seputar hepatitis

3
EDISI 02 APRIL 2006 16 Seputar Hepatitis komentar ahli Apa saja jenis hepatitis di Indonesia? Hepatitis secara klinis digolongkan menjadi hepatitis akut dan kronis sebagian besar karena virus. Jenis virus yang ada di Indonesia adalah A, B, C, Delta, E, F, G. Virus hepatitis A dan E mengakibatkan hepatitis akut yang dapat sembuh, sedangkan jenis B dan C sering berakibat hepatitis kronis. Hepatitis Delta umumnya terdapat negara-negara sekitar Laut Tengah. Hepatitis Delta cenderung menyerang orang yang sudah terkena hepatitis B. Berarti hepatitis Delta itu menumpang pada orang yang sudah terkena hepatitis B. Tapi untung sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan penyakit hepatitis jenis Delta. Yang terbanyak jenis hepatitis apa? Dominannya jenis B. Tapi sekarang tren pemeriksaan adalah keberadaan hepatitis C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masyarakat hepatitis B rata-rata terjadi di kota besar antara 5-7 persen. Sedangkan C lebih sedikit, sekitar 3 persen. Hepatitis A tidak ada yang kronis. Infeksi hepatitis A punya dua pola, yaitu penderita tidak mengetahui dirinya telah terinfeksi karena tidak ada gejalanya dan tidak merasa sakit, atau penderita terinfeksi dan menjadi akut. Pola pertama, umumnya ditemui di negara berkembang dimana anak-anak terinfeksi hepatitis A. Tetapi manifestasi kliniknya tidak kelihatan. Biasanya anak umur di atas 15 tahun sudah mempunyai kekebalan terhadap jenis A dengan tanpa merasa sakit. Pola kedua, terjadi kalau orang dewasa yang terinfeksi - biasanya manifestasisinya menjadi penyakit yang akut dengan keluhan lemas dan mata kuning. Masyarakat yang makin maju pendidikannya dan makin higienis hidupnya, makin kecil kemungkinannya terkena penyakit hepatitis A ketika masih muda. Karena umumnya hepatitis A ini ditularkan melalui makanan atau kotoran yang mengandung virus. Biasanya melalui pupuk alam atau toilet umum di kali Ciliwung. Atau dari sayuran dan buah-buahan yang dicuci di kali. Artinya kalau yang dewasa bisa akut? Dari penelitian yang dilakukan 15 atau 20 tahun lalu, 80-90 persen populasi sudah mempunyai kekebalan atau antibodi terhadap hepatitis A. Karena itu, untuk menghindari penularan disarankan periksa, apakah sudah mempunyai kekebalan. Kalau belum, lebih baik dilakukan imunisasi untuk hepatitis A. Ini disebabkan lifestyle anak-anak muda sekarang berbeda. Sekarang lebih gaul, banyak bencana alam, maka anak muda yang aktif wajib memeriksakan diri terhadap hepatitis A. Adakah ciri khusus penyakit hepatitis B? Makin tradisional cara hidup dalam suatu keluarga, maka biasanya makin besar kemungkinan sesama anggota keluarga tertular penyakit hepatitis. Karena hepatitis B bisa menular melalui kontak fisik - melalui darah, luka yang tersenggol orang yang sakit hepatitis B - maka hepatitis B bisa menulari lebih dari satu orang. Kami pernah melakukan survei, umumnya ada dua cara penularan, yakni penularan transmisi vertikal dari ibu yang terkena virus kepada anak yang baru dilahirkan, dan kedua transmisi horizontal, yaitu dari orang ke orang. Nah, orang biasanya mengira bahwa ari-ari janin dan ibu yang menyatu mengakibatkan penularan itu. Ternyata bukan, karena darah janin tidak tercampur dengan darah ibunya. Justru ketika anak lahir - mungkin ada goresan di kulit bayi - maka darah ibu yang terinfeksi hepatitis menulari bayinya. Sedangkan cara penularan kedua, dari orang ke orang, sebagian besar terjadi pada balita karena balita biasanya sering bermain kejar-kejaran dan cakar-cakaran. Berapa persen tingkat penularan dari ibu ke anak? Kalau ibu terinfeksi hepatitis, boleh dikatakan penularan kepada bayinya mencapai 90 persen. Survei keluarga dalam satu rumahtangga menunjukkan bisa ditemukan HBsAg pada kakak adik, jika ibunya positif hepatitis. Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Konsultan Gastroentero Hepatologi Guru Besar FKUI Ketua Divisi Hepatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 1986 - 2000 Prof. dr. H.M. Sjaifoellah Noer, SpPD-KGEH

Upload: ujangbadot

Post on 11-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hepatitis

TRANSCRIPT

Page 1: Seputar Hepatitis

E D I S I 0 2 A P R I L 2 0 0 616

Seputar Hepatitiskomentarahli

Apa saja jenis hepatitis di Indonesia?Hepatitis secara klinis digolongkan menjadi hepatitis akut dan kronis sebagian besar karena virus. Jenis virus yang ada di Indonesia adalah A, B, C, Delta, E, F, G. Virus hepatitis A dan E mengakibatkan hepatitis akut yang dapat sembuh, sedangkan jenis B dan C sering berakibat hepatitis kronis. Hepatitis Delta umumnya terdapat negara-negara sekitar Laut Tengah. Hepatitis Delta cenderung menyerang orang yang sudah terkena hepatitis B. Berarti hepatitis Delta itu menumpang pada orang yang sudah terkena hepatitis B. Tapi untung sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan penyakit hepatitis jenis Delta.

Yang terbanyak jenis hepatitis apa?Dominannya jenis B. Tapi sekarang tren pemeriksaan adalah keberadaan hepatitis C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masyarakat hepatitis B rata-rata terjadi di kota besar antara 5-7 persen. Sedangkan C lebih sedikit, sekitar 3 persen. Hepatitis A tidak ada yang kronis. Infeksi hepatitis A punya dua pola, yaitu penderita tidak mengetahui dirinya telah terinfeksi karena tidak ada gejalanya dan tidak merasa sakit, atau penderita terinfeksi dan menjadi akut. Pola pertama, umumnya ditemui di negara berkembang dimana anak-anak terinfeksi hepatitis A. Tetapi manifestasi kliniknya tidak kelihatan. Biasanya anak umur di atas 15 tahun sudah mempunyai kekebalan terhadap jenis A dengan tanpa merasa sakit. Pola kedua, terjadi kalau orang dewasa yang terinfeksi - biasanya manifestasisinya menjadi penyakit yang akut dengan keluhan lemas dan mata kuning. Masyarakat yang makin maju pendidikannya dan makin higienis hidupnya, makin kecil kemungkinannya

terkena penyakit hepatitis A ketika masih muda. Karena umumnya hepatitis A ini ditularkan melalui makanan atau kotoran yang mengandung virus. Biasanya melalui pupuk alam atau toilet umum di kali Ciliwung. Atau dari sayuran dan buah-buahan yang dicuci di kali.

Artinya kalau yang dewasa bisa akut?Dari penelitian yang dilakukan 15 atau 20 tahun lalu, 80-90 persen populasi sudah mempunyai kekebalan atau antibodi terhadap hepatitis A. Karena itu, untuk menghindari penularan disarankan periksa, apakah sudah mempunyai kekebalan. Kalau belum, lebih baik dilakukan imunisasi untuk hepatitis A. Ini disebabkan lifestyle anak-anak muda sekarang berbeda. Sekarang lebih gaul, banyak bencana alam, maka anak muda yang aktif wajib memeriksakan diri terhadap hepatitis A.

Adakah ciri khusus penyakit hepatitis B?Makin tradisional cara hidup dalam suatu keluarga, maka biasanya makin besar kemungkinan sesama anggota keluarga tertular penyakit hepatitis. Karena hepatitis B bisa menular melalui kontak fisik - melalui darah, luka yang tersenggol orang yang sakit hepatitis B - maka hepatitis B bisa menulari lebih dari satu orang. Kami pernah melakukan survei, umumnya ada dua cara penularan, yakni penularan transmisi vertikal dari ibu yang terkena virus kepada anak yang baru dilahirkan, dan kedua transmisi horizontal, yaitu dari orang ke orang. Nah, orang biasanya mengira bahwa ari-ari janin dan ibu yang menyatu mengakibatkan penularan itu. Ternyata bukan, karena darah janin tidak tercampur dengan darah ibunya. Justru ketika anak lahir - mungkin ada goresan di kulit bayi - maka darah ibu yang terinfeksi hepatitis menulari bayinya. Sedangkan cara penularan kedua, dari orang ke orang, sebagian besar terjadi pada balita karena balita biasanya sering bermain kejar-kejaran dan cakar-cakaran.

Berapa persen tingkat penularan dari ibu ke anak? Kalau ibu terinfeksi hepatitis, boleh dikatakan penularan kepada bayinya mencapai 90 persen. Survei keluarga dalam satu rumahtangga menunjukkan bisa ditemukan HBsAg pada kakak adik, jika ibunya positif hepatitis.

Spesialis Ilmu Penyakit DalamKonsultan Gastroentero HepatologiGuru Besar FKUIKetua Divisi Hepatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 1986 - 2000

••••

Prof. dr. H.M. Sjaifoellah Noer, SpPD-KGEH

Page 2: Seputar Hepatitis

17

Prof. dr. H. Ali Sulaiman, PhD. FACG. SpPD-KGEH.

Bagaimana perkembangan diagnosis penyakit hati di Indonesia?Berkembang sangat pesat, karena sekarang ini berbagai metode diagnostik yang baru telah tersedia di Indonesia.

Apa saja?Misalnya untuk diagnosis hepatitis A dan hepatitis B, dahulu (hingga tahun 1950-an) dokter menduga dari gejala klinis dan tidak berani memastikan apakah penderita mengidap hepatitis A atau B. Baru pada tahun 1964, dr. Blumberg menemukan antigen hepatitis B yang disebut HBsAg. Sejak itu, hepatitis A dan B dapat dibedakan dengan pemeriksaan darah. Kini telah dapat dideteksi dengan antigen lain yaitu HBeAg, yang dapat membedakan apakah virus mudah menular atau tidak. Bahkan DNA virusnya juga dapat dideteksi. Jika DNA masih positif berarti virusnya masih hidup. Jika DNA sudah negatif, berarti virus sudah mati, tinggal cangkang saja yang dinamakan sebagai carrier (pembawa)

Misalnya ada penderita hepatitis A yang melakukan penyuntikan (vaksin) anti hepatitis B, mubazir tidak?Tidak, malah bagus. Hepatitis A hanya untuk A saja. Suntikan anti hepatitis B lain lagi. Tapi untuk orang

dewasa, sebaiknya cek dulu di laboratorium sebelum melakukan vaksinasi. Karena, mungkin dia sudah punya antibodi. Begitu juga dengan orang dewasa yang ingin suntik vaksin hepatitis A, cek dulu di laboratorium. Harus diperiksa, jangan-jangan dulu waktu kecil sudah pernah kena hepatitis, tetapi tidak diketahui. Biasanya, kalau anak-anak sumir sekali gejalanya, tahu-tahu sudah ketularan, tetapi sembuh. Jadi dia tidak usah divaksinasi lagi, karena dia sudah ada antibodinya.

Tahap diagnosa sudah semakin maju, tetapi bukankah hepatitis C sulit? Untuk hepatitis C, kita bisa memastikan dengan pemeriksaan anti HCV. Dulu pemeriksaannya kurang begitu sensitif. Tetapi tes anti HCV sudah mengalami kemajuan, sangat sensitif, sehingga dengan tes anti HCV yang sekarang, sudah boleh dikatakan positif hepatitis C atau tidak. Pemeriksaan masih harus dilanjutkan jika kita mau melakukan pengobatan. Untuk itu, perlu diperiksa RNAnya. Kalau positif, virusnya masih aktif dan harus diobati. Kalau tidak diobati, maka dalam jangka panjang dapat menjadi kanker hati atau pengerutan hati. Di Indonesia dalam banyak kasus sering terlambat ke dokter, sehingga pilihan pengobatannya sedikit sekali, sehingga makin kecil peluang sembuhnya. Misalnya operasi tidak bisa dilakukan, karena kanker sudah terlalu besar.

Benarkah kalau ukuran kanker di atas 5 cm, sulit ditangani?Nggak juga sih, tergantung dari lokasinya. Saya pernah tanya seorang dokter ahli bedah liver di Jepang, ia pernah mengoperasi kanker yang beratnya lebih dari 2 kilogram dan berhasil. Itu sangat membutuhkan teknik yang sangat akurat. Ukuran tumor bukan halangan yang mutlak, sebaliknya walaupun tumornya kecil tetapi kalau lokasinya dekat pembuluh darah, juga sulit. Jadi, walaupun tumor kecil, setelah dioperasi bisa kambuh lagi.

Dari hepatitis yang ada A, B, C, D, E, F,G, manakah yang paling berbahaya?B dan C, karena keduanya bisa menjadi menahun dan kronis. Walaupun yang lainnya belum dikatakan tidak menjadi penyebab utama kanker.

Berapa jumlah penderita hepatitis?Sekarang ini, diperkirakan sekitar 15-20 juta yang mengidap hepatitis B. Kalau hepatitis C sekitar 7,5 juta. Di dunia, penderita yang meninggal akibat hepatitis B berjumlah 2 juta setiap tahunnya.

Angka ini cukup besar?Yah, sangat besar.

Penyebab hepatitis C yang dominant itu, disebabkan apa?Pecandu narkoba yang paling banyak.

Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Konsultan Gastroentero HepatologiGuru Besar FKUIKetua Divisi Hepatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2000 - 2004

••••

Itu sudah merupakan kepastian. Rumusan itu berlaku pada 9 dari 10 orang yang disurvei. Tapi biasanya yang diserang hepatitis adalah ibu-ibu umur 50 tahunan atau 60 tahunan. Seperti saya katakan tadi, bedanya kalau terinfeksi hepatitis B, tidak selamanya pasien merasa sakit. Kenapa? Kriteria penyakit hati adalah bila SGOT dan SGPT dalam darah meningkat. Kalau bilirubin juga tinggi maka keadaannya akut. Jadi, pada hepatitis akut, SGOT, SGPT, dan bilirubin meningkat tinggi. Tapi pada hepatitis kronis, ketiga faktor tersebut malah tidak terlalu tinggi. Jadi kalau ada orang dengan SGOT dan SGPT meningkat sedikit-sedikit, itu biasanya terinfeksi hepatitis kronis. Karena itu. kalau ada orang yang kadar SGOT dan SGPT nya meningkat tetapi tidak terlalu banyak, harus segera dicari tahu apakah telah terjadi infeksi hepatitis kronis. Tapi kalau naiknya 10 kali lipat dari biasanya, dan malah berlebihan, berarti infeksi akut, atau keracunan, atau infeksi yang lain. Dokter harus memantau segera.

Page 3: Seputar Hepatitis

18 E D I S I 0 2 A P R I L 2 0 0 6

Bagaimana grafik peningkatan penyakit kanker hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo?Dalam satu tahun, ada 100 kasus. Itu terjadi sejak 20 tahun lalu. Tetapi mengenai grafik peningkatannya saya tidak ingat berapa. Angka itu termasuk besar. Ini hanya di rumah sakit ini saja.

Urutan ke berapa penderita penyakit ini?Kalau di RSCM, ke-4 setelah kanker darah, kanker rahim, dan kanker payudara.

Seberapa besar bahaya penyakit kanker hati?Kalau sudah sampai tahap kanker, dalam 6 bulan sebagian besar penderitanya meninggal.

Artinya, harapan hidup untuk para penderita kanker hati itu sangat kecil?Itu kalau tidak diobati. Tetapi kalau diobati, ya bisa sembuh. Apalagi kalau ukurannya di bawah 5 cm.

Bagaimana penyakit kanker hati ini awalnya terjadi?Pada umumnya kanker hati berasal dari penderita hepatitis B dan C. Proses menjadi kanker itu berlangsung sekitar 20 tahun.

Artinya para penderita kanker itu sebenarnya bisa meminimalkan penyakitnya agar tidak berkembang menjadi kanker hati? Ya, mengingat prosesnya yang lama.

Ciri-ciri penderita penyakit ini bagaimana?Seringkali tidak ketahuan, tetapi kalau kankernya sudah besar baru ada keluhan/gejala. Kalau kecil sulit diketahui. Kalau sudah besar terasa nyeri di bagian hati, mudah lelah, mata tampak kuning. Itu kalau sudah besar sekali. Kalau kankernya sudah menyumbat saluran empedu, ada bagian-bagian tubuh yang menjadi kuning.

Pintu masuk penyakit ini dari mana?Kalau hepatitis C, sekitar 60 persen penyebabnya tidak diketahui. Tidak tahu dari mana saja asalnya. Tetapi 40 persen penyebabnya, bisa dari transfusi darah, jarum suntik, tato, atau pasca operasi. Paling sering adalah transfusi darah.

Mengingat proses kanker hati berlangsung 20-an tahun, apa upayanya agar tak terjadi kanker hati?

Prof. dr. H. Nurul Akbar, SpPD-KGEH

Harus dilakukan pemeriksaan berkala. Kalau hatinya keriput (sirosis), apalagi kena hepatitis B, maka cek harus dilakukan setiap 6 bulan. Sebab dari pengalaman yang ada, kanker hati ditemukan ketika penderita mencek penyakit lain. Jarang orang datang ke dokter khusus untuk cek kanker hati. Kecuali kankernya sudah besar.

Artinya penyakit ini tersembunyi?Ya. Memang mendeteksinya sulit, karena seringkali tidak ada gejala.

Tidak adakah teknologi yang canggih untuk memantau?Kalau tidak ada gejala, bagaimana memeriksanya. Apa semua orang mau diperiksa? Boleh-boleh saja.

Penyembuhan kanker hati itu antara lain dengan cangkok hati. Bagaimana kemungkinan penyembuhannya?Kalau kena kanker hati, salah satu pengobatannya memang dengan cangkok hati. Cangkok hati itu ditukar dengan hati yang baru. Tetapi, ada persyaratannya, tumornya tidak boleh lebih dari 5 cm. Itu salah satu cara penyembuhannya. Tapi kalau virusnya masih ada, virus itu akan masuk lagi ke hati cangkokan. Cangkok hati bukan hanya untuk kanker hati saja, tetapi bisa juga untuk kasus sirosis.

Ada kasus, yakni AM Fatwa sembuh dari penyakit hepatitis C. Tetapi untuk hepatitis B nya hanya berupa carrier saja yang masih ada? Mengapa itu bisa terjadi?zTergantung juga sih. Ada orang yang nasibnya baik, bisa sembuh. Terbukti nantinya akan timbul anti HBs, lalu SGOT dan SGPT tidak naik lagi. Bisa saja begitu. Progres intensitas penyakitnya bisa distop, jadi dia tidak apa-apa.

Aktivitas apa yang sebaiknya dilakukan?Tergantung dia sakit atau nggak. Kalau dia belum sembuh total, jangan yang berat-berat. Olahraga yang disarankan, lari-lari kecil.

Makanan yang harus dihindari?Makanan yang mengandung jamur aflatoxin, makanan yang mengandung pengawet dan zat pewarna. Kalau sayuran, apa saja boleh.

Teknologi canggih apa yang sekarang ini bisa dijadikan alternatif menyembuhkan kanker hati?Sekarang ini ada alat, namanya radio frequency ablation system (RFA). Cara kerjanya adalah, jarum dimasukkan ke dalam organ hati. Kemudian kankernya dicari pakai USG. Di ujung RFA ada alat untuk mengeluarkan frekwensi tinggi, yang akan berubah menjadi panas. Kanker itu nantinya akan dibakar dengan panas itu, sehingga mati. Warna kanker yang tadinya putih, menjadi matang karena dibakar. Saat jarum disuntikkan, penderita dibius lokal, tidak perlu bius total. Proses pemeriksaan ini jarum hanya berlangsung 12 menit.

Spesialis Penyakit DalamKonsultan Gastroentero HepatologiGuru Besar FKUIKetua Divisi Hepatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2004 - sekarang

••••