sambut hari ibu, dharma wanita ingatkan bahaya diabetes filedengan lomba masak olahan nugget low...

2
Sambut Hari Ibu, Dharma Wanita Ingatkan Bahaya Diabetes Dikirim oleh humas3 pada 30 Desember 2011 | Komentar : 0 | Dilihat : 6943 Ketua Dharma Wanita UB, Enny Yogi Sugito memotong tumpeng Dharma Wanita Persatuan Universitas Brawijaya (DWP UB), Kamis (29/12), di Ruang Jamuan Lantai VI Kantor Pusat, mengadakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Ibu dan Ulang Tahun DW ke 12. Acara diramaikan dengan lomba masak olahan nugget low fat, bazaar, lomba kantin sehat dan penampilan perdana karawitan DWP UB. Tak kalah penting, peserta mendapat paparan mengenai penyakit Diabetes Mellitus (DM) dari dr Laksmi Sasiarini SpPD. "Komponen yang paling berpengaruh dalam DM adalah karbohidrat," ujarnya. Komponen ini didapati pada nasi, roti maupun mie. Dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran UB mengingatkan bahwa yang perlu dibatasi adalah jumlah kalori yang diperoleh tubuh bukan jenisnya. Menurutnya, pasien DM yang datang ketika gula darahnya tinggi kerapkali disebabkan mereka tidak melakukan pola diet yang benar. "Kalau di rumah makannya dibatasi, tapi dilanggar waktu ada undangan resepsi atau makan- makan di kantor," katanya. "Sebenarnya, pasien diabetes tidak dilarang makan tapi harus dibatasi." Selain diet, pasien DM dianjurkan melakukan pola hidup sehat dengan melakukan kegiatan jasmani. Setidaknya dilakukan tiga sampai empat kali seminggu. Minimal melakukan aerobik sedang 150 menit per minggu atau 90 menit per minggu aerobik berat. "Kalau jalan-jalan di Mall itu olahraga bukan Ibu-ibu?" tanya dokter yang bisa diasapa dokter Mimi ini. Menurutnya kalau jalan-jalan di Mall tanpa berhenti, kegiatan tersebut bisa disamakan dengan olahraga. Namun seringkali yang dilakukan tiap lima menit berhenti. Itu belum bisa dikatakan olahraga, walau lumayan sebagai pengganti aktivitas fisik. Pasien DM juga akan diberi obat-obatan. Menurutnya, paling susah meminta pasien menggunakan insulin karena harus disuntik. Padahal insulin tidak ada yang ditelan, dihisap atau disemprot. Di lain sisi, insulin adalah obat yang paling bagus untuk mengontrol glukosa darah. "Pakai insulin bukan berarti pasien sudah menderita diabet akut, " ujarnya. Saat ini, penyuntikan insulin semakin memudahkan pasien untuk melakukannya secara mandiri. Bentuk

Upload: dangnga

Post on 03-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sambut Hari Ibu, Dharma Wanita Ingatkan Bahaya Diabetes

Dikirim oleh humas3 pada 30 Desember 2011 | Komentar : 0 | Dilihat : 6943

Ketua Dharma Wanita UB, Enny Yogi Sugito memotong

tumpeng

Dharma Wanita Persatuan Universitas Brawijaya (DWP UB), Kamis (29/12), di Ruang Jamuan Lantai VI Kantor Pusat, mengadakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Ibu dan Ulang Tahun DW ke 12. Acara diramaikan dengan lomba masak olahan nugget low fat, bazaar, lomba kantin sehat dan penampilan perdana karawitan DWP UB. Tak kalah penting, peserta mendapat paparan mengenai penyakit Diabetes Mellitus (DM) dari dr Laksmi Sasiarini SpPD.

"Komponen yang paling berpengaruh dalam DM adalah karbohidrat," ujarnya. Komponen ini didapati pada nasi, roti maupun mie. Dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran UB mengingatkan bahwa yang perlu dibatasi adalah jumlah kalori yang diperoleh tubuh bukan jenisnya.

Menurutnya, pasien DM yang datang ketika gula darahnya tinggi kerapkali disebabkan mereka tidak melakukan pola diet yang benar. "Kalau di rumah makannya dibatasi, tapi dilanggar waktu ada undangan resepsi atau makan-makan di kantor," katanya. "Sebenarnya, pasien diabetes tidak dilarang makan tapi harus dibatasi."  

Selain diet, pasien DM dianjurkan melakukan pola hidup sehat dengan melakukan kegiatan jasmani. Setidaknya dilakukan tiga sampai empat kali seminggu. Minimal melakukan aerobik sedang 150 menit per minggu atau 90 menit per minggu aerobik berat. "Kalau jalan-jalan di Mall itu olahraga bukan Ibu-ibu?" tanya dokter yang bisa diasapa dokter Mimi ini. Menurutnya kalau jalan-jalan di Mall tanpa berhenti, kegiatan tersebut bisa disamakan dengan olahraga. Namun seringkali yang dilakukan tiap lima menit berhenti. Itu belum bisa dikatakan olahraga, walau lumayan sebagai pengganti aktivitas fisik.

Pasien DM juga akan diberi obat-obatan. Menurutnya, paling susah meminta pasien menggunakan insulin karena harus disuntik. Padahal insulin tidak ada yang ditelan, dihisap atau disemprot. Di lain sisi, insulin adalah obat yang paling bagus untuk mengontrol glukosa darah. "Pakai insulin bukan berarti pasien sudah menderita diabet akut, " ujarnya.

Saat ini, penyuntikan insulin semakin memudahkan pasien untuk melakukannya secara mandiri. Bentuk

suntikannya seperti bolpoin dan jarumnya tidak lebih panjang dari 1 cm, hanya 6 mm. "Asal cara suntiknya benar,  pasien tidak akan merasakan nyeri," ungkapnya. Selain itu, dengan memakai insulin, ketergantungan pasien pada dokter akan berkurang karena ia bisa memperkirakan sendiri kadar insulin yang dibutuhkan sesuai aktivitasnya.

Kemandirian pasien juga akan semakin terbantu dengan memiliki alat pantau glukosa darah sendiri. "Pasien tidak akan sering datang ke dokter kalau punya alat ini," tuturnya. Alat ini biasanya disuntikkan di jari tangan.

Lomba Nugget Low Fat & Kantin Bersih

Olahan Nugget Tahu Karya FK UB

Di akhir acara, panitia mengumumkan pemenang lomba olahan Nugget Low Fat yaitu Ibu Yoke dari DW Fakultas Kedokteran sebagai juara pertama dengan Nugget Sayur Fantasi - Nuget Kombinasi Rumput Laut. Sedangkan juara kedua adalah Ibu Pranatalia dari Kantor Pusat dengan olahan Nugget Bokcoy, juara ketiga Ibu Wasis dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Nugget Lele serta juara harapan satu yaitu ibu Paham dari Fakultas Hukum. Tim juri dalam Nugget Low Fat yaitu Nina Efiana dari Hotel UB dan Iva Tsalissavrina dari Jurusan Gizi FK UB.

Nugget low fat adalah nugget rendah lemak yang mengkombinasikan antara protein hewani dengan bahan lain seperti sayur, tahu, rumput laut, ikan dan bahkan buah. Karya Ibu Yoke yang keluar sebagai juara pertama misalnya, komposisi yang digunakan antara lain 100 gr tahu, 50 gr daging ayam giling, 15 gr makaroni, 10 gr rumput laut, 25 gr rumput laut, 1 butir telur ayam, dan minyak canola untuk menggoreng. Lihat juga karya Pranatalia yang memanfaatkan Bokcoy (Sawi Daging), tahu, wortel, putih telur bebek, dan daging ayam. Bokcoy dan wortel kaya akan karoten, sementara putih telur bebek tidak memiliki kandungan lemak. Ide kreatif lainnya datang dari Ibu Paham yang memanfaatkan ikan lele sebagai unsur protein.

Lomba lain yang juga diselenggarakan dalam kegiatan ini yaitu Lomba Kantin Sehat. Dewan juri dalam lomba kali ini yaitu Nina Efiana dari Hotel UB dan Rita Wahyuningsih dari Griya Brawijaya. Berdasarkan penilaian yang dilakukan dewan juri, keluar  sebagai juara satu Fakultas Kedokteran. Disusul Fakultas Pertanian sebagai juara dua, juara tiga Kantor Pusat, dan di posisi buncit juara harapan satu Fakultas Peternakan.[by Ai and Lia] 

  Artikel terkait

Refleksi Diri di Hari IbuPasar Murah KPRI di Hari IbuSekretaris Handal Dukung UB Menjadi World Class University