k3 sken 5 blok 28

23
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Jessica 102012373 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] Abstrak Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia masih sering terabaikan sehingga masih perlu sistem manajemen yang baik untuk kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Kata kunci: Kesehatan dan keselamatan kerja, kecelakaan kerja, sistem manajemen K3 Abstrac 1

Upload: jessiica-

Post on 19-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

Page 1: K3 sken 5 blok 28

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Jessica

102012373

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : [email protected]

Abstrak

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada

akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Masalah kesehatan dan

keselamatan kerja di Indonesia masih sering terabaikan sehingga masih perlu sistem manajemen

yang baik untuk kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3

adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat

mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja

yang aman, efisien, dan produktif.

Kata kunci: Kesehatan dan keselamatan kerja, kecelakaan kerja, sistem manajemen K3

Abstrac

Implementation of Occupational Health and Safety is one of the efforts to create a

workplace that is safe, healthy, free from environmental pollution, so as to reduce and or free

from occupational accidents and occupational diseases that can ultimately improve efficiency

and productivity. Occupational health and safety issues in Indonesia is often overlooked that still

need good management system for occupational health and safety. Goals and objectives of K3

management system is the creation of K3 system in the workplace involving all the parties so as

to prevent and reduce accidents and occupational diseases and the creation of a workplace that

is safe, efficient, and productive.

Keywords: Health and safety, occupational accidents, management system of health and safety

1

Page 2: K3 sken 5 blok 28

Pendahuluan

Manusia, di dalam memenuhi seluruh elemen hidupnya, tidak akan terlepas dari istilah

“bekerja.” Bekerja menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan, selain sebagai sarana

ekonomi, bekerja juga kerapkali menjadi sarana berekspresi bagi sebagian besar orang.

Seringkali pekerjaan yang dilakukan justru berdampak pada kesehatan manusia itu sendiri, hal

ini dapat terjadi akibat faktor berat atau ringannya pekerjaan yang dilakukan, dapat pula oleh

pola perilaku individu pekerja yang berisiko, dan di sisi lain faktor lingkungan kerja juga

memberikan kontribusi untuk mempengaruhi kesehatan individu manusia sebagai pekerja.

Keselamatan kerja dan juga kesehatan para pekerja adalah hal terpenting bagi pekerja itu

sendiri baik dari segi ekonomi makro maupun mikro, dikarenakan kesehatan dan keselamatan

pekerja sangat berpengaruh pada hasil produksi perusahaan. Di Indonesia sendiri, berdasarkan

data yang diterbitkan oleh Jamsostek, pada tahun 2007 tercatat terjadi 65.474 kecelakaan yang

mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697 orang cedera. Selain

mengakibatkan kerugian jiwa, kerugian materi yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja juga

sangat besar yang berupa kerusakan sarana produksi, biaya pengobatan dan kompensasi yang

dibayarkan.

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering

terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Tingkat

kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah, padahal karyawan adalah aset

penting perusahaan. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup, di samping

berdampak pada kerugian non-materil, juga menimbulkan kerugian materil yang sangat besar.1

Pada skenario kasus, karyawan perusahaan pada proyek pembangunan mall mengalami

beberapa kecelakaan kerja terutama yang tersering adalah kaki tertusuk paku. Pada kasus

tersebut, perusahaan sudah menetapkan setiap pekerja yang masuk ke kompleks pembangunan

diharuskan memakai helm dan sepatu khusus tetapi sering kali karyawan tidak mematuhi aturan

tersebut.

Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh

karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk

perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminil adalah di luar ruang

2

Page 3: K3 sken 5 blok 28

lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan

disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang

paling berat.2

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungannya dengan kerja, dalam

kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Hubungan kerja

di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu

melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian muncul dua permasalahan yaitu kecelakaan sebagai

akibat langsung dari pekerjaan atau kecelakaan terjadi saat melakukan pekerjaan.

Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga

mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke

dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam

perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk

kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni:2

Faktor Fisik. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety

condition misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya.

Faktor Manusia. Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan,

misalnya karena kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil

penelitian yang ada, 85 % dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.

Teori Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam dunia kerja, terjadinya

kecelakaan kerja ini dapat kita pelajari dan diupayakan pencegahannya. Adapun beberapa teori

mengenai penyebab kecelakaan kerja, yaitu:2,3

1. Teori Heinrich ( Teori Domino)

Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian kejadian .

Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu lingkungan,

kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau

kerugian.

Heinrich dengan Teori Dominonya menggolongkan penyebab kecelakaan menjadi 2,

yaitu:2,3

3

Page 4: K3 sken 5 blok 28

a. Unsafe Action (tindakan tidak aman)

Unsafe action adalah suatu tindakan yang memicu terjadinya suatu kecelakaan

kerja. Contohya adalah tidak mengenakan masker, merokok di tempat yang

rawan terjadi kebakaran, metode kerja salah, tidak mengikuti prosedur

keselamatan kerja, menggunakan alat yang sudah rusak, dan lain-lain. Tindakan

ini bisa berbahaya dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.

b. Unsafe Condition (kondisi tidak aman)

Unsafe condition berkaitan erat dengan kondisi lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan. Banyak ditemui bahwa penyebab

terciptanya kondisi yang tidak aman ini karena kurang ergonomis. Unsafe

condition ini contohnya adalah kondisi permukaan tempat bekerja (lantai yang

licin) tangga rusak, udara yang pengap, kondisi penerangan (pencahayaan

kurang), terlalu bising, dan lain-lain.

2. Teori Multiple Causation

Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu

penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi

yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja

tersebut perlu diteliti. 2,3

3. Teori Gordon

Menurut Gordon, kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban

kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak

dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang terlibat.

Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya

kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan,

dan lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail.2,3

4. Teori Reason

Reason menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam

sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau

peraturan mengenai keselamatan kerja. 2,3

4

Page 5: K3 sken 5 blok 28

5. Teori Frank E. Bird Petersen

Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan, Bird mengadakan

modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang

intinya sebagai berikut:2,3

Manajemen kurang kontrol

Sumber penyebab utama

Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)

Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar)

Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda).

Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki

manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi di

bawah standar merupakan penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala

penyebab utama akibat kesalahan manajemen.3

Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan karena suatu sebab. Oleh karena

ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan

tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut

kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali.2

Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai penyebab, teori tentang terjadinya suatu

kecelakaan adalah :2

1. Teori Kebetulan Murni (Pure Chance Theory), yang menyimpulkan bahwa kecelakaan

terjadi atas kehendak Tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian

peristiwanya, karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja

2. Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident prone Theory), pada pekerja tertentu lebih

sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung untuk

mengalami kecelakaan kerja.

3. Teori Tiga Faktor (Three Main Factor), menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan

peralatan, lingkungan dan faktor manusia pekerja itu sendiri.

5

Page 6: K3 sken 5 blok 28

4. Teori Dua Faktor (Two main Factor), kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya

(unsafe condition) dan tindakan berbahaya (unsafe action).

5. Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory), menekankan bahwa pada akhirnya

seluruh kecelakaan kerja tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia.

Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja. Golongan pertama adalah faktor mekanis

dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia. Golongan kedua adalah

faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan. Untuk menentukan sebab dari

suatu kecelakaan dilakukan analisis kecelakaan. Contoh analisis kecelakaan kerja adalah sebagai

berikut. Seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja dikarenakan oleh kejatuhan benda tepat

mengenai kepalanya. Sesungguhnya pekerja tidak perlu mengalami kecelakaan itu, seandainya ia

mengikuti pedoman kerja yang selalu diingatkan oleh supervisor kepada segenap pekerja agar

tidak berjalan di bawah katrol pengangkat barang. Jadi dalam hal ini penyebab kecelakaan adalah

faktor manusia.3

Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan

suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut

kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa

benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan tangan(manual), menginjak

atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar, dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari

kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi,

maupun di tempat datar.3

Kesehatan berpengaruh penting bagi terwujudnya keselamatan. Sebaliknya gangguan

kesehatan atau penyakit dapat menjadi sebab kecelakaan. Orang sakit tidak boleh dipaksa

bekerja, ia perlu pengobatan, perawatan dan istirahat. Jika dipaksakan untuk bekerja, sangat

besar kemungkinan orang sakit mengalami kecelakaan. Bukan hanya penyakit keras saja,

gangguan kesehatan ringan pun misalnya pusing kepala, rasa kurang enak badan, atau sekedar

merasa hidung tersumbat menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan. Sekalipun ringan,

gangguan kesehatan menurunkan konsentrasi dan mengurangi kewaspadaan sehingga kecelakaan

terjadi.3

Apabila ditelaah lebih dalam, kecelakaan kerja yang terjadi dapat dibagi berdasarkan

faktor dari tempat kerjanya dan faktor individu. Yang dimana faktor tempat kerja dapat dibagi

6

Page 7: K3 sken 5 blok 28

lagi menjadi fisika, kimia, biologik, ergonomic dan psikologis (lebih ke arah individu) dan

industrial hygiene.4

a. Faktor Manusia4

Usia

Usia muda relatif lebih mudah terkena kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia

lanjut yang mungkin dikarenakan sikap ceroboh dan tergesa-gesa. Pengkajian usia

dan kecelakaan akibat kerja menunjukkan angka kecelakaan pada umumnya lebih

rendah dengan bertambahnya usia, tetapi tingkat keparahan cedera dan

penyembuhannya lebih serius.

Jenis Kelamin

Tingkat kecelakaan akibat kerja pada perempuan akan lebih tinggi daripada pada

laki-laki. Perbedaan kekuatan fisik antara perempuan dengan kekuatan fisik laki-laki

adalah 65%. Secara umum, kapasitas kerja perempuan rata-rata sekitar 30% lebih

rendah dari laki-laki. Tugas yang berkaitan dengan gerak berpindah, laki-laki

mempunyai waktu reaksi lebih cepat daripada perempuan.

Koordinasi Otot

Koordinasi otot berpengaruh terhadap keselamatan pekerja. Diperkirakan

kekakuan dan reaksi yang lambat berperan dalam terjadinya kecelakaan kerja.

Kecenderungan Celaka

Konsep popular dalam penyebab kecelakaan adalah “accident prone theory”.

Teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa ada pekerja yang lebih besar

mengalami kecelakaan dibandingkan pekerja lainnya. Hal ini disebabkan karena ciri-

ciri yang ada dalam pribadi yang bersangkutan.

Pengalaman Kerja

Semakin banyak pengalaman kerja dari seseorang, maka semakin kecil

kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kerja. Pengalaman untuk kewaspadaan

terhadap kecelakaan kerja bertambah baik sesuai dengan usia, maka kerja atau

lamanya bekerja di tempat yang bersangkutan.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal dan pendidikan non-formal akan mempengaruhi peningkatan

pengetahuan pekerja dalam menerima informasi dan perubahan, baik secara langsung

7

Page 8: K3 sken 5 blok 28

maupun tidak langsung. Tuntutan pekerjaan atau job requirements pada seorang

pekerja adalah:

1. Pengetahuan (pengetahuan dasar dan spesifik tentang pekerjaan).

2. Fungsional (keterampilan dasar dan spesifik dalam mengerjakan suatu

pekerjaan).

3. Afektif (kemampuan dasar dan spesifikasi dalam suatu pekerjaan).

Kelelahan

Kelelahan dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada suatu industri. Kelelahan

merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup lagi untuk melakukan

aktivitasnya. Kelelahan ini ditandai dengan adanya penurunan fungsi-fungsi

kesadaran otak dan perubahan pada organ di luar kesadaran. Kelelahan disebabkan

oleh berbagai hal, antara lain kurang istirahat, terlalu lama bekerja, pekerjaan rutin

tanpa variasi, lingkungan kerja yang buruk serta adanya konflik.

b. Faktor lingkungan4

Lokasi / tempat kerja

Tempat kerja adalah tempat dilakukannya pekerjaan bagi suatu usaha, dimana

terdapat tenaga kerja yang bekerja, dan kemungkinan adanya bahaya kerja di tempat

itu. Desain di lokasi kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan kecelakaan

kerja. Tempat kerja yang baikapabila lingkungan kerja aman dan sehat.

Faktor fisika: pajanan fisik seperti kebisingan, temperatur, getaran,

pencahayaan, radiasi

Faktor kimia: terpapar bahan-bahan yang bersifat kimiawi

Faktor biologi: pajanan biologi yang ada di sekitar seperti virus, parasit,

bakteri dan jamur

Faktor ergonomik/fisiologis: pajanan yang mempengaruhi anatomi serta

fisiologis kerja.

Faktor psikologis

Peralatan dan perlengkapan

Proses produksi adalah bagian dari perencanaan produksi. Langkah penting dalam

perencanaan adalah memilih peralatan dan perlengkapan yang efektif sesuai dengan

8

Page 9: K3 sken 5 blok 28

apa yang diproduksinya. Pada dasarnya peralatan/perlengkapan mempunyai bagian-

bagian kritis yang dapat menimbulkan keadaan bahaya, yaitu: bagian-bagian

fungsional dan bagian-bagian operasional. Bagian-bagian mesin yang berbahaya

harus ditiadakan denga jalan mengubah konstruksi, memberi alat perlindungan

(APD). Peralatan dan perlengkapan yang dominan menyebabkan kecelakaan kerja,

antara lain:

‐ Peralatan/perlengkapan yang menimbulkan kebisingan.

‐ Peralatan/perlengkapan dengan penerangan yang tidak efektif.

‐ Peralatan/perlengkapan dengan temperatur tinggi ataupun terlalu rendah.

‐ Peralatan/perlengkapan yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.

‐ Peralatan/perlengkapan dengan efek radiasi yang tinggi.

‐ Peralatan/perlengkapan yang tidak dilengkapi dengan pelindung, dll.

Shift kerja

Shift kerja adalah bekerja di luar jam kerja normal, dari Senin sampai Jumat

termasuk hari libur dan bekerja mulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 19.00 atau

lebih. Shift kerja malam biasanya lebih banyak menimbulkan kecelakaan kerja

dibandingkan dengan shift kerja siang, tetapi shift kerja pagi-pagi tidak menutup

kemungkinan dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja.

Sumber kecelakaan

Sumber kecelakaan merupakan asal dari timbulnya kecelakaan, bisa berawal dari

jenis perlatan/perlengkapannya, berawal dari faktor human error, dimana sumber dari

jenis kecelakaan merambat ke tempat-tempat lain, sehingga menimbulkan

kecelakaan kerja.4

c. Faktor Individu

Untuk faktor individu ini lebih mengarah ke arah psikologi seseorang pada saat

melakukan pekerjaannya sehari-hari. Psikologi kerja ini merupakan bagian dari unsur

ergonomik (anatomi, fisiologis, psikologi). Stress di lingkungan kerja berkaitan dengan

lingkungan fisik tempat kerja, bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihn, bekerja

monoton, mutasi dalam pekerjaan, tidak jelasnya peran kerja, konflik dengan teman kerja

dan lain-lain.5

9

Page 10: K3 sken 5 blok 28

Yang dapat lebih mudah mengalami stress dan akibat lainnya yaitu penyakit

jantung adalah orang yang memiliki kepribadian tipe A. Kepribadian tipe A adalah tipe

kepribadian dengan ciri seperti dorongan kompetisi yang tinggi, ketaatan yang tinggi

akan waktu, ambisius, agresif, bekerja untuk pencapaian kinerja, selalu tergesa-gesa, dan

relatif tidak sabar. Jenis kepribadian tipe A selalu dalam keadaan stress dan tegang.

Sehingga orang yang memiliki kepribadian seperti ini sangat rentan sekali.5

Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan stress kerja, 2 hal diantaranya adalah :

gaya managemen diri yang buruk dan juga adanya faktor psikososial. Gaya management

diri yang buruk, diantaranya :6

Kurangnya partisipasi pekerja untuk pengambilan keputusan.

Komunikasi yang buruk di tempat kerja.

Tidak ada/kurangnya kebijakan yang peduli keluarga.

Hubungan interpersonal/ lingkungan sosial yang buruk.

Jenjang karir yang tidak jelas.

Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan.

Adanya faktor psikososial juga dapat mengakibatkan stress kerja, antara lain:6

Gaji / upah yang lebih kecil dari Upah Minimum Regional (UPR) / Upah Minimum

Provinsi (UMP).

Beban kerja yang tidak teratur.

Beban kerja yang berat/banyak secara mendadak.

Tidak prospek dalam jenjang karir.

Kemampuan pekerja yang tidak digunakan secara optimal.

Kurang penghargaan.

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Undang-Undang Ketenagakerjaan mewajibkan setiap perusahaan yang memiliki lebih

dari 100 pekerja, atau kurang dari 100 pekerja tetapi dengan tempat kerja yang berisiko tinggi

(termasuk proyek konstruksi), untuk mengembangkan SMK3 dan menerapkannya ditempat

kerja. SMK3 perlu dikembangkan sebagai bagian dari sistem manajemen suatu perusahaan

secara keseluruhan. SMK3 mencakup hal-hal seperti struktur organisasi, perencanaan,

pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

10

Page 11: K3 sken 5 blok 28

pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sistem Managemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja harus diperhatikan terlebih bagi pemrakarsa supaya proses produksi,

peningkatan kualitas dan kendali biaya dapat terus dioptimalkan. Fungsi managemen mengarah

di aspek kualitas, produksi, kecelakaan/kerugian dan biaya. Terdapat 4 program K3 di tempat

kerja , yaitu :7

1) Komitmen manajemen dan keterlibatan pekerja.

2) Analisis risiko di tempat kerja.

3) Pencegahan dan pengendalian bahaya.

Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis, pekerja memahami dan

melaksanakannya.

Aturan dan prosedur kerja dipatuhi.

Pemeliharaan sebagai usaha preventif.

Perencanaan untuk keadaan darurat.

Pencatatan dan pelaporan kecelakaan.

Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja.

Pemeriksaan tempat kerja secara berkala.

4) Pelatihan untuk pekerja dan manager.

SMK3 memiliki peran yang cukup penting dalam proses kerja dalam suatu perusahaan

(pemrakarsa). Apabila SMK3 yang diberlakukan tidak cukup baik maka akibatnya dapat dilihat

dari banyaknya pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan juga proses produksi mengalami

kemunduran. Tujuan khusus dari SMK3 adalah mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja,

kebakaran, peledakaan dan PAK, mengamankan mesin instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil

produksi, menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara

pekerjaan dengan manusia atau antara manusia dengan pekerjaan. Penerapan K3 yang baik dan

dan terarah dalam suatu wadah industri tentunya akan memberikan dampak lain, salah satunya

adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan optimal.7

Tujuan dari Sistem Manajemen K3 adalah:7

1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik

buruh. petani. nelayan. pegawai negeri atau pekerja-pekerja bebas.

11

Page 12: K3 sken 5 blok 28

2. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan

akibat kerja, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga kerja,

merawat dan meningkatkan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia,

memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta semangat bekerja.

Pencegahan Kecelakaan

Sudah jelas bahwa kecelakaan menelan biaya yang sangat banyak. Dari segi biaya saja

dapat dipahami, bahwa kecelakaan harus dicegah. Pernyataan ini berbeda dari pendapat jaman

dahulu yang menyatakan bahwa kecelakaan adalah nasib. Kecelakaan dapat dicegah, asal ada

kemauan untuk mencegahnya. Dan pencegahan didasarkan atas pengetahuan tentang sebab-

sebab kecelakaan itu terjadi. Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang sebab-

sebab kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan di suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan

analisa kecelakaan. Maka dari itu sebab-sebab dan cara analisanya harus betul-betul diketahui.

Pencegahan ditujukan kepada lingkungan, mesin-mesin alat-alat kerja, dan manusia.

Lingkungan harus memenuhi syarat-syarat diantaranya:8

1. Lingkungan kerja yang baik. Syarat-syarat lingkungan kerja meliputi:

a. Ventilasi.

b. Penerangan cahaya.

c. Sanitasi, dan

d. Suhu udara.

2. Pemeliharaan rumah tangga yang baik. Pemeliharaan rumah tangga perusahaan meliputi:

a. Penimbunan.

b. Pengaturan mesin.

c. Bejana-bejana dan lain-lain.

3. Keadaan gedung yang selamat, harus memiliki:

a. Alat pemadam kebakaran.

b. Pintu keluar darurat.

c. Lubang ventilasi.

d. Lantai yang baik.

4. Perencanaan yang baik, meliputi:

a. Pengaturan operasi.

b. Pengaturan tempat mesin.

12

Page 13: K3 sken 5 blok 28

c. Proses yang selamat.

d. Cukup alat-alat.

e. Cukup pedoman-pedoman pelaksanaan dan aturan-aturan.

Menurut Permenaker No. 5/MEN/1996 pengendalian kecelakaan kerja bisa dilakukan

melalui 3 metode pengendalian kecelakaan kerja, yaitu:9

1. Pengendalian teknis atau rekayasa (engineering control)

Adalah melakukan rekayasa pada bahan dengan cara;

‐ Eliminasi, yaitu dengan cara menghilangkan sumber bahaya secara total.

‐ Substitusi, mengganti material maupun teknologi yang digunakan dengan material atau

teknologi lain yang lebih aman bagi pekerja dan lingkungan.

‐ Minimalisasi, yaitu mengurangi jumlahpaparan bahaya yang ada di tempat kerja.

‐ Isolasi, memisahkan antara sumber bahaya dengan pekerja.

Pengendalian teknis atau rekayasa diperkirakan dapat memberikan hasil atau efektifitas

penurunan risiko sebesar 70%-90% (perubahan disain atau penggantian mesin dan 40%-70%

pemberian batas atau barier).

2. Pengendalian Administrasi (administrative control)

Yaitu pengendalian bahaya dengan kegiatan yang bersifat administrasi seperti pemberian

penghargaan, training dan penerapan prosedur.

3. Penggunaan alat pelindung diri (APD)

Yaitu alat yang digunakan untuk melindungi pekerja agar dapat memproteksi dirinya sendiri.

Pengendalian ini adalah alternatif terakhir yang dapat dilakukan bila kedua pengendalian

sebelumnya belum dapat mengurangi bahaya dan dampak yang mungkin timbul.9

Alat Pelindung Diri (APD)

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha tehnis pengamanan tempat, peralatan dan

lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih

13

Page 14: K3 sken 5 blok 28

belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri (personal

protective devices). Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan:10

1. Enak dipakai.

2. Tidak mengganggu kerja.

3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.

Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya-bahaya

kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan

pendek, pas (tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan

yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya memakai celana panjang, jala rambut,

baju yang pas dan tidak memakai perhiasan-perhiasan. Pakaian kerja sintetis hanya baik terhadap

bahan-bahan kimia korosif, tetapi justru berbahaya pada lingkungan kerja dengan bahan-bahan

dapat meledak oleh aliran listrik statis.

Alat-alat proteksi diri beraneka ragam macamnya. Jika digolong-golongkan menurut

bagian-bagian tubuh yang dilindunginya, maka jenis alat-alat proteksi diri dapat dilihat pada

daftar dibawah ini:10

1. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan.

2. Mata : kaca-mata dari berbagai gelas (googles).

3. Muka : perisai muka.

4. Tangan dan jari-jari : sarung tangan.

5. Kaki : sepatu.

6. Alat pernafasan : respirator/masker khusus.

7. Telinga : sumbat telinga, tutup telinga.

8. Tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan.

Kesimpulan

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan

dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3

diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan

penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari

dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja

14

Page 15: K3 sken 5 blok 28

dan penyakit akibat hubungan kerja. Kecelakaan kerja harus diteliti dan ditemukan, agar untuk

selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya

preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali.

Daftar pustaka

1. McKenzie, James F. Kesehatan masyarakat. Edisi ke-4. Jakarta: EGC;2007.h.615.

2. Suma’mur PK. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: Gunung Agung;2005.h.207-

17.

3. Ridley J. Kecelakaan dalam ikhtisar kesehatan dan keselamatan kerja. Edisi ke-3. Jakarta:

Erlangga;2007.h.113-20.

4. Okti FP. Keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: FKM Universitas Indonesia;2008.h.8-17

5. Harrington JM. Buku saku kesehatan kerja. Jakarta: EGC;2003.h.9-10

6. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Jakarta: EGC;2009.h.20.

7. Suardi R. Sistem manajemen K3 dan manfaat penerapannya dalam sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit PPM; 2007.h.15-6, 23-34

8. Chandra B. Imu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.213-4.

9. Ridley J. Hukum-hukum kesehatan dan keselamatan kerja: health and safety in brief. Jakarta:

Erlangga;2008.h.22-36, 113-20.

10. Dainur. Higine perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja (hiperkes) dalam materi-materi

pokok ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Widya Medika;2003.h.71-2, 75-8.

15