sap hiperbarik
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI HIPERBARIK OKSIGEN
DI LAKESLA Drs. Med. R. Riyadi S., Phys
OLEH :
ARTYANI PUTRI BINTANIM 113.0007PR
PRODI PROFESI PENDIDIKAN NERS
STIKES HANG TUAH SURABAYA
2012
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang studi : Matra Pokok Bahasan : Hiperbarik OksigenSub Pokok Bahasan : Terapi Hiperbarik OksigenSasaran : Pasien di Lakesla Drs. Med. R. Riyadi S., PhysTempat : Lakesla Drs. Med. R. Riyadi S., PhysHari/tanggal : Kamis, 31 Mei 2012Waktu : 15 menit
A. PENDAHULUAN
Terapi hiperbarik mempunyai riwayat yang tidak tetap. Ruangan di Eropa pada
abad sembilan belas lebih digunakan sebagai spa oleh orang-orang kaya dan modis dari
pada sebagai modalitas pengobatan medis untuk mendiagnosa penyakit tertentu.
Dilanjutkan penelitian Paul Bert, Al Behnke, dan Ite Boerma et al. yang
mengembangkan dasar pemikiran ilmiah pada manfaat klinis ilmu kedokteran
hiperbarik. Terlepas dari eksploitasi, pasien-pasien Midwest sebagai penggemar
Profesor Orville J. Cunningham pada tahun 1920, oksigen hiperbarik tidak lagi "seperti
obat untuk suatu penyakit" tetapi sebuah ilmu pengetahuan dasar terapi hiperbarik.
Di awal tahun 1962, komite dikejutkan oleh Divisi Ilmu Pengetahuan medis dari
Akademi Nasional Ilmu Penetahuan (National Academy of Science) menetapkan
Dewan Penelitian Nasional yang merupakan sebuah komite untuk mengevaluasi
kemanjuran terapi hiperbarik.
Pada tahun 1967, Lembaga Kesehatan Hiperbarik dan bawah laut didirikan.
Merupakan lembaga oganisasi internasional yang mendorong pertukaran intelektual
informasi mengenai fisiologi, penyelaman, dan pengobatan klinik hiperbarik. Pertemuan
ilmiah merangsang presentasi makalah untuk ulasan, dan hasilnya diterbitkan dalam
jurnal of undersea and hyperbaric medicine.
Dengan desakan dari keduanya, komunitas penggalang dana dan rekan-rekan
medis mereka, lembaga mempublikasikan laporan utama komite Terapi Oksigen
Hiperbarik pada tahun 1977. Tak bisa dipungkiri kenyataan ilmiah tentang kegunaan
dari oksigen hiperbarik untuk diagnosa yang telah ditetapkan. Dalam hal ini komite
mengulas diagnosa potensial untuk 13 indikasi yang disetujui.
2
Kesehatan Hiperbarik adalah mempelajari masalah kesehatan akibat pemberian
tekanan lebih dari 1 ATM terhadap tubuh serta penggunaannya untuk pengobatan.
Terapi Oksigen Hiperbarik adalah bentuk pengobatan dengan pemberian oksigen
tekanan tinggi yang dilaksanakan dalam RUBT.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Terapi Hiperbarik Oksigen di Lakesla
Drs. Med. R. Riyadi S., Phys selama 15 menit diharapkan bisa memahami dan mampu
mempraktekkan dalam terapi di chamber.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Terapi Hiperbarik Oksigen di Lakesla
Drs. Med. R. Riyadi S., Phys selama 15 menit diharapkan mampu:
a. Memahami tentang pengertian terapi HBO
b. Memahami tentang manfaat terapi HBO
c. Mengetahui kontraindikasi terapi HBO
d. Mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat terapi HBO
e. Mengetahui tentang efek samping terapi HBO
f. Mengetahui tentang komplikasi terapi HBO.
D. METODE : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
E.. MEDIA : Leaflet tentang Terapi HBO
F. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 2 Menit Pembukaan :
a. Menyiapkan alat penyuluhan yaitu
leaflet dan pasien.
b. Membuka penyuluhan terapi HBO
pada pasien dengan mengucap kan
Alat penyuluhan
dan pasien siap.
Menjawab salam,
Memperkenalkan
3
salam, memperkenalkan diri. diri,
2
8 menit
Proses :
Menjelaskan pada pasien dan keluarga
tentang tentang pengertian, manfaat,
kontraindikasi, apa yang harus
dilakukan, efek samping, komplikasi
tentang terapi HBO.
Memperhatikan
dan menyimak
3
3 menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada pasien tentang
materi yang telah di berikan, dan
reinforcement kepada pasien atau
keluarga yang dapat menjawab
pertanyaan
Menjawab dan
memberikan
pertanyaan
4
2 menit
Proses:
Menyimpulkan, mengucapkan salam Memperhatikan
dan menjawab
salam
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Pasien hadir di tempat
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Lakesla Drs. Med. R. Riyadi
S., Phys
4
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana terkendali
3. Evaluasi Hasil
Pasien atau keluarga yang mengantar dapat :
a. Memahami tentang pengertian terapi HBO
b. Memahami tentang manfaat terapi HBO
c. Mengetahui kontraindikasi terapi HBO
d. Mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat terapi HBO
e. Mengetahui tentang efek samping terapi HBO
f. Mengetahui tentang komplikasi terapi HBO.
5
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
1. Kesehatan hiperbarik
Mempelajari masalah kesehatan akibat pemberian tekanan lebih dari 1 atm
terhadap tubuh serta penggunaannya untuk pengobatan.
2. Terapi oksigen hiperbarik
Bentuk pengobatan dengan pemberian oksigen tekanan tinggi yang dilaksanakan
dalam RUBT .
2. Apakah pengobatan oksigen hiperbarik itu?
Pengobatan Oksigen Hiperbarik adalah :
Pengobatan yang menggabungkan menghirup Oksigen 100 % dengan
memberikan tekanan > 1-3 atmosfir absolut didalam Hyperbaric chamber (RUBT).
3. Prosedur Terapi HBO
1. Pasien masuk caisson
2. Tek. udara 2-3 ATA
3. Hirup O2 100% melalui masker
4. Fisiologi HBO
1. Dalam darah
a. 1 grm Hb membawa 1,34 ml O2
b. 15 grm Hb dalam 100 ml darah membawa 20,1 ml O2
6
2. Dalam plasma
a. Koefisien kelarutan 0,0214 ml O2/100 ml plasma
b. 21% O2 tekanan 1 ATA 0,0045 ml O2/100 ml plasma
c. 100% O2 tekanan 1 ATA 2,14 ml O2/100 ml plasma
d. 100% O2 tekanan 3 ATA 6,42 ml O2/100 ml plasma
5. Pengobatan Oksigen Hiperbarik
1. Aman
2. Nyaman
3. Tidak menyakiti
4. Fisiologis
5. Telah melalui uji klinis
6. Ada indikator klinis : dosis, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, efek
samping
6. Manfaat Oksigen Hiperbarik mencakup :
1. Masalah yang berhubungan dengan penyelaman
Misalnya : penyakit dekompresi, keracunan gas CO, dan tes toleransi oksigen bagi
penyelam
2. Beberapa penyakit klinis
Misalnya: diabetes melitus, stroke, luka bakar, osteomyelitis, cangkok kulit/jaringan dan
lain lain.
3. Kebugaran
7
Meningkatkan asupan O2 di jaringan, meningkatkan sintesa kolagen, neovaskularisasi,
mempercepat eliminasi asam laktat
7. Mekanisme Kerja
1. Hiperoksigenisasi
a. Pada kondisi hiperbarik, O2 terlarut dalam darah lebih banyak.
b. Dalam darah: O2 terikat dgn hemoglobin dan O2 bebas dlm plasma.
OHB membuat O2 bebas dlm plasma >>, kadar O2 dlm jaringan disekitar
pembuluh darah >>.
c. O2 mampu merasuk 10-15 kali lebih jauh & lebih banyak.
d. Bermanfaat menangani gangguan hipoksia dan iskhemia
2. Neovaskularisasi
a. Timbul setelah beberapa kali sesi terapi
b. Adanya replikasi fibroblas
c. Terbentuknya kolagen baru
d. Tumbuhnya sel epitel pembuluh kapiler
3. Efek Antimikroba
a. O2 impairs bacterial metabolism. Not selective but cover broad spectrum
both gram(+) and gram(-). Most effective in anaerobic infections
b. HBO improves the phagocytosis, which is impaired by hypoxia.
c. HBO produces free radicals which are toxic to microorganism.
d. HBO has synergistic effect when combine with Aminoglycosides,
Sulfonamides and Quinolons increases the effect 5 to 10 fold
e. HBO is effective in drug resistant infections
8
f. Oxygen has direct bactericidal and bacteriostatic effect equal to that of
some antibiotic
g. HBO inhibits the exotoxin production such as, alpha and theta toxin of
C. perfringen
4. Vasokonstriksi
5. Kompresi gelembung gas
8. Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi HBO
1. Indikasi
a. Disepakati pemakaiannya oleh UHMS, 1999
1) Embolisme gas dan udara
2) Keracunan CO
3) Clostridial myositis dan myonecrosis (gas gangrene)
4) Crush injury dan acute traumatic ischemias
5) Penyakit dekompresi
6) Meningkatkan peyembuhan luka
7) Anemia
8) Abses intrakranial
9) Infeksi jaringan lunak ternekrotisasi
10) Osteomyelitis
11) Delayed radiation injury
12) Skin grafts dan flaps
13) Luka bakar
b. Kelas 2 : Indikasi Terapi Ajunktif
9
1) Pembedahan rekontruktif anggota gerak
2) Kegagalan sirkulasi darah perifer
3) Penyakit arteri koroner: Angina pectoris, Myocardial Infark
4) Oklusi arteri retina pusat
5) Penyakit otak iskemik
6) Tuli mendadak
7) Insufisiensi sirkulasi darah perifer
8) Luka bakar
9) Sindrom Meniere
10) Sekuele lambat keracunan CO
11) Ensefalitis virus non spesifik
12) Osteomyelitis kronik
13) Patah tulang
14) Osteoradionekrosis dan Kerusakan jaringan lunak
15) Ulkus duodenum dan Lambung
16) Ileus paralitik
17) Resusitasi kardiopulmoner
18) Udem otak
19) Syok, termasuk syok post operasi dalam bedah jantung
c. Indikasi Non Emergency (Chronic)
1) Kanker ganas, yang dikombinasikan dengan radiasi dan kemoterapi
2) Gangguan peredaran darah tepi dengan borok yang sulit sembuh
3) Cangkok kulit (Skin grafts)
10
4) Subacute Myelo-Optico Neuropathy (SMON)
5) Paresis Motorik, sekuele lanjut serangan pembuluh darah otak, cedera
kranial dan craniotomy
6) Sindrom yang tertunda pada intoksikasi CO
7) Neuropathy sumsum tulang belakang
8) Osteomyelitis dan Radio nekrosis
2. Kontra Indikasi
a. Mutlak
Untreated Pneumothorax
b. Relatif
1) Infeksi Saluran Nafas Atas
2) Emfisema dengan retensi CO2
3) Lesi paru asimtomatis pd foto dada
4) Riwayat operasi dada dan telinga
5) Demam tinggi
6) Penyakit keganasan.
7) Optic Neuritis
8) Kehamilan
3. Komplikasi
a. Barotrauma: telinga, sinus, gigi, paru
b. Temporer Myopia
c. Kejang karena O2
d. Klaustrofobia
11
4. Efek Samping
a. Mual
b. Keringat
c. Batuk
d. Sakit dada
e. Kedutan
f. Tinitus
DAFTAR PUSTAKA
Valerie Larson_Lohr, Hellen C. Norvel. 2002. Hyperbaric Nursing. USA : EGC
Hand Out kuliah Matra Laut Stikes Hang Tuah Surabaya oleh dr. Djati
Leaflet Lakesla Lakesla Drs. Med. R. Riyadi S., Phys
12