sai zine #2.pdf

24
K H MEN AJ DA WA G AK UK M G AKIM B AN EN H I LURUSKAN DAN RAPATKAN S AFF H DILUAR SHALAT SIAPA SAHABAT YANG KAU PILIH ? O h t h m DO N T a e t e edia B H E E T E M DIA! MENGAlahka Yahudi? n EDISI #2, JULI 2008, RP.1000,- (SBY), RP.2000,- (LUAR SBY) Y KI DAKW E ANG BI N AH ENT A IG K NR JD A BE E

Upload: ahmad

Post on 12-Jan-2016

87 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

K H MEN AJDA WA G AKUK M G AKIMB AN EN H I

LURUSKAN DAN RAPATKAN S AFFHDILUAR SHALAT

SIAPA SAHABATYANG KAU PILIH ?

O h t h mDO N T a e t e ediaB H EE T E M DIA!

MENGAlahka Yahudi?n

EDIS

I #2

, JU

LI 2

00

8, R

P.1

00

0,-

(SB

Y),

RP.

20

00

,- (

LUA

R S

BY

)

Y KI DAKW EANG BI N AH ENTA I G K N RJ D A BE E

KANDUNGAN GIZI:DAKWAH MENGAJAK, BUKAN MENGHAKIMIMERUSAK TUBUH PEMBERIAN ALLAHKEBUTUHAN PEMBELAJARREDEFINISISIAPA SAHABAT YANG KAU PILIH?BOOK REVIEW: ‘BELAJAR DARI AKHLAK USTADZ SALAFI’LURUSKAN DAN RAPATKAN SHAFF DILUAR SHALATIBUYANG BIKIN DAKWAH ENTE JADI GAK BENERDO NOT HATE THE MEDIA, BE THE MEDIA!MEDIA DAN UMAT ISLAMMENGALAHKAN YAHUDI?

2556810

111314161718

qwqwMUKODIMAH

AHLAN WAa ns hla qwssalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuhA

Alhamdulillah, kita bisa bertemu lagi di edisi ke-2 ini. Ada banyak pengalaman yang menarik tentang proses penyesaian edisi perdana yang lalu, dan itu bisa dijadikan pelajaran berharga bagi kami sebagai redaksi 'beginner'. Semoga edisi ke-2 ini lebih ter-handle dengan baik.

Edisi #1 lalu cukup mendapat respon yang baik dari berbagai orang. Ada beberapa yang ingin ikut memberikan kontribusi ke majalah ini. Alhamdulillah…Juga beberapa ikhwah di Tangerang dan Jakarta cukup banyak merespon dengan baik SA'I Magz ini. Dimana-mana ada yang ingin berlangganan. InsyaAllah ini memicu konsistensi kami untuk tetap semangat mengerjakan editorial tiap edisi.

Mengenai infaq, pada edisi #1 tertulis Rp.3000,-. Memang waktu itu kami terburu-buru menuliskan di kover depan. Awalnya kami memang berniat memasarkan SA'I Magz ini bersama dengan stiker dan newsletter, sehingga infaq sebesar itu setara dengan yang didapatkan. Namun dalam pelaksanaannya kami sering mendapati pembeli yang hanya butuh SA'I Magz-nya saja tanpa stiker dan newsletter. Sehingga infaq minimalnya antara Rp.1000,- untuk dalam kota Surabaya. Untuk luar kota Surabaya Rp.2000,- karena sekaligus ongkos kirim.

Namun berapapun infaq yang diberikan akan

kami alokasikan untuk dakwah local dan bantuan bagi muslim palestina. Alhamduillah banyak ikhwah yang memberikan infaq hingga Rp.10.000,- bahkan lebih hanya untuk 1 eksemplar.

Edisi ini berjudul “Ukhuwah Islamiyah”. Latar belakang dipilihnya judul ini adalah karena urgensinya melihat kondisi umat saat ini yang krisis dari dalam tubuhnya sendiri. Kalo mendapatkan 'hantaman' dari luar sih memang sudah Sunnatullah. Misal, perang melawan kristenisasi, atau zionis Israel. Tapi yang sekarang terjadi malah 'hantaman-hantaman' itu berasal dari tubuh umat Islam sendiri. Tiap kelompoknya ngaku paling Ahlus Sunnah Wal Jamaah, ada yang ngakunya p o ko k nya p a l i n g b e n a r l a l u fo c u s perhatiannya hanya mencari kesalahan jamaah yang lain untuk dibuka-buka aibnya. Naudzubillah…

Oleh karena itu, para aktivis dakwah yang punya cita-cita sama yaitu kejayaan Islam, harus memiliki sikap yang benar dalam masalah ini. Semoga bahan diskusi dalam edisi kali ini mampu memberikan input yang positif. Amin.

Setiap kontribusi, saran, dan bantuan tetap kami tunggu kehadirannya melalui e-mail maupun SMS. Jazakumullah Khairan Katsiran

Wassalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

1

atar belakang tulisan ini adalah fenomena banyaknya dai-dai dari sebuah jamaah yang senang sekali menyalahkan-nyalahkan dan dengan mudahnya membid'ah-bid'ahkan sesama kaum muslimin yang berbeda pendapat. L

Anak-anak muda yang baru saja belajar Islam, baru ikut ngaji sebulan-dua bulan sudah berani menghukumi saudaranya sesama muslim dengan “ini sesat!”, “itu bid'ah!”, “itu namanya khawarij!”, “itu fasik!”, dll. Yang lebih parah sampai mengkafir-kafirkan saudara sesama muslim.

Kami tertarik mengangkat masalah ini karena sudah hilangnya semangat ukhuwah Islamiyah yang ada diantara kelompok/jamaah-jamaah Islam.

Kalau dalam meraih kebangkitan Islam ini kita menghadapi musuh dari luar, itu suatu hal yang wajar. Sesuai dengan sunnah pertarungan antara yang haq dan yang batil. Namun kami merasa sangat prihatin jika musuh itu datang dari dalam tubuh umat Islam sendiri. Tiap jamaah Islam yang satu dengan lainnya saling menjatuhkan. Padahal metode dakwah tiap jamaah Islam adalah ijtihad masing-masing jamaah, sesuai dengan penentuan sasaran, skala prioritas dan tahapannya.

Jenis-jenis Perbedaan dan Penyikapannya.

Memang sikap dakwah yang mudah menghukumi, menyesat-nyesatkan, membid'ah-bid'ahkan, mengkafir-kafirkan kelompok lain yang berbeda seharusnya dihindari oleh umat Islam. Apalagi perbedaan itu hanya permasalahan yang bersifat cabang (furu') dan bukan permasalahan yang prinsip (ushul). Padahal

Dakwah itu menyerukan kebenaran dan kebaikan. Namun tidak akan menjadi kebaikan ketika melaksanakannya menggunakan cara yang tidak baik, melukai hati orang lain, maupun kata-kata yang kasar. Karena hal itu malah ibarat menggunting persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah). Berikut adalah penuturan kami dari berbagai wacana dan diskusi.

2

permasalahan cabang (furu') terkadang hanya disebabkan perbedaan pemahaman terhadap dalil maupun pelaksanaannya. Sebagian besar ulama menganggap bahwa masalah yang masuk kategori cabang, mustahil mencapai ijma' (kesepakatan jumhur ulama-red).

Oleh karena itu tak perlu kita menyikapi sampai dengan cara sekasar itu karena sikap kita untuk perbedaan dalam masalah furu'/ cabang masih ditolerir. Sedangkan sering kita temui tuduhan-tuduhan yang kasar dan 'berbahaya' mulai yang ringan seperti tuduhan orang yang melakukan qunut subuh dianggap melakukan bid'ah, yang tarawih 23 rakaat dianggap ahlul bid'ah, sampai yang parah sampai berkoar-koar mengkafirkan-kafirkan, menyesat-nyesatkan aktifis harakah, Ikhwanul Muslimin, MMI, PKS, bahkan Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh pun kecipratan cap 'sesat', juga saudara-saudara kita umat Islam lainnya yang tidak sefaham.

Dalam sebuah selebaran Jum'at pernah kami menemui artikel yang menyebut-nyebut pergerakan Islam di Palestina bernama HAMAS dengan sebutan 'murtad HAMAS', karena HAMAS dituduh memicu pertikaian antar sesama rakyat Palestina. Yang mereka sebut itu (murtad-red) otomatis termasuk juga para pemimpin muslimin di dalamnya dan termasuk juga Asy-Syahid Syeikh Ahmad Yassin dan Asy-Syahid DR. Abdul Aziz Ar-Rantisi yang mati-matian melindungi Masjidil Aqsha dari ancaman zionis Izrael. Apakah dakwah seperti ini yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam? Menuduh dan menghakimi tanpa kroscek dahulu yang bersangkutan tentang kebenarannya. Semoga Allah 'Azza wa Jalla membersihkan nama hambanya yang shaleh dari tuduhan-tuduhan yang tidak benar.

Kalau perbedaan yang bersifat prinsip (ushul), tidak dapat ditolerir karena sudah merupakan kesepakatan penafsiran sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan seluruh tabi'in, tabi'ut tabi'in, dan seluruh ulama Ahlus Sunnah sampai saat ini. Misalnya yang menyangkut Rukun Iman. Banyak juga golongan-golongan yang memiliki pemikiran menyimpang dalam masalah akidah yang sudah dikenal sejak masa sahabat, seperti Muktazilah, Khawarij, dan Syiah. Menghukumi prinsip menyimpang seperti itu dengan hukum sesat, sudah pasti disepakati oleh jumhur ulama sepanjang sejarah. Jadi sangat berbeda, sikap kita terhadap perbedaan yang hanya bersifat cabang (furu') -seperti berbeda dalam hal mahzhab fikih dan lain-lain- dengan masalah-masalah yang prinsip (ushul). Masalah prinsip lebih prioritas untuk kita sikapi dibanding masalah cabang, namun tetap dalam koridor penyikapan yang baik dan bersifat mendakwahi atau menasehati pada kebenaran.

Tidak ada Satupun Orang yang Mau Di Hukumi Sembarangan

Dakwah dengan menghakimi itu adalah dakwah paling mudah. Karena tanpa ilmu dan asal bicara saja sudah bisa jadi juru dakwah seperti itu. Namun bukan itu tujuan kita, karena tak ada satupun orang yang mau dihakimi ahlul bid'ah, sesat atau kafir. Bahkan orang-orang kafir pun (misalnya orang kristen-red) tidak ada yang mau

3

dituduh dengan kita mengatakan,“kamu itu kafir!”. Apalagi dalam hal ini yang dituduh saudara kita sesama muslim, yang mungkin ilmunya, kuantitas dan kualitas ibadahnya bisa jadi lebih baik dari yang menuduh sesat itu. Wallahu a'lam.

Banyak juga kelompok-kelompok yang mencela saudaranya sesama muslim dengan membid'ah-bid'ahkan sikapnya dalam berdakwah melalui politik. Hingga begitu mudahnya menghukumi tanpa mengkroscek yang bersangkutan mengenai alasan-alasan dan dalil-dalil yang mereka jadikan hujjah hingga harus berbuat demikian.

Dalil-dalil Larangan Dakwah dengan Menuduh dan Menghukumi.

Dalam satu kesempatan, Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah (w. 1420 H) berkata,”Wajib atas penuntut ilmu dan ahlul ilmi untuk berhusnuzh-zhan terhadap saudara mereka para ulama. Mereka juga harus berkata yang baik dan menjauhi perkataan yang buruk. Sesungguhnya para dai yang menyeru ke jalan Allah 'Azza wa Jalla itu mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat. Sehingga, yang seharusnya dilakukan oleh para penuntut ilmu (thullabul 'ilmi) tersebut adalah membantu tugas mereka dengan cara berbicara yang baik-baik, dengan gaya bahasa yang santun, dan dengan sangkaan yang positif; tidak dengan cara yang keras dan kasar, tidak pula dengan cara mencari-cari kesalahan mereka dan menyebar-luaskannya untuk membuat orang lari dari si fulan dan fulan…”

Adapun Syaikh Al-Allamah Al-Faqih Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah (w. 1423 H), ketika ditanya pendapat beliau tentang kebiasaan sebagian penuntut ilmu yang suka mencari-cari kesalahan orang lain, beliau menjawab,”Ini tidak boleh! Mencari-cari kesalahan kaum muslimin apalagi para ulama, adalah haram. Dalam hadits dikatakan,”Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya tetapi imannya tidak masuk ke dalam hatinya; Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Janganlah kalian mencari-cari kesalahan mereka, karena sesungguhnya barangsiapa yang suka mengumbar aurat saudaranya, maka Allah akan membuka auratnya, sekalipun dia berada di pangkuan ibunya,” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad) yakni -sekalipun ia berada- dirumah ibunya. Oleh karena itu, kita tidak boleh mencari-cari kesalahan orang lain. Bahkan, mencari-cari kesalahan orang lain itu sendiri adalah merupakan suatu kesalahan…”

Kesimpulannya…Pada dasarnya dalam hal menghukumi dan menuduh sikap umat Islam yang lain itu harus 'super' hati-hati. Memerlukan bukti yang sangat jelas, pengakuan dari yang bersangkutan serta memerlukan kesepakatan ulama tentang sikap tersebut. Ditambah lagi setiap persoalan tidak bisa dipukul rata dan dihukumi sama sesatnya, atau sama bid'ahnya.[adit]

4

q JJ

KOLOM

5

M SA TERU K UBUH

P MBE N A L HE RIA L A

w s: .abd rrahmanord a u

ernahkah anda membayangkan kemarahan ketika barang milik anda dengan sengaja dirusak oleh orang lain? P

Bagaimana perasaan anda jika itu dilakukan di hadapan anda? Bagaimana perasaan anda jika yang merusak barang milik anda tersebut sebelumnya mengaku membutuhkannya namun kenyataannya barang milik anda tadi dirusak terang-terangan? Seandainya ada yang menjawab “Saya tidak akan marah”, maka silahkan anda ceritakan itu kepada saya (penulis -red) untuk memberikan 'test kelulusan' atas statement yang anda buat tadi. Biarkan saya mencoba membakar motor atau mobil yang anda punya. (haha…berani? …just kidding! )

Secara manusiawi anda akan menjawab “Ya, jelas saya akan marah”, maka pertanyaan berikutnya adalah :

“Apakah anda perokok?”

Kalau iya, maka andalah sebenarnya 'sang PERUSAK' itu. Bahkan anda telah merusak tubuh yang diciptakan oleh Allah Ta'ala untuk anda, yang Allah sendiri yang merawatnya, menciptakan makanan untuk menyehatkan tubuh anda, menciptakan udara agar paru-paru anda menghirupnya, menciptakan air u n t u k m e n y e g a r k a n t u b u h a n d a , mendetakkan jantung anda setiap waktu, menjadikan organ-organ anda berfungsi dengan baik, dan memberikan nikmat kesehatan yang luar biasa manfaatnya. Namun anda te lah terang-terangan MERUSAKNYA! Bahkan tepat dihadapan-Nya!

Bahkan anda sadar bahwa ketika itu Allah melihat anda!

Anda betul-betul 'pemberani', karena begitulah kata iklan yang mengatakan bahwa rokok adalah 'selera pemberani'. Anda benar-benar 'luar biasa'.[]

kebutuhanpembelajar

w ds w maor :D ita

etiap dari personal adalah sebuah pelajar. Pelajarannya adalah kehidupan itu sendiri. Banyak yang S

perlu diperhatikan dalam sebuah proses belajar. Salah satunya adalah menghindar dari racun-racun yang akan menghambat suatu pembelajaran. Mungkin tidak semua racun bisa kita hindari, tapi setidaknya sebagian darinya bisa kita hindari.

Kesombongan adalah racun, karena dia bisa membuat kita merasa puas dan akhirnya berhenti untuk belajar. Keangkuhan adalah racun, karena itu dapat membuat ilmu yang seharusnya bisa kita dapatkan menjadi semakin menjauh. Merendah di hadapan makhluk adalah racun, karena itu dapat membuat orientasi pembelajaran kita yang murni menjadi ternodai. Tidak taat adalah racun, karena dia bisa membuat kita menjadi tidak patuh pada guru-guru kita. Berlebihan adalah racun, karena itu akan membuat kita menjadi semakin haus pada dunia, dan semakin jauh dari ilmu. Malas adalah racun, karena elemen-elemen ilmu tidak akan berarti jika kita berhenti dengan sadar.

Selain racun-racun tersebut, ada juga kekuatan yang harus dijaga. Sehingga kekuatan itu mampu membangun kekebalan pikiran dan hati di tengah perjalanan belajar.

qKekuatan itu tidak bisa berdiri sendiri, dia harus dibangunkan dengan sadar.

Lapar adalah kekuatan, karena dia akan membuat nafsu jadi tidak berdaya. Rendah hati adalah kekuatan, karena dia membuat kita merasa berada di bawah dan berusaha untuk terus naik. Senyum adalah kekuatan, karena energi positifnya membuat kita bisa menerima ilmu dari sekitar kita. Sabar adalah kekuatan, karena ibarat sebuah pintu yang butuh dibuka dengan kunci, maka ilmu adalah pintu d a n s a b a r a d a l a h ku n c i nya . Konsistensi adalah kekuatan, karena dia seperti motor yang merangkai ilmu-ilmu yang ada. Menulis adalah kekuatan, karena dialah yang mengikat ilmu pada pikiran kita. Jujur adalah kekuatan, karena tiada bahasa yang bisa menyentuh hati kecuali bahasa hati sendiri.

Marilah kita pelihara kesadaran diri untuk selalu menghindari racun- racun dan membangunkan kekuatan-kekuatan yang masih tertidur dalam diri ini.

Wallahua'lam bishshowab. Wastaghfirullah, Walhamdulillahi Rabbil'alamin.[]

JJ

KOLOM

6

etiap orang dikaruniai Allah sebuah akal yang mampu membedakan mana yang Sbaik dan mana yang buruk. Namun

terkadang menjadi bodoh mendadak, karena kalah oleh syahwat[baca:keinginan]. Sebenarnya bukan karena tidak tahu, tapi karena tidak mau.

Di jaman sekarang, banyak sekali istilah-istilah muncul sehingga terkadang kita terbuai dengan istilah-istilah tersebut sampai kita lupa untuk memahami esensi yang ada. Sudah banyak penyelewengan-penyelewengan istilah dalam era “edan” ini, dan mungkin itu yang membuat terkadang membuat kita potong kompas untuk main cap, “kamu kafir!”

Sekarang saatnya kita menata ulang istilah-istilah yang ada. Ada beberapa istilah yang diangkat pada tulisan ini, yaitu “cinta” dan “gaul”. Sebenarnya masih banyak istilah-istilah lain yang masih bisa dibahas, tapi mohon maaf atas tidak terbahasnya istilah-istilah tersebut di dalam tulisan singkat ini.Yang pertama, CINTA. Kata atau istilah ini identik dengan sesuatu yang sangat akrab dengan kata “nafsu”. Jikalau ada kalimat, “Aku cinta padamu”, maka identik dengan kalimat, “Aku bernafsu padamu”. Itu karena kata “cinta” itu sendiri hanya digunakan pada sesama makhluk saja.

Padahal sesungguhnya “cinta” yang sejati adalah cinta yang bersandar pada Pencipta alam semesta ini, Allah Azza wa jalla. Jikalau cinta itu kita tempatkan pada tempat yang tepat, maka tidak ada istilah saat baru menikah cintanya bukan main, tapi setelah itu cintanya berkurang berbanding terbalik dengan bertambahnya umur pernikahan itu. Maka cinta itu akan tetap bertahan, walau ada yang semakin berkurang dari pasangan atau kekasih kita.[Ar Ruum 30:21]

qRedefinisiw ds w amaor :D it

Jikalau untuk kata pertama tadi kita membahas tentang penyelewengan arti dari kata tersebut, sekarang kita membahas tentang merubah makna dari kata kedua kita.

Kata kedua, GAUL. Kata atau istilah ini akrab dengan dunia anak muda. Coba perhatikan paradigma-paradigma berikut, “gak gaul kalo nggak ngerokok”, “gak gaul kalo nggak pacaran”, “gak gaul kalo nggak minum miras”, dan masih banyak hal lain yang yang membuat orang dicap sebagai “bukan anak gaul”.

Sungguh ironis, padahal kalo kita mau berhenti sejenak untuk berpikir, maka sekarang kita sedang disetir oleh konspirasi internasional. Saatnuya kita merubah paradigma-paradigma di atas dengan paradigma-paradigma baru. Apa itu? Misalkan, “gak gaul kalo nggak ngaji/Halaqoh“, “gak gaul kalo nggak bisa baca Qur'an”, “gak gaul kalo nggak rajin shalat jama'ah ke masjid”, dll.

Terlepas dari penataan ulang makna dari kedua kata di atas tersebut, maka sesungguhnya kita harus benar-benar sadar, bahwa kita sekarang sedang kehilangan jati diri. Sungguh, dunia ini tidak pernah kekurangan orang-orang pandai. Tapi dunia ini, umat ini, membutuhkan orang-orang [pandai] yang memiliki izzah[baca: harga diri]. Sehingga tidak bisa dikendalikan oleh orang-orang yang berniat jahat atau dengki kepada umat ini.

Kita bukan umat follower, tapi kita adalah umat trend setter. Maka dari itu, cukuplah Firman Allah SWT dan sabda Rasullullah Saw. sebagai pegangan.Terus maju, jangan berpecah belah. Karena kita adalah untuk semua manusia.

W a l l a h u a ' l a m b i s h s h o w a b . AlhamduliLlahi Rabbil'alamin.[]

qJJ

KOLOM7

Siapa sahabat yang kau pilih?

ahabat bukanlah orang yang berada di lingkungan kita, tapi seseorang yang kita pilih karena kesesuaian latar Sbelakang pendidikan, kesamaan prinsip, perilaku agama

serta tabiatmu. Dengan kata lain seorang yang telah kamu pilih sebagai pendamping dalam menuju jalan kebenaran. Bahkan Nabi Muhammad SAW memperingatkan dalam hadits-nya yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ahmad dan Abu Dawud, “Agama seseorang itu tergantung dari agama temannya, maka hendaklah kalian melihat orang yang akan dijadikan teman”

Sahabat yang baik Dari peringatan hadist Rosulullah Saw diatas dapat menjadi dasar bagi kita untuk selalu memilih sahabat yang baik agar bisa menjadi motivator ketika kita jatuh dan memperingatkan ketika kita salah. Dalam hal efek memilih sahabat yang baik, sejarah Islam telah mengabadikan sebuah kisah sahabat Umar bin Khattab dan sahabatnya Iyasy bin Abi Rabi'ah yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah kala perintah hijrah turun. Ketika sedang hijrah,ditengah perjalanan dia menerima surat dari ibunya yang menerangkan bahwa wanita itu tidak akan berteduh dan mandi. Dia akan membakar diri dibawah matahari dan tidak akan mandi sampai Iyasy pulang otomatis hati Iyasy tersentuh dan mendorongnya untuk pulang, namun Umar berusaha mengukuhkan imannya. Cermati betapa pentingnya arti kehadiran seorang sahabat disini.

“Iyasy, jika ibumu membakar diri hari ini, besok dia pasti berteduh.kalau hari ini ia tidak mandi pasti badannya dipenuhi kutu, sehigga dia akan membersihkan diri “kata Umar, berusaha mengukuhkan hati kawannya.

Tapi Iyasy pun bersikeras untuk pulang, Umar pun tidak tinggal diam dia berkata, “jika pulang kau pasti termakan oleh fitnah”. Namun Iyasy pun tetap pada pendiriannya. Kala Umar tidak menemukan cara lain untuk membujuk hati Iyasy, dia melakukan perbuatan yang sangat menakjubkan, seraya

words: aan nurrochman

8

Sia

pa

sa

ha

ba

t y

an

g k

au

pil

ih?

words: aan nurrochman

berkata,” Iyasy, kalau kau tetap bersikukuh hendak pulang, gunakan untaku ini. Semoga hewan ini bias mengingatkanmu kepadaku, sehingga suatu hari nanti kau akan kembali”. Iyasy tidak memiliki unta. Padahal nilai atau harga unta saat itu setara dengan mobil saat ini. Coba renungkan betapa pentingnya posisi seorang sahabat dalam menjaga kualitas keimanan kita. Sahabat yang burukSebaliknya, sahabat yang buruk adalah sahabat yang selalu mengajak kita agar jauh dari jalan kebenaran. Dia tidak senang kalau kita melakukan hal yang haq bahkan selalu membisiki kita untuk menempuh jalan yang sesat. Sejarah Islam mengabadikan kisah klasik tentang paman Rosul Saw yang kafir yaitu Abu Jahal dan sahabatnya, 'Uqbah bin Abi Mu'ith. Kendati 'Uqbah sangat dekat dengan Abu Jahal , 'Uqbah sejatinya lebih baik dari Abu Jahal sendiri. Dia mulai masuk Islam, hatinya mulai dirasuki kebimbangan dan keraguan oleh akidahnya sendiri. Dia sering menyimak dan mengikuti ceramah Nabi SAW. Suatu saat Abu Jahal pergi keluar kota. Praktis orang yang menghalangi 'Uqbah untuk masuk Islam hilang. Diapun langsung menemui Rosulullah Saw dan langsung memintanya untuk membai'at dirinya yang mau masuk Islam. tapi jawab Nabi, “ya, tapi besok saja ”. Diluar dugaan ternyata si Abu Jahal pulang. Tanpa pikir panjang 'Uqbah pun mengutarakan niatnya masuk Islam pada sahabatnya itu. Sontak Abu Jahal pun kaget dan mengatakan, “sumpah, demi persahabatan kita, besok kamu hanya kembali untuk meludahi wajah Muhammad!”

Keesokan harinya saat mau mengucapkan ikrar bahwa tiada tuhan selain Allah, sahabatnya datang dan memintanya melakukan hal yang sangat bertentangan. “ Mana yang kau pilih, agama atau teman, keluarga atau kawan”, tambah Abu Jahal. Seperti kebanyakan orang yang terpengaruh sahabatnya 'Uqbah pun memilih ikut dengan Abu Jahal. Dan akhirnya dia menjadi orang yang sangat aktif menghalangi dakwah Islam.

Mana yang Antum PilihDari beberapa kisah naratif diatas, antum bisa ambil kesimpulan dan pertimbangan sahabat yang seperti apa yang hendak dipilih. Karena efek sahabat dalam kehidupan ini sangat besar sekali, sahabat bisa mengubah akidah, sahabat bisa mengupabah tabiat dan pola pikir kita. Maka dari itu jangan sampai salah memilih sahabat, sehingga kita tidak salah pergaulan......

DICARI SAHABAT YANG BAIK, SEIMAN, TULUS DAN IKLAS

Sia

pa

sa

ha

ba

t y

an

g k

au

pil

ih?

words: aan nurrochman

9

kS ’A I

RE-VIEWbooks

RE-VIEWbooks

Judul : Belajar Dari Akhlak Ustadz SalafiPenulis : Abduh Zulfidar AkahaPenerbit : Pustaka Al-Kautsar

walnya dari buku karangan Imam Samudra, 'Aku Melawan Teroris'. Lalu ada buku bantahannya yang berjudul 'Mereka AAdalah Teroris' karangan Ust. Luqman Ba'abduh. Buku ini cukup

membuat heboh dunia persilatan…eh,dunia keislaman. Terutama bagi para jamaah-jamaah Islam. Mungkin anda berpikir dari judulnya (Mereka Adalah Teroris) sang penulis menganggap Imam Samudra adalah teroris. Namun ternyata bukan Cuma Imam Samudra, isinya hampir seluruh jamaah Islam kena cap teroris, kafir, ahli bid'ah, fasik, firqoh sesat, dll kecuali jamaahnya dia sendiri. Akhirnya keluarlah buku 'Siapa Teroris Siapa Khawarij' karangan Ust. Abduh ZA yang menepis tuduhan-tuduhan tidak berdasar dari penulis buku sebelumnya. Karena melihat urgensinya, Pustaka Al-Kautsar mengadakan bedah buku di berbagai kota di Indonesia.

Buku ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para aktivis dakwah. Namun tetap saja Ust. Luqman Baabduh penulis 'Mereka Adalah Teroris' nggak puas menuduh jamaah Islam dengan tuduhan yang cukup bikin 'hot', beliau menulis buku bantahan lagi berjudul 'Menebar Dusta Membela Teroris Khawarij'. Yah, kalo ana sendiri baca judulnya udah males banget. Bagi anda pada distributor atau toko buku yang cinta ukhuwah Islamiyah jangan jual buku ini beserta buku sebelumnya dengan pengarang yang sama. Nah, baru setelah itu keluar lagi dari ikhwah kita, Ust. Abduh ZA menulis buku yang gambarnya ada di atas itu, 'Belajar Dari Akhlak Ustadz Salafi'.Memang kalo disebut nama jamaahnya, ada kata Salafi disana. Namun bukan maksud kami menuduh seluruh orang salafi.

Kami sangat yakin pengikut Salafush Shalih yang baik pasti punya akhlak yang mulia, tidak suka menuduh, menghakimi saudaranya sendiri tanpa ilmu. Namun ada sebagian yang mengku Salafi namun hobinya 'unik'. Sampai kalo antum sendiri membaca bukunya yang 'Mereka Adalah Teroris', siap-siap aja mata antum pedas membaca kata-kata kotor yang juga dialamatkan pada ulama-ulama dan mujahid.

Btw, Buku 'Belajar Dari Akhlak Ustadz Salafi' adalah buku yang mencoba meluruskan pandangan yang keliru tentang akhlak, terutama para dai yang keras dalam berdakwah. Hampir 90% buku ini isinya tentang dalil dan penjelasannya yang lengkap. [adt]

JJ

10

Di Luar Shalat“Shaff Lurus dan Rapat”

aat shalat berjamaah kita sering kali mendengarkan imam memberi perintah untuk Smeluruskan dan merapatkan shaff pada

makmum. Hal ini merupakan perintah dari Rasulullah Saw untuk imam agar selalu mengingatkan hal itu kepada makmum dibelakangnya. Begitu juga perintah bagi makmum untuk otomatis mengikuti perintah imam meluruskan dan merapatkan shaff tersebut. Hadits tentang hal ini sangatlah banyak kita temui;

Anas r.a. berkata, "Iqamah telah dikumandangkan, lalu Rasulullah menghadap kami dan bersabda, 'Luruskanlah shaf-shaf kamu dan rapatkanlah, karena sesungguhnya aku melihatmu dari belakang punggungku.' Salah seorang dari kami menempelkan pundaknya ke pundak kawannya, dan kakinya ke kaki kawannya." (HR. Bukhari)

Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Imam itu dijadikan untuk diikuti. Karena itu, janganlah kamu menyalahinya. Apabila dia sudah bertakbir, maka bertakbirlah kamu. Apabila dia ruku, maka rukulah kamu. Apabila dia membaca, 'Sami'allaahu liman hamidah' ; maka bacalah, 'Rabbana wa lakal hamdu.' Apabila dia sujud, maka sujudlah kamu. Apabila dia shalat dengan duduk, maka shalatlah kamu semua dengan duduk. Luruskan shaf (barisan) dalam shalat, sesungguhnya meluruskan shaf itu sebaik-baik shalat." (HR. Bukhari)

Anas mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Luruskanlah shaf kalian, karena meluruskan shaf itu adalah termasuk kesempurnaan mendirikan shalat." (HR. Bukhari)

Dari Busyair bin Yasar al Anshari dari Anas bin Malik bahwasanya ia datang di Madinah lalu ditanyakan kepadanya, "Apakah ada sesuatu yang kamu ingkari (anggap tidak baik) dari apa yang kami semua lakukan sejak hari kamu bergaul bersama Rasulullah?" Ia berkata, "Saya tidak mendapat sesuatu yang patut saya ingkari kecuali kalian tidak meluruskan shaf pada waktu shalat." (HR. Bukhari)

Dari Nukman bin Basyir ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaiknya engkau mau meluruskan barisanmu atau Allah akan menancapkan rasa permusuhan di antara engkau. (Shahih Muslim)

Dan masih banyak lagi dengan riwayat-riwayat lainnya

11

tDi Luar Shalat“Shaff Lurus dan Rapat”

yang menjadi dalil pentingnya merapatkan dan meluruskan shaff saat kita melakukan shalat berjamaah.Jika sholat sendirian, tidak ada yang namanya perintah meluruskan shaff. Tapi jika kita sholat berjamaah di masjid, meluruskan dan merapatkan shaff menjadi suatu perintah. Perintah tersebut yang seolah terkesan sepele, tapi dalam satu hadits terakhir di atas, jika kita meremehkan perintah meluruskan dan merapatkan shaff maka Allah Swt. akan menancapkan rasa permusuhan diantara kita.

Shaff dan Ukhuwah IslamiyahMakna yang bisa kita ambil adalah bahwa kelurusan dan kerapatan shaff itu memiliki kaitan langsung kepada Ukhuwah Islamiyah. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan diantara umat Islam adalah nilai penting yang harus dijaga dari lurusnya shaff kita dalam setiap shalat berjamaah. Jangan sampai diri kita menjadi orang yang tidak memahami makna ukhuwah ini hingga membuat kita suka sekali berseteru, berselisih, dan berpecah-belah antar sesama saudara seiman. Kerapatan dan kelurusan shaff bisa menjadi tak berarti apa-apa jika diluar shalat kita suka menyulut perpecahan, suka mengghibah, suka memfitnah, menuduh orang lain atau jamaah lain dengan tuduhan kafir, sesat, bid'ah, batil dengan mudah.

Umat ini belum bisa bersatu-padu. Untuk mencapai kebangkitan peradaban Islam yang kita rindukan bersama selalu menemui batu-batu sandungan dari dalam tubuh umat Islam sendiri. Kalau kaum liberal dan sekuler sih memang jelas musuh kita, tapi jamaah-jamaah Islam tidak seharusnya suka saling berpecah hanya karena perbedaan kecil yang tidak prinsipil.

Oleh karena itu, ingatlah dalam hatimu. Ketika kita bersiap mengambil posisi solat berjamaah. Rapatkan telapak kaki pada makmum disamping kita. Luruskan tumit. Rapatkan bahu. Jangan berlebih-lebihan. Lalu ingatlah bahwa ini salah satu bentuk cinta kita kepada mereka semua dalam shalat berjamaah. Tebarkan senyum dan sapa ketika bertemu sesama jamaah diluar shalat. Jika ada yang belum merapatkan shaff, ingatkan mereka dengan cara yang ma'ruf, agar mereka ikut pada barisan kita. Insya Allah dengan ini satu tahap anak tangga menuju peradaban Islam ala Madinah yang kita cita-citakan itu sudah kita naiki. []

“Rasa persaudaraan dan kekeluargaan diantara umat

Islam adalah nilai penting yang harus dijaga dari lurusnya shaff

kita dalam setiap shalat berjamaah. Jangan sampai diri kita menjadi orang yang tidak memahami makna ukhuwah ini hingga membuat kita suka sekali

berseteru, berselisih, dan berpecah-belah antar sesama

saudara seiman.”

12

1513

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmuibuku sayang masih terus berjalan, walau tapak kaki penuh darah penuh nanah"

Selalu saja ada atmosfir beda yang membuat haru setiap mendengar lagu ini. Lagu yang selalu berhasil membuat hati ini terkoyak setiap mendengar dan meresapi bait-bait liriknya. Kadang membuat hidung ini kembang kempis menahan haru, lalu air mata diam-diam dengan malu, menuruni pipi ini. Kadang membuat ingin menelpon ibu di rumah atau segera mendekap ibu tersayang, lalu menangis sejadi-jadinya di pangkuannya. Demi Allah, aku tak pernah bisa membalas jasa-jasanya, oh Ibu sayang.

Masih teringat dan dan tak pernah lekang kepingan memori mengingat waktu itu. Dua puluh tahun lalu.

"A, sudah tidur sana, nanti sekolahnya kesiangan" ujar Ibu yang masih mengupas kulit ubi untuk digoreng dengan tepung. Aku yang terbangun karena ingin pergi ke kamar kecil akhirnya menuruti permintaan Ibu karena mata ini memang masih mengantuk. Kadang kala aku tertidur di tikar yang terhampar di dapur sambil memperhatikan kedua orangtuaku sibuk memasak.

Ibu yang tegar dan ikhlas membantu Bapak demi perekonomian keluarga dengan menjual gorengan selalu membuat aku kagum dan haru. Bapak yang bekerja di sebuah pabrik kawat di bilangan Tangerang, di pinggir jalan Daan Mogot selalu menyempatkan mengajari kami baca tulis dan menghitung. Ah, walau kadang kala Bapak mengajar dengan keras tapi hasilnya sudah sepantasnya aku banyak berterimakasih kepadanya. Ketika ucapan Bapak sudah keras karena aku tampak lamban berpikir, biasanya Ibu "menyelamatkan" dengan mengajakku belanja ke warung Mpok Wati.

Bersambung ke halaman 15...

Dakwah Ente

Jadi Gak

Yang Bikin

Bener

akwah dengan cara yang kasar, tidak santun, atau suka menghakimi saudara sendiri dengan vonis sesat, bid'ah, kafir, Ddan sejenisnya ternyata punya beberapa penyebab utama.

Kalau kita kaji lebih dalam, barangkali ini beberapa hal yang boleh dibilang ikut melatar-belakangi sikap-sikap itu, antara lain:

1. Kesalahan Paradigma DakwahHarus secara jujur kita akui bahwa masih seringkali kita -siapa

pun juga- punya paradigma keliru terhadap dakwah. Rasanya kalau sudah bisa mentahdzir, memperingatkan, atau mengutuk perbuatan orang yang dianggap salah, berarti dakwah sudah selesai. Kalau sudah berhasil mencaci maki habis di media internet, rekaman ceramah atau lewat buku dan majalah, berarti urusan sudah selesai. Sedangkan bagaimana reaksi dan penerimaan mereka yang diingatkan, tidak ada urusan. Biar yang ditahdzir itu merasa terhina sekalian, dan itu memang disengaja, sebab hinaan justru itu dianggap sebagai hukuman atas kesahalannya. Astaghfirullah. Inilah bentuk paradigma yang salah kaprah. Kalau sampai seorang pimpinan kelompok punya pikiran seperti ini, memang masalahnya tidak akan selesai.

2. Rancunya Konsep Mabadi' dan Furu'iyahKesalahan kedua adalah tercampur baurnya konsep masalah

pokok dengan masalah cabang. Kita sering lihat apa yang dijadikan bahan pertengkaran hanya urusan sepele, tidak jelas ujung pangkalnya. Bahkan para ulama besar pun masih berbeda pendapat. Tapi perbedaan pendapat itulah kemudian yang dijadikan 'amunisi' untuk menyerang saudaranya. Dan dianggapnya bahwa pendapat yang dibelanya itu adalah kebenaran hakiki. Siapa pun yang tidak setuju dengan pendapat dirinya, maka harus jadi musuhnya.

Kita memang harus tegas kepada kelompok yang jelas-jelas menyimpang dari aqidah, misalnya kalangan Ahmadiyah yang bernabi kepada Mirza Ghulam. Atau kepada kalangan Liberalis yang menyatakan semua agama sama dan benar serta diterima Allah. Tapi kalau urusan jenggot, isbal, baju kemeja dikeluarkan, minyak wangi, lebih dekat ke urusan furu'iyah, sejak dulu sampai sekarang tidak pernah selesai masalahnya.

3. Kepentingan PribadiDari sekian banyak kasus yang kami ketahui tentang

perseteruan antar faksi dan kelompok, yang sangat kami sayangkan justru banyak yang dilatar-belakangi urusan pribadi. Ada yang urusan duit, ada juga yang terkait dengan masalah ketersinggungan personal, ada juga yang masalah sengketa keluarga.

Pokoknya, urusan pribadi sering kali ikut juga memperkeruh suasana. Namun tidak etis rasanya kalau contoh kasusnya dibedah di sini. Nanti malah akan jadi MGM. Apa itu MGM? 'Media Ghibah Nasional'.

Dan kasus-kasus model begini tidak lantas hanya dimiliki oleh satu kelompok saja. Coba kita lihat, nyaris hampir di semua kelompok dakwah, baik yang formal atau yang tidak formal, ternyata tidak juga sepi dari kasus dengan latar belakang seperti ini.

Kita sering lihat apa yang dijadikan bahan pertengkaran

hanya urusan sepele, tidak jelas ujung pangkalnya.

Bahkan para ulama besar pun masih berbeda pendapat. Tapi

perbedaan pendapat itulah kemudian yang dijadikan

'amunisi' untuk menyerang saudaranya. Dan dianggapnya

bahwa pendapat yang dibelanya itu adalah

kebenaran hakiki. Siapa pun yang tidak setuju dengan

pendapat dirinya, maka harus jadi musuhnya.

14

wa eDak h Ent

Ja i Gd ak

Ya kin ngBi

nBe er4. Faktor Gengsi

Ini penyakit manusia. Seorang bintang di atas panggung biasanya butuh tepuk tangan. Semakin ditepuki semakin bergayalah dia. Semakin bisa menghujat rekannya, maka semakin berkibarlah dia. Betapa banyak perseteruan itu kadang sudah lepas dari akar permasalahannya. Yang tersisa tinggal masalah dendam dan gengsi.

Tapi sekali lagi kami katakan ini justru sangat manusiawi. Rupanya tokoh besar pun juga punya titik-titik kelemahan, salah satunya adalah susahnya melawan gengsi. Tentu masih banyak analisis yang bisa dibedah, insya Allah kapan-kapan kita akan bicarakan lebih panjang, tanpa harus menunjuk hidung, tanpa menyebut nama, tanpa harus ada yang dijatuhkan atau merasa dijatuhkan. Karena penyakit itu adalah penyakit kita bersama, bukan monopoli kalangan tertentu. Semua akan jadi pelajaran penting bagi kita dalam menata umat ini ke depan.Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.[]

(dikutip dari salah satu jawaban konsultasi dalam www.eramuslim.com oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc.)

D kwah Enta e

ad GJ i ak

Y n ik a gB in

Bener

15

Lanjutan dari halaman 13...

Sungguh paduan sempurna kasih sayang mereka.Bapak kulihat masih menggoreng beberapa ubi dan pisang di penggorengan dengan minyak panas di atas kompor minyak tanah merek Butterfly untuk dijual esok hari. Hawa dapur di sepertiga malam terakhir ini menjadi hangat. Rumah kontrakan yang masih berdinding bilik bambu menjadi saksi bisu perjuangan orangtuaku. Pagi hari biasanya Ibu menjual dengan menitipkan ke warung Mpok Wati di depan musholla di kampung kami.

Siang hari setelah pulang dari sekolah, biasanya aku menjadi agen pengintai penjualan gorengan Ibu di warung sambil bermain di depan musholla. Kalau banyak yang terjual langsung meluncur kalimat hamdalah berkali-kali dari bibir ini dan senyum-senyum sendiri sambil tetap bermain. Kalau sisa gorengan masih banyak aku masih yakin bahwa masih ada sore dan malam hari. "Semoga banyak yang laku terjual," doaku diam-diam dalam hati.

"A, tolong lihat sisa gorengan di warung si Mpok," pinta Ibu di setiap petang selepas aku mengaji atau shalat isya di musholla. Segera aku berlari ke warung dan mengintai sisa gorengan di warung. Satu, dua, tiga, kuhitung dengan hati-hati tanpa sepengetahuan Mpok Wati atau keluarganya, biasanya aku juga mengendap-endap juga supaya tidak ketahuan. Kalau tersisa sedikit, aku segera berlari pulang ke rumah sambil tersenyum memberitahukan kepada Ibu. Jika masih sisa banyak, kadang dengan wajah murung aku melapor ke Ibu. Biasanya Ibu langsung menghiburku, "Gapapa, kan masih ada besok. Rezeki Allah masih banyak A,”

"seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, ibu….""ingin kudekap dan menangis di pangkuanmu, sampai aku tertidur, bagai masa waktu kecil dulu""lalu doa-doa baluri seluruh tubuhku, dengan apa kumembalas, Ibu..”[cc]

enilik perkembangan media yang seiring sejalan membuat detak jantung terpompa karena setiap Msaat dan detik ummat ini dipinggirkan dan

terfitnah, ternyata masih ada secercah harapan akan kebangkitan tersebut. Dari mana? Seperti banyak tertulis dalam kamus pencerahan kejiwaan atau wirausaha, bahwa setiap insan yang optimis akan melihat sesuatu sebagai peluang untuk maju demikian pula seorang muslim yang baik akan melihat bahwa tantangan harus di jawab bukan dihindari.

Banyak media yang ada di luar sana yang mengajak jiwa kita semakin menjauh dari Allah swt harus kita berikan penawarnya yaitu "media yang bisanya sudah ditawarkan" seperti bisa ular yang menjadi obat bagi orang yang tergigit ular berbusa.

Apa dan bagaimana?Silakan sobat muslim meluangkan waktu media apa yang bisa dijadikan sebagai penawar tersebut. Jika sudah akrab di internet, mulailah menulis dengan blog gratisan yang banyak, atau jika sudah bisa membuat website secara professional, silakan membuat portal berita yang isinya bisa membuat ummat melepaskan dahaga akan media yang bersahabat dengan mereka atau dengan menjadikan usaha bagi pengusaha muslim yang ingin prodak mereka bisa tampil di internet.

Jika bisa membuat majalah dinding atau newsletter (kita mungkin mengenal dengan bentuk lembar Jumatan mingguan), silakan buat majalah dinding atau newsletter tersebut. Ada rezeki sedikit, silakan potokopi dan distribusikan pada orang yang membutuhkan informasi tersebut. Mesjid, musholla, kampus, sekolah dan komunitas pengajian pegawai juga bisa jadi sasaran, jika perlu ibu-ibu pengajian, tukan ojeg, becak dan lainnya juga. Sobat bisa menebak sendiri isu mana yang relevan dengan tingkatan penerimaan pengetahuannya.

DO NOT HATE THE MEDIA,

BE THE MEDIA!

Apapun media yang bisa dijadikan sebagai penawar dahaga dan

senjata untuk menjelaskan fitnah yang harus diluruskan kepada

ummat ini harus dijelaskan dalam bentuk bahasa paling mudah dan

etika jurnalisme juga. Marah boleh tapi akhlaqul kharimah seorang muslim pun harus dapat terjaga.

words: cece yaya sudarya

“media is the weapon to speak the truth”

16

DO NOT HATE THE MEDIA,

BE THE MEDIA!

MEDIA& UMAT ISLAM

“media is the weapon to speak the truth”

words: aditya abdurrahman

Apapun media yang bisa dijadikan sebagai penawar dahaga dan senjata untuk menjelaskan fitnah yang harus diluruskan kepada ummat ini harus dijelaskan dalam bentuk bahasa paling mudah dan etika jurnalisme juga. Marah boleh tapi akhlaqul kharimah seorang muslim pun harus dapat terjaga.

infiruu khifaafan watsiqaalan wajaahiduu bi-amwaalikum wa-anfusikum fii sabiili allaahi dzaalikum khayrun lakum in kuntum ta'lamuuna[QS. 9:41]

Artinya : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah (Pengampunan) ayat 41)

[cc]

Sudah sangat lama kami ini merindukan bermunculannya media-media yang berorientasi dakwah. Yang mampu menendang keberadaan media massa yang sangat amoral dan sekuler. Sangat menyedihkan ketika umat ini selalu salah dalam memperoleh informasi tentang agamanya sendiri. Taruhlah kasus tragedi WTC yang sempat menggemparkan dunia, hingga Usamah bin Laden jadi bulan-bulanan semua media yang terhegemoni oleh pemikiran Fir'aun Era Kontemporer alias George Bush. Akibatnya, presiden kita dan hampir seluruh umat Islam di Indonesia ikut-ikutan phobia terhadap aktivitas Islami yang 'agak' fundamental, …yah kalo

bahasa kita, mungkin 'Islam yang taat'-lah. Akhirnya kena deh Ust. Abu Bakar Ba'asyir, yang gak salah tapi dipenjara. Umat Islam di Indonesia yang sangat krisis ilmu ini, udah jarang menjadikan ilmu agama sebagai prioritas, ketika dapat informasi melalui media massa tentang agamanya sendiri jadi malah salah kaprah. Contohnya seperti meng-kyai-kan dukun, iman kepada malaikat taunya yang dibayangkan malaikat itu mirip 'Ibu Peri' dalam sinetron, atau koran-koran nasional yang semakin banyak yang mendukung isu-isu pluralisme dan sekulerisme. Aduh, pokoknya serba pendangkalan akidah lah…saya yakin ini ada campur tangan orang-orang kafir.Begitu juga kasus yang paling 'old school' banget, masalah tanah suci kita Palestina. Betapa sejak tahun 1940-an umat Islam di butakan oleh media tentang masalah ini. Sehingga kita semua nyatai-nyantai aja kalo denger kata 'Palestina' disebutkan. Padahal bagi sebagian orang yang benar-benar tahu tentang masalah ini, Palestina adalah masalah keumatan yang sangat urgent untuk diangkat dan butuh uluran tangan kita. Saya pernah prihatin ada salah seorang takmir masjid yang menolak bulletin jum'at yang saya berikan cuma-cuma tentang berita-berita umat Islam di belahan bumi yang lain. Tentang urgensi membantu Palestina, Irak, dll. Namun kata seorang takmir itu, “Saya tidak sebarkan bulletin ini karena takut jamaah sini punya persepsi negatif kepada Islam”, begitu kira-kira katanya.Hah?! Memangnya saya ngajak para jamaah untuk ngrakit Bom untuk syahid di Palestina? Saya cuma ngasitau kalo saudara-saudara kita tuh di Palestina pada ditembaki demi melindungi Masjidil Aqsha yang kita semua tau itu kiblat pertama kita! Plis deh!!...Kemenangan orang-orang kafir untuk mencuci otak manusia itu dengan bersenjatakan media massa. Artinya, untuk mengatasi balik serangan mereka adalah menjadikan media massa menjadi 'alat' pula, untuk mengembalikan opini masyarakat ke pihak yang benar dan agar memberikan filter agar jeli terhadap berita yang menyimpang.Benar kata penulis artikel sebelumnya, kita kerahkan semua kemampuan kita untuk menulis, menulis, dan menulis, lalu kita sebarkan, sebarkan , sebarkan. Kopikan file-file anda kepada teman-teman milis teman-temanmu. Fotokopikan selebaran-selebaran dakwah dan bagikan gratis ke orang-orang sekitarmu. KITA OPTIMALKAN MEDIA!!! [adt]

17

words :Adian HusainiKetua Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia

ebiadaban kaum Yahudi terhadap warga Palestina masih berlangsung. PBB sudah mengecam, Dunia KIslam --melalui OKI-- telah mengutuk dan

mengajukan resolusi ke Dewan Keamanan PBB. Tapi semua itu kandas karena diveto Amerika Serikat (AS) dan Prancis. Di Indonesia, demo menentang perlakuan kejam Israel silih berganti. Hampir tak ada kata-kata lagi yang bisa menggambarkan kekejaman dan kekejian Yahudi Israel.

Anehnya, masih ada media massa di Indonesia yang menggunakan istilah 'militan Palestina' untuk pejuang Palestina. Istilah yang tidak disematkan kepada penguasa Zionis Yahudi dan para pendukungnya, yang terang-terangan membantai warga sipil Palestina. Terjadi stigmatisasi dan demonisasi, sehingga seolah-olah darah para pejuang Palestina memang 'halal' ditumpahkan dengan cara apa saja.

Seperti biasa, Yahudi tak menggubris suara dunia, apalagi suara umat dan dunia Islam. Sepertinya Israel sudah hafal irama respons kaum Muslim. Jika dibantai, dibunuh, dan dianiaya, mereka akan mengeluarkan resolusi atau kecaman. Paling jauh melakukan aksi demonstrasi, membakar bendera Israel dan AS. Setelah itu, diam.

Saat umat Islam di mana-mana menggelar aksi menentang pembunuhan Syekh Ahmad Yassin, Menteri Pertahanan Israel, Saul Mofaz, cukup berujar,''Biarkan saja, mereka juga nanti akan lupa.'' Israel membela aksi militernya di Gaza sebagai bentuk pembalasan terhadap penyanderaan seorang tentaranya. Untuk itu, Israel menerapkan hukuman kolektif: Semua penduduk Palestina adalah bersalah. Logika ini didukung AS dan sekutu-sekutunya. Tapi, hukum ini tidak berlaku jika ada tentara AS yang membantai dan menyiksa kaum Muslim di Irak, Afghanistan, Guantanamo, dan sebagainya. Tentu saja umat Islam harus maklum akan kondisinya. Umat Islam adalah pihak yang kalah, teraniaya, terzalimi, terpojokkan. Semua itu terjadi karena umat Islam lemah; tidak disegani oleh umat-umat lain.

Orang Yahudi yang jumlahnya tak lebih dari 16 juta jiwa, berani mempermainkan umat Islam. Israel tentu paham, meskipun berjumlah sekitar 1,3 miliar jiwa, umat Islam laksana 'bangkai'. Tak perlu disegani dan ditakuti, apalagi dengan dukungan penuh AS. Seolah-olah Yahudi dan kroninya berpikiran: ''Bunuhi saja umat Islam! Bantai saja mereka! Kuras minyak mereka, emas mereka! Kuasai perusahaan mereka! Paling-paling, nanti umat Islam akan melakukan demonstrasi dan mengeluarkan resolusi.'’

Resolusi, demonstrasi, kutukan, adalah bentuk aksi umat Islam menentang kebiadaban Israel selama ini. Tentu, ini tidak salah, bahkan sangat bermanfaat. Tetapi, energi 'kemarahan' umat ini harusnya dipelihara, disalurkan ke dalam bentuk perlawanan yang berkelanjutan. Realitas politik menunjukkan, b a n y a k p e n g u a s a d i d u n i a I s l a m y a n g menggantungkan kekuasaannya kepada negara-negara Barat yang menjadi pendukung Israel.Usulan resolusi negara-negara OKI kali ini perlu diapresiasi. Namun, seharusnya OKI tidak berhenti sampai di situ, sehingga tidak terkesan basa-basi dalam membela Palestina.

18

ProksiSaat KTT OKI di Malaysia, Oktober 2003, PM Malaysia, Mahathir Mohamad, sudah mengingatkan bahwa Yahudi memerintah dunia dengan proksi --melalui tangan negara-negara besar. Kata Mahathir: ''The European killed six million Jews out of 12 million. But today the Jews rule this world by proxy.'’

Kaum Yahudi internasional marah atas pidato Mahathir dan menyerukan boikot terhadap Malaysia. Namun, usaha Y a h u d i i t u t a k b e r h a s i l . B a n y a k k e p a l a negara/pemerintahan Barat marah kepada Mahathir. PM Autsralia, John Howard langsung menyerang Mahathir, seraya menyebut ungkapan Mahathir ''berbahaya dan menjijikkan''. Melalui pidatonya, Mahathir sebenarnya bermaksud mengajak umat Islam merenungkan kembali posisi mereka. Mengapa sebagai umat besar tidak dapat berbuat banyak. Dia kemudian membandingkan dengan Yahudi, yang selama 2000 tahun ditindas, lalu berhasil bangkit, menggunakan strategi mengandalkan 'otak' dan ilmu pengetahuan.

Dari segi jumlah, dibandingkan dengan Islam dan Kristen, Yahudi sangat kecil. Dalam Atlas of The World's Religions, disebutkan jumlah pemeluk agama Yahudi 15.050.000. Meskipun demikian, mereka adalah para pekerja tangguh dan memiliki perencanaan jelas dalam pergerakan mewujudkan negara Israel. Dalam Kongres Zionis I di Basel, 1897, pendiri Zionisme modern, Theodore Herzl, sudah mencanangkan berdirinya negara Yahudi, 50 tahun kemudian. Rancangan itu terwujud dengan berdirinya negara Israel 14 Mei 1948. Dalam pidatonya, Mahathir sebenarnya menekankan umat Islam belajar dari sejarah Yahudi. Bagaimana bangsa kecil yang mengalami penindasan 2000 tahun ini berhasil survive dan bahkan kemudian menjadi salah satu kekuatan dunia (world power). Ia menekankan, Yahudi selamat lebih karena menggunakan 'otak', dan bukan hanya kekuatan fisik.

Bisa dikalahkan Bagian pidato Mahathir yang sangat menohok bangsa Yahudi adalah pernyataannya, bahwa Yahudi bukanlah bangsa yang tak dapat dikalahkan Kata Mahathir,''Inilah saatnya kita berhenti sejenak dan berpikir. Jika kita dapat berhenti sejenak dan berpikir, kemudian kita mampu menghasilkan satu rencana, satu strategi yang dapat mengantarkan kita pada kemenangan akhir.'’

Meminjam istilah Mahathir, sudah saatnya dunia Islam termasuk kaum Muslim di Indonesia mulai berpikir serius dalam merumuskan strategi perjuangan melawan Yahudi. Sebelum melakukan perlawanan, umat Islam harus tahu persis, di mana posisi-posisi Yahudi di Indonesia: Perusahaan mana saja yang dibiayai Yahudi. Siapa saja pendukung-pendukungnya di Indonesia. Bagaimana cara mereka menguasai umat Islam.

Semua itu harus dipelajari dan dikaji dengan serius oleh umat Islam, agar tidak salah dalam melangkah dan menyusun program perjuangan; agar tidak sporadis dalam melawan kekuatan Yahudi yang sudah menggurita di berbagai sektor kehidupan: Informasi, studi dan pemikiran Islam, keuangan, sampai barang-barang konsumsi rumah tangga.

Perjuangan melawan hegemoni Yahudi dan kroninya adalah perjuangan panjang dan membutuhkan keseriusan, ilmu dan kesabaran. Dalam istilah Ustad Syuhada Bachri, tokoh Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, sudah saatnya umat Islam melakukan kerja keras dan kerja cerdas. Maka, sudah saatnya umat I s lam berusaha keras membangun pos is i kemandiriannya, terutama dalam pemikiran, budaya, dan ekonomi.

Sangatlah sulit dibayangkan, bagaimana kaum Muslim mau melawan Yahudi, sedangkan untuk air minum saja, umat Islam masih merasa nyaman mereguk air kemasan produk Yahudi. Dan sangatlah mustahil mengalahkan Yahudi dan kroninya, jika untuk pemikiran Islam saja, kampus-kampus berlabel Islam bangga menerapkan metode penafsiran Bibel Yahudi untuk penafsiran Alquran.

Wallahu a'lam.[]

17

GraphicDesign&Printing

031-60738005

Y

SA’IGALLERY

Internet merupakan salah satu teknologi terpenting di awal abad 21 ini. Hampir semua bidang memanfaatkannya. Begitu pula dengan perkembangan dakwah Islam, yang juga tidak boleh tertinggal dalam mengambil manfaatnya. Ada begitu banyak solusi baru yang diberikan oleh Internet. Buku ini akan membahas mulai dari sejarah Internet, pemanfaatan Internet untuk dakwah Islam, berbagai komunitas Islam di Internet, hingga tantangan di Internet : pornografi, judi, situs fitnah, dan cyber war. Buku ini juga dilengkapi dengan ratusan daftar situs dan milis Islam baik dari dalam maupun luar negeri, serta mengungkapkan dapur kerja beberapa situs Islam populer.

"Buku yang ada di hadapan Anda sekarang adalah sedikit, kalau bukan satu-satunya, dari buku dalam bahasa Indonesia yan berusaha menunjukkan lautan informasi tentang Islam, umat Islam, dan perilaku orang-orang Islam di dunia maya" (Dr. Ibnu Hammad -- Direktur Institute for Democracy and Communication Research – INDICATOR)

"..buku ini bisa menggugah pembaca untuk lebih mempelajari dan mulai berkarya di dunia maya yang lepas dari berbagai batasan fisik, batasan birokrasi, batasan ruang dan batasan waktu. Bayangkan kita dapat beramal soleh tanpa batasan-batasan yang dulunya secara alamiah akan membatasi kita..." (Onno W. Purbo PhD –- Pakar Internet)

"Buku ini menambah wawasan kita tentang Islam dan dunia maya. Syarif dan Zulfikar menulisnya dengan sistematis, populer dan menarik. Sayang bila melewatkannya. Apalagi tak banyak buku seperti ini yang terbit di Indonesia." (Helvy Tiana Rossa – Forum Lingkar Pena)

*Penulis adalah anggota Forum Lingkar Pena (FLP) dan Pengasuh Rubrik "Internid" di Majalah Annida

Islam VirtualKeberadaan Dunia Islam di Internet

Penulis : Syarif Hidayatullah* dan Zulfikar S Dharmawan

MILIKI BUKU YANG AMAT BERHARGA INI,HANYA DENGAN RP 30.000,-

(PLUS BIAYA KIRIM UNTUK JABOTABEK).ADA DISKON KHUSUS UNTUK PARA AGEN.

Kontak segera Rasyid Agency : 0815 1437 5227*

*Untuk pembelian wilayah Surabaya dan sekitarnya hubungi Redaksi SA’I Magz 031-60738005