laporan sub modul 4 modul 2

Upload: arafani-putri

Post on 19-Jul-2015

182 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PBL BASIC MECHANISM DISEASESUB MODUL 4 MODUL 2

DISUSUN OLEH : Agus Jamjam Maulana AMF Faidzin Akbar Andi Silpia Arafani Putri Yaman Dyah Raras Puruhita Lia Dafia Nindya Adeline Rezky Pratama Vera Desniarti 2011730119 2011730121 2011730122 2011730123 2011730130 2011730148 2011730156 2011730159 2011730166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan rahmat dan karunia-Nya pada kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PBL BMD modul gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sub modul 4 ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amien ya robbal alamin.

Laporan ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah selesai membahas kasus PBL. Pembuatan laporan inipun bertujuan agar kita bisa mengetahui serta memahami mekanisme kompensasi yang berkaitan dengan sistem BMD.

Terimakasih kami ucapkan pada tutor kami dr. Bambang Sp.OG yang telah membantu kami dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data dan menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan bagi pada pembaca pada umumnya.

Laporan kami masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah kami harapkan untuk menambah kesempurnaan laporan kami.

Jakarta, November 2011

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................................................ Tujuan Pembelajaran ...................................................................................................... Sasaran Pembelajaran ..................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKASkenario ................................................................................................................................... Kata Kata Sulit ....................................................................................................................... Kata/Kalimat Kunci .................................................................................................................. Identifikasi Problem Dasar........................................................................................................

1 2

3 3 3

4 4 4 4

BAB III PEMBAHASAN A. Asam Basa .......................................................................................................... B. Magnesium......................................................................................... C. Fosfat.................................................................................................................. D. Kalsium.................................................................................... E. Kalium F. Natrium. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................................... 26 5 14 16 18 20 23

B. Daftar Pustaka .....................................................................................................

27

3

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Sub Modul 4 diberikan pada mahasiswa semester pertama yang mengambil mata kuliah Mekanisme Dasar Penyakit. Masalah yang ada di sub modul 4 ini adalah merupakan bagian dari sistem Subsistem Mekanisme Dasar Penyakit terdiri dari beberapa unit yang masingmasing membicarakan tentang gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh.

B. Tujuan Pembelajaran Untuk memahami gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

C. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang berkaitan dengan sistem BMD, serta dapat mengambil manfaatnya.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKASkenario Seorang wanita yang sedang melaksanakan ibadah haji tiba-tiba mengeluh pusing dan lemas. Setelah diperiksa oleg dokter tekanan darah pasien rendah ( 80/60mmHg), nadi 100/menit dan pasien menunjukan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Suhu saat itu 40 celcius Kata Kata Sulit1. Pusing : gangguan yang mempengaruhi bagian tubuh manapun yang mempengaruhi keseimbangan(seperti telinga bagian dalam dan mata) 2. Lemas : susah bermafas atau tidak dapat bernafas 3. Tekanan darah : Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah 4. Nadi : denyutan tetap pada arteri disebabkan oleh kontraksi jantung, biasanya boleh dirasa di pergelangan tangan. 5. Elektrolit : unsure atau gugus dalam larutan yang bermuatan listrik 6. Suhu : ukuran kuantitatif thd temperatur; panas dan dingin, diukur dengan termometer

Kata/Kalimat Kunci Gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Identifikasi Problem Dasar 1. Ketidakseimbangan Osmolalitas 2. Ketidakseimbangan Kalium 3. Ketidakseimbangan Kalsium 4. Ketidakseimbangan Fosfat 5. Ketidakseimbangan Natrium 6. Ketidakseimbangan Asam Basa

5

BAB III PEMBAHASAN

ASAM BASAAsidosis MetabolikAsidosis Metaboliik (kekurangan HCO3-) adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan [H+]). [HCO3-] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO2 melalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara akut. 9

Etiologi dan PatogenesisPenyebab mendasar asidosis metabolic adalah penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskresi beban asam harian, atau kehilangan bikarbonat basa. Penyebab asidosis metabolic dalam dua kelompok berdasarkan selisih anion yang normal atau yang meningkat. Selisih anion dihitung dengan mengurangi kadar Na+ dengan jumlah dari kadar Cl- dan HCO3- plasma. Nilai normal adalah 12. Penyebab asidosis metabolic dengan selisih anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, dan asam-asam organic lainnya. Apabila asidosis disebabkan oleh kehilangan bikabornat (seperti pada diare), atau bertambhanya asam klorida (contohnya, pada pemberian amonium klorida), maka selisih anion akan normal. Sebaliknya, jika asidosis disebabkan oleh peningkatan produksi asam organic (seperti asam laktat pada syok sirkulasi) atau retensi asam sulfat dan asam fosfat (contohnya, pada gagal ginjal), maka kadar anion tak terukur (selisih anion) akan meningkat.

Respons Kompensatorik Terhadap Beban Asam pada Asidosis MetabolikRespons segera terhadap beban [H+] pada asidosis metabolic adalh mekanisme buffer ECF oleh bikarbonat, sehingga mengurangi [HCO3-] plasma. [H+] yang berlebihan juga memasuki sel dan dibufer oleh protein dan fosfat (yang merupakan 60% dari sistem buffer).

6

Untuk mempertahankan muatan listrik netral, masuknya H+ kedalam sel diikuti oleh keluarnya K+ dari sel menuju ECF. Dengan demikian K+ serum maningkat pada keadaan asidosis. Apabila pasien asidosis mengalami normokalemia atau hipokalemia, maka berarti ada penurunan K+ dan harus dikoreksi bersama asidosisnya. Mekanisme kedua pada asidosis metabolic yang bekerja dalam beberapa menit kemudian adalah kompensasi pernapasan. [H+] arteri yang meningkat merangsang kemoreseptor yang terdapat dalam badan karotis, yang akan merangsang peningkatan ventilasi alveolar (hiperventilasi). Akibatnya, PaCO2 menurun dan pH kembalipulih menjadi 7,4. Respon kompensasi ginjal merupakna usaha terakhir untuk memperbaiki keadaan asidosis metabolic, meskipun respons ini lambat dan membutuhkan waktu beberapa hari. Kompensasi ini terjadi melalui beberapa mekanisme. H+ yang berlebih disekresi ke dalam tubilus dan dieksresi sebagai NH4+ atau asam yang tertitrasi (H3PO4). Ekskresi NH4+ yang meningkat diikuti dengan resorpsi HCO3-yang meningkat, tetapi dieksresi H3PO4 menyebabkna terjadi pembentukan HCO3-baru. Insufisiensi atau gagal ginjal akan menurunkna evektivitas pembuangan H+.

Penyebab Asidosis MetabolikSelisih anion normal (Hiperkloremik)Kehilangan bikarbonat Kehilangan melalui saluran cerna Diare Ileostomi; fistula pancreas, biliaris, atau usus halus Ureterosigmoidostomi

Kehilangan melalui ginjal: Asidosis tubulus proksimal ginjal (RTA) Inhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid) Hipoaldosteronisme

Peningkatan beban asam Amonium klorida (NH4Cl -> NH3 + HCl)

7

Selisih anion meningkatPeningkatan produksi asam Asidosis laktat: laktat (perfusi jaringan atau oksigenasi yang tidak memadai seperti pada syok atau henti kardiopulmonar) Ketoasidosis diabetic: Beta-hidroksibutirat Kelaparan: peningkatan asam-asam keto Intoksikasi alcohol: peningkatan asam-asam keto Menelan substansi toksik Overdosis salisilat: salisilat, laktat, keton Metanol atau formaldehid: format Etilen glikol (antibeku): oksilat, glikolat Kegagalan ekskresi asam: tidak adanya ekskresi NH4-; retensi asam sulfat dan asam fosfat Gagal ginjal akut atau kronis

Gambaran Klinis dan DiagnosisGejala serta tanda HCO3- serum turun sampai dibawah 15 mEq/L. Pernapasan Kussmaul (napas dalam dan cepat yang menunjukan adanya hiperventilasi kompensatorik) mungkin lebih menonjol pada asidosis akibat ketoasidosis diabetic dibandingkan pada asidosis akibat gagal ginjal. Gejala dan tanda utama asidosis metabolic adalah kelainan kardiovaskular, neurologis, dan fungsi tulang. Apabila pH dibawah 7,1 maka terjadi penurunan kontraktilitas jantung dan resons inotropik terhadap katelokamin. Bisa juga terjadi vasodilatasi perifer. Efek-efek ini dapat menyebabkan terjadinya hipotendi dan disritmia jantung. Diagnosis asidosis metabolic ditegakan berdasarkan gambaran klinis, dan dipastikan oleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pH, PaCO2, dan HCO3- dengan menggunaka pendekatan sistematik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil pemeriksaan menunjukan: pH 7,6) dapat menyebabkan terjadinya disritmia jantung pada orang normal dan terutama pada pasien penyakit jantung. Apabila pasien mengalami hipokalemia, terutama jika menjalani digitalisasi, maka dapat dijumpai adanya kelainan EKG atau disritmia jantung. Kadang-kadang dapat terjadi alkalosis dengan cepat. Ca++ terikat lebih erat dengan albumin pada pH basa, dan penurunan ion Ca++ dapat menyebabkan terjadinya tetani atau kejang. Diagnosis alkalosis metabolic ditegakan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung, pH plasma meningkat di atas 7,45 dan HCO3- lebih tinggi dari 26 mEq/L. PaCO2 mungkin normal atau sedikit meningkat; peningkatan PaCO2 kompensasi diperkirakan sebesar 0,7 mmHg untuk tiap peningkatan HCO3- sebesar 1 mEq. K+ serum biasanya 295 mOsm/kg Osmolalitas urine umumnya > 800 mOsm/kg Dapat terjadi lemas, agitasi, iritabel, hiperefleksi, spastisitas, dan akhirnya timbul koma, kejang, dan kematian. Rasa haus adalah gejala uatam hipernatremia, meskipun tidak timbulnya rasa haus, atau ketidakmampuan untuk mengemukakan rasa haus dapat merupakan penyebab yang mendasari. Tanda klinis lain adalah selaput lendir mulut yang kering dan lengket; kulit yang merah panas; dan lidah yang kering kasar, serta merah. Mungkin dijumpai di oliguria, anuria, dan pasien dapat menjadi demam

26

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimbangan cairan dan elektrolit berarti bahwa kosentrasi air tubuh total (TBW) dan elektrolit normal diseluruh kompartemen tubuh, demikian juga dengan distribusinya. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dihubungkan dengan semua penyakit utama dan beberapa penyakit minor.

Penilaian dan diagnosis gangguan cairan dan elektrolit memerlukan pemahaman menyeluruh tentang mekanisme dan kondisi fisiologi dan patologis normal yang mungkin menyebabkan gangguan.

Dengan mempelajari sistem pengaturan cairan dan elektrolit ini, jelas terdapat mekanisme pemeliharaan homeostasis tubuh. Ginjal (lebih dari organ manapun) sangat berperan penting dalam proses pengaturan ini. Dengan demikian, gagal ginjal dapat mengakibatkan banyak gangguan cairan dan elektrolit.

27

DAFTAR PUSTAKASylvia A. Price Lorraine M. Wilson PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Poses-proses penyakit edisi 6 KAMUS KEDOKTERAN DORLAND EDISI 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC http://medicastore.com/penyakit/701/Kegagalan_Hati.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20108/.../Chapter%20II.pdf Dennison, R & Blevins, B; Myths and facts about fluid imbalance; Nursing 92 22(3); p.22. Guyton, A; Textbook of Medical Physiology;Philadelphia;WB Saunders:1995; Jones, A, et al; Fluid volume dynamics. Crit Care Nurse;11(4); 1990, p.74-76; Watt, S; Quenching the bodys thirst; New Zealand Nursing journal 84(10);1991;p.1819.

28