sebaran nilai lahan tahun 2009 - 2014 di kecamatan...

17
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1 http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG Oleh : N. Anggraini, Darsiharjo*), Jupri*) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia [email protected] , [email protected] , [email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan kenaikan harga lahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode survei dimana pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh yaitu semua kelurahan dijadikan sampel dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, studi literatur. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik non-probabilitas dengan quota random sampling. Variabel penelitian meliputi variabel bebas diantaranya yaitu faktor fisik, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor pemerintah, aksesibilitas, ketersediaan fasilitas dan variabel terikat yaitu sebaran nilai lahan tahun 2009-2014 dan faktor dominan yang mempengaruhi nilai lahan. Teknik analisa data digunakan analisis data persentase kemudian untuk mengetahui faktor dominan apa saja yang menyebabkan kenaikan harga lahan dibuat 5 klasifikasi dari interval selisih harga lahan minimum dan maksimum.Hasil penelitian menunjukan bahwa daerah yang mengalami kenaikan persentase harga lahan yang paling tinggi yaitu Kelurahan Katapang hal ini disebabkan karena kelurahan Katapang memiliki jumlah kepadatan penduduk yang masih sedikit, aksesibilitas yang mudah dan terjangkau, serta ketersediaan fasilitas yang lebih memadai. Sedangkan untuk daerah yang mengalami kenaikan harga lahan yang rendah yaitu daerah Kelurahan Pangauban, hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, lebar jalan yang sempit dan ketersediaan fasilitas yang kurang memadai berdampak kepada kenaikan harga lahan yang tidak terlalu signifikan. Kata Kunci : Sebaran,Nilai Lahan, Faktor Dominan ABSTRACT This Research aims was to understand the dominant factor of the increasing land value in Katapang District of Kabupaten Bandung. This research was carried out by survey method, samples of villages collected by census sampling method and data collection technique used observation technique, intreview technique and literature study. Non-probability technique with quota random sampling was used to collect data from responder. This research applied physical factor, economical factor, social factor, govermental factor, accesibility factor, and availability facilities factor as independent variables, and distribution of 2009 2014 land values as dependent variables. Percentage data analysis was used to analysis the data. Determination of the dominant factor of increasing land value used 5 (five) classification of maximum and minumum land value difference interval. The result showed that the highest percentage increasing land value occure in Katapang Village, its caused by lowest population density, easy and affordable acessibility, and adequate avaibility of facilities. Meanwhile the lowset percentage increasing land value occure in Pangauban Village, its cauesd by highest population density, narrow road (limited accessibility) and inadequate avaibility of facilities which made the increasing land value not signifcant. Keywords: Distribution, Land Value, Dominant Factor PENDAHULUAN Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang dialami oleh suatu daerah khususnya daerah perkotaan seperti Kota Bandung menyebabkan kebutuhan tempat tinggal menjadi semakin meningkat. Besarnya jumlah peningkatan penduduk di Kota Bandung yang terus terjadi tidak

Upload: tranque

Post on 08-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

Oleh :

N. Anggraini, Darsiharjo*), Jupri*) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected] , [email protected] , [email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan kenaikan harga lahan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode survei dimana pengambilan sampel menggunakan

sampel jenuh yaitu semua kelurahan dijadikan sampel dengan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara, studi literatur. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik non-probabilitas dengan

quota random sampling. Variabel penelitian meliputi variabel bebas diantaranya yaitu faktor fisik,

faktor ekonomi, faktor sosial, faktor pemerintah, aksesibilitas, ketersediaan fasilitas dan variabel terikat

yaitu sebaran nilai lahan tahun 2009-2014 dan faktor dominan yang mempengaruhi nilai lahan. Teknik

analisa data digunakan analisis data persentase kemudian untuk mengetahui faktor dominan apa saja

yang menyebabkan kenaikan harga lahan dibuat 5 klasifikasi dari interval selisih harga lahan minimum

dan maksimum.Hasil penelitian menunjukan bahwa daerah yang mengalami kenaikan persentase harga

lahan yang paling tinggi yaitu Kelurahan Katapang hal ini disebabkan karena kelurahan Katapang

memiliki jumlah kepadatan penduduk yang masih sedikit, aksesibilitas yang mudah dan terjangkau,

serta ketersediaan fasilitas yang lebih memadai. Sedangkan untuk daerah yang mengalami kenaikan

harga lahan yang rendah yaitu daerah Kelurahan Pangauban, hal ini dikarenakan daerah tersebut

memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, lebar jalan yang sempit dan ketersediaan fasilitas yang

kurang memadai berdampak kepada kenaikan harga lahan yang tidak terlalu signifikan.

Kata Kunci : Sebaran,Nilai Lahan, Faktor Dominan

ABSTRACT

This Research aims was to understand the dominant factor of the increasing land value in Katapang

District of Kabupaten Bandung. This research was carried out by survey method, samples of villages

collected by census sampling method and data collection technique used observation technique,

intreview technique and literature study. Non-probability technique with quota random sampling was

used to collect data from responder. This research applied physical factor, economical factor, social

factor, govermental factor, accesibility factor, and availability facilities factor as independent variables,

and distribution of 2009 – 2014 land values as dependent variables. Percentage data analysis was used

to analysis the data. Determination of the dominant factor of increasing land value used 5 (five)

classification of maximum and minumum land value difference interval. The result showed that the

highest percentage increasing land value occure in Katapang Village, its caused by lowest population

density, easy and affordable acessibility, and adequate avaibility of facilities. Meanwhile the lowset

percentage increasing land value occure in Pangauban Village, its cauesd by highest population density,

narrow road (limited accessibility) and inadequate avaibility of facilities which made the increasing

land value not signifcant.

Keywords: Distribution, Land Value, Dominant Factor

PENDAHULUAN

Tingginya laju pertumbuhan penduduk

yang dialami oleh suatu daerah khususnya

daerah perkotaan seperti Kota Bandung

menyebabkan kebutuhan tempat tinggal

menjadi semakin meningkat. Besarnya

jumlah peningkatan penduduk di Kota

Bandung yang terus terjadi tidak

Page 2: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

berbanding lurus dengan ketersediaan lahan

khususnya untuk tempat tinggal.

Karena lahan yang ada di Kota

Bandung lebih banyak difungsikan untuk

kegiatan di kegiatan perekonomian,sektor

pendidikan dan pemerintahan sehingga

banyak lahan kosong yang dibangun mejadi

apartemen,hotel,mall,kantor,pusat

Pemerintahan.

Lahan yang tidak bisa menampung

jumlah penduduk yang banyak,ditambah

keadaan perekonomi masyarakat yang

kurang baik mengakibatkan munculnya

pemukiman-pemukiman kumuh dan

lingkungan yang buruk. Karakteristik

Pemukiman kumuh menurut Bianpoen

dalam Komarudin (2000,hlm.92) :

“Lingkungan pemukiman yang

kondisi tempat tinggal atau tempat

huniannya berdesakan, luas rumah

tidak sebanding dengan jumlah

penghuni,rumah berfungsi sekedar

tempat istirahat dan melindungi dari

panas, dingin dan hujan,lingkungan

tidak teratur,bangunan sementara,

acak-acakan tanpa perencanaan,

prasarana kurang,fasilitas sosial

kurang,tanah bukan milik penghuni,

pendidikan rendah, rawan kebakan

banjir dan rawan terhadap timbulnya

penyakit“.

Disamping ketersediaan lahan yang

minim untuk pemukiman di daerah Kota

Bandung, harga lahan untuk tempat tinggal

ikut terpengaruhi, seperti yang telah

dikemukakan oleh Reksohadiprojo dan

Karseno (1985,hlm.46) bahwa bila rumah

itu dekat kota harga rumah tinggi maka

ongkos ke kota murah, bila rumah jauh dari

kota maka harga rumah murah akan tetapi

ongkos ke kota mahal. Akibat dari

tingginya harga lahan di pusat kota dan

lingkungan yang kurang baik akhirnya

banyak penduduk memilih tinggal di sekitar

atau diluar pusat kota sekitarnya dan

menjadikan dirinya sebagai commuter,

munculnya pemukiman-pemukiman baru

di daerah luat pusat kota mendorong

gerakan atau perpindahan penduduk yang

dikenal istilah gerakan sentrifugal, Adapun

beberapa faktor yang mendorong gerakan

sentrifugal yang dikemukakan oleh

Daljoeni (1998,hlm.204) yaitu :

1) Adanya gangguan yang berulang

seperti macetnya lalu lintas, polusi, dan

gangguan bunyi menjadikan penduduk

kota merasa tak enak bertempat tinggal

di kota.

2) Sewa tanah yang jauh lebih murah jika

dibandingkan dengan di tengah kota.

3) Gedung-gedung bertingkat di tengah

kota tak mungkin lagi diperluas.

4) Perumahan didalam kota pada

umumnya serba sempit, kuno dan tak

sehat, sebaliknya rumah-rumah yang

dapat dibangun di luar kota dapat

diusahakan luas, sehat dan bermodel

mutakhir.

Dampak dari banyaknya kebutuhan

pemukiman penduduk dan minimnya lahan

di perkotaan menyebabkan konversi lahan

di daerah pinggiran kota sekarang.

Kemudian. Menurut (Yunus,2008,hlm.65)

ada beberapa macam kekuatan penarik

gerakan sentrifugal yaitu : (1) rendahnya

kepadatan penduduk, (2)rendahnya

kepadatan pemukiman, (3)rendahnya

polusi udara, (4)rendahnya polusi air,

Page 3: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

4 | Anggraini, dkk.

Sebaran Nilai Lahan Tahun 2009 – 2014 di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

(5)rendahnya kepadatan lalu lintas,

(6)banyaknya udara, (7)rendahnya harga

lahan.

Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan

Geografi IKIP Veteran Semarang Vol 2 No.

1 Oktober 2014 menjelaskan keterbatasan

lahan di perkotaan menyebabkan kota

berkembang ke arah pinggiran kota.Terkait

dengan penggunaan lahannya, daerah

pinggiran kota merupakan wilayah yang

banyak mengalami perubahan penggunaan

lahan terutama perubahan penggunaan

lahan pertanian menjadi non pertanian yang

disebabkan adanya pengaruh

perkembangan kota di dekatnya dan

wilayah pinggiran kota masih memiliki

lahan yang masih luas.

Hal ini terjadi di Kecamatan

Katapang Kabupaten Bandung, alih fungsi

lahan sawah ke penggunaan lahan untuk

pemukiman tidak terhindarkan. Arah

perubahan ini secara langsung atau tidak

langusng akan berdampak terhadap

pergeseran kondisi ekonomi tata ruang

pertanian,prioritas-prioritas pembangunan

sektor pertanian dalam wilayah lokal dan

nasional. Kenaikan jumlah penduduk pada

Tahun 2009-2014 mengakibatkan alih

fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman,

hal ini tidak dapat dicegah karena

masyarakat membutuhkan tempat tinggal

semakin tingginya pemintaan lahan maka

harganya pun akan semakin tinggi.

Nilai lahan menurut Chapin dalam

Jayadinata (1986,hlm28) menggolongkan

kedalam tiga kelompok, yaitu nilai yang

mempunyai :

1. Nilai keuntungan, yang dihubungkan

dengan tujuan ekonomi dan yang dapat

dicapai dengan jual-beli tanah di

pasaran bebas.

2. Nilai kepentingan umum, yang

berhubungan dengan pengaturan untuk

masyarakat umum dalam perbaikan

kehidupan masyarakat.

3. Nilai sosial, yang merupakan hal yang

mendasar bagi kehidupandan yang

dinyatakan oleh penduduk dengan

perilaku yang berhubungan dengan

pelestrian,tradisi,kepercayaan,dan

sebagainya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei. Metode

penelitian survei berarti metode

pemeriksaan dan pengukuran metode

penelitian yang dilakukan untuk

mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-

pengukuran terhadap gejala empirik yang

berlangsung dilapangan atau dilokasi

penelitian (Fathoni,2005,hlm.100)

Menggunakan metode survey dapat

menjelaskan pendapat dari masyarakat

sekitar mengenai perkembangan nilai lahan

di Kecamatan Katapang Kabupaten

Bandung. Pengambilan sampel yang

dilakukan dilakukan secara menyeluruh

tersebar di setiap desa di Kecamatan

Page 4: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Katapang meskipun dengan keterwakilan.

Metode ini dilakukan dengan beberapa

tahapan yakni antara lain: 1)Pra survei,

dilakukan dengan cara mengumpulkan

data-data sekunder khususnya data jumlah

penduduk pada tahun 2009-2014 yang ada

di Kecamatan Katapang Kabupaten

Bandung hal ini dilakukan untuk

pengambilan sampel sampel wilayah dan

penduduk, 2) setelah mendapatkan data

sekunder penduduk di Kecamatan

Katapang Kabupaten Bandung dilakukan

pembagian responden setiap kelurahan

dengan menggunakan rumus Dixon dan

B.leach untuk mengetahui jumlah sampel

yang akan dijadikan sebagai responden agar

pembagian responden tersebar secara

merata karena jumlah penduduk di setiap

kelurahan berbeda. Adapun sampel

penduduk untuk penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1 Jumlah Sampel Penduduk

No Nama Desa JumlahSample

(Responden)

1 Gandasari 10 2 Katapang 9 3 Cilampeni 14 4 Pangauban 9 5 Banyusari 5

6 Sungkanhurip 16

7 Sukamukti 8 Jumlah Sampel 71

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tahapan selanjutnya yaitu tahap teknik

analisa data, untuk mengetahui rumusan

masalah pertama menggunakan analisa

persentase agar dapat diketahui kenaikan

harga lahan selama 5 tahun terakhir dan

untuk mengetahui rumusan masalah kedua

yaitu faktor dominan dengan hubungan

variabel dengan membagi 5 katagori

perkembangan nilai lahan yaitu lambat,

agak lambat, sedang, agak cepat dan cepat,

hasil katagori tersebut didapat dari interval

selisih nilai yang paling tinggi dengan

selisih nilai yang paling rendah di

Kecamatan Katapang,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Daerah Penelitian

Kecamatan Katapang secara

geografis terletak di Kabupaten Bandung

provinsi Jawa Barat Republik Indonesia,

kecamatan yang memliki 119 RW ini

memiliki luas daerah 1.519,60 ha atau

15,20 m2, kecamatan katapang merupakan

daratan rendah yang tidak berbukit dengan

ketinggian rata-rata antara 650 sampai 700

dari permukaan laut, dengan memiliki

curah hujan antara 200-240C.(Kecamatan

Katapang Dalam Angka 2014). Kecamatan

katapang juga dilalui oleh sungai

terpanjang di Jawa Barat yaitu sungai

Citarum, dengan adanya sungai Citarum

sangat menguntungkan terhadap tingkat

perindustrian warga setempat. Berikut

merupakan batasan wilayah di Kecamatan

Katapang:

Page 5: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

6 | Anggraini, dkk.

Sebaran Nilai Lahan Tahun 2009 – 2014 di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

a. Sebelah Utara berbatasan dengan

kecamatan Margahayu dan

Margaasih Kabupaten Bandung

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan

Kecamatan Pameungpeuk dan

Kecamatan Cangkuang Kabupaten

Bandung

c. Sebelah Barat berbatasan dengan

Kecamatan Kutawaringin dan

Soreang Kabupaten Bandung

d. Sebelah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Pameungpeuk dan

Kecamatan Baleendah Kabupaten

Bandung.

Kelurahan yang memiliki jumlah

penduduk yang sangat banyak adalah

Kelurahan Cilampeni, Kelurahan cilampeni

termasuk kedalam daerah industri oleh

sebab itu mata pencaharian yang dimiliki

oleh masyarakat sekitarnya yaitu buruh

pabrik, banyaknya buruh pabrik yang ada

mengakibatkan lahan-lahan kosong

ataupun pertanian yang masih di sekitar

pabrik dialihfungsikan untuk daerah

pemukiman sehingga mulai banyak

bermunculan pemukiman-pemukiman di

daerah industri tersebut. Pada tabel 2

dijelaskan jumlah penduduk dan luas

wilayah per kelurahan

Tabel 2 Jumlah penduduk dan Luas Wilayah

Kelurahan

Sumber:Monografi Kecamatan Katapang 2014

Kecamatan Katapang termasuk

kedalam daerah pinggiran Kota Bandung,

hal ini berdampak kepada perubahan lahan.

yang sering dilakukan oleh masyarakat

akhirnya mengubah lahan tersebut, karena

penggunaan lahan bersifat dinamis dan

perubahannya cenderung mengarah ke

penggunaan lahan yang akan memberikan

keuntungan yang lebih tinggi maka banyak

lahan pertanian dialih fungsikan menjadi

lahan pemukiman.

Banyaknya permintaan mengakibatkan

kenaikan harga lahan di setiap tahunnya

dan hal ini pun terjadi di Kelurahan lain.

Adapun rincian kenaikan harga lahan

minimum dapat dilihat pada gambar 1 dan

gambar 2.

No Kelurahan

Jumlah

penduduk

2014 (jiwa)

Luas

wilayah

(ha)

1 Gandasari 17.318 160,4

2 Katapang 15.532 216,9

3 Cilampeni 23.072 207,9

4 Pangauban 16.393 155,2

5 Banyusari 7.970 169,2

6 Sungkanhurip 27.939 307

7 Sukamukti 14.748 303

Jumlah Total 122.973 1.519,60

Page 6: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan
Page 7: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

7 | Nama Jurnal/Volume/Nomor Edisi/Bulan/Tahun

Gambar 1 Peta harga lahan minimum tahun 2009-2014

Gambar 2 Peta harga lahan maksimum tahun 2009-2014

Page 8: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan
Page 9: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 3 yang menjelaskan harga minimum

dan maksimum pada tahun 2009-2014 per

kelurahan diketahui bahwa harga paling

minimum pada tahun 2009 ditempati oleh

Kelurahan Katapang dan pada tahun 2009-

2014 ditempati oleh Kelurahan Katapang

dan harga maksimum pada tahun 2009 dan

2014 berada di Kelurahan Banyusari, hal ini

dikarenakan Kelurahan Banyusari masih

memiliki luas lahan yang kosong yang

masih banyak dibandingkan dengan daerah

lainnya sehingga banyaknya peminat

beralih ke daerah Kelurahan Banyusari.

Tabel 3.Harga Minimum dan Maksimum di Kecamatan Katapang

No Kelurahan Harga Minimum Harga Maksimum

2009 2014 2009 2014

1 Gandasari 200.000 520.000 214.300 571.450

2 Cilampeni 142.800 345.600 285.700 535.700

3 Pangauban 170.800 375.500 250.000 500.000

4 Sangkanhurip 110.000 380.000 178.000 500.000

5 Sukamukti 115.000 330.700 142.900 464.600

6 Katapang 120.500 340.400 142.900 464.600

7 Banyusari 122.700 340.400 137.900 428.600 Sumber: Hasil Penelitian 2016

Pada tabel 4 dan gambar 3 merupakan hasil

dari kenaikan harga lahan di setiap

kelurahan yang ada di Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung, hasil ini didapat dari

jumlah rata-rata kenaikan minimum dan

jumlah rata-rata maksimum di setiap

kelurahan kemudian akan didapat hasil

seperti tabel 4 dan gambar 3 menjelaskan

kenaikan harga lahan berdasarkan

klasifikasi kelas. .

Tabel 4 . Kenaikan Harga Lahan Berdasarkan Persentase

No Kelurahan Kenaikan (%)

1 Katapang 223%

2 Gandasari 218%

3 Sukamukti 216%

4 Banyusari 198%

5 Sangkanhurip 197%

6 Cilampeni 99,50%

7 Pangauban 97,50%

Sumber:HasilPenelitian2016

Page 10: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

8 | Nama Jurnal/Volume/Nomor Edisi/Bulan/Tahun

Gambar 3 Peta Kenaikan Harga Lahan Berdasarkan Klasifiaksi

Hubungan Variabel Dengan Kenaikan Nilai Lahan

Untuk mengetahui pengaruh

perubahan nilai lahan dengan kondisi

faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan

harga lahan maka penulis membagi menjadi

lima katagori yaitu: Lambat, Agak Lambat,

Sedang, Agak Cepat dan Cepat. Kategori

ini didapat berdasarkan hasil perhitungan

selisih harga lahan yang paling rendah

dengan yang paling tinggi. Didapat bahwa

selisih harga lahan terendah di Kecamatan

Katapang senilai Rp. 201.300 dan selisih

harga lahan tertinggi yaitu senilai

Rp.357.150,maka untuk mengetahui

intervalnya menggunakan rumus :

Interval = (357.150 – 201.300) /5

= 155.850 / 5

= 31.170

Dapat dilihat pada tabel 5 klasifikasi kelas

dengan harga lahan yang telah dihitung dan

dibagi sesuai dengan rumus interval.

Tabel 5 Klasifikasi Kelas Harga Lahan

Sumber: Hasil Penelitian 2016

No Harga Lahan Klasifikasi kelas

1 Rp.201.300 - Rp.232.470 Lambat

2 Rp. 232.471 – Rp. 263.641 Agak Lambat

3 Rp. 263.642 – Rp 294.812 Sedang

4 Rp. 294.813 – Rp. 325.983 Agak Cepat

5 Rp. 325.984 – Rp 357.154 Cepat

Page 11: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Dari semua kelurahan yang ada di

Kecamatan Katapang kenaikan harga lahan

yang paling tinggi yaitu Kelurahan

Katapang ini disebakan karena lokasi

Katapang sendiri berada di dekat dengan

kantor Kecamatan sehingga aksesibilitas

dan fasilitas pun lebih lengkap

dibandingkan daerah yang jauh dengan

Kecamatan disamping itu lokasi yang dekat

dengan jarak ke tempat kerja sehingga

banyak para pekerja yang mencari tempat

tinggal didaerah kelurahan tersebut

meskipun kondisi jalan di Kelurahan

Katapang tidak terlalu baik tetapi hal ini

tidak mempengaruhi penurunan harga

lahan. Posisi kedua ditempati oleh

Kelurahan Gandasari yang berlokasi

berdekatan dengan Pusat Kabupaten

Bandung, banyaknya lahan yang kosong

serta pertanian dialih fungsikan menjadi

perumahan karena dari segi ekonomi lebih

menguntungkan sehingga munculnya

perumahan-perumahan baru kebutuhan

akan lahan yang terus meningkat

menyebabkan harga lahan mengalami

peningkatan setiap tahunnya.

Kelurahan Sukamukti berada di

posisi ketiga hal ini dikarenakan karena

masih banyaknya lahan yang kosong dan

harga yang masih murah dibandingkan

dengan daerah lainnya akhirnya banyak

yang memilih untuk tinggal di daerah

Sukamukti, faktor yang menyebabkan

kenaikan harga lahan di daerah ini yaitu

lokasi yang bebas banjir, lebar jalan,

jaringan air bersih menyebabkan kenaikan

harga lahan yang terjadi. Kenaikan harga

lahan yang ada di posisi keempat yaitu

Kelurahan Banyusari tidak jauh berbeda

dengan daerah lainnya, masih adanya lahan

kosong menyebabkan banyaknya para

peminat tetapi faktor yang mempengaruhi

di daerah ini yaitu jaringan air bersih,

sarana kebersihan.

Kelurahan Sangkanhurip, Cilampeni,

Pangauban termasuk kedalam katagori

yang mengalami kenaikan harga lahan yang

lambat hal ini dikarenakan lahan untuk

pemukiman sudah sangat minim, ketiga

daerah ini merupakan daerah yang

digunakan sebagai kegiatan industri,

banyak pabrik-pabrik didirikan di daerah

ini, sehingga lahan pun lebih banyak

diperuntukan untuk kegiatan industri.

Sesuai dengan Jurnal SMARTEK no 8

Nopember 2010 yang menjelaskan bahwa

faktor kenaikan harga lahan dapat

dipengaruhi oleh Faktor Fisik (suhu,

kemiringan tanah,desain bangunan,bebas

banjir,Faktor Ekonomi (jumlah penduduk,

kepadatan penduduk, tingkat pendidikan,

tingkat keamanan), Aksesibilitas

(ketersediaan transportasi, kondisi jalan,

lebar jalan, jarak ke pusat kota, jarak ke

tempat kerja,jarak ke tempat perbelanjaan),

Page 12: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

10 | Anggraini, dkk.

Sebaran Nilai Lahan Tahun 2009 – 2014 di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Ketersediaan Fasilitas (jaringan air bersih,

jaringan listrik, jaringan telepon). Dari

semua variabel yang telah dianalisis maka

faktor dominan kenaikan harga lahan yang

terjadi di daerah Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung sesuai dengan Jurnal

SMARTEK no 8 Nopember 2010 yaitu

tingkat keamanan, jarak tempat kerja,

tempat pembelanjaan, jumlah kepadatan

penduduk.

Pada Tabel 6 menjelaskan hubungan antar

klasifikasi yang telah dibagi menjadi 5

bagian dengan variabel penelitian yang

diambil dari Jurnal SMARTEK no 8

Nopember 2010.

Tabel 6 Hubungan Antara Klasifikasi dan Variabel

No Klasifikasi Variabel

1 Lambat

2 Agak

Lambat

Kontur

Kondisi Ekonomi

Sarana Pendidikan

3 Sedang

Suhu

Letak Lahan

Pelayanan Kesehatan

4 Agak cepat

Bebas banjir

Bangunan permanen

Transportasi

Jarak ke kabupaten

Lebar jalan

Jaringan air bersih

Jaringan komunikasi

Sarana kebersihan

5 Cepat

Tingkat Keamanan

Jarak ke tempat kerja

Tempat pembelanjaan

Jumlah kepadatan penduduk

Page 13: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Sumber : Hasil Penelitian 2016

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

dapat dikemukakan kesimpulan bahwa

sebaran kenaikan harga lahan di Kecamatan

Katapang rata-rata mengalami kenaikan.

Kenaikan yang paling tinggi terjadi di

daerah Kelurahan Katapang, hal ini

dikarenakan posisi daerah Katapang dekat

kawasan industri. Banyaknya masyarakat

yang mayoritas bermata pencaharian

sebagai buruh pabrik mengakibatkan para

pekerja mencari tempat tinggal di daerah

sekitaran kawasan industri, daerah

Kelurahan Katapang sendiri masih

memiliki lahan yang masih kosong

sehingga banyaknya permintaan sebagai

lahan pemukiman,permintaan yang terus

meningkat berdampak kepada harga lahan

yang ikut naik di sekitar daerah tersebut.

Disamping itu dengan munculnya

pabrik akan diiringi dengan perkembangan

di daerah sekitarnya seperti adanya pasar,

tempat perbelanjaan yang muncul sehingga

fasilitas pun lebih lengkap dibandingkan

dengan wilayah lain. Sedangkan daerah

yang mengalami kenaikan secara rendah

yaitu Kelurahan Panguban, hal ini

disebabkan karena daerah Pangauban

memiliki jumlah penduduk yang cukup

padat,banyaknya lahan yang telah

dialihfungsikan dari pertanian ke

pemukiman padat sehingga lebar jalan pun

menjadi sempit.

Fasilitas yang kurang memadai seperti

aksesibilitas yang cukup jauh ke Kabupaten

Bandung menjadikan Kelurahan

Pangauban tidak mengalami kenaikan yang

signifikan setiap tahunnya dibandingkan

dengan daerah lainnya seperti Katapang,

Cilampeni, Gandasari. Ketersediaan

fasilitas di Kecamatan Katapang khusunya

untuk kesehatan seperti puskesmas

sangatlah minim, dari satu kecamatan

hanya ada 5 puskesmas hal ini

menyebabkan masyarakat harus pergi ke

desa lain untuk menuju puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni .(1996). Geografi Kota dan

Desa. Alumni: Bandung

Fathoni Abdurrahmat. (2006). Metode

Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Rineka Cipta: Jakarta

Jayadinata,Johara T .(1999). Tata Guna

Tanah dalam Perencanaaan

pedesaan, perkotaan, dan

wilayah.ITB: Bandung

Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi IKIP

Veteran Semarang Vol 2 No. 1

Oktober 2014

Jurnal SMARTEK no 8 Nopember 2010

Page 14: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan

12 | Nama Jurnal/Volume/Nomor Edisi/Bulan/Tahun

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Monografi Kecamatan Katapang 2014

Kecamatan Katapang Dalam Angka 2014

Komarudin.(2000).Menelusuri pembangunan

perumahan dan permukiman, PT

Rakasindo: Jakarta

Reksohadiprodjo,Sukanto & Karseno,a.r

.(1985).Ekonomi perkotaan . BPFE:

Yogyakarta

Yunus,Hadi Sabari.(2008).Dinamika

wilayah peri-urban determinan masa

depan kota,Pustaka pelajar:

Yogyakarta

Page 15: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan
Page 16: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan
Page 17: SEBARAN NILAI LAHAN TAHUN 2009 - 2014 DI KECAMATAN ...antologi.upi.edu/file/Sebaran_Nilai_Lahan_Tahun_2009_-_2014_di... · pemukiman-pemukiman kumuh dan ... perkembangan nilai lahan