majalah sai sarathi medan

86

Upload: pustaka-sai

Post on 09-Mar-2016

276 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Majalah Sai Sarathi SSG Medan

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Sai Sarathi Medan
Page 2: Majalah Sai Sarathi Medan

EDISI : 05 JUNI - JULI 2010

DAPUR REDAKSI

Pelindung : Bapak M.U. Phoa Krishnaputra

Bapak Mohan Leo

Penasehat : Koordinator wilayah I, Sai Indonesia

Pemimpin : Nyoman Sumantra

Bendahara : Sures

Ilustrator : Silvia

Crew : Sumantra, Mahendra, Jaya

Alamat : Jln T.B Simatupang, Gg Sai Ganesha

No. 5 - E. Medan - Sunggal

E-mail : [email protected]

PETUNJUK JALAN KEBAJIKAN MENUJU KEDAMAIAN

DENGAN TONGKAT KEBENARAN, KASIH

DAN TANPA KEKERASAN.

Page 3: Majalah Sai Sarathi Medan
Page 4: Majalah Sai Sarathi Medan

DAFTAR ISI

Sekapur sirih dari Redaksi.............................................................

Pesan Pembuka............................................................................

Wejangan Bhagavan (Nabhaka, Naabhaka, Ambarisha)…………..

Kolom Kesehatan (Manfaat Jus)..……………………………………

Keagungan Swami……………………………………………………..

Renungan...…………………………………………………………….

Cerita Budi Pekerti…..………………………………………………...

Kolom Pendidikan (Manfaat Cerita bagi anak)…………………….

Pembangkit keyakinan (V)……………………………………………

Pertanyaan dan Jawaban …………………………………………….

Jendela Informasi Dunia (Tembok besar China)……………………

Cerita Motivasi dan Kehidupan...……………………………………

Seri Tokoh Dunia (Sir Alexander Fleming)………………………….

Pojok Tertawa ………………………………………………………..

Cerita Bergambar……………………………………………………..

Wejangan Bhagavan (Kekuatan Keyakinan)………………………..

Kegiatan SSG Medan………………………………………………….

1

2

3

28

31

34

36

40

43

44

51

54

56

59

61

66

72

Page 5: Majalah Sai Sarathi Medan

SEKAPUR SIRIH DARI REDAKSI

Om Sri Sai Ram para pembaca yang terkasih. Atas rahmat dan limpa-

han kasih dari Swami, maka Sai Sarathi dapat kembali hadir di tengah-tengah

para pembaca semuanya. Untuk dapat menjalani kehidupan di dunia ini maka

manusia memerlukan keahlian, kecakapan dan juga yang paling penting

adalah karakter yang baik. Untuk mendapatkan semuanya ini, maka manusia

harus memasuki yang namanya “pendidikan”. Kita semua sangat berharap

bahwa pada sistem pendidikan yang ada saat sekarang dapat memberikan kita

semua hal yang dibutuhkan.

Namun, kita sekarang dapat melihat dengan jelas bahwa sistem pen-

didikan duniawi ternyata tidak mampu membekali dan membangkitkan nilai

yang ada di dalam diri kita. Pendidikan saat sekarang hanya berorientasi pada

pengetahuan hafalan yang berasal dari buku saja dan bukan pengetahuan yang

dapat mereka alami dari dalam diri mereka. Bentuk pendidikan yang seperti

ini sangat sulit untuk mendapatkan “Akhir dari pendidikan adalah karakter”.

Untuk itu kita perlu sebuh sistem pendidikan yang dapat membangkitkan nilai

-nilai luhur kemanusiaan yang bersemayam di dalam diri manusia. Maka dari

itu Swami membentuk sistem pendidikan yaitu “Sathya Sai Education” yang

menuntun para pelajar untuk bisa mendapatkan keharmonisan dalam berpikir,

berbicara dan bertindak. Jika hal ini dapat diraih maka para siswa akan men-

jadi pelita dimanapun mereka berada.

Jay Sai Ram

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 1

Page 6: Majalah Sai Sarathi Medan

PESAN PEMBUKA

Jangan membuang waktu hidupmu dengan membuat rencana,

Yang mana rencana tersebut sudah dibuat

Gunakan waktu tersebut dengan bijak dan berdoa

Dan carilah Aku pada semuanya, pada setiap makhluk hidup

Milikilah keyakinan terhadap rencana-Ku

Dan ketahuilah bahwa Aku hadir

Di sepanjang waktu dan di setiap tempat

Hal yang dapat engkau lakukan adalah meminta pertolongan dari-Ku

Aku tidak memerlukan waktu untuk hadir di setiap tempat

Aku pasti hadir dimanapun juga

Dimanapun tempat yang Aku kehendaki

Sesungguhnya, ketika engkau memikirkan-Ku

Maka Aku datang seketika itu juga.

Sai Darshan bagian I

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 2

Page 7: Majalah Sai Sarathi Medan

NABHAKA, NAABHAKA & AMBARISHA

Pradoshe Deepakaschandrah

Prabhaate Deepaki Ravihi

Trailoke Deepako Dharmah

Suputrah Kula Deepakah

Bulan adalah sumber cahaya di

malam hari. Pada siang hari,

matahari memancarkan sinar.

Dharma menerangi ketiga dunia.

Seorang anak yang baik adalah

pelita dari keluarga.

Ada dua jenis malam hari: bulan

purnama dan bulan baru. Kegelapan

biasanya tidak disukai oleh kebanya-

kan orang. Namun ada beberapa

orang, seperti para pencuri dan

orang-orang jahat yang menyukai

kegelapan. Kegelapan membangkit-

kan pikiran-pikiran yang buruk dan

memudahkan untuk melakukan tin-

dakan yang berdosa. Karena itu

disebut dengan Raakshasa Kaalam -

waktu yang dimiliki oleh para setan.

Malam hari digolongkan ke dalam

tamo guna. Karena itu, orang-orang

yang baik dan penuh kedamaian ti-

dak menginginkan kegelapan.

Pradoshe Deepakaschandrah

Pada saat bulan purnama suasana

diliputi oleh cahaya dan keindahan.

Setiap orang menunggu datangnya

bulan purnama. Para pujangga men-

dapatkan inspirasi dan ilham untuk

menyusun puisi dengan memandang

bulan purnama dan melihat anak-

anak yang bermain penuh dengan

kegembiraan di dalam limpahan ca-

haya bulan yang lembut. Bulan dise-

but dengan chandamama - paman

bulan. Dia adalah paman bagi setiap

anak-anak, bagi para orang tua, bagi

para kakek dan nenek …. bagi setiap

orang. Dia adalah sama bagi setiap

orang. Maka dari itu, cahaya

memiliki banyak arti, dan dapat -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 3

Page 8: Majalah Sai Sarathi Medan

membangkitkan pikiran-pikiran

yang suci.

Prabhaate Deepako Ravihi

Matahari dan bulan menjaga dunia

ini. tanpa adanya matahari maka ti-

dak akan ada kehidupan. Matahari

memberikan kepada kita cahaya,

musim, hujan dan makanan. Banyak

jenis penyakit yang dapat disem-

buhkan dari pancaran sinar matahari

yang penuh dengan kebajikan.

Bahkan Listrik dapat dibangkitkan

dari cahaya matahari.

Trailoke Deepako Dharmah Yang ketiga adalah dharma:

Dharma mengandung arti “yang

mengikat”. Dharma mengikat kita

dalam sebuah batasan, membantu

kita dalam menempuh jalan yang

benar dan dalam melaksanakan ke-

wajiban kita. Dharma menegakkan

norma tingkah laku diantara dua

orang, diantara seseorang dan -

masyarakat dan seterusnya. Dharma

juga membantu menyuburkan per-

tumbuhan dan perkembangan dari

nilai-nilai kemanusiaan. Ketika

dharma merosot, maka nilai-nilai

kemanusiaan akan mengalami

penderitaan dan hal ini akan dapat

menimbulkan kehancuran di dalam

kehidupan. Sebuah negeri tanpa

adanya dharma adalah negeri tem-

pat para raksasa. Dharmo Rakshati

Rakshitah-Dharma melindungi

mereka yang melindungi dharma.

Maka dari itu, menjunjung tinggi

dharma adalah hal yang paling

penting untuk diperhatikan oleh para

pelajar saat sekarang. Dalam Weda

dijelaskan - Satyam Vada, Dharmam

Chara - berbicaralah yang benar dan

ikutilah kebajikan. Ini merupakan

warisan adi luhung dari para leluhur

kita. Harta karun yang sejati dari

Bharatiya hanyalah sathya dan

dharma.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 4

Page 9: Majalah Sai Sarathi Medan

Suputrah Kula Deepakah

Sekarang bagian yang keempat. Seo-

rang anak yang baik dapat mener-

angi seluruh keluarga. Bahkan seo-

rang anak yang penuh dengan keba-

jikan dapat membawa nama baik

bagi keluarga. Sebuah tanaman me-

lati memberikan keharuman yang

begitu memikat pada seluruh isi hu-

tan. Jika setiap rumah memiliki satu

orang anggota yang memiliki kebaji-

kan dalam karakter, maka dunia

akan memancarkan cahaya ke-

damaian. Memiliki banyak anak

yang tidak memiliki kebajikan

adalah tidak berguna. Cerita Maha-

bharata juga telah menjelaskan

kepada kita tentang kebenaran ini.

Dhritarashtra mempunyai seratus

putra namun semuanya tidak me-

nguntungkan bagi keluarga maupun

bagi kelangsungan kerajaannya.

Resi Suka tidak mempunyai anak

tapi beliau selalu dalam keadaan pe-

nuh dengan kebahagiaan!

Maka dari itu, adalah merupakan

kebodohan dengan merayakan pe-

nuh suka cita atas kelahiran seorang

putra. Seorang ayah tidak merasa

senang hanya ketika melihat kelahi-

ran putranya. Orang tua mengalami

kebahagiaan hanya ketika anak-anak

mereka memperlihatkan karakter

yang baik dan memperoleh nama

baik. Diantara para pelajar saat

sekarang kita membutuhkan para

suputra-anak-anak yang baik. Sia-

pakah yang dapat disebut sebagai

“anak-anak baik”? Apakah mereka

yang mempunyai hidung yang can-

tik, mata yang indah dan bentuk

tubuh yang bagus? Bukan itu. Hanya

ketika seseorang mempunyai sifat

yang suci dapat disebut sebagai anak

yang baik. Tidak peduli bagaimana

tampannya seseorang jika tanpa ke-

bajikan maka dia hanyalah orang

yang jelek.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 5

Page 10: Majalah Sai Sarathi Medan

Cerita tentang Naabhaka

Bhagavatam mengandung cerita ten-

tang seorang raja yang bernama

Nabhaka. Beliau memiliki banyak

anak dan salah satunya adalah Naab-

haka. Naabhaka adalah seorang

cendikiawan yang sangat terpan-

dang. Dia memasuki sebuah guru-

kula (tempat belajar) untuk mempe-

lajari berbagai jenis pengetahuan

yang berbeda. Dia merupakan seo-

rang siswa yang ideal. Dia mem-

persembahkan segala waktu dan en-

erginya untuk mendapatkan pendidi-

kan. Untuk hal ini dia bahkan sam-

pai melupakan orang tuanya! Dia

menganggap bahwa pendidikan

adalah permata bagi kehidupannya.

Dia menyadari kekuatan yang begitu

luar biasa dari pengetahuan yang

sejati dan memutuskan untuk

menghabiskan hidupnya untuk men-

dapatkan pengetahuan ini. Naabhaka

menghabiskan banyak waktunya di

gurukula. Tepat pada waktunya -

Nabhaka yang merupakan ayah

Naabhaka menjadi semakin tua dan

memutuskan untuk membag i

kekayaannya diantara putra-

pu t r anya . D ia me mber ika n

kekayaannya kepada semua

putranya namun dia lupa akan Naab-

haka karena dia berada jauh untuk

mendalami pendidikan. Setelah

Naabhaka menyelesaikan pendidi-

kannya, dia memutuskan untuk kem-

bali pulang. Dia melihat saudaranya

telah memerintah kerajaan. Dia ber-

t a n ya k e p a d a s a u d a r a n ya ,

“Saudaraku, apa yang diberikan oleh

ayah untuk menjadi harta wari-

sanku?” Mereka menjawab,”Ayah

tidak meninggalkan apapun un-

tukmu. Namun kami belum memu-

tuskan apa yang harus dilakukan

dengan ayah sendiri. Karena itu,

engkau dapat memiliki ayah sebagai

harta warisanmu. Naabhaka adalah

seorang yang berpendidikan tinggi.

Dia menyadari tentang bentuk -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 6

Page 11: Majalah Sai Sarathi Medan

hormat kepada ayah dan dia ber-

kata,”Ayah adalah harta yang cukup

bagiku.” Seperti halnya dijelaskan di

dalam kebudayaan India yang suci -

Maatru Devo Bhava, Pitru Devo

Bhava - Ibu dan ayah adalah sama

dengan Tuhan. Sri Rama mem-

persembahkan seluruh hidupnya un-

tuk mematuhi dan menjunjung

tinggi perkataan ayah-Nya. sama

halnya, Naabhaka berkata,”Ayahku

adalah kekayaanku yang sejati” dan

kemudian pergi menemui ayahnya.

Dia berkata kepada ayahnya,”Ayah

yang tersayang, seperti yang telah

dijelaskan oleh saudaraku se-

muanya, maka ayah adalah

kekayaanku yang sesungguhnya.”

Ayahnya menjawab,”putraku yang

terkasih, ayah tidak mempunyai

kekayaan lagi. Namun ayah akan

mengajarkanmu sebuah jalan untuk

mendapatkan kekayaan. Resi Angi-

rasa sedang melaksanakan sebuah

yaga. Tidak ada seorangpun yang -

ada di dunia ini yang mampu melak-

sanakan yaga ini. Ada dua mantra

yang diperlukan untuk menyempur-

nakan dan menyelesaikan pelak-

sanaan yaga ini. Mantra-mantra

Weda telah dilantunkan selama pe-

laksanaan yaga dalam jangka waktu

yang cukup lama namun mereka ti-

dak mengetahui bagaimana menye-

lesaikan yaga ini dengan baik.

Ke d u a ma n t r a i n i a d a la h

kekayaanmu yang sejati. Ayah akan

mengajarkan kedua mantra ini un-

tukmu. Pergilah ke tempat pelak-

sanaan yaga itu dan lantunkanlah

mantra ini.” Patuh terhadap perintah

ayahnya, Naabhaka pergi menuju ke

tempat pelaksanaan yaga. Dia

mendekati Resi Angirasa dan ber-

kata, ”Hamba dapat melantunkan

kedua mantra yang digunakan untuk

menyelesaikan pelaksanaan yaga

ini.” Naabhaka melantunkan mantra

itu dan yaga akhirnya terlaksana

dengan baik. Angirasa sangat -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 7

Page 12: Majalah Sai Sarathi Medan

menghargai sumbangsih dan ban-

tuan yang diberikan oleh Naabhaka

dan beliau berkata, ”Anakku yang

terkasih, saya akan pergi menuju ke

Waikuntha (tempat kediaman Dewa

Wisnu) sekarang. Nikmatilah semua

kekayaan yang dikumpulkan untuk

kegiataan yaga ini. Setelah setiap

orang meninggalkan tempat itu,

Naabhaka mulai mengumpulkan se-

mua kekayaan yang ada. Seorang

pria berkulit hitam mendekat dan

mengaku bahwa dia yang memiliki

semua kekayaan itu. Dia berkata,

”Aku adalah Rudra (wujud dari

Dewa Siwa). Ini merupakan perintah

Tuhan bahwa semua kekayaan yang

dihasilkan dari pelaksanaan yajna

adalah menjadi milikku.” Naabhaka

berkata dengan penuh hormat,

”Engkau memiliki hakmu dan

hamba memiliki hak juga. Marilah

kita mencari orang ketiga untuk me-

mecahkan perselisihan ini. Mereka

berdua pergi menemui Nabhaka,

yang sangat menguasai semua

naskah suci. Nabhaka mempertim-

bangkan dengan seksama masalah

yang diajukan dan pada akhirnya

beliau memberikan keputusan

bahwa semuanya itu adalah milik

Rudra dan bukan milik putranya.

Naabhaka sujud di kaki Rudra dan

memohon ampun atas tuntutannya

yang salah. Rudra sangat men-

gagumi rasa keadilan, penuh ke-

benaran dan bhakti kepada orang tua

yang dimiliki oleh Naabhaka. Rudra

kemudian menyerahkan semua

kekayaan itu kepada Naabhaka dan

Rudra berkata, ”Anakku, seluruh

dunia diterangi oleh kebajikanmu.

Aku merasa senang dengan kualitas

dan sifat yang engkau miliki. Aku

tidak pernah bertemu dengan seo-

rang pelajar yang seperti dirimu.”

Rudra memberkatinya bahwa dia

akan memerintah kerajaan dalam

jangka waktu yang lama dan juga

memberikannya kekayaan yang -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 8

Page 13: Majalah Sai Sarathi Medan

paling kekal – Atma Vidya. Naab-

haka diliputi dengan kebahagiaan.

Dia kemudian menjadi orang yang

paling kaya dalam dinasti Ikshvaku.

Cerita tentang Ambarisha

Waktu terus berjalan dan tiba wak-

tunya ketika Naabhaka memiliki

seorang putra yang bernama Am-

barisha. Cerita Ambarisha dalam

Bhagavatam adalah sangat suci.

Ambarisha adalah seseorang yang

berpendidikan tinggi. Dia memperli-

hatkan kebahagiaan kepada rakyat-

nya dan menganggap mereka semua

sebagai anak-anaknya. Bagi Am-

barisha dia meyakini, rakyatnya

adalah bagian dari tubuhnya dan Tu-

han adalah hatinya. Seorang raja dan

rakyatnya adalah saling berkaitan

satu dengan yang lainnya sama hal-

nya seperti kepala dan tubuh.

Pengalaman duniawi adalah mimpi.

Tidak ada yang bersifat kekal. Anit-

yam Asukham Lokam - Dunia ini

adalah sementara dan penuh dengan

penderitaan.

Maata Naasti, Pita Naasti,

Naasti Bandhu Sahodarah

Artham Naasti, Griham Naasti,

Tasmaat Jaagrata Jaagrata

Ibu, ayah, saudara, para kerabat

Kekayaan, rumah - semuanya

adalah tidak nyata. Maka dari itu,

waspadalah, waspadalah!

Semua bentuk hubungan adalah

hanya berkaitan dengan tubuh.

Mereka didasarkan pada keterikatan,

dan tidak pada kasih. Keterikatan

bersifat memperbudak. Dengan

mengetahui semua ini dengan baik,

kita masih menginginkan semuanya

ini dan terjerembab ke dalam perbu-

dakan. Ambarisha menyadari hal ini

ketika masih muda. Dia memu-

t u s k a n b a h w a d i a h a n ya

menginginkan harta dalam bentuk

kedekatan dengan Tuhan dan bukan

pada keterikatan duniawi. Resi

Wasistha dan Gautama menyuruh -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 9

Page 14: Majalah Sai Sarathi Medan

Ambarisha untuk melaksanakan As-

wamedha Yaga (Upacara yg dilak-

sanakan raja untuk mendapatkan

pengakuan dari kerajaan lainnya.

Swami berkata, tubuh adalah sebuah

kuda yang selalu berjingkrak-

jingkrak - simbul dari pikiran yg

gelisah. Upacara ini dilaksanakan

untuk mendapatkan ketenangan

pikiran). Banyak raja yang telah me-

laksanakan yaga ini dengan sukses

namun tidak ada seorangpun yang

melakukannya seperti Ambarisha.

Dia melaksanakan yaga ini dengan

sempurna, mendermakan sapi,

tanah, emas dan benda lainnya yang

belum pernah orang-orang lihat atau

dengar sebelumnya. Selama pelak-

sanaan yagna Ambarisha melupakan

kerajaannya dan bahkan tubuhnya

sendiri. Dia memusatkan perhatian

sepenuhnya pada Narayana. Pada

akhir dari pelaksanaan yagna, Nara-

yana muncul dan menganugrahkan

senjata-Nya, Sudarsana Chakra

kepada Ambarisha. Apakah makna

dari kata Sudarsana? Dalam arti

duniawi, ini berarti sebuah cakra

yang diberkati dengan kekuatan. Se-

cara spiritual, Sudarsana mengan-

dung makna “pandangan yang baik”

- kemampuan untuk melihat segala

sesuatu dalam cahaya kebijak-

sanaan. Setelah memiliki dan men-

dapatkan rahmat dari Sudarsana,

Ambarisha mampu menikmati dunia

ini dan mengatasi semua kesulitan

yang terjadi didalam hidupnya. Dia

tidak memiliki kecemasan, penderi-

taan atau beberapa keinginan. Dia

memusatkan pikiran sepenuhnya

kepada Tuhan. Beberapa saat ke-

mudian, Resi Wasistha meminta

Ambarisha untuk melaksanakan

Dvaadasi Vrata, melakukan tirakat

selama 12 bulan. Setelah melakukan

disiplin tertentu selama 12 bulan,

Ambarisha harus melakukan puasa

pada hari sebelum penyelesaian tira-

kat selama satu tahun. Puasa yang -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 10

Page 15: Majalah Sai Sarathi Medan

dilakukannya harus dibuka pada

waktu tertentu keesokan harinya,

tepat sebelum satu tahun berakhir.

Dan setelah dia membuka puasa

maka dia harus memberikan makan

semua rakyatnya. Semuanya ini me-

rupakan syarat yang terdapat di

dalam melaksanakan tirakat. Am-

barisha sudah bersiap untuk mem-

buka puasanya pada hari terakhir.

Secara tiba-tiba tanpa diharapkan

datanglah Resi Durvasa. Ambarisha

me mb e r ik a n p e ng ho r ma t a n

kepadanya. Durvasa berkata,”O

Raja, tidak ada siapapun yang ada di

dunia ini yang pernah melakukan

tirakat ini. Engkau akan mendapat-

kan kemashyuran yang besar. Kera-

jaanmu akan selalu dalam keadaan

damai dan penuh dengan kelimpa-

han.” Ambarisha memohon dengan

sangat,”Swami, anda harus mene-

rima keramah-tamahan kami di

kerajaan ini sekarang.” Durvasa ber-

kata, ”Dengan senang hati. Namun -

berikan aku waktu beberapa menit

saja. Aku akan pergi ke sungai untuk

mandi dan melaksanakan doa yang

setiap hari aku lakukan.” Dengan

berkata seperti itu, Durvasa pergi

menuju ke sungai dengan para pen-

giringnya. Ambarisha mulai menjadi

cemas ketika Durvasa belum kem-

bali dalam jangka waktu yang lama.

Mengapa? Sebaliknya, etika dari

tuan rumah menuntut bahwa dia ti-

dak dapat makan sebelum mem-

persembahkan makanan kepada ta-

munya. Di sisi yang lain, aturan

dalam Dvadasi Vrata menjelaskan

bahwa Ambarisha harus makan se-

belum saat-saat yang suci dan men-

guntungkan dari pelaksanaan tirakat

selama satu tahun lewat, dan momen

ini telah datang. Ambarisha merasa

sangat cemas sekarang. Resi

Wasistha menyarankan agar Am-

barisha meneteskan beberapa tetes

air Tulasi (tanaman selasih yang

disucikan umat Hindu) di dalam -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 11

Page 16: Majalah Sai Sarathi Medan

mulutnya untuk membuka puasanya

dan meyakinkannya bahwa tidak ada

kesalahan yang akan menimpanya

dengan melakukan tindakan ini.

Ambarisha menuruti semua saran

dari Resi Wasistha. Selang beberapa

saat kemudian Durvasa kembali dari

sungai. Dia mengetahui apa yang

telah dilakukan oleh Ambarisha. Dia

berkata, ”Ambarisha, engkau telah

buta dengan keangkuhanmu!” Am-

barisha bertanya, ”Wahai Resi yang

terhormat, apakah salah hamba?”

Durvasa berkata, ”Betapa berani

engkau bersikap seperti orang yang

tidak berdosa! Engkau mengun-

dangku sebagai seorang tamu dan

kemudian engkau makan sebelum

engkau melayani tamumu! Apakah

ini bukan merupakan sikap yang

menyalahi adat keramah tamahan?

Aku adalah seorang Maharshi (Resi

agung) dan bukan tamu biasa! Eng-

kau telah menghinaku hari ini!” Am-

barisha mengaku tidak merasa -

bersalah, dengan penuh kerendahan

hati dan tanpa merasa takut. Namun

Durvasa telah menjadi marah dan

tidak berubah pikirannya. Dia men-

cabut sehelai rambut dari kepalanya

dan memberikannya dengan sebuah

mantra. Kemudian muncul raksasa

yang begitu menyeramkan sambil

memegang pedang untuk membunuh

Ambarisha. Secepat kilat, Sudarsana

Chakra muncul dan membunuh rak-

sasa itu. Senjata sakti itu kemudian

mengarah kepada Resi Durvasa.

Durvasa kemudian melarikan diri.

Sudarsana Chakra terus mengikuti-

nya melewati hutan, sungai, padang

pasir, dataran, kota …. Setiap tem-

pat. Durvasa terus berlari dan ber-

lari. Sampai pada akhirnya, dia men-

cari perlindungan di Brahma Loka,

tempat tinggalnya Dewa Brahma.

Brahma berkata kepadanya: “Aku

tidak berdaya. Aku tidak bisa me-

nentang kekuatan dari Dewa Nara-

yana. Aku adalah pelayan dari -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 12

Page 17: Majalah Sai Sarathi Medan

Narayana. Engkau tidak akan men-

dapatkan apapun dariku.” Durvasa

kemudian melarikan diri menuju

Kailasa, Tempat tinggal Dewa Siva.

Dewa Sankara berbicara dengan ka-

limat yang sama,”Aku tidak mem-

punyai hak untuk melawan kehen-

dak dari Narayana. Aku tidak bisa

menolongmu.” Durvasa kemudian

lari menuju ke Dewa Narayana. Na-

rayana berkata,”O Resi! Tidakkah

engkau melihat bahwa Aku juga ti-

dak berdaya? Aku mungkin

memiliki semua kekuatan, namun

Aku tidak bisa menghilangkan ber-

kat yang telah Aku berikan; Berkat

yang dimiliki oleh seorang bhakta

yang telah menyerahkan segalanya

kepada-Ku. Aku selalu tunduk

kepada pemuja-Ku. Ambarisha

adalah salah satu pemuja-Ku. Dia

telah melepaskan semuanya dan

hanya mencari Aku saja. Aku tidak

bisa menyangkal penyerahan diri

yang begitu total. Kekuatan kasih -

(prema sakti) dari pemuja-Ku adalah

lebih hebat dari kekuatan-Ku sendiri

(iccha sakti)! Pada akhirnya Aku

tidak bisa menolongmu. Namun Aku

akan memberikanmu sebuah jalan

keluar. Memohonlah pengampunan

dari Ambarisha.” Seperti yang telah

dinasehatkan oleh Dewa Wishnu,

Durvasa menelisik kembali langkah-

nya dan sujud di kaki Amabarisha.

Olah tapa dan kekuatan dari Durvasa

tidak tertandingi. Bayangkan, seo-

rang Resi yang begitu besar jatuh

dan sujud di kaki seorang raja! Am-

barisha menjadi terkejut dan malu.

Dia berkata,”O Resi yang agung!

Engkau kaya dengan olah tapa dan

kebijaksanaan, tolong jangan sujud

di kaki manusia biasa seperti

hamba.” Durvasa menjawab,”Dalam

kesombongan saya telah mengucap-

kan perkataan yang kasar kepadamu.

Saya telah membuatmu menderita

tanpa menyadari rasa bhaktimu yang

begitu tulus. Maafkanlah saya.”

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 13

Page 18: Majalah Sai Sarathi Medan

Ambarisha kemudian berdoa untuk

keselamatan Durvasa, ”O Dewa

Wishnu, Engkau adalah perwujudan

dari kasih dan sayang. Engkau

adalah yang maha mengetahui dan

juga maha kuasa. Tolong ampunilah

kesalahan yang telah dilakukan oleh

Resi Durvasa.” Hanya dengan

demikian maka Sudarsana Chakra

akan berhenti mengejarnya.

Tuhan adalah sebagai pelayan

Apakah makna yang terkandung

dalam cerita ini? Tuhan adalah seba-

gai pelayan dari para bhakta-Nya.

Beliau adalah penguasa dari

segalanya dimanapun juga, kecuali

dihadapan pemuja-Nya! Kekuatan

Tuhan menjadi tidak berbahaya

kepada pemuja-Nya dan begitu

menghancurkan kepada orang yang

jahat. Kehidupan Hanuman juga

mengandung arti yang sama. Hanu-

man begitu rendah hati di hadapan

Rama, namun begitu berani dan -

ganas di depan Ravana. Kebajikan,

tingkah laku yang tanpa cela, pe-

lepasan ikatan duniawi - - -

semuanya ini adalah kualitas dari

bhakti. Ambarisha adalah seorang

raja tidak hanya di kerajaannya saja,

namun juga dalam kerajaan bhakti.

Bahkan Dewa Brahma, Wishnu dan

Siwa harus menundukkan kepala

pada rasa bhakti yang dimiliki Am-

barisha! Keampuhan dari bhakti

adalah - - Avaang Maansa

Gocharam - - melampaui pikiran

dan perkataan. Di jaman kali ini,

orang-orang tidak memahami makna

dari bhakti. Mereka berpikir bahwa

bhakti hanya terbatas pada melaku-

kan pemujaan, bhajan dan melaku-

kan janji pada Tuhan. Wujud Tu-

han harus terpatri di dalam

hatimu seperti halnya tulisan

diatas kertas! Seharusnya tidak ada

jarak, tidak ada perbedaan antara

engkau dan Tuhan. Keyakinan yang

begitu kuat sangat jarang ditemui -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 14

Page 19: Majalah Sai Sarathi Medan

pada saat sekarang. Penglihatan Am-

barisha hanya melihat Narayana,

telinganya hanya mendengar nama

Tuhan, kakinya hanya berjalan

mendekati Tuhan dan tangan-

tangannya hanya selalu terlibat di

dalam pemujaan. Kecemerlangan

Tuhan selalu memancar di dalam

semua indrianya. Nabhaka, Naab-

haka dan Ambarisha - - kakek, ayah

dan putra - ketiganya adalah berpen-

didikan tinggi. Pendidikan apa yang

mereka dapatkan? Yang jelas bukan

pendidikan duniawi, namun Atma

Vidya (pengetahuan tentang diri

yang sejati)! Krishna bersabda -

Aadhyatmika Vidya Vidyaanaam -

Pengetahuan yang sesungguhnya

adalah pengetahuan tentang jati diri

yang sejati. Berbagai jenis pengeta-

huan duniawi adalah seperti aliran-

aliran kecil yang akan menyatu

dalam lautan Atma Vidya.

Nadeenaam Saagaro Gatih - semua

sungai akan bermuara di lautan.

Ini hanya diakibatkan karena Am-

barisha mengejar pengetahuan spiri-

tual bergandengan tangan dengan

pengetahuan duniawi maka dia men-

dapatkan perlindungan dari Tuhan.

Dia mampu mengatasi kutukan dari

seorang Resi. Sebuah kutukan yang

diberikan oleh seorang Resi bi-

asanya tidak dapat ditarik kembali

atau dibatalkan. Namun Ambarisha

mampu menjadi rendah hati bahkan

dihadapan kualitas dari Resi Dur-

vasa! Tidak ada yang ada di dunia

mendekati kekuatan dari bhakti. Na-

mun orang bodoh buta akan hal ini.

sejatinya, seseorang yang menyadari

potensi dari bhakti tidak akan bisa

tinggal jauh walaupun sesaat saja.

Setiap nektar mungkin masih

memiliki rasa pahit namun prinsip

dari bhakti adalah manis, manis, ma-

nis. Premaamritam - nektar dari rasa

bhakti - adalah batas dari rasa ma-

nis.Rasa manis dari premaamritam

hanya ada diantara Tuhan dengan -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 15

Page 20: Majalah Sai Sarathi Medan

pemuja-Nya. Sedangkan semua

hubungan yang lainnya hanya ber-

dasarkan pada keterikatan. Kasih

dan keterikatan sangatlah berbeda

seperti langit dengan bumi. Orang-

o r a n g b e r k a t a k e p a d a

swami,”Hamba menc int aimu,

hamba menc int aimu, hamba

mencintaimu”. Apakah itu cinta?

Mereka tidak mengetahui artinya.

Pelayanan

Chatterji baru saja berbicara tentang

“pertolongan”. Para pelajar tidak

memiliki pemahaman bahkan ten-

tang arti “pertolongan”. Mereka

hanya mengulang-ulang prase

“selalu menolong, tidak pernah men-

yakiti.” Menolong berarti memberi-

kan bantuan. Namun, jenis bantuan

apa, dimana, kepada siapa dan ba-

gaimana? Kita harus memahami hal

ini dengan baik. Itulah sebabnya

mengapa dalam Bhagavatam dijelas-

kan - berderma harus memenuhi -

syarat. Jangan menolong setiap

orang, pada setiap waktu, setiap

tempat. Sebelum engkau memberi-

kan pertolongan maka engkau harus

menilai, ”kepada siapa saya mem-

berikan pertolongan dan bagaimana

caranya? Apa yang akan menjadi

hasil dari tindakan yang saya laku-

kan?” Engkau tidak dapat memberi-

kan sebuah pisau kepada orang yang

jahat atau sebuah cangkir emas

kepada seorang anak. Harus ada ke-

layakan di dalam memberikan ban-

tuan. Jika tidak, bantuan yang eng-

kau berikan akan berubah menjadi

penderitaan bagi mereka. Kapan

engkau harus memberikan pertolon-

gan? Ketika engkau melihat seseo-

rang sedang menderita, maka rasa-

kan penderitaannya itu di dalam

hatimu. Berikanlah pelayanan ketika

hatimu luluh melihat keadaan itu.

Artinya, berikanlah pertolongan

yang kepada mereka yang melu-

luhkan hatimu. Ketika banyak orang

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 16

Page 21: Majalah Sai Sarathi Medan

mendapatkan keuntungan dari ban-

tuanmu maka engkau dengan pasti

disebut telah membantu. Pertolon-

gan tidak hanya untuk para individu.

Ini juga seharusnya terkait dengan

masyarakat dan bahkan kepada

dunia.

Tadi pagi Ashok Singhal membi-

carakan tentang pentingnya pelaya-

nan. Apakah itu pelayanan? Orang-

orang mengatakan bahwa pelayanan

adalah melakukan “pekerjaan yang

baik”. Jangan berpikir bahwa seva

sebagai “pekerjaan baik”. Bahkan

dalam sikap “saya sedang melaku-

kan kebaikan kepada yang lainnya”

hal ini tidak bersifat positif. Sikap

yang benar adalah melihatnya seba-

gai “pekerjaan Tuhan”! Seva yang

sejati adalah menganggap semua

tindakanmu sebagai pekerjaan Tu-

han.

Na Tapaamsi Na Teerthaanaam

Na Saastra Na Japaanahi

Samsaara Saagaroddhaare

Sajjanam Sevanam Vina

Tidak dengan penebusan dosa atau

berziarah, tidak dengan mempelajari

naskah suci atau mengulang-ulang

nama Tuhan, namun lautan kelahi-

ran dan kematian hanya dapat dise-

brangi dengan melayani orang yang

baik dan memerlukan.

Bantulah hanya orang yang baik

dan memerlukan saja. Jika seseorang

sedang memukul yang lainnya,

akankah engkau menolongnya

dalam melakukan tindakan itu? Se-

lalulah memiliki kemampuan mem-

bedakan untuk memberikan per-

tolongan. Seseorang meminta uang

kepadamu. Engkau menanyakannya

mengapa dia menginginkan uang.

Jika dia berkata bahwa dia merasa

lapar, berikanlah dia makanan dan

bukannya uang. Keperluannya yang

sesungguhnya adalah makanan. Jika

dia bersikeras meminta uang, maka

orang yang seperti itu tidak perlu

untuk dibantu. Jika dia merasakan -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 17

Page 22: Majalah Sai Sarathi Medan

kedinginan, berikanlah pakaian han-

gat. Jika dia sakit, berikanlah obat.

Namun jangan memberikannya

uang. Mengapa? Dengan memberi-

kannya uang maka dia akan

menghabiskannya untuk membeli

minuman keras, pulang dan meneng-

gelamkan dirinya sendiri dan keluar-

ganya ke dalam penderitaan. Dengan

memberikan uang itu berarti engkau

tidak menolongnya tapi menghan-

curkannya! Jadi, selalulah menye-

lidiki siapa yang harus engkau

tolong, kapan, dimana, dan bagai-

mana. Ini adalah seva yang sejati.

Orang-orang berpikir, ”Saya

adalah pemberi dan dia adalah pene-

rima”. Sikap ini bukanlah seva.

Sekali seseorang memutuskan untuk

melakukan seva. Dia mengatakan

kepada dirinya sendiri “Saya adalah

pelayan. Itulah sebabnya saya me-

layani.” Tuhan hadir dalam pelaya-

nan dan bukan pada kekuasaan. Pe-

layan itu berdoa:

Daasaanudaasudanu Kaavalenu Ra,

Daasulaku Sevane Cheyavale Ra.

Oh Tuhan! Ijinkan hamba menjadi

pelayan dari pelayan-Mu.

Ijinkan hamba sibuk melayani pe-

layan-Mu.

Apakah makna dari doa ini? Tu-

juan dari melakukan pelayanan

adalah untuk menundukkan ego.

Rasa ego tidak akan pernah me-

layani dan pelayan yang sejati

adalah tanpa ego. Majulah melaku-

kan pelayanan dengan pandangan

yang seperti ini. Tidak ada yang le-

bih besar daripada melakukan pe-

layanan. kita seharusnya mengem-

bangkan kualitas kerendahan hati.

Kekuasaan tidak ada untuk selama-

nya. Kekayaan dapat musnah kapan-

pun saja. Namun keluhuran budi se-

lalu kekal.

Ketika Hanuman sampai di

Alenka, semua raksasa menjadi ter-

tarik dengan penampilannya.

Mereka tidak pernah sama sekali -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 18

Page 23: Majalah Sai Sarathi Medan

melihat seekor monyet sebelumnya.

Mengapa? Ingatlah bahwa Lanka

dikelilingi oleh lautan di semua sis-

inya dan monyet apa yang dapat

menyebrangi lautan? Ketika mereka

sedang memandang Hanuman den-

gan penuh rasa heran, Hanuman ter-

tawa dan bercanda dengan sedikit

nakal. Kemudian seekor raksasa ber-

tanya, “Hey, Siapakah kamu? Jawa-

ba n ya ng mu ncu l ada la h :

“Daasoham Kosalendrasya” -

“engkau bertanya siapakah aku?

Aku adalah pelayan Rama.” Hanu-

man tidak mengatakan, “Aku adalah

sese orang yang berbudi luhur, kuat

dan putra dari Dewa Angin” dan se-

bagainya Ini disebabkan karena

kualitas kerendahan hati yang di-

miliki oleh Hanuman yang selalu

berhasil dalam menjalankan tugas

yang diberikan oleh Rama. Untuk

dapat menjalankan perintah Tuhan,

pertama kita harus membuat ego kita

menjadi tidak berdaya. Kita harus -

mengungkapkan kerendahan hati.

Bukannya hanya melulu mengung-

kapkan kerendahan hati, tapi juga

harus melakoninya. Orang-orang

berpikir, “Saya adalah orang yang

terpelajar, begitu pintar, begitu ber-

pengaruh.” Berapa lama kekuasaan

dan kewenangan akan bertahan

lama? Dengan pengunduran diri se-

mua pengaruhmu akan musnah

seperti halnya salju di musim panas!

Dunia telah menyaksikan para raja

dan pemimpin, yang lebih hebat dari

yang lainnya. Banyak kaisar yang

telah memerintah India. Dimanakah

mereka semuanya sekarang?

Kekayaan dan kekuasaan adalah

bersifat sementara, namun kebajikan

adalah bersifat kekal. Sudah beribu-

ribu tahun sejak meninggalnya Am-

barisha. Namun kemuliaan dari

karakternya masih dilantunkan di

seluruh pelosok dunia sampai

sekarang. Maka dari itu, kita layak

mendapatkan kemashyuran yang -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 19

Page 24: Majalah Sai Sarathi Medan

yang kekal ketika kita bersinar

dalam kebajikan. Kesenangan

duniawi adalah seperti “awan yang

berlalu”. Ambarisha telah menyadari

tentang kebenaran ini. tidak ada di

dunia ini yang dapat memberikan

kebahagiaan atau kedamaian. Keba-

hagiaan dan kedamaian hanya dapat

diraih dengan dekat dengan Tuhan.

Ra ja Tan javur member ikan

kekayaan kepada Tyagaraja dan

Tyagaraja melantunkan sebuah lagu:

Nidhi chaala sukhamaa, Isvara san-

nidhi chaala sukhama? Nijamuga

Telupumu Manasa!

Oh Pikiran, apakah yang dapat

me mber ika n kebahag iaa n -

kekayaan (nidhi) atau kedekatan

dengan Tuhan (Isvara sannidhi)?

Selama kenikmatan duniawi ma-

sih ada di sekeliling kita, engkau

mungkin dapat mengalaminya.

Adalah tidak mungkin untuk me-

lepaskan kenikmatan duniawi sepe-

nuhnya. Namun untuk Tuhan kita -

harus siap untuk melepaskan

segalanya! “Beban yang sedikit,

membuat perjalanan menjadi lebih

menyenangkan.” Kurangilah tang-

gung jawab dan keinginan secara

teratur. Keinginan adalah pencuri

dan penipu yang paling hebat.

Keinginan merupakan akar penye-

bab dari keresahan dan kegelisahan.

Pengorbanan adalah dasar untuk ke-

damaian. Setiap manusia harus men-

dorong perasaan yang suci dan pen-

gorbanan di dalam hatinya jika dia

menginginkan Tuhan. Walaupun

jika engkau tidak memiliki bhakti,

itu tidak apa-apa. Perasaanmu yang

suci adalah rasa bhaktimu.

Ada banyak makna yang diberi-

kan untuk kata “pertolongan”. Kita

seharusnya tidak menggunakan kata

itu dengan sembrono. Pertolongan

yang sejati termasuk kepada

masyarakat dan meresap ke dalam

pikiran, perkataan, penglihatan,

pendengaran dan tindakan.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 20

Page 25: Majalah Sai Sarathi Medan

Pertolongan yang diberikan dengan

adanya kesatuan anatara pikiran,

perkataan dan tindakan (trikarana

suddhi) adalah pelayanan yang se-

jati. Menolong berarti kasih sayang

menuntun tanganmu untuk melaku-

kan tindakan.

Ada seorang nenek yang memiliki

yang penuh dengan sifat kebaikan

dan pengorbanan. Selama musim

hujan, hembusan angin membuat

malam menjadi terasa begitu dingin.

Pada malam hari dia akan pergi me-

nelusuri jalan dengan membawa se-

buntel selimut. Banyak para tuna

wisma yang sedang tidur di trotoar

jalan. Dia akan menutupi setiap tuna

wisma dengan sebuah selimut. Se-

cara perlahan orang-orang kota ingin

mengetahui kegiatan yang dilakukan

nenek ini. Mereka berpikir, “Betapa

besar kerendahan hati dan pengorba-

nan yang dimilikinya”! Apakah ada

seseorang di dunia ini yang melaku-

kan pelayanan yang melebihi -

nenek ini?” ketika setiap orang me-

mujinya dengan cara ini, nenek ini

biasanya menutupi kepalanya dan

pergi menjauh.

Seorang anak laki-laki menanya-

kannya, “Nenek! Mengapa nenek

tidak menegakkan kepala dengan

apa yang telah nenek lakukan ini?”

Nenek itu berkata, “Anakku, saya

tidak menolong siapapun juga.”

Anak laki-laki itu berkata, “Namun

bukankah nenek yang menyumbang-

kan selimut kepada orang-orang

yang menggigil kedinginan di jalan

setiap harinya?’ Nenek itu men-

jawab, “Anakku, Tuhan telah mem-

berikan kepada kita dua tangan. Di-

bandingkan dengan apa yang Beliau

telah lakukan, maka semua yang te-

lah kita lakukan adalah sepele. Dan

nenek hanya menggunakan satu tan-

gan untuk mendistribusikan selimut

ini. Nenek merasa malu dengan ti-

dak menggunakan tangan yang lain-

nya. Nenek hanya bisa menegakkan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 21

Page 26: Majalah Sai Sarathi Medan

kepala ketika Tuhan memberkati

nenek kesempatan untuk melayani

dengan kedua tangan ini.”

Ada banyak orang bodoh di

dunia ini yang tidak mau berkorban

walaupun sudah kaya. Mereka pergi

ke pasar dengan membawa uang

koin di kantong mereka dan bu-

kannya membawa uang kertas.

Mereka memberi beberapa koin

kepada setiap pengemis yang

mereka temui. Sebagai contoh yang

lainnya. Aku pergi ke Bombay be-

berapa hari yang lalu. Dari Bombay,

kita harus melewati kota terdekat.

Dalam perjalanan kita berhenti

ketika lampu lalu lintas berwarna

merah. Banyak pengemis yang

mengelilingi mobil. Aku melihat

seorang wanita yang sedang meng-

gendong bayinya dan kelihatan san-

gat menderita. Namun, Aku bahkan

tidak memiliki kantong. Apa yang

harus dipakai untuk menyimpan

uang! Aku meminta kepada Indulal

Shah, “Engkau berikan dia sesuatu.”

Dia memberikan satu rupee kepada

wanita itu dari kantongnya. Apakah

kalian mengetahui apa yang dilaku-

kan oleh wanita itu? Dia melempar-

kan kembali uang itu ke mobil den-

gan berkata, “Engkau tidak akan

mendapatkan apapun dengan satu

rupee tuan. Engkau simpan saja

uang itu!”

Bahkan lima rupee adalah tidak

cukup bagi para pengemis sekarang.

Dalam situasi yang seperti itu,

akankah dengan memberikan be-

berapa koin merupakan suatu kebai-

kan? Beberapa orang begitu kikir

dan pelit bahkan untuk koin yang

mereka berikan adalah koin palsu!

Tidak, tidak. Dimana kalian menda-

patkan semua uang yang kalian

miliki? Kita melihat pengusaha yang

besar yang kekayaannya melampaui

dari apa yang dibayangkan oleh

manusia. Bagaimana mereka menda-

patkan kekayaan? Mereka -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 22

Page 27: Majalah Sai Sarathi Medan

mendapatkan uang dengan bantuan

dari para buruh dan juga pegawai

yang bekerja. Ketika kalian menge-

tahui bahwa setiap orang adalah ber-

tanggung jawab at as kese-

jahtraanmu, kalian harus berkorban

untuk kepentingan mereka. Di jaman

kali, orang kaya hanya meningkat-

kan ego dan kebanggaan mereka dan

bukannya membangkitkan sifat ber-

korban bagi yang lainnya. Na Kar-

mana Na Prajaya Dhanena Tyaa-

genaike Amritatvamaanashu - Tidak

dengan ritual, anak-anak atau

kekayaan, namun hanya dengan ber-

korban maka keabadian dapat diraih.

Terimalah sesuai dengan kebutu-

hanmu dan bagilah sisanya.

Hastaya Bhooshanam Daanam

Satyam Kanttasya Bhooshanam

Kemurahan hati adalah perhiasan

untuk tangan. Kebenaran adalah

perhiasan untuk tenggorokan.

Perhiasan apa yang kalian inginkan?

Emas? Permata? Bukan, bukan.

Perhiasan apa lagi yang kita perlu-

kan selain kemurahan hati, kebena-

ran dan nama Tuhan? Ini adalah

pengorbanan yang sejati.

Miliki keinginan hanya Tuhan

saja

Maka dari itu, semua dari kalian ha-

rus mengembangkan kesatuan yang

berdasarkan pada Atma, pusatkan

perhatian pada Tuhan dan lakukan

tindakan yang menguntungkan bagi

masyarakat luas. Bagaimana kalian

bisa menyebut diri sebagai manusia

tanpa mengikuti nilai-nilai kemanu-

siaan? Saat sekarang kebutuhan

yang paling diperlukan adalah nilai-

nilai kemanusiaan.

Bagaimana cara kita menumbuh

kembangkan nilai-nilai kemanu-

siaan? Sebuah benih tumbuh men-

jadi sebuah pohon ketika ditaruh di

tanah yang subur. Akankah benih ini

dapat tumbuh di dalam kaleng? Ti-

dak, sama halnya dengan benih nilai

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 23

Page 28: Majalah Sai Sarathi Medan

nilai kemanusiaan dapat tumbuh

hanya dalam tanah subur spiritual.

Tanpa adanya tanah spiritual yang

subur, kemanusiaan tidak akan dapat

tumbuh dengan kuat. Hati diliputi

dengan kasih untuk Tuhan adalah

seperti tanah yang gembur dan

subur. Taburlah benihmu di atas

tanah yang seperti ini. Lihatlah

kepada Ambarisha. Meskipun dia

memiliki pengetahuan, kekayaan

dan kekuasaan yang begitu luas, dia

melepaskan kenikmatan-kenikmatan

dunaiwi: “Aku hanya menginginkan

Tuhan, tidak ada yang lainnya. Tu-

han sendiri adalah satu-satunya tu-

juan saya”. Tetapkan Tuhan sebagai

tujuan hidupmu. Para pelajar saat

sekarang merubah tujuan mereka

seratus kali dalam sehari! Tidak, ti-

dak. Sampai nafas terkahirmu maka

tujuanmu tidak boleh berubah.

Walaupun Kalian harus mengalami

ratusan kali masalah, hadapi dan

tuntaskanlah semuanya. Jangan -

biarkan semua masalah itu mengha-

langimu. Inilah kualitas dari manu-

sia yang sejati. Lihatlah bagaimana

Ambarisha harus menderita. Kutu-

kan dari Durvasa menyebabkan dia

mengalami banyak penderitaan. Na-

mun dengan pikirannya yang ter-

pusat dan pandangan yang mantap

membuat dia mendapatkan ke-

menangan dari semuanya. Pikiran

yang terpusat dan pandangan yang

mantap: Kedua hal ini merupakan

batu loncatan dari bhakti, yang

setiap bhakta harus mendapat-

kannya. Pandangan kita harus ter-

pusat hanya pada Tuhan. Pikiran

hanya merenungkan Tuhan. Satu-

satunya motivasi untuk semua tinda-

kan yang kita lakukan adalah untuk

mendapatkan kasih Tuhan (bhagavat

preetyartham).

Tuntutlah ilmu pada masa-masa

belajar

Para pelajar! Penuhilah hatimu -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 24

Page 29: Majalah Sai Sarathi Medan

dengan perasaan-perasaan yang suci.

Ya, engkau sedang memenuhi

perasaanmu sendiri. Namun, dengan

apa? Dengan bacaan novel yang san-

gat konyol, Program TV, radio dan

Video. Semua hal ini bahkan tidak-

lah cukup untuk mengisi hati kalian.

Bawalah ke dalam tindakan! Inilah

merupalan simbul dari murid yang

sejati. Para pencari pengetahuan

(vidyarthis) seharusnya tidak ber-

balik menjadi pencari kenikmatan

duniawi (vishayathis). Milikilah

keinginan hanya untuk pengetahuan

saja selama kalian masih menjadi

pelajar. Setelah menyelesaikan pen-

didikan, kalian mungkin bisa

menginginkan uang. Ambarisha ti-

dak peduli untuk segala sesuatu

yang lainnya selama dia masih

menuntut ilmu. Dia memasuki ger-

bang kerajaan pengetahuan hanya

setelah dia menyelesaikan pendidi-

kannya. Itulah sebabnya dia bisa

melayani semua rakyatnya.

Dia memprakarsai kegiatan untuk

kesejahtraan masyarakat luas, me-

menangkan kasih rakyatnya dan

bahkan mencapai penglihatan Tu-

han.

Semua pekerjaan adalah peker-

jaan Tuhan

Ambarisha dapat meraih rahmat

Tuhan. Para pelajar! Kalian mung-

kin tidak bisa mendapatkan atau da-

pat dipilih untuk sesuatu, namun da-

patkanlah rahmat Tuhan - itu sudah

cukup. Dapatkanlah rahmat Tuhan

pertama dan kalian dapat mencapai

apapun yang kalian inginkan. Tya-

garaja bernyanyi, “Rama, semua

yang hamba butuhkan adalah rahmat

-Mu (anugraha). Kemudian Sembi-

lan kekuatan surgawi (nava graham)

akan terkumpul dalam diri hamba.”

Kalian mungkin mempelajari pela-

jaran yang hebat, mendapatkan

pekerjaan yang sangat kalian harap-

kan dan mendapatkan kekayaan,

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 25

Page 30: Majalah Sai Sarathi Medan

namun semuanya tidak akan ada

nilainya kecuali kalian mendapatkan

rahmat Tuhan. Seorang pelajar dari

Varanasi tidak memiliki pekerjaan.

Jadi, dia datang ke kantor pemerin-

tahan untuk mendapatkan pekerjaan.

Mereka mengatakan kepadanya:

“Anakku! Pekerjaan sangat sulit di-

dapat saat sekarang. Namun tidak

ada ada yang menyalakan lampu

yang ada di jalanan. Engkau dapat

melakukannya jika engkau berke-

naan.” Anak yang miskin ini ber-

kata, “Saya siap untuk pekerjaan

apapun, tuan”. Jadi, dia akan mem-

bersihkan setiap lampu pada saat

sore hari, mengisinya dengan min-

yak dan menyalakannya. Dia mela-

kukan segala sesuatunya sebagai

tindakan pelayanan. ketika dia mem-

bersihkan setiap kaca lampu dia ber-

pikir, “Rama, ini adalah pelayanan

yang bisa hamba lakukan untuk-

Mu.” Dia membayangkan bahwa dia

sedang membersihkan kaki-Nya -

dengan setiap gosokan. Sebagai ha-

silnya, lampunya amat bersih dan

bersinar dengan terang daripada

yang lainnya. Pegawai pemerintahan

kota menyadari akan hal ini dan me-

manggilnya, “Anakku! Cahaya lam-

pumu bersinar dengan terang sekali

seperti halnya hatimu yang suci dan

murni.” Anak itu tidak peduli den-

gan pujian itu. Dia melakukan se-

muanya ini hanya untuk kepua-

sannya sendiri.

Pelayanan yang dilakukan

sekarang adalah pamer. Mereka me-

megang sapu ditangan dan memang-

gil tukang photo, “Hey, ambillah

photo ketika aku melakukan pelaya-

nan!” Ini adalah untuk yang lainnya,

bukan untuk dirimu sendiri, tidak

juga untuk Atma. Kegiatan yang da-

pat memberikanmu kebahagiaan

yang suci dan meningkatkan seman-

gatmu adalah pelayanan yang sejati.

Pelayanan membuat engkau lupa

akan dirimu sendiri.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 26

Page 31: Majalah Sai Sarathi Medan

Para pelajar! Bhagavatam mempun-

yai banyak teladan dengan hati yang

suci. Sadarilah karakter mereka,

peganglah idealism mereka di dalam

pikiranmu dan berusahalah untuk

menyamai dan melebihi mereka. Ja-

man sekarang adalah jaman kali

yuga. Namun, nama yang cocok

adalah jaman kalaha yuga, jaman

pertengkaran dan percekcokan! Se-

lalu ada perkelahian untuk masalah

yang kecil. Di tengah-tengah kon-

filik, kembangkanlah hati yang suci

dan layanilah negerimu. Aanggaplah

bahwa engkau sedang melayani

dirimu sendiri, dan bukan yang lain-

nya. Tuhan yang sama hadir dalam

setiap orang. Egomu akan surut

ketika sikapmu dalam melakukan

pelayanan mengalami penguatan.

Ketika kalian melakukan pelayanan

dengan perasaan Tuhan, negeri kita

akan bersinar cemerlang dengan pe-

nuh kesucian dan kesejahtraan.

Wacana Musim Panas, 1995

● Cinta kasih dalam pikiran adalah kebenaran

● Cinta kasih dalam tinda-kan adalah kebajikan

● Cinta kasih dalam pema-haman adalah kedamaian

● Cinta kasih dalam perasaan adalah tanpa kekerasan.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 27

Page 32: Majalah Sai Sarathi Medan

Minum jus buah

banyak sekali

m a n f a a t n y a .

Selain segar

saat diminum,

jus buah juga

me mber ik a n-

nilai gizi lebih yang berguna bagi

tubuh Anda. Buah dan sayuran kaya

serat dan mengandung vitamin dan

mineral sangat diperlukan tubuh

guna membentengi diri dari seran-

gan beragam penyakit.

Nilai Gizi Lebih Lengkap

Membuat jus adalah cara sehat dan

mudah mengonsumsi buah segar.

Anggapan bahwa jus buah akan ban-

yak menghilangkan daging buah

adalah keliru. Padahal dengan mi-

num satu gelas jus seperti jeruk -

banyak mengandung serat yang

dibutuhkan tubuh. Serat-serat ini

berguna untuk mencegah serangan

dari berbagai penyakit. Jus dengan

buah segar dapat memenuhi kebutu-

han vitamin dan mineral Anda

dalam waktu lebih cepat. Anda juga

dapat mencampurkan beberapa

macam buah dalam satu gelas agar

mendapatkan rasa yang berbeda.

United States Food and Drug Ad-

ministration (FDA) menganjurkan

ibu hamil untuk mengonsumsi buah

dan sayuran sumber asam folat, mis-

alnya orange juice, untuk mengu-

rangi risiko lahir cacat. Serat sangat

berguna untuk merawat sistem pen-

cernaan agar berfungsi dengan baik

dan terhindar penyakit pencernaan.

Sebaiknya mengonsumsi jus buah

segar dalam keadaan perut kosong -

MANFAAT JUS BAGI TUBUH

KOLOM KESEHATAN

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 28

Page 33: Majalah Sai Sarathi Medan

Jus Segar vs Jus dalam kemasan

Lebih baik mengonsumsi jus buah

segar buatan sendiri. Lebih baik hin-

dari minum jus buah dalam kaleng

atau botol gelas karena ketika botol

atau kaleng ditutup, jus tersebut ter-

lebih dahulu dipanaskan dan menda-

patkan struktur asam. Jus kotakan,

kaleng dan botolan telah melalui

proses pasteurisasi, dimana jus terse-

but telah dipanaskan atau dimasak

dulu untuk membunuh semua ku-

man. Pemanasan ini dapat men-

gubah enzim dalam makanan men-

jadi kehilangan nilai nutrisinya. Se-

lain itu, jus botolan juga dilengkapi

dengan zat pengawet. Jadi anda ti-

dak dapat mengganti jus buah segar

dengan jus botolan atau kotakan.

Toh sangat banyak variasi buah

yang akan anda minum dalam jus.

Bisa dimulai dengan jus mangga,

stroberi, apel, buah semangka atau

blewah, dll. Bisa pula buah yang

satu dikombinasikan dengan buah -

yang lainnya.

Detoksifikasi

Jika tidak mengonsumsi banyak

buah, tubuh anda beresiko menderita

keracunan. Buah berguna membantu

mengeluarkan racun dalam tubuh.

Mengonsumsi buah dalam porsi be-

sar akan membuat tubuh sibuk mela-

kukan detoksifikasi atau proses

pembersihan racun dalam tubuh.

Buah yang bersifat asam seperti

lemon, jeruk, tomat dan nanas

adalah buah yang kuat dalam detok-

sifikasi. Dengan minum jus jeruk

setiap pagi sebagai sarapan pagi

maka tubuh akan lebih cepat

memiliki energi dan stamina. Karena

jus jeruk segar juga meningkatkan

kekebalan tubuh.Jus buah segar juga

memberikan enzim dan fitonutrien

yang berguna memperbaiki setiap

sel tubuh anda. dengan makan buah,

anda juga dapat menurunkan berat

badan. Selain, dapat membakar -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 29

Page 34: Majalah Sai Sarathi Medan

lemak, buah juga dapat mengatasi

racun yang terdapat dalam lemak.

Beberapa manfaat jus segar

1. Jus segar dapat menyerap pro-

tein, karbohidrat, dan asam le-

mak esensial, vitamin dan min-

eral dengan mudah.

2. Jus buah dan sayuran segar kaya

potassium dan rendah sodium.

Keseimbangan seperti ini ber-

peran penting dalam kesehatan

pembuluh darah jantung dan

mencegah kanker.

3. Jus memiliki enzim yang penting

untuk saluran pencernaan dan

penyerapan zat gizi dalam

makanan.

4. Muatannya mengandung antiok-

sidan yang besar seperti karoten,

jus dari sayuran hijau, merah dan

ungu serta buah dan sayuran

kuning dapat menetralkan

kanker yang disebabkan oleh

radikal bebas.

Untuk mendapatkan manfaat jus

yang maksimal sebaiknya kita

sendirilah yang membuat juice sayur

dan buah. Disamping akan terjamin

kebersihannya, lebih segar, terjaga

gizi nutrisi dan bebas dari zat-zat

kimia yang berbahaya bagi kese-

hatan tubuh, juga jus tersebut akan

sesuai dengan selera kita. Dengan

sering melakukan inovasi maka bu-

kan tidak mungkin kita bisa mene-

mukan berbagai resep jus baru yang

benar-benar enak menurut lidah kita.

“SELAMAT MENCOBA”

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 30

Page 35: Majalah Sai Sarathi Medan

Oleh: N. Kasturi

Beberapa tahun lalu ada seorang

sanyasi tua yang datang dari Rama-

nashrama. Dia merupakan orang

yang terkenal disana, dan dalam

‘Ramana Gita’ dia disebutkan seba-

gai ‘Amruthananda Yatheendra’.

Dia telah bersama dengan Ramana

Maharshi selama 15 tahun melaku-

kan yoga dengannya. Dia datang ke

Prasanthi Nilayam setelah Ramana

Maharshi meninggalkan dunia ini.

Swami berkata kepadanya bahwa

penyakit ‘asma’ nya yang membuat

dia kesulitan bernafas sama dengan

penyakit ‘asma’ yang diderita oleh

Ramana Maharshi yang disebabkan

oleh kesalahan dalam melakukan

teknik yoga. Dia datang dan tinggal

di Prsanthi selama dua hari, namun

dia memutuskan untuk tinggal se-

lama dua bulan. Swami begitu baik

dan penuh perhatian kepadanya den-

gan memberikan dia beberapa kali

kesempatan interview dan menyem-

buhkan penyakit asmanya. Dia

adalah orang Kerala dan Swami ber-

kata bahwa Beliau dapat memberi-

kannya makanan Kerala dan memin-

tanya untuk tinggal dengan saya.

Pada suatu hari, Amruthananda

datang dari interview dan berkata

kepada saya, bahwa Swami berkata

bahwa Beliau memberikannya be-

berapa daun hijau untuk kesembu-

han penyakit asmanya. Daun hijau

itu penuh dengan duri dan Swami

meminta daun itu kembali. Dia

memberikan daun itu kepada Swami

kembali dan selanjutnya Swami -

SWAMI MEMBERIKAN DARSHAN GANAPATI

KEAGUNGAN SWAMI !!!

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 31

Page 36: Majalah Sai Sarathi Medan

memberikan daun itu lagi kepada

Amruthananda dan kali ini semua

durinya telah hilang! Pada saat beri-

kutnya, Swami mengatakan kepada

Amruthananda yang berusia 75 ta-

hun, bahwa ket ika upacara

“upanayam” yang dilakukan pada

saat dia berusia lima tahun ayahnya

melaksanakan upacara ’Ganapathi

Homa’. Amruthananda mengingat

kembali dan berkata, “Ya Swami,

ya, saya ingat.” Swami berkata,

“Selama pelaksanaan Homa, engkau

menaruh kelapa ke dalam api den-

gan melantunkan mantra …”

Swami melantunkan mantra itu

kembali dan bertanya kepada Am-

ruthananda “Apakah hasil dari pe-

laksanaan homa itu?” Amruthananda

berkata, “Swami, dijelaskan di

dalam naskah suci bahwa setelah

empat puluh satu hari pelaksanaan

homa , se la ma poornahu th i

(persembahan terakhir) maka semua

benda-benda yang dituangkan ke -

kedalam api suci akan diterima

sendiri oleh Ganapati, dan kita bisa

melihat Ganapati di dalam api suci!

Namun karena waktu itu hamba

berusia tujuh tahun, hamba mungkin

telah mengucapkan mantra itu den-

gan salah sehingga hamba tidak bisa

melihat perwujudan Ganapati.”

Swami berkata, “Engkau mungkin

telah melakukan kesalahan dalam

pelaksanaan homa itu, namun itu

tidak apa-apa karena engkau masih

anak-anak dan engkau tidak menge-

tahui maknanya sama sekali. Na-

mun, setiap tindakan baik pasti

menghasilkan hasil yang baik dan

itulah sebabnya engkau datang

kesini.” Amruthananda melihat

Swami. Namun tidak ada wujud

Swami disana! Malahan, dia melihat

wujud Ganapati yang begitu agung

dan mulia. Amruthananda benar-

benar dalam keadaan lupa diri

karena rasa bahagia! Dia kehilangan

kesadaran. Swami memanggil saya -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 32

Page 37: Majalah Sai Sarathi Medan

masuk dan menyuruh saya untuk

membawanya keluar. Amruthananda

tidak sadarkan diri selama dua hari

karena dia masih mengalami keba-

hagiaan yang disebabkan oleh

Swami memberikan Darshan Gana-

pati kepadanya.

“ AUM SRI SAI RAM “

Diterjemahkan dari buku: Baba is

God in Human Form. Jangan mencari pujian dan penghormatan dari orang lain;

lebih baik mendapatkan rahmat dari Tuhan.

- Baba

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 33

Page 38: Majalah Sai Sarathi Medan

Seorang anak mengeluh kepada

ayahnya mengenai kehidupannya

dan menanyakan mengapa hidup ini

terasa begitu berat baginya. Dia

t i d a k t a h u b a g a i m a n a

menghadap inya dan hampir

menyerah. Dia sudah lelah untuk

berjuang. Sepertinya setiap kali satu

masalah selesai maka timbul

masalah yang baru. Ayahnya, adalah

seorang koki dan membawanya ke

dapur. Dia mengisi tiga panci

dengan air dan menaruhnya di atas

api. Setelah air di ketiga panci

tersebut mendidih. Dia menaruh

wortel di dalam panci pertama, telur

di panci kedua dan dia menuangkan

kopi bubuk di panci terakhir. Dia

membiarkannya mendidih tanpa

berkata-kata. Si anak diam dan

menunggu dengan tidak sabar, -

memikirkan apa yang sedang

dikerjakan sang ayah. Setelah 20

menit, sang ayah mematikan api. Ia

menyisihkan wortel dan menaruhnya

di mangkuk, mengangkat telur dan

meletakkannya di mangkuk yang

lain, dan menuangkan kopi di

mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya

kepada anaknya, “Apa yang kau

lihat, nak?” "Wortel, telur, dan kopi”

j a w a b s i a n a k . A ya h n y a

menga jaknya mendekat dan

memintanya merasakan wortel itu.

Ia melakukannya dan merasakan

bahwa wortel itu terasa lunak.

A ya hn ya la lu me min t a n ya

m e n g a m b i l t e l u r d a n

m e m e c a h k a n n y a . S e t e l a h

membuang kulitnya, ia mendapati

sebuah telur rebus yg mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya -

KISAH WORTEL, TELUR DAN KOPI

R E N U N G AN

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 34

Page 39: Majalah Sai Sarathi Medan

untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum

ketika mencicipi kopi dengan

aromanya yang khas. Setelah itu, si

anak bertanya, “Apa arti semua ini,

Ayah?” Ayahnya menerangkan

bahwa ketiganya telah menghadapi

‘kesulitan’ yang sama, melalui

proses perebusan, tetapi masing-

masing menunjukkan reaksi yang

berbeda. Wortel sebelum direbus

kuat, keras dan sukar dipatahkan.

Tetapi setelah direbus, wortel

menjadi lembut dan lunak. Telur

s e be lu mn ya mu d a h pe c a h .

Cangkang tipisnya melindungi

isinya yang berupa cairan. Tetapi

setelah direbus, isinya menjadi

keras. Bubuk kopi mengalami

perubahan yang unik. Setelah berada

di dalam rebusan air, bubuk kopi

merubah air tersebut. “Kamu

termasuk yang mana?,” tanya

ayahnya. “Ket ika kesu l it an

mendatangimu, bagaimana kamu

menghadapinya? Apakah kamu -

wortel, telur atau kopi?” Apakah

ka mu ada la h wo r t e l ya ng

kelihatannya keras, tapi dengan

adanya penderitaan dan kesulitan,

kamu menyerah, menjadi lunak dan

kehilangan kekuatanmu.” atau

“apakah kamu adalah telur, yang

awalnya memiliki hati lembut?

dengan jiwa yang dinamis, namun

setelah adanya patah hati, perceraian

atau pemecatan maka hatimu

menjadi keras dan kaku. Dari luar

kelihatan sama, tapi apakah kamu

menjadi keras dengan hati yang

kaku?.” Atau “apakah kamu adalah

bubuk kopi? Bubuk kopi merubah

a i r p a n a s , s e s u a t u ya n g

menimbulkan penderitaan, untuk

mencapai rasanya yang maksimal

pada suhu 100 derajat Celcius.

Ketika air mencapai suhu terpanas,

kopi terasa semakin nikmat.” “Jika

kamu seperti bubuk kopi, ketika

keadaan menjadi semakin buruk,

kamu akan menjadi semakin baik”

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 35

Page 40: Majalah Sai Sarathi Medan

Ravana adalah seorang raja rak-

sasa di kerajaan Lanka yang memer-

intah kerajaannya dengan tidak ada

bandingannya. Dia telah men-

galahkan semua para Dewa terma-

suk Dewa Indra dan para Astadi-

palaka sedang mengawal kerajaan

dan istananya.

Kemudian datang raksasa yang

bernama Akampana dengan bergetar

penuh dengan ketakutan. Dia tidak

berdaya dihadapan Ravana. Ravana

berteriak lantang, “Mengapa engkau

takut, ayo katakan apa yang ingin

engkau sampaikan kepadaku.”

Akampana menceritakan dengan

suara yang gemetaran bagaimana

seorang pangeran yang bernama

Rama memasuki hutan Dandaka

yang begitu angker dan begitu -

menyeramkan dan telah membuat

cacat Surpanakha, membunuh khara,

Dooshan dan Trisula dan memus-

nahkan seluruh kekuatan raksasa

yang ada disana.

Ravana menjadi marah menden-

gar berita ini. dia bangkit dari sing-

gasananya dan berseru “Aku segera

akan membunuh makhluk kecil yang

bernama Rama itu.” Namun Akam-

pana menyanggahnya. “Tuan, tidak

begitu mudah untuk membunuhnya.

Tuan tidak akan bisa menandinginya

dengan kebenaranian. Maafkanlah

saya dengan mengatakan hal ini. na-

mun ada satu cara. Istri Rama yang

bernama Sita adalah wanita yang

sangat cantik dan aku tidak bisa

menjelaskan kecantikannya dengan

kata-kata. Hamba menyarankan agar

Cerita PNK EPISODE DARI RAMAYANA :

JALAN KEHANCURAN

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 36

Page 41: Majalah Sai Sarathi Medan

tuanku mendapatkannya dengan

jalan apa saja. Rama akan sedih dan

mati atas kehilangan istri-Nya.” Ra-

vana diam sementara untuk

memikirkan ide yang disampaikan

bawahannya.

Keesokan paginya Ravana pergi

ke pertapaan tempat Maricah ting-

gal. Ravana menjelaskan tentang

rencananya dan meminta kepada

Naricha untuk membantunya men-

culik Sita. Maricha adalah orang

yang bijaksana dan mencoba untuk

membujuk Ravana agar jangan me-

lakukan konfrontasi dengan Rama.

Dia berkata, “Tuanku, janganlah

memikirkan lagi rencanamu itu. Jika

tuan memulai pertikaian dengan

Rama maka itu akan menjadi mus-

nahnya keturunan dan golon-

ganmu.Jangan ijinkan rasa keakuan

dan kesombonganmu menutupi

penilaianmu. Saya mengetahui sia-

pakah Rama itu. Lihatlah bekas luka

yang diakibatkan olehnya yang -

yang hanya berusia 16 tahun. Saya

berharap seluruh golongan raksasa

dapat tumbuh dengan baik. Saya ti-

dak dapat ikut bergabung untuk me-

rusak keturunan para raksasa.” Ra-

vana telah diyakinkan dan dia kem-

bali ke Lanka.

Pada keesokan harinya saudari

dari Ravana yang bernama Sur-

panakha datang dengan mata,

hidung dan telinga yang terpotong.

Dia menemui Ravana dan menceri-

takan bagaimana dia telah dihina

oleh dua orang bersaudara yang ber-

nama Rama dan Lakshmana dan

juga bagaimana seorang perempuan

muda yang bernama Sita tertawa

kegirangan melihat keadaannya.

Surpanakha menang is dan

menangis dengan keras. Ravana

mencoba menghiburnya. “Katakan

kepadaku apa yang dapat aku laku-

kan untuk menghilangkan penderi-

taanmu?” Surpanakha berkata,

“Saudaraku, aku tidak bisa tidur atau

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 37

Page 42: Majalah Sai Sarathi Medan

makan sampai Sita dihina atas kela-

kuannya. Ketika aku melihat kecinti-

kannya, aku memutuskan bahwa dia

seharusnya menjadi selirmu. Engkau

adalah orang yang tepat untuk

memilikinya. Dia begitu anggun.

Kata-kata yang disampaikan Sur-

panakha menarik hati dan Ravana

tidak mampu menahan gejolak hati-

nya. Dia meyakinkan saudarinya

bahwa dia akan pergi ke Dandara-

kanya untuk menculik Sita dan

membawanya ke Lanka. Ravana

berseru, “Saudariku yang terkasih,

aku akan membuatmu menjadi

senang. Jika tidak, aku tidak lagi

berhak atas nama dan kemasy-

uranku”.

Dengan tekad yang sudah bulat,

Ravana pergi kembali menemui

Maricha. Maricha merasakan ada

sesuatu yang buruk. Ravana mem-

bentangkan semua rencananya.

Maricha harus mengambil wujud

sebagai seekor kijang emas dan -

membawa Rama menjauh. Setelah

membawa Rama jauh masuk ke

dalam hutan, Maricha harus berte-

riak kesakitan dengan menggunakan

suara Rama agar Lakshmana juga

pergi dari gubuk itu. Hal ini akan

membuat Sita sendirian dan Ravana

akan menculiknya.

Maricha menjadi tercengang dan

dengan tangan terkatup dia berkata

kepada Ravana, “Tuanku, tolong

hilangkan ide atau gagasan untuk

menyakiti Rama dan Sita. Saya ya-

kin dia tidak hanya akan membunu-

hmu, namun seluruh keturunan rak-

sasa akan musnah. Engkau telah

membawa ketenaran dan kebesaran

bagi keturunan raksasa. Mengapa

engkau sendiri yang harus menghan-

curkannya dengan tindakan bodoh

ini?”

Saat ini Ravana telah bulat den-

gan tekadnya. Dia tidak bisa dibujuk

kembali. Malahan Ravana dipenuhi

dengan nafsu terhadap Sita.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 38

Page 43: Majalah Sai Sarathi Medan

Tidak ada nasehat baik yang dapat

mencegah kehendak Ravana. Dia

berbalik kepada Maricha “Aku

datang kesini bukan untuk menden-

garkan nasehatmu. Aku menyuru-

hmu sebagai seorang raja.” Maricha

pada akhirnya tidak mempunyai pili-

han sama sekali. Dia mengetahui

bahwa Ravana telah memilih jalan

kehancuran. Dia telah mencoba den-

gan usahanya yang terbaik untuk

menasehati Ravana tapi gagal. Jika

dia tidak menuruti perkataan Ravana

maka Ravana akan membunuhnya.

Akhirnya dia berpikir, “aku akan

mematuhi perintah Ravana dan mati

ditangan Rama yang suci.”

Ravana dan Maricha pergi

menuju hutan Dandakaranya untuk

menjalankan rencana jahat mereka.

Pertanyaan:

1. Apakah anjuran yang diberikan

kepada Ravana terkait perti-

kaiannya dengan Rama?

2. Apakah nasehat yang diberikan

oleh Maricha?

Bersambung……….

Disadur dari “Story for children part

II”

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 39

Page 44: Majalah Sai Sarathi Medan

Pada zaman serba canggih seperti

sekarang, kegiatan mendongeng di

mata anak-anak tidak populer lagi.

Sejak bangun hingga menjelang

tidur, mereka dihadapkan pada tele-

visi yang menyajikan beragam

acara, mulai dari film kartun, kuis,

hingga sinetron yang acapkali bukan

tontonan yang tepat dan mendidik

untuk anak. Kalaupun mereka bosan

dengan acara yang disajikan, mereka

dapat pindah pada permainan lain

seperti videogame atau play station.

KENDATI demikian, kegiatan

mendongeng sebetulnya bisa memi-

kat dan mendatangkan banyak man-

faat, bukan hanya untuk anak-anak

tetapi juga orang tua yang mendon-

geng untuk anaknya. Kegiatan ini

dapat mempererat ikatan dan komu-

nikasi yang terjalin antara orang tua

dan anak. Para pakar menyatakan

ada beberapa manfaat lain yang da-

pat digali dari kegiatan mendongeng

ini.

Pertama, anak dapat mengasah

daya pikir dan imajinasinya. Hal

yang belum tentu dapat terpenuhi

bila anak hanya menonton dari tele-

visi. Anak dapat membentuk visu-

alisasinya sendiri dari cerita yang

didengarkan. Ia dapat membayang-

kan seperti apa tokoh-tokoh maupun

situasi yang muncul dari dongeng

tersebut. Lama-kelamaan anak dapat

MANFAAT BERCERITA PADA ANAK

KOLOM PENDIDIKAN

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 40

Page 45: Majalah Sai Sarathi Medan

melatih kreativitas dengan cara ini.

Kedua, cerita atau dongeng me-

rupakan media yang efektif untuk

menanamkan berbagai nilai dan

etika kepada anak, bahkan untuk

menumbuhkan rasa empati. Misal-

nya nilai-nilai kejujuran, rendah

hati, kesetiakawanan, kerja keras,

maupun tentang berbagai kebiasaan

sehari-hari seprti pentingnya makan

sayur dan menggosok gigi. Anak

juga diharapkan dapat lebih mudah

menyerap berbagai nilai tersebut

karena di sini tidak bersikap memer-

intah atau menggurui, sebaliknya

para tokoh cerita dalam dongeng

tersebutlah yang diharapkan menjadi

contoh atau teladan bagi anak.

Ketiga, dongeng dapat menjadi

langkah awal untuk menumbuhkan

minat baca anak. Setelah tertarik

pada berbagai dongeng yang diceri-

takan, anak diharapkan mulai

menumbuhkan ketertarikannya pada

buku. Diawali dengan buku-buku

dongeng yang kerap didengarnya,

kemudian meluas pada buku-buku

lain seperti buku pengetahuan, sains,

agama, dan sebagainya.

Tidak ada batasan usia yang ketat

mengenai kapan sebaiknya anak da-

pat mulai diberi dongeng . Untuk

anak-anak usia prasekolah, dongeng

dapat membantu mengembangkan

kosa kata. Sedangkan untuk anak-

anak usia sekolah dasar dapat

dipilihkan cerita yang mengandung

teladan, nilai dan pesan moral serta

problem solving. Harapannya nilai

dan pesan tersebut kemudian dapat

diterapkan anak dalam kehidupan

sehari-hari. Berikut ini ada beberapa

teknik atau cara bercerita yang bisa

menjadi pengetahuan dasar kita ber-

cerita atau mendongeng kepada anak

-anak kita:

1. Banyak membaca dari buku-buku

cerita atau dongeng yang benar-

benar sesuai untuk anak-anak, serta

banyak membaca dari pengalaman

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 41

Page 46: Majalah Sai Sarathi Medan

atau kejadian sehari-hari yang pan-

tas diberikan kepada anak-anak.

Banyak membaca akan memperkaya

“bank” cerita kita, sehingga cerita

yang kita bacakan lebih variatif dan

tidak membuat anak bosan.

2. Biasakan untuk ngobrol dengan

anak karena dengan mengobrol kita

bisa mengetahui dan memahami

gaya bahasa anak kita, istilah yang

dia gunakan, serta sejauh mana pe-

mahamannya akan sesuatu. Dengan

menaggapai obrolannya, ceritanya,

pembicaraannya, kita jadi lebih pa-

ham apa yang ia sukai dan ia tidak

sukai, sehingga memudahkan kita

bercerita kepadanya. Kemauan

mendengar merupakan realisasi dari

cinta dan kasih sayang kita

kepadanya.

3. Berikan penekanan pada dialog

atau kalimat tertentu dalam cerita

yang kita bacakan atau kita tuturkan,

kemudian lihat reaksi anak. Ini un-

tuk mengetahui apakah cerita kita -

menarik hatinya atau tidak, sehingga

kita bisa melanjutkannya atau meng-

gantinya dengan cerita yang lain.

4. Berceritalah pada waktu yang te-

pat, yaitu di waktu anak kita bisa

mendengarkan dengan baik, se-

hingga nilai-nilai yang terkandung

dalam cerita bisa diserap dengan

baik.

“Rahasia dari kebahagiaan bukan terletak pada melakukan apa yang disukainya namun menyukai apa

yang harus dilakukannya” -Baba-

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 42

Page 47: Majalah Sai Sarathi Medan

Pada saat sekarang orang-orang

tidak memiliki keyakinan. Mereka

mengingat Tuhan pada saat kesuli-

tan dan melupakan-Nya ketika

mereka dalam keadaan baik-baik

saja. Berapa banyak orang yang

mengikuti ideal Swami? Mereka

hanya meningkatkan keinginan-

keinginan mereka. Kebodohan apa

yang lebih hebat daripada ini?

Ada satu hal yang harus dipela-

jari oleh semua orang apakah

mereka datang dari China, India atau

Amerika. Tuhan yang bersemayam

di dalam diri mereka semua adalah

satu dan sama. Kasihmu kepada Tu-

han seharusnya tidak tergoyahkan,

apapun yang terjadi. Kasih adalah

Tuhan. hiduplah dalam kasih. Ke-

benaran yang satu ini akan

melindungimu sepanjang waktu.

Tinggalkan semua kualitas burukmu

disini dan ambillah semua pikiran

baik dan kebiasaan baik. Itulah ala-

san mengapa engkau ada disini.

Menjadi baik dan meningkatkan

masyarakat.

Ketika kalian kembali ke negera

kalian masing-masing dengan kuali-

tas yang baik, orang-orang akan

melihat perubahan di dalam dirimu

setelah mengunjungi Puttaparthi.

Gunakan Prasanthi Nilayam sebagai

bengkel spiritual. Tidak ada biaya

yang dipungut disini. Semuanya

adalah gratis. Aku telah siap. Guna-

kan waktu kalian dengan baik se-

lama tinggal disini.

Bersambung ……….

PEMBANGKIT KEYAKINAN KEPADA TUHAN Bagian V

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 43

Page 48: Majalah Sai Sarathi Medan

Pertanyaan 16

Swami! Kami memohon kepada-

Mu agar menjelaskan kepada

kami tentang dua aspek Tuhan,

yang tanpa wujud dan yang ber-

wujud?

Sathya Sai Baba:

Banyak orang yang menjadi bingung

akan hal ini. tanpa adanya sebuah

wujud, dimana kalian akan menda-

patkan yang tanpa wujud? Bagai-

mana mungkin bagi kalian untuk

menggambarkan yang tanpa wujud?

Karena kalian memiliki wujud,

ma k a k a l ia n ha n ya d ap a t

memikirkan Tuhan yang berwujud.

Sebagai contoh, jika seekor ikan

mencoba untuk memikirkan tentang

Tuhan, maka ikan itu hanya dapat

membayangkan wujud Tuhan dalam

bentuk ikan yang lebih besar. Sama

halnya juga jika semua kerbau

memikirkan tentang Tuhan, maka

semua kerbau hanya dapat

memikirkan Tuhan dalam wujud

kerbau yang lebih besar. Bagaimana

dengan manusia, manusia dapat

memikirkan tentang Tuhan hanya

dalam wujud manusia, dalam wujud

manusia yang memiliki idealisme

yang sempurna.

Bahkan aspek Tuhan yang tanpa wu-

jud dapat direnungkan dengan ber-

dasarkan pada aspek Tuhan yang

berwujud. Kalian tidak dapat men-

dapatkan yang tanpa wujud tanpa

adanya sebuah wujud terlebih da-

hulu. Disini ada sebuah contoh yang

sederhana. Kalian semua sekarang

sedang duduk disini di dalam ruan-

gan ini di depan Swami di Kodai-

kanal. Kalian sedang mendengarkan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 44

Page 49: Majalah Sai Sarathi Medan

perkataan Swami. Ini adalah sebuah

pengalaman yang berkaitan dengan

wujud. Selanjutnya, kalian pulang

kembali ke rumah dan setelah be-

berapa hari kalian mulai mengingat

dan merenungkan kembali tentang

apa yang telah terjadi disini. Kalian

mengingat kembali semua keadaan

ini. sesungguhnya, apakah Swami

datang secara phisik ke tempatmu?

Akankah kalian menemukan ruan-

gan seperti ini di tempatmu? Apakah

kalian semua pergi ke tempat ini

pada saat kembali membayang-

kannya? Tidak, namun semua pen-

galaman itu kembali terlihat di

dalam benak kalian yang mana

memberikan pengalaman yang tidak

langsung tentang keadaan yang ada

disini. Apa yang kalian lihat disini

adalah sakara dan apa yang kalian

bayangkan di dalam benak kalian

adalah nirakara. Jadi, yang tidak

berwujud didasarkan pada aspek

yang berwujud. Yang satu tidak bisa

ada tanpa yang lainnya.

Sebagai contoh yang lainnya. Ini

adalah susu. Kalian ingin sekali

meminumnya. Bagaimana kalian

dapat meminumnya? Tidakkah

kalian membutuhkan gelas atau

cangkir? Sama halnya dengan me-

muja Tuhan (susu) kalian membu-

tuhkan sebuah bentuk (cangkir).

Swami, dalam kedua aspek pemu-

jaan ini, yaitu yang berwujud dan

tanpa wujud, yang mana diantara

keduanya yang lebih hebat?

Sri Sathya Sai Baba:

Menurut pendapat-Ku, keduanya

adalah sama. Yang satu tidaklah le-

bih hebat daripada yang lainnya.

Sekarang kalian ada di Coimbatore.

Disini tanahnya adalah datar, tidak

ada bentuk tanah yang naik dan

yang lainnya turun. Ketinggian

tanah di tempat ini seluruhnya

adalah sama. Tidak ada seorangpun

yang mendatarkannya. Tidak ada

yang telah mempersiapkan bentuk

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 45

Page 50: Majalah Sai Sarathi Medan

yang seperti ini. Bentuk dari Coim-

batore adalah seperti ini. Kontruksi

tanahnya memang seperti ini. Na-

mun daerah Kodaikanal terletak di

perbukitan. Tidak ada seorangpun

yang membuat bukit disana. Bentuk

dari tanah yang ada disana memang

seperti itu. Coimbatore dan Kodai-

kanal adalah berbeda satu dengan

yang lainnya. Semuanya sempurna

menurut bentuknya sendiri. Begitu

juga dengan dua metode pemujaan

yaitu yang berwujud dan yang lain-

nya adalah tanpa wujud dan

keduanya sama-sama menguntung-

kan bagi para pencari kehidupan

spiritual dan mereka yang mendam-

bakan pencerahan spiritual.

Pertanyaan 17

Swami! Kitab suci menyatakan

bahwa Tuhan ada dimana-mana.

Tolong jelaskanlah kepada kami

tentang aspek ini? dan Bagaimana

kami dapat memahaminya?

Sri Sathya Sai Baba:

Dalam Bhagavad Gita dijelaskan

“bijam mam sarvabhutanam” Tuhan

adalah benih dari seluruh ciptaan ini.

Tuhan adalah benih dari semua mak-

hluk hidup.” Sebagai contoh, kalian

melihat ini adalah sebuah bibit po-

hon mangga. Kalian menaburkannya

di atas tanah, ketika hari berlalu dan

berganti maka benih ini akan mulai

berkecambah. Dalam prosesnya,

benih ini mulai menghasilkan akar,

kemudian batang, daun, cabang, dan

bunga secara perlahan-lahan. Benih

ini ada di dalam setiap bagian dari

tumbuhan dan semua bagian dari

tumbuhan baik secara langsung

maupun tidak langsung berasal dari

benih ini. Pada akhirnya, biji padat

yang ada di dalam buah juga berasal

dari benih itu juga. Jadi, Tuhan ada

di dalam seluruh alam semesta. Se-

luruh dunia adalah sebuah pohon,

Tuhan adalah benihnya, dan buah-

nya adalah makhluk hidup atau -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 46

Page 51: Majalah Sai Sarathi Medan

ciptaan berasal dari pohon dunia ini.

Pertanyaan 18

Swami! Ketika Tuhan yang sama

ada dan bersemayam dalam diri

setiap orang, lantas mengapa per-

bedaan itu tetap ada? Kualitas

Tuhan itu sama, mengapa kami

berbeda satu dengan yang lain-

nya?

Sri Sathya Sai Baba:

Dalam Naskah suci dijelaskan

bahwa “Ekamevadvitiyam brahma,

“Tuhan adalah satu tidak ada

duanya”. Kemudian, bagaimana kita

dapat melihat banyak keanekarag-

man, perbedaan, jenis, dsb? Sebuah

contoh yang sederhana untuk mema-

hami hal ini. sumber listrik adalah

sama, tidakkah kalian menemukan

adanya perbedaan tegangan yang

terdapat pada bola lampu? Sebuah

bola lampu dengan tegangan yang

rendah akan memberikanmu pener-

angan cahaya yang rendah dan -

sebuah bola lampu yang bertegan-

gan tinggi akan memberikan cahaya

yang terang. Namun, pada saat yang

bersamaan, arus listrik yang men-

galir di dalam kedua bola lampu itu

adalah satu dan sama. Bola lampu

yang berbeda dan berbagai jenis

yang memberikan perbedaan pada

cahaya yang dipancarkan. Sama hal-

nya, tubuh kita adalah sama dengan

bola lampu itu dengan arus yang

mengalir di dalamnya adalah sama

yaitu Tuhan.

Swami! Engkau berkata bahwa

Tuhan ada di dalam diri setiap

orang. Kemudian, sebelum kita

lahir dimanakah Tuhan itu

berada? Apakah Tuhan itu akan

tetap ada setelah kita meninggal?

Sri Sathya Sai Baba:

Tuhan akan selalu tetap ada. Tuhan

bersifat tidak dapat dihancurkan,

suci dan tidak ternoda. Tuhan tidak

mengalami kelahiran dan juga ke-

matian. Tuhan adalah kekal dan -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 47

Page 52: Majalah Sai Sarathi Medan

tidak mengalami perubahan. Tuhan

melampaui ruang dan waktu. Tuhan

melampaui semua hukum jasmani.

Sekarang, pertanyaanmu adalah: di-

manakah Tuhan itu berada sebelum

kelahiran kalian dan dimanakah Tu-

han setelah kematian? sedangkan

Tuhan ada di dalam diri kita sepan-

jang kehidupan. Kalian lihat, ada

sebuah kabel listrik diatas tembok

dan juga gagang lampu. Kalian

hanya akan dapatkan nyala lampu

jika bola lampu terpasang dengan

baik pada gagang lampu dan bukan

sebaliknya. Mengapa? Arus yang

mengalir melalui kawat dan mema-

suki bola lampu dan bisa menyala

jika sudah terpasang di gagangnya

dengan baik. Jika kalian memegang

bola lampu itu di tangan kalian,

maka bola lampu tidak akan bisa

menyala karena tidak ada daya lis-

trik yang mengalir kesana. Hal yang

harus kalian pahami adalah, arus

listrik yang mengalir ke dalam bola -

lampu tidak baru saja dihasilkan.

Arus listrik itu sudah ada di dalam

kawat. Jika kalian melepaskan bola

lampu dari gagangnya, apa yang

akan terjadi dengan arus listrik itu?

Maka arus listrik itu akan tetap ada

di dalam kawat. Perbedaaan yang

terjadi hanyalah kalian tidak bisa

mengalami kehadirannya sebagai

cahaya penerangan. Sama halnya,

bola lampu itu adalah tubuh manu-

sia, sedangkan arus listrik keTu-

hanan yang mengalir ke dalam bola

lampu tubuh manusia sebagai ca-

haya kehidupan. Ketika bola lampu

tubuh manusia ini dilepaskan, arus

keTuhanan tetap ada tersembunyi,

jadi Tuhan tetap ada selamanya

bahkan sebelum kalian lahir, selama

hidup kalian dan bahkan akan tetap

ada setelah kalian meninggal sama

halnya dengan arus listrik yang tetap

ada di dalam kawat.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 48

Page 53: Majalah Sai Sarathi Medan

Pertanyaan 19

Swami! Tuhan dinyatakan sebagai

hrdayavasi, bersemayam di dalam

hati. Apakah hati tempat berse-

mayamnya Tuhan sama dengan

hati yang ada di sebelah kiri dada

kita?

Sri Sathya Sai Baba:

Tidak, tidak. Hati yang ada di sebe-

lah kiri dadamu adalah hati phisik.

Namun tempat duduk Tuhan adalah

hati dalam spiritual, yang juga dise-

but dengan hrdaya. Artinya hr +

daya = hrdaya. Seseorang yang dili-

puti dengan kasih adalah hrdaya,

hati. Saat sekarang kasih sayang

adalah berkaitan dengan mode/

kebiasaan. Kebanyakan orang me-

makai kasayavastra, jubah yang ber-

warna kuning namun mereka

memiliki kasayihrdaya, hati seorang

pembunuh kejam. Hati secara phisik

ada di sebelah kiri sedangkan hati

spiritual adalah di sebelah kanan.

Hati spiritual adalah tempat suci

Tuhan. Dalam Gita, Sri Krishna ber-

sabda, “isvarah hrddese arjuna tist-

hati yang berarti Tuhan bersemayam

di altar hatimu. Pengetahuan,

duniawi, teknologi, penemuan

ilmiah semuanya ini berkaitan den-

gan kepala dan bukannya hati. Na-

mun kasih, rasa menyayangi, ke-

benaran, pengorbanan dan kesabaran

berhubungan dengan hati.

Pertanyaan 20

Swami! Dapat kah Tuhan

diselidiki secara ilmiah? Apakah

memungkinkan mengetahui Tu-

han dengan penjabaran alasan-

alasan pendukung?

Sri Sathya Sai Baba:

Semua pengalaman duniawi dibatasi

oleh ruang dan waktu. Indria kalian

membantu kalian untuk dapat men-

galami semua hal yang ada di dunia

luar. Ilmu pengetahuan dan

teknologi melakukan penyelidikan

pada lima unsur yang ada, membuat

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 49

Page 54: Majalah Sai Sarathi Medan

kombinasi tertentu dan perubahan

dan menyediakan beberapa tamba-

han kenyamanan untuk umat manu-

sia untuk menempuh hidup yang le-

bih baik. Semua hal ini termasuk

dengan peralatan elektronik, kom-

puter dan sebagainya.

Seorang ilmuwan melakukan se-

buah percobaan, namun seorang

pencari spiritual mengalami keTu-

hanan yang tidak dapat dilakukan di

dalam laboratorium. Bagaimana

kalian berharap dapat menyampai-

kan apa saja tentang Tuhan yang

melampaui penjelasan? Bagaimana

kalian membayangkan tentang Tu-

han, yang melampaui pemahaman

kita? Bagaimana kalian bisa menye-

lidiki dan mengalami Tuhan yang

melampaui semua penjelasan dan

indria? Ilmu pengetahuan adalah

berdasarkan pada percobaan dan

agama berlandaskan pada pengala-

man. Dalam ilmu pengetahuan,

kalian menganalisa, namun dalam

agama, kalian adalah menyadari.

“Hidup dengan Tuhan adalah

pendidikan.

“Hidup untuk Tuhan adalah

pelayanan.

“Hidup dalam Tuhan adalah

kesadaran.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 50

Page 55: Majalah Sai Sarathi Medan

Tembok Raksasa Tiongkok atau

Tembok Besar Tiongkok meru-

pakan bangunan terpanjang yang

pernah dibuat oleh manusia, terletak

di Republik Rakyat Tiongkok. Pan-

jangnya adalah 6.400 kilometer (dari

kawasan Sanhai Pass di timur

hingga Lop Nur di sebelah barat)

dan tingginya 8 meter dengan tujuan

untuk mencegah serbuan bangsa

Mongol dari Utara pada masa itu.

Lebar bagian atasnya 5 m, sedang-

kan lebar bagian bawahnya 8 m.

Setiap 180-270 m dibuat semacam

menara pengintai. Tinggi menara

pengintai tersebut 11-12 m. Untuk

membuat tembok raksasa ini, diper-

lukan waktu ratusan tahun di zaman

berbagai kaisar. Semula, diperkira-

kan Qin Shi-huang yang memulai

pembangunan tembok itu, namun

menurut penelitian dan catatan lit-

eratur sejarah, tembok itu telah

dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri,

tepatnya dibangun pertama kali pada

Zaman Negara-negara Berperang.

Kaisar Qin Shi-huang meneruskan

pembangunan dan pengokohan -

TEMBOK BESAR CHINA

JENDELA INFORMASI DUNIA

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 51

Page 56: Majalah Sai Sarathi Medan

tembok yang telah dibangun sebe-

lumnya.

Sepeninggal Qin Shi-huang,

pembuatan tembok ini sempat ter-

henti dan baru dilanjutkan kembali

di zaman Dinasti Sui, terakhir dilan-

jutkan lagi di zaman Dinasti Ming.

Bentuk Tembok Raksasa yang

sekarang kita lihat adalah hasil pem-

bangunan dari zaman Ming tadi.

Bagian dalam tembok berisi tanah

yang bercampur dengan bata dan

batu-batuan. Bagian atasnya dibuat

jalan utama untuk pasukan berkuda

Tiongkok.

Sejarah pembangunan Tembok

Besar Tiongkok dapat dilacak sam-

pai abad ke-9 sebelum Masehi. Pada

waktu itu, pemerintahan di bagian

tengah Tiongkok menyambung ben-

teng dan menara api yang meru-

pakan pos penjagaan tentara di per-

batasan menjadi satu tembok pan-

jang dalam rangka menangkis seran-

gan etnis-etnis dari bagian utara -

Tiongkok. Sampai pada Masa Chun-

qiu dan Negara-negara Berperang,

pertempuran berkecamuk di antara

negara-negara kepangeranan yang

saling berkonfrontasi.

Negara-negara itu demi per-

tahanannya sendiri berturut-turut

membangun tembok besar di atas

bukit dan gunung yang terletak di

daerah perbatasan. Pada tahun 221

sebelum Masehi, Kaisar Qinshi-

huang menyatukan Tiongkok. Sete-

lah itu, Kaisar Qinshihuang memer-

intahkan agar tembok-tembok yang

dibangun oleh berbagai negara

kepangeranan itu disambung men-

jadi satu tembok besar sebagai kubu

pertahanan untuk menangkis seran-

gan pasukan kavaleri etnis nomadik

di padang rumput Monggolia bagian

utara Tiongkok.

Tembok Besar yang kita sebut

sekarang kebanyakan adalah tembok

besar yang dibangun pada Dinasti

Ming yang berkuasa antara tahun -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 52

Page 57: Majalah Sai Sarathi Medan

1368 dan 1644. Ujung baratnya ber-

pangkal dari Benteng Jiayu di

Provinsi Gansu Tiongkok Barat dan

ujung timurnya terletak di pinggir

Sungai Yalu Provinsi Liaoning

Tiongkok Timur Laut setelah mele-

wati 9 provinsi, kota dan daerah

otonom sepanjang 7300 kilometer,

atau sama dengan 14 ribu li Tiong-

kok. Dengan demikian, Tembok Be-

sar itu disebut sebagai "tembok pan-

jang 10 ribu li" di Tiongkok.

Fungsi Tembok Besar sebagai

kubu pertahanan militer sekarang

sudah tidak ada lagi, namun keinda-

han arsitekturnya tetap sangat men-

gagumkan.

Keindahan Tembok Besar tercer-

min pada kemegahan, kekuatan dan

kebesarannya. Melepas pandang dari

tempat jauh ke Tembok Besar, tem-

bok besar tinggi yang memanjang

selama ribuan kilometer itu tampak

serupa naga mahabesar yang meng-

geliang-geliut menyusuri -

pegunungan; jika dilihat dari jarak

dekat, maka tembok itu penuh den-

gan daya tarik seni dengan arsitek-

turnya yang aneka ragam.

Tembok Besar adalah hasil jerih

payah yang dibasahi keringat dan

darah serta diresapi kecerdasan

rakyat Tiongkok pada zaman kuno.

Betapa beratnya proyek pemban-

gunan Tembok Besar pada zaman

kuno yang masih rendah tenaga pro-

duktif memang sulit dibayangkan.

Tembok Raksasa Tiongkok diang-

gap sebagai salah satu dari Tujuh

Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987,

bangunan ini dimasukkan dalam

daftar Situs Warisan Dunia

UNESCO.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 53

Page 58: Majalah Sai Sarathi Medan

Sepasang kakek dan nenek pergi

belanja di sebuah toko suvenir untuk

mencari hadiah buat cucu mereka.

Kemudian mata mereka tertuju

kepada sebuah cangkir yang cantik.

“Lihat cangkir itu,” kata si nenek

kepada suaminya. “Kau benar, inilah

cangkir tercantik yang pernah aku

lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cang-

kir itu, tiba-tiba cangkir yang dimak-

sud berbicara “Terima kasih un-

tuk perhatiannya, perlu diketa-

hui bahwa aku dulunya tidak can-

tik. Sebelum menjadi cangkir yang

dikagumi, aku hanyalah seong-

gok tanah liat yang tidak ber-

guna. Namun suatu hari ada seorang

pengrajin dengan tangan kotor me-

lempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian pengrajin itu mulai -

memutar-mutar aku hingga aku

merasa pusing. Stop! Stop! Aku

berteriak, Tetapi orang itu ber-

kata “belum!” lalu ia mulai menyo-

dok dan meninjuku berulang-ulang.

Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang

ini masih saja tetap menin-

juku, tanpa menghiraukan teri-

akanku. Bahkan lebih buruk lagi ia

selanjutnya memasukkan diriku

ke dalam tungku perapian yang san-

gat panas. Panas ! Panas ! Teriakku

dengan keras. Stop! Cukup! Teri-

akku lagi. Tapi orang ini berkata

“belum!”

Akhirnya ia mengangkat aku dari

perapian itu dan membiarkan aku

sampai dingin. Aku pikir, sele-

sailah penderitaanku ini. Oh, tern-

yata semua ini belum selesai. Sete-

lah aku terasa dingin maka aku -

CANGKIR YANG CANTIK

CERITA MOTIVASI & KEHIDUPAN

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 54

Page 59: Majalah Sai Sarathi Medan

Diberikan kepada seorang wanita

muda dan dan ia mulai mewarnai

aku. Asapnya begitu memualkan.

Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !”

Lalu ia memberikan aku kepada seo-

rang pria dan ia memasuk-

kan aku lagi ke perapian yang le

bih panas dari sebelumnya! Tolong !

Hentikan penyiksaan ini ! Sambil

menangis aku berteriak sekuat-

kuatnya. Tapi orang ini tidak pe-

duli dengan teriakanku. Ia terus

me mbakar ku . Set e la h puas

“menyiksaku” kini aku dibiarkan

dingin.

Setelah benar-benar dingin, seo-

rang wanita cantik mengangkatku

d a n m e n e m p a t k a n

aku dekat kaca. Aku meli-

hat diriku. Aku terkejut sekali.

A k u h a m p i r t i d a k p e r -

caya, karena di hadapanku berdiri

sebuah cangkir yang begitu cantik.

Semua rasa sakit dan penderitaanku

yang lalu menjadi sirna tatkala kuli-

hat diriku.

****************************

Sahabat, dalam kehidupan ini ada-

kalanya kita seperti disuruh berlari,

ada kalanya kita seperti digencet

permasalahan kehidupan. Tapi sa-

darlah bahwa semuanya itu meru-

pakan cara Tuhan untuk membuat

kita kuat. Hingga cita-cita kita terca-

pai. Memang pada saat itu tidak-

lah menyenangkan, terasa sakit, pe-

nuh penderitaan, dan banyak air

ma t a . T e t ap i in i la h s a t u -

satunya cara untuk mengubah kita

supaya menjadi cantik dan meman-

carkan kemuliaan.

Apabila Anda sedang mengha-

dapi ujian hidup, jangan berkecil

hati, karena akhir dari apa yang se-

dang anda hadapi adalah kenyataan

bahwa anda lebih baik, dan makin

cantik dalam kehidupan ini.

****************************

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 55

Page 60: Majalah Sai Sarathi Medan

Alexander Fleming (1881-1955),

ahli bakteriologi Inggris, pe-

menang hadiah Nobel, dikenal

karena penemuan antibiotika

penisilin.

Lahir dekat Ayrshire, Skotlandia,

pada tanggal 6 Agustus 1881, dan

meninggal di London, Inggris, pada

11 Maret 1955. Menjalani pendidi-

kan di sekolah Kedokteran Rumah

Sakit Saint Mary di Universitas Lon-

don. Fleming lahir dari keluarga -

Peternak domba, Skot landia.

Tubuhnya kecil, dengan pakaian

yang tampak tak sesuai dengan

citranya sebagai anggota masyarakat

terpandang. Sapai datangnya per-

isitwa “kebetulan” penemuan penis-

ilin, Fleming hanyalah seorang ahli

bakteri biasa.

Rangkaian kejadian penemuan

penisilin pada 1928 memang seperti

sebuah mitos ilmiah. Fleming, ilmu-

wan peneliti muda Skotlandia yang

SERI TOKOH DUNIA

SIR. ALEXANDER FLEMING

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 56

Page 61: Majalah Sai Sarathi Medan

Sedang berusaha membuktikan teori

favoritnya - bahwa lender hidung

memiliki efek antibakteri - saat dia

meninggalkan piring kultur berisi

bakteri staphylococcus di bangku

laboratorium ketika berlibur selama

dua minggu.

Waktu dia kembali, sebuah ling-

karan bening menyelubungi pertum-

buhan jamur kuning hijau yang se-

cara tidak sengaja mengkontaminasi

piring itu. Tanpa diketahinya, spora

dari jenis yang jarang penicillium

notatum telah mampir dari laborato-

rium Fleming. Untungnya Fleming

tidak memasukkan kultur itu ke in-

cubator panas dan London kemudian

mengalami musim dingin yang

memberikan kesmepatan kepada

jamur untuk berkembang biak. Ke-

mudian, saat suhu naik, bakteri

staphylococcus telah tumbuh

menutupi permukaan piring - kec-

uali daerah di sekitar jamur.

Menyaksikan lingkaran bening -

adalah momen penting bagi Flem-

ing. Dengan wawasan dan penalaran

deduktifnya, seketika dia dengan

tepat menarik kesimpulan bahwa

jamur itu telah melepaskan zat kimia

yang dapat menghambat pertumbu-

han bakteri.

Penemuan ini mengubah jalan

sejarah. Ramuan aktif pada jamur itu

merupakan alat penghambat infeksi

yang berpotensi luar biasa. Ketika

akhirnya diketahui bahwa obat ini

merupakan penyelamat paling mu-

jarab di dunia, penisilin telah men-

gubah cara penanganan infeksi.

Penemuan Fleming pada September

1928 menandai abad baru dalam

dunia antibiotik modern. Fleming

juga menemukan bahwa bakteri

sendiri dapat mengembangkan resis-

tansi dan daya tahan terhadap penis-

ilin apabila penisilin yang digunakan

sebagai antibiotik terlalu sedikit dan

digunakan dalam jangka waktu yang

pendek. Karena penisilin pada waktu

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 57

Page 62: Majalah Sai Sarathi Medan

itu sangat sukar untuk dikembang-

kan, Fleming putus asa untuk

mengembangkan antibiotik tersebut.

Segera setelah Fleming tidak lagi

mengembangkan penisilin, pada ta-

hun 1939 kelompok ilmuwan dari

Universitas Oxford yang dipimpin

oleh Howard Florey dan dibantu

oleh ahli kimia yang bernama Ernst

Boris Chain. Para ilmuwan ini beru-

saha mengidentifikasi dan mengiso-

lasi zat antibakteri. Misi ini menda-

pat titik awal yang baik dengan

adanya jamur penicillum notatum.

Florey dan Chain dan teamnya

dengan cepat bisa memurnikan

penisilin dalam jumlah yang cukup

untuk melakukan percobaan. Semua

usaha mereka berhasil dengan sem-

buhnya seekor tikus yang telah

diberi dosis bakteri yang mematikan.

Dunia mulai menaruh perhatian

ketika mereka memperlihatkan

bahwa penyuntikan penisilin menye-

babkan para pasien yang terkena

injeksi bisa sembuh secara menak-

jubkan. Akhirnya satu pendapat

muncul bahwa "Tanpa Fleming, ti-

dak ada Florey, tanpa Florey, tidak

ada Chain, tanpa Chain, tidak ada

Penisilin."

Hujan penghargaan dan pujian

mereka terima dan puncaknya

adalah pemberian hadih nobel fisi-

ologi atau kedokteran 1945 kepada

mereka bertiga. Namun, Fleming

pun telah menyadari bahwa penisilin

memiliki kelemahan. Dia menulis

pada 1946, “Pemberian dosis yang

terlalu kecil ...menghasilkan ketu-

runan bakteri yang kebal.”

Fleming meninggal karena seran-

gan jantung pada tahun 1955 di usia

73 tahun. Dia dikubur sebagai pahla-

wan nasional di Katedral St. Paul,

London. Meskipun pencapain sains

Fleming tidak istimewa, tetapi kon-

tribusi satu-satunya itu telah men-

gubah praktek kedokteran.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 58

Page 63: Majalah Sai Sarathi Medan

Wah..kita jumpa lagi...semalam

saya makan lontong di warung

tenda. Makanannya sih enak, bikin

lidah bergoyang. Lagi asyik makan,

muncul seorang peminta. Saya

melir ik. Wah, peminta atau

pengemis ini sudah lama saya tidak-

jumpai. Pertama kali jumpa

pengemis ini 13 tahun lalu. Waktu

itu profesinya pengemis juga.

Sekarang juga. Wah, konsisten, ko-

mitmen dan fokus juga nih ibu

pengemis. Yah, kalo memang kita

fokus, komitmen, konsisten, pasti

akan meraih apa yang kita inginkan.

Bidang apapun itu. Nah, ketemu lagi

ibu ini, saya jadi ingat sebuah cerita

t ent ang pe nge mis . Ber iku t

ceritanya…

Seorang anak muda lagi ada tugas

kuliah, kerja praktek gitu lah, untuk

mensurvey kehidupan pengemis.

Anak muda ini melakukan kunjun-

gan lapangan ke rumah salah seo-

rang pengemis dan melakukan tanya

jawab.

Anak muda: “Pak, boleh saya

mewawancarai bapak?”

Pengemis: “Boleh Nak, Silahkan..”

Anak muda:”Bapak sudah berapa

lama mengemis?”

Pengemis:”Wah, sudah lama sekali

Nak, sudah 40an tahun lebih, kalo

sekarang sih saya sudah pensiun jadi

pengemis. Saya dulu mengemis ter-

paksa Nak. Untunglah anak-anak

saya sekarang sudah bisa mandiri,

sudah bisa cari uang sendiri.”

Anak Muda:”Wah, hebat donk Pak.

Ngomong-ngomong, anak Bapak -

POJOK TERTAWA

BELAJAR DENGAN PENGEMIS

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 59

Page 64: Majalah Sai Sarathi Medan

ada berapa? Dan mereka bekerja di-

mana saja sekarang?

Pengemis: “Anak saya ada 3. Anak

yang pertama di Bank Indonesia,

yang kedua di Bank Mandiri, dan

yang ketiga di Universitas Indone-

sia.”

Anak Muda:”Wah, hebat banget

Pak. Tidak menyangka juga ya, anak

-anak Bapak Luar Biasa sekali. Bisa

kerja di tempat-tempat bergengsi.

Yang pertama di bagian apa di BI?

Yang kedua di bagian apa di Bank

Mandiri? dan yang ketiga masih ku-

liah di UI ya Pak?

Pengemis:”Apanya yang hebat!…

Mereka tuh ngemis juga… di ping-

gir jalan depan kantor-kantor itu..”

Anak muda : “OOoooo…….” Anak

muda ini terkesima…

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 60

Page 65: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 61

Page 66: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 62

Page 67: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 63

Page 68: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 64

Page 69: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 65

Page 70: Majalah Sai Sarathi Medan

Dalam salah satu wejangan

Swami “Trayee Brindavan” di Bulan

Mei, Bhagavan banyak berbicara

tentang kekuatan dari keyakinan,

Beliau berkata,”Keyakinan yang pe-

nuh adalah sangat mendasar jika

kalian ingin mengalami Tuhan. Se-

harusnya sedikitpun tidak boleh

adanya keraguan. Seseorang yang

hidup tanpa adanya keyakinan

kepada Tuhan adalah seperti halnya

mayat yang tidak bernyawa.” Bha-

havan menceritakan sebuah cerita

untuk menjelaskan tentang kekuatan

dari keyakinan:

Seorang anak laki-laki biasanya

pergi dari desa menuju ke sekolah

yang terletak di kota terdekat. Dia

harus melewati hutan untuk bisa

mencapai kota. Biasanya dia pulang

ke rumah sebelum matahari -

terbenam. Pada suatu hari, dia pu-

lang dari sekolah sudah terlambat

dan hari sudah memasuki malam

dan kegelapan sudah mulai menye-

limuti bumi.

Anak laki-laki ini merasa takut

untuk berjalan melewati hutan di

dalam kegelapan dan dia berkata

kepada ibunya bahwa dia takut ber-

jalan di dalam kegelapan tanpa

adanya seseorang yang meneman-

inya. Ibunya berkata: “Mengapa

engkau menjadi takut? Kapanpun

engkau memerlukan seorang teman,

maka beteriaklah untuk memanggil

saudaramu. Dia akan segera datang

untuk menolongmu”.

Anaknya bertanya: “Siapakah sau-

dara saya Ibu? Ibunya menjawab:

“Dia adalah tiada lain daripada

Krishna. Tuhan adalah ibu, ayah, -

KEKUATAN KEYAKINAN

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 66

Page 71: Majalah Sai Sarathi Medan

guru, saudara, kerabat, teman dan

segalanya. Kapanpun engkau ada

dalam masalah maka jangan ragu-

ragu untuk memanggil-Nya untuk

meminta bantuan.”

Anak laki-laki itu memiliki keyak-

inan yang kuat terhadap perkataan

ibunya. Namun, pada saat sekarang

walaupun Tuhan sendiri yang men-

gatakan sesuatu, tidak ada seorang-

pun yang percaya. Itulah sebabnya

mengapa Jesus berkata: “Jika saja

saya bisa menjadi anak-anak setiap

hari dengan yakin sepenuhnya

kepada ibu saya, betapa senangnya

hati saya!”

Pada keesokan harinya anak laki-

laki itu sedang pulang ke rumah dari

sekolah larut sore dan dia harus me-

lewati hutan di dalam kegelapan.

Dia berteriak:“Anna Krishna

(saudara Krishna). Setelah beberapa

saat Krishna muncul dihadapan anak

laki-laki itu dalam wujud seorang

anak laki-laki dan berkata -

kepadanya: “Mengapa engkau takut

ketika Aku ada disini? Aku akan

menemanimu pulang”. Krishna me-

nemani anak laki-laki itu sampai ke

desa dan setelah itu menghilang.

Anak laki-laki itu menceritakan ke-

jadian itu kepada ibunya tentang ba-

gaimana “saudaranya” menolong

dan menemani pulang yang sesuai

dengan perkataan ibunya. Ibunya

berkata: “Krishna tidak hanya

menolongmu, namun setiap orang

yang meminta bantuan-Nya.”

Dari sejak saat itu, anak laki-laki

i t u b i a s a n y a m e m a n g g i l

“saudaranya” kapanpun dia mem

butuhkan bantuan dan Krishna tidak

pernah mengecewakan hati anak laki

-laki itu. Secara perlahan anak laki-

laki itu mulai menjadi anak yang

pemberani.

“Ketika kalian memiliki keyakinan

yang penuh, Tuhan secara pasti akan

menolongmu dan membuatmu men-

jadi pemberani. Orang-orang yang -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 67

Page 72: Majalah Sai Sarathi Medan

yang memiliki keyakinan kepada

Tuhan tidak akan pernah dikecewa-

kan. Namun bagi mereka yang tidak

memiliki keyakinan kepada Tuhan

akan mengalami penderitaan. Kalian

tidak perlu mencari Tuhan. Tuhan

yang akan mencari bhakta yang se-

jati”, sabda Bhagavan.

MENGENDALIKAN SUASANA

HATI

Swami mengacu pada tingkah

laku pikiran dan berkata bahwa ke-

cepatan pikiran adalah tidak ada

bandingannya. Hanya karena kuran-

ganya pengendalian pada pikiran

maka seseorang terjerembab ke

dalam kemarahan, yang dapat

menghilangkan kemampuan mem-

bedakan dan akhirnya menuju pada

kehancuran. Adalah penting sekali

bagi seseorang untuk mengendalikan

perasaan hatinya dan menjauhi

kemarahan.

Swami menyebutkan sebuah -

kejadian dari kehidupan Babu Ra-

jendra Prasad, presiden pertama In-

dia dan Swami bercerita:

Rajendra Prasad memiliki seorang

pembantu yang sangat bagus yang

bernama Rathna yang memiliki ke-

setiaan yang sungguh luar biasa dan

melayaninya dalam jangka waktu

yang lama untuk menyenangkan tu-

annya. Pada suatu hari dia diminta

untuk membersihkan kamar tu-

annya. Rajendra Prasad menyimpan

sebuah pena yang diberikan oleh

Mahatma Gandhi di dalam salah

satu bukunya. Ketika Rathna sedang

membersihkan meja tanpa disengaja

sebuah buku jatuh dan pena yang

ada di dalamnya ikut jatuh serta

membuat ujung pena itu menjadi

patah. Rathna menjadi bingung na-

mun dia menjelaskan kepada tu-

annya kebenaran yang terjadi dan

memohon ampun atas kesalahannya.

Setelah mendengarkan kejadian ini,

R a je nd r a P r a sa d be r t e r ia k

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 68

Page 73: Majalah Sai Sarathi Medan

dengan keras dan memintanya untuk

pergi dan jangan pernah memperli-

hatkan wajahnya lagi karena dia te-

lah merusak pena yang merupakan

hadiah yang sangat berharga dari

Mahatma Gandhi.

Kemudian Rathna memohon

bahwa dia tidak bisa bertahan hidup

tanpa tuannya dan dia memohon

maaf atas kesalahannya. Namun Ra-

jendra Prasad sedang jengkel dan

marah sehingga dia tidak ingin

mendengarnya dan dia meminta agar

Rathna untuk menyingkir dari pan-

dangannya.

Pada waktu malam hari, Rajendra

Prasad tidak bisa tidur karena dia

masih terbayang dan dihantui bagai-

mana dia telah mengusir pemban-

tunya. Ketika dia bangun pada pagi

harinya dia tidak mendapatkan kopi

yang biasanya Rathna siapkan untuk

dirinya. Dia kemudian merenungkan

kembali keputusannya dan merasa

menyesal karena telah mengusir -

seorang pembantu yang sangat setia

untuk kesalahan yang tidak begiru

besar. Dia menyadari bahwa se-

muanya ini adalah kesalahannya

sendiri karena telah menyimpan

pena secara sembrono di dalam buku

bukannya menyimpannya di tempat

yang aman. Dia akhirnya meminta

kepada Rathna untuk kembali lagi

dan dia memohon maaf dengan ber-

kata: “Rathna, engkau adalah anak

yang baik. Semuanya ini adalah ke-

salahanku karena menyimpan pena

di dalam buku. Jadi engkau harus

memaafkanku atas tindakanku yang

begitu kasar kepadamu.” Dia

meminta Rathna untuk melanjutkan

melayaninya sampai akhir hayatnya.

Kemarahan berasal dari suasana

hati yang ada di dalam diri dan se-

seorang yang menyerah pada sua-

sana hatinya akan mengalami pende-

ritaan. Kalian harus dapat mengen-

dalikan kemarahan dan menghindar

dari mengucapkan atau melakukan -

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 69

Page 74: Majalah Sai Sarathi Medan

sesuatu dalam keadaan marah.

Sebagai contoh yang lainnya

adalah bagaimana kemarahan dapat

memberikan kebaikan yang terdapat

dalam cerita Mahabharatha.

Swami berkata: Aswathama ber-

doa kepada Dewi Kaali untuk mem-

bantunya dalam melaksanakan sum-

pahnya untuk membunuh para Pan-

dawa keesokan harinya sebelum

matahari terbenam dan Aswathama

mendapatkan pedang dari Dewi

Kaali untuk melaksanakan rencanya

itu. Namun, semua hal ini telah

didengar oleh Draupadi dan dia ber-

kata: “Para Pandawa adalah lima

prinsip dan saya adalah prinsip yang

keenam. Bagaimana saya bisa hidup

setelah mereka semua pergi?” Sete-

lah berkata seperti itu, dia berdoa

kepada Krishna karena Beliau selalu

ada sebagai penyelamat mereka ka-

panpun mereka dalam masalah.

Krishna muncul dihadapan Draupadi

dan menanyakan mengapa dia -

memanggilnya. Draupadi menjelas-

kan bagaimana Aswathama telah

mendapatkan berkah dari Dewi

Kaali berupa pedang untuk mem-

bunuh para Pandawa besok tepat

sebelum matahari terbenam. Krishna

berkata: “Perkataan dari ibu Dewi

Kaali harus terjadi. Pada saat yang

bersamaan para Pandawa harus dise-

lamatkan dan dilindungi karena

mereka semua adalah para pemuja-

Ku. Aku harus menemukan sebuah

rencana yang tepat.” Krishna me-

manggil resi Durvasa (walaupun Tu-

han dapat melakukan sesuai dengan

kehendak-Nya sendiri, kadang-

kadang Beliau menggunakan orang

lain sebagai alat-Nya.”). Durvasa

merasa senang sekali karena Krishna

memberikannya darshan dan selan-

jutnya dia bertanya kepada Krishna

mengapa dia dipanggil. Ketika

Krishna berkata bahwa bantuannya

sangat diperlukan, dia berkata

bahwa setiap orang memerlukan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 70

Page 75: Majalah Sai Sarathi Medan

bantuan Tuhan dan sangatlah aneh

bahwa Tuhan sedang memerlukan

bantuannya. Durvasa berkata: “Oh

Tuhan, hamba dengan pasti akan

menuruti semua perintah-Mu”.

Krishna memperlihatkan rencana-

Nya dan Beliau meminta Durvasa

untuk mempersiapkan sebuah

terowongan besar untuk dapat men-

yembunyikan para pandavwa di-

dalamnya. Krishna berkata: “Engkau

harus menghamparkan beberapa ca-

bang pohon untuk menutupi lubang

terowongan dan engkau duduk

diatasnya. Aswathama akan datang

padamu. Engkau dapat mengatakan

kebenaran, namun gantilah nada

suaramu.”

Aswathama datang pada siang

ahrinya dan memohon dengan san-

gat kepada Durvasa dengan penuh

kerendahan hati untuk menjelaskan

dimana para Pandava sekarang

berada karena Durvasa adalah seo-

rang Trikalajnani ) seseorang yang

mengetahui masa lalu, sekarang, dan

masa depan). Durvasa berkata den-

gan nada yang sangat marah: “Para

Pandawa sedang berada di bawah

kakiki”. Karena setiap orang pasti

telah mengetahui akibat dari

kemarahan Durvasa, maka dari itu

Aswathama tidak berani lagi menan-

yakan lebih lanjut lagi dan membuat

Durvasa menjadi marah yang sangat

menyeramkan. Aswathama mening-

galkan tempat itu dan saat itu

matahari telah terbenam dan para

pandawa telah terselamatkan.

Isyarat dari Tuhan dengan ber-

pura-pura menjadi marah hanyalah

untuk kebaikan yang lainnya dan

melindungi umat manusia. Tuhan

harus bertindak dengan cara yang

berbeda dalam situasi yang berbeda.

Tuhan tidak memiliki rasa amarah di

dalam diri-Nya. Ketika Tuhan men-

gambil wujud manusia maka Beliau

harus bertindak seperti seorang

manusia.

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 71

Page 76: Majalah Sai Sarathi Medan

KEGIATAN SAI STUDY GROUP MEDAN

DONOR DARAH

Sai Study Group Medan beker-

jasama dengan PMI Medan men-

gadakan kegiatan donor darah pada

tanggal 23 Mei 2010.

Kegiatan ini berlangsung satu hari

yang bertempat di Sasana Budaya

Sai Ganesha, Medan-Sunggal.

Kegiatan sosialisai dari visi

menuju aksi yang dipaparkan oleh

team dari SSGI Pusat yang berang-

gotakan 8 orang yang dipimpin oleh

Bro. Suwitra. Kegiatan ini bertujuan

menyatukan visi ajaran Swami dan

membuat suatu aksi yang beridenti-

taskan SAI. Kegiatan ini dilaksana-

kan pada tanggal 16 Mei 2010.

SOSIALISASI AJARAN SWAMI (VISI– AKSI)

Pengarahan tentang bhajan oleh

Bapak Mohan Leo yang dilaksana-

kan di Kumara Sai Centre, pada

tanggal 22 Mei 2010. Kegiatan ini

bertujuan untuk mendalami dan

meningkatkan pemahaman dan juga

meningkatkan kualitas bhajan di Sai

centre.

Seva pembagian sembako oleh

Sai Ganesha Sai Centre di wilayah

Sunggal dan sekitarnya dan juga Ku-

mara Shanti Sai Centre di wilayah

Glugur-Medan. Kegiatan ini dilak-

sanakan setiap bulan. Sembako yang

dibagikan adalah: 1 goni beras den-

gan berat bersih 5, dan 1 kotak mie.

PENGARAHAN TENTANG BHAJAN

SEVA PEMBAGIAN SEMBAKO

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 72

Page 77: Majalah Sai Sarathi Medan

Kegiatan ini adalah merupakan

penyampaian materi yang didapat

dari Sis. Vijay Laksmi dan Bro.

Ravindran di Jakarta. Materi ini

disampaikan oleh Sis. Bharathi dan

Bro. Sumantra. Kegiatan ini dilak-

sanakan pada tanggal 6 Juni 2010

yang bertempat di Sasana Budaya

Sai Ganesha.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk

mempersiapkan para calon guru dan

bhakta yang tertarik dalam pendidi-

kan Sathya Sai. Kegiatan ini dilak-

sanakan mulai dari tanggal 10 Juni –

25 Juni 2010 pada hari kamis dan

jumat di Sai Ganesha Sai centre,

pada jam 19.00 - 21.00 wib.

Pembagian sembako bagi 210 ke-

luarga di rumah susun Sukaramai,

Medan. Kegiatan ini dilaksanakan

pada hari Minggu, 20 Juni 2010.

sembako yang dibagikan meliputi:

Beras, mie instant.

Kelas tabla diberikan kepada anak-

anak yang berminat dalam mempe-

lajari dan menguasai salah satu alat

musik pendukung bhajan yaitu

Tabla. Kelas ini dilaksanakan pada

hari Minggu di Kumara Santi Sai

centre, jam 9.00 - 10.00 pagi. Kelas

ini dipandu oleh Bro. Mohandas dan

Bro. Suresh.

SATHYA SAI EDUCARE TRAINING PROGRAM

PELATIHAN CALON GURU PENDIDIKAN

SATHYA SAI

PEMBAGIAN SEMBAKO

TABLA KELAS UNTUK ANAK-ANAK

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 73

Page 78: Majalah Sai Sarathi Medan

Kegiatan ini dipelopori oleh para

Mahilavibag SSG Medan. Kegiatan

ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei

2010. pembagian makanan ini men-

cakup daerah Jln. Ir.H. Djuanda

Simpang Pos, Yuki simpang Raya.

Jumlah penerima adalah 150 anak-

anak. Kegiatan ini dipimpin oleh

Sis. Malthi.

Kegiatan ini dilakukan untuk

memperingan korban kebakaran

yang terjadi di Jl. Dr. Cipto-Medan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada

tanggal 18 April 2010. Jumalh pene-

rima adalah 16 rumah, 26 keluarga,

117 orang. Barang yang diberikan:

pakaian, kompor, piring, pisau me-

masak, tempat air, dsb.

Kegiatan ini dilaksanakan di

daerah Desa Galang sekitar 40 km

dari kota Medan. Medical camp di-

laksanakan pada tanggal 11 April

2010. ada sekitar 200 orang yang

menerima pengobatan gratis ini.

PEMBAGIAN MAKANAN UNTUK ANAK JALANAN

PEMBAGIAN PERLENG-KAPAN RUMAH TANGGA

DAN DAPUR

MEDICAL CAMP

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 74

Page 79: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 75

Page 80: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 76

Page 81: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 77

Page 82: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 78

Page 83: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 79

Page 84: Majalah Sai Sarathi Medan

Sai Sarathi, Edisi : Juni 2010 – Juli 2010 Halaman 80

Page 85: Majalah Sai Sarathi Medan

SEPULUH POKOK NILAI DHARMA

( yang perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari )

IBU

1.Tumbuhkan rasa cinta yang tulus melalui pengorbanan dan sikap

memaafkan.

2. Perlakukan anak-anakmu secara adil dan jangan membanding-bandingkan

mereka dengan anak-anak yang lain.

3. Jadilah sumber inspirasi dan contoh yang bisa memotivasi anak

4. Habiskan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan tumbuhkan hubungan

yang terbuka dan bersahabat.

5. Jadilah pilar kekuatan fisik, mental dan spiritual

6. Tanam dan peliharalah rasa yang baik terhadap tradisi, agama dan budaya.

7. Jagalah keharmonisan keluarga.

8. Pujalah Tuhan dalam doa-doa pagimu dan mohonlah bantuan-Nya dan

tuntunan-Nya untuk menjadi ibu yang baik.

9. Berikanlah anak-anak kekuatan dengan dasar-dasar Ketuhanan dan

kebajikan yang kokoh.

10. Berilah cinta kasih dengan disiplin yang cukup melalui dukungan yang

positif.

Page 86: Majalah Sai Sarathi Medan