( 130 ) terapi oksigen hiperbarik

25
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK May M. Lee POIN UTAMA Oksigen hiperbarik telah direkomendasikan dan digunakan secara luas sebagai pengganti pada berbagai kondisi medis dengan berbagai evidence base. Sejumlah kecil percobaan acak terkontrol membuat efisiensi terapi oksigen hiperbarik pada banyak penyakit sulit dinilai. Terapi oksigen hiperbarik akhir-akhir ini digunakan pada pasien dengan keracunan kabon monoksida (CO), penyakit dekompresi (decompression sickness/DCS), dan emboli udara, serta sebagai terapi adjuvant untuk pencegahan dan pengobatan pada osteoradionekrosis, mionekrosis clostridial dan pada skin graft dan skin flap. Terapi oksigen hiperbarik adalah pilihan pengobatan pada anemia berat ketika transfusi tidak menjadi pilihan karena efek fisiologi dari kadar pengangkutan oksigen arteri. Terapi oksigen hiperbarik merupakan terapi yang mahal, tidak tersedia secara umum, dan tetap beresiko. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk

Upload: andi-rizal-zuhli-doro

Post on 14-Apr-2016

118 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

anastesi

TRANSCRIPT

Page 1: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

TERAPI OKSIGEN HIPERBARIKMay M. Lee

POIN UTAMA

Oksigen hiperbarik telah direkomendasikan dan digunakan secara luas sebagai

pengganti pada berbagai kondisi medis dengan berbagai evidence base.

Sejumlah kecil percobaan acak terkontrol membuat efisiensi terapi oksigen

hiperbarik pada banyak penyakit sulit dinilai.

Terapi oksigen hiperbarik akhir-akhir ini digunakan pada pasien dengan

keracunan kabon monoksida (CO), penyakit dekompresi (decompression

sickness/DCS), dan emboli udara, serta sebagai terapi adjuvant untuk

pencegahan dan pengobatan pada osteoradionekrosis, mionekrosis clostridial

dan pada skin graft dan skin flap.

Terapi oksigen hiperbarik adalah pilihan pengobatan pada anemia berat ketika

transfusi tidak menjadi pilihan karena efek fisiologi dari kadar pengangkutan

oksigen arteri.

Terapi oksigen hiperbarik merupakan terapi yang mahal, tidak tersedia secara

umum, dan tetap beresiko. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk

membuktikan efektifitas dan keamanan pada berbagai kondisi.

LATAR BELAKANG

Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu intervensi unik yang mekanisme

kerjanya belum sepenuhnya dipahami.

Hal ini telah direkomendasikan untuk penggunaan yang luas pada berbagai

kondisi medis ( Tabel 130-1) tetapi baru sejumlah kecil percobaan

randomized-controlled yang mendokumentasikan keuntungannya.

Terapi oksigen hiperbarik didefenisikan sebagai pengobatan dengan cara

pasien yang bernapas dengan oksigen 100 % dengan berada dalam suatu

Page 2: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

chamber/kamar , tekanannya dinaikkan lebih besar dari pada tekanan laut

(atau 1 atmosfer,atm). Hal ini dapat dilakukan pada chamber yang hanya

ditempati oleh satu orang atau (monoplace) atau multiplace chamber

(mungkin memuat dua orang atau lebih ). Bernapas dengan oksigen 100 %

pada tekanan 1 atm atau pemaparan bagian tubuh yang terisolasi dengan

oksigen 100 % tidak termasuk terapi oksigen hiperbarik .

The Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) adalah sumber utama

informasi untuk penyelaman dan fisiologi pengobatan hiperbarik. Banyak

rekomendasi untuk penggunaan terapi oksigen hiperbarik berasal dari

organisasi ini.

TABEL 130-1 Kemungkinan penggunaan untuk terapi oksigen hiperbarik

Emboli udara atau gas

Keracunan Karbon Monooksida (CO)

Keracunan Karbon Monooksida (CO) yang merupakan komplikasi dari keracunan sianida

Miosistis Clostridial dan mionekrosis (gangren gas)

Crush injury, sindrom kompartemen, dan iskemik traumatik akut yang lain

Penyakit Dekompensasi

Perbaikan dari penyembuhan khususnya pada masalah luka

Kehilangan darah yang luar biasa (anemia)

Abses intrakranial

Infeksi jaringan lunak disertai nekrosis

Osteomielitis (berulang)

Cedera radiasi yang lambat (nekrosis jaringan lunak dan tulang)

Skin graft dan skin flap

Luka bakar

Sumber : disadur dari http://www.UHMS.org.

FISIOLOGI

Page 3: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Efek terapi oksigen hiperbarik didasarkan pada efek biologi dan fisiologi dari

hukum tentang udara/gas (PV = nRT) dan hiperoksia jaringan. Kemudian,

terapi oksigen hiperbarik lebih banyak digunakan untuk mengobati hipoksia

jaringan atau kondisi dimana terdapat gelembung gas yang menyumbat aliran

darah, yang disebut penyakit dekompressi (DCS) atau emboli gas.

Peningkatan pengangkutan oksigen (oxygen delivery) : Hukum Henry

menyatakan bahwa sejumlah gas yang larut dalam suatu cairan atau

jaringan, berbanding langsung dengan tekanan parsialnya. Sebagian besar

oksigen dibawa oleh darah dan terikat dengan hemoglobin (CaO2 = [1.39

x Hb (g/dL) x saturasi O2 (%) +0.0031 x PaO2]). Dengan demikian

perbandingan oksigen yang larut meningkat jika tekanan juga meningkat.

Pada oksigen 100% dan 3 atm, tekanan oksigen arteri dapat meningkat

hingga 2000 mmHg ( dari 100 mmHg) dan tekanan oksigen jaringan

sekitar 500 mmHg (dari 55 mmHg) yang memungkinkan 60 ml oksigen

dapat diangkut dalam satu liter darah (disamakan dengan 3 ml/L pada

tekanan 1 atm ).

Reduksi ukuran gelembung : Hukum Boyle menyatakan bahwa pada

temperatur tetap, volume udara berbanding terbalik dengan tekanannya.

Oleh karena itu, volume dari suatu gelembung gas pada tekanan 3 atm

adalah sepertiga dari tekanan air laut. Selain itu, di sekitar gelembung

yang tidak larut di ganti dengan oksigen, yang secara cepat akan

dimetabolisme oleh jaringan.

Peningkatan jumlah radikal bebas oksigen : radikal bebas oksigen

mengoksidasi protein dan membran lipid, merusak DNA, dan

menghambat fungsi metabolik bakteri. Terapi oksigen hiperbarik sendiri

adalah bakterisidal untuk beberapa bakteri anaerob, termasuk Clostridium

perfringes, dan bakteriostatik untuk beberapa spesies Escherichia dan

Pseudomonas.

Page 4: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Perbaikan penyembuhan luka : Memperbesar derajat oksigen di daerah

perifer dari luka yang iskemik dan meningkatkan pembentukan matriks

kolagen yang bergantung pada oksigen (oxygen-dependent) yang

dibutuhkan untuk angiogenesis.

Reduksi pada cedera reperfusi : Netrofil dilibatkan sebagai agen utama

yang berperanan pada cedera reperfusi melalui perlekatan di dinding

pembuluh darah yang iskemik, pelepasan enzim protease dan radikal

bebas yang menyebabkan vasokontriksi patologis, serta destruksi jaringan

yang luas. Terapi oksigen hiperbarik telah menunjukkan penghambatan

perlekatan netrofil dan vasokontriksi setelah iskemik pada jaringan tikus

yang iskemik.

Meningkatkan vasokontriksi : Hiperoksia pada jaringan yang normal

karena terapi oksigen hiperbarik menyebabkan vasokontriksi dengan cepat

dan signifikan, tetapi disertai dengan peningkatan pengangkutan oksigen

plasma. Aliran darah mikrovaskuler ke jaringan yang iskemik diperbaiki

dengan oleh terapi oksigen hiperbarik. Vasokontriksi ini membantu

mengurangi edema jaringan, yang berperanan pada pengobatan sindrom

kompartemen dan luka bakar.

Antagonis terhadap karbon Monooksida (CO) : CO terikat pada

hemoglobulin sekitar 200-250 kali dibanding afinitas hemoglobin

terhadap oksigen. Karboksihemoglobin menyebabkan penurunan pada

kapasitas pengangkutan oksigen darah dan pelepasan oksigen di jaringan.

Terapi oksigen hiperbarik pada tekanan 2,5 atm mengurangi waktu paruh

karboksihemoglobin dari 4 sampai 5 jam menjadi 20 menit atau kurang

pada subyek yang normal.

PENGGUNAAN

Agar pemberiannya lebih efektif, terapi oksigen hiperbarik sebaiknya di

inhalasi pada atmosfir atau melalui pipa endotrakeal pada monoplace chamber

Page 5: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

(kamar yang memuat satu orang saja) (Gambar 130-1), atau melalui sungkup,

tutup kepala yang dipasangkan dengan kencang, atau endotrakeal pada

multiplace chamber yang lebih luas. (Gambar 130-2).

Gambar 130-1. Monoplace chamberSumber : Disadur dari http://www.sechristind.com/.

Gambar 130-2. Multiplace chamberSumber : Disadur dari http://www.sechristind.com/.

Page 6: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Monoplace chamber digunakan untuk pengobatan kondisi medis yang kronik

pada pasien yang stabil. Multiplace chamber memungkinkan pengawasan

yang lebih ketat pada pasien dengan penyakit kritis.

Tekanan chamber biasanya dipertahankan antara 2,5 dan 3 atm dan

berlangsung 45 – 300 menit tegantung indikasinya.

Secara khusus, terapi oksigen hiperbarik diberikan dengan pengaturan oksigen

atau udara.

Pengawasan perawatan kritis dan pengobatan , termasuk ventilasi mekanik,

sebaiknya disediakan.

PENGGUNAAN KLINIK

KERACUNAN KARBON MONOOKSIDA

Keracunan karbon monooksida adalah penyebab kematian yang paling sering

akibat keracunan di Amerika Serikat. Keracunan yang hebat ditandai dengan

kehilangan kesadaran (sinkop/pingsan, kejang dan koma), defisit neurologis,

edema paru, iskemik miokard dan asidosis metabolik yang berat. Selain itu,

pada efek toksik akut, semua korban keracunan karbon monooksida beresiko

mendapatkan gejala sisa berupa kelainan neuropsikologis yang terlambat.

Kualitas dan akibat dari percobaan klinik telah berubah secara luas, tetapi

sejumlah penelitian tidak secara acak (non randomized) menunjukkan bahwa

terapi oksigen hiperbarik mempunyai efek berlawanan pada keracunan karbon

monoksida baik akut maupun lambat.

Terapi oksigen hiperbarik tidak secara rutin direkomendasikan pada pasien

dengan keracunan karbon monooksida yang ringan sampai moderat.

Pengobatan dengan oksigen normobarik 100 % selama 4-6 jam atau sampai

gejala berkurang.

Banyak ahli yang mendukung penggunaan terapi oksigen hiperbarik dalam

keadaan terdapatnya HbCO > 40 %, kehilangan keasadaran atau wanita hamil

Page 7: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

dengan HbCO > 20 %, karena prognosis pada pasien ini dan paparan pada

fetus tidak cukup bagus dengan terapi oksigen normobarik.

Pasien dengan keracunan CO yang berat sebaiknya mendapatkan sekurang-

kurangnya satu pengobatan dengan terapi oksigen hiperbarik pada tekanan 2-

3 atm. Terapi tambahan mungkin menghasilkan perbaikan yang lebih besar

pada gejala sisa neuropsikologi.

PENYAKIT DEKOMPRESI

Penyakit dekompresi terjadi utamanya saat rekreasi menyelam yang

pernapasannya terkompresi udara saat kembali ke permukaan air terlalu cepat,

tetapi dapat juga mengenai pilot yang terbang diatas 5500 m (penyakit

dekompressi altitude/ketinggian).

Pembentukan gelembung terjadi ketika tekanan nitrogen yang terlarut di

jaringan dan darah yang melebihi tekanan di lingkungan sekitar. Gelembung

dapat menyebabkan deformasi jaringan dan oklusi penyumbatan pembulah

darah, yang akan mengganggu perfusi dan oksigenasi jaringan. Efek

biokimiawi pada darah pemisahan gas juga menyebabkan kerusakan endotel,

perubahan hemostasis dan aktivasi lekosit.

Manifestasi penyakit dekompressi dengan tingkat keparahan mulai dari bintik

merah pada kulit (rash) yang sembuh sendiri, nyeri sendi, kejang sampai

kematian mendadak.

Terapi oksigen hiperbarik merupakan terapi defenitif pada penyakit

dekompressi , meskipun belum ada percobaan random yang terkontrol yang

membandingkannya dengan terapi oksigen normobarik.

Belum ada kejelasan tentang efektifitas terapi oksigen hiperbarik akibat

reduksi ukuran gelembung gas dan bantuan pada hipoksia lokal atau pada

modulasi efek patologi yang dimediasi oleh gelembung pada jaringan dan

pembuluh darah.

Page 8: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Pasien dengan penyakit dekompresi sebaiknya menjalani terapi oksigen

hiperbarik sesegera mungkin karena keberhasilan yang nyata pada pengobatan

menurunkan emboli udara serebral telah dilaporkan setelah 4 – 5 jam

tertunda .

Pasien dengan mendapatkan terapi oksigen hiperbarik pada tekanan 2,5 – 3

atm selama 2 - 4 jam dengan mengulang terapi dengan waktu yang lebih lama

jika dibutuhkan sampai gejalanya menghilang, atau jika tidak ada perbaikan

gejala klinik.

EMBOLI GAS ARTERIAL

Emboli gas terjadi ketika gelembung udara memasuki atau terbentuk di

sirkulasi. Hal ini dapat timbul dari inflasi pulmoner berlebihan selama

menyelam, ventilasi mekanik, penempatan kateter vena sentral, hemodialisis,

dan sumber lain.

Terdapat sedikit percobaan klinik tentang terapi oksigen hiperbarik pada

emboli gas,tetapi terapi ini dapat diterima penggunaannya secara luas sebagai

satu -satunya terapi yang menyelamatkan jiwa.

Terapi segera dengan terapi oksigen hiperbarik diberikan khususnya pada

tekanan 2,5 – 3 atm selama 2-4 jam dengan terapi yang diulang jika tidak

terlihat perbaikan gejala klinik.

INFEKSI

Miositis Clostridial dan mionekrosis: Terapi utama yang selalu dilakukan

pada awalnya adalah dekompresi bedah dan eksisi serta antimikroba. Terapi

oksigen hiperbarik adjuvant diketahui untuk mendapatkan efek antibakteri dan

antitoksin. Terdapat banyak laporan kasus dan percobaan klinik yang

menunjukkan kombinasi pengobatan ini dapat mengurangi kebutuhan

terhadap pembedahan yang berat dan amputasi. Organisasi UHMS (Undersea

and Hyperbaric Medical Society) merekomendasikan 3 sesi, tiap sesi 90 menit

Page 9: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

dengan tekanan 3 atm pada 25 jam pertama, diikuti dengan terapi dua kali

sehari selama 4-5 hari sampai terlihat perbaikan klinik.

Nekrosis Fascitis: infeksi yang berkembang secara cepat pada kulit dan

jaringan dibawahnya memiliki mortalitas yang sangat tinggi. Operasi

debridement dan antibiotik adalah terapi konvensional. Penelitian pada

binatang menunjukkan bahwa terapi oksigen hiperbarik mempunyai efek

antibiotik langsung, memperbaiki tekanan oksigen, fungsi leukosit, dan

pembersihan bakteri. Terapi oksigen hiperbarik telah dilaporkan dapat

mengurangi mortalitas hingga sepertiganya. Pasien sebaiknya mendapat

pengobatan dua kali sehari selama 90-120 menit pada tekanan 2-2,5 atm,

dikurangi menjadi satu kali sehari ketika pasien telah stabil. Pengobatan

selanjutnya dapat diberikan untuk mengurangi serangan ulang.

Osteomielitis yang refrakter: terapi oksigen hiperbarik direkomendasikan pada

osteomielitis lokal dan difus, khususnya jika terdapat gangguan pembuluh

darah dan imunitas. Terapi oksigen hiperbarik memungkinkan pembentukan

matriks kolagen tergantung kecukupan oksigen untuk angiogenesis. Hal ini

juga secara langsung dan secara tidak langsung membunuh bakteri anaerob

dan memungkinkan reabsopsi osteoklastik dari tulang yang nekrosis. Terapi

oksigen hiperbarik efektif pada osteomielitis dan telah dikonfirmasikan pada

penelitian terhadap binatang. Jenis pengobatan tergantung tingkat keparahan,

tetapi direkomendasikan bahwa terapi oksigen hiperbarik diberikan selama

90-120 menit perhari pada tekanan 2 -2,5 atm ,yang dilakukan bersama

dengan debridemen, antibiotik dan dukungan gizi.

Abses intrakranial : pada pasien dengan infeksi yang hebat, multipel, dalam,

atau abses terlokalisir yang banyak, atau pasien dengan gangguan imunitas,

pembedahan yang bermasalah, atau resisten terhadap terapi konvensional,

terapi oksigen hiperbarik adjuvant dapat membantu. Kejadian klinik masih

terbatas tetapi pasien diterapi satu kali atau dua kali pada tekanan 2-2,5 atm

Page 10: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

selama 60-90 menit. Keberhasilan ditentukan dengan hasil pemerikasaan

klinik dan radiologi. Jumlah rata-rata pengobatan ini adalah 13.

SKIN GRAFT YANG TERGANGGU

Skin graft dan rekonstruksi flap mungkin gagal karena perfusi yang tidak

adekuat dan hipoksia.

Sejumlah penelitian pada binatang dan manusia menunjukkan perbaikan graft

dengan terapi oksigen hiperbarik . Pada mikrosirkulasi skeletal terapi oksigen

hiperbarik mereduksi perlekatan lekosit endothel dan mencegah vasokontriksi

yang progresif dengan referperfusi daerah yang cedera. Mekanisme lain

termasuk stimulasi fibroblas dan sintesis kolagen.

Terapi oksigen hiperbarik sebaiknya dipertimbangkan jika suatu graft atau

flap harus dipindahkan ke tempat dengan kapiler dengan sirkulasi yang jelek,

yaitu area yang tidak terjangkau, dan khususnya jika rekonstruksi sebelumnya

pada area yang sama dan tidak berhasil.

Pasien sebaiknya mendapat pengobatan dua kali sehari dengan tekanan 2 -2,5

atm selama 90 -120 menit dikurangi sampai sekali sehari sampai graft atau

flap telah stabil.

LUKA BERMASALAH

Luka bermasalah, khususnya infeksi kaki diabetik dan ulkus insufisiensi

arterial yang paling sering diobati dengan terapi oksigen hiperbarik di

Amerika Serikat. Morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Terapi oksigen

hiperbarik telah menunjukkan perbaikan penyembuhan dan penyelamatan

kaki.

Terapi oksigen hiperbarik telah dilaporkan dapat meningkatkan oksigenasi,

proliferasi fibroblast, sintesa kolagen, epitelisasi, dan neovaskularisasi,

meningkatkan aktivitas bakterisidal dan bersifat toksik pada bakteri anaerob.

Page 11: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Suatu penelitian double-blind random terkontrol pada tahun 2003

memperlihatkan adanya perbaikan penyembuhan dan keuntungan pembiayaan

dengan terapi oksigen hiperbarik adjuvant pada ulkus diabetik dibandingkan

dengan kelompok placebo yang mendapatkan udara hiperbarik, walaupun

dengan jumlah sampel yang kecil.

Terapi oksigen hiperbarik sangat bermanfaat pada penanganan masalah luka

dengan mendukung pemeliharaan dan penyembuhan yang lebih cepat.

Pengobatan pada tekanan 2-2,5 atm selama 90-120 menit sekali atau dua kali

sehari dikombinasi dengan graft dan kontrol infeksi bias jadi pilihan.

ANEMIA AKIBAT SYOK HEMORAGIK

Pada kondisi hiperbarik, kadar oksigen yang terlarut dalam darah dapat

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sel dan metabolik tanpa kontribusi

dari oksihemoglobin.

Syok hemoragik dapat ditangani dengan terapi oksigen hiperbarik pada pasien

yang tidak didapatkan darah yang sesuai, atau yang menolak transfusi darah

karena alasan agama dan praktek.

Terapi oksigen hiperbarik berguna sebagai suatu tindakan sementara yang

bersifat jangka pendek, tetapi terapi ini merepotkan dan mahal, serta resiko

keracunan menyebabkan pembatasan durasi pengobatan.

Direkomendasikan bahwa pasien diobati pada tekanan sampai 3 atm selama 2

sampai 4 jam, tiga sampai empat kali sehari sampai gejala hipoksia mereda

dan dan telah terjadi regenerasi sel darah merah.

CEDERA JARINGAN AKIBAT RADIASI

Terapi radiasi merusak perbaikan proliferasi sel, menyebabkan penurunan

vaskularitas, hipoksia lokal, dan kadang-kadang nekrosis. Hal ini biasanya

bermanifestasi berupa edema, ulserasi, nekrosis tulang, penyembuhan luka

Page 12: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

yang jelek, dan meningkatkan resiko infeksi, yang dapat menetap selama

beberapa tahun setelah kerusakan awal. Dosis radiasi yang tinggi dapat

menghasilkan radionekrosis yang spontan.

Terapi oksigen hiperbarik meningkatkan densitas pembuluh darah dan

oksigenasi pada jaringan yang rusak akibat radiasi. Tekanan oksigen

meningkat sampai kadar normal memungkinkan proliferasi fibroblast,

pembentukan kolagen, angiogenesis pada tepi luka dan re-epitelisasi.

Sebelum terapi oksigen hiperbarik tersedia, rekonstruksi jaringan mandibula

yang tidak radiaktif pada pasien dengan kanker orofaring dan kanker kepala

leher yang lain seringkali tidak berhasil dengan komplikasi berupa

osteonekrosis, radionekrosis soft-tissue, mukositis, dermatitis dan

radionekrosis laringeal yang ditemukan pada 50 -60 % pasien. Angka

keberhasilan penggunaan terapi oksigen hiperbarik telah meningkat hingga 93

%.

Keberhasilan pengobatan dengan terapi oksigen hiperbarik juga nampak pada

kerusakan setelah radiasi yang lain termasuk nekrosis dinding dada, sistitis

hemoragik akibat radiasi, dan kerusakan sistem saraf pusat akibat radiasi.

Terapi ini mahal, walaupun belum meyakinkan,namun terapi oksigen

hiperbarik telah dilakukan pada cedera akibat radiasi, khususnya

osteoradionekrosis mandibula.

Protokol terbaru untuk pencegahan dan pengobatan osteoradionekrosis

mencakup 30 sesi terapi oksigen hiperbarik sebelum operasi, masing-masing

dengan tekanan 2,4 atm selama 90 menit, dilanjutkan dengan 10 sesi setelah

operasi.

LUKA BAKAR KARENA PANAS

Mekanisme manfaat yang terjadi pada luka bakar adalah pengurangan edema

akibat vasokontriksi hiperoksia, pembentukan kolagen, dan perbaikan efek

bakterisidal.

Page 13: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi oksigen hiperbarik

mempersingkat waktu penyembuhan, hospitalisasi, dan mortalitas

dibandingkan kelompok kontrol dan mengurangi kebutuhan untuk skin graft.

Namun , penelitian lain menunjukkan tidak ada manfaatnya.

Pada saat ini, masih belum jelas bahwa terapi oksigen hiperbarik memberikan

manfaat jika ditambahkan pada perawatan biasa yang diberikan pada pasien di

unit luka bakar.

Organisasi UHMS (Undersea and Hyperbaric Medical Society)

merekomendasikan tiga sesi dalam 24 jam selama 90 menit tiap sesi kemudian

dua kali sehari pada tekanan 2-2,4 atm pada daerah luka.

CEDERA CRUSH AKUT

Pada cedera crush traumatik akut, ekstravasasi cairan intravaskuler

meningkatkan perbedaan difusi dari kapiler ke sel, bersifat progresif, iskemik

yang menetap, edema, dan penyembuhan yang tidak adekuat.

Perbaikan bedah untuk mempertahankan perfusi jaringan, penggantian darah

dan antikoagulasi adalah penanganan utama.

Terapi oksigen hiperbarik dapat memperbaiki tekanan oksigen jaringan dan

meningkatkan oksigenasi basal plasma dan meningkatkan perbaikan bentuk

eritrosit.

Vasokonstriksi hiperoksia mengurangi edema tanpa mengganggu

pengangkutan oksigen dan membalikkan siklus edema iskemik.

Terapi oksigen hiperbarik juga melawan peroksidasi lipid melalui radikal

bebas dengan cara memperbaiki reperfusi cedera.

Penelitian yang dipublikasikan masih terbatas, tetapi suatu percobaan secara

acak yang terkontrol dengan kualitas tinggi pada tahun 1996 menunjukkan

perbaikan yang signifikan pada penyembuhan dengan terapi oksigen

hiperbarik .

Page 14: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Pasien sebaiknya diobati dalam 4-6 jam pada daerah luka dengan tekanan 2-

2,5 atm sekali sehari selama beberapa hari.

HAL LAIN

Sejumlah penggunaan potensial lain dari terapi oksigen hiperbarik telah

diusulkan, walaupun belum valid. Indikasi selanjutnya dari terapi oksigen

hiperbarik ditujukan pada otitis media maligna, cedera akibat olahraga, cedera

otak atau cedera korda spinalis, penyakit sicle cell, stroke akut, multiple

sclerosis, tinnitus, tuli sensorineural mendadak, SIRS (systemic inflammatory

response syndrome), dan infark miokard akut. Penelitian selanjutnya

dibutuhkan sebelum terapi oksigen hiperbarik dapat disahkan untuk indikasi

potensial ini.

KOMPLIKASI

Terapi oksigen hiperbarik aman jika digunakan sesuai dengan protokol

standar dengan tekanan oksigen tidak melebihi 3 atm dan dengan sesi

pengobatan dibatasi sampai 120 menit. Beberapa efek samping yang dapat

terjadi antara lain:

Efek samping yang paling sering adalah miopia yang reversibel, yang

terjadi akibat toksisitas oksigen yang langsung pada lensa atau deformitas

fisik lensa. Tidak menyebabkan dari peningkatan pembentukan katarak.

Barotrauma pada telinga tengah dan sinus yang dapat dicegah dengan

teknik yang sama atau tuba timpanostomi dan otitis media dapat dicegah

dengan pseudoefedrin. Barotrauma telinga dalam sangat jarang terjadi

namun ruptur timpani dapat mengakibatkan tuli permanen, tinitus dan

vertigo.

Menghirup oksigen dengan konsentrasi dan tekanan yang tinggi mungkin

dapat menimbulkan kejang generalisata, tetapi dapat sembuh sendiri dan

tidak menyebabkan kerusakan yang permanen. Terapi oksigen hiperbarik

Page 15: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

juga dikaitkan dengan hipoglikemia pada beberapa pasien dengan

diabetes. Hipoglikemia sebaiknya dibedakan dengan kejang akibat terapi

oksigen hiperbarik.

Beberapa pasien memiliki gejala trakeobronkial yang reversibel, dengan

paparan terapi oksigen hiperbarik yang berulang dapat terjadi sesak pada

dada, rasa terbakar pada substernal, dan batuk, dengan gangguan fungsi

pulmoner yang reversibel.

Pasien dengan penyakit kritis yang membutuhkan oksigen normobarik

dengan konsentrasi tinggi selama suatu periode yang lama yang kemudian

menjalani paparan berulang pada terapi oksigen hiperbarik memiliki

resiko yang lebih besar pada efek toksik pulmoner.

Efek samping psikologis seperti claustrafobia, sering terjadi khususnya di

monoplace chamber.

Tidak terdapat stimulasi pertumbuhan maligna (kanker) dengan terapi

oksigen hiperbarik .

Clinical evidence tidak mendukung timbulnya komplikasi pada fetus

seperti spina bifida atau kelainan anggota gerak.

KONTRAINDIKASI

Satu-satunya kontraindikasi absolut dari terapi oksigen hiperbarik adalah

pneumothoraks yang tidak diobati.

Kontraindikasi relatif antara lain : penyakit obstruktif paru, penyakit jantung,

gangguan keseimbangan, infeksi saluran pernapasan atas atau sinusitis,

riwayat pembedahan atau cedera pada telinga dalam waktu dekat, demam, dan

claustrofobia.

Page 16: ( 130 ) Terapi Oksigen Hiperbarik

Pasien dengan riwayat gangguan kejang, pneumothoraks, atau bedah toraks

adalah resiko besar untuk menderita komplikasi yang berkaitan dengan

barotrauma atau keracunan oksigen pada sistem saraf pusat.

PEMBIAYAAN

Rata-rata, satu sesi terapi oksigen hiperbarik 90 menit memiliki biaya antara

300 dan 400 $. Biaya untuk 30-40 sesi selama pengobatan radionekrosis atau masalah luka ,

dapat berkisar antara 9000 sampai 16.000 $._