seminar

73
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. B DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PADA USIA PRE-SCHOOL DAN GIZI BURUK DI POLI TUMBUH KEMBANG RSUP DR. KARIADI SEMARANG DISUSUN OLEH : ANA ROHMIYATI 22020110200001 ANISSA CINDY N.A 22020110200003 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XVII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: yeni-restiana

Post on 16-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

seminar

TRANSCRIPT

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATANPADA AN. B DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PADA USIA PRE-SCHOOL DAN GIZI BURUK DI POLI TUMBUH KEMBANG RSUP DR. KARIADISEMARANG

DISUSUN OLEH :ANA ROHMIYATI22020110200001ANISSA CINDY N.A22020110200003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XVIIPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2011

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dari manusia normal mulai janin hingga meninggal. Perkembangan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anak-anak 0 bulan - 21 tahun. Pertumbuhan mencakup segala hal yang berhubungan dengan peningkatan jumlah maupun sel dari seluruh sistem dalam tubuh manusia. Sedangkan perkembangan cenderung ditujukan pada makin matangnya kemampuan aktivitas motorik halus dan kasar, makin meningkatnya kemampuan sosial anak dengan orang maupun lingkungan disekitarnya serta makin banyaknya kemampuan anak dalam menguasai perbendaharaan kata maupun mengertikan dan menyusun suatu tata bahasa yang bisa diterima sesuai dengan lingkungan tempat anak tumbuh. Masa bayi (4 minggu 1 tahun), pada masa ini disebut periode vital artinya bahwa periode ini mempunyai makna mempertahankan hidupnya untuk dapat melaksanakan perkembangan selanjutnya. Dua tahun pertama dalam kehidupan bayi merupakan masa yang paling penting bagi perkembangan otaknya. Pada saat ini terjadi apa yang disebut sebagai belajar untuk belajar (learning to learn) secara maksimal. Anak juga merupakan individu yang unik karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, sehingga pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga berbeda namun tetap akan menuruti patokan yang umum. Oleh karena itu penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis dan stalistikPenilaian tumbuh kembang sangat berguna untuk mengetahui kelainan perkembangan anak agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. DDST ( Denver Developmental Screening Test ) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kalainan perkembangan anak. Tes ini mudah dab cepat ( 15-20 menit ), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi serta memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, ternyata DDST secara efektif dapat mengindentifikasikan antara 25-100% bayi dan anak anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.Hasil pengkajian pada tanggal 21 Desember 2010 diperoleh data bahwa An. B memiliki riwayat terkena virus rubella sejak masih dalam kandungan. Bayi yang terkena virus Rubella selama di dalam kandungan beresiko cacat. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru.Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaanDalam hal ini, An. B menunjukkan adanya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya dimana tumbuh kembang An. B tidak sesuai dengan umurnya saat ini. Selain itu An.B juga menunjukkan masalah gangguan nutrisi. Masalah keperawatan yang muncul pada An. B yaitu gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek dari kecacatan fisik, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang.B. TUJUAN1. Tujuan UmumMemberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada anak usia toddler dengan gangguan tumbuh kembang dan gizi buruk.2. Tujuan Khususa. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada anak usia toddler dengan gangguan tumbuh kembang dan gizi burukb. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa keperawatan pada anak usia toddler dengan gangguan tumbuh kembang dan gizi burukc. Mahasiswa dapat membuat rencana asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan gangguan tumbuh kembang dan gizi buruk.d. Mahasiswa dapat melakukan implementasi pada anak usia infant dengan gangguan tumbuh kembang.e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada anak usia infant dengan gangguan tumbuh kembang.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRE-SCHOOL)1. Pengertian Pertumbuhan dan perkembangan anak, dalam ilmu biologi tumbuh kembang merupakan dua proses yang saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Ciri khas seorang bayi/anak ialah bertumbuh dan berkembang, kedua istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ (fisik) disebabkan karena peningkatan ukuran dari masing-masing sel dalam kesatuan yang membentuk organ tubuh atau pertambahan jumlah keseluruhan sel atau kedua-duanya. Perkembangan adalah suatu proses pematangan majemuk yang berhubungan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi. Dengan demikian proses perkembangan berhubungan dengan aspek nono fisik seperti kecerdasan, tingkah laku dan lain-lain. Dalam ilmu kesehatan anak kata pertumbuhan dan perkembangan anak diartikan sebagai semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jasad manusia dari konsepsi sampai dewasa. Infant adalah manusia muda dari waktu kelahiran sampai berusia dua tahun. (dorland,1998)2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu : a. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intesitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bahasa. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelaianan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.b. Faktor lingkungan Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :1) Faktor lingkungan prenatal Gizi Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Toxin / zat kimia Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat- zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabakan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Endokrin Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin likegrowth factors/ IGFs). Cacat bawa sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (Phenilketonuria), dan lain-lain. 2) Faktor lingkungan postnatal Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum digolongkan menjadi :i. Lingkungan biologis yaitu :- Ras / suku bangsa- Jenis kelamin- Umur- Gizi- Perawatan kesehatan- Kepekaan terhadap penyakit- Penyakit kronis- Fungsi metabolisme- Hormonii. Faktor fisik yaitu Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah Sanitasi Keadaan rumah, faktor bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian Radiasiiii. Faktor psikososial yaitu : Stimulasi Motivasi belajar Ganjaran ataupun hukuman yang wajar Kelompok sebaya Stress Sekolah Cinta dan kasih sayang Kualitas interaksi anak orang tuaiv. Faktor keluarga Pekerjaan atau pendapatan keluarga Pendidikan ayah / ibu Jumlah saudara Jenis kelamin dalam keluarga Stabilitas rumah tangga Kepribadian ayah / ibu Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu Agama UrbanisasiKehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.3. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Umur 3-6 TahunMenurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun.Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu : Aspek fisik Aspek motorik Aspek bahasa Aspek kognitif Aspek sosialisasiPola pertumbuhan dan perkembangan pada anak menunjukkan variasi normal yang luas, sehingga perlu cara dan istilah statistik untuk menilainya. Terdapat 3 macam cara untuk menunjukkan suatu variasi normal yang pada umumnya disusun dalam bentuk tabel atau dalam kartu pertumbuhan (growth card), yaitu :1. Menggunakan mean dan standar deviasi (SD)Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu :a. Mean 1 SD, mencakup 66,6 %b. Mean 2 SD, mencakup 95 %c. Mean 3 SD, mencakup 97,7 %2. Menggunakan persentilBesarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari 100 hasil pengukuran (100%). Persentil ke-10 berarti bahwa anak tersebut berada pada posisi anak ke-10 dari bawah, dimana 9 anak lebih kecil darinya dan 90 anak lebih besar darinya. Sedangkan persentil ke-50 berarti bahwa anak tersebut berada pada urutan ke-50 sehingga jumlah yang sama berada di bawah dan di atasnya.3. Menggunakan persentaseBesarnya variasi normal berada di antara persentasi tertentu terhadap suatu nilai patokan yang dianggap 100 %.Misalnya, pada Lokakarya Antopometri Gizi Depkes 1975 bahwa :a. Nilai 100 % untuk berat atau nilai persentil ke-50 dari Baku Harvardb. Variasi normal berada antara 80 110 %.Dalam pengkajian yang dilakukan pada anak usia pra sekolah digunakan parameter penilaian pertumbuhan dan perkembangan :1. Parameter penilaian pertumbuhan fisika. Berat badanUntuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke dalam usia 1 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan rumus : umur (tahun) x 2 + 8Klasifikasi berat badan terhadap umur :1). Gomez Baku Boston Cara : % dari median Klasifikasi :a). > 90 % : normalb). 75 90 % : malnutrisi ringan (grade 1)c). 61 75 % : malnutrisi sedang (grade 2)d). 60 % : malnutrisi berat (grade 3)2). Jellifre Baku Boston Cara : % dari median Klasifikasi :a). 90 110 % : normalb). 81 90 % : malnutrisi ringan (grade 1)c). 61 80 % : malnutrisi sedang (grade 2 dan 3)d). 60 % : malnutrisi berat (grade 4)3). Klasifikasi menurut WHO Baku NCHS Cara : persentil Klasifikasi :a). Persentil ke 3 50 : normalb). Persentil 3 : malnutrisi4). Klasifikasi di Indonesia Baku Boston Cara : % dari median dan kenaikan berat badan Klasifikasi : Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan tiap bulan : normal, bila tidak terdapat kenaikan : resiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan.b. Tinggi badanMasih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 8 cm.Klasifikasi tinggi badan terhadap umur :1). Kanawati dan Mc Larena). 95 % : normalb). 80 95 % : malnutrisi ringanc). 85 90 % : malnutrisi sedangd). 85 % : malnutrisi berat2). CDC/ WHOa). 90 % : normalb). < 90 % : stunted/malnutrisi kronis c. Lingkar kepalaLingkar kepala mencerminkan volume intra kranial. Digunakan untuk menaksir pertumbuhan otak. Kenaikan berat otak anak pra sekolah (3-6 tahun) seperti yang dikutip dari Lazuardi (1984) adalah 0,15 gram/24 jam.d. GigiSaat akan mencapai usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki 20 gigi susu. Waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut :1). Molar pertama : 6-7 tahun2). Insisor : 7-9 tahun3). Pre molar : 9-11 tahun4). Kaninus : 10-12 tahun5). Molar ke-2 : 12-16 tahun6). Molar ke-3 : 17-25 tahun.e. Jaringan lemakPertumbuhan jaringan lemak pada anak melambatsampai anak berumur 6 tahun. Pada anak usia pra sekolahtubuhnya akan tampak kurus/langsing karena terjadi proses pertumbuhan jaringan lemak yang melambat.Lingkar Lengan atas (LLA) mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan jarinagn lemak.dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat digunakan untuk menilai keadaan gizi atau pertumbuhan dan perkembangan pada kelompok anak pra sekolah.Klasifikasi LLA menurut WHO dan Shakir : Baku Wolanski : 16,5 cm Cara : % dari median Klasifikasi :1). > 85% atau > 14 cm : normal2). < 76% atau < 12,5 cm : malnutrisi berat2. Parameter penilaian perkembangana. Aspek motorikDimulai pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah dapat berjalan naik tangga dengan kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga, seringkali meompat pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu mengendarai sepeda roda tiga dan dapat berjalan sambil berjingkat. Anak ini dapat membangun sebuah menara kecil dengan menggunakan 9-10 kubus. Ia dapat berjalan, membuka pakaian sendiri dan mulai dapat mengaitkan kancing. Manipulasi dengan pensil berlanjut terus dan ia mampu untuk menjiplak suatu lingkaran.Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun menggunakan satu kaki per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek. Kemudian anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada tangan dan jari-jari.Dalam hal menggambar, anak usia pra sekolah dapat mengggambar orang dalam beberapa bagian. Dari kesemua kemampuan tersebut di atas, pada usia 6 tahun, anak mulai dapat menggunakan gunting dan pensil dengan baik, serta menjahit dengan kasar.b. Aspek BahasaDengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara dengan normal bahkan bisa dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi kadang-kadang terdapat substitusi fonetik yang infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak dapat menggunakan bentuk jamak dan kata ganti serta bahasa berlanjut dari fase holoprastik menjadi fase pembentukan kalimat yang kompleks, secara spesifik kalimat tersebut terdiri dari 6 kata. Anak dapat pula melakukan percakapan dengan berbagai derajat yang kompleks dan menanyakan banyakmpertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini anak senang sekali mendengarkan cerita-cerita dan seringkali mampu mengadakan improvisasi.Ketika usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500 kosakata, karena pencapaian bahasa telah mencapai suatu tingkat yang tinggi. Anak dapat menghubungkan cerita dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Anak juga mampu untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya dan secara kontinu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Lagu-lagu sederhana dapat dikuasai dan memahami analogi sederhana.Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah mulai lancar dan perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali menanyakan arti dari suatu kata yang didengarnya. Anak senang mendengarkan cerita dan menceritakannya kembali.Anak dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya ditunjukkan dengan menguraikan objek-objek lewat gambar.c. Aspek kognitifPerkembangan kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak dengan digunakannya simbol-simbol untuk menuangkan apa yang dipikirkannya, bersikap egosentrik dan berpikiran representatif. Permainan yang digemari oleh anak seusia ini berkaitan dengan fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak secara bertahap.Di usia 4 tahun, konsep waktu yang telah diketahui sebelumnya dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, senang belajar berhitung, meskipun belum paham dengan angka-angka yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu menyebutkan satu atau lebih uang logam.Pada usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata yang keluar dari mulutnya, dapat menyebutkan 4 warna dasar, mulai tertarik menghubungkan kenyataan yang ada dengan lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama hari.Usia 6 tahun, anak menunjukkan perkembangan kognitifnya melalui kemampuan membedakan antara kanan dan kiri, mengenali banyak bentuk dan mematuhi 3 perintah berturut-turut.d. Aspek sosialisasiDi usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah pada negativisme, yaitu perlawanan aktif terhadap permintaan dan perintah-perintah. Sikap ramah dimunculkan kepada lingkungan, terdapat pemahaman terhadap perubahan, anak juga sudah mampu membedakan jenis kelamin, peraturan-peraturan yang sifatnnya sederhana mulai dipelajari, meskipun diinterpretasikan oleh dirinya sendiri, untuk anak laki-laki cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Dalam hal berpakaian, anak usia 3 tahun mampu melakukannya sendiri dengan bantuan seminimal mungkin.Saat usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri (tidak disuapi), bisa menggunakan garpu, walaupun dengan telapak tangan, dapat mengunyah seperti halnya orang dewasa, ada ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang. Sikap yang seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka mengadu, merasa mandiri dan agresif.Usia 5 tahun dalam perkembangan sosialisasi ditandai dengan melakukan agresi kepada anggota keluarga, suasana hati dapat berubah-ubah, anak memasuki kelompok bermain yang kooperatif, menikmati hiburan yang ada serta mengidentifikasi orang tuanya dari jenis kelamin yang berbeda.Usia 6 tahun, anak ini mulai dapat dipercaya, rasa takut berkurang, suka menggoda orang lain, kadang melakukan sikap menentang dan tidak sopan, kecemburuannya terhadap B. GIZI BURUKPENGERTIANGizi buruk adalah keadaan dimana asupan gizi sangat kurang dari kebutuhan tubuh. Umumnya gizi buruk ini diderita oleh balita karena pada usia tersebut terjadi peningkatan energy yang sangat tajam dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi virus/bakteriII. ETIOLOGI1) Penyebab langsung Penyakit infeksi2) Penyebab tidak langsung Kemiskinan keluarga Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah Sanitasi lingkungan yang buruk Pelayanan kesehatan yang kurang memadaiIII. KLASIFIKASI GIZI BURUKA. Kurang kalori ( marasmus)Marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak kurus dan keriput.1) Etiologi : Penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung kalori Penyebab umum: Kegagalan menyusui anak : ibunya meninggal Tidak adanya makanan tambahan2) Tanada & gejala Tampak sangat kurus, sehingga tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng Kulit keriput , jari lemak subtikus sangat sedikit sampai tidak ada Perut cekung Sering disertai penyakit kronis; diare kronik

B. Kurang protein ( kwashiorkor )Kwashiorkor adalah penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung protein hewani. Penyakit ini biasanya diderita oleh golongan sosial ekonomi rendah.1) Etiologi : Defisiensi asupan protein2) Tanda & gejala Kegagalan pertumbuhan tampak dengan berat badan rendah maupun ada edema Edema pada kaki Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu CengengCracy papement Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa sakit dan rontok Pembesaran hati Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk Sering disertai infeksi anemia , diare.C. Kurang kalori dan protein ( marasmus kwashiorkor )Etiologi, tanda dan gejalanya merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.

IV. PENATALAKSANAANMakanan /minuman dengan biologic tinggi gizi kalori / protein. Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula mula cair (seperti susu) lunak (bubur) biasa ( nasi lembek).

Prinsif pemberian nutrisi1. Porsi kecil,sering,rendah serat, rendah laktosa2. Energy / kalori : 100 K kal / kg BB/ hari3. Protein : 1 1,5 g / kg BB / hari4. Cairan : 130 ml / kg BB / hari Ringan - sedang: 100 ml / kg BB / hari Edema Berat Obati / cegah infeksiAntibiotica. Bila tampak komlikasi : Cotrymoksasol 5 mlb. Bila anak sakit berat : Ampicillin 50 mg / kg BB IM/ IVSetiap 6 Jam Selama 2 Hari Untuk Melihat kemajuan / perkembangan anak Timbang berat badan setiap pagi sebelum diberi makan Catat kenaikan BB anak tiap minggu

C. VIRUS RUBELLARubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA dari golongan Togavirus. Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan.PenyebaranPenularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul ruam.Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk dalam barier plasenta. Untuk dapat terjadi viremia fetal, replikasi virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia fetal dapat menyebabkan kelainan organ secara luas.Bayi- bayi yang dilahirkan dengan rubella kongenital 90 % dapat menularkan virus yang infeksius melalui cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30 50 %, dan dalam 1 tahun sebanyak kurang dari 10 %. Dengan demikian bayi - bayi tersebut merupakan ancaman bagi bayi-bayi lain, disamping bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut.

GejalaKlinis

Gambaran klinis infeksi rubella serupa dengan penyakit lain dan kadang-kadang tidak tampak gejala dan tanda infeksi. Pada orang dewasa mula-mula terdapat gejala prodromal berupa malaise, mialgia dan sakit kepala. Pada anak-anak sering tidak diketahui gejala prodromal ini, atau apabila ada sangat minimal. Onset dari gejala prodromal sering dilaporkan dengan munculnya limfadenopati postaurikuler, yang biasanya dilanjutkan dengan munculnya ruam setelah 6-7 hari. Bercak-bercak berupa exanthema yang khas yaitu makulo papular yang sentrifugal mulai dari dada atas, abdomen kemudian ekstremitas yang akan menghilang dalam 3 hari. Kadang-kadang timbul arthralgia yang tergantung dari virulensi virus.

Pada janin, infeksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trimester I.. Mula-mula replikasi virus terjadi dalam jaringan janin, dan menetap dalam kehidupan janin, dan mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain.Infeksi ibu pada trimester kedua juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. Menetapnya virus dan dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia hemolitika dengan hematopoiesis ekstra meduler, hepatitis, nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis interstitial dan osteomielitis.

Gejala rubella kongenital dapat dibagi dalam 3 kategori :1. Sindroma rubella kongenital yang meliputi 4 defek utama yaitu :a. Gangguan pendengaran tipe neurosensorik. Timbul bila infeksi terjadi sebelum umur kehamilan 8 minggu. Gejala ini dapat merupakan satu-satunya gejala yang timbul.b. Gangguan jantung meliputi PDA, VSD dan stenosis katup pulmonal.c. Gangguan mata : katarak dan glaukoma. Kelainan ini jarang berdiri sendiri.

d.Retardasi mental dan beberapa kelainan lain antara lain:Purpura trombositopeni ( Blueberry muffin rash ), Hepatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dan lain-lain

2. Extended sindroma rubella kongenital.. Meliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbuhan dan berbicara, kejang, ikterus dan gangguan imunologi ( hipogamaglobulin ).3. Delayed - sindroma rubella kongenital. Meliputi panensefalitis, dan Diabetes Mellitus tipe-1, gangguan pada mata dan pendengaran yang baru muncul bertahun-tahun kemudian.

DiagnosisDiagnosis infeksi rubella sangat sulit karena gejalanya yang tidak khas. Timbulnya ruam selama 2-3 hari dan adanya adenopati postaurikuler dapat sebagai diagnosis awal kecurigaan infeksi rubella, tetapi untuk diagnosis pastinya diperlukan konfirmasi serologi atau virologi. Virus rubella dapat ditemukan pada struktur jaringan yang dapat diambil dari hapusan orofaring, tetapi tindakan ini sulit dilakukan.

Antibodi rubella biasanya lebih dahulu muncul saat timbul ruam. Diagnosis rubella ditegakkan bila titer meningkat 4 kali saat fase akut, dan biasanya imunitas menetap lama. Apabila pasien diperiksa beberapa hari setelah timbul ruam, diagnosis dapat ditegakkan dengan analisis antibodi IgM anti rubella dengan menggunakan sistem ELISA. IgM spesifik rubella dapat terlihat 1 2 minggu setelah infeksi primer dan menetap selama 1 - 3 bulan. Adanya antibodi IgM menunjukkan adanya infeksi primer, tetapi bila negatif belum tentu tidak terinfeksi.

Diagnosis prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya IgM dari darah janin melalui CVS ( chorionoc villus sampling ) atau kordosentesis. Konfirmasi infeksi fetus pada trimester I dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesifik rubella dan RNA pada CVS. Metode ini adalah yang terbaik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi.

Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. CRS confirmed. Defek dan satu atau lebih tanda/ gejala berikut : Virus rubella yang dapat diisolasi. Adanya IgM spesifik rubella Menetapnya IgG spesifik rubella.2. CRS compatible. Terdapat defek tetapi konfirmasi laboratorium tidak lengkap. a. Katarak dan/ atau glaukoma kongenital, penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati.b. Purpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental, meningo ensefalitis, penyakit tulang radiolusen.3. CRS possible. Defek klinis yang tidak memenuhi kriteria untuk CRS compatible.4. CRI ( Congenital Rubella Infection ). Temuan serologi tanpa defek.5. Stillbirths. Stillbirth yang disebabkan rubella maternal6. Bukan CRS. Temuan hasil laboratorium tidak sesuai dengan CRS: Tidak adanya antibodi rubella pada anak umur < 24 bulan dan pada ibu. Kecepatan penurunan antibodi sesuai penurunan pasif dari antibodi didapat.

D. DDST (Denver Developmental Screening Test)1. Pengertian DDST DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukan test diagnostic atau test IQ ( Soetjiningsih, 1998 ).2. Tujuan dilakukan DDST2) Dapat memberikan gambaran yang cukup tentang perkembangan yang dicapai oleh anak.3) Dapat memberikan gambaran berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik.4) Dapat mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke center yang lebih tinggi. 1. Aspek perkembangan yang dinilaia. Personal social ( perilaku sosial )b. Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus )c. Language ( bahasa )d. Gross motor ( gerakan motorik kasar )2. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :a. Tahap pertama : 3 6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. b. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang di curigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. 3. Penilaian Setelah dilakukan pemeriksaan dan dihitung pada masing-masing sektor berapa yang P dan yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman hasil test diklarifikasikan dalam, normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (untestable).

a. Abnormal Bila didpatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.b. Meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.c. Tidak dapat di testApabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test menjadi abnormal atau meragukan.d. Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Pathway

Efek kecacatan fisik

Suspect de lange syndrome

Mikrosephalygastroesophageal refluks

Disfungsi otakmuntah

Developmental delaynafsu makan menurun Gangguan tumbuh Nutrisi kurang kembang dari kebutuhan tubuh

kecemasan orang tuatubuh kekurangan nutrisi

Kurang pengetahuandaya tahan tubuh menurun

Resiko infeksi

TES DENVER IIA. IDENTITAS ANAK1. Nama : An. B2. Tanggal lahir : 5 Juli 20073. Tanggal pemeriksaan : 14 Maret 2011

B. USIA PEMERIKSAANAn. A lahir aterm 36 minggu. Pada saat pemeriksaan An. B dalam kondisi sehat.Usia An. B pada saat pemeriksaan adalah 44 bulan 9 hari.

C. KESIAPAN PEMERIKSA1. Pemeriksa telah membuat kontrak waktu dengan keluarga An. B pada 15 menit sebelumnya.2. Pemeriksa telah mempersiapkan tempat pemeriksaan. 3. Pemeriksa telah menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan Denver II.4. Pemeriksa telah membina hubungan saling percaya dengan An. B dan keluarga.

D. ALAT YANG DIGUNAKAN1. Alat peraga:a. Cangkirb. Bola-bolac. Alat makand. Kubuse. Bonekaf. Manik-manikg. Benangh. Icik-iciki. Lonceng2. Lembar formulir Denver II3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

E. KESIAPAN KLIENPada saat pemeriksaan An. B dalam kondisi berada di tempat dilakukan pemeriksaan denver. Anak dalam kondisi tiduran karena tangan dan kaki anak bergerak sangat aktif dan tidak terkendali maka untuk posisi duduk saja susah.

F. ASPEK PERKEMBANGAN YANG DINILAI1. Perilaku Personal Sosiala. Bermain dengan cangkir(F)b. Main bola dengan pemeriksa(F)c. Daag-daag dengan tangan(F)d. Menyatakan keinginan(F)e. Tepuk tangan(F)f. Makan sendiri(F)g. Berusaha menggapai mainan(F)h. Mengamati tangannya(F)i. Tersenyum spontan(F)j. Membalas senyum pemeriksa(F)k. Menatap muka(F)2. Gerakan Adaptif-Motorik Halusa. Membenturkan 2 kubus(F)b. Memegang dengan ibu jari dan jari(F)c. Mengambil 7 kubus(F)d. Memindahkan kubus(F)e. Menggaruk manik-manik(F)f. Mencari benang(F)g. Meraih(F)h. Mengamati manik-manik(F)i. Mengikuti 1800(F)j. Tangan bersentuhan(F)k. Memegang icik-icik(F)l. Mengikuti lewat garis tengah(F)m. Mengikuti ke garis tengah(F)3. Bahasaa. 1 kata(F)b. Papa/mama spesifik(F)c. Mengoceh(F)d. Kombinasi silabel(F)e. Papa/mama tidak spesifik(F)f. Meniru bunyi kata-kata(F)g. Satu silabel(F)h. Menoleh kearah suara(F)i. Menoleh kearah bunyi icik-icik(F)j. Berteriak(F)k. Tertawa(F)l. Ooo/aah(F)m. Bersuwara(F)n. Bereaksi terhadap bel(F)4. Gerakan Motorik Kasara. Berdiri 2 detik(F)b. Bangkit terus duduk(F)c. Bangkit untuk berdiri(F)d. Berdiri dengan pegangan(F)e. Duduk tanpa pegangan(F)f. Bangkit kepala tegap(F)g. Membalik(F)h. Dada terangkat dan menumpu 1 lengan(F)i. Menumpu beban pada kaki(F)j. Duduk kepala tegak(F)k. Kepala terangkat 900(F)l. Kepala terangkat 450(F)m. Mengangkat kepala(F)n. Gerakan seimbang(F)

G. INTERPRETASI TES1. Pada sektor I : Personal sosial An. B abnormal.An. B tidak mampu melakukan semua tes yang diberikan.2. Pada sektor II : Gerakan adaptif motorik halus An. B abnormal.An. B tidak mampu melakukan semua tes yang diberikan.3. Pada sektor III : Bahasa An. B abnormal.An. B tidak mampu melakukan semua tes yang diberikan.4. Pada sektor IV : Motorik kasar An. Babnormal.An. B tidak mampu melakukan semua tes yang diberikan.

H. KESIMPULANKeempat sektor yang diujikan kepada An. B tidak dapat dilakukan oleh anak dengan baik. Dengan demikian proses tumbuh kembang An. B tidak berjalan dengan normal dan mengalami keterlambatan patologis. An. B mengalami masalah dalam perkembangannya yang ditandai dengan adanya kegagalan terhadap tes yang diberikan.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN1. Tanggal pengkajian: 14 Maret 2011, pukul 09.05 WIB2. Tanggal masuk: 14 Maret 2011, pukul 09.05 WIB3. Identitas klien:a. Nama : An. Bb. Alamat : Roseanal utara III/157 RT 3 RW 5 Semarangc. Tanggal lahir/umur: 5 Juli 2007/ 44 bulan 9 harid. Jenis kelamin: Laki-lakie. Agama: Islamf. Diagnosa medis: Rubella kongenital dan gizi burukg. Penanggung jawab: Tn. W h. Nama orang tua: Ayah : Tn. WIbu: Ny. Mi. Pekerjaan: Swastaj. Alamat : Roseanal utara III/157 RT 3 RW 5 Semarang k. No. Telp: -

4. Keluhan utamaAnak tidak mau makan dan selalu muntah5. Riwayat penyakit sekarangKlien datang ke poli tumbang RSDK untuk kontrol rutin. Keluarga mengatakan Anak B pernah dirawat di RSDK pada tanggal 28 April 2009 karena mengalami kelainan jantung namun sekarang sudah sembuh. Sejak masih bayi sampai sekarang An.B susah makan, setiap makan selalu muntah, hingga sejak usia 1 tahun sampai 2 tahun 8 bulan An.B dipasang selang NGT namun tetap muntah. Sekarang anak hanya makan bubur beras itupun hanya sekitar 5 sendok. Anak belum bisa berdiri dan berjalan sampai sekarang. Gerakan tangan dan kaki anak sangat aktif dan tidak terkendali dan sering melukai anggota tubuhnya sendiri terutama mata.

6. Riwayat masa lalua. Kehamilan 1) Kehamilan ke-: kedua, G2P2A02) Prenatal: -3) Postnatal:Bayi lahir 9 bulan pada tanggal 5 Juli 2007, hamil aterm dan melahirkan di puskesmas. Bayi lahir langsung menangis, tetapi tidak kuat, BBL = 2000 gr. Plasenta lahir spontan, bayi dan ibu dirawat selama 3 hari di puskesmas. 4) Aborsi:Ibu klien mengatakan tidak pernah mengalami aborsi.5) Kesehatan selama hamil :Ibu klien mengatakan selama hamil tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Namun, selama hamil Ibu klien sangat sensitif terhadap cuaca. Saat cuaca dingin akan mudah batuk pilek dan saat panas ibu klien sering gatal-gatal dan timbul bercak-bercak merah pada kulit.6) Obat yang dikonsumsi :Ibu klien mengatakan tidak memiliki riwayat minum obat-obatan selama hamil.b. Persalinan1) Lama persalinan: 5 jam2) Jenis persalinan: persalinan spontan3) Tempat: di puskesmas4) Obat : keluarga mengatakan kurang tahu apakah diberi obat atau tidak saat persalinan.

c. Kelahiran1) BBL/PBL: 2000 gr/ 48 cm2) Waktu penambahan BBL: Keluarga mengatakan berat badan anak susah sekali bertambah karena memang anak susah makan dan setiap diberi makan selalu muntah 1 jam setelah makan.3) Kondisi kesehatanBayi lahir langsung menangis tetapi tidak kuat. 4) Apgar score: tidak terkaji.5) Kelainan kongenital:Anak mengalami microsephal dan rubella kongenital.6) Kapan keluar dari ruang perawatanIbu klien mengatakan keluar dari ruang perawatan setelah 3 hari dirawat di puskesmas.d. AlergiKeluarga mengatakan klien An. B tidak memiliki alergi apapun terhadap makanan, udara ataupun cuaca. Namun ibu klien memiliki alergi terhadap cuaca dingin dan panas. Saat cuaca dingin maka akan mudah terserang batuk pilek dan saat cuaca panas akan gatal-gatal pada kulit.e. Pertumbuhan dan perkembangan1) BBLKeluarga mengatakan BB anak susah sekali bertambah bahkan sering mengalami penurunan. Berdasarkan catatan perkembangan anak, sebulan yang lalu yaitu bulan Februari 2011, BB klien An. B 9400 gr dan sekarang hanya 8900 gr.

2) Gigia) Usia tumbuh gigi: 6 bulanb) Jumlah gigi: jumlah gigi atas dan bawah sudah lengkapc) Masalah gigi: pertumbuhan gigi baik3) Hasil tes Denver IISektor personal sosial: abnormal (0 bulan) Sektor motorik halus: abnormal (7 bulan)Sektor bahasa: abnormal (0 bulan)Sektor motorik kasar: abnormal (4 bulan)Hasil analisis Denver II terlampir.Kesimpulan: AN. B mengalami keterlambatan tumbuh kembang pada sektor motorik kasar, motorik halus, personal sosial dan bahasa. An. B tidak bereaksi terhadap suara icik-icik dan tidak bersuara. An. B tidak berespon saat diajak berkomunikasi. Pandangan mata An. B datar, An. B hanya mampu mengangkat kepala 90.4) Interaksi dengan peerKlien tidak bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya karena kondisi klien yang mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan terutama dalam respon emosional. Klien lebih banyak diam meskipun dirangsang oleh rangsangan suara maupun sentuhan, hanya gerakan klien yang sangat aktif dan tidak terkendali dan lebih senang dengan dunianya sendiri.f. Imunisasi Keluarga klien mengatakan imunisasi masih kurang karena BB klien yang kurang sehingga belum memenuhi untuk diimunisasi. Imunisasi apa saja yang sudah dilakukan keluarga mengatakan lupa.g. Kebiasaan Keluarga mengatakan bingung dengan kebiasaan klien yaitu sering melakukan gerakan tidak terkendali secara berulang-ulang seperti: menyolok-nyolok matanya sampai kadang matanya merah, membenturkan barang apa saja yang dipegang ke giginya dan membenturkan kedua kakinya.

7. Pemeriksaan fisikKeadaan Umum : Klien sadar, nafas spontan.Tanda tanda vital :N: 120 x/mntT: 37 0CRR: 30 x/mntAntopometri :BB: 8900 grTB: 92 cmLLA: 12,5 cmLD: 44,5 cmLK: 42 cma. Kepala: mikrosefali, rambut hitam lebat, persebaran rambut meratab. Mata: penglihatan kurang, post op katarak pada kedua mata pada tanggal 19 Oktober 2010.c. Hidung: tidak ada lesi, tidak ada cairand. Mulut: gigi lengkap, pertumbuhan gigi normal, lidah bersihe. Telinga: bentuk simetris, bersih, tidak ada cairan, tidak ada lesif. Dada: RR : 30 x/menit, pengembangan dada kanan dan kiri simetrisg. Abdomen: pusat tidak membesar, perut agak cembungh. Tangan: reflek menggenggam minimal, akral hangat, kuku pendek dan bersihi. Kaki: gerakan tidak terkendali sering membenturkan kedua kaki dengan sangat kuat hingga terdapat kapalan pada benjolan tulang pada kaki An. B. Akral hangat, kuku dipotong pendek dan bersih8. Riwayat NutrisiBB anak sekarang 8900 gr, sebulan yang lalu BB anak 9400 gr. Anak susah makan dan selalu muntah saat makan. Sampai sekarang anak hanya makan bubur beras itupun hanya sedikit hanya sekitar 5 sendok saja. Keluarga mengatakan bingung makanan apa yang sebaikany diberikan pada anak agar anak mau makan dan berat badannya bertambah.

Diet yang dianjurkan yaitu 3 x bubur nasi + santan/mentega, Z score = nilai real nilai median SD upper/SD lowerWAZ: -4,40 (gizi kurang)HAZ: -2,44 ( pendek)WHZ: -4,93 (gizi kurang)Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan Z Score, status nutrisi An. B yaitu berada dalam kondisi gizi kurang dari kebutuhan tubuh.9. Riwayat Kesehatan KeluargaIbu klien mengatakan aggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit seperti An. B. Pohon keluarga :Tn. BNy. MTn. SNy. K

Ny. M Tn.W

An. B, 44 bln

Keterangan :: laki-laki: perempuan: klien------------ : tinggal satu rumah

10. Program Terapi Saran: 3x bubur nasi + santan/mentega, 6x120 cc F100, mineral mix 3x1 cth, fisioterapi tiap 2 minggu dan kontrol THT.

ANALISA DATA

Nama: An. BDx Medis: Rubella Kongenital dan Gizi BurukNo.DATA FOKUSPROBLEMETIOLOGITTD

1.Ds: Keluarga mengatakan sejak masih bayi sampai sekarang An.B susah makan, setiap makan selalu muntah, hingga sejak usia 1 tahun sampai 2 tahun 8 bulan An.B dipasang selang NGT namun tetap muntah. Sekarang anak hanya makan bubur beras itupun hanya sekitar 5 sendok. Keluarga mengatakan berat badan anak susah sekali bertambah karena memang anak susah makan dan setiap diberi makan selalu muntah 1 jam setelah makan. Keluarga mengatakan bingung makanan apa yang sebaikany diberikan pada anak agar anak mau makan dan berat badannya bertambah. Do: BBL/PBL: 2000 gr/ 48 cmBB: 8900 grTB: 92 cmLLA: 12,5 cmLD: 44,5 cmLK: 42 cmWAZ: -4,40 (gizi kurang)HAZ: -2,44 ( pendek)WHZ: -4,93 (gizi kurang)Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan Z Score, status nutrisi An. B yaitu berada dalam kondisi gizi kurang dari kebutuhan tubuh.

Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuhIntake kurang dan pengeluaran berlebihAna

2.Ds: Keluarga mengatakan anak belum bisa berdiri dan berjalan sampai sekarang. Keluarga mengatakan klien tidak bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya karena kondisi klien yang mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan terutama dalam respon emosional. Klien lebih banyak diam meskipun dirangsang oleh rangsangan suara maupun sentuhan, hanya gerakan klien yang sangat aktif dan tidak terkendali dan lebih senang dengan dunianya sendiri. Do: Hasil tes Denver II Sektor personal sosial: abnormal (0 bulan) Sektor motorik halus: abnormal (7 bulan) Sektor bahasa: abnormal (0 bulan) Sektor motorik kasar: abnormal (4 bulan)Kesimpulan: AN. B mengalami keterlambatan tumbuh kembang pada sektor motorik kasar, motorik halus, personal sosial dan bahasa. An. B tidak bereaksi terhadap suara icik-icik dan tidak bersuara. An. B tidak berespon saat diajak berkomunikasi. Pandangan mata An. B datar, An. B hanya mampu mengangkat kepala 90.

Gangguan tumbuh kembang: bahasa dan berjalanKecacatan fisik: rubella kongenital Cindy

3.Ds: Keluarga mengatakan penglihatan An. B kurang akibat katarak namun telah di operasi 19 Oktober 2010. Keluarga mengatakan bingung dengan kebiasaan klien yaitu sering melakukan gerakan tidak terkendali secara berulang-ulang seperti: menyolok-nyolok matanya sampai kadang matanya merah, membenturkan barang apa saja yang dipegang ke giginya dan membenturkan kedua kakinya.Do: Gerakan tidak terkendali sering membenturkan kedua kaki dengan sangat kuat hingga terdapat kapalan pada benjolan tulang pada kaki An. B. Akral hangat, kuku dipotong pendek dan bersih Gerakan tangan dan kaki anak sangat aktif dan tidak terkendali dan sering melukai anggota tubuhnya sendiri terutama mata dicolok dengan jari.

Risiko mencederai diri sendiri: fisik Gerakan tidak terkendaliAna

PROBLEM LIST

Nama: An. BDx Medis: Rubella Kongenital dan Gizi BurukNo.TGL/JAM DITEMUKANDIAGNOSA KEPERAWATANTTDTG/JAM TERATASITTD

1.14 Maret 2011, Pkl 09.05Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake kurang dan pengeluaran berlebih

Ana14 Maret 201110.30Ana

2.14 Maret 2011, Pkl 09.10Gangguan tumbuh kembang: bahasa dan motorik kasar b. d kecacatan fisik: rubella kongenital

Cindy-Cindy

3.14 Maret 2011, Pkl 09.15Risiko mencederai diri sendiri b. d gerakan tidak terkendaliAna14 Maret 201110.30

Ana

RENCANA KEPERAWATAN

Nama: An. BDx Medis: Rubella Kongenital dan Gizi BurukNo.TGL/JAM No. Dx KEPINTERVENSITTD

TUJUANTINDAKAN

1.14 Maret 2011, Pkl 09.051Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dapat terpenuhi dengan KH:a. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan anakb. Keluarga menyatakan akan memberikan makanan sesuai anjuran dokter1. Kaji status nutrisi klien2. Kaji intake nutrisi dan output klien3. Kaji adanya alergi terhadap makanan4. Informasikan kepada keluarga tentang nutrisi yang dibutuhkan klien5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi anak dan kalori yang dibutuhkan anak agar BB naik6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen penambah nutrisi dan peningkat nafsu makan pada anakAna

2.14 Maret 2011, Pkl 09.102Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan gangguan perkembangan anak dapat diminimalkan dengan KH:a. Anak dapat berdiri selama 2 detikb. Anak dapat menatap wajah pemeriksac. Anak mau bicara 1 kata1. Kaji tanda-tanda vital klien2. Ajak anak untuk memulai suatu percakapan3. Beri stimulus anak dengan mengajak anak bermain4. Motivasi keluarga untuk terus melatih anak di rumah berbicara dan berjalan5. Kolaborasi: Dengan tim medis THT untuk pemeriksaan pendengaran Dengan rehabilitasi medik untuk okupasi terapi

Cindy

3.14 Maret 2011, Pkl 09.153Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan cedera pada anak tidak terjadi dengan KH:a. Tidak terdapat luka pada klien akibat gerakan tidak terkontrol klienb. Keluarga dapat menyebutkan tindakan yang harus dilakukan keluarga untuk menurunkan risiko anak melukai diri sendiric. Keluarga mengungkapkan akan merawat dan mendampingi klien di rumah1. Hindari memberikan objek yang tajam dan dapat mencederai anak.2. Tingkatkan pengawasan pada anak3. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara menghindari anak mencederai diri sendiriAna

IMPLEMENTASI

Nama: An. BDx Medis: Rubella Kongenital dan Gizi BurukNo.Dx KEPTGL/JAMIMPLEMENTASIRESPONTTD

1. 214/3/1109.12Mengukur TTV klienS: -O: N: 120 x/mntT : 37 0CRR: 30 x/mntAna

2.114/3/1109.15Mengkaji status nutrisi klienS:-O:BB: 8900 grTB: 92 cmLLA: 12,5 cmLD: 44,5 cmLK: 42 cmWAZ: -4,40 (gizi kurang)HAZ: -2,44 ( pendek)WHZ: -4,93 (gizi kurang)Cindy

3.114/3/1109.116Mengkaji intake klien S: Keluarga mengatakan An. B susah makan. jika makan hanya dengan bubur beras dan nanti kurang lebih 30 menit 1 jam akan muntah.O: -An. B terlihat kurusAna

4.114/3/1109.20Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang nutrisi yang dibutuhkan klien dengan buah dan ayur yang mungkin bisa dilumatkan atau dibuat nasi tim.Atau buah-buahan dengan di jus.S:Keluarga mengatakan bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi An. B saat ini. Keluarga sudah berusaha selama ini dengan rajin kontrol namun tidak ada peerkembangan. Keluarga mengatakan sudah pernah mencoba yang dianjurkan tetapi tidak berhasil.O:Keluarga klien terlihat sedih saat berbicaraCindy

5.114/3/1109.35Memvasilitasi keluarga untuk konsul dengan tim gizi untuk pemberian suplemen penambah nasu makan anakS: -O:Keluarga klien terlihat menyimak dengan baik yang dijelaskan oleh tim gizi.Ana

6.114/3/1109.55Memotivasi keluarga untuk mematuhi saran dari tim giziS:Keluarga mengatakan akan mematuhi yang telah dijelaskan oleh tim gizi dan perawatO: keluarga terlihat bersungguh-sungguhCindy

7.214/3/1110.00Mengukur status tumbuh kembang anakS:Keluarga mengatakan An. Btidak pernah bicara dan tertawa. Teriak hanya mengerang. An. B tidak mau menata lawan bicaranya dan tidak merespon saat diajak berkomunikasiO:An. B mengalami keterlambatan tumbuh kembang pada sektor motorik kasar, halus, personal sosial dan bahasa.Ana

8.214/3/1110.10Melatih anak untuk bicara kata mamaS: -O: An. B tidak mau merespon apa yang diajarkan padanya.Cindy

9.214/3/1110.12Memberikan stimulus anak dengan bunyi icik-icikS: -O:An. B tidak mau mengikuti arah suara icik-icik yang diperdengarkan kepadanya. An. B tidak memberikan respon dan hanya sibuk bermain dengan menyolok-nyolokkan matanya.Ana

10.214/3/1110.16Mengajak anak untuk duduk sendiriS: -O:An. B tidak mau mengikuti perintah perawat untuk duduk. An. B tidak memberikan respon dan hanya sibuk bermain dengan menyolok-nyolokkan matanya.Ana

11.214/3/1110.17Memberikan motivasi pada orang tua untk melatih anak bicara dan berjalan bertahapS:Keluarga mengatakan selama ini di rumah selalu diajarkan dan diajak berkomunikasi tetapi An. B tidak mpernah memberi respon.Keluarga mengatakan akan terus berusaha melatih An. B di rumah dengan memberikan stimulus untuk meningkatkan tumubuh kembang.O:Keluarga terlihat bersungguh-sungguh.Ana

12.214/3/1110.22Memotivasi keluarga untuk ke tim rehabilitasi medik untuk jadwal okupsi terapiS:Keluarga mengatakan selama ini sudah ke rehabilitasi medik dan minggu depan akan pergi ke rehabilitasi medik.O:Keluarga terlihat bersungguh-sungguh.Cindy

13.314/3/1110.25Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga untuk mengawasi keluarga dari tindakan mencederai diri sendiriS:Keluarga mengatakan selama di rumah biasanya kaki klien di tutup dengan kain dan dibalut. mainan yang diberikan kepada klien juga mainan yang lunak dan tidak membahyakan dan tajam.Keluarga klien mengatakan akan mengikuti saran yang diberikan oleh perawat dengan menghindari benda-benda tajam dan tumpul, mengawasi klien dan menemani klienO:Klien terlihat sibuk dengan bermain-main membenturkan kakinya. Keluarga klien terlihat murung melihat kondisi klien. Tidak terdapat luka pada klien akibat gerakan tidak terkontrol klien

Ana

EVALUASI

Nama: An. BDx Medis: Rubella Kongenital dan Gizi BurukNo.TGL/JAMDx KEPEVALUASITTD

1.14 Maret 2011, Pkl 10.301S:Keluarga mengatakan akan mematuhi yang telah dijelaskan oleh tim gizi dan perawat, keluarga mengungkapkan mau merawat klien di rumah dengan baik.O:Keluarga terlihat bersungguh-sungguh. Keluarga dapat menyebutkan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak dan cara pemberiannya dengan memodifikasi seperti dengan menggunakan jus atau nasi tim.A:Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh telah teratasi; keluarga mengungkapkan mau merawat klien di rumah dengan baik dan mampu menyebutkan nutrisi yang dibutuhkan anak.P:Lanjutkan intevensi:Minta keluarga untuk pemeriksaan tumbuh kembang lagi 3 bulan kedepan.

Cindy

2.14 Maret 2011, Pkl 10.302S:Keluarga mengatakan selama ini di rumah selalu diajarkan dan diajak berkomunikasi tetapi An. B tidak mpernah memberi respon.Keluarga mengatakan akan terus berusaha melatih An. B di rumah dengan memberikan stimulus untuk meningkatkan tumbuh kembang. Klien tidak mau duduk, tidak mau menatap wajah pemeriksaO:Keluarga terlihat bersungguh-sungguh akanm merawat klien.A:Masalah keterlambatan tumbuh kembang tidak teratasi dengan klien tidak mau duduk, tidak mau menatap wajah pemeriksa.P:Lanjutkan untervensi. Beri stimulus untuk tumbuh kembang secara bertahap.

Ana

3.14 Maret 2011, Pkl 10.303S:Keluarga mengatakan selama di rumah biasanya kaki klien di tutup dengan kain dan dibalut. mainan yang diberikan kepada klien juga mainan yang lunak dan tidak membahyakan dan tajam.Keluarga klien mengatakan akan mengikuti saran yang diberikan oleh perawat dengan menghindari benda-benda tajam dan tumpul, mengawasi klien dan menemani klienO:Klien terlihat sibuk dengan bermain-main membenturkan kakinya. Keluarga klien terlihat murung melihat kondisi klien.A:Masalah risiko mencederai diri sendiri teratasi dengan keluarga mau mengawasi klien dan mampu menyebutkan cara menghundari klien dari risiko mencenderai diri sendiri, Tidak terdapat luka pada klien akibat gerakan tidak terkontrol klienP:Pertahankan intervensi: Hindari memberikan objek yang tajam dan dapat mencederai anak. Tingkatkan pengawasan pada anakCindy

BAB IVPEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN DAN IMPLEMENTASIPertumbuhan dan perkembangan anak, dalam ilmu biologi tumbuh kembang merupakan dua proses yang saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Ciri khas seorang bayi/anak ialah bertumbuh dan berkembang, kedua istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ (fisik) disebabkan karena peningkatan ukuran dari masing-masing sel dalam kesatuan yang membentuk organ tubuh atau pertambahan jumlah keseluruhan sel atau kedua-duanya. Perkembangan adalah suatu proses pematangan majemuk yang berhubungan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi. Dengan demikian proses perkembangan berhubungan dengan aspek nono fisik seperti kecerdasan, tingkah laku dan lain-lain. Dalam ilmu kesehatan anak kata pertumbuhan dan perkembangan anak diartikan sebagai semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jasad manusia dari konsepsi sampai dewasa (Rusepno, 2000).Tumbuh Kembang sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kondisi/kecacatan anak sejak lahir (kelainan congenital yang dibwa anak sejak lahir), kesehatan anak selama proses tumbuh kembang, dan pola pengasuhan orang tua. Untuk mengetahui peningkatan tumbuh kembang anak, biasanya dilakukan dengan menggunakan DDST ( Denver Developmental Screening Test ).Penilaian tumbuh kembang sangat berguna untuk mengetahui kelainan perkembangan anak agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.Hasil pengkajian diperoleh data bahwa An. B memiliki riwayat terkena virus rubella sejak masih dalam kandungan. Bayi yang terkena virus Rubella selama di dalam kandungan beresiko cacat. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir dengan rubela kongenital adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan. Dalam hal ini, An. B menunjukkan adanya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya dimana tumbuh kembang An. B tidak sesuai dengan umurnya saat ini. Selain itu An.B juga menunjukkan masalah gangguan nutrisi. Masalah keperawatan yang muncul pada An. B yaitu gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek dari kecacatan fisik, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang dan risiko mencederai diri sendiri berhubungan dengan gerakan tidak terkendali yang berlebihan.Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan kepada An. B dan keluarga selama di Poli Tumbuh Kembang adalah:1. Pendidikan Kesehatan Kepada KeluargaPengetahuan keluarga sesungguhnya penting selama proses perawatan klien baik di rumah sakit maupun di rumah nantinya. Perawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan perawatan di rumah. Perawatan di rumah hanya akan berhasil ketika pihak keluarga tahu, mengerti dan memahami hal-hal apa yang perlu dilakukan keluarga selama klien berada di rumah nantinya. Pengetahuan keluarga itu tentunya tidak dapat langsung diketahui oleh pihak keluarga tanpa adanya keamuan keluarga untuk mencari informasi tersebut. Selama di rumah sakit perlu adanya kemauan keluarga untuk mencari informasi tentang perawatan dan pengobatan serta tentang keadaan klien. Pendidikan kesehatan kepada keluarga An. B diberikan karena keluarga mentakan bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi An. B. Kemauan keluarga dengan datang ke Poli Tumbang sudah menunjukkan adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan terkait kondisi klien dan hal hal yang harus dilakukan oleh keluarga nantinya.2. Stimulasi Tumbuh KembangKemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang baik oleh oarang tua, kakak, paman dan orang-orang disekitar anak. Stimulasi diberikan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Stimulasi juga dapat berungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. (Nia Kania, 2008)Stimulasi yang diberikan kepada An. B selama di Poli Tumbang adalah dengan mengajak anak B berkomunikasi dan bermain barang-barang yang bisa menimbulkan suara atau dapat menarik perhatian klien. Namun, selama dilakukan implementasi, An. B hanya sibuk dengan dunianya sendiri. An. B tidak berespon terhadap stimulasi yang diberikan. Kemungkinan besar penyabab kegagalan tumbuh kembang pada An. B disebabkan oleh rubela kongenital. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir dengan rubela kongenital adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan (Matondang, 2002). Sehingga stimulus yang diberikanpun harus berulang kali diberikan dan bertahap.

B. EVALUASIHasil evaluasi keadaan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 60 menit adalah Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh telah teratasi; keluarga mengungkapkan mau merawat klien di rumah dengan baik dan mampu menyebutkan nutrisi yang dibutuhkan anak. Masalah keterlambatan tumbuh kembang tidak teratasi dengan klien tidak mau duduk, tidak mau menatap wajah pemeriksa. Masalah risiko mencederai diri sendiri teratasi dengan keluarga mau mengawasi klien dan mampu menyebutkan cara menghundari klien dari risiko mencenderai diri sendiri, Tidak terdapat luka pada klien akibat gerakan tidak terkontrol klien.Kendala yang dialami selama proses impelementasi adalah sulitanya berkomunikasi dengan An. B sehingga stimulasi yang diberikan tidak membuahkan hasil. Kelebihan dari proses implementasi adalah adanya dukungan dari keluarga selama proses asuhan keperawatan berlangsung.

BAB VPENUTUP

A. KESIMPULAN1. Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ (fisik) disebabkan karena peningkatan ukuran dari masing-masing sel dalam kesatuan yang membentuk organ tubuh atau pertambahan jumlah keseluruhan sel atau kedua-duanya. Perkembangan adalah suatu proses pematangan majemuk yang berhubungan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi (Rusepno, 2000).2. Tumbuh Kembang sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor genetik (kongenital) seperti virus rubela dan lingkungan. 3. Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada klien dengan Keterlambatan tumbuh kembang dan rubel akongenital adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan tumbuh kembang dan risiko mencederai diri sendiri.4. Implementasi yang dapat diberikan terutama adalah memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga untuk menurunkan kecemasan dan memberikan stimulus pada anak untuk meningkatkan tumbuh kembang anak. B. SARAN1. Kepada tenaga kesehatan terutama perawat untuk lebih mempelajari proses tumbuh kembang anak dan kelainan-kelainan yang mungkin dapat terjadi selama proses tumbuh kembang agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.2. Kepada praktikan untuk dapat lebih meningkatkan skill agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada anak terutama dengan gangguan tumbuh kembang.

DAFTAR PUSTAKA

Matondang, dkk. (2000). Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.

Dorland, Poppy Kumala. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta : EGC. 1998.Anonim. Denver Development Screening Test (DDST II) http://www.infokeperawatan.com/asuhan-keperawatan/denver-development-screening-test-ddst-ii-322.html. Tanggal 15 Des 2010. Diakses tanggal 26 Desember 2010.Ngastiyah. 2000. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGCRusepno, Hasan, dkk. (2000). Ilmu Kesehaatan Anak 2. Jakarta : Infomedica.

Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto;2001Staf Pengajar FKUI.2000. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta: InfomedikaWong and Whaley. 2001. Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia