modul 2 cetak

123

Upload: pjjkemenkes

Post on 17-Feb-2017

341 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 2 cetak

Prodi KeperawatanSemester 03

http://www.freestockphotos.name/wallpaper-original/wallpapers/effective-communication-137.jpg

Komunikasi dalam keperawatan

Modul 2Penerapan Komunikasi Berdasarkan Tingkat Usia

Page 2: Modul 2 cetak

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

MODUL 2

“PENERAPAN KOMUNIKASI

BERDASARKAN TINGKAT USIA”

PENULIS

TRI ANJASWARNI, SKp. M.Kep

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2013

Page 3: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 1

Daftar Isi

MK KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

MODUL 2 : PENERAPAN KOMUNIKASI BERDASARKAN TINGKAT USIA

Cover

Daftar isi 1

Daftar Gambar 3

Pendahuluan 4

Rasional dan Diskripsi Singkat 4

Relevansi 5

Petunjuk Belajar 6

Kegiatan Belajar 1 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Bayi dan Anak

Tujuan Pembelajaran Umum 7

Tujuan Pembelajaran Khusus 7

Pokok-pokok Materi 7

Uraian Materi 8

Rangkuman 24

Tes Formatif 27

Tugas Terstruktur 29

Tugas Mandiri 29

Kegiatan Belajar 2 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja. 30

Page 4: Modul 2 cetak

2 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Tujuan Pembelajaran Umum 30

Tujuan Pembelajaran Khusus 30

Pokok-pokok Materi 30

Uraian Materi 31

Rangkuman 36

Tes Formatif 37

Tugas Terstruktur 37

Tugas Mandiri 37

Kegiatan Belajar 3 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia

Tujuan Pembelajaran Umum 38

Tujuan Pembelajaran Khusus 38

Pokok-pokok Materi 38

Uraian Materi 39

Rangkuman 53

Tes Formatif 56

Tugas Terstruktur 59

Tugas Mandiri 59

Tugas Akhir terstruktur (Praktikum) 60

Tugas Akhir Mandiri 60

Test Akhir 61

Acuan Pustaka 68

Page 5: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 3

Gambar 2.1 Ekspresi emosional gembira bayi ………………………………… 6

Gambar 2.2 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan saudara…… 8

Gambar 2.3 Komunikasi dengan bibliografi ………………………………… 10

Gambar 2.4 Bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak …………. 11

Gambar 2.5 Komunikasi pada anak dengan tulisa …………………… 12

Gambar 2.6 Gunakan nada suara lembut …………………………………………… 13

Gambar 2.7 Aktivitas pengalihan ………………………………………………………… 14

Gambar 2.8 Kontak mata, postur dan jarak fisik …………………… 14

Gambar 2.9 Dipeluk dapat memberikan rasa aman anak pada saat marah….. 15

Gambar 2.10 Gambar komunikasi pada bayi ……………………………….. 16

Gambar 2.11 Implementasi komunikasi pada todler dan prasekolah 17

Gambar 2.12 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja …………….. 26

Daftar Gambar

Page 6: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

4 PB

PendahuluanA. Rasional dan Diskripsi SingkatSalam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita, Amiin.

Setelah Anda mempelajari Modul 1 yang membahas tentang Konsep Komunikasi Terapeutik dan melakukan latihan-latihan yang diminta, bagaimanakah pemahaman Anda sekarang?

Saat ini Anda sedang mempelajari Modul 2 Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan. Modul 2 ini berjudul Penerapan Komunikasi Berdasarkan Tingkat Usia yang terdiri dari tiga (3) Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9 jampembelajaran.Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut:

1. Kegiatan Belajar 1: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak

2. Kegiatan Belajar 2: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan

Lansia

Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak dalam rahim / kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan, berinteraksi dan memberikan stimulasi komunikasi secara dini.

Dalam kegiatan belajar 1 akan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi terapeutik pada bayi dan anak meliputi esensi, bentuk-bentuk, dan teknik-teknik komunukasi pada anak, serta uraian terperinci sesuai tingkat tumbuh kembang anak. Kegiatan belajar 2 memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi pada remaja meliputi tugas-tugas perkembangan remaja, bentuk-bentuk dan teknik komunikasi pada remaja, Sikap-sikap dalam berkomunikasi pada remaja, Suasana komunikasi pada remaja dan model komunikasi yang sesuai pada remaja penerapannya. Kegiatan Belajar

Page 7: Modul 2 cetak

5 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

3 memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi pada orang dewasa dan lansia meliputi: sikap & bentuk-bentuk dan teknik komunikasi pada orang dewasa dan lansia, suasana dan model komunikasi pada orang dewasa dan lansia.

Setelah mempelajari modul 2 ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan komunikasi pada semua tingkat usia mulai bayi dan anak, remaja, dewasa dan lansia, serta penerapannya daslam asuhan keperawatan.

B. Relevansi

Penerapan komunikasi pada berbagai tingkat usia, meliputi bayi dan anak, remaja serta dewasa dan lansia memerlukan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik dalam keperawatan. Hal ini sangat penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya. Sebagai calon perawat ahli madya, ketrampilan dasar dan esensial yang harus Anda kuasai adalah Komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktek keperawatan akan memungkinkan Anda melaksanakan praktik keperawatan secara berkualitas.

C. Petunjuk Belajar

Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 2 ini, maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.

2. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 33. Baca dengan seksama materi yang disampaikan 4. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang

dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.

5. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda

Page 8: Modul 2 cetak

5 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

diminta untuk mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan.6. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda

mengingat.7. Kerjakan test formatif pada akhir kegiatan belajar sebagai evaluasi proses

pembelajaran dan carilah jawabannya pada materiyang sudah Anda pelajari.

8. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada fasilitator

9. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda.

Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik. SELAMAT BELAJAR !

D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang

disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit 3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas

terkait dengan materi yang dibahas.4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama

materi-materi yang dianggap penting 5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa

mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan. 6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran

untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.

7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai peserta didik.

Page 9: Modul 2 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

7 PB

I

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada bayi dan anak secara tepat dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan unsur penting Komunikasi pada anak

2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak

3. Menerapkan teknik komunikasi pada anak.

4. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan secara berurutan adalah Esensi Komunikasi pada anak, Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak, Teknik-teknik komunikasi pada anak dan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak

Page 10: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 8

Uraian MateriCoba pikirkan dan selanjutnya diskusikan dengan teman Anda , sejak kapankah sayogyanya manusia mulai melakukan komunikasi?

Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak dalam kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan dan berinteraksi sedini mungkin dengan anak untuk memberikan stimulasi komunikasi secara dini.

Apakah aspek penting yang harus dilakukan dalam berkomunikasi pada bayi dan anak? Bagaimana teknik dan penerapannya?

Pelajarilah uraian materi tentang penerapan komunikasi pada bayi dan anak ini dengan baik.

1. Aspek Penting Komunikasi pada anak

Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus memahmi apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan anak dan berusaha memahamkan anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi yaitu :

a. Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi anak yang diajak berbicara,

Maksudnya :

• Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika

Dalam melakukan komunikasi pada anak, maka perawat perlu memperhatikan usia dan tingkat tumbuh kembang anak

Page 11: Modul 2 cetak

9 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

obyek tersebut ingin dilihat anak.

• Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak.

b. Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain.

Maksudnya :

• Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan keinginan atau mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa paham dengan apa yang dia inginkan.

• Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.

2. Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak

Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi melakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang demikian disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah menunjukkankematangan fungsi mental-emosionalnya.

Gambar 2.1 Ekspresi emosional gembira bayi

Bentuk komunikasi pra-bicara ada empat yaitu : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional

Page 12: Modul 2 cetak

PB 10

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Berikut ini akan diuraikan tentang empat bentuk komunikasi prabicara.

a. Tangisan

Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat segaris senyum kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi

Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila ia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekwensi tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan & kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.

Perawat harus banyak berlatih megenal macam-macam arti tangisan bayi untuk memenuhikebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu, karena karena ibu muda memerlukan bantuan ini.

b. Ocehan dan Celoteh

Bentuk komunikasi prabicara disebut “ocehan” (Cooing) atau “Celoteh” (Babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, menagis & mengeluh.

Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke-6 & ke-8. Celoteh merupakan indikator mekanisme perkembangan otot saraf bayi.

Nilai celoteh :

1) Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat ketrampilan berbicara.

Page 13: Modul 2 cetak

11 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2) Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial.

c. Isyarat

Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.

Contoh isyarat umum pada masa bayi :

• Mendorong putting susu dari mulut artinya kenyang / tidak lapar

• Terseyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong

• Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.

d. Ungkapan Emosional

Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh & roman muka.

Misal:

• Tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan / kaki disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.

• Menegangkan badan, gerakan membanting tangan / kaki, roman muka tegang & menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.

3. Teknik-teknik komunikasi pada anak

Anak adalah individu yang unik dan berespon secara berbeda-beda untuk kebutuhan mereka. Anak dengan keunikannya mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyatakan keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak.

Page 14: Modul 2 cetak

PB 12

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan non verbal.

1) Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy, fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan kontra.

2) Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya (Mundakir, 2006).

Tehnik Verbal

a. Tehnik Orang Ketiga

Teknik ini merupakan teknik komunikasi secara tidak langsung dengan cara menggunakan orang ketiga, seperti “dia atau mereka. Orang ketiga yang biasanya dilibatkan dalam komunikasi adalah ibu / ayah, kakak dan adik. Tehnik ini mengurangi perasaan terancam dan meningkatkan rasa percaya diri anak. Teknik ini juga dapat digunakan saat perawat memberikan komentar pada diri anak dengan cara tidak langsung pada pokok pembicaraan dengan melibatkan kakak atau ibunya.

Gambar 2.2 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan saudara

Page 15: Modul 2 cetak

13 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

b. Neuro Linguistic Programming ( NLP )

Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses komunikasi dengan memperhatikan gaya / perilaku sehingga informasinya dapat diterima dan dimengerti. Untuk bisa memahami komunikasi dengan anak diperlukan tiga macam sensorik yaitu : Penglihatan, pendengaran dan kinesthetik. Perawat dapat meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan anak melalui fungsi sensorik tersebut. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe visual, perawat dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar atau ilustrasi. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe mendengar , perawat dapat menggunakan kata-kata atau suara-suara dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe kinestetik dapat dilakukan dengan menggunakan atau manipulasi objek-objek tertentu.

c. Respon Memfasilitasi (Facilitative Responding)

Facilitative Responding adalah mendengarkan secara seksama dan membayangkan kembali perasaan-perasaan dan isi pernyataan anak. Termasuk dalam hal ini adalah respon yang empati dan tidak menghakimi.

Contoh:

Seorang anak berkata “Saya tidak mau sakit dan minum obat ini”. Teknik respon fasilitatif yang dapat digunakan perawat adalah : “Tidak enak ya obatnya?”

d. Bercerita (Story Telling)

Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan tentang pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat menggunkan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membantu makan) dan meminta anak untuk menceritakannya dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak. Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak masuk kedalam masalahnya.

Contohnya : Anak bercerita tentang ketakutannya saat diperiksa oleh perawat. Kemudian perawat cerita bahwa pasien anak disebelah juga diperiksa tetapi

Page 16: Modul 2 cetak

PB 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

tidak merasa takut karena perawatnya baik dan ramah-ramah. Dengan demikian diharapkan perasaan takut anak akan berkurang karena semua anak juga diperiksa seperti dirinya.

e. Bibliotheraphy

Bibliotheraphy adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan keadaannya tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya buku tidak mengancam karena anak dapat sewaktu-waktu menutup buku tersebut atau berhenti membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman.

Dalam menggunakan buku untuk berkomunikasi dengan anak, yang penting diperhatikan adalah mengetahui emosi dan pengetahuan anak serta melakukan penghayatan terhadap cerita sehingga dapat menyampaikan sesuai dengan maksud dalam buku yang dibaca dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami anak. Selanjutnya diskusikan isi buku dengan anak dan bersama anak membuat kesimpulan.

Gambar 2.3 Komunikasi dengan biblioterapi

f. Mimpi

Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk perasaan dan pikiran yang ditekan ke alam tidak sadar. Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi adanya perasaan bersalah, perasaan tertekan, perasaan

Page 17: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

15

jengkel, atau perasaan marah yang mengganggu anak sehingga terjadi ketidaknyamanan

g. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

h. Bermain dan Permainan

Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik Play sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis / perawatan. Perawat dapat melakukan permainan bersama anak sehingga perawat dapat bertanya dan mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit.

Gambar 2.4 bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak

i. Melengkapi Kalimat (Sentences Completion)

Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak menyempurnakan atau melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan teknik ini perawat dapat mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara langsung kepadanya, misalnya terkait dengan kesehatannya atau perasaannya. Pernyataan dimulai

Page 18: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

15

dengan yang netral kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaan nya.

Contoh :

“Hal-hal yang menyenangkan waktu di rumah adalah …………………”

“Dirumah sakit ini hal yang dapat menyenangkan atau menghibur hati adalah ……………”

j. Pro dan Kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak. Teknik komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi perasaan-perasaan anak, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Tehnik ini penting diterapkan untuk menciptakan hubungan baik antara perawat dengan anak.Teknik ini dimulai dari hal-hal yang bersifat netral selanjutnya hal yang serius. Teknik ini dapat dilakukan bersama dengan keluarga atau dimulai dari keluarga (ibu atau kakak atau ayah).

Misalnya:

• Topik netral : Anak diminta menceritakan hoby nya, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dari hoby-nya dan keburukan-keburukan dari hobby-nya.

• Topik khusus: Anak diminta menceritakan pengalamannya di rawat di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan dirawat di rumah sakit.

Teknik Non Verbal

Tehnik komunikasi non verbal dapat digunakan pada anak-anak seperti uraian berikut ini :

a. Menulis

Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan

Page 19: Modul 2 cetak

17 18

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

pada anak tetapi juga pada remaja. Ungkapan rasa yang sulit dikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.

Perawat dapat memulai komunikasi dengan anak dengan cara memeriksa / menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis perawat dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan anak.

Gambar 2.5 Komunikasi pada Anak dengan Tulisan

b. Menggambar

Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan, dll. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan tentang dirinya melalui coretan atau gambar yang dibuat. Dengan gambar akan dapat diketahui perasaan anak, hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau pertentangan, keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu.

Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara keluarga (ibu / ayah) dengan anak. Anak diminta menggambar suatu lingkaran untuk melambangkan orang-orang yang berada dalam lingkungan kehidupannya

Page 20: Modul 2 cetak

17 18

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

dan gambar bundaran-bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban / kedekatan. Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.

Struat & Sundeen (1998) menguraikan bahwa dalam berkomunikasi dengan anak dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu : penggunaan nada suara, mengalihkan aktivitas, penggunaan jarak fisik, ungkapan marah, dan sentuhan.

a. Nada Suara

Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan tidak stabil. Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan fisik dan merangsang kemarahan anak semakin meningkat.

Gambar 2.6 Gunakan nada suara lembut

b. Aktivitas Pengalihan

Untuk mengurangi kecemasan anak saat berkomunikasi, gunakan aktivitas pengalihan misalnya membiarkan anak bermain dengan barang-barang kesukaannya seperti boneka, handphone, mobil-mobilan, kacamata, dll. atau komunikasi dilakukan sambil menggambar bersama anak. Bermacam-macam aktivitas ini akan berdampak fokus anak teralihkan sehingga dia merasa lebih rileks / santai saat berkomunikasi.

Gambar 2.7 Aktivitas Pengalihan

Page 21: Modul 2 cetak

19 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

c. Kontak Mata, Postur dan Jarak fisik

Gambar 2.8 Kontak mata, postur dan Jarak Fisik

Pembicaraan atau komunikasai akan terasa lancer dan efektif jika kita sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan cara membungkuk atau merendahkan posisi kitasejajar dengan anak. Dengan posisi sejajar akan memungkinkan kita dapat mempertahankan kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang dikomunikasikan anak.

d. Ungkapan Marah

Kadang-kadang, anak merasa jengkel, tidak senang dan marah. Pada situasi ini ijinkanlah anak untuk mengungkapkan perasaan marahnya dan dengarkanlah dengan baik dan penuh perhatian apa yang menyebabkan dia merasa jengkel dan marah. Untuk memberikan ketenangan pada anak saat marah, duduklah dekat dia, pegang tangan / pundaknya atau peluklah dia. Dengan cara-cara seperti tersebut, anak akan merasa aman dan tenang bersama Anda.

Gambar 2.9 Dipeluk dapat memberi rasa aman anak pada saat marah

Page 22: Modul 2 cetak

19 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

e. Sentuhan

Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memagang sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dengan orang tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini, anak merasa dekat dan aman selama komunikasi. Teknik ini efektif dilakukan saat anak merasa sedi, menangis atau bahkan marah.

LATIHAN

• Praktekkanlah teknik komunikasi di atas sebagai sikap terapeutik perawat pada anak

• Silakan Anda berpasangan dengan teman Anda saling bergantian berperan sebagai perawat dan anak

• Diskusikan pengalaman Anda dan kesulitan yang Anda hadapi saat mempraktekkan teknik di atas.

4. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Perkembangan ini juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal yang masuk dalam diri anak melalui reseptor pendengarannya dan organ sensorik lainnya.

Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya. Berikut ini akan diuraikan perkembangan komunikasi mulai bayi, toddler dan pra sekolah, usia sekolah dan remaja.

a. Penerapan Komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun)

Bagaimanakah bayi berkomunikasi?

Page 23: Modul 2 cetak

PB 21

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Sesaat setelah bayi dilahirkan, dan ibu diizinkan menggendong si kecil dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianya melalui panca inderanya.

Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi non verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak ia rasakan, misalnya, lapar, popok basah, kedinginan, lelah dan lain-lain.

Gambar 2.10 Gambar Komunikasi pada bayi

Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan kegembiraannya, dan akan menjerit, menangis, atau merengek jika dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman atau nyaman, dan akan menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk atau kepanasan/kedinginan.

b. Penerapan Komunikasi pada Kelompok Toddler (1 – 3 tahun) dan Pra Sekolah (3 – 6 tahun)

Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan

Belajar dan kenalilah tangisan bayi

Page 24: Modul 2 cetak

22 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan antara kenyataan dan fantasi, sehingga tampak jika mereka bicara akan banyak ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan.

Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan:

• Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak

• Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan

• Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana

• Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”

• Mengalihkan aktivitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan mainan saat komunikasi

• Menghindari konfrontasi langsung,

• Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak

• Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas.

• Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran anak.

Gambar 2.11 Implementasi Komunikasi pada Todler dan prasekolah

Page 25: Modul 2 cetak

PB 23

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

c. Komunikasi Pada Usia Sekolah (7 – 11 tahun)

Pada masa ini anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya.

Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan:

• Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik

• Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak • Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural

dari objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya.

• Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

Page 26: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

24 PB

1. Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Aspek yang penting diperhatikan dalam komunikasi antara anak dan orang dewasa adalah :

• Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika obyek tersebut ingin dilihat anak.

• Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak.

• Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu dalam komunikasinya sehingga orang tua harus mengenal isyarat yang digunakan anak.

• Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.

2. Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak

Sebelum bayi mampu berbicara dengan kata-kata, dia menggunakan kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya yang disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi. Komunikasi pra bicara meliputi tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Bentuk komunikasi prabicara ini harus dikenali dan dipahami orang dewasa supaya apa yang diinginkan anak dapat terpenehui atau maksudnya dapat tersampaikan.

3. Teknik komunikasi pada anak secara umum ada 2 yaitu komunikasi

Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak. Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan non verbal.

Rangkuman

Page 27: Modul 2 cetak

25 26

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

• Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy, fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan kontra.

• Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya

4. Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Teguhsubianto (2009) menjelaskan bahwa perkembangankomunikasi bayi – anak juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal. Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya.

• Perkembangan komunikasi mulai bayi menggunakan tangisan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya, misal lapar, basah, sakit dsb. Bayi juga akan tersenyum atau melakukan gerakan riang jika merasa senang.

• Perkembangan Komunikasi anak usia Toddler dan pra sekolah, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris (berkomunikasi berfokus pada sudut pandangnya sendiri) dan fantasi (anak bicara ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan).

• Perkembangan komunikasi Usia sekolah dan remaja, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya

Page 28: Modul 2 cetak

25 26

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya. Orang tua harus bisa menjadi teman buat anak/remaja.

Page 29: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 27

Tes Formatif

1. Jelaskan apa yang dimaksud komunikasi prabicara?

.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Bagaimanakah bayi mengkomunikasikan keinginan, perasaan dan ketidaknyamanan dirinya?

.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Apa perbedaan perkembangan komunikasi pada kelompok pra sekolah dan usia sekolah?

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Sikap komunikasi berikut ini sangat tepat dilakukan saat anak sedang menangis atau sedih

A. Membiarkan anak menangisB. Duduk dekat anak dan merangkul pundaknyaC. Menasehati agar tidak menangisD. Melakukan konfrontasi terhadap sikap anak E. Memberikan aktivitas pengalihan

5. Seorang anak laki-laki usia 8 tahun, marah pada ibunya karena keinginannya beli mainan tidak dipenuhi. Anak merasa kesal dengan melempar semua mainan yang dimilikinya dan tidak mau makan.

Page 30: Modul 2 cetak

28 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Bagaimanakah sikap orang dewasa menghadapi anak tersebut?A. Menasehati anak bahwa mainannya masih banyakB. Meminta anak untuk tidak marahC. Memarahi anak karena membuang mainannya D. Memfasilitasi ungkapan marah anak dan mendampingiE. Memenuhi keinginan untuk membeli mainan

6. Seorang anak perempuan usia 3 tahun sedang dirawat di rumah sakit karena panas dan diare. Anak selalu menangis dan tidak mau diperiksa atau dilakukan prosedur perawatan.

Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan pada anak tersebut?

A. Bercerita penyebab tidak mau diperiksa

B. Menggambar bersama anak

C. Bermain

D. Menggambar bersama keluarga

E. Menjelaskan tujuan tindakan

7. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun merasa ketakutan jika perawat datang untuk melakukan pemeriksaan rutin misalnya mengukur tekanan darah dan observasi suhu tubuh.

Bagaimanakah implementasi komunikasi yang dilakukan perawat menghadapi anak tersebut?

A. Memberi tahu bahwa pemeriksaan adalah penting

B. Memberi kesempatan anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan

C. Bersikap mendesak orang tua supaya anak mau dilakukan tindakan

D. Melakukan konfrontasi langsung jika anak menolak maka tidak akan sembuh

E. Meminta anak bercerita untuk menggali perasaan dan fikirannya.

Page 31: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 29

Tugas Terstruktur

1. Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota.

2. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi verbal maupun non verbal berdasarkan tingkat usia bayi-anak-anak, yaitu: kelompok todler (0 – 1 tahun), kelompok todler (1-3 tahun), kanak-kanak (3-6 tahun) dan kelompok sekolah 6-11 tahun).

3. Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi anak

4. Diskusikan perkembangan komunikasi yang terjadi pada kelompok usia masing-masing

5. Presentasikan perbedaan-perbedaan perkembangan komunikasi yang Anda amati di kelas dan diskusikan bersama kelompok besar di kelas Anda.

6. Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator.

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda2. Belajarlah secara terus menerus untuk berkomunikasi dan menerapkan

teknik-teknik komunikasi yang tepat pada situasi yang tepat baik di rumah maupun diluar rumah.

3. Jangan paksa anak jika mereka menolak Anda ajak berkomunikasi

Tugas

Page 32: Modul 2 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 30

II

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi

terapeutik pada remaja secara tepat dalam praktek

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja

2. Menerapkan sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

3. Mengidentifikasi suasana komunikasi yang kondusif pada remaja

4. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 2, maka secara berurutan akan diuraikan secara berturut-turut tentang perkembangan komunikasi remaja, sikap terapeutik saat nerkomunikasi dengan remaja, menciptakan suasana kondusif untuk berkomunikasi dengan remaja dan menerapkan model komunikasi yang sesuai untuk remaja.

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja

Page 33: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

31 PB

Uraian Materi

Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Kelompok ini sering mengalami ketegangan karena sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak dengan berperilaku sebagai orang dewasa. Masa ini adalah masa yang penuh konflik dan dilema. Konflik yang terjadi dapat berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema yang terjadi dapat berhubungan denga perbedaan nilai, persepsi atau keyakinan antara dirinya dengan orang dewasa.

Untuk memahami komunikasi pada remaja, pelajarilah dengan baik uraian pada kegiatan belajar ini yang dimulai dengan mempelajari perkembangan komunikasi pada remaja, sikap dan suana terapeutik saat berkomunikasi pada remaja dan penerapan komunikasi terapeutik pada remaja.

1. Perkembangan komunikasi pada usia remaja

Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia Remaja sering kali merenung kehidupan yaitu tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.

Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.

2. Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan

Bagaimana komunikasi dengan anak remaja dilakukan? Adakah spesifik komunikasi yang diterapkan pada remaja?

Page 34: Modul 2 cetak

PB 32

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan Hal ini akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutma komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.

Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam berkomunikasi dengan remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orangtua.

Berikut ini sikap perawat, orang tua atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.

• Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya.

• Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya.

• Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespon yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka sikap kita adalah.

• Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.

• Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi cerita suka dan duka.

• Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.

3. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja

Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis antara perawat / orang tua / orang dewasa lain dengan remaja.

Page 35: Modul 2 cetak

33 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

a. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.

b. Suasana Saling Menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

c. Suasana Saling Percaya

Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.

d. Suasana Saling Terbuka

Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status emosionalnya.

4. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada.

Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam-memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan, menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan, mendesak, memberi kuliah-mengajari, mencemooh-membuat

Page 36: Modul 2 cetak

PB 34

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

malu, menyelidiki-mengusut, dan memuji-menyetujui.

Gambar 2.12 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja

Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut ini:

• Komunikasi terbuka: “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu merasa senang hari ini di sekolah?”

• Komunikasi Dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk remaja untuk menyampaikan pendapatnya.

• Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar tapi juga memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “ibu tahu, kamu merasa kesal karena diejek seperti itu...”

• Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus komunikasi dengan remaja.

• Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya.

• Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon dulu agar Mama tenang.”

Page 37: Modul 2 cetak

35 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

• Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “Aku sedang berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah dalam matematika”.

• Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal emosi dari bahasa tubuhnya.

• Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.

• Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.

Page 38: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 36

1. Masa remaja adalah masa yang sulit, Karena remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan dilema sehingga komunikasi dengan remaja harus lebih hati dan dan terbuka, karena kegagalan komunikasi akan menyebabkan kegagalan remaja.

2. Perkembangan komunikasi pada usia remaja ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat karena pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual. Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.

3. Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja adalah mampu sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orangtua. Beberapa sikap penting yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan remaja adalah: menjadi pendengar yang baik. Mengajak berdiskusi, tidak memotong pembicaraan, menjadi sahabat, dusuk bersama, memeluk, merangkul, ngobrol dan bercengkrama.

4. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja adalah saling menghormati, menghargai, saling percaya, dan terbuka

5. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada. Komunikasi yang bisa diterima remaja adalah terbuka, dua arah, mendengar aktif, menyediakan waktu yang cukup, Jangan memaksa remaja, mendorong remaja untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Hindari komentar menyindir atau meremehkan, berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun dan hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.

Rangkuman

Page 39: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

37 PB

1. Jelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja

2. Bagaimanakah sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

3. Jelaskan kenapa kita harus lebih banyak duduk bersama dan ngobrol dengan remaja?

4. Orang dewasa harus bisa menjadi SAHABAT buat remaja, jelaskan apa maksudnya?

Tugas Terstruktur

1. Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota.

2. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi verbal maupun non verbal remaja di beberapa tempat yaitu: di rumah, sekolah, lingkungan rumah dan kelompok sebaya..

3. Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi remaja

4. Diskusikan gambaran komunikasi remaja pada tempat-tempat yang berbeda tersebut

5. Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator.

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda2. Berlatihlah untuk berkomunikasi secara efektif dengan remaja, praktikkan

setiap hari3. Tuliskan kesulitan-kesulitan komunikasi yang hadapi.

Tes Formatif

Page 40: Modul 2 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 38

III

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada

dewasa dan lansia secara tepat dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan permasalahan dan perkembangan komunikasi pada orang dewasa

2. Menerapkan sikap komunikasi pada orang dewasa

3. Mengidentifikasi suasana komunikasi pada orang dewasa

4. Menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik pada orang dewasa

5. Mengidentifikasi karakteristik lanjut usia

6. Mengidentifikasi perkembangan komunikasi lanjut usia

7. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lanjut usia

8. Mengidentifikasi hambatan komunikasi pada lanjut usia

9. Menerapkan pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia

10. Menerapkan teknik komunikasi terapeutik pada lanjut usia

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia

Page 41: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

39 PB

1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa

Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu.

Pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat dan permasalah dengan orang lain. Pada masa ini orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cara-cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan, pengalaman, sikap, kemapanan, harga diri dan aktualisasi dirinya.

2. Sikap komunikasi pada orang dewasa

Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang terjadi, maka agar tercapai komunikasi yang efektif terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu menunjukkan dan menerapkan sikap-sikap terapeutik.

Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap komunikasinya:

Bagaimanakah sikap berkomunikasi yang diterapkan pada orang dewasa?

Uraian Materi

Page 42: Modul 2 cetak

PB 40

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

a. Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan / pengalamannya sendiri.

Sikap perawat:

• Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan.

• Tidak perlu mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan perilaku yang kurang tepat.

b. Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.

Sikap perawat:

• Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia sebagai kekuatan untuk merubah perilakunya.

c. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.

Sikap perawat:

• Bekerjasama dengan orang dewasa / lansia untuk menyelesaikan masalah

• Memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut

3. Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia

Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi pada kelompok usia dewasa maupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

a. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila

Page 43: Modul 2 cetak

41 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.

b. Suasana Saling Menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

c. Suasana Saling Percaya

Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.

d. Suasana Saling Terbuka

Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan baik bagi orang dewasa maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

Komunikasi verbal dan non verbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa dan juga lansia. Ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa dan lansia.

Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.

Page 44: Modul 2 cetak

PB 42

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu mencapai penerimaan terhadap masalahnya.

4. Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya

Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari pada Modul 1 tentang Konsep Dasar Komunikasi. Dalam setiap anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi secara khusus Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya.

Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa:

a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung

b. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship).

c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien.

d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.

Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap dan ketrampilan yang menetap dan sukar untuk dirubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuan/pengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka merubah perilakunya.

Page 45: Modul 2 cetak

43 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Selanjutnya, bagaimanakah strategi berkomunikasi dengan orang yang sudah lanjut usia?

Bagaimakah perbedaan komunikasi pada orang dewasa dan lansia?

5. Karakteristik Lanjut Usia

Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik. Di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda.

Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja menurun, hubungan dan komunikasi terbatas. Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang diakibatkan proses menua (aging process) mengharuskan perawat memahami kondisi tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik, faktor yang mempengaruhi komunikasi, hambatan dalam komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan pendekatan dan teknik-teknik komunikasi terapeutik tertentu.

Page 46: Modul 2 cetak

PB 44

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Karakteristik Lansia

Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Usia tua dialami oleh para lansia dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan untuk tumbuh berkembang dan berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan bersikap antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan keputusasaan.

WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:

a. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun,

b. Elderly, antara 60-74 tahun

c. Usia antara 75-90 tahun

d. Very old, lebih dari 90 tahun

Sedangkan bila di klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu:

a. Young old: 60-75 tahun,

b. Middle old: 75-84 tahun,

c. Old-old: >85 tahun.

Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua. Untuk mempermudah memahami bagaimana melakukan pendekatan maupun bagaimana strategi komunikasi pada lansia maka perawat perlu tahu masalah dan penyakit yang sering dihadapi oleh lansia yaitu:

Page 47: Modul 2 cetak

45 46

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

1) mudah jatuh

2) mudah lelah

3) nyeri dada

4) kekacauan mental

5) sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik

6) berdebar-debar (palpitasi)

7) pembengkakan kaki bagian bawah

8) nyeri pinggang atau punggung

9) nyeri pada sendi pinggul

10) berat badan menurun

11) sukar menahan buang air kecil (sering ngompol)

12) sukar menahan buang air besar

13) gangguan sulit tidur

14) keluhan perasaan dingin

15) kesemutan pada anggota badan

16) mudah gatal-gatal

17) keluhan pusing-pusing

18) sakit kepala

Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah-masalah fisik yang dialami dan penurunan fungsi dari panca inderanya.

6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia

Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia, namun perubahan-perubahan akibat usia tersebut telah dapat diidentifikasi. Perubahan pada aspek fisik berupa perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.

Perubahan emosi yang sering nampak adalah berupa reaksi penolakan terhadap kondisi lansia. Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi dengan lansia:

• Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan.

• Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga

Page 48: Modul 2 cetak

45 46

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

diterima keliru.

• Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.

• Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.

• Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia

a. Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian)

b. Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat

c. Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.

8. Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara MengatasiHambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.

Berikut ini adalah cara mengatasi hambatan berkomunikasi pada lansia • Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.• Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.• Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan

Semakin banyak reaksi penolakan lansia, semakin buruk komunikasi yang dilakukan

Page 49: Modul 2 cetak

47 48

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik.• Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan

orang tua, kegiatan rohani.• Berbicara pada tingkat pemahaman klien.• Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu

tugas atau keahlian.

9. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia

Komunikasi pada lansia merupakan permasalahan komplek dan heterogen dibanding klien yang lebih muda. Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan komunikasi yang efektif antara perawat dan klien.

Berikut ini akan dipaparkan bagaimana perawat dapat meningkatkan komunikasi pada klien lansia sebagai bentuk pendekatan dalam melakukan komunikasi pada lansia, yaitu :

a. Buat suasana yang menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung dengan klien baik fisik maupun emosi.

b. Untuk memulai komunikasi berikan instruksi maupun informasi.

c. Tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:

Beri waktu ekstra. Biasanya lansia menginginkan menerima informasi lebih banyak dan lebih rinci dibanding klien yang lebih muda. Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama

Hindari ketidak-pedulian. Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian

Page 50: Modul 2 cetak

47 48

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Duduk berhadapan dengan klien. Klien yang mengalami gangguan pendengaran, akan membaca bibir untuk menerima informasi yang diberikan perawat

Pelihara kontak mata. Kontak mata adalah penting pada komunikasi non verbal Sampaikan kepada klien bahwa perawat senang bertemu klien sehingga klien menaruh kepercayaan kepada perawat. Memelihara kontak mata merupakan hal positif dan dapat menciptakan suasana nyaman sehingga klien lebih terbuka menerima tambahan informasi

Mendengarkan, kurangi kegagalan komunikasi dengan mendengarkan cerita pasien lansia, 6) bicara pelan dengan jelas dan nyaring

Gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat untuk memudahkan penerimaan klien lansia

Fokuskan pada satu pembicaraan karena klien lansia tidak mampu memfokuskan pembicaraan pada banyak topik yang berbeda.

Beri catatan untuk instruksi yang rumit untuk menghindari kebingungan klien

gunakan gambar, tabel untuk mempermudah pemahaman

Ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan

Beri kesempatan pada lansia untuk bertanya

Cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi

gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia

Disamping pendekatan di atas, ketrampilan komunikasi yang penting dilakukan perawat pada saat komunikasi dengan lansia adalah seperti berikut ini :

• Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri , menjelaskan tujuan dan lama wawancara.

Page 51: Modul 2 cetak

49 50

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal

• Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya

• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak

• Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien.

• Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.

• Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian.

• Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.

• Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.

• Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.

• Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.

• Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien.

• Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.

Tahukah Anda bagaima pendekatan spesifik yang penting dilakukan saat berkomunikasi dengan lansia?

Page 52: Modul 2 cetak

49 50

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Berikut uraian dari keempat pendekatan komunikasi pada lansia.

a. Pendekatan fisik

Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan serta penyakit yang dapat dicegah progresifitasnya. Pendekatan ini relatif lebih mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah diobservasi.

b. Pendekatan psikologis

Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah-masalah rahsaia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.

c. Pendekatan sosial

Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia nmaupun dengan petugas kesehatan.

d. Pendekatan spiritual

Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

Pendekatan spiritual ini cukup efektif terutama bagi klien yang mempunyai kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan yang baik.

10. Tehnik Komunikasi Pada Lansia

Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa tehnik komunikasi yang dapat digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah :

Page 53: Modul 2 cetak

51 52

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

a. Tehnik Asertif

Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti / memahami klien. Sikap ini membantu perawat untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan lansia.

b. Responsif

Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan dari klien.

Contoh:

“Apa yang ibu fikirkan saat ini? Apakah yang bisa saya bantu untuk ibu?”.

c. Fokus

Dalam berkomunikasi, sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan mengungkapkan pernyatan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan.

d. Supportif

Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif).

Contoh sikap sopportif:

Page 54: Modul 2 cetak

51 52

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi dukunganjangan mempunyai kesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat.

Contoh Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi support / motivasi kepada lansia adalah:

“saya yakin bapak dapat mampu melakukan tugas bapak dengan baik”, “Jika bapak memerlukan saya siap membantu.”

e. Klarifikasi

Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang disampaikan klien.

Hal ini penting dilakukan perawat karena seringnya perubahan yang terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses komunikasi lancar dan kurang bisa dipahami. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi.

Contoh:

“Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini ?”

f. Sabar dan Ikhlas

Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat efektif dan terapeutik. Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak muncul kejengkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dan hubungan perawat dan klien.

Page 55: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

53 PB

1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa

Komunikasi pada dewasa sampai lansia adalah sulit dan perlu pendekatan khusus. Mereka mempunyai sikap dan pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang dianggapnya benar tidak mudah digantikan dengan pengetahuan baru. Sehingga kepada orang dewasa sampai lansia, tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.

2. Sikap komunikasi pada orang dewasa

Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa dalam komunikasi yaitu: menggunakan motivasi, tidak perlu mengajari, Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia, bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut

3. Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia

Seperti halnya remaja, pada orang dewasa dan lansia memerlukan Suasana hormat menghormati, Saling Menghargai, Saling Percaya, Saling Terbuka

4. Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya

Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, komunikasi secara timbal balik secara langsung, dan dilakukan secara berkesinambungan, tidak statis dan selalu dinamis.

5. Karakteristik Lanjut Usia

Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua.

Rangkuman

Page 56: Modul 2 cetak

PB 54

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik.

6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia Perubahan menjadi prosese menua, menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping berkurangnya fungsi organ komunikasi, kesulitan komunikasi pada lansia disebabkan oleh perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien. Perubahan emosi yang berdampak pada perubahan komunikasi lansia yang sering nampak adalah reaksi penolakan terhadap kondisi lansianya, yaitu:

• Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan.

• Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga diterima keliru.

• Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.

• Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.

• Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia adalah Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian). Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat dan Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.

Page 57: Modul 2 cetak

PB 55

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

8. Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara MengatasiHambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.

9. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia yaitu membuat suasana yang menyenangkan, beri waktu ekstra, hindari ketidak-pedulian, duduk berhadapan dengan klien, pelihara kontak, mendengarkan, bicara pelan dengan jelas dan nyaring, gunakan kata-kata sederhana, fokuskan pada satu pembicaraan, beri catatan untuk instruksi yang rumit ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan, beri kesempatan pada lansia untuk bertanya, cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi, gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia .

Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.

10. Tehnik Komunikasi Pada Lansia

Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan antara lain : Tehnik Asertif, Responsif, Fokus, Supporti, Klarifikasi serta Sabar dan IkhlasTest Formatif

Page 58: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

56 PB

Tes Formatif

PETUNJUK UMUM:

1. Jawablah pertanyaan pada soal formatif berikut pada tempat yang disediakan

2. Pilih satu jawaban yang paling tepat

3. Pilih A. Jika 1, 2, dan 3 Benar

B. Jika 1 dan 3 Benar

C. Jika 2 dan 4 Benar

D. Jika hanya no 4 yang Benar

E. Jika semua Benar / Salah

SOAL:

1. Sebutkan 4 suasana yang dapat meningkatkan komunikasi pada orang dewasa dan lansia

a. …..............................................................................................................................

b. …..............................................................................................................................

c. …..............................................................................................................................

d. …..............................................................................................................................

2. Perubahan emosi pada lansia yang sering tampak adalah gejala-gejala penolakan. Manakah gejala penolakan lansia yang mengakibatkan kegagalan komunikasi?

1. Tidak percaya terhadap diagnosa yang ditetapkan

2. Mengubah keterangan yang diberikan

3. Menghindar mendiskusikan penyakitnya

4. Menolak dikunjungi teman-temannya

3. Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri yang mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan

Page 59: Modul 2 cetak

PB 57

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

keperawatan yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat yang paling tepat?

A. Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan

B. Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien

C. Mengajari cara-cara memelihara kesehatan

D. Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat

E. Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru

4. Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa / lansia supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah dengan teknik:

A. Penyampaian melalui media leaflet

B. Langsung menggunakan telepon

C. Langsung dengan tatap muka

D. Langsung melalui keluarga

E. Tidak langsung

5. Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi?

A. Penurunan penglihatan

B. Keluhan pusing-pusing

C. Keluhan sulit tidur

D. Perasaan cemas

E. Penurunan pendengaran

6. Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya.

Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek fisik untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia.

A. Meminta pasien untuk tenang

Page 60: Modul 2 cetak

58 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

B. Menganjurkan klien untuk relaksasi

C. Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat

D. Menyediakan lingkungan tenang

E. Menjadi pendengar setia buat klien

7. Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan berkomunikasi klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang berikan perawat untuk diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah beralih dan menyatakan tidak paham.

Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien supaya tujuan dapat tercapai?

A. Duduk berhadapan

B. Mempertahankan kontak mata

C. Memberikan waktu ekstra untuk klien

D. Meminta keluarga menjelaskan kembali

E. Menciptakan suasana menyenangkan

8. Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun. Klien mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat.

Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan perawat?

1. Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien

2. Pertanyaan pendek dan jelas

3. Memberikan waktu yang cukup buat klien

4. Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman

Page 61: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 5959

Tugas Tugas Terstruktur

1. Lakukan pengamatan pola komunikasi pada orang dewasa dan lansia

2. Bandingkan pola komunikasi diantara kedua kelompok tersebut secara vernal maupun non verbal

3. Diskusikan dengan teman Anda dan buatlah laporan tertulis.

4. Bandingkan dengan teori yang telah Anda pelajari pada kegiatan belajar 3

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 3 didalam buku Anda2. Bacalah kembali kegiatan belajar 1 sampai 3 dalam modul 2 ini sebelum

Anda mempelajari modul 3 mata kuliah komunikasi dalam keperawatan Tugas Akhir Terstruktur

Page 62: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

60 PB

Praktikum:

Ilustrasi Kasus:

Seorang wanita, usia 84 tahun, tinggal di rumah perawatan lansia.. Pada saat pengkajian pasien tampak bingung, komunikasi tidak jelas, dan sering meminta perawat untuk mengulang pertanyaan dan informasi yang telah diberikan. Klien

Tugas:

1. Sebelum berkomunikasi / interaksi, buatlah Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi sesuai contoh (pada kegiatan belajar 3 dalam modul 1) dengan menggunakan format yang telah ditentukanseperti dalam modul 1.

2. Lakukan kegiatan praktik komunikasi dengan cara berpasangan dengan teman Anda dengan menggunakan SP komunikasi yang Anda buat. (Anda bermain peran sebagai perawat dan pasien lansia sesuai kasus / ilustrasi di atas)

3. Tuliskan perasaan Anda setelah mempraktikkan komunkasi tersebut

Tugas Akhir Mandiri

1. Pahami setiap fase interaksi dan komunikasi

2. Lakukanlah latihan terus menerus dengan kasus-kasus yang berbeda.

Tugas Akhir

Page 63: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 61

Petunjuk Umum :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah A Jika 1, 2, dan 3 Benar

Pilihlah B Jika 1 dan 3 Benar

Pilihlah C Jika 2 dan 4 Benar

Pilihlah D Jika 4 saja yang Benar

Pilihlah E Jika semua jawaban benar / salah

SOAL:

1. Manakah Yang termasuk bentuk komunikasi prabicara pada bayi berikut ini:1. Tangisan 2. Cisyarat3. Celoteh4. Ekpresi

2. Pada kelompok umur berapakah komunikasi pra bicara mulai digunakan?A. Umur 0 – 6 bulanB. Umur 6 – 12 bulanC. Umur 0 – 12 bulanD. Umur 1 – 3 tahunE. Umur 3 – 6 tahun

4. Seorang bayi tiba-tiba menagis ketika sedang tidur. Pada waktu dilihat tampak popok bayi basah dan badan bayi taraba dingin. Apakah arti / maksud tangisan bayi dalam komunikasi tersebut?1. Menyampaikan pesan bahwa dia merasa tidak nyaman2. Merupakan kebiasaan bayi yang dibawa sejak lahir3. Memberi tahu agar ibu memenuhi kebutuhannya4. Menunjukkan bahwa dia normal karena bisa menangis

Tes Akhir Modul

Page 64: Modul 2 cetak

62 63

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

6. Pada waktu digendongan ibu, seorang ibu tampak sedang menyusui bayinya. Pada waktu putting susu disodorkan, tampak bayi mendorong putting susu ibu dan tidak mau menyusu. Bayi tampak tenang dan akan tidur. Apakah komunikasi prabicara yang digunakan bayi tersebut ?A. OcehanB. CelotehC. IsyaratD. Ekspresi emosiE. Ungkapan tidak langsung

8. Pada saat bayi merasa senang, Apakah respon kegembiraan yang di tunjukkan bayi?A. Menjerit dan menggerakkan kaki berulang-ulangB. Menjerit dan menangisC. Ekspresi wajah tampak tegangD. Menjerit dan melemparE. Meronta

10. Seorang anak perempuan usia 5 tahun di rawat di rumah sakit karena panas. Anak mendapatkan buku-buku bergambar tentang aktivitas dokter dan perawat yang sedang melakukan pemeriksaan dan perawatan. Mengurangi rasa takutnya, anak diminta untuk menceritakan gambar yang ada dalam buku tersebut. Apakah teknik komunikasi yang dilakukan oleh perawat?A. MemfasilitasiB. Teknik orang ketigaC. StorytellingD. BiblioterapiE. Meminta menyebutkan keinginan

12. Manakah Salah satu bentuk implementasi penggunaan teknik komunikasi terapeutik bermain pada anak?A. Meminta anak memegang stetoskop yang akan digunakan untuk

pemeriksaanB. Mengajak bermain diluar ruangan sambil melakukan tindakanC. Melibatkan kakak dalam aktivitas bermain di rumah sakitD. Meminta ibu mengajak bermain sambil dilakukan tindakanE. Membiarkan anak bermain sendiri

Page 65: Modul 2 cetak

62 63

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

14. Berkomunikasi dengan remaja adalah unik karena orang tua / orang dewasa harus bisa sebagai SAHABAT buat remaja. Manakah bentuk implementasi komunikasi pada remaja yang paling tepat berikut ini?A. Memaksaremaja menceritakan apa yang menjadi privasi dirinyaB. Memberikan penilaian / koreksi terhadap perilaku remaja yang kurang

tepatC. Memberikan informasi terkait tanggung jawab remajaD. Meminta remaja mengungkapkan alasan jika pulang sekolah terlambatE. Membantu menyelesaikan masalah berfokus pada ibu (orang tua)

16. Seorang remaja wanita usia 16 tahun, tampak sedih sepulang dari sekolah. Remaja tersebut mengatakan tidak mau lagi sekolah ditempat tersebut karena merasa malu dengan teman-temannya.

Bagaimanakah sikap orang tua dalam menghadapi sikap remaja tersebut?1. Mengajak remaja berdiskusi terkait perasaannya2. Memberikan support terhadap masalah yang dihadapi remaja3. Mendengarkan ungkapan perasaan remaja4. Memberikan komentar secara langsung terhadap ungkapan yang tidak

sesuai

17. Berikut petikan komunikasi antara remaja dengan perawat dalam sesi konsultasi di sekolah.

P : Coba jelaskan apa yang membuat adik merasa tidak nyaman lagi disekolah ini?

K : Saya tidak tahu, kenapa saya yang harus bertanggung jawab terhadap masalah ini?

P : Saya tahu, hal ini adalah masalah sulit buat adik (memandang klien dan menganggukkan kepala)

Kalau boleh tahu, apa masalah besar yang adik hadapi sekarang?

Apakah sikap komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan komunikasi di atas?A. Tidak memaksaB. Memberi supportC. Tidak mendominasi D. Mendengarkan secara aktif

Page 66: Modul 2 cetak

64 65

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

18. Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri yang mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan keperawatan yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat yang paling tepat?

A. Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan

B. Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien

C. Mengajari cara-cara memelihara kesehatan

D. Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat

E. Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru

19. Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa / lansia supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah dengan teknik:

A. Penyampaian melalui media leaflet

B. Langsung menggunakan telepon

C. Langsung dengan tatap muka

D. Langsung melalui keluarga

E. Tidak langsung

20. Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi?

A. Penurunan penglihatan

B. Keluhan pusing-pusing

C. Keluhan sulit tidur

D. Perasaan cemas

E. Penurunan pendengaran

21. Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya.

Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek fisik untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia.

Page 67: Modul 2 cetak

64 65

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

A. Meminta pasien untuk tenang

B. Menganjurkan klien untuk relaksasi

C. Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat

D. Menyediakan lingkungan tenang

E. Menjadi pendengar setia buat klien

22. Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan berkomunikasi klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang berikan perawat untuk diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah beralih dan menyatakan tidak paham.

Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien supaya tujuan dapat tercapai?

A. Duduk berhadapan

B. Mempertahankan kontak mata

C. Memberikan waktu ekstra untuk klien

D. Meminta keluarga menjelaskan kembali

E. Menciptakan suasana menyenangkan

23. Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun. Klien mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat.

Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan perawat?

1. Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien

2. Pertanyaan pendek dan jelas

3. Memberikan waktu yang cukup buat klien

4. Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman

24. Manakah komunikasi berikut ini yang menunjukkan sikap memberikan support dalam memabantu remaja yang bermasalah?

Page 68: Modul 2 cetak

66 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

A. “Lanjutkan cerita adik, kenapa mempunyai perasaan selalu ingin marah dengan orang tua”

B. Menganggu-angguk sambil memandang klien dan berkata ….. LANJUTKANC. “Saya paham dengan masalah adik dan mari kita mendiskusikan

penyelesaiannyaD. “adik jangan merasa bahwa orang tua tidak memperhatian, pahami bahwa

orang tua juga punya kesibukan”E. Memeluk dan merangkul remaja sambil berkata”menangislah jika ingin

menangis”

26. Pada saat berkomunikasi dengan remaja pada sesi konsultasi kesulitan adaptasi dengan teman sebaya, seorang perawat berkata: “Kalau adik sulit menceritakan masalah yang sesungguhnya secara langsung kepada saya, tulislah masalah yang adik rasakan pada kertas. Bukalah kembali kertas itu jika sudah siap menceritakan kepada saya atau orang lain”

Bagaimanakah suasana komunikasi yang sedang dibangun oleh perawat dalam mencapai tujuan?A. Suasana penuh rahasiaB. Suasana menghormatiC. Suasana keterbukaanD. Suasana kekeluargaanE. Suasana saling percaya

27. Berikut komunikasi antara Perawat dan Remaja pada sesi konsultasi:

P : Coba jelaskan apa yang membuat adik merasa marah dengan orang tua?

K : Saya tidak tahu, kenapa saya benci dengan orang tua saya?

P : Saya tahu, hal ini adalah masalah sulit buat adik (memandang klien dan mengangguk)

Kalau boleh tahu, apa masalah besar yang adik hadapi sekarang?

Pada fase apakah komunikasi yang sedang dilakukan perawat berdasarkan gambaran dialog di atas?

Page 69: Modul 2 cetak

PB 67

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

A. Fase Pra orientasiB. Fase orientasiC. Fase InteraksiD. Fase KerjaE. Fase terminasi

28. Manakah komunikasi berikut ini yang menggambarkan fase terminasi dalam komunikasi antara perawat dan klien?

A. “Ayo kita diskusikan bersama masalah adik tersebut”

B. “Saya akan membantu menyelesaikan masalah adik”

C. “Dimana kita akan berdiskusi supaya merasa nyaman?”

D. “Saya paham bahwa adik sedang menghadapi masalah berat”

E. “Saya lihat adik lebih tenang, terimakasih telah bekerjasama dengan baik”

Page 70: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 68

Acuan Pustaka

1. Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby2. DeVito, J.A. (1997). Komunikasi antar manusia. (ed. Indonesia). Alih bahasa

Agus Maulana. Jakarta : Professional Book3. Engel, J (1998). Pengkajian pediatric. Jakarta : EGC4. Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St.

Louis 5. Mulyana, D. (2005). Komunikasi efektif: suatu pendekatan lintas budaya.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.6. Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam keperawatan.

Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.7. Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and

science of nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott.8. Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric

nursing. Mosby year book6th edition. St. Louis : Mosby 9. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html

Page 71: Modul 2 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

1 PB

I

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada bayi dan anak secara tepat dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan unsur penting Komunikasi pada anak

2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak

3. Menerapkan teknik komunikasi pada anak.

4. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan secara berurutan adalah Esensi Komunikasi pada anak, Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak, Teknik-teknik komunikasi pada anak dan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak

Page 72: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 2Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Uraian MateriCoba pikirkan dan selanjutnya diskusikan dengan teman Anda , sejak kapankah sayogyanya manusia mulai melakukan komunikasi?

Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak dalam kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan dan berinteraksi sedini mungkin dengan anak untuk memberikan stimulasi komunikasi secara dini.

Apakah aspek penting yang harus dilakukan dalam berkomunikasi pada bayi dan anak? Bagaimana teknik dan penerapannya?

Pelajarilah uraian materi tentang penerapan komunikasi pada bayi dan anak ini dengan baik.

1. Aspek Penting Komunikasi pada anak

Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus memahmi apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan anak dan berusaha memahamkan anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi yaitu :

a. Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi anak yang diajak berbicara,

Maksudnya :

• Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika

Dalam melakukan komunikasi pada anak, maka perawat perlu memperhatikan usia dan tingkat tumbuh kembang anak

Page 73: Modul 2 cetak

3 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

obyek tersebut ingin dilihat anak.

• Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak.

b. Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain.

Maksudnya :

• Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan keinginan atau mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa paham dengan apa yang dia inginkan.

• Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.

2. Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak

Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi melakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang demikian disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah menunjukkankematangan fungsi mental-emosionalnya.

Gambar 2.1 Ekspresi emosional gembira bayi

Bentuk komunikasi pra-bicara ada empat yaitu : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional

Page 74: Modul 2 cetak

PB 4

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Berikut ini akan diuraikan tentang empat bentuk komunikasi prabicara.

a. Tangisan

Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat segaris senyum kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi

Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila ia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekwensi tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan & kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.

Perawat harus banyak berlatih megenal macam-macam arti tangisan bayi untuk memenuhikebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu, karena karena ibu muda memerlukan bantuan ini.

b. Ocehan dan Celoteh

Bentuk komunikasi prabicara disebut “ocehan” (Cooing) atau “Celoteh” (Babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, menagis & mengeluh.

Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke-6 & ke-8. Celoteh merupakan indikator mekanisme perkembangan otot saraf bayi.

Nilai celoteh :

1) Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat ketrampilan berbicara.

Page 75: Modul 2 cetak

5 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

2) Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial.

c. Isyarat

Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.

Contoh isyarat umum pada masa bayi :

• Mendorong putting susu dari mulut artinya kenyang / tidak lapar

• Terseyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong

• Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.

d. Ungkapan Emosional

Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh & roman muka.

Misal:

• Tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan / kaki disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.

• Menegangkan badan, gerakan membanting tangan / kaki, roman muka tegang & menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.

3. Teknik-teknik komunikasi pada anak

Anak adalah individu yang unik dan berespon secara berbeda-beda untuk kebutuhan mereka. Anak dengan keunikannya mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyatakan keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak.

Page 76: Modul 2 cetak

PB 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan non verbal.

1) Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy, fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan kontra.

2) Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya (Mundakir, 2006).

Tehnik Verbal

a. Tehnik Orang Ketiga

Teknik ini merupakan teknik komunikasi secara tidak langsung dengan cara menggunakan orang ketiga, seperti “dia atau mereka. Orang ketiga yang biasanya dilibatkan dalam komunikasi adalah ibu / ayah, kakak dan adik. Tehnik ini mengurangi perasaan terancam dan meningkatkan rasa percaya diri anak. Teknik ini juga dapat digunakan saat perawat memberikan komentar pada diri anak dengan cara tidak langsung pada pokok pembicaraan dengan melibatkan kakak atau ibunya.

Gambar 2.2 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan saudara

Page 77: Modul 2 cetak

7 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

b. Neuro Linguistic Programming ( NLP )

Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses komunikasi dengan memperhatikan gaya / perilaku sehingga informasinya dapat diterima dan dimengerti. Untuk bisa memahami komunikasi dengan anak diperlukan tiga macam sensorik yaitu : Penglihatan, pendengaran dan kinesthetik. Perawat dapat meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan anak melalui fungsi sensorik tersebut. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe visual, perawat dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar atau ilustrasi. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe mendengar , perawat dapat menggunakan kata-kata atau suara-suara dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe kinestetik dapat dilakukan dengan menggunakan atau manipulasi objek-objek tertentu.

c. Respon Memfasilitasi (Facilitative Responding)

Facilitative Responding adalah mendengarkan secara seksama dan membayangkan kembali perasaan-perasaan dan isi pernyataan anak. Termasuk dalam hal ini adalah respon yang empati dan tidak menghakimi.

Contoh:

Seorang anak berkata “Saya tidak mau sakit dan minum obat ini”. Teknik respon fasilitatif yang dapat digunakan perawat adalah : “Tidak enak ya obatnya?”

d. Bercerita (Story Telling)

Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan tentang pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat menggunkan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membantu makan) dan meminta anak untuk menceritakannya dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak. Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak masuk kedalam masalahnya.

Contohnya : Anak bercerita tentang ketakutannya saat diperiksa oleh perawat. Kemudian perawat cerita bahwa pasien anak disebelah juga diperiksa tetapi

Page 78: Modul 2 cetak

PB 8

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

tidak merasa takut karena perawatnya baik dan ramah-ramah. Dengan demikian diharapkan perasaan takut anak akan berkurang karena semua anak juga diperiksa seperti dirinya.

e. Bibliotheraphy

Bibliotheraphy adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan keadaannya tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya buku tidak mengancam karena anak dapat sewaktu-waktu menutup buku tersebut atau berhenti membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman.

Dalam menggunakan buku untuk berkomunikasi dengan anak, yang penting diperhatikan adalah mengetahui emosi dan pengetahuan anak serta melakukan penghayatan terhadap cerita sehingga dapat menyampaikan sesuai dengan maksud dalam buku yang dibaca dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami anak. Selanjutnya diskusikan isi buku dengan anak dan bersama anak membuat kesimpulan.

Gambar 2.3 Komunikasi dengan biblioterapi

f. Mimpi

Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk perasaan dan pikiran yang ditekan ke alam tidak sadar. Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi adanya perasaan bersalah, perasaan tertekan, perasaan

Page 79: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri9

jengkel, atau perasaan marah yang mengganggu anak sehingga terjadi ketidaknyamanan

g. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

h. Bermain dan Permainan

Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik Play sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis / perawatan. Perawat dapat melakukan permainan bersama anak sehingga perawat dapat bertanya dan mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit.

Gambar 2.4 bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak

i. Melengkapi Kalimat (Sentences Completion)

Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak menyempurnakan atau melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan teknik ini perawat dapat mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara langsung kepadanya, misalnya terkait dengan kesehatannya atau perasaannya. Pernyataan dimulai

Page 80: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri9

dengan yang netral kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaan nya.

Contoh :

“Hal-hal yang menyenangkan waktu di rumah adalah …………………”

“Dirumah sakit ini hal yang dapat menyenangkan atau menghibur hati adalah ……………”

j. Pro dan Kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak. Teknik komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi perasaan-perasaan anak, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Tehnik ini penting diterapkan untuk menciptakan hubungan baik antara perawat dengan anak.Teknik ini dimulai dari hal-hal yang bersifat netral selanjutnya hal yang serius. Teknik ini dapat dilakukan bersama dengan keluarga atau dimulai dari keluarga (ibu atau kakak atau ayah).

Misalnya:

• Topik netral : Anak diminta menceritakan hoby nya, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dari hoby-nya dan keburukan-keburukan dari hobby-nya.

• Topik khusus: Anak diminta menceritakan pengalamannya di rawat di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan dirawat di rumah sakit.

Teknik Non Verbal

Tehnik komunikasi non verbal dapat digunakan pada anak-anak seperti uraian berikut ini :

a. Menulis

Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan

Page 81: Modul 2 cetak

11 12

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

pada anak tetapi juga pada remaja. Ungkapan rasa yang sulit dikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.

Perawat dapat memulai komunikasi dengan anak dengan cara memeriksa / menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis perawat dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan anak.

Gambar 2.5 Komunikasi pada Anak dengan Tulisan

b. Menggambar

Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan, dll. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan tentang dirinya melalui coretan atau gambar yang dibuat. Dengan gambar akan dapat diketahui perasaan anak, hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau pertentangan, keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu.

Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara keluarga (ibu / ayah) dengan anak. Anak diminta menggambar suatu lingkaran untuk melambangkan orang-orang yang berada dalam lingkungan kehidupannya

Page 82: Modul 2 cetak

11 12

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

dan gambar bundaran-bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban / kedekatan. Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.

Struat & Sundeen (1998) menguraikan bahwa dalam berkomunikasi dengan anak dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu : penggunaan nada suara, mengalihkan aktivitas, penggunaan jarak fisik, ungkapan marah, dan sentuhan.

a. Nada Suara

Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan tidak stabil. Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan fisik dan merangsang kemarahan anak semakin meningkat.

Gambar 2.6 Gunakan nada suara lembut

b. Aktivitas Pengalihan

Untuk mengurangi kecemasan anak saat berkomunikasi, gunakan aktivitas pengalihan misalnya membiarkan anak bermain dengan barang-barang kesukaannya seperti boneka, handphone, mobil-mobilan, kacamata, dll. atau komunikasi dilakukan sambil menggambar bersama anak. Bermacam-macam aktivitas ini akan berdampak fokus anak teralihkan sehingga dia merasa lebih rileks / santai saat berkomunikasi.

Gambar 2.7 Aktivitas Pengalihan

Page 83: Modul 2 cetak

13 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

c. Kontak Mata, Postur dan Jarak fisik

Gambar 2.8 Kontak mata, postur dan Jarak Fisik

Pembicaraan atau komunikasai akan terasa lancer dan efektif jika kita sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan cara membungkuk atau merendahkan posisi kitasejajar dengan anak. Dengan posisi sejajar akan memungkinkan kita dapat mempertahankan kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang dikomunikasikan anak.

d. Ungkapan Marah

Kadang-kadang, anak merasa jengkel, tidak senang dan marah. Pada situasi ini ijinkanlah anak untuk mengungkapkan perasaan marahnya dan dengarkanlah dengan baik dan penuh perhatian apa yang menyebabkan dia merasa jengkel dan marah. Untuk memberikan ketenangan pada anak saat marah, duduklah dekat dia, pegang tangan / pundaknya atau peluklah dia. Dengan cara-cara seperti tersebut, anak akan merasa aman dan tenang bersama Anda.

Gambar 2.9 Dipeluk dapat memberi rasa aman anak pada saat marah

Page 84: Modul 2 cetak

13 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

e. Sentuhan

Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memagang sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dengan orang tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini, anak merasa dekat dan aman selama komunikasi. Teknik ini efektif dilakukan saat anak merasa sedi, menangis atau bahkan marah.

LATIHAN

• Praktekkanlah teknik komunikasi di atas sebagai sikap terapeutik perawat pada anak

• Silakan Anda berpasangan dengan teman Anda saling bergantian berperan sebagai perawat dan anak

• Diskusikan pengalaman Anda dan kesulitan yang Anda hadapi saat mempraktekkan teknik di atas.

4. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Perkembangan ini juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal yang masuk dalam diri anak melalui reseptor pendengarannya dan organ sensorik lainnya.

Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya. Berikut ini akan diuraikan perkembangan komunikasi mulai bayi, toddler dan pra sekolah, usia sekolah dan remaja.

a. Penerapan Komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun)

Bagaimanakah bayi berkomunikasi?

Page 85: Modul 2 cetak

PB 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Sesaat setelah bayi dilahirkan, dan ibu diizinkan menggendong si kecil dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianya melalui panca inderanya.

Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi non verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak ia rasakan, misalnya, lapar, popok basah, kedinginan, lelah dan lain-lain.

Gambar 2.10 Gambar Komunikasi pada bayi

Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak fisik dengan orang yang tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan kegembiraannya, dan akan menjerit, menangis, atau merengek jika dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman atau nyaman, dan akan menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk atau kepanasan/kedinginan.

b. Penerapan Komunikasi pada Kelompok Toddler (1 – 3 tahun) dan Pra Sekolah (3 – 6 tahun)

Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan

Belajar dan kenalilah tangisan bayi

Page 86: Modul 2 cetak

16 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan antara kenyataan dan fantasi, sehingga tampak jika mereka bicara akan banyak ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan.

Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan:

• Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak

• Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan

• Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana

• Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”

• Mengalihkan aktivitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan mainan saat komunikasi

• Menghindari konfrontasi langsung,

• Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak

• Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas.

• Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran anak.

Gambar 2.11 Implementasi Komunikasi pada Todler dan prasekolah

Page 87: Modul 2 cetak

PB 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

c. Komunikasi Pada Usia Sekolah (7 – 11 tahun)

Pada masa ini anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya.

Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan:

• Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik

• Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak • Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural

dari objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya.

• Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

Page 88: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

18 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Aspek yang penting diperhatikan dalam komunikasi antara anak dan orang dewasa adalah :

• Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika obyek tersebut ingin dilihat anak.

• Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak.

• Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu dalam komunikasinya sehingga orang tua harus mengenal isyarat yang digunakan anak.

• Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik.

2. Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak

Sebelum bayi mampu berbicara dengan kata-kata, dia menggunakan kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya yang disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi. Komunikasi pra bicara meliputi tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Bentuk komunikasi prabicara ini harus dikenali dan dipahami orang dewasa supaya apa yang diinginkan anak dapat terpenehui atau maksudnya dapat tersampaikan.

3. Teknik komunikasi pada anak secara umum ada 2 yaitu komunikasi

Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak. Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan non verbal.

Rangkuman

Page 89: Modul 2 cetak

19 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

• Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy, fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan kontra.

• Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya

4. Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak

Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Teguhsubianto (2009) menjelaskan bahwa perkembangankomunikasi bayi – anak juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal. Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya.

• Perkembangan komunikasi mulai bayi menggunakan tangisan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya, misal lapar, basah, sakit dsb. Bayi juga akan tersenyum atau melakukan gerakan riang jika merasa senang.

• Perkembangan Komunikasi anak usia Toddler dan pra sekolah, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris (berkomunikasi berfokus pada sudut pandangnya sendiri) dan fantasi (anak bicara ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan).

• Perkembangan komunikasi Usia sekolah dan remaja, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya

Page 90: Modul 2 cetak

19 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya. Orang tua harus bisa menjadi teman buat anak/remaja.

Page 91: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 21Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tes Formatif

1. Jelaskan apa yang dimaksud komunikasi prabicara?

.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Bagaimanakah bayi mengkomunikasikan keinginan, perasaan dan ketidaknyamanan dirinya?

.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Apa perbedaan perkembangan komunikasi pada kelompok pra sekolah dan usia sekolah?

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Sikap komunikasi berikut ini sangat tepat dilakukan saat anak sedang menangis atau sedih

A. Membiarkan anak menangisB. Duduk dekat anak dan merangkul pundaknyaC. Menasehati agar tidak menangisD. Melakukan konfrontasi terhadap sikap anak E. Memberikan aktivitas pengalihan

5. Seorang anak laki-laki usia 8 tahun, marah pada ibunya karena keinginannya beli mainan tidak dipenuhi. Anak merasa kesal dengan melempar semua mainan yang dimilikinya dan tidak mau makan.

Page 92: Modul 2 cetak

22 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Bagaimanakah sikap orang dewasa menghadapi anak tersebut?A. Menasehati anak bahwa mainannya masih banyakB. Meminta anak untuk tidak marahC. Memarahi anak karena membuang mainannya D. Memfasilitasi ungkapan marah anak dan mendampingiE. Memenuhi keinginan untuk membeli mainan

6. Seorang anak perempuan usia 3 tahun sedang dirawat di rumah sakit karena panas dan diare. Anak selalu menangis dan tidak mau diperiksa atau dilakukan prosedur perawatan.

Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan pada anak tersebut?

A. Bercerita penyebab tidak mau diperiksa

B. Menggambar bersama anak

C. Bermain

D. Menggambar bersama keluarga

E. Menjelaskan tujuan tindakan

7. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun merasa ketakutan jika perawat datang untuk melakukan pemeriksaan rutin misalnya mengukur tekanan darah dan observasi suhu tubuh.

Bagaimanakah implementasi komunikasi yang dilakukan perawat menghadapi anak tersebut?

A. Memberi tahu bahwa pemeriksaan adalah penting

B. Memberi kesempatan anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan

C. Bersikap mendesak orang tua supaya anak mau dilakukan tindakan

D. Melakukan konfrontasi langsung jika anak menolak maka tidak akan sembuh

E. Meminta anak bercerita untuk menggali perasaan dan fikirannya.

Page 93: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 23Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tugas Terstruktur

1. Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota.

2. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi verbal maupun non verbal berdasarkan tingkat usia bayi-anak-anak, yaitu: kelompok todler (0 – 1 tahun), kelompok todler (1-3 tahun), kanak-kanak (3-6 tahun) dan kelompok sekolah 6-11 tahun).

3. Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi anak

4. Diskusikan perkembangan komunikasi yang terjadi pada kelompok usia masing-masing

5. Presentasikan perbedaan-perbedaan perkembangan komunikasi yang Anda amati di kelas dan diskusikan bersama kelompok besar di kelas Anda.

6. Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator.

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda2. Belajarlah secara terus menerus untuk berkomunikasi dan menerapkan

teknik-teknik komunikasi yang tepat pada situasi yang tepat baik di rumah maupun diluar rumah.

3. Jangan paksa anak jika mereka menolak Anda ajak berkomunikasi

Tugas

Page 94: Modul 2 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 1

II

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi

terapeutik pada remaja secara tepat dalam praktek

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja

2. Menerapkan sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

3. Mengidentifikasi suasana komunikasi yang kondusif pada remaja

4. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 2, maka secara berurutan akan diuraikan secara berturut-turut tentang perkembangan komunikasi remaja, sikap terapeutik saat nerkomunikasi dengan remaja, menciptakan suasana kondusif untuk berkomunikasi dengan remaja dan menerapkan model komunikasi yang sesuai untuk remaja.

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja

Page 95: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Uraian Materi

Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Kelompok ini sering mengalami ketegangan karena sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak dengan berperilaku sebagai orang dewasa. Masa ini adalah masa yang penuh konflik dan dilema. Konflik yang terjadi dapat berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema yang terjadi dapat berhubungan denga perbedaan nilai, persepsi atau keyakinan antara dirinya dengan orang dewasa.

Untuk memahami komunikasi pada remaja, pelajarilah dengan baik uraian pada kegiatan belajar ini yang dimulai dengan mempelajari perkembangan komunikasi pada remaja, sikap dan suana terapeutik saat berkomunikasi pada remaja dan penerapan komunikasi terapeutik pada remaja.

1. Perkembangan komunikasi pada usia remaja

Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia Remaja sering kali merenung kehidupan yaitu tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.

Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.

2. Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan

Bagaimana komunikasi dengan anak remaja dilakukan? Adakah spesifik komunikasi yang diterapkan pada remaja?

Page 96: Modul 2 cetak

PB 3

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan Hal ini akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutma komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.

Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam berkomunikasi dengan remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orangtua.

Berikut ini sikap perawat, orang tua atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.

• Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya.

• Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya.

• Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespon yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka sikap kita adalah.

• Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.

• Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi cerita suka dan duka.

• Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.

3. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja

Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis antara perawat / orang tua / orang dewasa lain dengan remaja.

Page 97: Modul 2 cetak

4 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

a. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.

b. Suasana Saling Menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

c. Suasana Saling Percaya

Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.

d. Suasana Saling Terbuka

Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status emosionalnya.

4. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada.

Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam-memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan, menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan, mendesak, memberi kuliah-mengajari, mencemooh-membuat

Page 98: Modul 2 cetak

PB 5

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

malu, menyelidiki-mengusut, dan memuji-menyetujui.

Gambar 2.12 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja

Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut ini:

• Komunikasi terbuka: “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu merasa senang hari ini di sekolah?”

• Komunikasi Dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk remaja untuk menyampaikan pendapatnya.

• Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar tapi juga memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “ibu tahu, kamu merasa kesal karena diejek seperti itu...”

• Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus komunikasi dengan remaja.

• Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya.

• Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon dulu agar Mama tenang.”

Page 99: Modul 2 cetak

6 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

• Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “Aku sedang berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah dalam matematika”.

• Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal emosi dari bahasa tubuhnya.

• Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.

• Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.

Page 100: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 7Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Masa remaja adalah masa yang sulit, Karena remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan dilema sehingga komunikasi dengan remaja harus lebih hati dan dan terbuka, karena kegagalan komunikasi akan menyebabkan kegagalan remaja.

2. Perkembangan komunikasi pada usia remaja ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat karena pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual. Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.

3. Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja adalah mampu sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orangtua. Beberapa sikap penting yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan remaja adalah: menjadi pendengar yang baik. Mengajak berdiskusi, tidak memotong pembicaraan, menjadi sahabat, dusuk bersama, memeluk, merangkul, ngobrol dan bercengkrama.

4. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja adalah saling menghormati, menghargai, saling percaya, dan terbuka

5. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada. Komunikasi yang bisa diterima remaja adalah terbuka, dua arah, mendengar aktif, menyediakan waktu yang cukup, Jangan memaksa remaja, mendorong remaja untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Hindari komentar menyindir atau meremehkan, berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun dan hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.

Rangkuman

Page 101: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

8 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Jelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja

2. Bagaimanakah sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

3. Jelaskan kenapa kita harus lebih banyak duduk bersama dan ngobrol dengan remaja?

4. Orang dewasa harus bisa menjadi SAHABAT buat remaja, jelaskan apa maksudnya?

Tugas Terstruktur

1. Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota.

2. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi verbal maupun non verbal remaja di beberapa tempat yaitu: di rumah, sekolah, lingkungan rumah dan kelompok sebaya..

3. Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi remaja

4. Diskusikan gambaran komunikasi remaja pada tempat-tempat yang berbeda tersebut

5. Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator.

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda2. Berlatihlah untuk berkomunikasi secara efektif dengan remaja, praktikkan

setiap hari3. Tuliskan kesulitan-kesulitan komunikasi yang hadapi.

Tes Formatif

Page 102: Modul 2 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 1

III

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada

dewasa dan lansia secara tepat dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan permasalahan dan perkembangan komunikasi pada orang dewasa

2. Menerapkan sikap komunikasi pada orang dewasa

3. Mengidentifikasi suasana komunikasi pada orang dewasa

4. Menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik pada orang dewasa

5. Mengidentifikasi karakteristik lanjut usia

6. Mengidentifikasi perkembangan komunikasi lanjut usia

7. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lanjut usia

8. Mengidentifikasi hambatan komunikasi pada lanjut usia

9. Menerapkan pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia

10. Menerapkan teknik komunikasi terapeutik pada lanjut usia

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia

Page 103: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa

Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu.

Pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat dan permasalah dengan orang lain. Pada masa ini orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cara-cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan, pengalaman, sikap, kemapanan, harga diri dan aktualisasi dirinya.

2. Sikap komunikasi pada orang dewasa

Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang terjadi, maka agar tercapai komunikasi yang efektif terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu menunjukkan dan menerapkan sikap-sikap terapeutik.

Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap komunikasinya:

Bagaimanakah sikap berkomunikasi yang diterapkan pada orang dewasa?

Uraian Materi

Page 104: Modul 2 cetak

PB 3

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

a. Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan / pengalamannya sendiri.

Sikap perawat:

• Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan.

• Tidak perlu mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan perilaku yang kurang tepat.

b. Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.

Sikap perawat:

• Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia sebagai kekuatan untuk merubah perilakunya.

c. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.

Sikap perawat:

• Bekerjasama dengan orang dewasa / lansia untuk menyelesaikan masalah

• Memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut

3. Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia

Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi pada kelompok usia dewasa maupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

a. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila

Page 105: Modul 2 cetak

4 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.

b. Suasana Saling Menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

c. Suasana Saling Percaya

Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.

d. Suasana Saling Terbuka

Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan baik bagi orang dewasa maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

Komunikasi verbal dan non verbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa dan juga lansia. Ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa dan lansia.

Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.

Page 106: Modul 2 cetak

PB 5

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu mencapai penerimaan terhadap masalahnya.

4. Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya

Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari pada Modul 1 tentang Konsep Dasar Komunikasi. Dalam setiap anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi secara khusus Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya.

Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa:

a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung

b. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship).

c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien.

d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.

Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap dan ketrampilan yang menetap dan sukar untuk dirubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuan/pengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka merubah perilakunya.

Page 107: Modul 2 cetak

6 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Selanjutnya, bagaimanakah strategi berkomunikasi dengan orang yang sudah lanjut usia?

Bagaimakah perbedaan komunikasi pada orang dewasa dan lansia?

5. Karakteristik Lanjut Usia

Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik. Di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda.

Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja menurun, hubungan dan komunikasi terbatas. Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang diakibatkan proses menua (aging process) mengharuskan perawat memahami kondisi tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik, faktor yang mempengaruhi komunikasi, hambatan dalam komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan pendekatan dan teknik-teknik komunikasi terapeutik tertentu.

Page 108: Modul 2 cetak

PB 7

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Karakteristik Lansia

Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Usia tua dialami oleh para lansia dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan untuk tumbuh berkembang dan berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan bersikap antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan keputusasaan.

WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:

a. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun,

b. Elderly, antara 60-74 tahun

c. Usia antara 75-90 tahun

d. Very old, lebih dari 90 tahun

Sedangkan bila di klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu:

a. Young old: 60-75 tahun,

b. Middle old: 75-84 tahun,

c. Old-old: >85 tahun.

Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua. Untuk mempermudah memahami bagaimana melakukan pendekatan maupun bagaimana strategi komunikasi pada lansia maka perawat perlu tahu masalah dan penyakit yang sering dihadapi oleh lansia yaitu:

Page 109: Modul 2 cetak

8 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1) mudah jatuh

2) mudah lelah

3) nyeri dada

4) kekacauan mental

5) sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik

6) berdebar-debar (palpitasi)

7) pembengkakan kaki bagian bawah

8) nyeri pinggang atau punggung

9) nyeri pada sendi pinggul

10) berat badan menurun

11) sukar menahan buang air kecil (sering ngompol)

12) sukar menahan buang air besar

13) gangguan sulit tidur

14) keluhan perasaan dingin

15) kesemutan pada anggota badan

16) mudah gatal-gatal

17) keluhan pusing-pusing

18) sakit kepala

Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah-masalah fisik yang dialami dan penurunan fungsi dari panca inderanya.

6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia

Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia, namun perubahan-perubahan akibat usia tersebut telah dapat diidentifikasi. Perubahan pada aspek fisik berupa perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.

Perubahan emosi yang sering nampak adalah berupa reaksi penolakan terhadap kondisi lansia. Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi dengan lansia:

• Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan.

• Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga

Page 110: Modul 2 cetak

8 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

diterima keliru.

• Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.

• Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.

• Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia

a. Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian)

b. Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat

c. Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.

8. Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara MengatasiHambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.

Berikut ini adalah cara mengatasi hambatan berkomunikasi pada lansia • Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.• Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.• Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan

Semakin banyak reaksi penolakan lansia, semakin buruk komunikasi yang dilakukan

Page 111: Modul 2 cetak

10 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik.• Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan

orang tua, kegiatan rohani.• Berbicara pada tingkat pemahaman klien.• Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu

tugas atau keahlian.

9. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia

Komunikasi pada lansia merupakan permasalahan komplek dan heterogen dibanding klien yang lebih muda. Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan komunikasi yang efektif antara perawat dan klien.

Berikut ini akan dipaparkan bagaimana perawat dapat meningkatkan komunikasi pada klien lansia sebagai bentuk pendekatan dalam melakukan komunikasi pada lansia, yaitu :

a. Buat suasana yang menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung dengan klien baik fisik maupun emosi.

b. Untuk memulai komunikasi berikan instruksi maupun informasi.

c. Tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:

Beri waktu ekstra. Biasanya lansia menginginkan menerima informasi lebih banyak dan lebih rinci dibanding klien yang lebih muda. Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama

Hindari ketidak-pedulian. Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian

Page 112: Modul 2 cetak

10 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Duduk berhadapan dengan klien. Klien yang mengalami gangguan pendengaran, akan membaca bibir untuk menerima informasi yang diberikan perawat

Pelihara kontak mata. Kontak mata adalah penting pada komunikasi non verbal Sampaikan kepada klien bahwa perawat senang bertemu klien sehingga klien menaruh kepercayaan kepada perawat. Memelihara kontak mata merupakan hal positif dan dapat menciptakan suasana nyaman sehingga klien lebih terbuka menerima tambahan informasi

Mendengarkan, kurangi kegagalan komunikasi dengan mendengarkan cerita pasien lansia, 6) bicara pelan dengan jelas dan nyaring

Gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat untuk memudahkan penerimaan klien lansia

Fokuskan pada satu pembicaraan karena klien lansia tidak mampu memfokuskan pembicaraan pada banyak topik yang berbeda.

Beri catatan untuk instruksi yang rumit untuk menghindari kebingungan klien

gunakan gambar, tabel untuk mempermudah pemahaman

Ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan

Beri kesempatan pada lansia untuk bertanya

Cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi

gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia

Disamping pendekatan di atas, ketrampilan komunikasi yang penting dilakukan perawat pada saat komunikasi dengan lansia adalah seperti berikut ini :

• Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri , menjelaskan tujuan dan lama wawancara.

Page 113: Modul 2 cetak

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal

• Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya

• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak

• Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien.

• Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.

• Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian.

• Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.

• Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.

• Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.

• Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.

• Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien.

• Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.

Tahukah Anda bagaima pendekatan spesifik yang penting dilakukan saat berkomunikasi dengan lansia?

Page 114: Modul 2 cetak

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Berikut uraian dari keempat pendekatan komunikasi pada lansia.

a. Pendekatan fisik

Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan serta penyakit yang dapat dicegah progresifitasnya. Pendekatan ini relatif lebih mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah diobservasi.

b. Pendekatan psikologis

Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah-masalah rahsaia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.

c. Pendekatan sosial

Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia nmaupun dengan petugas kesehatan.

d. Pendekatan spiritual

Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

Pendekatan spiritual ini cukup efektif terutama bagi klien yang mempunyai kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan yang baik.

10. Tehnik Komunikasi Pada Lansia

Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa tehnik komunikasi yang dapat digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah :

Page 115: Modul 2 cetak

14 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

a. Tehnik Asertif

Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti / memahami klien. Sikap ini membantu perawat untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan lansia.

b. Responsif

Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan dari klien.

Contoh:

“Apa yang ibu fikirkan saat ini? Apakah yang bisa saya bantu untuk ibu?”.

c. Fokus

Dalam berkomunikasi, sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan mengungkapkan pernyatan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan.

d. Supportif

Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif).

Contoh sikap sopportif:

Page 116: Modul 2 cetak

14 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi dukunganjangan mempunyai kesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat.

Contoh Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi support / motivasi kepada lansia adalah:

“saya yakin bapak dapat mampu melakukan tugas bapak dengan baik”, “Jika bapak memerlukan saya siap membantu.”

e. Klarifikasi

Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang disampaikan klien.

Hal ini penting dilakukan perawat karena seringnya perubahan yang terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses komunikasi lancar dan kurang bisa dipahami. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi.

Contoh:

“Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini ?”

f. Sabar dan Ikhlas

Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat efektif dan terapeutik. Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak muncul kejengkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dan hubungan perawat dan klien.

Page 117: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

16 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa

Komunikasi pada dewasa sampai lansia adalah sulit dan perlu pendekatan khusus. Mereka mempunyai sikap dan pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang dianggapnya benar tidak mudah digantikan dengan pengetahuan baru. Sehingga kepada orang dewasa sampai lansia, tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.

2. Sikap komunikasi pada orang dewasa

Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa dalam komunikasi yaitu: menggunakan motivasi, tidak perlu mengajari, Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia, bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut

3. Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia

Seperti halnya remaja, pada orang dewasa dan lansia memerlukan Suasana hormat menghormati, Saling Menghargai, Saling Percaya, Saling Terbuka

4. Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya

Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, komunikasi secara timbal balik secara langsung, dan dilakukan secara berkesinambungan, tidak statis dan selalu dinamis.

5. Karakteristik Lanjut Usia

Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua.

Rangkuman

Page 118: Modul 2 cetak

PB 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik.

6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia Perubahan menjadi prosese menua, menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping berkurangnya fungsi organ komunikasi, kesulitan komunikasi pada lansia disebabkan oleh perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien. Perubahan emosi yang berdampak pada perubahan komunikasi lansia yang sering nampak adalah reaksi penolakan terhadap kondisi lansianya, yaitu:

• Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan.

• Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga diterima keliru.

• Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.

• Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.

• Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia adalah Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian). Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat dan Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.

Page 119: Modul 2 cetak

PB 18

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

8. Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara MengatasiHambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.

9. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia yaitu membuat suasana yang menyenangkan, beri waktu ekstra, hindari ketidak-pedulian, duduk berhadapan dengan klien, pelihara kontak, mendengarkan, bicara pelan dengan jelas dan nyaring, gunakan kata-kata sederhana, fokuskan pada satu pembicaraan, beri catatan untuk instruksi yang rumit ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan, beri kesempatan pada lansia untuk bertanya, cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi, gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia .

Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.

10. Tehnik Komunikasi Pada Lansia

Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan antara lain : Tehnik Asertif, Responsif, Fokus, Supporti, Klarifikasi serta Sabar dan IkhlasTest Formatif

Page 120: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

19 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tes Formatif

PETUNJUK UMUM:

1. Jawablah pertanyaan pada soal formatif berikut pada tempat yang disediakan

2. Pilih satu jawaban yang paling tepat

3. Pilih A. Jika 1, 2, dan 3 Benar

B. Jika 1 dan 3 Benar

C. Jika 2 dan 4 Benar

D. Jika hanya no 4 yang Benar

E. Jika semua Benar / Salah

SOAL:

1. Sebutkan 4 suasana yang dapat meningkatkan komunikasi pada orang dewasa dan lansia

a. …..............................................................................................................................

b. …..............................................................................................................................

c. …..............................................................................................................................

d. …..............................................................................................................................

2. Perubahan emosi pada lansia yang sering tampak adalah gejala-gejala penolakan. Manakah gejala penolakan lansia yang mengakibatkan kegagalan komunikasi?

1. Tidak percaya terhadap diagnosa yang ditetapkan

2. Mengubah keterangan yang diberikan

3. Menghindar mendiskusikan penyakitnya

4. Menolak dikunjungi teman-temannya

3. Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri yang mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan

Page 121: Modul 2 cetak

PB 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

keperawatan yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat yang paling tepat?

A. Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan

B. Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien

C. Mengajari cara-cara memelihara kesehatan

D. Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat

E. Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru

4. Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa / lansia supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah dengan teknik:

A. Penyampaian melalui media leaflet

B. Langsung menggunakan telepon

C. Langsung dengan tatap muka

D. Langsung melalui keluarga

E. Tidak langsung

5. Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi?

A. Penurunan penglihatan

B. Keluhan pusing-pusing

C. Keluhan sulit tidur

D. Perasaan cemas

E. Penurunan pendengaran

6. Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya.

Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek fisik untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia.

A. Meminta pasien untuk tenang

Page 122: Modul 2 cetak

21 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

B. Menganjurkan klien untuk relaksasi

C. Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat

D. Menyediakan lingkungan tenang

E. Menjadi pendengar setia buat klien

7. Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan berkomunikasi klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang berikan perawat untuk diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah beralih dan menyatakan tidak paham.

Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien supaya tujuan dapat tercapai?

A. Duduk berhadapan

B. Mempertahankan kontak mata

C. Memberikan waktu ekstra untuk klien

D. Meminta keluarga menjelaskan kembali

E. Menciptakan suasana menyenangkan

8. Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun. Klien mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat.

Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan perawat?

1. Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien

2. Pertanyaan pendek dan jelas

3. Memberikan waktu yang cukup buat klien

4. Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman

Page 123: Modul 2 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 22Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

22

Tugas Tugas Terstruktur

1. Lakukan pengamatan pola komunikasi pada orang dewasa dan lansia

2. Bandingkan pola komunikasi diantara kedua kelompok tersebut secara vernal maupun non verbal

3. Diskusikan dengan teman Anda dan buatlah laporan tertulis.

4. Bandingkan dengan teori yang telah Anda pelajari pada kegiatan belajar 3

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 3 didalam buku Anda2. Bacalah kembali kegiatan belajar 1 sampai 3 dalam modul 2 ini sebelum

Anda mempelajari modul 3 mata kuliah komunikasi dalam keperawatan Tugas Akhir Terstruktur