sd kir yg di pake contoh

42

Click here to load reader

Upload: yulya-indi-krisna

Post on 30-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Ilmiah Remaja yang berjudul “Teknik Pengaturan Saluran Jamban yang Sehat di Lahan

Sempit” ini dibuat sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Praktek dan Ujian Akhir Sekolah

(UAS) telah disetujui pada :

hari :

tanggal :

Kooardinator KIR Pembimbing KIR

Sudarmaji. S.Pd. Sudarmaji. S.Pd.

NIP: NIP:

Page 2: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Remaja yang berjudul “Teknik Pengaturan Saluran Jamban yang Sehat di

Lahan Sempit” ini dibuat sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Praktek dan Ujian

Akhir Sekolah (UAS) telah disetujui pada,

hari :

tanggal :

Mengetahui :

Kepala SMA Negeri 1 Sidoarjo

Drs. Ponadi Abdullah. M.Pd.

NIP. 131102010

Page 3: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmat-Nya yang telah dikaruniakan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah remaja yang berjudul “Teknik Pengaturan Saluran Jamban

yang Sehat di Lahan Sempit”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kepala sekolah,

koordinator KIR, wali kelas, guru pembimbing dan semua pihak yang telah

membantu untuk menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan karena masih dalam taraf belajar. Maka dari itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.

Penulis berharap semoga apa yang tertuang dalam karya ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi pembaca.

Sidoarjo, Oktober 2010

Penulis

Page 4: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………….....................i

Lembar Persetujuan ………………………………………………………….......ii

Lembar Pengesahan …………………………………………………………......iii

Kata Pengantar ………………………………………………………………......iv

Daftar Isi …………………………………………………………………….........v

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………....1

1.2 Pertanyaan Penelitian ………………………………………………...2

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………..2

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………2

Bab II Kajian Pustaka

2.1.1 Jamban................................................................................................4

2.1.1.1 Pengertian .................................................................................4

2.1.1.2 Karakteristik....................................................................5

2.1.1.3 Manfaat Jamban.............................................................................5

2.1.1.4 Jarak Ideal........................................................6

2.1.1.5 Penyakit ............................................................................6

2.1.1.6 Kesahatan ..................................................................9

2.1.1.7 Kewajiban Masyarakat........................................10

2.1.2 Lele ...............................................................................................17

2.1.2.1 Pengertian....................................................................17

2.1.2.2 Manfaatnya.....................................................21

2.1.2.3 Pakan Lele ...................................

Page 5: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

2.1.3 Kolam.................................................................29

2.1.3.1 Pengertian.....................................29

2.1.3.2 Fungsi...........................................29

2.1.3.3 Pembentukan macam kolam ..................

2.1.4 Kemunculan Jarak Tak Ideal ............................................30

2.1.4.1 Faktor Internal.........................................................................30

2.1.4.2 Faktor Eksternal......................................................................31

Bab III Metode Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel…………………………………………….......32

3.2 Rancangan Penelitian........... ………………………………………..32

3.3 Alat dan Bahan ……………………………………………………...33

3.4 Langkah-Langkah Penelitian ……………………………………….33

3.5 Rencana Analisa Data …………………………………………........33

3.6 Jadwal Penelitian.................................................................................34

Bab IV Data dan Pembahasan

4.1 Penyajian Data……………………………………………………....35

4.2 Analisis Data ………………………………………………………..36

4.3 Pembahasan …………………………………………………………36

BabV Penutup

5.1 Simpulan ……………………………………………………………37

5.2 Saran …...………………………………………………………………

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 6: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kami memilih lele sebagai objek penelitihan kami karena hewan lele ini

sekarang sangat populer dikalangan masyarakat. Produksi lele pada zaman

sekarang mulai digalakkan. Hal tersebut karena adanya salah satu penemuan baru

dari Dr Achmad Subagio, dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas

Jember yang berhasil menemukan daging alternatif pengganti daging sapi. Hanya

mengandalkan ikan Lele seberat 2,5 kilogram, Achmad Subagio berhasil membuat

daging alternatif seberat 1 kilogram. Lele seberat 2,5 kilogram bisa menghasilkan

daging alternatif dengan nilai gizi setara dengan daging sapi. Hal ini dapat

dijadikan alternatif bagi para konsumen untuk mengganti konsumsi daging sapi

yang kian hari kian melambung harganya dengan daging lele yang harganya

murah.

Produksi lele yang sangat pesat pada zaman sekarang dan tidak diimbangi

dengan harga pakan buatan membuat sebagian masyakat meggunakan pakan alami

sebagai alternatif. Sekarang banyak masyarakat menggunakan pakan alami dalam

membudidayakan lele. Alasan mereka menggunakan pakan tersebut selain

harganya murah juga mudah di dapat. Jenis Pakan alami antara lain : Zooplankton,

larva, cacing-cacing, dan serangga air. Makanan berupa fitoplankton adalah

Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp

Page 7: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

(gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta, dan bangkai hewan yang

berprotein. Para peternak lele kebanyakan menggunakan bangkai hewan seperti

bangkai ayam karena bangkai inilah yang paling mudah didapat. Para peternak lele

biasanya mendapatkan pakan alami(bangakai) dari para peternak ayam disekitar

tempat tinggal mereka. Walaupun dengan adanya pembelian bangkai oleh

peternak lele dapat mengurangi penjualkan ayam tiren di pasar, namun tetap saja

masih dapat merugikan masyarakat, yaitu timbulnya bau tidak sedap disekitar

kolam yang diberi pakan bangkai. Namun demikian, dalam kenyataanya pakan

bangkai tersebut mengandung nilai gizi bagi pertumbuhan ikan lele. Untuk

bangkai ayam kandungan nilai gizinya; Protein=61,65%, Lemak=27,30%,

Abu=2,34%, Air=8,80%, Nilai ubah=5–8. Juga mengandung hormon, enzim,

vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.

Selain bangkai ayam, para peternak juga kebanyakan menggunakan bangkai ikan.

Kandungan gizi pada bangakai ikan tersebut antara lain: protein=22,65%;

lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%; Air=10,72%; Nilai ubah=1,5–3.

Penggunaan pakan alami seperti bangkai ikan dan ayam selain

menimbulkan bau yang sangat menyengat juga mempengaruhi kualitas air dan

dapat menimbulkan penyakit yang membahayakan manusia disekitarnya.Kolam

yang diberi pakan bangkai airnya akan tampak kehijauan dan berbau busuk. Pada

saat panen, para petani ikan membuang air kolam tersebut ke sungai. Hal ini dapat

mempengarui komponen ekosistem yang ada di sungai tersebut. Oleh karena itu

kami disini melakukan penelitian seberapa besar pengaruh pakan buatan dibanding

pakan alami dalam pertumbuhan ikan lele .

Page 8: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh pemberian jenis makanan terhadap kehidupan ikan

lele?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui seberapa besar perbandingan pengaruh pakan

buatan dengan pakan bangkai terhadap pertumbuhan dan kandungan

protein pada lele.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

1. Sebagai masukan para peternak lele

2. Sebagai acuan untuk meningkatkan produksi lele di Indonesia.

3. sebagai masukan dalam pengembangan teknologi pertenakan.

4. sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pakan yang baik.

Page 9: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1JENIS – JENIS IKAN LELE

Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)

adalah:

Kingdom : Animalia

Page 10: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

Sub-kingdom : Metazoa

Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata

Klas : Pisces

Sub-klas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Di Indonesia ada beberapa jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:

1. Clarias anfractus Ng, 1999. Endemik di Sabah: di sekitar Sungai

Segama dan Sungai Kalabakan.

2. Clarias anguillaris (Linnaeus, 1758). Afrika: Nigeria, Benoue,

Zambia, Senegal bawah serta bagian tengah dan hilir Sungai Nil;

Chad; sungai-sungai di pesisir Benin, Togo, Ghana dan Pantai

Gading; dan populasi terpencil di Mauritania dan Aljazair selatan.

3. Clarias batrachus (Linnaeus, 1758). Lele kampung. Menyebar di

Asia Selatan dan Asia Tenggara.

4. Clarias batu Lim & Ng, 1999. Lele batu. Endemik di Pulau Tioman,

Malaysia.

5. Clarias brachysoma Günther, 1864. Endemik di Srilanka.

6. Clarias buettikoferi Steindachner, 1894. Afrika: Sungai Comoe,

Pantai Gading, hingga Guinea Bissau.

7. Clarias buthupogon Sauvage, 1879. Afrika: Sungai-sungai pesisir,

dari Nigeria hingga sistem Sungai Kongo.

8. Clarias camerunensis Lönnberg, 1895. Afrika: Sungai-sungai pesisir

Togo, hingga sistem Sungai Kongo tengah dan hilir.

Page 11: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

9. Clarias cataractus (Fowler, 1939). Thailand, di Semenanjung

Malaya, dan mungkin juga Kamboja.

10. Clarias cavernicola Trewavas, 1936. Lele gua Afrika Gua-gua di

Afrika barat daya.

11. Clarias dayi Hora, 1936. Terbatas di sekitar Tamil Nadu, India.

12. Clarias dumerilii Steindachner, 1866. Afrika: hulu dan bagian tengah

sistem Sungai Kongo dan Luapula.

13. Clarias dussumieri Valenciennes, 1840. Asia Selatan.

14. Clarias falconeri Lydekker, 1886. India (telah punah).

15. Clarias fuscus (La Cepède, 1803). Asia: Jepang; Taiwan, dan Cina

selatan; Laos timur laut, serta Vietnam utara.

16. Clarias gariepinus (Burchell, 1822). Lele dumbo. Menyebar luas di

Afrika dan Asia Kecil, kini diternakkan di Asia Tenggara, termasuk

di Indonesia.

17. Clarias insolitus Ng, 2003. Endemik di aliran Sungai Barito,

Kalimantan.

18. Clarias intermedius Teugels, Sudarto & Pouyaud, 2001. Endemik di

Kalimantan Tengah, di antara Sampit dengan Sungai Barito.

19. Clarias kapuasensis Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003. Endemik di

Kalimantan Barat, di sekitar aliran Sungai Melawi dan Kapuas.

20. Clarias laeviceps Gill, 1862. Afrika: dari Sungai Saint Pauls, Liberia,

hingga sistem Sungai Volta, Ghana.

21. Clarias leiacanthus Bleeker, 1851. Endemik di Kalimantan Barat, di

aliran Sungai Kapuas.

22. Clarias macrocephalus Günther, 1864. Lele kepala-lebar Asia

Tenggara: Indocina di lembah Sungai Mekong dan Chao Phraya, serta

di Filipina.

Page 12: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

23. Clarias meladerma Bleeker, 1846. Wiru, wais, ikan duri, atau lele

hitam. Asia Tenggara: lembah Sungai Mekong, Sumatra, Jawa,

Kalimantan dan Filipina.

24. Clarias microstomus Ng, 2001. Endemik di Kalimantan Timur, di

sekitar aliran Sungai Mahakam dan Kayan.

25. Clarias nieuhofii Valenciennes, 1840. Limbat, lembat. Asia: Sumatra,

Kalimantan, India, Filipina, Thailand, dan pesisir Kamboja, serta

kemungkinan di sisi Pegunungan Cardamom di arah Sungai Mekong.

26. Clarias nigricans Ng, 2003. Endemik di Kalimantan Timur, di sekitar

aliran Sungai Mahakam.

27. Clarias olivaceus Fowler, 1904. Endemik di Sumatera Barat, di

sungai-sungai dataran tinggi.

28. Clarias planiceps Ng, 1999. Lele kepala-pipih. Endemik Kalimantan:

hulu Sungai Rajang dan Kapuas, Kalbar, serta Sungai Kayan, Kaltim.

29. Clarias pseudoleiacanthus Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003.

Endemik Kalimantan.

30. Clarias pseudonieuhofii Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2004. Endemik

Kalimantan Barat, pada sistem Sungai Kapuas bagian hulu.

31. Clarias stappersii Boulenger, 1915. Lele berbintik. Afrika: sistem

Sungai Luapula-Moero, Sungai Kafue, hulu Sungai Zambezi dan

Sungai Cunene.

32. Clarias sulcatus Ng, 2004. Endemik di Pulau Redang, Malaysia.

33. Clarias teijsmanni Bleeker, 1857. Lele kembang. Menyebar di sekitar

aliran Sungai Kapuas, Kalbar, dan Jawa.

2.2KARAKTERISTIK

2.2.1 Karakteristik lele jantan

a) Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.

Page 13: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

b) Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele

betina.

c) Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke

arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna

kemerahan.

d) Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng

(depress).

e) Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan

lele betina.

f. Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah

ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-

mani).

g. Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.

2.2.2 Karakteristik lele betina

a. Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.

b. Warna kulit dada agak terang.

b) Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun),

berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di

belakang anus.

c) Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.

d) Perutnya lebih gembung dan lunak.

e) Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke

arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan

(ovum/telur).

2.3SEJARAH SINGKAT

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan

kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara

Page 14: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan

Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa

Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond

(Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).

Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai

dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.

Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari.

Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.

2.4 PAKAN LELE

Pakan yang diberikan pada lele terdiri dari 2 yaitu pakan buatan dan pakan

alami. Pakan alami yang baik diberikan untuk larva lele berupa artemia, plankton,

jentik-jentik, kutu air (dapnia dan monia) dan cacing sutra (Tubifex sp) sampai

umur 3 – 7 hari. Selanjutnya larva lele udah bisa diberi pakan buatan tetapi

sebaiknya berprotein tinggi (minimal 25%). Ikan lele memiliki sifat kanibal yang

tinggi jadi kalau dia lapar dan tidak menemukan ada makanan di sekitarnya maka

dia akan memakan saudaranya sendiri.

Makanan alamiah lele adalah zooplankton, larva, cacing, serangga air, dan

fitoplankton. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein dan kotoran

yang berasal dari kakus.

Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling

baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari. Selain makanan alami, lele perlu

mendapat makanan tambahan. Lele yang dipelihara di kecomberan dapat diberikan

makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan dari rumah tangga,tulang ayam yang

dihancurkan, usus ayam, dan bangkai kandngan gizi pada bangkai tersebut

Protein=61,65%, Lemak=27,30%, Abu=2,34%, Air=8,80%, Nilai ubah=5–8. Juga

mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu

makan dan pertumbuhan.

Page 15: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

Selain makanan sisa, makanan tambahan bisa berupa campuran dedak dan

ikan rucah dengan perbandingan 9:1 atau campuran bekatul, jagung dan bekicot

dengan perbandingan 2:1:1. Jika cukup modal, lele bisa diberikan makanan

tambahan pelet.

Bahan – bahannya pelet antara lain yaitu :tepung ikan, bungkil kacangm kedele,

tepung terigu, bungkil kacang tanah, tepung kacang hijau, tepung darah, dedak,

mineral Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein. Kandungan gizi

pada bangkai ikan: protein=22,65%; lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%;

Air=10,72%; Nilai ubah=1,5–3.

2.5 MANFAAT IKAN LELE

b) Sebagai bahan makanan

c) Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai

ikan pajangan atau ikan hias.

d) Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk

memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah

satu makanan alami ikan lele.

e) Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk

mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung

berdarah, kencing darah dan lain-lain.

2.6 HAMA DAN PENYAKIT

a. Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu

kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering

menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga,

musang air, ikan

gabus dan belut. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang

sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif

tidak banyak diserang hama.

Page 16: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

b. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat

rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas

hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage

(cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk

bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron.

a. Gejala

Warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan,

bernafas megap-megap di permukaan air.

b. Pengendalian

Memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk

kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain:

(1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan

selama 7–10 hari berturut-turut.

(2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.

2. Penyakit Tuberculosis yang disebapkan oleh bakteri Mycobacterium

fortoitum).

a. Gejala:

Tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-

bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air,

berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan

sirip.

Page 17: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

b. Pengendalian:

memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.

c. Pengobatan:

Dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100

kg ikan/hari selama 5–15 hari.

3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.

Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati

atau ikan yang kondisinya lemah.

a. Gejala

Ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada

daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala

tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka

telur tersebut diliputi benang seperti kapas.

b. Pengendalian

Benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte

Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam

Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm

selama 15 menit.

4. Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis

Penyakit ini disebapkan karena adanyaparasit dari golongan Ciliata,

bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk

tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.

Page 18: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

a. Gejala

(1) Ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di

permukaan air;

(2) Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan

insang;

(3) Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau

dinding kolam.

b. Pengendalian:

Air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.

b. Pengobatan:

Dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada

campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte

Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi

air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.

5. Penyakit Cacing Trematoda

Penyebabnya yaitu cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus.

Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus

menyerang kulit dan sirip.

a. Gejala

Insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul

pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.

b. Pengendalian

Page 19: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

(1) Direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit

(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam

(3) Mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -

Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit

(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit

(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.

6. Parasit Hirudinae

Penyebapnya yaitu lintah Hirudinae, cacing berwarna merah

kecoklatan.

a. Gejala:

Pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit,

sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.

b. Pengendalian:

Selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan

larutan Diterex 0,5 ppm.

2.7Pemberian Vaksinasi

Untuk menghindari dari penyakit penyakit tersebut, maka lele sejak dini

harus di beri vaksin( vaksinasi). Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:

a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang

berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan

dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan

kebal selama 6 bulan.

b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik

dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.

Page 20: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam

lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.

2.8 HAMA PADA KOLAM

Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor

penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :

1) Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti

dengan yang suhunya lebih dingin.

2) Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.

3) Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera

diganti.

4) Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

2.9 PEMELIHARAAN KOLAM

Selain memberikan vaksinasi, harus juga diperhatikan tentang kondisi kolam.

Berikut ini adalah hal - hal yang perlu dilakukan antara lain sebagian berikut.

a. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk

memberantas hama dan bibit penyakit.

b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti

semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2

malam.

c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan

dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu.

Page 21: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian

dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.

BAB III

METODE PENELITIHAN

3.1 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi : lele varietas b yang terdapat di Sidoarjo

Sampel : Lele varietas b dengan jumlah 4 ekor/ kolam

3.2 HIPOTESIS PENELITIAN

1. Lele yang diberi pakan buatan mengalami pertumbuhan lebih cepat

dibanding dengan lele yang diberi pakan bangkai.

3.3Variabel

a) Variabel manipulasi : Pemberian jenis makanan yang berbeda.

b) Variable kontrol : Banyaknya pakan yang

diberikan, jenis ikan lele, jumlah ikan lele dalam

kolam

c) Variabel respon :Kecepatan pertumbuhan lele dan

Kandungan protein pada lele.

3.4 DEFINISI OPRASIONAL VARIABEL

1. Definisi oprasional

Kecepatan pertumbuhan lele diukur dengan pertambahan panjang lele

dari kepala hingga ekor dan berat tubuh lele.

Page 22: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

2. Variabel respon

i. Kecepatan pertumbuhan lele yang diukur per 3 minggu selama ±2

bulan.

ii. Kandungan protein pada lele.

3.5 PROSEDUR PENELITIHAN

PENENTUAN JUDUL

PERUMUSAN PROPOSAL

PELAKSANAANPENELITIAN

PENARIKAN KESIMPULAN

PENYUSUNAN MAKALAH

Page 23: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

3.6RANCANGAN PENELITIHAN

Kelompok I : Pemberian pakan lele alami(bangkai) yang diberikan 3x sehari

2gr/kolam.

Kelompok 2 : Pemberian pakan lele buatan yang diberikan 3x sehari 2gr/kolam.

3.7 ALAT DAN BAHAN

1. 8 Ekor bibit lele

2. 2 kolam kecil ukuran 200 x 100 cm

3. Air sumur secukupnya

4. Timbangan kue

5. Penggaris 30 cm

6. Kertas, pensil, dan penghapus

7. Biuret

8. gelas kimia

3.8 PROSDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Siapkan 2 kolam kecil ukuran 200 x 100 cm dan beri nama pada masing-

masing kolam dengan KOLAM A dan KOLAM B.

3. Masukkan air ke dalam kolam tersebut dengan volume yang sama.

4. Masukkan 4 ekor lele ke dalam masing-masing kolam dengan ukuran dan

jenis yang sama.

5. Beri pakan alami pada kolam A dan pakan buatan pada kolam B dengan

ukuran yang sama.

6. Lakukan pemberian makanan 3 kali sehari selama 3 minggu.

7. Ukur pertumbuhan lele dan catat hasilnya pada tabel pengamatan.

Page 24: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

8. pada minggu ke-3, catat kandungan protein pada setiap lele di kolam A dan

kolam B.

3.9 Rencana Analisa Data

Pada penelitian ini direncanakan analisa datanya berupa penjabaran data-

data yang telah diperoleh dalam berupa tabel. Tabel tersebut menunjukkan hasil

yang diperoleh dari percobaan pengaruh pakan buatan pada pertumbuhan kan lele.

Page 25: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

BAB IV

(HASIL DAN PEMBAHASAN)

4.1 HASIL PERCOBAAN

a) Tabel pertumbuhan ikan lele

MINGGU KE-

LELE 1 2 3 RATA- RATA

KOLAM A

1

2

3

4

KOLAM B

1

2

3

4

b) Tabel kandungan protein lele

KOLAM A KOLAM B

WARNA BIURET

4.2 PEMBAHASAN

Page 26: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa lele yang diberi pakan buatan

mengalami pertumbuhan lebih cepat daripada lele yang diberi pakan alami

walaupun pemberian pakan dalam kuantitas yang sama. Hal tersebut terjadi karena

pada pakan buatan terdapat kandungan gizi yang tinggi daripada pada pakan

alami.

Namun, untuk kandungan protein berdasarkan uji dengan mengunakan

biuret antara lele yang diberi pakan alami dengan lele yang diberi pakan buatan

tidak menunjukan perbedaan warna yang signifikan.

Page 27: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

BAB V

A. KESIMPULAN

1. Jadi, lele yang diberi pakan buatan mengalami pertumbuhan yang lebih

cepat daripada lele yang diberi pakan alami.

2. Kandungan protein antara lele yang diberi pakn buatan dengan lele yang

diberi pakan alami hamper sama.

B. SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, kami menganjurkan

kepada para peternak ikan terutama ikan lele dalam hal pemberian pakan

menggunakan kombinasi antara pakan buatan dengan pakan alami.

2. Kami berharap pemerintah agar bisa memberikan kemudahan kepada

masyarakat untuk menggunakan pakan buatan. Pemberian kemudahan

tersebut dengan memberikan subsidi pada pakan lele sehingga haraga

terjangkau.

Page 28: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

LAMPIRAN

Page 29: Sd Kir Yg Di Pake Contoh

DAFTAR PUSTAKA

http://rachmiayu.wordpress.com/2008/01/12/potret- indonesia-di-tahun-sanitasi-2008/

http://www.digilib.ui.ac.id/helper/viewKoleksi.jsp? id=70811&lokasi=lokal&template=abstrak.detail.template

http://kangngari.wordpress.com/sanitasi/ http://www.togarsilaban.com/2008/03/19/lingkungan-

sanitasi-buruk-ancam-kehidupan/ http://kerangalam.wordpress.com/2007/01/30/sanitasi-

berbasis-komunal/ http://kompas.com/kompas-cetak/0104/27/JATIM/

peng27.htm>Jumat, 27 April 2001

http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan/29844-gak-ngerti-3 http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?

mib=beritadetail&id=72957 http://www.ampl.or.id/detail/detail01.php?

tp=artikel&jns=wawasan&kode=87