

240,452

304,495

Mahasiswa Baru Mahasiswa

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

Negeri Swasta Jumlah

11,487

21,689

33,176

3,106

7,84810,954

Lulusan

Page 171: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

166

Jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 33.176 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 11.487 orang dan dari PT swasta sebanyak 21.689 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 20.607 orang atau 62,11% dan terkecil pada institut sebesar 25 orang atau 0,08%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 10.669 orang atau 92,88% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 9.938 orang atau 45,82%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 818 orang atau 7,12% dan PT swasta adalah institut sebesar 25 orang atau 0,12%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 10.954 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 3.106 orang dan dari PT swasta sebanyak 7.848 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 5.942 orang atau 54,25% dan terkecil pada institute sebesar 11 orang atau 0,10%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 2.672orang atau 86,03% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.416 atau 43,53%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 434 orang atau 13,87% dan PT swasta adalah intitut sebesar 11 orang atau 0,14%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 217 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 4 lembaga dan PT swasta sebanyak 213 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 23 universitas atau 10,60%, 2 institut atau 0,92%, 105 sekolah tinggi atau 48,39%, 83 akademi atau 38,25%, dan 4 politeknik atau 1,84%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 2 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 21 universitas, 2 institut, 105 ST, 83akademi, dan 2 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 172: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

167

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sulawesi Selatan

sebanyak 50.315 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 38.695 orang atau 76,91% dengan rincian di PT negeri sebanyak 13.038 orang atau 78,30% dan PT swasta sebanyak 25.657 orang atau 76,22%. Sebaliknya, yang masuk program S-3 yang terkecil sebesar 297 orang atau 0,59% dengan rincian di PT negeri sebesar 263 orang atau 1,58% dan PT swasta sebesar 34 orang atau 0,10%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program S-3 masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 68,69% atau 204 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 31,31% atau 93 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 25,87% atau 2.013 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 74,13% atau 5.767 orang. Dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT.Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 2.013 25,87 5.767 74,13 7.780 15,46

a. Negeri 679 59,20 468 40,80 1.147 6,89

b. Swasta 1.334 20,11 5.299 79,89 6.633 19,70

2 S-1 18.756 48,47 19.939 51,53 38.695 76,91

a. Negeri 6.240 47,86 6.798 52,14 13.038 78,30

b. Swasta 12.516 48,78 13.141 51,22 25.657 76,22

3 S-2 1.520 54,07 1.291 45,93 2.811 5,59

a. Negeri 889 51,54 836 48,46 1.725 10,36

b. Swasta 631 58,10 455 41,90 1.086 3,23

4 S-3 204 68,69 93 31,31 297 0,59

a. Negeri 176 66,92 87 33,08 263 1,58

b. Swasta 28 82,35 6 17,65 34 0,10

5 Profesi 204 27,91 527 72,09 731 1,45

a. Negeri 139 29,08 339 70,92 478 2,87

b. Swasta 65 25,69 188 74,31 253 0,75

6 Jumlah 22.697 45,11 27.617 54,89 50.314 100,00

a. Negeri 8.123 48,78 8.528 51,22 16.651 100,00

b. Swasta 14.574 43,29 19.089 56,71 33.663 100,00

Page 173: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

168

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Selatan sebesar 304.495 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 233.412 orang atau 76,66% dengan rincian di PT negeri sebanyak 50.148 orang atau 16,47% dan PT swasta sebanyak 183.264 orang atau 60,19%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 1.257 orang atau 0,41% dengan rincian di PT negeri sebesar 1.013 orang atau 0,33% dan PT swasta sebesar 244 orang atau 0,08%.Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSPdan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-3 sebanyak 69,69% atau 876 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 30,31% atau 1.257 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 23,45% atau 12.145 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 76,55% atau 51.793 orang. Berdasarkan data tabel 5, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 736.918 orang dengan rincian laki-laki sebesar 362.493 atau 49,19% lebih kecil daripada perempuan sebesar 374.425 orang atau 50,81%.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 12.145 23,45 39.648 76,55 51.793 17,01

a. Negeri 2.613 59,21 1.800 40,79 4.413 1,45

b. Swasta 9.532 20,12 37.848 79,88 47.380 15,56

2 S-1 113.403 48,58 120.009 51,42 233.412 76,66

a. Negeri 24.002 47,86 26.146 52,14 50.148 16,47

b. Swasta 89.401 48,78 93.863 51,22 183.264 60,19

3 S-2 7.924 55,05 6.469 44,95 14.393 4,73

a. Negeri 3.417 51,51 3.217 48,49 6.634 2,18

b. Swasta 4.507 58,09 3.252 41,91 7.759 2,55

4 S-3 876 69,69 381 30,31 1.257 0,41

a. Negeri 676 66,73 337 33,27 1.013 0,33

b. Swasta 200 81,97 44 18,03 244 0,08

5 Profesi 1.002 27,53 2.638 72,47 3.640 1,20

a. Negeri 535 29,16 1.300 70,84 1.835 0,60

b. Swasta 467 25,87 1.338 74,13 1.805 0,59

6 Jumlah 135.350 44,45 169.145 55,55 304.495 100,00

a. Negeri 31.243 48,78 32.800 51,22 64.043 100,00

b. Swasta 104.107 43,30 136.345 56,70 240.452 100,00

Page 174: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

169

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3.Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Selatan sebanyak

33.176 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 25.526 orang atau 76,94% dengan rincian di PT negeri sebanyak 8.995 orang dan PT swasta sebanyak 16.531 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 204 orang atau 0,61% dengan rincian PT negeri sebesar 182 orang dan PT swasta sebanyak 22 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 68,14% atau 139 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 31,86% atau 65 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 26,23% atau 1.329 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 73,77% atau 3.737 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.329 26,23 3.737 73,77 5.066 15,27

a. Negeri 469 59,22 323 40,78 792 6,89

b. Swasta 860 20,12 3.414 79,88 4.274 19,71

2 S-1 12.369 48,46 13.157 51,54 25.526 76,94

a. Negeri 4.305 47,86 4.690 52,14 8.995 78,31

b. Swasta 8.064 48,78 8.467 51,22 16.531 76,22

3 S-2 1.020 53,97 870 46,03 1.890 5,70

a. Negeri 613 51,51 577 48,49 1.190 10,36

b. Swasta 407 58,14 293 41,86 700 3,23

4 S-3 139 68,14 65 31,86 204 0,61

a. Negeri 121 66,48 61 33,52 182 1,58

b. Swasta 18 81,82 4 18,18 22 0,10

5 Profesi 138 28,16 352 71,84 490 1,48

a. Negeri 96 29,27 232 70,73 328 2,86

b. Swasta 42 25,93 120 74,07 162 0,75

6 Jumlah 14.995 45,20 18.181 54,80 33.176 100,00

a. Negeri 5.604 48,79 5.883 51,21 11.487 100,00

b. Swasta 9.391 43,30 12.298 56,70 21.689 100,00

Page 175: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

170

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu< S-1, S-1/D-4, S-2, S-3,spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 10.951 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 5.115 orang atau 46,71% dengan rincian di PT negeri sebanyak 1.910 orang atau 17,44% dan PT swasta sebanyak 3.205 orang atau 29,27%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,38% atau 42 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,03% atau 3orang dan PT swasta sebesar 0,36% atau 39 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi,Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah

1 < S-1 31 73,81 11 26,19 42 0,38

a. Negeri 3 0,00 0 0,00 3 0,03

b. Swasta 28 71,79 11 28,21 39 0,36

2 S-1/D4 3.208 73,39 1.163 26,61 4.371 39,91

a. Negeri 229 99,57 1 0,43 230 2,10

b. Swasta 2.979 71,94 1.162 28,06 4.141 37,81

3 S-2 4.798 93,80 317 6,20 5.115 46,71

a. Negeri 1.907 99,84 3 0,16 1.910 17,44

b. Swasta 2.891 90,20 314 9,80 3.205 29,27

4 S-3 1.144 99,13 10 0,87 1.154 10,54

a. Negeri 813 99,88 1 0,12 814 7,43

b. Swasta 331 97,35 9 2,65 340 3,10

5 Spesialis 195 91,55 18 8,45 213 1,95

a. Negeri 103 99,04 1 0,96 104 0,95

b. Swasta 92 84,40 17 15,60 109 1,00

6 Profesi 53 94,64 3 5,36 56 0,51

a. Negeri 42 100,00 0 0,00 42 0,38

b. Swasta 11 78,57 3 21,43 14 0,13

7 Jumlah 9.429 86,10 1.522 13,90 10.951 100,00

a. Negeri 3.097 99,81 6 0,19 3.103 28,34

b. Swasta 6.332 80,68 1.516 19,32 7.848 71,66

Jumlah %No. Pendidikan Tertinggi Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 176: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

171

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurutlayak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 6.538 orang atau

59,70% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 4.413 orang atau 40,30%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 92,49% atau 2.860 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 46,74% atau 3.668 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur

1 Tidak layak 3.239 34,35 1.174 77,14 4.413 40,30

a. Negeri 232 7,49 1 16,67 233 7,51

b. Swasta 3.007 47,49 1.173 77,37 4.180 53,26

2 Layak 6.190 65,65 348 22,86 6.538 59,70

Negeri 2.865 92,51 5 83,33 2.870 92,49

Swasta 3.325 52,51 343 22,63 3.668 46,74

3 Jumlah 9.429 100,00 1.522 100,00 10.951 100,00

Negeri 3.097 32,85 6 0,39 3.103 28,34

Swasta 6.332 67,15 1.516 99,61 7.848 71,66

Jumlah %No. Kriteria Tetap %Tidak Tetap

L+P%

Page 177: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

172

keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta.Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2012/2013

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1

Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7,468 125 935 347 1,374 1,403

a. Negeri 29,816 0 0 0 2,206 16,011

b. Swasta 5,339 125 935 347 543 1,129

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

29,816

0 0 02,206

16,011

5,339

125 935 347 543 1,129

7,468

125 935 347 1,374 1,403

Negeri Swasta

Page 178: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

173

politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.403 dengan rincian di negeri sebesar 16.011 orang dan di swasta sebesar 1.129 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.468 dan terjarang pada institut sebesar 125. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 29.816 dan terjarang pada politeknik sebesar 2.206 sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 5.339 dan terjarang pada institut sebesar institut.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0046 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 15,77orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 9 lembaga per km2

sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 30.984 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 3.444 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk

Daerah

Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0.0046 15.77 9.00 30,984 3,443

Kepadatan Daerah terjangkauNo. Indikator

Page 179: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

174

pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentasedosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 29 23 29 26 12 28

a. Negeri 22 0 0 0 10 21

b. Swasta 34 23 29 26 32 31

2 Rasio Dosen per Lembaga 258 6 33 13 117 50

a. Negeri 1,336 0 0 0 217 777

b. Swasta 156 33 13 17 37

3 Angka Produktivitas 12.00 10.04 8.94 10.04 15.92 10.90

a. Negeri 17.89 0.00 0.00 0.00 18.54 17.94

b. Swasta 8.86 10.04 8.94 10.04 5.25 9.02

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 11,08 10,75 10,90 0,33 0,97

a. S-0 10,94 9,43 9,78 1,52 0,86

b. S-1 10,91 10,96 10,94 -0,06 1,01

c. S-2 12,87 13,45 13,13 -0,58 1,04

d. S-3 15,87 17,06 16,23 -1,19 1,08

e. Negeri 17,94 17,94 17,94 0,00 1,00

f. Swasta 9,02 9,02 9,02 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 6.190 65,65 348 22,86 59,70

a. Negeri 2.865 92,51 5 83,33 92,49

b. Swasta 3.325 52,51 343 22,63 46,74

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

0

5

10

15

20

25

30

35

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

22

0 0 0

10

21

34

23

29

26

3231

29

23

29

26

12

28

Negeri Swasta Rata2

Page 180: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

175

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sulawesi Selatan di mana rata-rata seorang dosen melayani 28 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 21 mahasiswa jauh lebih rendah dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 21 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 31 mahasiswa. Untuk politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT negeri sebesar 10 dan PT swasta sebesar 32 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sulawesi Selatan sebesar 50 dengan rincian PT negeri sebesar 777 atau 21,77 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 37. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 258 dan terkecil pada institut sebesar 6. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 1.336 dan terkecil politeknik sebesar 217 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 156 dan akademiyang terkecil sebesar 13. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

258

6 33 13117

50

1,336

0 0 0

217

777

156

0 33 13 17 37

Negeri Swasta

Page 181: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

176

dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 10,90% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,94% lebih besar daripada PT swasta sebesar 9,02%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka politeknik yang terbesar sebesar 15,92.dan terkecil pada ST sebesar 8,94. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 17,94% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 11,08% lebih besar daripada perempuan sebesar 10,75%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,33% dengan indeks paritas gender 0,97 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-1 sebesar 1,08% namun yang terendah pada S-0 sebesar 0,86%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 1,52% dengan indeks paritas gender sebesar 0,86 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 1,19% dan indeks paritas gender sebesar 1,08 berarti kurang setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 59,70%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 92,49% lebih baik daripada PT swasta sebesar 46,74%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 65,65% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 22,86%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 92,51% lebih baik jika dibandingkan dengan

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

11,08

17,94

9,02

10,94 10,91

12,87

15,87

10,75

17,94

9,02 9,43 10,96

13,45

17,06

10,90

17,94

9,02 9,78

10,94

13,13

16,23

Laki2 Perempuan Rata2

Page 182: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

177

dosen tidak tetap sebesar 83,33% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 52,51% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 22,63%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt).Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -7,84yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 7,84% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,21yang berarti belum setara dan perempuan lebih banyak dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Tetap TT Tetap+TT

65.65

22.86

59.70

92.51

83.33

92.49

52.51

22.63

46.74

Rata2 Negeri Swasta

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 37.34 45.17 41.32 -7.84 1.21

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 65.28 100.00 100.00 100.00 19.74 78.97

Page 183: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

178

Grafik 9 PG APK dan IPG APKPerguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 78,97% yang berarti sebanyak 78,97% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka institut, ST dan akademi terbesar sebesar 100% dan terkecil universitas sebesar 65,28%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada institut, akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 65,28% dan politeknik sebesar 19,74%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (65,28%) yang terbesar diikuti politeknik (19,74%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 41,32% yang berarti sebanyak 41,32% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 8,69% dan PT swasta sebesar 32,63%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 23,31% dan terkecil pada institur sebesar 0,03%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 8,09% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,60%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 15,22% dan terkecil pada institut sebesar 0,03%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 107,70% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 66,12% dan terkecil pada institut sebesar 0,08%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 35,64% lebih kecil daripada PT swasta sebesar 72,06%. AMPT negeri terbesar pada unversitas sebesar

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

PG APK IPG APK

-7.84

1.21

Page 184: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

179

33,10% dan terkecil pada politeknik sebesar 2,54%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 33,02% dan terkecil pada institut sebesar 0,08%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikanakses ke PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

AM PT di provinsi Sulawesi Selatan lebih dari 100% karena banyak perguruan

tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai baik sehingga banyak lulusan Sekolah Menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di wilayah provinsi Sulawesi Selatan.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis LembagaPerguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 23.31 0.03 13.33 3.91 0.75 41.32

a. Negeri 8.09 - - - 0.60 8.69

b. Swasta 15.22 0.03 13.33 3.91 0.15 32.63

2 AM ke PT 66.12 0.08 29.16 9.61 2.73 107.70

a. Negeri 33.10 0.00 0.00 0.00 2.54 35.64

b. Swasta 33.02 0.08 29.16 9.61 0.19 72.06

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

23.31

0.03

13.33 3.91

0.75

41.32

66.12

0.08

29.16

9.61 2.73

107.70

APK AM PT

Page 185: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

180

menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal.Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 70,16, keterjangkauan layanan sebesar 40,51, kualitas layanan sebesar 60,92, kesetaraan layanan sebesar 91,61, dan kepastian layanan sebesar 103,85. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 73,41. Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 dan K-5 yang terbaik masing-masing sebesar 91,61 dan 103,85 sedangkan misi K-2 yang terburuk karena hanya mencapai 40,51 sedangkan kinerja PT sebesar 73,41. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan keterjangkauan layanan (misi K-2) dan kualitas layanan (misi K-3) karena capaiankinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, ketersediaan layanan (misi K-1) dan kepastian layanan (misi K-5) perlu dipertahankan karena telah mencapai 100.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.403 2.000 70,16 KURANG

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 3.443 8.500 40,51 KURANG

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 28 25 89,94

R-D/L dosen 50 100 50,48

Aproduk % 10,90 25 43,58

%DL % 59,70 100 59,70

Kualitas Layanan 60,92 KURANG

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -7,84 0 92,16

IPG APK Indeks 1,21 1 82,65

%MhsSwt % 78,97 75 100,00

Kesetaraan Layanan 91,61 UTAMA

5 Misi K-5 Kepastian APK % 41,32 30 100,00

AM PT % 107,70 100 107,70

Kepastian Layanan 103,85 PARIPURNA

73,41 KURANGKinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 186: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

181

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-5 dengan

nilai sebesar 103,85, berarti termasuk kategori paripurna dan misi K-4 juga sebesar 91,61 termasuk kategori utama. Sebaliknya, misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 40,51 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-3 sebesar 60,92 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sulawesi Selatan sebesar 73,41 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sulawesi Selatan sebesar 73,41 termasuk kategori kurang.

Hal ini disebabkan karena misi K-1, K-1, dan K-3 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-1, dan K-3 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 70,13 ,40,51 ,dan 60,92.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak.

Page 187: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

182

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SULAWESI BARAT

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

Page 188: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

183

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Sulawesi Barat adalah 13 dengan rincian 2 universitas (15,38%), 8 sekolah tinggi (61,54%), dan 3 akademi (23,08%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 189: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

184

adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah akademi. Untuk status lembaga di provinsi Sulawesi Barat belum ada lembaga negeri hanya ada lembaga swasta dengan jumlah 2 universitas, 8 sekolah tinggi, dan 3 akademi. Dengan demikian, jenis status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah universitas.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sulawesi Barat sebesar 3.236 orang semua berada di swasta. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 2.026 orang atau 62,61% dan terkecil pada akademi sebesar 216 orang atau 6,67% semua ada di lembaga swasta. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru, dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Page 190: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

185

Grafik 2 Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Barat sebanyak 17.982 orang semua

berada di PT swasta. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 10.285 orang atau 57,20% dan terkecil di akademi sebanyak 521 orang atau 2,90%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Barat sebanyak 2.085 orang semua berada pada PT swasta. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 1.305 orang atau 62,59% dan terkecil pada akademi sebesar 140 orang atau 6,71%. Dengan demikian, dominasi lulusan juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sulawesi Barat sebanyak 580 orang semua berada pada PT swasta. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 340 orang atau 58,62% dan terkecil pada akademi sebesar 53 orang atau 9,14%. Dengan demikian, dominasi dosen terdapat juga pada universitas.

Page 191: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

186

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Sulawesi Barat sebanyak 13 lembaga dengan rincian

semua dengan status lembaga, bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 2 universitas atau 15,38%, 8 sekolah tinggi atau 61,54%, 3 akademi atau 23,08%.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sulawesi Barat

sebanyak 3.236 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 2.661 orang atau 82,23%, sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 14 orang atau 0,43% Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 59 10,52 502 89,48 561 17,41

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 59 10,52 502 89,48 561 17,41

2 S-1 1.403 52,72 1.258 47,28 2.661 82,59

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 1.403 52,72 1.258 47,28 2.661 82,59

3 S-2 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

4 S-3 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

5 Profesi 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

6 Jumlah 1.462 45,38 1.760 54,62 3.222 100,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 1.462 45,38 1.760 54,62 3.222 100,00

Page 192: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

187

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-1 sebesar 52,72% atau 1.403 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 47,28% atau 1.258 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 10,52% atau 59 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 89,48% atau 502 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Barat sebesar 17.982 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 14.789 orang atau 82,24% yang semuanya berada di PT swasta. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 74 orang atau 0,41% dengan rincian di laki-laki sebesar 30 orang atau 40,54% dan perempuan sebesar 44 orang atau 59,46%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 330 10,58 2.789 89,42 3.119 17,42

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 330 10,58 2.789 89,42 3.119 17,42

2 S-1 7.801 52,75 6.988 47,25 14.789 82,58

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 7.801 52,75 6.988 47,25 14.789 82,58

3 S-2 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

4 S-3 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

5 Profesi 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

6 Jumlah 8.131 45,40 9.777 54,60 17.908 100,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 8.131 45,40 9.777 54,60 17.908 100,00

7 Penduduk 19-23 th 49.483 49,40 50.687 50,60 100.170

Page 193: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

188

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-1 sebanyak 52,75% atau 7.801 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 47,25% atau 6.988 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 10,58% atau 330 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 89,42% atau 2.789 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sulawesi Barat sebesar 100.170 orang dengan rincian laki-laki sebesar 49.483 atau 49,40 % lebih kecil daripada perempuan sebesar 50.687 orang atau 50,60 %.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3, dan Diploma 4. Lulusan Diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, Diploma 2 selama 2 tahun, Diploma 3 selama 3 tahun, dan Diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 38 10,50 324 89,50 362 17,43

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 38 10,50 324 89,50 362 17,43

2 S-1 905 52,77 810 47,23 1.715 82,57

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 905 52,77 810 47,23 1.715 82,57

3 S-2 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

4 S-3 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

5 Profesi 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

6 Jumlah 943 45,40 1.134 54,60 2.077 100,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 943 45,40 1.134 54,60 2.077 100,00

Page 194: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

189

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Barat sebanyak 2.085 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 1.715 orang atau 82,25%. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi pada PT sebanyak 8 orang atau 0,38%. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-1 sebesar 52,77 % atau 905 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 47,23% atau 810 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 10,50% atau 38 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 89,50% atau 324 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu <S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Sulawesi Barat sebanyak 580 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-1/D-4 sebesar 389 orang atau 67,07% semuanya berada di Pt Swasta, Proporsi dosen terkecil adalah lulusan profesi sebanyak 0,17% atau 1 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen belum memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7 Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian

Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

1 < S-1 0 - 6 100,00 6 1,03

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 6 100,00 6 1,03

2 S-1/D-4 245 62,98 144 37,02 389 67,07

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 245 62,98 144 37,02 389 67,07

3 S-2 138 80,70 33 19,30 171 29,48

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 138 80,70 33 19,30 171 29,48

4 S-3 1 100,00 0 0,00 1 0,17

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 1 100,00 0 0,00 1 0,17

5 Spesialis 2 16,67 10 83,33 12 2,07

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 2 16,67 10 83,33 12 2,07

6 Profesi 0 - 1 100,00 1 0,17

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 1 100,00 1 0,17

7 Jumlah 386 66,55 194 33,45 580 100,00

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 386 66,55 194 33,45 580 100,00

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 195: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

190

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 185 orang atau

31,90% lebih kecil jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 395 orang atau 68,10%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di provinsi sulawesi barat sangat rendah terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di provinsi tersebut sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas

Page 196: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

191

layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.383 yang semuanya berada di lembaga swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 5.143 dan terjarang pada akademi sebesar 174.

Page 197: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

192

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0008 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 5,97 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 11.721 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 5.861 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

Page 198: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

193

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 30 - 38 10 - 31

a. Negeri - - - - - -

b. Swasta 30 - 38 10 - 31

2 Rasio Dosen per Lembaga 170 - 23 18 - 45

a. Negeri - - - - - -

b. Swasta 170 - 23 18 - 45

3 Angka Produktivitas 12,69 - 8,92 26,87 - 11,59

a. Negeri - - - - - -

b. Swasta 12,69 - 8,92 26,87 - 11,59

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 11,60 11,60 11,59 0,00 1,00

a. S-0 11,52 11,62 11,61 -0,10 1,01

b. S-1 11,60 11,59 11,60 0,01 1,00

c. S-2 - - - - -

d. S-3 - - - - -

e. Negeri - - - - -

f. Swasta 11,60 11,60 11,59 0,00 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 141 36,53 44 22,68 31,90

a. Negeri 0 - 13,06 -

b. Swasta 141 36,53 44 22,68 31,90

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

Page 199: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

194

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sulawesi Barat di mana rata-rata seorang dosen melayani 31 mahasiswa, setelah dirinci menurut lembaga ternyata sekolah tinggi yang terbesar yaitu melayani 38 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan akademi dan universitas.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sulawesi Barat sebesar 45 dengan rincian dengan jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 170 dan terkecil pada akademi sebesar 18. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 11,59% yang hanya ada di swasta karena di provinsi ini belum ada PT negeri. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 12,69 dan terkecil pada ST sebesar 8,92.

Page 200: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

195

Grafik 7 Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program

Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 11,59% lebih kecil daripada perempuan sebesar 11,60%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar -0,01% dengan indeks paritas gender 1,0 yang berarti setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-0 sebesar 11,62% namun yang terendah pada S-1 sebesar 11,59%. Perbedaan gender program S-0 sebesar -0,10% dengan indeks paritas gender sebesar 1,01 berarti mendekati setara sedangkan program S-1 dengan perbedaan gender sebesar 0,01% dan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 31,90%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 36,53% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 22,68%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

11,60

0,00

11,60 11,52 11,60

0,00 0,00

11,60

0,00

11,60 11,62

11,59

0,000,00

11,59

0,00

11,59 11,6111,60

0,00 0,00

Laki2 Perempuan Rata2

Page 201: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

196

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -2,88 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 2,88% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,17 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 100,00% yang berarti semua mahasiswa bersekolah di PT swasta dikarenakan di provinsi tersebut belum ada PT negeri.

Page 202: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

197

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 17,95% yang berarti sebanyak 17,95% penduduk usia PT bersekolah di PT swasta, Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 10,27% dan terkecil pada Akademi sebesar 0,52%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 27,77% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 17,39% dan terkecil pada akademi sebesar 1,85%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

AM PT di provinsi Sulawesi Barat kurang dari 100% karena banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai kurang baik sehingga banyak lulusan sekolah menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di luar wilayah provinsi Sulawesi Barat.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Page 203: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

198

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 69,16, keterjangkauan layanan sebesar 68,95, kualitas layanan sebesar 50,88, kesetaraan layanan sebesar 94,08, dan kepastian layanan sebesar 43,81 Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 65,38 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14 Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.383 2.000 69,16

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 5.861 8.500 68,95

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 31 25 80,64

R-D/L dosen 45 100 44,62

Aproduk % 11,59 25 46,38

%DL % 31,90 100 31,90

Kualitas Layanan 50,88

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -2,86 0 97,14

IPG APK Indeks 1,17 1 85,19

%MhsSwt % 100,00 75 100,00

Kesetaraan Layanan 94,11

5 Misi K-5 Kepastian APK % 17,95 30 59,84

AM PT % 27,77 100 27,77

Kepastian Layanan 43,81

65,38 Kinerja PT

Page 204: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

199

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 94,08 sedangkan misi K-5 yang terburuk karena hanya mencapai 43,81 sedangkan kinerja PT sebesar 65,38. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan ketersedian layanan (misi K-1), keterjangkauan layanan (misi K-2) kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian layanan (misi K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 70,00. Selain itu, kesetaraan layanan (misi K-4) perlu dipertahankan dan tingkatkan karena telah mendekati 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 94,08, berarti termasuk kategori utama Sebaliknya, misi K-5 yang terburuk dengan nilai sebesar 43,81 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-1, K-2, dan K-3 sebesar 69,16, 68,95 dan 50,88 juga termasuk kinerja kategori kurang Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sulawesi barat sebesar 65,38 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sulawesi barat sebesar 63,38 termasuk kategori kurang. Hal

ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 69,16, 68,95, 50,88 dan 43,81.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator Daerah Terjangkau melalui

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 205: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

200

meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.

Page 206: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

201

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI SULAWESI TENGGARA

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga, yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk

Page 207: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

202

misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di Provinsi Sulawesi Tenggra adalah 39 dengan rincian 7 universitas (17,95%), 11 sekolah tinggi (28,21%), 20 akademi (51,28%), dan 1 politeknik (2,56%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas sehingga

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna

2 Utama

3 Madya

4 Pratama

5 Kurang

80.00-84.99

kurang dari 80.00

Nilai

95.00 ke atas

90.00-94.99

85.00-89.99

Page 208: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

203

jumlah lembaga negeri sebesar 1 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 6 universitas, 11 sekolah tinggi, 20 akademi, dan 1 politeknik sehingga jumlahnya 330 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah sekolah tinggi dan terkecil adalah politeknik.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 9.767 orang, berada di negeri sebesar 5.213 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 4.554 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 8.032 orang atau 82,24% dan terkecil pada politeknik sebesar 32 orang atau 0,33%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 5.213 orang atau 100,00% dokarenakan di Sulawesi Tenggara hanya ada universitas negeri saja, dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.819 orang atau 61,90%. Sebaliknya, PT swasta adalah politeknik sebesar 32 orang atau 0,33%.

Page 209: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

204

Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 60.026 orang

berada di PT negeri sebanyak 18.617 orang dan di PT swasta sebanyak 41.409 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 18.617 orang atau 100,00%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 43.717 orang atau 72,83% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 25.100 orang atau 60,61%. Sebaliknya, PT swasta adalah politeknik sebesar 319 orang atau 0,77%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 6.530 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 3.596 orang dan dari PT swasta sebanyak 2.934 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 5.412 orang atau 82,88% dan terkecil pada politeknik sebesar

Page 210: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

205

21 orang atau 0,32%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 3.596 orang atau 100,00% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 1.816 orang atau 61,90%. Sebaliknya, PT swasta adalah politeknik sebesar 21 orang atau 0,32%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 2.416 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 974 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.442 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 1.772 orang atau 73,34% dan terkecil pada politeknik sebesar 23 orang atau 0,95%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar hanya ada pada universitas saja sebesar 974 orang atau 100,00% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 798 atau 55,34%. Sebaliknya, PT swasta adalah politeknik sebesar 23 orang atau 0,95%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau

tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi. Jumlah PT provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 39 lembaga dengan rincian

menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 1 lembaga dan PT swasta sebanyak 38 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 7 universitas atau 17,95%, 11 sekolah tinggi atau 28,21%, 20 akademi atau 51,28%, dan 1 politeknik atau 2,56%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri hanya ada 1 universitas sedangkan PT swasta terdiri dari 6 universitas, 11 ST, 20 akademi, dan 1 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 211: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

206

Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan

Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sulawesi Tenggara

sebanyak 9.767 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 8.406 orang atau 86,07% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.662 orang atau 89,43% dan PT swasta sebanyak 3.774 orang atau 82,21%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 8 orang atau 0,08% dengan rincian di PT negeri tidaka ada dan PT swasta sebesar 8 orang atau 0,18%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 54,55% atau 12 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 45,45% atau 10 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 25,00% atau 2 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 75,00% atau 6 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan

tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma,

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 362 33,74 711 66,26 1.073 10,99

a. Negeri 181 65,58 95 34,42 276 5,29

b. Swasta 181 22,71 616 77,29 797 17,50

2 S-1 4.438 52,80 3.968 47,20 8.406 86,07

a. Negeri 2.494 53,50 2.168 46,50 4.662 89,43

b. Swasta 1.944 51,92 1.800 48,08 3.744 82,21

3 S-2 155 60,08 103 39,92 258 2,64

a. Negeri 151 59,68 102 40,32 253 4,85

b. Swasta 4 80,00 1 20,00 5 0,11

4 S-3 12 54,55 10 45,45 22 0,23

a. Negeri 12 54,55 10 45,45 22 0,42

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

5 Profesi 2 25,00 6 75,00 8 0,08

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 2 25,00 6 75,00 8 0,18

6 Jumlah 4.969 50,88 4.798 49,12 9.767 100,00

a. Negeri 2.838 54,44 2.375 45,56 5.213 100,00

b. Swasta 2.131 46,79 2.423 53,21 4.554 100,00

Page 212: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

207

S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 60.026 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 50.698 orang atau 84,46% dengan rincian di PT negeri sebanyak 16.649 orang atau 27,74% dan PT swasta sebanyak 34.049 orang atau 56,72%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang profesi sebanyak 71 orang atau 0,12% dengan rincian di tidak adan pada PT negeridan PT swasta sebesar 71 orang atau 0,12%. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5 Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta

Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada

jenjang S-2 sebanyak 60,17% atau 568 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 39,83% atau 376 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 26,76% atau 19 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 73,24% atau 52 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 2.291 27,82 5.943 72,18 8.234 13,72

a. Negeri 647 65,55 340 34,45 987 5,30

b. Swasta 1.644 22,69 5.603 77,31 7.247 17,50

2 S-1 26.588 52,44 24.110 47,56 50.698 84,46

a. Negeri 8.905 53,49 7.744 46,51 16.649 89,43

b. Swasta 17.683 51,93 16.366 48,07 34.049 82,23

3 S-2 568 60,17 376 39,83 944 1,57

a. Negeri 537 59,53 365 40,47 902 4,85

b. Swasta 31 73,81 11 26,19 42 0,10

4 S-3 43 54,43 36 45,57 79 0,13

a. Negeri 43 54,43 36 45,57 79 0,42

b. Swasta 0 - 0 - - -

5 Profesi 19 - 52 - 71 0,12

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 19 - 52 - 71 0,17

6 Jumlah 29.509 49,16 30.517 50,84 60.026 100,00

a. Negeri 10.132 54,42 8.485 45,58 18.617 100,00

b. Swasta 19.377 46,79 22.032 53,21 41.409 100,00

7 Penduduk 19-23 th 104.612 49,45 106.941 50,55 211.553

Page 213: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

208

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 211.553 orang dengan rincian laki-laki sebesar 104.612 atau 49,45 % lebih kecil daripada perempuan sebesar 106.941 orang atau 50,55 %.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan

pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak

6.530 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 5.629 orang atau 86,20 % dengan rincian di PT negeri sebanyak 3.216 orang dan PT swasta sebanyak 2.413 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang profesi pada PT sebanyak 5 orang atau 0,08% dengan rincian hanya ada di PT swasta sebanyak 5 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 53,33 % atau 8 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 241 34,23 463 65,77 704 10,78

a. Negeri 125 65,45 66 34,55 191 5,31

b. Swasta 116 22,61 397 77,39 513 17,48

2 S-1 2.973 52,82 2.656 47,18 5.629 86,20

a. Negeri 1.720 53,48 1.496 46,52 3.216 89,43

b. Swasta 1.253 51,93 1.160 48,07 2.413 82,24

3 S-2 106 59,89 71 40,11 177 2,71

a. Negeri 104 59,77 70 40,23 174 4,84

b. Swasta 2 66,67 1 33,33 3 0,10

4 S-3 8 53,33 7 46,67 15 0,23

a. Negeri 8 53,33 7 46,67 15 0,42

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

5 Profesi 1 20,00 4 80,00 5 0,08

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 1 20,00 4 80,00 5 0,17

6 Jumlah 3.329 50,98 3.201 49,02 6.530 100,00

a. Negeri 1.957 54,42 1.639 45,58 3.596 100,00

b. Swasta 1.372 46,76 1.562 53,24 2.934 100,00

Page 214: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

209

46,67% atau 7 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 20,00% atau 1 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 80,00% atau 4 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. 5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat

dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu <S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 2.416 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 1.225 orang atau 50,70 dengan rincian di PT negeri sebanyak 728 orang atau 30,13% dan PT swasta sebanyak 497 orang atau 20,57%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 0,17% atau 4 orang dengan rincian di PT negeri tidak ada dan PT swasta sebesar 0,17% atau 4 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi

S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1

1 < S-1 2 50,00 2 50,00 4 0,17

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 2 50,00 2 50,00 4 0,17

2 S-1/D-4 693 70,57 289 29,43 982 40,65

a. Negeri 70 100,00 0 - 70 2,90

b. Swasta 623 68,31 289 31,69 912 37,75

3 S-2 1.129 92,16 96 7,84 1.225 50,70

a. Negeri 724 99,45 4 0,55 728 30,13

b. Swasta 405 81,49 92 18,51 497 20,57

4 S-3 180 98,36 3 1,64 183 7,57

a. Negeri 166 100,00 0 0,00 166 6,87

b. Swasta 14 82,35 3 17,65 17 0,70

5 Spesialis 22 100,00 0 - 22 0,91

a. Negeri 10 100,00 0 - 10 0,41

b. Swasta 12 100,00 0 - 12 0,50

6 Profesi 0 - 0 - 0 -

a. Negeri 0 - 0 - 0 -

b. Swasta 0 - 0 - 0 -

7 Jumlah 2.026 83,86 390 16,14 2.416 100,00

a. Negeri 970 99,59 4 0,41 974 40,31

b. Swasta 1.056 73,23 386 26,77 1.442 59,69

Jumlah %No. Pendidikan TertinggiTetap

L+P%

Tidak Tetap

L+P%

Page 215: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

210

adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 1.430 orang atau

59,19% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 986 orang atau 40,81%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 92,81% atau 904 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 36,48% atau 526 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan. C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat

penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas

Page 216: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

211

layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014,

diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada

suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.539 dengan rincian di negeri sebesar 18.617 orang dan di swasta sebesar 1.090 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 6.245 dan terjarang pada akademi sebesar 290 Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 18.617 dan hanya ada di universitas, sedangkan PT swasta pada universitas yang terpadat sebesar 4.183 dan terjarang pada akademi sebesar 290.

Page 217: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

212

Grafik 4 Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Sulawesi BaratTahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2 Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan

lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0010 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 5,56 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 2,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 10.916 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 5.458 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan

untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

Page 218: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

213

dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan) Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Grafik 5 Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 25 0 28 22 14 25

a. Negeri 19 0 0 0 0 19

b. Swasta 31 0 28 22 14 29

2 Rasio Dosen per Lembaga 253 0 33 13 23 62

a. Negeri 974 0 0 0 0 974

b. Swasta 133 0 33 13 23 38

3 Angka Produktivitas 12,38 0,00 7,06 6,51 6,58 10,88

a. Negeri 19,32 0,00 0,00 0,00 0,00 19,32

b. Swasta 7,24 0,00 7,06 6,51 6,58 7,09

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 11,28 10,49 10,88 0,79 0,93

a. S-0 10,52 7,79 8,55 2,73 0,74

b. S-1 11,18 11,02 11,10 0,17 0,99

c. S-2 18,66 18,88 18,75 -0,22 1,01

d. S-3 18,60 19,44 18,99 -0,84 1,05

e. Negeri 19,32 19,32 19,32 0,00 1,00

f. Swasta 7,08 7,09 7,09 -0,01 1,00

5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 1.331 65,70 99 25,38 59,19

a. Negeri 900 92,78 4 13,06 92,81

b. Swasta 431 40,81 95 24,61 36,48

Tetap L+P Tidak Tetap L+P

Page 219: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

214

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Sulawesi Tenggara di mana rata-rata seorang dosen melayani 25 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 19 mahasiswa jauh lebih rendah dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 19 mahasiswa, sedangkan universitas swasta melayani 31 mahasiswa. Untuk Politeknik dosen melayani mahasiswa terkecil dengan PT swasta sebesar 14 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 62 dengan rincian PT negeri sebesar 974 atau 25,66 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 38 Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 253 dan terkecil pada akademi sebesar 13 Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 974, untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 133 dan akademi yang terkecil sebesar 13 Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Page 220: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

215

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 10,88% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 19,32% lebih besar daripada PT swasta sebesar 7,09%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka universitas yang terbesar sebesar 12,38 dan terkecil pada Akademi sebesar 6,51 Angka produktivitas PT negeri lebih besar 2,72% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 11,28% lebih besar daripada perempuan sebesar 10,49%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,79% dengan indeks paritas gender 0,93 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-3 sebesar 19,29% namun yang terendah pada S-0 sebesar 8,55%. Perbedaan gender program S-0 sebesar 2,73% dengan indeks paritas gender sebesar 0,74 berarti belum setara sedangkan program S-3 dengan perbedaan gender sebesar 0,19% dan indeks paritas gender sebesar 0,99 berarti mendekati setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 59,19%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 92,81% lebih baik daripada PT swasta sebesar 36,48%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 65,70% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,38%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 92,78% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 100,00% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 40,81% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 24,61%.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

11,28

19,32

7,08

10,5211,18

18,66 18,60

10,49

19,32

7,097,79

11,02

18,8819,44

10,88

19,32

7,09

8,55

11,10

18,75 18,99

Laki2 Perempuan Rata2

Page 221: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

216

Grafik 8 Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga

Perguruan Tinggi, Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -0,33 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar 0,33% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,01 yang berarti belum setara dan perempuan lebih besar dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Page 222: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

217

Grafik 9 PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi

Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 68,99% yang berarti sebanyak 68,99% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka ST, Akademi, dan Politeknik terbesar atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 57,41%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada institut, akademi dan sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 57,41%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT negeri banyak berperan pada universitas (57,41%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5 Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka

digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 28,37% yang berarti sebanyak 28,37% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 8,80% dan PT swasta sebesar 19,57%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 20,66% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,15%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 8,80%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 11,86% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,15%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Page 223: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

218

Tabel 13 Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5

Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada

Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 35,89% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 29,51% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,12%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 19,16% lebih besar daripada PT swasta sebesar 16,73%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 19,16%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,36% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,12%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

AM PT di provinsi Sulawesi Tenggara kurang dari 100% karena banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang dinilai baik sehingga banyak lulusan Sekolah Menengah dari provinsi lain melanjutkan pendidikan jenjang PT di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 20,66 - 4,81 2,75 0,15 28,37

a. Negeri 8,80 - - - - 8,80

b. Swasta 11,86 - 4,81 2,75 0,15 19,57

2 AM ke PT 29,51 0,00 4,10 2,16 0,12 35,89

a. Negeri 19,16 0,00 0,00 0,00 0,00 19,16

b. Swasta 10,36 0,00 4,10 2,16 0,12 16,73

Page 224: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

219

semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 76,96, keterjangkauan layanan sebesar 64,21, kualitas layanan sebesar 66,16, kesetaraan layanan sebesar 96,83, dan kepastian layanan sebesar 65,23 Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 73,88 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai hampir 80% atau empat per lima.

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

Grafik 11 Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K

Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012/2013

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 1.539 2.000 76,96

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 5.458 8.500 64,21

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 25 25 100,00

R-D/L dosen 62 100 61,95

Aproduk % 10,88 25 43,51

%DL % 59,19 100 59,19

Kualitas Layanan 66,16

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -0,33 0 99,67

IPG APK Indeks 1,01 1 98,85

%MhsSwt % 68,99 75 91,98

Kesetaraan Layanan 96,83

5 Misi K-5 Kepastian APK % 28,37 30 94,58

AM PT % 35,89 100 35,89

Kepastian Layanan 65,23

73,88 Kinerja PT

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Misi K-1

Misi K-2

Misi K-3Misi K-4

Misi K-5

Page 225: PROFIL PENDIDIKAN TINGGI (BUKU III) - Publikasi Bidang 3publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_8E25E75E-22E1-4692-BD5C... · 2 dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan

220

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 96,83 sedangkan misi K-1, K-2, K-3 dan K-5 yang terburuk karena hanya mencapai kurang dari 80,00 sedangkan kinerja PT sebesar 73,88 Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan ketersedian (K-1) keterjangkauan layanan (misi K-2), kualitas layanan (misi K-3) dan kepastian (K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 80,00. Selain itu, Kesetaraan (misi K-4) perlu di tingkatkan dan dipertahankan karena hampir mencapai 100.

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang

terbaik dengan nilai sebesar 96,83, berarti termasuk kategori paripurna misi K-2 yang terburuk dengan nilai sebesar 64,21 termasuk kinerja kategori kurang dan misi K-3 sebesar 66,16 juga termasuk kinerja kategori kurang Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 73,88 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 73,88 termasuk kategori kurang

Hal ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 76,96,64,21, 66,16, dan 65,23.

Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.