sakd modul 2

78
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUKU 2 POS - POS NERACA Pokja IV Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah KMK: 355/KMK.07/2001

Upload: inspektorat-banjar

Post on 21-Jun-2015

535 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sakd modul 2

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUKU 2

POS - POS NERACA

Pokja IV Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah

Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan PerimbanganKeuangan Pusat dan Daerah

KMK: 355/KMK.07/2001

Page 2: Sakd modul 2

BUKU 2 – Pos Pos Neraca

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: iDepkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

KATA PENGANTAR

Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logisberupa pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunanberdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai ketentuan peraturanperundangan yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berkewajiban untukmembuat Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan diantaranya adalahpembuatan Neraca Daerah. Neraca ini pada dasarnya menggambarkan posisiaset dan kewajiban daerah pada suatu tanggal tertentu, dalam hal ini adalahposisi per 31 Desember tahun tertentu.

Neraca Daerah umumnya berisikan pos-pos neraca Aset Lancar,Investasi Permanen, Aktiva Tetap, Aktiva lainnya, Kewajiban Jangka Pendek,Kewajiban Jangka Panjang, dan Ekuitas Dana. Pemahaman mengenai pedomanakuntansi pos-pos neraca tersebut mencakup pengertian dari masing-masingpos neraca, proses pencatatan dan dokumen terkait, saldo normal (debet ataukredit), jurnal standar yang berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, danpengungkapan yang diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut.

Buku-2 Pos-Pos Neraca ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan daribuku mengenai sistem akuntansi keuangan daerah dimaksudkan untukmemberikan gambaran dan pemahaman awal kepada pemerintah daerah danpihak-pihak terkait mengenai proses pencatatan dan proses pelaporan pos-posneraca yang diperlukan dalam pembuatan Neraca Daerah. Dengan buku inidiharapkan akan membantu penerapan sistem akuntansi keuangan daerahsehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telah mampumenghasilkan Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan khususnya yangberbentuk Neraca Daerah yang bersangkutan.

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, khususnya mengenaipelaporan dalam bentuk neraca menuntut adanya pemahaman yang utuh daripelaksana manajemen keuangan daerah dan adanya penyempurnaan secaraterus menerus dari instansi yang berkewenangan sehingga pencapaianakuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah sebagai bagian darikepemerintahan yang baik (good governance) dapat menjadi kenyataan.

Jakarta, 9 Januari 2002

Tim Penyusun

Page 3: Sakd modul 2

BUKU 2 – Pos Pos Neraca

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. iDAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii

BAB I PEDOMAN AKUNTANSI ASET……………………………………….. 1A. Akuntansi Aset Lancar………………………………………………. 1

1. Kas di Kas Daerah………………………………………………… 12. Kas di Pemegang Kas……………………………………………. 123. Bagian Lancar dari Tagihan Penjualan Angsuran…………….. 134. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional………………………………………………………. 145. Bagian Lancar dari TGR…………………………………………. 176. Piutang Pajak……………………………………………………… 187. Piutang Lain-lain………………………………………………….. 198. Persediaan…………………………………………………………. 21

B. Akuntansi Investasi Permanen……………………………………… 221. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah…………………………. 222. Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional... 243. Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan……………… 264. Investasi Permanen Lainnya……………………………………... 28

C. Akuntansi Aset Tetap……………………………………. 301. Tanah……………………………………………………………….. 302. Peralatan dan Mesin………………………………………………. 323. Gedung dan Bangunan…………………………………………… 354. Jalan, Irigasi dan Jaringan………………………………………... 395. Aset Tetap Lainnya………………………………………………... 426. Konstruksi dalam Pengerjaan……………………………………. 45

D. Akuntansi Aset Lainnya……………………………………………… 471. Tagihan Penjualan Angsuran…………………………………….. 472. Kemitraan dengan Pihak Ketiga…………………………………. 493. Dana Cadangan…………………………………………………… 504. Lain-lain Aset………………………………………………………. 52

BAB II PEDOMAN AKUNTANSI HUTANG…………………………………... 54A. Akuntansi Hutang Jangka Pendek…………………………………. 54

1. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang………………………… 542. Hutang Biaya Pinjaman…………………………………………… 553. Hutang Perhitungan Fihak Ketiga……………………………….. 57

B. Akuntansi Hutang Jangka Panjang dan Hutang Bunga………….. 581. Hutang Jangka Panjang…………………………………………... 582. Hutang Bunga……………………………………………………… 60

Page 4: Sakd modul 2

BUKU 2 – Pos Pos Neraca

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

iii

BAB III PEDOMAN AKUNTANSI EKUITAS DANA………………………….. 62A. Akuntansi Ekuitas Dana Lancar…………………………………….. 62

1. SilPA Tahun Pelaporan…………………………………………… 622. Akumulasi SilPA…………………………………………………… 633. Cadangan untuk Piutang…………………………………………. 644. Cadangan untuk Persediaan…………………………………….. 655. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran HutangJangka Pendek……………………………………………………….. 66

B. Akuntansi Dana Yang Diinvestasikan……………………………… 671. Diinvestasikan dalam Investasi Permanen……………………... 682. Diinvestasikan dalam Aset Tetap……………………………….. 693. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya……………………………… 71

C. Akuntansi Ekuitas Dana Yang Dicadangkan……………………… 721. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan…………………………. 72

Page 5: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

1

BAB IPEDOMAN AKUNTANSI ASET

A. AKUNTANSI ASET LANCAR

Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapatdicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi.Aset lancar terdiri dari Kas di Kas daerah, Kas di Pemegang Kas, Bagian Lancardari Tagihan Penjualan angsuran, Bagian Lancar Pinjaman KepadaBUMN/BUMD dan Lembaga Internasional, Bagian Lancar TGR, Piutang Pajak,Piutang Lain-lain, dan Persediaan.

1. Kas di Kas daerah

a. Pengertian

Kas adalah alat pembayaran sah yang setiap saat dapat digunakan untukmembiayai kegiatan pemerintah. Kas di Kas Daerah merupakan saldo kaspemerintah daerah yang berada di rekening Kas Daerah pada bank-bankyang ditunjuk oleh pemerintah daerah.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Mutasi kas mencakup transaksi anggaran dan transaksi non-anggaran.Transaksi anggaran meliputi transaksi pendapatan, belanja, danpembiayaan. Dokumen sumber untuk belanja adalah Surat PerintahMembayar Uang (SPMU) dan Nota Debet dan dokumen sumber untukpendapatan adalah Surat Tanda Setoran (STS) , Surat Setoran PajakDaerah (SSPD) dan dokumen lain yang terkait. Sedangkan dokumensumber untuk penerimaan pembiayaan adalah Nota Kredit dan untukpengeluarannya digunakan Nota Debet dan SPMU. Transaksi non-anggaran adalah transaksi keuangan pemerintah daerah yang tidakmempengaruhi anggaran misalnya penerimaan perhitungan pihak ketiga(PFK). Dokumen sumber transaksi non-anggaran adalah SPMU khususjumlah potongan PFK dan bukti kiriman uang / Nota Debet.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Kas di Kas Daerah adalah di sebelah debet.Penambahan kas dicatat di sebelah debet dan pengurangan kas dicatat disebelah kredit.

Page 6: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

2

d. Jurnal standar

Jurnal yang menambah Kas di Kas Daerah

Jurnal untuk mencatat Penerimaan Pendapatan yang disetor ke KasDaerah berdasarkan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan SuratTanda Setoran (STS). Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

1) Mencatat penerimaan Pendapatan Pajak Daerah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx

2) Mencatat penerimaan Pendapatan Retribusi Daerah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx

3) Mencatat penerimaan Pendapatan Bagian Laba BUMN/D daninvestasi lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8030 Pendapatan bagian laba

BUMN/D dan investasi lainnyaxxx

4) Mencatat penerimaan Pendapatan dari lain-lain PAD

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8040 Pendapatan dari lain-lain PAD xxx

Jurnal untuk mencatat realisasi penerimaan Dana Perimbangan daripemerintah pusat berdasarkan Nota Transfer /Nota Kredit.

1) Mencatat penerimaan Pendapatan Bagian daerah dari PBB danBPHTBNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx8110 Pendapatan Bagian daerah dari

PBB dan BPHTBxxx

2) Mencatat penerimaan Pendapatan Bagian daerah dari PPhNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx8120 Pendapatan bagian daerah dari

PPhxxx

Page 7: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

3

3) Mencatat penerimaan Pendapatan Bagian daerah dari SDA

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8130 Pendapatan bagian daerah dari

SDAxxx

4) Mencatat penerimaan Pendapatan Dana Alokasi Umum

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8140 Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx

5) Mencatat penerimaan Pendapatan Dana Alokasi Khusus

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8150 Pendapatan Dana Alokasi

Khususxxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan bagi hasil daripemerintah provinsi. Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

1) Mencatat penerimaan bagi hasil pajak provinsi.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8210 Pendapatan bagi hasil pajak

provinsixxx

2) Mencatat penerimaan Pendapatan bagi hasil lainnya dari provinsi.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8220 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya

dari Provinsixxx

Jurnal untuk mencatat realisasi penerimaan lain-lain pendapatan yangsah berupa pendapatan hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatanberdasarkan Nota.

Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

1) Mencatat penerimaan Pendapatan hibah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8310 Pendapatan hibah xxx

Page 8: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

4

2) Mencatat penerimaan Pendapatan dana darurat

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8320 Pendapatan dana darurat xxx

3) Mencatat penerimaan Lain-lain Pendapatan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8330 Pendapatan lain-lain pendapatan xxx

Jurnal untuk mencatat realisasi penerimaan Pembiayaan berdasarkanSurat Tanda Setoran dan Nota .

Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

1) Mencatat penerimaan Penjualan Aset Yang Dipisahkan (Divestasi)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8815 Penerimaan Penjualan Aset

Yang Dipisahkan (Divestasi)xxx

2) Mencatat penerimaan Kembali Pinjaman Kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/DO Lainnya dan Lembaga Internasional

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8820 Penerimaan Kembali Pinjaman

Kepada BUMN/D/Pemerint.Pusat/DO Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

3) Mencatat penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8825 Penerimaan Penjulan

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

4) Mencatat penerimaan Penjualan Penyertaan dalam InvestasiPermanen Lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8830 Penerimaan Penjualan

Penyertaan dalam InvestasiPermanen Lainnya

xxx

Page 9: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

5

5) Mencatat penerimaan Pinjaman Luar Negeri

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8835 Penerimaan Pinjaman Luar

Negerixxx

6) Mencatat penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8840 Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Pusatxxx

7) Mencatat penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah otonomLainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8845 Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Daerah OtonomLainnya

xxx

8) Mencatat penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8850 Penerimaan Pinjaman dari BUMN/

BUMDxxx

9) Mencatat penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8855 Penerimaan Pinjaman dari Bank/

Lembaga Keuanganxxx

10) Mencatat penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas daerah xxx8860 Penerimaan Pinjaman Dalam

Negeri Lainnyaxxx

Page 10: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

6

Jurnal untuk mencatat Penerimaan Kembali Belanja Tahun Laluberdasarkan Surat Tanda Tanda Setoran.

Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Jurnal untuk mencatat Penerimaan Kembali Belanja Tahun Berjalanberdasarkan Surat Tanda Tanda Setoran.

Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Jurnal untuk mencatat realisasi pencairan dana cadangan berdasarkanNota dan Memo Penyesuaian

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8360 Pencairan Dana Cadangan xxx

Jurnal Yang Mengurangi Perkiraan Kas di Kas Daerah

Jurnal untuk mencatat pengeluaran belanja operasional berdasarkanSPMU. Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

1) Mencatat belanja pegawai

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8410 Belanja Pegawai xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

2) Mencatat belanja barang dan Jasa

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8420 Belanja barang dan Jasa xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

3) Mencatat belanja pemeliharaan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8430 Belanja pemeliharaan xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 11: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

7

4) Mencatat belanja perjalanan dinas

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8440 Belanja Perjalanan dinas xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

5) Mencatat belanja pinjaman

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8450 Belanja pinjaman xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

6) Mencatat belanja subsidi

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8460 Belanja Subsidi xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

7) Mencatat belanja hibah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8470 Belanja Hibah xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

8) Mencatat belanja bantuan sosial

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8480 Belanja Bantuan sosial xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

9) Mencatat belanja operasional lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8490 Belanja operasi lainnya xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat pengeluaran belanja modal berdasarkan SPMU.Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

1) Mencatat belanja aset tetap

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja aset tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 12: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

8

2) Mencatat belanja aset lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8520 Belanja aset lainnya xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat pengeluaran belanja tak tersangkaberdasarkan SPMU. Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8610 Belanja tak tersangka xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan pada tahun berjalanberdasarkan SPM Pengembalian Pendapatan Pajak Daerah,Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya, Lain-lain PAD.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8010 Pendapatan Pajak daerah xxx8020 Pendapatan Retribusi daerah xxx8030 Pendapatan Bagian Laba BUMD

dan Investasi Lainnyaxxx

8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat pengembalian dana perimbangan yang berupapendapatan bagian daerah dari PPB dan BPHTB, pendapatan bagiandaerah dari PPh, pendapatan bagian daerah dari SDA, pendapatandana alokasi umum, dan pendapatan dana alokasi khusus.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8110 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB

dan BPHTBxxx

8120 Pendapatan Bagian Daerah dari PPh xxx8130 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx8140 Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx8150 Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan bagi hasil daripemerintah provinsi.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8210 Pendapatan Bagi hasil Pajak Provinsi xxx8220 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 13: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

9

Jurnal untuk mencatat pengembalian lain-lain pendapatan yang sahberupa hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8310 Pendapatan Hibah xxx8320 Pendapatan Dana Darurat xxx8330 Lain-lain Pendapatan xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat realisasi pengiriman bagi hasil pendapatan kekabupaten/kota berdasarkan SPMU.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8710 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota xxx8720 Bagi Hasil Pendapatan lainnya ke Kab./kota xxx8730 Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx8740 Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx8750 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat realisasi pembentukan dana cadanganberdasarkan SPMU.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8760 Pembentukan Dana Cadangan xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat Realisasi Pengeluaran Pembiayaanberdasarkan Surat Tanda Setoran dan Nota Debet. Transaksi ini akandicatat sebagai berikut:

1) Mencatat pengeluaran untuk Penyertaan Modal PemerintahDaerah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8910 Pengeluaran Penyertaan Modal

Pemerintah Daerahxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

2) Mencatat pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pem.Pusat/Daerah Otonom Lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8915 Pemberian Pinjaman kepada

BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah OtonomLainnya

xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 14: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

10

3) Mencatat penyertaan Modal Dalam Proyek Pembangunan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8920 Pengeluaran Penyertaan Modal dalam

Proyek Pembangunanxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Mencatat penyertaan Investasi permanen Lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8925 Pengeluaran Penyertaan Dalam

Investasi Permanen Lainnyaxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

5) Mencatat pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8930 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar

Negerixxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

6) Mencatat pembayaran pokok Pinjaman Pemerintah Pusat

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8935 Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Pusatxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

7) Mencatat pembayaran pokok pinjaman pemerintah daerah otonomlainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8940 Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Daerah Otonom Lainnyaxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

8) Mencatat pembayaran pokok pinjaman BUMN/BUMD

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8945 Pembayaran Pokok Pinjaman

BUMN/BUMDxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 15: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

11

9) Mencatat pembayaran pokok pinjaman bank/lembaga keuangan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8950 Pembayaran Pokok pinjaman

Bank/lembaga keuanganxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

10) Mencatat pembayaran pokok pinjaman Dalam Negeri Lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8955 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri Lainnyaxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk Transaksi Non-Anggaran Yang berkaitan denganPerkiraan Kas

Jurnal untuk mencatat penerimaan dana perwalian oleh Kas Daerah.Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8971 Penerimaan PFK xxx

Jurnal untuk mencatat pengeluaran dana perwalian oleh Kas daerah.Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8981 Pengeluaran PFK xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal untuk mencatat pemindahan uang antar bank. Transaksi inidicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah

(Buku Pembantu: Bank A)xxx

0100 Kas di Kas DaerahBuku Pembantu: Bank B)

xxx

e. Pengukuran

Kas di Kas Daerah dinyatakan dalam nilai rupiah, jika ada kas di kasdaerah dalam valuta asing maka harus dikonversi berdasarkan nilai kurstengah BI pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun kas di kas daerahdalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs tengahBI pada tanggal neraca.

Page 16: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

12

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan laporankeuangan maupun catatan atas laporan keuangan adalah:

Rincian Jumlah Kas di kas daerah Klasifikasi kas di kas daerah dan jumlah masing-masing kas di kas

Daerah

2. Kas di Pemegang Kas

a. Pengertian

Kas di Pemegang Kas adalah kas dalam pengelolaan Pemegang Kasyang masih harus dipertanggungjawabkan kepada Bendahara UmumDaerah.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Dokumen sumber untuk membukukan mutasi kas di pemegang kasadalah bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas yang dikeluarkanoleh kas daerah atas nama Bendahara Umum Daerah. Pencatatan Kas diPemegang Kas berkaitan dengan belanja operasi, penyetoran sisa danaUUDP dan transaksi non-anggaran. Dokumen sumber untuk penerimaanKas di Pemegang Kas adalah SPMU BS dan dokumen lain yang terkait.Sedangkan dokumen sumber untuk pengeluaran Kas di Pemegang Kasadalah SPJ dan STS. Transaksi non-anggaran misalnya transaksikeuangan pemerintah daerah yang tidak mempengaruhi anggaran.Dokumen sumber transaksi non-anggaran antara lain SPM sisi potongandan bukti kiriman uang.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan kas di pemegang kas adalah di sebelah debet.Penambahan kas dicatat di sebelah debet dan pengurangan kas dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal standar

Jurnal untuk mencatat pengeluaran belanja operasi berdasarkanSPMU-BS. Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0200 Kas di pemegang kas xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 17: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

13

Jurnal untuk mencatat realisasi belanja sesuai dengan SPJ yang telahditerima oleh Bendaharawan Umum Daerah sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8410 Belanja Pegawai xxx8420 Belanja Barang dan Jasa xxx8430 Belanja Pemeliharaan xxx8440 Belanja Perjalanan Dinas xxx8450 Belanja Pinjaman xxx8460 Belanja Subsidi xxx8470 Belanja Hibah xxx8480 Belanja Bantuan Sosial xxx8490 Belanja Operasi Lainnya xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan penyetoran sisa dana UUDPberdasarkan STS. Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

e. Pengukuran

Kas di Pemegang Kas dinyatakan dalam nilai rupiah, jika ada kas dalamvaluta asing maka harus dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah BI padatanggal transaksi. Pada akhir tahun kas di pemegang kas dalam valutaasing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs tengah BI padatanggal neraca.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan laporankeuangan maupun catatan atas laporan keuangan adalah:

Rincian Jumlah Kas di pemegang kas Klasifikasi kas di pemegang kas dan jumlah masing-masing kas di

pemegang kas

3. Bagian Lancar dari Tagihan Penjualan Angsuran

a. Pengertian

Bagian Lancar Tagihan penjualan angsuran merupakan reklasifikasitagihan angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka pendek yangdisebabkan adanya tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempotahun berikutnya.

Page 18: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

14

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan reklasifikasitagihan penjualan angsuran yang akan jatuh tempo ke bagian lancartagihan penjualan angsuran. Juga untuk mencatat penerimaan kas daripembayaran tersebut. Dokumen sumber Bagian Lancar dari TagihanPenjualan Angsuran adalah Memo Penyesuaian dan untuk penerima-annya adalah STS (Surat Tanda Setoran). STS adalah dokumen sumberuntuk mencatat realisasi penerimaan dari Bagian Lancar TagihanPenjualan Angsuran. Memo Penyesuaian adalah dokumen sumber untukmencatat pengurangan Bagian Lancar Tagihan Angsuran akibatpenerimaan angsuran.

c. Saldo Normal

Saldo normal Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran di sebelahdebet. Penambahan Bagian Lancar Tagihan Penjulan Angsuran dicatat disebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

Jurnal untuk mencatat Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuranyang jatuh tempo dalam tahun anggaran berikutnya. Transaksi inidicatat berdasarkan Memo Penyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0300 Bagian Lancar dari Tagihan penjualan

Angsuranxxx

6500 Cadangan untuk piutang xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7300 Diinvestasikan dalam aset lainnya xxx3100 Tagihan Penjualan angsuran xxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan dari pembayaran Bagian LancarTagihan Penjualan Angsuran. Transaksi ini dicatat berdasarkan SuratTanda Setoran (STS) dan Memo Penyesuaian. Transaksi ini dicatatsebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6200 Cadangan untuk piutang xxx0300 Bagian lancar tagihan

penjualan angsuranxxx

Page 19: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

15

e. Pengukuran

Perkiraan Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sebesarnilai nominal.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan bagian lancartagihan penjualan angsuran di laporan keuangan maupun catatan ataslaporan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi bagian lancar tagihan penjualan angsuran menurut umur.• Klasifikasi bagian lancar tagihan penjualan angsuran menurut debitur.

4. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan LembagaInternasional

a. Pengertian

Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasionalmerupakan reklasifikasi Piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD danlembaga internasional yang jatuh tempo dalam tahun anggaranberikutnya.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan reklasifikasitagihan pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional yangakan jatuh tempo ke bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD danlembaga internasional dan untuk mencatat penerimaan kas daripembayaran tersebut. Dokumen sumber Bagian Lancar pinjaman kepadaBUMN/BUMD dan lembaga internasional adalah Memo Penyesuaian.Dokumen sumber untuk penerimaan pembayarannya adalah STS (SuratTanda Setoran). STS adalah dokumen sumber untuk mencatat realisasipenerimaan dari Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD danlembaga internasional. Memo Penyesuaian adalah dokumen sumberuntuk mencatat pengurangan Bagian Lancar pinjaman kepadaBUMN/BUMD dan lembaga internasional.

c. Saldo Normal

Saldo normal Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD danlembaga internasional di sebelah debet. Penambahan Bagian Lancarpinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional dicatat disebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

Page 20: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

16

d. Jurnal standar

Jurnal untuk mencatat Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMDdan Lembaga internasional yang jatuh tempo dalam tahun anggaranberikutnya. Transaksi ini dicatat berdasarkan Memo Penyesuaiansebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0400 Bagian Lancar pinjaman kepada

BUMN/BUMD dan lembaga internasionalxxx

6500 Cadangan untuk piutang xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Diinvestasikan dalam investasi permanen xxx1200 Pinjaman kepada BUMN /BUMD dan

lembaga internasionalxxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan dari pembayaran Bagian Lancarpinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional. Transaksiini dicatat berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS) dan MemoPenyesuaian. Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8820 Penerimaan Kembali Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/Pem.Pusat/DO lainnya

xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6500 Cadangan untuk piutang xxx0400 Bagian lancar pinjaman kepada

BUMN/ BUMD dan lembagainternasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan Bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembagainternasional dicatat sebesar nilai nominal.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan bagian lancarpinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional di laporankeuangan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga

internasional menurut umur.• Klasifikasi bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga

internasional menurut debitur.

Page 21: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

17

5. Bagian Lancar dari TGR

a. Pengertian

Bagian Lancar TGR merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupaTGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR jangka panjang yangjatuh tempo tahun berikutnya.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan reklasifikasilain-lain aset berupa TGR ke bagian lancar TGR dan untuk mencatatpenerimaan kas dari pembayaran tersebut. Dokumen sumber BagianLancar TGR adalah Memo Penyesuaian dan untuk penerimaanpembayarannya adalah STS (Surat Tanda Setoran). STS adalahdokumen sumber untuk mencatat realisasi penerimaan dari BagianLancar TGR. Memo Penyesuaian adalah dokumen sumber untukmencatat pengurangan Bagian Lancar TGR akibat penerimaanpembayaran.

c. Saldo Normal

Saldo normal Bagian Lancar TGR di sebelah debet. Penambahan BagianLancar TGR dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal standar

Jurnal untuk mencatat Bagian Lancar TGR yang jatuh tempo dalamtahun anggaran berikutnya. Transaksi ini dicatat berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0500 Bagian Lancar TGR xxx6500 Cadangan untuk piutang xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7300 Diinvestasikan dalam aset lainnya xxx3400 Lain-lain Aset (TGR) xxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan dari pembayaran Bagian LancarTGR.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

Page 22: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

18

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6500 Cadangan untuk piutang xxx0500 Bagian lancar TGR xxx

e. Pengukuran

Perkiraan Bagian Lancar TGR dicatat sebesar nilai nominal.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan bagian lancarTGR di laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangandisesuaikan dengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi bagian lancar TGR menurut umur.• Klasifikasi bagian lancar TGR menurut debitur.

6. Piutang Pajak

a. Pengertian

Piutang Pajak merupakan piutang yang diakui atas pajak hotel danrestoran serta pajak lainnya yang sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT).

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuanpiutang pajak daerah yang sudah ditetapkan dengan suatu suratketetapan. Dokumen sumber Piutang Pajak ini adalah Surat KetetapanPajak Daerah dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan. Untukpenerimaan pembayaran dokumen sumbernya adalah STS.

c. Saldo Normal

Saldo normal Piutang Pajak di sebelah debet. Penambahan Piutang Pajakdicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

Jurnal untuk mencatat Piutang Pajak berdasarkan ketetapan yangsudah diterbitkan adalah sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0600 Piutang Pajak xxx6500 Cadangan untuk piutang xxx

Page 23: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

19

Jurnal untuk mencatat penerimaan dari pembayaran piutang pajakyang sudah jatuh tempo Transaksi ini dicatat berdasarkan SuratTanda Setoran (STS). STS adalah dokumen sumber untuk mencatatrealisasi penerimaan dari piutang pajak. Transaksi ini akan dicatatsebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8010 Pendapatan pajak daerah xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6500 Cadangan untuk piutang xxx0600 Piutang Pajak xxx

e. Pengukuran

Perkiraan Piutang pajak dicatat sebesar nilai nominal.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan piutang pajak dilaporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan disesuaikandengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi piutang pajak menurut umur.• Klasifikasi piutang pajak menurut debitur.

7. Piutang Lain-lain

a. Pengertian

Piutang Lain-lain adalah piutang di luar bagian lancar tagihan penjualanangsuran, bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembagainternasional, Bagian Lancar TGR dan piutang pajak.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuanpiutang lain-lain yaitu piutang di luar bagian lancar tagihan penjualanangsuran, bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembagainternasional, Bagian Lancar TGR dan piutang pajak. Dokumen sumberPiutang Lain-lain adalah Memo Penyesuaian. Untuk penerimaanpembayaran piutang lain-lain dokumen sumbernya adalah STS.

Page 24: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

20

c. Saldo Normal

Saldo normal Piutang lain-lain di sebelah debet. Penambahan Piutanglain-lain dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelahkredit.

d. Jurnal standar

Jurnal untuk mencatat Piutang lain-lain berdasarkan MemoPenyesuaian yang diterbitkan adalah sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0700 Piutang lain-lain xxx6500 Cadangan untuk piutang xxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan dari pembayaran piutang lain-lain.Transaksi ini dicatat berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS). STSadalah dokumen sumber untuk mencatat realisasi penerimaan daripiutang lain-lain. Transaksi ini dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8040 Pendapatan lain-lain PAD xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6500 Cadangan untuk piutang xxx0700 Piutang lain-lain xxx

e. Pengukuran

Perkiraan Piutang lain-lain dicatat sebesar nilai nominal.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan piutang lain-laindi laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan disesuaikandengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi piutang lain-lain menurut umur.• Klasifikasi piutang lain-lain menurut debitur.

Page 25: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

21

8. Persediaan

a. Pengertian

Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksuduntuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barangyang maksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayananmasyarakat.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pembukuan persediaan dilakukan bukan pada saat perolehan danpenggunaan persediaan tetapi pada akhir tahun anggaran sesuai denganhasil inventarisasi fisik persediaan untuk menentukan volume barangpersediaan. Persediaan tersebut dinilai dengan menggunakan hargapembelian persediaan yang terakhir. Dokumen sumber untuk mencatatpersediaan adalah Memo Penyesuaian. Memo penyesuaian dibuat setiapakhir tahun anggaran berdasarkan hasil inventarisasi fisik.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan persediaan di sebelah debet. Penambahanpersediaan dicatat di sebelah debet dan pengurangan persediaan dicatatdi sebelah kredit.

d. Jurnal standarJurnal untuk mencatat penambahan PersediaanPersediaan didebet sebesar hasil inventarisasi fisik pada akhir tahunanggaran. Persediaan dikredit sebesar saldo awal persediaan.

• Jurnal untuk membukukan hasil inventarisasi fisik persediaan akhir.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0800 Persediaan xxx6600 Cadangan untuk persediaan xxx

• Jurnal balik saldo awal persediaan pada akhir tahun anggaran.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6600 Cadangan Untuk Persediaan xxx0800 Persediaan xxx

Page 26: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

22

e. Pengukuran

Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi yang dihitungberdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalamneraca dengan cara: harga pembeliaan terakhir apabila diperoleh dengan pembelian harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya seperti donasi

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan Persediaan dilaporan keuangan antara lain:

Rincian/klasifikasi persediaan dan jumlah masing-masing klasifikasi

B. AKUNTANSI INVESTASI PERMANEN

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang diadakan denganmaksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalamjangka waktu lebih dari 1 (satu) satu periode akuntansi.

Investasi Permanen terdiri dari :• Penyertaan modal/ekuitas dalam badan usaha milik negara/daerah

(BUMN/BUMD), lembaga keuangan negara, badan hukum milik negara,badan internasional dan badan usaha lainnya bukan milik negara;

• Pinjaman kepada BUMN/BUMD, lembaga keuangan negara, pemerintahdaerah otonom atau sebaliknya, dan pihak lainnya termasuk pinjaman luarnegeri yang diteruspinjamkan;

• Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dipertukarkanatau dialihkan kepada pihak ketiga;

• Investasi permanen lainnya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan.

1. Penyertaan modal Pemda (PMP)

a. Pengertian

Penyertaan modal Pemda menggambarkan jumlah yang dibayar olehpemerintah untuk penyertaan modal dalam badan usaha miliknegara/daerah di dalam dan di luar negeri serta lembaga-lembagakeuangan dimana pemerintah memiliki 51% atau lebih dari saham ekuitasdari setiap badan usaha tersebut.

Page 27: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

23

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Tahap transaksi pada penyertaan modal meliputi tahap transaksianggaran pengeluaran untuk penyertaan, tahap transaksi alokasianggaran, tahap transaksi pengeluaran dana untuk investasi dan tahapjurnal penutup. Unit yang terlibat yaitu Unit Pengelola Investasi Permanen,Biro/bagian keuangan dan kantor kas daerah. Dokumen yang terkaitadalah Perda APBD, OKA dan SPM yang didukung bukti-bukti antara lainbukti perolehan, bukti kepemilikan, bukti penjualan investasi, buktipenerimaan kas dan memori penyesuaian. Penyertaan ini dicatat padasaat dana tersebut diinvestasikan.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan penyertaan modal Pemda adalah di sebelahdebet. Penambahan penyertaan modal dalam BUMN/BUMD dan lembagakeuangan dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat realisasi/pengeluaran dana untuk penyertaanmodal Pemda dalam BUMN/BUMD dan lembaga internasional.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8910 Pengeluaran Penyertaan modal

Pemdaxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1100 Penyertaan Modal Pemda xxx7100 Diinvestasikan Dalam Investasi

permanenxxx

• Jurnal untuk mencatat penjualan Penyertaan Modal Pemda

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8815 Penerimaan Penjualan Aset

yang dipisahkanxxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Dinvestasikan dalam investasi

permanenxxx

1100 Penyertaan Modal Pemda xxx

Page 28: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

24

e. Pengukuran

Penyertaan modal dalam BUMN/BUMD dan lembaga internasionaldibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya tambahanlainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atasinvestasi tersebut.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalammata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yangberlaku pada tanggal transaksi.

Bila investasi saham dalam suatu BUMN/BUMD dijual atau ditukardengan aset yang lain, maka nilai saham yang dijual/ditukar ditetapkanharga pokoknya dengan menggunakan metode penilaian harga perolehanrata-rata.

Aset moneter dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah denganmenggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggalneraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukansebagai ekuitas dana lancar.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan penyertaanmodal dalam BUMN/BUMD dan lembaga keuangan di laporan keuanganmaupun catatan atas laporan keuangan antara lain:

Rincian/klasifikasi penyertaan tersebut dan jumlah masing-masingklasifikasi

2. Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional

a. Pengertian

Perkiraan ini menggambarkan jumlah yang dibayar oleh pemerintahuntuk penyertaan modal kurang dari 51% saham ekuitas dari setiap badanusaha tersebut dan dicatat sebagai pinjaman.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Tahap transaksi pada pinjaman pada BUMN/BUMD dan lembagainternasional meliputi tahap transaksi anggaran pengeluaran untukpemberian pinjaman, tahap transaksi alokasi anggaran, tahap transaksipengeluaran dana untuk pinjaman dan tahap jurnal penutup. Unit yangterlibat yaitu Unit Pengelola Investasi Permanen/pinjaman, Biro/bagiankeuangan dan kantor kas daerah. Dokumen yang terkait adalah Perda

Page 29: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

25

APBD, OKA dan SPM yang didukung bukti-bukti antara lain buktiperolehan, bukti kepemilikan, bukti penjualan investasi, bukti penerimaankas dan memo penyesuaian. Penyertaan ini dicatat pada saat danatersebut diinvestasikan.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembagainternasional adalah di sebelah debet. Penambahan pinjaman kepadaBUMN/BUMD dan Lembaga Internasional ini dicatat di sebelah debet danpengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat realisasi/pengeluaran dana untuk pinjamankepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8915 Pemberian pinjaman kepada

BUMN/BUMDPem. Pusat /DOlainnya dan Lembaga Internasional

xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1200 Pinjaman kepada BUMN/BUMD

/Pemerintah Pusat/Daerah otonomLainnya dan lembaga internasional

xxx

7100 Diinvestasikan Dalam Investasipermanen

xxx

• Jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran pinjaman kepadaBUMN/BUMD dan lembaga internasional

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8820 Penerimaan kembali pinjaman

kepada BUMN/ BUMD/Pemerintah Pusat/DO lainnyadan Lembaga Internasional

xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Dinvestasikan dalam investasi

permanenxxx

1200 Pinjaman kepada BUMN/BUMD /Pemerintah Pusat/DOOtonom Linnya dan lembagainternasional

xxx

Page 30: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

26

e. Pengukuran

Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah OtonomLainnya dan lembaga internasional dibukukan sebesar nilai nominalpinjaman.

Aset moneter dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah denganmenggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggalneraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukansebagai ekuitas dana lancar.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan pinjaman kepadaBUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah otonom Lainnya dan lembagainternasional di laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuanganantara lain:

Rincian/klasifikasi penyertaan tersebut dan jumlah masing-masingklasifikasi

3. Penyertaan Modal dalam proyek Pembangunan

a. Pengertian

Penanaman modal dalam proyek pembangunan adalah akumulasi danayang dikeluarkan ke proyek yang dilaksanakan dengan maksud untukmengalihkan sepenuhnya atau sebagian kepemilikan proyek tersebutkepada pihak ketiga setelah proyek mencapai tingkat penyelesaiantertentu.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Tahap transaksi pada penyertaan modal meliputi tahap transaksianggaran pengeluaran untuk penanaman modal dalam proyekpembangunan, tahap transaksi alokasi anggaran, tahap transaksipengeluaran dana untuk investasi dan tahap jurnal penutup. Unit yangterlibat yaitu Unit Pengelola Investasi Permanen, Biro/bagian keuangandan kantor kas daerah. Dokumen yang terkait adalah Perda APBD, OKAdan SPM yang didukung bukti-bukti antara lain bukti perolehan, buktikepemilikan, bukti penjualan investasi, bukti penerimaan kas dan memopenyesuaian. Penyertaan ini dicatat pada saat dana tersebutdiinvestasikan.

Page 31: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

27

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan penanaman modal dalam proyek pembangunanadalah di sebelah debet. Penambahannya dicatat di sebelah debet danpengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat realisasi/pengeluaran dana untuk penanamanmodal dalam proyek pembangunan adalah sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8920 Pengeluaran Penyertaan Modal

dalam Proyek Pembangunanxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1300 Penyertaan Modal dalam Proyek

Pembangunanxxx

7100 Diinvestasikan Dalam Investasipermanen

xxx

• Jurnal untuk mencatat penjualan Penyertaan Modal Pemda

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8825 Penerimaan penjualan

penyertaan modal dalamproyek pemb. Dan LembagaInternasional

xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Dinvestasikan dalam investasi

permanenxxx

1300 Penanaman Modal dalamProyek Pembangunan

xxx

e. Pengukuran

Penanaman modal dalam proyek pembangunan dibukukan berdasarkanharga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untukmemperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalammata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yangberlaku pada tanggal transaksi.

Bila investasi saham dalam suatu BUMN/BUMD dijual atau ditukardengan aset yang lain, maka nilai saham yang dijual/ditukar ditetapkan

Page 32: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

28

harga pokoknya dengan menggunakan metode penilaian harga perolehanrata-rata.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan penanamanmodal dalam proyek pembangunan di laporan keuangan maupuncatatan atas laporan keuangan antara lain:

Rincian/klasifikasi penanaman tersebut dan jumlah masing-masingklasifikasi

4. Investasi permanen lainnya

a. Pengertian

Investasi permanen lainnya menggambarkan semua biaya investasipermanen lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satuperkiraan investasi permanen di atas.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Tahap transaksi pada penyertaan modal meliputi tahap transaksianggaran pengeluaran untuk penyertaan, tahap transaksi alokasianggaran, tahap transaksi pengeluaran dana untuk investasi dan tahapjurnal penutup. Unit yang terlibat yaitu Unit Pengelola Investasi Permanen,Unit keuangan dan kantor Kas Daerah. Dokumen yang terkait adalahPerda APBD, OKA dan SPM yang didukung bukti-bukti antara lain buktiperolehan, bukti kepemilikan, bukti penjualan investasi, bukti penerimaankas dan memori penyesuaian. Penyertaan ini dicatat pada saat danatersebut diinvestasikan.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan investasi permanen lainnya adalah di sebelahdebet. Penambahan perkiraan ini dicatat di sebelah debet danpengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat realisasi/pengeluaran dana untuk investasipermanen lainnya adalah sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8925 Pengeluaran Penyertaan Dalam

Investasi permanen lainnyaxxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 33: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

29

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1400 Investasi Permanen Lainnya xxx7100 Diinvestasikan Dalam Investasi

permanenxxx

• Jurnal untuk mencatat penjualan Investasi Permanen Lainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8830 Penerimaan Penjualan Investasi

Permanen lainnyaxxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Dinvestasikan dalam investasi

Permanenxxx

1400 Investasi Permanen Lainnya xxx

e. Pengukuran

Investasi permanen lainnya dibukukan berdasarkan harga perolehantermasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehkepemilikan yang sah atas investasi tersebut.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalammata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yangberlaku pada tanggal transaksi.

Aset moneter dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah denganmenggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggalneraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukansebagai ekuitas lancar.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan investasipermanen lainnya di laporan keuangan maupun catatan atas laporankeuangan antara lain:

Rincian/klasifikasi penyertaan tersebut dan jumlah masing-masingklasifikasi

Page 34: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

30

C. AKUNTANSI ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah ataudimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yangbersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan,hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan ataurampasan. Aset tetap terdiri dari:• Tanah• Peralatan dan Mesin• Gedung dan Bangunan• Jalan, Irigasi dan Jaringan• Aset Tetap Lainnya; dan• Konstruksi Dalam Pengerjaan.

1. Tanah

a. Pengertian

Tanah menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untukmemperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya inimeliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak,biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Nilaitanah juga meliputi biaya pembelian bangunan tua yang terletak padasebidang tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sebuahgedung yang baru jika bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar.

b. Prosedur Pencatatan dan dokumen terkait

Hal-hal yang mengubah nilai tanah adalah penambahan danpengurangan. Dalam pencatatan tanah harus dibuat ketentuan yangmembedakan antara penambahan dan pengurangan. Penambahanadalah peningkatan nilai tanah karena diperluas atau diperbesarnyatanah. Biaya penambahan akan dikapitalisasi dan ditambahkan padaharga perolehan tanah yang bersangkutan. Pengurangan adalahpenurunan nilai tanah karena berkurangnya kuantitas. Pengurangantanah dicatat sebagai pengurangan harga perolehan tanah yangbersangkutan. Dokumen sumber yang berkaitan dengan perolehan danpengurangan tanah adalah SPMU dan Memo Penyesuaian.

Page 35: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

31

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan tanah adalah di sebelah debet. Penambahantanah dicatat di sebelah debet dan pengurangan tanah dicatat di sebelahkredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan (pembelian)Pembelian Tanah dengan SPMU Beban Tetap.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja aset tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Jurnal korolari untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganperolehan Tanah adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2100 Tanah xxx7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx

• Jurnal untuk mencatat pengurangan tanah karena dijual:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Dinvestasikan dalam aset tetap xxx2100 Tanah xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

e. Pengukuran

Tanah baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat diterima danhak kepemilikan berpindah. Tanah dinyatakan dalam neraca dengan nilaihistoris, yaitu harga perolehan. Bila penilaian tanah dengan menggunakannilai historis tidak memungkinkan, maka nilai tanah tetap didasarkan padaharga perolehan yang diestimasikan. Untuk penyusunan neraca yangpertama kali dapat digunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

Bila biaya perolehan tanah dinyatakan dalam valuta asing, maka nilairupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI)pada saat perolehan.

Page 36: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

32

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan pada akuntansi tanah antara lain:1) Tanah dinilai dengan harga perolehan.2) Tanah tidak mengenal adanya penyusutan .

2. Peralatan dan Mesin

a. Pengertian

Peralatan dan Mesin, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkanuntuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Biaya inimeliputi antara lain harga pembelian dan biaya instalasi serta biayalangsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan aset sehinggadapat digunakan. Untuk peralatan dan mesin yang berasal dari hibahdinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.

b. Prosedur Pencatatan dan dokumen terkait

Hal-hal yang mengubah nilai peralatan dan mesin adalah penambahan,pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. Dalam pencatatanperalatan dan mesin harus dibuat ketentuan yang membedakan antarapenambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.

1) Penambahan adalah peningkatan nilai peralatan dan mesin karenadiperluas atau diperbesarnya peralatan dan mesin. Biaya penambahanakan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan peralatandan mesin yang bersangkutan.

2) Pengurangan adalah penurunan peralatan dan mesin karenaberkurangnya kuantitas. Pengurangan peralatan dan mesin tetapdicatat sebagai pengurangan harga perolehan peralatan dan mesinyang bersangkutan.

3) Pengembangan adalah peningkatan peralatan dan mesin karenameningkatnya manfaat peralatan dan mesin. Biaya pengembanganakan menambah harga perolehan peralatan dan mesin.

4) Penggantian utama adalah memperbarui bagian peralatan dan mesin.Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara menguranginilai bagian yang diganti dari harga peralatan dan mesin yang semuladan menambahkan biaya penggantian.

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan peralatan dan mesin adalah di sebelah debet.Penambahan peralatan dan mesin dicatat di sebelah debet danpengurangan peralatan dan mesin dicatat di sebelah kredit.

Page 37: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

33

d. Jurnal standar• Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan (pembelian)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja aset tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Jurnal korolari untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganperolehan Peralatan dan mesin adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2200 Peralatan dan mesin xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat pengurangan peralatan dan mesin karenadijual:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Dinvestasikan dalam aset tetap xxx2200 Peralatan dan mesin xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan perubahanperalatan dan mesin adalah sebagai berikut :

Jika nilai peralatan dan mesin bertambah (naik):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2200 Peralatan dan mesin xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

Jika nilai Peralatan dan Mesin berkurang (turun):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2200 Peralatan dan Mesin xxx

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganpenghapusan Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut :

Page 38: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

34

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2200 Peralatan dan Mesin xxx

• Jurnal untuk mencatat perolehan hibah/donasiNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2200 Peralatan dan Mesin xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat penyerahan ke unit kerja lain/organisasi lain

(saat menyerahkan)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam asset tetap xxx2200 Peralatan dan Mesin xxx

• Jurnal untuk mencatat penerimaan peralatan dan mesin dari unit

kerja lain/organisasi lain (saat menerima)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2200 Peralatan dan Mesin xxx7200 Diinvestasikan dlm aset tetap xxx

• Jurnal untuk mencatat penjualan (transaksi rutin bukan untukmenutup defisit)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal korolari untuk penjualan peralatan dan mesinNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2200 Peralatan dan mesin xxx

e. Pengukuran

Peralatan dan Mesin baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saatditerima dan hak kepemilikan berpindah. Peralatan dan Mesin dinyatakandalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaianperalatan dan mesin dengan menggunakan nilai historis tidakmemungkinkan, maka nilai peralatan dan mesin tetap didasarkan padaharga perolehan yang diestimasikan.

Page 39: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

35

Harga perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan caraswakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, danbiaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnyayang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset tersebut siapdipergunakan.

Bila biaya perolehan suatu peralatan dan mesin dinyatakan dalam valutaasing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar(kurs tengah BI) pada saat perolehan.

5) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan pada akuntansi peralatan dan mesinantara lain:

1) Peralatan dan mesin dinilai dengan harga perolehan. 2) peralatan dan mesin tidak mengenal adanya penyusutan 3) Peralatan dan mesin akan dihapuskan apabila rusak berat, berlebih,

usang, hilang dan sebagainya berdasarkan SK Penghapusan.

3. Gedung dan Bangunan

a. Pengertian

Gedung dan Bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkanuntuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya inimeliputi antara lain harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB,notaris dan pajak.Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrakkonstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidaklangsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dandibayar pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini juga mencakup biayabagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada.

b. Prosedur Pencatatan dan dokumen terkait

Hal-hal yang mengubah nilai gedung dan bangunan adalah penam-bahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. Dalampencatatan gedung dan bangunan harus dibuat ketentuan yangmembedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan danpenggantian utama.

i. Penambahan adalah peningkatan nilai gedung dan bangunan karenadiperluas atau diperbesarnya gedung dan bangunan. Biayapenambahan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada hargaperolehan gedung dan bangunan yang bersangkutan.

Page 40: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

36

ii. Pengurangan adalah penurunan gedung dan bangunan karenaberkurangnya kuantitas. Pengurangan gedung dan bangunan tetapdicatat sebagai pengurangan harga perolehan gedung dan bangunanyang bersangkutan.

iii. Pengembangan adalah peningkatan gedung dan bangunan karenameningkatnya manfaat gedung dan bangunan. Biaya pengembanganakan menambah harga perolehan gedung dan bangunan.

iv. Penggantian utama adalah memperbarui bagian gedung danbangunan. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan caramengurangi nilai bagian yang diganti dari harga gedung dan bangunanyang semula dan menambahkan biaya penggantian.

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan gedung dan bangunan adalah di sebelah debet.Penambahan gedung dan bangunan dicatat di sebelah debet danpengurangan gedung dan bangunan dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan (pembelian)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8510 Belanja aset tetap xxx0100 Kas di kas daerah xxx

• Jurnal korolari untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganperolehan gedung dan bangunan adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2300 Gedung dan bangunan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat pengurangan Gedung dan Bangunan karenadijual:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Dinvestasikan dalam aset tetap xxx2300 Gedung dan Bangunan xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

Page 41: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

37

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan perubahangedung dan bangunan adalah sebagai berikut :

Jika nilai gedung dan bangunan bertambah (naik):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2300 Gedung dan Bangunan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jika nilai Gedung dan bangunan berkurang (turun):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2300 Gedung dan bangunan xxx

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganpenghapusan gedung dan bangunan adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2300 Gedung dan bangunan xxx

• Jurnal untuk mencatat perolehan hibah/donasiNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2300 Gedung dan bangunan xxx

• Jurnal untuk mencatat penyerahan ke unit kerja lain/organisasi lain

(saat memberi)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2300 Gedung dan bangunan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat penerimaan gedung dan bangunan dari unit

kerja lain/organisasi lain (saat menerima)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2300 Gedung dan bangunan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

Page 42: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

38

• Jurnal untuk mencatat penjualan (transaksi rutin bukan untuk menutupdefisit)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal korolari untuk penjualan gedung dan bangunanNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam asset tetap xxx2300 Gedung dan bangunan xxx

e. Pengukuran

Gedung dan Bangunan baru dapat dicatat sebagai aset negara padasaat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Gedung dan Bangunandinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bilapenilaian gedung dan bangunan dengan menggunakan nilai historis tidakmemungkinkan, maka nilai gedung dan bangunan tetap didasarkan padaharga perolehan yang diestimasikan.

Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun dengan caraswakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, danbiaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnyayang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset tersebut siapdipergunakan.

Bila biaya perolehan suatu gedung dan bangunan dinyatakan dalamvaluta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilaitukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan pada akuntansi gedung dan bangunanantara lain:1) Gedung dan bangunan dinilai dengan harga perolehan.2) Gedung dan bangunan tidak mengenal adanya penyusutan3) Gedung dan bangunan akan dihapuskan apabila rusak berat, berlebih,

usang, hilang dan sebagainya berdasarkan SK Penghapusan.

Page 43: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

39

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan

a. Pengertian

Jalan, irigasi dan jaringan, menggambarkan seluruh biaya yangdikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siappakai. Biaya ini meliputi antara lain biaya perolehan dan biaya-biaya lainsampai dengan jaringan tersebut siap pakai.

b. Prosedur Pencatatan dan dokumen terkait

Hal-hal yang mengubah nilai Jalan Irigasi dan Jaringan adalahpenambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.Dalam pencatatan Jalan Irigasi dan jaringan harus dibuat ketentuan yangmembedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan danpenggantian utama.

i) Penambahan adalah peningkatan nilai Jalan, irigasi dan jaringankarena diperluas atau diperbesarnya Jalan, irigasi dan jaringan . Biayapenambahan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada hargaperolehan Jalan, irigasi dan jaringan yang bersangkutan.

ii) Pengurangan adalah penurunan Jalan Irigasi dan Jaringan karenaberkurangnya kuantitas. Pengurangan Jalan irigasi dan jaringan tetapdicatat sebagai pengurangan harga perolehan Jalan Irigasi danJaringan yang bersangkutan.

iii) Pengembangan adalah peningkatan Jalan, Irigasi dan Jaringankarena meningkatnya manfaat Jalan Irigasi dan Jaringan. Biayapengembangan akan menambah harga perolehan Jalan Irigasi danJaringan.

iv) Penggantian utama adalah memperbarui bagian Jalan, Irigasi danJaringan. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan caramengurangi nilai bagian yang diganti dari harga Jalan, Irigasi danJaringan yang semula dan menambahkan biaya penggantian.

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah di sebelahdebet. Penambahan Jalan, Irigasi dan Jaringan dicatat di sebelah debetdan pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan (pembelian)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8510 Belanja Aset Tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 44: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

40

• Jurnal korolari untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganperolehan Jalan, irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2400 Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat pengurangan Jalan, irigasi dan jaringan karenadijual:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Dinvestasikan dalam aset tetap xxx2400 Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan perubahanJalan Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut :

Jika nilai Jalan irigasi dan jaringan bertambah (naik):No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2400 Jalan Irigasi dan Jaringan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

Jika nilai Jalan Irigasi dan Jaringan berkurang (turun):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2400 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx7200 Jalan Irigasi dan Jaringan xxx

Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganpenghapusan Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2400 Jalan irigasi dan Jaringan xxx

Jurnal untuk mencatat perolehan hibah/donasiNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2400 Jalan, irigasi dan Jaringan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

Page 45: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

41

Jurnal untuk mencatat penyerahan ke unit kerja lain/organisasi lain

(saat menyerahkan)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2400 Jalan irigasi dan Jaringan xxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan jalan, irigasi dan jaringan dari

unit kerja lain/organisasi lain (saat menerima)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2400 Jalan, irigasi dan Jaringan xxx7200 Diinvestasikan dlm aset tetap xxx

Jurnal untuk mencatat penjualan (transaksi rutin bukan untukmenutup defisit)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

Jurnal korolari untuk penjualan Jalan, Irigasi dan JaringanNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2400 Jalan, irigasi dan jaringan xxx

e. Pengukuran

Jalan, irigasi dan jaringan baru dapat dicatat sebagai aset negara padasaat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Jalan irigasi dan jaringandinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bilapenilaian Jalan, irigasi dan Jaringan dengan menggunakan nilai historistidak memungkinkan, maka Jalan, irigasi dan jaringan tetap didasarkanpada harga perolehan yang diestimasikan.

Harga perolehan Jalan irigasi dan jaringan yang dibangun dengan caraswakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, danbiaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnyayang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset tersebut siapdipergunakan.

Bila biaya perolehan suatu Jalan Irigasi dan Jaringan dinyatakan dalamvaluta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilaitukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan.

Page 46: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

42

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan pada akuntansi Jalan irigasi dan jaringanantara lain:i. Jalan Irigasi dan Jaringan dinilai dengan harga perolehan.ii. Jalan irigasi dan Jaringan tidak mengenal adanya penyusutaniii. Jalan irigasi dan Jaringan akan dihapuskan apabila rusak berat, ber

lebih dan sebagainya berdasarkan SK Penghapusan.

5. Aset Tetap Lainnya

a. Pengertian

Aset tetap lainnya, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untukmemperoleh aset tetap lainnya sampai siap pakai. Biaya ini meliputibiaya perolehan semua aset tetap lainnya yang tidak dapatdiklasifikasikan dengan tepat kedalam aset tetap yang telah diuraikansebelumnya.

b. Prosedur Pencatatan dan dokumen terkait

Hal-hal yang mengubah nilai Aset tetap lainnya adalah penambahan,pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. Dalam pencatatanasset tetap lainnya harus dibuat ketentuan yang membedakan antarapenambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.

i) Penambahan adalah peningkatan nilai aset tetap lainnya karenadiperluas atau diperbesarnya aset tetap lainnya. Biaya penambahanakan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aset tetaplainnya yang bersangkutan.

ii) Pengurangan adalah penurunan aset tetap lainnya karenaberkurangnya kuantitas. Pengurangan aset tetap lainnya tetap dicatatsebagai pengurangan harga perolehan aset tetap lainnya yangbersangkutan.

iii) Pengembangan adalah peningkatan aset tetap lainnya karenameningkatnya manfaat aset tetap lain. Biaya pengembangan akanmenambah harga perolehan asset tetap lainnya.

iv) Penggantian utama adalah memperbarui bagian aset tetap lainnya.Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara menguranginilai bagian yang diganti dari aset tetap lainnya yang semula danmenambahkan biaya penggantian.

Page 47: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

43

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan aset tetap lainnya adalah di sebelah debet.Penambahan aset tetap lainnya dicatat di sebelah debet danpengurangan aset tetap lainnya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan (pembelian)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja aset tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Jurnal korolari untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganperolehan asset tetap lainnya adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2500 Aset tetap lainnya xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat pengurangan Aset Tetap Lainnya karena dijual:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Dinvestasikan dalam aset tetap xxx2500 Aset Tetap Lainnya xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan perubahanAset Tetap Lainnya adalah sebagai berikut :

Jika nilai Aset tetap lainnya bertambah (naik):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2500 Aset Tetap Lainnya xxx7200 Diinvestasikan dlm aset tetap xxx

• Jika nilai Aset Tetap Lainnya berkurang (turun):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2500 Aset tetap lainnya xxx

Page 48: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

44

• Jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganpenghapusan Aset tetap lainnya adalah sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2500 Aset tetap lainnya xxx

• Jurnal untuk mencatat perolehan hibah/donasiNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2500 Aset tetap lainnya xxx7200 Diinvestasikan dlm aset tetap xxx

• Jurnal untuk mencatat penyerahan ke unit kerja lain/organisasi lain

(saat menyerahkan )No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2500 Aset tetap lainnya xxx

• Jurnal untuk mencatat penyerahan ke unit kerja lain/organisasi lain

(saat menerima)No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

2500 Aset Tetap Lainnya xxx7200 Diinvestasikan dlm aset tetap xxx

• Jurnal untuk mencatat penjualan (transaksi rutin bukan untuk menutupdefisit)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8050 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal korolari untuk penjualan asset tetap lainnyaNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2500 Aset Tetap lainnya xxx

e. Pengukuran

Aset Tetap Lainnya baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saatditerima dan hak kepemilikan berpindah. Aset tetap lainnya dinyatakandalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaianAset tetap lainnya dengan menggunakan nilai historis tidakmemungkinkan, maka Aset Tetap Lainnya tetap didasarkan pada hargaperolehan yang diestimasikan.

Page 49: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

45

Bila biaya perolehan suatu aset tetap lainnya dinyatakan dalam valutaasing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar(kurs tengah BI) pada saat perolehan.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan pada akuntansi aset tetap lainnya antaralain:i. Aset tetap lainnya dinilai dengan harga perolehan.ii. Aset tetap lainnya tidak mengenal adanya penyusutaniii. Aset Tetap lainnya akan dihapuskan apabila rusak berat, berlebih,

usang, hilang dan sebagainya berdasarkan SK Penghapusan.

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

a. Pengertian

Konstruksi dalam pengerjaan, menggambarkan biaya yang diakumu-lasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari semua jenisaset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.

b. Prosedur Pencatatan dan dokumen terkait

Hal-hal yang mengubah nilai bangunan dalam pengerjaan adalahakumulasi semua pengeluaran untuk membuat bangunan. Dokumensumber untuk mencatat transaksi tersebut adalah SPMU.

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan bangunan dalam pengerjaan adalah di sisi debet.Penambahan bangunan dalam pengerjaan dicatat di sisi debet danpengurangan bangunan dalam pengerjaan dicatat di sisi kredit.

d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran belanja/pembayaranmelalui termin dan realisasi belanja dengan SPM BT.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja Aset Tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Jurnal korolari untuk mencatat transaksi yang berhubungan denganpengeluaran untuk konstruksi dalam pengerjaan adalah sebagaiberikut :

Page 50: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

46

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2600 Konstruksi dalam pengerjaan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk mencatat pembukuan setelah konstruksi dalampengerjaan selesai dikerjakan melalui pembukuan definitiff (misal :Gedung dan Bangunan)

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2300 Gedung dan bangunan xxx7200 Diinvestasikan dalam aset

tetapxxx

• Jurnal untuk pembatalan jurnal korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx2600 Konstruksi dalam pengerjaan xxx

e. Pengukuran

Bangunan dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset negarapada saat biaya telah dikeluarkan. Bangunan dalam pengerjaandinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bilapenilaian bangunan dalam pengerjaan dengan menggunakan nilaihistoris tidak memungkinkan, maka bangunan dalam pengerjaan tetapdidasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.

Bila biaya perolehan suatu bangunan dalam pengerjaan dinyatakandalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkanberdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan pada akuntansi bangunan dalampengerjaan antara lain:• Bangunan dalam pengerjaan dinilai dengan harga perolehan.• Bangunan dalam pengerjaan tidak mengenal adanya penyusutan

Page 51: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

47

D. AKUNTANSI ASET LAINNYA

Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar,aset tetap dan investasi permanen. Aset lainnya terdiri dari: Tagihan Penjualan Angsuran Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Dana cadangan Lain-lain Aset.

1. Tagihan Penjualan angsuran

a. Pengertian

Tagihan penjualan Angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterimadari penjualan rumah dan kendaraan dan tagihan angsuran lainnyakepada pegawai pemerintah. Perkiraan dibagi ke dalam sub perkiraanTagihan angsuran rumah dan Piutang angsuran penjualan kendaraandan tagihan angsuran lainnya.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Tagihan penjualan angsuran berkaitan dengan transaksi penjualan rumahdinas dan kendaraan dinas serta aset lainnya kepada pegawai. Dokumensumbernya adalah Memo Penyesuaian (MP). Memo ini dibuatberdasarkan informasi dari Bendaharawan rutin tentang terjadinyatransaksi penjualan rumah, kendaraan dinas dan lain-lain.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan tagihan penjualan angsuran adalah di sebelahdebet. Penambahan tagihan penjualan angsuran dicatat di sebelah debetdan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar

Nilai rumah dan kendaraan pemerintah (dinas) serta aset lainnya yangdijual berdasarkan kontrak sewa beli kepada pejabat pemerintah danpegawai negeri akan dihapuskan dari perkiraan aset tetap pada waktukontrak ditandatangani. Pada waktu yang sama tagihan penjualanangsuran akan dicatat dalam perkiraan Tagihan Penjualan Angsuran inidiklasifikasikan sebagai Aset Lain-lain dalam Neraca.

Pencatatan ini akan dilaksanakan jika sistem pembukuan tagihanpenjualan angsuran sudah berjalan.

Page 52: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

48

• Jurnal untuk mencatat penjualan angsuran berupa penambahandalam “Tagihan Penjualan Angsuran”, sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit3100 Tagihan Penjualan angsuran xxx7300 Diinvestasikan dalam aset

lainnyaxxx

• Jurnal Korolari (misal: Rumah )No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7200 Diinvestasikan dalam aset Tetap xxx2300 Gedung dan Bangunan xxx

• Jurnal untuk tagihan yang jatuh tempo tahun berikutnyaNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0300 Bagian lancar dari tagihanpenjualan angsuran

xxx

6500 Cadangan untuk Piutang xxx

• Jurnal untuk mencatat penurunan dari “Tagihan Penjualan Angsuran”karena pungutan dari angsuran sewa beli. Transaksi ini dicatatsebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7300 Diinvestasikan dalam aset lainnya xxx3100 Tagihan Penjualan angsuran xxx

• Jurnal untuk mencatat Penerimaan angsuranNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Lain-lain PAD xxx

• Jurnal korolariNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

6500 Cadangan untuk Piutang xxx0300 Bagian Lancar dari tagihan

penjualan angsuranxxx

e. Pengukuran

Tagihan Penjualan angsuran dinilai dengan nilai nominal dari kontrak.

Page 53: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

49

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan tagihan penjualanangsuran di laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangandisesuaikan dengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi tagihan penjualan angsuran menurut debitur.

2. Kemitraan Dengan Pihak Ketiga

a. Pengertian

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga menggambarkan nilai hak yang akandiperoleh atas suatu bangunan yang dibangun dengan cara kemitraanpemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga terjadi karena adanya transaksiperolehan berdasarkan kemitraan kepada pemerintah dan swasta.Dokumen sumbernya adalah Memo Penyesuaian (MP). Memo ini dibuatberdasarkan Berita Acara/kontrak/ perjanjian yang ditandatangani.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Kemitraan Dengan Pihak Ketiga adalah disebelah debet. Penambahan Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dicatat disebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar• Jurnal untuk mencatat reklasifikasi aset tetap (tanah) yang diserahkan

kepada mitra atas MP berdasarkan kontrak/perjanjian

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam aset Tetap xxx2100 Tanah xxx

• Jurnal untuk mencatat aset lainnya (tanah).

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit3200 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx7300 Diinvestasikan dlm aset lainnya xxx

• Jurnal untuk mencatat nilai aset (Bangunan) KemitraanNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

3200 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx7300 Diinvestasikan dlm aset lainnya xxx

Page 54: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

50

• Jurnal untuk mencatat transaksi reklasifikasi aset lainnya (tanah danbangunan) yang berasal dari perjanjian Kemitraan dengan pihakketiga

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7300 Diinvestasikan dalam aset lainnya xxx3200 Kemitraan dgn Pihak Ketiga xxx

• Jurnal untuk mencatat penerimaan aset tetap (Tanah dan bangunan)berasal dari perjanjian Kemitraan dengan pihak ketiga. Dokumensumber: MP berdasarkan Berita Acara Penyerahan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2100 Tanah xxx2300 Gedung dan Bangunan xxx7200 Diinvestasikan dlm aset tetap xxx

e. Pengukuran

Bangunan berdasarkan kemitraan dengan pihak ketiga dinilai berdasarkannilai perolehan pada saat bangunan tersebut selesai dibangun.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan Kemitraandengan Pihak ketiga di laporan keuangan maupun catatan atas laporankeuangan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, antara lain:• Klasifikasi Kemitraan dengan pihak ketiga menurut jenisnya

3. Dana Cadangan

a. Pengertian

Dana cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhandana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Dana cadangan berkaitan dengan transaksi pembentukan dana cadangansebagai special fund. Dokumen sumbernya adalah Peraturan Daerah,OKA, SPM, STS.

Page 55: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

51

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Dana Cadangan adalah di sebelah debet.Penambahan dana cadangan dicatat di sebelah debet dan pengurangan-nya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal standar• Jurnal untuk mencatat transaksi pembentukan dana cadangan

sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit3300 Dana Cadangan xxx7900 Diinvestasikan dalam dana

cadanganxxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8760 Pembentukan Dana Cadangan xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Jurnal pencairan (transfer masuk) uang untuk belanja dari danacadangan dicatat sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8360 Pencairan Dana Cadangan xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7900 Diinvestasikan dalam dana

cadanganxxx

3300 Dana Cadangan xxx

e. Pengukuran

Dana cadangan dinilai sebesar akumulasi dana yang berasal daripembentukan dana cadangan yang tercantum dalam APBD (nominal)ditambah dengan hasil yang diperolehnya.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan Dana Cadangandi laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan disesuaikandengan kebutuhan daerah, antara lain Klasifikasi Dana cadanganberdasarkan tujuan pembentukannya.

Page 56: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

52

4. Lain-lain Aset

a. Pengertian

Lain-lain aset adalah aset di luar tagihan penjualan angsuran, Kemitraandengan pihak ketiga dan Dana Cadangan antara lain meliputi tagihankepada para pegawai pemerintah yang terbukti menyalahgunakanpemerintah dan tagihan TGR pada pihak ketiga.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Lain-lain Aset berkaitan dengan transaksi tuntutan ganti rugi kepadapara pegawai. Dokumen sumbernya adalah MP berdasarkan hasilpemeriksaan dan SKTM (Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak).

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan lain-lain aset adalah di sebelah debet.Penambahan dana cadangan dicatat di sebelah debet danpengurangannya dicatat di sebelah kredit.

.d. Jurnal standar

• Jurnal untuk mencatat tagihan ganti rugi.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit3400 Lain-lain Aset xxx7300 Diinvestasikan dlm aset lainnya xxx

• Jurnal untuk mencatat penerimaan tagihan TGR PegawaiNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di kas daerah xxx8040 Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx

• Jurnal untuk mencatat pengurangan TGRNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7300 Diinvestasikan dalam aset lain-lain xxx3400 Lain-lain Aset xxx

e. Pengukuran

Piutang lain-lain dinilai sebesar nilai nominalnya.

Page 57: Sakd modul 2

BAB I – Pedoman Akuntansi Aset

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

53

f. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan Lain-lain aset dilaporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan disesuaikandengan kebutuhan daerah, antara lain Klasifikasi tagihan TGRberdasarkan nama debiturnya.

Page 58: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

54

BAB IIPEDOMAN AKUNTANSI HUTANG

A. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK

Hutang Jangka Pendek merupakan hutang yang harus dibayar kembali ataujatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Hutang lancar terdiri dari BagianLancar Hutang Jangka Panjang, Hutang Biaya Pinjaman, dan Hutangperhitungan pihak ketiga (PFK).

1. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang

a. Pengertian

Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo merupakansebagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satuperiode akuntansi.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang merupakan reklasifikasi hutangjangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun anggaran. Dokumen yangterkait dengan Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang adalah PerjanjianPinjaman dan Memo penyesuaian. Uraian lebih lanjut dijelaskan padaseksi penjelasan mengenai Hutang Jangka Panjang.

c. Saldo Normal

Perkiraan Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang adalah bersaldo kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang dikredit sebesarpinjaman yang jatuh tempo pada saat dilakukan reklasifikasi, dan di debetsebesar jumlah yang dibayar pada saat dilakukan pelunasan.

1) Jurnal pada saat reklasifikasi dari perkiraan Hutang Jangka Panjang:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangkapanjang

xxx

Page 59: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

55

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

4100 Bagian Lancar Hutang JangkaPanjang

xxx

(Catatan : Buku pembantu hutang jangka panjang untuk setiap krediturperlu diselenggarakan untuk mengidentifikasi sumber pinjaman jangkapanjang diperoleh)

2) Jurnal pada saat pembayaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit4100 Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang xxx6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangkapendek

xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8930 Pembayaran Pokok Pinjaman LN xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

e. Pengukuran

Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang dibukukan sebesar nilai nominal.Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilaitukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Bagian Lancar HutangJangka Panjang diakui pada saat pembayaran jatuh tempo dalam satuperiode akuntansi melalui reklasifikasi

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam penjelasan pos-pos Neraca yaiturincian dari masing-masing jenis hutang (apabila rinciannya banyak ataulebih dari satu halaman sebaiknya dibuat lampiran), selisih kurs hutangdalam valuta asing yang terjadi antara kurs transaksi dan kurs tanggalneraca, serta adanya aset atau lainnya yang dijadikan jaminan hutang.

2. Hutang Biaya Pinjaman

a. Pengertian

Hutang Biaya Pinjaman merupakan hutang yang terjadi sebagai ikutanhutang pokok, yang berupa Bunga, denda dan commitment fee.

Page 60: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

56

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan hutang biaya pinjaman melibatkan unit-unit anggaran,unit keuangan, dan unit akuntansi. Dokumen sumber untuk hutang BiayaPinjaman adalah perjanjian pinjaman dan dokumen penagihan.

c. Saldo Normal

Perkiraan Hutang Biaya Pinjaman seharusnya selalu bersaldo kredit.

d. Jurnal Standar

Hutang Biaya Pinjaman timbul dari hutang bunga, denda, commitmentfee, dan biaya pinjaman lainnya yang masih harus dibayar pada akhirtahun anggaran. Terhadap hutang biaya pinjaman ini akan dibuatkanMemo Penyesuaian yang akan digunakan sebagai dokumen sumberdalam membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat hutang biayapinjaman.

1) Jurnal penyesuaian pada akhir tahun anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

4200 Hutang Biaya Pinjaman xxx

2) Pada awal tahun anggaran dibuat jurnal balik sebagai berikut

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit4200 Hutang Biaya Pinjaman Xxx6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangkapendek

xxx

Jurnal standar untuk pembayaran biaya pinjaman dapat dilihat padajurnal realisasi belanja.

e. Pengukuran

Hutang Biaya Pinjaman sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asingdikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) padatanggal transaksi. Hutang Biaya Pinjaman diakui pada akhir tahunanggaran.

Page 61: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

57

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam penjelasan pos-pos Neraca yaiturincian dari masing-masing jenis hutang (apabila rinciannya banyak ataulebih dari satu halaman sebaiknya dibuat lampiran), selisih kurs hutangdalam valuta asing yang terjadi antara kurs transaksi dan kurs tanggalneraca, serta adanya aset atau lainnya yang dijadikan jaminan hutang.

3. Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

a. Pengertian

Hutang Perhitungan fihak ketiga (PFK) adalah hutang jangka pendekkepada fihak ketiga yang berasal dari jumlah yang dipotong dari SuratPerintah Membayar (SPM).

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan hutang biaya pinjaman melibatkan unit-unit anggaran,unit keuangan, dan unit akuntansi. Dokumen sumber yang terkaitdengan Hutang perhitungan Fihak Ketiga adalah Surat PerintahMembayar (SPM) Khusus, serta bukti-bukti tagihan dari Askes, Taspen,BULOG dan lain-lain yang sejenis.

c. Saldo Normal

Perkiraan Hutang Perhitungan Fihak Ketiga seharusnya selalu bersaldokredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan Hutang Perhitungan Fihak Ketiga ini digunakan untukmenampung hutang yang berasal dari jumlah yang dipotong dari SuratPerintah Membayar (SPM) untuk pihak ketiga. Perkiraan ini dikredit padasaat SPM diterbitkan sebesar nilai nominal, dan didebet pada saatpembayaran kepada pihak ketiga dimaksud.

1) Jurnal pada saat SPM diterbitkan untuk membayar gaji:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8971 Penerimaan PFK xxx

Page 62: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

58

2) Jurnal pada saat pelunasan atau pengeluaran PFK:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8981 Pengeluaran PFK xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

3) Jurnal penutupan PFK:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8971 Penerimaan PFK xxx8981 Pengeluaran PFK xxx4300 Hutang PFK xxx

e. Pengukuran

Hutang Perhitungan Fihak Ketiga dibukukan sebesar nilai nominal.Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilaitukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Hutang Perhitungan FihakKetiga diakui pada saat SPM diterbitkan.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam penjelasan pos-pos Neraca yaiturincian dari masing-masing jenis hutang (apabila rinciannya banyak ataulebih dari satu halaman sebaiknya dibuat lampiran), selisih kurs hutangdalam valuta asing yang terjadi antara kurs transaksi dan kurs tanggalneraca, serta adanya aset atau lainnya yang dijadikan jaminan hutang.

B. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG DAN HUTANG BUNGA

Hutang Jangka Panjang merupakan hutang yang harus dibayar kembali ataujatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang Jangka Panjang terdiriPokok Hutang Jangka Panjang dan Hutang Bunga.

1. Hutang jangka panjang

a. Pengertian.

Hutang jangka panjang merupakan hutang yang harus dibayar kembaliatau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangkapanjang dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Page 63: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

59

Hutang (pinjaman) jangka panjang hanya dapat digunakan untukmembiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset Daerah dandapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung)untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagipelayanan masyrakat. Hutang (pinjaman) jangka panjang tidak dapatdigunakan untuk membiayai belanja administrasi umum serta belanjaoperasional dan pemeliharaan. (PP 107 Tahun 2000 pasal 7).

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Setiap pinjaman Daerah dilakukan dengan persetujuan DPRD, dandituangkan dalam Surat Perjanjian Pinjaman antara Daerah denganpemberi pinjaman. Surat Perjanjian Pinjaman dimaksud ditandatanganioleh Kepala Daerah dan pemberi pinjaman, serta ditempatkan dalamLembaran Daerah. Untuk pinjaman yang bersumber dari PemerintahPusat, Surat Perjanjian Pinjaman ditandatangani oleh Kepala Daerah danMenteri Keuangan.

Untuk pinjaman yang bersumber dari luar negeri, Daerah harus terlebihdahulu mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat. DokumenPerjanjian Pinjaman untuk pinjaman yang bersumber dari luar negeri iniditandatangani oleh Kepala Daerah dan pemberi pinjaman luar negeri.

c. Saldo Normal

Perkiraan-perkiraan Hutang Jangka Panjang, baik Dalam Negeri maupunLuar Negeri, seharusnya selalu bersaldo kredit.

d. Jurnal Standar

1) Jurnal pada saat dana diterima:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8835 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx8840 Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Pusatxxx

8845 Penerimaan Pinjaman dariPemerint. Daerah Otonom Lainnya

xxx

8850 Penerimaan Pinjaman dr BUMN/D xxx8855 Penerimaan Pinjaman dari Bank/

Lembaga Keuanganxxx

8860 Penerimaan Pinjaman DalamNegeri Lainnya

xxx

(Catatan : Buku pembantu hutang jangka panjang untuk setiapkreditur perlu diselenggarakan untuk mengidentifikasi sumberpinjaman)

Page 64: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

60

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7400 Dana yang harus disediakan utk

pembayaran hutang jangka panjangxxx

5100 Hutang jangka panjang xxx

2) Jurnal pada saat bagian hutang jangka panjang telah jatuh tempo:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang harus disediakan utk

pembayaran hutang jangkapanjang

xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6700 Dana yang harus disediakan utk

pembayaran hutang jangka Pendekxxx

4100 Bagian Lancar Hutang JangkaPanjang

xxx

e. Pengukuran

Hutang Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dandibukukan sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asingdikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) padatanggal transaksi.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam penjelasan pos-pos Neraca yaiturincian dari masing-masing jenis hutang (apabila rinciannya banyak ataulebih dari satu halaman sebaiknya dibuat lampiran), selisih kurs hutangdalam valuta asing yang terjadi antara kurs transaksi dan kurs tanggalneraca, serta adanya aset atau lainnya yang dijadikan jaminan hutang.

Jangka waktu, nilai nominal, tingkat bunga dan masa tengganghendaknya diungkapkan juga dalam penjelasan pos-pos Neraca.

2. Hutang Bunga

a. Pengertian

Hutang bunga merupakan kewajiban kepada kreditur atas pinjamanjangka panjang yang harus dibayar kembali/jatuh tempo lebih dari 1 (satu)satu periode akuntansi.

Page 65: Sakd modul 2

Bab II Pedoman Akuntansi Hutang

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

61

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Berdasarkan perjanjian pinjaman, pemerintah daerah berkewajibanmembayar imbalan kepada kreditur berupa bunga. Besarnya bunga yangjatuh tempo akan ditentukan berdasarkan kesepakatan. Dokumen sumberyang utama adalah perjanjian pinjaman dan Peraturan Kepala Daerah.

c. Saldo Normal

Perkiraan Hutang Bunga memiliki saldo normal disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

1) Jurnal untuk mencatat timbulnya hutang bunga

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7400 Dana Yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka panjangxxx

5200 Hutang Bunga xxx

2) Jurnal yang dibuat pada saat hutang bunga jatuh tempo

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5200 Hutang Bunga xxx7400 Dana Yang harus disediakan

untuk pembayaran hutangjangka panjang

xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6700 Dana Yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

4200 Hutang Biaya Pinjaman xxx

e. Pengukuran

Hutang Bunga diakui pada saat Hutang tersebut terjadi dan dibukukansebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiahberdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

f. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam penjelasan pos-pos Neraca yaiturincian dari masing-masing jenis hutang bunga serta selisih kurs yangterjadi.

Page 66: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

62

BAB IIIPEDOMAN AKUNTANSI EKUITAS DANA

A. AKUNTANSI EKUITAS DANA LANCAREkuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancar denganjumlah nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar, terdiri atas:

• SiLPA Tahun Pelaporan• Akumulasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)• Cadangan untuk Piutang• Cadangan untuk Persediaan• Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek.

1. SiLPA Tahun Pelaporan

a. Pengertian

SiLPA tahun pelaporan adalah perkiraan ringkasan operasi pemerintahselama tahun berjalan yang diperoleh dari selisih antara pendapatan danbelanja.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan SiLPA Tahun Pelaporan timbul pada saat realisasi anggarandimana terdapat selisih antara pendapatan dan belanja yangmenimbulkan defisit/surplus.Dokumen sumber untuk mencatatnya adalah Memo Penyesesuaian yangmenunjukkan besarnya surplus/defisit yang terjadi.

c. Saldo Normal

Perkiraan saldo dana lancar bersaldo normal di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

1) Pada saat penutupan surplus defisitNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

6200 SiLPA Tahun pelaporan xxx6300 Surplus/defisit Tahun pelaporan xxx

2) Pada saat penutupan pembiayaan nettoNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

6400 Pembiayaan Netto Tahun Pelaporan xxx6200 SiLPA Tahun pelaporan xxx

Page 67: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

63

3) Pada saat penutupan Estimasi Penggunaan SiLPA

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6200 SiLPA Tahun pelaporan xxx9601 Estimasi Penggunaan SiLPA xxx

4) Pada saat penggunaan SiLPA

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8810 Penggunaan SiLPA xxx6200 SiLPA Tahun Pelaporan xxx

e. Pengukuran

SiLPA Tahun Pelaporan diukur berdasarkan nilai nominal.

f. Pengungkapan

SiLPA Tahun Pelaporan dalam penjelasan pos-pos neraca harusdiungkapkan sesuai kebutuhan daerah.

2. Akumulasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

a. Pengertian

Akumulasi SiLPA adalah perkiraan yang menampung akumulasi saldoSiLPA tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan setelah dikurangidengan penggunaannya dalam anggaran.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan Akumulasi SiLPA timbul kalau terdapat adanya SiLPA tahun-tahun lalu yang tidak digunakan dalam anggaran.Dokumen sumber untuk mencatatnya adalah Memo Penyesesuaian yangmenunjukkan besarnya akumulasi yang terjadi.

c. Saldo Normal

Perkiraan Akumulasi SiLPA bersaldo normal di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Pada saat penutupan penggunaan SiLPA

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6100 Akumulasi SiLPA xxx8810 Penggunaan SiLPA xxx

Page 68: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

64

g. Pengukuran

Akumulasi SiLPA disajikan sebesar sisa lebih perhitungan anggaran daritahun sebelumnya.

h. Pengungkapan

Akumulasi SILPA dalam penjelasan pos-pos neraca harus diungkapkansesuai kebutuhan daerah.

3. Cadangan untuk Piutang

a. Pengertian

Cadangan untuk piutang adalah kekayaan bersih pemerintah yangtertanam dalam piutang jangka pendek.

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan ini timbul sehubungan dengan adanya piutang yang diakuipemerintah dan berkurang sehubungan dengan adanya penerimaanpiutang atau penghapusan piutang sesuai dengan SK penghapusan yangdilakukan oleh Pemda.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Cadangan untuk Piutang adalah di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

1) Pada saat pengakuan piutang jangka pendek.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0300 Bagian Lancar Tagihan Penjualan

Angsuranxxx

0400 Bagian Lancar Pinjaman kepadaBUMN/BUMD dan Lembaga Internasional

xxx

0500 Bagian Lancar TGR xxx0600 Piutang Pajak xxx0700 Piutang Lain-lain xxx6500 Cadangan untuk Piutang xxx

Page 69: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

65

2) Pada saat penerimaan kas / penghapusan piutang

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6500 Cadangan untuk Piutang xxx0300 Bagian Lancar Tagihan Penjualan

Angsuranxxx

0400 Bagian Lancar Pinjaman kepadaBUMN/D & Lembaga Internasional

xxx

0500 Bagian Lancar TGR xxx0600 Piutang Pajak xxx0700 Piutang Lain-lain xxx

e. Pengukuran

Cadangan untuk piutang dinilai sebesar saldo piutang jangka pendekyang disajikan di Neraca.

f. Pengungkapan

Pengungkapan informasi mengenai cadangan untuk piutang sesuaidengan kebutuhan Pemda.

4. Cadangan untuk Persediaan

a. Pengertian

Cadangan untuk persediaan adalah kekayaan pemerintah yang tertanamdalam persediaan.

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Cadangan untuk persediaan timbul pada akhir tahun sehubungan denganpencatatan persediaan pada akhir tahun buku berdasarkan hasilinventarisasi fisik yang selanjutnya dituangkan dalam memo penyesuaian.Pada tahun berikutnya perkiraan ini didebet melalui jurnal balik yangdibuat berdasarkan memo penyesuaian.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini bersaldo normal di sebelah kredit.

Page 70: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

66

d. Jurnal Standar

1) Pada akhir tahun buku untuk mencatat persediaan akhir tahun.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0800 Persediaan xxx6600 Cadangan untuk persediaan xxx

2) Jurnal untuk mengahapus saldo awal

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6600 Cadangan untuk Persediaan xxx0800 Persediaan xxx

e. Pengukuran

Cadangan untuk persediaan disajikan di neraca sebesar nilai persediaanyang dimiliki yang dinilai dengan harga beli terakhir/harga standar atauyang diestimasi.

f. Pengungkapan

Pengungkapan atas informasi cadangan untuk persediaan tergantungpada kebutuhan pemda.

5. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Pendek

a. Pengertian

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Pendekadalah perkiraan lawan ekuitas dana lancar, jadi merupakan pengurangkekayaan bersih pemerintah.

b. Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan ini muncul sehubungan dengan timbulnya kewajiban jangkapendek yang tertuang dalam dokumen sumber memo penyesuaian danberkurang sehubungan dengan adanya pembayaran hutang melalui SPMatau nota debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini bersaldo normal di sebelah debet.

Page 71: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

67

d. Jurnal Standar

1) Pada saat pengakuan hutang atau reklasifikasi:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

4100 Bagian Lancar Hutang JangkaPanjang

xxx

4200 Hutang Biaya Pinjaman xxx4300 Hutang PFK xxx

2) Pada saat pembayaran hutang,

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

4100 Bagian Lancar Hutang JangkaPanjang

xxx

4200 Hutang Biaya Pinjaman xxx4300 Hutang PFK xxx6700 Dana yang harus disediakan

untuk pembayaran hutangjangka pendek

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini disajikan sebesar nilai nominal hutang jangka pendek.

f. Pengungkapan

Pengungkapan atas informasi yang berhubungan dengan hutang sesuaidengan kebutuhan Pemda.

B. AKUNTANSI EKUITAS DANA YANG DIINVESTASIKANEkuitas Dana yang Diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah nilaiinvestasi permanen, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan)dengan jumlah nilai hutang jangka panjang.

Ekuitas Dana yang Diinvestasikan meliputi dana yang; Diinvestasikan dalamInvestasi Permanen, Diinvestasikan dalam Aset Tetap, Diinvestasikan dalamAset Lainnya, dan sebagai perkiraan yang mengurangi (contra account) adalahDana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang.

Page 72: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

68

1. Diinvestasikan dalam Investasi Permanen

a. Pengertian

Diinvestasikan dalam Investasi Permanen merupakan ekuitas danapemerintah yang ditanamkan dalam bentuk investasi jangka panjang.

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan ini dikredit pada saat pembentukan dilakukan investasi dalambentuk PMP, pemberian pinjaman dan jenis investasi jangka panjanglainnya. Dokumen sumber yang menjadi dasar pendebetan ini adalahmemo penyesuaian yang dilengkapi dengan dokumen pendukung yangsah.

Perkiraan ini didebet bilamana terdapat penerimaan pinjaman ataupenjualan investasi / penyertaan kepada pihak ketiga.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini bersaldo normal di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

1) Jurnal pada saat dilakukan investasi permanen/realisasi anggaran

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8910 Pengeluaran Penyertaan Modal Pemda xxx8915 Pemberian Pinjaman Kepada

BUMN/BUMD/Pem. Pusat/DO lainnyaxxx

8920 Pengeluaran Penyertaan modal dalamproyek pembangunan

xxx

8925 Pengeluaran Penyertaan Dalaminvestasi permanen lainnya

xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

2) Jurnal korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1100 Penyertaan Modal Pemda xxx1200 Pinjaman kepada BUMN/D dan

Lembaga Internasionalxxx

1300 Penanaman Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

1400 Investasi Permanen Lainnya xxx7100 Diinvestasikan dalam Investasi

Permanenxxx

Page 73: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

69

3) Pada saat penjualan PMP atau penerimaan kembali pinjaman yangdiberikan.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di kas daerah xxx8815 Penerimaan Penjualan aset yang

dipisahkan (divestasi)xxx

8820 Penerimaan kembali pinjamankepada BUMN/BUMD/Pem.Pusat/DO lainnya

xxx

8825 Penerimaan Penjualan PenyertaanModal dalam PP dan lemb.Internasional

xxx

8830 Penerimaan Penjualan investasipermanen lainnya

xxx

4) Jurnal korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Diinvestasikan dalam investasi

permanenxxx

1100 Penyertaan Modal Pemda xxx1200 Pinjaman kepada BUMN/D dan

Lembaga Internasionalxxx

1300 Penanaman Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

1400 Investasi Permanen Lainnya xxx

e. Pengukuran

Diinvestasikan dalam Investasi Permanen disajikan sebesar nilai yangdiinvestasikan dalam investasi permanen.

f. Pengungkapan

Pengungkapan atas informasi yang berhubungan dengan Diinvestasikandalam Investasi Permanen sesuai dengan kebutuhan Pemda.

2. Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

a. Pengertian

Diinvetasikan dalam aset tetap adalah kekayaan pemerintah yangditanamkan dalam bentuk aset tetap, seperti tanah, peralatan dan mesin,gedung dan bangunan, jalan dan irigasi, dan aset tetap lainnya.

Page 74: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

70

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan ini dikredit pada saat perolehan atau dilakukannya investasidalam aset tetap. Dokumen sumber yang digunakan adalah memopenyesuaian yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang sah.Perkiraan ini didebet pada saat terjadi penjualan, pengurangan, danpenghapusan aset tetap yang dituangkan dalam dokumen sumber memopenyesuaian dilengkapi dengan dokumen pendukung yang sah.

c. Saldo Normal

Diinvestasikan dalam aset tetap mempunyai saldo normal di sebelahkredit.

d. Jurnal Standar

Pada saat perolehan atau penambahan

1) Jurnal realisasi anggaran;

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja Aset Tetap xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

2) Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2100 Tanah xxx2200 Peralatan dan Mesin xxx2300 Gedung dan Bangunan xxx2400 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx2500 Aset Tetap Lainnya Xxx2600 Konstruksi dalam pengerjaan xxx7200 Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

3) Pada saat terjadinya pengurangan atau penjualan atau penghapusan,

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7200 Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx2100 Tanah xxx2200 Peralatan dan Mesin xxx2300 Gedung dan Bangunan xxx2400 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx2500 Aset Tetap Lainnya xxx2600 Konstruksi dalam penegrjaan xxx

Page 75: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

71

e. Pengukuran

Diinvestasikan dalam aset tetap disajikan neraca sebesar nilai aset tetap.

f. Pengungkapan

Pengungkapan atas informasi yang berhubungan dengan ekuitas danayang diinvestasikan dalam aset tetap diberikan sesuai dengan kebutuhanmasing-masing Pemda.

3. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

a. Pengertian

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya adalah ekuitas dana pemerintah yangditanamkan dalam bentuk aset lainnya.

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan ini dikredit pada saat pengakuan atau perolehan aset lainnyadan didebet pada saat terjadi pengurangan / penurunan / pelepasan /penjualan atau penghapusan Aset lainnya.

Semua transaksi yang mempengaruhi Aset Lainnya ini dituangkan dalamdokumen sumber memo penyesuaian.

c. Saldo Normal

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya mempunyai saldo normal di sebelahkredit.

d. Jurnal Standar

1) Pada saat perolehan / penambahan aset lainnya,No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

3100 Tagihan Penjualan Angsuran xxx3200 Kemitraan dengan pihak ketiga xxx3400 Lain-lain Aset xxx7300 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx

2) Pada saat penghapusan/penyerahan atau penghapusanNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7300 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya xxx3100 Tagihan Penjualan Angsuran xxx3200 Kemitraan dengan pihak ketiga xxx3400 Lain-lain Aset xxx

Page 76: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

72

e. Pengukuran

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya disajikan di neraca sebesar nilai asetlainnya selain dana cadangan.

f. Pengungkapan

Informasi yang cukup diungkapkan dalam laporan keuangan sesuaidengan kepentingan masing-masing Pemda.

C. AKUNTANSI EKUITAS DANA YANG DICADANGKAN.

1. Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan.

a. Pengertian.

Diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yangdicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakanpasangan perkiraan dana cadangan.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Perkiraan ini dikredit pada saat pembentukan dana cadanganberdasarkan memo penyesuaian yang dilampiri dengan bukti pengeluarankas terkait. Selanjutnya perkiraan ini didebet pada saat dana cadangandicairkan untuk digunakan sesuai dengan tujuannya berdasarkan memopenyesuaian dan bukti penarikan kas yang terkait.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sisi kredit.

d. Jurnal Standar1) Pada saat Pembentukan Dana Cadangan

Jurnal ini dilakukan bersamaan dengan pembentukannya untukmenyisihkan dana dan disimpan di rekening tertentu Pada saat terjaditransfer pembentukan dana cadangan tersebut dijurnal sbb:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8760 Pembentukan Dana Cadangan xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit3300 Dana Cadangan xxx7900 Diinvestasikan dalam Dana

Cadanganxxx

Page 77: Sakd modul 2

Bab III Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),

73

2) Pada saat Pencairan Dana CadanganJurnal ini dilakukan pada saat penggunaan dana setelah mendapatotorisasi dari pejabat yang ditunjuk.

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8360 Pencairan Dana Cadangan xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7900 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx3300 Dana Cadangan xxx

e. Pengukuran

Saldo perkiraan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan disajikan sebesardana yang diinvestasikan dalam dana cadangan.

f. Pengungkapan

Informasi mengenai dana cadangan harus diungkapkan secara cukupmisalnya mengenai peruntukan, batasan dan jenis investasi.

Page 78: Sakd modul 2

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

PEDOMANSISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Pengarah

1. Dr. Machfud Sidik, MSc2. Drs. Arie Soelendro, MA3. Dr. Mulia P. Nasution, DESS4. Dr. Daeng M. Nazier5. Drs. Imran6. Adriansyah, SE7. Drs. Sugijanto, Ak, MM8. Drs. Sintong Nainggolan, Msi9. Drs. Tahria. S, M.Acc

Tim Penyusun

1. Drs. Irsan Gunawan (Koordinator)2. Syafri Adnan Baharuddin, Ak, MBA3. Drs. Wawan Darmawan4. Iman Bastari, Ak, M.Acc5. Sonny Loho, Ak, MPM6. Ardan Adiperdana, Ak, MBA7. Drs. Sura P. Bangun, MBA8. Drs. Hotman Siregar, MPA9. Drs. Haryanto Kadi, M.Sc10. Edison Sihombing, SE, MSP11. Dra. Riyani Budiastuti12. Amdi Veri Darma, Ak, M.Acc13. Sumiyati, Ak, MFM14. Drs. Sigit Edi Surono15. Sugiyarto, SE, Ak, M.Sc16. Ahmad Yani, SH, Ak17. Edward UP Nainggolan, Ak18. Arif Zainudin Fansyuri, Ak19. Mahartha Titi, SE, Ak20. Drs. Sudarisman, Ak21. Zandy Akbar Rassat, SE, MA