selvi sken 8 blok 5

25
Sakit dan Nyeri Pada Lutut karena Osteoartritis Selvi Gunawan (102013052) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Korespondensi: Mobile 08176656733 / email: [email protected] Pendahuluan Otot dan tulang merupakan kesatuan sistem gerak pada tubuh.Otot merupakan bagian tubuh yang melekat pada tulang dan berfungsi sebagai penyokong tubuh.Otot juga sebagai alat gerak yang menggerakan bagian tubuh dengan cara kontraksi.Otot pada umumnya terbagi atas 3 jenis yaitu otot jantung, otot polos dan otot lurik (skelet).Sementara tulang adalah bagian tubuh yang berfungsi untuk menyokong tubuh dan melekat pada otot.Tulang terbagi menjadi tulang rawan dan tulang keras. Lutut adalah sebuah sendi yang menghubungkan tulang tibia dan femur.Lutut juga menyokong hampir seluruh berat badan tubuh.Pada usia lanjut sering ditemui sakit dan nyeri pada lutut, kedua bagian ini tidak berfungsi secara optimal seperti pada usia muda.Nyeri pada daerah lutut dapat berasal dari lutut itu sendiri atau dari tempat lain (seperti pinggang, pergelangan kaki atau punggung bagian bawah) karena saling berhubungan. Struktur dari lutut terdiri dari tulang dan tulang rawang serta ligamen.Kelainan atau gangguan pada struktur tersebut dapat menimbulkan nyeri. Penyebab nyeri lutut yang paling sering antara 1

Upload: selvi-gunawan

Post on 22-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sakit dan Nyeri Pada Lutut karena Osteoartritis

TRANSCRIPT

Page 1: Selvi Sken 8 blok 5

Sakit dan Nyeri Pada Lutut karena Osteoartritis

Selvi Gunawan (102013052)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Korespondensi: Mobile 08176656733 / email: [email protected]

Pendahuluan

Otot dan tulang merupakan kesatuan sistem gerak pada tubuh.Otot merupakan bagian tubuh yang

melekat pada tulang dan berfungsi sebagai penyokong tubuh.Otot juga sebagai alat gerak yang

menggerakan bagian tubuh dengan cara kontraksi.Otot pada umumnya terbagi atas 3 jenis yaitu

otot jantung, otot polos dan otot lurik (skelet).Sementara tulang adalah bagian tubuh yang

berfungsi untuk menyokong tubuh dan melekat pada otot.Tulang terbagi menjadi tulang rawan

dan tulang keras.

Lutut adalah sebuah sendi yang menghubungkan tulang tibia dan femur.Lutut juga menyokong

hampir seluruh berat badan tubuh.Pada usia lanjut sering ditemui sakit dan nyeri pada lutut,

kedua bagian ini tidak berfungsi secara optimal seperti pada usia muda.Nyeri pada daerah lutut

dapat berasal dari lutut itu sendiri atau dari tempat lain (seperti pinggang, pergelangan kaki atau

punggung bagian bawah) karena saling berhubungan. Struktur dari lutut terdiri dari tulang dan

tulang rawang serta ligamen.Kelainan atau gangguan pada struktur tersebut dapat menimbulkan

nyeri. Penyebab nyeri lutut yang paling sering antara lain infeksi, peradangan (rheumatoid

arthitis, osteoarthitis) atau cedera.Dengan makalah ini diharapkan para pembaca dapat

memahami pengaruh otot dan tulang terhadap orang yang berusia lanjut.

1

Page 2: Selvi Sken 8 blok 5

Struktur Makroskopik Ekstremitas Inferior

Lutut terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah otot, tulang dan bagian-bagian lain seperti

ligamentum, cairan sinofial dan sebagainya.

1. Tulang

Pada sendi lutut terdiri dari 3 tulang utama yaitu tulang femur, Tibia dan patella.

a. Tulang Femur

Tulang femur merupakan tulang

panjang yang bersendi keatas

dengan pelvis dan kebawah dengan

tulang tibia.Tulang femur terdiri

dari epiphysis proksimal, diaphysis

dan epiphysis distalis.Pada tulang

femur ini yang berfungsi dalam

persendian lutut adalah epiphysis

distalis.Epiphysis distalis

merupakan bulatan sepanjang yang

disebut

condylous femoralis lateralis dan medialis.

Gambar 1.1 Tulang Femur

Dibagian proksimal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut

epicondilus lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat dataran sendi yang

melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang nantinya bersendi dengan tulang

patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara condylus lateralis dan medialis terdapat

cekungan yang disebut fossa intercondyloideal.Tulang ini dapat dilihat pada gambar 1.1.

Tulang femur juga merupakan tulang terpanjang, tulang terkuat dan tulang terberat dari

semua tulang yang menyusun rangka tubuh.1

b. Tulang Tibia

Tulang Tibia adalah salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula.Tulang ini

merupakan tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan tumit kaki. Seperti

tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujung proksimal, corpus dan ujung

2

Page 3: Selvi Sken 8 blok 5

distal bagian dari tulang tibia yang membentuk sendi lutut adalah bagian proksimal,

dimana pada bagian ujung proksimal terdapat condillus medialis dan tubercullum inter

condiloseum lateral. Didepan dan dibelakang eminentia terdapat fossa intercondilodea

anterior dan posterior.

Gambar 1.2 Tulang Tibia

Tulang tibia juga merupakan tulang medial yang besar.Tulang ini membagi berat tubuh

dari arah femur kearah kaki. Dapat dilihat pada gambar 1.2.1

c. Tulang Patella

Tulang Patella merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia dengan bentuk

segitiga dan gepeng dengan aspex menghadap kearah distal. Pada permukaan depan atau

anterior tulang patella kasar

sedangkan permukaan dalam

atau dorsal memiliki

permukaan sendi yang lebih

besar dan facies medial yang

lebih kecil.Dapat dilihat pada

gambar 1.3.

Gambar 1.3 Tulang Patella

3

Page 4: Selvi Sken 8 blok 5

Struktur Mikroskopik Tulang

Tulang terbagi menjadi dua yaitu tulang rawan dan tulang kompak (tulang).

Tulang rawan

Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat

yang berasal dari mesenkim.Seperti jaringan ikat,

tulang rawan terdiri atas sel dan matriks

ekstraselular yang terdiri dari serat jaringan ikat dan

substansia. Berbeda dari jaringan ikat, tulang rawan

bersifat avascular (tidak dilewati pembuluh darah)

dan menerima makanan secara difusi melalui

matriks ekstraselular.2

Tulang rawan memperlihatkan kekuatan regang,

membentuk penyokong struktural yang kuat bagi

jaringan lunak, memberikan kelenturan tanpa

distorsi dan tahan terhadap tekanan.

Gambar 2.1 Tulang Rawan Lutut

Tulang rawan terdiri dari sel yang disebut kondrosit dan kondroblas.Untuk tulang rawan pada

lutut dapat dilihat pada gambar 2.1.Tulang rawan terdiri dari 3 jenis yaitu ulang rawan hialin,

tulang rawan elastic dan fibrokartilago.2

Tulang rawan hialin

Tulang rawan hialin adalah jenis yang paling banyak

ditemukan. Pada embrio, tulang rawan ini be rfungsi

sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang.

Seiring dengan pertumbuhan, model tulang rawan

secara bertahap diganti dengan tulang melalui proses

endokondral. Dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tulang Rawan Hialin

4

Page 5: Selvi Sken 8 blok 5

Pada orang dewasa tulang rawan hialin pada umumnya sudah diganti menjadi tulang.Kecuali

tulang rawan permukaan sendi, ujung iga, hidung, laring, trakea serta di bronki.Tulang rawan

hialin tersebut menetap seumur hidup dan tidak mengalami penulangan.

Tulang rawan elastik

Tulang rawan elastik serupa dengan tulang

rawan hialin,namun memiliki lebih banyak

serat elastik yang bercabang di dalam

matriksnya. Tulang rawan elastic bersifat

sangat lentur. Tulang ini terdapat di telinga

luar,dinding tuba auditorus, epiglottis dan

laring. Dapat dilihat pada gambar 2.3.2

Gambar 2.3 Tulang Rawan Elastik

Fibrokartilago

Fibrokartilago ditandai oleh adanya berkas-berkas serat kolagen kasar yang padat dan tidak

teratur dalam jumlah besar.Berbeda dari tulang rawan hialin dan elastikm fibrokartilago terdiri

dari lapisan matriks tulang rawan diselingi oleh lapisan serat kolagen tipe I padat.Serat kolagen

ini berorientasi sesuai arah tegangan

fungsional.Distribusi fibrokartilago di

tubuh terbatas dan ditemukan di diskus

intervertebalis, simfisis pubis dan sendi

tertentu. Dapat dilihat pada gambar 2.4.2

Gambar 2.4 Fibrokartilago

Sel-sel tulang rawan terdiri atas :

- Kondroblas

Kondrobras adalah‘sel bakal’ yang berbentuk oval terletak di pinggir dari kartilago.

- Kondrosit

Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah nucleus atau dua

buah nucleous. Kondrosit terletak di dalam laKuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia disebut

juga sel kartilago.Letak kondrosit di dalam jaringan tulang rawan lebih ke dalam

dibandingkan dengan letak kondroblast.

- Perikondrium

5

Page 6: Selvi Sken 8 blok 5

Perikondrium merupakan jaringan pengikat yang membungkus kartilago, terdiri dari sel

fibrosit yang gepeng dan diantaranya terdapat serat kolagen.

Kerusakan pada Tulang Rawan

Tulang rawan adalah jaringan elastis yang 95 persen

terdiri dari air dan matrik ekstra selular, 5 persen sel

kondrosit. Fungsinya sebagai penyangga atau shock

breaker, juga sebagai pelumas, sehingga tidak

menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi apabila

kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari

kemampuannya untuk memperbaiki diri, maka terjadi

penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua

tulang akan bersentuhan dan menyebabkan rasa nyeri

pada sendi lutut.Dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kerusakan Tulang Rawan

Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah.Pada permukaan sendi

yang sudah aus terjadilah pengapuran.Yaitu tumbuhnya tulang baru yang merupakan mekanisme

pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali stabil, tapi hal ini justru membuat sendi kaku.

Sendi yang sering menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering digunakan sebagai

penopang tubuh seperti lutut, tulang belakang, panggul, dan juga pada sendi tangan/kaki. Jika

tidak diobati sakit akan bertambah dan tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami

perubahan bentuk atau deformity bersifat permanen.Bengkok pada kaki bisa ke dalam maupun

keluar.Dampak kelainan ini muncul perlahan 10 tahun kemudian untuk itu perlu waspada.

Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang

menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.

Di dalam sendi juga terdapat cairan yang disebut cairan synovial, yang berfungsi sebagai dan

mencegah terjadinya gesekan ujung-ujung tulang tersebut yang dapat menyebabkan terkikisnya

tulang tersebut.

6

Page 7: Selvi Sken 8 blok 5

Pada keadaan kekurangan cairan synovial akibat suatu proses degenerasi maka akan terjadi

gesekan-gesekan antar tulang rawan tersebut sehingga tulang rawan menjadi terkikis habis, maka

akan timbul rasa nyeri.

Tulang Kompak

Sebagai unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang

menyangga struktur berdaging, melindungi organ-organ vital seperti

yang terdapat di dalam tengkorak dan rongga dada, dan menampung

sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk.Tulang juga berfungsi

sebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain, yang dapat

dielepaskan atau disimpan dengan cara terkendali untuk

mempertahankan konsentrasi ion-ion penting ini di dalam cairan

tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1.3

Gambar 3.1 Tulang Kompak

Selain itu, tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang melipatgandakan kekuatan yang

dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.Jaringan

bermineral ini memberi fungsi mekanik dan metabolik kepada kerangka. Tulang adalah jaringan

ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu matriks tulang, dan 3 jenis sel:

osteosit, yang menyintesis unsur organik matriks, dan osteoklas, yang merupakan sel raksasa

multinuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodelling jaringan tulang. Karena metabolit

tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran zat antara osteosit

dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melalui kanalikuli, yang merupakan celah-celah

silindris halus, yang menerobos matriks. Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi

lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik-endosteum pada permukaan dalam

dan periosteum pada permukaan luar.3

Sel Tulang: Osteoblas

Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang (kolagen tipe I,

proteoglikan, dan glikoprotein).Deposisi komponen anorganik dari tulang juga bergantung pada

adanya osteoblas aktif.Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya

bersebelahan, mirip epitel selapis.Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas memiliki

7

Page 8: Selvi Sken 8 blok 5

bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya menurun,

sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan berkurang.3

Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk dan menjadi

osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna dihuni osteosit beserta

juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur.Selama sintesis

matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara aktif menyintesis protein

untuk dikeluarkan.Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi. Komponen matriks disekresi pada

permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang yang lebih “tua”, dan menghasilkan

lapisan matriks baru (namun belum berkapur), yang disebut osteoid, di antara lapisan osteoblas

dan tulang yang baru dibentuk. Proses ini, yaitu aposisi tulang, dituntaskan dengan pengendapan

garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru dibentuk.3

Sel Tulang: Osteosit

Osteosit, yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antara lamela-

lamela matriks.Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna.Kanalikuli matriks silindris yang

tipis, mengandung tonjolan-tonjolan sitoplasma osteosit.Tonjolan dari sel-sel yang berdekatan

saling berkontak melalui taut rekah (gap junction) dan molekul-molekul berjalan melalui struktur

tempat dari osteosit dan pembuluh darah melalui sejumlah kecil substansi ekstrasel yang terletak

di antara osteosit (dengan tonjolan-tonjolannya) dan matriks tulang. Pertukaran ini menyediakan

nutrien kira-kira untuk 15 sel yang sederet.3

Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebut

memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks Golgi serta kromatin inti yang lebih

padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya

diikuti oleh resorpsi matriks tersebut.3

Sel Tulang: Osteoklas

Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar.Bagian badan sel yang melebar

mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih).Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas

terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebgagai

lakuna Howship.Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsum tulang.Pada osteoklas

yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara tak teratur, seringkali

berupa tonjolan yang terbagi lagi, dan membentuk batas “bergelombang”. Batas bergelombang

ini dikelilingi oleh zona sitoplasma, zona terang yang tidak mengandung organel, namun kaya

8

Page 9: Selvi Sken 8 blok 5

akan filamen aktin. Zona ini adalah tempat

adhesi osteoklas pada matriks tulang dan

menciptakan lingkungan mikro tempat

terjadinya resorpsi tulang.3

Gambar 3.2 Sel Tulang Kompak

Osteoklas menyekresi kolagenase dan enzim lain dan memompa proton ke dalam kantung

subselular (lingkungan mikro yang disebut sebelumnya), yang memudahkan pencernaan kolagen

setempat dan melarutkan kristal garam kalsium. Aktivitas osteoklas dikendalikan oleh sitokin

(protein pemberi sinyal kecil yang bekerja sebagai mediator setempat) dan hormon.Osteoklas

memiliki reseptor untuk kalsitonin, yakni suatu hormon tiroid, namun bukan untuk hormon

paratiroid. Akan tetapi osteoklas memiliki reseptor untuk hormon paratiroid dan begitu

teraktivasi oleh hormon ini, osteoklas akan memproduksi suatu sitokin yang disebut faktor

perangsang osteoklas. Batas “bergelombang” berhubungan dengan aktivitas osteoklas.3

Matriks Tulang

Bahan organik dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar, yang mengandung

agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein struktural spesifik.Glikoprotein tulang mungkin

bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang. Jaringan lain yang mengandung

kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandung glikoprotein tersebut. Karena

kandungan kolagennya yang tinggi, matriks tulang yang terdekalsifikasi terikat kuat dengan

pewarna serat kolagen.3

Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan sifat keras dan ketahanan pada jaringan

tulang.Setelah tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga, namun lebih fleksibel

mirip tendon. Dengan menghilangkan bagian organik dari matriks, yang terutama berupa

kolagen, bentuk tulang juga masih terjaga, namun kini menjadi rapuh, mudah patah dan hancur

bila dipegang.3

2. Otot

Untuk kestabilannya, sendi lutut bergantung kepada otot yang mengelilinginnya. Otot-otot

utama yang berkerja pada sendi lutut adalah :4

a. Kuadrisep femoris

Otot kuadrisep femoris terdiri dari m.rectus femoris, m.vastus lateraris, m.vastus

medialis, dan m.vastus intermedius. Otot-otot tersebut merupakan otot yang kuat,terletak

9

Page 10: Selvi Sken 8 blok 5

pada sisi anterior dari femur. Otot ini merupakan satu-satunya ekstensor pada sendi lutut

dan stabilisator utama untuk berjalan.5 Otot ini merupakan empat otot dengan insersi

menyeluruh ke dalam tulang

patella dan melalui ligament

patella , kuardrisep bergabung

dengan tibia. Otot ini jauh

dengan pembuluh darah, saraf

dan limfatik ekstremitas. Otot

kuadrisep femoris dapat dilihat

pada gambar 4.1.6

Gambar 4.1 Otot Kuardisrep Femoris

b. Otot Hamstring

Otot-otot hamstring terletak di sisi

posterior dari femur.Otot ini merupakan

flexor utama pada lutut dan membantu

ekstensi panggul. Otot ini juga

memberikan stabilisasi saat berjalan.5

Otot ini disebut hamstring karena adanya

kekuatan tendon atau “benang” yang

dibentuk di kedua sisi polipeptal,di

belakang sendi lutut.Otot ini dapat dilihat

pada gambar 4.2. Otot ini antara lain :

Gambar 4.2 Otot Hamstring

o bisep femoris

otot ini berada di luar belakang femur dan di insersi ke dalam fibula. Otot ini

berpengaruh pada eksorotasi sendi lutut.

o semitendinosa

10

Page 11: Selvi Sken 8 blok 5

otot ini memiliki tendon yang panjang dan di insersi ke dalam tibia. Otot ini muncul

dari tuberositas iskium bersama otot bisep dan berada di bagian tengah belakang

femur.

o semimembranosa

otot ini di insersikan ke dalam tibia dan berada di bagian belakang paha.6

c. Satorius

satorius disebut juga dengan otot penjahit yang membentang dari bagian anterior

superior tulang belakang sampai dengan bagian depan paha ke bagian dalam lutut yang

disilanginnya. Otot ini di insersi ke dalam tibia dan membantu penggerakan sendi yang

terjadi ketika duduk, memfleksi panggul dan lutut serta merotasi femur.

Tabel 4.1 Nama Otot dan Fungsinya

No. Nama otot Fungsi

1. m.rectus femoris Ekstensi sendi lutut

2. m.vastus lateraris Ekstensi sendi lutut

3. m.vastus medialis Ekstensi sendi lutut

4. m.vastus intermedius Ekstensi sendi lutut

5. m.bisep femoris Eksorotasi sendi lutut

6. m.semi tendinosus Flexi dan endorotasi sendi lutut

7. m.semi membranosus Flexi dan endorotasi sendi lutut

8. m. satorius Flexi dan rotasi sendi lutut

Persendian Lutut

Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang

dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam terdapat

rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.Fungsi dari sendi secara

umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh.Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi

engsel , yaitu pergerakan dua condylus femoris diatas condylus tibiae. Gerakan yang dapat

dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi , ekstensi dan sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan

11

Page 12: Selvi Sken 8 blok 5

yang melebihi kapasitas sendi maka akan dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi

robekan pada capsul dan ligamentum di sekitar sendi.

Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia.Sendi ini terletak pada kaki yaitu

antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio

condylaris diantara condylus femoris

medialis, lateralis dan condylus tibiae yang

terkait dalam sebuah sendi pelana , diantara

patella dan fascies patellaris femoris.Dapat

dilihat pada gambar 5.1

Gambar 5.1 Sendi Lutut

Persendian pada sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial (synovial joint ), yaitu sendi

yang mempunyai cairan sinovial yang berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua buah

tulang yang bersendi agar lebih leluasa. Secara anatomis persendian ini lebih kompleks daripada

jenis sendi fibrous dan sendi cartilaginosa.Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint

ini ditutupi oleh lapisan hyaline cartilage yang tipis yang disebut articular cartilage , yang

merupakan bantalan pada persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi

oleh kapsul sendi.Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat kedua tulang yang bersendi

agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu terjadi gerakan.

Persendian lutut mempunyai gerak yang cukup luas seperti sendi siku, luas gerak fleksinya

cukup besar.Osteokinematika yang memungkinkan terjadi pada sendi lutut adalah gerak flexidan

extensi pada bidang segitiga dengan lingkup gerak sendi untuk gerak fleksi sebesar + 140°

hingga 150° dengan posisi ekstensi 0° atau 5° dan gerak putaran keluar 40° hingga 45° dari awal

mid posisi, 20.

Fleksi sendi lutut adalah gerakan permukaan posterior ke bawah menjauhi permukaan posterior

tungkai bawah.Putaran ke dalam adalah gerakan yang membawa jari-jari ke arah sisi dalam

tungkai (medial).Putaran keluar adalah gerakan membawa jari-jari ke arah luar (lateral)

tungkai.Untuk putaran (rotasi) dapat terjadi posisi lutut fleksi 90°, R (<90°).

12

Page 13: Selvi Sken 8 blok 5

Osteoarthritis

Osteoarthritis yang oleh kalangan medik

sering disingkat OA,adalah suatu radang

sendi yang sering dijumpai pada wanita

berusia 65 tahun keatas. OA sangat berbeda

dengan osteoporosis, pada osteoporosis yang

terganggu adalah tulang sementara pada OA

yang terganggu adalah persendiannya. Dapat

dilihat pada gambar 6.1.7

Gambar 6.1 Osteoarhtitis

Pada OA, kerusakan yang terjadi adalah pada tulang rawan (kartilago) diantara sendi. Bahan-

bahan pembentuk tulang rawan seperti kolagen dan proteoglikan tumbuh terlalu banyak karena

beban berat badan dan proses penuaan, sehingga akhirnya tulang rawan menjadi aus dan tipis

bahkan retak dan hancur. Hal ini menyebabkan tulang disekitar tulang rawan tumbuh tidak

teratur dan membentuk osteofit (tonjolan tulang yang tajam).Gejala yang ditimbulkan adalah

nyeri dan kaku sendi sehingga sendi sulit digerakan. Gejala lainnya adalah timbul pembengkakan

dan sendi terasa panas.7

Keluhan sakit pada sendi biasanya hilang dan timbul kembali dan menyerang hanya beberapa

persendian. Pada gejala awal rasa nyeri sendi akan timbul pada saat selesai latihan fisik yang

berat dan kemudian akan hilang setelah istirahat.8

Jenis-jenis Osteoartritis

1. Primer

Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia 45 tahun, tidak

diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan dapat mengenai banyak

sendi. Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan

jari-jari.

13

Page 14: Selvi Sken 8 blok 5

2. Sekunder

Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang menyebabkan luka pada

sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar

dan pembedahan pada sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.

Faktor penyebab osteoarthritis adalah :

- penuaan

- trauma pada sendi

- stress sendi (penggunaan sendi yang berlebihan)

- obesitas

- aktivitas olahraga yang berlebihan8

Pada beberapa sendi (misalnya sendi lutut), ligamen (yang mengelilingi dan menyokong sendi)

teregang sehingga sendi menjadi tidak stabil.Menyentuh atau menggerakkan sendi ini bisa

menyebabkan nyeri yang hebat.Osteoarthritis yang terjadi pada lutut terjadi karena adanya

gangguan atau kegagalan chondrocyte dalam memperbaiki kartilago / tulang rawan. Biasanya

nyeri akan dirasakan setelah kondisi sudah kronis dimana kartilago sudah sangat tipis dan ujung

tulang keras sudah saling bergesekan. Nyeri baru akan terasa setelah tulang keras yang memiliki

jaringan saraf, limfe dan pembuluh darah bergesekan.

Mekanisme Umum Kontraksi Otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut:

1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf sampai ke ujungnya pada serabut

otot.

2. Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah

sedikit.

3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak

kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung pada

membran.

4. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk

berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu

potensial aksi pada membran.

14

Page 15: Selvi Sken 8 blok 5

5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama

seperti potensial aksi berjalan di sepanjang mebran serabut saraf.

6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran listrik

potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan

retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di

dalam retikulum ini.

7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang

menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses

kontraksi.

8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum

sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum

sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaram ion kalsium dari otot

miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.9

Mekanisme Molekular pada Kontraksi Otot

Pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang memanjang dari dua lempeng Z yang

berurutan sedikit saling tumpang tindih satu sama lain. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi,

filamen aktin ini telah tertarik ke dalam di antara filamen miosin, sehingga ujung-ujungnya

saling tumpang tindih satu sama lain dengan pemanjangan yang maksimal. Lempeng Z juga telah

ditarik oleh fialemen aktin sampai ke ujung filamen miosin. Jadi, kontraksi otot terjadi tersebut

mekanisme pergeseran filamen.9,10

Filamen aktin tergeser ke dalam di antara filamen miosin karena interaksi jembatan silang dari

filamen miosin dengan filamen aktin. Pada keadaan istirahat, kekuatan ini tidak aktif, tetapi bila

sebuah potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut otot, hal ini akan menyebabkan

retikulum sarkolasma melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar, yang dengan cepat

mengelilingi miofibril. Ion-ion kalsium ini kemudian mengaktifkan kekuatan di antara filamen

aktin dan miosin, dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energi juga diperlukan untuk

berlangsungnya proses kontraksi. Energi ini berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul

ATP, yang diuraikan menjadi adenesin difosfat (ADP) untuk membebaskan energi. Dapat dilihat

pada gambar 7.1.9-10

15

Page 16: Selvi Sken 8 blok 5

Gambar 7.1 Kontraksi Relaksasi Otot

Kesimpulan

Nyeri sendi lutut pada orang yang lanjut usia dapat disebabkan oleh osteoarthritis. Sendi lutut

berperan dalam gerakan flesi, ekstensi, dan sedikit rotasi dari lutut. Ligamen utama yang

diasosiasikan dengan sendi lutut adalah ligamen patela, ligamen kolateral tibial (medial) dan

fibular (lateral), dan ligamen krusiatum anterior dan posterior. Saat fleksi, otot yang utama

adalah hamstring, m. grasilis, m. gastroknemius, dan m.sartorius. Otot-otot ini berkontraksi lewat

serangkaian proses rumit dimana protein aktin dan miosin bertemu. Osteoartritis terjadi akibat

menipisnya kartilago dan berkurangnya cairan sinovial yang berperan sebagai bantalan sehingga

menyebabkan nyeri saat aktivitas.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC; 2004.h.110-1.

2. Eroschenko V. Atlas histologi difiore. Ed 11. Jakarta: EGC; 2010.h.75-6.

3. Junqueira L, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Ed 10. Jakarta: EGC;2007.h.134-

44.

4. Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta. Gramedia; 2009.h.102.

5. World Health Organization. Poliomielitis dan dasar dasar pembedahan rehabilitasi.

Jakarta. EGC; 1996.h.24.

6. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta. EGC; 2002.h. 219-24.

7. Tandra H. Osteoporosis. Jakarta. Gramedia; 2009.h.10-1.

8. Yatin F. Penyakit tulang dan persendian. Jakarta. Pustaka popular obor; 2006.h.26-8.

9. Guyton A, Hall J. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC; 2008.h.74-81.

10. Murray R, Granner D, Rodwell V. Biokimia harper. Ed 27. Jakarta: EGC; 2009.h.582.

16