sarijaya paper

14
KASUS PASAR MODAL : PENYELEWENGAN DANA/EFEK NASABAH OLEH PT SARIJAYA PERMANA SEKURITAS Oleh: Irvan D Lubis 0906585906 Listyono 0906585944

Upload: irvan-lubis

Post on 01-Jul-2015

555 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SariJaya Paper

KASUS PASAR MODAL :

PENYELEWENGAN DANA/EFEK NASABAH OLEH PT SARIJAYA PERMANA

SEKURITAS

Oleh:

Irvan D Lubis 0906585906

Listyono 0906585944

Nuning Septi W 0906585982

Tosca Nina Claudia 0906586190

___________________________________________________________________________

Page 2: SariJaya Paper

KASUS PASAR MODAL :

PENYELEWENGAN DANA/EFEK NASABAH OLEH PT SARIJAYA PERMANA

SEKURITAS

1. Pendahuluan

Maraknya kegiatan Bursa Efek dewasa ini, membuat pemerintah, dalam hal ini

Bapepam, meningkatkan fungsi pengawasannya secara lebih significant untuk mencegah

terjadinya berbagai bentuk penyelewengan yang bisa dilakukan oleh perusahaan efek

yang dapat merugikan nasabahnya. Keadaan ini tentunya berlawanan dengan tujuan yang

diinginkan pemerintah dalam usahanya memfungsikan Bursa Efek sebagai Pasar Modal

yang sehat, teratur, sesuai hukum, dan menguntungkan banyak pihak.

Pasar Modal dalam hal ini seperti yang di definisikan oleh UU No 8 tahun 1995

tentang Pasar Modal, sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum

dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan para

pelaku yang terlibat di dalam Pasar Modal sendiri terdiri dari perantara pedagang efek,

custodian, lembaga kliring penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian,

manager investasi, penasihat investasi, penjamin emisi efek, perusahaan efek dan wali

amanat. Dan sebagaimana yang di atur pada pasal 3 dan 4 UU tersebut, pembinaan,

pengaturan dan pengawasan sehari hari kegiatan Pasar Modal di lakukan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung ke menteri. Hal ini dilakukan agar kegiatan yang berlangsung dapat berjalan

secara teratur, wajar dan effisien untuk melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Kasus yang kami majukan disini adalah kasus yang sempat menghebohkan dunia

Pasar Modal Indonesia pada akhir tahun 2008 sampai awal 2009. Kasus ini merupakan

kasus yang dilakukan oleh sebuah perusahaan efek yang cukup besar bernama PT

Sarijaya Permana Sekuritas. Sayangnya pada saat itu PT SARIJAYA merupakan salah

satu perusahaan sekuritas yang cukup terpercaya.

PT SARIJAYA Permana Sekuritas merupakan perusahaan sekuritas lokal terbesar

kedua. Memiliki 48 kantor cabang yang tersebar di 24 propinsi. Herman Ramli yang

Page 3: SariJaya Paper

merupakan Komisaris Utama dari PT SARIJAYA ini merupakan pemilik 100 perssen

saham Sarijaya.

Utamanya kasus PT SARIJAYA ini merupakan kasus kriminal karena tindakan yang

dilakukan oleh direksi PT SARIJAYA adalah menyelewengankan dana nasabah dari

tujuan penempatan dana tersebut ke dalam rekening pribadi dan membawa lari uang

nasabah tersebut sebesar 245 Milyar. Tetapi karena uang tersebut ditujukan untuk

perdagangan efek di bursa, maka terkait pulalah masalah ini ke dalam kejahatan pasar

modal. Untuk Penyelewengan dana yang dilakukan oleh komisaris utama PT SARIJAYA

yang bernama Herman Ramli, maka pelaku dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Sedangkan untuk kejahatan Pasar Modal yang dilakukan oleh pelaku maka pasal yang

kenakan adalah BAB XI UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengatur

perihal Penipuan, Manipulasi Pasar dan Perdagangan Orang Dalam, terutama:

Pasal 90

Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung:a. menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apapun;b. turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; danc. membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkanfakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaanyang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan ataumenghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.

Pasal 91

Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.

Pasal 93

Setiap Pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan :a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; ataub. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.

Page 4: SariJaya Paper

2. Latar Belakang Kasus

Kasus PT SARIJAYA ini dilatar belakangi oleh Penyelewengan dana 8.700 orang

nasabahnya sebesar 245 milyar rupiah yang dilakukan oleh komisari utama PT Sarijaya

Permana Sekuritas yang bernama Herman Ramli. Penyalah gunaan dana tersebut dilakukan

dengan cara menggunakan 17 rekening fiktif untuk menampung dana nasabah yang pada

mulanya ditujukan untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Akan tetapi dana yang

terkumpul di rekening tersebut dipindahkan ke rekening yang lainnya untuk tujuan yang tidak

ada kaitannya degan jual beli saham. Pada dasarnya sebagai pemegang saham dan komisaris,

Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan pemindahan dana

tersebut. Tetapi ternyata Herman Ramli memiliki akses untuk melakukan tindakan itu.

Mengapa Herman Ramli melakukan penyalah gunaan dana nasabah tersebut. Hal ini di

awali dari terlibatnya PT SARIJAYA pada repo saham Bumi resource. Repo tersebut

menggunakan dana nasabahnya. Tetapi pembayaran yang di terimanya dari Perusahaan Bakri

ternyata nyangkut. Keseluruhan nilai repo adalah 35 Milyar, sedangkan yang telah terbayar

hanya sebesar 15 Milyar saja. 20 Milyar lagi tidak jelas kapan akan di bayarkan pihak Bakrie.

Untuk menutupi kekurangan tersebut, Herman menggunakan cara ’menggoreng’ saham di

lantai bursa. Hal yang dilakukannya adalah membeli saham saham yang kurang aktif

menggorengnya , dengan harapan harga saham akan naik tajam, dan kemudian dia akan

menjualnya, serta mendapat keuntungan dari selisih penjualan saham tersebut. Namun

scenario tersebut tidak berhasil karena terjadinya krisis global di tahun 2008, yang

menyebabkan semua saham jatuh secara significant. Sehingga bukan keuntungan yang di

dapat malah dana nasabah yang digunakan tidak kembali.

Penyelewengan penggunaan dana nasabah tersebut akhirnya menyebabkan pula

dilakukannya miss prosedur terhadap pembuatan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan

(MKBD). Kedua tindakan yang dilakukan oleh PT SARIJAYA ini akhirnya membuat

Bapepam melakukan review dan melaporkan baik Komisaris utamanya maupun direksinya

ke BARESKRIM POLRI untuk di periksa dan ditahan.

Selain menyangkut menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap Pasar Modal di

Indonesia, maka kasus ini menggiring demonstrasi yang dilakukan oleh nasabah PT

SARIJAYA yang dilakukan di kantor Bapepam LK, juga mendatangi Bursa Efek Jakarta.

Para nasabah menilai selain dari Bapepam LK, maka BEI, Kliring Penjamin Efek Indonesia

Page 5: SariJaya Paper

(KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dianggap juga bertanggung jawab atas

terjadinya praktek kecurangan dan kejahatan di industri Pasar Modal.

3. Kronologis Kasus

Kronologi kasus versi Bapepam LK dapat di jabarkan sebagai berikut :

2002 – 2008 :

Herman secara bertahap memerintahkan stafnya, Setya Ananda, untuk mencari nasabah

nomine dan terkumpul 17 nasabah, yang sebagian besar adalah pegawai grup Sarujaya, untuk

kemudian dibuatkan rekening.

Rekening tersebut digunakan untuk melakukan transaksi jual/beli saham di bursa efek.

Karena dana dalam 17 rekening tidak mencukupi, Herman meminta stafnya Lanny Setiono

untuk menaikkan batas transaksi atau Trading Available (TA).

Kenaikan TA tersebut disetujui oleh para Direksi Sarijaya meskipun mengetahui bahwa dana

yang ada pada 17 rekening tidak mencukupi. Dengan demikian, transaksi jual/beli saham

dapat dilakukan tanpa sepengetahuan nasabah.

Untuk pembayaran transaksi, Herman mendebet dana 13.074 nasabah yang tersimpan di main

account Sarijaya dengan akumulasi Rp 235,6 milyar.

12 Desember 2008 

Direksi Sarijaya menyampaikan surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menyatakan

perusahaan kesulitan likuiditas karena pembukaan 17 rekening nasabah senilai Rp 235 miliar.

Pembukaan 17 rekening nasabah tersebut atas nama orang lain (NOMINEE).

15 Desember 2008

Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK melakukan pemeriksaan ke Sarijaya.

Sedangkan bila BEI memiliki laporan terkait Sarijaya, otoritas bursa itu diminta untuk

menyampaikan ke Bapepam-LK.

Komisaris Utama Sarijaya, Herman Ramli, mengakui menggunakan NOMINEE untuk

transaksi yang dilakukan sejak 2002 dengan menggunakan dana nasabah yang disimpan atas

nama Sarijaya.

Terdapat indikasi Sarijaya tidak melakukan prosedur yang tepat dalam pelaporan modal kerja

bersih disesuaikan (MKBD).

19 Desember 2008

Herman Rami dianggap tidak memiliki itikad baik dan Bapepam-LK melakukan upaya

pencegahan agar komisaris utama Sarijaya itu dapat diamankan.

Page 6: SariJaya Paper

Hasil pemetaan permasalahan oleh Bapepam-LK mendapatkan fakta bahwa Herman Ramli

diduga melakukan tindak pidana dan melakukan penyimpangan. Sebagai pemegang saham

dan komisaris, Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan itu. Tetapi, Herman

Ramli ternyata memiliki akses agar dana nasabah bisa dipindahkan.

Bapepam-LK mengontak Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Markas Besar Kepolisian

RI untuk mengamankan Herman Ramli. Ketua Bapepam-LK, Fuad Rahmany bahkan

langsung menghubungi Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji.

Sementara itu, BEI melakukan pemeriksaan MKBD Sarijaya. Otoritas bursa belum dapat 

melakukan suspensi karena dampaknya akan cukup besar

24 Desember 2008

Herman Rami diamankan Bareskrim Mabes Polri.

28 Desember 2008

Sarijaya melaporkan kepada otoritas bursa dan meminta bantuan karena nasabah mulai

menarik dana. Kasus Sarijaya sudah didengar nasabah. Manajemen mengaku memerlukan

dana segar.

Dalam pernyataan tersebut, Herman Ramli juga bersedia menjamin saham-saham yang

dimilikinya.

5 Januari 2008

Ketua Bapepam-LK mengundang anggota bursa (AB) untuk membahas masalah Sarijaya,

terutama guna mencari jalan keluar.

Dalam rapat dibahas beberapa opsi antara lain, apakah anggota bursa bersedia membantu

kebutuhan dana Sarijaya, atau apakah ada dana talangan.

Namun, dalam rapat tersebut tidak diperoleh solusi konkret tentang sumber

dana untuk kebutuhan Sarijaya. Bapepam-LK juga meminta agar anggota bursa bersiap

menghadapi penarikan dana.

6 Januari 2009

BEI menghentikan sementara (SUSPEND) aktivitas perdagangan Sarijaya.

9 Januari 2009

Bapepam-LK menggelar konferensi pers untuk menjelaskan masalah yang menimpa Sarijaya.

13 Januari 2009

Rapat Bapepam-LK dan SELF REGULATORY ORGANIZATIONS (SRO) membahas

verifikasi rekening nasabah. Pada saat bersamaan, dua direksi diamankan Bareskrim Mabes

Polri.

14 Januari 2009

Page 7: SariJaya Paper

Pukul 10.30 WIB, manajemen Sarijaya mendatangi Bapepam-LK meminta arahan mengingat

direksi Sarijaya sudah diamankan.

4. Penyelesaian Kasus

Untuk dapat menyelesaikan kasus ini, tentu pihak pihak terkait harus segera melakukan

tindakan agar kasus tersebut tidak berlarut larut dan berpotensi merugikan lebih dari 7000

orang nasabah PT SARIJAYA. Tetapi yang harus di garis bawahi adalah pernyataan Direktur

Perdagangan Fix Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan BEI, Guntur Pasaribu

yang mengatakan bahwa BEI, KSEI, dan KPEI tidak dapat memenuhi tuntutan nasabah

terhadap BEI, KSEI dan KPEI untuk ikut menanggulangi pengembalian dana nasabah, karena

sama sekali tidak diatur dalam peraturan dan undang-undang. Menurut Guntur, penalangan

dana nasabah hanya bisa dilakukan jika terjadi gagal bayar transaksi, bukan akibat tindakan

kriminal.

Pelaporan terhadap diri Herman Ramli sebagai pelaku penggelapan dana nasabahnya

tersebut langsung dilakukan oleh Bapepam LK ke BARESKRIM POLRI. Hal ini ditindak

lanjuti dengan pemeriksaan dan penahanan Herman Ramli. Kasus tersebut sudah tercatat di

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bagian pidana pada tanggal 18 Mei 2009. Dan Herman

Ramli terancam hukuman penjara di atas 5 tahun.

Tetapi Mabes Polri dan Bapepam LK mempunyai pendapat yang berbeda untuk kasus ini.

Polri menyatakan kasus Sarijaya masuk dalam ranah hukum Pasar Modal, dan perlu ditindak

sesuai dengan UU Pasar Modal. Sedangkan Bapepam LK menyatakan bahwakasus ini bukan

pelanggaran pasar modal, melainkan kategori pidana umum, yakni penggelapan dan

pencucian uang.

Selain dari pengajuan tersangka utama ke meja hijau, dalam hal ini pihak pihak yang

berwenang di Pasar Modal juga mengambil beberapa tindakan untuk dapat menyelesaikan

masalah PT SARIJAYA ini. Tindakan tindakan tersebut diantaranya adalah :

Otoritas Pasar Modal dan Self Regulatory Organization (SRO) melakukan

verifikasi atas rekening efek nasabah PT SARIJAYA dan menilai aset asset

pribadi yang telah diserahkan komisaris utama termasuk atas status hukum

aset aset tersebut.

Page 8: SariJaya Paper

Bapepam LK memerintahkan BEI untuk menghentikan sementara aktifitas

perdagangan PT SARIJAYA sejak 6 Januari 2009.

Bapepam LK memerintahkan KPEI dan KSEI untuk membekukan seluruh

aset PT SARIJAYA dan nasabahnya, kecuali untuk penyelesaian transaksi

yang terjadi sebelumnya kepada KPEI.

Penahanan Zulfian Alamsyah dan Teguh Jaya, yaitu dua direksi PT

SARIJAYA oleh Mabes Polri.

Pengupayaan percepatan proses pendistribusian saham nasabah PT

SARIJAYA, untuk dapat mempermudah memindahkan rekening efek ke

perusahaan sekuritas lainnya.

Telah adanya beberapa perusahaan yang berminat membeli PT SARIJAYA

yaitu Vierjamal, PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Trimegah Sekurities Tbk.

Setelah dilakukannya review oleh BEI maka kursi keanggotaan PT

SARIJAYA dapat di cabut dan di lelang.

5. Lesson Learned

Apa yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran dari kasus ini ?

Peningkatan pengawasan yang lebih effektif harus lebih dini dilakukan oleh

Bapepam yang dalam hal ini sesuai dengan Undang Undang di tunjuk oleh

pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang

terjadi di pasar Modal. Dalam hal ini kegiatan pengumpulan dana dan laporan

laporannya harus dilakukan secara detil dan lebih intensif untuk dapat

melakukan early detection terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh pihak

pihak tertentu di industri Pasar Modal tersebut.

Walaupun tuntutan yang di kenakan masih berkenaan dengan KUHP tetapi

karena kegiatan yang dilakukan di dalam pasar modal dan menyangkut para

pihak yang terkait di pasar tersebut maka pasal pasal yang berkaitan dengan

kejahatan pada UU pasar modalpun dapat diikut sertakan.

Keterlibatan Komisaris Utama sebuah perusahaan efek terhadap dimilikinya

akses terhadap rekening nasabah dan dilanggarnya otoritas untuk dapat

Page 9: SariJaya Paper

memindahkan uang nasabah ke rekening lain untuk peruntukan yang bukan

perdagangan saham harus segera di pantau secara ketat oleh badan pengawas,

agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Kelalaian dalam hal pengawasan yang menyebabkan terjadinya

penyalahgunaan dana/efek nasabah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan

efek akan berdampak pada ketidak percayaan investor terhadap Bursa Efek

Indonesia dan akan menyebabkan larinya para investor ke luar negeri.

UU Pasar Modal masih mempunyai beberapa kelemahan dan perlu direview

ulang. Beberapa hal yang belum diatur dalam UUPM a. L ;

1. Ketentuan tentang penyitaan aset perusahaan.

2. Wewenang Bapepam untuk mengakses data rekening sekuritas, bank,

maupun data-data lembaga keuangan lainnya.

3. Ketentuan tentang talangan dana yang disebabkan karena tindakan

kriminal.

4. Ketegasan mengenai pemberlakuan sanksi tindakan pidana

Kasus Sarijaya ini dapat dikategorikan sebagai kejahatan pasar modal yakni

penipuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 90 UU No 8 tahun 1995,

karena sudah ada unsur unsur :

1. Unsur kegiatan perdagangan efek

2. Unsur setiap pihak

3. Unsur menipu atau mengelabui pihak lain

4. Unsur dengan menggunakan cara atau sarana apapun